8/7/2019 50124521 Analisis Kinerja Simpang Pada Ruas Jl Seiabudi
1/23
1
ANALISIS KINERJA SIMPANGPADA JALAN DR SETIABUDI BANDUNG
Oleh:Supratman Agus
I. Pendahuluan
Dalam sistem Perkotaan di Wilayah Bandung Raya, ruas Jalan Dr
Setiabudi merupakan bagian dari koridor utara yang berfungsi sebagai
jalur penghubung utama kota Bandung dengan kota-kota satelit di wilayah
utara, yang memiliki peranan bagi pengembangan wilayah Metropolitan
Bandung.
Ditinjau dari aktifitas regional, jalan Dr Setiabudi terletak dalam Wilayah
Pengembangan Utara yang sangat berpotensi bagi pendistribusian
perkembangan kota-kota kecil di kawasan sekitarnya, serta berpotensi
sebagai jalur lintasan alternatif menuju pusat pengembangan utama (DKI
Jakarta). Jalan Setiabudi juga berperan sebagai jalur alternatif ke
kawasan kota Madya Cimahi yang sedang mengalami pertumbuhan
penduduk, industri dan perdagangan.
Ditinjau dari karakteristik lalu lintas, jalan Setiabudi sebagai jalan
kolektor primer merupakan jaringan jalan yang melayani angkutan
pengumpul dari jalan lokal ke jalan arteri dengan ciri-ciri perjalanan
sedang. Dengan demikian jalan ini mempunyai fungsi mobilitas, sekaligus
melayani akses ke lahan-lahan sekitarnya (UU No.34/2004). Selain itu
jalan Setiabudi juga berfungsi menghubungkan secara menerus kota orde
ke satu dengan orde-orde kota yang lebih kecil (PPRI No. 26/1985). Kota-
kota yang terletak di bagian utara Bandung itu antara lain adalah
Lembang, Subang, Pamanukan dan Indramayu
Berdasarkan karakteristik lalu-lintas, pada ruas jalan Setiabudi ada
3 macam jenis lalu lintas, yaitu lalu-lintas lokal, lalu-lintas regional dan
menerus. Bercampurnya ketiga jenis lalu-lintas tersebut menyebabkan
volume lalu-lintas yang cukup besar pada ruas jalan Setiabudi. Selain itu,
telah terjadinya perkembangan jumlah penduduk dan meningkatnya
8/7/2019 50124521 Analisis Kinerja Simpang Pada Ruas Jl Seiabudi
2/23
2
pegerakan masyarakat, terutama pada periode pagi, siang dan sore hari,
serta meningkatnya jumlah kepemilikan Kendaraan dan pola penggunaan
lahan yang cukup pesat. Adanya terminal Ledeng type B ditepi ruas jalan
Dr Setiabudhi tanpa memiliki jalan akses dari dan ke terminal, berakibat
pula terhadap terganggunya kelancaran arus lalu lintas menerus di jalan
Setiabudi.
Pentingnya peranan ruas Jalan Dr Setiabudi ini dalam kaitannya
dengan konstelasi regional, membawa konsekuensi terhadap memusatnya
pergerakan ke Kota Bandung. Akibatnya terjadi akumulasi beban arus lalu
lintas, antara lain terjadinya penumpukan kendaraan, kemacetan lalu lintas
dan antrian kendaraan, terjadi tundaan waktu perjalanan ( delay ), serta
menurunnya tingkat pelayanan jalan Setiabudi sebagai jalan utama di
koridor utara, sehingga berpengaruh besar terhadap kelancaran pola
aliran pergerakan orang dan barang dari dan ke kota Bandung. Dengan
demikian maka jalan Dr Setiabudi memiliki peranan penting bagi wilayah
pengembangan Metropolitan Bandung dan pelayanan lalu lintas regional.
Berdasarkan hasil studi RUDS, BMA tahun 1990 (Juli 1990, ringkasan:
31:31)
Ruas jalan Dr Setiabudi perlu ditingkatkan kapasitas pelayanannyasebagai jalan Kolektor, yang berfungsi untuk melayani lalu lintas dikawasan koridor utara. Dengan demikian, jalan Setiabudi dapatmendorong mempercepat pertumbuhan sosial ekonomi masyarakat dikawasan wilayah Kabupaten Bandung, Kabupaten Subang dan KotaAdministrasi Cimahi.
Terhadap fenomena permasalahan lalu lintas di kawasan koridor
utara kota Bandung ini, hingga sekarang belum menunjukkan indikasinyata adanya program penanganan yang konfrehensif, terpadu dan
sistemik, baik dari pemerintahan kota Bandung dan oleh instansi yang
terkait, seperti Bapeda, Dinas Perhubungan dan Dinas Pekerjaan Umum
Bina Marga kota Bandung.
Berdasarkan uraian tersebut maka studi analisis ini sangat diperlukan,
antara lain untuk mengungkapkan kondisi faktual terhadap kinerja
8/7/2019 50124521 Analisis Kinerja Simpang Pada Ruas Jl Seiabudi
3/23
3
beberapa simpang atau pertemuan jalan di sepanjang jalan DR Setiabudi
di kawasan koridor utara kota Bandung.
