library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1DOC/2014-2... · Web viewSebagaimana...
Transcript of library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1DOC/2014-2... · Web viewSebagaimana...
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tren electronic commerce terus menjalar ke berbagai penjuru. Baik
B2C maupun B2B, pembeli dari seluruh dunia menggunakan komputer dan
smartphone untuk membeli apa saja, mulai dari bahan makanan dan keperluan
sehari-hari, hingga spare part pesawat dan lainnya. Para pionir awal e-tailing
dan pendatang baru keduanya sama-sama berlomba untuk menciptakan
layanan baru untuk menarik konsumen yang menginginkan pengiriman yang
cepat, pengembalian yang mudah, dan berlimpahnya pilihan. Di belakang
layar, terdapat banyak tantangan untuk mencari tahu dimana penempatan pusat
distibusi dan pemenuhan pesanan, bagaimana mengelola kebutuhan
transportasi, dan jenis sistem dan perangkat lunak TI diperlukan untuk
mendukung semuanya.
Research and Markets telah mengeluarkan “Global B2C E-Commerce
Trends Report 2013”. Dalam tulisannya Research and Markets menjelaskan
mengenai studi baru yang dirilis oleh yStats, perusahaan peneliti sekunder
yang berbasis di Hamburg yang menunjukkan tren yang diperkirakan dapat
mempengaruhi pasar B2C e-commerce di beberapa tahun kedepan. Online
Shopping diramalkan akan menjadi semakin dipersonalisasi, dengan para
retailer mengkustomisasi layanan mereka dan mengintegrasikan saluran
penjualan online seperti website dan jejaring social pada perangkat apa saja
yang dapat menghubungkan kepada Internet. M-Commerce diperkirakan akan
memainkan peran yang lebih besar di masa mendatang, dengan lebih dari
setengah milyar pelanggan mengikuti tren untuk berbelanja via perangkat
mobile pada tahun 2016. Lebih jauh lagi, diseluruh dunia, online shopper
dikatakan akan lebih memilih untuk melakukan pembayaran secara online saat
membeli melalui internet, yang menyebabkan pasar pembayaran online dan
mobile akan bertumbuh semakin kuat, terutama di Asia (Close Up Media,
2013).
Pertumbuhan B2C e-commerce akan dipimpin oleh peningkatan yang
besar pada regional Asia Pasifik. Sebagaimana tren yang ada berlanjut, Asia
Pasifik diprediksi akan mengambil alih posisi yang sebelumnya diduduki oleh 1
2
Amerika Utara sebagai daerah penjualan e-commerce terbesar di tahun 2013
dan yang jika dihitung jumlahnya mencapai lebih dari sepertiga dari
pendapatan global B2C e-commerce. Pada tahun 2016, saham regional Asia
Pasifik diperkirakan akan meningkat, disaat saham total Amerika Utara dan
Eropa barat dilihat akan terus menerus mengalami penurunan.
Aktivitas e-commerce di Indonesia sendiri memiliki pengembangan
yang sangat cepat pada beberapa tahun terakhir. Tren ini dipicu dengan adanya
peningkatan daya beli masyarakat Indonesia yang dilihat dari adanya
peningkatan pendapatan per kapita masyarakat Indonesia, ketersediaan
perangkat mobile murah dan penetrasi internet yang tinggi yaitu bergerak dari
71,9 juta pengguna di tahun 2013 menjadi 88,1 juta pengguna pada akhir tahun
2014(CNN Indonesia, 2015). Hal diatas inilah yang meningkatkan dorongan
masyarakat untuk melakukan pembelian terhadap produk dan jasa yang
dibutuhkan.
Tabel 1.1Tabel PDB dan PDB Per Kapita Indonesia
Sumber: (wikipedia, 2015)
Tahun PDB PDB Per Kapita
2013 US$868,35 miliar US$3.475,25
2012 US$876,72 miliar US$3.551,42
2011 US$845,93 miliar US$3.469,75
2010 US$709,19 miliar US$2.946,66
2009 US$539,58 miliar US$2.272,04
Pada tahun 2013, sekitar 2 persen dari populasi di Indonesia melakukan
perbelanjaan online dan diramalkan akan mencapai dua kali lipatnya pada
tahun 2016. Terdapat pula peningkatan angka kompetitor yang sangat
signifikan pada pasar e-commerce Indonesia, termasuk perusahaan terkemuka
didalamnya seperti Rakuten, eBay, dan Sumitomo Corp. Selain itu perusahaan
start-up dan perusahaan utilitas milik pemerintah juga turut bergabung dalam
perlombaan dan merasakan peningkataan popularitas dari e-commerce.
