i
MODUL PEMBELAJARAN
MATA KULIAHTEORI PERUBAHAN SOSIAL
T.A 2015/2016
Kode Mata Kuliah301.2.041.2
2 SKS
TIM DOSEN :
Erson R. Tungka. S.P., M.Si,/Darmawanto Uria, S.P., M.Si.
PROGRAM STUDI AGRIBISNISFAKULTAS PERTANIAN - UNKRIT
2015
i
Disadur dari Modul Pembelajaran Sosiologi
Disusun oleh
Nur Djazifa ER., M.Si.
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada
Masyarakat
Universitas Negeri Yogyakarta2012
4
Standar Kompetensi : Memahami Dampak Perubahan Sosial
Kompetensi Dasar :
1. Menjelaskan Proses Perubahan Sosial di Masyarakat ( MODUL 1 )
2. Menganalisis Dampak Perubahan Sosial terhadap Kehidupan Masyarakat
MODUL 1 : PROSES PERUBAHAN SOSIAL DI MASYARAKAT
PENGANTAR :
Dalam Modul 1 ini, akan mempelajari fenomena –fenomena yang
berkaitan Proses Perubahan Sosial di Masyarakat. Perubahan dalam kehidupan
masyarakat merupakan suatu dinamika yang dipandang sebagai inti jiwa
masyarakat. Artinya, setiap masyarakat selama hidupnya pasti mengalami
perubahan-perubahan, karena perubahan tersebut merupakan sesuatu yang konstan (
tetap terjadi ) sepanjang sejarah hidup manusia.
Melalui modul ini, Anda diharapkan dapat memahami bahwa adanya
fenomena perubahan - perubahan pada masyarakat merupakan gejala
normal. Karena setiap masyarakat itu berubah, tidak pernah statis, maka dari waktu
ke waktu akan dijumpai adanya perbedaan keadaan masyarakat.
Perbedaan keadaan yang menjadi perhatian sosiologi adalah perbedaan
yang berarti ( bermakna ), yaitu jika struktur dan fungsi masyarakat mengalami
perubahan sedemikian rupa sehingga berbeda / tidak bekerja lagi seperti
sebelumnya; perubahan seperti itu dimaknai sebagai Perubahan Sosial, baik
perubahan itu lambat atau cepat, perubahan itu kecil atau besar, maupun
direncanakan atau tidak.
Jalannya Perubahan Sosial.
Setelah Anda mempelajari Modul 1 ini, Anda diharapkan dapat
memahami Proses Perubahan Sosial di masyarakat, yakni suatu dinamika yang
selalu mewarnai kehidupan masyarakat, sehingga akan kita jumpai adanya
perbedaan keadaan masyarakat dari waktu ke waktu. Secara khusus, Anda
5
diharapkan dapat :
a. Menjelaskan Pengertian
Perubahan
Sosial
b. Menjelaskan Teori Perubahan
Sosial
c. Mengidentifikasi Bentuk - Bentuk Perubahan Sosial
d. Mendiskripsikan Faktor- Faktor Penyebab Perubahan Sosial
e. Mendiskripsikan Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Jalannya Perubahan Sosial
KEGIATAN BELAJAR 1
Materi 1
Pengertian Perubahan Sosial
Teori Perubahan Sosial
Bentuk-Bentuk Perubahan Sosial
A. MATERI 1
1. URAIAN MATERI
a. Pengertian Perubahan SosialPerubahan sosial merupakan perubahan kehidupan masyarakat yang
berlangsung terus-menerus dan tidak akan pernah berhenti, karena tidak
ada satu masyarakatpun yang berhenti pada suatu titik tertentu sepanjang
masa. Artinya, meskipun para Sosiolog memberikan klasifikasi terhadap
masyarakat statis dan dinamis, namun yang dimaksud masyarakat statis
adalah masyarakat yang sedikit sekali mengalami perubahan dan berjalan
lambat, artinya di dalam masyarakat statis tersebut tetap mengalami
perubahan. Adapun masyarakat dinamis adalah masyarakat yang mengalami
berbagai perubahan yang cepat.
Manusia memiliki peran sangat penting terhadap terjadinya perubahan
masyarakat. Perubahan itu terjadi sesuai dengan hakikat dan sifat dasar
6
manusia yang selalu ingin melakukan perubahan, karena manusia memiliki
sifat selalu tidak puas terhadap apa yang telah dicapainya, ingin mencari
sesuatu yang baru untuk mengubah keadaan agar menjadi lebih baik sesuai
dengan kebutuhannya.
Manusia sebagai mahluk Tuhan, dibekali akal-budi untuk memenuhi
kebutuhannya. Kelebihan manusia terletak pada akal-budi tersebut,
yakni sebagai potensi dalam diri manusia yang tidak dimiliki oleh
mahluk lain. Akal merupakan kemampuan berpikir. Kemampuan berpikir
digunakan oleh manusia untuk memecahkan masalah - masalah hidup yang
dihadapinya. Budi merupakan bagian dari kata hati, berupa paduan akal
dan perasaan, yang dapat membedakan antara baik dan buruk sesuatu.
Dengan berbekal akal-budi tersebut manusia memiliki tujuh
kemampuan yang berfungsi untuk: menciptakan,
mengkreasi,memperlakukan, memperbarui,
memperbaiki, mengembangkan, dan meningkatkan segala hal dalam
interaksinya dengan alam maupun manusia lainnya ( Herimanto
dan Winarno, 2009 )
Ketujuh kemampuan tersebut merupakan potensi yang dimiliki
manusia untuk kepentingannya dalam upaya memenuhi kebutuhan
hidupnya, yaitu mempertahankan dan meningkatkan derajat kehidupannya,
mengembangkan sisi kemanusiaannya, dengan cara menciptakan
kebudayaan (selanjutnya manusia juga mengkreasi, memperlakukan,
memperbarui, memperbaiki, mengembangkan dan meningkatkan
kebudayaan).
Kebudayaan yang dihasilkan melalui akal budi manusia sering menjadi
pencetus terjadinya perubahan sosial. Artinya perubahan sosial tidak terlepas
dari perubahan kebudayaan. Bahkan Kingsley Davis ( Soerjono Soekanto,
2000 ) berpendapat bahwa perubahan sosial merupakan bagian dari perubahan
kebudayaan. Adapun menurut PB Horton dan CL Hunt ( 1992 ), hampir
semua perubahan besar mencakup aspek sosial budaya. Oleh karena
itu dalam menggunakan istilah perubahan sosial dan perubahan
budaya, perbedaan di antara keduanya tidak terlalu diperhatikan. Di
samping itu, kedua istilah tersebut seringkali ditukar - pakaikan;
kadangkala digunakan istilah perubahan sosial - budaya ( sosiocultural
7
change ) agar dapat mencakup kedua jenis perubahan tersebut. Yang jelas
perubahan - perubahan sosial dan kebudayaan mempunyai satu aspek
yang sama yaitu kedua - duanya bersangkut-paut dengan suatu
penerimaan cara-cara baru atau suatu perbaikan dalam cara suatu
masyarakat memenuhi kebutuhan – kebutuhannya.
Beberapa Definisi Perubahan Sosial :
Perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi karena adanya
ketidak sesuaian di antara unsur-unsur sosial yang berbeda di dalam
kehidupan masyarakat, sehingga menghasilkan pola kehidupan yang baru (
berbeda dengan pola kehidupan sebelumnya). Perubahan sosial mencakup
perubahan dalam nilai - nilai sosial, norma-norma sosial, susunan lembaga
kemasyarakatan, pelapisan sosial, kelompok sosial, interaksi sosial, pola-pola
perilaku, kekuasaan dan wewenang, serta berbagai segi kehidupan masyarakat
lainnya. Berikut ini merupakan definisi perubahan sosial yang dikemukakan
oleh para Sosiolog :
1) Kingsley Davis :
Perubahan sosial merupakan perubahan-perubahan yang terjadi dalam
struktur dan fungsi masyarakat. Menurutnya, timbulnya
pengorganisasian buruh dalam masyarakat kapitalis telah
menyebabkan perubahan dalam hubungan-hubungan antara buruh
dengan majikan, dan seterusnya menyebabkan perubahan-perubahan
dalam organisasi ekonomi dan politik
2) John Lewis Gillin dan John Philip Gillin :
Perubahan sosial adalah suatu variasi dari cara hidup yang diterima, akibat
adanya perubahan kondisi geografis, kebudayaan material,
komposisi penduduk, ideologi, maupun karena adanya difusi dan
penemuan baru dalam masyarakat.
3) Robert M MacIver :
Perubahan-perubahan sosial sebagai perubahan-perubahan dalam hubungan
sosial ( social relationships) atau sebagai perubahan terhadap
8
keseimbangan ( equilibrium ) hubungan sosial
4) Selo Soemarjan :
Perubahan sosial adalah perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan
dalam suatu masyarakat yang mempengaruhi sistem sosialnya,
termasuk di dalamnya nilai, sikap dan pola perilaku di antara
kelompok-kelompok dalam masyarakat.
5) William F. Ogburn :
Perubahan sosial menekankan pada kondisi teknologis yang menyebabkan
terjadinya perubahan pada aspek-aspek kehidupan sosial, seperti
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat
berpengaruh terhadap pola berpikir masyarakat.
Melihat begitu luasnya cakupan perubahan sosial yang terjadi dalam
masyarakat, maka untuk mengetahui suatu perubahan sosial dapat dilakukan
dengan jalan melakukan pengamatan yang cermat terhadap suatu
masyarakat dan membandingkannya dengan keadaan masyarakat tersebut
pada masa lampau / sebelumnya, untuk memahami perbedaan keadaannya.
b. Teori Perubahan Sosial
Dalam menjelaskan fenomena perubahan sosial terdapat beberapa
teori yang dapat menjadi landasan bagi kita dalam memahami perubahan
sosial yang berkembang di masyarakat. Teori perubahan sosial tersebut di
antaranya adalah:
1) Teori Evolusi ( Evolutionary Theory)
Menurut James M. Henslin (2007), terdapat dua tipe teori evolusi
mengenai cara masyarakat berubah, yakni teori unilinier dan teori
multilinier :
Pandangan teori unilinier mengamsusikan bahwa semua masyarakat
mengikuti jalur evolusi yang sama. Setiap masyarakat berasal dari bentuk
yang sederhana ke bentuk yang lebih kompleks ( sempurna ),
dan masing-masing melewati proses perkembangan yang seragam.
9
Salah satu dari teori ini yang pernah mendoninasi pemikiran Barat adalah
teori evolusi dari Lewis Morgan, yang menyatakan bahwa semua
masyarakat berkembang melalui tiga tahap: kebuasan, barbarisme,
dan peradaban. Dalam pandangan Morgan, Inggris ( masyarakatnya
sendiri ) adalah contoh peradaban. Semua masyarakat lain ditakdirkan
untuk mengikutinya.
Pandangan teori multilinier menggantikan teori unilinier
dengan tidak mengamsusikan bahwa semua masyarakat mengikuti urutan
yang sama, artinya meskipun jalurnya mengarah ke industrialisasi,
masyarakat tidak perlu melewati urutan tahapan yang sama seperti
masyarakat yang lain.
