Volume 5 Nomor 1, Mei 2018

22

Transcript of Volume 5 Nomor 1, Mei 2018

Page 1: Volume 5 Nomor 1, Mei 2018
Page 2: Volume 5 Nomor 1, Mei 2018
Page 3: Volume 5 Nomor 1, Mei 2018

JPP PAUD UNTIRTA

VOL. 5 NO. 1 MEI 2018

JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGANPENDIDIKAN ANAK USIA DINI

(JPPPAUD FKIP UNTIRTA)

Volume 5 Nomor 1, Mei 2018

ISSN: 2355-830X

Terbit dua kali dalam setahun (Mei dan November)Berisi tulisan ilmiah hasi penelitian dan pengembangan kajian

tentang Pendidikan Anak Usia Dini

Penanggung Jawab : Dr. H. Aceng Hasani, M.Pd. Redaktur : Atin Fatimah, M.Pd. Penyunting : 1. Dr. Cucu Atikah, M.Pd.

2. Ratih Kusumawardani, M.Pd.3. Laily Rosidah, M.Pd.

4. Kristiana Maryani, M.Pd. 5. Rr. Dina Kusuma Wardhani, M.Pd.

Desain Grafis : Dr. Luluk Asmawati, M.Pd.Sekretariat : 1. Dr. Siti Khosiah, M.Pd.

2. Tri Sayekti, M.Pd.3. Fahmi, M.Pd.

Mitra bebestari : 1. Yuli Kurniawati Sugiyo Pranoto, S.Psi., M.A., Ph.D.(Universitas Negeri Semarang)

2. Pupung Puspa Ardini, M.Pd.(Universitas Negeri Gorontalo)

Alamat Penyunting dan Tata UsahaJurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini

FKIP UNTIRTAJl. Raya Jakarta KM. 4 Pakupatan Serang

Telepon (0254)280330 Fax (0254) 281254Email: [email protected]

Page 4: Volume 5 Nomor 1, Mei 2018

VOL. 5 NO. 1 MEI 2018

JPP PAUD UNTIRTA

KETENTUAN PENULISAN JPPPAUD FKIP UNTIRTA

1. Naskah belum pernah dimuat atau dipublikasikan di jurnal cetak atau onlinemanapun.

2. Naskah diketik menggunakan huruf TNR (Times New Roman) ukuran font12 pt, spasi 1,5, kertas A4 dengan batas tepi 2cm untuk setiap tepi dan naskahyang dikirim 10 s.d. 15 halaman.

3. Naskah softcopy dikirim melalui email: [email protected] naskah hardcopy dikirim ke Sekretariat Jurusan PAUD FKIP Untirta.

4. Naskah yang diterima akan melalui proses peninjauan (review) oleh TimReviewer ahli sebidang. Jika diperlukan, naskah akan melalui proses revisi.Redaksi berwenang untuk menerima, menolak, dan menyarankan kepadapenulis untuk melakukan perbaikan naskah.

5. Naskah yang dikirim meliputi tulisan tentang kebijakan, penelitian, pemikiran,kajian, analisis, dan review/teori/konsep/metodologi, resensi buku baru daninformasi lain yang secara substansi berkaitan dengan Pendidikan Anak UsiaDini.

6. Setiap tulisan harus disertai: (a) Abstrak, (b) kata kunci, (c) identitas penga-rang tanpa gelar akademik, (d) pendahuluan: latar belakang, masalah pene-litian, tujuan penelitian, (e) kajian teoritik, (f) metode penelitian, (g) hasilpenelitian, (h) pembahasan, (i) kesimpulan, (j) saran, dan (k) daftar pustaka.

7. Struktur hasil penelitian dengan sistematika persentase:a. Judul idealnya tidak melebihi 12 kata yang menggunakan Bahasa Indonesia,

10 kata yang menggunakan Bahasa Inggris.b. Identitas penulis (baris pertama: nama tanpa gelar. Baris kedua: Prodi/

Jurusan/Instansi. Baris ketiga: alamat email dan nomor HP.c. Abstrak dibuat dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Ditulis secara

gamblang, utuh, dan lengkap menggambarkan esensi isi keseluruhan tulisandan dibuat dalam satu paragraf.

d. Kata kunci dipilih secara cermat sehingga mampu mencerminkan konsepyang dikandung artikel terkait untuk membantu peningkatan keteraksesanartikel yang bersangkutan.

e. Pendahuluan 10% (Latar Belakang, Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian).f. Kajian teoritik dan penelitian relevan 15% (teori sesuai variabel, dan hasil

penelitian relevan).g. Metodologi Penelitian 10% (Rancangan Model, Sampel/Subjek Penelitian,

Tempat dan Waktu Penelitian, Teknik Pengumpulan Data, dan TeknikAnalisis Data).

h. Simpulan dan Saran 15%.i. Daftar Pustaka 5%.

Page 5: Volume 5 Nomor 1, Mei 2018

JPP PAUD UNTIRTA

VOL. 5 NO. 1 MEI 2018

8. Naskah artikel pemikiran, kebijakan, analisis dengan sistematika persentase:a. Judul, nama penulis tanpa gelar, abstrak, kata kunci, dan isi.b. Pendahuluan 10% (Latar Belakang, Perumusan Masalah, Tujuan Penulisan).c. Kajian Teoritik dan Pembahasan 60% (teori sesuai variabel, pembahasan).d. Simpulan dan Saran 20%.e. Daftar Pustaka 10%.

9. Naskah resensi buku dengan sistematika persentase:a. Judul, nama penulis tanpa gelar, abstrak, kata kunci, dan isi.b. Pendahuluan 10% (Latar Belakang, Perumusan Masalah, Tujuan Penulisan).c. Isi dan Pembahasan 70% (Menginformasikan bagian-bagian penting dari

buku yang diresensi, kelebihan dan kelemahan buku, membandingkanteori/konsep yang ada dalam buku tersebut dengan teori/konsep darisumber-sumber lain).

d. Simpulan dan Rekomendasi 10%.e. Daftar Pustaka 10%.

10. Tabel/gambar/grafik diberi nomor urut sesuai dengan pemunculannya.11. Isi tulisan sepenuhnya tanggung jawab penulis.12. Naskah dicetak dalam format warna hitam putih.

