Warna dan Bentuk Bendera Nabi Muhammad SAW · 2019-05-16 · Warna dan Bentuk Bendera Nabi Muhammad...
Transcript of Warna dan Bentuk Bendera Nabi Muhammad SAW · 2019-05-16 · Warna dan Bentuk Bendera Nabi Muhammad...
1
Warna dan Bentuk Bendera Nabi Muhammad SAW
Bendera ( ي ةيارل ) adalah satu di antara simbol identitas yang biasa dibawa saat perang
sejak komunitas manusia mulai memiliki seorang pemimpin ( لرل ي bagi ( ي ل
kelompoknya di muka bumi. Bahkan hingga saat ini bendera juga masih dibawa saat
terjadi pertempuran maupun peperangan. Bendera juga dibawa di medan perang pada
masa Nabi Muhamad SAW dan para pemimpin setelah beliau (ن شدا ةي اء ي .( ي
Sedang fungsi penggunaan bendera di medan perang adalah untuk menggertak atau
menciutkan nyali lawan ( التل وي .(ibnu Khaldun, al-Muqadimah, 2006, hlm. 202) .( ي ليل
Selain di medan perang, bendera biasanya dibawa saat para khalifah maupun pejabat
melakukan perjalanan ke luar daerah. Pada kondisi ini, untuk membedakan siapa
yang sedang melakukan perjalanan dapat dilihat dari jumlah bendera yang dibawa.
Yakni, bendera yang dibawa saat khalifah yang melakukan perjalanan itu lebih
banyak dibanding bendera yang dibawa saat pejabat yang melakukan perjalanan.
Disamping itu, bendera untuk kekhalifahan memiliki warna khusus, yang berbeda
dengan bendera yang dipakai para pejabat. (ibnu Khaldun, al-Muqadimah, 2006, hlm.
202). Demikian pula perihal bendera Nabi SAW, yang konon juga memiliki warna
khusus sebagaimana ragam informasi di bawah ini:
2
Informasi pertama:
حثدح ن ن حمن احرنبإ ا ن ثزانلن حمنومن ا حن حمن ر ن حث ن ز حمنومن ثا ن حث ا حب ر ح أ ا ث ن ن حقا ن ا ا حن ان إن ا ز حن
ان حبن ب حب من ر ح ث ر ا ن حقان حثمن أا ا حثإن ر ح ن ا حب حنبندن أا حن بن ا حثإن را ح ا ن بحب حبن ا را ح ا
بنح ن نانث نحب حسن نةح لحصنإن بن ا ن نأنحبن احون ن حه حبن حهاحفن ابا ثرنتاحان ن حبنرحان لبحرنعب ن ا رحن .ت حبا
“Informasiحdari Ibrahim bin Musa ar-Raziح…حYunusحbinحUbaidحdiutusحMuhamadحbinح
al-Qasim untuk bertanya kepada Bara bin Azib tentang bendera Nabi SAW, Bara
menjawab,ح “Benderaح Nabiح SAWح berwarnaح hitam,ح berbentukح segiح empatح (bujurح
sangkar),حterbuatحdariحkainحwol.”ح(H.r.حAbu Daud, 1999, hlm. 293, hadis no. 2591).
Sanad hadis: hasan gharib, menurut at-Tirmizi (at-Tirmizi, 1996, vol. 3, hlm. 306,
hadis no. 1680); hasan, menurut al-Bukhari (al-Manawi, Faidhul Qadir, 1972, hlm.
171); dhaif, menurut ulama yang lain (Ahmad bin Hanbal, 1999, vol. 30., hlm. 589,
hadis no. 18627).
Informasi kedua:
دانا ش لنل اح س ل دانا ا ح س ي ال يوو ولو ي لنل و ه ي ه ةل ي ل يوي ل لنل ي لة ا دانا يحل ح س ك ا ةي
ح ن لةي نييح ننل ي ي و ي دوول ا ي ه ننل ن ل رل ن ل ي ي نيي ه ىلل ح اةل ا ية ل نل ح ح
هر لا ت ا م كل اول يةل يو ا .
