vocaedumidwifery4.files.wordpress.com · Web viewBerdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik...
Transcript of vocaedumidwifery4.files.wordpress.com · Web viewBerdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik...
BAHAN AJAR.05.Epid.Bid
SURVEILANS EPIDEMIOLOGI
Disusun Oleh :
Murwati, SKM, M.Kes.Epid
POLITEKNIK KEMENTERIAN KESEHATAN SURAKARTA
JURUSAN KEBIDANAN KLATEN
2013
Epidemiologi_Prodi D3 Kebidanan _Politeknik Kemenkes SKA 1
Tujuan Instrukesional
Setelah mempelajari bab ini, diharapkan mahasiswa dapat menjelaskan tentang
surveilans epidemiologi.
A. Latar Belakang.
Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan
nasional, yang pada hakekatnya merupakan upaya penyelenggaraan kesehatan oleh
bangsa Indonesia untuk mencapai kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk
agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal, sebagai salah satu unsur
kesejahteraan umum dari tujuan nasional. Pembangunan nasional dapat terlaksana
sesuai dengan cita-cita bangsa jika diselenggarakan oleh manusia yang cerdas dan
sehat. Keberhasilan pembangunan kesehatan sangat dipengaruhi oleh tersedianya
sumber-daya manusia yang sehat, trampil dan ahli, serta memiliki perencanaan
kesehatan dan pembiayaan terpadu dengan justifikasi kuat dan logis yang didukung
oleh data dan informasi epidemiologi yang valid. Pembangunan bidang kesehatan di
Indonesia saat ini mempunyai beban ganda (double burden). Penyakit infeksi dan
menular masih memerlukan perhatian besar dan sementara itu telah terjadi
peningkatan penyakit-penyakit tidak menular seperti penyakit karena perilaku tidak
sehat serta penyakit degeneratif. Kemajuan transportasi dan komunikasi, membuat
penyakit dapat berpindah dari satu daerah atau negara ke negara lain dalam waktu
yang relatif singkat serta tidak mengenal batas wilayah administrasi.
Selanjutnya berbagai penyakitbaru (new emerging diseases) ditemukan, serta
kecenderungan meningkatnya kembali beberapa penyakit yang selama ini sudah
berhasil dikendalikan (reemerging diseases). Salah satu strategi pembangunan
kesehatan nasional untuk mewujudkan Indonesia sehat 2010 adalah menerapkan
pembangunan nasional berwawasan kesehatan, yang berarti setiap upaya program
pembangunan harus mempunyai kontribusi positif terbentuknya lingkungan yang
sehat dan perilaku sehat. Sebagai acuan pembangunan kesehatan adalah konsep
“Paradigma Sehat”, yaitu pembangunan kesehatan yang memberikan prioritas utama
pada upaya pelayanan peningkatan kesehatan (promotif) dan pencegahan penyakit
(preventif) dibandingkan upaya pelayanan penyembuhan/pengobatan (kuratif) dan
pemulihan (rehabilitatif) secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Dalam
Epidemiologi_Prodi D3 Kebidanan _Politeknik Kemenkes SKA 2
rangka mepercepat pemerataan hasil pembangunan serta memperkuat integritas
wilayah dan persatuan nasional maka, pada tahun 2001 telah diberlakukan secara
penuh pelaksanaan Undang Undang RI No.22 tahun 1999 tentang Pemerintah
Daerah dan Undang Undang RI No.25 tahun 1999 tentang 5 Perimbangan Keuangan
antara Pemerintah Pusat dan Daerah. Penerapan undang-undang tersebut
memberikan otonomi luas pada Kabupaten/Kota dan otonomi terbatas pada
Propinsi, sehingga pemerintah daerah akan semakin leluasa menentukan prioritas