Inti teori evolusi, baik yang unilinier maupun multilinier, ialah
asumsi mengenai kemajuan budaya, di mana kebudayaan Barat dianggap
sebagai tahap kebudayaan yang maju dan superior / sempurna. Namun,
ide ini terbantahkan dengan semakin meningkatnya apresiasi terhadap
kayanya keanekaragaman ( dan kompleksitas) dari kebudayaan suku
bangsa di dunia. Di samping itu, masyarakat Barat sekarang berada
dalam krisis ( rasisme, perang, terorisme, perkosaan, kemiskinan, jalanan
yang tidak aman, perceraian, sex bebas, narkoba, AIDS dan sebagainya )
dan tidak lagi dianggap berada di puncak kebudayaan manusia.
2) Teori Siklus ( Cyclical Theory )
Menurut PB Horton dan CL Hunt ( 1992 ) dalam bukunya
“Sociology”, para penganut teori siklus juga melihat adanya
sejumlah tahapan yang harus dilalui oleh masyarakat, tetapi mereka
berpandangan bahwa proses perubahan masyarakat bukannya
berakhir pada tahap “terakhir” yang sempurna, tetapi berlanjut
menuju tahap kepunahan dan berputar kembali ke tahap awal
untuk peralihan selanjutnya. Beberapa dari penganut teori siklus tersebut
dipaparkan sebagai berikut :
Menurut pandangan seorang ahli filsafat Jerman, Oswald
Spengler ( 1880-1936 ) setiap peradaban besar mengalami
proses pentahapan kelahiran, pertumbuhan, dan keruntuhan. Oswald
Spengler terkenal dengan karyanya “The Decline of the West” /
10
Keruntuhan Dunia Barat.
Pitirim Sorokin (1889-1968) seorang ahli Sosiologi Rusia
berpandangan bahwa semua peradaban besar berada dalam siklus tiga
sistem kebudayaan yang berputar tanpa akhir, yang meliputi : (a)
kebudayaan ideasional ( ideational cultural) yang didasari oleh
nilai-nilai dan kepercayaan terhadap unsur adikodrati ( super natural );
(b) kebudayaan idealistis (idealistic culture) di mana kepercayaan
terhadap unsur adikodrati dan rasionalitas yang berdasarkan fakta
bergabung dalam menciptakan masyarakat ideal; dan (c) kebudayaan
sensasi ( sensate culture) di mana sensasi merupakan tolok ukur dari
kenyataan dan tujuan hidup.
Arnold Toynbee ( 1889-1975), seorang sejarawan Inggris juga
menilai bahwa peradaban besar berada dalam siklus kelahiran,
pertumbuhan, keruntuhan, dan kematian. Menurutnya peradaban besar
muncul untuk menjawab tantangan tertentu, tetapi semuanya telah punah
kecuali peradaban Barat, yang dewasa ini juga tengah beralih menuju ke
tahap kepunahannya.
3) Teori Fungsionalis ( Functionalist Theory )
Penganut teori ini memandang setiap elemen masyarakat
memberikan fungsi terhadap elemen masyarakat lainnya.
Perubahan yang muncul di suatu bagian masyarakat akan
menimbulkan perubahan pada bagian yang lain pula. Perubahan
dianggap mengacaukan keseimbangan masyarakat. Proses pengacauan itu
berhenti pada saat perubahan tersebut telah diintegrasikan ke dalam
kebudayaan ( menjadi cara hidup masyarakat).
Oleh sebab itu menurut teori ini unsur kebudayaan baru yang
memiliki fungsi bagi masyarakat akan diterima, sebaliknya yang
disfungsional akan ditolak.
Menurut sosiolog William Ogburn, meskipun unsur - unsur
masyarakat saling berhubungan, beberapa unsurnya bisa berubah sangat
cepat sementara unsur yang lain berubah secara lambat, sehingga terjadi
apa yang disebutnya dengan ketertinggalan budaya ( cultural lag )
yang mengakibatkan terjadinya kejutan sosial pada masyarakat, sehingga
11
mengacaukan keseimbangan dalam masyarakat. Menurutnya, perubahan
benda-benda budaya materi / teknologi berubah lebih cepat daripada
perubahan dalam budaya non materi / sistem dan struktur sosial.
Dengan kata lain, kita berusaha mengejar teknologi yang terus berubah,
dengan mengadaptasi adat dan cara hidup kita untuk memenuhi
kebutuhan teknologi ( Henslin, 2007 )
4) Teori Konflik ( Conflict Theory )
Menurut pengikut teori ini, yang konstan ( tetap terjadi ) dalam
kehidupan masyarakat adalah konflik sosial, bukannya
perubahan. Perubahan hanyalah merupakan akibat dari adanya
konflik dalam masyarakat, yakni terjadinya pertentangan antara kelas
kelompok penguasa dan kelas kelompok tertindas. Oleh karena konflik
sosial berlangsung secara terus menerus, maka perubahanpun juga
demikian adanya.
Menurut Karl Marx, konflik kelas sosial merupakan sumber
yang paling penting dan berpengaruh dalam semua perubahan sosial.
Perubahan akan menciptakan kelompok dan kelas sosial baru. Konflik
antar kelompok dan kelas sosial baru tersebut akan melahirkan perubahan
berikutnya. Menurutnya, konflik paling tajam akan terjadi antara kelas
Proletariat (buruh yang digaji) dengan kelas Borjuis (kapitalis/pemilik
industri) yang diakhiri oleh kemenangan kelas proletariat, sehingga
terciptalah masyarakat tanpa kelas (PB Horton dan CL. Hunt,1992).
Namun asumsi Marx terhadap terciptanya masyarakat tanpa kelas
tersebut sampai saat ini tidak terbukti. Artinya kehidupan masyarakat
tetap diwarnai adanya perbedaan kelas sosial.
c. Bentuk-Bentuk Perubahan Sosial
Di dalam kehidupan masyarakat dapat kita jumpai berbagai
bentuk perubahan sosial yang dapat digambarkan sebagai berikut:
(Henslin, 2007; PB Horton dan CL Hunt, 1992; Soerjono Soekanto,
2000)
1) Perubahan Sosial secara Lambat
12
Perubahan sosial secara lambat dikenal dengan istilah
evolusi, merupakan perubahan-perubahan yang memerlukan waktu
lama, dan rentetan-rentetan perubahan kecil yang saling mengikuti.
Ciri perubahan secara evolusi ini seakan perubahan itu tidak terjadi di
masyarakat, berlangsung secara lambat dan umumnya tidak
mengakibatkan disintegrasi kehidupan.
Perubahan secara lambat terjadi karena masyarakat berusaha
menyesuaikan diri dengan keperluan, keadaan dan kondisi baru yang
timbul sejalan dengan pertumbuhan masyarakat. Oleh sebab itu
perubahan yang terjadi melalui evolusi terjadi dengan sendirinya secara
alami, tanpa rencana atau kehendak tertentu.
2) Perubahan Sosial secara Cepat
Perubahan sosial yang berjalan cepat disebut revolusi.
Selain terjadi secara cepat, juga menyangkut hal-hal yang
mendasar bagi kehidupan masyarakat serta lembaga-lembaga
kemasyarakatan, dan sering menimbulkan disintegrasi dalam kehidupan
sosial, ekonomi dan politik.
3) Perubahan Sosial Kecil
Perubahan sosial kecil merupakan perubahan yang terjadi
pada unsur-unsur struktur sosial yang tidak membawa pengaruh
langsung / berarti bagi masyarakat karena tdak berpengaruh terhadap
berbagai aspek kehidupan dan lembaga kemasyarakatan.
4) Perubahan Sosial Besar
Perubahan sosial besar merupakan perubahan yang dapat
membawa pengaruh besar dalam berbagai aspek kehidupan serta
menimbulkan perubahan pada lembaga kemasyarakatan seperti
yang terjadi pada masyarakat yang mengalami proses modernisasi -
industrialisasi.
5) Perubahan Sosial yang Direncanakan ( Dikehendaki )
Perubahan Sosial yang dikehendaki atau direncanakan merupakan
13
perubahan yang diperkirakan atau direncanakan terlebih dahulu
oleh pihak-pihak yang akan mengadakan perubahan di dalam
masyarakat. Pihak-pihak yang menghendaki perubahan dinamakan
Agent of change ( agen perubahan), yaitu seseorang atau sekelompok
orang yang telah mendapat kepercayaan masyarakat sebagai pemimpin
dari satu atau lebih lembaga - lembaga kemasyarakatan, serta memimpin
masyarakat dalam mengubah sistem sosial.
Suatu perubahan yang dikehendaki atau yang direncanakan selalu
berada di bawah pengendalian serta pengawasan Agent of change
tersebut. Cara-cara mempengaruhi masyarakat dengan sistem yang teratur
dan direncanakan terlebih dahulu dinamakan rekayasa sosial
( sosial engineering) atau yang biasa disebut sebagai perencanaan
sosial.
6) Perubahan Sosial yang Tidak Direncanakan ( Tidak Dikehendaki )
Perubahan sosial yang tidak direncanakan ( tidak
dikehendaki) merupakan perubahan yang berlangsung tanpa
direncanakan / dikehendaki oleh masyarakat dan di luar jangkauan
pengawasan masyarakat.
Konsep perubahan yang dikehendaki dan tidak dikehendaki tidak
mencakup pengertian apakah perubahan-perubahan tadi diharapkan
atau tidak diharapkan oleh masyarakat. Karena bisa terjadi,
perubahan yang tidak direncanakan/tidak dikehendaki ternyata
diharapkan dan diterima oleh masyarakat, seperti reformasi yang terjadi
di Indonesia.
2. CONTOH – CONTOH
Berbagai contoh yang digambarkan dalam Modul ini merupakan
upaya untuk membantu Anda agar lebih mudah dalam memahami
materi yang telah dipaparkan pada Kegiatan Belajar 1, meliputi :
Pengertian Perubahan Sosial
Teori Perubahan Sosial
Bentuk - bentuk Perubahan Sosial
14
a. Contoh Pengertian Perubahan Sosial
1) Perubahan di dalam kehidupan masyarakat dapat dimaknai sebagai
Perubahan Sosial apabila struktur dan fungsi masyarakat
mengalami perubahan sedemikian rupa sehingga berbeda / tidak
berfungsi lagi seperti sebelumnya :
Perubahan struktur keluarga dari corak keluarga
masyarakat agraris menjadi corak keluarga masyarakat industri,
mengakibatkan fungsi ekonomi keluarga mengalami perubahan, yakni
keluarga yang sebelumnya memiliki fungsi produktif dimana seluruh
anggota keluarga terlibat dalam proses produksi pertanian dan
berbagai produksi kebutuhan rumahtangga lainnya, telah berubah
menjadi keluarga yang memiliki fungsi konsumtif. Perubahan ini
sebagai akibat dari kepala keluarga yang beralih pekerjaan di sektor
industri ( tidak bertani lagi ) bahkan para istri juga mulai bisa bekerja
di luar rumah, sehingga sebagian besar kebutuhan anggota keluarga
dipenuhi dengan cara membeli, tidak lagi diproduksi sendiri oleh
anggota keluarga tersebut. Hal ini juga mendorong munculnya lembaga
- lembaga kemasyarakatan baru di sektor ekonomi yang mengatur
upaya pemenuhan berbagai kebutuhan keluarga-keluarga tersebut.
