awanawan4th.files.wordpress.com€¦ · Web viewMesin-mesin diesel putaran tinggi untuk...
Transcript of awanawan4th.files.wordpress.com€¦ · Web viewMesin-mesin diesel putaran tinggi untuk...
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
JOB TEKNOLOGI MOTOR DIESEL
Semester IV
UJI PENGARUH TIMMING INJEKSI DAN TEKANAN INJEKSI
TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR MESIN DIESEL 4 SILINDER
2 x 50 menit
No. JST/OTO/OTO 419/12Revisi : 00
Tgl. :26 April 2013
21 Halaman
I. Kompetensi:
Setelah mengikuti mata kuliah praktikum ini diharapkan mahasiswa dapat :
1. Menyetel tekanan injeksi dan timming injeksi dengan benar
2. Menganalisis pengaruh tekanan injeksi dan timming injeksi terhadap konsumsi
bahan bakar.
II. Alat dan Bahan
1. Motor diesel 4 silinder
2. Tool box 1 set
3. Injection tester
4. Burret
5. Tachometer
6. Stop watch
7. Nampan dan solar
8. Majun
9. timming light
III. Keselamatan Kerja:
1. Hati-hati anda bekerja, komponen motor diesel sangat presisi.
2. Hati-hati burret mudah pecah.
Disusun Oleh :Lundiawan
11504241029
Dilarang memperbanyak sebagian/ seluruh isi dokumen tanpa ijin tertulis dari program pasca
sarjana UNY
Diperiksa oleh :DR. Sukoco, M.Pd.
1
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
JOB TEKNOLOGI MOTOR DIESEL
Semester IV
UJI PENGARUH TIMMING INJEKSI DAN TEKANAN INJEKSI
TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR MESIN DIESEL 4 SILINDER
2 x 50 menit
No. JST/OTO/OTO 419/12Revisi : 00
Tgl. :26 April 2013
21 Halaman
3. Kondisi pengabut sesudah dipergunakan untuk praktikum harus dapat kembali
seperti sebelumnya.
4. Demikian juga tempat praktikum harus tetap dalam kondisi bersih.
IV. Dasar Teori
1. Pengontrolan volume bahan bahan bakar
Pada mesin diesel terdapat berbedaan yang mendasar jika dibandingkan
dengan mesin bensin, volume penyemprotan bahan bakar pada mesin diesel diatur
sedemikian rupa dan tidak tergantung dari pembukaan katup gas, hanya saja governor
akan bekerja sesuai dengan gerakan katup gas. Pada waktu pedal gas ditekan secara
konstan maka putaran mesin akan turun bila beban mesin bertambah, misalnya pada
saat tanjakan, untuk mengatasi hal ini maka governor akan menambah volume
penyemprotan bahan bakar agar mesin tidak mati dan putaran mesin dapat
dipertahankan.
Untuk mengontrol jumlah (volume) bahan bakar yang diinjeksikan pada
pompa injeksi dilengkapi dengan unit governor Governor dirancang untuk mengatur
secara otomatis putaran dan daya mesin dengan mengontrol volume penyemprotan
berdasarkan beban mesin dan penekanan pedal gas. Governor bekerja dengan
menggerakkan rak pengontrol pompa injeksi dan rak pengontrol akan mengatur
langkah efektif plunyer. Berdasarkan macam dan type jenisnya, maka governor dapat
dibagi menjadi tiga yaitu governor mekanis, governor pneumatic dan gabungan
pneumatic dan mekanis.
Disusun Oleh :Lundiawan
11504241029
Dilarang memperbanyak sebagian/ seluruh isi dokumen tanpa ijin tertulis dari program pasca
sarjana UNY
Diperiksa oleh :DR. Sukoco, M.Pd.
