1
Tugas Evaluasi dan Assessment
PENGUKURAN, PENILAIAN DAN EVALUASI
MATA KULIAH :
Evaluasi dan Assessment Pendidikan IPA
TIM DOSEN PENGAMPU:
Dr. Undang RosidinDr. Tri Jalmo
OLEH :Anisa O.S Pratama NIM. 1423025021Nurul Insani NIM. 142302502
PROGRAM STUDI MAGISTER KEGURUAN IPA
PASCA SARJANA UNIVERSITAS LAMPUNG
2015
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
terselesaikannya makalah ini. Makalah yang berjudul Evaluasi
dan Assesment kami susun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Evaluasi dan Assesment.
Terima kasih kami sampaikan kepada Dr. Undang Rosidin dan Dr.
Tri Jalmo selaku dosen pembimbing mata kulian membimbing
dalam menyelesaikan makalah, terimakasih juga kepada pihak-
pihak yang telah memberikan bantuannya dalam penyusunan
makalah ini.
Penulis menyadari dalam makalah ini masih banyak kekurangan
maka penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
konstruktif. Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi proses
belajar dan perkembangan ilmu pengetahuan serta pembaca
secara khususnya.
Bandar Lampung, 18 Maret 2015
Penyusun
ii
3
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .......................................................... i
KATA PENGANTAR ........................................................ ii
DAFTAR ISI ................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ....................................... 4
1.2 Rumusan Masalah ................................. 5
1.3 Tujuan ...................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengukuran ............................................ 6
2.2 Penilaian ................................................. 7
2.3 Evaluasi .................................................. 10
2.4 Hubungan Pengukuran, Penilaian dan
Evaluasi................................................ 18
BAB III KESIMPULAN .................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA
BAB Iiii
4
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Dalam setiap pembelajaran, pendidik harus berusaha
mengetahui hasil dari proses pembelajaran yang ia lakukan.
Pentingnya diketahui hasil ini agar pendidik mengetahui
sejauh mana proses pembelajran yang dia lakukan dapat
mengembangkan potensi peserta didik. Artinya, apabila
pembelajaran yang dilakukannya mencapai hasil yang baik,
pendidik tentu dapat dikatakan berhasil dalam proses
pembelajaran dan demikian pula sebaliknya. Sehingga proses
pembelajaran, dibutuhkan kegiatan seperti penilaian,
pengukuran, dan evaluasi. Evaluasi yang dilakukan oleh
pendidik ini dapat berupa evaluasi hasil belajar dan evaluasi
pembelajaran
Evaluasi merupakan alat untuk mengetahui atau proses
belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang di harapkan
atau belum, dengan kata lain tujuan dalam proses belajar
mengajar itu belum diketahui berhasil tidaknya tanpa alat
yang disebut evaluasi. Seorang pendidik menginginkan
peserta didiknya berhasil dalam mempelajari pelajaran yang
diberikan di sekolah. Keberhasilan peserta didik di sekolah
salah satunya dapat dilihat dengan melakukan evaluasi hasil
belajar. Evaluasi hasil belajar siswa tidak selalu mudah untuk
dinilai. Sebagaimana diketahui, bahwa tujuan penilaian harus
mencakup penilaian dalam ranah pengetahuan (kognitif),
sikap (afektif) dan keterampilan (psikomotorik). Agar tujuan
penilaian tercapai, pendidik harus benar-benar obyektif dan
profesional dalam melaksanakannya. Evaluasi hasil belajar
dapat membantu pendidik untuk mengetahui sejauh mana
tingkat keberhasilan siswa di sekolah.
5
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dalam makalah
ini akan di bahas mengenai pengertian pengukuran, penilaian
dan evaluasi serta bagaimana tujuan, fungsi, prinsip dan
etika dalam evaluasi.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan
masalahnya adalah sebagai berikut :
1. Apakah pengertian pengukuran, penilaian dan evaluasi?
2. Apa saja tujuan pengukuran, penilaian dan evaluasi?
3. Apakah prinsip-prinsip evaluasi?
4. Apasajakah etika evaluasi?
1.3 Tujuan Penulisan
Dari rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penulisan
makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui pengertian pengukuran, penilaian dan
evaluasi.
