PENGARUH PEMBELAJARAN DENGAN MODUL TERHADAP
PENGUASAAN KONSEP SISW A SMP TERBUKA
(Eksperimcn di SMP Ncgeri 7 Terbuka Kota Tangerang)
DISUSUN OLEH :
EMMA MAHBUBAH
102016023885
~,'.~~rin,,, . \-t ~-~''11, . . T
1 • ··:f·::.·0T··::..···rc:P· .. ···········
~~-· Inrlnk : ::0c···:.::··o:1.::::.:· ~-'.?:.f"" :?. ................................. .. l~hJsifika_o:;j : ..................................... .
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SY ARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1430 H/2009
LEM BAH PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIJPSI
Skripsi berjudul l'cngaruh Pcmbelajaran Dengan Modul Terhadap
l'cnguasuan Konscp Siswa SLTI' fcrhului (l~kspcnmun di SMP Ncgcri 7
Terbuka Tangcrang), yang disusun oleh Emma Mahbubah. Nomor lnduk
Mahasiswa: I 02016023885. Jurusan Pendidikan llrnu Pengetahuan Alam, Program
Studi Pendidikan Biologi, telah melalui bimbingan dinyatakan syah sebagai karya
ilmiah yang berhak untuk diujikan pada sidang munaqasah sesuai ketentuan yang
ditetapkan fakultas.
Pembimbing I,
Ir. Mahmud M. Siregar, M.Si NIP 150 222 933
Jakarta, November 2008
Yang Mengesahkan
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi berjudul "Pengaruh Pembelajaran Dengan Modul Terhadap
Penguasaan Konsep Siswa SMP Terbuka" ditulis oleh Emma Mahbubah, NIM:
102016023885 telah dinyatakan lulus pada sidang munaqasah Fakultas llmu Tarbiyah
dan Keguruan (FITK) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada
tanggal 7 Januari 2009. Skripsi ini telah diterima scbagai salah satu syarat memperoleh
gelar Sai:jana Pendidikan (S.Pd) pada Program Studi Pendidikan Biologi.
Panitia Ujian Munaqasah
Ketua Panitia (Ketua Jurusan Pendidikan IPA)
Ir. Mahmud M. Siregar, M.Si NIP. 150 222 933
Sekretaris (Sekretaris Jurusan Pendidikan IPA)
·ranggal
Baig Hana Susanti. M.Sc °.3.:..°}:.\'!J NIP. 150299475
Penguji I
QLs. Ahmad Sofyan, M.Pd NIP. I 50 23 I 502
Penguj i II
Dr. Zulfiani, M.Pd NIP. 150 368 74 I
Mengetahui
ada M.A
Jakarta, Februari 2009
Tanda Tangan
"'~ I
~ )
SURAT PERNY ATAAN KARY A SENDIRI
ang bertanda tangan di bawah ini:
1t/Tgl.Lahir
: Emma Mahbubah
: Tangerang, 15 April 1983
: 102016023885
: Pendidikan Ilmu Pengetahuan AlamJBiologi n I Prodi
Skripsi : Pengaruh Pembelajaran Dengan Modul Terhadap Penguasaan Konsep Siswa SMP
Terbuka
Pembimbing : 1. Ir. Mahmud M. Siregar, M.Si
2. Baiq Hana Susanti, M.Sc
a m1 menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar basil karya sendiri dan saya
ggung jawab secara akademis atas apa yang saya tulis.
Jakruia, Mahasiswa Ybs.
Emma Mahbubah NIM. 102016023885
ABSTRACT
Emma Mahbubah : "The Influenced of Modular Leaming to Conceptual Understand Open Junior High School Students" Scription, The Majo!· of Sciences (IPA), The S1 udy Program of Biology Education, Faculty of Education and Teaching Sciences, The State Islamic University Syar0' Hidayatul!ah Jakarta, November 2008.
This research was implemented on March-April 2007 at The State of Open Junior High School 7, Tangerang. The aim of this research is to know The Influence of Modular Learning for Conceptual Understand Open Junior High School Sludents on concept of human and vertebrata animal excretion system. The method applied in this research is using quasi experiment on 30 samples. The instrument used i11 through objective test with multiple choice test for 20 items with scores 0-1. Based on calculating using "t" test formula, so there were influenced of modular learning to conceptual understand open junior high school students on human and vertebrata animals excretion system. This can be seen fi'om the value oft coU/11 > t iaNe on the significant level 0, 05 which '> 57.14 > 2, 04
Key word: Module, Conceptual Understanding, Open Junior High School
ABSTRAK
Emma Mahbubah :"Pengaruh Pembelajaran dengan Modul terhadap Penguasaan
Konsep Siswa SMP Terbuka. Skripsi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam
(IPA), Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,
Universitas Islam Negeri SyarifHidayatullah Jakarta, November 2008.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret-April 2007 yang bertempat di SMP Negeri
7 Terbuka Tangerang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
pembelajaran dengan modul terhadap penguasaan konsep siswa SMP Terbuka pada
konsep sistem ekskresi pada manusia dan hewan vertebrata. Metode yang digunakan
pada penelitian ini adalah kuasi eksperimen yang sampelnya sebanyak 30 siswa.
lnstrumen yang digunakan adalah tes objektifbentuk pilihan ganda yang terdiri dari 20
butir soal dengan penskoran 0-1. Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan rumus uji
"t", maka terdapat pengaruh pembelajaran dengan modul terhadap penguasaan konsep
siswa SMP Terbuka pada konsep sistem ekskresi pada manusia clan hewan vertebrata.
Hal ini clapat clilihat dari harga thitung > t,abcl pada taraf signifikansi 0,05 yaitu 57,14 >
2.04.
Kata Kunci : Modul, Penguasaan Konsep, SMP Terbuka
KATA PENGANTAR
<Bismi{Cafzirrafzmanirrafzim
Syukur alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah
memberikan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
be1judul "PENGARUH PEMBELAJARAN DENGAN MODUL TERHADAP
PENGUASAAN KONSEP SISW A SMP TERBUKA ". Salawat dan salam senantiasa
kita curahkan keharibaan junjungan Nabi Muhammad SAW.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan skripsi ini tidak akan
terealisasikan dengan baik tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak, baik bantuan
materi, kesempatan, bimbingan, pengarahan maupun dorongan semangat. Untuk itu
pada kesemi.iatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih d:an penghargaan yang
setulus-tulusnya kepada:
l . Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, MA Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidatullah Jakarta.
2. Bapak Ir. H. Mahmud M. Siregar, M.Si, dan Ibu Baiq Hana Susanti M.Sc, Ketua
Jurusan Pendidikan Ilmu pengetahuan Alam (IP A) dan Seketaris Jurusan
Pendidikan IP A, sekaligus Pembimbing atas segala perhatian, kerendahan hati,
keterbukaan pikiran dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.
3. Bapak Dedi Irwandi, M.Si, Dosen Penasihat Akademik yang telah banyak
membantu dan memberikan dukungan dalam perkuliahan dan bagi
terselesaikannya skripsi ini.
4. Bapak Drs. Ahmad Sofyan M.Pd, Ketua Program Studi Pendidikan Biologi
J urusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam.
5. Bapak/Ibu dosen Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang telah
memberikan ilmu dan bimbingannya.
6. !bu Rahma Ali S.Ag, Ketua Yayasan Habbiburahman beserta staf-stafnya
7. !bu Ida Fitriyah, guru bidang studi Biologi yang telah memberikan banyak
bantuan dan arahan dalam melaksanakan penelitian.
8. Kedua orang tua tercinta, Ayahanda Muslih (alm) dan ibunda Sa'adah yang telah
memberikan semangat baik moril maupun materil serta melimpahkan segenap
cinta dan kasih sayangnya yang tak terhingga.
7. Spesial untuk kakak (Dati Hidayati), adik-adik (Abid Sopi, Nisa Muti'ah dan
Hanifah Muslimah) atas dorongan semangat dan do'a yang tiada henti demi
terselesaikannya skripsi ini.
8. Teman-teman Pendidikan IPA Biologi angkatan 2002 tetap semangat dan selalu
jalin ukhuwah serta tali silaturahim walau kita tak lagi bersama.
9. Nani Najiah, !ta, Hani, Diah, lik, !is, Nuraini, Yusuf, Kiki,. Indra, Ray, Ka Harun
dan Oka atas segala bantuan, motivasi, dan do'a dalam menyelesaikan skripsi
1111.
l 0. Arman, Ma'rifah, Ana, Dita, !is, Ayub, dan Nasrullah yang telah membantu dan
rnemberikan pengalaman berharga selama mengajar.
l l. Anak-anak kelas I, II, dan III SMP Negeri 7 Terbuka yang tidak dapat
disebutkan satu persatu.
Untuk semua pihak yang telah banyak memberikan bantuaimya dalam
penyusunan skripsi ini yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu. Semoga
Allah SWT membalasnya dengan pahala yang berlipat ganda. Mudah-mudahan
berkah <lan hidayah-Nya senantiasa berlimpah kepada kita semua. Amin ya
Rabbal' al am in.
Jakaita, November 2008
Penulis
DAFTARiSI
ABSTRACT ......................................................................................................... .
ABSTRAK............................................................................................................. ii
KATA PENGANTAR.......................................................................................... iii
DAFT AR ISI ........................................................................................................ iv
DAFT ART ABEL................................................................................................ v
DAFTAR GAMBAR........................................................................................... vi
BABI
BAB II
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.......................................................... 1
B. Identifikasi Masai ah .. .... .. .... ...... ...... .. .... ........ ...... .......... .......... 6
C. Pembatasan Masalah ............................................................... 6
D. Perumusan Masalah................................................................. 6
E. Manfaat Penelitian................................................................... 7
DESKRIPSI TEORETIS, KERANGKA PIKIR DAN
PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teoretis
1. Pembelajaran dengan Modul .............................................. 8
a. Pengertian Modul ...... .. .................... ..... ..... .................. 8
b. Ciri-ciri Modul ............................................................ 15
c. Tujuan Modul .............................................................. 16
d. Peranan Guru dalam Pembelajaran dengan Modul ..... 19
e. Keunggulan dan Keterbatasan Modul .................... ..... 21
f. Komponen Modul Pembelajaran................................. 23
2. Penguasaan Konsep dalam Pembelajaran Sistem Ekskresi 27
a. Pengertian Penguasaan Konsep ........ ....... ................... 27
b. Peranan Modul dalam Pembelajaran Materi Sistem
Ekskresi ................................................. ...................... 33
3. Kemandirian Siswa SMP Terbuka ..................................... 34
B. Penelitian yang Relevan .......................................................... 38
C. Kerangka Pikir......................................................................... 39
D. Perumusan I-Iipotesis .............................................................. . 42
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian..................................................................... 43
B. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................. 43
C. Metode dan Desain Penelitian................................................. 43
D. Populasi dan Teknik Pengambi!an Sampel ............................. 47
E. Teknik Pengumpulan Data.................................................... 47
F. Instrumen Penelitian................................................................ 48
G. Kalibrasi Instrumen ................................................................. 48
I-I. Teknik Analisis Data............................................................... 51
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. I-Iasil Penelitian .................................................. ..................... 55
I. Nilai Tes awal Sebelum Pembelajaran dengan Modul
(Pre-test).............................................................................. 55
2. Nilai Tes Akhir Sesudah Pembelajaran dengan Modul
(Post-test)........................................................................... 57
B. Pembahasan............................................................................. 60
C. Kelemahan dan Keterbatasan Penelitian .... ..... .. ... .. .... ...... .... ... 64
BABY PENUTUP
A. Kesimpulan..... ... . .. .. . .. ... ... . ... . .... ....... ...... ....... .. .. .. ... ... ............... 66
B. Saran........................................................................................ 66
DAFT AR PUST AKA.......................................................................................... 67
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
1. Desain Penelitian........................................................................ ..................... 44
2. Jadwal Pdaksanaan pembelajaran................................................................... 46
3. Hasil Analisis Distribusi Frekuensi Tes Awai (pre-test)................................. 55
4. Distribusi Frekuensi Kelampok Pretest.......................................................... 56
5. Hasil Analisis Distribusi Frekuensi Tes Akhir (post-tes)................................ 57
6. Distribusi Frekuensi Kelompok Posttest ......................................................... 57
7. Hasil Pengujian Normalitas............................................................................. 59
8. Perhitungan Uji Homogenitas ......................................................................... 59
9. Pengujian Hipotesis dengan Uji-t.................................................................... 60
10. Silabus dan Penilaian .......................................... ............................................ 77
11. Kisi-kisi Instrumen Tes................................................................................... 79
12. Rekapitulasi Uji Reliabilitas............................................................................ 88
13. Nilai Penguasaan Konsep Siswa ..................................................................... 94
14. Distribusi Frekuensi Pretest............................................................................ 95
15. Distribusi Frekuensi posttest ..................................................... ...................... 98
16. Persiapan Uji Nom1alitas dan Uji Homogenitaspretest ................................. 101
17. Persiapan Uji Normalitas dan Uji Homogenitas Posttest................................ 103
18. Uji Normalitas Pretest..................................................................................... 105
19. Uji Normalitas Posttest ................................................................................... 106
DAFT AR GAMBAR
1. Histogram Distribusi Frekuensi Kelompok Pretest........................................ 56
2. Histogram Distribusi Frekuensi Kelompok Posttest .................. .................... 58
.. !(_,ala afu mefe-watijafan yan:; .fuHt Jan menda/ij, ku:;unafan
fenJaraan yan:; liernama "'i!Ja/iar.
:i),fajaf annya muJah, luru.5' Jan Jatar f:u:;u:nakan kenJaraan
"'i!Jyukur "
"jifa takdlr menim;ra Jan afu tiJak .fam;rai ke tujuan,
h'!Junakan kendaraan t/Ji,tfli'a"
:J}-fa afu ter.fesat atau menjun;J1aiJafan liuntu, kU;JunafUm
fe:naaraan daW111a&"
BAB!
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Membicarakan masalah pendidikan sama halnya berbicara tentang
kehidupan, sebab pendidikan merupakan proses yang di!akukan oleh setiap
individu menuju ke arah yang lebih baik sesuai dengan potensi
kemanusiaanya. Proses ini hanya akan berhenti ketika nyawa sudah tidak
ada dalam raga manusia ( Uthlubul 'ilma minnal mahdi ill al lahdi) 1•
Pendidikan bagi sebagian besar orang, berarti berusaha
membimbing anak untuk menyerupai orang dewasa, sebaliknya bagi Jean
Piaget seperti dikutip Syaiful Sagala, pendidikan bera1ii menghasilkan,
mencipta, walaupun tidak banyak, dan walaupun suatu penciptaan dibatasi
oleh pembandingan dengan penciptaan yang lain. Dalam arti sempit
pendidikan adalah perbuatan atau proses perbuatan untuk memperoleh
pengetahuan dan pengajaran yang diselenggarakan umumnya disekolah
sebagai lembaga pendidikan formal 2. Sedangkan menurut kamus besar
bahasa Indonesia pendidikan ialah proses pengubahan sikap dan tata laku
seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia
melalui upaya pengajaran dan pelatihan.3 Pendidikan juga be1iujuan untuk
mentransfer atau menciptakan kemampuan, kebisaan atau pengetahuan
walaupun dengan penghargaan yang khusus dan si.stuasi yang terbatas.
Atau secara umum untuk menolong individu sampai menjadi seseorang
yang ahli dalam kehidupannya.
Kesuksesan pendidikan tergantung pada dua proses, Pertama
mentransfer informasi yaitu dari seorang pengajar kepada murid
muridnya. Kedua menciptakan motivasi yang sungguh-sungguh untuk
1 Hadits riwayat Imam Al-Bukhari dan Imam Muslim Svaiful Sagala. Konseo dan Makna Pembelaiaran. !Bandung: Alfabeta.2000) cet. Ke-5,
2
mengajukan dan menampilkan apa yang ingin dipe.lajari.4 Kedua proses
tersebut sangat mendasar dan saling rnelengkapi. Jika hanya pengajaran
dari guru tanpa adanya motivasi dan rninat pada diri siswa untuk belajar
maka proses belajar rnengajar tidak akan tercipta, karena siswa tidak dapat
menerirna dan rnemahami rnateri yang diajarkan oleh guru.
Seperti yang terkandung dalam UUD 1945 bahwa pemerintah
berkewajiban rnenangani dunia pendidikan, yaitu mefalui wajib belajar 9
tahun yang dirnulai dari Sekolah basar (SD) sampai Sekolah Menengah
Pertarna (SMP) agar dapat mencerdaskan kehidupan bangsa dan
rnernperbaiki taraf hid up rnereka. Pernbangunan suatu bangsa memerlukan
aset pokok yang disebut sumber daya (Resources), ba.ik surnber daya alarn
(natural resources) maupun sumber daya rnanusia (human resources).
Kedua surnber daya tersebut sangat penting dalam menentukan
keberhasilan pembangunan, tetapi sumber daya manusia dianggap lebih
penting. Korea dan Jepang yang mempunyai sumber daya manusia yang
sangat baik terlihat rnemiliki keberhasilan pembangrnnan yang lebih pesat
dibandingkan dengan negara-negara yang potensiali, kaya akan sumber
daya alam seperti Indonesia dan Afrika, tetapi kekurangan sumber daya
manusia sehingga kekayaan sumber daya alamnya 1idak dikelola dengan
baik.
Secara makro dapat disimpulkan pembangunan sumber daya
manusia (Human Resources Depelovment, HRD) adalah suatu proses
peningkatan kualitas atau kernarnpuan manusia dalarn rangka mencapai
tujuan pembangunan suatu bangsa. Dan menurut Garry Food seperti
dikutip Noehi Nasution secara mikro, pengembangan sumber daya
rnanusia adalah suatu proses perencanaan pendidikan, pelatihan dan
pengelolaan tenaga untuk mencapai suatu hasil yang optirnal.5
4 Ernst Boesch, Education : Adapting Education to Society, (Leicestershire Universities, institute for Scientific co-operation, 2000) h. 34
5 Noehi Nasution, Sudahkah Upaya Pendidikan Mempengaruhi Proses pembelajaran, Jurnal Pendidikan vol. l, No. l Maret 2000
3
Arus globalisasi dan era industrialisasi yang clipicu oleh pesatnya
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta cepatnya perubahan
kebutuhan yang kini melanda dunia telah mengakibatkan terjadinya
persaingan yang semakin tajam dalam berbagai aspek kehidupan. Gejala
tersebut di Indonesia terlihat pada adanya pergeseran pola kehidupan
masyarakat dari sistem agraris ke arah sistem industri. Dalam rangka
menyiapkan sumber daya manusia yang berkuali:tas dan rnenyikapi
perkembangan pendidikan saat ini, penyelenggaraan pendidikan perlu
didasarkan pada pilar yang kokoh. UNESCO telah menetapkar. empat
pilar sebagai tonggak dalam pembaharuan dan rnformasi pendidikan
yaitu : learning to know, learning to do, learning l'o live together, dan
learning to be. 6
Untuk menghadapi hat tersebut, maka ;perlu disiapkan tenaga
terdidik ysng dapat menyesuaikan diri dengan dinamika perubahan, yaitu
dengan jalan meningkatkan kemampuan lulusan pendidil<an dasar ( 6
tahun) ke tingkat yang lebih tinggi. Oleh sebab itu pemerintah
memandang wajib belajar tingkat pendidikan dasar perlu diperpanjang
dari 6 tahun menjadi 9 tahun. Menurut peraturan pemerintah no. 28/
tahun 1990 tentang pendidikan dasar bahwa "pendidikan dasar
merupakan pendidikan yang lamanya 9 tahun, yaitu 6 tahun di SD dan 3
tahun di SMP atau sederajat. Usia wajib belajar 7-12 tahun yaitu untuk
tingkat SD sedangkan anak usia 13-15 tahun di tingkat SMP.
Dampak langsung dari ledakan lulusan SD disebabkan oleh
keberhasilan pengimplementasian kebijakan program Sekolah Dasar
(SD) Inpres tahun 1973-1974 dan program wajib belajar tingkat
pendidikan dasar 6 tahun (wajar dikdas 6 tahun) yang dimulai pada tahun
6 Syaiffu!lah Darlan, Jumal Pendidikan: Pendidlkan Noeformal, Vol. I, No. 2, Desernber 2004 h. 68
4
1984 dan kebijakan belajar 9 tahun adalah tuntutan tentang tersedianya
sekolah-sekolah menengah pertama (SMP).7
Namun mengingat bahwa sumber-sumber keuangan negara untuk
mengimplementasikan wajar 9 tahun sangat terbatas, maka perlu adanya
alternatif penyelenggaraan sekolah selain SMP reguler yang sudah ada.
Menurut Miarso dan Mintz seperti dikutip Amat Nyoto, disinilah
perlunya suatu inovasi teknologi pembelajaran altematif dengan dana
terbatas yang memungkinkan membuka sebanyak-banyaknya kesempatan
belajar bagi lulusan SD menjadi penting. •
Salah satu ir.ovasi teknologi pembelajaran yang diharapkan mampu
menjawab tanlangan tersebut, dapat diselenggarakan dengan bisya yang
lebih murah, dapat menjangkau mereka yang tidak dapat melanjutkan ke
SMP karena hambatan sosial-ekonomi atau geografis tempat tinggal
adalah SMP dalam bentuk SMP Terbuka. SMP Terbuka merupakan suatu
sistem pendidikan formal yang menggunakan kurikulum SMP reguler
namun dengan perlakuan tatap muka antara siswa dan guru yang berbeda.
Perbedaan tersebut antara lain pada waktu dan tempat belajar. Jika SMP
reguler kegiatan belajar tatap muka dengan guru dlilaksanakan dikelas 7
jam dalam seha_ri, enam hari dalam satu minggu, maka sebagian besar
kegiatan belajar siswa SMP Terbuka berlangsung diluar gedung sekolah,
2 jam dalam sehari, dua hari dalam seminggu.
Keberadaan SMP Terbuka sebagai suatu lembaga pendidikan
alternatif merupakan fenomena barn dalam sistem pendidikan nasional
kita yang perlu dimantapkan pembinaannya. Dengan beberapa
kekurangan yang ada dilapangan selama kurun waktu 25 tahun,
Kehadiran SMP Terbuka telah mampu memberikan pelayanan bagi anak
anak usia 13-15 tahun yang masih tetap tidak akan tersentuh untuk dapat
melanjutkan pendidikan setelah tamat SD atau Ml, meskipun disekitar
7 Amat Nyoto, Pengaruh Pe11gorga11isasia11 Modul, Jumal Penelitian Kependidikan, Th. 12, No. 2, Desember 2002 h. 138
8 Ibid
5
mereka telah disediakan tambahan daya tampung di SMP reguler, baik
dengan membangun Unit Sekolah Baru maupun dengan menambah
Ruang kelas Baru pada SMP atau MTS Regule:r yamg telah ada.
Program-pogram pendidikan kita harus berbasis masyarakat luas atau
Broad Based Education yang bukan saja berorien1asi pada kecakapan
hidup, akan tetapi juga harus semakin bcrpihak kepada mereka yang
secara ekonomi kurang beruntung (Pro The Poor) 9
Pengembangan SMP Terbuka secara nasional terutama bertujuan,
pertama untuk meningkatkan kesempatan memperoleh pendidikan setara
SMP dan yang kedua untuk meningkatkan mutu pendidikan. Yang
mencakup tiga aspek yaitu kognitif, afektif dan psikomotor. Kurikulum
yang digunakan SMP Terbuka adalah kurikuium yamg berlaku di SMP
reguier, tetapi menggunakan pola kegiatan belajar mcngajar yang
berbeda. Proses interaksi kegiatan belajar menggunakan modul yang
berisikan satuan pelajaran yang kecil lingkupnya, sehingga mudah
dipahami dan mudah diingat siswa.
Dengan SMP Terbuka maka siswa SD yang hendak melanjutkan ke
SMP tidak lagi terb::bani oleh masalah biaya kar•~na program tersebut
adalah gratis. Di SMP Terbuka siswa tidak perlu hadir di sekolah induk
tetapi dapat belajar di Tempat Kegiatan Bel~jar (TKB) yang ada di
sekitar tempat tinggal dan usaha dari siswa yang bersangkutan. Siswa
dapat hadir di sekolah induk cukup sekali seminggu untuk berkonsultasi
dengan Guru Bina yang ada di sekolah induknya. Dengan berbagai
macam keterbatasan penulis harapkan siswa SMP Terbuka tidak akan
kalah dengan siswa-siswa di SMP Reguler dalam hal belajar dan tingkat
penguasaan konsepnya.
Pembelajaran dengan sistem modul merupakan sistem
pembelajaran yang menekankan pada situasi "siswa belajar" yang aktif.
9 Indra Djati Sidi 25 1ah1m SMP Terbuka (Jakarta: Departcmen pendidikan nasional 19 Juli 2004) h. iii
6
Karena segala sesuatu yang berkenaan dengar. kelancaran proses be!ajar
mengajar telah diatur dalam sistem modul. Pembelajaran biologi dengan
menggunakan modul menekankan partisipasi aktif siswa dalam belajar
sehingga dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menguasai suatu
konsep.
Untuk mengatahui sejauh mana penguasaan konsep siswa SMP
Terbuka, maka peneliti akan mengadakan penelitian di SMPN Terbuka 7,
Tangerang. Peneliti ingin mengetahui apakah ada pengaruh pembelajaran
dengan modul terhadap penguasaan konsep siswa SMP terbuka.
B. Identifikasi Masalah
Dari penjelasan uraian di atas, maka dapat diidentifikasi
beberapa masalah yang timbul, antara lain:
I . Apakah ada pengaruh pembei~jaran dengan modul terhadap
penguasaan konsep sistem ekskresi tt:rhadap siswa SMP
terbuka?
2. Faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi pemahaman
siswa SMP Terbuka tentang konsep sistem ekskresi pada
manusia dan hewan vertebrata?
3. Bagaimanakah pengusaan konsep sistem ekskresi siswa sebelum
dan setelah pembelajaran dengan modul?
C. Pembatasan Masalab
Mengacu pada masalab-masalah yang ada, maka demi
terarahnya penelitian ini penulis perlu membatasi masalah yang
akan diteliti yaitu hanya pada Pengaruh 1pembelajaran dengan
modul terhadap penguasaan konsep sistern 1:kskresi siswa SMP
terbuka.
7
D. Perumusau Masalab
Berdasarkan masalab yang penulis kemukakan di atas maka
rumusan masalahnya adalah Bagaimanakah pengaruh pembelajaran
dengan modul terhadap penguasaan konsep sistem ekskresi siswa
SMP Terbuka?
E. l\fani'aat Penelitian
I. Bagi Penulis, agar memperoleh data secara empiris tentang
pengaruh pembelajaran dengan modul t,erhadap penguasaan
konsep sistem ekskresi pada siswa SMP terbuka.
2. Memberikan informasi bagi guru dan masukan tentang manfaat
yang dapat diar .. bil dalam pembelajaran dengan modul tersebut.
3. Bagi siswa, agar dapat beiajar dengan giat dengan hasil yang
didapat dari penelitian ini.
BABU
DESKRIPSI TEORETIS, KERANGKA PUHR
DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
A. Deskrisi Teoretis
1. Pembelajaran dengan Modnl
a. Pengertian Modnl
lstilah modul dipinjam dari dunia telrnologi. Motlul adalab a!at ukur
yang lengkap. Modul adalah suatu kesatuan program yang dapat mengukur
tujuan. Modul dapat dipandang sebagai paket program yang disusun dalam
bentuk satuan tertentu u'ltuk keperluan belajar. 1
Modul adalab satuan pembelajaran bagi siswa yang diharapkan
mampu merangsang siswa untuk belajar mandiri, tanpa bantuan orang lain.
Dengan demikian penyajian modul harus marnpu meng;gantikan peran guru
dan dapat berinteraksi antara siswa dengan sumber belajiar.2
Modul semula dikenalkan sebagai sebuab kesempatan untuk
mengikuti alternatif belajar dengan cara yang berbeda. Bukan bagaimana
mereka belajar tapi bagaimana mereka mau belajar, modul memberikan
para siswa kesempatan untuk belajar dengan cara yang aktif sebagai
kcbalikan dari pcngajaran denagan cam tradisional. 3
Mcnurut buku pedoman penyusunan Modul OBadan penelitian dan
pengembangan pendididkan dan kebudayaan), yang dimaksud dengan
modul ialah satu unit program belajar-mengajar terkecil yang secara terinci
menggariskan : (I) tujuan-tujuan instruksional umum, (2) tujuan-tujuan
instruksional khusus, (3) pokok-pokok materi yang akan dipelajari dan
diajarkan, ( 4) kedudukan dan fungsi satuan dalarn kesatuan program yang
1 Cece Wijaya, dkk, Upaya pembaharuan dalam Pendidikan dan Pengajaran, (Bandung : PT Remaja Rosda Karya 2000) cet. 4 h. 96
2 ibid 3 Gareth Newman, Modular Curriculum; Modular Developments in CLWYD and Coventry
h. 93 (2000)
9
lebih lua3, (5) peranan guru di dalam prose belajar-mengajar, (6) ala! dan
sumber yang akan dipakai, (7) kegiatan belajar-mengajar yang akan atau
hams dilakukan dan dihayati murid secara berurutan, (8) lembaran
lembaran kerja yang akan dilaksanakan selama berjalannya proses belajar.4
Menurut Goldschmid seperti dikutip Cece Wijaya dkk, " ... module
as a self-contained, indefendent unit of a planned series of learning
activities designed to
b .. "5 di o yect1ves. . .. mo u
help the student accomplish certain well defined
sebagai sejenis satuan kegiatan belajar yang
terencana, didesain untuk membantu siswa menyelesaikan tujuan-tujuan
tertentu. Modul adalah semacam paket program untuk keper!uan belajar.
Dari satu paket program modul terdiri dari komponen-komponen yang
berisi tujuan belajar, hahan belaj&r, metode belajar, alat dan sumber belajar,
dan sistem evaluasi.
Fredpercival seperti dikutip Oemar Hanmlik dalam bukunya
"Proses Belajar mengajar", adalah sebagai berikut :
Module (a) an organized collection of learning experiences assembled in
order to achieve a specified group of related objectives; (b) a self contained
section of course or programme of instruction.6 Modul adalah (a) sebuah
kumpulan pembelajaran yang diorganisasikan berdasarkan sekumpulan
pengalaman belajar untuk mencapai kelompok khusus untuk
mengbubungkan suatu objek. (b) sebuah pembelajaran mandiri yang berisi
bagian program instruksi program pembelajaran.
Modular course a flexible course that allows individual learners to
select the course programme that best suits them from a stntctural
hierarchy of modules, some of whichare compulsory an some optional.1
Pembelajaran dengan modul adalah pembelajaran yang fleksibel yang
membuat individu belajar secara mandiri dan memilih program
4 Cece Wijaya, dick, op cit h. 96 ' Ibid h. 97 6 Oemar Hamalik, Proses Be/ajar Mengajar, (Jakana : PT Bumi Aksara 2005) cet. 4 h. 205 7 Ibid
10
pembelajaran yang terbaik dan cocok untuk mereka, dari tingkatan
struktural modul, beberapa modul merupakan mata pehtjaran wajib dan ada
sebagian merupakan mata pelajaran piiihan.