2
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
JOB TEKNOLOGI MOTOR DIESEL
Semester IV
UJI PENGARUH TIMMING INJEKSI DAN TEKANAN INJEKSI
TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR MESIN DIESEL 4 SILINDER
2 x 50 menit
No. JST/OTO/OTO 419/12Revisi : 00
Tgl. :26 April 2013
21 Halaman
Source : VEDC, 1990
Disusun Oleh :Lundiawan
11504241029
Dilarang memperbanyak sebagian/ seluruh isi dokumen tanpa ijin tertulis dari program pasca
sarjana UNY
Diperiksa oleh :DR. Sukoco, M.Pd.
3
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
JOB TEKNOLOGI MOTOR DIESEL
Semester IV
UJI PENGARUH TIMMING INJEKSI DAN TEKANAN INJEKSI
TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR MESIN DIESEL 4 SILINDER
2 x 50 menit
No. JST/OTO/OTO 419/12Revisi : 00
Tgl. :26 April 2013
21 Halaman
Gambar 21 Governor mekanik dan pneumatik
Macam dan Tipe Governor Berdasarkan Fungsinya dapat digolongkan
menjadi governor Putaran Minimum dan Maksimum. Pada governor ini dirancang
untuk mengontrol volume penyemprotan bahan bakar (daya mesin) secara
proporsional berdasarkan injakan pedal gas. Governor Segala Putaran jenis governor
ini dirancang agar dapat mengatur volume penyemprrotan bahan bakar secara lebih
luas, pengaturannya dapat dilakukan saat pertama pedal gas diinjak sampai pada
putaran maksimum, pada umumnya governor ini yang digunakan pada aplikasi mesin
diesel untuk kendaraan.
3. Pengontrolan saat injeksi bahan bakar
Pada mesin bensin saat pengapian harus dimajukan sesuai dengan putaran
mesin melaui advans sentrifugal yang ditempatkan pada unit distributor pengapian,
pada mesin diesel juga dilengkapi suatu bagian yang dapat mengajukan saat
penyemprotan sesuai dengan putaran mesin yang disebut dengan automatic timer.
Mesin-mesin diesel putaran tinggi untuk penggunaan otomotif/kendaraan, daya mesin
dapat diperbaiki/dinaikkan dengan memajukan waktu injeksi sesuai dengan kenaikan
putaran. Ini sama seperti memajukan waktu pengapian dalam mesin-mesin bensin,
untuk tujuan ini timer digunakan.
Ada dua tipe timer yang dipakai, yang pertama adalah timer tangan (hand
timer) dan timer otomatis (automatic timer). Timer otomatis lebih umum digunakan
sekarang ini, diskripsi/gambaran diberikan di bawah ini.
Disusun Oleh :Lundiawan
11504241029
Dilarang memperbanyak sebagian/ seluruh isi dokumen tanpa ijin tertulis dari program pasca
sarjana UNY
Diperiksa oleh :DR. Sukoco, M.Pd.
4
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
JOB TEKNOLOGI MOTOR DIESEL
Semester IV
UJI PENGARUH TIMMING INJEKSI DAN TEKANAN INJEKSI
TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR MESIN DIESEL 4 SILINDER
2 x 50 menit
No. JST/OTO/OTO 419/12Revisi : 00
Tgl. :26 April 2013
21 Halaman
Source : VEDC, 1990
Gambar 22 Mekanik automatic timer
Timer otomatis menggunakan gaya sentrifugal yang secara otomatis
memajukan waktu penyemprotan sesuai dengan putaran mesin. Seperti ditunjukkan
dalam gambar, timer otomatis dibuat/disusun oleh dua buah pemberat sentrifugal
(centrifugal weight), 2 pegas (spring), pelindung (cover) dan flens penghubung
(driving flange). Flens dihubungkan ke poros penggerak pompa injeksi dengan
tonjolan keluar dari permukaannya. Hub/poros dipasang ke poros nok/camshaft
pompa injeksi.
2. Injektor (nozzle)
Disusun Oleh :Lundiawan
11504241029
Dilarang memperbanyak sebagian/ seluruh isi dokumen tanpa ijin tertulis dari program pasca
sarjana UNY
Diperiksa oleh :DR. Sukoco, M.Pd.