2) Perubahan sosial adalah suatu variasi dari cara hidup yang diterima,
akibat adanya perubahan kondisi geografis, kebudayaan material,
komposisi penduduk, ideologi, maupun karena adanya difusi dan
penemuan baru dalam masyarakat :
Adanya perubahan kondisi geografis, seperti terjadinya bencana
alam yang mengakibatkan penduduk terpaksa harus pindah ke
daerah lain yang lebih aman, dan harus menyesuaikan diri dengan
lingkungan geografis dan sosial budaya di tempat kehidupannya yang
baru, akan diikuti oleh banyaknya perubahan di dalam kehidupan
masyarakatnya.
15
3) Perubahan-perubahan sosial sebagai perubahan-perubahan dalm
hubungan sosial(social relationships) atau sebagai perubahan terhadap
keseimbangan ( equilibrium ) hubungan sosial:
Adanya kebijakan Otonomi Daerah diwarnai oleh adanya
perubahan pola hubungan antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah dari
yang semula Sentralistik menjadi Desentralistik. Kondisi ini
pada awalnya sering mengakibatkan ketidak seimbangan hubungan
antara Pusat dan Daerah maupun antar Daerah Otonom ( munculnya
persaingan yang tidak sehat ) meskipun lama - kelamaan terjadi
kembali kemapanan dan keseimbangan yang diwarnai oleh lahirnya
berbagai institusi kemasyarakatan yang baru.
4) Perubahan sosial adalah perubahan pada lembaga - lembaga
kemasyarakatan dalam suatu masyarakat yang mempengaruhi sistem
sosialnya, termasuk di dalamnya nilai, sikap dan pola perilaku di
antara kelompok-kelompok dalam masyarakat:
Beralihnya masyarakaat agraris menjadi masyarakat industri
mengakibatkan perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan,
termasuk lembaga keluarga yang telah mengalami
pergeseran dalam kaitannya dengan “nilai anak”. Masyarakat yang
semula meyakini bahwa “banyak anak – banyak rezeqi”
telah bergeser menjadi “sedikit anak – hidup lebih berkualitas”.
Oleh sebab itu pola perilaku keluarga saat ini cenderung memiliki
sedikit anak, dan sistim Keluarga Berencana ( KB ) telah menjadi
cara hidup / budaya masyarakat.
5) Perubahan sosial menekankan pada kondisi teknologis yang
menyebabkan terjadinya perubahan pada aspek-aspek kehidupan sosial,
seperti kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat
berpengaruh terhadap pola berpikir masyarakat:
Pola berpikir masyarakat yang memandang bahwa hidup itu sulit
dan buruk serta semua permasalahan hidup harus diterima dengan
sikap pasrah, akan berubah setelah masyarakat tersentuh oleh ilmu
16
pengetahuan dan kemajuan teknologi, yakni menjadi masyarakat
yang berwawasan luas, memiliki sikap hidup optimis, memandang
semua permasalahan pasti bisa ditemukan solusinya.
Berkembangnya pola berpikir baru tersebut mendorong masyarakat
untuk selalu berusaha memecahkan segala permasalahan yang
dihadapinya. Masyarakat yang semula pasif berubah menjadi
dinamis
dan kreatif, sehingga memunculkan perubahan-perubahan dalam
berbagai aspek kehidupan masyarakatnya
b. Contoh Teori Perubahan Sosial
1) Teori Evolusi ( Evolutionary Theory)
a) Teori Evolusi Unilinear
Perubahan sosial memiliki arah tetap serta tahapan yang
sama, yang dilalui oleh semua masyarakat, dimulai dari tahap
perkembangan awal yang sederhana menuju ke tahap
perkembangan terakhir yang sempurna. Pada saat tahap terakhir
(kesempurnaan) telah dicapai, maka perubahan evolusi juga
berakhir :
(1) Perubahan yang berawal dari kelompok suku yang homogen
dan sederhana ke tahap masyarakat yang modern dan
kompleks.
(2) Perubahan yang kompleksitas teknologinya semakin
meningkat, yakni dari tahap masyarakat pemburu yang
primitif, menuju masyarakat industrialis yang modern.
b) Teori Evolusi Multilinear
Perubahan sosial meskipun memiliki arah yang
tetap ( menuju tahap sempurna / industrialisasi ) namun
kenyataannya masing-masing masyarakat tidak mesti mengikuti
tahapan yang sama: (1) Meskipun setiap perubahan masyarakat
jalurnya mengarah ke tahap industrialisasi, namun setiap
masyarakat belum pasti melewati urutan tahapan yang sama
17
seperti masyarakat yang lain.
(2) Urutan tahapan tidak sepenuhnya tegas, ada sebagian
masyarakat yang berhasil melangkahi beberapa tahapan (
meloncat ) dan langsung mencapai tahap industri, namun ada
pula yang bahkan mundur ke tahap sebelumnya.
2) Teori Siklus ( Cyclical Theory )
Teori siklus melihat adanya sejumlah tahap yang harus dilalui oleh
setiap masyarakat, tetapi proses perubahan masyarakat bukannya
berakhir pada “ tahap terakhir ” yang sempurna, melainkan
berakhir pada tahap
kepunahan / kehancuran, kemudian berputar kembali pada tahap
awal untuk peralihan ( perubahan ) berikutnya:
a) Teori siklus menjelaskan bangkitnya peradaban secara menyeluruh.
Seperti Mesir, Yunani, dan Roma, memiliki kekuasaan dan
pengaruh sedemikian besar, namun hanya untuk sekejab mencapai
puncak, dan kemudian jatuh ke dalam kemunduran.
b) Oswald Spengler melalui karyanya “ The Decline of the
West” ( Keruntuhan Dunia Barat ) melihat bahwa setiap
peradaban besar mengalami proses pentahapan: kelahiran,
pertumbuhan, dan keruntuhan. Menurutnya, peradaban Barat
saat ini sedang dalam masa kemunduran. Krisis peradaban
Barat nampak dari merebaknya perang, senjata nuklir penghancur
dunia dan umat manusia, narkoba, sex bebas, AIDS, HIV,
perkosaan, kriminalitas, krisis ekonomi, perceraian, rasisme dan
sebagainya ( Henslin, 2007; Horton, 1992 )
3) Teori Fungsionalis ( Functionalist Theory )
a) Penganut teori ini melihat setiap elemen masyarakat
memberikan fungsi terhadap elemen masyarakat lainnya.
Perubahan yang muncul di suatu bagian masyarakat akan
menimbulkan perubahan pada bagian yang lain pula:
18
Seperti dapat dilihat saat manusia berhasil menciptakan “Roda”,
telah diikuti adanya perubahan dibidang alat transportasi. Semula
manusia hanya mengandalkan alat transportasi dengan Kuda,
setelah adannya penemuan roda, berkembang alat transportasi
baru berupa kereta kuda, sepeda, mobil, bahkan kereta api.
Perubahan ini diikuti pula oleh berubahnya pola hidup
masyarakat yang semula mobilitasnya rendah ( jarang keluar dari
daerahnya ) berubah menjadi masyarakat yang memiliki mobilitas
tinggi sehingga lebih mengenal kehidupan masyarakat di luar
daerahnya. Kenyataan ini diikuti oleh semakin bertambah luasnya
wawasan mereka, dan selanjutnya mendorong mereka untuk
melakukan perubahan-perubahan, dan seterusnya.
a) Menurut pandangan teori Fungsionalis, setiap perubahan
yang dipandang bermanfaat oleh masyarakatnya ( fugsional
) akan diterima, dan sebaliknya apabila dianggap
tidak berguna ( disfungsional ) akan ditolak masyarakat :
Saat masyarakat masih mengandalkan matapencaharian
di bidang agraris ( pertanian ), anak dibutuhkan sebagai
tenaga kerja yang dapat membantu pekerjaan orang tua
untuk mengelola kegiatan pertaniannya, sehingga
berkembang nilai “ banyak anak – banyak rezeqi “.
Masyarakat cenderung akan menolak saat diperkenalkan adanya
penemuan baru dibidang pengaturan kelahiran dan jumlah
anak ( program Keluarga Berencana) karena dianggap
tidak bermanfaat bagi mereka ( tidak memiliki fungsi bagi
kehidupan masyarakatnya ). Kondisi ini menjadi berubah
manakala masyarakat mulai meninggalkan kehidupan sektot
agraris dan beralih ke sektor industri. Program Keluarga
Brencana ( KB ) bisa diterima karena telah terjadi pergeseran
nilai anak, yakni “Sedikit anak - hidup berkualitas“, sehingga
program KB dianggap memiliki fungsi ( bermanfaat ) bagi
masyarakatnya. Terjadilah perubahan pola kehidupan keluarga
dari keluarga dengan banyak anak menjadi keluarga dengan
sedikit anak.
19
4) Teori Konflik ( Conflict Theory )
Menurut teori ini, konflik yang terjadi antar kelompok dan
antar kelas sosial merupakan sumber paling penting dan berpengaruh
dalam semua perubahan sosial. Perubahan akan menciptakan
kelompok dan kelas sosial baru. Konflik antar kelompok dan antar
kelas sosial baru tersebut akan melahirkan perubahan berikutnya.
Menurut Karl Marx, konflik paling tajam akan terjadi antara kelas
Proletariat ( buruh yang digaji ) dengan kelas Borjuis ( kapitalis /
pemilik industri ) yang diakhiri oleh kemenangan kelas proletariat,
sehingga terciptalah masyarakat tanpa kelas ( PB Horton dan CL
Hunt, 1992 ).
Namun asumsi Marx terhadap terciptanya masyarakat
tanpa kelas tersebut sampai saat ini tidak pernah bisa
dibuktikan. Artinya di dalam kehidupan masyarakat tetap
dijumpai adanya perbedaan kelompok ( Kaya – Miskin ) dan
perbedaan kelas sosial ( Penguasa / Elite Politik - Rakyat ) yang
akan memunculkan konflik antar kelompok maupun antar kelas sosial
tersebut sehingga melahirkan terjadinya perubahan sosial, begitu
seterusnya :
Antara Bangsa Indonesia dengan pihak Penjajah ( penguasa saat itu
) telah terjadi konflik dan berakhir dengan kemerdekaan bangsa
Indonesia. Setelah Indonesia merdeka lahirlah Pemerintahan Baru
yang semakin lama dianggap oleh rakyat telah mengingkari nilai
- nilai ideologi bangsa Indonesia ( PANCASILA ), karena telah
memasukkan faham KOMUNIS sebagai dasar politik bangsa
Indonesia dengan semboyan “ NASAKOM “ ( Nasionalisme,
Agama, dan Komunis ). Oleh sebab itu setelah terjadinya
pemberontakan Partai Komunis Indonesia ( Gerakan
30 September 1965 – PKI ) terjadilah konflik antara pihak penguasa
saat itu ( ORDE LAMA ) dengan rakyat Indonesia, yang berakhir
dengan runtuhnya pemerintahan ORDE LAMA dan digantikan oleh
20
pemerintahan baru (ORDE BARU). Namun sejarah kembali terulang,
karena pemerintahan ORDE BARU dinilai oleh rakyat telah menjadi
penyebab masuknya sistem ekonomi Kapitalis di Indonesia dan tidak
mampu mengatasi “ krisis ekonomi ” pada saat itu, sehingga
pecahlah konflik melalui gerakan reformasi, dimana pemerintahan
ORDE BARU akhirnya digantikan oleh pemerintahan yang baru (
REFORMASI ), dan diharapkan mampu mengemban amanah tujuan
dari reformasi yang berlangsung sampai saat ini.
c. Contoh Bentuk-Bentuk Perubahan SosialDi dalam kehidupan masyarakat akan kita jumpai berbagai
bentuk perubahan sosial sebagai berikut :
1) Perubahan Sosial secara Lambat
Perubahan sosial secara lambat dikenal dengan istilah evolusi,
merupakan perubahan-perubahan yang memerlukan waktu lama
karena masyarakat berusaha menyesuaikan diri dengan keperluan,
keadaan dan kondisi baru yang timbul sejalan dengan pertumbuhan
masyarakatnya: Perubahan yang berjalan dengan sendirinya secara
alami, tanpa rencana atau kehendak tertentu, seperti proses
berkembangnya Sistem Kasta
maupun Sistem Feodal dalam kehidupan masyarakat traditional.