3
“InformasiحdariحIshakحbinحIbrahimحal-Marwaziح…حdariحJabir,حbahwasanyaحpanjiحNabiح
SAWح saatحmemasukiحMakkahح berwarnaح putih.”ح (H.r. Abu Daud, 1999, hlm. 293,
hadis no. 2592).
Sanad hadis: gharib, menurut al-Bukhari (al-Mizi, Tuhfatul Asyraf, 1999, vol. 2, hlm.
441, hadis no. 2889); gharib oleh at-Tirmizi (Abu Daud, 1999, hlm. 293, hadis no.
2592).; sahih menurut Muslim (al-Hakim, al-Mustadrak, 1998, vol. 2, hlm. 126, hadis
no. 2560).
Informasi ketiga:
ح ن ان ح ننل شلللرح ننل حي و ةي لر ي الي ل لنل لل ل دانا ح ح س ا ة هل دانا نل لرل لنل ل ت س ل نل
يا ل ال ل ا نليل ة ي ح ننل م ي نل ول ي يء ي لة ه ح ي ه ل رل ن ي ري ه حلو .ر
“InformasiحdariحUqbahحbinحMukramح…حdariحsahabatحyangحtidakحdiketahuiحnamanya,حiaح
berkata,ح “Akuحmelihatح bahwasanyaحbenderaحNabiحSAWحberwarnaحkuning.”.”ح (H.r.ح
Abu Daud, 1999, hlm. 293, hadis no. 2593).
Sanadحhadisحtidakحjelasا تح)ح ,al-Mulaqinحibnu)ح.(حبوهجمح)حdiketahuiحtidakحdan/atauح( ةن
al-Badru al-Munir, 2004, vol. 9, hlm. 63-64; ar-Rubai, Fathul Ghafar, 1427, vol. 4,
hlm. 1761, hadis no. 5177).
4
Informasi keempat:
حح ن ن حب ن ا ن حرن احن ن ا حن ن ا زحن بن حثع ا ان حون ن ن حقا ر ن ح ن حرن ن ا حن ثصانبحن بن حان بن حر حن ر ر ح
حهاح ابا ثرنت حان حسن نةحان حن بن حبنم ب را ثا حبنرحث ن حر ب ن ح رن ح ا ن حلن نن ب ن حبا حمن بة ا ن حن بح
حه حبننح ن نحفن ه حمن ث اان نانث ن حون ح نأن حون ا .
“Informasiح dariح Muhamadح binح Rafikح ح… dariح ibnuح Abas,ح iaح berkata,ح “Benderaح
Rasulullahح SAWح berwarnaح hitam,ح sedangح panjinyaح berwarnaح putih.”.”ح (H.r.ح at-
Tirmizi,1996, vol. 3, hlm. 306-307, hadis no. 1681).
Sanad hadis: gharib, menurut a-Tirmizi (al-Mubarakfuri, Tuhaftul Ahwazi, tt., vol. 5,
hlm. 328, hadis no. 1732); dhaif, menurut al-Iraqi (al-Iraqi, Turhut Tasrib, tt., vol. 7,
hlm. 220).
Informasi kelima:
ن ن ح(بحرحربإا) ح بحنح منومن ن حمن احثبنم ا ن ا ن صا ح بحن حث حها حمن احبنما ن ن حب ن ا
حبنم حهاح حن بن ن حن بن ن حقا را ب حبنرحث م اا ح بحا حراحرح ن حثنن حبنما را ب ح ا حن حمن را ح
نتنحن نةحسنح ن نحبنرحبن زا احمن أنحرنامنحث ن ن احون ن حه حبن حهاحفن ابا ث حان حاان نانث نح بن ح ثرن ان حون
نح حثب إن ثرنت حر عن سن نةحث ح حون ب ة ن حب ب .اببنتنحبا
“AkuحmendapatحkabarحdariحAbuحAbdillahحal-Hafizح…حdariحAisyahح rha.,ح iaحberkata,
‘PanjiحRasulullahح saatحmemasukiح kotaحMakahح berwarnaح putih,ح sedangح benderanyaح
5
berwarna hitam berbahan potongan kain wol yang bergambar laki-laki, dan bendera
ituحdinamaiحUqab.’.”ح(H.r.حal-Baihaqi, Dalailun Nubuwah, 1988, vol. 5, hlm. 68).