5
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
JOB TEKNOLOGI MOTOR DIESEL
Semester IV
UJI PENGARUH TIMMING INJEKSI DAN TEKANAN INJEKSI
TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR MESIN DIESEL 4 SILINDER
2 x 50 menit
No. JST/OTO/OTO 419/12Revisi : 00
Tgl. :26 April 2013
21 Halaman
Pada umumnya nozel terbagi dalam tipe lubang (hole) dan pin Nozel tipe
lobang (hole) terdiri dari tipe; Lobang tunggal (single hole), Lubang banyak (multiple
hole). Nozel tipe pin terdiri dari tipe; Throttle dan Pintle Tipe nozel yang digunakan
akan menentukan proses pembakaran dan bentuk dari ruang bakar.
Secara umum nozel dengan tipe lubang banyak (multiple hole) digunanakan
untuk mesin diesel pembakaran langsung, sedangkan tipe pin dipakai untuk jenis
mesin diesel pembakaran tak langsung. Kebanyakan dari nozel tipe pin adalah tipe
throttle. Disebabkan karena bentuk khusus dari tipe pintle maka hanya sedikit bahan
bakar yang masuk kamar muka saat awal penyemprotan, akan tetapi banyaknya bahan
bakar akan meningkat pada saat akan berakhir penyemprotan. Pengabutan bahan
bakar lebih bagus pada tipe throttle ini untuk menjaga detonasi pada mesin diesel,
serta pemakaian bahan bakar juga lebih hemat.
Source : Swisscontact, 2000
Gambar 25 Beberapa jenis nozzle
Disusun Oleh :Lundiawan
11504241029
Dilarang memperbanyak sebagian/ seluruh isi dokumen tanpa ijin tertulis dari program pasca
sarjana UNY
Diperiksa oleh :DR. Sukoco, M.Pd.
6
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
JOB TEKNOLOGI MOTOR DIESEL
Semester IV
UJI PENGARUH TIMMING INJEKSI DAN TEKANAN INJEKSI
TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR MESIN DIESEL 4 SILINDER
2 x 50 menit
No. JST/OTO/OTO 419/12Revisi : 00
Tgl. :26 April 2013
21 Halaman
Injector berfungsi untuk menghantarkan bahan bakar diesel dari injection
pump ke dalam silinder pada setiap akhir langkah kompresi dimana torak (piston)
mendekati posisi TMA. Injector yang dirancang sedemikian rupa merubah tekanan
bahan bakar dari injection pump yang bertekanan tinggi untuk membentuk kabut yang
bertekanan antara 60 sampai 200 kg/cm², tekanan ini mengakibatkan peningkatan
suhu pembakaran didalam silinder meningkat menjadi 600°C.
Tekanan udara dalam bentuk kabut melaui Injector ini hanya berlangsung satu
kali pada setiap siklusnya yakni pada setiap akhir langkah kompresi saja sehingga
setelah sekali penyemprotan dalam kapasitas tertentu dimana kondisi pengabutan
yang sempurna maka injector yang dilengkapi dengan jarum yang berfungsi untuk
menutup atau membuka saluran injectror ini sehingga kelebihan bahan bakar yang
tidak mengabut akan dialirkan kembali kebagian lain atau ke tangki bahan bakar
sebagai kelebihan aliran (overflow). Untuk menyempurnakan fungsi injector ini
maka injektor akan kita temukan dalam beberapa jenis, tentu saja dengan karakteristik
yang berbeda antara lain terdiri atas Injector berlubang, injector ini terdapat dalam
Injektor berlubang satu (Single hole) dan injeKtor berlubang banyak (multi hole).
Injector model pin atau trotle, injeKtor ini terdapat dalam model trotle dan model
pintle.
Macam-macam injektor seperti disebutkan diatas dengan sifat pengabutan dan
karakteristik yang berbeda maka pemilihan untuk fungsi pemakaiannya juga berbeda
yang bergantung pada proses pembakarannya dan proses pembakaran ini ditentukan
Disusun Oleh :Lundiawan
11504241029
Dilarang memperbanyak sebagian/ seluruh isi dokumen tanpa ijin tertulis dari program pasca
sarjana UNY
Diperiksa oleh :DR. Sukoco, M.Pd.
