wps

22
WPS (Welding Procedure Specification) and PQR (Procedure Qualification Record) Posted on February 27, 2011 by admin Dalam dunia industri oil and gas WPS merupakan hal yang wajib disiapkan sebelum proses pembuatan engineering produk pendukung seperti tanki, pressure vessel, heat exchanger, dll. PQR (Procedure Qualification Record) merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari WPS. Standard code yang digunakan dalam pembuatan WPS : 1. ASME IX untuk boiler dan pressure vessel 2. AWS D1.1 untuk struktural welding 3. API 1104 untuk pipe line 4. EN288 (DIN) untuk specification and approval of welding procedure for metalic materials. Dalam industri alat berat apakah WPS diperlukan? Prinsipnya WPS sangat diperlukan sekali dalam proses manufacturing yang berhubungan dengan proses pengelasan. Dalam aktifitas improvement dimana kita dituntut untuk melakukan kegiatan reduction cost, WPS dan PQR sangat berperan. Sebagai contoh dalam pembuatan suatu komponen alat berat yang menggunakan base metal import dari luar negeri, dengan WPS kita bisa melakukan perubahan penggunaan material yang tersedia di dalam negeri dengan catatan material yang kita gunakan lulus setelah di uji dab dituangkan dalam PQR. Jika dalam trial dan eror ini kita berhasil kita dapa beberapa keuntungan, yaitu : Material cost yang lebih murah, transportation cost, dll.

description

procedure

Transcript of wps

Page 1: wps

WPS (Welding Procedure Specification) and PQR (Procedure Qualification Record)Posted on February 27, 2011 by admin

Dalam dunia industri oil and gas WPS merupakan hal yang wajib disiapkan sebelum proses pembuatan engineering produk pendukung seperti tanki, pressure vessel, heat exchanger, dll.PQR (Procedure Qualification Record) merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari WPS.

Standard code yang digunakan dalam pembuatan WPS :1. ASME IX untuk boiler dan pressure vessel2. AWS D1.1 untuk struktural welding3. API 1104 untuk pipe line4. EN288 (DIN) untuk specification and approval of welding procedure for metalic materials.

Dalam industri alat berat apakah WPS diperlukan?Prinsipnya WPS sangat diperlukan sekali dalam proses manufacturing yang berhubungan dengan proses pengelasan. Dalam aktifitas improvement dimana kita dituntut untuk melakukan kegiatan reduction cost, WPS dan PQR sangat berperan.Sebagai contoh dalam pembuatan suatu komponen alat berat yang menggunakan base metal import dari luar negeri, dengan WPS kita bisa melakukan perubahan penggunaan material yang tersedia di dalam negeri dengan catatan material yang kita gunakan lulus setelah di uji dab dituangkan dalam PQR. Jika dalam trial dan eror ini kita berhasil kita dapa beberapa keuntungan, yaitu : Material cost yang lebih murah, transportation cost, dll.

Pengertian secara umum WPS dan PQR :WPS : Prosedur tertulis yang terkualifikasi, disiapkan untuk memberikan panduan bagi juru las atau operator las untuk melaksanakan las produksi yang memenuhi persyaratan standard dan code.PQR : Rekaman data-data hasil pengujian dari pengelasan yang dilaksanakan berdasarkan WPS yang berisi variabel-variabel yang digunakan selama pengelasan pelat uji.

Dalam pembuatan WPS ada dua variabel yang harus dipertimbangkan, yaitu variabel penting dan variabel tidak penting.Variabel penting adalah varibel yang harus diperhatikan, jika ada perubahan terhadap variabel tersebut maka wajib dilakukan pengujian atau test.Variabel penting :1. T(tebal plate) atau t(tebal bahan las yang terdeposisi)

Page 2: wps

2. P Number yang terkualifikasi (material grouping)3. A Number4. Proses PWHT5. Perubahan proses las6. Perubahan suhu preheating.