Kemandirian mencakup pengertian kebebasan untuk siap dan tidak
lagi bergantung kepada orang lain. Menurut Elkind dan Weiner
(Soeparman), kemandirian berarti bebas dari pengaruh orang lain, bebas
menentukan sendiri, bebas menentukan hari depan, dan bebas mengatur
kebutuhan sendiri. Lindzey mengemukakan bahwa orang yang mandiri
menunjukkan inisiatif, berusaha mengejar prestasi, dan ingin menonjolkan
dan menunjukkan rasa percaya diri. 8 konsep belajar mandiri (independent
learning) dan kemandirian belajar (/earning independence) pada konteks
sistem pendidikan terbuka, adalah belajar mandiri yang sering dikaitkan
dengan sistem pendidikan terbuka, karena pada umumnya sistem
pendidikan terbuka menerapkan konsep belajar mandiri. Istilah ini
digunakan untuk membedakannya dengan konsep belajar pada umumnya
yang tergantung pada kendali dan arahan guru dan sistem pembelajarannya
menggunakan modul.9
Menurut Oemar Hamalik dalam bukunya yang berjudul
"Pendekatan Barn Strategi Belajar Mengajar berdasarkan CBSA" bahwa
Konsep dan Jenis Pusat Belajar Modular kelas dapat ditetapkan sebagai
wahana yang menyediakan pengalaman belajar yang self-contained dan
self-directed dimana para siswa berinteraksi dengan material dan mendapat
umpan batik langsung mengenai pelajaran yang telah dilakukan oleh
mereka itu.10 Self-contained karena pada hakikatnya siswa sendiri yang
menyampaikan pelajaran untuk dirinya. Self-directed karna pada hakikatnya
siswa sendiri yang membimbing dirinya, sedangkan material dalam konteks
8 Soeparman, Hubungan Kemandirian dengan h·eativitas Siswa SMU, Juma1 Ilmu Pcndidikan, tahun 27 No. I, Januari 2000
9 Aristo Hadi Blog, Kemandirian Belajar siswa SMP Tcrbuka, 3 maret 2008 '0 Ocmar Hamalik, Pendekatan Baru Strategi Be/ajar Mengajar Berdasarkan CBSA
(Bandung: Sinar Baru Algesindo 2001) cet. 2 h. 53
11
ini adalah perangkat bahan pembelajaran berbentuk modul yang perlu
dipelajari didalam kelas yang bersangkutan.
Modul adalah paket program yang dapat clitempuh oleh setiap
s1swa menurut urutan kegiatan yang telah clilakukan. Modul dipelajari
setahap demi setahap, dipelajari dari paket ke paket tanpa siswa bergantung
pada kelambanan atau kecepatan teman sekelasnya, tanpa ia harus
menunggu atau mengejar di luar kemampuannya. Jika seseorang telah dapat
menyelesaikan satu paket, maka ia boleh melanjutkan pelajaran pada paket
berikutnya. 11
Winkel seperti dikutip Cece Wijaya, dkk mengatakan bahwa modul
dapat digunakan untuk belajar secara mandiri atau individu, sebab modul
memuat tujuan pembelajaran, lembaran petunjuk tentang cara belajar
dengan modul secara efisien, bahan bacaan, lembar kunci jawaban sebagai
umpan balik dan alat-alat evaluasi belajar. 12 Hal ini sesuai dengan
pemyataan dari "Module spesifications", bahwa setiap modul didesain
untuk dapat dipelajari sendiri (mandiri) dan dapat dipergunakan sendiri atau
dikombinasikan dengan modul lain tergantung pada persyaratan dan waktu
yang tepat dari pembelajaran yang spesifik. Setiap modul berisi
pembelajaran yang menarik agar dapat membuat siswa berinisiatif dalam
proses belajar. 13
Menurut Dickson dan Charles sepe1ii dikutip Cece Wijaya, dkk
modul yang baik harus memuat komponen-komponen pembelajaran dengan
mengacu pada prinsip-prinsip pembelajaran. Komponen tersebut adalah :
topik modul, pengantar, daftar isi, petunjuk penggunaan modul,
kemampuan prasyarat, tujuan umum pembelajaran (TPU), Tujuan
pembelajaran khusus (TKP), tes awal, materi pembelajaran, gambar,
11 Cece Wijaya Op cit h. 97 12 C,..L-1., C' .... ~...I:! D--·--···L-·---·· lJ-,.J ... 1 Tl-.-.L-1-:- .. - .• T .. ,.J: •• :_r.,_J TT .• , •. f .. 11- ... :"_J __ ,f.-..
12
awal, materi pembelajaran, gambar, rangkuman atau kata kunci, soal
latihan, tugas mandiri, tes sisipan, dan daftar pustaka. 14
Modul digunakan sebagai sistem pembelajaran. Dalam ha! ini yang
dimaksud modul adalah suatu proses pembelajaran mengenai suatu satuan
bahasan tertentu yang disusun secara sistematis, operasional dan terarah
untuk digunakan peserta didik, disertai dengan pedoman penggunaanya
untuk para guru. Sebuah modul memuat tujuan-tujuan pembelajaran dengan
pretest, aktivitas belajar yang memungkinkan peserta didik memperoleh
kompetensi-kompetensi yang belum dikuasai dari hasil pretest, dan
mengevaluasi kompetensinya untuk mengukur keberhasilan belajar. 15
Menurut Nasution seperti dikutip Djony Pabisa, modul adalah
suatu unit lengkap yang berdiri sendiri dan terdiri atas suatu rangkaian
kegiatan belajar yang disusun untuk membantu peserta didik mencapai
sejumlah tujuan yang dirumuskan secara khusus dan jelas. Sudjana dan
Rivai menjelaskan bahwa modul merupakan suatu unit program pengajaran
yang disusun dalam bentuk tertentu untuk keperluan belajar. Modul
me:upakan jenis kesatuan kegiatan belajar yang terencana, dirancang untuk
membantu peserta didik secara individual dalam mencapai tujuan-tujuan
b I . 16 e aJarnya.
Menwut Departemen Pendidikan Nasional dalam buku selayang
pandang SLTP Terbuka, Modul adalah satuan pembelajaran bagi siswa
yang diharapkan mampu merangsang siswa untuk belajar mandiri, tanpa
bantuan orang lain. 17 Modul merupakan bahan belajar yang didesain untuk
dapat dipelajari secara mandiri. Uraian menggambarkan seakan-akan ada
interaksi antara sumber belajar dengan siswa, penyajiannya dilakukan dari
14 Ibid h. 151. 15 E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2004)
cet. 5 h. 43 16 Djonny Pabisa, Tesis : Pengaruh Penggunaan Madu/ dan Metode Ceramah Terhadap Hasil
- - - - . -- . - - -
13
yang mudah ke yang sulit, dari yang sederhana ke yang kompleks, dari yang
umum ke yang khusus. 17
Menurut keller dan Vembriarto seperti dikutip Saharso sistem
pembelajaran dengan modul adalah suatu sistem pe,ndidikan yang lebih
efisien dan relevan. Modul telah dijadikan tumpuan harapan untuk mampu
mengubah keadaan menjadi situasi belajar-mengajar yang merangsang,
yang lebih mengaktifkan murid untuk membaca dan memecahkan masalah
sendiri dibawah pengawasan dan bimbingan guru atau dosen.1 g
Menurui Albanese dan Mandsky seperti dikutip Saharso bahwa
dengan menggunakan modul dapat memupuk sikap dinamis dan aktif
karena dituntut lebih giat untuk memecahkan rnasalah-masalah dan
penemuan-penemuan.19
Modul secara aktif menuntut siswa dalam menyelesaikan masalah
(problem solving), membuat mereka untuk berfikir kritis, mengajak mereka
untuk berpartisipasi dalam proses inquiri sains, dan melibatkan mereka
dalam belajar secara bersama (cooperative learning).2° Setiap modul berisi
beberapa unit, setiap jenis mengacu kepada sebuah aspek dari tema modul.
Inti dari setiap unit sangat bervariasi sesuai dengan aktivitas siswa yang
telah didesain untuk membuat mereka ingin mempelajari bukan membuat
mereka bingung.
Aktivitas siswa bermacam-macam ada saat dimana mereka
memerlukannya dalam meningkatkan keahlian, dan dalam perkembangan
keahlian. Mercka terlibat dalam situasi kritis, koleksi data, penilaian,
interpretasi dan analisis. Dengan mengajarkan siswa pada inquiri aktif,
17 Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktorat Pendidikan Lanjutan Tingkat Pertama, Buku Ke11anga11 25 Ta/tun SMP Terbuka 1979-2004, Jakarta 2004
18 Saharso, Penggunaan Modul Pembe/ajaran, Jumal Penelitian Kependidikan, TH. 11, No. 2, Desember 2001 h. 123
19 lbid h. 123-124 20 http://www.aag.org/hdgc/Hands _on.html
14
aktivitas modul membungun siswa untuk mengerti sains, dan mengaitkan
antara sains dengan kehidupan nyata siswa.
Modul adalah sistem belajar mandiri yang berisi komponen
komponen dari sebuah sistem, yang telah terdefinisi dengan baik antara
komponen yang satu dengan komponen yang lain. 21 sebuah modul berisi
metode-metode dan aturan-aturan. Salah satu metode dalam modul adalah
metode instan (hal) atau metode modul. Metode ha! menunjukkan sebagai
metode dalam kelas saat modul digunakan dalam pembelajaran, sedangkan
metode modul tidak demikian.
Modul adalah sebuah konsep yang telah diterapkan pada konteks
sains, sebagai sains kognitif dalam menginve8tigasi struktur pikiran. Sebuah
modul dapat didefinisi sec;ara bermacam-maeam, tapi umumnya merupakan
sebuah komponen dari sistem yang besar dan mengoperasikan tanpa sistem
independen dari komponen operasional lain.22 Siswa SMP Terbuka dituntut
untuk mampu melakukan belajar mandiri mengingat pertemuan dengan
guru pembina di TICE maupun disckolah induk tidak serutin siswa SMP
Reguler. Dengan demikian diperlukan adanya modul yang dapat
mengakomodasi kebutuhan siswa.23
Modul adalah bahan ajar cetak. Menurut Suciati, dkk, sebagai
bahan ajar mandiri, modul hendaknya memenuhi kriteria mudah dibaca dan
dicema, dalam arti menggunakan bahasa yang sederhana, komunikatif, dan
jelas. Mampu melibatkan proses berpikir siswa, serta memungkinkan siswa
agar dapat mengevaluasi tingkat penguasaan kons<!p suatu materi yang
dipelajari secara mandiri. 24
21 http :// www.ruby.doc.org/core/classes/module.html 22 http://en.wikipedia.org/wiki/module_programming 23 Amat Nyoto, Jurnal Penelitian Kependidikan : Pengaruh Pengorganisasian Madu/, Gizya
Kognitif. dan Locus Of Control Terhadap Keefektifan Pembelajaran IPA di SLTP Terbuka di Kotamadya Malang, TH. 9, NO. I Juni 2000
24 Suciati, dkk, Depdiknas, Madu/ : Pengembangan A/at Penilaian Pembe/ajaran Mata Pe/ajaran: IPA-BIOLOGI, 2004
15
Menurut Russel seperti dikutip Suharsimi : j'vfodules can be open ended, thus allowing the student to determine the direction in Which he wishes w proceed with the topic after he has mastered the basic subject matter. The additional study may be selected from a variety of activities, sometimes called "quest", or the study may be original, that is designed by the student himself. Selanjutnya Russel menyebutkan bahwa " for the student, for the clearly stated objectives, can describe exactly what is expected of him and provide him with a goal to be mastered. Hence. the student's learning activities become goal oriented module take full advantage of the benefits of a clear statement of objectives. 26
Tentunya masih banyak lagi defenisi-ddini~i modul yang
sekiranya belum dicantumkan penulis, tetapi dari b•~berapa definisi yang
telah diuraikan diatas, dapat disimpulkan pengertian modui, yaitu Modul
merupakan unit (pakd) pengajaran terkecil dan lengkap yang memuat
rangkaian kegiatan belaj ar yang direncanakan dan sistematik, juga memuat
tujuan belajar (pengajaran) secara eksplisit dan spesifik, selain itu modul
juga memungkinkan siswa belajar sendiri karena bersifat self instructional.
Dan modul merupakan perwujudan pengajaran individual, yaitu realisasi
pengakuan terhadap adanya perbedaan individual.
b. Ciri-ciri modul
Vembriarto seperti dikutip Cece Wijaya dkk, memberikan ciri-ciri
modul antara lain :
1. modul merupakan paket pembelajaran yang bersifat self instruction.
Dengan belajar sepe1ii ini, modul membuka kesempatan pada siswa
untuk mengembangkan dirirnya secara optimal dan belajar secara
mandiri.
2. Siswa dapat belajar secara individual, belajar dengan aktif tanpa bantuan
maksimal dari guru.
3. Tujuan dirumuskan secara khusus, rnmusan tttjuan bersum ber pada
perubahan tingkah laku.
16
4. Modul mempunyai daya informasi pengetahuan yang cukup kuat. Unsur
asosiasi, struktur, dan urutan bahan pelajaran terbentuk sedemikian rupa
sehingga siswa secara spontan mempelajarinya.
5. Membuka kesempatan kepada siswa untuk maju berkelanjutan menurut
kemampuannya masing-masing.
6. Modui menganut prinsip learning by doing atau (earning by problem
solving.
7. Modul mcmiliki kekuatan ulang yang cukup tinggi (re-inforcement).
8. Adanya evaluasi yang kontinu dari setiap paket program.27
c. Tujuan Modul
Tujuan utan1a dari sistem modul adalah untuk meningkatkan
efisiensi dan efektivitas pembelajaran di sekolah, baik waktu, dana fasilitas,
maupun tenaga guna mencapai tujuan secara optimal.28
Tujuan modul adalah agar guru dapat mengembangkan dan
mempertinggi mutu professional yang penting untuk keefektifan
pembelajaran. Sumber untuk pembelajaran dan perkembangan akan
memberikan murid suatu dasar teori yang penting untuk bekal hidup mereka
dikemudian hari baik secara pribadi maupun untuk masyarakat sekitar. 29
Tujuan jangka pendek silabus dari sistem modul menurut Bob
Moon dalam buku introducing the modular Curriculum To Teacher adalah
silabus sebagai suatu keseluruhan pembelajaran dapat menjadi dokumen
yang singkat. Kunci prinsip pengorganisasian modul berisi maksud yang
jelas, baik untuk guru, siswa dan juga orang tua. Pada tujuan jangka pendek
disusun untuk unit pembelajaran tersebut ha! ini akan disusun dalam tujuan
jangka panjang bukan hanya untuk program pembelajaran tapi juga untuk
17
motivasi murid yang dapat terlihat dari pernyataan terbatas mengenai tujuan
mereka belajar.30
Pembelajaran dengan modul dibuat untuk memfasi!itasi sebuah
pendekatan pembelajaran yang berdasarkan pada pengalaman, praktik, dan
berhubungan dalam kehidupan bermasyarakat dai1 pada dunia. Modul juga
dibuat berdasarkan pada alasan bahwa sekolah akan mengijinkan murid
murid secara fleksibel untuk bernegosiasi dengan guru-guru dan tutor-tutor
mengenai modul yang mereka pelajari dan bagaimana murid-murid
mempelajari modul tersebut 31
Hal ini dipertimbangkan bahwa para siswa akan dikenalkan pada
bermacam-macam inquiri, tugas-tugas dan perrnintaancpermintaan yang
membawa mereka melewati cara tradisional. Dan mengenalkan mereka
pada cara yang berbeda-beda dan bermacam-macan1 pada saat
pembelajaran.
Menurnt Bob Willars di dalarn buku Local Authority Initiative :
Leicestershire, bahwa tujuan pembelajaran dengan modul adalah :
1. Untuk dapat mempelajari pelajaran agar dapat dikonstruksikan sesuai dengan kebutuhan individu, keinginan atau ketertariakan dalam proses pembelajaran yang paling efektif bagi murid-murid melalui unit pembelajaran mandiri.
2. Untuk memajukan ranah kognitif, manipulatif, dan afektif dari muridmurid melewati lamanya pembelajaran dari perkembangan pengalaman pembelajaran.
3. Untuk dapat membantu murid-murid memperoleh kemampuan yang luas
sebagai dasar untuk mempelajari pelajaran yang lebih jauh Jagi dan untuk
mempertinggi kemampuan beradaptasi terhadap perubahan di
masyarakat. 32
18
Di dalam bukunya "sistem pengajaran dengan modul" B.
Si;ryosuborto menguraikan tentang tujuan modul yang digunakan dalarn
proses belajar mengajar, yaitu :
1. Tujuan pendidikan dapat dicapai secara efisien dan efektif
2. Murid dapat mengikuti program pendidikan sesuai dengan kecepatan dan kemampuan sendiri.
3. Murid dapat sebanyak rnungkin menghayati dan melakukan kegiatan belajar sendiri, baik dibawah bimbingan guru atau tanpa bimbingan guru.
4. Murid dapat menilai dan mengetahui hasil belajar sendiri secara berkelanjutan.
5. Murid benar-benar me1tjadi pusat kegiatan belajar-mengajar.
6. Kemajuan siswa dapat diikuti dengan frekuensi yang lebih tinggi mela!ui evaluasi yang dilakukan pada setiap rnodul terakhir.
7. Modul disusun berdasar kepada konsep 'Mastel)' Learning' suatu konsep yang menekankan bahwa murid harus secara optimal menguasai bahan pelajaran yang disajikan dalam modul itu.33
8. Untuk mempertimbangkan baik buruk dari teori praktisi pendidikan dan nilai yang mempengarnhi proses pembelajaran.
9. Para praktisi dapat mengembangkan teori perkembangan dan mempertinggi keahlian mengekplorasi teori dan praktek.
dasar pada pendidikan
pondasi dengan
10. Untuk mempertimbangkan bermacam-macam rnang praktek dan manajemen Rembelajaran sebagai komponen yang penting dalam proses pendidikan. 4
Dengan demikian diharapkan sistem pengajaran modul ini, dapat
membantu peserta didik mencapai tujuan pembelajaran selektif dan
seefisien mungkin, dan memungkinkan peserta didik untuk melakukan
pembelajaran secara aktif, tidak hanya membaca dan mendengar tetapi
dapat juga berdiskusi dan simulasi.
,, - -
19
d. Pcranan Gnrn dalam Pembelajaran Modnl
Dalam proses belajar mengajar, secara umum guru mempuyai
tugas untuk mendorong, membimbing dan memberi fasilitas belajar bagi
siswa untuk mencapai tujuan. Gum mempuyai tanggung jawab untuk
melihat segala sesuatu yang terjadi dalam kelas untuk membantu proses
perkembangan siswa. Penyampaian materi pelajaran hanyalah merupakan
salah satu dari berbagai kegiatan dalam belajar sebagai suatu proses yang
dinamis.34 Maka untuk keberhasilan proses belajar mengajar guru
merupakan salah satu aspek yang menentukan keberhasilan belajar tersebut.
Oleh karena itu guru harus menguasai materi pelajaran yang akan diajarkan
dan menguasai berbagai strategi belajar-mengajar Slllah satu strategi
pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa adalah pengajaran dengan
modul.
Adam dan Decey seperti dikutip Nana Syacdih mengemukakan
peranan dan kompeten guru diantaranya sebagai pengi\jar, pimpinan kelas,
pembimbing, pcngatur lingkungan, partisipan, ekspeditor, perencana,
supervisor, motivator, penanya, evaluator, dan konselor.35
Menurut Rochman pengajaran modul dapat mengembangkan
pendidikan, baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Secara kualitatif
pengajaran itu mempunyai potensi untuk membiasakan siswa melakukan
kegiatan, mempelajari dan melengkapi studi untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan, mengerjakan tugas, memecahkan kesulitan serta
memperbaiki kesalahan yang telah dilakukan. Hal ini, dalam perspektif
perkembangan siswa selanjutnya, diperkirakan akan memberikan dampak
yang sangat positif sebab dengan membiasakan melakukan kegiatan
kegiatan seperti diatas, yang dapat diartikan sebagai usaha memperlakukan
ilmu sebagai suatu proses, dapat membentuk kecakapan intelektual dasar
34 Slameto, Be/ajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya, (Jakarta : Rineka Cipta, 2000) eel 4 h. 97
" Nana syaodih sukmadinata, Pengembangan Kuri/m/um Teori dan Praktek (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2005) eel ke-7 h. 41
20
yang sangat diperlukan dalam merintis hidup secarn mandiri. Secara
kuantitatif modul dapat dipelajari sendiri sehinggii memungkinkan siswa
yang kurang mampu belajar disekolah dapat melanjutkan belajamya dimana
dan kapanpun, itu berarti dapat merentang waktu belajar disekolah. Modul
juga sesuai untuk subyek belajar non sekolah, karenanya penggunanaan
modul juga dapat berarti tambahan kesempatan untuk belajar.36
Tugas utama guru di dalam sistem modul adalah mengorganisasi
dan mengatur proses belajar, antara lain ; I) Menyiapkan situasi belajar
yang kondusif2) Membantu peserta didik yang mengalami kesulitan dalam
memahami isi modul atau pelaksanaan tugas 3) Melaksanakan penelitian
terhadap setiap peserta didik.37
Dalam pengajaran modul guru berfungsi se:bagai diagnostician,
yaitu mampu mengamati dan menangkap kelemahan-kelemahan siswa
dalam belajar. Guru juga bertugas mengarahkan pelajaran, menyusun
program pengajaran dan yang lebih penting lagi fungsi guru adalah
membangkitkan dan memelihara minat siswa.
Sedangkan Menurut Zaura Bintang dkk, peranan guru dalam
pembelajaran dengan sistem modul untuk meningkatkan prestasi belajar
siswa adalah ;
l ). Menguasai Bidang studi yang diajarkan
2). Mengikuti perkembangan ilmu pcngetahuan
3). Membimbing siswa
4 ). Terampil dalam bertanya
5). Bertindak sebagai katalisator dan fasilitator
6). Menyadari bahwa bakat dan minat siswa berbeda-beda
7). Menjadi contoh teladan dan figur panutan.38
------··-· ···-···--·· "". Rochman Natawijaya, Madu/: Apo, Mengapa, Bagaimana jak:;rta : Dcpdiknas, 1986 37 E. Mulyasa Loe Cit h. 45 38 Zaura bintang., dkk. Laporan Penetitian : Penerapan Sislenz Modul Oleh (]uni
A4ate111atika Terh,:uiap Prestasi Be/ajar Siswa SMUN Kota Banda Aceh. Fakultas Keguruan dan lltnu Pc11didikan Univcrsitas Syiah l(uala, 2004
21
Karena pada umumnya sebuah modul sudah mencakup seluruh
kegiatan belajar yang harus ditempuh peserta didik, maka guru tidak lagi
menjadi unsur pokok didalam mempelajari kompetensi. Peranan guru
dalam penyajian modul adalah sebagai sumber tambahan dan pembimbing
bagi peserta didik dalam mencapai tujuan-tujuan terseb11t.
Modul yang dikembangkan seperti pada umumnya modul yang
terdiri atas beberapa komponen sebagai berikut, yaitu: lembar kegiatan
peserta didik, lembar kerja, kunci lembar kerja, lembar soal, lembar
jawaban dan kunci jawaban.
e. Keunggulan dan Keterbatasan Modul
Beberapa keunggulan pembelajaran modul dapat dikemukakan
sebagai berikut:
1 ). Lebih mengutamakan proses belajar daripada mengitjar.
2). Rumusan tujuan belajamya jelas.
3). Mengutamakan cara belajar secara aktif.
4). Menggunakan umpan batik dan evaiuasi.
5). Memperhatikan perbedaan kemampuan individu siswa.
6). Motivasi belajar setiap individu lebih tinggi.
7). Pembelajaran lebih efektif.
9). Dapat mengetahui tingkat keberhasilan yang telah dicapai.
I 0). Dapat mengetahui bahan pembelajaran yang belum dikuasai.
11 ).Ada waktu untuk memperbaiki hal-hal yang belum belum
disampaikan.39
Menurut E mulyasa dalam bukunya Kurikulum Berbasis
Kompetensi tentang beberapa keunggulan dalam pembelajaran dengan
modul adalah sebagai berikut :
39Eddy Sutadji, op cit h. 150
22
I. Berfokus pada kemampuan ir:dividual peserta didik, karena pada
hakekatnya mereka memiliki kemampuan untuk bekerja sendiri dan
lebih bertanggung jawab atas tindakan-tindakannya
2. adanya kontrol terhadap hasil belajar melalui penggunaan standar
kompetensi dalam setiap modul yang harus dicapai oleh peserta
didik.
3. Relevansi kurikulum ditunjukkan dengan adanya tujuan dan cara
pencapaiaannya.40
Disamping keunggulan yang teiah diuraikan diatas, modul juga
memiliki keterbatasan sebagai berikut :
I). Penyusunan modul yang baik membutuhkan keahlian tertentu. Subes
atau gagalnya suatu modul bergantung pada penyusunnya. Modul
mungkin saja memuat tujuan dan alat ukur berarti, akan tetapi
pengalaman belajar yang termuat di dalamnya tidak tertulis dengan
baik atau lengkap. Modul yang demikian kemungkinan besar akan
ditolak oleh peserta didik.
2). Sulit menentukan proses penjadwalan dan kelulusa.•, serta
membutuhkan manajemen pendidikan yang sangat berbeda dari
pembalajaran konvensional, karena setiap peserta didik
menyelesaikan modul dalam waktu yang berbcda-beda, tergantung
pada kecepatan dan kemampuan masing-masing siswa.
3). Dukungan pembelajaran berupa sumber belajar, pada umumnya
cukup mahal, karena setiap pese1ta didik harus mencari sendiri.
Berbeda dengan pembelajaran konvensional, sumber belajar seperti
alat peraga dapat digunakan bersama-sama dalam pembelajaran.41
40 E. Mulyasa op cit h. 46 41 Ibid h.47
23
f. Komponen Modul Pembelajaran
1. Tujuan Pembelajaran Umum (TPU)
Tujuan pembelajaran umum (TPU) pada hakekatnya mengacu
pada hasil pembelajaran yang diharapkan dan sangat penting dalam
pembelajaran. Tidak adanya tujuan pembelajaran dapat mengakibatkan
frustasi bagi siswa, sebab siswa tidak mengetahui apa yang sedang
dipelajari.
Tujuan umwn adalah pernyataaa tentang hasil pembelajaran
yang diinginkan. Tujuan ini diacukan pada keseuruhan isi mata
pelajaran ya~.g diajarkan. Karena itu, TPU alcan banyak mempengaruhi
strategi pengorganisasian isi pembelajaran. Gagne (1978) mengatakan
TPU sebagai pernyataan umum mengenai suatu program
pembelajaran. Sedangkan Dick dan Cary ( 1985) menjelaskan
mengenai apa yang harus dimiliki siswa setel.ah selesai mengikuti
suatu pembelajaran.
Dengan demikian, TPU senantiasa mempunyai arti sebagai hasil
belajar dan dalam bentuk pernyataan yang bersifat umum. TPU adalah
pemyataan yang mendeskripsikan kemampuan apa yang akan dapat
dilakukan siswa setelah menyelesaikan pembelajaran. Tujuan ini harus
mendeskripsikan pencapaian tingkah laku yang dihasilkan dari
kegiatan belajar dalam suatu satuan pembelajaran. Hal ini tidak berarti
bahwa hanya tingkah laku yang disebutkan itulah satu-satunya yang
diperoleh siswa dalam mempelajari yang diperolehnya. Seperti apa
yang dijelaskan diatas bahwa, TPU menyatakan apa yang dapat
dilakukan siswa setelah selesai pembelajaran dan bukan apa yang
diperbuat guru sewaktu menyajikan pembelajaran.
Karena paket belajar atau modul pembelajaran merupakan
bagian dari keseluruhan kurikulum, maka satu TPU hanya menyatakan
24
umum menyatakan "keterampilan" te1ientu dalam rangkaian
pengembangan kemampuan dari tingkat yang lebih rendah ke tingkat
yang lebih (knowledge-skill-understanding). Proses pengembangan
kemampuan ini dapat dicapai melalui sejumlah paket belajar yang
terintegrasi dengan tujuan-tujuan yang umum yang saling berhubungan
satu sama lain.
2. Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK)
Salah satu komponen model rancangan pembelajaran yang
penting adalah Tujuan pembelajaran khusus (objective behaviour
atau objective pe1formance). Winkel seperti dikutip Suciati dkk,
mendefinisiakan TPK sebagai suatu tujuan pembelajaran yang
kongkrit dan spesifik, yang dianggap cukup berharga, wajar dan
pantas, yang dapat diwujudkan berdasarkan perkembangan pelajar,
tersedianya tenaga pengajar, media pembelajaran, dan alokasi waktu.
Komponen di atas dapat menm1jang tercapainya tujuan pembelajaran
yang lebih umum.
Menurut Degeng sepe1ti dikutip Suciati dkk, mengatakan :
tujuan pembelajaran khusus berguna untnk mendeskripsikan strategi
pengorganisasian mikro, yang disebut sebagai tujuan belajar. Di
dahm1 proses kegiatan belajar mengajar, perumusan Tujuan
pembelajaran khusus memegang peranan penting, kama memberi
manfaat antara lain:
1 ). Memberi kepastian mengenai kemampuan atau keterampilan,
sikap, dan kedalaman apresiasi yang diharapkan dari siswa.
2). Memberikan kriteria yang pasti. Dengan demikian kemajuan
belajar mahasiswa dapat diukur, atau tingkat kemampuan dapat
ditentukan secara pasti.
25
3. Kerangka Isi Pcmbelajaran (Epitome)
Kerangka isi pemebelajaran dapat dipadankan dengan epitome.
Sebagai kerangka isi, keberadaannya hanya mencakup sebagian kecil
isi pembelajaran yang amat penting, yang nantinya akan berfungsi
sebagai konteks aaiau kerangka dari isi-isi balmn pembeiajaran yang
lebih rinci. Epitome berbeda dengan rangkuman, karena epitome tidak
memuat semua bagian dari isi pembelaj~.ran yang penting,
sebagaimana yang terdapat pada rangkuman. Menumt Ausubel seperti
dikutip Amat Nyoto, Epitome dapat berupa struktur, konseptual,
stmktur prosedural, atau struktur teoritik. Fungsi epitome pada fase
pertarna untuk menyediakan tingkatan ide-ide atau ideational
scaffolding Ausubel bagi isi yang lebih rinci yang dipelajari
kemudian.43
Untuk beiajar informasi verbal, seperti fakta-fakta dan nama,
epitome dapat berfungsi sebagai konteks bagi infonnasi-informasi
yang lebih rinci, sedangkan Hewson seperti dikutip Amat Nyoto
merekomendasi agar dalam pembelajaran, bahan-bahan disajikan
sebagai sebuah jaringan (network), sehingga terjadi semacam kerangka
yang menyediakan format-format untuk infonnasi baru dan layanan
pencarain inf01masi baru lainnya.44
4. Pendahuluan
Pendahuluan merupakan pembukaan suatu modul. Dalam
pendahuluan dikemukakan tujuan pembelajarn khusus, relevansi dan
deskripsi singkat materi yang akan dibahas serta petunjuk belajar.
5. Sajian Materi
Komponen ini berisi uraian materi, contoh dan non contoh, latihan,
rangkuman dan tes formatif.
