v
ABSTRAK
ANGKA KEJADIAN DAN GAMBARAN KLINIKOPATOLOGI
KANKER RONGGA MULUT DI BALI
PADA PERIODE JANUARI 2015-OKTOBER 2016
Kanker kepala dan leher adalah masalah yang serius dan paling umum
terjadi di dunia saat ini. Salah satu bentuknya adalah kanker rongga mulut. Kanker
rongga mulut berada pada posisi teratas dalam urutan enam jenis keganasan yang
paling umum terjadi di Asia. Perkiraan insiden kanker rongga mulut setiap
tahunnya adalah 275.000 dan dua pertiga kasus tersebut terjadi di negara
berkembang. Beberapa area dengan insiden tertinggi adalah Asia Selatan dan Asia
Tenggara. Keganasan pada rongga mulut sering kali jarang terdeteksi. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui angka kejadian dan gambaran
klinikopatologi serta distribusi kanker rongga mulut di Bali berdasarkan beberapa
karakteristiknya.
Penelitian ini merupakan penelitian observasional yang menggunakan
desain cross sectional descriptive study. Penelitian ini mengumpulkan data angka
kejadian dan gambaran klinikopatologi kanker rongga mulut dari rekam medis
pasien di RSUP Sanglah dan Cancer Registry PERABOI pada periode Januari
2015-Oktober 2016. Data pada penelitian ini akan disajikan dalam bentuk
deskriptif.
Berdasarkan data yang diperoleh dari RSUP Sanglah dan Cancer Registry
PERABOI, angka kejadian kanker rongga mulut di Bali pada periode Januari
2015 hingga Oktober 2016 adalah 90 kasus. Hasil yang diperoleh pada penelitian
ini adalah: (1) lidah merupakan letak tumor primer terbanyak pada rongga mulut,
(2) klasifikasi TNM Staging T4aN0M0 paling banyak ditemukan, (3) stadium IVA
paling banyak ditemukan, (4) grade I well differentiated paling banyak ditemukan,
(5) tipe histopatologi Squamous Cell Carcinoma paling banyak ditemukan.
Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk memprediksi diagnosis pasien
kanker rongga mulut dan juga sebagai data awal untuk penelitian lain yang
membahas lebih jauh mengenai kanker rongga mulut.
Kata kunci: letak tumor, TNM, stadium, grade, tipe histopatologi
vi
ABSTRACT
INCIDENCE AND CLINICOPATHOLOGICAL PATTERNS
OF ORAL CANCER IN BALI IN THE PERIOD OF
JANUARY 2015-OCTOBER 2016
Head and neck cancer is a serious problem and the most common cancer
in the world. Oral cancer that belongs to this group, is in the top position of six
types most common malignancies in Asia. The estimated incidence of oral cancer
is 275,000 each year and two-thirds of those cases occur in developing countries.
Several areas with the highest incidence is South Asia and Southeast Asia.
Malignancies of the oral cavity often rarely detected. The purpose of this study is
to determine the incidence and clinicopathological patterns as well as the
distribution of oral cancer in Bali based on several characteristics.
This study is a descriptive observational study with cross-sectional
method, which is collecting incidence and clinicopathological patterns data of oral
cancer from patient’s medical records in Sanglah Hospital and Cancer Registry of
PERABOI from January 2015-October 2016. The data in this study will be
preserved as description.
Based on the data obtained from Sanglah Hospital and Cancer Registry of
PERABOI, the incidence of oral cancer in Bali in the period of January 2015 until
October 2016, there were 90 cases. The results obtained in this study are: (1)
tongue is the most common location of primary tumor, (2) classification of TNM
Staging T4aN0M0 is the most common TNM pattern, (3) Stage IVA is the most
common stage, (4) grade I well differentiated is the most common grade, (5)
Squamous Cell Carcinoma is the most common histopathological type.
The results of this study can be used to predict the diagnosis of oral cancer
patients, and also can be applied as a basis data for further studies about oral
cancer.