7
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
JOB TEKNOLOGI MOTOR DIESEL
Semester IV
UJI PENGARUH TIMMING INJEKSI DAN TEKANAN INJEKSI
TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR MESIN DIESEL 4 SILINDER
2 x 50 menit
No. JST/OTO/OTO 419/12Revisi : 00
Tgl. :26 April 2013
21 Halaman
oleh bentuk ruang bakarnya, untuk sifat-sifat injector ini antara lain adalah seperti
berikut;
1. Injector berlubang satu (Single hole) proses pengabutannya sangat baik akan tetapi
mememrlkukan tekanan injektion pump yang tinggi. Demikian halnya dengan
Injektor berlubang banyak (multi hole) pengabutannya sangat baik. Injector ini
sangat tepat digunakan pada direct injection (injeksi langsung).
2. Injektor dengan model pin, injektor model pin ini model trotle maupun model
pintle lebih tepat digunakan pada motor diesel dengan ruang bakar yang memiliki
combustion chamber, kamar muka maupun kamar pusar (turbulen) dan Type
Lanova.
Kontruksi dan Bagian-Bagian Utama Injektor
Disusun Oleh :Lundiawan
11504241029
Dilarang memperbanyak sebagian/ seluruh isi dokumen tanpa ijin tertulis dari program pasca
sarjana UNY
Diperiksa oleh :DR. Sukoco, M.Pd.
8
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
JOB TEKNOLOGI MOTOR DIESEL
Semester IV
UJI PENGARUH TIMMING INJEKSI DAN TEKANAN INJEKSI
TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR MESIN DIESEL 4 SILINDER
2 x 50 menit
No. JST/OTO/OTO 419/12Revisi : 00
Tgl. :26 April 2013
21 Halaman
Komponen Injektor dan Kedudukannya
Disusun Oleh :Lundiawan
11504241029
Dilarang memperbanyak sebagian/ seluruh isi dokumen tanpa ijin tertulis dari program pasca
sarjana UNY
Diperiksa oleh :DR. Sukoco, M.Pd.
9
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
JOB TEKNOLOGI MOTOR DIESEL
Semester IV
UJI PENGARUH TIMMING INJEKSI DAN TEKANAN INJEKSI
TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR MESIN DIESEL 4 SILINDER
2 x 50 menit
No. JST/OTO/OTO 419/12Revisi : 00
Tgl. :26 April 2013
21 Halaman
Injektor dengan Tipe Throttle, Pintle dan Hole
Disusun Oleh :Lundiawan
11504241029
Dilarang memperbanyak sebagian/ seluruh isi dokumen tanpa ijin tertulis dari program pasca
sarjana UNY
Diperiksa oleh :DR. Sukoco, M.Pd.
10
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
JOB TEKNOLOGI MOTOR DIESEL
Semester IV
UJI PENGARUH TIMMING INJEKSI DAN TEKANAN INJEKSI
TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR MESIN DIESEL 4 SILINDER
2 x 50 menit
No. JST/OTO/OTO 419/12Revisi : 00
Tgl. :26 April 2013
21 Halaman
Komponen Injektor dan Kedudukannya
a. Proses Pengabutan Bahan Bakar pada Injector Proses pengabutan bahan bakar diesel
melalui injektor ini diperlukan agar terjadi proses pembakaran yang sempurna didalam
silinder, kendati pada motor diesel ini pembakaran diberikan melalui panas yang dihasilkan
oleh pemampatan udara luar namun nyala api tidak akan terjadi tanpa adanya penambahan
oksigen. Oleh karena itu, dalam proses pengabutan ini pada dasarnya adalah mencampur
bahan bakar dengan oksigen, untuk itu proses pengabutan untuk memperoleh gas bahan bakar
yang sempurna pada injector.