Variabel tidak penting adalah variabel yang jika dilakukan perubahan tidak akan mempengaruhi hasil sehingga tidak perlu dilakukan pengujian.Variabel tidak penting :1. Design kampuh las2. Root gap3. Perubahan diameter kawat las4. Perubahan arah pengelasan5. Perubahan polaritas arus6. Perubahan metode gouging.

Demikian ulasan singkat mengenai WPS dan PQR semoga bermanfaat.

Author : mahya reksa

MATERI : TRAINING WELDER

1. WPS / PQR

2. CACAT-CACAT PENGELASAN DAN PENANGGULANGANNYA

3. KRITERIA PENERIMAAN HASIL LAS-LASAN

4. PENGETAHUAN MESIN LAS

5. PENANGANAN KAWAT LAS

6. TAHAPAN PENGELASAN TERHADAP DISTORSI & DETORMASI SERTA

7. TIPS PENGELASAN

8. SAFETY

9. PRAKTEK

10. UJIAN TEORI

11. UJIAN PRAKTEK

Page 3: wps

STANDARD PENERIMAAN HASIL LAS-LASAN BERDASARKAN API 1104

Visual :

   Incomplete Penetration :  a. < 1”,  b. < 1” dlm 12” L , c. 8 % weld length >

dlm 12” length

IP karena High-low            :   a. < 2” ,  b. < 2” dlm 12” L , c.

Incomplete Fusion          :  a. < 1” ,  b. < 1” dlm 12” L , c. < 8 % weld length

dlm 12” length                       

Internal concavity               :  Min. sama dengan base metal

Crack                                   : Zero

Under cutting external + Internal : a. <2” dlm 12” length, b. < 1/6 weld length

Radiography :

  BT for pipe 2” <        :  Min. dasity sama B.M dimension < ¼”

  IF karena cold lap          :  a. < 2” , b. 2” dlm 12” L , c. < 8% weld length

   Slag Inclusion                :  a. ESI < 2”, b. ESI < 2” dlm 12” L , c. width ESI

< 1/16” , d. ISI < ½” dlm 12”, e. width ISI < 1/8”,

f. ESI+ISI < 8% weld length.

   Porosity :            - Individual            : a. < 1/8”, b. < 25 % thickness

-    Cluster Porosity : a. Diameter < ½” , b. < ½” dlm 12” ,

Page 4: wps

 c. Individual < 1/16”

-  Hollow bead      : a. < ½”, b. < 2” dlm 12” length , c. < 8%  

                                   weld length

Accumulation of Imperfection

a.             Aggregate length < 2” dlm 12” length

b.            Aggregate length < 8% weld length

PROSES PENGELASAN PADA BAJA KARBON

   Baja karbon adalah paduan besi (Fe) dan karbon. Biasanya kadar karbon tidak melebihi 1%,

Mn tidak melebihi 1.65%, Cu dan Si masing-masing tidak melebihi 0.60 %.

Baja karbon (Carbon Steel) dapat dibagi sebagai berikut :

1.            Baja karbon rendah (Low carbon steel)

2.            Baja karbon sedang (Medium carbon steel)

3.            Baja karbon tinggi (High carbon steel)

4.            Baja lunak.

Semua baja karbon ini (Carbon ssteel) dapat dilas dengan bermacam-macam proses

pengelasan :

   Proses pengelasan SMAW

   Proses pengelasan GTAW

   Proses pengelasan FCAW

   Proses pengelasan GMAW

   Proses pengelasan SAW, dengan menggunakan elektroda yang sesuai pada kadar karbonnya

ataupun elektroda yang tercantum pada WPS (Welding Procedure specification).

Page 5: wps

Retak las yang mungkin terjadi pada baja karbon dengan pelat/pipa yang tebal dapat

dihindari dengan pemanasan mula (preheating). Dan makin tinggi tebal pelat dan makin

besar tegangan penahan, suhu pemanasan mula makin tinggi.

   Semua baja karbon ini (Carbon Steel) termasuk material Pre. 1. Dan di dalam proses

pengelasan pemakaian kawat las (Electrode) harus sesuai dengan jenis materialnya

beserta kadar karbonnya. Di sini kami cantumkan jenis-jenis kawat las yang dipakai pada

proses pengelasan carbon steel.