Keywords: location of primary tumor, TNM, stage, grade, histopathological type
vii
RINGKASAN
Kanker merupakan sebuah istilah yang digunakan untuk penyakit dimana
sel-sel abnormal membelah tanpa terkontrol dan bisa menyerang jaringan-jaringan
lainnya. Sel kanker dapat menyebar ke bagian tubuh lainnya melalui darah dan
sistem getah bening. Kanker bukan hanya merupakan satu jenis penyakit saja,
tetapi berbagai jenis penyakit. Kanker kepala dan leher merupakan kanker yang
paling umum terjadi di dunia dan menjadi masalah yang serius saat ini. Kanker
rongga mulut merupakan bagian dari kanker kepala dan leher itu sendiri, termasuk
dalam penyakit yang berbahaya dan bersifat letal serta merupakan salah satu jenis
keganasan yang sifatnya melemahkan dan merusak bentuk sehingga menjadi
cacat. Keganasan pada rongga mulut sering kali jarang terdeteksi hingga seorang
individu mengalami suatu keadaan yang mengganggu fungsi normal dari mulut.
Kanker rongga mulut terdapat pada posisi teratas dalam urutan enam jenis
keganasan yang paling umum terjadi di Asia. Perkiraan insiden kanker rongga
mulut setiap tahunnya adalah 275.000 dan dua pertiga kasus tersebut terjadi di
negara berkembang. Beberapa area di dunia dengan insiden tertinggi untuk kanker
rongga mulut adalah di Asia Selatan dan Asia Tenggara, Eropa bagian Barat dan
Timur, Amerika Latin dan Karibia dan bagian Pasifik. Kanker rongga mulut
menjadi masalah kesehatan yang signifikan di seluruh dunia. Kebanyakan kanker
rongga mulut baru terdeteksi ketika sudah berada pada stadium lanjut dimana
terapi penyembuhan menjadi sulit dan hampir tidak berhasil. Oleh karena itu,
mendeteksi jenis-jenis kanker pada stadium awal sangat penting untuk dilakukan.
Kasus-kasus kanker rongga mulut kebanyakan terjadi pada pasien yang berusia 40
tahun ke atas, dan kasus kanker rongga mulut lebih banyak terjadi pada pria
dibandingkan wanita karena pria kebanyakan merokok dan mengkonsumsi
alkohol dalam jumlah yang lebih banyak dan lebih sering dibandingkan wanita.
Para dokter dan ilmuwan belum dapat menyatakan secara pasti mengenai
penyebab atau etiologi dari setiap kasus kanker rongga mulut. Tetapi mereka
mengetahui banyaknya faktor risiko yang bisa menyebabkan sel menjadi
pertumbuhan kanker. Para ilmuwan meyakini bahwa beberapa faktor risiko seperti
konsumsi tembakau/merokok dan alkohol yang berlebihan dapat menyebabkan
kanker rongga mulut dengan merusak sel DNA yang melapisi rongga mulut
bagian dalam. Beberapa faktor risiko lainnya adalah kebiasaan mengunyah sirih
dan pinang, infeksi Human Papillomavirus, asupan buah dan sayuran yang
rendah, paparan sinar ultraviolet, usia tua antara 50-70 tahun, sistem imun yang
lemah, kandidiasis oral dan riwayat HNSCC pada keluarga. Kanker rongga mulut
diawali dengan tumbuhnya tumor primer pada rongga mulut yang dapat berlokasi
di lidah, gingiva, palatum, mukosa buccal, bibir, retromolar dan dasar mulut.
Mengetahui letak tumor primer sangat penting, selain itu gambaran
klinikopatologi kanker rongga mulut juga penting untuk diketahui, seperti
klasifikasi TNM staging, stadium, grade dan tipe histopatologi.
Hasil penelitian lain mengenai kanker rongga mulut mengatakan bahwa
lidah merupakan tempat pertumbuhan kanker terbanyak pada rongga mulut,
dimana kasus kanker lidah mencapai 42% dari seluruh kanker rongga mulut di
seluruh usia. Setelah lidah, bagian kanker rongga mulut terbanyak berikutnya di
Asia adalah mukosa buccal dan gingiva. Lalu, kebanyakan kasus kanker rongga
viii
mulut baru terdeteksi ketika sudah berada pada stadium lanjut dan tipe
histopatologi Squamous Cell Carcinoma yang paling umum ditemukan pada
pasien kanker rongga mulut.