pembangunan daerahnya, oleh karena itu daerah harus memiliki kemampuan
memilih prioritas penanggulangan masalah kesehatan yang sesuai dengan
kemampuan dan kebutuhan daerah, serta mencari sumber-sumber dana yang dapat
digunakan mendukung penyelesaian masalah. Sebelum berlakunya undang-undang
tersebut diatas telah diselenggarakan kegiatan surveilans dalam rangka mendukung
penyediaan informasi epidemiologi untuk pengambilan keputusan yang meliputi
Sistem Surveilans Terpadu (SST), Surveilans Sentinel Puskesmas, Surveilans Acute
Flaccid Paralysis, Surveilans Tetanus Neonatorum, Surveilans Campak, Surveilans
Infeksi Nosokomial, Surveilans HIV/AID, Surveilans Dampak Krisis, Surveilans
Kejadian Luar Biasa (KLB) Penyakit dan Bencana, Surveilans Penyakit Tidak
Menular serta Surveilans Kesehatan Lingkungan untuk mendukung
penyelenggaraan program pencegahan dan pemberantasan penyakit, Sistem
Kewaspadaan Dini Kejadian Luar Biasa (SKD-KLB) dan penelitian. Pada Peraturan
Pemerintah RI. No.25 tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan
Kewenangan Propinsi sebagai daerah otonom, BAB II Pasal 2 ayat 3.10.j
menyatakan bahwa salah satu kewenangan Pemerintah di Bidang Kesehatan adalah
surveilans epidemiologi serta pengaturan pemberantasan dan penanggulangan
wabah penyakit menular dan kejadian luar biasa, sementara pada BAB II Pasal 3
ayat 5.9.d menyatakan bahwa salah satu kewenangan Propinsi di Bidang Kesehatan
adalah surveilans epidemiologi serta penanggulangan wabah penyakit dan kejadian
luar biasa. Oleh karena itu, untuk mewujudkan visi Indonesia sehat dan tercapainya
tujuan nasional pembangunan kesehatan serta terwujudnya tujuan pembangunan
kesehatan daerah yang spesifik dan lokal yang memerlukan penerapan konsep
pengambilan keputusan berdasarkan fakta, maka diselenggarakan sistem surveilans
epidemiologi kesehatan yang handal, sehingga para manajer kesehatan dapat
Epidemiologi_Prodi D3 Kebidanan _Politeknik Kemenkes SKA 3
mengambil keputusan program yang berhasil guna (efektif) serta berdaya guna
(efisien) sesuai dengan masalah yang dihadapi.
B. Pengertian
Selama ini pengertian konsep surveilans epidemiologi sering dipahami hanya
sebagai kegiatan pengumpulan data dan penanggulangan KLB, pengertian seperti itu
menyembunyikan makna analisis dan penyebaran informasi epidemiologi sebagai
bagian yang sangat penting dari proses kegiatan surveilans epidemiologi. Menurut
WHO, surveilans adalah proses pengumpulan, pengolahan, analisis dan interpretasi
data secara sistematik dan terus menerus serta penyebaran informasi kepada unit
yang membutuhkan untuk dapat mengambil tindakan. Oleh karena itu perlu
dikembangkan suatu definisi surveilans epidemiologi yang lebih mengedepankan
analisis atau kajian epidemiologi serta pemanfaatan informasi epidemiologi, tanpa
melupakan pentingnya kegiatan pengumpulan dan pengolahan data. Dalam sistem
ini yang dimaksud dengan surveilans epidemiologi adalah kegiatan analisis
secara sistematis dan terus menerus terhadap penyakit atau masalah masalah
kesehatan dan kondisi yang mempengaruhi terjadinya peningkatan dan
penularan penyakit atau masalah-masalah kesehatan tersebut, agar dapat
melakukan tindakan penanggulangan secara efektif dan efisien melalui proses
pengumpulan data, pengolahan dan penyebaran informasi epidemiologi