26
I). Uraian materi dapat berupa fakta atau data, konsep, prinsip, teori,
prosedur atau metode, keterampilan, hukum dan masalah. Hal ini
disajikan secara naratif atau piktorial. Uraian materi berfungsi
untuk merangsang dan mengkondisikan tumbuhnya pengalaman
belajar. Uraian materi meliputi materi pokok dan benar serta
terbaru atau terkini. Dalam penyajian hendaknya logis, sistematis,
menarik, dan komunikatif serta interaktif.
2). Uraiar. materi disertai comoh dan non contoh. Contoh dapat berupa
benda atau gambar, ilustrasi, angka yang mewakili konsep. Contoh
berguna untuk memantapkan pemahaman siswa. Sedangkan non
contoh dapat berupa benda, ilustrasi, angka atau gambar yang tidak
mendukung konsep yang disaj ikan dan berfungsi untuk
memantapkan pemahaman siswa. Contoh harus relevan dengan isi
uraian, konsisten, logis, sesuai dengan realita dan bermakna se1ia
j umlah dan fungsi yang memadai.
3 ). Latihan yaitu berbagai bentuk kegiatan belajar yang harus
dilakukan oleh siswa untuk memantapkan pemahamannya terhadap
materi yang disajikan. Latihan ini harus relevan dengan materi
yang disajikan, bentuknya bervariasi, bermalma dan sesuai
kemampuan siswa se1ia menantang untuk berpikir dan bersifat
k.ritis pada siswa. Pada modul SMP Terbuka seringkali latihan
diberikan dalam bentuk soal-soal atau pertanyaan-pertanyaan dan
diberi istilah tugas.
4). Rangkuman merupakan uraian singkat tentang intisari atau saripati
dari materi yang telah disajikan. Penyajiannya secara berurutan,
ringkas dan komunikatif.
5). Tes Formatif yaitu tes yang diberikan unt.uk mengukur tingkat
pemahaman siswa terhadap materi yang telah dibahas. Pe1ianyaan-
27
pertanyaan harus benar dan logis. Tes fomiatif dise1iai dengan
kunci jawaban berikut peiljelasan.
6. Daftar Pustaka
Daftar Pustaka adalah kumpulan informasi yang digunakan
dalam penulisan modul yang disusun secara alfabetis. Hanya sumber
informasi yang dikutip dalam uraian dan benar-benar merupakan
acuan, yang dicantumkan dalam daftar pustaka. Informasi tentang
sumber hams ditulis secara benar dan lengkap.
7. Glosarium
Kumpulan kata sulit beserta penjelasannya yang disusun secara
alfabetis. Dalarn modul SMP Terbuka yang lama dituliskan sebagai
"kata-kata sukar", sedangkan dalam modul barn ditulis "kosakata".
Penjelasan kata-kata sulit tersebut sesuai dengan konteks pemakaian
dalam modul sehingga dapat membantu siswa dalam memahami uraian
materi. Selain itu terdapat pula penutup untuk setiap akhir modul.
Modul SMP terbuka juga dilengkapi dengan Tes akhir Modul
(TAM).45
2. Pengusaan Konsep Dalam Pembelajaran Biologi
a. Pengertian Penguasaan Konsep
Penguasaan konsep merupakan penguasaan terhadap abstraksi
yang memiliki satu kelas atau objek-objek kejadian atau hubungan yang
mempunyai atribut yang sama. Menurut Piaget seperti yang dikutip Ratna
wilis mengatakan bahwa pertumbuhan intelektual manusia terjadi karena
adanya proses kontinyu yang menunjukkan equilibrium-disequilibrium,
sehingga akan tercapai tingkat perkembangan intelektual yang lebih
tinggi.46 Belajar akan menjadi efektif apabila kegiatan belajar sesuai den-
44; ,... • .. .. • y ,, 1 ,... ....
--J PERPUST.!\>\AJ\N UTA.MA UIN SYAHID Jl\f'V!\RTA
28
dengan perkembangan intelektual anak. Selain itu, guru di dalam kelas
perlu mengenal anak didik dan bakat khusus yang mereka miliki agar
dapat memberikan pengalaman pendidikan yang dibutuhkan oleh masing
masing siswa untuk dapat mengembangkan bakat mereka secara optimal
sesuai dengan tujuan pendidikan.
Dalam sair.s konsep (pengetahuan dasar) adalah faktor yang
mempengaruhi belajar seperti yang dikatakan oleh Clipton dan
Slowiaczek bahwa kemampuan seseorang untuk memahami dan
mengingat informasi penting tergantung pada apa yang mereka telah
ketahui dan bagaimana pengetahuan tersebut diatur.
Konsep merupakan suatu istilah yang sering digunakan dalam
berbagai bidang, sehingga istilah ini mempunyai beberapa definisi.
tv!enurut Rosier yang dikutip Dahar konsep adalah suatu abstraksi yang
mewakili suatu kelas obyek-obyek, kegiatan-kegiatan atau hubungan
hubungan yang mempunyai atribut yang sama. Sedangkan menurut
Woodruff yang dikutip Amin menyatakan bahwa suatu konsep adalah (!)
suatu ide atau gagasan yang relatif sempurna dan bermakna, (2) suatu
pengertian tentang suatu obyek, (3) produk subyektif yang berasal dari
cara seseorang membuat pengertian terhadap obyek-obyek atau benda
benda melalui pengalamanya setelah melihat a.tau melakukan persepsi
terhadap obyek atau benda.44 Hal ini senada seperti yang dikatakakan
oleh Good dalam Resna dkk, sepe1ii yang dikutip Nuryani R bahwa
konsep adalah gambaran ciri-ciri suatu objek sehingga dapat
membedakam1ya dengan objek laillilya.45
tv!enurut Amin dalam Hemindati mengatakan, konsep merupakan
suatu ide atau gagasan yang didasarkan pada pengetahuan tertentu yang
relevan dan yang dapat digeneralisasikan. Lebih lanjut dikatakan bahwa
suatu konsep akan terbentuk apabila dua atau lebih objek dapat
29
dibedakan berdasarkan ciri-ciri umum, bentuk atau sifatnya. Bourne
seperti dikutip Amien rnenyatakan bahwa suatu konsep dapat dianggap
sebagai suatu unit pikiran atau gagasan. Lebih lanjut dikatakan bahwa
suatu konsep tidak dapat berdiri sendiri tetapi saling berhubungan satu
sama lain dalam suatu sistem dinamik yang disebut sistem konseptual. 46
Dari penge11ian diatas dapat disimpulkan bahwa konsep adalah
buah pikiran atau pengalaman tertentu yang bersifat abstrak yang dapat
diperoleh siswa melaiui dua cara yaitu, pembentukan konsep dan
asimilasi konsep serta dapat digeneralisasikan. Konsep itu dapat berubah
sesuai dengan penemuan pengetahuan yang baru. Kita mengenali konsep
rnelalni lambang-larnbang yang bisa berupa kata-kata, rnaupun lambang
larnbang lain, yang secara integral disusnn dalarn teori.47
Brody rnenyatakan bahwa konsep terpenting dalam pembelajaran
IP A adalah pernbelajaran berrnakna (Meaningful Learning). Menurut
ausabel dikntip Dahar (1988) dalam Hewindati (2000) belajar bermakna
merupakan suatu proses dikaitkannya informasi baru pada konsep-konsep
yang terdapat dalarn struktur kognitif seseorang. 48
Menurnt Ausabel seperti dikutip Dahar konsep yang dimiliki anak
dapat diperoleh melalui dua cara yaitu formasi konsep (concept
.formation) dan asimilasi konsep (concept assimilation). Forrnasi konsep
terutama merupakan bentuk perolehan sebelum anak masuk sekolah
sedangkan asimilasi konsep merupakan cara utama untuk memperoleh
konsep atau belajar konsep selama dan sesudah sekolah.49
Menurut FatTel a concept is alassification of objects, object
properties, or even into a set by process of abstractions. Gagne
'16 Yuni Tri Hemindati, Pemahaman Murid Seka/ah Dasar Terhadap Konsep IPA Berbasis Biologi. Jurnal pendidikan, Vol.5 No.I Maret 2004 h. 63
47 File : //D/Dokumen%20MY /HomePage%20Pribadi, P/Modulo/o Modul 3 Pawit M Yusuf, Teori dan pene111uan !bniah dala111 lingkungan Iltnu Jnforn1asi, Kon1unikasi dan Kle111bagaan
- .
JO
menyatakan a concepr is an abstract idea which anables people to
c/assifY object or events and to specifY within the objects or events are
examples or nonexampless. Kedua definisi ini sesuai dengan pendapat
Ruseffendi yang mengatakan bahwa konsep adalah sustu ide abstrak yang
memungkinkan pengelompokkan benda-benda (objek) ke dalam contoh
dan noncontoh.
Menurut Masjkur seperti dikutip Syarifuddin belajar konsep adalah
suatu ha! yang penting dalam pembelajaran IP A di sekolah, sebab konsep
merupakan ide-ide abstrak yang memungkinkan pengelompokkan benda
benda ke dalam contoh dan non contoh. 50
Menurut Joice dan Weill dalam Soekamto dan mustamin
Pembelajaran pencapaian konsep menitik beratkan pada cara-cara untuk
rnemperkuat dorongan-dorongan internal manusia dalam memahami ilmu
pengetahuan dengan cara menggali dan mengorganisasikan serta
mengembangkan bahasa untuk mengungkapkannya.51
Usaha dalam mencapai pembelajaran dengan tingkat penguasaan
konsep yang baik dipengaruhi oleh berbagai kondisi, baik dari segi siswa,
pembelajaran, kurikuium, maupun sarana lainnya. Kualitas pengajaran
juga turut menentukan ketuntasan pelajaran bagi siswa. Oleh karena itu
usaha untuk mene1iibkan siswa secara optimal perlu dilakukan, seperti
rnernbuat pengajaran lebih konkrit, lebih praktis menggunakan berbagai
rnetoda yang tepat dan sebagainya. Faktor lain yang juga mempengaruhi
keberhasilan siswa adalah kesanggupan siswa memahami pengajaran,
ketekunan dan kesempatan yang diberikan untuk mempelaj ari ruang
lingkup bahan yang sudah ditentukan.52
50 Ibid h. 185 51 Mustamin Anggo, Pembelajaran Matematika dengan Model Pencapaian Konsep,
31
Menurut Joice dan Weill dalam Nancy Sussiana dkk, Pada proses
pembelajaran dengan model pencapaian konsep, siswa diarahkan untuk
membangun sendiri pengetahuan mereka berdasarkan pengalaman yang
telah dimilikinya dan disajikan dalam bentuk penataan organisasi. Hal ini
seperti menurut Rosser, konsep adalah suatu abstraksi yang memiliki
kelas objek-objek, kejadian, kegiatan-kegiatan atau hubungan-hubungan
yang mempunyai atribut-atribut yang sama. Belajar konsep dapat
meringankan beban memori karena dapat mengklasifikasikan atau
mengelompokkan peristiwa, objck dan kegiatan sehari-hari.53
Berdasarkan definisi tersebut, mempdajari konsep berarti kita tidak lagi
menghafa'. atau mengingat untuk menyebutkan suatu teori. Akan tetapi
menjelaskan bagaimana suatu teori dapat dibuktikan dan dapat diterapkan
pada situasi barn.
Konsep konkrit diperoleh melalui observasi secara langsung pada
objek yang nyata. Gagne dan Brigs seperti dikutip Syarifudin
mengemukakan bahwa suatu konsep konkrit ditunjukkan dengan
mengidentifikasi objek secara tepat, atau melalui atribut-atribut yang
dimiliki objek sepe1ii bentuk dan warna.54 Kita mengenali konsep melalui
lambang-lambang yang bisa berupa kata-kata, maupun lambang-lambang
lain, yang secara integral disusun dalam teori. 55
Di dalam belajar konsep konkrit siswa perlu mengadakan
diskriminasi yang cermat untuk menemukan ciri-ciri fisik yang sama dan
ciri-ciri fisik yang berbeda. Untuk mendapatkan perbedaan tersebut siswa
berinteraksi dengan lingkungam1ya dan memperoleh konsep-konsep yang
dapat menunjukkan langsung pada realitas dalam lingkungannya.
Perbedaan dan persamaan harus diolah secara teliti supaya diadakan
53 Nancy Sussiana, Model Pembe/ajaran Berbasis Kegia.tan Laboratorium Untuk Meningkatkan Penguasaan konsep Siswa Sebagai Wahana Pendidikan Siswa SLTP, Seminar
I• l•I ____ ,,, __ J_ .. 1n ,/ /1..1! '1/'1(\/1\ l. ')
32
pengelompokkan yang tepat. Selama pengelompokkan itu siswa mungkin
dapat menemukan ciri-ciri khas untuk konsep itu.56
Menurut Gagne dan Briggs hasil bclajar konsep konkret dapat
diiihat dengan cara memilah-milah, menyebutkan namanya atau dengan
cara mengkombinasi penampilan-penampilan. Belajar konsep konkret
disebut juga "mengetahui arti" atau knowing the 111eaning suatu nama
atau lebel.57
Dalam belajar konsep terdefinisi siswa menghadapi suatu
tantangan khusus, karena ciri-ciri yang sama tidak dapat ditemukan
langsung melalui pengamatan. Dalam belajar konsep terdefinisi harus
dilakukan dengan cara memberikan penjelasan baik dengan bahasa lisan
maupun bahasa tulisan. Selanjutnya konsep yang harus dipelajari
dituangkan dalam bentuk definisi verbal. K enyataan ini dapat dilihat pada
saat siswa mendemonstrasikan arti (meaning) terhadap suatu objek,
kejadian atau hubungan. 58
Gagne mengemukakan bahwa seseorang telah belajar aturan bila
dapat menunjukkan suatu keteraturan (regularity) dalam berbagai situasi
klmsus. Aturan merupakan kemampuan yang dipelajari, yang
memungkinkan seseorang merespon terhadap sekumpulan benda denagn
sekumpulan peristiwa. Memahami aturan bukan hanya dapat mengatakan
aturan terse but namun hams dapat mendemonstrasikan aturan i tu se11a
dapat menerapkannya pada situasi konkrit.59
Aturan tingkat tinggi yaitu aturan-aturan yang sederhana dapat
membentuk aturan-aturan yang lebih kompleks. Contoh dalam
mempelajari sistem pengeluaran (ekskresi). Dalam mempelajari sistem
ekskresi yang terdapat pada manusia dan hewan vertebrata tidak terlepas
dari bagian-bagian alat-alat pengeluaran yang terdiri dari ginjal, paru-
56 Syarifudin. Opcit h. 185
33
paru, hati dan kulit serta fungsi masing-masing alat tersebut dan
mengorganisasikannya menjadi suatu sistem pengeluaran yang berguna
dan bermanfaat bagi kehidupan manusia dan hewan.
b. Peranan Modul dalam Pembelajaran Mated sisfom ekskresi
Sesuai dengan sifat modul yaitu self instruction, maka modul ini
disusun sedemikian rupa dengan harapan agar siswa dapat belajar
mandiri secara aktif, dapat memahami dan menguasai konsep materi
yang diajarkan dengan jelas, dapat menarik kesimpulan dengan tepat dan
dapat menyelesaikan masalah dengan baik.
Pada bab ini siswa akan d ihadapkan pada masalah-masalah yang
biasa ditemukan dalam kehidupan sehari-hari yaitu mengenai sistem
ekskresi pada manusia, hewan vetebrata, seperti pada amfibi, ikan, reptil
dan lain sebagainya. Adapun tahapan pembuatan modul sebagai beikut :
1 ). Membuat Pendahuluan
a). Rumusan Tujuan
b). Kerangka Topik
Topik-topik dari Seluruh materi yang akan dibahas yang menunjukkan kontek seluruh isi.
Memberikan gambaran sekilas tentang isi
- Disampaikan dalam paragrap tersendiri
c ). Prasyarat Belajar
- Mempersiapkan siswa untuk modul berikutnya
- Memudahkan mempelajari modul
d). Deskripsi singkat tentang isi, cara belajar dan waktu belajar
- Paparkan isi modul
- Bagaimana cara mempelajarinya
- Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mempelajarinya
2). Merumuskan Bagian Isi Modul
a). Judul
34
c ). Ringkasan, yaitu mengomentari konsep yang teiah dipelajari
- Diberikan pada setiap akhir uraian suatu konsep atau pada ald1ir keseluruhan uraian materi
d). Tugas dan Latihan
- Kegiatan yang hams dilakukan siswa pada suatu konsep agar siswa menguasai konsep yang telah dipelajari
3 ). Bagian Penutup
a). Tugas dan Tes
b). Kunci Jawaban Soa!60
3. Kemandirian Siswa SMP Terbuka
Untuk meneiaah seberapa jauh derajat otonomi belajar di SMP
Terbuka pada masing-masing aspek, dapat dijelaskan sebagai berikut :
l) Kemandirian dalam Aspek Perencanaan Bclajar
Dalam perencanaan belajar di SMP Terbuka, biasanya s1swa
dilibatkan dalam menentukan waktu dan tempat belajar, baik kegiatan
belajar di Tempat Kegiatan Belajar (TKB) bersama guru pamong, maupun
kegiatan tutorial dengan guru binanya. Keterlibatan siswa ini dimaksudkan
agar program kegiatan belajar yang akan clilaksanakan clapat clisesuaikan
dengan kondisi clan kemampuan sekelompok siswa. Dalam ha! perumusan
tujuan pembelajaran, siswa SMP Terbuka memang ticlak memiliki atau
ticlak diberikan otonomi, sebab tujuan tersebut telah tercantum dalam setiap
modul berdasarkan kurikulum.
N amun clemikian, siswa dimungkinkan untuk memilih prioritas
tujuan belajar mana yang akan ia pelajari terlebih dahulu, clan tujuan mana
yang akan dipelajari belakangan. Lebih clari itu, pada dasarnya siswa SMP
Terbuka juga memiliki otonomi untuk memilih beberapa materi ajar yang
dianggap tidak perlu lagi ia pelajari, jika ia memang sudah bisa menguasai
35
materi itu sesuai tujuan atau kompetensi yang ditentukan. Siswa juga bebas
untuk menentukan sendiri sampai sejauh mana ia akan mencapai tujuan
belajar untuk setiap jangka waktu tertentu, sesuai clengan kemampuan clan
kecepatan belajar masing-rnasing. Secara singkat dapat dijelaskan bahwa
otonomi belajar yang cliberikan kepada siswa SMP Terbuka clalam ha!
perencanaan meliputi: pencntuan tempat clan waktu belajar, pemilihaa guru.
2). Kemandirian dalam aspek pelaksanaan Belajar
Otonomi yang dimiliki siswa SMP Terbuka clalam pelaksanan
belajar aclalah dalam hal memilih strategi untuk mempelajari bahan ajar
sesuai dengan pilihan masing-masing siswa. Siswa dapat mempelajari
sendiri uraian modul, mengulang-ulang materi yang ia anggap sulit atau
langsung menge1jakan tugas clan latihan dalam modul jika ia telah merasa
menguasai materi tertentu.
Siswa juga bebas memilih apakah akan mempelajari modul
secara senclirian atau secara berkelornpok dengan teman-teman lain. Selain
itu, siswa juga bisa memilih mata pelajaran mana yang akan ia pelajari, baik
di tempat kegiatan belajar (TKB), di rumah, atau di tempat lain yang
memungkinkan. Otonomi yang lain adalah clalam ha! memilih dan
memanfaatkan media penunjang dan sumber belajar lain selain modul.
Misalnya ketika mempelajari topik tertentu dalam Modul Bahasa Inggris,
siswa bisa memanfaatkan program kaset sesuai topik yang dipelajari.
Demikian pula jika siswa menemui kesulitan dalam belajar, ia
harus dapat mengatasinya dengan memanfaatkan berbagai sumber belajar
yang ada. Dalam hal ini siswa dapat mencari jawaban dari modul/media
lain, berdiskusi dengan teman, bertanya kepada Guru Pamong di TKB,
ataupun membawa masalah itu ke Guru Bina pada saat tatap muka
(tutorial). Kemandirian lain yang yang dituntut dari siswa adalah dalam ha!
36
Jadwal belajar di SMP Terbuka tidaklah seketat seperti halnya
jadwal belajar di sekolah reguler. Jadwal tersebut pada dasar!1ya hanya
untuk memandu siswa agar mereka dapat melakukan kegiatan belajar secara
teratur dan proporsional. Siswa di tun tut dapat mandiri dalam mengatur dan
memanfaatkan waktu-waktu belajar tersebut seoptimal mungkin, baik di
TKB, di rumah, maupun di sekolah induk. Misalnya, waktu belajar di
rumah dapat dimanfaatkan siswa untuk mempelajari modul secara
individual, waktu belajar di TKB dimanfaatkan untuk berdiskusi dengan
teman-temannya di bawah bimbingan guru Pamong, sedangkan ketika di
sekolah induk (tatap muka dengan guru Bina), <lapat dimanfaatkan siswa
untuk menanyakan masalah atau kesulitan belajar yang belum dapat
terpecahkan secara mandiri. Kesempatan belajar di sekolah induk
scharusnya juga bisa dipergunakan siswa untuk memanfaatkan berbagai
sumber belajar yang tersedia di sekolah induk seperti: perpustakaan,
laboratorium, media elektronik dan fasilitas keterampi!an. Dalam mengatur
dan memanfaatkan waktu-waktu belajar inilah siswa dituntut memiliki
kemandirian belaj ar.
3). Kcmandirian dalam aspek Evaluasi Belajar
Dalam sistem SMP Terbuka terdapat enan1 tahap penilaian hasil
belajar, yaitu: Penilaian atau tes mandiri, Tes akhir modul, Tes Akhir Unit
(kelompok modul), Tes Akhir semester, Evaluasi Bela.jar Tahap Akhir atau
ujian nasional (UN) . Untuk Tes akhir semester dan Ujian Nasional (UN)
pelaksanaannya diatur oleh sekolah induk, sehingga siswa tidak memiliki
peran atau otonomi. Sedangkan untuk dua jenis evaluasi yang pertama (tes
mandiri dan tes akhir modul), siswa mempunyai beberapa otonomi untuk
ikut menentukan.61
37
Penilaian mandiri dilakukan pada setiap akhir kegiatan belajar
dalam suatu modul. Setiap kali siswa telah selesai mempelajari satu kegiatan
belajar tertentu, siswa diberi otonomi untuk mengerjakan tcs atau tugas akhir
kegiatan sekaligus mengoreksi sendiri hasilnya, tanpa pengawasan dari
guru. Untuk mengetahui hasil tes, siswa dapat mencocokkannya dengan
kunci jawaban yang terdapat pada bagian akhir modul. Dalam hal ini
memang dituntut kedisipiinan dan kejujuran siswa, agar tidak melihat knnci
pwaban sebelnm selesai mengerjakan tes. Apabila siswa menilai telah
berhasil dalam tes mandiri, ia bisa melanjutkan mempelajari kegiatan belajar
berikutny?.
Dalam melaksanakan tes mandiri ini. jelas dituntut adanya
kemandirian be!ajar siswa. Jenis evaluasi yang kedua adalah Tes Akhir
Modul. Jenis tes ini dilakukan setiap kali siswa telah menyelesaikan satu
nomor modul tertentu. Setiap nomor modul telah dibuat satu perangkat tes
akhir modul, yang dikemas secara terpisah dengan modul yang dipelajari
siswa. Dalam tes akhir modul ini, otonomi yang dimiliki siswa adalah
menentukan kapan tes tersebut alum dilaknkan. Jika s1swa telal1
menyelesaikan satu nomor modul te1tentu dan telah merasa siap untuk
menge1jakan tes, maka ia dapat meminta kepada guru untuk diadakan tes.
Setelah dinyatakan berhasil, siswa dapat melanjutkan mempelajari nomor
modul berikutnya Kemandirian belajar siswa dalarn tes alillir modul ini
dapat terlihat dari inisiatif siswa menyiapkan diri dan mengatur waktu serta
menindaklanjuti basil tes, sesuai dengan kondisi clan kemampuan masing
masing siswa.
Berdasarkan ura1an tersebut dapat disimpulkan bahwa
kemandirian belajar yaitu kemampuan seseorang untuk mengatur sendiri
kegiatan belajarnya, atas inisiatifnya sendiri serta secara bertanggung
jawab, tanpa selalu tergantung pada orang lain. Tingkat kemandirian
38
pelaksanaan atau proses belajar maupun evaluasi belajar. Semakin besar
peran aktif siswa dalam berbagai kegiatan tersebut, mengindikasikan
bahwa siswa tersebut memiliki tingkat kemandirian bel<ijar yang tinggi.
B. Pcnelitian yang Relevan
Dari penelitian mengcnai modul yang be1judul "Pengaruh
Pengggunaan Modul dan Metode Ceramah Terhadap Hasil Belajar
Matematika Pada Peserta Didik Kejar Paket B Di Kabupaten Barru" oleh
Djonny Pabisa menyatakan bahwa belajar dengan menggunakan modul dapat
mrngakibatkan peserta didik lebih aktif dalam pr0ses belajarnya, sebab dalain
modul mereka menghadapi sejumlah masalah atau kegiatan-kegiatan yang
harus diselesaikan. Sedangkai1 menurut Darto Saharso dalam penelitiannya
yang berjudul " Penggunaan Modul Pembelajaran Dengai1 metode Evidence
Base Medicine da11 Problem Base Learning sebagai Usaha untuk
Meningkatkan Motivasi Belajar Mahasiswa Fakultas Kedokteran" mengatakan
bahwa sistem pembelajaran dengan modul adalah suatu sistem pendidikan
yang lebih efisien da11 relevan.62
Menurut Amat Nyoto dalam penelitiannya yang be1judul "Profil
Sekolah Menengah Pertama (SMP) Terbuka di Kata Malang" media
pembelajaran yang dianggap memiliki tingkat interaktif (kemudahan untuk
dipelajari) yang tinggi adalah Modul (60,29%). Sedangkan menurut Asnawi
dkk dalam penelitiannya yang berjudul "Pengajara11 Fisika Teknik Mesin
dengan sistem Modul di FTKP IKIP Yogyakaiia" memperoleh kesimpulan
bahwa prestasi belajar siswa yang belajar dengan modut lebih tinggi daripada
yang belajar dengan non modu!.63
Seperti yang diungkapkan para peneliti di atas membuktikan bahwa
pembelajaran dengan modul mampu meningkatkan minat siswa dala111 belajar
62 Djonny Pabisa, Pengaruh Penggunaan Madu/ dan Metode Ceramah Terhadap Has ii Be/ajar Matematika Pada Peserta Didik Kejar Paket B di Kabupaten Barru. Universitas Negeri
39
dan mampu memotivasi mereka untuk meningkatkan prestasi belajarnya
Sedangkan dalam penelitian yang dilakukan oleh penulis sendiri membuktikan
bahwa pembelajaran dengan modul sangat berpengaruh terhadap penguasaan
konsep siswa SMP Terbuka dengan materi sistem ekskresi dengan adanya
peningkatan penguasaan konsep sesudah pembelajaran dengan modul.
C. Kerangka Pikir
Belajar adalah proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan
pelatihan. Artinya tujuan kegiatan belajar adalah perubahan tingkah laku yang
menyangkut pengetahuan, keterampilan, sikap bahkan segenap aspek pribadi.
Kegiatan belajar mengajar seperti mengorganisasi pengalaman belajar,
termasuk dalam cakupan tanggung jawab yang hams dilakukan oleh seorang
guru.
3elajar bukan hanya dilakukan secara formal melalui sekolah-sekolah
yang telah dibangun oleh pemerintah dan swasta tapi juga dapat dilakukan
secara informal melalui lembaga-lembaga kursus. Baik dengan sekolah
Reguler ataupun sekolah Terbuka. Sekolah Menengah Terbuka (SMP
Terbuka) memberikan kesempatan bagi mereka yang berada pada hambatan
ekonomi, letak geografis tempat tinggal dan kesempatan. Pada sekolah terbuka
digunakan sistem pembelajaran khusus yang diciptakan untuk dapat dipelajari
secara mandiri yaitu menggunakan modul pembelajaran.
Berbagai strategi, metode dan media dipakai agar dapat meningkatkan
penguasaan konsep siswa, salah satu alternatif yang dapat digunakan yaitu
sistem pembelajaran dengan modul. Modul merupakan sistem belajar mandiri
yang memungkinkan siswa untuk dapat belajar sendiri secara optimal
sehingga siswa dapat belajar sesuai dengan kemampuan belajarnya masing
masing. Karena modul mempunyai berbagai macam keistimewaan yaitu, self
instructional yang memungkinkan siswa belajar mandiri, individual
(memperhatikan kecepatan belajar individu siswa dan belajar dengan cara
40
membantu, siswa yang belum menguasai suatu konsep dapat dibantu oleh
siswa yang telah menguasai konsep.
Dengan beberapa keistimewaan yang dimiliki oleh modul maka
diharapkan siswa-siswa dapat menguasai konsep yang mereka pelajari dalam
proses belajar mengajar. Sehingga pembelajaran dengan modul mempunyai
pengaruh terhadap penguasaan konsep siswa.
Pembelajaran
Dengan Modul
Diagram Kerangka Berpikir
--Self
-Instructional
(independent)
-1 Individual
~
Sistematik ~
Student ~
I11teractio11
Penguasaan
konsep
41
42
D. Perumusan Hipotesis
Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka pikir di atas maka
hipotesis penelitian ini dirumuskan sebagai berikut : Terdapat pengaruh
pembelajaran dengan modul terhadap penguasaan konsep sistem ekskresi
siswa SMP Terbuka.
BABUI
METODOLOG! PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pembelajaran dengan
modul terhadap penguasaan konsep sistem ekskresi pada manusia dan hewan
ve1iebrata pada siswa SMP Terbuka kelas VIII.
B. Waktu den Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 7 Terbuka Jl. Halim Perdana Kusuma
Blok Masjid Al-Munawwarah Rt. 02/0l Kelurahan Be!endung, Kecamatan :
Benda, Tangerang. Penelitian ini berlangsung pada s,emester Genap tahun
pelajaran 2006-2007.
C. Metode Dan desain Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode Quasi eksperimen.
Eksperimen mt biasa disebut eksperimen semu. Dalam penelitian ini
menggunakan desain penelitian berupa pretest-pastiest group design1 dalarn
desain observasi dilakukan sebanyak dua kali yaitu sebelmn dan sesudah
eksperimen. Observasi yang dilakukan sebelum eksperirnen (01) disebut pretest
dan observasi sesudah eksperimen (02) disebut posttest. Perbedaan antara 0 1 dan
0 2 diasumsikan rnerupakan efek dari treatment (eksperirnen).2 Desain penelitian
dapat digarnbarkan sebagai berikut :
1 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Pt Remaja Rosdakarya, 2005), h. 75
2 Suharsimi Arikunto, Prosedur Pene/itian Suatu Pendekatan Praktek cet. ke-12, Jakarata: PT Rineka Cipta. h. 78
44
Desain penelitian pretest - post/est Group design
Tabel 1
r-P-re_1_es_t------+l-Px_e_r_1a_k_u_a_n ____ +1-P_o_st~J ~0-1------~-------~~~
Keterangan :
0 1 : Sebelum dilakukan treatment (eksperimen)
X : Treatment
0 2 : '.::ietelah dilakukan treatment (eksperimen)
Dalam ha! ini dilihat perbedaan pencapaian antara 0 1dan 0 2 yakni 0 2-01
diasumsikan sebagai efek darit treatment atau eksperirnen.