2) Perubahan Sosial secara Cepat
Perubahan sosial yang berjalan cepat disebut revolusi. Selain
terjadi secara cepat juga menyangkut hal-hal yang mendasar bagi
kehidupan masyarakat dan sering menimbulkan disintegrasi dalam
kehidupan sosial, ekonomi dan politik:
Seperti Revolusi ’45 ( Revolusi bangsa Indonesia pada tahun 1945 saat
melawan pemerintah penjajah ) yang diwarnai adanya konflik
peperangan dan disintegrasi dalam kehidupn masyarakat, serta
berakhir dengan kemerdekaan bangsa Indonesia ( sehingga terjadilah
perubahan dalam sendi-sendi kehidupan masyarakat, dari bangsa yang
21
terjajah menjadi bangsa yang merdeka )
3) Perubahan Sosial Kecil
Perubahan sosial kecil merupakan perubahan yang terjadi
pada unsur-unsur struktur sosial yang tidak membawa pengaruh
langsung atau berarti bagi masyarakat karena tidak berpengaruh
terhadap berbagai aspek kehidupan dan lembaga kemasyarakatan:
Seperti perubahan pola makan pada kehidupan Keluarga Modern,
dari kebiasaan makan makanan yang butuh proses panjang dalam cara
memasaknya, berlalih pada makanan instan ( “siap saji” ) seperti
Sosis, Nugget, Mi-instan, berbagai jenis makanan dalam kemasan
kaleng dan sebagainya, yang mungkin hanya berpengaruh terhadap
semakin meningkatnya jumlah permintaan pasar, dan diikuti oleh
meningkatnya jumlah produksi jenis makanan siap saji tersebut.
4) Perubahan Sosial Besar
Perubahan sosial besar merupakan perubahan yang dapat
membawa pengaruh besar dalam berbagai aspek kehidupan serta
menimbulkan perubahan pada lembaga kemasyarakatan, seperti
proses industrialisasi telah membawa pengaruh perubahan pada
berbagai lembaga kemasyarakatan, misalnya :
(a) Perubahan lembaga kemasyarakatan yang mengatur
kehidupan keluarga ( disebut Lembaga Keluarga ) yang semula
memilki aturan- aturan yang berkaitan dengan mata pencaharian
keluarga di sektor pertanian telah berubah dan berkembang ke
arah aturan-aturan yang terkait dengan mata pencaharian keluarga
di sektor industri .
(b) Perubahan juga terjadi pada lembaga kemasyarakatan yang
mengatur proses pendidikan ( disebut Lembaga Pendidikan ).
Jika pada awalnya lembaga pendidikan menekankan pada
pengaturan proses pendidikan dalam keluarga ( pendidikan
informal ), namun seiring berkembangnya industrialisasi dimana
22
pendidikan formal dan nonformal dipandang cukup penting,
maka dibutuhkan aturan-aturan baru yang berkaitan dengan proses
pendidikan di sekolah dan masyarakat, karena masyarakat
menyadari arti pentingnya pendidikan formal dan nonformal di
dalam kehidupan masyarakat industri.
5) Perubahan Sosial yang Direncanakan ( Dikehendaki )
Suatu perubahan yang dikehendaki atau direncanakan,
selalu melalui perencanaan terlebih dahulu, serta di bawah
pengendalian maupun pengawasan Agent of change ( agen perubahan
). Cara-cara dalam mempengaruhi masyarakat dengan sistem yang
teratur dan direncanakan terlebih dahulu tersebut dinamakan rekayasa
sosial ( sosial engineering) atau yang biasa disebut sebagai
perencanaan sosial:
Wujud dari perubahan sosial yang direncanakan ( dikehendaki ) misalnya
proses pembangunan masyarakat / pemberdayaan masyarakat.
6) Perubahan Sosial yang Tidak Direncanakan ( Tidak Dikehendaki )
Perubahan sosial yang tidak direncanakan ( tidak dikehendaki )
merupakan perubahan yang berlangsung tanpa direncanakan
/dikehendaki oleh masyarakat dan di luar jangkauan pengawasan
masyarakat:
Seperti perubahan pola hidup yang dialami oleh suatu bangsa yang
mengalami kekalahan dalam peperangan, karena harus mengikuti pola
hidup negara yang menang ( penjajah )
Konsep perubahan yang dikehendaki dan tidak dikehendaki tidak
mencakup pengertian apakah perubahan-perubahan tadi diharapkan
atau tidak diharapkan oleh masyarakat. Bisa terjadi perubahan yang
tidak dikehendaki / direncanakan ternyata diharapkan dan diterima
oleh masyarakat:
Terjadinya gejolak arus reformasi di Indonesia yang muncul dan
mencuat secara spontan pada saat itu ( 1998 ), ternyata merupakan
momentum perubahan yang telah lama diharapkan oleh masyarakat.
23
4. Rangkuman Materi 1TEORI PERUBAHAN SOSIAL
Perubahan sosial merupakan perubahan kehidupan masyarakat yang berlangsung terus-menerus dan tidak akan pernah berhenti, karena tidak ada satupun masyarakat yang berhenti pada suatu titik tertentu sepanjang masa; perubahan tersebut merupakan sesuatu yang konstan ( tetap terjadi ) sepanjang sejarah hidup manusia.
Perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi karena adanya ketidak sesuaian di antara unsur - unsur sosial yang berbeda di dalam kehidupan masyarakat, sehingga menghasilkan pola kehidupan yang baru ( berbeda dengan pola kehidupan sebelumnya ).
Perubahan sosial yang terjadi mencakup perubahan dalam nilai - nilai sosial, norma-norma sosial, susunan lembaga kemasyarakatan, pelapisan sosial, kelompok sosial, interaksi sosial, pola-pola perilaku, kekuasaan dan wewenang, serta berbagai segi kehidupan masyarakat lainnya
Manusia memiliki peran sangat penting terhadap terjadinya perubahan di masyarakat. Perubahan itu terjadi sesuai dengan hakikat dan sifat dasar manusia yang selalu ingin melakukan perubahan, karena manusia memiliki sifat selalu tidak puas terhadap apa yang telah dicapainya, ingin mencari sesuatu yang baru untuk mengubah keadaan agar menjadi lebih baik sesuai dengan kebutuhannya dengan menggunakan akal-budinya
Beberapa Definisi Perubahan Sosial telah dikemukakan oleh para Sosiolog seperti : Kingsley Davis, JL Gillin dan JP Gillin, Robert M MacIver, Selo Soemardjan, dan William F. Ogburn
Dikenal beberapa Teori Perubahan Sosial yang dapat mendasari pemahaman kita terhadap Perubahan Sosial, di antaranya adalah :
memandang masyarakat bergerak dari titik awal yang sama ke titik akhir yang sama / sempurna ( industrialisasi), baik secara linier maupun multilinier.
Teori menganggap bahwa peradaban berkembang di dalam masyarakat melalui proses kelahiran, keremajaan, kedewasaan, kemunduran, dan kematian/kepunahan, kemudian akan kembali pada proses awal kelahiran berikutnya, dan seterusnya.
24
Teori melihat setiap elemen masyarakat memberikan fungsi terhadap elemen masyarakat lainnya, di samping itu setiap perubahan yang dipandang bermanfaat oleh masyarakat ( fugsional ) akan diterima, dan sebaliknya apabila dianggap tidak berguna ( disfungsional ) akan ditolak masyarakat.
Teori Konflik melihat bahwa konflik yang terjadi antar kelompok dan antar kelas sosial merupakan sumber paling penting dan berpengaruh dalam semua perubahan sosial. Perubahan akan menciptakan kelompok dan kelas sosial baru, konflik antar kelompok dan antar kelas sosial baru tersebut akan melahirkan perubahan berikutnya
25
PERUBAHAN SOSIAL
Berbagai Bentuk Perubahan Sosial meliputi:
Perubahan Sosial secara Lambat : dikenal dengan istilah evolusi, merupakan perubahan-perubahan yang memerlukan waktu lama berjalan dengan sendirinya secara alami, tanpa rencana atau kehendak tertentu,
Perubahan Sosial secara Cepat : disebut revolusi, selain terjadi secara cepat juga menyangkut hal-hal yang mendasar bagi kehidupan masyarakat dan sering menimbulkan disintegrasi dalam kehidupan sosial, ekonomi dan politik,
Perubahan Sosial Kecil : merupakan perubahan yang terjadi pada unsur - unsur struktur sosial yang tidak membawa pengaruh langsung atau berarti bagi masyarakat karena tidak berpengaruh terhadap berbagai aspek kehidupan dan lembaga kemasyarakatan.
Perubahan Sosial Besar : merupakan perubahan yang dapat membawa pengaruh besar dalam berbagai aspek kehidupan, serta menimbulkan perubahan pada lembaga kemasyarakatan.
Perubahan Sosial yang Direncanakan ( Dikehendaki ) : merupakan perubahan yang diperkirakan atau direncanakan terlebih dahulu oleh pihak-pihak yang akan mengadakan perubahan di dalam masyarakat.Pihak-pihak yang menghendaki perubahan dinamakan Agent of change ( Agen perubahan ).
Perubahan Sosial yang tidak Direncanakan ( tidak Dikehendaki) : merupakan perubahan yang berlangsung tanpa direncanakan / dikehendaki oleh masyarakat dan di luar jangkauan pengawasan masyarakat.
26
KEGIATAN BELAJAR 2
Materi 2
Faktor - Faktor Yang Menyebakan TerjadinyaPerubahan Sosial
Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi JalannyaPerubahan Sosial
B. MATERI 2
1. URAIAN MATERI
a. Faktor - Faktor Yang Menyebabkan Terjadinya PerubahanSosial
Suatu penyebab seringkali diartikan sebagai suatu fenomena yang
diperlukan dan cukup mampu untuk menimbulkan akibat yang bisa
diprakirakan. Diperlukan, mengandung pengertian bahwa kita tidak akan
pernah menemukan suatu akibat tanpa adanya penyebab, dan cukup mampu
mengandung pengertian bahwa gejala itu sendiri selalu menimbulkan
akibat/sebagai sumber akibat ( Paul B Horton dan CL Hunt, 1992 ).
Untuk menelusuri penyebab terjadinya perubahan sosial, perlu mencermati
fenomena yang cukup kompleks; namun secara umum dibedakan antara
penyebab yang bersumber dari dalam ( internal ) masyarakat itu sendiri dan
yang bersumber dari luar ( eksternal ) masyarakat tersebut, seperti dipaparkan
berikut in: ( James M. Henslin, 2007; PB Horton dan CL Hunt, 1992; Soerjono
Soekanto, 2000 )
1) Penyebab perubahan yang bersumber dari dalam ( internal )masyarakat antara lain :
a) Bertambah dan Berkurangnya Penduduk.
