library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/RS1_2018_1... · Web viewContoh...
Transcript of library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/RS1_2018_1... · Web viewContoh...
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Sistem Informasi
2.1.1. Pengertian Sistem
Menurut Romney & Steinbart (2015:3) Sistem adalah
serangkaian dua atau lebih komponen yang saling terkait dan
berinteraksi untuk mencapai tujuan. Sebagian besar sistem terdiri dari
subsistem yang lebih kecil yang mendukung sistem yang lebih besar
Menurut James A. Hall (2011:5) Sistem adalah kelompok dari
dua atau lebih komponen yang saling berkaitan yang menyajikan
tujuan tertentu.
Menurut Mulyadi (2016:4) Sistem adalah suatu jaringan
prosedur yang dibuat menurut pola yang terpadu untuk melaksanakan
kegiatan pokok perusahaan.
Dapat disimpulkan dari pengertian para ahli diatas bahwa,
Sistem adalah kumpulan dua komponen atau lebih yang saling terkait
dan bekerja satu sama lain untuk mencapai suatu tujuan.
2.1.2. Pengertian Informasi
Menurut James A. Hall (2016:10) Informasi adalah data yang
telah di proses yang hasilnya dapat berguna bagi user. Sebuah
informasi dapat berguna buka di nilai dari isinya, tetapi dinilai dari
user tersebut apakah isi tersebut dapat berguna bagi user tersebut atau
tidak.
Menurut Romney & Steinbart (2015:4) Informasi adalah data
yang dikelola dan diproses untuk memberikan arti dan memperbaiki
proses pengambilan keputusan.
9
10
Menurut Krismiaji (2015:14) Informasi adalah data yang telah
di organisasi dan telah memiliki kegunaan dan manfaat.
Dapat disimpulkan, informasi adalah hasil pemrosesan data
yang nantinya akan digunakan sebagai tolak ukur dalam pembuatan
suatu keputusan.
Gambar 2.1. Alur Aliran Informasi Perusahaan.
2.1.3. Pengertian Sistem Informasi
Menurut James A. Hall (2016:5) Sistem Informasi adalah
sebuah kumpulan prosedur formal dimana sebuah data dikumpulkan,
disimpan, di proses menjadi sebuah informasi dan di distribusikan
kepada users.
Menurut Satzinger, Jackson, & Burd (2016:4) “Sistem
Informasi merupakan kumpulan komponen-komponen yang saling
terkait untuk mengumpulkan, memproses, menyimpan, dan
menyediakan sebagai keluaran informasi yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan tugas-tugas bisnis.
Menurut Kadir (2014:8) Sistem Informasi adalah sejumlah
komponen (manusia, komputer, teknologi informasi, dan prosedur
kerja), ada sesuatu yang di proses (data menjadi informasi), dan
dimaksudkan untuk mencapai suatu sasaran atau tujuan.
Dapat disimpulkan dari pengertian para ahli diatas bahwa
sistem informasi adalah kumpulan komponen (baik sistem, manusia,
11
dan hal lainnya) yang saling terkait dan bekerja sama untuk
memproses data ataupun informasi yang nantinya akan digunakan
dalam menyelesaikan sebuah masalah.
Menurut Mujilan (2012:2) ada beberapa jenis sistem informasi
berbasis komputer diantaranya adalah :
- Electronic Data Processing (EDP) adalah pemanfaatan
teknologi komputer untuk melakukan pengolahan data
transaksi-transaksi dalam suatu organisasi. EDP adalah aplikasi
sistem informasi akuntansi paling dasar dalam setiap
organisasi.
- Management Information Systems (MIS) adalah penggunaan
teknologi informasi untuk menyediakan informasi bagi
pengambilan keputusan para manajer.
- Decision Support Systems (DSS) adalah sebuah sistem yang
melayani permintaan informasi tertentu, khusus, dan tidak rutin
dari manajemen, seperti penggunaan spreadsheet untuk
melakukan analisis “what-if” dari sebuah data operasi atau
anggaran.
- Expert Systems (ES) adalah sistem informasi berbasis
pengetahuan yang memanfaatkan pengetahuannya tentang
bidang aplikasi tertentu untuk bertindak seperti seorang
konsultan ahli bagi pemakainya.
- Executive Information Systems (EIS) adalah sistem yang dibuat
untuk kebutuhan stratejik management tingkat puncak.
- Accounting Information Systems (AIS) adalah sistem berbasis
komputer yang dirancang untuk mengubah data akuntansi
menjadi sebuah informasi.
2.2. Sistem Informasi Akuntansi
2.2.1. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi
12
Menurut L. Turner, A. Weickgennant, & Mary K. Copeland (2017:4)
Sistem Informasi Akuntansi adalah sistem yang terdiri dari proses, prosedur,
dan sistem yang menangkap data akuntansi dari sebuah proses bisnis;
mencatat data akuntansi yang sesuai; memproses detail tentang data akuntansi
dengan cara pengklasifikasian, peringkasan, dan penggabungan; serta
pelaporan ringkasan data akuntansi kepada internal dan external users.
Menurut Romney & Steinbart (2015:10) Sistem Informasi Akuntansi
adalah suatu sistem yang mengumpulkan, mencatat, menyimpan, dan
mengolah data untuk menghasilkan informasi bagi pengambil keputusan.
Menurut Mujilan (2012:3) Sistem Informasi Akuntansi adalah
kumpulan sumberdaya seperti manusia dan peralatan yang diatur untuk
mengubah data menjadi informasi. Informasi ini dikomunikasikan kepada
beragam pengambil keputusan.
Dapat di simpulkan Sistem Informasi Akuntansi adalah sebuah sistem
yang dapat memproses data akuntansi sehingga menghasilkan sebuah
informasi yang berguna dalam pembuatan keputusan.
2.2.2. Subsistem Pada Sistem Informasi Akuntansi
Menurut James A. Hall (2016:8-9) Sistem Informasi Akuntansi
memiliki tiga subsistem utama, diantaranya adalah :
1. Transaction Processing System (TPS) yang menjadi pusat dari
semua fungsi sistem informasi yang mengubah kejadian atau
transaksi harian menjadi sebuah transaksi finansial. Mencatat
transaksi tersebut ke dalam jurnal dan buku besar dan
mendistribusikannya kepada bagian operasi untuk membantu
operasi harian mereka.