Menurut isi laporan tersebut, satu dari pemicu utama pada pasar ini adalah
karena adanya dukungan yang terus menerus dan tertata oleh pemerintah untuk
3
mengembangkan pasar tersebut. Pemerintah Indonesia juga telah
memperkenalkan berbagai inisiatif yang juga menawarkan berbagai good
dividen kepada pasar(Close Up Media, 2013).
Fenomena dari berbelanja melalui internet diatas telah merubah
dinamika dari berbagai pasar pelanggan secara signifikan selama satu dekade
terakhir. Fenomena tersebut telah sangat mengubah kebiasaan beli banyak
orang. Peningkatan popularitas shopping online merupakan sebuah hasil dari
berbagai manfaat yang internet berikan, mulai dari tersedianya variasi produk
dan retailer yang lebih banyak, hingga penawaran produk dan layanan dengan
harga yang lebih murah jika dibandingkan dengan yang ditawarkan oleh toko
brick-and-mortar (Close Up Media, 2013).
Salah satu industri yang terkena dampak dari perkembangan internet
dan e-commerce adalah industri buku. Baik dari sisi penerbit dan penjual buku,
digitalisasi telah menyediakan kesempatan unik untuk mengembangkan pasar
buku dan konten digital pada abad ke-21 ini. Dampak dari perubahan
perdagangan buku retail yang berjalan seiring dengan semakin familiarnya
konsumen dengan internet dan teknologi pada umumnya adalah berubahnya
ekspektasi mengenai apa yang konsumen inginkan saat mereka melakukan
perbelanjaan. Definisi daripada layanan dalam perdagangan retail bertambah
luas dan kompetisi untuk memenangkan kosumen pun semakin kuat
sebagaimana pedagang-pedagang retail menggunakan teknik digital baru
mutakhir untuk membangun hubungan yang lebih dekat dan lebih interaktif
dengan konsumen.
Dikarenakan oleh digitalisasi yang memungkinkan diaplikasikannya
teknik baru yang memberdayakan pedagang retail untuk fokus pada kebutuhan
dan perilaku pembelian individual, konsumen akan datang dan mengharapkan
adanya perubahan-perubahan tersebut saat mereka berbelanja. Pada sebagian
besar penjualan buku, tidak sedikit ditemukan adanya persaingan harga dan
perang margin yang telah mendominasi perdagangan pada beberapa tahun
terakhir yang didorong adanya pertempuran untuk mendapatkan market share
pada rantai perdagangan tersebut. Oleh karena itu, penjual buku tidak dapat
berada di luar tren umum perdagangan retail jika mereka ingin terus bersaing.
Mereka harus mengadopsi dan menggunakan teknik baru dan secara progresif
mengkonsentrasikan energi dan aktivitas mereka pada konsumen, secara
4
khusus pada konsumen yang jarang melakukan kunjungan pada website
mereka yang sesungguhnya memiliki kontak dengan internet.
Internet juga memungkinkan penerbit mengembangkan berbagai cara
untuk menciptakan material pemasaran untuk mendukung buku yang mereka
jual. Termasuk didalamnya seperti pendistribusian halaman cover buku,
pengaturan akses full text terkontrol yang memungkinkan konsumen dalam
mengakses isi buku dan berbagai tautan yang menghubungkan konsumen
kepada situs jejaring sosial maupun website/blog penerbit. Beberapa penerbit
bahkan menggunakan teknik dan peralatan baru untuk membangun
penyimpanan digital yang bertujuan untuk menampung berbagai informasi
pemasaran seperti aliran informasi yang ditangkap pada halaman website
mereka yang kemudian informasi tersebut digunakan untuk mendukung
penjualan buku yang ada. Pemasaran digital dapat berdampak pada
perdagangan buku dikarenakan dengan menggunakan pemasaran digital
penerbit dapat menyampaikan produknya dengan cara yang mudah dan efisien
sehingga kemudian dapat digunakan oleh penjual buku. Efisiensi disini
didefinisikan sebagai sebuah sistem yang memungkinkan penjual buku secara
cepat dan mudah untuk memutuskan cara pemasaran apa yang mereka ingin
gunakan dan bagaimana mereka menggunakannya untuk penjualan di masa
mendatang (Bennet, 2011).