Hasil penelitian tersebut sejalan dengan hasil penelitian ini yang dilakukan
dengan cara mengambil data pada rekam medis pasien di RSUP Sanglah dan
Cancer Registry PERABOI pada periode Januari 2015-Oktober 2016. Hasil
penelitian ini menyimpulkan bahwa selama periode satu tahun sembilan bulan
dari Januari 2015 hingga Oktober 2016 terdapat 90 kasus kanker rongga mulut di
Bali, lidah merupakan letak tumor primer terbanyak pada rongga mulut. Lalu
gambaran klinikopatologi seperti klasifikasi TNM Staging T4aN0M0, stadium
IVA, grade I well differentiated dan tipe histopatologi Squamous Cell Carcinoma
paling banyak ditemukan pada pasien saat pertama kali didiagnosis kanker rongga
mulut.
Hampir semua kriteria gambaran klinikopatologi kanker rongga mulut
sesuai dengan penelitian lain yang di lakukan di negara lain. Semoga penelitian
ini dapat digunakan untuk memberikan informasi mengenai angka kejadian dan
gambaran klinikopatologi serta distribusi kanker rongga mulut berdasarkan
karakteristiknya di Indonesia, khususnya di Bali.
ix
SUMMARY
Cancer is a term used for diseases in which abnormal cells divide without
control and can invade other tissues. Cancer cells can spread to other parts of the
body through the blood and lymph system. Cancer is not just one disease, but
many diseases. Head and neck cancer is the most common cancer in the world and
is a serious problem nowadays. Oral cancer as a part of head and neck cancer
itself, is the dangerous disease and lethal. It is one of several malignancies that are
debilitating and deforming. Malignancies of the oral cavity often rarely detected
until an individual experiencing a situation that disrupts the normal function of the
mouth. Oral cancer is in the top positions of six most common malignancies in
Asia. The estimated incidence of oral cancer is 275,000 each year and two-thirds
of these cases occur in developing countries. Some areas in the world with the
highest incidence of oral cancer is South Asia and Southeast Asia, Western and
Eastern Europe, Latin America and the Caribbean and parts of the Pacific. Oral
cancer becomes a significant health problem worldwide. Most cancers of the oral
cavity are detected only when it is already at an advanced stage where treatment
becomes difficult to heal and almost unsucceed. Therefore, detecting the types of
cancer at an early stage is very important to do. Most cases of oral cancer occur
mostly in patients aged 40 years and over, and occur more frequently in men than
women because men mostly do smoking and consume alcohol in greater numbers
and more frequently than women.
Doctors and scientists have not been able to declare certaintly about the
cause or etiology oral cancer. But they know there are many risk factors that can
cause cells grow become cancerous. Scientists believe that some risk factors such
as smoking and excessive alcohol consumption can cause oral cancer by
damaging the DNA of lining cells inside the oral cavity. Some other risk factors
are the habit of chewing betel and areca, Human Papillomavirus infection, low
intake of fruits and vegetables, excess exposure of ultraviolet rays, age between
50-70 years, weak immune system, oral candidiasis and family history of
HNSCC. Oral cancer begins with the growth of primary tumors in the oral cavity
that can be located on the tongue, gingiva, palate, buccal mucosa, lips, retromolar
and floor of the mouth. The primary tumor site is very important to know, as well
as the clinicopathological patterns of oral cancer, such as the TNM staging
classification, stage, grade and histopathological type.
As results of other studies of oral cancer, that tongue is the most common
location for cancer growth in the oral cavity, where cases of tongue cancer reach
42% of all oral cancer in all ages. Beside tongue cancer cases, the next common
location for cancer growth in oral cavity in Asia is buccal mucosa and gingiva.
Then, most new cases of oral cancer is detected when it is already at an advanced
stage and Squamous Cell Carcinoma is the most common histopathological type
found in patients with oral cancer.