2. General Ledger / Financial Reporting System (GLS & FRS)
yang merupakan sebuah sistem yang mengikhtisarkan aktivitas
siklus transaksi dalam hal memperbaharui buku besar serta
menghasilkan laporan keuangan seperti laporan laba rugi,
neraca, perubahan modal, arus kas, serta segala laporan
keuangan lainnya yang digunakan oleh perusahaan..
13
3. Management Reporting System (MRS) yang menyediakan
informasi keuangan internal yang dibutuhkan untuk mengelola
sebuah bisnis, serta merencanakan dan mengontrol operasi
mereka dalam hal menyediakan informasi yang dapat
digunakan dalam pembuatan keputusan. MRS dapat
menghasilkan laporan seperti anggaran, laporan kinerja, serta
laporan pertanggungjawaban.
2.2.3. Siklus Transaksi Pada Sistem Informasi Akuntansi
Menurut Romney & Steinbart (2015:6-7) terdapat 5 kelompok siklus
transaksi pada sistem informasi akuntansi, diantaranya adalah :
1. Siklus Pendapatan (Revenue Cycle) dimana barang atau jasa
dijual untuk mendapatkan uang atau piutang.
2. Siklus Pengeluaran (Expenditure Cycle) dimana perusahaan
membeli persediaan untuk dijual kembali atau bahan baku
untuk digunakan dalam memproduksi barang yang nantinya
akan dijual untuk mendapatkan uang atau piutang.
3. Siklus Produksi atau Konversi (Production or Convertion
Cycle) dimana bahan baku diubah menjadi barang jadi yang
siap di jual.
4. Siklus Sumberdaya atau Penggajian (Humanresource or
Payroll Cycle) dimana karyawan di pekerjakan, dilatih, di
kompensasikan, di evaluasi, di promosi, dan di berhentikan.
5. Siklus Pendanaan/Pembiayaan (Financing Cycle) dimana
perusahaan menjual saham yang dimiliki kepada investor dan
meminjam uang. Kemudian investor akan mendapatkan
dividen dan bunga atas pinjamannya tersebut.
2.2.4. Komponen-Komponen Sistem Informasi Akuntansi
14
Menurut Romney & Steinbart (2015:10) Sistem Informasi
Akuntansi memiliki beberapa komponen, yaitu:
1. Orang yang menggunakan sistem.
2. Prosedur dan instruksi yang digunakan untuk mengumpulkan,
memproses, dan menyimpan data.
3. Data mengenai organisasi dan aktivitas bisnisnya.
4. Perangkat lunak yang digunakan untuk memproses data.
5. Infrastruktur teknologi informasi, termasuk komputer,
perangkat lainnya, dan perangkat jaringan komunikasi yang
digunakan dalam sistem informasi akuntansi.
6. Pengendalian internal and pengukuran keamanan yang
menjaga penyimpanan data sistem informasi akuntansi.
Menurut L. Turner, A. Weickgennant, & Mary K. Copeland
(2017:4-5) Sistem Informasi Akuntansi memiliki lima komponen
penting dalam sistem informasi akuntansi, yaitu:
1. Langkah kerja dalam bisnis proses yang bertujuan untuk
menangkap data akuntansi sebagai terjadinya proses bisnis.
2. Pencatatan manual atau secara komputerisasi untuk
mencatat data akuntansi dari sebuah bisnis proses.
3. Langkah kerja yang merupakan internal control dalam
proses bisnis untuk melindungi aset dan memastikan
akurasi dan kelengkapan data.
4. Langkah kerja dalam memproses, mengklasifikasikan,
mengringkas, dan mengkonsolidasi data mentah akuntansi.
5. Langkah kerja dalam menghasilkan laporan internal dan
external.
2.2.5. Fungsi dan Kegunaan Sistem Informasi Akuntansi
15
Menurut Romney & Steinbart (2015:10-11) sistem informasi
akuntansi memiliki tiga fungsi utama yaitu :
1. Mengumpulkan dan menyimpan data tentang aktivitas
organisasi, sumber daya, dan personil organisasi.
Organisasi memiliki beberapa proses bisnis, seperti
penjualan atau pembelian bahan baku dimana hal tersebut
dilakukan secara berulang-ulang.
2. Mengubah data menjadi informasi, sehingga manajemen
perusahaan dapat merencanakan, menjalankan,
mengontrol, dan mengevaluasi aktivitas, sumberdaya, dan
personil organisasi.
3. Menyediakan pengendalian yang memadai untuk
mengamankan aset dan data organisasi.
Adapun Sistem Informasi Akuntansi yang baik akan memberikan
value terhadap organisasi berupa :
1. Meningkatkan kualitas dan mengurangi biaya dari produk
atau jasa.
2. Meningkatkan efisiensi.
3. Memberikan atau berbagi pengetahuan.
4. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas supply chain.
5. Meningkatkan struktur pengendalian internal.
6. Meningkatkan pengambilan keputusan.
2.3. Gaji
Gambar 2.1 Aliran Informasi Internal dan External
Gambar 2.2 Pemrosesan Data Menjadi Informasi Menggunakan SIA
16
Menurut Soemarso (2014:307) Gaji merupakan imbalan kepada
pegawai yang diberi tugas-tugas administratif dan pimpinan yang jumlahnya
biasanya tetap secara bulanan atau tahunan
Menurut Sujarweni (2015:127) Gaji Merupakan pembayaran atas
jasa-jasa yang dilakukan oleh karyawan yang dilakukan perusahaan setiap
bulan.
Menurut Mulyadi (2013:373) Gaji adalah pembayaran jasa yang
dilakukan oleh karyawan yang mempunyai jenjang jabatan manager.
Umumnya gaji dibayarkan secara tetap perbulan.
Dari pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa gaji adalah bayaran
atas jasa yang diberikan oleh karyawan yang bekerja disebuah perusahaan
atau organisasi, serta biasanya besarannya tetap dan diberikan setiap bulan.
2.4. Cuti
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1976, Cuti adalah
keadaan tidak masuk kerja yang diijinkan dalam jangka waktu tertentu.
Setiyanto A. (2013). “Pembuatan Sistem Informasi Cuti pada Kantor
Pelayanan Perbendaharaan Negara dengan Menggunakan PHP dan MySQL”.