Beberapa spesialis penjual buku e-commerce yang merupakan
pendahulu dalam memasuki pasar online yang didominasi pada saat peluncuran
Amazon, kebanyakan diantaranya merupakan perusahaan yang
menspesialisasikan dalam pendisitribusian buku. Saat Amazon memberanikan
diri untuk mencoba berbagai pasar konsumen, terdapat beberapa perusahaan
penjual buku online yang mengkhususkan diri sebagai situs brick-and-mortar
yang membangun situs online yang bertujuan untuk memanfaatkan
pertumbuhan tren belanja melalui internet. Akhir-akhir ini, penerbit mulai
mencoba untuk memasuki pasar e-commerce dan menjual buku-buku mereka
secara langsung kepada pelanggan. Penerbit memiliki sebuah kehadiran online,
yang diyakini dapat membuat perusahaan bertahan untuk sukses bersaing
dalam industri penerbit buku tanpa melalui bantuan penjual buku (bookseller).
Para penjual di antara retailer e-commerce diperkirakan telah memiliki nasib
yang jauh lebih baik daripada penjual buku tradisional.
5
Pelanggan kini telah menjadi semakin sadar akan harga terutama untuk
membeli barang-barang kebutuhan utama dan para penjual buku melalui internet
biasanya memiliki harga yang lebih rendah dibandingkan dengan mereka yang
menjual di toko. Pengenalan akan e-reader kepada pertama kali dilakukan pada
tahun 2009 dan kemudian popularitasnya meningkat serta membawa keuntungan
pada pasar penjualan online, sebagaimana bertepatan dengan diunduhnya e-book
secara langsung dari penjual buku online. Kompetitor terkemuka dari e-reader
dan e-book termasuk Kindle milik Amazon dan Kindle Store itu sendiri, dan
iTunes dan iBookstore milik Apple. Tren digital secara signifikan telah
membantu pasar e-commerce dan juga membawa terang bagi industri buku, dan
membantu untuk bergerak ke era digital (Close Up Media, 2013).
Dampak lain dari penggunaan internet juga terasa pada jenis organisasi
non-profit, khususnya organisasi yang bergerak dalam bidang sosial yang
menjalankan pengumpulan dan penyaluran dana sumbangan atau amal. Seperti
yang diketahui hampir seluruh organisasi non-profit bergantung pada
pengumpulan donasi untuk dapat melaksanakan misi dan membiayai operasional
mereka. Dengan menggunakan teknik penggalangan dana melalui sosial media
dan website telah terbukti memberikan manfaat kepada organisasi non-profit
dengan berbagai cara. Sebagai contoh, organisasi online memiliki kemampuan
untuk meningkatkan skala organisasi dengan lebih mudah, memiliki potensi
untuk lebih siap beradaptasi dan memperluas keragaman anggotanya. Sektor non-
profit menggunakan serangkaian sumber daya internet untuk merekrut pendonor
melalui blog, website, media sosial dan situs khusus pengumpulan dana amal.
Dengan adanya keragaman dalam penggunaan situs jejaring sosial, muncul
sebuah keragaman donatur yang secara teoritis meningkatkan kolam donasi dan
menghasilkan sumberdaya bagi organisasi.
Disamping mensosialisasikan dan menerima donasi melalui website,
beberapa organisasi menggunakan kesempatan pada kultur sosial media untuk
meningkatkan penggalangan dana yang dilakukan melalui website dengan
berbagai cara. Salah satu cara sederhana yang digunakan seperti mengajak para
donatur untuk membagikan informasi seputar donasi yang mereka berikan atau
melakukan update pada halaman events pada halaman Facebook mereka dimana
rata-rata jumlah donasi yang digalang melalui Facebook berkisar antara $ 1.65
hingga $ 29.69 untuk sekali share. Hal ini menggambarkan bahwa perluasan
6
kolam donasi memungkinkan untuk dilakukan melalui media sosial yang telah
terbukti kegunaannya dalam mengumpulkan dana donasi langsung. Selain karena
kemudahan untuk melakukan donasi, penggunaan website dan media sosial juga
dinilai meningkatkan akuntabilitas dari organisasi non profit tersebut. Banyak
dari penelitian menunjukkan bahwa keamanan, transparansi dan interaksi antar
stakeholder merupakan beberapa hal yang mendukung peningkatan dari program
amal melalui media online.