Those results of other studies matched the results of this research, that
were conducted by taking data on the patient’s medical records in Sanglah
Hospital and Cancer Registry of PERABOI in the period of January 2015-October
2016. This study concludes that during the period of one year and nine months
x
from January 2015 to October 2016 there were 90 cases of oral cancer in Bali, the
tongue is the most common location of primary tumor in the oral cavity. Then the
clinicopathological patterns such as classification of TNM Staging T4aN0M0,
stage IVA, grade I well differentiated and histopathological type of Squamous
Cell Carcinoma are most commonly found in patients when first diagnosed with
oral cancer.
Most of all the clinicopathological patterns criteria of oral cancer
synchronized with other studies that held in another countries. Hopefully this data
can be used to provide information about the incidence and clinicopathological
patterns as well as the distribution of oral cancer based on their characteristics in
Indonesia, especially in Bali.
xi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa atas
segala karunia-Nya, sehingga penyusunan skripsi dengan judul “Angka Kejadian
dan Gambaran Klinikopatologi Kanker Rongga Mulut di Bali pada Periode
Januari 2015-Oktober 2016” dapat selesai tepat waktu.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis dibantu oleh banyak pihak. Penulis
ucapkan terimakasih kepada:
1. Prof. DR. dr. Putu Astawa, Sp.OT (K), M.Kes sebagai Dekan Fakultas
Kedokteran Universitas Udayana atas segala fasilitas yang telah disediakan,
2. dr. I Gede Budhi Setiawan, Sp.B(K)Onk sebagai pembimbing utama atas
segala masukan yang bermanfaat dalam penyusunan skripsi,
3. dr. Ni Gusti Ayu Agung Manik Yuniawaty Wetan, Sp.B sebagai penguji
utama skripsi,
4. Keluarga dan teman-teman terdekat,
5. Serta semua pihak yang mendukung terselesaikannya skripsi ini.
Penulis menyadari skripsi ini jauh dari sempurna. Kritik dan saran yang
bersifat membangun untuk kesempurnaan skripsi ini sangat penulis harapkan.
Akhir kata, semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.
Denpasar, 1 November 2016
Penulis
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL SAMPUL DALAM ....................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................. ii
PENETAPAN PANITIA PENGUJI SKRIPSI ................................................ iii
PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN ................................................. iv
ABSTRAK ....................................................................................................... v
ABSTRACT ..................................................................................................... vi
RINGKASAN .................................................................................................. vii
SUMMARY ..................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ..................................................................................... xi
DAFTAR ISI .................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xv
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xvi
DAFTAR SINGKATAN ................................................................................. xvii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................... 4
1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 5
1.3.1 Tujuan Umum .................................................................................. 5
1.3.2 Tujuan Khusus ................................................................................. 5
1.4 Manfaat Penelitian .................................................................................... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Biologi Molekular pada Kanker Kepala dan Leher .................................. 7
2.2 Model Perkembangan HNSCC ................................................................. 8
2.3 Definisi Kanker Rongga Mulut ................................................................. 8
2.4 Epidemiologi Kanker Rongga Mulut ........................................................ 10
2.5 Patogenesis Kanker Rongga Mulut ............................................................ 12
2.6 Etiologi Kanker Rongga Mulut .................................................................. 14
2.7 Faktor Risiko Kanker Rongga Mulut ......................................................... 16
2.7.1 Konsumsi Tembakau ................................................................ 17
2.7.2 Konsumsi Alkohol .................................................................... 18
2.7.3 Kebiasaan Mengunyah Sirih dan Pinang .................................. 19
2.7.4 Human Papillomavirus.............................................................. 20
2.7.5 Asupan Makanan dan Nutrisi.................................................... 21
2.7.6 Paparan Sinar Ultraviolet .......................................................... 22
2.7.7 Usia dan Jenis Kelamin ............................................................. 22
2.7.8 Etnik .......................................................................................... 23
2.7.9 Sistem Imun yang Lemah ......................................................... 24
2.7.10 Kandidiasis Oral...................................................................... 24
2.7.11 Riwayat HNSCC pada Keluarga ............................................. 24