Bertambahnya penduduk yang sangat cepat di pulau Jawa
menyebabkan terjadinya perubahan dalam struktur masyarakat,
27
terutama dalam lembaga - lembaga kemasyarakatannya ( dalam bentuk
aturan / norma sosial ).
Berkurangnya penduduk dapat disebabkan karena penduduk
berpindah ke daerah lain. Kondisi ini dapat mengakibatkan kekosongan
dalam bidang pembagian kerja dan stratifikasi sosial, sehingga
memepengaruhi lembaga - lembaga kemasyarakatan.
b) Penemuan - penemuan baru.
Penemuan-penemuan baru dibedakan dalam pengertian discovery
dan invention. Discovery adalah penemuan unsur kebudayaan
yang baru, baik berupa alat, ataupun yang berupa gagasan yang
diciptakan oleh seorang individu atau serangkaian ciptaan para individu.
Discovery baru menjadi invention apabila masyarakat sudah
mengakui, menerima serta menerapkan / menggunakan penemuan baru
tersebut; misalnya dalam proses penemuan mobil.
Rangkaian proses penemuan, pengembangan dan persebaran suatu
hasil kebudayaan baru tersebut, serta cara-cara unsur kebudayaan baru
tadi diterima, dipelajari dan akhirnya dipakai dalam masyarakat,
dinamakan sebagai innovation ( inovasi).
Di dalam kehidupan masyarakat dapat ditemukan beberapa faktor
pendorong untuk memunculkan penemuan-penemuan baru, antara lain:
(1) Kesadaran individu-individu akan kekurangan dalam kebudayaan.
Adanya sebagian masyarakat yang menyadari atas kekurangan
dalam kebudayaan masyarakatnya namun tidak mampu
memperbaiki kekurangan tersebut, akan berusaha untuk
menciptakan kebudayaan baru.
(2) Peningkatan kualitas oleh para ahli dalam suatu kebudayaan.
Keinginan untuk meningkatkan kualitas suatu karya yang
biasanya dilandasi rasa kurang puas pada diri para ahli terhadap
hasil suatu karya, merupakan pendorong untuk meneliti dan
memungkinkan lahirnya ciptaan-ciptaan baru
(3) Adanya perangsang bagi aktivitas – aktivitas penciptaan dalam
masyarakat.
28
Adanya penghargaan dari masyarakat dalam bentuk tanda jasa,
hadiah dan sebagainya terhadap mereka yang berhasil menciptakan
penemuan baru yang bermanfaat bagi masyarakat, menjadi motivasi
untuk meningkatkan kemampuan dalam menghasilkan ciptaan /
penemuan baru.
Pengaruh dari suatu penemuan baru, tidak hanya terbatas pada
satu bidang tertentu saja, namun dapat menyebar ke bidang-bidang
lainnya :
(1) Penemuan Radio, memancarkan pengaruhnya ke berbagai arah
dan menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan dalam lembaga
kemasyarakatan seperti pendidikan, agama, pemerintahan, rekreasi
dan sebagainya, seperti dapat digambarkan sebagai berikut :
1
(2) Penemuan Kapal Terbang memunculkan pengaruh secara
menjalar dari satu lembaga kemasyarakatan ke lembaga-lembaga
kemasyarakatan lainnya seperti metode peperangan, yang kemudian
memperdalam perbedaan antara negara-negara besar ( super
powers) dengan negara-negara kecil. Begitu pula dengan penemuan
Bom Atom telah merubah metode perang yang terbatas menjadi
tidak terbatas. Pengaruh secara menjalar dapat digambarkan sebagai
berikut:
1 2 3
29
(3) Beberapa jenis penemuan baru dapat pula menyebabkan terjadinya
satu jenis perubahan, seperti penemuan mobil, kereta api dan jalan
kereta api, telepon dan sebagainya menyebabkan semakin banyak
tumbuhnya pusat - pusat kehidupan di daerah pinggiran kota
( sub urban ).
1
2 X
3
Di samping penemuan-penemuan baru di bidang unsur kebudayaan
material ( kebendaan ), terdapat pula penemuan baru di bidang unsur
kebudayaan immaterial ( rohaniah). Misalnya dengan lahirnya ideologi
baru, aliran-aliran kepercayaan baru, sistem hukum yang baru dan
seterusnya. Adapun Ogburn dan Nimkoff menamakan penemuan baru
dalam hal penciptaan pengelompokan individu-individu yang baru,
atau penciptaan adat-istiadat yang baru, maupun suatu perilaku sosial
yang baru sebagai social invention.
c ) Pertentangan ( Conflict)
Pertentangan yang terjadi antara individu dengan kelompok maupun
antara kelompok dengan kelompok dapat menjadi penyebab terjadinya
perubahan sosial masyarakatnya. Seperti yang sering terjadi pada
masyarakat yang tengah mengalami pergeseran dari masyarakat
traditional menuju masyarakat modern, pertentangan terjadi antara
kelompok generasi tua dengan kelompok generasi muda yang lebih cepat
menerima unsur-unsur kebudayaan modern.
30
d) Terjadinya Pemberontakan atau Revolusi
Terjadinya pemberontakan atau Revolusi dalam sutau pemerintahan
negara akan meyebabkan terjadinya perubahan – perubahan besar dalam
kehidupan negara tersebut. Seluruh lembaga kemasyarakatan, mulai dari
bentuk negara sampai keluarga batih mengalami perubahan-perubahan
yang mendasar.
2) Penyebab perubahan yang bersumber dari luar ( eksternal ) masyarakat
a) Lingkungan Alam Fisik
Perubahan yang disebabkan oleh lingkungan alam fisik dapat berupa
bencana alam seperti banjir, gunung meletus, gempa bumi, angin taufan
dan sebagainya, maupun berupa tindakan manusia yang tidak
terkontrol sehingga merusak lingkungan, seperti penebangan hutan
secara liar yang menyebabkan terjadinya bencana tanah longsor.
Kondisi ini mengakibatkan penduduk harus pindah ke daerah yang
lebih aman dan berbeda dengan kondisi lingkungan yang lama. Untuk
menyesuaikan dengan kondisi lingkungan di daerah yang baru, maka
berkembanglah lembaga - lembaga kemasyarakatan baru untuk menjaga
agar kehidupan masyarakat tetap dapat berjalan.
b) Peperangan
Terjadinya peperangan antar negara dapat mengakibatkan perubahan
bagi negara yang mengalami kekalahan, karena negara yang kalah akan
menjadi negara terjajah dan harus mengikuti pola kehidupan politik
baru sesuai dengan kehendak negara yang memenangkan peperangan
tersebut. Karena negara yang menang biasanya akan memaksakan
kehendaknya pada negara yang kalah.
c) Pengaruh Kebudayaan Masyarakat lain
Masuknya pengaruh kebudayaan masyarakat lain bisa terjadi
karena adanya hubungan fisik antara dua masyarakat, yang diikuti
adanya pengaruh timbal balik sehingga masing - masing masyarakat
akan mengalami perubahan.
31
Masuknya pengaruh kebudayaan masyarakat lain juga bisa terjadi
secara sepihak, misalnya melalui media massa ( siaran TV ),
masyarakat pemirsa siaran TV dapat terpengaruh oleh isi siaran yang
ditayangkan.
b. Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Jalannya ProsesPerubahan Sosial
Berlangsungnya proses perubahan sosial di dalam masyarakat juga
akan dipengaruhi oleh faktor - faktor yang dapat menjadi pendorong
maupun yang jadi penghambat / penghalang jalannya proses perubahan
sosial tersebut.
1) Faktor – faktor Pendorong
a) Kontak dengan Kebudayaan lain
Masyarakat yang mengalami kontak dengan kebudayaan lain
( sebagai kebudayaan baru ) cenderung akan terpengaruh oleh
kebudayaan tersebut sehingga menghasilkan perubahan dalam
kehidupan masyarakatnya. Proses tersebut berlangsung melalui
difusi ( diffusion ) yaitu proses penyebaran unsur-unsur kebudayaan
ke individu atau masyarakat lain.
b) Sistem Pendidikan Formal yang Maju
Pendidikan akan memberikan nilai-nilai tertentu kepada manusia,
terutama dalam membuka pikirannya, menerima hal - hal baru,
maupun cara berfikir secara ilmiah. Pendidikan mengajarkan manusia
untuk dapat berfikir secara obyektif, rasional dan melihat ke masa
depan, berusaha menciptakan kehidupan yang lebih maju.
c) Sikap menghargai Hasil Karya Seseorang dan keinginan untuk maju
Sikap positif masyarakat terhadap berbagai karya yang dihasilkan
oleh anggota masyarakatnya merupakan indikasi bahwa masyarakat
tersebut ingin maju lewat karya-karya baru warganya. Kenyataan
32
ini dapat mendorong masyarakat untuk selalu berprestasi melalui
berbagai penemuan-penemuan baru lewat hasil karya mereka
yang diharapkan dapat membawa perubahan dan kebaikan dalam
kehidupan masyarakatnya.
d) Toleransi terhadap perbuatan menyimpang yang bukan merupakan delik ( pelanggaran hukum )
Adanya sikap toleransi terhadap penyimpangan yang terjadi di
masyarakat dalam bentuk penyimpangan dari kebiasaan – kebiasaan
hidup masyarakatnya ( akan tetapi bukan penyimpangan dalam
arti delik / pelanggaran hukum ) menyebabkan masyarakat memiliki
keberanian untuk melakukan hal-hal yang menyimpang / berbeda
dari kebiasaan - kebiasaan yang ada, sehingga terjadi perubahan di
dalam kehidupan masyarakatnya.
e) Sistem Pelapisan Masyarakat ( Stratifikasi Sosial ) yang terbuka
Sistem pelapisan masyarakat yang terbuka merupakan sistem
yang memberikan peluang atau kesempatan kepada setiap warga
masyarakat untuk mengalami mobilitas sosial vertikal secara luas,
dimana setiap warga masyarakat memiliki kesempatan untuk meraih
prestasi dan memiliki kedudukan/status sosial yang lebih tinggi.
f) Penduduk yang Heterogen
Di dalam masyarakat yang terdiri dari kelompok-kelompok sosial
yang mempunyai perbedaan latar belakang kebudayaan, ras, ideologi
dan sebagainya, mempermudah terjadinya konflik-konflik dalam
masyarakat, sehingga sering muncul goncangan- goncangan yang
mendorong terjadinya perubahan kehidupan masyarakat.
g) Ketidakpuasan masyarakat terhadap berbagai bidang kehidupan
Ketidak puasan yang berkembang di masyarakat dan telah
berlangsung lama, dapat mendorong munculnya sebuah revolusi atau
pemberontakan.