2. Mengetahui tujuan pengukuran, penilaian dan evaluasi.
3. Mengetahui prinsip-prinsip evaluasi.
4. Mengetahui etika evaluasi.
6
BAB IIPEMBAHASAN
2.1Pengukuran1. Pengertian Pengukuran
Pengukuran yang dalam bahasa Inggris dikenal dengan
measurement dan dalam bahasa Arab adalah muqayasah,
yang dapat diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan
untuk “mengukur”sesuatu. Mengukur pada hakikatnya
dikaitkan dengan membandingkan sesuatu dengan atau
atas dasar ukuran tertentu (Sudijono, 1995). Pengukuran
diartikan juga sebagai proses untuk menentukan luas atau
kuantitas sesuatu (Wondt, Edwin and G.W. Brown, 1957),
sedangkan menurut Miller (2008), pengukuran adalah
deskripsi kuantitatif prestasi individu dari peserta didik
pada tes tunggal atau beberapa tes penilaian. Menurut
Saifuddin Azwar (2010) pengukuran adalah suatu prosedur
pemberian angka terhadap atribut atau variabel suatu
kontinum.
Berdasarkan beberapa definisi tersebut, maka dapat
dikemukakan bahwa pengukuran adalah proses pemberian
angka atau deskripsi numerik kepada prestasi individu dari
peserta didik. Hasil dari pengukuran adalah angka. Oleh
karena itu, dapat dipahami bahwa pengukuran bersifat
kuantitatif.
2. Tujuan Pengukuran
Tujuan pengukuran menentukan kuantitas sesuatu yang
bersifat numerik atau nilai suatu dengan cara yang
7
sistematis yang mencerminkan sifat (karakteristik) dari
individu. (Allen dan Yen, 1979).
3. Prinsip Pengukuran
Pengukuran lebih bersifat kuantitatif, bahkan merupakan
instrumen untuk melakukan penilaian. Dalam dunia
pendidikan, yang dimaksud pengukuran sebagaimana
disampaikan Cangelosi (1995) adalah proses pengumpulan
data melalui pengamatan empiris.
2.2Penilaian
1. Pengertian Penilaian
Penilaian terdapat dalam evaluasi pendidikan, keduanya
tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Penilaian
(assessment) adalah penerapan berbagai cara dan
penggunaan beragam alat penilaian untuk memperoleh
informasi tentang sejauh mana hasil belajar peserta didik
atau ketercapaian kompetensi (rangkaian kemampuan)
peserta didik. Penilaian menjawab pertanyaan tentang
sebaik apa hasil atau prestasi belajar seorang peserta
didik. Hasil penilaian dapat berupa nilai kualitatif
(pernyataan naratif dalam kata-kata) dan nilai kuantitatif
(berupa angka).
Berikut ini beberapa pengertian evaluasi dari para ahli:
1)Anas Sudijono (1995) penilaian berarti menilai sesuatu.
Sedangkan menilai mengandung arti mengambil
keputusan terhadap sesuatu dengan mendasarkan atau
berpatokan pada ukuran baik atau buruk, sehat atau
sakit, pandai atau bodoh dan lain sebagainya.
2)Reynolds, Livingston, & Willson (1999) penilaian
(assesment) adalah beberapa prosedur sistematis untuk
mengumpulkan informasi yang dapat digunakan untuk
8
membuat kesimpulan tentang karakteristik seseorang
atau objek.
3)Djemari Mardapi (2008) penilaian mencakup semua cara
yang digunakan untuk menilai kerja individu, yaitu
prestasi belajar yang dicapai peserta didik. Proses
penilaian melalui bukti-bukti tentang pencapaian beajar
peserta didik.
Berdasarkan definisi tersebut, penilaian dalam bidang
pendidikan dapat diartikan sebagai semua aktifitas yang
dilakukan oleh pendidik dan peserta didik untuk menilai diri
mereka sendiri, yang memberikan informasi untuk
digunakan sebagai umpan balik untuk memodifikasi
aktifitas belajar dan mengajar. Oleh karena itu, dapat
dipahami bahwa penilaian itu bersifat kualitatif. Selain itu,
penilaian juga merupakan sebuah istilah luas yang
mencakup pengujian atau tes. Sebuah tes adalah bentuk
khusus dari penilaian.