2.8 Klasifikasi Kanker Rongga Mulut ............................................................. 25
2.9 Tanda dan Gejala Kanker Rongga Mulut................................................... 26
xiii
2.10 Skrining dan Deteksi Awal Kanker Rongga Mulut ................................. 28
2.11 Diagnosis Kanker Rongga Mulut ............................................................. 29
2.12 Stadium Kanker Rongga Mulut ............................................................... 29
2.13 Prognosis Kanker Rongga Mulut ............................................................. 32
2.14 Pencegahan Kanker Rongga Mulut .......................................................... 33
BAB III KERANGKA BERPIKIR DAN KONSEP PENELITIAN
3.1 Kerangka Berpikir ..................................................................................... 35
3.2 Konsep Penelitian ..................................................................................... 37
BAB IV METODE PENELITIAN
4.1 Jenis Rancangan Penelitian ........................................................................ 38
4.2 Subyek Penelitian ....................................................................................... 38
4.2.1 Variabilitas Populasi ........................................................................ 38
4.2.2 Kriteria Subjek ................................................................................. 38
4.2.2.1 Kriteria Inklusi ....................................................................... 38
4.2.2.2 Kriteria Eksklusi .................................................................... 38
4.2.3 Teknik Penentuan Sampel ............................................................... 39
4.3 Variabel Penelitian ..................................................................................... 39
4.3.1 Identifikasi Variabel ........................................................................ 39
4.3.2 Definisi Operasional Variabel ......................................................... 40
4.4 Bahan dan Instrumen Penelitian................................................................. 41
4.5 Lokasi dan Waktu Penelitian ..................................................................... 41
4.6 Prosedur Pengambilan atau Pengumpulan Data ........................................ 41
4.7 Alur Penelitian ........................................................................................... 43
4.8 Cara Pengolahan dan Analisis Data ........................................................... 44
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Angka Kejadian Kanker Rongga Mulut di Bali pada Periode Januari 2015
hingga Oktober 2016 ........................................................................................ 45
5.2 Distribusi Pasien Kanker Rongga Mulut berdasarkan Letak Tumor Primer
pada Rongga Mulut .......................................................................................... 45
5.3 Distribusi Pasien Kanker Rongga Mulut berdasarkan Gambaran
Klinikopatologi ................................................................................................ 47
5.3.1 Distribusi Pasien Kanker Rongga Mulut berdasarkan Klasifikasi TNM
Staging ........................................................................................... 47
5.3.1.1 Distribusi Pasien Kanker Rongga Mulut berdasarkan
Klasifikasi Primary Tumor (T) pada TNM Staging ....................... 47
` 5.3.1.2 Distribusi Pasien Kanker Rongga Mulut berdasarkan
Klasifikasi Regional Lymph Nodes (N) pada TNM Staging .......... 48
5.3.1.3 Distribusi Pasien Kanker Rongga Mulut berdasarkan
Klasifikasi Distant Metastasis (M) pada TNM Staging ................. 49
5.3.2 Distribusi Pasien Kanker Rongga Mulut berdasarkan Staging
Regrouping .................................................................................... 50
xiv
5.3.3 Distribusi Pasien Kanker Rongga Mulut berdasarkan Grading
Histopatologi Operasi Definitif ..................................................... 51
5.3.4 Distribusi Pasien Kanker Rongga Mulut berdasarkan Tipe
Histopatologi Operasi Definitif ..................................................... 52
BAB VI SIMPULAN DAN SARAN
6.1 Simpulan ................................................................................................... 54
6.2 Saran .......................................................................................................... 55
DAFTAR PUSTAKA
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kanker kepala dan leher adalah masalah yang serius dan merupakan
kanker yang paling umum terjadi di dunia saat ini. Terdapat dua faktor risiko
terbesar yang merupakan penyebab dari kanker kepala dan leher, yaitu konsumsi
alkohol dan produk tembakau berlebihan. Selain dua faktor risiko tersebut, infeksi
Human Papillomavirus (HPV) juga merupakan faktor risiko terbesar sebagai
penyebab dari kanker kepala dan leher (Huang C dkk., 2014).
Kanker kepala dan leher dideskripsikan sebagai karsinoma sel skuamosa
yang terletak di saluran pencernaan bagian atas. Terdapat empat bagian anatomis
dari saluran pencernaan bagian atas, yaitu rongga mulut, faring (orofaring dan
hipofaring) dan laring. Semua bagian ini dilapisi oleh mukosa skuamosa. Jadi,
keganasan yang paling sering terjadi pada bagian tersebut ada karsinoma sel
skuamosa. Sebagian besar kanker kepala dan leher diatasi dengan cara
pembedahan dan terapi radiasi (Huang C dkk., 2014).