  Untuk proses pengelasan SMAW

E. 6010               E. 7010

E. 6013               E. 7028. Dan semua ini mengacu pemakaian elektroda yang tercantum

pada WPS.

   Untuk proses pengelasan GTAW

ER. 70 S – 2

ER. 70 S – G

ER. 70 S – 6 dan mengacu ke WPS yang dipakai.

Untuk proses pengelasan FCAW

E. 71 T – 1 (Ok outrod dual shield ultra 7100)

E. 71 T – 8 (Core shield 8)

Untuk proses pengelasan GMAW

E. 70 S – 2               E. 70 S – 6

  Untuk proses pengelasan SAW

a.       Ok out rod 12.32 wire rod (ESAB)

Flux 10.62 (ESAB)

   (F7 A8 EH 12K)

b.      Ok out rod 12.22 (wire rod (ESAB)

Page 6: wps

Flux 10.71 (ESAB)

(F7 A4 EM 12 K)

Untuk elektroda SMAW

Seperti :        E. 7016 ,    E. 7026 – 1 ,   E. 7028 - G

E. 7028 ,   E. 7028 – 1                  sebelum dipergunakan untuk mengelas terlebih dahulu

dipanaskan sesuai dengan petunjuk sebagai berikut :

                                

Jika container / pack dibuka hanya untuk digunakan periode 8 jam apabila ada sisa, harus

disimpan di oven.

Jika elektroda, container dibuka, elektroda basic harus disimpan pada oven temperature 120o C

– 150o C selama 8 jam, untuk weld steel elektroda.

Ruang penyimpanan elektroda basic harus dikontrol dengan humadity < 50 %.

Sewaktu pelaksanaan pengelasan, elektroda las harus selalu berada dalam quiver (s) dan

dalam keadaan panas, kabel quiver selalu terpasang pada power elektrik tension.

Hal yang penting dalam pemilihan elektroda las pada pengelasan SMAW & GTAW

untuk baja carbon adalah :                          -  Kekuatan logam dasar

-    Komposisi kimia logam dasar

-    Posisi pengelasan

-    Sumber tenaga

-    Bentuk sambungan

-    Tebal dan bentuk logam dasar

-    Kondisi atau spesifikasi pemakaian

-    Efisiensi produksi

   

PEMILIHAN MATERIAL & FIT-UP

Page 7: wps

Pemilihan material untuk difit-up harus benar-benar material yang baik dan bagus dan

disyaratkan oleh WPS, seperti material spec. , material class dan P. number serta heat

numbernya material tersebut. Setelah benar-benar material layak untuk difit-up, terlebih

dahulu perisapkan kampul las yang benar dan baik yang disyaratkan juga oleh WPS,

persiapan kampul las yang salah dapat mengakibatkan cacat-cacat las. Untuk

menghasilkan sambungan las yang baik persiapan kampul harus baik yang dibuat

menurut spesifikasi yang telah ditentukan. Persiapan kampul las yang baik dan benar

adalah :

1.            Root opening (gap antara logam yang akan dilas)

2.            Root face

3.            Groove face (permukaan kampul las)

4.            Groove angle (sudut kampul dari logam yang akan di las)

5.            Tack weld yang kuat serta antara root gap diberi bridge untuk dilas.

6.            Dibersihkan, bebas dari kotoran-kotoran, debu serta benda-benda yang lain pada joint

yang akan dilas.

7.            Apabila diisyaratkan perlu pemanasan awal, harus dilakukan sesuai dengan aturan di

dalam WPS.

FIT-UP

a.             Fit-up (penyetelan) adalah kegiatan dimana fitter (pipe fitter) menyiapkan / merangkai

dan menyambung bagian-bagian yang akan mengalami proses pengerjaan selanjutnya,

yaitu proses pengelasan.

b.            Hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat penyetelan / Fit-up adalah :

         Persyaratan tentang ketidak lurusan (miss aligment) dari sambungan las (butt joint groove

weld) untuk pipa dan tube.

