wawasan bahari

14
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Opini umum mengatakan bahwa Indonesia adalah negara kepulauan atau archipelago state. Kata archipelago sering diterjemahkan sebagai “kepulauan,” yaitu kumpulan pulau-pulau yang dipisahkan oleh laut. Sebagai bangsa kepulauan terbesar, Indonesia memiliki sektor maritim yang luas yang dikembangkan dengan baik sehingga dapat membantu negara untuk mencapai tujuan ekonomi, sosial, dan politik. Sebagai negara bahari, Indonesia tidak hanya memiliki satu “laut utama” atau heart of sea tetapi paling tidak ada tiga laut utama yang membentuk Indonesia sebagai sea system yaitu laut Jawa, laut Flores dan laut Banda. Laut Jawa merupakan kawasan jantung perdagangan laut kepulauan Indonesia dan telah terintegrasi oleh jaringan pelayaran dan perdagangan sebelum datangnya bangsa Barat. Dunia bahari dalam sejarah Indonesia juga tidak bisa dilepaskan kaitannya dari kondisi fisik atau geografis wilayah Indonesia. Menurut Ensiklopedi Nasional Indonesia dapat diketahui bahwa wilayah Indonesia terletak antara dua benua yaitu Asia dan Australia, dan antara dua samudra yaitu Samudra Hindia (Indonesia) dan Samudra Pasifik, terdiri dari lebih 13.000 pulau, mulai dari pulau We di ujung utara/ barat sampai pulau Irian di ujung timur. Sumber yang lain menyebutkan bahwa Indonesia memiliki wilayah seluas sekitar 587.000 km², sementara jarak dari

description

sejarah kemaritiman Indonesia

Transcript of wawasan bahari

BAB IPENDAHULUANA. Latar BelakangOpini umum mengatakan bahwa Indonesia adalah negara kepulauan atau archipelago state. Kata archipelago sering diterjemahkan sebagai kepulauan, yaitu kumpulan pulau-pulau yang dipisahkan oleh laut. Sebagai bangsa kepulauan terbesar, Indonesia memiliki sektor maritim yang luas yang dikembangkan dengan baik sehingga dapat membantu negara untuk mencapai tujuan ekonomi, sosial, dan politik. Sebagai negara bahari, Indonesia tidak hanya memiliki satu laut utama atau heart of sea tetapi paling tidak ada tiga laut utama yang membentuk Indonesia sebagai sea system yaitu laut Jawa, laut Flores dan laut Banda. Laut Jawa merupakan kawasan jantung perdagangan laut kepulauan Indonesia dan telah terintegrasi oleh jaringan pelayaran dan perdagangan sebelum datangnya bangsa Barat. Dunia bahari dalam sejarah Indonesia juga tidak bisa dilepaskan kaitannya dari kondisi fisik atau geografis wilayah Indonesia. Menurut Ensiklopedi Nasional Indonesia dapat diketahui bahwa wilayah Indonesia terletak antara dua benua yaitu Asia dan Australia, dan antara dua samudra yaitu Samudra Hindia (Indonesia) dan Samudra Pasifik, terdiri dari lebih 13.000 pulau, mulai dari pulau We di ujung utara/ barat sampai pulau Irian di ujung timur. Sumber yang lain menyebutkan bahwa Indonesia memiliki wilayah seluas sekitar 587.000 km, sementara jarak dari ujung paling timur ke ujung paling barat sebagaimana digambarkan oleh Multatuli adalah lebih panjang daripada jarak antara London sampai Siberia.Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia dengan potensi kekayaan alam yang sangat luar biasa, Indonesia malah tidak bisa memanfatkan kelebihannya. Bahkan, perhatian terhadap kemajuan pembangunan maritim tidak lagi jadi prioritas. Dari segi perabadan, pendidikan tentang kemaritiman, semakin merosot. Oleh karena itu, masyarakat Indonesia seharusnya memiliki pengetahuan yang lebih dalam mengenai Indonesai yang memiliki laut luas. Laut luas ini tentunya tidak hanya pajangan, sejarha mencatat bahwa Indonesia adalah negara maritime yang berjaya. Namu, itu adalah kejadian lalu. Sejak dahulu, beberapa kerajaan di Indonesia berjaya karena memanfaatkan laut. Pengaruh kerajaan-kerajaan tersebut bahkan sampai Asia Tenggara. Berikut adalah sejarah kemaritiman Indonesia.

B. Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang di atas maka dapat dibuat rumusan masalah yaitu sebagai berikut:1. Apa sajakah fakta sejarah kemaritiman Indonesia ?2. Bagaimanakah kejayaan maritim Indonesia di masa lalu ?3. Apakah bukti Indonesia sebagai negara maritim ?4. Apakah penyebab mundurnya kejayaan maritim Indonesia ?C. Tujuan adapun tujuan penyusunan makalah ini berdasarkan rumusan masalah yang telah dibuat adalah sebagai berikut:1. Untuk mengetahui fakta sejarah kemaritiman Indonesia2. Untuk mengetahui kejayaan maritime Indonesia pada masa dulu3. Untuk mengetahui bukti sejarah Indonesia sebagai Negara maritime4. Untuk mengetahui penyebab kemunduran maritime Indonesia

BAB IIPEMBAHASANIndonesia merupakan negara kepulauan terbesar di Dunia. Negeri ini memiliki bentang Laut wilayah 70% dibanding dengan luas daratan yang hanya 30%. Sejatinya, Bangsa Indonesia adalah masyarakat bahari. Sebelum penjajahan Belanda, Indonesia terkotak-kotak kedalam kerajaan-kerajaan kecil. Di antara sekian banyak kerajaan kecil itu, terdapat kerajaan besar berbasis Maritim di Tanah air yang mampu untuk menyatukannya yaitu Sriwijaya dan Majapahit. Kerajaan ini menurut berbagai pakar sejarah cukup disegani di kawasan Asia Tenggara. A. Fakta Sejarah Kemaritiman IndonesiaIndonesia merupakan negara kepulauan, antara pulau yang satu dengan pulau yang lainnya dipisahkan oleh laut, tapi dalam hal ini laut bukan menjadi penghalang bagi tiap suku bangsa di Indonesia untuk saling berhubungan dengan suku-suku di pulau lainnya. Sejak zaman bahari, pelayaran dan perdagangan antar pulau telah berkembang dengan menggunakan berbagai macam tipe perahu tradisional, nenek moyang kita menjadi pelaut-pelaut handal yang menjelajah untuk mengadakan kontak dan interaksi dengan pihak luar. Bahkan, yang lebih mengejutkan lagi, pelayaran yang dilakukan oleh orang-orang Indonesia (Nusantara) pada zaman bahari telah sampai ke Madagaskar. Bukti dari berita itu sendiri adalah berdasarkan penelitian yang dilakukan yaitu tipe jukung yang sama yang digunakan oleh orang-orang Kalimantan untuk berlayar.Indonesia sebagai negara maritim terbesar di dunia tidak pelak lagi terbukti dengan pengakuan dunia yang tertuang dalam UNCLOS (United Nation Convention on the Law of the Sea) yang diratifikasi oleh negara-negara sedunia, serta melalui Deklarasi Juanda yang mengatur hal-hal yang berkaitan kedaulatan Indonesia sebagai sebuah negara kepulauan. Seperti diketahui bersama bahwa 3/5 dari wilayah negara kita merupakan wilayah perairan dengan dikelilingi oleh 17.508 pulau yang kaya akan sumber daya alam yang sampai hari ini oleh karena pergeseran nilai dan paradigma yang tidak tepat memandang konsep negara kepulauan menyebabkan potensi kelautan kita belum benar-benar bisa dimaksimalkan pengelolaan dan pemanfaatannya. Sejarah telah mencatat dengan tinta emas bahwasannya Sriwijaya dan Majapahit pernah menjadi kiblat di bidang maritim, kebudayaan, dan agama di seluruh wilayah Asia.Fakta sejarah lain yang menandakan bahwa Bangsa Indonesia terlahir sebagai bangsa Maritim dan tidak bisa dipungkiri, yakni dibuktikan dengan adanya temuan-temuan situs prasejarah dibeberapa belahan pulau. Penemuan situs prasejarah di gua-gua Pulau Muna, Seram dan Arguni yang dipenuhi oleh lukisan perahu-perahu layar, menggambarkan bahwa nenek moyang Bangsa Indonesia merupakan bangsa pelaut, selain itu ditemukannya kesamaan benda-benda sejarah antara Suku Aborigin di Australia dengan di Jawa menandakan bahwa nenek moyang kita sudah melakukan hubungan dengan bangsa lain yang tentunya menggunakan kapal-kapal yang laik layar.B. Kejayaan Kerajaan Maritim NusantaraSejarah mencatat bangsa Indonesia telah berlayar jauh dengan kapal bercadik. Dengan alat navigasi seadanya, mereka telah mamapu berlayar ke