Jurnal Teknik Pomits. 2, 1-4 mengemukakan bahwa ada beberapa jenis cuti
diantaranya adalah :
- Cuti Tahunan
Setiap pekerja yang telah bekerja sekurang-kurangnya satu
tahun secara terus menerus berhak atas cuti tahunan. Lamanya cuti
tahunan adalah 12 (dua belas) hari kerja. Cuti tahunan tersebut dapat
diambil secara terpecah-pecah, dengan ketentuan setiap bagian tidak
boleh kurang dari 3 (tiga) hari kerja.
- Cuti Besar
Cuti besar adalah cuti yang dapat diambil oleh seorang PNS
setelah bekerja 6 tahun berturut-turut. Lama cuti besar adalah
maksimal 90 hari kalender.
- Cuti Sakit
Cuti sakit adalah cuti yang bisa diambil oleh seorang pekerja
ketika sakit dan membutuhkan waktu istirahat untuk pemulihan
kondisinya.
- Cuti Bersalin
17
Cuti bersalin adalah cuti yang dapat diambil oleh pekerja
wanita untuk melahirkan anak pertama, kedua, dan ketiga. Lama cuti
bersalin adalah maksimal 90 hari kalender.
- Cuti Karena Alasan Penting
Pekerja dapat cuti karena alasan penting untuk paling lama 60
hari kalender. Lamanya cuti karena alasan penting hendaknya
ditetapkan sedemikian rupa, sehingga benar-benar hanya untuk waktu
yang diperlukan saja. Dalam kondisi tertentu, cuti alasan penting
hanya bisa diambil setelah hak cuti pegawai yang bersangkutan tidak
mencukupi lagi/habis.
2.5. Lembur
Dalam Keputusan Menteri Nomor 102/MEN/VI/2004 tentang Waktu
Kerja Lembur dan Upah Kerja Lembur Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Republik Indonesia, yang dimaksud dengan Waktu Kerja
Lembur adalah waktu kerja yang melebihi 7 (tujuh) jam sehari dan 40 (empat
puluh) jam untuk 6 (enam) hari kerja dalam 1 (satu) minggu atau 8 (delapan)
jam sehari dan 40 (empat puluh) jam untuk 5 (lima) hari kerja dalam 1 (satu)
minggu atau waktu kerja pada hari istirahat mingguan dan atau pada hari
libur resmi yang ditetapkan Pemerintah.
2.5.1. Perhitungan Lembur
Terdapat 2 (dua) cara menghitung lembur karyawan:
1. Untuk lembur pada hari kerja, rate upah lembur adalah 1,5 x
upah sejam pada jam pertama lembur dan 2x upah sejam pada
jam seterusnya.
2. Untuk lembur pada hari istirahat mingguan dan hari libur
nasional:
- Untuk perusahaan dengan 5 hari kerja, rate adalah 2x upah
sejam untuk 8 jam pertama, 3x upah sejam untuk jam ke-9,
dan 4x upah sejam untuk jam ke-10 dan ke-11
- Untuk perusahaan dengan 6 hari kerja, rate adalah 2x upah
sejam untuk 7 jam pertama, 3x upah sejam untuk jam ke-8,
dan 4x upah sejam untuk jam ke-9 dan ke-10
- Untuk hari libur yang jatuh pada hari kerja terpendek
(misalnya Jumat), rate adalah 2x upah sejam untuk 5 jam
18
pertama, 3x upah sejam pada jam ke-6, dan 4x upah sejam
pada jam ke-7 dan ke-8
Keterangan: upah 1 jam dihitung dengan rumus 1/173 x upah sebulan,
yaitu upah pokok sebulan 100% beserta tunjangan tetap atau 75%
upah pokok apabila Anda mendapatkan tunjangan tetap dan tidak
tetap (Peraturan Kemenakertrans No. KEP. 102/MEN/VI/2004 Pasal 8
Ayat (2)).
2.6. Tunjangan
Menurut Simamora dalam Kadarisman (2012: 229) Tunjangan
karyawan (employee benefit) adalah pembayaran-pembayaran dan jasa-jasa
yang melindungi dan melengkapi gaji pokok, dan perusahaan membayar
semua atau sebagian dari tunjangan ini.
Menurut Simamora dalam Kadarisman (2012: 242) tujuan dari
tunjangan yang diberikan organisasi adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan moral karyawan
2. Memotivasi karyawan
3. Meningkatkan kepuasan kerja
4. Mengikat karyawan baru
5. Mengurangi perputaran karyawan
6. Menjaga agar serikat pekerja tidak campur tangan
7. Menggunakan kompensasi secara lebih baik
8. Meningkatkan keamanan karyawan
9. Mempertahankan posisi yang menguntungkan
10. Meningkatkan citra perusahaan dikalangan karyawan
Jenis-Jenis Tunjangan :
- Tunjangan Tetap
Tunjangan yang tidak terkait dengan kehadiran dan besarannya
tetap, contoh nya adalah tunjangan pendidikan, tunjangan
kematian, tunjangan perumahan, dll.
- Tunjangan Tidak Tetap
19
Tunjangan tidak tetap adalah tunjangan yang besarannya
berbeda sesuai dengan status jabatan dan atau tugas tambahan yang
diterima. Contohnya adalah tunjangan jabatan, tunjangan makan,
tunjangan transportasi, dll.
2.7. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)
2.7.1. BPJS Ketenagakerjaan
BPJS Ketenagakerjaan adalah sebuah jaminan sosial dan
proteksi ( perlindungan ) bagi pekerja Indonesia maupun pekerja asing
yang bekerja di Indonesia sekurang-kurangnya enam bulan.
Menurut Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem
Jaminan Sosial Nasional dan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011
tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial, BPJS Ketenagakerjaan
menyelenggarakan 4 Program yakni
a. Program Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK),
b. Jaminan Hari Tua (JHT),
c. Jaminan Pensiun (JP), dan
d. Jaminan Kematian (JK).
Kewajiban masing-masing pihak adalah sebagai berikut :
Pemberi Kerja
- Jaminan Kecelakaan Kerja : 0.24%-1.74% (sesuai dengan
rate kecelakaan kerja berdasarkan lampiran Peraturan
Pemerintah Nomor 44 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan
Program Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian).