         Jarak antara sambungan

         Tebal/besarnya root face, sudut alur las/bevel (groove angle)

         Identifikasi material

Page 8: wps

         Kebersihan permukaan sambungan

         Tack weld / las ikat

         WPS

         Cara pengikatan (bridging)

         Penguat (temporary holding bor)

         Pengalaman.

c.             Kualitas fit-up dan tack welding akan memberikan bantuan kontribusi yang sangat besar,

terhadap hasil pekerjaan selanjutnya yaitu pengelasan.

Jika fit-upnya baik akan baik dan sebaliknya jika jelek maka hasil akhir pengelasan juga

tidak baik.

PEMBERSIHAN LAS (WELDING CLEANING)

Ada 3 (tiga) tahapan yang dilakukan untuk pembersihan las yaitu :

1.            Sebelum pengelasan

2.            Selama pengelasan

3.            Sesudah pengelasan

I.             Pembersihan Sebelum Pengelasan

Pembersihan sebelum pengelasan adalah bertujuan untuk menghilangkan semua kotoran

yang ada pada daerah sambungan yang akan dilas. ( 1 “/25.9 mm) dan tepi sambungan

(luar / dalam atau atas / bawah atau kanan / kiri)

Pembersihan ini dilakukan untuk semua sambungan las yaitu “ groove weld, fillet weld

baik pressure parts (bagian-bagian bertekanan) dan non pressure parts (tidak bertekanan)

tanpa perkecualian.

Kotoran-kotoran tersebut dapat berupa : karat, cat, oli, debu, air dll.

Page 9: wps

Cara pembersihannya adlah dengan menggunakan sikat kawat (baja karbon atau stainless

steel), gerinda atau cairan pembersih (aceton) atau dengan pemanasan menggunakan

heating torch, jika perlu (agar terjadi penguapan). Sebab kotoran-kotoran tersebut di atas

dibersihkan untuk mencegah terjadinya kerusakan-kerusakan las selama pengelasan

berlangsung, dan jika tidak dibersihkan, maka hasil pengelasan pada logam las akan

terjadi diskontinyuitas (discontinuity) yang berupa gelembung-gelembung udara kecil

yang tertinggal di dalamnya yang disebut poros (porosity).

Kotoran-kotoran tersebut juga mengandung unsur-unsur yang dapat menghasilkan gas

seperti H2 dan O2 yang mana pada saat proses pengelasan gas-gas tersebut dapat bereaksi

atau terlarut di dalam logam las.

Hal lain yang sangat berbahaya adalah H2 yang terlarut dalam logam las yang dapat

menyebabkan terjadinya retak las / crack (under bead crack).

Retak las tersebut baru dapat dideteksi setelah selang waktu 48 jam (delayed cracking).

Yang perlu diperhatikan sebelum pelaksanaan pengelasan

1.            Periksa kebersihan sambungan dari kotoran seperti karat, debu, minyak, cat, oli, dll harus

dibersihkan jika ada.

2.            Periksa penyetelan (fit-up) sambungan (kelurusan/miss aligment, sudut alur las/groove

angle, root opening dan root face), apakah sesuai gambar standard.

3.            Periksa las ikat/tack weld apakah ada retak las/crack, hilangkan/gerinda jika ada.

4.            Periksa apakah disyaratkan pemanasan awal/preheat, lakukan sesuai temperature yang

diminta WPS. Gunakan kapur pengukur panas (tempil stick), thermomelt) untuk

mengetahui apakah panasnya sudah tercapai.

5.            Periksa/lihat ukuran las (leg size ketinggian las) yang diminta pada gambar.

6.            Siapkan SWMR untuk pengambilan kawat las.

7.            Gunakan portable oven/quiver (pemanas electroda las), jika diperlukan.

II.          Pembersihan selama pengelasan

Pembersihan pengelasan dilaksanakan juga pada saat pengelasan, yaitu jika melakukan

pengelasan berlapis (multi layer) pada pelat tebal. Sebelum melakukan pengelasan

berikutnya, maka semua terak las harus dibersihkan dahulu dengan menggunakan alat,

Page 10: wps

berupa sikat kawat/wire brush, palu tetek/chipping hammer atau dengan menggunakan

gerinda/lap brush dan setiap welder harus mempunyai peralatan ini.