utara, lalu ke barat memotong lautan Hindia hingga Madagaskar dan berlanjut ke timur hingga Pulau Paskah. Dengan kian ramainya arus pengangkutan komoditas perdagangan melalui laut, mendorong munculnya kerajaan-kerajaan di Nusantara yang bercorak maritim dan memiliki armada laut yang besar.Salah satu kerajaan maritim yang besar dan terkenal di Nusantara pada waktu itu adalah kerajaan Sriwijaya yang berlangsung dari abad 7 sampai 14. Dalam dunia perdagangan dan pelayaran, Sriwijaya berhasil menguasai hampir semua wilayah perairan di Nusantara antara lain laut Jawa, laut Banda, dan sebagian laut di wilayah Indonesia Timur. Di samping itu Sriwijaya juga menjalin hubungan dagang dengan India di sebelah barat, dengan Birma dan Melayu di sebelah utara, serta dengan Siam, Kamboja, Cina dan Pilipina, Kalimantan utara di sebelah timur laut. Bahkan Juga pedagang-pedagang dari kerajaan itu telah berlayar sampai pelabuhan-pelabuhan di Cina dan pantai Timur Afrika. Di Makasar terdapat kerajaan Gowa Tallo. Meskipun kedua kerajaan itu berbatasan tetapi juga bersatu, sehingga dikatakan sebagai kerajaan kembar. Orang-orang asing menamakan raja Gowa sebagai Sultan atau Raja Makasar. Gowa dan Tallo juga menjalin persekutuan dengan kerajaan Ternate di bawah Sultan Baabullah. Sekitar tahun 1600 Gowa Tallo merupakan pelabuhan transito, tempat para pedagang dari Maluku singgah untuk mengisi perbekalan. Di samping itu di Gowa-Tallo banyak rempah-rempah yang didatangkan dari Maluku, sementara para pedagang Jawa, Bugis dan Melayu datang ke Gowa Tallo untuk mempertukarkan barang-barang mereka dengan rempah-rempah.Di Jawa terdapat kerajaan Majapahit (1293-1525) yang agraris dan juga maritim. Wilayah kerajaan Majapahit pada awalnya hanya meliputi sebagian besar Jawa Timur dan sebagian Jawa Tengah. Namun demikian sejak tahun 1330-an kerajaan itu tampil sebagai kekuatan maritim dengan menaklukkan kerajaan-kerajaan atau daerah-daerah lain di luar Jawa. Diawali dengan menaklukkan Bali, dengan armada laut yang besar dilanjutkan dengan penaklukan-penaklukan Sumbawa, Lombok, Madura, ujung Jawa Timur dan sebagian Sulawesi, Pasai dan Pajajaran (Jawa Barat). Dengan demikian tidaklah salah jika Majapahit juga dikategorikan sebagai kerajaan maritim. Setelah kemerosotan Majapahit pada abad ke-16, di Jawa muncul kerajaan maritim baru, yaitu Demak. Pada jaman kejayaan kerajaan Islam Demak, di sepanjang pantai utara Jawa juga berjaya kota-kota pelabuhan antara lain Tuban, Panarukan, Gresik, Sedayu, Brondong, Juwana, Jepara, Demak, Semarang, Banten, Sunda, dan lain-lain. Sementara di luar Jawa, terutama di Sulawesi pelaut Makasar dan Bugis pada abad 17 telah melakukan pelayaran hampir ke seluruh parairan Nusantara (Indonesia). Lebih dari itu mereka juga telah berlayar sampai ke Kedah, Kamboja, Ternate dan juga ke Sulu (Pilipina). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa sampai abad ke 17, wilayah Nusantara telah terintegrasi dalam suatu jaringan pelayaran dan perdagangan dari berbagai suku bangsa yang ada di kawasan itu.Tidak hanya itu, Ketangguhan maritim kita juga ditunjukkan oleh Singasari di bawah pemerintahan Kertanegara pada abad ke-13. Dengan kekuatan armada laut yang tidak ada tandingannya, pada tahun 1275 Kertanegara mengirimkan ekspedisi bahari ke Kerajaan Melayu dan Campa untuk menjalin persahabatan agar bersama-sama dapat menghambat gerak maju Kerajaan Mongol ke Asia Tenggara. Tahun 1284, ia menaklukkan Bali dalam ekspedisi laut ke timur.Puncak kejayaan maritim nusantara terjadi pada masa Kerajaan Majapahit (1293-1478). Di bawah Raden Wijaya, Hayam Wuruk dan Patih Gajah Mada, Majapahit berhasil menguasai dan mempersatukan nusantara. Pengaruhnya bahkan sampai ke negara-negara asing seperti Siam, Ayuthia, Lagor, Campa (Kamboja), Anam, India, Filipina, China.Sekitar