2. Maksud dan Tujuan
Diharapkan hasil studi analisis ini dapat mengungkapkan kondisi faktual
kinerja beberapa simpang atau pertemuan jalan di sepanjang jalan DR
Setiabudi, dan bermanfaat antara lain :
1) Sebagai data awal bagi para praktisi dan akademisi untuk
melakukan setudi lanjut dan dalam upaya pengembangan
infrasutruktur transportasi di kawasan Bandung utara kota Bandung
2) Sebagai masukan bagi instansi terkait dalam menetapkan kebijakan
strategis dan prioritas penanganan dan pembangunan Infrastruktur
bidang Transportasi di kawasan koridor utara kota Bandung, agar
mampu meningkatkan kinerja pelayanan ruas Jalan Dr Setiabudi
sebagai jalan Kolektor primer, dan sebagai jalur penghubung
utama kota Bandung dengan wilayah Kota Cimahi, kabupaten
Bandung, dan Kabupaten Subang yang merupakan pusat produksi
pertanian, peternakan dan pariwisata
3. Deskripsi data pelayanan pertemuan/Simpang jalan.
Pada ruas jalan DR Setiabudi terdapat empat titik simpul pertemuan
jalan yang berpotensi menimbulkan konflik arus lalu lintas pada jalan
akses keluar-masuk dari dan ke jalan kolektor primer Setiabudi dengan
kawasan sekitarnya. Pada titik simpul ini terjadi kepadatan arus lalu lintas,
antrian kendaraan dan tertundanya waktu perjalanan. Keempat simpang
jalan akses keluar-masuk ke ruas jalan DR Setiabudi tersebut adalah :
Simpang jalan Sersan Bajuri
Simpang jalan Gegerkalong Girang
Simpang jalan Gerlong Hilir dan
Simpang jalan Hegarmanah.
Adapun deskripsi data pelayanan tiap simpang, yaitu berdasarkan
volume jam puncak ( peak tour ) dan geometrik simpang adalah
sebagai berikut:
8/7/2019 50124521 Analisis Kinerja Simpang Pada Ruas Jl Seiabudi
4/23
4
10.2 M21.3 M21.2 MLEBAR JALAN LALU LINTAS
TIDAK ADA
TERTUTUP
PENDEKAT B
0.85 M2.50 MLEBAR TROTOAR
SALURAN SAMPING
MEDIAN
JUMLAH LAJUR
TERTUTUPTERTUTUP
TIDAK ADA
2 32
JENIS KONSTRUKSI BAHU
LEBAR BAHU
GEOMETRIK SIMPANG
0.5 M
ASPALASPAL
0.5 M 0.29 M
ASPAL
SISI KANAN
PENDEKAT ASISI KIRI SISI KIRI
0.85 M --
TERTUTUP
TIDAK ADA
3 1 1
SISI KANAN
0.5 M
ASPAL
PENDEKAT C
2,22 M
ASPAL
0.72 M
ASPAL
SISI KANAN SISI KIRI
SIMPANG JALAN GEGERKALONG HILIR
GAMBAR SITUASI
U
2206
MC
LV
HV
JUMLAH
HVLVMC
689
HV
LV
MC
655
1448
154
38082
531
167
285
18
111
156
3 26 5 2 1 06 7 5 32
21731715127175
324
49
1028
650
2475
4085
146
1873
2067
KPJ
SMP
JUMLAH
K PJ S M P
JUMLAH
KPJ
SMP
21.2
10.2
21.3
A
C
B
1.00 M
TERTUTUPTERTUTUP
6HV
459
MC
234
LV
JUMLAH
699
KEND.
472
SMP
SIMPANG JALAN GEGER KALONG GIRANG BANDUNG
GAMBAR SITUASI
GEOMETRIK SIMPANGPENDEKAT A PENDEKAT B PENDEKAT C
SISI KIRI SISI KANAN
LEBAR BAHU
JENIS KONSTRUKSI BAHU
LEBAR TROTOAR
JUMLAH LAJUR
SALURAN SAMPING
MEDIAN
LEBAR JALAN LALU LINTAS
ASPAL
1.00M
2
TERTUTUP
TIDAK ADA
15.60 M
TERTUTUP
2
-
ASPAL
TERTUTUPTERTUTUP
13.80 M
TIDAK ADA
ASPAL
2
SISI KIRI
ASPAL
2
SISI KANAN
TERTUTUP TERTUTUP
9,10 M
TIDAK ADA
ASPALASPAL
11
SISI KIRI SISI KANAN
C
334
MC
1684
101
1146
LVJUMLAH
4
70
HV
439
2895
KEND.
274
2074
SMP
B
KEND.
223
JUMLAH
1054
MC LV
928
164 58
HV
114 2096
2
SMP
1604
143
A
9,1
15,6
13,8
2,20M 1.00M - -
2.5M0,5 4,50,45 1,20M 1,20M
8/7/2019 50124521 Analisis Kinerja Simpang Pada Ruas Jl Seiabudi
5/23
5
MC
335
1307
LV
HV
JUMLAH
KENDARAN
SMP
260
901
20
106
615
2314
454
1692
27 35 3 65 52
443 287 15 745 528
HVLVMCSMPKENDARAN
JUMLAH
72
HV
1845
MC
1072
LV
JUMLAH
2989
KENDARAN
2088
SMP
4.0
0
B
C
A
SIMPANG JALAN SERSAN BAJURI
GAMBAR SITUASI
GEOMETRIK SIMPANGPENDEKAT A PENDEKAT B PENDEKAT C
SISI KIRI SISI KANAN