Adapun tahapan-tahapan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
I. Persiapan Eksperimen
Sebelum melakukan eksperimen penulis rnelakukan persiapan sebagai
berikut:
a. Studi pendahuluan
Studi pendahuluan dilakukan pada tanggal 8 maret 2007, dengan
kegiatan antara lain memberikan surat ijin penelitian dari fakultas kepada
kepala sekolah, melakukan dialog tidak formal dengan kepala sekolah
dan guru rnata pelajaran biologi di SMP Negeri 7 Terbuka Tangerang,
serta rnenentukan kelas eksperimen yaitu kelas VIII B.
b. Penyusunan Komponen Pelajaran
Setelah dilakukan studi pendahuluan, yaitu rnenyangkut bahan ajar
yang tersedia, kegiatan pembelajaran yang biasa dilakukan serta alat dan
cara penilaian (evaluasi) yang sering dilakukan oleh guru biologi,
45
selanjutnya dilakukan pei1yusunan komponen-komponen pembelajaran
yang meliputi silabus, bahan ajar, skenario dan model evaluasi
pembelajaran.
Penyusunan silabus disesuaikan dengan kurikulum yang digunakan
di SMP Negeri 7 terbuka Tangerang yaitu mengacu pada kurikulum
berbasis kompetensi atau kurikulum 2004 di mana tercantum, nama
sekolah, mata pelajaran, kelas, standar kompetensi, kompetensi dasar,
materi pokok, indikator, pengalaman belajar, penilaian, alokasi waktu,
sarana atau sumber belajar dan metode pembelajaran yang digunakan.
Bahan ajar yang dipergunakan untuk kelas eksperimen adalah
pembelajaran dengan modul. Lembar kegiatan I membahas tentang alat
alat ekskresi pada manusia yang terdiri dari ginjaL, paru-paru, hati, kuli,.
Dan kelainan yang terjadi pada sistem ekskresi. Lembar kegiatan 2
membahas tentang sistem ekskresi pada hewan vertebrata yang meliputi
ikan, amfibi, reptil, dan aves.
Setelah menyusun bahan ajar, selanjutnya adalah menyusun
skenario pembelajaran agar dapat memperkirakan pelaksanaan kegiatan
belajar mengajar, skenario pembelajaran mencakup metode yang
digunakan, alokasi waktu, media dan alat penilaian proses pembelajaran.
Penilaian pembelajaran dilakukan dengan menilai proses belajar
siswa, dimana guru melihat siswa mana yang mampu menguasai dan
menyelesaikan pembelajaran modul dengan cepat serta mampu menjawab
dan 111enge1jakan soal-soal pada lembar tugas serta penilaian hasil
pembelajaran berupa penguasaan konsep pada jawaban siswa melalui
jawaban siswa pada pengerjaan soal-soal tes kemampuan kognitif.
46
2. Pelaksanaan Tes Awai (pre-test)
Tes awal diberikan pada kelompok eksperimen sebelum kegiatan
belajar mengajar pada konsep pengelolaan sistem ekskresi berlangsung. Soal
tes berupa 20 buah soal tes pilihan berganda dengan em pat pilihan jawaban.
Tes awal diberikan untuk menyiapkan peserta didik dalam proses belajar,
untuk mengetahui kemampuan awal yang telah dimiliki peserta didik
mengenai konsep yang akan diajarkan pada proses pembelajaran, untuk
rnengetahui darimana seharusnya proses pembelajaran dimulai, tujuan-tujuan
mana yang telah dikuasai peserta didik, dan tujuan-tujuan pembelajaran yang
pelu mendapat penekanan dan perhatian khusus.
3. Pelaksanaan Eksperimen
Pelaksanaan eksperimen berupa pembelajaran biologi dengan konsep
sistem ekskresi pada kelas VIII B dilakukan sebanyak 3 kali pertemuan.
Tabel. 2
Pelaksanaan Pembelajaran Pada Kelas Ekspe1:imen
No. Pertemuan Hari/Tanggal Materi Alokasi
Waktu
I Ke-1 Selasa Sistem Ekskresi pada 2 JP
11103/2007 Manusia (2X35')
2 Ke-2 Sen in Sistem Ekskresi pacla 2JP
17/03/2007 Hewan Vertebrata (2X35')
3 Ke-3 Selasa Macam-macam pen yak it l JP
l 8/03/2007 atau kelainl!n pada sistem (JX35') ekskresi
47
4. Pelaksanaan Tes Akhir (post-test)
Serelah selesai melaksanakan eksperimen dengan menggunakan
pembelajaran dengan modul, dilaksanakan tes akhir ha! ini dimaksudkan
untuk melihat hasil belajar siswa setelah diberikan pembelajaran dengan
modul soal tes akhir yang diberikan sama dengan tes awal yaitu 20 buah soal
pilihan berganda dengan 4 pilihan jawaban.
D. Populasi dan Telrnik Pengambilan Sampel
Populasi target dalam penelitian ini adalah siswa SM? Negeri 7 Terbuka
Tangerang. Sedangkan populasi te1jangkaunya adalah siswa kelas Vlll B SMP
Negeri 7 Terbuka Tangerang.
Adapun teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah purposive sampling, yaitu pengambilan sampel berdasarkan tujuan
penelitian.3 yaitu untuk melihat pengaruh pembelajaran dengan modul di SMP
Terbuka kelas Vlll B, kelas ini dipilih sebagai sampel penelitian karena kelas ini
dinilai lebih baik dari kelas lain dari segi minat dan motivasi belajarnya.
E. Teknik Pengumpulan Data
Metode yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian ini adalah
metode tes yang terdiri dari pretest dan pastiest.
Pretest adalah tes yang dirancang untuk mengukur kemampuan awal
sebelum program pembelajaran dilakukan. Posttest yaitu tes yang dimaksudkan
untuk mengetahui seberapa jauh kompetensi dasar atau indikator yang
disampaikan dalam program pembelajaran telah dikuasai peserta didik.4
Posttest juga dapat dimaksudkan untuk mengetahui perbedaan yang terjadi
antara tes yang dilakukan pada pretest dengan tes yang dilakukan setelah
program pembelajaran.
'!bi, h. 117 ·• Ibid, h. 49
49
pelajaran tersebut. Kernudian hasil dari uji instrurnen tersebut dihitung dengan
rnenggunakan rumus korelasi point biserial.6
r pbi " Mp - Mt [P SDt ~q
"' J¥ ("' )2 L., Xt L., Xt 2 L., Xt
Dimana Mt =---danSD = - --N I N N
Keterangan :
r pb• : Koefisien korelasi point biserial yang rnelarnbangkan kekuatan
korelasi antara variabel I dengan variabel II
Mp Skor rata-rata hitung yang dirniliki oleh testee
Mt Skor rata-rata dari skor total (Mean total)
Sdt : Deviasi standar dari skor total
P : Proporsi testee yang rnenjawab betul terhadap butir item yang sedang
diuji validitas iternnya.
Q : Proporsi testee yang menjawab salah terhadap butir item yang sedang
diuji validitas iternnya.
Setelah didapat hasil, rnaka ditentukan nilai validitas dengan
rnengkonsultasikan pada tabel korelasi product momen yaitu dengan rnelihat
derajat kebebasannya (n-variabel). Jika r hitung > r tabel rnaka item soal
tersebut bersifat valid, dan jika r hitung < r tabel maka item soal tersebut
bersifat tidak valid. Dari hasil prhitungan 41 butir soal yang diuji diperoleh 20
soal valid yang teridiri dari nornor 1, 2, 4, 5, 9, 11, 12, 13, 14, 16, 20, 22, 26,
6 Ibid. h. 185
50
23, 31, 35, 36, 38, 40, 41.7 Soal-soal yang valid inilah yang akan diberikan
kepada sampel sebagai soal pre-test dan post-test.
2. Pengujian Reliabilitas ala! ukur
Reliabilitas al&t ukur adalah ketepatan atau keandalan dalam
mengukur apa yang hendak diukur. Sebuah tes dikatakan memiliki realibilitas
yang baik apabila tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap atau bila
hasil pengukurannya dapat dipercaya. Uji realibilitas yang digunakan yaitu
dengan menggunakan rumus Kuder Richardson atau yang dikenal dengan K
R 20, yaitu8:
. -l· n )(St'--°L,p,.q,J [ 11- -- ' n-1 s1-
Keterangan :
r11 = koefisien reliabilitas tes
n = Banyaknya butir item
1 = Bilangan konstan
s? = Varians total
p, = proporsi testee yang menjawab benar
q, = Proporsi testee (responden) yang menjawab salah atau Q; = I- pi
I p;q; = Jumlah dari hasil perkalian antara pi clengan qi
Dimana St2 adalah :
7 Lampiran, h. 8 Anas Sudijono lac cit h. 254
51
Setelah didapat hasil, maka ditentukan nilai reliabilitas dengan
mengkonsultasikan pada koefisien reliabilitas tes sebaga.i berikut:
0,91 - 1,00 : Sangat Tinggi
0, 71 - 0,90 : Tinggi
0,41 - 0, 70 : Cukup
0.21 - 0, 40 : Rendah
0,20 : Sangat Rendah
Setelah dilakukan perhitungan reliabilitas terhadap 20 item tes yang valid
diperoleh reliabilitas les sebesar 0,71. 9 Kemudian dikonsultasikan pada
koefisien reliabilitas, maka 0,71 termasuk dikategori reliabilitas yang tinggi.
Pengorganisasian Data
Data-data yang masih dalam bentuk data mentah terlebih dulu disusun
dalam tabel distribusi frekuensi untuk memperoleh gambaran yang sederhana,
jelas dan sistematis mengenai hasil yang dinyatakan dalam bentuk angka
angka, kemudian dari data tersebut dihitung rata-rata atau mean, median dan
modus se1ta simpangan baku.
Hipotesis Statistik
Untuk mengetahui pengaruh pembelajaran dengan modul terhadap
penguasaan konsep siswa SMP Terbuka, maka dapat dirumuskan hipotesis
statistik sebagai berikut :
Ho : µ1 = µ,
Ha : µ 1)µ2
9 La111piran, h.
52
H0 = Tidak terdapat pengaruh pembelajaran dengan modul krhadap penguasaan konsep siswa SMP Terbuka.
Ha = Terdapat pengaruh yang signifikan pembelajaran dengan modul
terhadap penguasaan konsep siswa SMP Terbuka.
Teknik Analisis Data
Sebelum menentukan teknik analisis statistik yang akan digunakan,
terlebih dahulu memeriksa keabsahan sampel yaitu dengan uji normalitas dan
uji homogenitas.
I. Uji Nonnalitas
Uji normalitas ini dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang
diteliti berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak uji
normalitas yang digunakan adalah dengan uji lilliefors.
Dengan langkah-langkah sebagai berikut :
I). Urutkan data sampel dari yang terkecil hingga krbesar.
2). Tentukan nilai
Z;=;f.,-X
s
Dengan : Z; = Skor baku X; = Skor data
X = Nilai Rata-rata S = simpangan bairn
Tentukan besar peluang untuk masing-masing nilai Z;, berdasarkan
label Z;, dan sebut dengan F (ZJ dengan aturan :
Jika 21 > 0 maka F (Z,) = 0,5 + Nilai tabel
Jika Z; < 0, maka F (ZJ = I - ( 0,5 + Nilai tabel )
3). Selanjutnya hitung proporsi z,, Z2, .... ., Zn yang lebih kecil atau sama
dengan Z;, jika proporsi ini dinyatakan oleh Sr,;:;), maka:
S (Zi) = banyaknya Z1~~ ......... ., Z,, yang S Z1
N
53
4). l-litunglah selisih ['(Zi) - S (Zi) kemudian tentukan harga mutlaknya.
5). Ambil nilai terbesar antara harga-harga mutlak selisih tersebut, nilai
ini kita namakan Lo.
6). Memberikan interpretasi, Lo dengan membandingkannya dengan Lt,
L, adalah harga yang diambil dari tabel harga kritis uji liliefors.
7). Mengambil kesimpulan berdasarkan harga Lo dan L1 yang te!ah
didapat. Apabila Lo < !.,1
normal.
2. Uji l-lornogenitas
maka sampel berasal dari distriL.1si
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui kesamaaan antara dua
keadaan atau populasi. Uji homogenitas yang diadakan adalah Uji fisher,
dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a. l-lipotesis
1-10 : varians populasi homogen
1-1, : vanans tidak homogen
b. Bagi data menjadi dua kelompok
c. Cari masing-rnasing kelompok nilai simpangan bakunya
d. Tentukan Fhiiung dengan rumus :
SA' terbesar F hitting= -2 =
SB terkecil
Dimana:
s2- n"[,Jx,' -(LJ.x; )' n(n-1)
347
54
3. Uji"t"
Pengujian hipotesis penelitian dapat dilakukan apabila dua
persyaratan tersebut telah terpenuhi yaitu, data berdistribusi normal dan
homogen, maka teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah rum us "t" test dengan taraf signifikansi Cl 0,05.
Md t--.====
LX2d
N(N-1)
Keterangan :
Md : Mean dari deviasi ( d) antara posttest dan pretest
Xd : Perbedaan deviasi dan mean deviasi
N : banyaknya aubjek
df : Atau db adalah N-1 10
apabila t hi<ung lebih besar dari harga t tabel berarti dapat dikatakan
bahwa terdapat pengaruh pembelajaran dengan modul terhadap
penguasaan konsep sistem ekskresi siswa SMP Negeri 7 terbuka.
Kriteria penguj iannya :
Jika t hituag > t tabeh maka Ho ditolak, Ha diterima
Jika t hitung < t labeh maka Ho diterima, Ha ditolak
'0 Anas Sudijono, Pengan/ar Stalistik Pendidikan, (Jakatta: PT. Raja grafindo Persada, 2005) h.
BAB iV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini Akan disajikan data hasil penelitian berupa hasil
perhitungan akhir dan pembahasan hasil penelitian, seclangkan untuk perincian
hasil perhitungan dapat dilihat pada bagian lampiran. Data yang terclapat
dalam penelitian ini merupakan data yang berasal dari tes awal yaitu sebelum
pembelajaran dengan modul (pre-test) dan tes akhir yaitu sesudah
pembelajaran dengan modul (post-test).
A. Hasil Penelitian
1. Nilai Tes Awai Sebelum Pembelajaran dengan Modul (pre-test)
Data nilai hasil tes sebelum pembelajaran clengan modul pada
konsep sistem eksk:resi secara ringkas dapat dilihat pada tabel clibawah
lill
Tabel. 3 Hasil analisis Distribusi Frekuensi Tes Awall (pre- test)
Perhitungan Has ii
Nilai Maksimum 75
Nilai Minimum 30
Rentangan 45
Rata-rata 38,58
Median 44,77
Modus 39,78
Simpangan Baku 12,3
Setelah diperoleh rentang skor sebesar 45 clengan banyaknya kelas
interval 6 clan panjang kelas interval 8 maka, tabel :frekuensi hasil belajar
Interval f
30- 37 5 38 -45 11 46 - 53 2 54-61 8 62-69 I 70 - 77 3
30
56
Tabel. 4
Distribusi Frclmcnsi Kelompok .Pre-test
x fX X' Batas Batas fKa fKb frekuensi Ny a ta Nyata Bawah Atas Absolu Relatif
t (%) 33,5 167,5 1122,25 29,5 37,5 30 5 5 41,5 456,5 1722,25 37,5 37,5
' 25 16 11
49,5 99 2450,25 45,5 45,5 14 18 2 57,5 148,5 3306,25 53,5 53,5 12 26 8 65,5 65,5 4290,25 61,5 69,5 4 27 I 73,5 220,5 5402,25 69,5 77,5 3 30 3
1157 ,5
Dari tabel distribusi frekuensi di atas dibuat histogram seperti pada
garnbar berikut:
12~---------·~~---
10+----
8+------
16,67 36,67 6,67
26,67 3,33 10,00 100%
6+----- I liiil Frekuensi Absolut I 4+---
2+--
O+--29,5 37,5 45,5 53,5 61,5 69,5
Gambar 1. Histogram distribusi kelompokpre-test
Dari histogram di atas, terlihat bahwa sebagian besar siswa
memperoleh nilai pret-test biologi antara 38-45 yaitu sebanyak 11 siswa
atau sebesar 36,67 %. Nilai tertinggi terletak 62-69 sebanyak 3 siswa atau
sebesar I 0,00 % sedangkan nilai terendah terletak antara 30-37 sebanyak 5
siswa atau sebesar 16,67 %
57
2. Nilai Tes Akhir Sesudah Pembelajaran dengan Modul (post test)
Data nilai hasil tes sesudah pembelajaran dengan modul pada
konsep sistem ekskresi secara ringkas dapat dilihat pada tabel dibawah
m1:
Tabel. 5
Hasil Analisis Distribusi Frekuensi Tes Akhk (Post-te:;t)
Perhitungan Has ii
Nilai Maksimum 90
Nilai Minimum 50
Rentangan 40 --
Rata-rata 72,83
Median 73,25 ~.
Modus 67,70
Simpangan Baku 11,38
Setelah diperoleh rentang skor sebesar 40 dengan
banyaknya kelas interval 6 dan panjang kelas interval 7, maka tabel
frekuensi hasil belajar kelompokpost-test adalab sebagai berikut:
Tabcl. 6
Distribusi Frekuensi Kelompok Post-test
11terval F x fX Batas Batas fKa fKb Frekuensi xi Nyata Nyata
Absolut Relatif Bawah Atas %
50- 56 4 53 212 2809 49,5 56,5 30 4 4 13,33 57-70 2 60 120 3600 56,5 63,5 26 6 2 6,67 64- 70 8 67 536 4489 63,5 70,5 24 14 8 26,67 71 - 77 3 74 222 5476 70,5 77,5 16 17 3 10,00 78- 84 7 81 567 6561 77,5 84,5 13 24 7 23,33 85 - 91 6 88 528 7744 84,5 91,5 6 30 6 20,00
30 2185 100%
Dari tabel distribusi frekuensi diatas dapat di buat histogram seperti
3.,------,.,
74------'
s-1------
54------
58
4
3 ID Frekuensi Absoj@
2
1-1--0--49,5 56,5 63,5 70,5 77,5 84,5 91,5
Gambar 2. Histogram Distribusi Kelompok Post-test
Dari histogram di atas, terlihat bahwa sebagian besar siswa
memperoleh nilai post-test biologi antara 64-70 yaitu sebanyak 8 siswa atau
sebesar 26,67 %. Nilai tertinggi terletak antara 85-91 sebanyak 6 siswa atau
sebesar 20,00 %, sedangkan nilai terendah terletak antara 50-56 sebanyak 4
siswa atau sebesar 13,33 %.
Hasil Uji Prasyarat Analisis
Uji normalitas dan uji homogenitas adalah uji prasyarat analisis yang
digunakan dalam penelitian ini sebelum dilakukan pengujian hipotesis.
Adapun persyaratan analisis dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Uji Normalitas
Pada perhitungan normalitas yang menggunakan uji liliefors
untuk menguji normalitas pada tarafa = 0,05. adapun kriterianya adalah
sebagai berikut :
L11itung < Liabel = Data berdistribusi normal (Ho diterima)
L11;1uug > Ltabcl = Data tidak berdistribusi normal (Ho ditolak)
Sesuai dengan kriteria yang ada yaitu jika L11itung < Ltabel = Ho
diterima yang artinya data berdistribusi normal. Perhitungan normalitas
kelompokpret-test mendapat hasil akhir L11itung = 0,0238 < Ltabel = 0,161
59
Perhitungan normalitas kelompok post-test mernp•oroleh hasil akhir L
hi<ung = -0,0150 < L <abet= 0,161 yang artinya data pacla kelompokposl-lesl
juga berclistribusi normal. Secara ringkas dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel. 7
Hasil Uji Normalitas Dengan Uji Liliefors
a Lo L tabet Keputusan
0,05 KelompokA KelompokB 0,161 Ho diterima
0,0238 -0,0150
b. Uji Homogenitas
Pacla perhitungan homogenitas yang menggunakan UJ! fisher
dengan kriteria penguj iannya adalah sebagai berikut :
Terima Ho, jika F hitung < F tabel
Tolak Ho, jika F hi<ung > Ftabel
Sesuai dengan kriteria yang ada yaitu jika F hitung < F <abet berarti
Ho diterima yang ai1inya data homogen dan layak untuk dijadikan
sampel penelitian karena F hitung < F tabet (1,12 < 1,85), ini ai1inya Ho
diterima, maka dapat disimpulkan bahwa kedua data memiliki vanans
yang homogen. Secara ringkas dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 8
Perhitungan Uji Homogenitms
a F hitung F tabel Keputusan
0,05 1,12 1, 85 Sampel Homogen
c . Hasil Analisis Hipotesis
Pengaruh pembelajaran dengan modul terhadap penguasaan
konsep sistem ekskresi siswa SMP Terbuka, dapat diketahui dengan
cara menganalisis data melalui uji taraf signifikansi (uji.t). Uji t hanya
60
berdistribusi normal dan homogen. Adapun kriter.ianya adalah sebagai
berikut :
t hitung < t rabet= Ho ditolak
t hitung > t tabel = Ha ditrima
Pengajuan hipotesisnya adalah :
Ha = Terdapat pengaruh pembelajaran dengan modul terhadap
penguasaan konsep sistem ekskresi siswa SLTP Terbuka.
Dari hasil anaiisis data diperoleh harga t hitung sebesar 23,53 kemudian
dikonsultasikan pada tabel t dengan derajat kebebasan atau degree of
freedom (df) 29 pada taraf signifikansi 5% maka diperoleh harga t tabel
sebesar 2,76. Hal ini menunj1·kkan bahwat t1titung > ttabct (23,53 > 2,76),
karena l1titung lebih besar daripada harga ltabet berarti dapat dikatakan
bahwa terdapat pengaruh yang signifikan terhadap penguasaan konsep
siswa SMP Terbuka pada konsep sistem ekskresi pada manusia dan
hewan vertebrata.
Tabel. 9
Pengujian Hipotesis Dengan "t" test
Jumlah df t hitung t t
N=JO 29 23,53 2,
~LK-ep_u_t_u-san-~
~[a diterima
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan
dari pembelajaran dengan menggunakan modul dalan1 meningkatkan
penguasaan konsep siswa pada konsep sistem ekskresi manusia dan hewan
vertebrata.
B. Pembahasan
Pembelajaran dengan modul merupakan sistem pengajaran yang
bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas proses belajar
rlisekolah 11ntnk mencanai tuiuan nendidikan vam• ontimal. Materi ket>iatan
61
tujuan pendidikan. Modul akan mel!jamin tercapainya penguasaan konsep
secara optimal (mastery level) yaitu sehingga secara keseluruhan mutu
pendidikan akan meningkat. Kegiatan belajar dalam sistem modul
melibatkan siswa dalam bahan pembelajaran yang digunakan sehingga siswa
didorong ke arah pemakaian tersebut, memaksimalkan cara belajar, dan
menstimulus minat perhatian siswa.
Modul adalah paket program yang dapat ditempuh oleh setiap
siswa menurut urutan kegiatan yang telah dilakukan. Modul dipelajari
setahap demi setahap, dipelajari dari paket ke paket tanpa siswa bergantung
pada kelambanan atau kecepatan teman sekelasnya, tanpa ia harus menunggu
atau mengejar di luar kemampuannya. Jika seseorang telah dapat
menyelesaikan satu paket, maka ia boleh melanjutkan pelajaran pada paket • I
berikutnya.
Winkel seperti dikutip Eddy Sutadji mengatakan bahwa modul
dapat digunakan untuk belajar secara mandiri atau individu, sebab modul
memuat tuj uan pembelajaran, lembaran petunjuk tentang cara belajar dengan
modul secara efisien, bahan bacaan, lembar kunci jawaban sebagai umpan
balik dan alat-alat evaluasi belajar.2
Modul memberikan variasi cara-cara belajar yang disenangi siswa
dengan menyediakan pemilihan media pengajaran yar1g luas. Siswa terlibat
secara aktif dalam proses belajar-mengajar. Modul tidak membiarkan siswa
berperan pasif dalam proses belajar-mengajar, karena dalam pembelajaran
modul siswa terlibat secara aktif dalam mengambil tanggung jawab atas
materi pelajaran, dan mengadakan interaksi dengan teman-teman dan
gurunya.
Menurut Nasution seperti dikutip Djonny Pabisa, modul adalah
suatu unit lengkap yang berdiri sendiri dan terdiri atas suatu rangkaian
1 Cece Wijaya, dkk, Upaya pembaharuan da/am Pendidikan dan f'engajaran, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya 2000)
2 C.-l.-1 .. C' .. f-,...-1;; D,,,..,.,.,.,,,,..1-,,....,,,..,-,.., A,f,,..,,/.,/ Po»1holnin .. ntt lnAiuir'h1n/ ! !11111/r lvfpninalrntlrnn Kun/itn_<:
62
kegiatan belajar yang disusun untuk membantu pese1ia didik mencapai
sejumlah tujuan yang dirumuskan secara khusus dan jela.s. Sudjana dan Rivai
menjelaskan bahwa modul merupakan suatu unit program pengajaran yang
disusun dalam bentuk te1ientu untuk keperluan belajar. Modul merupakan
jenis kesatuan kegiatan belajar yang terencana, dirancang untuk membantu
peserta didik secara individual dalam mencapai tujuan-tujuan belajamya.3
Menurut Kelkr dan Vembriarto seperti dikutip Eddy Sutadji,
sistem pembelajaran dengan modul adalah suatu sistem pendidikan yang
lebih efisien dan relevan. Modul telah dijadikan tumpuan harapan untuk
mampu mengubah keadaan meajadi situasi bel.ajar-mengajar yang
merangsang, yang lebih mengaktifkan murid untuk membaca dan
memecahkan masalah sendiri dibawah pengawasan dan bimbingan gum atau
dosen.4
Menurut Oemar Hamalik dalam bukunya yang be1judul "Pendekatan
Baru Strategi Belajar Mengajar berdasarkan CBSA" bahwa Konsep dan Jenis
Pusat Belajar Modular kelas dapat ditetapkan sebagai wahana yang
menycdiakan pengalaman belajar yang self-contained dan self-directed
dimana para siswa berinteraksi dengan material dan mendapat umpan batik
langsung mengenai pelajaran yang telah dilakukan oleh mereka itu.5 Self
contained karena pada hakikatnya siswa sendiri yang menyampaikan pelajaran
untuk dirinya. Self-directed karna pada hakikatnya siswa sendiri yang
membimbing dirinya, sedangkan material dalan1 konteks ini adalah perangkat
bahan pembelajaran berbentuk modul yang perlu dipelaja.ri didalam kelas yang
bersangkutan
Dari penelitian yang dilakukan oleh Amat Nyoto yang berjudul "Profil
Sekolah Menengah Pertama (SMP) Terbuka di Kota Malang" mengatakan
3 Djonny Pabisa, Tesis : Pengaruh Penggunaan Modul dan Metode Ceramah Terhadap Hasi/ Be/ajar Matematika Pada Peserta Didik KejarPaket B Di Kabupaten Barru. Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Malang. 2005 h. 32
"Saharso, Penggunaan Modu/ Pembelajaran, Jurnal Penelitian Kependidikan, TH. 11, No. 2, f)p_i;:pn1hi:>r ?001 h 1 ?1
63
bahwa "media pembelajaran yang memiliki tingkat interaktif (kemudahan
untuk dipelajad) yang tinggi adalah Modul (60,29%)".6 Sedangkan menurut
Asnawi dkk dalam penelitiaimya yang berjudul "Pengajaran Fisika Teknik
Mesin dengan sistem Modul di FTKP IKIP Yogyakarta" memperoleh
kesimpulan bahwa prestasi belajar siswa yang belajar dengan modul lebih
tinggi daripada yang belajar dengan non modul. 7
Dalan1 tesisnya Djonny Pabisa menyatakan bahwa belajar dengan
menggunakan modul dapat mengakibatkan peserta didik lebih aktif dalam
proses belajarnya, sebab dalam modul mereka menghadapi sejumlah masalah
atau kegiatan-kegiatan yang harus diselesaikan. Sedangkan Darto Saharso
dalain penelitiannya yang be1judul "Penggunaan Modul Pembelajaran Dengan
metode Evidence Base Nledicine dan Problem Base learning Sebagai Usaha
Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Mahasiswa Fakultas Kedokteran"
mengatakan bahwa sistem pembelajaran dengan modul adalah suatu sistem
pendidikan yang lebih efisien dan relevan. 8
Seperti halnya penelitian terdahulu tentang modul. Maka dari hasil
penelitian yang dilakukan oleh penulis pun dapat disimpulkai1 bahwa
terdapat pengaruh pembelajaran dengan modul terhadap penguasaan konsep
siswa tentang materi sistem ekskresi. Hal ini terlihat dari nilai hasil pre-test
dai1 post-test siswa Nilai pre-test biologi siswa sebagian besar antara 38-45
yaitu sebanyak 11 siswa atau 36,67 % nilai tertinggi terletak antai·a 62-69
yaitu sebanyak J siswa atau 10,00 %. Sedangkan nilai terendah terletak
antara 30-37 yaitu sebanyak 5 siswa atau 16,67 %.
Pada ni!ai post-test sebagian besar siswa mendapat nilai 64-70
yaitu sebanyak 8 siswa atau 26,67 %. Nilai tertinggi terletak antara 85-91
yaitu 6 siswa atau 20,00 % dan nilai terendah terletak antara 50-56 yaitu
6 Amat Nyoto, Forum Penelitian : Profil Sekolah Menengah Pertama (SMP) Terbuka di Kota Malang. Th. 14, No. 1 Juni 2002 h. 18
7 Asnawi, Laporan Penelitian : "Pengajaran Fisika Teknik Mesin dengan sistem Modul di FTK~ IK!P Yogyakarta 200 I h. 20
64
sebanyak 4 siswa atau 13,33 %. Secara keseluruhan terdapat peningkatan
penguasaan konsep siswa setelah dilakukan pembelajaran dengan modul. Hal
ini disebabkan karena adanya keistimewaan yang ada pada modul yang
memungkinkan siswa belajar mandiri (self instructional) agar dapat
menguasai keterampilan dan pengetahuan yang dia inginkan, siswa dapat
mengetahui tingkat keberhasilannya melalui evaluasi dan umpan balik, dapat
mengetahui dan mengukur konsep yang belum dikuasai siswa agar dapat
meningkatkan penguasaan konsepnya, proses pembelajaran pun lehih efektif
karena siswa seakan-akan berinteraksi langsung dengan modul yang sedang
dipe!ajari. Sebagian besar siswa mengatakan bahwa modul sangat mudah
untuk depalajari sehingga me.nungkinkan mereka lebih mudah menguasai
suatu materi dan memotivasi mereka untuk belajar lebih giat.
Dari hasil observasi dan wawancara penulis dengan siswa maka
dapat disimpulkan bahwa modul dapat memungkinkan siswa belajar dengan
kecepatan sendiri, setelah siswa menguasai materi pertama maka dia bisa
melanjutkan ke materi berikutnya sedangkan bagi siswa yang belum
menguasai materi dapat mempelajari kembali materi sebelumnya dengan
bantuan dari teman yang telah menguasai materi tersebut maupun dari guru.