Tekanan injeksi menunjukksn besarnya jumlah yang diperlukan mengabutkan bahan
bakar. Sehingga terdapat hubungan antara besarnya tekanan pengabutan dengan kondisi
kabutan bahan bakar yang dihasilkan. Semakin tinggi tekanan pengabutan maka akan
semakin halus kondisi kabutan bahan bakar/ semakin kecil kecil butiran kabutan dan juga
semakin pendek jarak jangkauannya dari injektor.
Hal ini dikatakan bahwa semakin baik atomisasi namun semakin pendek penetrasinya.
Selanjutnya kondisi kabutan harus disesuaikan dengan besarnya tekanan kompresi mesin
diesel. Artinya setiap motor diesel memerlukan tekanan injeksi yang berbeda-beda untuk
mencapai kondisi terbaiknya yang dikenal dengan spesifikasi tekanan injeksi
Kalau tekanan injeksi dinaikkan, maka bahan bakar akan mudah untuk menguap
namun penetrasinya masih lemah, akibatnya bahan bakar akan mengumpul disekitar ujung
injektor, sehingga banyak bahan bakar yang kekurangan oksigen dan terbentuk CO yang
Disusun Oleh :Lundiawan
11504241029
Dilarang memperbanyak sebagian/ seluruh isi dokumen tanpa ijin tertulis dari program pasca
sarjana UNY
Diperiksa oleh :DR. Sukoco, M.Pd.
11
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
JOB TEKNOLOGI MOTOR DIESEL
Semester IV
UJI PENGARUH TIMMING INJEKSI DAN TEKANAN INJEKSI
TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR MESIN DIESEL 4 SILINDER
2 x 50 menit
No. JST/OTO/OTO 419/12Revisi : 00
Tgl. :26 April 2013
21 Halaman
banyak. Sebaliknya bila tekanan diturunkan, penetrasi atau penyebarannya bahan bakar baik
namun lambat menguap. Akibatnya juga terbentuk HC yang banyak. HC dan CO merupakan
bagian bahan bakar yang tidak menghasilkan kalo, berarti mengurangi jumlah bahan bakar
yang akan menjadi kalor/ pemborosan.
Penyetalan tekanan injeksinya hanya dengan menambah/ mengurangi tebal shim
penyetel yang terdapat pada injektor.
Sumber :
Toyota, 1980, Toyota Diesel Engine, Service Training Information, Toyota Motor
Sales CO. LTD, Japan
DaimlerChrysler, 2000, Common Rail Diesel Injection (CDI), Systim Injeksi Bahan
Bakar Diesel, Edisi 1, Central Training Departement PT. DaimlerChrysler Distribution
Indonesia, Jakarta Indonesia
PEMELIHARAAN/SERVIS SISTEM BAHAN BAKAR DIESEL, TEAM LPPM ITB,
DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN TAHUN 2004
V. Langkah Kerja:
1. Menyiapkan alat dan bahan
Disusun Oleh :Lundiawan
11504241029
Dilarang memperbanyak sebagian/ seluruh isi dokumen tanpa ijin tertulis dari program pasca
sarjana UNY
Diperiksa oleh :DR. Sukoco, M.Pd.