33
h) Orientasi ke masa depan
Masyarakat yang mampu berfikir ke arah masa depan ( memiliki
Vis, Misi dan tujuan hidup yang jelas ) akan terdorong
untuk mewujudkan cita - cita masa depannya, sehingga tumbuh
sebagai masyarakat yang dinamis, kreatif, yaitu masyarakat yang
selalu berusaha menghasilkan penemuan - penemuan baru yang akan
merubah kehidupan masyarakatnya menuju terwujudnya masyarakat
yang dicita-citakan.
i) Pandangan bahwa manusia harus senantiasa memperbaiki hidupnya
Berkembangnya keyakinan terhadap nilai – nilai hakekat hidup
di mana manusia agar bisa tetap eksis harus berusaha memperbaiki
hidupnya, menjadi pendorong masyarakat untuk selalu berusaha
meningkatkan kualitas hidupnya dengan berusaha merubah kondisi
hidupnya ke arah yang lebih baik.
2) Faktor - faktor Penghambat
a) Kurangnya hubungan dengan masyarakat lain
Masyarakat yang hidup terasing mengakibatkan tidak akan
mengetahui perkembangan kemajuan yang telah dicapai oleh
masyarakat lain. Biasanya masyarakat tersebut terkungkung
pola-pola pemikirannya oleh tradisi, dan tidak menyadari bahwa
msyarakatnya telah tertinggal dibandingkan dengan masyarakat
yang lain, sehingga tidak memiliki gambaran ataupun keinginan
untuk merubah kondisi masyarakatnya agar menjadi lebih maju.
b) Perkembangan Ilmu Pengetahuan yang terlambat.
Kondisi masyarakat yang terlambat ilmu pengetahuannya dapat
dijumpai pada masyarakat yang pernah terjajah lama oleh masyarakat
atau bangsa lain. Selain itu bisa juga terjadi pada masyarakat yang
terasing atau tertutup. Kondisi tersebut melahirkan masyarakat yang
statis, dan tidak mampu berkembang karena keterbatasan ilmu
pengetahuannya.
34
c) Sikap masyarakat yang sangat tradisional
Sikap masyarakat yang suka mengagung-agungkan tradisi
dan masa lampau, serta anggapan bahwa tradisi secara mutlak tidak
dapat dirubah, akan menjadi penghambat jalannya proses perubahan,
karena masyarakat dihinggapi rasa takut atau menganggap tabu
untuk meninggalkan dan merubah tradisi lama dengan tradisi yang
baru.
d) Adanya kepentingan-kepentingan yang telah tertanam dengan kuat atau vested interests
Dalam setiap masyarakat terdapat sistem pelapisan / strtifikasi sosial
yang memposisikan sekelompok orang untuk menikmati posisi /
kedudukan sosial pada lapisan atas. Hal ini sering terjadi pada
masyarakat feodal dan masyarakat yang tengah mengalami transisi.
Mereka yang memiliki posisi / kedudukan pada lapisan atas, akan
selalu mempertahankan posisi tersebut dan sukar sekali untuk mau
melepaskan kedudukannya.
e) Rasa takut akan terjadinya kegoyahan pada integrasi kebudayaan
Setiap masyarakat memiliki unsur-unsur budaya yang dipandang
menjadi dasar integrasi bagi keberlangsungan hidup masyarakat yang
harmonis. Oleh sebab itu masyarakat berusaha memelihara dan
mempertahankannya agar keharmonisan tetap terjaga. Masuknya
unsur-unsur budaya luar sering disikapi dengan kekhawatiran dapat
menyebakan terjadinya perubahan pada unsur-unsur kebudayaan
tersebut dan menggoyahkan integrasi masyarakatnya, sehingga
cenderung ditolak.
f) Prasangka terhadap hal-hal baru ( asing ) atau sikap yang tertutup
Bagi masyarakat yang pernah dijajah oleh bangsa-bangsa Barat,
prasangka - prasangka negatif serta sikap yang tertutup tersebut
masih sering melekat dengan kuat, karena tidak bisa melupakan
35
pengalaman-pengalaman pahit yang pernah mereka terima selama
dijajah. Karena saat ini hal – hal baru umumnya datang dari dunia
Barat, maka oleh masyarakat disikapi dengan prasangka sebagai
upaya untuk melakukan penjajahan kembali. Oleh sebab itu
masuknya hal-hal baru cenderung ditolak oleh masyarakat.
g) Hambatan-hambatan yang bersifat Ideologis
Setiap bangsa atau masyarakat tentu memiliki ideologi yang
mengandung nilai - nilai dasar sebagai pedoman dalam hidup
bernegara, berbangsa, dan bermasyarakat. Oleh sebab itu
nilai-nilai ideologi merupakan nilai universal yang berfungsi sebagai
alat pemersatu / integrasi dalam kehidupan bernegara, berbangsa dan
bermasyarakat tersebut. Masuknya unsur budaya baru yang dianggap
tidak sesuai apalagi bertentangan dengan nilai-nilai ideologi tersebut,
cenderung akan ditolak karena dikhawatirkan dapat mengganggu
kestabilan dan integrasi dalam kehidupan mereka.
h) Adat atau Kebiasaan dalam Masyarakat
Adat atau kebiasaan yang hidup di masyarakat merupakan
pola - pola perilaku bagi anggota masyarakat dalam memenuhi segala
kebutuhan pokoknya. Ada kalanya adat atau kebiasaan tersebut begitu
kokoh ternanam dalam kehidupan masyarakatnya, sehingga sulit
untuk diubah, seperti yang berkaitan dengan bidang kepercayaan,
sistem mata pencaharian, pembuatan rumah, cara berpakaian tertentu
dan sebagainya.
i) Nilai bahwa Hidup itu pada hakekatnya buruk dan tidak mungkin diperbaiki
Berkembangnya nilai-nilai tersebut di dalam masyarakat akan
melahirkan sikap hidup yang apatis. Mereka meyakini bahwa
kehidupan di dunia memang penuh dengan kesusahan dan kesulitan
yang dipahami sebagai kodrat yang harus diterima dan dijalaninya,
karena kehidupan tidak mungkin diubah dan diperbaiki.
36
2. CONTOH-CONTOH
Berbagai contoh yang digambarkan dalam Modul ini merupakan upaya
untuk membantu Anda agar lebih mudah dalam memahami materi yang
telah dipaparkan pada Kegiatan Belajar 2, meliputi :
Faktor-Faktor yang Menyebabkan Terjadinya Perubahan Sosial
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Jalannya Perubahan Sosial
a. Contoh Faktor - Faktor yang Telah MenyebabkanTerjadinya Perubahan Sosial
1) Penyebab perubahan yang bersumber dari dalam ( internal )masyarakat, antara lain :
a) Bertambah dan Berkurangnya Penduduk
Bertambahnya penduduk yang sangat cepat di pulau Jawa
menyebabkan terjadinya perubahan dalam struktur masyarakat,
terutama dalam lembaga - lembaga kemasyarakatannya ( dalam
bentuk aturan / norma sosial ) :
Seperti munculnya aturan - aturan yang menyangkut hak milik
individual atas tanah, sewa tanah, gadai tanah, bagi hasil dan
sebagainya yang sebelumnya tidak pernah ada.
Berkurangnya penduduk dapat disebabkan karena penduduk
berpindah ke daerah lain. Kondisi ini dapat mengakibatkan
kekosongan dalam bidang pembagian kerja dan stratifikasi sosial,
sehingga memepengaruhi lembaga - lembaga kemasyarakatan:
Di beberapa masyarakat pedesaan, berkurangnya jumlah penduduk
usia produktif yang disebabkan berpindahnya mereka ke kota,
menyebabkan perubahan dalam sistem pengolahan tanah. Pengaturan
pengolahan dan pengelompokan tenaga kerja menjadi didasarkan pada
jenis pekerjaannya, bukan berdasarkan pada perbedaan usia lagi.
b) Penemuan - penemuan baru.
Penemuan-penemuan baru dibedakan dalam pengertian discovery
dan invention. Discovery adalah penemuan unsur kebudayaan yang
37
baru, baik berupa alat, ataupun yang berupa gagasan. Discovery akan
menjadi invention apabila masyarakat mengakui, menerima serta
menggunakan penemuan baru tersebut:
Sebagai contoh discovery, misalnya penemuan mobil yang
diawali oleh Marcus ( 1875) seorang Austria dengan upayanya untuk
membuat motor gas, serta menghubungkan motor gas tersebut dengan
sebuah kereta, sehingga dapat berjalan tanpa ditarik oleh seekor kuda.
Hal itu merupakan momentum penting saat mobil menjadi discovery.
Proses selanjutnya para ilmuwan menambahkan berbagai
komponen sehingga menjadi suatu bentuk mobil yang layak untuk
dijadikan sebagai alat pengangkut manusia secara praktis dan aman,
serta memperoleh hak patent di Amerika Serikat pada tahun 1911,
sehingga diakui oleh masyarakat, maka kendaraan mobil telah
menjadi suatu invention.
Rangkaian dari proses discovery sampai dengan invention
sehingga akhirnya mobil sebagai penemuan baru tersebar dan dipakai
dalam kehidupan masyarakat dinamakan sebagai innovation
( inovasi ).
c) Pertentangan ( Conflict)
Pertentangan sering terjadi pada masyarakat yang tengah
mengalami pergeseran dari masyarakat traditional menuju masyarakat
modern, antara kelompok generasi tua dengan generasi muda yang
lebih cepat menerima unsur-unsur kebudayaan modern:
Kondisi tersebut menyebabkan berkembangnya konflik yang
menbutuhkan suatu pemecahan bersama melalui kompromi antar
generasi tersebut, untuk bersama-sama menentukan unsur-unsur
budaya baru mana yang bisa diterima secara bersama, sehingga akan
mewarnai perubahan pola kehidupan masyarakat, diantaranya terkait
dengan pola pergaulan muda-mudi, peluang pendidikan dan
kesempatan bekerja bagi perempuan ( kesetaraan gender), sistem
pernikahan, dan sebagainya.
38
d) Terjadinya Pemberontakan atau Revolusi
Terjadinya pemberontakan atau Revolusi dalam sutau
pemerintahan negara, meyebabkan terjadinya perubahan – perubahan
besar dalam kehidupan negara tersebut. Seluruh lembaga
kemasyarakatan, mulai dari bentuk negara sampai keluarga batih
mengalami perubahan-perubahan yang mendasar:
Seperti peristiwa Revolusi di Rusia pada tahun 1917, telah merubah
Kerajaan Absolut menjadi Diktator Proletariat yang dilandasi oleh
doktrin Marxis ( ideologi komunis ); dalam kehidupan Keluarga,
anak dianggap sebagai “ Anak Negara” ( bukan milik mutlak dari
orangtua ) sehingga negara punya hak untuk memperlakukannya
sesuai dengan ajaran ideologi yang dianut negara.