Saat tulisan ini dibuat, penulis belum menemukan penjelasan perihal sanad hadis
yang bersumber dari Aisyah rah. ini. Adapun, yang ada penjelasannya bersumber dari
al-Hasan:
حسن نةحانح عنرا حن بن ن حث ا حبنرا ا حث ن ن ب حبنرحمن حا ح ن حن بن سا ن حون ن ا حه حثرنت حثحن احفن ما ث
نح حثب إن حر عن نانث ن ح نأن حون ا ن .بن
“InformasiحdariحWakikح…حdariحal-Hasan,حiaحberkata,ح‘Bahwasanyaحbenderaح
Nabi SAW berwarna hitam dan dinamai Uqab.’.”ح(H.r.حibnuحAbiحSyaibah,ح
2008, vol. 11, hlm. 219-220, hadis no. 34184).
Sanad hadis: mursal (ibnu Abi Syaibah, 2008, vol. 11, hlm. 220; al-Iraqi,
al-Mughni, 1995, vol. 1, hlm. 672).
6
Informasi keenam:
ا زح احثبنعإننن ث ا ا حثع حمن ر ح ن با ز حن حب ثا ن حث ا ر ان ن حن ر ح ن ن حمن ن ا ححح ن ب حن حبنم حن ا ر
حهاح ابن ثرنت حان حسن نةحان حبنم ب حن بن را حث نن ب حبنرا ا حبا حها حبنرحمن ا حب من را ح بن حبنرحن حفن
ح ن نحقالحه حب حقام حلن ا حصا ا ن ن حبن ه حمن ث اان حون نانث ن ح أن ن حون ا ن حهاحه حبن اب حان
“Informasiح dariح Ahmadح binح Zanjuwaihح al-Mukharimiح ح… dariح ibnuح Abasح ra.,ح iaح
berkata,ح‘BenderaحRasulullahحSAWحberwarnaحhitam,حsedangحpanjinyaحberwarnaحputihح
danحadaحtulisanحkalimatحtauhid.’.”ح(H.r.حAbuحasy-Syekh, Akhlaqun Nabi SAW, 1998,
vol. 2, hlm. 416, hadis no. 424).
Sanad hadis: daif, menurut mayoritas ulama (Abu asy-Syekh, 1998, vol. 2, hlm. 416);
sangat daif, menurut ibnu Hajar al-Asqalani. (ibnu Hajar al-Asqalani, Fathul Bari,
2001, vol. 6, hlm. 147).
***
7
Bertolak dari ragam informasi di atas, beberapa catatan perlu kita
renungkan, di antaranya:
1. Panji ( يءل adalah sesuatu (kain) yang diikat dan dibelitkan di ujung tombak saat ( ي يو
perang. Adapun, bendera ( ي ةيارل ) adalah, kain yang diikatkan di ujung tombak saat
perang, maupun yang diikat diujung tiang di luar perang. Panji berfungsi untuk
menunjukkan posisi pemimpin pasukan, sedang bendera dibawa oleh pasukan
perang. (ibnu Hajar al-Asqalani, Fathul Bari, 2001, vol. 6, hlm. 147).
2. Yang dimaksud warna hitam bukan berarti bendera Nabi SAW benar-benar
berwarna hitam, melainkan kain yang dipakai didominasi warna hitam, sehingga saat
dilihat dari kejauhan tampak berwarna hitam (putih kehitam-hitaman). Yang
demikian, karena kain yang digunakan berbahan baku wol ( مك ة ي ) yang biasa dipakai
orang Arab, yang mana kain tersebut dibuat menggunakan benang hitam dan putih.
(al-Mubarakfuri, Tuhaftul Ahwazi, tt., vol. 5, hlm. 328).