12
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
JOB TEKNOLOGI MOTOR DIESEL
Semester IV
UJI PENGARUH TIMMING INJEKSI DAN TEKANAN INJEKSI
TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR MESIN DIESEL 4 SILINDER
2 x 50 menit
No. JST/OTO/OTO 419/12Revisi : 00
Tgl. :26 April 2013
21 Halaman
2. Lepas pipa bahan bakar pada filter dan sambungkan ke burret
3. Isi burret dengan solar, jaga isinya jangan sampai habis
4. Hidupkan mesin diesel.
5. Biarkan mesin hidup beberapa saat (10 menit)
6. Atur putaran mesin pada 900 rpm
7. Ukur konsumsi bahan bakar dalam 1 menit, lakukan tiga kali hasil pengukuran
8. Matikan mesin
9. Lepaskan injektor dari mesin diesel dan ukur tekanan injeksinya , kemudian
hasilnya masukkan dalam tabel observasi
10. Ulangi observasi dua kali lagi dengan langkah yang sama dengan tekanan injeksi
dan timming injeksi yang berbeda (diatas dan dibawah tekanan injeksi dan
timming injeksi spesifikasi)
11. Setelah selesai observasi, kembalikan tekanan injeksi pada ukuran spesifikasi dan
hidupkan untuk pengecekan
12. Bersihkan mesin diesel, peralatan-peralatan, dan tempat yang anda gunakan.
13. Tugas anda menganalisis data observasi yang anda dapatkan
VI. Hasil Pemeriksaan
Daihatsu mesin tipe DL
Disusun Oleh :Lundiawan
11504241029
Dilarang memperbanyak sebagian/ seluruh isi dokumen tanpa ijin tertulis dari program pasca
sarjana UNY
Diperiksa oleh :DR. Sukoco, M.Pd.
13
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
JOB TEKNOLOGI MOTOR DIESEL
Semester IV
UJI PENGARUH TIMMING INJEKSI DAN TEKANAN INJEKSI
TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR MESIN DIESEL 4 SILINDER
2 x 50 menit
No. JST/OTO/OTO 419/12Revisi : 00
Tgl. :26 April 2013
21 Halaman
OBSERVASI KE
TEKANAN INJEKSI (Atm)
TIMMING INJEKSI (BTDC)
WAKTU (menit)
JUMLAH BAHAN BAKAR (cc)
1 130
MAJU (13)
1
313433
TEPAT (10)23,5
2221,5
MUNDUR (7,2)2324
24,5
2 100
MAJU (13)
1
2021
21,5
TEPAT (10)19,8
1920
MUNDUR (7,2)2021
20,5
3 70
MAJU (13)
1
2928
28,5
TEPAT (10)26
25,525
MUNDUR (7,2) 3028
Disusun Oleh :Lundiawan
11504241029
Dilarang memperbanyak sebagian/ seluruh isi dokumen tanpa ijin tertulis dari program pasca
sarjana UNY
Diperiksa oleh :DR. Sukoco, M.Pd.
14
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
JOB TEKNOLOGI MOTOR DIESEL
Semester IV
UJI PENGARUH TIMMING INJEKSI DAN TEKANAN INJEKSI
TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR MESIN DIESEL 4 SILINDER
2 x 50 menit
No. JST/OTO/OTO 419/12Revisi : 00
Tgl. :26 April 2013
21 Halaman
28,5
Keterangan : Spesifikasi tekanan injeksi = (105 – 115 kg/cm) = ( 101,624 –
111,303 Atm)
Spesifikasi timming injeksi = 10o BTDC
Putaran stationer =900 rpm
Pada percobaan tekanan 130 Atm yaitu diatas tekanan injeksi standarnya
dalam waktu 1 menit diperoleh data sebagai berikut :
1. Kemudian pada timming injeksi maju konsumsi bahan bakar dapat
dikatakan sangat boros. Rata-rata = 32,6 cc
2. Saat timming injeksi standar konsumsi bahan bakar dapat dikatakan
“lebih irit” dibanding pada saat timming dimajukan/dimundurkan,
tekanan injeksi 70 Atm (pada tekanan injeksi 130 Atm). Rata-rata =
22,3 cc
3. Yang terakhir timming injeksi mundur konsumsi bahan bakar dapat
dikatakan sedikit boros dibanding pada timming injeksi
standar ,tekanan injeksi 130 Atm. Rata-rata = 23,8 cc
Pada percobaan tekanan 100 Atm(mendekati, diasumsikan standar) dalam
waktu 1 menit diperoleh data sebagai berikut :
Disusun Oleh :Lundiawan
11504241029
Dilarang memperbanyak sebagian/ seluruh isi dokumen tanpa ijin tertulis dari program pasca
sarjana UNY
Diperiksa oleh :DR. Sukoco, M.Pd.