Page 6: Volume 5 Nomor 1, Mei 2018

VOL. 5 NO. 1 MEI 2018

JPP PAUD UNTIRTA

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BAHASA ANAK MELALUIMETODE BERCERITA PADA ANAK USIA 5-6 TAHUNEneng Hemah, Tri Sayekti, dan Cucu Atikah

PENINGKATAN MENGENAL HURUF HIJAIYAH MELALUI MEDIAKARTU HURUF (Penelitian Tindakan pada Anak Usia 5-6 Tahun diPAUD Assa’dah Serang-Banten)Mutia Nanda Herlina, Atin Fatimah, dan Fahmi

PENGARUH MEDIA BIG BOOK TERHADAP KEMAMPUAN LITERASIAWAL ANAK USIA 5-6 TAHUN DI KECAMATAN CIBALIUNGNovitasari, Alis Triena Permanasari, dan Tri Sayekti

FINGER PAINTING DALAM MENSTIMULASI KECERDASAN JAMAKPADA ANAK USIA 3-4 TAHUN (Studi Kualitatif di KB-TK Batik PPIPPekalongan)Oktarina Dwi Handayani

DAFTAR ISI

1

15

27

37

JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGANPENDIDIKAN ANAK USIA DINI

(JPPPAUD FKIP UNTIRTA)

Volume 5 Nomor 1, Mei 2018

ISSN: 2355-830X

Terbit dua kali dalam setahun (Mei dan November)Berisi tulisan ilmiah hasi penelitian dan pengembangan

kajian tentang Pendidikan Anak Usia Dini

Page 7: Volume 5 Nomor 1, Mei 2018

JPP PAUD UNTIRTA

VOL. 5 NO. 1 MEI 2018

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN ANAKUSIA 5-6 TAHUN MELALUI MEDIA BIG BOOK (Penelitian Tindakanuntuk Anak Kelompok B Usia 5-6 Tahun di TK PGRI PanggaranganLebak Banten)Panesa Erniawati dan Isti Rusdiyani

PENGARUH TEKNIK JARIMATIKA TERHADAP KEMAMPUANBERHITUNG PERMULAAN ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK ULIL ALBABKECAMATAN WALANTAKA KOTA SERANG PROVINSI BANTEN.Ratu Yustika Rini dan Isti Rusdiyani

PERBEDAAN KEMANDIRIAN ANAK DITINJAU DARI SUBYEKPENGASUHAN ORANGTUA DAN KAKEK-NENEK PADA ANAK USIA5-6 TAHUNRin Rin Fauziah, Ratih Kusumawardani, dan Kristiana Maryani

59

71

51

Page 8: Volume 5 Nomor 1, Mei 2018

1VOL. 5 NO. 1 MEI 2018

VOL. 5 NO. 1 MEI 2018

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BAHASA ANAKMELALUI METODE BERCERITAPADA ANAK USIA 5-6 TAHUN

Eneng HemahUniversitas Sultan Ageng Tirtayasa

[email protected]

Tri Sayekti, M.PdUniversitas Sultan Ageng Tirtayasa

[email protected]

Dr. Hj. Cucu Atikah, M.PdUniversitas Sultan Ageng Tirtayasa

[email protected]

ABSTRACTLanguage ability in children group B paudInsya Cendikia Lebak-Banten is still low. This

is caused by less interesting and varied methods and learning media. The use of interestingmedia such as storytelling through flannel cloth is expected to improve the language skill ofgroup B children. This research aims to (1) to know the ability of the process of telling childrenin improving the language skills of children group B in PAUD Insya Cendikia Lebak-Bantenand (2) to know the improvement of language ability of children group B PAUD Insya CendikiaLebak-Banten through story telling method. Methods in this research is action research methodconsisting of 2 cycles, cycle II as much as 3 times action. The subjects of the study were thechildren of B PAUD Insya Cendikia Lebak-Banten with the number of children 16 childrenaged 5-6 years, consisting of 5 boys and 11 girls. Data collection techniques through obser-vation, field notes, interview notes and documentation. Data analysis technique is done de-scriptively qualitative and quantitative. The success criterion of action is if the average scoreof the class in improving the language ability reaches 75%. The result of the research showsthat: (1) the process of applying flannel cloth media includes 3 stages, namely preparationstage, activity implementation stage, and evaluation phase; (2) in the first cycle increasedfrom the pre action result by 27% to 36%, and in cycle II increased to 75%. So it can beconcluded that the application of story telling through flannel media can imrove the languageskill of children group B PAUD Insya Cendikia Lebak-Banten.

Keywords: Language Skill, Flannel Fabric Media, Child group B

Page 9: Volume 5 Nomor 1, Mei 2018

2 JPP PAUD UNTIRTA

ABSTRAKKemampuan bahasa pada anak kelompok B PAUD Insya Cendikia Lebak Banten masih

rendah. Hal ini disebabkan oleh metode dan media pembelajaran yang kurang menarik danvariatif. Penggunaan metode yang menarik seperti bercerita melalui kain flannel diharapkandapat meningkatkan kemampuan bahasa anak kelompok B. Penelitian ini bertujuan untuk (1)untuk mengetahui kemampuan proses bercerita anak dalam meningkatkan kemampuan bahasaanak kelompok B di PAUD Insya Cendikia Lebak-Banten dan (2) untuk mengetahui peningkatankemampuan bahasa anak kelompok B di PAUD Insya Cendikia Lebak-Banten melalui metodebercerita. Metode dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan yang terdiridari 2siklus, siklus I sebanyak 8 kali tindakan dan siklus II sebanyak 3 kali tindakan. Subjekpenelitian adalah anak kelompok B di PAUD Insya Cendikia Lebak-Banten dengan jumlahanak 16 orang anak usia 5-6 tahun, yang terdiri dari 5 orang anak laki-laki dan 11 orang anakperempuan. Teknik pengumpulan data melalui observasi, catatan lapangan, catatan wawancaradan dokumentasi. Teknik analisis data dilakukan secara deskriptif kualitatif dan kuantitatif.Kriteria keberhasilan tindakan yaitu apabila skor rata-rata kelas dalam meningkatkankemampuan bahasa mencapai 75%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) prosespenerapan media kain flannel meliputi 3 tahapan, yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaankegiatan, dan tahap evaluasi; (2) pada Siklus I meningkat dari hasil pratindakan sebesar 27%menjadi 36%, dan pada Siklus II meningkat menjadi 75%. Maka dapat disimpulkan bahwapenerapan bercerita melalui media kain flannel dapat meningkatkan kemampuan bahasaanak kelompok B PAUD Insya Cendikia Lebak-Banten.