3. Terkait warna bendera Nabi SAW ada tiga versi: pertama, bendera Nabi SAW
disebut Uqab ( ل berwarna hitam, berbentuk bujur sangkar; kedua, bendera Nabi ,( ي للل ا
SAW disebut bendera putih ( اءل لي ketiga, bendera Nabi SAW berwarna ;( ي ةيارل ي ل
merah ( يءل ة ل -ibnu Hajar al-Asqalani, Fathul Bari, 2001, vol. 6, hlm. 147; al) .( ي ل
Iraqi, Turhut Tasrib, tt., vol. 7, hlm. 221).
8
Merujuk pada sejumlah keterangan di atas, poin penting yang dapat
kita jadikan bahan acuan sebelum mengambil kesimpulan, yakni:
1. Pemakaian bendera sebagai simbol identitas kelompok masyarakat sudah ada jauh
sebelum Nabi SAW menggunakannya. Dengan kata lain, penggunaan bendera adalah
murni produk budaya yang dikembangkan sesuai selera masing-masing komunitas
masyarakat—meliputi bentuk dan warna bendera, bukan produk syariat agama.
Sederhananya, penggunaan bendera sebagai simbol identitas kelompok masyarakat
hanya untuk membedakan satu kelompok masyarakat tertentu dengan kelompok
masyarakat yang lain.
2. Merujuk pada informasi (hadits) di atas, dijelaskan bahwa bentuk bendera Nabi
SAWحadalahحsegiحempatح‘bujurحsangkar’ة رك ح)ح لتك ) bukan persegi panjang ,( ل لطي لل Bila .( ل
informasi ini dianggap sebagai hukum syariat agama, maka penggunaan bendera
persegi panjang, yang kemudian dinisbatkan sebagai bendera Nabi SAW tentu saja
berdosa, karena menyalahi dan mengingkari ketentuan asalnya.
3. Terkait warna bendera Nabi SAW, antar informasi terjadi perbedaan, yakni warna
hitam, kuning, merah, dan putih, termasuk juga terkait rangkaian transmisinya. Taruh
kata ragam informasi di atas dapat dipakai semua ( ث اا ن يألس جر maka ,(ي
penjelasan yang keluar adalah, bahwa warna bendera Nabi SAW itu berubah-ubah
sesuai kondisi dan kebutuhan. (as-Sahrazuri, Muqadimah ibnu Shalah, 2006, hlm.
296).
9
4. Terkait tulisan kalimat tauhid, mayoritas informasi yang ada menjelaskan, bahwa
yang bertuliskan kalimat tauhid adalah bendera Nabi SAW, semisal yang dikeluarkan
ibnu Hajar al-Asqalani:
نحقالحه ح حقام حهاح س بحب ا حب حاثرحلن اب حان ن .ب
“BenderaحNabiحSAWحbertuliskanحkalimatح tauhid.”ح (ibnuحHajarح al-Asqalani, Fathul
Bari, 2001, vol. 6, hlm. 147).
Namun, bagi penulis, hal tersebut menjadi aneh, karena term ر masuk kategoriيا
lafal muanas, sementara kata ganti (dhamir) yang dipakai dalam informasi keenam
merujuk pada lafal muzakar, yakni term ويء . Oleh karena itu, penulis berpandangan
bahwa yang bertuliskan kalimat tauhid bukanlah bendera Nabi SAW, melainkan
panji Nabi SAW, itu saja kalau informasi keenam dapat digunakan. Namun
sayangnya, informasi keenam yang menjelaskan tulisan kalimat tauhid tidak bisa
dijadikan dasar hukum, kecuali bagi mereka yang tetap memaksakannya sebagai
dasar hukum.