Scripture Union Indonesia merupakan perusahaan non-profit yang
bergerak dalam bidang penerbitan dan penjualan buku-buku rohani Kristen dan
juga penyedia program pelayanan pendalaman Alkitab mulai untuk anak-anak,
remaja, pemuda, hingga dewasa. Buku-buku Scripture Union Indonesia telah
banyak dijual di toko-toko buku rohani Kristen, digunakan oleh gereja-gereja
(khususnya gereja-gereja pelopor seperti GKI) sebagai materi kotbah atau ibadah
harian dan juga digunakan sekolah-sekolah Kristen sebagai kurikulum
pembelajaran agama. Sebagai perusahaan non-profit, sumber pemasukan
Scripture Union Indonesia berasal dari dua sumber yaitu hasil penjualan buku
dan penggalangan dana donasi. Donasi yang dikumpulkan secara khusus
digunakan untuk menjalankan program pelayanan.
Sebagai perusahaan penerbit buku dan penyedia layanan khusus umat
Kristiani, pangsa pasar yang dituju Scripture Union Indonesia sangat besar dan
tersebar. Hal ini dibuktikan dengan yang dituliskan oleh Wikipedia, Indonesia
merupakan salah satu negara yang memiliki pluralisme agama yang tinggi.
Terdapat 6 agama yang diakui secara nasional yaitu Islam, Kristen Katholik,
Kristen Protestan, Buddha, Hindu dan yang terakhir, agama yang baru saja
disahkan pada tanggal 17 Januari 2000 untuk memiliki persamaan hak melalui
Surat Keputusan Presiden No. 6/2000 yaitu Khonghucu. Menurut hasil sensus
tahun 2010, 87,18% dari 237.641.326 penduduk Indonesia adalah pemeluk Islam,
6,96% Protestan, 2,9% Katolik, 1,69% Hindu, 0,72% Buddha, 0,05% Kong Hu
Cu, 0,13% agama lainnya, dan 0,38% tidak terjawab atau tidak ditanyakan.
(Wikipedia, 2013)
7
Table 1.2 Tabel Persebaran Agama di Indonesia
Sumber:(Irmawan, 2015)
No. Agama Presentase Jumlah
1. Islam 87,18% 207.176.162
2. Kristen Protestan 6,96% 16.528.513
3. Kristen Katholik 2,9% 6.907.873
4. Hindu 1,69% 4.012.116
5. Buddha 0,72% 1.703.254
6. Khonghucu 0,05% 117.091
7. Lainnya 0,13% 299.617
8. Tidak terjawab 0,06% 139.582
9. Tidak ditanyakan 0,32% 757.118
Jumlah 100% 237.641.326
Persebaran umat Kristen Protestan di Indonesia mengalami persebaran yang
cukup merata di Indonesia, dapat dilihat pada tabel persebaran penduduk di
Indonesia beragama Kristen Protestan pada tahun 2010 dibawah ini.
Table 1.3 Persebaran Umat Kristen di Indonesia
Sumber: (Wikipedia,2015)
No. Provinsi Jumlah Penduduk Kristen
Protestan
1. Aceh 50.309
2. Sumatera Utara 3.509.700
3. Sumatera Barat 69.253
4. Riau 484.895
5. Jambi 82.311
6. Sumatera Selatan 72.235
7. Bengkulu 28.724
8. Lampung 215.255
9. Kepulauan Bangka Belitung 22.053
8
No. Provinsi Jumlah Penduduk Kristen
Protestan
10. Kepulauan Riau 187.576
11. DKI Jakarta 724.232
12. Jawa Barat 779.272
13. Jawa Tengah 572.517
14. DI Yogyakarta 94.268
15. Jawa Timur 638.467
16. Banten 268.890
17. Bali 64.454
18. Nusa Tenggara Barat 13.862
19. Nusa Tenggara Timur 1.627.157
20. Kalimantan Barat 500.254
21. Kalimantan Tengah 353.353
22. Kalimantan Selatan 47.974
23. Kalimantan Timur 337.180
24. Sulawesi Utara 1.444.141
25. Sulawesi Tengah 447.475
26. Sulawesi Selatan 612.251
27. Sulawesi Tenggara 41.131
28. Gorontalo 16.559
29. Sulawesi Barat 264.667
30. Maluku 634.841
31. Maluku Utara 258.471
32. Papua Barat 408.841
33. Papua 1.855.245
Jumlah 16.528.513
Dari data di atas dapat dilihat bahwa adanya kebutuhan perusahaan akan
media yang memungkinkan untuk menjangkau pangsa pasar tanpa adanya
batasan jarak sebagai penghalang dalam menawarkan produk dan jasa serta
melakukan penjualan dan pengumpulan donasi pada pasar terutama di seluruh
wilayah Indonesia.
