pencemaranlaut.files.wordpress.com · Web viewMinyak bumi mentah mengandungcampuran rumit...
Transcript of pencemaranlaut.files.wordpress.com · Web viewMinyak bumi mentah mengandungcampuran rumit...
BIODATA DIRI
Nama : Ammarizal AzmieTempat, Tanggal Lahir : Bekasi, 14 Juli 1994Agama : IslamJenis Kelamin : Laki – laki
Golongan darah : AAlamat asal : Pondok Pekayon Indah Jl. Pakis VIIA Blok BB 15 No.3 Bekasi Selatan 17148
Alamat kos : Jl. Baskoro I No,18, TembalangE-mail : [email protected]
Status : Mahasiswa S-1 Prodi Ilmu Kelautan, Jurusan Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro, SemarangNo. Handphone : 085711597254
Hobby : Olahraga dan Musik
PENCEMARAN LAUT HIDROKARBON
Ulasan Mengenai Pencemaran Laut Hidrokarbon
Pencemaran laut didefinisikan sebagai peristiwa masuknya partikel kimia,limbah industri,
pertanian dan perumahan, kebisingan, atau penyebaran organisme invasif (asing) ke dalam laut,
yang berpotensi memberi efek berbahaya.Dalam sebuah kasus pencemaran, banyak bahan kimia
yang berbahaya berbentuk partikel kecil yang kemudian diambil oleh plankton dan binatang
dasar,yang sebagian besar adalah pengurai ataupun filter feeder (menyaring air).Dengan cara ini,
racun yang terkonsentrasi dalam laut masuk ke dalam rantaimakanan, semakin panjang rantai
yang terkontaminasi, kemungkinan semakin besar pula kadar racun yang tersimpan. Pada banyak
kasus lainnya, banyak dari partikel kimiawi ini bereaksi dengan oksigen, menyebabkan perairan
menjadi anoxic. Sebagian besar sumber pencemaran laut berasal dari daratan, baik tertiupangin,
terhanyut maupun melalui tumpahan.
Kasus kebocoran ladang minyak dan gas di lepas pantai memang telah menjadi sesuatu
yang akrab di telinga kita, terakhir terjadi di Laut Timor pada 21 Agustus 2009 pukul 04.30 WIB
oleh operator kilang minyak PTTEP Australia yang berlokasi di Montara Welhead Platform
(WHP), Laut Timor atau 200 km dari Pantai Kimberley, Australia. Kejadian seperti ini
merupakan yang kesekian kalinya terjadi di perairan Indonesia, tercatat sampai tahun 2001, telah
terjadi 19 peristiwa tumpahan minyak di perairan Indonesia (Mukhtasor, 2007). Tumpahan
minyak tersebut telah memasuki wilayah perairan Nusa Tenggara Timur (NTT) sejauh 51 mil
atau sekitar 80 km tenggara Pulau Rote.
Pelabuhan Gresik yang berada di bawah manajemen PT. Pelabuhan Indonesia III
(Persero), merupakan salah satu pelabuhan terbesar di Indonesia. Posisinya yang strategis yaitu
pada selat Madura, tepatnya di sebelah utara Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, membuat
Pelabuhan Gresik menjadi salah satu pelabuhan pintu gerbang di Indonesia. Tingginya densitas
trafik di pelabuhan Gresik ini menimbulkan konsekuensi baru yaitu kecenderungan
meningkatnya volume buangan kapal yang khususnya mengandung minyak (Rezvani, 2006).
Eriyanto (2012) mengestimasi jumlah limbah minyak harian pada 7 Pelabuhan, salah satunya
adalah Pelabuhan Gresik pada tahun 2011 mencapai 196,44 m3 per hari.
Sumber Pencemar
Pencemaran minyak yang terjadi di Laut Timor akibat meledaknya sumur minyak
Montara. Sedangkan melubernya liquid hydrocarbon (hidrokarbon cair) yang terjadi di Perairan
Gresik penyebabnya beragam, diantaranya tumpahan bahan bakar perahu yang langsung
terbuang ke laut, hingga limbah aktivitas kapal.
Sumber utama pencemaran laut adalah berasal dari tumpahan minyak baikdari proses di
kapal, pengeboran lepas pantai maupun akibat kecelakaan kapal (Sudrajad, 2006). Hidrokarbon
minyak bumi adalah pencemar utama dilautan. Minyak dan gas bumi terdiri atas berbagai
campuran unsur karbon danhidrogen, yang biasanya disebut hidrokarbon (Kadir, 1995). Minyak
mentah danminyak olahan adalah senyawa kompleks hidrokarbon yang mempunyai
ribuanvariasi senyawa (Mangkoedihardjo, 2005). Minyak bumi mentah mengandungcampuran
rumit hidrokarbon serta sejumlah kecil senyawa yang mengandungnitrogen, sulfur, dan oksigen.
