sriwijaya1012.files.wordpress.com€¦ · Web viewPada dasarnya tanaman karet memerlukan...
Transcript of sriwijaya1012.files.wordpress.com€¦ · Web viewPada dasarnya tanaman karet memerlukan...
Laporan Kunjungan Balai Penelitian Sembawa
Budidaya Tanaman Perkebunan
Oleh :
Nama : Sri Wahyuni
Nim : D1B010089
Prodi : Agribisnis (E)
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI
2012
1. PENDAHULUAN1.1 Latar BelakangBalai Penelitian Sembawa Terletak di tengah-tengah perkebunan karet rakyat, sejak tahun
1982. Balai Penelitian Sembawa menjalankan misinya untuk menghasilkan teknologi di
bidang perkaretan. Tidak kurang dari 27 orang tenaga peneliti yang handal dari berbagai
disiplin ilmu seperti pemuliaan, agronomi, proteksi tanaman, tanah dan iklim, pengolahan
hasil, dan sosial ekonomi terintegrasi bekerja dan berusaha menghasilkan teknologi yang
bermanfaat bagi pengembangan perkebunan karet. Dilengkapi dengan berbagai laboratorium,
kebun percobaan, perpustakaan, stasiun klimatologi, rumah kaca yang memadai.
Balai Penelitian Sembawa telah menghasilkan berbagai inovasi teknologi yang terbukti
mampu memberikan hasil yang nyata. Berbagai inovasi teknologi tersebut seperti klon
unggul karet, bahan tanam bermutu, sistem sadap, sistem usahatani karet terpadu baik pada
tanaman belum menghasilkan (TBM) maupun tanaman menghasilkan (TM), pengendalian
hama dan penyakit, rekomendasi pemupukan, perbaikan mutu bahan olah karet yang ramah
lingkungan, dan model percepatan peremajaan karet rakyat partisipatif.
1.2 Tujuan KunjunganMenambah wawasan mahasiswa mengenai tanaman karet baik itu dari tehnik budidaya,
panen, dan pengelolahan hasil, juga mengenal inovasi yang di rekomendasikan oleh lembaga
penelitian sembawa untuk menunjang peningkatan mutu dan hasil dari tanaman karet
tersebut.
1.3 Waktu dan TempatKunjungan ini dilakukan pada hari Selasa, 3 Juli 2012 pukul 10.00 wib s/d selesai dan
bertempat di Pusat Penelitian Karet Balai Penelitian Sembawa Palembang, Sumatera Selatan.
2. PEMBAHASAN
TUGAS POKOK DAN FUNGSI BALAI PENELITIAN
a. Tugas pokok dan fungsi Balai Penelitian Sembawa:
Dalam pelaksanaannya Balai Penelitian Sembawa mempunyai tugas pokok dan fungsi
(tupoksi) sebagai berikut :
· Mengemban Tugas pokok menghasilkan teknologi yang dapat meningkatkan
produktivitas dan mutu bahan olah karet dalam rangka meningkatkan pendapatan, terutama
karet rakyat.
· Melakukan berbagai Fungsi meliputi:
(a) Melaksanakan kegiatan penelitian untuk menghasilkan teknologi karet meliputi
prapanen, pasca panen dan sosial ekonomi;
(b) Melaksanakan pelayanan dan jasa hasil penelitian;
(c) Melaksanakan kegiatan alih teknologi.
b. Visi & Misi Balai Penelitian Sembawa :
Sebagaimana telah dirumuskan dalam Rencana Strategis (Renstra) Periode 2005-2009, Balai
Penelitian Sembawa, Pusat Penelitian Karet menetapkan Visi :
Menjadi lembaga penelitian, pengembangan dan pelayanan yang terkemuka, mandiri dan
berperan aktif dalam mewujudkan usaha agribisnis karet nasional yang berdaya saing tinggi,
mensejahterakan, berwawasan lingkungan dan berkelanjutan.
Misi :
- menghasilkan inovasi, merekayasa dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi
yang diperlukan bagi pengembangan sistem dan usaha agribisnis karet untuk mendukung
pencapaian tujuan pembangunan nasional;
- memasyarakatkan secara intensif inovasi teknologi hasil penelitian kepada pengguna;
- mendorong peningkatan kinerja industri berbasis karet di dalam negeri, melalui introduksi
inovasi teknologi serta pelayanan yang proaktif;
- mendorong terciptanya industri berbasis karet yang ramah lingkungan guna
mempertahankan kelestarian agroindustri;
- melakukan upaya-upaya yang mengarah pada kemandirian institusi secara finansial melalui
kegiatan usaha yang berbasis pada kompetensi.