kepada penyelenggara program kesehatan. Sistem surveilans epidemiologi
merupakan tatanan prosedur penyelenggaraan surveilans epidemiologi yang
terintegrasi antara unit-unit penyelenggara surveilans dengan laboratorium, sumber-
sumber data, pusat penelitian, pusat kajian dan penyelenggara program kesehatan,
meliputi tata hubungan surveilans epidemiologi antar wilayah Kabupaten/Kota,
Propinsi dan Pusat
C. Hubungan Sistem Surveilans Epidemiologi Kesehatan dengan Sistem Lain
Untuk mewujudkan tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana
termaktub dalam pembukaan UUD 1945 telah dirumuskan Sistem Ketahanan
Nasional. Sistem Kesehatan Nasional yang berlaku sampai dengan tahun 1999, dan
Epidemiologi_Prodi D3 Kebidanan _Politeknik Kemenkes SKA 4
saat ini termaktub dalam Rancangan Pembangunan Kesehatan Menuju Indonesia
Sehat 2010, dan sistem sektor lain merupakan subsistem dari Sistem Ketahanan
Nasional. Dalam rangka menuju Indonesia Sehat 2010, manajemen kesehatan
membutuhkan informasi kesehatan yang tersusun dalam Sistem Informasi
Kesehatan Nasional (SIKNAS) dan merupakan subsistem dari Sistem Kesehatan
Nasional. Sistem Surveilans Epidemiologi Kesehatan merupakan subsistem
dari SIKNAS, yang mempunyai fungsi strategis sebagai intelijen penyakit dan
masalah-masalah kesehatan yang mampu berkontribusi dalam penyediaan
data dan informasi epidemiologi untuk mewujudkan Indonesia Sehat dalam
rangka ketahanan nasional. Agar penyelenggaraan Sistem Surveilans
Epidemiologi Kesehatan berhasil guna dan berdaya guna diperlukan hubungan
antara sistem dan subsistem serta komponen yang ada.
D. Ruang Lingkup Penyelenggaraan Sistem Surveilans Epidemiologi Kesehatan.
Masalah kesehatan dapat disebabkan oleh berbagai sebab, oleh karena itu
secara operasional masalah-masalah kesehatan tidak dapat diselesaikan oleh sektor
kesehatan sendiri, diperlukan tatalaksana terintegrasi dan komprehensif dengan
kerjasama yang harmonis antar sektor dan antar program, sehingga perlu
dikembangkan subsistem survailans epidemiologi kesehatan yang terdiri dari
Surveilans Epidemiologi Penyakit Menular, Surveilans Epidemiologi Penyakit
Tidak Menular, Surveilans Epidemiologi Kesehatan Lingkungan Dan Perilaku,
Surveilans Epidemiologi Masalah Kesehatan, dan Surveilans Epidemiologi
Kesehatan Matra
1. Surveilans Epidemiologi Penyakit Menular
Merupakan analisis terus menerus dan sistematis terhadap penyakit
menular dan faktor risiko untuk mendukung upaya pemberantasan penyakit
menular.
Epidemiologi_Prodi D3 Kebidanan _Politeknik Kemenkes SKA 5
2. Surveilans Epidemiologi Penyakit Tidak Menular
Merupakan analisis terus menerus dan sistematis terhadap penyakit tidak
menular dan faktor risiko untuk mendukung upaya pemberantasan penyakit
tidak menular.
3. Surveilans Epidemiologi Kesehatan Lingkungan dan Perilaku
Merupakan analisis terus menerus dan sistematis terhadap penyakit dan
faktor risiko untuk mendukung program penyehatan lingkungnan.
4. Surveilans Epidemiologi Masalah Kesehatan
Merupakan analisis terus menerus dan sistematis terhadap masalah
kesehatan dan faktor risiko untuk mendukung program-program kesehatan
tertentu.
5. Surveilans Epidemiologi Kesehatan Matra
Merupakan analisis terus menerus dan sistematis terhadap masalah
kesehatan dan faktor risiko untuk upaya mendukung program kesehatan matra.