- Jaminan Kematian : 0.3%
- Jaminan Hari Tua : 3.7%
- Jaminan Pensiun : 2%
Pekerja
- Jaminan Hari Tua : 2%
- Jaminan Pensiun : 1%
2.7.2. BPJS Kesehatan
20
BPJS Kesehatan merupakan Badan Hukum Publik yang
bertanggung jawab langsung kepada Presiden dan memiliki tugas
untuk menyelenggarakan jaminan Kesehatan Nasional bagi seluruh
rakyat Indonesia, terutama untuk Pegawai Negeri Sipil, Penerima
Pensiun PNS dan TNI/POLRI, Veteran, Perintis Kemerdekaan beserta
keluarganya dan Badan Usaha lainnya ataupun rakyat biasa.
Besaran yang di tanggung oleh pekerja adalah sebesar 1%
untuk 5 orang tanggungan (karyawan, istri/suami, dan 3 orang anak)
jika ada tanggungan lebih dari itu akan dikenakan 1% per tanggungan.
Besaran yang ditanggung oleh pemberi kerja adalah sebesar
4%
2.8. PPh Pasal 21
Berdasarkan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor
PER-32/PJ/2015 PPh Pasal 21 adalah pajak atas penghasilan berupa gaji,
upah, honorarium, tunjangan dan pembayaran lain dengan nama dan dalam
bentuk apapun sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa, dan kegiatan
yang dilakukan oleh orang pribadi subjek pajak dalam negeri.
2.8.1. Wajib Pajak Pph 21
Menurut Resmi (2014:184), penerima penghasilan yang dipotong
PPh Pasal 21 adalah orang pribadi yang merupakan:
1. Pegawai;
2. Penerima uang pesangon, pension atau uang manfaat
pension, tunjangan hari tua, atau jaminan hari tua,
termasuk ahli warisnya;
3. Bukan pegawai yang menerima atau memperoleh
penghasilan sehubungan dengan pemberian jasa, meliputi:
a. Tenaga ahli yang melakukan pekerjaan bebas, yang
terdiri dari pengacara, akuntan, arsitek, dokter,
konsultan, notaris, penilai dan aktuaris;
b. Pemain musik, pembawa acara, penyanyi, pelawak,
bintang film, bintang sinetron, bintang iklan,
21
sutradara, kru film, foto model,
peragawan/peragawati, pemain drama, penari,
pemahat, pelukis, dan seniman lainnya;
c. Olahragawan;
d. Penasihat, pengajar, pelatih, penceramah,
penyuluh, dan moderator;
e. Pengarang, peneliti dan penerjemah;
f. Pemberi jasa dalam segala bidang termasuk teknik
komputer dan sistem aplikasinya, telekomunikasi,
elektronika, fotografi, ekonomi, dan sosial serta
pemberi jasa kepada suatu kepanitiaan;
g. Agen iklan;
h. Pengawas atau pengelola proyek;
i. Pembawa pesan atau yang menemukan langganan
atau yang menjadi perantara;
j. Petugas penjaja barang dagangan;
k. Petugas dinas luar asuransi;
l. Distributor perusahaan multilevel marketing atau
direct selling dan kegiatan sejenis lainnya
4. Anggota dewan komisaris atau dewan pengawas yang
tidak merangkap sebagai pegawai tetap pada perusahaan
yang sama;
5. Mantan pegawai;
6. Peserta kegiatan yang menerima atau memperoleh
penghasilan sehubungan dengan keikutsertaannya dalam
suatu kegiatan, antara lain meliputi:
a. Peserta perlombaan dalam segala bidang, antara
lain perlombaan olahraga, seni, ketangkasan, ilmu
pengetahuan, teknologi, dan perlombaan lainnya;
b. Peserta rapat, konferensi, sidang, pertemuan, atau
kunjungan kerja;
c. Peserta atau anggota dalam suatu kepanitiaan
sebagai penyelenggara kegiatan tertentu;
d. Peserta pendidikan dan pelatihan;
e. Peserta kegiatan lainnya.
22
2.8.2. Objek Pajak PPh 21
Menurut Resmi (2014: 187), penghasilan yang dipotong
PPh Pasal 21 adalah:
1. Penghasilan yang diterima atau diperoleh pegawai tetap,
baik berupa penghasilan yang bersifat teratur maupun tidak
teratur;
2. Penghasilan yang diterima atau diperoleh penerima
pensiun secara teratur berupa uang pension atau
penghasilan sejenisnya;
3. Penghasilan pegawai tidak tetap atau tenaga kerja lepas,
berupa upah harian, upah mingguan, upah 22 satuan, upah
borongan atau upah yang dibayarkan secara bulanan;
4. Imbalan kepada bukan pegawai, antara lain berupa
honorarium, komisi, fee, dan imbalan sehubungan dengan
pekerjaan, jasa dan kegiatan yang dilakukan;
5. Imbalan kepada peserta kegiatan, antara lain berupa uang
saku, uang representasi, uang rapat, honorarium, hadiah
atau penghargaan dengan nama dan dalam bentuk apapun,
dan imbalan sejenis dengan nama apapun.
6. Penghasilan berupa uang pesangon, uang manfaat pension,
tunjangan hari tua, atau jaminan hari tua yang dibayarkan
sekaligus, yang pembayarannya melewati jangka waktu 2
tahun sejak pegawai berhenti bekerja;
7. Penghasilan berupa honorarium atau imbalan yang bersifat
tidak teratur yang diterima atau diperoleh anggota dewan
komisaris atau dewan pengawas yang tidak merangkap
sebagai pegawai tetap pada perusahaan yang sama;
8. Penghasilan berupa jasa produksi, tantiem, gratifikasi,
bonus, atau imbalan lain yang bersifat tidak teratur yang
diterima atau diperoleh mantan pegawai;
9. Penghasilan berupa penrikan dana pension oleh peserta
program pensiun yang masih berstatus sebagai pegawai,
dari dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh
Menteri Keuangan;
23
10. Semua jenis penghasilan no. 1 s.d. 9 yang diterima dalam
bentuk natura dan/atau kenikmatan lainnya dengan nama
dan dalam bentuk apapun yang diberikan oleh: 23 b. Wajib
Pajak yang dikenakan PPh yang bersifat final; atau c.
Wajib Pajak yang dikenakan PPH berdasarkan norma
perhitungan khusus (deemed profit).