Rincian Kegiatan di Lembaga Penelitian Sembawa
a. Materi 1Kesesuaian Lahan Terhadap Tanaman Karet
Pada materi ini pembicara menjelaskan tentang kesesuaian lahan terhadap tanaman
karet.
Syarat tumbuh tanaman karet :
Pada dasarnya tanaman karet memerlukan persyaratan terhadap kondisi iklim untuk
menunjang pertumbuhan dan keadaan tanah sebagai media tumbuhnya.
1). Iklim
Daerah yang cocok untuk tanaman karet adalah pada zone antara 15oC LS dan 15o LU. Diluar
itu pertumbuhan tanaman karet agak terhambat sehingga memulai produksinya juga
terlambat.
CH
Tanaman karet memerlukan curah hujan optimal antara 2.500 mm sampai 4.000
mm/tahun,dengan hari hujan berkisar antara 100 sd. 150 HH/tahun. Namun demikian, jika
sering hujan pada pagi hari, produksi akan berkurang.
Topografi(elevasi)
Pada dasarnya tanaman karet tumbuh optimal pada dataran rendah dengan ketinggian 200 m
dari permukaan laut. Ketinggian > 600 m dari permukaan laut tidak cocok untuk tumbuh
tanaman karet.
Suhu optimal diperlukan berkisar antara 250C sampai 350C.
Angin
Kecepatan angin yang terlalu kencang pada umumnya kurang baik untuk penanaman karet.
2). Tanah
Lahan kering untuk pertumbuhan tanaman karet pada umumnya lebih mempersyaratkan sifat
fisik tanah dibandingkan dengan sifat kimianya. Hal ini disebabkan perlakuan kimia tanah
agar sesuai dengan syarat tumbuh tanaman karet dapat dilaksanakan dengan lebih mudah
dibandingkan dengan perbaikan sifat fisiknya.
Berbagai jenis tanah dapat sesuai dengan syarat tumbuh tanaman karet baik tanah vulkanis
muda dan tua, bahkan pada tanah gambut < 2 m. Tanah vulkanis mempunyai sifat fisika yang
cukup baik terutama struktur, tekstur, sulum, kedalaman air tanah, aerasi dan drainasenya,
tetapi sifat kimianya secara umum kurang baik karena kandungan haranya rendah. Tanah
alluvial biasanya cukup subur, tetapi sifat fisikanya terutama drainase dan aerasenya kurang
baik.
Reaksi tanah berkisar antara pH 3, 0 - pH 8,0 tetapi tidak sesuai pada pH, 3,0 dan > pH 8,0.
Sifat-sifat tanah yang cocok untuk tanaman karet pada umumnya antara lain :
Sulum tanah sampai 100 cm, tidak terdapat batu-batuan dan lapisan cadas
Aerase dan drainase cukup
Tekstur tanah remah, poreus dan dapat menahan air
Struktur terdiri dari 35% liat dan 30% pasir
Tanah bergambut tidak lebih dari 20 cm
Kandungan hara NPK cukup dan tidak kekurangan unsur hara mikro
Reaksi tanah dengan pH 4,5 - pH 6,5
Kemiringan tanah < 16% dan
Permukaan air tanah < 100 cm.
b. Materi 2Persiapan Benih dan Pembibitan
Pada materi ini pemateri dari lmbaga penelitian sembawa menjelaskan berbagai tahapan
dalam penyiapan media benih ynag meliputi:
Persiapan Bahan Tanam
Persiapan bahan tanaman
Persiapan bahan tanam untuk tanaman karet merupakan tahapan paling awal dan tahapan
yang sangat menentukan suatu proses budidaya. Baik buruknya bahan tanam akan
berpengaruh pada keberhasilan budidaya tersebut.
Dalam persiapan bahan tanam, persiapan yang harus dilakukan antara lain :
a. Benih
Benih merupakan biji yang akan digunakan sebagai bahan tanam. Benih tanaman karet
dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu
Ilegitim : benih yang tidak diketahui klon tetua betina dan klon tetua jantan
Propelegitim : benih yang klon tetua betinanya diketahui
Legitim : benih yang klon tetua jantan dan betinanya diketahui
Entres
Entres diartikan sebagai bahan tanaman (vegetatif) yang berupa mata tunas dari klon-klon
anjuran yang pada akhirnya diproyeksikan sebagai bahan batang atas yang bermutu. Setiap
kebun harus memiliki kebun entres sendiri untuk memenuhi kebutuhan entresan bagi
kebunnya tanpa harus mendatangkan bahan entresan dari luar kebun. Syarat untuk membuat
kebun entres adalah :
a. Dekat jalan
b. Datar
c. Tanah subur
d. Aerasi dan drainase baik
e. Dekat sumber air
f. Bebas HPT
g. Lokasi yang mudah diawasi
Kebun entres mempunyai jarak tanam 2 x 1 x 1 m per blok dengan jarak antar blok 3 m. Pemeliharan
entres bertumpu pada manajemen cabang untuk menghasilkan mata tunas prima yang akan digunakan
untuk mata okulasian. Mata tunas prima adalah mata tunas yang berada dibawah / diatas payung daun
( 5 cm diatas / dibawah payung ). Pengaruh penggunaan mata entres akan berpengaruh pada
pertumbuhan batang tanaman hasil okulasi. Faktor penting dalam budidaya entres adalah manejemen
pangkasan cabang entres untuk menciptakan cabang entres yang baik sesuai standart yang diinginkan.