Tes menurut Allen dan Yen (1979), tes adalah alat untuk
memperoleh data tentang perilaku individu. Djemari
Mardapi (2008) menambahkan bahwa tes merupakan
sejumlah pertanyaan yang memiliki jawaban benar atau
salah. Sementara itu pada AERA, APA dan NCME (Reynolds,
Livingston, dan Willson, 1999), menjelaskan tes adalah
suatu prosedur dimana sampel perilaku dari individu
didapatkan, dievaluasi, dan dinilai menggunakan prosedur
standar
Berdasarkan definisi di atas, maka dapat dikemukakan
bahwa tes adalah cara yang dipergunakan atau prosedur
yang ditempuh dalam pengukuran dan penilaian sehingga
9
dihasilkan skor yang menggambarkan tingkah laku atau
kemampuan individu. Menurut Harun Rasyid dan Mansur
(2008), beberapa istilah yang sering digunakan dalam
kaitan dengan tes, yaitu testing, testee, dan tester. Testing
adalah waktu dimana tes dilaksanakan, atau waktu
pelaksanaan tes. Testee adalah orang yang dikenai tes,
atau orang yang mengerjakan tes. Sedangkan tester
adalah orang yang melakukan tes, atau pelaksana tes.
Hasil dari tes dapat digunakan untuk memantau mutu
pendidikan, dan hasil tes harus memiliki kesalahan
pengukuran yang sekecil mungkin.
2. Tujuan Assesment
Tujuan assesment dalam pembelajaran menurut Muhibbin,
menjelaskan bahwa tujuan dari assesment adalah
a. untuk mengetahui tingkat kemajuan yang telah dicapai
oleh siswa dan guru sebagai pembimbing dalam suatu
kurun waktu proses belajar yang sudah ditentukan;
b. untuk mengetahui posisi siswa dalam kelompok di
kelasnya,sehingga guru dapat memberi test sesuai
dengan kemampuan siswa;
c. untuk mengetahui tingkat usaha siswa dalam upaya
pembelajarannya;
d. untuk mengetahui sejauhmana siswa mengeksplorasi
tingkat kecerdasannya dalam memahami pelajaran;
e. untuk mengetahui ukuran daya guna dan hasilguna
metode yang diterapkan oleh guru selaku
pembimbing.untuk mengetahui apakah metode yang
diterapkan sudah sesuai dengan kondisi pembelajaran
dan kondisi siswa yang ada dalam proses
pembelajarannya.
10
3. Prinsip Assesment
Pendidik harus memperhatikan dan menguasai sepuluh
prinsip assesment , dengan melaksanakan tahapan-
tahapan berikut ini :
a. Pendidik harus membuat Perencanaan yang efektif bagi
dirinya dan anak didiknya.
b. Assesmen harus terfokus pada siswa sebagai subjek
pembelajaran (student center).
c. Assesment harus interaktif , Reflektif dan dapat
dilaksanakan.
d. Assesment adalah kunci ketrampilan Guru.
e. Assesment adalah alat evaluasi yang sensitif dan
Konstruktif terhadap dampak emosi siswa.
f. Assesment harus memperhitungkan Motivasi Belajar
siswa.
g. Promosikan tujuan belajar, dan libatkan siswa sebagai
pengambil keputusan.
h. Assesment adalah Bimbingan Belajar sebagai upaya
peningkatan mutu pendidikan.
i. Assesment akan membangun jiwa epemimpinan(kemandirian) dan kepekaan siswa.
j. Assesment harus sesuai dengan tingkat kecerdasan/ kemampuan siswa yang berbeda satu sama lainnya.