9
Pada tahun 2011, Scripture Union Indonesia telah memulai inisiatif untuk
menggunakan teknologi informasi dalam mendukung proses bisnisnya. Inisiatif
ini dimulai dengan digunakannya software Accurate untuk mengelola data-data
penjualan dan keuangan secara terintegrasi. Scripture Union Indonesia juga
mengembangkan website e-commerce perusahaan yang didalamnya berisikan
informasi seputar profil perusahaan, ulasan produk-produk cetakan dan
pelayanan Scripture Union Indonesia, dan berbagai informasi lainnya.
Tidak seperti software Accurate yang telah dimanfaatkan untuk aktivitas
sehari-hari perusahaan, website e-commerce yang dikembangkan cenderung
tidak terorganisir dengan baik. Semenjak peluncuran pertamanya, tidak dilakukan
evaluasi terhadap website baik dari segi tampilan, konten, maupun fitur yang
disajikan. Hal ini menyebabkan tidak adanya perbaikan terhadap beberapa
kekuranganyang masih terdapat pada website.
Dari segi tampilan, website Scripture Union Indonesia mengalami
beberapa ketertinggalan dibandingkan dengan website penerbit atau penjual buku
lainnya. Tampilan dapat dinilai relatif kurang menarik dan informasi yang
disajikan dalam sebuah halaman terlalu padat dan tidak ditempatkan dengan rapi
sehingga memberi kesan terlalu penuh akan informasi dan menjenuhkan bagi
pengunjung untuk membaca atau melakukan aktivitas lainnya di dalam website.
Selain itu, website Scripture Union Indonesia tidak membedakan tampilan untuk
pengunjunggnya, seperti memberikan saran produk untuk dibeli yang dilihat dari
histori pembelian produk yang dimiliki pelanggan dan lain-lain.
Selain adanya kelemahan pada tampilan, terdapat masalah lain fungsi add
to cart dan pembayaran online yang merupakan fungsi utama dari website e-
commerce dimana masih belum mampu untuk dipergunakan. Selain itu
ketidakacuhan dalam pengelolaan website Scripture Union Indonesia membuat
website menjadi jauh tertinggal jaman dari segi fitur dan tampilan yang kini terus
mengalami perkembangan menjadi lebih dinamis dan mendukung untuk
personalisasi bagi setiap pengunjungnya.
10
Gambar 1.1 Tampilan Halaman Utama Website E-Commerce Scripture Union Indonesia
Gambar 1.2 Tampilan Halaman Product CatalogWebsite E-Commerce Indonesia
11
Gambar 1.3 Tampilan Halaman Transaksi Pembayaran Website E-Commerce Scripture Union Indonesia
Gambar 1.4 Tampilan Halaman Utama Website E-Commerce Penjual Buku, Amazon.com
12
Gambar 1.5 Tampilan Halaman Product Catalog Amazon.com
Gambar 1.6 Tampilan Halaman Transaksi Pembayaran Website E-Commerce Amazon.com
13
Selain masalah tersebut, dalam melakukan penjualan dan penggalangan
dana donasi, Scripture Union Indonesia juga masih melakukannya dengan cara
tradisional yaitu dengan menawarkan kerjasama distribusi produk dan program
pelayanan secara langsung dengan mendatangi calon mitra kerja seperti toko-
toko buku rohani, sekolah-sekolah dan gereja-gereja lalu kemudian melakukan
presentasi face to face mengenai produk dan program layanan, atau dengan
menyebar broadcast message melalui Blackberry Messanger. Hal ini dirasakan
kurang efektif mengingat banyaknya produk terbitan Scripture Union Indonesia
yang penjualannya tidak sesuai target yang ditetapkan dan juga seringnya
program pelayanan mengalami kekurangan biaya dalam proses pelaksanaannya
sehingga harus didukung dana yang didapat dari hasil penjualan buku.