Minyak bumi mentah dapat diubah dengan prosesfisik dan kimia menjadi berbagai produk
sulingan termasuk bensin, minyak tanah,minyak pemanas, minyak diesel, minyak pelumas, lilin,
dan aspal (Connel &Miller, 1995).
Minyak mentah dan minyak olahan adalah senyawa kompleks hidrokarbonyang
mempunyai ribuan variasi senyawa. Minyak mentah mengandung senyawahidrokarbon sekitar
50 – 98 % dan selebihnya senyawa non-hidrokarbon (sulfur,nitrogen, oksigen, dan beberapa
logam berat). Menurut Mangkoedihardjo (2005) minyak diklasifikasikan berdasarkan kelarutan
dalam pelarut organik, yaitu:
1. Hidrokarbon jenuh.
Termasuk dalam kelas ini adalah alkana. Hidrokarbon jenuh ini merupakankandungan
terbanyak dalam minyak mentah.
2. Hidrokarbon aromatik.
Termasuk dalam kelas ini adalah monosiklik aromatik (BTEX) dan polisiklikaromatik
hidrokarbon (PAH: naphtalene, anthracene, dan phenanthrene).
3. Resin.
Termasuk di sini adalah senyawa polar berkandungan nitrogen, sulfur, oksigen(pyridines
dan thiophenes), sehingga disebut pula sebagai senyawa NSO.
4. Asphalt.
Termasuk di sini adalah senyawa dengan berat molekul besar dan logam beratnikel,
vanadium, dan besi. Tentu saja variasi komposisi minyak mentah adalah berbeda di
berbagai tempat, itulah sebabnya teknologi remediasi bersifat sitespesifik.
Efek Terhadap Ekosistem
Pencemaran Minyak dan gas Hidrokarbon yang terjadi di Laut Timor sangat memiliki
dampak negatif bagi ekosistem ikan yang ada di Perairan tersebut. Karena ikan-ikan yang
terdapat di Perairan tersebut terkontaminasi oleh zat dan senyawa yang terkandung pada sumber
pencemar sehingga membuat populasi ikan keracunan dan mati.
Sedangkan tercemarnya Perairan Gresik juga sangat berpengaruh terhadap kelangsungan
hidup ikan-ikan. Pasalnya, ikan-ikan yang berada di Perairan Gresik tersebut makin berkurang
dan sebagian mati karena tercemarnya perairan tersebut oleh lubernya minyak dan hidrokarbon
cair.
Beberapa efek tumpahan minyak di laut dapat di lihat dengan jelas seperti pada pantai
menjadi tidak indah lagi untuk dipandang, kematian burung laut, ikan, dan kerang-kerangan, atau
meskipun beberapa dari organisme tersebut selamat akan tetapi menjadi berbahaya untuk
dimakan. Efek periode panjang (sublethal) misalnya perubahan karakteristik populasi spesies
laut atau struktur ekologi komunitas laut (Anonim, 2010).
Minyak yang mengapung pada permukaan air tentu dapat menyebabkan air berwarna
hitam dan akan menggangu organisme yang berada pada permukaan perairan, dan tentu akan
mengurangi intensitas cahaya matahari yang akan digunakan oleh fitoplankton untuk
berfotosintesis dan dapat memutus rantai makanan pada daerah tersebut. Sementara pada minyak
yang tenggelam dan terakumulasi di dalam sedimen sebagai deposit hitam pada pasir dan batuan-
batuan di pantai, akan mengganggu organisme interstitial maupun organime intertidal, organisme
intertidal merupakan organisme yang hidupnya berada pada daerah pasang surut (Anonim,
2010).
Molekul-molekul hidrokarbon minyak dapat merusak membran sel biota laut,
mengakibatkna keluarnya cairan sel dan berpenetrasinya bahan tersebut ke dalam sel. Berbagai
jenis udang dan ikan akan beraroma dan berbau minyak, sehingga menurun mutunya. Secara
langsung minyak akan menyebabkan kematian pada ikan disebabkan kekurangan oksigen,
keracunan karbon dioksida, dan keracunan langsung oleh bahan berbahaya. Batas toleransi
minyak pada air laut berada antara 0,001 - 0,01 ppm, dan apabila melewati batas tertinggi dari
kadar tersebut maka bau minyak mulai timbul (Sumadhiharga, 1995).
Akibat jangka panjang dari pencemaran minyak adalah terutama bagi biota laut yang
masih muda. Minyak di dalam laut dapat termakan oleh biota-biota laut. Sebagian senyawa
minyak dapat dikeluarkan bersama-sama makanan, sedang sebagian lagi dapat terakumulasi
dalam senyawa lemak dan protein (Sumadhiharga, 1995).
Komponen Hidrokarbon bersifat racun berpengaruh terhadap reproduksi, perkembangan,
pertumbuhan, dan perilaku biota laut, terutama pada plankton bahka dapat mematikan ikan,
dengan sendirinya dapat menurunkan populasi ikan (Fakhrudin, 2004).