E. Visi, misi, tujuan dan strategi surveilens epidemilogi
1. Visi
Manajemen kesehatan berbasis fakta yang cepat, tepat, dan akurat.
2. Misi
a. Memperkuat sistem surveilans disetiap unit pelaksana program kesehatan.
b. Meningkatkan kemampuan analisis dan rekomendasi epidemiologi yang
berkualitas dan bermanfaat.
c. Menggalang dan meningkatkan kerjasama dan kemitraan unit surveilans
dalam pertukaran serta penyebaran informasi.
d. Memperkuat sumber daya manusia di bidang epidemiologi untuk manajer
dan fungsional
3. Tujuan
Tersedianya data dan informasi epidemiologi sebagai dasar manajemen
kesehatan untuk pengambilan keputusan dalam perencanaan, pelaksanaan,
pemantauan, evaluasi program kesehatan dan peningkatan kewaspadaan serta
respon kejadian luar biasa yang cepat dan tepat secara nasional, propinsi dan
kabupaten/kota menuju Indonesia sehat 2010.
Epidemiologi_Prodi D3 Kebidanan _Politeknik Kemenkes SKA 6
B. Strategi
1. Advokasi dan dukungan perundang – undangan
2. Pengembangan sistem surveilans sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan
program secara nasional, propinsi dan kabupaten/kota, termasuk
penyelenggaraan sistem kewaspadaan dini kejadian luar biasa penyakit dan
bencana
3. Peningkatan mutu data dan informasi epidemiologi
4. Peningkatan profesionalisme tenaga epidemiologi.
5. Pengembangan tim epidemiologi yang handal.
6. Penguatan jejaring survailans epidemiologi.
7. Peningkatan surveilans epidemiologi setiap tenaga kesehatan.
8. Peningkatan pemanfaatan teknologi komunikasi informasi elektromedia yang
terintegrasi dan interaktif.
C. Penyelenggaraan sistem surveilans epidemiologi kesehatan
1. Pengorganisasian
Setiap instansi kesehatan pemerintah, instansi kesehatan propinsi, instansi
kesehatan kabupaten/kota dan lembaga kesehatan masyarakat dan swasta wajib
menyelenggarakan surveilans epidemiologi, baik secara fungsional atau
struktural.
2. Mekanisme Kerja
Kegiatan surveilans epidemiologi kesehatan merupakan kegiatan yang
dilaksanakan secara terus menerus dan sistematis dengan mekanisme kerja
sebagai berikut :
a. Identifikasi kasus dan masalah kesehatan serta informasi terkait lainnya
b. Perekaman, pelaporan, dan pengolahan data
c. Analisis dan interpretasi data
d. Studi epidemiologi
e. Penyebaran informasi kepada unit yang membutuhkannya
f. Membuat rekomendasi dan alternatif tindaklanjut
g. Umpan balik.
Epidemiologi_Prodi D3 Kebidanan _Politeknik Kemenkes SKA 7
3. Jenis Penyelenggaraan
Pelaksanaan surveilans epidemiologi kesehatan dapat menggunakan satu
cara atau kombinasi dari beberapa cara penyelenggaraan surveilans
epidemiologi. Cara-cara penyelenggaraan surveilans epidemiologi dibagi
berdasarkan atas metode pelaksanaan, aktifitas pengumpulan data dan pola
pelaksanaannya.
a. Penyelenggaraan Berdasarkan Metode Pelaksanaan
1) Surveilans Epidemiologi Rutin Terpadu, adalah penyelenggaraan
surveilans epidemiologi terhadap beberapa kejadian, permasalahan, dan
atau faktor risiko kesehatan
2) Surveilans Epidemiologi Khusus, adalah penyelenggaraan surveilans
epidemiologi terhadap suatu kejadian, permasalahan, faktor risiko atau
situasi khusus kesehatan
3) Surveilans Sentinel, adalah penyelenggaraan surveilans epidemiologi
pada populasi dan wilayah terbatas untuk mendapatkan signal adanya
masalah kesehatan pada suatu populasi atau wilayah yang lebih luas.