2.3Evaluasi1. Pengertian Evaluasi
Secara harfiah kata evaluasi berasal dari bahasa Inggris
evaluation, dan dalam bahasa Indonesia berarti penilaian.
secara harfiah, evaluasi dalam pendidikan adalah penilaian
mengenai hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan
pendidikan. Menurut Edwind Wandt dan Gerald W. Brown
pengertian evaluasi dari segi istilah adalah “Evaluation
refer to the act or process to determining the value of
11
something”, definisinya adalah evaluasi merupakan suatu
tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai dari
sesuatu. Apabila diberikan ke definisi evaluasi pendidikan,
maka Evaluasi Pendidikan itu dapat diberi pengertian
sebagai; suatu tindakan atau kegiatan atau suatu proses
menetukan nilai dari segala sesuatu dalam dunia
pendidikan (yaitu segala sesuatu yang berhubungan
dengan, atau yang terjadi di lapangan pendidikan). Atau
singkatnya: evaluasi pendidikan adalah kegiatan atau
proses penentuan nilai pendidikan, sehingga dapat
diketahui mutu atau hasil-hasilnya.
Berikut ini beberapa pengertian evaluasi dari para ahli:
a. Evaluasi menurut Kumano (2001) merupakan penilaian
terhadap data yang dikumpulkan melalui kegiatan
assesment.
b. Calongesi (1995) evaluasi adalah suatu keputusan
tentang nilai berdasarkan hasil pengukuran.
c. Zainul dan Nasution (2001) menyatakan bahwa evaluasi
dapat dinyatakan sebagai suatu proses pengambilan
keputusan dengan menggunakan informasi yang
diperoleh melalui pengukuran hasil belajar, baik yang
menggunakan instrumen tes maupun non tes.
d. Bloom (1971), evaluasi adalah pengumpulan kenyataan
secara sistematis untuk menetapkan apakah dalam
kenyataannya terjadi perubahan dalam diri siswa dan
menetapkan sejauh mana tingkat perubahan dalam
pribadi siswa.
e. Stufflebeam (1971), evaluasi adalah proses
menggambarkan, memperoleh, dan menyajikna
informasi yang berguna untuk menilai alternative
keputusan.
12
f. Arikunto (2003) mengungkapkan bahwa evaluasi adalah
serangkaian kegiatan yang ditujukan untuk mengukur
keberhasilan program pendidikan.
Secara garis besar dapat dikatakan bahwa evaluasi adalah
pemberian nilai terhadap kualitas sesuatu. Selain dari itu,
evaluasi juga dapat dipandang sebagai proses
merencanakan, memperoleh, dan menyediakan informasi
yang sangat diperlukan untuk membuat alternatif-alternatif
keputusan. Dengan demikian, Evaluasi merupakan suatu
proses yang sistematis untuk menentukan atau membuat
keputusan sampai sejauh mana tujuan-tujuan pengajaran
telah dicapai oleh siswa (Purwanto, 2002).
2. Tujuan Evaluasi
Tujuan evaluasi adalah untuk melihat dan mengetahui
proses yang terjadi dalam proses pembelajaran. Proses
pembelajaran memiliki 3 hal penting yaitu: input,
transformasi dan output. Input adalah peserta didik yang
telah dinilai kemampuannya dan siap menjalani proses
pembelajaran. Transformasi adalah segala unsur yang
terkait dengan proses pembelajaran yaitu; guru, media dan
bahan beljar, metode pengajaran, sarana penunjang dan
sistem administrasi. Sedangkan output adalah capaian
yang dihasilkan dari proses pembelajaran.
Menurut Sudijono (1996) menyatakan bahwa secara
umum tujuan evaluasi evaluasi dalam bidang pendidikan
ada dua adalah untuk: a) menghimpun bahan-bahan
keterangan yang akan dijadikan sebagai bukti mengenai
taraf perkembangan atau taraf kemajuan yang dialami
oleh para peserta didik, setelah mereka
mengikutiproses pembelajaran dalam jangka waktu
13
tertentu, b) mengetahui tingkat efektivitas dari metode-
metode pengajaran yang telah dipergunakan dalam proses
pembelajaran selama jangka waktu tertentu.