abad ke-14 dan permulaan abad ke-15 terdapat lima jaringan perdagangan (commercial zones), yaitu:1. Jaringan Teluk Bengal, yang meliputi pesisir Koromandel di India Selatan, Sri Lanka, Burma (Myanmar), serta pesisir utara dan barat Sumatera.2. Jaringan perdagangan Selat Malaka.3. Jaringan yang meliputi pesisir timur Semenanjung Malaka, Thailand, dan Vietnam Selatan, dikenal sebagai jaringan perdagangan Laut Cina Selatan.4. Jaringan Laut Sulu, meliputi pesisir barat Luzon, Mindoro, Cebu, Mindanao, dan pesisir utara Kalimantan (Brunei Darussalam).5. Karingan Laut Jawa, meliputi kepulauan Nusa Tenggara, kepulauan Maluku, pesisir barat Kalimantan, Jawa, dan bagian selatan Sumatera, yang berada di bawah hegemoni Majapahit.Kilasan sejarah itu tentunya memberi gambaran, betapa kerajaan-kerajaan di Nusantara dulu mampu menyatukan wilayah nusantara dan disegani bangsa lain karena, paradigma masyarakatnya yang mampu menciptakan visi Maritim sebagai bagian utama dari kemajuan budaya, ekonomi, politik dan sosial.C. Bukti Sejarah Kemaritiman IndonesiaSejarah menunjukkan bahwa pada masa lalu, Indonesia memiliki pengaruh yang sangat dominan di wilayah Asia Tenggara, terutama melalui kekuatan maritim besar di bawah Kerajaan Sriwijaya dan kemudian Majapahit. Wilayah laut Indonesia yang merupakan dua pertiga wilayah Nusantara mengakibatkan sejak masa lampau, Nusantara diwarnai dengan berbagai kehidupan di laut. Dalam catatan sejarah terekam bukti-bukti bahwa nenek moyang bangsa Indonesia menguasai lautan Nusantara, bahkan mampu mengarungi samudera luas hingga ke pesisir Madagaskar, Afrika Selatan. Penguasaan lautan oleh nenek moyang kita, baik di masa kejayaan Kerajaan Sriwijaya, Majapahit maupun kerajaan-kerajaan Bugis-Makassar, lebih merupakan penguasaan de facto daripada penguasaan atas suatu konsepsi kewilayahan dan hukum. Namun, sejarah telah menunjukkan bahwa bangsa Indonesia yang mencintai laut sejak dahulu merupakan masyarakat bahari. Akan tetapi, oleh penjajah kolonial, bangsa Indonesia didesak ke darat, yang mengakibatkan menurunnya jiwa bahari.Bukti sejarah tersebut berupa gua yang dipenuhi lukisan perahu layar. Ada pula peninggalan sejarah sebelum masehi berupa bekas kerajaan Marina yang didirikan perantau dari Nusantara yang ditemukan diwilayah Madagaskar. Tentu pengaruh dan kekuasaan tersebut dapat diperoleh bangsa Indonesia waktu itu karena kemampuan membangun kapal dan armada yang layak laut, bahkan mampu berlayar sampai lebih dari 4.000 mil.D. Kemunduran Kemaritiman IndonesiaKemunduran kerajaan-kerajaan maritim di Nusantara di samping disebabkan oleh persaingan atau komflik intern dari kerajaan-kerajaan tersebut, juga disebabkan oleh kedatangan bangsa Barat yang tujuan utamanya adalah berburu komoditi khususnya rempah-rempah tetapi secara berangsur-angsur akhirnya menjajah Indonesia. Orang-orang Portugis misalnya, dengan semboyan mereka no naval do trading, no fear no friendly, telah mengobarkan Perang Salib di lautan, sehingga kawasan perairan Nusantara menjadi arena pertarungan dari berbagai kekuatan maritim baik lokal maupun internasional. Sementara itu dengan kekuatan militernya Belanda (VOC) berhasil memaksakan monopoli perdagangannya, sedangkan setelah VOC gulung tikar pemerintah Belanda menggantikannya dan menjajah Nusantara dengan pemerintahan Hindia Belandanya.Merebaknya kekuasaan VOC di Nusantara ditandai dengan keberhasilan J.P. Coen menyerang dan merebut Sunda Kelapa (Jakarta sekarang) pada tanggal 30 Mei 1619. Bahkan kota pelabuhan yang makmur itu dibakar habis oleh pasukan VOC di bawah J.P. Coen. 15 Sebagai Gubernur Jendral VOC di kemudian hari, menjadikan Sunda Kelapa sebagai pos atau benteng yang aman di Nusantara, sebagai pusat administrasi, perdagangan dan politik pemerintahan