4) Studi Epidemiologi, adalah penyelenggaraan surveilans epidemiologi
pada periode tertentu serta populasi dan atau wilayah tertentu untuk
mengetahui lebih mendalam gambaran epidemiologi penyakit,
permasalahan dan atau faktor risiko kesehatan
b. Penyelenggaraan Berdasarkan Aktifitas Pengumpulan Data
1) Surveilans Aktif, adalah penyelenggaraan surveilans epidemiologi,
dimana unit surveilans mengumpulkan data dengan cara mendatangi unit
pelayanan kesehatan, masyarakat atau sumber data lainnya.
2) Surveilans Pasif, adalah penyelenggaraan surveilans epidemiologi,
dimana unit surveilans mengumpulkan data dengan cara menerima data
tersebut dari unit pelayanan kesehatan, masyarakat atau sumber data
lainnya.
Epidemiologi_Prodi D3 Kebidanan _Politeknik Kemenkes SKA 8
c. Penyelenggaraan Berdasarkan Pola Pelaksanaan
1) Pola Kedaruratan, adalah kegiatan surveilans yang mengacu pada
ketentuan yang berlaku untuk penanggulangan KLB dan atau wabah dan
atau bencana
2) Pola Selain Kedaruratan, adalah kegiatan surveilans yang mengacu pada
ketentuan yang berlaku untuk keadaan diluar KLB dan atau wabah dan
atau bencana
d. Penyelenggaraan Berdasarkan Kualitas Pemeriksaan
1) Bukti klinis atau tanpa peralatan pemeriksaan, adalah kegiatan surveilans
dimana data diperoleh berdasarkan pemeriksaan klinis atau tidak
menggunakan peralatan pendukung pemeriksaan.
2) Bukti laboratorium atau dengan peralatan khusus, adalah kegiatan
surveilans dimana data diperoleh berdasarkan pemeriksaan laboratorium
atau peralatan pendukung pemeriksaan lainnya
4. Sasaran Penyelenggaraan
Sasaran penyelenggaraan sistem surveilans epidemiologi kesehatan
meliputi masalah-masalah yang berkaitan dengan program kesehatan yang
ditetapkan berdasarkan prioritas nasional, bilateral, regional dan global, penyakit
potensial wabah, bencana dan komitmen lintas sektor serta sasaran spesifik lokal
atau daerah. Secara rinci sasaran penyelenggaran sistem surveilans epidemiologi
kesehatan adalah sebagai berikut :
a. Surveilans Epidemiologi Penyakit Menular
Prioritas sasaran penyelenggaraan surveilans epidemiologi penyakit
menular adalah :
1) Surveilans penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
2) Surveilans AFP
3) Surveilans penyakit potensial wabah atau kejadian luar biasa penyakit
4) menular dan keracunan
5) Surveilans penyakit demam berdarah dan demam berdarah dengue
6) Surveilans malaria
Epidemiologi_Prodi D3 Kebidanan _Politeknik Kemenkes SKA 9
7) Surveilans penyakit-penyakit zoonosis, antraks, rabies, leptospirosis dan
sebagainya
8) Surveilans penyakit filariasis
9) Surveilans penyakit tuberkulosis
10) Surveilans penyakit diare, tipus perut, kecacingan dan penyakit perut
lainnya
11) Surveilans penyakit kusta
12) Surveilans penyakit frambosia
13) Surveilans penyakit HIV/AIDS
14) Surveilans penyakit menular seksual
15) Surveilans penyakit pnemonia, termasuk penyakit pneumonia akut berat
(severe acute respiratory syndrome)
b. Surveilans Epidemiologi Penyakit Tidak Menular
Prioritas sasaran penyelenggaraan surveilens epidemiologi penyakit tidak