Efek Terhadap Sosial Ekonomi
Dampak dari tumpahan minyak itu masih terus mempengaruhi struktur sosial desa asli
dan masyarakat di seluruh daerah yang terkena dampak tumpahan minyak, sehingga sebagian
masyarakat masih enggan untuk mengkonsumsi ikan. Ribuan keluarga, terutama nelayan dan
petani rumpul laut di wilayah Timor Barat, Rote Ndao, Sabu, Lembata, Flores Timor, Alor dan
Sumba telah terpengaruh dan menderita karena pencemaran laut akibat tumpahan minyak
Montara.
Selain itu, tercemarnya perairan Gresik sangat dirasakan nelayan dan petambak. Budi
daya tambak juga tidak maksimal lagi karena daya dukung tambak terus menurun. Aktivitas
kepelabuhanan, banyaknya industri dan dermaga untuk kepentingan sendiri sudah membuat
nelayan pusing karena kerena mereka harus memutar saat mau melaut. Sementara ikan-ikan
semakin sepi. Sekali melaut butuh 30 liter solar, sementara tangkapan sedikit. Petambak juga
was-was wilayahnya tercemar terutama yang ada di kawasan Manyar. Hasil budidaya ikan juga
menurun, bahkan sejumlah petambak ada yang berunjuk rasa ke perusahaan yang dianggap biang
pencemar.
Efek Terhadap Kesehatan Manusia
Berdasarkan hasil penelitian Dewan Wali Amanat Exxon Valdez, ada beberapa jenis
minyak di antaranya yang menguap dengan cepat, memasuki udara, dan dihirup masuk ke dalam
tubuh dan yang paling berbahaya adalah polisiklik aromatik senyawa hidrokarbon (PAH).
Kisaran luas ditoksisitas PAH, di antaranya adalah karsinogenik, mutagenic dan bioaccumulate
dalam rantai makanan yang sangat berpotensi menimbulkan risiko terhadap kesehatan manusia.
Menurut Dewan Wali Amanat Exxon Valdez, kata Tanoni, efek yang dirasakan
penduduk Cordova adalah kelelahan, mual, dan sakit kepala yang merupakan gejala-gejala
penyakit kronis dan memiliki efek buruk terhadap kesehatan fisik manusia seperti sensitivitas
kimia, pusing berkelanjutan, kerusakan sistem saraf pusat, dermatitis, leukemia, cacat janin,
kanker kulit, kerusakan hati, kerusakan ginjal, iritasi kronis saluran pernapasan dan sakit kepala.
Dalam jangka panjang akumulasi minyak yang tekontaminasi di dalam zooplankton dapat
berpindah ke ikan pemangsanya. Demikian seterusnya bila ikan tersebut dimakan ikan yang
lebih besar, hewan-hewan laut lainnya, dan bahkan manusia (Sumadhiharga, 1995).
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2010. Analisis Pencemaran Laut Akibat Tumpahan Minyak di Laut.
http://furkonable.wordpress.com/category/pencemaran-laut/ (diakses pada tanggal 7
November 2014)
Connel, D. W. dan Miller, G. J. 1995. Kimia dan Otoksikologi Pencemaran. Cetakan Pertama.
Jakarta: Universitas Indonesia.
Eriyanto, Evan dan T. Achmadi. 2012. Analisis Penanganan Limbah Minyak di Kawasan
Pelabuhan: Tinjauan dari Segi Transportasi Laut. Jurnal Teknik ITS. Volume: 1.
Halaman: 11-14.
Fakhrudin, Drs, M.Si. 2004. Dampak Tumpahan Minyak Pada Biota Laut. Career Development
Network, Jakarta: Faculty of Engineering University of Indonesia
Kadir, A., 1995. Energi: Sumberdaya, Inovasi, Tenaga Listrik, Potensi Ekonomi. UI Press.
Jakarta
Mangkoedihardjo, S. 2005. Remediation Technologies Selection for Oil-Polluted Marine
Ecosystem. Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut
Teknologi Sepuluh Nopember. Surabaya
Mukhtasor. 2007. Pencemaran Pesisir dan laut, Penerbit PT. Pradnya
Rezvani, Rifki. 2006. Analisa Penerapan Dissolved Air Flotation sebagai Metode Alternatif
Penanganan Limbah Kapal pada Rancangan Port Reception Facility di Pelabuhan
Tanjung Perak Surabaya. Tugas Akhir Jurusan Teknik Sistem Perkapalan ITS, Surabaya
Sudrajad, Agung., 2006. Pencemaran Udara, Suatu Pendahuluan (diakses pada tanggal 7
Novermber 2014)
Sumadhiharga, K. 1995. Zat-Zat yang Menyebabkan Pencemaran di Laut, dalam Jurnal Pusat
Studi Lingkungan Perguruan Tinggi Seluruh Indonesia: Lingkungan dan Pembangunan 15
(4), 376-387