LEBAR BAHU
JENIS KONSTRUKSI BAHU
LEBAR TROTOAR
JUMLAH LAJUR
SALURAN SAMPING
MEDIAN
LEBAR JALAN LALU LINTAS
2,10 M
KRIKIL
1.00M
1
TERTUTUP
TIDAK ADA
6,8 M
TERTUTUP
1
2.50 M
KERIKIL
1,20 M
TERTUTUPTERTUTUP
11,02 M
TIDAK ADA
ASPAL
2
0.85 M
0.29 M
SISI KIRI
KRIKIL
-
2
2,22 M
SISI KANAN
- -
8,22 M
TIDAK ADA
ASPALKRIKIL
1
-
1
0.85 M
0.72 M
SISI KIRI
2.50 M
SISI KANAN
U6,8
11,02
8,22
10.2 M21.3 M21.2 MLEBAR JALAN LALU LINTAS
TIDAK ADA
TERTUTUP
PENDEKAT B
0.85 M2.50 MLEBAR TROTOAR
SALURAN SAMPING
MEDIAN
JUMLAH LAJUR
TERTUTUPTERTUTUP
TIDAK ADA
2 32
JENIS KONSTRUKSI BAHU
LEBAR BAHU
GEOMETRIK SIMPANG
0.5 M
ASPALASPAL
0.5 M 0.29 M
ASPAL
SISI KANAN
PENDEKAT ASISI KIRI SISI KIRI
0.85 M --
TERTUTUP
TIDAK ADA
3 1 1
SISI KANAN
0.5 M
ASPAL
PENDEKAT C
2,22 M
ASPAL
0.72 M
ASPAL
SISI KANAN SISI KIRI
SIMPANG JALAN GEGERKALONG HILIR
GAMBAR SITUASI
U
220
6
MC
LV
HV
JUMLAH
HVLVMC
689
HV
LV
MC
655
144
8
154
3808
2531
167
285
18
111
156
3 2 6 5 2 1 0 67 5 3 2
21731715127175
324
49
1028
650
2475
4085
146
1873
2067
KPJ
SMP
JUMLAH
K P J S M P
JUMLAH
KPJ
SMP
21.2
10.2
21.3
A
C
B
1.00 M
TERTUTUPTERTUTUP
8/7/2019 50124521 Analisis Kinerja Simpang Pada Ruas Jl Seiabudi
6/23
6
4. Tinjauan Pustaka
Manual Kapasistas Jalan Indonesia ( MKJI 1997) membedakan
simpang bersinyal ( traffic signal) dan simpang tak bersinyal ( non traffic
signal). Simpang tak bersinyal dikendalikan oleh aturan dasar lalu-lintas
Indonesia yang memberi jalan pada kendaraan dari sebelah kiri,
sedangkan pada simpang bersinyal dikendalikan oleh traffic light. Metoda
ini berasumsi bahwa simpang jalan tegak lurus pada alinyemen datar,
dihitung berdasarkan pendekatan empiris tidak berdasarkan metode
pengambilan celah.
1). Simpang tak bersinyal
Menurut MKJI 1997 parameter kinerja pelayanan simpang
ditentukan oleh besaran nilai kapasitas (C), derajat kejenuhan ( DS) ,
tundaan ( D) dan peluang antrian (QP). Masing-masing parameter
tersebut dapat dihitung dengan menggunakan rumus di bawah ini.
C = CO FW FM FCS FRSU FLT FRT FMI ( smp/jam)
DS = Q / C
Dimana :Q = Volume total lalu lintas simpang ( Smp/jam) , Q SMP = Q SIMPANG F SMP ;
F SMP = (emp LV LV% + empHV HV% + emp MC MC%)/100
D = DT + DG,
Dimana DT = tundaan lalu lintas pada simpang yang terdiri dari jalan
minor (DTMI) dan jalan utama (DTMA); dan DG = tundaan geometrik
DG = (1DS) [PT 6 + (1PT)3] + (DS 4) DS < 1,0;DT = 1,0504/ ( 0,2742 0,2042 * DS( 1DS).2 DS > 0,6 ;DT = 2 + 8,2078.DS.- ( 1DS) .2 DS < 0,6
Hubungan empires antara peluang antrian dan derajat kejenuhan
dapat dihitung dengan pendekatan
QP% = 9,02 . DS + 20,66 . DS2+ 10,49 . DS
3, dan
QP% = 47,71 . DS - 24,68 . DS2+ 56,47 . DS
3
8/7/2019 50124521 Analisis Kinerja Simpang Pada Ruas Jl Seiabudi
7/23
7
2). Simpang Bersinyal ( traffic signal)
Parameter kinerja simpang bersinyal juga ditentukan oleh Kapasitas (
C) , derajat kejenuhan ( DS), tundaan (D) dan besaran nilai peluang
antrian (QP).
C = S x g/c,
dimana C = kapasitas (smp/jam), S = Arus jenuh (smp/jam hijau),
g = waktu hijau (det) dan c = Waktu siklus (det)
DS = Q/C . Kreteria tingkat pelayanan ditunjukkan pada lampiran
Panjang Antrian ( NL) suatu pendekat dihitung rumus:W
NQQL20
max
NQ = NQ1 + NQ2
Dimana :
C
DSxDSDSxCxNQ
)5,0(8)1()1(25,012
36001
12
Qx
DSxGR
GRxcNQ
Tundaan (D) dihitung sebagai indikator tingkat pelayanan simpang
sebagai tundaan rata-rata suatu pendekat. D = DT + DG , sedangkan
Tundaan suatu simpang diperoleh sebagai (Q x D) / Qtotal.