Persiapan Pembibitan Lokasi Pembibitan.
Lokasi pembibitan harus memenuhi syarat sebagai berikut :
Terbuka, drainase tanah baik dan tidak becek.
Dekat sumber air, untuk penyiraman dan penyemprotan hama penyakit
Lebih baik bila tanah melandai ke timur, agar mendapat sinar matahari pagi.
Dekat dengan jalan agar mudah dalam pengangkutan dan pengawasan.
Pemilihan Biji
Biji yang digunakan adalah biji yang berasal dari kebun benih yang diketahui klon induknya.
Untuk menguji kualitas biji dilakukan pengujian terhadap biji yang meliputi uji kenampakan
kulit, uji belah, maupun uji lenting. Dari 100 biji yang diambil secara acak, biji yang baik
untuk bahan tanam mempunyai prosentase sebesar > 70% biji bermutu baik.
Persiapan bedengan
Syarat lokasi yang akan digunakan sebagai lokasi pembibitan adalah daerah yang datar, dekat
jalan, dekat sumber air, tanah subur, dan mudah diawasi. Tanah diolah terlebih dahulu
dibentuk menjadi guludan dengan L : 120 cm, T : 15 cm, P : sesuai kebutuhan. Setelah
diratakan guludan ditambah pasir. Tutup bedengan mempunyai ukuran tinggi tiang depan 120
cm dan tinggi tiang belakang 90 cm menghadap ke arah timur. Tutup bedengan terbuat dari
anyaman daun kelapa atau dari alang-alang. Persiapan bedengan dimulai satu bulan sebelum
periode kumpul biji yaitu pada bulan Januari bedengan pendederan harus sudah siap.
c. Materi 3
Tehnik Penyadapan KaretTehnik penyadapan yang direkomendasikan lemlit sembawa adalah tehnik yang
bertujuan mendapatkan hasil yang baik dan mencegah rusaknya pohon sebagai akibat dari
teknik penyadapan yang kurang baik.tehnik penyadapan itu meliputi:
KRITERIA BIDANG SADAP
Tanaman karet siap sadap bila sudah matang sadap pohon. Matang sadap pohon tercapai
apabila sudah mampu diambil lateksnya tanpa menyebabkan gangguan terhadap
pertumbuhan dan kesehatan tanaman. Kesanggupan tanaman untuk disadap dapat ditentukan
berdasarkan “umur dan lilit batang”. Diameter untuk pohon yang layak sadap sedikitnya 45
cm diukur 100 cm dari pertautan sirkulasi dengan tebal kulit minimal 7 mm dan tanaman
tersebut harus sehat. Pohon karet biasanya dapat disadap sesudah berumur 5-6 tahun.
Semakin bertambah umur tanaman semakin meningkatkan produksi lateksnya
Mulai umur 16 tahun produksi lateksnya dapat dikatakan stabil sedangkan sesudah berumur
26 tahun produksinya akan menurun.
Penyadapan dilakukan dengan memotong kulit pohon karet sampai batas kambium dengan
menggunakan pisau sadap. Jika penyadapan terlalu dalam dapat membahayakan kesehatan
tanaman, dan juga untuk mempercepat kesembuhan luka sayatan maka diharapkan sadapan
tidak menyentuh kayu (xilem) akan tetapi paling dalam 1,5 mm sebelum kambium
Sadapan dilakukan dengan memotong kulit kayu dari kiri atas ke kanan bawah dengan sudut
kemiringan 30˚ dari horizontal dengan menggunakan pisau sadap yang berbentuk V. Semakin
dalam sadapan akan menghasilkan banyak lateks. Pada proses penyadapan perlu dilakukan
pengirisan. Bentuk irisan berupa saluran kecil, melingkar batang arah miring ke bawah..