Kata kunci: Kemampuan Bahasa, Media Kain Flanel, Anak Kelompok B

A. PENDAHULUAN1. Latar Belakang

Pendidikan merupakan suatu ke-giatan universal dalam kehidupanmanusia. Pada hakikatnya pendidikanmerupakan usaha untuk manusiauntuk memanusiakan manusia itusendiri. Konsep pendidikan sepan-jang hayat menjadi panduan dalammeningkatkan harkat dan martabatmanusia. Anak-anak bangsa tidakboleh tertinggal dengan bangsa laindidunia. Oleh karena itu, pendidikansejak dini harus ditanamkan kepadamereka.Salah satu kebijakan peme-rintah di sektor pendidikan yangmendukung adalah diakuinya pen-

didikan anak usia dini (PAUD).Penyelenggaraan pendidikan bagi

anak usia dini pada jalur formaladalah Taman Kanak-Kanak (TK) atauRA lembaga sejenis. Sedangkanpenyelenggara pendidikan pada jalurnonformal diselenggarakan olehmasyarakat atas kebutuhan darimasyarakat sendiri. PAUD mendasarijenjang pendidikan selanjutnya.Rangsangan belajar pada anak usiadini memberikan pengalaman yangsangat berharga untuk perkembang-an selanjutnya. Pemberian rangsang-an melalui pendidikan anak usia diniperlu diberikan secara komperhensif,dalam makna anak tidak hanya di-

Page 10: Volume 5 Nomor 1, Mei 2018

3VOL. 5 NO. 1 MEI 2018

VOL. 5 NO. 1 MEI 2018

cerdaskan otaknya, akan tetapi jugacerdas pada aspek-aspek lain dalamkehidupannya, seperti: kehalusanbudi dan rasa atau emosi, panca indratermasuk fisiknya dan aspek sosialdalam berinteraksi dan berbahasa.Salah satunya kecerdasan yang perludirangsang ialah perkembanganbahasa.

Bahasa merupakan bentuk utamadalam mengekpresikan pikiran danpengetahuan bila anak mengadakanhubungan dengan orang lain. Sesuaidengan fungsinya, bahasa merupa-kan alat komunikasi yang digunakanoleh seseorang dalam pergaulannyaatau hubungannya dengan orang lain.Bahasa memiliki peran penting dalammeningkatkan perkembangan intelek-tual, sosial dan emosional anak.

Pendidikan usia dini memegangperan yang sangat penting dalam per-kembangan anak karena merupakanpondasi dasar dalam kepribadiananak. Anak yang berusia 5-6 tahunmemiliki masa perkembangan ke-cerdasan yang sangat pesat sehinggamasa ini disebut Golden Age (masaemas). Masa ini merupakan masadasar pertama dalam mengembang-kan berbagai kegiatan dalam rangkapengembangan potensi anak sejakusia dini. Potensi yang tidak kalahpentingya bagi perkembangan ke-cerdasan anak yaitu kreativitas ber-bahasa lisan anak.

Perkembangan bahasa terkaitdengan perkembangan kognitif, yangberarti faktor intelek/kognisi sangatberpengaruh terhadap perkembang-an kemampuan berbahasa. Bayi,tingkat intelektualnya belum ber-

kembang dan masih sangat seder-hana. Semakin bayi itu tumbuh danberkembang serta mulai mampu me-mahami lingkungan, maka bahasamulai berkembang dari tingkat yangsangat sederhana menuju kebahasayang kompleks. Akselerasi perkem-bangan bahasa anak terjadi sebagaihasil perkembangan fungsi simbolis.Bila pengembangan simbol bahasatelah berkembang, maka hal ini me-mungkinkan anak memperluas ke-mampuan memecahkan persoalanyang dihadapi dan memungkinkananak belajar dari bahasa ucapan or-ang lain. Tanpa bahasa seseorangtidak akan dapat berkomunikasidengan orang lain. Anak dapat meng-ekspresikan pikirannya mengguna-kan bahasa, sehingga orang lain dapatmenangkap apa yang dipikirkan olehanak. Komunikasi dapat terjalindengan baik melalui bahasa sehinggaanak dapat membangun hubungan.Anak mulai berani mengemukakansuatu hal melalui kemampuanbahasanya sehingga anak mampumemulai proses peningkatan ke-terampilan berbicaranya. Pemilihanmetode harus disesuaikan dengantujuan kegiatan, yaitu perkembanganberbahasa anak salah satunya denganmetode bercerita.

Metode bercerita merupakan salahsatu pemberian pengalaman belajarbagi anak Taman Kanak-Kanak me-lalui cerita yang disampaikan secaralisan (Moeslichatoen, 1996:194).Bercerita adalah menuturkan sesuatuyang mengisahkan tentang perbuatanatau suatu kejadian dan disampaikansecara lisan dengan tujuan mem-

Page 11: Volume 5 Nomor 1, Mei 2018

4 JPP PAUD UNTIRTA

bagikan pengalaman dan pengetahu-an kepada orang lain. Sementaradalam konteks pembelajaran anakusia dini bercerita dapat dikatakansebagai upaya untuk mengembang-kan potensi kemampuan berbahasaanak melalui pendengaran dan kemu-dian menuturkannya kembali dengantujuan melatih anak dalam bercakap-cakap untuk menyampaikan ide dalambentuk lisan. Kegiatan bercerita mem-berikan sumbangan besar pada per-kembangan anak secara keseluruhansebagai implikasi dari perkembanganaspek perkembangan yang laindengan kemampuan berbahasa yangsudah baik.

Berdasarkan hasil pengamatantanggal 14 Agustus 2017 ditemukankenyataannya bahwa tingkat ke-mampuan berbahasa lisan atau dayaserap anak PAUD Insya Cendikia,Lebak-Banten sangat bervariasi. Arti-nya ada anak yang mampu berbahasalisan dan ada yang sedang serta adayang sulit untuk berbahasa lisan.Padahal inti berbahasa lisan menge-luarkan ide, gagasan, atau pendapatkepada orang lain. Oleh sebab itu,seorang guru PAUD harus berusahadengan berbagai cara untuk mening-katkan kemampuan berbicara lisananak.