Selain tujuan umum tersebut, evaluasi juga memiliki
beberapa tujuan khusus. Pertama, merangsang kegiatan
siswa dalam menempuh program pendidikan. Tanpa
evaluasi, tidak mungkin timbul kegairahan pada diri siswa
untuk memperbaiki dan meningkatkan prestasinya masing-
masing. Kedua, mencari dan menemukan berbagai faktor
penyebab keberhasilan maupun ketidakberhasilan siswa
dalam mengikuti program pendidikan, sehingga dapat
menemukan jalan keluar.
Fungsi Evaluasi dalam pendidikan menurut Sudijono (1996:
7) bahwa secara umum ada tiga fungsi evaluasi, yaitu
untuk: (a) mengukur kemajuan, (b) menunjang penyusunan
rencana, dan (c) memperbaiki atau melakukan
penyempurnaan kembali. Sudijono juga menambahkan,
bahwa selain memiliki fungsi secara umum evaluasi juga
memiliki fungsi secara khusus. Adapun fungsi evaluasi
secara khusus dalam bidang pendidikan dapat ditinjau dari
tiga segi, yaitu: (a) segi psikologi, (b) segi didaktik, dan (c)
segi administratif.
Lebih lanjut Sudijono menjelaskan tentang ketiga fungsi
evaluasi tersebut, sebagai berikut.
a. Evaluasi pendidikan secara psikologi akan memberikan
petunjuk untuk mengenal kemampuan dan status dirinya
di antara kelompok atau kelasnya. Siswa akan
mengetahui apakah dirinya termasuk berkemampuan
tinggi, rata-rata, atau rendah. Apabila hal tersebut
14
dapat dicapai maka diharapkan evaluasi pendidikan
akan dapat memberikan dorongan kepada siswa untuk
memperbaiki, meningkatkan, dan mempertahankan
prestasinya.
b. Evaluasi pendidikan bagi pendidik secara didaktik,
setidaknya memiliki lima macam fungsi, yaitu: (1)
memberikan landasan untuk menilai hasil usaha
(prestasi) yang telah dicapai oleh peserta didik, (2)
memberikan informasi yang sangat berguna untuk
mengetahui posisi masing-masing siswa di antara
kelompoknya, (3) memberikan bahan penting untuk
memilih dan kemudian menetapkan status peserta didik,
(4) memberikan pedoman untuk mencari dan
menemukan jalan keluar bagi siswa yang
memerlukannya, dan (5) memberikan petunjuk sejauh
mana tujuan program pengajaran yang telah ditentukan
telah dicapai.
c. Evaluasi pendidikan secara administrasi setidaknya
memiliki tiga macam fungsi yaitu: (1) memberikan
laporan mengenai kemajuan dan perkembangan siswa
yang telah mengikuti kegiatan pendidikan dan pelatihan
dalam jangka waktu tertentu, (2) memberikan bahan-
bahan keterangan (data) untuk keperluan pengambilan
keputusan, dan (3) memberikan gambaran mengenai
hasil-hasil yang telah dicapai dalam proses
pembelajaran.
3. Prinsip Evaluasi
Ada satu prinsip umum dan penting dalam kegiatan
evaluasi, yaitu adanya triangulasi, atau adanya hubungan
erat antara tiga komponen yaitu Tujuan pembelajaran,
Kegiatan pembelajaran atau KBM, dan Evaluasi.
15
Evaluasi sendiri memiliki beberapa prinsip dasar yaitu ;
a. Evaluasi bertujuan membantu pemerintah dalam
mencapai tujuan pembeljaran bagi masyrakat.
b. Evaluasi adalah seni, tidak ada evaluasi yang sempurna,
meski dilkukan dengan metode yang berbeda.
c. Pelaku evaluasi atau evaluator tidak memberikan
jawaban atas suatu pertanyaan tertentu. Evaluator tidak
berwennag untuk memberikan rekomendasi terhadap
keberlangsungan sebuah program. Evaluator hanya
membantu memberikan alternatif.
d. Penelitian evaluasi adalah tanggung jawab tim bukan
perorangan.
e. Evaluator tidak terikat pada satu sekolah demikian pula
sebaliknya.
f. Evaluasi adalah proses, jika diperlukan revisi maka
lakukanlah revisi.
g. Evaluasi memerlukan data yang akurat dan cukup,
hingga perlu pengalaman untuk pendalaman metode
penggalian informasi.
h. Evaluasi akan mntap apabila dilkukan dengan instrumen
dan teknik yang aplicable.
i. Evaluator hendaknya mampu membedakan yang
dimaksud dengan evaluasi formatif, evaluasi sumatif dan
evaluasi program.
j. Evaluasi memberikan gambaran deskriptif yang jelas
mengenai hubungan sebab akibat, bukan terpaku pada
angka soalan tes.