VOC, dengan nama baru Batavia. Dari pusat pemerintahannya di Batavia inilah, VOC terus-menerus merencanakan dan mengatur rencana-rencana dan siasatnya untuk menerapkan sistem perdagangan monopoli di seluruh wilayah Nusantara, khususnya di daerah-daerah atau kota-kota pelabuhan. Taktik licik yang ditempuh adalah dengan menjalankan politik adu domba (devide at impera) dan intervensi politik dalam urusan intern di berbagai kerajaan pribumi, dengan harapan bisa memperoleh sekutu dengan salah satu di antara yang bersengketa, membantunya dan akhirnya memperoleh imbalan jasa yaitu monopoli perdagangan, dan izin untuk mendirikan loji-loji atau benteng-benteng VOC.Meskipun berada di bawah dominasi Belanda tidak berarti bahwa aktivitas kemaritiman seluruh suku bangsa di wilayah Nusantara menjadi terhenti. Hanya saja aktivitas mereka, khususnya suku-suku di berbagai pulau di luar Jawa, terbatas pada pelayaran dan perdagangan antar pulau. Juga terdapat sejumlah pelaut dan pedagang pribumi yang lebih memilih atau mengubah profesi mereka menjadi perompak di laut, dan sebagian lagi menghindar atau menyingkir ke pedalaman untuk menjadi petani. Kemerosotan pelayaran penduduk pribumi mencapai puncaknya selama masa pendudukan Jepang. Pada masa itu jaringan pelayaran antar pulau diambilalih dan dikuasai oleh militer Jepang dalam rangka perang Asia Timur Raya, sementara kapal-kapal KPM, untuk sebagian disita Jepang dan sebagian lagi keluar dari perairan Indonesia. Bahkan kapal-kapal milik orang-orang Cina dari Singapura yang selama periode kolonial menjadi pesaing KPM juga tidak banyak lagi bermunculan di perairan Indonesia. Demikian juga pelayaran perahu pribumi mengalaami stagnasi, karena para pelautnya takut terhadap Jepang. Dengan demikian bisa dikatakan bahwa periode pendudukan Jepang ini merupakan masa yang sangat gelap dalam sejarah pelayaran dan perdagangan antar pulau di Indonesia.Penyebab lain kemunduran Indonesia dalam kemaritiman yaitu pada masa orde baru. Kebijakan-kebijakan pada orde baru dianggap kurang memihak pada bidang maritim. Hal ini membuat, pengelolaan sumber daya laut menjadi minim atau kurang.Pada tahun 1982, diadakan unclos (United Nations Convention on the Law of the Sea) atau dalam bahasa Indonseia Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Hukum Laut. Hak ini mendefinisikan hak dan tanggung jawab Negara dalam penggunaan lautan di dunia serta menetapkan pedoman untuk bisnis, lingkungan, dan pengelolaan sumber daya laut. Hal ini dapat menjadi peluang besar bagi Negara Indonesia untuk mengoptimalkan laut dalam hal bisnis. Namun kurangnya pengoptimalan pada masa orde baru sekali lagi tidak membuat Indonesia mendapatkan kembali kejayaannya dalam bidang maritim. Namun karena kebijakan pemerintah yang kurang memihak ke bidang maritime, maka peluang ini tidak dapat maksimal.

BAB IIIPENUTUPA. KesimpulanIndonesia merupakan negara kepulauan terbesar di Dunia. Negeri ini memiliki bentang Laut wilayah 70% dibanding dengan luas daratan yang hanya 30%. Sejarah mencatat bangsa Indonesia telah berlayar jauh dengan kapal bercadik. Dengan alat navigasi seadanya, mereka telah mamapu berlayar ke utara, lalu ke barat memotong lautan Hindia hingga Madagaskar dan berlanjut ke timur hingga Pulau Paskah. Bukti sejarah kemaritiman Indonesia ditunjukkan dengan penemuan berupa gua yang dipenuhi lukisan perahu layar. Namun kejayaan tidaklah selamanya. Kemunduruannya dipengaruhi beberapa sebab, selain faktor internal berupa perebuatan kekuasaan, adapula penjajahan serta kebijakan dari pemerintah itu sendiri.B. SaranDengan keadaan kemaritiman Indonesia

Daftar Pustakahttp://eprints.undip.ac.id/37017/1/BabI(B.Surowo).pdfhttp://blogzulkiflirahman.blogspot.com/2012/09/http://artdyart.blogspot.com/2012/09/contoh-makalah-sejarah-maritim.html