Dilihat dari pengamatan menun-jukkan bahwa sebagian anak masihrendah kemampuan berbahasanya,terutama bahasa lisannya hal ini ter-lihat anak belum mampu menyebut-kan kembali 4-5 kata. Disamping itu,anak belum dapat menyebutkanbenda-benda yang disekitarnya, se-lain itu anak belum bisa menunjukkan

kemampuan dalam bernyanyi, me-mimpin do’a, memimpin barisan, ber-cerita dan berbicara dengan teman-temannya dan jika disuruh tampil didepan kelas terlihat minim anak yangberani menunjukkan kemampuanberbahasa (bahasa lisan) di depanteman-temannya.

Salah satu dari beberapa tahap ter-sebut memiliki peranan yang sangatpenting adalah bahasa dan komuni-kasi, karena dengan bahasa anak bisamenyampaikan maksud dan tujuankepada teman, guru, orang tua dan se-bagainya. Oleh sebab itu, bahasa perludiajarkan atau ditanamkan sejak dinikepada anak. Salah satu kemampuanbahasa menyatakan bahwa bentukbahasa yaitu: menyimak, berbicara,membaca, dan menulis. Berbicaramerupakan keterampilan yang perludipelajari untuk anak usia dini sebagaikegiatan penting bersosialisasi.

Berbicara terdapat beberapa tugasutama diantaranya: pengucapan kata,pengembangan kosa kata, pem-bentukan kalimat. Pembentukan kali-mat merupakan tugas ketiga belajarberbicara dalam perkembangan anakusia dini yang sangat penting.

Dari masalah diatas tentangkurangnya berbahasa dapat menyim-pulkan pertanyaan mengapa anak-anak belum mampu berbahasa lisandengan baik.Dari kondisi tersebutsudah selayaknya seorang guru PAUDuntuk melakukan usaha perbaikan,salah satu usaha yang dapat dilaku-kan guru adalah memilih salah satustrategi pembelajaran yang tepat.

Berkaitan dengan masalah tersebutmaka peneliti tertarik ingin lebih lanjut

Page 12: Volume 5 Nomor 1, Mei 2018

5VOL. 5 NO. 1 MEI 2018

VOL. 5 NO. 1 MEI 2018

melakukan penelitian tentang bagai-mana meningkatkan kemampuanbahasa anak melalui metode berceritakelompok B usia 5-6 tahun di PAUDInsya Cendikia, Lebak-Banten.

2. Rumusan MasalahBerdasarkan masalah di atas, maka

rumusan masalah pada penelitiantindakan ini adalah sebagai berikut:1. Bagaimana proses metode ber-

cerita dapat meningkatkan ke-mampuan bahasa anak usia 5-6tahun di PAUD Insya CendikiaLebak-Banten?

2. Apakah kemampuan bahasa anakusia 5-6 tahun di PAUD Insya Cen-dikia Lebak-Banten dapat mening-kat melalui metode bercerita?

3. Tujuan PenelitianBerdasarkan rumusan masalah di

atas maka tujuan yang akan dicapaidalam penelitian tindakan ini adalahuntuk:1. Mengetahui proses metode ber-

cerita dapat meningkatkan ke-mampuan bahasa anak usia 5-6tahun di PAUD Insya CendikiaLebak-Banten

2. Mengetahui kemampuan bahasaanak usia 5-6 tahun di PAUD InsyaCendikia Lebak-Banten dapat me-ningkat melalui metode bercerita.

B. KAJIAN TEORETIK DAN PENE-LITIAN YANG RELEVAN

1. Hakikat Anak Usia DiniNAEYC (Nasional Assosiation

Education Of Young Children) dalamHartati (2005:7) anak usia dini adalahsekelompok individu yang berada

pada rentang usia 0-8 tahun. Anakusia dini merupakan kelompokmanusia yang berada dalam prosespertumbuhan dan perkembangan.

Menurut Ernawulan Syaodih(2008: 2.1) anak usia dini adalah anakyang sedang berada dalam prosesperkembangan, baik perkembanganfisik-motorik, kognitif, sosial-emosional, maupun bahasa.

Anak usia dini adalah anak yangberada pada usia 0-8 tahun. MenurutBeicher dan Snowman (Dwi Yuliani,2010: 7), anak usia dini adalah anakyang berusia antara 3-6 tahun. Se-dangkan hakikat anak usia dini adalahindividu yang unik dimana ia memilikipola pertumbuhan dan perkembangandalam aspek fisik, kognitif, sosial-emosional, kreativitas, bahasa dankomunikasi yang khusus yang sesuaidengan tahapan yang sedang dilaluioleh anak tersebut. Dari ber-bagaidefinisi, peneliti menyimpulkan bahwaanak usia dini adalah anak yang ber-usia 0-8 tahun yang sedang dalamtahap pertumbuhan dan perkembang-an, baik fisik maupun mental.

a. Pengertian BahasaPada manusia bahasa ditandai oleh

adanya daya cipta yang tidak pernahhabis dan adanya sebuah aturan.Daya cipta yang tidak pernah habisialah suatu kemampuan individuuntuk menciptakan sejumlah kalimatbermakna yang tidak pernah berhentidengan menggunakan seperangkatkata dan aturan yang terbatas, yangmenjadikan bahasa sebagai upayayang sangat kreatif. Dengan demikianbahasa diartikan sebagai suatu sistem

Page 13: Volume 5 Nomor 1, Mei 2018

6 JPP PAUD UNTIRTA

simbol yang digunakan untuk ber-komunikasi dengan orang lain.

Di samping itu, bahasa dapatdimaknai sebagai suatu sistem tanda,baik lisan maupun tulisan. Bahasamerupakan sistem komunikasi antarmanusia. Bahasa mencakup komuni-kasi non verbal dan komunikasi ver-bal. Bahasa dapat dipelajari secarateratur tergantung pada kematanganserta kesempatan belajar yang di-miliki seseorang.

Bahasa mempunyai beberapa pe-ngertian. Menurut pandanganHurlock (1978: 176) bahasa adalahsarana komunikasi dengan menyim-bolkan pikiran dan perasaan untukmenyampaikan makna kepada oranglain. Menurut Syamsu, Yusuf (2007:118) mengatakan bahwa bahasaadalah sarana berkomunikasi denganorang lain.