Menurut Akcelik (1988),
C
xNQAxcDT
36001 ;
)1(
)1(5,02
DSxGR
GRxA
DGi = (1Psv) x PT x 6 + (Psv x 4
Untuk menghitung jumlah kendaraan terhenti tiap pendekat dihitung
dengan rumus :
NS = 36009,0 xcxQ
NQx ; dan
Nsv = Q x NS,
NS total= NSV / Qtotal
Kreteria tingkatpelayanan yang menyatakan waktu tunda (delay) pada
lampiran
8/7/2019 50124521 Analisis Kinerja Simpang Pada Ruas Jl Seiabudi
8/23
8
5. Kinerja pelayanan Simpang /pertemuan jalan
Dari deskripsi empat buah simpang pertemuan jalan di sepanjang ruas
jalan Setiabudi Bandung, masing-masing telah diketahui data volume
lalulinats jam puncak ( peak hour) tiap lengan, data geometrik simpang
dan type klasifikasi simpang. Proses analisis kinerja tiap simpang tak
bersinyal dilakukan dengan tahapan sebagai berikut :
1) Simpang tak Bersinyal
Gambar 1
Diagram alir Analisa Simpang tak bersinyal
INPUT DATA Kondisi geometrik Simpang Data lalu lintas lalu lintas Kondisi Lingkungan
PERHITUNGAN KAPASITAS SIMPANG1. Lebar pendekat dan tipe simpang2. Kapasitas dasar3. Faktor penyesuaian lebar pendekat4. Faktor penyesuaian median jalan utama5. Faktor penyesuaian ukuran kota6. Faktor penyesuaian tipe lingkungan, hambatan
samping dan kendaraan tak bermotor7. Faktor penyesuaian belok kiri8. Faktor penyesuaian belok kanan9. Faktor penyesuaian belok kanan10. Kapasitas
PERHITUNGAN PERILAKU LALU-LINTAS1. Perhitungan Derajat Kejenuhan2. Peritungan Tundaan Lalu lintas ( delay)3. Perhitungan Peluang antrian4. Penilaian perilaku lalu-lintas
Keperluan Penyesuaian Asumsi sesuai kebutuhan
Akhir analisa
TIDAK
PERUBAHAN
YA
8/7/2019 50124521 Analisis Kinerja Simpang Pada Ruas Jl Seiabudi
9/23
9
Dengan berpedoman pada diagram alir dan deskripsi data tiap
simpang di atas, maka diperoleh hasil masing-masing perhitungan
kinerja simpang tak bersinyal, yaitu Simpang jalan S Bajuri, Simpang
jalan Gegerkalong Girang dan Simpang jalan Hegarmanah sebagai
berikut .
Simpang jalan Sersan Bajuri-Setiabudi
Bentuk Simpang adalah simpang tiga tak bersinyal type 3.2.4
dengan data arus lalu lintas jam puncak (peak hour) tiap pendekat
Tabel 1
Volume arus lalu lintas jalan Setiabudi di luar terminal
Jenis
Kendaraa
n
ARAH PENDEKAT ( smp)
A B C
LT ST RT LT ST RT LT ST RT
MC - 701 - 170 654 - 15 - 222
LV - 896 - 260 901 - 35 - 287
HV - 82 - 27 155 - 4 - 20
UM - - - - - - - - --
unit 2361 - 621 2327 - 67 - 745
SMP
1679 - 457 1710 - 54 - 529
Dari daftar di atas diperoleh bahwa :
Q total = 4429 smp/jam
Rasio belok kiri ( PLT ) = 0,11
Rasio belok kanan (PRT) = 0,12
Rasio jalan minor terhadap jalan utama = 0,132
Berpedoman pada metoda MKJI tahun 1997 untuk simpang tak
bersinyal maka hasil perhitungan elemen simpang diperoleh sebagai
berikut:
1). Perhitungan ratio belok dan ratio arus lalu lintas
Faktor Penyesuaian Belok Kiri (FLT)
FLT = 0,84 + 1,61 . PLT
PLT =CBA
CBALTLTLT
= 0,11
FLT = 0,84 + 1,61 . 0,11 = 1.03
8/7/2019 50124521 Analisis Kinerja Simpang Pada Ruas Jl Seiabudi
10/23
10
Faktor Penyesuaian Belok Kanan (FRT)
FRT = 1,090,922 . PRT untuk 3 lengan
PRT =CBA
CBARTRTRT
= = 0,12 ; FRT = 0,98
2). Perhitungan faktor penyesesuaian lebar pendekat ( Fw)
Lebar ratarata semua pendekat
WI = ( A/2 + B/2 + C/2) / 3
= (6,8/2 + 11,02/2 + 8,2/2) / 3 = 4,34 m
Maka Fw = 0,73 + 0,0760 . WI = 1,2
Dengan tipe simpang 3.2.4 diperoleh nilai kapasitas dasar (Co ) = 3200
smp/jam, maka :
Type
Simpang
Lebar Pendekat (meter)
Wi
Lajur
Kapasitas
Dasar
Jalan
Minor
WC
Jalan MayorJalan
Mayor
Jalan
MinorWA WB WAB
3.2.48,22 6,8 11,02 8,91 4,3
4
4 2 3.200
3). Perhitungan faktor penyesesuaian ratio arus jalan minor (FMI )
