Vihara Dharma Bhakti Diperkirakan Berdiri Sejak 1877 Di Ule Lheue Dan Pada 1937 Pindah Ke Peunayong

3
Imlek di Serambi Mekah Vihara Buddha disebut-sebut sudah ada di Aceh sejak 1877, tepatnya di Ule Lheue. Pada 1937 Vihara Dharma Bhakti didirikan di Peunayong, di Jalan Panglima Polem nomor 70 Banda Aceh, Aceh. Setiap tahunnya vihara ini selalu semarak saat perayaan Tahun Baru Imlek. Banda Aceh—Beberapa pria membersihkan rupang dewa-dewi di dalam vihara itu. Ada juga yang memasang lampu hias di tiang-tiang pintu masuk. Sedangkan beberapa lainnya memasang spanduk ucapan selamat tahun baru Imlek dari beberapa calon legeslatif dengan memampang pula wajah dewan pembina dua partai politik nasional tersebut. Dini hari nanti, 00.01 WIB, Jumat (31/2014), umat Buddha akan merayakan pergantian tahun, yaitu Tahun Baru Imlek—termasuk umat Buddha di Banda Aceh. Vihara itu adalah Vihara Dharma Bhakti. Vihara seluas 600 meter tersebut terletak di Jalan Panglima Polem nomor 70 Banda Aceh, Aceh. Ketua Harian Vihara Dharma Bhakti, Herman (57) menuturkan pada malam tahun Tahun Baru Imlek 2565 yang jatuh pada 31 Januari 2014, pihaknya hanya berdoa bersama untuk menyambut perayaan tahunan tersebut. “Hanya sembahyang, tidak ada acara apa-apa, besok pagi sembahyang lagi,” kata dia kepada The Globe Journal, kamis (30/1/2014) sore. Kata dia, serangkaian acara, seperti pertunjukan barongsai dan makan bersama untuk umum akan digelar pada 8 Februari nanti. Untuk petasan, pihaknya menggunakan petasan elektrik. “Puncaknya kalau di sini kan hanya hingga hari kesembilan. Kalau di daerah lain mungkin ada yang hingga hari ke-15,” kata dia lagi. Aceh dan etnis tionghoa Hubungan antara Aceh dengan Cina, seperti ditulis A. Rani Usman dalam Buku Etnis Cina Perantauan di Aceh , sudah terjalin dan berkembang sejak abad kelima. Kemudian pada abad ke-13, keduanya telah menjalin hubungan birokrasi. Pada periode abad 15 dan 18, Aceh dan Cina lantas menjalin kerja sama di bidang perdagangan, yang kemudian melahirkan kawasan Peunayong. Keberadaan Peunayong sebagai perkambungan Cina berfungsi

description

Featur

Transcript of Vihara Dharma Bhakti Diperkirakan Berdiri Sejak 1877 Di Ule Lheue Dan Pada 1937 Pindah Ke Peunayong

Page 1: Vihara Dharma Bhakti Diperkirakan Berdiri Sejak 1877 Di Ule Lheue Dan Pada 1937 Pindah Ke Peunayong

Imlek di Serambi Mekah

Vihara Buddha disebut-sebut sudah ada di Aceh sejak 1877, tepatnya di Ule Lheue. Pada 1937 Vihara Dharma Bhakti didirikan di Peunayong, di Jalan Panglima Polem nomor 70 Banda Aceh, Aceh. Setiap tahunnya vihara ini selalu semarak saat perayaan Tahun Baru Imlek.

Banda Aceh—Beberapa pria membersihkan rupang dewa-dewi di dalam vihara itu. Ada juga yang memasang lampu hias di tiang-tiang pintu masuk. Sedangkan beberapa lainnya memasang spanduk ucapan selamat tahun baru Imlek dari beberapa calon legeslatif dengan memampang pula wajah dewan pembina dua partai politik nasional tersebut. Dini hari nanti, 00.01 WIB, Jumat (31/2014), umat Buddha akan merayakan pergantian tahun, yaitu Tahun Baru Imlek—termasuk umat Buddha di Banda Aceh.