Penulis membahas topik kanker kepala dan leher menjadi lebih spesifik
yaitu kanker rongga mulut. Dimana kanker rongga mulut tersebut merupakan
bagian dari kanker kepala dan leher itu sendiri. Kanker rongga mulut termasuk
dalam penyakit yang berbahaya dan bersifat letal serta merupakan salah satu
keganasan yang sifatnya melemahkan dan merusak bentuk sehingga menjadi cacat
(Warnakulasuriya S., 2009).
2
Keganasan pada rongga mulut sering kali jarang terdeteksi hingga seorang
individu mengalami suatu keadaan yang mengganggu fungsi normal dari mulut
(Priebe dkk., 2008). Kanker rongga mulut terdapat pada posisi teratas dalam
urutan enam jenis keganasan yang paling umum terjadi di Asia (Rao dkk., 2013).
Perkiraan insiden kanker rongga mulut setiap tahunnya adalah 275.000 dan dua
pertiga kasus tersebut terjadi di negara berkembang. Beberapa area di dunia
dengan insiden tertinggi untuk kanker rongga mulut adalah di Asia Selatan dan
Asia Tenggara, Eropa bagian Barat dan Timur, Amerika Latin dan Karibia dan
bagian Pasifik. Pada negara-negara yang memiliki risiko tinggi untuk insiden
kanker rongga mulut seperti Sri Lanka, India, Pakistan dan Bangladesh, kanker
rongga mulut pada negara-negara tersebut terjadi lebih sering pada laki-laki.
Tingginya insiden kanker rongga mulut pada beberapa populasi, sangat erat
kaitannya dengan gaya hidup mereka. Sehingga, untuk menurunkan insiden dan
mortalitas dari kanker rongga mulut, dibutuhkan pengukuran kesehatan
masyarakat tersebut (Warnakulasuriya S., 2009).
Angka kejadian pada umur yang sudah distandardisasikan (Age
Standardized Incidence Rate/ASIR) per 100.000 populasi ditemukan dengan
angka terendah pada negara Cina, dan angka tertinggi pada negara Sri Lanka.
Sedangkan nilai ASIR pada negara Sri Lanka, Taiwan, Bangladesh, India dan
Pakistan melebihi nilai ASIR dunia yaitu 10,5 untuk pria dan 4,02 untuk wanita.
Nilai ASIR pada negara Thailand, Hong Kong dan Singapura dibawah nilai ASIR
dunia. Pada penelitian di Taiwan, rat-rata nilai ASIR per 100.000 populasi adalah
25,74 untuk pria dan 3,61 untuk wanita. Di India, nilai ASIR pada pria adalah
12,7/100.000 dan pada wanita adalah 10,0/100.000. Negara lain seperti Hong
3
Kong, Filipina, Singapura, Jepang, Vietnam, Cina dan Israel memiliki angka
insiden yang rendah yaitu kurang dari 6/100.000 baik pada pria dan wanita (Rao
dkk., 2013).
Pada negara-negara di Asia, epidemiologi kanker rongga mulut jarang
terjadi di negara Filipina dan Papua Nugini. Di India, lesi mukosa mulut
dihubungkan dengan kebiasaan konsumsi tembakau dan mengunyah sirih. Di
Sabah dan Sarawak memiliki prevalensi sedang, sedangkan negara yang memiliki
insiden terendah adalah negara Cina. Kebiasaan merokok dulunya sangat umum
terjadi pada masyarakat Filipina, dimana kebiasaan tersebut dihubungkan dengan
terdapatnya perubahan mukosa langit-langit mulut. Di Malaysia, saat ini terdapat
suatu fokus penelitian kanker mulut (Moore dkk.,2008). Kemudian penelitian
tersebut akan diperpanjang sampai Indonesia karena baru-baru ini ditemukan
bahwa polimorfisme genetik dari GSTM1, GSTT1 dan CYP1A1 tidak akan
menjadi faktor risiko untuk kanker mulut di populasi Jakarta (Amtha dkk., 2009).