Melalui saluran irisan ini akan mengalir lateks selama 1-2 jam. Sesudah itu lateks akan
mengental. Lateks yang yang mengalir tersebut ditampung ke dalam mangkok aluminium
yang digantungkan pada bagian bawah bidang sadap. Sesudah dilakukan sadapan, lateks
mengalir lewat aluran V tadi dan menetes tegak lurus ke bawah yang ditampung dengan
wadah
WAKTU PENYADAPAN
Waktu penyadapan yang baik adalah jam 5.00 – 7.30 pagi dengan dasar pemikirannya:
1. Jumlah lateks yang keluar dan kecepatan aliran lateks dipengaruhi oleh tekanan turgor
sel
2. Tekanan turgor mencapai maksimum pada saat menjelang fajar, kemudian menurun
bila hari semakin siang
3. Pelaksanaan penyadapan dapat dilakukan dengan baik bila hari sudah cukup terang
Tanda-tanda kebun mulai disadap adalah umur rata-rata 6 tahun atau 55% dari areal 1 hektar
sudah mencapai lingkar batang 45 Cm sampai dengan 50 Cm. Disadap berselang 1 hari atau 2
hari setengah lingkar batang, denga sistem sadapan/rumus S2-D2 atau S2-D3 hari
Waktu bukaan sadap adalah 2 kali setahun yaitu, pada (a) permulaan musim hujan (Juni) dan
(b) permulaan masa intensifikasi sadapan (bulan Oktober). Oleh karena itu, tidak secara
otomatis tanaman yang sudah matang sadap lalu langsung disadap, tetapi harus menunggu
waktu tersebut di atas tiba
BAGIAN-BAGIAN TANAMAN KARET YANG DISADAP
Tanaman karet siap sadap bila sudah matang sadap pohon. Matang sadap pohon tercapai
apabila sudah mampu diambil lateksnya tanpa menyebabkan gangguan terhadap
pertumbuhan dan kesehatan tanaman. Kesanggupan tanaman untuk disadap dapat ditentukan
berdasarkan “umur dan lilit batang”. Diameter untuk pohon yang layak sadap sedikitnya 45
cm diukur 100 cm dari pertautan sirkulasi dengan tebal kulit minimal 7 mm dan tanaman
tersebut harus sehat. Pohon karet biasanya dapat disadap sesudah berumur 5-6 tahun.
Semakin bertambah umur tanaman semakin meningkatkan produksi lateksnya. Mulai umur
16 tahun produksi lateksnya dapat dikatakan stabil sedangkan sesudah berumur 26 tahun
produksinya akan menurun
Penyadapan dilakukan dengan memotong kulit pohon karet sampai batas kambium dengan
menggunakan pisau sadap. Jika penyadapan terlalu dalam dapat membahayakan kesehatan
tanaman, dan juga untuk mempercepat kesembuhan luka sayatan maka diharapkan sadapan
tidak menyentuh kayu (xilem) akan tetapi paling dalam 1,5 mm sebelum cambium
Sadapan dilakukan dengan memotong kulit kayu dari kiri atas ke kanan bawah dengan sudut
kemiringan 30˚ dari horizontal dengan menggunakan pisau sadap yang berbentuk V. Semakin
dalam sadapan akan menghasilkan banyak lateks. Pada proses penyadapan perlu dilakukan
pengirisan. Bentuk irisan berupa saluran kecil, melingkar batang arah miring ke bawah..
Melalui saluran irisan ini akan mengalir lateks selama 1-2 jam. Sesudah itu lateks akan
mengental. Lateks yang yang mengalir tersebut ditampung ke dalam mangkok aluminium
yang digantungkan pada bagian bawah bidang sadap. Sesudah dilakukan sadapan, lateks
mengalir lewat aluran V tadi dan menetes tegak lurus ke bawah yang ditampung dengan
wadah
3. KESIMPULAN
Pada kunjungan ke Balai Penelitian Karet Sembawa ini mahasiswa dapat langsung
melihat proses pengembangbiakan tanaman karet dan hasil yang didapat dari
pengembangbiakan tersebut dilapangan, dimana proses pengembangbiakan itu menggunakan
klon terbaik dari hasil budidaya para tenaga peneliti di Balai ini. .
DAFTAR PUSTAKA
Http://www.google.com.2012.website_resmi_bapel_sembawa. Diakses tanggal 9 Juli 2012
Http://www.google.com. 2011. Okulasi Karet. Diakses tanggal 9 Juli 2012.
Lakitan, B., 1995. Fisiologi Tumbuhan. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Sianturi, H. S. D., 2001. Budidaya Tanaman Karet. USU Press, Medan.
Lampiran Gambar
Pusat Penelitian Karet-Balai Penelitian Sembawa Pemilihan tanaman karet yg akan di okulasi
Penggoresan batang karet Pemilihan bidang okulasi
Pengambilan bagian okulasi lapisan yang telah terambil
Membuka goresan kulit batang karet melakukan penempelan
Penutupan bidang okulasi penutupan bidang okulasi
Bidang okulasi selesai ditutup Tanaman karet yang telah tumbuh setelah
okulasi