2.8.3. Tarif Pajak Pph 21 Yang Memiliki NPWP
Tarif PPh 21 dijelaskan pada Pasal 17 ayat (1) huruf a
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-32/PJ/2015. Tarif
PPh 21 berikut ini berlaku pada Wajib Pajak (WP) yang memiliki
Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP):
a. WP dengan penghasilan tahunan sampai dengan Rp 50 juta
adalah 5%.
b. WP dengan penghasilan tahunan di atas Rp 50 juta – Rp
250 juta adalah 15%
c. WP dengan penghasilan tahunan di atas Rp 250 juta – Rp
500 juta adalah 25%
d. WP dengan penghasilan tahunan di atas Rp 500 juta adalah
30%
e. Untuk Wajib Pajak yang tidak memiliki NPWP, dikenai
tarif PPh 21 sebesar 20% lebih tinggi dari mereka yang
memiliki NPWP.
2.8.4. Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)
Menurut Siti Resmi (2013:96) Penghasilan Tidak Kena
Pajak (PTKP) merupakan jumlah penghasilan tertentu yang tidak
kena pajak untuk menghitung besar penghasilan kena pajak wajib
pajak orang pribadi dalam negeri, penghasilan netonya dikurangi
dengan jumlah Penghasilan Tidak Kena Pajak.
2.8.4.1. Tarif PTKP Terbaru
24
Penetapan tarif PTKP terbaru didasarkan pada PMK No.
101/PMK.010/2016 yang dikeluarkan oleh menteri
keuangan yaitu sebagai berikut :
Wajib Pajak Rp. 54.000.000
WP Kawin Rp. 4.500.000 (+)
Anak, Max.3 Rp. 4.500.000 (+)
Penghasilan Suami/Istri Digabung Rp. 54.000.000 (+)
2.8.5. Contoh Perhitungan Pph 21
Bapak Budi Setiawan bekerja pada berusahaan PT. XYZ dan
memiliki gaji bulanan sebesar 5.500.000 dan uang lembur sebesar
1.000.000. Pak Budi telah menikah dan memiliki 1 orang anak.
Pak Budi mengikuti bpjs dan berikut rincian pembayarannya :
Jaminan kecelakaan kerja (dibayarkan perusahaan) 0,24 %
Jaminan kematian (dibayarkan perusahaan) 0,3%
Jaminan hari tua dibayarkan oleh perusahaan sebesar 3,7% dan
2% dibayarkan oleh Pak Budi dan langsung dipotong dari gaji
Jaminan pensiun dibayarkan oleh perusahaan sebesar 2% dan 1%
dibayarkan oleh Pak Budi melalui gaji
Berikut adalah perhitungan pajak penghasilan Pak Budi
Gaji Pokok 5.500.000
Tunjangan
Lembur 1.000.000
Jaminan Kecelakaan Kerja (0,24%) 13.200
Jaminan Kematian (0,3%) 16.500
Total Penghasilan Kotor 6.527.700
25
Pengurangan :
- Biaya Jabatan 5% x 6.527.700 326.485
- Jaminan Hari Tua (2% gaji pokok) 110.000
- Jaminan Pensiun (1% gaji pokok) 55.000
Total Pengurang 491.485
Penghasilan Netto Sebulan 6.036.215
Penghasilan Netto Setahun 72.434.580
PTKP
- Pribadi 54.000.000
- Kawin 4.500.000
- Anak 4.500.000
Total PTKP 63.000.000
Penghasilan Kena Pajak Setahun 9.434.580
Pembulatan Ke Atas 9.435.000
Pph Terutang setahun :
5% x 9.435.000 471.750
Pph 21 terutang per bulan
471.750 : 12 Bulan 39.312
2.8.6. Contoh Pencatatan Jurnal Pph 21
Berikut adalah contoh pencatatan pembayaran gaji dan pph 21
milik karyawan :
Kas/Bank (Dr) xxx.xxx
Hutang Pph 21 (Cr) xxx.xxx
2.9. Siklus Pengeluaran dan Penggajian
2.9..1. Siklus Pengeluaran
26
Siklus pengeluaran merupakan salah satu dari 5 siklus
transaksi dalam perusahaan. Kegiatan dalam siklus pengeluaran
meliputi seluruh kegiatan yang berhubungan dengan pembelian
barang atau jasa yang diperlukan perusahaan untuk dapat berfungsi.
Adapun Romney & Steinbart (2015:463) mendefinisikan
siklus pengeluaran sebagai serangkaian aktivitas bisnis dan operasi
pemrosesan informasi terkait yang terus-menerus berhubungan
dengan pembelian serta pembayaran barang dan jasa. Terdapat 4
aktivitas siklus pengeluaran dasar dalam siklus pengeluaran, yaitu :
1. Memesan bahan baku, perlengkapan, dan jasa
2. Menerima bahan baku, perlengkapan, dan jasa
3. Menyetujui faktur pemasok
4. Pengeluaran kas
Pengeluaran kas merupakan aktivitas terakhir dalam siklus
pengeluaran, dimana perusahaan akan membayarkan sejumlah uang
atas pembelian barang atau jasa yang dilakukan kepada vendor.
Transaksi keuangan ini menyebabkan aset berupa kas yang dimiliki
oleh perusahaan berkurang.
2.9..2. Siklus Penggajian
Siklus Penggajian dan kepegawaian dimulai dengan
memperkerjakan karyawan dan berakhir dengan pembayaran kepada
karyawan untuk jasa yang dilakukan dan kepada pemerintah dan
lembaga lain untuk pajak dan benefit.
Menurut Romney & Steinbart (2015:469) pengertian siklus
penggajian adalah serangkaian aktivitas bisnis dan kegiatan
pengolahan data yang terkait yang berhubungan dengan pengolahan
pengelolaan karyawan perusahaan secara efektif.
Beberapa kegiatan penting yang tercakup didalamnya adalah :
1. Seleksi calon karyawan dan pengangkatan karyawan
baru.
2. Pelatihan.
3. Penempatan atau penugasan karyawan baru.
27
4. Penggajian atau penetuan gaji, upah, dan insentif
lainnya.
5. Evaluasi kinerja karyawan.
6. Pemberhentian karyawan.
2.10. Accrual Basis Accounting
Menurut Kieso (2013 : 98) accrual basis accounting merupakan
metode pengakuan yang mencatat segala transaksi yang mempengaruhi
perubahan laporan keuangan dalam periode ketika suatu peristiwa terjadi.