Dan jika pembersihan ini tidak dilakukan, maka akan dapat menyebabkan diskontinyuitas

yang berupa inklusi terak / slag inclusion, yaitu tertinggalnya terak las di dalam logam las

yang tidak sempat keluar ke permukaan logam las.

Yang perlu diperhatikan selama (sedang) peleksanaan pengelasan.

1.            Gunakan kawat las seusai spesfifikasi yang disyaratkan pada WPS.

2.            Gunakan parameter las (ampere dll.) sesuai dengan range amper pada WPS.

3.            Nyalakan busur las pada tempat / alur yang akan dilalui oleh busur las, sehingga tidak

meninggalkan arc strike.

4.            Jika pengelasan berlapis/multiplayer bersihkan terak las/slag dengan sikat baja (untuk

bahan carbon steel) atau sikat stainless steel (untuk stainless steel, duplex & CuNi)

sebelum melakukan pengelasan selanjutnya.

5.            Periksa inter pass temperature yang diminta WPS.

6.            Pastikan open pemanas kawat las/quiver dalam keadaan “ON”.

7.            Kumpulkan puntung kawat las/end stub pas satu tempat.

III.    Pembersihan setelah pengelasan

Pada saat selesai pengelasan, maka welder/juru las wajib untuk membersihkan hasil

pengelasannya, yaitu membersihkan terak las/atau percikan las (weld spatter) dll.

Dan seorang welder/juru las yang qualified, sebelum hasil pengelasannya

diperiksa/dickeck oleh QC inspector, terlebih dahulu welder yang bersangkutan

memeriksa sendiri hasil penegelasannya, apakah sudah benar-benar layak dan baik sesuai

dengan criteria visual.

Periksalah dahulu hasil las setelah/selesai pengelasan

1.      Bersihkan terak las/slag dengan sikat baja atau stainless steel sesuai dengan logam las.

2.      Periksa adanya diskontinuitas atau cacat las (porosity, under cut dll.),

cocokkan/bandingkan dengan persyaratan yang diminta, jika ada perbaiki.

Page 11: wps

3.      Periksa apakah ukuran las sesuai dengan permintaan (leg size, ketinggian las).

4.      Bersihkan spatter dengan sikat (cap brush) atau gerinda.

5.      Bersihkan lokasi tempat pelaksanaan pengelasan.

WELDING SEQUENCE (URUTAN PENGELASAN)

Menentukan urutan pengelasan yang benar, teratur dan rapi dapat menghasilkan

pengelasan yang baik dan hasilnya akan baik pula. Urutan penegelasan yang simetri

dapat mengurangi perubahan bentuk. Perubahan memanjang dan perubahan pulir dapat

dikurangi dengan menggunakan urutan pengelasan meloncat.

1.0.      Tujuan

            Proses welding pada carbon steel terutama piping dapat dilakukan dengan benar dan

menghasilkan nutu yang baik dengan mengacu ke standard dan spesifikasi pihak client.

2.0.      Rujukan

-          TOTAL spesification for process piping : SP-TCS-611 Rev. 6

-          ASME B.31.3

-          ANSI B31.3

3.0.      Tindakan

            3.1.      Welder harus mempersiapkan alat-alat kerja yang diperlukan :

         Welding rectifier c/w cable welding dan ground (cable massa c/w clamp)

         Holder (stang las welding for GTAW & c/w tungsten)

         Welding rods (electroda) untuk carbon steel, sesuai dengan proses las.  :   - Untuk proses

las SMAW

 - Untuk proses las GTAW

         Quiver untuk proses las SMAW

         Grinding machine 4” diameter c/w disc. : - Cap brush

Page 12: wps

      - Hand brush

         Cipping hammer

         Welding helmet (kap las) c/w classes

         Regulator argon

         Gas argon untuk carbon steel (W.G. 99.96 %)

         Welding gloves

         Dll yang diperlukan.