Kebanyakan orang menyadari bahwa kebiasaan mengunyah sirih adalah hal yang
berbahaya dan dapat menjadi faktor risiko untuk kanker rongga mulut, selain
kebiasaan mengkonsumsi alkohol dan merokok.
Melihat cukup tingginya angka kejadian kanker rongga mulut yang terjadi
di negara-negara di benua Asia termasuk di dalamnya negara Indonesia, maka
penulis tertarik untuk meneliti angka kejadian dan gambaran klinikopatologi
kanker rongga mulut di Bali pada periode Januari 2015 hingga Oktober 2016
berdasarkan distribusinya untuk letak tumor primer pada rongga mulut, TNM
Staging, staging regrouping, grading histopatologi dan tipe histopatologi.
4
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran dan penjelasan secara
umum dari pasien kanker rongga mulut yang ada di Bali.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada penelitian ini meliputi:
1. Bagaimana angka kejadian kanker rongga mulut di Bali pada periode
Januari 2015 hingga Oktober 2016?
2. Bagaimana distribusi pasien kanker rongga mulut di Bali pada periode
Januari 2015 hingga Oktober 2016 berdasarkan letak tumor primer pada
rongga mulut?
3. Bagaimana distribusi pasien kanker rongga mulut di Bali pada periode
Januari 2015 hingga Oktober 2016 berdasarkan gambaran klinikopatologi
untuk klasifikasi TNM Staging?
4. Bagaimana distribusi pasien kanker rongga mulut di Bali pada periode
Januari 2015 hingga Oktober 2016 berdasarkan gambaran klinikopatologi
untuk staging regrouping?
5. Bagaimana distribusi pasien kanker rongga mulut di Bali pada periode
Januari 2015 hingga Oktober 2016 berdasarkan gambaran klinikopatologi
untuk grading histopatologi?
6. Bagaimana distribusi pasien kanker rongga mulut di Bali pada periode
Januari 2015 hingga Oktober 2016 berdasarkan gambaran klinikopatologi
untuk tipe histopatologi?
5
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui angka kejadian dan
gambaran klinikopatologi kanker rongga mulut di Bali pada periode
Januari 2015 hingga Oktober 2016.
1.3.2 Tujuan Khusus
Tujuan khusus penelitian ini adalah untuk:
1. Mengetahui angka kejadian kanker rongga mulut di Bali pada periode
Januari 2015 hingga Oktober 2016.
2. Mengetahui distribusi pasien kanker rongga mulut di Bali pada periode
Januari 2015 hingga Oktober 2016 berdasarkan letak tumor primer
pada rongga mulut.
3. Mengetahui distribusi pasien kanker rongga mulut di Bali pada periode
Januari 2015 hingga Oktober 2016 berdasarkan gambaran
klinikopatologi untuk klasifikasi TNM Staging.
4. Mengetahui distribusi pasien kanker rongga mulut di Bali pada periode
Januari 2015 hingga Oktober 2016 berdasarkan gambaran
klinikopatologi untuk staging regrouping.
5. Mengetahui distribusi pasien kanker rongga mulut di Bali pada periode
Januari 2015 hingga Oktober 2016 berdasarkan gambaran
klinikopatologi untuk grading histopatologi.
6. Mengetahui distribusi pasien kanker rongga mulut di Bali pada periode
Januari 2015 hingga Oktober 2016 berdasarkan gambaran
klinikopatologi untuk tipe histopatologi.
6
1.4 Manfaat Penelitian
1. Dapat memberikan data mengenai angka kejadian dan gambaran
klinikopatologi kanker rongga mulut di Bali pada periode Januari 2015
hingga Oktober 2016 ke masyarakat dan kalangan akademisi.
2. Dapat digunakan sebagai data awal untuk penelitian-penelitian lain yang
membahas mengenai angka kejadian kanker rongga mulut dan gambaran
klinikopatologinya.
3. Dapat memberikan dan memperluas pengetahuan penulis serta menambah
pengalaman penulis dalam melakukan penelitian.
Top Related