***
Pada akhirnya, kita pun harus mengakui kenyataan sejarah, bahwa penggunaan
bendera tidak ada sangkut pautnya dengan syariat agama, begitu pula terkait bentuk
ukuran dan warnanya. Bukankah warna bendera para raja paska khalifah pengganti
Nabi SAW juga berbeda-beda, yang di antaranya:
10
1. Dinasti Abasiah, mereka menggunakan bendera warna hitam. Namun, pemilihan
warna hitam bukan karena mengikuti informasi yang menjelaskan bila bendera Nabi
SAW berwarna hitam, melainkan sebagai tanda kesedihan atas gugurnya para
syuhada dari Bani Hasyim ( ش ن وا ي ن شيديئ ا ن disamping sebagai ,(س
celaan pada Bani Umayah yang telah membunuh mereka ( ر ى ن ا ن ل
ي ل ). Oleh karenya, bendera tersebut dinamai al-musawwidah ( م .( ي لوي
2. Dinasti Fatimiah ( اوو لدي mereka memakai bendera berwarna putih, yang ,( ي لل
dinamai al-mubaiyidhah ( يير ل .( ي
3. Khalifah al-Makmun, ia tidak menggunakan bendera warna hitam maupun putih,
melainkan menggunakan bendera warna hijau ( يء ة يل -ibnu Khaldun, al) .( ي ل
Muqadimah, 2006, hlm. 202).
4. Bahkan hingga sekarang, mayoritas negara-negara di Arab maupun Timur Tengah
menggunakan bendera yang berwarna-warni, ada yang hijau, merah, atau kombinasi
antara hijau-putih-hitam, dan lain sebagainya.
Selanjutnya, bila kita membaca ragam literatur karya para ulama atau sarjana muslim
terdahulu yang mengupas tentang sistem pemerintahan, mayoritas dari mereka tidak
menjelaskan masalah perihal bentuk dan warna bendera yang harus dipakai. Hal ini,
membuktikan bahwa para ulama atau sarjana muslim terdahulu sadar bila bendera
bukanlah produk syariat agama, melainkan produk budaya semata.
11
Dan terkait budaya, mayoritas para pendahulu sepakat bila:
رأاح ا حبنن حث حبن حرن بز حرنبرا ن حنت ن ن حثحا ىا نن بن بن حث حون ا حصا حثب إ ا ث نف
“Pada dasarnya, hal-hal yang berkaitan dengan kesepakatan bersama dan hubungan
sosial antar manusia boleh dilakukan selama tidak ada dasar hukum yang
melarangnya.”ح(ash-Shawi, at-Taaddudiyyah as-Siyasiyyah, 1996, hlm. 75).
Wallahu a'lam bis-Shawaab
12
Penulis
Gus Eko Ahmadi, SE, demikian nama lengkap dan gelar dari Gus Eko, pria kelahiran Banyuwangi, 18 Juni 1981
ini. Sejak tahun 1998, Gus Eko merintis Ponpes Darul Mukhtazin, di Desa Kertasari, Kec. Suradadi Kab Tegal,
yang dirintisnya bersama alumni dan para sepuh-pinesepuh Desa Kertasari khususnya keluarga besar KH
Maskhon Masduki yang menyediakan tanah dan bangunan untuk kegiatan pondok pesantren.
Selain itu di Kabupaten Pekalongan, Gus Eko juga mengembangkan Paguron Omah Taya di Desa Bligo Kec.
Buaran, sebagai wadah pendidikan keagamaan, seni dan budaya, ekonomi, serta sosial kemasyarakatan untuk
mencapai tujuan NKRI Pancasila Aman Makmur Damai sepanjang masa.
Gus Eko yang saat ini mengemban amanah sebagai Ketua Divisi Seni dan Budaya di LESBUMI PBNU (Lembaga
Seni Budaya Muslimin Indonesia Pengurus Besar Nahdlatul Ulama), merupakan putra dari KH Busyairi dan Ibu
Hj Sulasmi, yang keduanya asli berasal dari kabupaten yang berada di ujung paling timur Pulau Jawa,
Banyuwangi.
Ponpes Darussalam Desa Gumirih, Kec Singojuruh sebagai cikal bakal kehidupan masa kecil Gus Eko bersama
sang kakek H. Moch Djannan (ayah dari Ibu Gus Eko). Sementara ayah Gus Eko lebih pada mengelola jamaah
kecil tahlilan,yasinan, istigosah yang keliling di rumah-rumah warga di daerah kelurahan Sobo.