Dari beberapa definisi bahasayang dikemukakan di atas dapatdisimpulkan bahwa bahasa adalahsuatu alat komunikasi yang diguna-kan melalui suatu sistem suara, kata,pola yang digunakan manusia untukmenyampaikan pertukaran pikirandan perasaan. Bahasa dapat men-cakup segala bentuk komunikasi, baikyang diutarakan dalam bentuk lisan,tulisan, bahasa isyarat, bahasa geraktubuh, dan ekspresi wajah.

Menurut Piaget, perkembanganbahasa anak TK masih bersifat ego-sentrik dan self-expressive, yaitu segalasesuatu yang masih berorientasi padadirinya sendiri. Perkembanganbahasa dapat dipakai sebagai tolakukur kecerdasannya dikemudian hari.Pada masa itu, anak menguasai ke-

mampuan bicara, tetapi mereka haruslebih banyak belajar sebelum merekamencapai kemampuan bahasa orangdewasa (Hurlock, 1997: 180).

2. Karakteristik KemampuanBahasa Anak Usia DiniMenurut Jamaris (2006:33),

karakteristik kemampuan bahasaanak usia empat tahun yaitu:1. Terjadi perkembangan yang cepat

dalam kemampuan bahasa anak.Anak telah dapat menggunakankalimat dengan baik dan benar.

2. Menguasai 90 persen dari fonemdan sintaksis bahasa yang diguna-kannya.

3. Dapat berpartisipasi dalam suatupercakapan. Anak sudah dapatmendengar orang lain berbicaradan menanggapi pembicaraan ter-sebut.

Selanjutnya, menurut Jamariskarakteristik kemampuan bahasa usia5-6 tahun adalah sebagai berikut:1. Sudah dapat mengucapkan lebih

dari 2.500 kosakata.2. Lingkup kosakata yang dapat di-

ucapkan anak menyangkut warna,ukuran, bentuk, rasa, bau, keindah-an, kecepatan, suhu, perbedaan,perbandingan, jarak, dan per-mukaan (kasar-halus).

3. Anak usia 5-6 tahun sudah dapatmelakukan peran sebagai pen-dengar yang baik.

4. Dapat berpartisipasi dalam suatupercakapan. Anak sudah dapatmendengarkan orang lain ber-bicara dan menanggapi pem-bicaraan tersebut.

Page 14: Volume 5 Nomor 1, Mei 2018

7VOL. 5 NO. 1 MEI 2018

VOL. 5 NO. 1 MEI 2018

5. Percakapan yang dilakukan olehanak 5-6 tahun telah menyangkutberbagai komentarnya terhadapapa yang dilakukan oleh dirinyasendiri dan orang lain, serta apayang dilihatnya. Anak pada usia 5-6 tahun ini sudah dapat melakukanekspresi diri, menulis, membaca,dan bahkan berpuisi.

3. Metode BerceritaBercerita adalah sesuatu kegiatan

yang dilakukan seseorang secara lisankepada orang lain dengan alat atautanpa alat tentang apa yang harusdisampaikan dalam bentuk pesan,informasi atau hanya sebuah dongengyang untuk didengarkan dengan rasamenyenangkan oleh karena orangyang menyajikan cerita tersebutmenyampaikan dengan menarik.Menikmati sebuah cerita mulai tumbuhpada seorang anak ia mengerti akanperistiwa yang terjadi di sekitarnyadan setelah memorinya merekambeberapa kabar berita masa pada usia4-6 tahun (Dhieni, 2008: 6.3).

Menurut Aziz, A dan Abdul Majid(2002:16) mengatakan sebuah daricerita-cerita yang ada, meliputi bebe-rapa unsur yang negatif. Hal ini di-karenakan pem-bawaan cerita ter-sebut tidak meng-indahkan nilaiestetika dan norma. Seorang anakmempunyai potensi untuk segala hallebih cepat sehingga lebih mudahmembentuk dan mengarahkan dirinya.

Jenjang-jenjang yang sesuai dengantahap perkembangan anak TK adalahsebagai berikut:1. Jenjang sensorimotorik, sejak lahir

sehingga 18/24 Bulan dalam men-

dekati akhir periode ini sesudahbahasa anak mulai tumbuh pikirandimaksud juga mulai tumbuh.

2. Jenjang propesional, 18/24 hingga6/7 tahun dengan ciri dalam per-kembangan kemampuan berpikirdengan bantuan simbol-simbol/lambang-lambang.

Untuk kegiatan pendidikan ditaman kanak-kanak bercerita adalahkegiatan yang dilakukan oleh gurukepada anak didik untuk menyampai-kan materi pembelajaran denganmenarik. Bercerita dapat dilakukandihadapan anak didik itu sendiri atauantaranak didik dengan orangdewasa, bahkan dapat menggunakanmedia audio visual.

Metode bercerita adalah menyam-paikan atau penyajian materi pembel-ajaran secara lisan dalam bentuk ber-cerita yang disampaikan berbentukcerita yang awal dan akhirnyahubungan erat dalam kesatuan yangutuh, maka cerita tersebut harus di-persiapkan terlebih dahulu. Padadasarnya, metode bercerita ini padu-an dari metode ceramah, dengan katalain untuk anak usia dini taman kanak-kanak dipergunakan istilah metodecerita sedangkan untuk anak usiasekolah dan orang dewasa meng-gunakan istilah ceramah.

4. Hasil Penelitian yang RelevanPenelitian yang berkaitan dengan

judul penelitian meningkatkan ke-mampuan bahasa anak melaluimetode bercerita adalah:a. Penelitian yang relevan oleh Meta

Novtrya Sari dalam jurnal pene-

Page 15: Volume 5 Nomor 1, Mei 2018

8 JPP PAUD UNTIRTA

litiannya Meningkatkan Kemam-puan Berbahasa Anak MelaluiMetode Bercerita di Kelompok BTK Yasporbi Kota Bengkulu, pene-litian ini bertujuan untuk mening-katkan kemampuan berbahasaanak melalui metode bercerita.Subyek dalam penelitian ini adalahanak-anak kelas B TK YasporbiKota Bengkulu yang berjumlah 14orang, terdiri dari 6 orang laki-lakidan 8 orang perempuan, denganrentang usia subyek antara 5-6tahun. Penelitian tindakan kelas inidilakukan dengan dua siklus dansetiap siklus dilakukan dengan duakali pertemuan. Hasil penelitianmembuktikan bahwa melaluimetode bercerita dapat meningkat-kan kemampuan berbahasa anakusia dini. Kesimpulan dari peneliti-an tindakan kelas ini bahwa: me-lalui metode bercerita dapat me-ningkatkan kemampuan ber-bahasa anak Kelompok B TKYasporbi Kota Bengkulu.