2) Penyebab perubahan yang bersumber dari luar ( eksternal )masyarakat antara lain :
a) Lingkungan Alam Fisik
Perubahan yang disebabkan oleh lingkungan alam fisik dapat
berupa bencana alam maupun berupa tindakan manusia yang tidak
terkontrol sehingga merusak lingkungan, seperti penebangan hutan
secara liar menyebabkan bencana tanah longsor :
Kondisi ini mengakibatkan penduduk harus pindah ke daerah yang
lebih aman dan mungkin berbeda dengan kondisi lingkungan alam
maupun lingkungan sosial-budaya sebelumnya. Untuk menyesuaikan
diri dengan kondisi lingkungan yang baru, maka berkembanglah
pola kehidupan yang baru serta lembaga - lembaga kemasyarakatan
baru untuk mengatur dan menjaga agar kehidupan masyarakat terus
dapat berjalan.
b) Peperangan
Terjadinya peperangan antar negara dapat mengakibatkan
perubahan bagi negara yang mengalami kekalahan, karena sebagai
negara terjajah harus mengikuti pola kehidupan yang dikehendaki
pihak penjajah :
39
Negara yang menang biasanya memaksakan kehendaknya pada
negara yang kalah/terjajah, sehingga terjadi perubahan yang mendasar
dalam segala aspek kehidupan baik politik, sosial - budaya, ekonomi
dan sebagainya. Saat Indonesia dijajah oleh bangsa Belanda,
harus menerima segala kebijakan dan peraturan yang diterapkan oleh
pemerintah Belanda.
c) Pengaruh Kebudayaan Masyarakat lain
Masuknya pengaruh kebudayaan masyarakat lain bisa terjadi
karena adanya hubungan fisik antara dua masyarakat, yang diikuti
adanya pengaruh timbal balik sehingga masing - masing masyarakat
akan mengalami perubahan:
Misal saling bertemu dalam hubungan perdagangan, misi pertukaran
budaya dan sebagainya.
Masuknya pengaruh kebudayaan masyarakat lain juga bisa terjadi
secara sepihak, misalnya melalui media massa:
Melalui media TV misalnya, yang berisi tayangan bermacam-macam
budaya baru dari masyarakat luar, maupun berbagai macam pesan
lewat iklan, masyarakat dapat terpengaruh oleh isi siaran yang
ditayangkan, sehingga terjadi perubahan pada kehidupan masyarakat
tersebut.
b. Contoh Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Jalannya PosesPerubahan Sosial
Berlangsungnya proses perubahan sosial di dalam masyarakat juga
akan dipengaruhi oleh faktor - faktor yang dapat menjadi pendorong
maupun yang jadi penghambat / penghalang jalannya proses perubahan
sosial tersebut.
1) Faktor – faktor Pendorong
a) Kontak dengan Kebudayaan lain
Masyarakat yang mengalami kontak dengan kebudayaan lain
( sebagai kebudayaan baru ) cenderung akan terpengaruh oleh
40
kebudayaan tersebut sehingga menghasilkan perubahan dalam
kehidupan masyarakatnya. Proses tersebut berlangsung melalui
difusi ( diffusion ) yaitu proses penyebaran unsur-unsur kebudayaan
ke individu atau masyarakat lain:
Dengan terjadinya difusi, maka unsur kebudayaan baru dapat
diteruskan dan disebarkan ke masyarakat luas sehingga masyarakat
bisa menikmati kegunaannya. Proses tersebut dapat memperkaya
kebudayaan masyarakat, seperti kebudayaan baru bidang teknologi
( HP, Laptop, TAB ) dan sebagainya sehingga berlangsung perubahan
dalam pola kehidupan masyarakatnya.
b) Sistem Pendidikan Formal yang Maju
Pendidikan akan memberikan nilai-nilai tertentu kepada manusia,
terutama dalam membuka pikirannya, menerima hal - hal baru,
maupun cara berfikir secara ilmiah. Pendidikan mengajarkan manusia
untuk dapat berfikir secara obyektif, rasional dan melihat ke masa
depan, berusaha menciptakan kehidupan yang lebih maju:
Pendidikan memberi kemampuan pada manusia untuk menilai apakah
kebudayaan masyarakatnya dapat memenuhi kebutuhan sesuai dengan
tuntutan perkembangan zaman atau tidak. Berbekal pendidikan,
masyarakat akan terdorong untuk berusaha menciptakan berbagai
penemuan kebudayaan yang baru agar masyarakatnya mampu hidup
mengikuti perkembangan zaman.
c) Sikap menghargai Hasil Karya Seseorang dan keinginan untuk maju
Sikap positif masyarakat terhadap berbagai hasil karya anggota
masyarakatnya, merupakan indikasi bahwa masyarakat tersebut ingin
maju lewat hasil karya baru warganya yang diharapkan dapat
membawa perubahan dan kebaikan bagi kehidupan masyarakatnya:
Seperti penghargaan Hadiah Nobel, pemberian Tanda Jasa,
penghargaan Kenaikan Jabatan dan sebagainya, mendorong
masyarakat untuk terus berprestasi lewat karya-karya baru mereka,
sehingga membawa perubahan dalam masyarakatnya.
41
d) Toleransi terhadap perbuatan menyimpang yang bukan merupakan delik ( pelanggaran hukum )
Adanya sikap toleransi terhadap penyimpangan yang terjadi di
masyarakat dalam bentuk penyimpangan dari kebiasaan – kebiasaan
hidup masyarakatnya ( tetapi bukan penyimpangan dalam arti
delik / pelanggaran hukum ) menyebabkan masyarakat memiliki
keberanian untuk melakukan hal - hal yang berbeda dari kebiasaan
yang ada, sehingga terjadi perubahan - perubahan di dalam
kehidupan masyarakatnya:
Seperti toleransi terhadap warga masyarakat yang tidak lagi
melaksanakan kebiasaan - kebiasaan masyarakatnya karena
menganggap kebiasaan tersebut kurang rational atau tidak relevan
lagi dengan kemajuan zaman, serta menggantinya dengan bentuk
kebiasaan baru yang diikuti oleh berkembangnya lembaga - lembaga
kemasyarakatan yang baru pula. Sekarang ini semakin banyak
warga masyarakat yang pada saat melakukan acara MITONI
( Tujuh Bulanan ) usia kandungan, tidak lagi melakukan
upacara-upacara ritual seperti dilakukan oleh generasi-generasi
sebelumnya, namun cukup dengan acara pengajian dan doa
keselamatan; begitu pula di kalangan masyarakat petani sudah
banyak yang meninggalkan upacara selamatan untuk “Dewi Sri”
( Dewi Kesuburan ) sehingga terjadi perubahan pola perilaku
masyarakat dan muncul lembaga-lembaga kemasyarakatan baru
yang mengatur pola perilaku tersebut.
e) Sistem Pelapisan Masyarakat ( Stratifikasi Sosial ) yang terbuka
Sistem pelapisan masyarakat yang terbuka merupakan sistem
yang memberikan peluang atau kesempatan kepada setiap warga
masyarakat untuk mengalami mobilitas sosial vertikal secara luas,
dimana setiap warga masyarakat memiliki kesempatan untuk meraih
prestasi dan memiliki kedudukan / status sosial yang lebih tinggi:
Misal terbukanya peluang bagi warga masyarakat dari lapisan dan
golongan manapun untuk meraih pendidikan setinggi mungkin.
43
Semakin tinggi tingkat pendidikan, memungkinkan seseorang untuk
memperoleh pekerjaan yang lebih baik, disertai income yang lebih
baik pula sehingga dapat meningkatkan status sosialnya di
masyarakat. Semakin banyak warga masyarakat yang termotivasi
meraih tingkat pendidikan yang tinggi ( sebagai modal untuk
dapat meningkatkan status sosialnya di masyarakat ), akan
membawa perubahan - perubahan dalam kehidupan masyarakanya,
karena masyarakat menjadi makin dinamis, aktif dan kreatif
sehinga tercipta masyarakat yang semakin maju.
f) Penduduk yang Heterogen
Di dalam masyarakat yang terdiri dari kelompok-kelompok sosial
yang mempunyai perbedaan latar belakang kebudayaan, ras, ideologi
dan sebagainya, mempermudah terjadinya konflik-konflik dalam
masyarakat, sehingga sering muncul goncangan - goncangan yang
mendorong terjadinya perubahan kehidupan masyarakat:
Di dalam komunitas masyarakat Transmigran yang berasal dari
berbagai macam daerah / wilayah Indonesia yang padat penduduknya,
harus berkumpul dalam satu wilayah yang sama, menjalankan
kehidupan bersama. Karena mereka berasal dari daerah yang berbeda,
cenderung berperilaku sesuai budaya asalnya masing-masing,
sehingga sering terjadi ketidak cocokan di antara mereka karena
menganut nilai dan norma yang berbeda, maka muncullah gesekan /
konflik. Untuk mengakhiri konflik dilakukan upaya kompromi
dengan membuat kesepakatan bersama untuk mempertemukan
perbedaan-perbedaan tersebut, sehingga akan menghasilkan
pengembangan nilai-nilai dan norma baru / lembaga-lembaga
kemasyarakatn baru yang bisa diterima oleh semua pihak.
Selanjutnya akan diikuti terjadinya perubahan pola perilaku baru di
antara mereka, sesuai dengan hasil kesepakatan bersama.
g) Ketidakpuasan masyarakat terhadap berbagai bidang kehidupan
Ketidak puasan yang berkembang dalam kehidupan masyarakat
dan telah berlangsung cukup lama, dapat mendorong munculnya
44
revolusi/pemberontakan:
Terjadinya revolusi di Perancis dipicu oleh ketidak puasan rakyat
yang telah lama hidup dibawah tekanan pemerintahan yang absolut,
yang hidup penuh kemewahan sementara rakyat telah lama hidup
dalam kesengsaraan. Akhirnya meletuslah kemarahan rakyat melalui
pemberontakan / revolusi yang berhasil menumbangkan pemerintahan
absolut saat itu.
h) Orientasi ke masa depan.
Masyarakat yang mampu berfikir ke arah masa depan ( memiliki
Visi, Misi dan tujuan hidup yang jelas ) akan terdorong untuk
mewujudkan cita - cita masa depannya:
Masyarakat mampu tumbuh sebagai masyarakat yang dinamis, aktif
dan kreatif, yaitu masyarakat yang selalu berusaha menghasilkan
penemuan - penemuan baru yang diharapkan mampu untuk merubah
kehidupan masyarakatnya menuju terwujudnya masyarakat baru yang
dicita-citakan.
i) Pandangan bahwa manusia harus senantiasa memperbaiki hidupnya
Berkembangnya keyakinan terhadap nilai – nilai hakekat hidup
bahwa “ Manusia bila ingin tetap eksis harus selalu berusaha
memperbaiki hidupnya”, menjadi pendorong masyarakat untuk
selalu berusaha meningkatkan kualitas hidupnya dengan berusaha
merubah kondisi hidupnya ke arah yang lebih baik:
Masyarakat yang meyakini bahwa kualitas dan kesejahteraan
hidupnya ditentukan oleh hasil usahanya ( bukan ditentukan
oleh nasib ), akan terus berusaha untuk meningkatkan kualitas
hidupnya lewat berbagai perubahan - perubahan yang dilakukannya
yang ditujukan untuk memperbaiki kehidupannya.
2) Faktor - faktor Penghambat
a) Kurangnya hubungan dengan masyarakat lain
Masyarakat yang hidup terasing mengakibatkan tidak mengetahui
45
perkembangan kemajuan yang telah dicapai oleh masyarakat lain,
sehingga tidak memiliki gambaran ataupun keinginan untuk merubah
kondisi masyarakatnya agar menjadi lebih maju:
Hal ini biasanya terjadi pada masyarakat yang pola - pola
pemikirannya terkungkung oleh tradisi, dan tidak menyadari bahwa
msyarakatnya telah tertinggal dibandingkan dengan masyarakat
yang lain, sehingga tidak memiliki gambaran ataupun keinginan
untuk merubah kondisi masyarakatnya agar menjadi lebih maju.