Karena kemarnpuan setiap siswa tak merata dalarn meguasai suatu konsep
menyebabkan hasil belajar pun tidak merata, adanya keterbatasan dari segi
materi pembelajaran karena belum adanya pembaharuan dari modul
pembelajaran tersebut dan tidak adanya alat peraga maupun praktikum
menyebabkan siswa kurang rnemaharni materi yang diajarkan. Hal inilah
yang menyebabkan nilai tertinggi pada hasil post-test antara 85-91 atau 20,00
% hanya didapatkan 6 orang siswa. Dari hasil penelitian diatas didapatkan
peningkatan nilai tes tertinggi siswa dari 62-69 menjadi 85-91. Dan nilai
terendah pun mengalami penurunan dari 16,67 % menjadi 13,33 % ini berarti
terdapat pengaruh pembelajaran dengan modul terhadap penguasaan konsep
siswa SLTP Terbuka.
65
C. Kelemahan dan Keterbatasan Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan selama satu
bulan. Penulis akui bahwa ada beberapa kelemahan dalam penelitian ini
diantaranya adalah :
1. Ti<lak senma siswa dapat menguasai suatu kon:>ep secara bersamaan
sehingga perlu adanya perhatian khusus dari guru.
2. Tidak adanya sumber belajar lain, karena pembelajaran hanya
menggunakan modul maka pengetahuan siswa hanya terbatas pada
konsep yang ada di modul.
A. Kesimpulan
BABV
PENUTUP
Kesimpulan dari penelitian ini adalah :
1. Pada taraf signifikansi a<-0,05 diperoleh harga t tabel sebesar 2,76.
Dengan demikian t hitung > t tabel (23,53 > 2,76), maka dapat
disimpulkan terdapat pengaruh yang signifikan pembelajaran dengan
modul terhadap penguasaan konsep siswa SMP Terbuka.
2. Hasil pretest di peroleh rata-rata 38,58 sedangkan ha:;il posttest di
peroleh rata-rata 72,83 maka dapat disimpulkan bahwa terdapat
peningkatan penguasaan konsep siswa sebeium dan setelah
pembelajaran dengan modul.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di alas maka dapat cliberikan saran-saran
sebagai berikut :
1. Menggunakan metode lain sepe1ii praktikum, daca media seperti Torso
sebagai sarana penunjang pembelajaran.
2. Harus lebih memperhatikan siswa yang agak lambat <lalfil!l memahami
suatu konsep dengan cara memberikan pengayaan dan remedial.
3. Bagi Sekolah Rakyat (SR) dan pengelola SMF' Terbuka diharapkan
menyediakan modul-modul pembelajaran yang memadai karena
kurangnya jumlah modul yang ada.
DAFT AR PUST AKA
Abdul Karim, Husin, Wacana Kependidikan, Vol. 4, No. 1, Januari Penguasaan Konsep Pengukuran Siswa Kelas VI SD Negeri 21 Banda Aceh. 2003
Anggo, Mustamin, Wakapendik Vol. I, No.I agustus, Pembelajaran Matematika dengan Model Pencapaian Konsep, 2005
Anonim, Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktorat Pendidikan Lanjutan Tingkat Pertan1a, SLTP Terbuka Selayang Pandang, Jakarta: Depdilmas, 2002
Anonim, Modul SL TP Terbuka : I/mu Pengetahuan Alam (Biologi) kelas 2 Depdiknas : 2002
Anonim, Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktorat Pendidikan Lanjutan Tingkat Pertama, Buku Kenangan 25 Tahun SA1P Terbuka 1979-2004, Jakaita: Depdiknas, 2004
Anonim, Departemen Pendidikan Nasional, Modul : Pengembangan Alat Penilaian Pembelajaran Mata Pelajaran: IPA-Bologi. 2004
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek cet. ke-12, Jakarata: PT Rineka Cipta, 2002
Arikunto, Suharsimi. Laporan Penelitian : Studi Komparasi Hasil Be/ajar Siswa Sekolah Menengah atas Yang menggunakan Jvfodul dengan yang Non Modul. Fakultas Ilmu Pendidikan institut Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Y ogyakarta. 1985
Asrul dan Yumetti, Forum Pendidikan No. 04 tahun 26, Edisi Desember, Siswa SMU Sumatera Barnt Dalam Penguasaan Konsep fisika, 2001
Bintang, dkk. Laporan Penelitian : Penerapan Sistern Modul Oleh Guru Matematika Terhadap Prestasi Belajar Siswa SA1UN Kofa Banda Aceh. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikai1 Universitas Syiah Kuala, 2004
Boesch, Ernst, Education : Adapting Education to Society Leicestershire Universities: institute for Scientific co-operation, '.WOO
Darlan, Syaifullah, Pedagogik Jurnal Pendidikan, Vol. 1, No. 2, Pendidikan Nonfmmal, Desember, 2004
68
http: // Sits.Unn.ac.Uk/live/wbserv/Module .php?mcr=DTPAPL6&code=TE0702, Approaches to Learning & Teaching Synopsis Of Module
http: //v.ww.Vanth.org/.
http: //www.intheair.org/9-12.html jam 20.08 wib hari selasa tgl 5 des 2006
http: //www.aag.org/hdgc/Hands On.html
http: //en. wikipedia.org/wiki/Module
http: //en.wikipedia.org/wiki/Module (Programming)
http : // www.ruby.doc.org/core/classes/module.html
http : // dictionary.reference.com/'lrowse/module
http : // www.owasp.org/index.php/Education Module Sarm,le
http://keele.ac.Uk/depts./ed/edstudies/edu.30002module outline auto07.pdf
http : //Power learn ece. vt.edu/modules/moduledef/moduledef.html
Ibrahim, Nurdin, Upaya Peningkatan Motivasi Berprestasi dalam Pembelajaran Di SLTP dan SMU Terbuka. No. 13NII/Telmodik/Desember/2003
Moon, Bob, Modular Curriculum : introducing The ldodular Curriculum To Teachers 2000
Mulyasa, E, Kurikulum Berbasis Kompetensi, Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2004
M. Yusuf, Pawit, Modul 3 : Teori dan Penemuan Jlmiah dalam Lingkup Jlmu Informasi, Komunikasi, Dan Kelembagaan lnformasi, tcrmasuk Perpustakaan. M. Yusuf, Pawit
Nasution, Noehi, Jurnal Pendidikan : Sudahkah Upaya Pendidikan Mempengaruhi Proses Pembelajaran, vol. 1, No. l Maret 2000
Newman, Gareth Modular Curriculum : Modular Developments in CLWYD and Coventry. 2000
Nyoto, Amat Jurnal Penelitian Kependidikan : Pengaruh Pengorganisasian Madu!, Gaya Kognitif, dan Locus Of Control Terhadap Keefektifan
Yr.' 1' rtT,..,,T\,..,, J f J• T,I' , _ _ _J J f~.l --~ 'T'TY ("\ 1'.Tr'\ 1
69
Nyoto, Amat, Jurna/ Penelitian Kependidikan, Pengaruh Pengorganisasian Madu/ TH. 12, No. 2, Desember, 2000
Nyoto, Amat, Forum Penelitian, Profil Seka/ah Menengah Pertama (SMP) Terbuka di Kata Malang. Th.14, No. l Juni 2002
Pabisa, Djonny, Tesis : Pengaruh Penggunaan Madu! Dan metode ceramah Terhadap Hasil Be/ajar Matematika Pada Peserta Didik Kejar Paket B di kabupaten Barru. Program Pasca sarjana Universitas Negeri Makassar. 2005
Prayekti. Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat tentang Konsep Pesawat Sederhana dalam Pembelajaran IPA di kelas 5 Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, No. 039, Tahun Ke-8, November 2002
Purwanto, Ngalim Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pendidikai, cet ke-12, Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2004
R, Nuryani, Strategi Belajar Mengajar Biologi, UM Press
Rahadi Aristo Blog, http://Aristo.blogspot.com, Kemandirian Belajar Siswa SMP Terbuka. 31 Maret, 2008
Sagala, Syaiful, Konsep dan Makna Pembelajaran cet ke-5, Bandung : Alfabeta, 2000
Saharso, Darto, Jurnal Penelitian Kependidikan Pembelajaran, TH. 11, No. 2, Desember, 2001,
Pengg.unaan Madu!
Soepaiman, Hubungan Kemandirian dengan kreativitas Siswa SMU, Ilnm Pendidikan, tahun 27 No. I, Januari 2000
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya cet ke-4, Jakarta : Rineka Cipta, 2000
Subana, M, dan Sudrajat, Dasar-dasar Penelitian Ilmiah cet. ke-JJ, Bandung : Pustaka Setia, 2005
Suciati, dkk, Madu! : Pengembangan A/at Penilaian Pembelajaran Mata Pelajaran: IPA-Biologi Depdilmas, 2004
Sudijono, Anas, Pengantar Evaluasi Pendidikan edisi ke- .l-6, Jakarta : PT Raja Grapindo Persada, 2006
70
Sussiana, Nancy. Model Pembelajaran Berbasis Kegiatan Laboratorium Untuk Meningkatkan Penguasaan konsep Siswa Sebagai Wahana Pendidikan Siswa SLTP, Seminar Nasional Pendidikan Matematika dan IPA.
Sutadji, Eddy, Ilmu pendidikan : Pengembangan Modul Pembelajaran Individual Untuk Meningkatkan Kualitas dan Hasil Pembelajaran Dalam Mata Kuliah Pengetahuan Bahan, th. 27, No. 2 Juli, 2000
Syaodih sukmadinata, Nana, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek cet. ke-7, Bimdung: Remaja Rosdakarya, 2005
Syarifuddin, Wacana kependidikan : .1na/isis Pembelajaran Konsep IPA, Vol.5, No.3 September, 2004
Tri Hemindati, Yuni Jurnal pendidikan, Vol.5 No.I Maret, Pemahaman Murid Sekolah Dasar Terhadap Konsep IP A Berbasis Biologi, 2004
Willars, Bob, Modular Curricullum : Local Authority Initiative : Leicestershire 2000
Wilis Dahar, Ratna, Teori-teori Be/ajar, Bandung : Erlangga, 1996
Wijaya,dkk, Upaya pembaharuan dalam Pendidikan dan Pengajaran, Bandung : PT Remaja Rosda Karya, 2000
71
Lampiran I
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Mata pelajaran : Biologi
Kelas :VIII
Semester : ll
Tahun Pelajaran : 2006/2007
Alokasi waktu : 2x40'
1. Standar Kompetensi
Mengaitkan hubungan antara sturktur dan fungsi beberapa sistem organ pada
manusia dan vertebrata dengan lingkungan, teknologi dan ma5yarakat
(salingtemas).
2. Kompetensi Dasar
Mendeskripsikan struktur, fungsi, proses dan kelainan atau penyakit yang
te1jadi pada sistem ekskresi pada manusia dan vertebrata.
3. Materi Pembelajaran : Sistem Ekskresi
4. Indikator Pencapaian
- Mendeskripsikan struktur dan fungsi ginjal pada manusia.
- Menjelaskan proses terjadinya pengeluaran urin pada manusia.
- Menjelaskan fungsi paru-paru sebagai alat ekskresi
5. Tujuan Pembelajaran
-Siswa dapat mendeskripsikan struktur dan fungsi ginjal pada manusia.
-Siswa dapat mengetahui proses pengeluaran urin pada ginjal.
-Siswa dapat mengetahui fungsi paru-paru sebagai alat ekskresi
6. Metode
7. Skenario Pembelajaran
7. 1. Kegiatan Awai
Pembelajaran dengan Modul
72
a. Apersepsi
Guru menggali pengetahuan awal siswa dengan menanyakan apa yang
mereka ketahui tentang ginjal scrta zat yang diekskresikan.
b. Motivasi
Guru menjelaskan tujuan yang akan dicapai oleh siswa.
7. 2. Kegiatan foti ( eksplorasi)
- masing-masing siswa diberikan modul oleh guru.
- Siswa mempelajari konsep sistem ekskresi
- Siswa mencatat kesuLan-kesulitan yang ditemui pada konsep yang
dipelajari.
- guru menjelaskan konsep yang tidak dimengerti oleh siswa.
7. 3. kegiatan Akhir
a. Refleksi
- Guru memberikan kesimpulan dari materi yang dijclaskan.
- Guru memberikan beberapa pertanyaan lisan untuk mengetahui
pemahaman siswa dari materi yang telah diajarkan.
b. Penugasan
Siswa ditugaskan untuk mengerjakan soal-soal tes yang ada pada
modul
8. Snmber, Alat, Bahan, Media
8.1 Somber Pembelajaran
Departemen Pendidikan Nasional. 2004. Modul Biologi kelas 2 untuk
SMP semester 2. Jakarta, Depdiknas
8.2 Alat dan bahan : Buku, pulpen
9. Penilaian
9.1 Teknik Penilaian : Tes tertulis
9.2 Bentuk Instrnmen : Pilihan ganda, isian singkat, uraian obyektif
Lampiran 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Mata pelajaran : Biologi
Kclas : V!Il
Semester : II
Talmn Pelajaran : 2006/2007
Alokasi waktu : 2x40'
1. Standar Kompetensi
73
Mengaitkan hubungan antara sturktur dan fungsi beberapa sistem organ
pada manusia dan vertebrata denagn lingkungan, teknologi dan masyarakat
(salingtemas).
2. Kompetensi Dasar
Mendeskripsikan struktur, fungsi, proses dan kelainan atau penyakit yang
terjadi pada sistem ekskresi pada manusia dan vertebrata.
3. Materi Pokok Pembelajaran
Sistem ekskresi : hati dan kulit
4. Indikator Pencapaian
- Menjelaskan fungsi hati dan bagian-bagiannya sebagai alat ekskresi
- Menjelaskan fungsi kulit dan bagian-bagiannya sebagai alat ekskresi.
5. Tujuan Pembelajaran
- Siswa dapat mengetahui fungsi hati dan dan bagian-bagiannya sebagai alat
ekskresi
- Siswa dapat mengetahui fungsi kulit dan bagian-bagiannya sebagai alat
ekskresi.
6. Metode : Pembelajaran dengan Modul
7. Skenario Pembelajaran/la11gkab-langkab pembelajaran
7. 1. Kegiatan Awai
74
a. Apersepsi
Guru menggali pengetahuan awal siswa dengan menanyakan apa
yang rr'ereka i<etahui t~ntang hati dan kulit sebagai aiat ekskresi..
b. Motivasi
Guru menjelaskan tujuan yang akan dicapai oleh siswa.
7. 2. Kegiatan Inti ( eksplorasi)
- masing-masing siswa diberikan modul oleh guru.
- Siswa mempelajari kcnsep sistem ekskresi
- Siswa mencatat kesulitan-kesulitan yang ditemui pada ko~sep yang
dipelajari.
- guru menjelaskan konsep yang tidak dimengerti oleh siswa ..
7. 3. kegiatan Akhir
a. Refleksi
- Guru memberikan kesimpulan dari materi yang dijclaskan.
- Guru memberikan beberapa pertanyaan lisan untuk mengetahui
pemahaman siswa dari materi yang telah dijelaskan.
b. Penngasan
Siswa ditugaskan untuk mengerjakan soal-soal tes yang ada pada
modul
8. Sumber, Alat, Bahau, Media
8.1 Sumber Pembelajaran
Departemen Pendidikan Nasional. 2004. Modul Biologi kelas 2 untuk
SMP semester 2. Jakarta, Depdiknas
8.2 Alat dan bahan : Buku, pulpen
9. Penilaian
9.1 Teknik Penilaian : Tes tertulis
9.2 Bcntuk Instrumen : Pilihan ganda, isian singkat, uraian obyektif
76
b. Motivasi
Guru menjelaskan tujuan yang akan dicapai oleh siswa.
7. 2. Kegiata.1 Inti ( eksplorasi)
- masing-masing siswa dibcrikan modul oleh guru.
- Siswa mempelajari konsep sistem ekskresi
- Siswa mencatat kesulitan-kesulitan yang ditemui pada kcnsep yang
dipelajari.
- guru menjelaskan konsep yang tidak dimengerti oleh siswa ..
7. 3. kcgiatan Akltir
a. Relleksi
- Guru memberikan kesimpulan dari materi yang dijelaskan.
- Guru memberikan beberapa pertanyaan lisan untuk mengetahui
pemahaman siswa dari materi yang telah diajarkan.
b. Penugasan
Siswa ditugaskan untuk mengerjakan soal-soal tes yang ada pada
modul
8. Sumber, Alat, Bahan, Media
8.1 Sumber Pembelajaran :
Departemen Pendidikan Nasional. 2004. Modul Biologi kelas 2 untuk
SMP semester 2. Jakarta, Depdiknas
8.2 Alat dan bahan : Buku, pulpen
9. Penilaian
9.1 Teknik Pcnilaian
9.2 Bentuk Instrumen
: Tes tertulis
: Pilihan ganda, isian singkat, uraian obyektif
:ig terjadi fungsi sistem gambar
:la sistem ekskresi . untuk
skresi Mengetahui Tugas 2
da proses yang
musia dan terj adi pada
wan sistem
rtebrata ekskresi
• Menyebutkan • Melakukan Tugas 3 Uraian Terlampir
contoh dan pengkajian kelainan dan pustaka
...,..'\(. - ,, penyakit pada untuk sistem ekskresi mengetahui yang biasa kelainan clan dijumpai dalam penyakit kehidupan yangada sehari-hari dan pada sistem up a ya ekskresi dan mengatasinya melakukan I I I hingga pengaiuatan
I menyadari pada diri bahwa manusia siswa dan memiliki lingkungan keterbatasan. sekitar.
79
Lampiran 6 Tabel 2
Kisi-kisi Instrumen Tes Hasil Belajar Biologi
NO Materi Sistem ekskresi Tingkat Pengetahuan da.n Jumlah Jumfah %
pada manusia dan NomorButir
Hewan Vertebrata -Cl C2 C3
I
1 Sistem ekskresi pada I manusia
1.1 Alat Ekskresi Pada 1 1 2,44%
Manusia
a. Ginjal *3,*29,*32 2,5,21, *30 14 34, 15%
,*39,13,18, *25,*33
40,41
b. Paru-Paru *6,*7,11 3 7,32%
c. Hati *8 9,*34 28,*10, 6 I
14,63%
35
d. Kulit 4,12,31, *27, 14, 6 14,63%
*37
1.2 Kelainan 36 1 2,44%
2. Alat Ekskresi Pada
Vertebrata
2.1 Ikan *19,*24,26 3 7,32%
2.2 Amfibi *23,18 2 4,88%
2.3 Reptil 20,22 2 4,88%
'"l A U .......... .-.- *1~ 1,; *17 1 '7 'l '101..
80
41 Jumlah Dan Persen 27 8 I 6
~~~=-~~-~~~~~~-6-5-,8-5~-'---1-9~,51 _1_4_,6_3____._~~~-'-1_0_0~-Yo~_____, Keterangan :
Cl= Pengetahuan
C2 = Pemahaman
C3 = Aplikasi
C4 = analisis
* soal yang tidak terpakai
Lampiran 7
Instrumen Tes Sistern Ekskrsesi Pada Manusia
Petunjuk: 1. Tulis nama danjawaban di lembar jawaban dilembar jawaban yang telah
disediakan. 2. jawablah pertanyaan dibawah ini dengan memilih a, b, c atau d yang anda
anggap benar 3.
L 4. 5.
Kerjakan soal yang anda anggap lebih mudah terlebih dahulu Jangan lupa membaca do'a diawal dan akhir mengerjakan soal Semoga sukses
I. Alat-alat eksresi pada tubuh manusia adalah ....
a. ginjal, kulit, hati dan kelenjar c. Kelenjar, kulit, anus dan ginjal
b. anus, paru-paru, kulit dan hati d. Kulit,hati, paru-p:mi dan ginjal
2. Berikut ini yang bukan bagian dari ginjal....
a. korteks c. Pelvis
b. piramid d. Kloaka
3. Alat pengeluaran pada manusia yang mengeluarkan zat berupa urine ...
a. hati c. Ginjal
b. kulit d. Paru-paru
4. Lapisan kulit yang mudah terkelupas karena teridri atas sel-sel yang mati
adalah lapisan .....
a. ari c. Tanduk
b.jangat d. Malpighi
5. fungsi ginjal adalah ........ .
a. penyaring darah c. Mcngeluarl<an keringat
b. membongkaf protein d. Mengeluarkan karbondioksida
6. Zat-zat yang dikeluarkan oleh paru-paru adalah .....
a. oksigen dan uap air . c. karbondioksida dan uap air
:d.Oksigen,karbondioksida dan air
81
7. Zat sisa metabolismc berupa On dan \lap air dikeluarkan melalui ....
a. hati c. Ginjal
b. kulit d. Paru-paru
8. zat sisa metabolisme berupa cairan empedu dils:eluarkan melalui ....
a. hati c. Ginjal
b. kulit d. Paru-paru
9. Hati sebagai alat pengeluaran mempunyai fungsi untuk ....
a. menetralkan racun c. Mengeiuarkan empedu
b. menyimpan glikogen d. Meml:lentuk protein plasma
10. Empedu adalah zat sisa berbentuk cairan yang berasal dari .....
a. penyaringan darah c. Sisa pencernaan protein
b. perombakan sel darah merah d. Sari makanan yg tidak t·erserap
11. Alat eksresi yang membuang sisa proses kimiawi dalam ~ntuk gas adalah ....
a. hati c. Kulit
b. ginjal d. Paru-paru
12. Bagian luar kulit yang agak tipis dan terbentuk dari jaringan ep'itel disebut....
a. dermis c. Epidermis
b. lapisan tanduk d. J.aringan ikat
13. Ureter ditunjukkan oleh nomor ....
\ a. I
b.3
c.2
I ---71
I 1: I
' ( 11
d.4
14. Antara ginjal dan kulit terdapat kerja sama daiam ha!. ...
a. pengeluaran air
b. pembentukan lemak
c. pengaturan suhu
·' ~· pertumbuhan rambut ,.
82
OJ
15. Tempat bertemunya saluran ginjal dan usus padn burung disebut.. ..
a. aorta c. Kloaka
b. medula - d. Urogenital
16. Hewan yang tidak 'JJunya kandung kemih adalah ....
a. ikan c. Kadal
b. burung d. Katak
17. Kelenjar minyak pada burung terleiak pada kulit bagian ....
a. paruh c. Kepala
c. tungging d. Seluruh tubuh
18. Kelompok hewan yang mempunyti ginjal adalah ...
a. burung, arnfibi, reptil c. burung, arnfibi, cacing tmah
b. ikan, serangga, reptil d. Ikan, serangga, cacing t:mah
19. Pada ikan mas saluran ginjal dan kelenjar kelarnin bermuara pada ....
a.anus c. Sisik
c. kloaka d. Urogenital
20. Kelenjar kulit reptil menghasilkan minyak yang berbau, berguna untuk ....
a. meminyaki tubuhnya c. Mengusir musuhnya
b. mempermudah geralmya d. Mengalirkan air yang melekat
21. Proses yang terjadi selarna pembentukan urine adalah ...
a. filtrasi c. defekasi
b. agmen~i d. Sekresi
22. Saluran pengeluaran pada reftii bermuara pada ....
a.anus c. Trakea
b. kloaka d. Urogenital
23. Alat pengeluanm utama pada amfibi adalah ..... .
a. ginjal, kulit, .insang c. Ginjal, kulit, paru-pan1
b. paru-paru, insang, kulit d. Ginjal, kulit, paru-pam, insang
24. Yang bukan alat pengeluaran pada ikan adala.'1 .....
a. hati c. Kulit
b. ginjal d. Insang
25. Yang menyebakan urine berwarna kekuningan adalah zat. ...
a. biliverdin
c.empedu
b. Hemoglobin
d. Vitamin
26. alat eksresi pada ikan mas yang ditunjukan pada no ..... .
a. I
b. 3
c. 2
~~~~~--d.4
27. Pembuluh darah dan reseptor ujung-ujung sarafterdapat pada kulit lapisan ....
a. epidermis
c. endodermis
c. Dermis
d. Ektodermis
28. Tempat perombakan sel darah merah dan yang sudah tua dan sudah
rusak terdapat pada .....
a.jantung
b. hati
c. Paru-paru
d. Ginjal
29. Bagian kulit ginjal yangmerupakan lempat proses penyaringan darah
terjadi pada .....
a. korteks c. lviedula
b. tendon d. Darah
30. Ureter menyalurkan urine dari ginjal menuju ....
a. kulit c. L{tngsung ke lu<J.r tubuh
b. kandung kemih d, Usus halus :!
84
31. Pengeluaran keringat oleh tubuh kita dipengaruhi oleh faktor-faktor
ber1.l-ut ini,kecuali...
a. suhu lingkungan
b •. gtmcangan ernosi
32. Badan malpighi ginjal terdiri atas ....
.a. Simpai Bowman dan glomeru!us
b. glomerulus dan tubulus
c. gelung henley dan tubulus
d. glomerulus dan gelung henlcy
(;. Aktivitas tubuh
<l. Umur danjenis kdamin
33;Dalam keadaan normal urine terdiri dari zat-zat dibawa'h ini, kecuali..
a. air c. Garam-garam mineral
b. Urea d. Protein
34. lapisan kulit yang terdapat diluar, terdiri dari sel-sel mati yang sewaktu
waktu mengelupas dinamakan .....
a. lapisan tanduk c. L.apisan malpighi
b. lapisan kulit ari D. Jaringan ikat bawah kulit
35~~~i~i ;,an~enunj~kka;_~~n~r minyak terdapat pada nomor ....
~--..-,.__~.~54.'4:="""'~ ~~ J a. I ~-• °"'· .·.· A
, ~__;~~:. _·.:.·:~,';.:. -l b.3
11:~-lf { ·t~;;~~~ ~~1i ~~ : ~r~·f; ID c.2
r:,~ - :i • ~· .·. I • -.-# .. - . , ... ,...,, :-·-- ~~-:,_- -d.4
'·--·;;:·'-'J-~~1.'f-~1//:;oi;&.~ ·I ·/ii ~\'i'fkB le 'o>.,t~~~~i1f,¥.7<0w.4,~7,~ :
36. Gangguan yang terdapat pada hati der.gan c!ri kulit pucai kekunir.gan,
bagian bola mata yang putih agak kekuningan dan kuku jari tangan
agak kunir.g dinamakan ....
a. hepatitis A c. Sakit kuning
b. alergi d. Kurang darah
85
86
37. Pada lapisan kulit jangat terdapat kclenjar yang mcnghasilkan keringat kemudian diangkut
melalui sa!uran keringat kepermuakaan kulit, dinamakan ....
a. pembuluh kapBe• c. Kelenjar keringat
b. kandung rambut d. Ujung-ujung saraf
38. Berapa banyak darah yang clisaring melaui ginja! selama sehari !:emalam ...
a. 200 liter c. 100 liter
b. 150 liter d. 50 liter
39. Urine dikduarkan melalui saluran ......... .
a. ureter c. Uretra
b. kantung kemih d. Rogga ginjal
40. Berapa banyak kira-kira urine yang dikeluarkan oleh ginjal.. ..
a. 5 liter b. 1 liter
b. 1,5 liter d. 2 liter "
41. Berapa kira-kira berat ginjal orang dewasa ...... .
a. 200 gram c. 200 ons
c. 150 gram d. 100 gram
Lampiran 8
JAWABAN INSTRUMEN SOAL PENELITIAN
I. D 21. .:<\ 41. A 2. B 22.B
3. c 23.C
4. c 24.A
5. A 25. c 6. c 26. J)
7. D 27.C
8. A 28.B
9. c 29.D
10. B 30.B
11. D 31. D
12. c 32.A
13. c 33.D
14. c 34.A
15. c 35.B
16. B 36.A
17.B 37.C
18. A 38. B
19. D 39.B
20.C 40.B
.
NOMOR SOAl. DAN KUNCI JAWABAN SOAL t0nden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 .11 12
D B c c A c D A c B D c 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 :J 1 1 0 1 0
~·~ .::·,.,,, 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 G 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 01 1 0
' 0 ' " i 0 0 1 0 01 1 0 0 I v
0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 i 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 i 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 ' 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 I 0 0 (' 1 0 0 1 0 0 1 0 0
' 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 ) 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0
14 19 11 13 6 6 13 11 12 19 13 6 0.47 0.63 0.37 0.43 0.2 0.4 0.43 0.37 0.4 0;63 0.43 0.2 o.53 o.37 0.63 0.57 0.8 0.6 0.57 0.63 0.6 0.37 0.57 0.8
l 0.25 0.23 0.23 0.25 0.16 0.24 0.25 0.23 0.24 0.23 0.25 0.16
13 14 15 16 17 c c c B B
1 1 ' 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 c 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 .Q 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 t -0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 n v
0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0, 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 8 8 11 1 10
0.27 0.27 0.37 0.03 0.33 0.73 0.73 0.63 0.97 0.67 0.2 0.2 11.23 11.03 0.22
18 19 20 21 22 A D c D B
0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 o. 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 G 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 v 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1
" 0 1 0 0 v
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0
10 11 10 2 9 0.33 0.37 0.33 0.01 0.3 0.61 0.63 0.67 0.93 0.7 0.21 0.23 0.22 0.00. 0.21 00
00
24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 I c A c B D B D A D
0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1
. 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 a 0 0 0 1 1 a 1 1 1 0 1 0 1 0 a a 1 0 0 0 a 1 a 1 a 0 0 a 1 0 a a 0 1 0
'""" ,1' a 1 a 0 0 1 1 a 0 1 0 a 0 1 0 a 1 ·1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 a 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 () 0 0 0 0 0 0 1 0 0 c 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 i ·1 1
,, "' 0 0 v v
0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 a a a 1 a a 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 a 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 9 17 8 13 7 7 16 8 17 5
0.3 0.57 0.3 0.43 0.23 0.23 0.53 0.27 0.57 0.17 ! 0.7 0.43 0.7 0.57 o.77 0.77 0.47 0.73 0.43 0.83 I 0.21 0.25 0.21 0.25 0.18 0.18 0.25 0.2 0.25 0.14
34 35 36 37 38 A B A c B
1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 a 1 0 1 1 a 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 a 0 a 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 a 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 / 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 a 1 0 a 0 0 0 0 0 0 1 i 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 9 5 16 19 16
0.3 0.17 0.53 0.63 0.53 0.7 0.83 0.47 0.37 0.47
0.21 . 0.14 0.25 0.23 0.25
39 40 41 B B A
1 1 1 0 1 1 0 ·t 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 a 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 ·1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 . 0 ol 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1
12 24 21 0.4 0.8 0.7 0.6 0.2 0.3
0.24 0.16 0.21
Xt
28 28 22 25 17 23 17 18 17 16 15 14 14 13 19 11 11 17 12
9 11 12 15 11 8 8 8
13 11 8
451
Xt.2
784 784 484
'625 2139 529 289 324 ?.89 256 225 196 196 169 361 121 121 289 144 81
121 144 225 121
64 64 64
169 121 64
7403
00
"'
Lampiran 10
UJI RELIABILIT AS INSTRUMENT TES
(451
2 ) I:X1' = 1403- 30
L:xt' = 7403 203401 30
= 7403-6780,033333
= 622,966667
, '\' x/ 2
st- ==L..~-N
2 622,966667 st=----
30
= 20,76555557
-(_!!_)=(s'' -Ip,q,) r11 - 2 n-1 st
21 20,76555557 - 4,7000 r =--= II 21- J 20,76555557
( 21)(16,06555557)
r" = 20 20;76555557
= (1,05)(0,773663652)
=A 01'1'1tlt::O'l!l
90
Lampiran 11
SOAL HASlL V ALIDITAS
l. Alat-alat eksresi pada tubuh manusia adalah ....
a. ginjal, kulit, hati dan kelenjar c. Kelenjar, kulit, anus dan ginjal
b. anus, paru-paru, kulit dan hati d. Kulit,hati., paru-paru dan ginjal
2. Berikut ini yang bukan bagian dari ginjal....
a. korteks c. Pelvis
b. piramid d. Kloaka
3. Lapisan kulit yang mudah terkelupas karena teridri atas sel-sel yang mati adalah lapisan .....
a. ari c. Tanduk
b. jangat d. Malpighi
4. fungsi ginjal adalah ........ .
a. penyaring darah
b. membongkar protein
c. Mengeluarkan keringat
d.Mengeluarkan karbondioksida
5. Hati sebagai alat pengeluaran mempunyai fungsi untuk ....
a. menetralkan racun c. Mengeluarkan empedu
b. menyimpan glikogen d. Membentuk protein plasma
6. Ala! eksresi yang membuang sisa proses kimiawi dalan1 bentuk gas adalah ....
a. hati c. Kulit
b. ginjal d. Paru-paru
7. Bagian luar kulit yang agak tipis dan terbentuk darijaringan epitel disebut. ...
a. dermis ~. Ep!dermi:;
b. lapisan tanduk d. Jaringan ikat
91
8. Ureter ditunjukkan oleh nomor ....
I
/ i
a. I
b.3
c.2
d.4
9. Antara ginja! dan kulit terdapat kerja sama dalam ha!....
a. pengeluaran air c. pengaturan suhu
b. pembentukan lemak d. pertumbuhan rambut 10. Hewan yang tidak punya kandung kemih adalah .... ..
a. ikan c. Kadal
b. burung d. Katak
11. Kelenjar kulit reptil menghasilkan minyak yang berbau, berguna untuk ....
a. meminyaki tubuhnya c. Mengusir musuhnya
b. mempermudah geraknya d. Mengalirkan air yang melekat
12. Saluran pengeluaran pada reftil bermuara pada ....
a.anus c. Trakea
b. kloaka cl. Urogenital
13. alat eksresi pada ikan mas yang dLunjukan pada no ..... .