b. Hasil penelitian yang relevandengan penelitian ini di antaranyapenelitian yang dilakukan olehRizka Marputri, Fakhirah,DewiFitriani dalam jurnal penelitiannyayang berjudul MeningkatkanKemampuan Bahasa Anak MelaluiKegiatan Bercerita Di PAUD NurulHidayah Aceh Besar.Penelitian ini mengangkat masalahbagaimana peningkatan kemam-puan bahasa anak melalui kegiatanbercerita di PAUD Nurul HidayahAceh Besar? Serta respon anak ter-hadap kegiatan bercerita? Peneliti-an ini bertujuan untuk meningkat-

kan kemampuan bahasa anakmelalui kegiatan bercerita di PAUDNurul Hidayah Aceh Besar. Peneliti-an ini menggunakan metode kuali-tatif dengan pendekatan penelitiantindakan kelas. Subjek penelitianini adalah anak PAUD NurulHikmah Aceh Besar usia 5-6 tahunberjumlah 10 orang anak yangterdiri atas 5 perempuan dan 5laki-laki. Data dikumpulkan melaluiobservasi dan unjuk kerja kemu-dian dianalisis dengan mengguna-kan teknik analisis deskriftif kuali-tatif. Penelitian dilakukan selama 2siklus, setiap siklus terdiri atas tigakegiatan. Hasil penelitian menun-jukkan bahwa anak yang berkem-bang sangat baik (BSB) pada siklusI adalah sebagai berikut: kegiatanpertama tidak ada, kegiatan keduatidak ada, dan kegiatan ketiga se-banyak 1 orang anak. Meningkatpada siklus II yaitu kegiatan per-tama sebanyak 4 orang anak, ke-giatan kedua sebanyak 5 oranganak, dan kegiatan ketiga sebanyak7 orang anak. Hasil penelitianrespon anak terhadap kegiatanbercerita pada siklus 1 yaitu 6 anakyang aktif 4 anak yang kurangaktif.Hasil penelitian respon anakterhadap kegiatan bercerita padasiklus II yaitu ada 8 anak yang aktifdan 2 anak yang kurang aktif.Berdasarkan hasil penelitian makapenulis dapat menyimpulkanbahwa kegiatan bercerita ber-pengaruh positif terhadap pening-katan kemampuan bahasa anakmelalui kegiatan bercerita di PAUDNurul Hidayah Aceh Besar. Peneliti

Page 16: Volume 5 Nomor 1, Mei 2018

9VOL. 5 NO. 1 MEI 2018

VOL. 5 NO. 1 MEI 2018

menyarankan agar kedepannyakegiatan bercerita dapat diterapkandi lembaga PAUD untuk membantumeningkatkan kemampuan bahasaanak.

5. Metode PenelitianJenis penelitian yang digunakan

oleh peneliti adalah penelitian tindak-an kelas (PTK).Penelitian tindakankelas merupakan suatu bentuk pene-litian yang dilaksanakan oleh gurudalam melaksanakan tugas pokoknya,yaitu mengelola pelaksanaan kegiatanbelajar mengajar (KBM) dalam artiluas Hamdani, A Nizar dan Hermana,Dody (2008: 43).

Sejalan dengan pemikiran War-dhani dan Wihardit, Kuswaya (2008:1.4) mengemukakan bahwa Penelitiantindakan kelas adalah penelitian yangdilakukan oleh guru di dalam kelasnyasendiri melalui refleksi diri, dengantujuan untuk memperbaiki kinerjanyasebagai guru, sehingga hasil belajarsiswanya menjadi meningkat. PTKberfungsi untuk mengubah perilakupengajaran guru, perilaku pesertadidik di kelas, peningkatan prosespembelajaran sehingga dapat men-ciptakan guru yang profesional, danlulusan yang memiliki daya saing.

Penelitian tindakan kelas dilakukansecara kolaboratif dan partisipasi,yang artinya penelitian dilakukansecara berpasangan antara pihakyang melakukan tindakan dan pihakyang mengamati proses jalannyatindakan (Suharsimi Arikunto, 2006:17). Peneliti terlibat langsung dalamproses penelitian sejak perencanaan,

pelaksanaan, observasi dan refleksikemudian menganalisa data dan ber-akhir denganpembuatan laporanhasil penelitian. Dalam penelitian ini,penelitian tindakan kelas dilakukansecara kolaboratif, dimana penelitibertindak sebagai pelaksana tindakandan guru yang bertindak mengamatiproses jalannya tindakan. Penelitiantindakan kelas ini bertujuan untukmeningkatkan kemampuan bahasaanak melalui metode bercerita kelom-pok B di PAUD Insya Cendikia Lebak-Banten.

C. PEMBAHASAN1. Hasil Penelitian

Hasil yang didapat berdasarkanpengumpulan data observasi yang di-lakukan pada Agustus 2017 diperolehgambaran tentang perhatian anakdalam mengikuti pembelajaran kegiat-an bercerita pada kelompok B diPAUD Insya Cendikia Lebak-Bantenyang diperoleh dari 16 anak. Ber-dasarkan data hasil observasi diper-oleh perkembangan anak dengankriteria mulai berkembang dalammengikuti pembelajaran kegiatanbercerita dan menurut penulis dinilaimasih kurang.Hal tersebut dapatdilihat dari anak yang belum tertarikdan fokus pada cerita yang dicerita-kankan guru.Selain itu pada saat gurumenanyakan kembali cerita yang telahdibacakan sebagian besar tidak adayang mengangkat tangan untukmenceritakan kembali cerita yangtelah dibacakan oleh guru. Kondisiperhatian anak pra tindakan dapatdapat dilihat pada grafik 4.1