Mengingat pentingnya evaluasi dalam menentukan kualitas
pendidikan, maka upaya merencanakan dan melaksanakan
evaluasi hendaknya memperhatikan beberapa prinsip.
16
Menurut Daryanto (2005), terdapat beberapa prinsip
yang perlu diperhatikan dalam melakukan evaluasi
pendidikan, yaitu keterpaduan, keterampilan siswa,
koherensi, pedagogis, dan akuntabilitas.
a. Keterpaduan
Tujuan instruksional, materi, metode, pengajaran, serta
evaluasi merupakan tiga kesatuan terpadu yang tidak
boleh dipisahkan. Oleh karena itu, perencanaan evaluasi
harus sudah ditetapkan pada waktu menyusun suatu
pengajaran sehingga dapat disesuaikan secara
harmonis dengan tujuan instruksional dan materi
pengajaran yang hendak disajikan.
b. Keterlibatan Siswa
Untuk mengetahui sejauh mana siswa berhasil dalam
kegiatan belajar mengajar yang dijalani secara aktif,
siswa membutuhkan evaluasi. Penyajian evaluasi oleh
guru merupakan upaya guru untuk memenuhi
kebutuhan siswa akan informasi mengenai
kemajuannya dalam program belajar mengajar. Siswa
akan merasa kecewa apabila usahanya tidak dievaluasi.
c. Koherensi
Prinsip evaluasi dimaksudkan evaluasi harus berkaitan
dengan materi pengajaran yang sudah disajikan dan
sesuai dengan ranah kemampuan yang hendak
diukur.
d. Pedagogis
Evaluasi dan hasil hendaknya dapat dipakai sebagai alat
motivasi untuk siswa dalam kegiatan belajarnya.
e. Akuntabilitas
Evaluasi dan hasilnya dapat dipakai sebagai laporan
pertanggungjawaban kepada pihak-pihak yang
berkepentingan dengan pendidikan sehingga dapat
17
diketahui sejauh mana keberhasilan pembelajaran yang
telah dilakukan.
Dalam merencanakan dan melakukan evaluasi
pembelajaran, seorang guru hendaknya selalu
berpegang pada prinsip-prinsip tersebut. Hal ini
dimaksudkan agar guru dapat bertindak dan berusaha
seobjektif mungkin dalam mengadakan evaluasi.
4. Etika Evaluasi
Adapun etika evaluasi yaitu kerahasiaan hasil evaluasi,
keamanan evaluasi, interpretasi evaluasi, penggunaan
evaluasi dan memberi tahu waktu (kecuali pertimbangan).
2.4Hubungan Pengukuran, Penilaian dan Evaluasi
Perlu dipahami bahwa dalam praktek acapkali terjadi
kerancuan atau tumpang tindih dalam penggunaan istilah
evaluasi, penilaian dan pengukuran. Kenyataan seperti itu
memang dapat dipahami, menginggat bahwa antara
ketiganya saling kait-mengait sehingga sulit untuk dibedakan.
Dalam buku Penghantar Evaluasi karya Sudijono
memaparkan bahwa pengukuran pada hakikatnya adalah
membandingkan sesuatu dengan atau atas dasar ukuran
tertentu dan bersifat kualitatif; hasil pengukuran itu berwujud
keterangan-keterangan yang berupa angka-angka atau
bilangan-bilangan. Sedangkan penilaian berarti menilai
sesuatu, dan mengandung arti mengambil keputusan
terhadap sesuatu dengan mendasarkan diri atau
berpegangan pada ukuran baik atau buruk, sakit atau sehat
dan sebagainya. Penilaian bersifat kualitatif. Sedangkan
evaluasi adalah mencakup pada dua kegiatan pengukuran
18
dan penilaian. Evaluasi adalah kegiatan atau proses unuk
menilai sesuatu. Adapun bila digambarkan akan menjadi
hubungan seperti di bawah ini.