Jika dibandingkan dengan pesaing utamanya, perusahaan penerbit buku
renungan rohani Renungan Harian, Scripture Union Indonesia dapat dikatakan
jauh tertinggal tidak hanya dalam memanfaatan website sebagai sarana untuk
memasarkan dan melakukan transaksi jual beli secara online, namun juga
tertinggal dalam pemanfaatannya sebagai sarana interaksi dengan para
pengunjungnya. RenunganHarian.net memungkinkan pengunjung untuk
memberikan comment pada setiap halaman dan posting hanya dengan melakukan
log in dengan akun social media. Hal ini meningkatkan antusias pengguna untuk
berbagi pendapat dan pengalaman setelah membaca bahan renungan Alkitab
yang disediakan sehari-hari yang berujung pada peningkatan kepuasan
pengunjung dalam menggunakan website. Selain itu dari segi pengumpulan dana
donasi, tidak perlu jauh-jauh, jika dibandingkan dengan website Scripture Union
Internasional yang telah memanfaatkan website sebagai sarana untuk
memperluas pangsa donaturnya melalui menu donasi online yang ada di setiap
halaman websitenya dimana website tersebut memungkinkan pengunjung
website untuk mengetahui kegiatan pelayanan yang membutuhkan dana donasi
yang selanjutnya akan program tersebut dapat dipilih dalam formulir donasi dan
secara otomatis sejumlah uang tersebut telah dianggarkan sebagai dana
pemasukan untuk kegiatan tersebut.
14
Gambar 1.1 Tampilan Halaman Utama Website Ecommerce
Gambar 1.2 Tampilan Halaman Artikel Renungan Harian
15
Dari segi penjualan, menurut laporan penjualan periode 2011 sampai
2014 yang dimiliki oleh Scripture Union Indonesia melalui kantor pusat dan
kantor-kantor perwakilan, menunjukkan adanya pergerakkan yang cukup lambat
dalam penjualan buku yang dimiliki oleh Scripture Union Indonesia seperti yang
ditunjukkan pada tabel di bawah ini. Hal tersebut cukup mengkhawatirkan
melihat dari adanya kenaikan pendapatan dan jumlah penduduk beragama
Kristen di Indonesia yang seharusnya memungkinkan penjualan buku Kristiani
untuk mengalami kenaikan secara paralel.
Table1.4 Penjualan Buku Scripture Union Indonesia 2011-2014
Tahun Jumlah Penjualan (Eksemplar)
2011 303.043
2012 321.778
2013 329.290
2014 340.024
Sumber: (Laporan Penjualan Scripture Union Indonesia 2011-2014)
Melihat situasi yang dialami oleh Scripture Union Indonesia, penulis
melihat bahwa perusahaan perlu mulai mengembangkan sistem informasi yang
dapat mendukung penjualan dan penggalangan donasi secaea online untuk terus
dapat bersaing dan memenangkan pelanggan. Melalui penulisan penelitian yang
berjudul ANALISA DAN PERANCANGAN WEBSITE E-COMMERCE
PADA SCRIPTURE UNION INDONESIA, penulis akan melakukan analisa
terhadap kebutuhan yang dimiliki perusahaan baik dari internal maupun
eksternal, yang kemudian akan digunakan dalam perancangan fitur website yang
secara garis besar difungsikan untuk memperkenalkan perusahaan (company
profile), menerima pesanan produk dan program pelayanan hingga pemrosesan
transaksi pembayaran, penyediaan sarana interaksi antar pengguna website
dengan pemanfaatan social media yang terintegrasi ke halaman website, dan
dilengkapi dengan berbagai fitur pendukung lainnya.
16
1.2 Formulasi MasalahDari latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
masalah yang ada pada Scripture Union Indonesia adalah:
1. Bagaimana melakukan analisa internal dan eksternal perusahaan Scripture
Union Indonesia untuk sistem penjualan dan penggalangan dana donasi yang
sedang berjalan?
2. Fitur-fitur apa sajakah yang perlu dibangun pada website e-commerce untuk
penjualan dan donasi online pada Scripture Union Indonesia?
3. Apa sajakah kebutuhan perusahaan dalam mengimplementasikan website e-
commerce?