4.0.      Foreman welder harus melakukan pengecekan/melihat (mempersiapkan) WPS

yang akan digunakan dan memberikan arahan kepada welder yang ditunjuk

mengenai pelaksanan pengelasan tersebut.

               Type electrode/welding rods yang digunakan

               Diameter electrode/welding rods yang digunakan

               Type joint yang digunakan

               Proses welding yang akan dikerjakan

               Pemakaian pre-heating atau tidak jika diperlukan

               Pemakaian pre-heating atau tidak ,jika diperlukan diberi tahu berapa oC yang ditentukan

(WPS).

               Voltase dan amper rectifier yang harus disetting.

               Weaving maksimum harus 2 ½ kali diameter electrode yang digunakan.

4.1.            Lakukan proses pengelasan dengan step-step sbb. :

               Persiapkan dan setting rectifier sesuai dengan setting amper dan voltage yang tertera di

WPS.

               Lakukan percobaan pengapian pada material yang tidak dipakai.

               Bersihkan sambungan/joint hasil fit-up dari korosi, debu dan kotoran-kotoran lain.

               Siapkan wind cover (dari terpaulin atau lainnya).

              

 

Page 13: wps

Lakukan drying pada sambungan GTAW atau pipa < 20” diameter harus mengikuti sequence

welding seperti berikut.

 

Welder pada tahapan ini, harus menjamin tidak terjadi

incomplete penetration, incomplete fusion, slag dan lain sebagainya.

               Pengelasan rods minimal 2 layer.

4.2.            Lakukan filler weld hingga ketebalan rata dengan ketebalan pipa.

               Untuk pipe > 3” diameter dan ketebalan > 3/8” filler weld harus menggunakan SMAW

(lihat/cocokan pada WPS).

               Untuk pipe < 3” diameter, filler weld harus menggunakan GTAW.

               Untuk filler weld dengan menggunakan SMAW, maka pada setiap pass weld

(penggantian pass weld), maka harus dibersihkan dengan menggunakan grinding mechine

dan brush.

               Welder harus menjamin bahwa masing-masing pass weld telah dibersihkan sampai

bersih, sehingga tidak timbul slag inclusion defect pada saat jointed dilakukan NDT.

               Welder harus menjamin bahwa interpass temperature weld masih di bawah maksimum

interpass temperature yang diijinkan di dalam WPS dengan melakukan checking

menggunakan temperature stick.

               Start welding harus dilakukan di tempat agak jauh ( 25 mm) dari tempat stop weld

sehingga tidak terjadi porosity.

               Welder harus menjamin bahwa tidak terjadi porosity akibat wind (angin) dan elektrode.

               Sequence welding harus mengikuti item 4.1.

4.3.      Lakukan capping welds dengan step-step sbb. :

               Bersihkan terlebih dahulu permukaan filler weld dengan menggunakan grinding disc

machine dan hand brush.

               Pastikan kembali bahwa permukaan tersebut bersih.

               Check interpass temperature dengan menggunakan temperature stick, dan tidak boleh

lebih kecil dari pre-heating temperature dan maksimum interpass temperature yang

diijinkan.

Page 14: wps

-    Jika lebih rendah dari pre-heating temperature, maka harus dilakukan treatment dengan

melakukan heating kembali.

-    Jika interpass temperature lebih tinggi dari yang diijinkan, maka harus didiamkan lebih

dahulu sehingga temperature turun dan mencapai range yang diijinkan.

               Lakukan capping dengan welding line/jumlah jalur weld capping sesuai dengan yang

tertera di WPS.

Welder harus menjamin tidak terjadi under cut pada tahapan ini.

4.4.      Untuk peneglasan weldolet dan sebagainya, maka sequence harus mengacu

ke view plan.

4.5.            Foreman harus melakukan pengawasan pada tahapan-tahapan root weld, filler weld dan

capping weld sehingga tidak terjadi defect weld.