FMI = 1,19 x PMI21,19 x PMI + 1,19
PMI = QMI / QTOT = 583 / 4429 = 0,132
FMI = 1,19 x 0,13221,19 x 0,132 + 1,19 = 1,15
4). Perhitungan kapasitas simpang
C = Co x FW x FM x FCS x FRSU x FLT x FRT x FMI
Dengan ukuran penduduk spesifikasi kota besar adalah 1-3 juta, faktor
penyesuaian jalan mayor tanpa median (FM) = 1,00, maka diperoleh:
C = 3200 x 1,18 x 1,0 x 1,05 x 0,98 x 1,03 x 0,98 x 1,15
= 4587 smp/jam
Kapasitasdasar
LebarPendeka
t rata-rata
Medianjalanutama
Ukuran kota
hambatan
samping
belokkiri
belokkanan
RasioFMI/FM
A
kapasitas
Co(SMP/jam
)FW FM FCS FRSU FLT FRT FMI
C(smp/jam
)
3200 1,18 1,0 1,05 0,98 1,03 0,98 1,15 4587
8/7/2019 50124521 Analisis Kinerja Simpang Pada Ruas Jl Seiabudi
11/23
11
5). Perhitungan Derajat Jenuh ( DS)
DS = QTOT / C,
Maka diperoleh DS = 4429 / 4587 = 0,96
Selanjutnya, tundaan yang terjadi serta prosentase peluang antrian yang
dapat terjadi, dapat dihitung sebagai berikut :
1). Perhitungan Tundaan Simpang (D)
Rumus: D = DG + DTI (det/smp)
DG = Tundaan geometrik simpang
DG = (1 - DS) x (PT x 6 + (1 - PT) x 3) + DS x 4
dimana: DG = tundaan geometrik simpang
DS = derajat kejenuhan
PT = ratio belok total
Maka diperoleh:
DG = (10,96 ) x (0,23 x 6 + (10,23) x 3) + 0,96 x 4
= 6,2 det/smp
DT1 = Tundaan lalu lintas simpang
DTI = 1,0504 / (0,27420,2042 . 0,96)(10,96) . 2
= 6,9 det/smp
Maka diperoleh Tundaan Simpang (D) = 13,1 det/smp
2). Perhitungan tundaan lalu lintas jalan mayor (DTMA)
DTMA = 1,05034 / (0,3460,246 . DS)(1 - DS) . 1,8
= 1,05034 / (0,3460,246 .0,96)(10,96) . 1,8
= 27,8 det/smp
3). Perhitungan tundaan lalu lintas jalan minor (DTMI)
DTMI = ( QTOT x DTI - QMA x DTMA) / QMI
= ( 4429 x 6,93846 x 27,8) / 583 = 131 det/smp
4). Perhitungan peluang antrian (QP)
QP% = 9,02 . DS + 20,66 . DS2
+ 10,49 . DS3
= 9,02 . 0,96 + 20,66 . 0,962
+ 10,49 . 0,963
= 37,37 %
8/7/2019 50124521 Analisis Kinerja Simpang Pada Ruas Jl Seiabudi
12/23
12
QP% = 47,71 . DS - 24,68 . DS2+ 56,47 . DS
3
= 47,71 . 0,96 - 24,68 . 0,962+ 56,47 . 0,96
3
= 45,8127,74 + 49,96 = 68,03 %
ArusLalu
Lintas
Derajat jenuh
Tundaanlalu
lintassimpang
Tundaanlalu lintasJl. Utama
Tundaanlalu lintas Jl.
Minor
Tundaangeometriksimpang
Tundaansimpang
Peluang Antrian
Q(smp/jam
)DS DTI DTMA DTMI DG D
QP%BA
QP%BB
4429 0,96 6,9 27,8 131 6,2 13,1 68,37 37,37
Jadi, rentang peluang antrian yang dapat terjadi pada simpang jalan Dr.
SetiabudiSersan Bajuri adalah sebesar 37,37 % - 68,37 %
Pelayanan simpang Geger Kalong Girang
Dari deskripsi data survai di atas telah diperoleh data arus lalu
lintas pada jam puncak (peak hour) adalah :
Q total = 5259 smp/jam
Rasio belok kiri ( PLT ) = 0,135
Rasio belok kanan (PRT) = 0,06
Rasio jalan minor terhadap jalan utama = 0,103
Maka elemen simpang Gegerkalong Girang sebagai berikut:
1). Perhitungan Kapasitas Simpang
DS = Q/C ; C = CO x FW x FM x FCS x FRSU x FLT x FRT x FMI
CO = 3200 untuk simpang 3.2.4
WA = 12,6 m ; WB = 12,9 m ; WC = 6,7 m
75,122
9,126,122
BA
ABWWW m
73,92
7,675,12
2
CAB
i
WWW m
FW = perhitungan lebar pendekat = 0,62 + 0,065 Wi
FW = 0,62 + 0,065 (9,73) = 1,2525 ; Maka:
8/7/2019 50124521 Analisis Kinerja Simpang Pada Ruas Jl Seiabudi
13/23
13
Type
Simpang
Lebar Pendekat (meter)
Wi
Lajur
Kapasitas
Dasar
Jalan
Minor
WC
Jalan MayorJalan
Mayor
Jalan
MinorWA WB WAB
3.2.46,7 12,6 12,9 12,7
5
9,73 4 2 3.200
FM = 1,0 karena tidak terdapat median lalu lintas
FCS = Faktor penyesuaian terhadap ukuran suatu kota, diambil 1,05
FRSU = Untuk lingkungan komersil dan hambatan samping cukup tinggi
dengan rasio kendaraan tak bermotor < 0,93%, maka FRSU yang digunakan
adalah 1-0,02 = 0,98.