Accrued revenue dan Accrued Expense merupakan pengakuan yang
berdasarkan accrual basis. Adapun pengertian accrued revenue menurut
Kieso (2013:109-110) adalah segala pendapatan dari jasa yang telah
dilakukan tetapi belum dicatat penerimaan kasnya pada tanggal laporan.
Sedangkan pengertian accrued expense menurut Kieso adalah segala beban
yang terjadi atau diakui tetapi belum dibayarkan atau dicatat pembayarannya
pada tanggal laporan.
2.11. Teori Analisis Dan Perancangan Sistem Informasi
2.11.1. Metodologi Pengembangan Sistem
Menurut Satzinger, Jackson, & Burd (2016 : 301)
sebuah metodologi pengembangan sistem memberikan
panduan untuk setiap fase dalam siklus pengembangan sistem,
dimana metodologi pengembangan sistem memiliki tiga
komponen yaitu teknik(techniques), model(models), dan alat
(tools). Menurut Satzinger, Jackson, & Burd, ketiga komponen
ini saling mendukung satu sama lain untuk menciptakan
metodologi yang komperehensif dan terintegrasi.
28
Gambar 2.3. Metodologi Pengembangan Sistem
Penjelasan mengenai komponen metodologi
pengembangan sistem menurut Satzinger, Jackson, & Burd
(2016 : 302-303) yaitu :
1. Models, merupakan representasi dari aspek penting
didunia nyata. Models yang digunakan dalam
pengembangan sistem meliputi representasi masukan,
keluaran, proses, data, objek, interaksi objek, lokasi,
jaringan, dan perangkat, dan lain-lainnya. Sebagian besar
models adalah model grafis yang menggunakan simbol dan
ketentuan yang disepakati untuk merepresentasikan aspek
penting dalam dunia nyata.
Contoh Models Komponen Sistem : Flowchart, Data
Flow Diagram (DFD), Entity-relationship Diagram (ERD),
structured chart, use case diagram, class diagram, sequence
diagram, dan lain sebagainya
2. Tools, yaitu merupakan perangkat lunak (software)
pendukung yang membantu dalam membuat models atau
komponen yang dibutuhkan dalam projek.
Contoh tipe tools yang digunakan dalam
pengembangan sistem yaitu, Project management
application, Word Processor, Visual modelling tool,
Integrated development environment (IDE), Reverse-
engineering tool, Code generator tools dan lain sebagainya.
29
3. Techniques yaitu merupakan kumpulan panduan untuk
menentukan sebuah metode yang akan digunakan untuk
kegiatan atau tugas pengembangan.
Contoh teknik yang digunakan dalam
pengembangan sistem yaitu, user-interviewing techiques,
data-modelling techniques, relational database design
techniques, domain modelling techniques, use case
modelling techniques, object-oriented programming
techniques, user-interface design tecniques, dan lain
sebagainya
2.11.2. Konsep Object-Oriented Approach
Menurut Satzinger, Jackson, & Burd (2012 : 241)
pendekatan object oriented merupakan pendekatan dimana
sebuah sistem informasi dilihat sebagai kumpulan objek yang
saling berinteraksi dan bekerja bersama-sama untuk
meyelesaikan tugas. Pendekatan object oriented dalam
pengembangan sistem dapat dibagi menjadi 3 bagian yaitu :
1. Object Oriented Analysis (OOA), menentukan sebuah
objek yang melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan dan
menentukan interaksi user yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan tugas atau pekerjaan tersebut.
2. Object Oriented Design (OOD), mendefinisikan semua
tipe objek tambahan yang dibutuhkan untuk
berkomunikasi dengan orang dan perangkat dalam sistem,
OOD menunjukkan bagaimana objek berinteraksi untuk
menyelesaikan tugas, dan memperjelas definisi dari setiap
objek sehingga dapat diimplementasikan dengan bahasa
atau lingkungan tertentu.
3. Object Oriented Programming (OOP), merupakan
penulisan statement dalam bahasa pemograman untuk
mendefinisikan apa yang setiap jenis objek lakukan.
30
2.11.3. Unified Modelling Language (UML)
Menurut Satzinger, Jackson, & Burd (2016 : 59) model
analisis dan desain dapat dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu
model text, model grafis, dan model matematika. Dalam
pengembangan sistem, banyak model grafis yang digambarkan
sesuai dengan notasi yang ditentukan oleh Unified Modelling
Language (UML). Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd
(2016 : 59) UML merupakan seperangkat konstruksi model
dan notasi standar yang didefinisikan oleh Object Management
Group (OMG), yaitu organisasi standar untuk pengembangan
sistem.
Model-model grafis yang termasuk dalam UML adalah
sebagai berikut:
1) Use case diagram
2) Domain model Class Diagram
3) Activity Diagram
4) System Sequence Diagram
5) Design Class Diagram
6) Interaction Class Diagram(sequence diagrams)
7) Design State Machine Diagram / Communication Diagram
8) Package Diagram
2.11.4. Activity Diagram
Menurut Satzinger, Jackson, & Burd (2016 : 60) activity
diagram merupakan diagram UML yang mendeskripsikan berbagai
aktivitas user (atau sistem), orang atau komponen yang
menyelesaikan setiap aktivitas, dan alur yang terurut dari aktivitas
tersebut.
Gambar 2.4. Contoh Simbol Pada Activity Diagram
31
Dalam menggambarkan UML activity diagram, terdapat
simbol-simbol yang harus diketahui, yaitu :
1. Swimlane heading merepresentasikan pihak yang
menjalankan aktivitas.
2. Starting Activity digambarkan dengan lingkaran
berwarna hitam pada awal diagram yang
merepresentasikan awal dari alur kerja.
3. Transition Arrow merepresentasikan arah alur kerja
atau urutan dari satu aktivitas ke aktivitas lainnya .
4. Activity digambarkan dengan bentuk oval yang
merepresentasikan aktivitas-aktivitas yang dilakukan.
5. Ending Activity digambarkan dengan 2 lingkaran yang
berwarna putih dan hitam pada akhir diagram yang
merepresentasikan akhir dari alur kerja .
6. Synchronization Bar (Split) merepresentasikan adanya
pemecahan alur.
7. Synchronization Bar (Join) merepresentasikan adanya
penyatuan alur.