Seperti yang kita jumpai pada kehidupan Masyarakat Suku Badui
di Jawa Barat, yang menolak segala bentuk budaya baru yang berasal
dari luar masyarakatnya, sehingga perubahan dalam kehidupan
masyarakatnya berjalan lambat.
b) Perkembangan Ilmu Pengetahuan yang terlambat
Kondisi masyarakat yang terlambat ilmu pengetahuannya dapat
dijumpai pada masyarakat yang pernah terjajah lama oleh bangsa
lain, maupun pada masyarakat yang terasing atau tertutup:
Kondisi tersebut melahirkan masyarakat yang statis, pasif dan tidak
mampu berkembang karena keterbatasan ilmu pengetahuannya. Ilmu
pengetahuan yang terbatas mengakibatkan masyarakat memiliki
wawasan yang sempit, tidak mampu berfikir tentang masa depan,
menjalani hidup secara apa adanya sesuai dengan kemampuannya
yang terbatas, sehingga perubahan dalam kehidupan masyarakanyat
berjalan lambat.
c) Sikap masyarakat yang sangat tradisional
Sikap masyarakat yang suka mengagung-agungkan tradisi
dan masa lampau serta anggapan bahwa tradisi secara mutlak tidak dapat
dirubah, akan menjadi penghambat jalannya proses perubahan, karena
masyarakat dihinggapi rasa takut atau menganggap tabu untuk
meninggalkan dan merubah tradisi lama dengan tradisi yang baru:
Banyaknya upacara-upacara ritual tradisi yang telah diwariskan secara
turun - temurun biasanya sulit untuk berubah, terlebih jika tingkat
pendidikan masyarakatnya relatif rendah, biasanya kurang mampu
46
berfikir secara rational sehingga takut meninggalkan tradisi
masyarakatnya. Seperti masyarakat yang masih melakukan ritual
pemotongan Kepala Kerbau pada saat akan mendirikan bangunan, agar
proses pembangunannya berjalan lancar. Atau masyarakat yang masih
mempercayai setiap langkah dalam kehidupannya harus dihitung
berdasarkan “ Hitungan Hari” yang dianggap cocok, sehingga pola
kehidupannya terkungkung oleh kepercayaan masyarakatnya dan sulit
untuk berubah ( keluar dari kepercayaan tersebut).
d) Adanya kepentingan-kepentingan yang telah tertanam dengan kuat atau vested interests
Dalam setiap masyarakat terdapat sistem pelapisan / strtifikasi sosial
yang memposisikan sekelompok orang untuk menikmati posisi /
kedudukan sosial pada lapisan atas. Hal ini sering terjadi pada
masyarakat feodal dan masyarakat yang tengah mengalami transisi.
Mereka yang memiliki posisi / kedudukan pada lapisan atas, akan selalu
berusaha untuk mempertahankan posisi tersebut:
Fenomena seperti ini sering kita jumpai dalam kehidupan masyarakat
yang sedang mengalami transisi, dimana terdapat golongan-golongan
masyarakat yang menduduki lapisan atas karena dianggap sebagi pelopor
dalam proses transisi tersebut. Mereka selalu mengidentifikasikan
dirinya dengan jasa-jasanya. Karena merasa berjasa, maka sulit sekali
bagi mereka untuk mau melepaskan kedudukannya. Kondisi seperti ini
jadi penghalang untuk terjadinya suatu perubahan di masyarakatnya,
karena terus didominasi oleh segolongan orang yang sama, dalam kurun
waktu yang cukup lama.
e) Rasa takut akan terjadinya kegoyahan pada integrasi kebudayaan
Setiap masyarakat memiliki unsur-unsur budaya yang dipandang
menjadi dasar integrasi bagi keberlangsungan hidup masyarakat yang
harmonis. Oleh sebab itu masyarakat berusaha memelihara dan
mempertahankan unsur-unsur budaya tersebut agar keharmonisan
tetap terjaga:
Masuknya unsur-unsur budaya luar sering disikapi dengan kekhawatiran
akan menyebakan terjadinya perubahan pada unsur-unsur kebudayaan
47
yang integratif tersebut dan menggoyahkan integrasi masyarakatnya.
Oleh sebab itu masuknya budaya baru dari luar cenderung ditolak,
sehingga perubahan di dalam masyarakatnyapun menjadi lambat.
f) Prasangka terhadap hal-hal baru ( asing ) atau sikap yang tertutup
Bagi masyarakat yang pernah dijajah oleh bangsa-bangsa Barat,
prasangka - prasangka negatif serta sikap yang tertutup masih sering
melekat dengan kuat, karena tidak bisa melupakan pengalaman-
pengalaman pahit yang pernah mereka terima selama dijajah:
Karena saat ini hal – hal baru umumnya datang dari dunia Barat, maka
oleh masyarakat disikapi dengan prasangka sebagai upaya untuk
melakukan penjajahan kembali. Oleh sebab itu masuknya hal-hal baru
cenderung ditolak oleh masyarakat, sehingga mengakibatkan perubahan
masyarakatnya berjalan secara lambat.
g) Hambatan-hambatan yang bersifat Ideologis
Setiap bangsa atau masyarakat tentu memiliki ideologi yang
mengandung nilai - nilai dasar sebagai pedoman dalam hidup bernegara,
berbangsa, dan bermasyarakat. Oleh sebab itu nilai-nilai ideologi
merupakan nilai universal yang berfungsi sebagai alat pemersatu /
integrasi dalam kehidupan bernegara, berbangsa dan bermasyarakat
tersebut:
Masuknya unsur budaya baru yang dianggap tidak sesuai apalagi
bertentangan dengan nilai-nilai ideologi tersebut, cenderung akan ditolak
karena dikhawatirkan dapat mengganggu kestabilan dan integrasi
dalam kehidupan mereka. Bangsa Indonesia memiliki ideologi Panca
Sila. Setiap budaya yang masuk dan dipandang bertentangan dengan
nilai-nilai Panca Sila akan ditolak oleh bangsa Indonesia, seperti:
Komunisme, Kolonialisme, Sekularisme dan sebagainya, sehingga dasar
ideologi kita Panca Sila bisa tetap terjaga, tidak tergantikan oleh budaya
idelogi lain yang bertentangan dengan nilai-nilai Panca Sila.
h) Adat atau Kebiasaan dalam Masyarakat
Adat atau kebiasaan yang hidup di masyarakat merupakan
pola - pola perilaku bagi anggota masyarakat dalam memenuhi segala
48
kebutuhan pokoknya. Ada kalanya adat atau kebiasaan
tersebut begitu kokoh tertanam dalam kehidupan masyarakatnya,
sehingga sulit untuk diubah:
Seperti adat yang berkaitan dengan bidang kepercayaan, sistem mata
pencaharian, pembuatan rumah, cara berpakaian tertentu dan
sebagainya. Sebagai contoh dalam sistem pertanian di Jawa
harus melalui serangkaian tahapan yang pada setiap tahap disertai
dengan acara adat “Slametan”, sehingga hasil panen selalu habis
untuk beaya serangkaian Slametan tersebut. Adat ini pada
sebagian masyarakat sulit diubah karena takut “kualat” ( kena tulah
) dari para leluhur.
i) Nilai bahwa Hidup itu pada hakekatnya buruk dan tidak mungkin diperbaiki
Berkembangnya nilai-nilai tersebut di dalam masyarakat akan
melahirkan sikap hidup yang apatis. Mereka meyakini
bahwa kehidupan di dunia memang penuh dengan kesusahan dan
kesulitan yang dipahami sebagai kodrat yang harus diterima dan
dijalaninya: Masyarakat yang beranggapan bahwa manusia tinggal
menjalani kehidupan seperti apa adanya sesuai dengan
kodratnya, karena kehidupan tidak mungkin diubah dan diperbaiki.
Oleh sebab itu masyarakat pantang merubah pola-pola hidupnya
karena meyakini bahwa mereka harus hidup sesuai dengan cara yang
diwariskan oleh para leluhurnya, meskipun penuh dengan kesusahan
dan kesulitan.
3. SOAL LATIHAN ( Lembar Kerja Siswa )
2. Masuknya pengaruh kebudayaan masyarakat lain ( faktor
49
4. RANGKUMAN MATERI 2
FAKTOR - FAKTOR YANG MENYEBABKAN TERJADINYA PERUBAHAN SOSIAL
Suatu penyebab seringkali diartikan sebagai suatu fenomena yang
diperlukan dan cukup mampu untuk menimbulkan akibat yang
bisa diprakirakan. Untuk menelusuri penyebab terjadinya perubahan
sosial, perlu mencermati fenomena yang cukup kompleks; namun
secara umum dibedakan antara penyebab yang bersumber dari dalam
( internal ) masyarakat itu sendiri dan yang bersumber dari luar
( eksternal ) masyarakat tersebut:
Faktor penyebab yang bersumber dari dalam ( internal )
masyarakat meliputi :
1. Bertambah dan berkurangnya penduduk.
2. Penemuan-penemuan baru
3. Pertentangan
4. Terjadinya pemberontakan atau revolusi
Faktor penyebab yang bersumber dari luar ( eksternal )
masyarakat meliputi :
1. Lingkungan alam fisik
2. Peperangan
3. Pengaruh kebudayaan masyarakat lain
50
FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI JALANNYA PERUBAHAN SOSIAL
Berlangsungnya proses perubahan sosial di dalam masyarakat akan dipengaruhi oleh faktor - faktor yang dapat menjadi pendorong maupun jadi penghambat / penghalang jalannya proses perubahan sosial tersebut.
Faktor Pendorong jalannya perubahan sosial meliputi:
1. Kontak dengan kebudayaan lain2. Sistem pendidikan formal yang maju3. Sikap menghargai Hasil Karya Seseorang dan keinginan
untuk maju4. Toleransi terhadap perbuatan menyimpang yang bukan
delik ( pelanggaran hukum)5. Sistem Pelapisan Masyarakat ( Stratifikasi Sosial ) yang
terbuka6. Penduduk yang heterogen7. Ketidakpuasan masyarakat terhadap berbagai bidang
kehidupan8. Orientasi ke masa depan9. Pandangan bahwa manusia harus senantiasa berusaha
mememperbaiki hidupnya
Faktor Penghambat jalannya perubahan sosial meliputi:
1. Kurangnya hubungan dengan masyarakat lain2. Perkembangan ilmu pengetahuan yang terlambat3. Sikap masyarkat yang sangat traditional4. Adanya kepentingan-kepentingan yang telah tertanam
dengan kuat atau vested interests5. Rasa takut akan terjadinya kegoyahan pada integrasi
kebudayaan6. Prasangka terhadap hal-hal baru ( asing ) atau sikap
tertutup7. Hambatan-hambatan yang bersifat Ideologis8. Adat atau kebiasaan dalam mayarakat9. Nilai bahwa Hidup itu pada hakekatnya buruk dan
tidak mungkin diperbaiki
51
DAFTAR PUSTAKA
Henslin, James M. (2007). Essential of Sociology : A Down-to-Earth Approach ( Sosiologi dengan Pendekatan Membumi). Penerjemah: Kamanto Sunarto. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Herimanto dan Winarno. (2009). Ilmu Sosial & Budaya Dasar. Jakarta. PT. Bumi Akasara.
Horton, Paul B & Hunt,Chester L. (1992). Sociology ( Sosiologi ). Penerjemah: AminudinRam. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Soerjono Soekanto. (2000). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta. PT Raja Grafindo Persada
Top Related