FLT = 0,84 + 1,61 . PLT => PLT = 0,13
maka, FLT = 0,84 + 1,61 (0,13) = 1,05
FRT = 1,09 - 0,922 . PRT => PRT = 0,06
maka, FRT = 1,09 - 0,922 (0,06) = 1,03
FMI = factor penyesuain rasio arus jalan minor 3.2.4 diambil 1,3
maka Kapasitas simpang dapat dihitung sebagai berikut :
C = CO x FW x FM x FCS x FRSU x FLT x FRT x FMI ; C = 6019 smp/jam
Jadi, derajat jenuh diperoleh DS = Q/C = 5259/6019= 0,87
Kapasitasdasar
LebarPendekatrata-rata
Medianjalanutama
Ukurankota
hambatansamping
belokkiri
belokkanan
RasioFMI/FMA
kapasitas
Co(SMP/jam)
FW FM FCS FRSU FLT FRT FMIC
(smp/jam)
3200 1,3 1,0 1,05 0,98 1,05 1,03 1,3 6019
2. Perhitungan Perilaku Lalu Lintas
1) Perhitungan Tundaan Simpang
DT1 =
2)1(2042,02742,0
0504,1xDS
xDS
= 10,62 det/smp
2) Tundaan pada Lalu Lintas Utama Jalan Mayor (DTMA)
8/7/2019 50124521 Analisis Kinerja Simpang Pada Ruas Jl Seiabudi
14/23
14
DTMA =
8,1)1(246,0346,0
05034,1xDS
xDS
= 7,8 det/smp
3) Tundaan Lalu Lintas Jalan Minor Rata-Rata (DTMI)
DTMI =
MI
MAMATITOT
Q
xDTQxDQ = 35,11 det/smp
4) Tundaan Geometrik (DG) Untuk DS 1
DG = (1DS)(PT x 6) + (1PT) x 3 + (DS x 4) = 6,05 det/smp
5) PerhitunganTundaan Simpang (D)
D= DG + DT1 = 6,05 + 10,62 = 16,67
6) Peluang Antrian
a. Peluang antrian batas atas
QP % = 47,71 x DS24,68 x DS2
+ 56,47 x DS3
= 47,71 x 0,8724,68 x (0,87)2
+ 56,47 (0,87)3
= 60,02 %
b. Peluang antrian batas bawah
QP % = 9,02 x DS + 20,66 x DS2
+ 10,49 x DS3
= 9,02 x 0,87 + 20,66 x (0,87)2
+ 10,49 (0,87)3
= 30,39%
ArusLalu
Lintas
Derajatjenuh
Tundaanlalu
lintassimpang
Tundaanlalu
lintas Jl.Utama
Tundaanlalu lintasJl. Minor
Tundaangeometriksimpang
Tundaansimpang
PeluangAntrian
Q(smp/ja
m)DS DTI DTMA DTMI DG D
QP%BA
QP%BB
5259 0,87 10,62 7,8 35,11 6,05 16,67 60,02 30,39
Peluang antrian yang terjadi pada simpang Setiabudhi Geger Kalong
Girang adalah sebesar 30,39 % s/d 60,02 %
Kinerja pelayanan simpang Hegarmanah
Dari volume jam puncak (peak hour) arus lalu lintas simpang Hegarmanah di
atas dapat diketahui bahwa Q total = 5553 smp/jam, Rasio belok kiri ( PLT )
= 0,23 ; Rasio belok kanan (PRT) = 0,00 dan Rasio jalan minor terhadap
8/7/2019 50124521 Analisis Kinerja Simpang Pada Ruas Jl Seiabudi
15/23
15
jalan utama = 0,09, Maka perhitungan elemen simpang Gegerkalong Girang
sebagai berikut:
1) Perhitungan Kapasitas simpang
a) Perhitungan lebar pendekat
WA =9,4 m ; WB = 8,5 m ; WC = 6,2 m
WAB = 95,82
5,8m4,9
2
BA WW
Wi = 58,72
2,695,8
2
cAB WW
FW = 0,62 + 0,065*7,58 = 1,11
Type
Simpang
Lebar Pendekat (meter)
Wi
Lajur
Kapasitas
Dasar
Jalan
Minor
WC
Jalan MayorJalan
Mayor
Jalan
MinorWA WB WAB
3.2.4 6,2 10,9 8,5 7,95 7,95 4 2 3.200
b) Factor penyesuaian median jalan utama
FM = diambil 1,0 ; FCS = diambil 1,05
c) Factor penyesuaian tipe lingkungan, hambatan samping (FRSU ) untuk
rasio kendaraan tak bermotor kurang 10 %, dihitung diperoleh = 0,98
d) Factor penyesuaian % belok kiri
FLT = factor penyesuaian terhadap belok kiri
FLT = 0,84 + 1,61.PLT = 1,21
e) Factor penyesuaian belok kanan
FRT = 1,090,922*PRT = 1,090,922*0 = 1,09
f) Factor penyesuaian rasio arus jalan minor
FMI = factor penyesuaian arus jalan minor, diambil = 1,3
C = CO.FW.FM.FCS.FRSU.FLT.FRT.FMI
C = 3200*1,11*1*1,05*0,98*1,21*1,09*1,3 = 6.267
Jadi, DS =C
Q= 89,0
267.6
553.5
Hasil perhitungan diatas menunjukkan bahwa kinerja pelayanan simpang
tidak stabil, lalu lintas padat, arus kendaraan tiap lajur tersendat, antrian
8/7/2019 50124521 Analisis Kinerja Simpang Pada Ruas Jl Seiabudi
16/23
16
sering terjadi dan kecepatan rencana tidak tercapai, dimana kecepatan yang
ada dilapangan lebih rendah dari kecepatan rencana.
2) Perhitungan Perilaku Lalu Lintas
a) Perhitungan tundaan simpang
DT1 =
2)1(2042,02742,0
0504,1xDS
xDS
= 11,45 det/smp
b) Tundaan pada Lalu Lintas Jalan Mayor
DTMA =
8,1)1(246,0346,0
05034,1xDS
xDS
= 8,07 det/smp
c) Tundaan Pada Lalu Lintas Jalan Minor Rata-rata
DTMI =
MI
MAMATITOT
Q
xDTQxDQ
= 45,09 det/smp
d) Tundaan Geometrik
DG = (1DS)(PT x 6) + (1PT) x 3 + (DS x 4 = 3,99 det/smp
e) Tundaan Simpang
D
44,15
45,1199,3
DTIDG
f) Peluang Antrian
Peluang antrian batas atas
QP %
%76,62
89,0*47,5689,0*68,2489,0*71,47
*47,56*68,24*71,47
32
32
DSDSDS
Peluang antrian batas bawah
QP %
%79,31
89,0*49,1089,0*66,2089,0*02,9
*49,10*66,20*02,9
32
32
DSDSDS
Jadi, peluang antrian yang terjadi pada simpang Hegarmanah adalah
sebesar 31,79% sampai dengan 62,76 %.
8/7/2019 50124521 Analisis Kinerja Simpang Pada Ruas Jl Seiabudi
17/23
17
2). Simpang Jalan Geger Kalong Hilir ( simpang bersinyal )
Simpang Gergerkalong Hilir merupakan simpang bersinyal,
yaitu pergerakan lalu lintas tiap lengan diatur dengan lampu lalu
lintas. Proses analisis kinerja simpang dilakukan sebagai berikut
Gambar 2 : Diagram alir Analisa Simpang bersinyal
Adapun perhitungan kinerja simpang bersinyal Gergerkalong Hilir
dihitung secara tabelaris sebagai berikut:
PERUBAHANUbah penentuan fase
sinyal, lebar pendekat,
aturan membelok dsb.