14. Tern pat perornbakan sel darah rnerah dan yang sud ah tua dan sudah
rusak terdapat pada .....
a.jantung
b. hati
c. Paru-paru
d. Ginjal
15. Penge!uaran keringat oleh tubuh kita dipengaruhi oleh faktor-faktor
berikut ini,kecuali ...
a. suhu lingkungan c. Aktivitas tubuh
b. guncangan ernosi d. Umur dan jenis kelamin
16. Di bawah ini yang menunjukkan kelenjar minyak terdapat pada nomor ....
a. I
b. 3 ,\
-·' c.2
d.4
8
17. Gangguan yang terdapat pada hati dengan ciri kulit pucat kekuningan, bagian bola mata yang putih agak kekuningan dan kuku jari tangan agak kuning dinamakan .... a. hepatitis A c. Sakit kuning b. alergi d. Kurnng darah
93
18. Berapa banyak darah yang disaring melaui ginjal selarna sehari semalarn ... a. 200 liter c. I 00 liter b. 150 liter d. 50 liter
19. Berapa banyak kira-kira urine yang dikeluarkan oleh ginjal.. . a . .'i liter b. 1 liter b. 1,5 liter d. 2 liter
20. Berapa kira-kira berat ginjal orang dewasa ...... . a. 200 gram · c. 200 ons c_ 1 :)0 or::tm r1 1 AA ~-·--
Lampiran 12
Tabel. 9
NILAI PENGUASAAN KONSEP SISWA
I Siswi:
I Pretest I Posttest
I 30 50 2 35 50 ? 35 55 4 35 55 5 35 60 6 40 60 7 40 70 8 40 70 .
9 40 70 10 40 70 11 40 70 12 45 70 13 45 70 14 45 75 15 45 75 16 50 75 17 50 75 18 50 80 19 55 80 20 55 80 21 55 80 22 60 80 23 60 . 80 24 60 80 25 60 85 26 60 85 27 65 85 28 70 90 29 70 90 30 75 90
Lampiran 13
Distribusi Frekuensi Pretest
I. Banyak Data (n)
2. Distribusi Frekuensi
30 35 35
40 40 40
45 50 50
60 60 60
70 75
3. Rentang Data (R)
4. Banyak Kelas Interval (K)
5. Panjang kelas Interval (i)
35
40
50
60
= 30
35
45
55
60
40
45
55
65
40
45
55
70
= data terbesar - dai:a terkecil
= 75 - 30
= 45
= I + 3,3 log n
1 + 3,3 log 30
= 5, 87 ~ 6
=RIK
= 45/5,87
= 7, 66-> 8
95
Interval f x
30 - 37 5 33,5 38-45 11 41,5 46 - 53 2 49,5 54-61 8 57.5 62-69 1 65,5 70-77 3 73,5
30
6. Mean
7. Modus
fX
167,5 456,5 99 148,5 65,5 220,5
Tabcl. 10 Distribusi Frekuensi Pretest
x" Batas Batas Ny a ta Nyata Bawah Atas
1122,25 29,5 37,5 1722,25 37,5 37,5 2450,25 45,5 45,5 3306,25 53,5 53,5 4290,25 61,5 69,5 5402,25 69,5 77,5
1157,5
= l_fX
l..!
= 38,58
=L+ (a XI
fa+ jb
= 37,5 + [ 2: 5] x 8
= 39,78
' \
96
fl(a fKb frekuensi
Absolut Relatif l%)
30 5 5 16,67 25 16 II 36,67 14 18 2 6,67 12 26 8 26,67 4 27 I 3,33 3 30 3 10,00
100%
8. Median = L (l/2N - (kb) xi
Ji
= 44,77
97
Lampiran 14
Distribusi Frekuensi Posttest
1. Banyal· Data (n)
2. Distribusi Fre-kuensi
50 50 55
70 70 70
75 75 75
80 80 80
90 90
3. Rentang Data (R)
4. Banyak Kelas Interval (K)
5. Panjang kelas Interval (i)
55
70
80
85
= 30
60
70
80
85
60
70
80
85
70
75
80
90
= data terbesar - data terkecil
= 90- 50
= 40
1 + 3,3 log n
l + 3,3 log 30
= 5,87 _, 6
=RIK
= 40/5,87
= 6, 82 ___,, 7
98
Interval f x
50- 56 4 53 57-70 2 60 64-70 8 67 71-77 0 74 J
78- 84 7 81 85 - 91 6 88
3 ()
6. Mean
7. Modus
Tabel 11 Distribusi frekuensi Posttest
fX
212 120 536 222 567 528 2185
X" Batas Nyata Bawah
2809 '19,5 3600 56,5 4489 63,5 5476 70,5 6561 77,5 7744 84,5
= "j_fX
'i_J
= 2185 30
= 72.833
Batas Nyata Atas
56,5 63,5 70,5 77,5 84,5 91,5
=L+ fa xi fa+fb
= 63,5 + [ 3: 2] x 7
= 67, 70
99
fKa fKb Frek11ensi
Absolut Relatif %
30 4 4 13,33 26 6 2 6,67 24 14 8 26,67 16 17 3 10.00 13 24 7 23,33 6 30 6 20,00
100%
8. Median = L+(l/2N-[kb)xi
fl
= 73,25
100
Lampiran 15
Persiapan Uji Normaliias dan Uji Homogenitas Pretest
Xi
30 35 40
-~~-- -·---- ·-45 50 55 60
65 7'J 75
Rerata (X)
Varians S12
f X;2
I 900 4 1225 6 1600 ------ ·-----·--·- --4 3 3 5 I 2 I 30
2025 2500 3025 3600 4225 4900 5625
= 2-.fu "i.fi
= 1485 30
= 49,50
= N. l_jx/ -- ("i.f. X1)2
n(n-1)
= 30. 77725 - 1485"
30 (30 - 1 )
= 2331750 - 2205225
870
126525
870
{_.Xi f.xt 30 900
140 4900 240 9600 180 8100 150 7500 165 9075 300 18000
65 4225 140 4900 75 5625
i485 77725
IOI
102
= / N. I rx? - C5Jd) ~ n(n- I)
12,3
(
Lampiran 16
X;
50 -5 'i 60 70 75 80 85
90
Rerata (X)
Persiapan Uji Normalitas dan Uji Homogenitas Posttest
f 2 2 2 7 4 7 3 3
30
xt f.x1 25'.lO 100 3025 110 3600 120 4900 490 5625 300 6400 560 7225 255 8100 270
2205
= 2205 30
= 73,50
n.L,Jx,' --(LJ .X; )'
n(n-1)
30.165825-2205 2
30(30-1)
4974750-4862025
870
112725 870
129,57
f.x/ 5000 6050 7200
34300 22500 44800 21675
24300 165825
103
N.L,JX/-(IJx,)' n(n -1)
= )129,57
= l l,38
104
Lampiran 17
Xi f Zn z
30 1 1 -1,58 35 4 5 -1, 18 40 6 11 -0,77 45 4 15 -0,36 50 3 18 0,04 55 3 21 0,45 60 5 26 0,85 65 ·1 27 1,26 ' 70 2 29 1,67 75 1 30 2,07
30
z = x-x s
= 30-49 50 12,31
= -1,58
Uji Normalitas Pretest
z F(Z) Tabel
0,4429 0,0571 0,3790 0, 1210 0,2794 I 0,2206 0,1406 0,3594 0,0160 0,5160 0,1736 0,6736 0,3023 0,8023 0,3962 0,8962 0,2486 0,7486 0,4812 0,9812
F (Z) = Apabila Zi < 0 maka; 0,5 - Z tabel Apabila Zi > 0 maka; 0,5 t Z tabel
S (Z) = Zn/n = 3/30
L1abe1 = 0,161
105
I S (Z) F(Z)-
t S<Z) 0,0333 0,0238 0,1667 0,0457 0,3667 0, 1461 0,5000 0,1406 0,6000 0,0840 0,7000 0,0264 0,8667 0,0644 0,9000 0,0038 0,9667 0,2181 0,1000 0,0188
Lo= 0,0238
Karena Lo :5 L1abel (0,0238 < 0,161) maka sampel berdistribusi normai
Lampiran 18
Uji Nor:nalitas Posttest
x, f Zn z
50 2 2 -2,07 55 2 4 -1,63 60 2 6 -l, l 9 70 7 13 -0,3 l 75 4 17 I 0,13 80 7 24 0,57 85 3 27 1,0 l 90 3 30 l,45
30
z = x-x s
= 50- 73 50 11,38
= -2,07
----z F(Z) Tabcl
0,4812 0,0188 0,4484 0,0516 0,3830 0,1170 0,1217 0,3783 0,0517 0,5517 0,2157 0,7157 0,3438 0,8438 0,4265 0,9265
F (Z) = Apabi!a Zi < 0 maka; 0,5 - Z tabel Apabila Zi > 0 maka; 0,5 - Z tabel
S (Z) = Zn/n = 3/30
L1abc1 = 0,161
106
I F(Z)-S(Z) S(Z)
0,0667 -0,0479 0,1333 -0,0817 0,2000 -0,0830 0,4333 -0,0550 0,5667 -0,0150 0,8000 -0,0843 0,9000 -0,0562 1,0000 -0,0735
Lo=-0,0150
Karena Lo$ L1abcl ( -0,0150<0,161) maka sampel berdistribusi normal
I
107
Lampiran 19
Perhitungan Uji Homogeuitas
Perhitungan uji homogenitas yang dilakukan adalah uji homogenitas dua varians atau ujifisher. Rumus yang digunakan adalah:
F hitung=
s 2 _, s 2
2
Dimana:
terbesar
terkecil
_ n"[,Jx, -(LJ.x} - n-(n-1)
I. Hipotesis
Ho : Data memiliki varians homogen
Ha : Data tidak mem iliki varians homogen
2. Kriteria Pengujian
a. Jika F hitung < F tabel maka Ho diterima, yang berarti varians kedua populasi homogen
b. Jika F hirung > F tabel maka Ha diterima, yang berarti varians kedua populasi tidak homogen
3. TentukaTJ db pembilang (vl!rians terbesar) dan db penyebut (varians terkecil).
dbl = n - 1 = 30 - 1 = 29
db2 = n - 1 = 30 - 1 = 29
4. Ttntukan nilai F mtung
Berdasarkan <lat.a pada tabel uji homogenitas di peroleh S12 = 145, 4310
Dan diperoleh sl = 129, 57 sehingga dengan menggunakan rumus diatas
108
diperoleh:
s 2 145,4310 F hitung = - 1
- 2 = s, 129,57 l,l 2
5. Tentukan nilai F wb,1
Untuk db penyebut 29 dan db pembilang 29 tetapi karnna pada taraf signfikansi 0, 05 tidak
teoapat pada F tabel maka digunakan db p~mbilang yang terdekat, yaitu 30. adapun f tabel
dengan db penyebut 29 dan db pembilang 30 pada taraf signifikansi 5 % adalah I, 85
Karena F hitung < F tabel ( I, 12 < I, 85 ), mi artinya Ho diterima, maka dapat
diambil kesimpulan bahwa kedua data memiliki vari:ans yang bomogen
I09
Lampiran 20
Tabel. Perhitungan Tes Signifikansi
NO RESPOND EN PRE POST I GAIN(d) Xd =d- Xd" TEST TEST Md
l XI 30 50 20 -3 0 2 X2 35 50 I5 -8 25 3 X3 35 55 20 -3 0 4
~ X4 35 55 20 -3 0
5 XS 35 60 25 2 25 -·
60 20 6 X6 40 -3 0 -·-- -·~-...
~;~ --1--- ;g --7 X7 40 7 100 --8 XS 40 7 !00 9 X9 40 70 '--30 7 100 IO XIO 40 70 30 7 IOO I I XI I 40 70 30 7 100 I2 Xl2 45 70 25 2 25 I3 X13 45 70 ,25 2 25 14 Xl4 45 75 25 2 25 IS XIS 45 75 25 2 25 16 XI6 50 75 IS -8 -25 I7 XI7 50 75 15 -8 -25 I8 Xl8 50 80 30 7 100 19 Xl9 55 80 25 2 25 20 X20 55 80 25 2 25 21 X2I 55 80 25 2 25 22 X22 60 80 20 -3 0 23 X23 60 80 20 -3 0 24 X24 60 80 20 -3 0 25 X25 60 85 25 2 25 26 X26 60 85 25 2 25 27 X27 65 85 ~o -3 25 28 X28 70 90 20 -3 0 29 X29 70 90 20 -3 0 30 X30 75 90 15 -8 0
1595 2205 600 625
110
Lampiran 21
UJI KESAMAAN RATA-RATA
I. Mencari mean dari pcrbedaan pre test dan post test (Md)
''d Md =-L,- = 600 = 20
N 30
2. Mencari nilai t
Md 20 t- =-;====
J
LXd' 625
1 N(N -1) 30(30-1)
~=2353 0,85 '
D2d perhitungan dialas didapat hasil t-hitung = 23, 53
Dengan t-tabei 2, 76 dengan signifikansi I % maka t-hitung > t-tabel
Maka hipotesis nol (Ho) ditolak dan hipotesis altematif (Ha) diterima
A. PENDAHULUAN
Senang berjumpa kembali d~nganmu dalam modul BIO.Il.2.6.10. Dalam modul-modul terdahulu telah kita bicarakan berbagai proses di dalam tubuh. Proses-proses tersebut antara lain proses pencemaan, dan pemapasan. Dari berbagai proses tersebut akan dihasilkan zat sisa yang harus dibuang atau dikeluarkan dari dalam tubuh kit a.
Bagimanakah cara me11geluarka11 wt-wt sisa terse but
Nah, ..... ! Dalam modul ini kita akan membahas tentang sistern Pengeluaran atau sistem Ekskresi pada manusia.
Setelah mempelajari modul ini Kamu diharapkan dapat :
menyebutkan alat-alat ekskresi pada manusia. menjelaskan fungsi alat-alat pengeluaran antara lain ginjal, ha1:i dan kulit.
Untuk memahami tentang sistem pengeluaran pada manusia, di dalam modul ini akan Kamu pelajari tentang :
Proses penyaringan darah oleh ginjal Fungsi hati sebagai alat ekskresi Fungsi kulit
Materi-materi tersebut Kamu pelajari dalam dua kegiatan. Kegiatan satu mengenai Ginjal dan kegiatan dua adalal1 hati dan kulit. Waktu yang disediakan umuk menyelesaikan modul ini yaitu 6X45 menit termasuk tes akhir modul.
Bila Kamu belajar dengan sungguh-sungguh, kamu dapat memahami isi modul ini dengan -baik.
~~~~~~~~~ . ........____ ___
Nall, ..... sekarang silahkan Kam.~ membaca kegiata11 satu ! ____/
Selamat belajar dan semoga berhasil dengan baik !
B. KEGIATAN IlELAJAR
I<egiatan 1 : Ginjal
1. Tujuan Setelah Kamu ·mempelajari bagian dari modul i'ni, Kamu diharapkan dapat menjelaskan bagian-bagian ginjal serta fungsinya sebagai alat· penyaring danh.
2. Materi Pokok Untuk memcapai tujuan tersebut Kamu harus membaca ura1an mater1 1entang bagianbagian Ginjal dan Proses Penyaringan Darah.
3. Uraian Ma(eri Bagaimana dengan kehidupan sehari-hari di rumahmu ? Tentunya ada sampah-sampah yang dihasil'<an. Misalnya sa111pah sisa mem~sak, sisa makanan yang tidak termakan dan sampah·sampah rumah tangga lainnya. Demikian juga di lingkungan kampung arau korn111u, biasanya acia sampah.
Bagaima11a denga11 t~ kita? .~
Di dalam tubuh kita terjadi berbagai proses, di antaranya proses pencerna<ln dan proses pernapasan. Pada proses pernapasan terjadi oksidasi dari 111akanan hingga dihasilkan encrgi dan zat sisa. Seluruh proses ini disebut Metabofio·nie alau pertukaran zar.
Jadi dalam metabolisme ini, di samping menghasili<an energi dan zat-zat lain yang berguna bagi tubuh, juga terbentuk zat-zat (sa111pah) yang tidak diperlukan lagi oleh tubuh. Zat-zat sisa ini harus dikeluarkan dari tubub. Sebab kalau tidak dikeluarkan akan meracuni tubub.
kulit
ginjal
Ga111bar 10. J AilJl-ailJl eksk.resi
Nah, . . .. Untuk mengeluarkan zat sisa (sampah) 1.ersebut tubuh kit.a dilengkapi dengan alat-alat pengeluaran alau disebu; juga alat ekskresi. Alat ekskresi tersebut meliputi paru-paru, ginjal, hati dan kulit. Coba Ka111u perhatikan letak alat ekskresi pada gambar di sampmg m1.
Zar sisa Metabolisme (pertukaran zat) bila tidak dike/lwrkrzn akan mera~ tubuh. Zar sisa ini dikelua.•kan melalui a/at-a/at penge/11ara11 (ekskresi) seperlil paru-przm, ginjaL; hati dan kulit. .
~ Paru-paru seb~gai al at pengeluaran, tel ah dibicarakan dalam jingatkah. zat sisa apa yang dikeluarkan oleh paru-paru?
modul yang lalu. Masih
j i
· 1' P~ru-paru akan m£ngeluarka11 Gas Karbondioksida d;;;-,~ . Air. .__j
Nah, ... : Sekorang akan kita bahas tentang ginjal sebagai alat ekskresi
1Di dalam Lubuh kila ada scpasang ginjal atau buah pinggang. Kedua ginjal itu terletak di .scbelah kiri dan kanan rua,-ruas tulang pinggang di dalam rongga perut. Coba Kamu perhatikan gambar ginjal berikut ini.
\
Q~ ) ~[I
~ I
(
gin)al
-7 ureter
kanttmg "! kemih --· "7 uretra
Letak ginjal kiri agak lebih tinggi dari pada ginjal kanan. Ginjal berwarna !llerah keunguan, bentuknya seperti kacang !llerah. Pad a orang dewasa berarnya kurang lebih 2.00 gram setiap ginjal.
iunbar 10.2 GiJ!)al
Fungsi ginjal untuk menyaring d;;rah yang datang dari aorta melalui pembuluh nadi ginjal. Zat .sisa hasil penyaringan yaitu urine (air seni) akan keluar melalui saluran ginjal (ureter) dan ditampung daiam kandungan kemih. Selanjutnya_ urine akan dikeluarkan dari tubuh melal ui saluran kemih (uretra).
'Jrine sebagai zat sisa yang dikeluarkan rnelalaui ginjal, dalarn keadaan normal akan ;iengand u ng :
Air, urea dan arnoniak yang rnerupakan sisa-sisa pembongkaran protein. L Garam-garam mineral terutama garam dapur.
Zat warna empedu yang memberi warna kuning pada urine Zat-zat yang berlebihan dalam darah seperti vitamin, obat-obatan dan horn1011.
~\a di dala111 urine selalu terdapat protein maka hal ini menunjukkan adanya kerusakan ~dalam ginjal.
\ Pada bagiau ginjill manakah terjadi
. penyari11ga11 darah ?
~ntuk itu Kamu perhatikan dahulu bagian-bagian ginjal pada gambar ginjal berikut ini
[t!ra11ga11 ; kulit gi11jal StUHSUlll ginjal r11gga gi11jat urt!ter
:1crangan :
Gw11/)(Jr 10.3 !3ogia11~/Jogin11 Ginjal
si1npi Dow111an glomerolus sa.luran pt:niha\va hasil penyaringan
Gan11Jl,'r 10.4 Bada11 Malpig!ii 3-·-c
Ginjal terdiri dari bagian : kulit ginja\ (korteks) sumsurn ginjal (medu/a) rongga ginjal (1·ell'is)
Nah. Proses pcnyar1ng.a11
darah terjadi rada bagian kulit ginjal. Di dalam bagian kuli1 ginjal ini terda;ia1 ra1usa1: ribu badan-badan Malpighi yang terdiri dari Glomern.';;s tanya111an pe111buluh-pernbu:u1i darah kapiler) dan Sin;pai Bowman. Glomerulus d ;kc! ii ing:i oleh Simpa1 Bowmar: ,.,,,,; oentuknya seperti C3\\'2.l~ c:::·. b~rdinding
tebal.
roses penyaringan darah terjadi di antara G\omerulus dan Sim~:,: Bowman atau badan 1alpighi. Zat yang terlarut dalarn darah akan rnasuk ke Simpai Bo.,vman. Selanjutnya zat!l tersebut masuk ke pembuluh lanjutan Simpai Bowman di da!arn sJmsum ginjal.
umsum ginjal terdiri dari bcberapa badan berbe:uuk kerucut. tempat berkumpulnya embuluh-pembuluh halus, lanjuran dari Simpai Bowman. Pembuiuh-pembuluh halus ini ang mengalirkan urine kesaluran yang lebih besar dan bermuara di rongga ginjal. elanjutnya urine dialirkan me\a\ui saluran ginjal (ureter) untuk ditarnpung di dalam antung kencing (kantung kemih). Jika kantung kemih sudah cuku,J mengandung urine )e11·1h), maka tertekan\ah dinding kantung itu. Akibat rneregangnya cincin otot pada angkalnya akhirnya timbulah rasa ingin buang air kecil. Se\anjurnya urine dikeluarkan 1e\alui saluran kemih (uretra).
)a!arn sehari semalarn. banyaknya darah yang rnelewati ginjal u111uk disaring kira-kira 590 liter. Sedangkan urine yang dikeluarkan oleh ginjal banyaknya kira-kira 1,5 liter.
'erhatikan olehmu ! Karena sesuatu sebab dapat terjadi endapan garam kalsium di dalarn ongga ginjal, di dalam saluran ginjal atau di dalam kantung kernih. Batu endapan ini nenyulitkan keluarnya air kemih dan rnenimbulkan rasa nyeri. Ini:tah yang disebut batu ~injc.I
)atr.pai di sini. Karnu sudah 111-onyelesaikan kegiatan satu. Apakah Kanrn dapat nemahaminya? Jika Kamu belum rnemaharninya, coba baca seka\i lagi. Selanjutnya jika <amu sudah paham silahkan Kamu selesaikan tugas-tugas br.rikut ini.
:osnkntn 1etabol is me cs'.<rt:S i :me :eter :etra ,omerulus mpai bowman
angkumnn
pertukaran zat di dalam tubuh pengel uaran air seni saluran ginjal saluran kemih (salurar kencing) anyaman pembuluh-pembuluh darah kapiler bagian yang mengel ii ingi glomerulus yang berbentuk ca wan berdinding tebal
ntuk mengeluarka11 zat sisa berbagai proses pertukaran zat, tubuh manusia dilengkapi ~ngan alat ekskresi yang terdiri dari Paru-paru, Ginjal, Hati dan Kulit.
injal sebagai alat ekskresi, berfungsi menyaring darali. Sehari semalam, banyaknya 1rah yang melalui ginjal untuk disaring kira-kira 1.500 liter. injal terdiri dari bagian kulit ginjal, rongga ginja! dan sumsum ginjal. Pada bagian kulit· njal terdapat badan-badan malpighi yang terdiri dan glomerulus dengan Simpai lwman. Hasq pe11yaringannya berupa urine. rine meninggalkan ginjal melalui saluran ginjal (ureter), kemudian ditampung dalam .ndungkemih. Urine ke luar dari tubuh melalui saluran kencing (urntra).
wablah pertanyaan berikut ini ! Mengapa tubuh manusia dilengkapi dengan alat-alat ekskresi ? Jelaskan I
Sebutkan bagian-bagian dari ginjal ! Sebutkan alat pada bagian kulit ginjal yang berfungsi menyaring darah ! Sebutkan 3 zat yang terdapat dalam urine ! Sebutkan alat-alat yang dilalui urine dari ginjal hingga ke luar dari tubuh
,tan 2 : Huti dan Kulit
llj uan te.lah mempe\ajari bagian dari modul ini, kamu diharapkan dapat menjelaskan:
Fungsi hati dan kulit sebagai alat pengelu<lran Bagian-bagian kulit.
ateri Pokok 1tuk mencapai tujuan tersebut, kamu harus 1m:mbaca uraian materi tentang Fungsi Hali n Ku lit sebagai alat ekskresi serta fungsi lainnya.
I. Uraian materi-a. Hati (Hepar)
!(alau ad::i orang berkata bahwa hatinya berdebar-debar, sebenarnya bukan hatinya yang berdebar-debar, melainkan jantu1\gnya yang berdenyut lebih cepat.
Hati terletak, di dalam rongga perut sebelah kanan di bawah sekat rongga dada {diafragma)) Coba Kamu perhatikan letak hati pada gambar berikut ini.
kantung empedu
ha ti
Ga/I/bar 10.5 Letak liati
lam bung Hati merupakan organ terb~sar di dalam tubuh. Berwarna 1i1eral1 ma· dan paua orang dewasa beratnya kira-kira 2 kg.
Hati' menghasilkan empedu, yaitu zat sisa yang berasal dari sel-sel darah merah yang telah rusak. Empedu dikumpulkan dalarn kantung empedu, lalu dikeluarkan ke usus 12 jari mel<dui saluran ernpedu. Masih ingatkah Kamu dengan fungsi empedu
Empedu membantu proses pcncernaan:=J
Selain sebagai alat ekskresi, hati juga mempunyai fungsi lain yang sangat penting unmk kehidupan manusia yaitu : 1) Sebagai tempat menyimpan gula dalam bentuk glikogen atau gula mot. 2) Mengatur kadar gula dalam dara'·: 3) Membunuh kuman penyakit dan menawa[;can racun yang masuk ke dalam ti;buh 4) Sebagai temrat pembuatan protrotnbin dan fibrinogen 5) Sebagai tempr.t pengubahan provitatnin A yang berasal dari sayuran dan buah
buahan yang berwarna kuning kemerahan menjadi vitamin A. 6) Sebagai tempat pembentukan urea dari amoniak, sebagai sisa pencernaan protein.
b. Gangguan pada Hati dan Empcdu l"'ernanKal1 kamu mendengar atau melihat orang yang mende1ita sakit kuning ? Orang yang menderita sakit kuning. kulit tubuhnya tarnpak pucat kekuningan, bagian yang putih pada bola matanya tampak berwarna agak kuning. Demikian juga kuku-kuku jari tangannya tampak ugak kekuning-kuningan. Hal ini disebabkan tersumbatnya saluran empedu sehingga cairan empedu tidak dapat dialirkan ke dalam usus 12 jari. Melainkan masuk Ice dalam darah sehingga warna darah menjadi kekuningan. Oleh karena di seluruh tubuh kita terdapat pcmbuluh darah maka tubuh akan tampak agak kekuningan-kuningan .
. Gangguan seperti ini dist:but hepatitis A.
c . . $ulit
-=-~--------~~-~---
~ Siswa SLTP Terbuka tahukah kamu mengapa kulit kita merupaka11 salalz satu a/at pengeluaran ?
------~ Melalui kulit, akan dikeluarkan zat sisa yang merupakan keringat. Keringat terdiri dari air dan garam-garam mineral, terutama garam dapur. Nah, ... Dalam keadaan bagaimanakah 1 tub uh mu berkeringat ? Dalam keadaan sul11.; yang panas atau setelah melakukan Jc.::giatan yang banyak memerlukan tenaga, biasanya tubuh kita akan berkeringat. Pengeluaran keringat ini selain membuang zat sisa juga berhubungan erat dengan pengaturan suhu tub uh. Baiklah untuk lebih me111ahami tentang ku!il ini, kita akan bahas dulu bagian-bagian dari kulit.
Kulit terdiri dari tiga lapisan yaiLu : l) Lapisan kulit ari 2) Lapisan kulitjanga: 3) Jaringan ikat bawah kulit
Caba Kamu perhatikan gambar penampang kulit di bawah ini.
Ga111bar 10.6. Pena111pang kulit
1) Ku/it Ari (Epidemis)
Kulit ari terdiri dari 2 (dua) bagian yaitu :
Ketera11ga11 :
A. kulit ari B. ku/it jangm C. jaringan ikm bawah kulit
I. lapisan tandu.k 2. lapisan 111alpighi J. kelenjar minyak 4. kelenjar keringat 5. pe111buluh darah 6. len1ak 7. urtll saraf (11j1111g-11j1111g
terdapm pada kulit ja11ga1)
a. Lnpisan tanduk, tcrdapat di bagian luar, terdiri clari sel-sel mati yang sewaktu-waktu dapat mengelupas. L.apisan ini tidak mengandung pembuluh darah dan syarat, sehingga kalau terluka tidak berdarah dan tidak terasa sakit. ..
\
b\. L;:ipisan Malpiglli, •nerupakan lapisan ya1~g hidup, Lapisan ini mendapat makanan dari darah pada pembuluh-pembuluh kapiler di bawahnya dan mengandung pigmen yang berfungsi memoeri warna pada kulit. Lapisan malpighi juga melindungi tubuh dari.sengatan sinar matahari yang berl\!bihan.
Di permukaan kulit ari terdapat pori-pori tempat bermuara saluran kelenjar keringat. Batang rambut juga menembus kulit an sehingga permukaan tubuh kita tampak seperti diliputi oleh rambut. Perhatikan ke;enjar keringat pada gambar di atas. Di manakah saluran kelenjar keringat tersebut bermuara ?
2) Ku/it Jangat (Dermis) Pada lapisan kulit janga( terdapai pembuluh kapiler darah, kelenjar keringat, kandung rambut dan ujung-ujung sarnf dari alat indera.