4.6.            Foreman dan welder harus menjamin bahwa hasil welding sudah sesuai dengan aturan

WPS, dan secara visual dapat diterima oleh quality inspector dengan memastikan hal-hal

sebagai berikut :

   Root weld :          Tidak terjadi lack of fusion, incomplete penetration

  dan concove (low weld).

   Filler weld :          Masing-masing pass weld, diawasi sehingga tidak terjadi

  slag dan porosity.

   Capping weld :  Tidak terjadi under cut, porosity, slag, spatter dan low

  weldment (minimal 3 mm ketebalan cap weldment).

4.7.            Foreman harus mengecek apakah stamp number welder sudah ditulis di sebelah

sambungan/joint welded, dan kalau belum Foreman wajib menulis stamp number welder

tersebut.

4.8.            Foreman harus membuat daily welding report dan ditanda tangani oleh Supervisor.

4.9.            Foreman harus ikut menjamin bahwa hasil quality welding yang diproduksi oleh welder

di bawah kontrolnya baik.

Page 15: wps

Apakah WPS Perlu"

Dalam dunia industri oil and gas WPS merupakan hal yang wajib

disiapkan sebelum proses pembuatan engineering produk pendukung

seperti tanki, pressure vessel, heat exchanger, dll.

PQR (Procedure Qualification Record) merupakan bagian yang tidak

dapat dipisahkan dari WPS.

Standard code yang digunakan dalam pembuatan WPS :

1. ASME IX untuk boiler dan pressure vessel

2. AWS D1.1 untuk struktural welding

3. API 1104 untuk pipe line

4. EN288 (DIN) untuk specification and approval of welding

procedure for metalic materials.

Dalam industri alat berat apakah WPS diperlukan?

Prinsipnya WPS sangat diperlukan sekali dalam proses manufacturing

yang berhubungan dengan proses pengelasan. Dalam aktifitas

improvement dimana kita dituntut untuk melakukan kegiatan

reduction cost, WPS dan PQR sangat berperan.

Sebagai contoh dalam pembuatan suatu komponen alat berat yang

menggunakan base metal import dari luar negeri, dengan WPS kita

bisa melakukan perubahan penggunaan material yang tersedia di

dalam negeri dengan catatan material yang kita gunakan lulus setelah

di uji dab dituangkan dalam PQR. Jika dalam trial dan eror ini kita

berhasil kita dapa beberapa keuntungan, yaitu : Material cost yang

lebih murah, transportation cost, dll.

Pengertian secara umum WPS dan PQR :

WPS : Prosedur tertulis yang terkualifikasi, disiapkan untuk

memberikan panduan bagi juru las atau operator las untuk

melaksanakan las produksi yang memenuhi persyaratan standard dan

code.

PQR : Rekaman data-data hasil pengujian dari pengelasan yang

dilaksanakan berdasarkan WPS yang berisi variabel-variabel yang

digunakan selama pengelasan pelat uji.

Dalam pembuatan WPS ada dua variabel yang harus

dipertimbangkan, yaitu variabel penting dan variabel tidak penting.

Variabel penting adalah varibel yang harus diperhatikan, jika ada

Page 16: wps

perubahan terhadap variabel tersebut maka wajib dilakukan

pengujian atau test.

Variabel penting :

1. T(tebal plate) atau t(tebal bahan las yang terdeposisi)

2. P Number yang terkualifikasi (material grouping)

3. A Number

4. Proses PWHT

5. Perubahan proses las

6. Perubahan suhu preheating.

Variabel tidak penting adalah variabel yang jika dilakukan perubahan

tidak akan mempengaruhi hasil sehingga tidak perlu dilakukan

pengujian.

Variabel tidak penting :

1. Design kampuh las

2. Root gap

3. Perubahan diameter kawat las

4. Perubahan arah pengelasan

5. Perubahan polaritas arus

6. Perubahan metode gouging.

Demikian ulasan singkat mengenai WPS dan PQR semoga bermanfaat.