Perhitungan Kapasitas simpangKapasitas
Ke erluan untuk erubahan
Perhitungan Waktu Sinyal1) Tipe pendekat2) Lebar pendekat efektif3) Arus jenuh dasar4) Faktor-faktor penyesuaian5) :Rasio arus/arus jenuh6) :Waktu siklus dan waktu hijau
Penggunaan SinyalFase sinyal
Data Masukan
Kondisi Geometrik
Volume arus lalu lintas
Pengaturan lalu-lintas
Kondisi lingkungan
Perhitungan Perilaku Lalu-lintas1) Persiapan2) Panjang antrian3) Kendaraan terhenti4) Tundaan
8/7/2019 50124521 Analisis Kinerja Simpang Pada Ruas Jl Seiabudi
18/23
2
PERHITUNGAN ANTRIAN DAN WAKTU TUNDA ( DELAY)
SIMPANG JALAN GEGERKALONG HILIR - JALAN SETIABUDI BANDUNG
Kode
Arus
Lalu Kapsitas Derajat Rasio Jumlah kendaraan antri (smp) Panjang Rasio Kend Tundaan
Pendekat Lintas smp/jam Kejenuhan hijau Total NQ antrian Kendaraan terhenti Lalu lintas Geometrik Rata-rata Total
smp/jam DS GR N1 N2 NQ1+NQ2= maks (m)
Stop
smp/jam smp/jam det/smp
rata-rata
det/smp det/smp smp.det
Q C Q/C g/c NQ QL NS Nsv DT DG D=DT+DG D x Q
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
BST 2250 3496 0,644 0,39216 0,403 29,11 29,51 42 78,873 1,056 2131,083 14,570 4,223 18,793 42284
CRT 611 949 0,644 0,18774 0,402 8,984 9,39 14,9 58,431 1,379 443,1461 23,019 5,516 28,535 17438
ART 190 296 0,644 0,10587 0,400 2,908 3,31 7,7 58,113 2,287 83,27603 29,440 9,147 38,587 7349
Tot.
Arus 3052 Total 2658 total 67071
Kendaraan terhenti rata-rata stop/smp 0,871
Tundaan Simpang Rata-rata D1
(det/smp) 22
Keterangan Pol diambil 10%
Keterangan :
BST = Lengan Jalan Setiabudi lalu lintas menerus Lembang - Bandung
CRT = Lengan jalan S Bajuri lalu lintas belok kanan
ART = Lengan jalan Setiabudi lalu lintas belok kiri
8/7/2019 50124521 Analisis Kinerja Simpang Pada Ruas Jl Seiabudi
19/23
3
Tabel 3
Hasil Perhitungan Kinerja Simpang tak bersinyal pada ruas jalan Dr Setiabudi
N0
Nama
dan typeSimpang
Arus
Lalulintas
Arah
Lalulintas
Volume jam
puncak
Rasio
jalanMinor
Kapasitas( C )
DS
Tundaaan Lalu
lintas
Tundaan
Geometrik
Tundaan
Simpang
Peluang
antrian( % )
Panjang
Antrian
( m )kpj Smp *)Jalan
Utama
Jalan
Minor
1
Simpang
SersanBajuri
( 3/2/4 )
Jalan
utama +jalan
Minor
LT 688 511 0.11
4587 0,96 27,8 131 6,2 13,1 33.37s/d
68,37
ST 4688 3389
RT 745 529 0.120
Jumlah 6121 4429 0.132
2
Simpang
GegerkalongGirang
Jalan
utama +jalan
Minor
LT 1063 708 0.135
6019 0,87 7.8 35.11 6.05 16.67 30.39s/d
60.02
ST 5744 4234 0.805
RT 507 317 0.060
Jumlah 7314 5259
3
Simpang
Gegerkalong
Hilir
Jalan
utama +
jalanMinor
BST 3516 2250 -- 3496 0.64 14.5
23.02
4.2 18.79 78.9
CRT 1227 529 0,710 949 0.64 5.5 28.53 58.4
ART 328 190 0,008 296 0.64 29.4 9.1 38.6 58.11
Jumlah 5071 3052
4
Simpang
Hegarmanah
Jalan
utama +jalan
Minor
LT 1742 1268 0.230
6.267 0,89 8,07 45,09 3,99 15.44 31.79s/d
62.76
ST 5945 4285
RT -- -- --
Jumlah 7687 5553
Keterangan*) PCU : MC = 0,25 ; LV = 1,0 ; HV = 1,3
A. RT = arus lalu lintas belok kanan dari jalan Setiabudi arah LembangB. ST = Arus Lalu Lintas menerus dari Jalan Setiabudi arah Bandung
C. RT = arus Lalu Lintas belok kanan radi Jalan Gegerkalong Hilir ke arah Bandung
8/7/2019 50124521 Analisis Kinerja Simpang Pada Ruas Jl Seiabudi
20/23
20
6. Analisis dan Pembahasan
Dari perhitungan parameter kinerja empat buah simpang di sepanjang
ruas jalan DR Setiabudi di atas, diantaranya adalah simpang tak
bersinal ( non traffic signal ) telah diketahui, bahwa
1) Derajat jenuh ( DS) pada setiap simpang diperoleh pada nilai yang
bervariasi, yaitu DS = 0,87 sampai dengan 0,96. Tundaan
geometrik simpang masing 6,2 dan 6,05 pada simpang S Bajuri
dan simpang Gergerkalong Girang. Kemudian 4,0 pada simpang
Hergarmanah
2) Tundaan simpang ( delay) adalah 13,1 - 16,7 detik/smp
3) Peluang antrian yang mungkin terjadi adalah dari batas bawah
30,4 33,4% dan batas atas 60,02 68,4.%
Sedangkan kinerja simpang bersinyal ( Simpang Gegerkalong Hilir) adalah
38,6 detik/smp dan panjang antrian pada ketiga lengan sampai lebih dari
25 meter, dan tinginya faktor hambatan samping maka berdampak
tehadap tejadinya peluang antrian yang tinggi yaitu 28,53 38.6 %.