1.3 Ruang Lingkup
Dengan tujuan untuk menghindari adanya perluasan ruang lingkup pada skripsi
yang akan dibuat, batasan sistem yang akan dikerjakan dalam pengembangan skripsi
akan terlebih dahulu ditetapkan, yaitu berfokus pada pembuatan website e-commerce
di perusahaan terpilih, dimana website tersebut akan berisikan fitur-fitur yang dapat
digunakan untuk meningkatkan brand awareness serta efektivitas dan efisiensi pada
proses penjualan produk dan penggalangan donasi yang dilakukan perusahaan.
Adapun ruang lingkup yang direncanakan akan dikembangkan dalam website E-
Commerceadalah sebagai berikut:
1. Analisa dan perancanganwebsite e-commerceyang terdiri dari bagian front-
end dan back-end.
- Front-end adalah bagian yang berhubungan secara langsung dengan
pelanggan.
- Back-End adalah bagian yang berhubungan secara langsung dengan
internal perusahaan yang bertanggung jawab untuk mengelola website e-
commerceperusahaan.
2. Fitur website e-commercedibatasi untuk penyediaan informasi mengenai
perusahaan (company profile), penyediaan informasi dan penjualan produk
terbitan Scripture Union Indonesia hingga tahap transaksi pembayaran,
penyediaan informasi seputar program-program pelayanan dan penggalangan
donasi online.
3. Tidak membahas masalah keamanan website.
17
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan dari skripsi yang akan dibuat nanti adalah untuk membangun sebuah
website e-commerceyang dapat menjawab tantangan yang dimiliki perusahaan
dalam:
1. Melakukan analisa internal dan eksternal perusahaan Scripture Union
Indonesia untuk sistem penjualan dan penggalangan dana donasi yang
sedang berjalan.
2. Membuat rancangan fitur website e-commerce untuk penjualan dan donasi
online pada Scripture Union Indonesia.
3. Mengidentifikasi kebutuhan perusahaan dalam mengimplementasikan
website e-commerce.
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaatdari skripsi yang akan dibuat nanti terbagi menjadi tiga bagian, yaitu:
1. Bagi perusahaan
- Mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan yang dihadapi
melalui analisa menggunakan matriks Internal Factor Evaluation (IFE)
dan External Factor Evaluation (EFE).
- Mengetahui posisi perusahaan pada pasar saat ini melalui analisa
menggunakan matriks CPM.
- Meningkatkan brand awareness perusahaan melalui menu about us dan
contact us pada website.
- Mempermudah perusahaan dalam melakukan penyebaran informasi
seputar produk dan program pelayanan yang ditawarkannya melalui menu
shop, event, gallery dan partnership pada website.
- Menumbuhkan pangsa pasar pelanggan dan donatur Scripture Union
Indonesia melalui menu partnership dan donation.
- Menciptakan retensi dan kesetiaan pelanggan dan donatur melalui menu
contact us dan message.
2. Bagi pelanggan
- Mempermudah dan mempercepat pelanggan dalam mendapatkan
informasi yang akurat seputar produk dan program pelayanan yang
ditawarkan oleh Scripture Union Indonesia melalui menu about us, event,
gallery, partnership, contact us dan message.
18
- Mempermudah dan mempercepat pelanggan dalam melakukan pembelian
produk Scripture Union Indonesia melalui menu shop.
- Mempermudah dan mempercepat pelanggan dalam memberikan donasi
terhadap program pelayanan yang diselenggarakan oleh Scripture Union
Indonesia melalui menu donation dan partnership.
3. Bagi penulis
-
- Menambah pengalaman dalam membangunwebsite e-commerceyang telah
dipelajari sebelumnya.
- Mendapatkan kesempatan untuk secara langsung menggunakan ilmu
analisa, perancangan dan pengembangan sistem informasi berbasis web.
- Meningkatkan pengetahuan mengenai strategi jual beli melalui media
elektronik/teknologi informatika.
4. Bagi pembaca
- Mendapatkan pengetahuan lebih mengenai e-commerce
- Mendapatkan bahan pembelajaran dan acuan dalam mengembangkan
website e-commercedi masa yang akan datang.