8. Decision Activity merepresentasikan adanya poin
pilihan antara ya dan tidak, dimana selanjutnya alur
akan mengikuti hasil pilihan tersebut. Pada umumnya
descision activity digambarkan dengan bentuk wajik.
9. Another way to show decision merupakan cara lain
untuk merepresentasikan adanya poin pilihan selain
dalam bentuk wajik.
32
2.11.5. Domain Class Diagram
Menurut Satzinger, Jackson, & Burd (2016 :103) domain
model class diagram adalah class diagram yang hanya menyertakan
berbagai kelas dari area spesifik yang dibutuhkan untuk bisnis user
yang berada dalam ruang lingkup sistem baru.
Gambar 2.5. Contoh Penggambaran Domain Class Diagram
Class adalah prototype, atau blueprint, atau rancangan yang
mendefinisikan variable dan method pada seluruh objek tertentu.
Class berfungsi untuk menampung isi dari program yang akan di
jalankan, di dalamnya berisi atribut / tipe data dan method untuk
menjalankan suatu program.
Class merupakan suatu blueprint atau cetakan untuk
menciptakan suatu instant dari object. Class juga merupakan grup
suatu object dengan kemiripan attributes/properties, behaviour dan
relasi ke object lain. Contoh : Class Person, Vehicle, Tree, Fruit dan
lain-lain.
Notasi multiplicity, merepresentasikan asosiasi antara 1 kelas
dengan kelas lainnya. Notasi ini terdiri dari 6 notasi UML yaitu zero
or one, one and only one, one and only one alternate, zero or more,
zeroor more alternate, one and more.
Gambar 2.6. Notasi UML untuk hubungan multiplicity
33
2.11.6. Use Case Diagram
Menurut Satzinger, Jackson, & Burd (2016 : 81) use case
diagram adalah model UML yang digunakan untuk
mengilustrasikan use case dan hubungannya dengan aktor. Dalam
penggambarannya, use case diagram memiliki simbol-simbol yang
perlu dipelajari, antara lain :
1. Simple stick figure, mewakili seorang actor.
2. Connecting line, di gambarkan di antara aktor dan use case yang
menunjukkan adanya hubungan antara aktor dengan use case
tersebut.
3. Automation Boundary, yaitu merupakan batasan antara bagian
komputerisasi aplikasi dan orang yang mengoperasikan aplikasi
digambarkan dengan sebuah kotak yang berisi use case.
4. <<includes>> relationship, merupakan hubungan diantara use
case dimana satu use case dianggap bagian dari use case lain.
Gambar 2.7. Notasi Use Case Diagram
2.11.7. Fully Developed Use Case Description
Rincian informasi mengenai setiap use case dideskripsikan di
dalam use case description. Menurut Satzinger, Jackson, & Burd
(2016:133) use case description adalah model textual yang berisi
daftar dan deskripsi rincian proses untuk sebuah use case. Penulisan
use case description cenderung ditulis sesuai dengan tingkat
detailnya, yaitu brief use case description, dan fully developed use
case description.
34
Fully developed use case descriptions merupakan metode
dokumentasi use case yang sangat formal. Dalam membuat fully
developed use case descriptions, terdapat komponen yang perlu
dimengerti yaitu :
1) Scenario, secara ringkas menunjukkan aktivitas yang akan
dilakukan.
2) Triggering Events, merupakan suatu pemicu yang dapat memicu
terjadinya suatu kejadian atau aktivitas.
3) Brief Description, secara ringkas menjelaskan aktivitas yang
akan dilakukan.
4) Actor, merujuk pada seseorang yang melakukan aktivitas
tersebut
5) Related use case, menunjukkan use case lainnya yang memiliki
hubungan dengan use case tersebut.
6) Stakeholders, merujuk pada pihak-pihak yang memiliki
kepentingan atas aktivitas tersebut.
7) Preconditions, merujuk pada keadaan yang harus terpenuhi
untuk melakukan aktivitas tersebut.
8) Postconditions, merujuk pada keadaan yang harus terpenuhi
setelah aktivitas selesai dilaksanakan.
9) Flow of Activities, merujuk pada alur aktivitas yang terjadi
antara antara actor dengan system.
10) Exception Condition, merujuk pada keadaan-keadaan yang
dikecualikan sehingga menyebabkan kegagalan dalam
melakukan aktivitas.
35
Gambar 2.8. Contoh Use Case Description
2.11.8. System Sequence Diagram (SSD)
Menurut Satzinger, Jackson, & Burd (2016:139)
mengungkapkan SSD adalah diagram yang menujukkan urutan
pesan antara seorang aktor dengan bagian automatis dari sistem
dalam suatu use case. Notasi yang digunakan dalam
menggambarkan SSD adalah sebagai berikut :
1) Stick Figure, merepresentasikan aktor yang berinteraksi dengan
sistem
2) The box labeled :system, merepresentasikan sistem yang
terotomatisasi
36
3) Lifeline or object lifeline, menunjukkan urutan pesan dari awal
sampai akhir
4) An input message, merepresentasikan pesan atau masukkan data
yang dikirimkan oleh aktor
5) A returned value, merepresentasikan nilai keluaran yang
dberikan oleh sistem sebagai respon atas masukkan data yang
dikirimkan oleh aktor
6) Loop frame, merepresentasikan adanya kegiatan yang dilakukan
secara berulang-ulang
7) Alt frame, notasi dalam sequence diagram yang menunjukkan
adanya logika if-else
Gambar 2.9. Systems Sequence Diagram
2.11.9. Multi-Layer Sequence Diagram
Satzinger (2016:417) mengatakan bahwa ada kalanya penting
untuk melihat gambaran secara keseluruhan serta mengidentifikasi
kebutuhan dan penggunaan view layer class dan data access layer
class, meskipun desain diagram tidak didokumentasikan karena
seiring waktu sistem akan berubah, sehingga diagram tidak dapat
digunakan kembali. Meskipun begitu, pengembang sistem harus
mengetahui bagaimana cara mendesain diagram ketika dibutuhkan.
37
Gambar 2.10. Sequence Diagram dengan View Layer
Multi-Layer sequence diagram terdiri dari 2 kelas layer yaitu :
1. View layer class yang merepresentasikan masukan dan keluaran
layar untuk aplikasi. Diagram ini dapat membantu untuk
memberikan gambaran integrasi antara UI dengan kelas objek
pada sistem. Penggambaran Multi-Layer sequence diagram
dengan view layer dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
2. Data access layer class yang digunakan ketika logika bisnis
cukup rumit dan harus menggunakan SQL statement yang
terhubung dengan database.