Pembuluh kapiler darah memberi makanan p2.da akar ram but dan sel-sel kul it sehingga rambut dan sel-sel kuiit tersebut hidup. Kelenjar keringat menghasilkan keringat yane seianjutnya keringat tersebut diangkut melalui saluran keringat ke permuka:rn kulit. Kandung rambut memiliki akar dan batang ra111but serta kelenjar minyak rambut. Di dekat akar rambut terdapat otot polos yang berfungsi menegakkan rambut pada saat kedinginan atau merasa takut. Kelenjar minyak menghasilkan 111i11yak yang berfungsi menjaga rambut agar tidak kering. Ujw1g-uju11g saraf alat indera yang terdapat pada lapisan ini meliputi indera peraba kasar dun halus, indcra perasa panas. dingin dan nyeri.
3) Jaringan lkai IJawah Ku/ii Pada jaringan ikat bawah kulit terdapat cadangan lernak yang berfuugsi melindungi bagian dalam tubuh terhadap benturan serta melindungi tubuh dari kehilangan panas tubuh. Jaringan ini tidak jelas batasnya dengan -dermis atau k u Ii t. ___ _,,..-----._,
Apakah kulit hanya berfungsi sebagai alat pengeluaran saja ? Temu tidak !
Caba kamu baca fungsi lain dari kulit berikut ini.
'--..._.,...__.r---__ Selain sebagai alat pengeluaran (ekskresi), kul1t juga oerrungsi :
Seb(lgai peli11dung iCuli< menutupi seluruh tubuh kita dan melinJunginya dari kerusakan akibat benturan (kerusakan mekanis) maupun kerusakan yang disebabkan oleh zatzat kirnia. Maka kesehatan kulit perlu kita jaga. Kulit yang ·Iuka lecet-Jecet mudah terkena infeksi.
~ebagai tempar i11dera
Ujung-ujung saraf alat indera peraba dan pcrnsa terdapat di dalam kuli1 sehingga kita dapat merasakan panas, dingin maupun nycri melalui kulit.
{_)111uk 111enyimpa11 kelebihan lemak Orang-orang yang mempunyai banyak timbunan lemak pada tubulrnya (orang yang gemuk).biasanya lebih tahan terhadap udara dingin dari pada orang yang kurus.
TempaI pcnzbuaran virnmin D Vitamin D diper!ukan dalarn pembentukan tulang. Di dalarn kulit terdapat provitamin D yang dapat diubah meiljadi vitamin D dengan bantuan sinar ultra ungu yang banyak terdapat pada sinar matahari pagi.
Sebagai pengarur suhu rubuh Jika kit.a bcrolah raga tubuh menjadi panas dan berkeringat.
fv1eng.'.lp::t Den1ikian ?
... "; ," ~ ~ f ---'..::,-.1~, ___ _:___:i_:, __ _
Pembuluh darah di kulit akan me\ebar dan mengangkut panas untuk dibuang ke udara. Sed2c11gkan kelenjar keringat.
' ' ; ' ' -.
·I
Ga111bar 10. 7 HiU111g11yn pon{J_· !;.J..1h 111eialui k11!i!
' ' -...... ' '
. ' • I \ • • . .
• I
Gtuubar 10.8 Penyi111pa11an 1;.:.;11:1.:>'
kelenjar · keringa t
' ,
aktif rncnge\uarkan keringat ke permukaa1; kul it. Keringat akan menguap dengan mengambil panas dari tubuh. Dengan dernikian suhu tubuh menjad'i lebih dingin.
Nah, sekarang coba kamu bandingkan gambar di samping kiri ini dengan gambar di atasnya. Dapatkah kamu menyebutka1~ perbedaannya ?
Ga111bar di atas, kelenjar keringat aktif dan pembuluh darahnya melebar. Garnbar bawah, kelenjar keringat tidak aktif dan pembuluh darahnya mengkerut.
pembuluh darah
kelen jar keringat
Kelenjar keringat tidak aktif (tidak mengeluarkan keringat) dan pembuluh darah mengkerut, terjadi bila .cuaca sedang dingin. Tujuannya untuk mengurangi pengeluaran panas dari tubuh. Selain itu, hati dan otot-otot akan lebih giat bekerja untuk menghasilkan panas.
S'ampai di sini apakah Kamu daµat memahami temang fungsi hati clan kulit sebagai alat pengeluaran '? Bila sudah, Silahkan Kamu selesaikan tugas berikut ini.
Kosakata protrombin p;gmen epidertnis dermis diafragma
z.at yang berperan dalam pembekuan darah z.at pe:nbawa warna pada kulit kul it ari ku! it jangat sekat pemisah rongga dada dengan rongga perut.
Rangkwnan
Hati terletak di dalam rongga perut sebelah kanan tep;it di bawah sekat rongga dada (diafragma). Sebagai alat ekskresi akan rnengeluarkan cairan empedu yang ditarnpung pacla kamung empedu.
Zat sisa yang dikeluarkan melalui kulit berupa keringat. Keringat dihasilkan oleh kelenjar · keringat yang salurannya berrnuara pad a perrnukaan kul it. Keringat mengandung air dan
gararn-garam mineral. Kulit terdiri dari tiga bagian yaitu kulit ari (epidermis). kul1t jangat (dermis) dan .iaringan ikat bawah kulit. Kelenjar keringat, pembuluh kapiler darah, ujung-uJung i ideca dan kandungan rarnbut terdapat pacla bagian kulit jangat. Sedangkan cadangan lemak terdapat pada jaringan ikat bawah kulit. Fungsi lain dari kulit yaitu : l) Sebagai pelindung 2) Tempat inclera 3) Te111pat penyimpanan kelebihan lemak 4) Te111pat pembuatan vitamin D 5) Pengatur suhu tubuh.
4. Tugas 2
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini ! l. Jelaskan rnengapa hati clan kulit disebut sebagai alat ckskresi? 2. Sebutkan 4 fungsi hati selain sebagai alat ekskresi ! 3. Sebutkan 3 lapisan pad a l<ul it ! 4. Sebut~:an struktur apa sajcikah .yang tcrdap:u pac:i l;1pisa'.1 kulit j2.ngat ! 5. Sebutkan 4 fungsi kul!t selaiQ sebagai alat ekskresi !
12
C. PENUTUP
Sekarang, kamu telah lllenyelesaikan se!uruh isi modul BIO.H.2.6.10. Selalllat umuk1nu. se~1oga kamu dapat memah~mi isi modu\ tersebut dengan mudah.
Dari seluruh uraian yang telah Kamu baca, dapat kita simpulkan bahwa : Untuk mengeluarkan zat sisa berbagai pertukaran zat. tubuh manusia dilengkapi dengan alat ekskresi yang terdiri dari paru-paru, ginjal, hati dan kulit.
Ginjal terdiri dari bagian kulit ginjal, rongga ginjal dan sumsum ginjal. Pada bagian kulit ginjal terdapat badan-badan lllalpighi yang terdiri Clari glomerulus dan simpai bowlllan. Proses penyaringan darah terjadi pada bagian antara glomerulus dengan silllpai bowman. Basil penyaringannya berupa urine.
Hati terletak dalam rongga perut sebelah kanan di bawah sekat rongga dada (diafragma). Sebagai alat ekskresi. hati lllengeluarkan cairan empedu yang ditampung pada kantung empedu. Fungsi lain dari !iati yaitu l) Sebagai telllpat lllenyi:npan gula dalam bentuk glikogen atau gula otot. 2) Mengatur kadar gula dalam darah 3) Membunuh kulllan penyakit dan menawarkan racun yang ma:;uk ke dalam tubuh 4) Sebagai tempat pcmbuatan protrombin dan fibri1iogen 5) Sebagai tempat pengubahan provitamin A yang berasal dari sayuran dan buah-lluahan
yang berwarna kuning ke!llerahan menjadi vitamin A. 6) Te!llpat pembemukan urea dari amoniak sebagai sisa pencernaan protein.
Zat sisa yang dikeluarkan melalui kulit berupa keringat. Keringat dihasilkan oleh-kelenjar keringat yang salurannya bermuara pada perrnukaan ku!it. Keringat mengandung air dan garam-garam mineral.Kulit terdiri dari tiga bagian yaitu kulit ari (epidermis), kulit jangat (dermis) dan jaringan ikat bawah kulit. Kelenjar keringat, pembuluh kapiler darah. ujungujung indera dan kandungan rambut terdapat pada bagian kulit jangat. Sedangkan cadangan lemak terdapat pada jaringan ikat bawah ku'lit. Fungsi lain dari kulit yaitu: l) Sebagai pclindung 2) Tempat indera
_ 3) Tempat penyimpanan kelebihan lemak 4) Tempat pembuatan vitamin D 5) Pengatur suhu tubuh.
Nall ....... sebrang hubungi guru pamongmu UJW.Jk mintll tes akhir rnod~I.
Gila hasil tcs akhirmu bagus, kalllu dapat 1nelllpelapri modul berikutnya yaitu modul BI0.11.2.6.1 ~. Dal am modul tersebut Ka mu akan mempelajari temang sistem ekskrcsi pad a 1tewa11 tingkat tinggi dan he1va11 tingkat rendah.
Selamat mengikut; tes akhir modul, semoga Kamu berhasil dengan baik.
D. KUNC! TUGAS
I. Tugas 1 I. Dalam tubuh manusia terjadi berbagai prnses pertukar.an zat (metaboiisme) ya11g
menghasilkan zat sisa (sampah). Bila zat sisa tidak clikeluarkan dari tubul>. maka dapat meracuni tubuh. Untuk mengeluarka11 zat sisa tersebul, tubuh 111a11us1a dilengkapi dengan alat-alat pengeluaran (ekskresi).
2. Kulit ginjal Rongga gi njal Sumsurn ginjal
3. Pada kulit ginjal terdapat badan-badan Malpighi yang terdiri dari anyaman pembul uh darah kapiler (glomerulus) dan Simpai Bow1nan.
4. I) Sisa pembongkaran protein antara lain a:sam urine, urea dan amoniak. 2) Zat warna empedu 3) Zat-zat yang berlebihan dalam darah seperti vitamin C, hormon dan obat-obata11. 4) Garam-garam mineral, terutama garam dapur. (Pilih tiga di antara 4 jawaba11 yang disediaka11)
5. Ginjal Sal11ran ginjal (ureter) Kantuni; Kemih Saluran kencing (uretra)
(Jawaban harus bera•uran)
2. 'fugas 2 I. Karena hati dan kulit mengeluarkan zat sisa dari tubuh.
Hati mengeluarkan empedu Kulit mengeluarkan keringat
2. I. Sebagai tempat 111enyimpan gula dalam bentuk glikogen atau gula otot. 2. Mengatur kadar gula dalam darah 3. Membunuh kuman penyakit dan menawarkan racun yang 111asuk ke dala111 tubuh 4. Sebagai ternpat pembuatan protrombin dan fibrinogen 5. Sebagai tempat pengubahan provitamin A menjadi vitamin A. 6. Sebagai tempat pembentukan urea, yakni sisa pencernaan protein. (Pilih 4 dari 6 jawaban yang disediakan)
3 Lapisan kulit ari (epidermis) Lapisan kulitjangot (dermis) Jaringan pengikat bawah kulit
4 Pada bagian kul it jangat terdapat antara Jain pernbuluh darah kapi ler. kelenjar keringat, ujung-ujung saraf indera dan akar rambut serta batang rambut
5) I) Sebagai pelindung 2) Ternpat pengubahan provitarnin D menjadi vitamin D. 3) Tempat menyimpan kelebibn lemak 4) Tempat ujung-ujung saraf indera 5) Tempat tumbuhnya rarnbut. 6) Mengatur suhu tubuh. (Pilih 4 dari 6 jawaban yang disediakan).
a. Sistcm Ekskrcsi pada Ilurung
lub;uig SalUlan telut
oi."ljal
/ "'luranoinjal
saluran lelut
Gtunbar 11 .I. Ske111n afar ekskresi pada burung
Burung mempunyai alat-alat pengeluaran yang terdiri dari sepasang ginjal. paru-paru dan kulit. Pada burung terdapat kloaka, tempat bermuaranya saluran kemih dan saluran kelamin. Demikian pula dengan saluran pencernaannya bermuara pada kloaka. Melalui kloaka inilah kotoran dibuang. Jadi ~loaka adalah muara tiga saluran yaitu saluran kemih, saluran kelamin dan saluran pencernaan. Coba Kamu perhatikan gambar alat-alat pengeluaran pada burung di samping ini.
Adakah Kamu ternukan kantung kemih pada gambar tersebut ? Tentu tidak, karena burung tidak mempunyai kantung kemih. Saluran kemih bermuara pada kloaka. Kelenjar kulit pada burung harnpir tidak ada, kecuali k·elenjar minyak yang terdapat ditungging/tunggir. Coba Kamu amati burung-burung yang ada di lingkungan sekitarmu ! Apakah bulu-bulunya tampak licin'! Mengapa?
Karella minyak yal!g dihasilkal! kelerzjar minyak belfungsi melumasi bulubulwiya
b. Sistern Ekskrcsi Pada Reptil
kelenjar minyak Ginjal
saluran kencing
Gambar 11 .2. Skema a/al ekskresi repril
Untuk mengeluarkan zat sisa metabolisme, reptil mempunyai sepasang ginjal, paru-paru dan kulit,. Seperti pada burung, reptil mempunyai kloaka. Coba Kamu perhatikan gambar al at-al at pengeluaran pada gambar ini. Zat s isa dari ginjal akan bermuara pada kloaka dan melalui ldoaka inilah kotoran dibuang.
Kulll repu1 terd1n dan zat tanduk. l\.Ulll 1111 uanyaK 111enga11ou11g Ke1enJar m111y~K. Beberapa jenis reptil. Misalnya kura-kura dan buaya, dapat mengeluarkan zat yang berbau untuk mengusir musulrnya.
c.. Sistem ekskresl pada amfibi Salah atu contoh amfibi ialah katak. Katak mempunyai sepasang ginjal, paru-paru dan kulit sebagai alat pengeluar.annya. Coba kamu perhatikan gambar alat pengeluaran katak jantan dan betina berikut ini.
l<e~niat
kelaniiry Jan1a..1 (lesies)
Gambar 11.3. Ske111a a/tu ekskresi pada katak
W>c!UO\) l61ut (ovouium)
s.alurao telut
Pada katak jantan, saluran kelamin melalui ginjal sehingga katak jantan mengeluarkan sel kelaminnya akan berc.ampur dengan urinenya. Sedangkan pad<J. katak betina saluran kemih dan saluran kelamin/telur terpisah.
Baik pada katak jantan maupun katak berina. saluran kelamin dan saluran pencernaannya bermuara pada kloaka. Melalui kloaka inilah kotoran akan dibuang.
Kulit katak selalu dibasahi lendir. Lendir itu dihasilkan oleh kelenjar lendir pada kulitnya. Keadaan kulit yang selalu basah ;,kan memb.antu proses difusi sehingga memperlancar :iernapasan katak.
d. Sistem ekskresi pada ikan
lkan memiliki sepasang ginjal yang bentuknya memanjang dan herwarna coklat. Saluran kemih dan saluran kelaminnya bersatu dan bermua:-a pada lubang urogenital yang terletak di belakang anus, misalnya pada ikan mas. Zat sisa yang dikeluarkan pada ikan bersifat cairan, bukan padat,. Caba l-:air.u
perhatikan gambar alat pengeluaran pada ikan berikut ini.
20
Gambar If .4. Siste111 ekskresi ikan
Pada kulit dari sebagian besar ikan yang bertulang rawan 1nempu11yai kelenjar. Apakah fungsi kelenjar ini? Fungsi kelenjar ini sebagai penghasil lendir. Lendir ini untuk melicinkan kulitnya, sehingga ikan dapat bergerak dengan :nudah di dalam air.
lkan bernapas dengan insang, sehingga zat ,:;isa pernapasan yang berupa karbondioksida maupun uap air, dikeluarkan melalui insang.
Sampai di sini apakah Kamu dapat mernahami tentang sistern pengeluaran pada hewan-hewan tingkat tinggi? Bila sudah, silahkan Kamu selesaikan tugas berikut ini.
Kosakata
ekskresi kloaka
metabolisme
unne urogenital
pengeluaran muara tiga saluran yaitu saluran kemih. saluran kelam in dan sal uran pencernaan pertukaran zat (misalnya pada proses pernapasan dan pencernaan) air kem ih a tau air seni mu:ira sr.luran kelarni:1 dan sall)rai1 kemih pada il:an m'.ls.
21
Rangkuman
Dari kegiauul_ l!letabolisme dalarn . tubuh, tcrdapal sisa metabo!isme yang harus dikeluarkan atau diekskresikan, karena sisa tersebut merupakan racun yang, -dapat mengganggu keseimbangan tubuh. Beberapa bewan tt:rtMtu masih mamanfaatkan z.at sisa tersebut untuk mengusir 1nusuhnya. Zat minyak untuk melumasi bulu pada burung air.
Zat sisa pada burung diekskresikan oleh al;'.t-alat yang terdiri dari ginjal. paru-paru dan kulit, Saluran kemih,. saluran ke!amin dan saluran pencernaan bennuara pada k!oaka. Burung tidak mempunyai kantung kemih. Kotoran burung dikeluarkan melalui kloaka, kelenjar minyak yang banyak menghasilkan minyak untuk melumasi bulu-bulunya terdapat pada tungging. Alat ekskresi pada reptil terdiri dari sepasang ginjal, paru-paru dan kulit. Kotorannya dilteluarkan me!alui kloaka. Seperti pada burung, reptii juga tidak mempunyai kantung kemih. Kelenjar kulitnya ada yang menghasilkan zat berbau misa\nya pada buaya dan kura-kura. A lat ek.skresi amfibi misalnya pada katak terdiri dari ginjal, paru-paru dan kulit. Pada katak jantan saluran kelamin melalui ginjal sedangkan katak betina saluran ke\amin dan saluran kemih terpisah. Katak mempunyai kloaka tP-mpat bermuaranya saluran kemih, saluran kelamin dan salur<.in pencernaan. Ikan memiliki sepasang ginjal sebagai alat pengeluarannya. Pada bagian kulit ikan bertulang rawan, terdapat ke\enjar yang menghasilkan lendir untuk meHcinkan tubuhnya sehingga mudah bergerak di dalam air. Pada ikan terdapat lubang urogenital sebagai muara dari saluran kemih dan sa!uran kelamin. Gas karbondioksida dikeluarkan melalui paru-paru pada he\van tingkat tinggi kecual i pada ikan
4. Tugas 1
Jawablah pertanyaan-perranyaan berikut ini l. Sebutkan alat ekskresi pada reptil ? 2. Apa yang dimaksud dengan kloaka ? 3. Jenis burung seperti bebek atau angsa, jika berenang bulunya tidak basah. Mengapa ~
Jelaskan ! 4. Apa peranan ke!enjar lendir pada kulit katak ? 5. Di manakah saluran ginjal pada ikan bermuara? 6. Jelaskan perbedaan saluran ginjal dan kelamin pada katak jantan dengan katak
betina ! 7. Sebutkan alat ek.skresi pada ikan dan zat yan.g dikeluarkannya.
22
D. KV: lCI TU GAS
1. Tugas I
l. Alat ekskresi pada reptil berupa paru-paru, sepasang ginjal dan kulit tubuhnya. 2. Kloaka yaitu ff!Uara tiga sa'luran yaitu saluran kemih, saluran kelamin dan salu ran
pencernaan. 3. Bururig seperti bebek dan angsa memiliki kelenjar rninyak.
Minyak yang dihasilkannya dipergunakan untuk n).elumasi bulu-bulunya sehingga tidak basah
4. Menghasilkan lendir untuk membasahi kulit sehingga memudahkan terjadinya pernapasan melalui pcrmukaan kulit.
5. Bermuara pada lubang urogenital. 6. Saluran kemih dan saluran kelamin pada katak jantan bersatu, sedangka1; pada katak
betina kedua saluran tersebut terpisah. 7. a. Ginjal dan kulit
b. Karena killit ikan mengeluarkan lendir untuk melicinkan tubuhnya.
2. Tugas 2
I. a. Buluh Malpighi b. Se! Api c. Nefrid'a d. Rongga berdenyut
2. Zat untuk diserap yaitu Nitrogen (zat lemas)
3. Untuk mengatur kadar air di dalam protoplasma.
27
'!)inuki! d:iri: /·lc'1:}' E. G:i~rcn, Str1ti1il:1 /,,· P0·rl;~lr,,~i' 0111. [rf:1.r:iiv11,
(New York: Longn1:i;-:~. Green :ind ':O.), h~ni. •\)7.,·,Jr;, dcns;\n pcn)'C.~\!:1i:in
scperh1nr:i; scsc:ii dcng:in kcburuh:in v:irJ:ibcl r;lnc, dikorcbsik:1n l·.:tt1}';l
dibnt;l.~i 2 lni:\h.
-S:1.7'!bungan dari Lampiran V. 1. r di. Banyak variabe/ yang.dikorelasikan:
egrees of f;eedom) 2 e/au:
.
db. I Harga 'r" pada laraf signifikansi: (deraja/ bebas)
---
L 5% "' "' 21
I 0,413 0,526
22 " 0,401, 0,515 23 0,39G 0,505 21, 0,388 0/196
25 0,381 0/d37
26 0,37•1 0,'178
27 0,367 O,·~ 70
28 0,361 O,i\G3
29
I 0,355 G,455
30 0,349 0,449
35 0,325 0,410
1\0 I 0,304 0,39~
,;5
\
0,288 0,372
50 0,273 0,354
60 0,250 0,325
70 0,232 0,30.2
BO 0,217 0,283
90 0,205 0,267
100 0, 195 0,2511
125 0,174 0,228
150 0, 159 0,208
200 0, 138 0, 181
300 0, 11~ 0, \t,3
400 0,098 0, 120
500 O,OBU 0, 115
',000 O,C62 0,081
I I
I I
\
I I I
I I
f'-llL/\llCRfTIS UNTUK UJI LILIEFO:'\S
--Ulcur:1n' T<ir<1f Nv::;t::;· (a)
S<im pel 0,0 i 0,05 O,i 0 0 '
. I
1s T o.2ci n ::: l'.'1 O,t1i7 I 0,38i 0,352 O,'
5 0,4 05 0,'..1>37 0,315 0, G 0;3Gil U,319 I 0,2St; I Ci, I
7 0,:5118 0,300 O,<JG ! ()I '
3i9 0,300 I 299 0,285 ' '.277 0,265 i!
25G \ ·•·· 0,247 I
00211t1 0,233 I G 0,33 I 0,235 0,2G I 'J 0,3 11 0,27 ! 0,2L19 0,233 0,223 - i
I CJ Cl, 231.\ 0,258 0 2°9 ' _._) I J,22C1 0,215 : 0,2'17 0,206 0,212 0,'199
0,202 0,'\90. 0, 19>'.\ Cl,'183 0, 127 0,'\ 77
"1 __,I U,2811 0,249 0,230 I "12 o:rrs 0,21\2 0,223 I·
.I r) n 2~" 0,234 0,21 {\
I I..! v 1 Vu
1 L1 . 0,2G1 0,227 0,207 0,2S7
- I ·15 0,220 O,?Oi 1 ·o 0,2SO 0,212' 0,195 , 0, 182 0,'173 'JI 0,21\5· 0,206 0,189 0,177 o,"169 18 o.~~39 0,200 0,"181\ J,173 0,'166 "1 '.J 0,235 0,'195 0, 179 I, 1G9 0, 16'.',
20 0 2'' ·1 ' v 0, 190 0, 17 t:1 .l,'iGG J,160 J,1t1? 0,142 J 13G 0,'l'.?·1
:J.-7\i.~ J 0 736 '1 n Y n
-----'--
~5 0,200 0,_'1]) 0,'158 30 0 ,'18 7 ro 6,\ 0,144 /cr~iSl_J, 3o LQ,"Ll. Q.805 ..
I > \ ~-- , \I II ' .. 1 n J ·'1 n
•. ·----~/
--~---'---- .. -·~-~--"
Suniber · Co.1ovcr, Vi.J., P~Jc!ic~! i~onri2r2mclric St:ilislics, Johr, Wiley(~. Sons, i97J.
0 0 .; (, -' l\ () >
LuCls di bawah lcng'.·:ungiln norrnil! Stnndar dari 0 kc z. (Bi!.:ingan daJ;irn b<iC<in dnftnr rncnyat<ikan dcsirna.J)
z 0 I 2 3 4
0,0 0000 0040 0030 0120 0160 0, I 0398 0438 0173 0517 0557 0,2 0793 0832 0871 0910 0948 0,3 1179 1217 1258 1293 133 ! 0,4 1554 1591 1628 1664 1760
0,5 1915 1950 1985 2010 2054 0,6 2258 2291 l324 2357 2389 0,7 2280 2612 2642 2673 2704 6,8 2881 2910 2939 2967 2996 0,9 3159 3186 3212 3238 3264
1.0 3413 3438 3461 348513508 I ,I 3643 3665 3686 3708 37?.9
1,21 3849 3869 3888 3907 I 3"25 1,3 4032 404? 11066 <082 14099 J,'l '1192 4207 4222 4236 1435 i
1,5 4331 4345 4357. 4370 4382 1,6 4•152 4463 '1-174 448'1 •t"95_ -1j '11
'---'· 4554 4564 4573 ( ;:ill:i1 4591 1,8 4641 4649 4656 4664 4671 1,9 4713 4719 4726 4732 '1738
2,0 0772 4778 4783 4788 4793 2,J 482i 48~6 4830 4834 11838 2,2 4861 4864 4868 4g;µ_ 4875. 2,3 4893 4896 4898 490f 4904 2,4 4918 4920 4922 4925 C.927
2,5 4938 4940 494 I 4943 4945 ?.,6 4953 . 4955 4956 4957 4959 2,7 4965 4966 4967 4968 4969
' 2,ff . 4974 '4973 ''1976 4977 497'7 2,9 4981 4982 4982 4983 4984
3,0 4987 4987 4987 4988 4988 3, I 4990 4991 4991 4991 4992 3,2 4993 4993 4994 4994 4994 3,3 4995. 4995 4995 4996 4\.96 314. 4997 4997 4997 4997, 4997
3,5 <\998 4998 4998 4998 4998 3,6 4998 4998 4999 4999 4999 3,7 4999 4999 4999 4999 4999 3,8 4999 4999 4000 4999 4999 3,9 5000 5000 5000 5000 5000
-5 6 7 8 9
0199 I 0239 0279 0310 0359 0596 0636 0675 0714 0754
. 0987 1026 1064 II 03 1141 1368 I '1v6 1443 1480 1517 1730 1772 1308 1844 1879
2~88 2123 2157 2190 2224 2422 2if54 2486 2518 ,2549 2734 '.<764 2794 2823 2852 3023 J0:2 3078
··O....: 3106 3 l33 3289 3315 3340 3365 3389 I
3531 :\5511 3577 3599 3621 3749 3770 3790 3810 3830 394•1 1)62 3980 3997 4015 (, l 55 ,-; \ 3 ! "f ! 47 4162 4177 4265 11279 '1292 4306 43191 4394 ,1,;Q.'.) 4'1 ! B 4•i29 444 I I 4505 •l :, ! .) 4525 ·1~35 t,545 /
4M6 4599 46011 4625 4638 4678 4686 469: 4699 4706 11744 '17 5(1 4'/56 4761 4761 .. 4803 4808 4812 4812 4817 4842 481((: 4850 4854 4857 4878 4881 1(884 4887 4890 4906 4909 4911 4913 4916 4929 493 I •1932 4934 4936
4946 4948 , 4949 4951 4952 4960 4!!61 14962 4963 ·4964 4970 4971 4972 4973 4974 4978 4978 4979 4980[ ·----4981 4984 4985 4985 4986 4986
4989 4989 4089 4990 4990 4992 4992 4992 4993 4993 4994 4994 4995 4995 4995 4996 4996 4996 4996 4997 4997 4997 i 4997 4997 4998
4998 4998 4998 4998 4998 4999 4999. 4999 4999 4999 4999 ·4999 4999 4999 4999 4999 4999 4999 '· 4.999 4999 5000 5000 5000 5000 5000
Sumber: Theory and Problems of Stntistik, Spicgcr, M.R., Ph.p., Schauf[!, Publishing Co" Ne\v YorY.~ 1961.
0, l/ 78?