Page 17: Volume 5 Nomor 1, Mei 2018

10 JPP PAUD UNTIRTA

Grafik 4.1. Hasil PresentasePratindakan Penelitian

Meningkatkan Kemampuan BahasaMelalui Metode Bercerita Pada Anak

Kelompok B PAUD Insya CendikiaLebak – Banten

Grafik 4.2.Hasil Presentase Kemampuan

Bahasa Melalui Metode BerceritaAnak Kelompok B Setelah

Pelaksanaan Siklus I

Grafik 4.3.Perbandingan Hasil Pra Tindakan

Setelah Dilaksanakan Siklus IMeningkatkan Kemampuan Bahasa

Melalui Metode Bercerita AnakKelompok B

Grafik 4.4. Grafik Siklus II

Grafik 4.5. Grafik Hasil Penelitian

Persentase kenaikan secara kese-luruhan diperoleh kenaikan sebesar27% dengan hasil 36% pada akhirsiklus I dan kenaikan sebesar 31%pada siklus II. Peneliti dan kolaboratormerasa bahwa peningkatan yang di-hasilkan pada siklus II ini sudah signifi-kan karena persentase kenaikansudah berada di atas batas minimumyang telah ditentukan yaitu sebesar75% dan secara kontinum persentasedi atas berada di skala berkembangsesuai harapan yang masuk dalamklasifikasi berhasil. Analisis data jugadilakukan secara kualitatif dengandidasarkan pada catatan lapangan dancatatan wawancara.

Hal ini berarti bahwa apa yangmenjadi target dalam penelitian inisudah tercapai. Pencapaian tersebutyaitu guru memerintahkan anak

0%

20%

40%

60%

80%

100%

AR IP LW MS MR KA RA PT

Pra Tindakan

0%

20%

40%

60%

80%

100%

AR IP LW MS MR KA RA PT

Siklus I

Siklus I

27% 36%

0%

50%

100%

Pra Penelitian Siklus I

Siklus I

Siklus I

0%

20%

40%

60%

80%

100%

AR IP LW MS MR KA RA PT

Siklus II

Siklus II

27% 36%

75%

0%20%40%60%80%

100%

Hasil Penelitian

HasilPenelitian

Page 18: Volume 5 Nomor 1, Mei 2018

11VOL. 5 NO. 1 MEI 2018

VOL. 5 NO. 1 MEI 2018

untuk menirukan suara kerbau, gurumemerintahkan anak untuk meniru-kan sikancil dan buaya, guru meme-rintahkan anak untuk bercerita ten-tang kura-kura terbang semampumereka, anak menirukan burungdara yang sedang terbang, anak ber-cakap-cakap dengan temannyatentang singa dan tikus, anak berceritatentang sikancil dan monyet, anakbercerita tentang sikancil bukan pen-curi ketimun, anak bercakap-cakapdengan temannya tentang cerita kupu-kupu dan semut, anak bercerita ten-tang sikera yang serakah, anak ber-cerita tentang kera licik dan kura-kura,anaka menirukan kancil dan siputyang sedang berlomba balap lari.

2. PembahasanProses penerapan metode ber-

cerita pada kelompok B di PAUD InsyaCendikia Lebak-Banten, dari siklus Isampai siklus II mengalami peningkat-an yang semakin baik. Ketika tindak-an pada siklus I, anak-anak masihkesulitan untuk fokus dan belummampu mengikuti aturan ketika pem-berian tindakan bercerita. Namunpada tindakan 6, tindakan 7, tindakan8, dan masuk pada siklus II, anak-anakmulai terlihat fokus ketika kegiatanbercerita menggunakan kain flanel,anak mulai mengikuti aturan, dansangat tertarik dengan metode ber-cerita.

Penggunaan metode dan mediayang digunakan oleh guru dalam me-ningkatkan kemampuan bahsa anakmelalui metode bercerita di PAUDInsya Cendikia Lebak-Banten dirasamasih kurang maksimal. Metode dan

media yang digunakan belum ber-variasi sehingga anak kurang antu-sias dan kemampuan bahasa anakpun belum meningkat, terlihat darihasil pra tindakan yang memperolehpersentase sebesar 27%. Namun se-telah dilakukannya penelitian danpemberian tindakan melaluimetodebercerita, sedikit demi sedikit kemam-puan bahasa anakanak mengalamikenaikan dan anak pun terlihat antu-sias ketika melakukan kegiatan mem-baca permulaan.Pada siklus I anakmemperoleh hasil 36%, dan padasiklus II memperoleh hasil 75%.

Metode yang digunakan padapenelitian ini yaitu metode berceritamenggunakan kain flanel.Tampilanyang ditunjukkan seperti kain flanelyang berunsur gambar-gambar bina-tang sesuai tema yang diceritakansehingga mampu meningkatkan ke-mampuan bahasa anak, guru ber-cerita secara sederhana dan apa ada-nya dengan media seadanya, sehinggaanak mudah untuk memahami apayang diceritakan oleh guru.

Sebelum melakukan tindakanpenerapan metode bercerita, penelitidan kolaborator terlebih dulu ber-diskusi mengenai kegiatan yang akandilakukan melalui Rencana ProgramPembelajaran Harian, mengelolakelas, mengelola peserta didik, danmengecek peralatan media berceritayang akan digunakan.

Sebagaimana yang telah disampai-kan pada interpretasi hasil analisisbahwa penelitian ini dikatakan ber-hasil jika adanya peningkatan per-kembangan kemampuan membacapermulaan anak sebesar 75%.

Page 19: Volume 5 Nomor 1, Mei 2018

12 JPP PAUD UNTIRTA

Berdasarkan persentase hasil yangdidapat pada siklus II, perkembangankemampuan bahasa anak pada anakkelompok BPAUD Insya CendikiaLebak-Banten sudah mencapaikriteria keberhasilan yang disepakatioleh peneliti dan kolaborator yaitudengan hasil 75%, maka dapat disim-pulkan bahwa penelitian tindakanmengenai penggunaan media ber-cerita dapat meningkatkan kemampu-an bahasa anak kelompok B di PAUDInsya Cendikia Lebak Cilegon-Bantenberhasil meningkat dengan hasil akhirmencapai 75% pada siklus II.