Vihara itu adalah Vihara Dharma Bhakti. Vihara seluas 600 meter tersebut terletak di Jalan Panglima Polem nomor 70 Banda Aceh, Aceh. Ketua Harian Vihara Dharma Bhakti, Herman (57) menuturkan pada malam tahun Tahun Baru Imlek 2565 yang jatuh pada 31 Januari 2014, pihaknya hanya berdoa bersama untuk menyambut perayaan tahunan tersebut. “Hanya sembahyang, tidak ada acara apa-apa, besok pagi sembahyang lagi,” kata dia kepada The Globe Journal, kamis (30/1/2014) sore.

Kata dia, serangkaian acara, seperti pertunjukan barongsai dan makan bersama untuk umum akan digelar pada 8 Februari nanti. Untuk petasan, pihaknya menggunakan petasan elektrik. “Puncaknya kalau di sini kan hanya hingga hari kesembilan. Kalau di daerah lain mungkin ada yang hingga hari ke-15,” kata dia lagi.

Aceh dan etnis tionghoa

Hubungan antara Aceh dengan Cina, seperti ditulis A. Rani Usman dalam Buku Etnis Cina Perantauan di Aceh, sudah terjalin dan berkembang sejak abad kelima. Kemudian pada abad ke-13, keduanya telah menjalin hubungan birokrasi. Pada periode abad 15 dan 18, Aceh dan Cina lantas menjalin kerja sama di bidang perdagangan, yang kemudian melahirkan kawasan Peunayong. Keberadaan Peunayong sebagai perkambungan Cina berfungsi pula sebagai bagian dari upaya menjalankan perdagangan di kawasan Asia Tenggara yang berfokus di wilayah Singapura, Malaka, dan Penang.

Agusuan (78), sesepuh etnis tionghoa di Banda Aceh, mengatakan vihara sudah ada di Aceh sejak 1877. Katanya, “Nenek saya menceritakan bahwa vihara sudah berdiri pada 1877. Awalnya di Ulee Lheue. Dulu pusatnya di Ulee Lheue.”

“Kalau Peunayong, itu saya ingat. Tahun 1937. Awalnya dari sumbangan salah seorang opsir Belanda dan beberapa masyarakat tionghoa. Saya ini generasi kelima,” ujar ayah tujuh anak itu.

Kata Agusuan, merayakan Tahun Baru Imlek di Aceh dari tahun ke tahun selalu dalam keadaan kondusif. “Saudara-saudara saya di luar Aceh, dengar Aceh takut. Saya bilang kepada mereka, saya sudah tua, sudah hampir 80 tahun di Aceh, anak cucu saya tak pernah diganggu. Tak ada yang mati dibunuh,” kata

Page 2: Vihara Dharma Bhakti Diperkirakan Berdiri Sejak 1877 Di Ule Lheue Dan Pada 1937 Pindah Ke Peunayong

dia dalam Bahasa Indonesia yang sesekali ditimpal dengan Bahasa Aceh. “Di Indonesia ini menurut saya, Acehlah yang paling aman bagi kami etnis tionghoa.”

Barongsai di belakang Vihara Dharma Bhakti

Suara gong dan genderang terdengar nyaring di belakang Vihara berlantai dua itu. Di halaman belakang, belasan remaja berumur 15 hingga 18 tahun sedang melakukan latihan barongsai. Mereka terlihat lihai melompat-lompat di atas tiang-tiang setinggi satu hingga tiga meter.

“Jangan salah, para pemain barongsai di sini tidak hanya dari keturunan tionghoa, malah hanya sedikit yang tionghoa. Tapi anak-anak pribumi yang mendominasi. Ada Kristen, Buddha, dan Islam,,” kata pelatih Klub Barongsai Macan Putih, Hasballah (44).

Hasballah sendiri adalah Aceh tulen. Dia menetap di Gampong Lantemen Timur, Kecamatan Jaya Baru, Banda Aceh. Barongsai Macan Putih, kata Hasballah, diresmikan oleh Wali Kota Banda Aceh, Mawardi Nurdin, sejak 2011 lalu.

“Wushu terdaftar di Koni Aceh dan barongsai ini diresmikan pada 2011 lalu,” kata dia.

Klub Barongsai Macan Putih dan Klub Wushu Naga Hijau bernaung di bawah Yayasan Vihara Dharma Bakti.