Gambar 1. Hubungan antara Pengukuran, Penilaian dan
Evaluasi
Walndt dan Brown (1977) dalam buku penghantar evaluasi
karya Sudijono menegaskan perbedaan antara pengukuran
(measurement) dengan penilaian (evaluation) adalah
pengukuran ada;ah suatu tindakan atau proses menentukan
luas atau kualitas dari sesuatu; ia memberikan jawab atas
pertanyaan: How much? Adapun evaluasi atau penilaian-
didefinisikan sebagai tindakan atau proses menetukan nilai
dari sesuatu-itu, akan memberikan jawab atas pertanyaan;
What valuae? Hal ini juga sependpat dengan Gabel (1993)
mengungkapkan bahwa hasil evaluasi merupakan proses
pemberian penilaian terhadap data atau hasil yang diperoleh
melalui assessment.
19
BAB III
KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan, maka dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut.
1. Pengukuran adalah proses pemberian angka atau deskripsi
numerik kepada individu.
2. Penilaian dalam pendidikan merupakan aktifitas yang
dilakukan oleh pendidik dan peserta didik untuk menilai diri
mereka sendiri, yang memberikan informasi untuk
digunakan sebagai umpan balik untuk memodifikasi
aktifitas belajar dan mengajar.
20
3. Evaluasi merupakan suatu proses yang sistematis untuk
menentukan atau membuat keputusan sampai sejauh
mana tujuan-tujuan pengajaran telah dicapai oleh siswa.
4. Evaluasi secara umum memiliki tiga fungsi, yaitu untuk: (a)
mengukur kemajuan, (b) menunjang penyusunan rencana,
dan (c) memperbaiki atau melakukan penyempurnaan
kembali. Dan fungsi evaluasi secara khusus dalam bidang
pendidikan dapat ditinjau dari tiga segi, yaitu: (a) segi
psikologi, (b) segi didaktik, dan (c) segi administratif.
5. Prinsip yang perlu diperhatikan dalam melakukan
evaluasi pendidikan, yaitu keterpaduan, keterampilan
siswa, koherensi, pedagogis, dan akuntabilitas.
6. Hubungan pengukuran, penilaian dan evaluasi yaitu hasil
evaluasi merupakan proses pemberian penilaian terhadap
data atau hasil yang diperoleh melalui assessment.
DAFTAR PUSTAKA
Allen, M.J. and Yen, W.M. 1979. Introduction to Measurement Theory. Monterey: Brooks/ Cole Publishing Company.
Arikunto, Suharsimi. 2003. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.
Bloom, Benjamin S. et.all. 1971. Handbook on Formative and Summative Evaluation of Student Learning. Perpustakaan FPS IKIP Malang.
Calongesi, J.S. 1995. Merancang Tes untuk Menilai Prestasi Siswa. Bandung : ITB.
Daryanto, H. 2005. Evaluasi pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta.
21
Djemari, Mardapi. 2008. Tekhnik Penyusunan Instrumen Tes dan Nontes. Yogyakarta: Mitra Cendikia Press.
Djemari, Mardapi. 2012. Pengukuran, Penilaian, dan Evaluasi Pendidikan. Yogyakarta: Medica Publishing.
Kumano, Y. 2001. Authentic Assessment and Portfolio Assessment-Its Theory and Practice. Japan: Shizuoka University.
Miller, P. W. 2008. Measurement and Teaching. Indiana: Patrick W. Miller & Associates.103.
Purwanto, Ngalim. 2002. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Rasyid, H., dan Mansur. 2008. Penilaian Hasil Belajar. Bandung: WacanaPrima.
Sudijono, Anas. 1995. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Rajawali Press.
Tayibnapis, F.Y. 2000. Evaluasi Program. Jakarta: Rineka Cipta.
Zainul dan Nasution. 2001. Penilaian Hasil belajar. Jakarta: Dirjen Dikti.
Top Related