Ashvanadya Fasya Shabrina Ahmadi (lahir di Tegal, 1 Mei 2007) dan Ashvia Catherina Mahya Shabrina Ahmadi
(lahir di Pekalongan, 23 Oktober 2011), merupakan buah hati tercinta dari Gus Eko dan sang istri, Rochmiati
Utami Putri, SE, putri dari H Fathurrrahim Masherry dan Ibu Hj Zahrotun Muttasiah, asli Pekalongan, sebagai
dzurriyah KH Akrom Khasani, tokoh NU zaman Sukarno di Kab Pekalongan.
Dari kecil Gus Eko berada dalam lingkungan pondok, maka oleh orang tua dikenalkan dan diikutkan pendidikan
pesantren disertai dengan sekolah. Gus Eko ngaji Al Qur'an kepada KH Zainuddin,Sobo Banyuwangi, lalu belajar
nahwu, shorof, fiqh dan Ushul fiqh kepada KH Talhak, Desa Batan, Pakis, Banyuwangi, KH Suhufi, KH Anshori,
Sobo, Banyuwangi, lalu mendalami tareqoh dan tasawuf kepada KH Abdul Hadi, Ponpes Subulus
Salam,Kemasan,Banyuwangi,, dan KH Muhammad Syaifulloh Ali Bagiyono Asip,Ponpes Al Hikam, Ketapang,
Banyuwangi.
Pendidikan dasar dan menengah formal ditempuhnya di Banyuwangi, dan saat SMA Gus Eko mulai masuk
organisasi IPNU (Ikatan Putra Nahdlatul Ulama), berawal dari ranting IPNU Ketapang, lalu pengurus Pimpinan
Anak Cabang IPNU Kalipuro, sampai Pimpinan Cabang Kab Banyuwangi, sekitar tahun 1997. Lalu Gus Eko
melanjutkan kuliah di Universitas Nahdhlatul Ulama (UNU) Jakarta, dan Universitas Wahid Hasyim Semarang
(UNWAHAS)
Gus Eko masuk di Lesbumi PBNU (Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia Pengurus Besar Nahdlatul Ulama)
semenjak paska Muktamar NU di Jombang, didawuhi oleh KH Agus Sunyoto, Ketua Umum Lesbumi PBNU,
sebagai anggota Pengurus Lesbumi PBNU, lalu dalam perkembangannya diangkat sebagai Ketua Devisi Seni dan
Budaya Lesbumi PBNU, masa masa bakti 2015-2020. Dan semenjak tahun 2018, Gus Eko diminta untuk ikut
13
mengaktifkan Lesbumi PCNU Kab Pekalongan dan menjadi Ketua umum Lesbumi PCNU Kab Pekalongan 2018-
2023.
Seni mengorganisir dan perhatian dalam menjaga kelompok kelompok tradisi menjadi kegiatan aktif dalam
keseharian. Banyak komunitas seni musik Jawa dan sholawat yang pernah ia bina, misalnya Pandhita Padasuka,
Kyai Pangestu, dll
Kegiatan kegiatan kebudayaan dan kesenian, terutama yang terkait Islam Nusantara, menjadi perhatian
khususnya, baik diundang sebagai pemateri seminar nasional ataupun mengorganisir masyarakat untuk sadar
akan lingkungan dan alamnya, lalu bermunajat kepada Sang Pencipta dengan upacara tradisi baik petik laut,
sedekah bumi, sedekah gunung, sedekah kali, sedekah sawah, dan lain-lain, sebagai media silaturahmi dan
ukhwah kebangsaan menancapkan NKRI Pancasila Aman Makmur damai sepanjang Masa.
Saat ini Gus Eko tengah mengembangkan kegiatan rutin Mujahadah Jumpa (Jumat Pahing) sebagai ikhtiar batin
untuk menjaga persatuan dan kesatuan NKRI Pancasila