15
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
JOB TEKNOLOGI MOTOR DIESEL
Semester IV
UJI PENGARUH TIMMING INJEKSI DAN TEKANAN INJEKSI
TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR MESIN DIESEL 4 SILINDER
2 x 50 menit
No. JST/OTO/OTO 419/12Revisi : 00
Tgl. :26 April 2013
21 Halaman
1. Kemudian pada timming injeksi maju konsumsi bahan bakar dapat
dikatakan hemat. Rata-rata = 20,8 cc
2. Saat timming injeksi standar konsumsi bahan bakar dapat dikatakan
paling hemat. Rata-rata = 19,6 cc
3. Yang terakhir timming injeksi mundur konsumsi bahan bakar dapat
dikatakan hemat. Rata-rata = 20,5cc
Pada percobaan tekanan 70 Atm yaitu dibawah tekanan injeksi standarnya
dalam waktu 1 menit diperoleh data sebagai berikut :
1. Kemudian pada timming injeksi maju konsumsi bahan bakar dapat
dikatakan boros. Rata-rata = 28,5 cc
2. Saat timming injeksi standar konsumsi bahan bakar dapat dikatakan
lebih irit dibanding pada saat timming dimajukan, tekanan injeksi 70
Atm. Rata-rata = 25,5 cc
3. Yang terakhir timming injeksi mundur konsumsi bahan bakar dapat
dikatakan boros dibanding pada saat timming injeksi standar, tekanan
injeksi 70 Atm. Rata-rata = 28,8cc
VII. Kesimpulan
Disusun Oleh :Lundiawan
11504241029
Dilarang memperbanyak sebagian/ seluruh isi dokumen tanpa ijin tertulis dari program pasca
sarjana UNY
Diperiksa oleh :DR. Sukoco, M.Pd.
16
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
JOB TEKNOLOGI MOTOR DIESEL
Semester IV
UJI PENGARUH TIMMING INJEKSI DAN TEKANAN INJEKSI
TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR MESIN DIESEL 4 SILINDER
2 x 50 menit
No. JST/OTO/OTO 419/12Revisi : 00
Tgl. :26 April 2013
21 Halaman
a. Jadi pada saat timming injeksi dimajukan konsumsi bahan bakarnya paling banyak
/ boros. Walaupun efek waktu pembakaran lebih lama sehingga kemungkinan
bahan bakar terbakar habis lebih tinggi. Tetapi efek negatifnya adanya gaya yang
melawan gerakan poros engkol, sehingga akan mengurangi tenaga mesin.
b. Pada timming injeksi yang tepat konsumsi bahan bakarnya irit, karena dalam
kondisi ini sudah ditetapkan oleh pabrik sebagai standarnya. Sehingga pada posisi
ini merupakan waktu yang paling efektif untuk menginjeksikan bahan bakar.
Yaitu keseimbangan antara tidak adanya tenaga yang melawan engkol, dan
lamanya waktu pembakaran yang efisien.
c. Sedangkan pada timming injeksi mundur konsumsi bahan bakarnya sedikit lebih
boros, karena pada kondisi ini laman waktu pembakaran lebih singkat, dan mesin
akan kehilangan tenaga akibat dari mundurnya timming injeksi
d. Perhatikan/periksa pengabutan dari nozzle, sampai bentuk pengabutan menyebar
sempurna. Sambil melihat tekanan pengabutannya. Bila belum mengabut
sempurna tambahkan mur/shim pada penyetelnya (tambahkan shim/mur bila
belum mengabut, kurangi tebal shim/mur bila mengabut secara berlebihan/terlalu
kabut).
e. Bisa juga pada pengujian ini terjadi kesalahan bisa akibat faktor alat, manusia, dan
dari mesinnya, sehingga menyebabkan data yang ditulisl tidak valid. Kondisi
mesin bisa juga sudah tidak sesuai spesifikasi, sehingga standar tekanan injeksi
bisa meningkat. Saat pengambilan data bisa juga terjadi kesalahan pembacaan
pengukuran.
Disusun Oleh :Lundiawan
11504241029
Dilarang memperbanyak sebagian/ seluruh isi dokumen tanpa ijin tertulis dari program pasca
sarjana UNY
Diperiksa oleh :DR. Sukoco, M.Pd.