Oleh sebab itu secara keseluruh, maka tingkat pelayanan arus
lalulintas di sepanjang ruas jalan DR Setiabudi digolongkan dalam
kalasifikasi D dengan arus lalu lintas tidak stabil, kendaraan padat, lalu
lintas tersendat, dan volume simpang lebih tinggi dari kapasitasnya.
Keadaan ini berakibat terhadap kerugian yang harus dipikul oleh
pengemudi, antara lain meningkatnya biaya operasional kendaraan ( BOK), tertundanya waktu perjalanan dan pertambak pula terhadap
kenyamanan, dan resiko biaya pemeliharaan jalan yang harus dipikul oleh
Pemerintah Daerah kota Bandung.
.
8/7/2019 50124521 Analisis Kinerja Simpang Pada Ruas Jl Seiabudi
21/23
21
Kesimpulan dan Saran
A. Kesimpulan.
Berdasarkan analisis dan pembahasan hasil pengolahan tentang kinerja pelayanan
Terminal Ledeng dan Ruas Jalan DR Setiabudi Bandung studi yang telah diurakan
di atas, maka diperoleh kesimpulan hasil studi sebagai berikut :
1) Bahwa kinerja semua simpang di sepanjang Jalan DR Setiabudi pada jam
puncak ( peak hour) dikategorikan pada tingkat pelayanan D ( level of
service ) dengan arus lalu lintas tidak stabil, lalu lintas padat,kendaraan
pada tiap lajur lalu lintas pada mulut simpang tersumbat, terjadi antrian
panjang dan kecepatan laju kendaraan rendah
2) Bahwa kinerja pelayanan ruas jalan DR Setiabudi Bandung
diklasikasikan dalam golongan tingkat pelayanan D, yaitu arus lalu lintas
tidak stabil, arus lalu lintas padat, sering terjadi antrian dan kemacetan
lalulintas dan kecetapan rata-rata kendaraan 27 kilometer/jam.
B. Saran/Rekomendasi
Dari fenomena rendahnya kinerja pelayanan dan kapasitas daya tampung terminal
Ledeng, serta rendahnya tingkat kinerja pelayanan ( level of service ) pada ruas
jalan dan simpang yang ada di sepanjang jalan DR Setiabudi Bandung, maka
disaran antara lain :
1) Agar Pemerintah daerah kota Bandung, instansi yang terkait, para praktisi
dan akademisi bersama-sama menetapkan kebijakan strategis, baik program
jangka panjang maupun jangka pendek mengembangkan sistem pelayanan
moda transportasi yang aman dan nyaman sesuai dengan kebutuhan
masyarakat di kawasan koridor utara kota Bandung, dan sistem
pengoperasian moda transpotasi kawasan Bandung Raya tahun 2025.
2) Diperlukan upaya yang sungguh-sungguh dan intensif dari pihak yang terkait
dengan pengelola sarana infrastruktur dan fasilitas Jalan raya, untuk secara
persuasif edukatif melaksanakan program penertiban penggunaan badan
jalan,serta peningkatan disiplin penguna jalan , khususnya ruas jalan DR
Setiabudi Bandung.
Semoga,
8/7/2019 50124521 Analisis Kinerja Simpang Pada Ruas Jl Seiabudi
22/23
22
DAFTAR PUSTAKA
Adolp D. May, 1990 . Traffic Flow Fundamenatls ; Prentice hall, New
Yersey.
Cornes, Richard and Sandler, Todd, 1996. The Theory of Externalities, Public
Goods, and Club Goods. Cambridge University Press, United States of
America.
Clarkson H.Oglesby, R.Gary Hicks; 1975; Highway Engineering; John Wiley
& Sons, Fourth Edition
Edward K. Morlok. 1988, Pengantar Teknik dan Perencanaan Transportasi,
Erlangga, Jakarta
F.D Hobbs; Suprapto TM; 1995; Perencanaan dan Teknik Lalu lintas; Gajah
Mada University Press, Yogyakarta, Edisi kedua
Nachmias, David and Nachmias, Chava, 1987. Research Methods in The
Social Sciences. St. Martins Press, Inc. United States of America.
OFlaherty, CAO, 1997. Transport Planning and Traffic Engineering. John
Wiley & Sons, America.
Robert J.Kodoatie; 2003, Manajemen dan Rekayasa Infrastruktur, Pustaka
Fajar, Yogyakarta
Rosenbloom, Sandra, 1992. Peak-Period Traffic Congestion: A State-of-The-
Art Analysis and Evaluation of Effective Solutions.
The Institute of Highways and Transportation,1997. Transport in The Urban
Environment. United Kingdom.
The Royal Commission on Environmental Pollutions Report, 1995. Transport
and The Environment. Oxford University Press.
8/7/2019 50124521 Analisis Kinerja Simpang Pada Ruas Jl Seiabudi
23/23
TUGAS MATA KULIAH TEORI ALIRAN
( KULIAH MATRIKULASI S-3 )
Dosen Pengampu
IR. Wahyudi Kushardjoko MT
Dikerjakan oleh
Supratman Agus, LA5 00.8010
PROGRAM DOKTOR TEKNIK SIPILUNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG
2 0 0 9
Top Related