Nl!:Al-NILAI UNTUK DISl!ZlbU~I r . ' . . -
Baris atas untuk 5°/o Baris bawah untuk J
0/o .,, n. d~ \! \ = rl~ psmbilang . .. ~onyebut 1 2·. 3 1 5· .. a 7 8 9 10 11 12 14 16 20 24 30 40 50 75 100 200 500 oo
151 200 216 175· 230 234 237 239 2;1 2;2 243 2+-1 21s 245 m .219 1so · 151 252 2)3 253 2>1 2>4 254
1 4.052 4.999 5.403 5.625 5.7&1 5.859 5.921 s.9ll ·.0.022 6.056 o.os2 6.106 6-142 6.169 t.lol 6.rn 6.25! 5.256 6.JD2 6123 6.334 sJ11 6.J61 6JS5
2 18,51\ 19,00 19.16 19.25 19.:iu 19,33 19.36 19.37 l9.3S 19.39 19.ID 19.41 . 19.12 19.H 19,44 19,<S l9J6. 19.H 19.17 19.48 19.49 19,49 19.SO 19,50 9839 99.01 99.17 99.25 99.30 99.n ·e.s.34 99.3.I ss.3.1 99.40 SB.41 99.42 no 99.44 9935 99.<6 5937 99.4s 9q,1a 99.~9 99.49 99.49 99.SD 99.SO
10.13 9.55 9.la 9,12 ·9,01 1.9-i a.81 . a.84 1.81 !.71 8.75 1.H 1.11 a.69 a.cs ·.u; 1.02 a.w 8.ss 8.57 8.56 a.5-4 1.11 8.53 3 . 34.12 30,81 2s,;5· ian 11.24 27.91 17.67 27A9 27.3:4 11.23 21.13. 21.05 26.92 2s.n 2s.69 ls.&:J 2s50 1sJ1 is.j(J 26.ll 26.23 1s.1a 1s.11 26.12 d 7.71 S.94 S.19 S.39. tJ.26 S.16 6,09 S.D-l .5.00 5,96 5,93 5,91 5.87 5.1-1 5.W 5.17 ~14 S.71 5,70 5,SS 5.50 5.65 5.6< 5.63
21,20 18.00 1Q69 15.95 15.52 15.11 1<.9a H.W 1'.55 14,5-1 H,;5 H.37 H.24 H.15. H.02 ll:9J ll.U 13.74 ll.£9 13.61 13.57 13.52 IJ.'8 ll.46
S 6,61 5.79 5.41 S.19 5.05 4,55 4,83 {52 OB 4.H 4.70 4.&'l 4.&4 4.W 4.55 4,53 4,SD '.46 H4 4.'2 4.41 Ul 4.37 4.35 16,25 .13.27 12.c~ 11,39. 10,97 10.67 10,45·1Q17 10,15 I0.05 9.96 9.89 9.17 9.SS 9.55 9.41 9.J! 5.29 9.14 9.17 9.IJ 9.07 9.04 9.0,
5,SS 5,14 06 4,53 .\.31 '.28 4,21 <,IS ,10 (06 4.03 4.00 3,95 3.51 J.ll 3.34 J.!J J.77 3.75 3.72 3.71 3.69 3.6.I J.67 6 13.74 10.92 9.78 i.15 8,75 !.{7 US !.JO 7;$.l 7,!7 7.79 7.72 1,E-0 7.51 1.33 7.31 7.13 7.14 7.09 7,02 6,99 S.s-4 S.S.' 568 l 5,59 04 4.35 {i2 .3.97 3.!I 3,79 3,73 3,1'1 J.63 3.&3 3.51 3.52 J.49 l.4' 3.41 J.Jl 3.34 ~31 3.29 3.23 ;i 15 J.l< 3:23
11.25 .S,55 !.45 7.:5 .. 1.48 7.19 7.00 E.M UI S.61 C.5-l Q4] £.JS 07 6,15 6,0) 5,95 6.S<l 5.!5 5.73 5.75 5.)0 5,67 5.65
I B 5,32 4,46 <,01 J.M. 3,£9. 3.5! 3,50 3,44 J,Jl 3,3-4 3.Jl 3.1' 3.23 120 J.15 l.ll l,O! 3,05 3.03 3.00 l.95 l.55 H< 293
.tl.15 8,55 ),SS 7,01 ~63 8.37 6,19 Q03 5.91 5,!2 S.H 5.81 5.::.3 5.'! •'5.35 5.ll 5.20 5,11 s.co. 5.00 {96 4,31 4:5! ;:is I 9 . 5.11 4.25 J.!5 3.63 3.48 ).37 J,29 3.ll J~l 3,13 3.10 3.01. J.02 J,SJ 2.93 2.>J ;_,; 2.12 l.W 2.77 us 2,)3 2.12 2.71
I l0,&8 8,C2 S.99 S,~2 5,05 6,W 5.S2 5.~7 5.35 S,25 5.Ja 5,ll ~.00 ~.92 J.,E.!'J 4)3 (£~ 4.SS ~.51 4,45 ~Jl ~.35 J.,33 ~JI
. iO (SS ~,10 3)1 3.4S 3:33 J,22 3,14 J,07 3.02 2.91 2.S< l.51 ~ES l.!1. ))7 l.'.< l)U 2.87 2.C.4 2,El 2.59 l.'5 7.51 7.5• I !O,l).l 7,56 o.ss . 5.3~ 0.&4 5.3.9 5.21 s.os ,,ss '.!5 A.75 4.JJ ""' 4.>L '·" "" '-'' ~.17 <.11 A.&s 4.31 J.3G 3.SJ J.51
1
• 4,~ ·3,SS 3,59 · 3,36 3,lD 3,DS 3,01 2.95 2,90 2,8! 2.S2 2.79 i.71 2)0 US l,81 2.57 2.53 2.SD 237 2.<s' 2.<I 2,41 2.40 J 9,65 /,20 6,21 5,67 5.32 5.07 4,SS .\.7< 4.63 4,$.l 4.46 .\.W ·<.29 01 4,10 <.Ol Hl ).~6 ).SO 3.74 3.70 J.&5 j.6: l.fi'J
l2 {15 3,88 3,49 '.\26 3,11 J,00 2.92 2.J5 l.W 2.76 2.72 2.£9·. 2.&l 2.&:l l.\.4 l.SD 2.<6 l.H 2.'.0 2.36 2.35 2.Jl 2.JI l.JO .9.33 6,93 5.95 5.'1. 5.05 4.82 4.65 4.SO. 09 4.:lO. 02 4;t9 4.05 l.9! l.!5 3.7! 3.70 J.61 3.56 3,49 J,46 3.4: 3.J! 3.35
lJ 4..67 3,W 3,4\ 3,18 3,02 2.91 2,04 l.71 2.12 2.67 ),SJ 1.W 2.55 7.51 . 2.<S l.42 l,33 l.34 l,Jl 2.25 1.26 l.24 l.ll 2.ll 9,07 S.70 5,74 5.20 4.86 4,61 4.44 1.)0 4;19 .\,10 4.Cl 3,SS 3.~5 3.18 3.67 J.59 3.51 J,41 3.31 3.30 J.27 ·3.ll 3,15 3,16
J 4,60 3,74 3.3' 3,11 2.98 2.85 2.17 2.)0 2.65 2.60 2.58 2.53 2.4S 2.H 2.39 2.35 2.JJ 2.17 2,24 2.21 1,19 2.16 1.11 l.JJ 4 t,BS 6,Sl 5,58 5.03 4.69 4,48 4,23 4,14 .\.03 3.9-4 3.86 .3.80 3.10 3.&l 3.51 J.'3 J.34 3.28 3.21 3,14 3.11 3,06 J.Ol 3.00 I
, ".: 1 ti_.:::: 3
.sD J:lf! · 2.~? .i.~1: .. 1.10 i.c2 1.ss 2.:-0 2_.::_; :: . .:: 2.Ja z.~J 7.Z;J . ? ZJ :. 2J::i 2.1s ~ .. 11. ~ .2.~3 .· .z.p~ .- 2.D?:,. -1.?a 1_~1 · ;~; 5 I , ; : ! ~·~r i~~ i:~L ~·ii: ;~i ii~ ~:;~ ~~'. ~·~ ~:~: ~;; ~i; i~ i;i ~ l; · ~j J.:: i:~r · ;H · ;t~f. ·;·;1.- }~ . :~ii -;.rr,
' :
iS
2:.:
~:.::
2:i
?/i
·;~
'" ~,
28
·i.:l;':: :.:~
: .. ::.:: ;:::_;D
--:.:-.: - •.•,
':. ~._; :. :::::. 4)~
;_:;3
~.12
;-.~:2
-i.~-~ i,;;
.;_2: 'J)2
:,_:;' :.-~
~:. 21;
Ii I ' ...
;::::. : .... J~·
j .. ';-:;. ! ?.W
i',0.i
I .. • 30· l ·i.if
I: : . : :-~·· i l.5fi
<."O --32·· I ".15
I. · ... · • ") se,. :··:-:1'.-i, •• :. ~- ..
J. --~-~.'3it ·: . : ~- i3 I · ~ ... :'-! !.44 _
~~
l::~
~.S:l
:J.-·;::i ~.[::!
J. :; :.;,·:.:
3;-i~
?.'.12 'l ~-:
"·"' ~ 5,E.!~ .., ~,.,
~-;:;;
::i :;! ~ 5,C:l
, '' s.:._;:.: .... -:·'..JJ
< •O :·"-::,:;:: .5 . .:::.: 3,:;..:i
5 c·• ·"'
J '!')
~-ig :3_3'.} s.:-1 3_·1e
~.1f.
J ·-.•-· s .. ~n J.hi
. 4_!:..:
J).!f
-1.~7
J.i:S -1.EZ
·1.0~
·-~.::.~
1.&' ..i,!J
.... l:·• .,, '1 ••• /
2.2£ ~:;;
21~. ·•.;)
2)1 4.; !)
2.Ll ~-G~
2.C5 3_~;
-" c-- ~.--
3.c" J)?
2_;J. 2.Sl
J.:: ".!,Ji
2.5? - 0 • -.,.'
1.S'.i :!.i5
1. ::;
::.~
?,.i.f
J.~:J
?.:\;,
J.::::J
2 .. ~s :i_s;;
!,"I~
:!.3;
2.~!.i
J_.;:,
/.:..:: 3.52 2.-~:}
J.-!5
?.J? '.]_!;;
2.~5 J.::
L,;.; 2;JJ. Z.!J 'l.~1. 2.15_· .. 2.il 2.a~· 2.02 2.G~ .l.$Q_·. i:G~. ).bl: J Si.i : .. J :':l .;):: J.~:J.· :i,1:.1 J,;2 J.c~J, 2)?2 2.0~ t)o =·2)u: -2.GJ- 2.ill .. :.~4 .1:s1 -2:~s 2.Jl J:2e: 2.n 2.15 2.12.: 2.(!~ 2,:i:I 1,G9 . l.9U "l.92: l.f:D. ;_~;-. l BS I a~ ~.Jo J.?.3 J.1J. J,vs 2:~.~-~ .~.ss 1.1; 2.u;. ?-5:1 . ·~-~o· _2_sj ·:2..i:? .. i-:~ ~>.2 j 1.2~ 2,i:> 7.20 7.15 2.a:i 2.ts 2.00 i.95 ·1.8J ~-~~ !_37· 'i.~-t J.32. :.e1 I ::.2~ J.~7 J.DI :.'.~'.? 2.63 2.£0 l}l. 2.eJ · 2.53 2.:;1 2.·1? J.-11: .2..33 . ~.3:5
2.1.J 2.2J 1.1.J 2.1J. 2.01. - 2.oJ 1_9e l.~J l.dl 1_a7 1.B~ 1.21 · 1.aD 1 7a J
::.~:! J.ll 3~02 2.S.~ 2..fQ. 2.0 .. l.57 2.S3 2.53 ~)~ .l.~2 .. "2)7 .: 2.JJ i-::i1:
-:?.Jt: J.-i3
?.JS - --J ..... J
::.J~ 2._:; 1 2. •.": ::.2~
3.t!'.?' . ~~0 2.E-~ 7..SJ J,i;
- <C ! .......
:;_c-.: 2.cs
. J.41
' ,_ ~-- '-
'J.:10 2.2·3 J.2 l
2.7~ . 2.20. · 2.:~ 2.10 .. -.:.7:~~- 2..£-0 · 1_96 · 1;31 1.03. l.B:l 1.~Z 1_}9·· l)i J_?s / ::i.1~ ·:;.01 2.~7 2.23 ·i_13·~.1.iil. 1.52 2.5J ~ 2 . ..is 2.::1 .;2_37 2.:i:z·: 1?!l ··2~5 1
t.?L 2.1e :-.iJ 2.03 1.oi.:. i.sa ·LG~. i.s?. 1
1.so - J:a·2 1.eG .1J5. i:·1..i · !~::! J ,:;)G ..
·J.iJI .,, ::. '~ 7}ifJ -l.~
2_.::s .;_;;..; - "-" ~---'"
~.c-o
?_~:.:;
1.!:J 2.'!:ij 4.54
).~z
'l.5i·
2.W 4,40
l~ 4.4~
~.l:;
'))~
~.22
t)iJ -1. :s 2)1 '., .... :· ' " ,._,_,
--' .:.--· 2.C:? ?.: ; .~)C•
'l.~J
::.::''-2.1:~. l.~9: l:.~1 j_<:.:.
2.S? 3 "' _..:><
?_:.;!
::.~
t.~-;
J,:J::J
L. :: J.7? .. 355
2.56 . 2. ~I
:: . .:s 'i.J:J J.42.
~.J/
2.::0 J..J ~
L_'.:4 J,31
2.:.::J J.~s
1.2B 3.:'l
:\,27
2.t·..=: :i. i: 2.2::1 3. ~ J
"2.11 1.::2 J.23 3.11 ·.· J.08 'j r,;1 • 'J ;;, 7_20
:;,G~ J.02 Z.i"!J ~.::3 2.7~· ·2.t~ 753 1.~. 1.~~- 2.=!if·" ~.:n· 2.21~.1iJ .-2?:
2.2::: · . .- i.'Hi .· 2_ 11·· 1.C5 ·. 2.i:d . . :1:~~- .. 1:92· l.s7 .. l_;.~· isO··= l.77'. (i.~ ~. ·{11 1·,, J.C-5" 2.£~ 2.5J I.Bl J.70 .i.62. ·: 2.S~ 2.-1~ l.-~0. i:Ji:~ 2.2ll ·:· z.iJ.~.:-. i'10 i_17 2.; 3 : .2. 1 ~ 2.1 q 2.crS '1:~3: : .l-~ > 1.~ti ·1.es . 1.02-.: ·1.i~ ·-. .1'.Ju · : i>2 . · :1: i'.J . ·1·:53 J.02 2._::~ 1.s~· ?..r;· ·f:t-?~ ?.~s:- 1.so 2.~1 ·2.Js.: 2:~a ··?.is:'·i.1~·.'.':i.1s :1.13 2.::> i.1J. ?_c.: ;·.o~·:.··i:ar ._i_gj~: ~.eJ · i.e1_ ·i .. r:D-._ ·1:70_:·l·f.i": :'iJ;:. ).63 .. : .i.u11 2.sa.·2.9.1:. 2.sJ 2.;;:.1:G:r·.255 l~l ve 1.33 .v~,-2,21.··2.w .. 2.12 .1.10/
1)5 2.2~ .. 2.19 ?.iS. 2.1?· "i.Oq 2.Ji2,. ,,qo_· 1:e:i·: t.97 1.81 i.73' _i.i51
' ~·)Z:·: i:10.::· l:_6i :.l.2.i ;:;5 i ~: f~ ;_ ~.00
3.23 3.11. 3.GJ 2.~ 2.SO· 2.5:1 ··2.7 1 2.E=J 2.52 · Z..4·1 2.35 2.J0.·:2.z-2·. ~.18" .iJj:·: 2.09 2.0G ' - . • .• -7'"~ -··.: '\ • • •• •.•·• ..,
.110. z.~1· ·1.·~J 2,JS· 2.zu- 1.22-· ::.-;:.i 2.1~- 2.10-·2:0'.l· .. · 1~c~-- t!li-1.~-:\-l.§J J.BO 1.17 .I~?~- 1.11 t.G-3 -~1.f5 1.t-"\. ,1,U~ 3.n J.50 3.33 : 3.i:'J. 3.os .-3.CO 7_:12 2.57 2)7 2.f-?- 1.S~· J:~ .. ~.~l 2.32 ·?.21 . 2.1.0.·· Z.15' l.tO:. "i.O•} 2.0J
4.11 7./ 1 4.'Ji 3)6 J.'.';J
3.39 2.Jfi 3.J~
z.li:.l .2.s1 .. :'..4Z i_34·-.z.21 2.21 2.16 2.1i ioD 2.0~. 1.99 1.s~· 1_89 l.o~· 1.1~ 1:lq ·:1.7~: 0 ~1-~·.1.'flo.~· 1.cn 1.52
-1 .• 07 .J_liJ '3.-17_.".~-~-q :.~~-~/ 3.~G· 2.G8 2,9~." 2.iJ.1 2.7~_..·2.65 2.~~: ?.:~?::1.30 2)~ _1.?~. ·~}f'·;.,~.13.: ~~~;;:_?'.OJ ?.0~1 2.67 i.s1: 2.~· ?.32. 2,zs· i19 2.14 2.10 2.07 .~.02 ·1.9/_ i..s~, .1.s~. ·1.a2 .1:ta _t.7'1-.:·1_.ao;·i.1.~7-·.·1.6~.:=.1.01 1.s9
3.97 3.56. J,;2 ~-2?·: __ ~--~~:. 3.01_.: _'-_.'94 2.80 .. 2 .. U~ 2.?~_- -1.~?_.:· 2:51_--~:·::!-~f:. 2~-~:· _?.~·.,2.2.0_ :_i.~?;-.:1.?B"~ ?-~1):·'1.~B. -1 .. 0.<l 'Z_C'O 2:1~ 1.~ 1,30_.:: .2.?J'. 2.17 ._. 7.12 . 2.Gf; 2.0~ 2.~· , l.95-: ,}.~O; · ~_B-1:- t.60 '_l.14°'; l)l. ,.61- -- ;_€01 .. J.&1:::-: l.~9. .1.Sl . :::.~J 3.61: J.:Q ~."Z~.< ... ,.;l:~;_ .. 2.97, 2J~9 2.82 'lJo· 1.~v .. 2.s~· 2::1?----~~- z;;o ·-?:=2!/"?.1_5. _i.,~~-·:~·~-~.-1·:.'1.~~::: 1,~1 1.9l
.......... -··-· .... --- ., ··---- ·- .. --·- -----·-. _, .... _ ....... · ·-· .... ·- .. _._ ···-.
Nukilan Tabel Nilai "t" Untuk Berbagai df.'
di atau db
1 2 3 4 5 G 7
8 9
10 11 12
14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
L Harga Kritik 'r Pada Tara! Signifikansi: --c------
5%
12,71 .4,30 3, 18 2,78 2,57 2,tl 5
2,3b 2,3 i 2,26 2,23 2,20 2, 18
2, 16 2, 14 2, 13
2' 12 2, 11 2, 10. 2,09 2,09 2,08 2,07 2,07 2,06 2,06
'
1%
6:3,66 !3,92 5,84 4,60 4,03 :l,71
3,50 3,36 3,25 3, 17 3, 11 3,06
3,01 2,98 2,95 2,92 2,90 2.88 2,86 2,84 2,83
2,82 2,81 2,80 2,79
'Dinukil dari: Henry E. Garrett, Op. cit., hl111. 427, clengan carnta !nhwa yang dinukil cli sini han)'a Harga Krnik "t" 1nda taraf signifiknn 5% clan 1 %.
I
I I
df atau db
26 27 28 29 30 35 40 45 . 50 60 70 80 90
\ 100 125
150 200 300 400
L 500 1000
Harga Kritik ''t" Pada Tara! Signifik2nsi:
5%
2,06 2,05 2,05-2,04 2,04 2,03 2,02 2,02 2.01 2,00 2,00 1,99 1,99 1, 98 1 ,98 1,98 1 ,97 1,97 1,97 1,96 1,96
,
1%
2,78 2,77 2,76 2,76 2,75 2,72 2, 71 2,69 2,68 2,65 2,65 2164 2,63 ~3 2,o
2,62
2,61 2,60 2,59 2,59 2,59 2,58
.
..
\
'Dinukil dari: Henry E. Garrett, Op. cit., him. 427, c.lcngan catarnn
bahwa yang dinukil di sini han/a I-!arga Kritik "t" pada rnrnf signifibnsi
5% clan 1%.
Nama NIM
: Emma Mahbubah : 102016023885
Program Studi : Biologi hdul Skripsi : Pengaruh Pembelajaran Dengan Modul Terhadap Penguasaan
Konsep Siswa SLTP Terbuka.
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Sumber Foot Note
BADI
Syaiful Sagala, konsep dan Jo,fakna Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta,2000) cet. Ke-, h. l
Ernst Boesch, l:ducation Adapting Education to Society.(German Universities; institute for Scientific co-operation, 2000) h. 34
Noehi Nasution, Sudahkah Upaya Pendidikan Mempengaruhi Proses Pembelajaran, Jurnal Pendidikan vol. l, No. l Maret 2000 (Pembukaan UUD 1945)
Syaiffullah darlan, Pendidikan nonformal Pedagogik Jurnal Pendidikan, Vol. l, No. 2, Desember 2004 h. 68
Amat Nyoto, Pengaruh Pengorganisasian Modul, Jurnal Penelitian Kependidikan, TH. 12, No. 2, Desember 2002 h. 138
Ibid
25 tahun SLTP Terbuka (Jakarta Departemen pendidikan nasional 19 Juli 2004) Sambutan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah : Indra Djati Sidi h. iii
Pembimbing I
Pembimbing II
1.
2.
3.
4.
BABU
Cece Wijaya, et al, UpC!ya pembaharuan dalam Pendidikan dan Pengajaran, (Bandung PT Remaja Rosda Karya 2000) cet. 4 h. 96
Ibid
Gareth Newman, Modular Curriculum : Modular Developments in CLWYD and Coventry h. 93 (2000)
Cece Wijaya op cit h. 96
5. Ibid h. 97
6. Oemar Hamalik, Proses Be/ajar Mengajar, h (Jakarta : PT Bumi Aksara 2005) cet. 4 h. 205
7. Ibid
8.
9.
Soeparman, Hubungan Kemandirian dengan kreativitas Siswa SMU , Ilmu Pendidikan, tahun 27 No. 1, Januari 2000
Aristo Rahadi Blog, Kemandirian Belajar siswa SMP Terbuka, 3 maret 2008
10. Oernar Hamalik, Pendekatan Baru Strategi Be/ajar Mengajar Berdasarkan CBSA , (Bandung : Sinar Barn Algesindo 2001) oot. 2 h. 53
11. Cece Wijaya Op cit h. 97
12. Eddy Sutadji, Pengembangan Modul Pembelajaran Individual Untuk llfeningkatkan Kualitas dan Hasil Pembelajaran Dalam Mata Kuliah Pengetahuan Bahan, Ilrnu pendidikan, th.27, No. 2, Juli 2000 h. 150
13. Ibid h. 151. J~
(
'
14. E. Mulyasa, Kuriku/um Berbasis Kompetensi, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004) cet. 5 h. 43
15. Djonny Pabisa, Tesis: Pengaruh Penggunaan Modul dan Metode Ceramah Terhadap llasil Be/ajar Matematika Pada Peserta Didik KejarPaket B Di Kabupaten Barru. Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Malang. 2005 h. 32
16. Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Jenderdl Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktorat Pendidikan Lanjutan Tingkat Pertama, SLTP Terbuka Selayang Pandang, Jakarta 2002
17. Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktorat Pendidikan Lanjutan Tingkat Pertama, Buku Kenangan 25 Tahun SMP Terbuka 1979-2004, Jakarta 2004
18. Saharso, Penggunaan Modul Pembelajaran, Jurna1 Penelitian Kependidikan, TH. 11, No. 2, Desember 2001 h. 123
19. Ibid h. 123-124
20. htl:p://www.aag.org/hdgc/Hands on.html
/1 '
t1
u i[ \
21. http://www.ruby.doc.org/core/classes/module.html /IA
22. http://en.wikipedia.org/wiki/module programming
23.
24.
Amat Nyoto, Jurnal Penelitian Kependidikan : Pengaruh Pengorganisasian Modu/, Gaya Kognitif. dan Locus Of Control Terhadap Keefektifan Pembelajaran IPA di SLTP Terbuka di Kotamadya Malang, TH. 9, NO. 1 Juni 2000
Depdiknas, Modul Pengembangan Alat Penilaian Pembelajaran Mata Pelajaran : IPABIOLOGL 2004
'.!5. Suharsimi Arikunto, Laporan Penelitian : Studi I('...-{ Komparasi Hasil Be/ajar Siswa Sekolah / , Menengah alas Yang menggunakan Modul dengan yang Non Modul. Fakultas Ilmu Pendidikan institut Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Y ogyakarta. 1985
26. Cece Wijaya et al, op cit, h. 97-98
27. E. Mulyasa, op cit, h. 43
28. http://Sits.Unn.ac.Uk/live/wbserv/Module .php?mc1=DTP APL6&code=TE0702, Approaches to Learning & Teaching
29. Bob Moon Modular Curriculum : introducing The A,fodular Curriculum To Teachers h. 3
30. Bob Willars Modular Curricullum Local Authority Initiative : Leicestershire 2000 h. 52
31. Ibid h. 54
.h
32. B. Suryosubroto, Sistem pengajaran Dengan f1 ~ Modul, (Jakarta : Bina Aksara, 2000) cet. 5 h. 18
33. Loccit.http://Sits.Unn.ac.Uk/live/wbserv1Module /' .php?mcr=DTP APL6&code=TE0702, l( y Approaches to Learning & Teaching Synopsis Of Module
34. Slameto, Be/ajar dan Faktor-faktor yang /~ t;;-mempengaruhinya, (Jakarta : Rineka Cipta, 2000) cet4 h. 97
35. Nana syaodih sukmadinata, Pengembangan //1 Kurikulum Teori dan Praktek (Bandung : Remaja { [ Rosdakarya, 2005) cet ke-7 h. 41
36. E. Mulyasa Loe cit h. 45
37. Zaura bintang et al. Laporan Penelitian
Penerapan Sistem Modul Oleh Guru Matematika Terhadap Prestasi Be/ajar Siswa SMUN Kota Banda Aceh. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Syiah Kuala, 2004
38. Eddy Sutadji, op cit h. 150
39. E. Mulyasa op cit h. 46
40. Ibid h.4 7
41. Depdiknas. Modul Pengembangan A/at Penilaian Pembelajarar: Mata Pelajaran : IPABIOLOGI. 2004 h.23
42. Prayekti. Pendeh.tan Sains Teknologi Masyarakat ( tentang Konsep Pesawat Sederhana dalam h / Pembelajaran IPA di kelas 5 Seiff;/ah Dasar. , Jumal Pendidikan dan Kebudayaan, No. 039, Tahun Ke-8, November
43. Husin A. Karim, Penguasaan Konsep Pengukuran Siswa Klas VI SD Banda Aceh. Wacana Kependidikan, Vol. 4, No. I, Januari 2003 h. 27
44. Nuryani R, Strategi Be/ajar Mengajar Biolog, h. h ~ 50 (UM Press)
45. Yuni Tri Hemindati, Pemahaman Murid Sekolah Dasar Terhadap Konsep IP A Berbasis Biologi. Jurnal pendidikan, Vol.5 No.I Maret 2004 h. 63
46. File://D/Dokumen%20MY /HomePage%20Pribadi, P/Modul% Modul 3 Pawit M Yusuf, Teori dan penemuan llmiah dalam Lingkungan I/mu Informasi, Komunikasi dan Klembagaan Informasi, termasuk Perpustakaan. 2007
47. Opcit h. 64
48. Ratna Wilis Dahar, Teori-teori Be/ajar (Bandung : Erlamrna, 1996)
49. Ibid h. 185
50. Mustamin Anggo, Pembelqjaran A1atematika /\ dengan };/ode/ Pencapaian Konsep, Wakapendik Vol. I, No.l agustus 2005 h. 72
51. Asrul dan Yurnetti, Siswa SMU Sumatera Barat Dalam Penguasaan Konsep fisika, Forum Pendidikan No. 04 tahun 26, Edisi Desenber 2001
52. Nancy Sussiana, Model Pembe/ajaran Berbasis Kegiatan Laboratorium Untuk Meningkatkan Penguasaan konsep Siswa Sebagai Wahana Pendidikan Siswa SLTP, Seminar Nasional Pendidikan Matematiko dan IPA (Juli, 2004). h. 3
53. Syarifuddin, op cit h. 185
54. Pawit. M Yusuf Loe Cit
55. Syarifudin. Opcit h. 185
Ibid 56.
57. Ibid h. 186
Ibid 58.
f 1
59. Aristo Rahadi Blog, Kemandirian Be/ajar Siswa LA ( SMP Terbuka. 31 Maret, 2008 r '- "t/
-BAB III
1. Nana Syaodih Sukmadinata, metode penelitian ~1 )-pendidikan, (Bandung : Pt Remaja Rosdakarya, 2005), h. 75
2. Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu !\ c; Pendekatan Praktek cet. ke-12, Jakarata : PT Rineka Cipta.
3. Ibid h. 117
I
4. Ibid, h. 49
5. Anas Sudijono, evaluasi Pendidikan, (J:ik:arta PT. Raja Grafindo Persada, 2006) h. 93
6. Ibid. h. 185
7. Lampiran,
8. Anas Sudijono loc cit h. 254
9. Lampiran
10. Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidiknn, (Jakarta: PT. Raja grafindo Persada, 2005) h. 347
Menyetujui
Pembimbing I
Ir. Mahmud. M Siregar, M.Si NIP. 150 222 933
/.// 9
f 1 <;
/LA_ ~
L-~ ~
Jakarta, November 2008
!]lai1 Hana Sus NIP. 150299
DEPARTEMEN AGAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGF,RI
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGllJRUAN
.J"on1or 95, Ciputat 15412, Indonesia
Telp. : (62:-21) 7443328. 7401925, Fax, (62-21) 7443328.
Email : [email protected]
No1nor Lamp. Ha I
: ET/TL.02.2/ IV /2007 : Outline/Proposal : Permohonan lzin Penelitian
Kepada Yth. Kepala SMP Terbuka Mandiri Tangerang
Assalun1u 'alaiku111 ivr. 1vb.
Dengan hormat kami sampaikan bahwa,
Nama Emma Mahbubah
NIM 102016023885
.Jakarta, 9 April 2007
Jurusan
Semester
Pendidikan IPA· Biologi
Vlll
Judul Skripsi Pengaruh pembelajaran dengan moclul terhaclap penguasaan konsep siswa SLTP terbuka.
adalah benar mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta yang sedang menyusun skripsi, dan akan mengadakan penelitian di instansi/sekolah yang Sauclara pimpin.
Untuk itu kami mohon Saudara dapat mengizinkan mahasiswa tersebut melaksanakan pen el itian di maksud.
Atas perhatian dan bantuan Saudara, kami ucapkan terima kasih.
VVassalantu 'alaila111111'r.1vb.
Ten1busan: I. Dekan FITK 2. Ketua .lurusan ybs. 3. Mahasiswa yang bersangkutan.
DEPARTEMEN AGAl\l[A UNIVERSITAS ISLAM NEGERJ
SYARJF HIDAYATULI,AH JAKARTA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
)ffiOr 95, Ciputi:i.t 15412, Indonesia
Telp. : {62·21) 7443328, 7401925, Fnx. (62·21) 7443328
Email : [email protected]
Nomor Lamp. 11 a I
: ET/TUl2. I I IV /2007 : Abs1raksi!0111/i11e : BIMBINGAN SKH.IPSI
Kcpacla Yth. 1. Ir!-!. Mahmud M. Siregar 2. Baiq Hana Susanti. M.Sc Pembimbing Skripsi Fakultas Jlmu Tarbiyah clan Keguruan U IN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Assalan1u 'oluiku111 il'r, lVb.
Jakarta. 9 April 2007
Dengan ini cliharapkan kesediaan Saudara untuk menjadi l'cmbimbing I/II (materi/teknis) penulisan skripsi mahasiswa:
Na1na
NIM
J urusan
Semester
Judul Skripsi
Emma Mahbubah
102016023885
Pendidikan IP/\ Biologi
VIII
Pcngaruh pc1nbelajaran dcngan n1odul terhadap pcnguasaan konscp SiS\VH Sl.:rp tcrbuka.
Judul tersebut telah disctttiui oleh Jurusan yang bcrsangkutm1 pada tanggal 20 Maret 2007 dengan abstrak/outline scbagaimana terlampir. Meskipun demikian Pe111bi111bing berhak untuk mengubah judul tersebut bila dipandang tidak /kurang sesuai.
Bimbingan skripsi ini diharapkan selesai dalam waktu 6 (enam) bulan, dan dapat diperpanjang sclama 6 bulan bcrikutnya tanpa surat pcrpanjangan .
/\tas perhatian dan ke1ja sama Saudara, kami ucapkan terima kasih.
Hlassa!an1u 'alaik11111 11 1r.11•b.
'l'e1nbusan: I. Dekan FITK 2. Ketua Jurusan ybs. 3.MahasiswaYbs
SMPN 7 TERBUKA TANGIGRANG YAYASAN HABIBURRAHJl'tfAN
JI. Al-Mukhllsln Rt. 02/01 Belendung- Benda Kot.a Tangerang 15123 Telp. 021-5520177 email: [email protected]
SURAT KETERANGAN No. 10/YH/SMP/IV/20C7
Yang bertanda tangan dibawah ini pengelola SIVIP Negeri 7 Terbuka
Tangerang, TKB Yayasan Habibburahman, Menerangkan bahwa:
Na ma : EMMA MAHBUBAH
NIM : 102016023885
Jurnsau : Pendi.dikau IP A-BIOLOGI
U1N Syarifllidayatullah Jakarta
Program Studi : Pendidikan Biologi
Yang bersangkutan benar telah melakukan RISET/Pl~NELITIAN di SMP
Negeri 7 Terbuka Tangerang untuk tugas penyelesaian skripsi yang berjudul :
"PENGARUII PEMBELAJARAN DENGAN MO.DUL TERHADAP
PENGUASAAN KONSEP SISWA SLTP TERBUKA" yang dilaksanakan dari
tanggal 12 Maret s.d. 13 April 2007
Demikian Surat keterangan ini dibuat, untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
Tangerang, 20 April 2007
Top Related