D. SIMPULAN DAN SARAN1. Simpulan

Berdasarkan pembahasan-pem-bahasan yang telah dijelaskan, penelitidapat menyimpulkan sebagai berikut:a. Proses penerapan metode ber-

cerita meliputi 3 tahapan, yaitu: (1)tahap persiapan (2) tahap pelak-sanaan kegiatan dan (3) tahap eva-luasi, tahap ini dilakukan agar anakmampu mengingat kembali kegiat-an yang telah dilakukan pada hariitu maupun pembelajaran hari ke-marin, dan anak mampu menyim-pulkan sebuah informasi dari pem-belajaran tersebut.

b. Berdasarkan hasil analisis datasiklus I dan siklus II, dapat disimpul-kan pada asesmen awal dalam prapenelitian diperoleh persentaserata-rata kelas sebesar 27%. Kemu-dian pada siklus I meningkat men-jadi 36%. Setelah dilakukan tindak-an pada siklus II, mengalami pe-ningkatan dengan persentase rata-rata kelas sebesar 75%. Sebagai-

mana telah disampaikan padainterpretasi hasil analisis bahwapenelitian ini dikatakan berhasiljika penguasaan indikator mening-kat minimal 75%, dilihat dari rata-rata kelas. Dari hasil penelitian inidapat disimpulkan bahwa kemam-puan bahasa pada anak kelompokB di PAUD Insya Cendikia Lebak-Banten meningkat setelah diberikantindakan melaluimetode bercerita.

2. SaranBerdasarkan penelitian yang telah

dilakukan oleh peneliti, dapat dikemu-kakan saran-saran sebagai berikut:a. Bagi kepala sekolah, metode ber-

cerita dapat digunakan sebagaialternatif serta variasi kegiatanpembelajaran untuk meningkatkankemampuan bahasa pada anak,untuk itu sekolah perlu menyedia-kan serta memanfaatkan mediapembelajaran seperti metode ber-cerita menggunakan kain flanel.Sedangkan bagi guru/pendidik,harus lebih kreatif dalam membuatrencana pembelajaran dan meng-gunakan media atau metode pem-belajaran yang lebih menarik danvariatif supaya anak lebih antusiasdan tidak jenuh dalam melakukankegiatan pembelajaran dan tujuandari pembelajaran pun tercapai.

b. Bagi orang tua, dapat mencari refe-rensi lain yang lebih menarik dalammenstimulasi kemampuan bahasaanak dirumah. Salah satunyadengan metode bercerita.

c. Bagi peneliti lanjutan, dapat men-jadi gambaran kegiatan yang dapatmeningkatkan kemampuan bahasa

Page 20: Volume 5 Nomor 1, Mei 2018

13VOL. 5 NO. 1 MEI 2018

VOL. 5 NO. 1 MEI 2018

pada anak Pendidikan Anak UsiaDini kelompok B dengan metodebercerita.

DAFTAR PUSTAKAAbbas dan Suyanto. 2001. Wajah

dan Dinamika Pendidikan AnakBangsa. Yogyakarta: Adi CitaAbdulhak, Ishak dan Suprayogi. 2012.

Teknologi Pendidikan. Bandung:Remaja Rosdakarya.

Abdul Majid, Abdul Aziz. 2002.Mendidik dengan Cerita. Bandung:Remaja Rosda Karya.

Alam Hamdani. Nizar dan DodyHermana. 2008. Classroom ActionResearch. Teknik Penulisan danContoh Proposal Penelitian Tin-dakan Kelas. Bandung: Rahayasa

Bachri, S. Bachtiar. 2005. Perkem-bangan Kegiatan Bercerita diTaman Kanak-Kanak, Teknik danProsedurnya. Jakarta: DepartemenPendidikan Nasional DirektoratJendral Pendidikan Tinggi Direk-torat Pembinaan PendidikanTenaga Kependidikan dan Ke-negaraan Perguruan Tinggi.

Depdiknas. 2000. Kamus Bahasa In-donesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Desmita. 2005. Psikologi Perkembang-an. Bandung: Remaja Rosda Karya

Dhieni, 2008.Metode PengembanganBahasa. Jakarta: Universitas Terbuka.

Early Learning Goals. 1999. Qualifica-tion and Curriculum Authority. Lon-don: QCA.

Eliason, dalam Ganeshi. 1994. Practi-cal Guide To Early Childhood Curri-culum. New York: Merril Print OfMc Millan Collage.

Gardner. H. 1993. Frames Of Mind, The

Theory Of Multiple Intelligences.New York: Basic Books Inc.,

Hartati. Sofia. 2005. PerkembanganBelajar Pada Anak Usia Dini .Jakarta: Depdiknas.

Hoetomo, MA. 2005. Kamus LengkapBahasa Indonesia. Mitra Pelajar.Surabaya.

Hurlock. 2005.Bercerita Untuk AnakUsia Dini. Jakarta: DepartemenPendidikan Nasional DirektoratJendral Pendidikan Tinggi Direk-torat Pembinaan PendidikanTenaga Kependidikan dan Ke-tenagaan Perguruan Tinggi.

Jamaris.Martini. 2006. Perekmbangandan Pengembangan Anak UsiaTaman Kanak-Kanak . Jakarta:Gramedia

Kusnandar. 2010. Guru Profesional.Jakarta: Rajawali Press.

Kusnandar. 2011. Langkah MudahPenelitian Tindakan Kelas SebagaiPengembangan Profesi Guru .Jakarta: Indeks.

Moeslichatoen, R. 1996. MetodePengajaran di Taman Kanak-Kanak.Jakarta: Rineka Cipta.

Rita Kurnia dalam Haliday. 2009. Meth-odology Perkembangan BahasaAnak Usia Dini. Pekanbaru:Cendikia Insani.

Seefeld Carol, Barbour, Nita. 1993.Early Chilhood Education. NewYork: Macmillam.

Sroufe, L.A. 1996. Emotional Develop-ment: The Organization Of Emo-tional Life In The Early. New York:Cambridge University Press.

Suyanto. 2005. Konsep Dasar AnakUsia Dini. Jakarta: DepartemenPendidikan Nasional.

Page 21: Volume 5 Nomor 1, Mei 2018

14 JPP PAUD UNTIRTA

Syamsu Yusuf. 2007. Psikologi Per-kembangan Anak dan Remaja .Bandung: Remaja Rosda Karya.

Syaodih, Ernawulan. 2008. BimbinganKonseling Untuk Anak Usia Dini.Jakarta: Universitas Terbuka.

Tambulon.1991. MengembangkanMinat dan Kebiasaan Membaca.Bandung: Angkasa.

Tambulon. 1993. MengembangkanMinat dan Kebiasaan MembacaPada Anak. Bandung: Angkasa.

Page 22: Volume 5 Nomor 1, Mei 2018