1.6 Metode Penelitian
Analisa yang digunakan dalam penelitian ini ditujukan untuk
memperoleh suatu definisi mengenai website e-commerce seperti apa yang
dibutuhkan dan diinginkan oleh Scripture Union Indonesia. Hasil dari analisa
yang didapat tersebut akan digunakan sebagai dasar dan acuan dalam
pembangunan website e-commerce yang sekiranya dapat menjawab tantangan
internal dan ancaman eksternal yang dimiliki oleh perusahaan dalam hal
meningkatkan pangsa pasar dan retensi pelanggan dan donaturnya. Berikut ini
merupakan metodologi yang digunakan dalam menganalisa kebutuhan
sehubungan dengan pembangunan website e-commerce Scripture Union
Indonesia:
- Metode pengumpulan data:
1. Observasi. Melakukan kunjungan dan tinjauan langsung pada
direktur utama, bagian manajemen data, bagian manajemen
website, bagian redaksi, bagian pelayanan, dan bagian
19
administrasi keuangan Scripture Union Indonesia untuk
mengetahui kondisi dan aktifitas perusahaan.
2. Studi Pustaka. Metode ini digunakan dalam melakukan
penyusunan pada landasan teori, dan juga untuk mendukung
penelitian pada bab-bab selanjutnya. Metode ini dilaksanakan
dengan membaca dan mengutip berbagai referensi mengenai e-
commerce, analisa dan perancangan sistem berbasis objek, dan
berbagai materi lainnya baik dari buku maupun literatur-literatur
yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan.
3. Wawancara. Secara langsung melakukan tanya jawab dengan
direktur utama, bagian manajemen data, bagian manajemen
website, bagian redaksi, bagian pelayanan, dan bagian
administrasi keuangan Scripture Union Indonesia untuk
mengetahui lebih dalam mengenai kondisi perusahaan, kegiatan
yang berlangsung dalam perusahaan, masalah yang dihadapi, dan
berbagai hal yang dapat mendukung penelitian.
- Metode analisis:
o Analisis peluang pasar
o Tahap Input menggunakan matriks IFE, EFE dan CPM
o Tahap Pencocokan menggunakan matriks SWOT, IE dan Grand
Strategy
o Tahap Keputusan menggunakan matriks Perencanaan Strategi
Kuantitatif (QSPM)
- Metode perancangan :
Setelah melakukan analisa terhadap data dan informasi yang
diperoleh melalui metode-metode diatas maka diperolehlah usulan-
usulan yang sebaiknya dilakukan dalam perancangan, sehingga
selanjutnya dirancanglah sebuah website berbasis objek yang terdiri
atas:
1. Perancangan alur proses kerja sistem menggunakan UML
diagram dengan menggunakan tools Visual Paradigm 12.0
2. Perancangan spesifikasi website menggunakan 7C Framework
20
3. Perancangan user interfacemenggunakan aplikasi Axure RP Pro
7.0
1.7 Sistematika Penulisan
Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas dalam penelitian yang
dilakukan, makapenulisan dibagi secara sistematis ke dalam 5 bab sebagai
berikut:
Bab 1: Pendahuluan
Dalam bab ini akan dibahas mengenai latar belakang masalah, ruang
lingkup, tujuan dan manfaat, metodologi penelitian yang dilakukan,
serta sistematika penulisan untuk menjelaskan pokok-pokok
pembahasan.
Bab 2: Landasan Teori
Dalam bab ini akan menguraikan teori-teori yang mendukung
penelitian ini, dan yang merupakan dasar bagi pemecahan masalah
dan didapat dengan melakukan studi pustaka sebagai dasar dalam
melakukan penelitian.
Bab 3: Analisis Proses Bisnis Berjalan
Dalam bab ini dibahas mengenai analisis proses bisnis yang dimiliki
perusahaan dan masalah-masalah yang dihadapi. Seperti gambaran
umum studi kasus, analisis permasalahan, analisis kompetitor, analisis
kebutuhan user, dll.
Bab 4: Perancangan Website E-Commerce
Dalam bab ini berisikan perancangan web page yang terbagi menjadi
dua, bagian pertama merupakan perancangan menggunakan UML
diagram untuk menggambarkan proses kerja website dan bagian
kedua menggunakan aplikasi Axure untuk merancang user interface
dan wireframe dari website e-commerce.
Bab 5: Kesimpulan dan Saran
Dalam bab ini dikemukakan kesimpulan dari penelitian yang
dilakukan dan saran-saran yang diusulkan untuk pengembangan web
page lebih lanjut agar tercapai hasil yang lebih baik di kemudian hari.
21