17
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
JOB TEKNOLOGI MOTOR DIESEL
Semester IV
UJI PENGARUH TIMMING INJEKSI DAN TEKANAN INJEKSI
TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR MESIN DIESEL 4 SILINDER
2 x 50 menit
No. JST/OTO/OTO 419/12Revisi : 00
Tgl. :26 April 2013
21 Halaman
f. Jadi konsumsi bahan bakar yang paling hemat pada mesin daihatsu tipe DL yaitu
pada tekanan injeksi (mendekati) standar 100 Atm saat timming injeksi tepat
(standar) pada 10o BTDC
g. Sedangkan konsumsi bahan bakar yang paling boros pada mesin daihatsu tipe DL
yaitu pada tekanan injeksi diatas tekanan injeksi standar yaitu 130 Atm saat
timming injeksi dimajukan pada 13,6o BTDC
VIII. Lampiran
a. Memajukan dan memundurkan timming injeksi dengan memutar sedikit
body pompa injeksi dengan mengendorkan 2 buah mur pengikat.
Disusun Oleh :Lundiawan
11504241029
Dilarang memperbanyak sebagian/ seluruh isi dokumen tanpa ijin tertulis dari program pasca
sarjana UNY
Diperiksa oleh :DR. Sukoco, M.Pd.
18
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
JOB TEKNOLOGI MOTOR DIESEL
Semester IV
UJI PENGARUH TIMMING INJEKSI DAN TEKANAN INJEKSI
TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR MESIN DIESEL 4 SILINDER
2 x 50 menit
No. JST/OTO/OTO 419/12Revisi : 00
Tgl. :26 April 2013
21 Halaman
Diliht dari samping
Disusun Oleh :Lundiawan
11504241029
Dilarang memperbanyak sebagian/ seluruh isi dokumen tanpa ijin tertulis dari program pasca
sarjana UNY
Diperiksa oleh :DR. Sukoco, M.Pd.
19
Mur 1
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
JOB TEKNOLOGI MOTOR DIESEL
Semester IV
UJI PENGARUH TIMMING INJEKSI DAN TEKANAN INJEKSI
TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR MESIN DIESEL 4 SILINDER
2 x 50 menit
No. JST/OTO/OTO 419/12Revisi : 00
Tgl. :26 April 2013
21 Halaman
Dilihat dari atas
b. Penunjukan /arah timming light
Disusun Oleh :Lundiawan
11504241029
Dilarang memperbanyak sebagian/ seluruh isi dokumen tanpa ijin tertulis dari program pasca
sarjana UNY
Diperiksa oleh :DR. Sukoco, M.Pd.
20
Mur 2
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
JOB TEKNOLOGI MOTOR DIESEL
Semester IV
UJI PENGARUH TIMMING INJEKSI DAN TEKANAN INJEKSI
TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR MESIN DIESEL 4 SILINDER
2 x 50 menit
No. JST/OTO/OTO 419/12Revisi : 00
Tgl. :26 April 2013
21 Halaman
Disusun Oleh :Lundiawan
11504241029
Dilarang memperbanyak sebagian/ seluruh isi dokumen tanpa ijin tertulis dari program pasca
sarjana UNY
Diperiksa oleh :DR. Sukoco, M.Pd.
21
Timming light
diarahkan kesini
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
JOB TEKNOLOGI MOTOR DIESEL
Semester IV
UJI PENGARUH TIMMING INJEKSI DAN TEKANAN INJEKSI
TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR MESIN DIESEL 4 SILINDER
2 x 50 menit
No. JST/OTO/OTO 419/12Revisi : 00
Tgl. :26 April 2013
21 Halaman
Disusun Oleh :Lundiawan
11504241029
Dilarang memperbanyak sebagian/ seluruh isi dokumen tanpa ijin tertulis dari program pasca
sarjana UNY
Diperiksa oleh :DR. Sukoco, M.Pd.
22