38
Gambar 2.11. Sequence Diagram dengan Data Access Layer
2.11.10. User Interface
Satzinger (2016 : 219) mengungkapkan user interface sebagai
sebuah kumpulan input dan output yang secara langsung melibatkan
pengguna aplikasi, atau dapat dikatakan user interface merupakan
bagian sistem dimana user dapat melihat dan berinteraksi dengan
sistem. Dalam pembuatan User Interface, Satzinger (2016 : 223)
mengungkapkan prinsip-prinsip dasar dalam merancang sebuah user
interface, yaitu :
1) Human-Interface Objects
Sebuah user interface dapat dikatakan sangat baik apabila
memiliki HIO (Human-Interface Objects) yang digambarkan
dengan sebuah ikon menggambarkan fungsinya, atau HIO juga
dapat dicapai apabila perancang dapat menggunakan sebuah
ikon dengan fungsinya yang tidak asing atau sudah dikenali oleh
user
39
sebelumnya. Selain itu HIO juga harus menyediakan gambaran
umpan balik kepada user agar user dapat mengetahui bahwa
sebuah button telah diaktifkan.
2) Consistency
Keefektifan user experience sangatlah bergantung pada
kekonsistenan user interface dalam sebuah aplikasi. User juga
tidak hanya mengharapkan sebuah kekonsistenan dari sebuah
aplikasi tetapi kekonsistenan lintas aplikasi. Untuk itu
perancang harus mampu untuk merancang sebuah aplikasi
dimana menunjukkan kekonsistenan dalam penggunaan tipe
huruf, warna, bahasa yang digunakan dan sebagainya dalam
sebuah user interface.
3) Discoverbility
Dalam merancang user interface, seorang perancang tentu harus
memikirkan tata letak sebuah fungsi atau sebuah perintah yang
dapat digunakan oleh user dalam mengendalikan sistem yang
digunakan. Tetapi tidak semua fungsi dapat ditunjukkan dalam
sebuah interface, perancang mungkin meletakkan fungsi
tersebut secara tersembunyi. Dalam hal ini perancang harus
memikirkan bagaimana membuat fitur user interface yang
menyediakan petunjuk untuk membantu user menemukan fitur
tersembunyi. Petunjuk yang dirancang juga harus efektif, seperti
menggunakan diagram visual yang dapat membantu user dalam
menemukan fitur tersembunyi dengan cepat.
4) Closure
Dalam banyak kasus, terutama dalam prosedur kegiatan
perusahaan atau organisasi, sebuah use case memerlukan
beberapa tahapan untuk dapat dikatakan selesai. User interface
dapat dikatakan sebagai user interface yang baik apabila
memiliki tahapan awal dan akhir yang didefinisikan dengan
jelas. Pemakaian kotak dialog untuk memberikan pemberitahuan
40
kepada user apabila sebuah fungsi telah dijalankan menjadi
sebuah nilai tambah dalam membuat user interface. Selain itu
dalam merancang sebuah user interface yang baik, perancang
juga harus dapat menjaga pekerjaan user dimana user interface
dapat menangkap dan mengingat data yang sudah dimasukkan
oleh user, sehingga apabila terjadi kesalahan dalam menginput
sebuah data, data yang sudah benar yang sebelumnya sudah
dimasukkan oleh user tidak hilang begitu saja. Kemudian hal
lainnya yang perlu diperhatikan oleh seorang perancang adalah
memastikan adanya fitur yang dapat membatalkan suatu fungsi
yang ingin dijalankan. Hal ini diperlukan agar user tidak takut
dalam mempelajari sebuah fitur atau fungsi yang dimiliki oleh
sebuah aplikasi, ataupun user secara tidak sengaja menjalankan
sebuah fungsi dan ingin membatalkannya.
5) Readibility and Navigation
Dalam merancang sebuah user interface, seorang perancang
perlu memperhatikan dan memastikan tipe dan ukuran huruf
yang akan digunakan dalam sebuah user interface dapat terbaca
oleh user. Selain itu, seorang perancang dituntut untuk dapat
membuat sebuah navigasi yang jelas agar dapat dimengerti oleh
user, serta menyediakan jalan keluar dari sebuah user-interface
untuk user tanpa harus keluar dari aplikasi tersebut.
6) Usability and Efficiency
Salah satu pertimbangan utama dalam merancang user interface
adalah bagaimana meningkatkan keefektifan dan keefesiensian
user ketika berinteraksi dengan sistem. Oleh karena itu, seorang
perancang perlu memperhatikan 3 hal berikut yaitu,
menyediakan shortcut keys untuk mendukung kefisiensian user,
merancang pesan error yang menyediakan pilihan solusi
sehingga dapat memudahkan user dalam mengatasi error yang
terjadi, dan yang terakhir adalah merancang user interface
sesederhana mungkin sehingga tampilan user interface tidak
membingungkan user.
41
2.12. Kerangka Berpikir
LATAR BELAKANG“Mengapa Perusahaan Membutuhkan Sistem?”
Menetukan :Latar BelakangRuang LingkupTujuan dan ManfaatMetodologiSistematika Penulisan
Mengumpulkan :Teori-teori yang berkaitan dengan Sistem Informasi Akuntansi Penggajian.
ANALISIS SISTEM BERJALAN“Bagaimana prosedur proses berjalan?”“Dokumen apa saja yang dibutuhkan?”
“Apakah tujuan perusahaan telah tercapai?”
Mengidentifikasi :Sistem berjalanSejarah, tujuan, visi dan misi perusahaanProsedur dan proses bisnis
Mengumpulkan dan menganalisa :Semua data dan informasi terkait dengan proses penggajianMenganalisa masalah yang terjadi dalam perusahaan terkait dengan proses penggajianMemberikan solusi atas permasalahan yang terjadi.
ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN“Seperti apa behavior masing-masing objek?”
“Seperti apa perancangan sistem yang akan dibuat?”
Analisis :Permodelan analisis dan requirement berbasis object oriented (OOA).
Merancang :Permodelan desain atau rancangan berbasis object oriented (OOA).
RANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENGGAJIAN PT. SINAR ELANG PERKASA