menular adalah :
1) Surveilans hipertensi, stroke dan penyakit jantung koroner
2) Surveilans diabetes mellitus
3) Surveilans neoplasma
4) Surveilans penyakit paru obstuksi kronis
5) Surveilans gangguan mental
6) Surveilans kesehatan akibat kecelakaan
c. Surveilans Epidemiologi Kesehatan Lingkungan dan Perilaku
Prioritas sasaran penyelenggaraan surveilans epidemiologi kesehatan
lingkungan dan perilaku adalah :
1) Surveilans sarana air bersih
2) Surveilans tempat-tempat umum
3) Surveilans pemukiman dan lingkungan perumahan
4) Surveilans limbah industri, rumah sakit dan kegiatan lainnya
5) Surveilans vektor penyakit
6) Surveilans kesehatan dan keselamatan kerja
7) Surveilans rumah sakit dan sarana pelayanan kesehatan lainnya,
termasuk infeksi nosokomial
Epidemiologi_Prodi D3 Kebidanan _Politeknik Kemenkes SKA 10
d. Surveilans Epidemiologi Masalah Kesehatan
Prioritas sasaran penyelenggaraan surveilans epidemiologi masalah
kesehatan adalah :
1) Surveilans gizi dan sistem kewaspadaan pangan dan gizi (SKPG)
2) Surveilans gizi mikro kurang yodium, anemia gizi besi, kekurangan
vitamin A
3) Surveilans gizi lebih
4) Surveilans kesehatan ibu dan anak termasuk reproduksi.
5) Surveilans kesehatan lanjut usia.
6) Surveilans penyalahgunaan obat, narkotika, psikotropika, zat adiktif dan
bahan berbahaya
7) Surveilans penggunaan sediaan farmasi, obat, obat tradisionil, bahan
kosmetika, serta peralatan
8) Surveilans kualitas makanan dan bahan tambahan makanan
e. Surveilans Epidemiologi Kesehatan Matra
Prioritas sasaran penyelenggaraan surveilans epidemiologi kesehatan
matra adalah :
1) Surveilans kesehatan haji
2) Surveilans kesehatan pelabuhan dan lintas batas perbatasan
3) Surveilans bencana dan masalah sosial
4) Surveilans kesehatan matra laut dan udara
5) Surveilans pada kejadian luar biasa penyakit dan keracunan
Setiap penyelenggaraan surveilans epidemiologi kesehatan sebagaimana
tersebut diatas disusun dalam suatu pedoman yang ditetapkan oleh Menteri
Kesehatan. Sesuai kebutuhan nasional dapat dikembangkan penyelenggaraan
surveilans epidemiologi kesehatan lainnya dengan keputusan Menteri
Kesehatan, dan sesuai kebutuhan di daerah Propinsi dengan keputusan
Gubernur Propinsi bersangkutan.
Epidemiologi_Prodi D3 Kebidanan _Politeknik Kemenkes SKA 11
5. Komponen Sistem
Setiap penyelenggaraan surveilans epidemiologi penyakit dan masalah
kesehatan lainnya sebagaimana tersebut diatas terdiri dari beberapa komponen
yang menyusun bangunan sistem surveilans yang terdiri atas komponen sebagai
berikut:
a. Tujuan yang jelas dan dapat diukur
b. Unit surveilans epidemiologi yang terdiri dari kelompok kerja surveilans
epidemiologi dengan dukungan tenaga profesional
c. Konsep surveilans epidemiologi sehingga terdapat kejelasan sumber dan cara
– cara memperoleh data, cara-cara mengolah data, cara-cara melakukan
analisis, sasaran penyebaran atau pemanfaatan data dan informasi
epidemiologi, serta mekanisme kerja surveilans epidemiologi
d. Dukungan advokasi, peraturan perundang-undangan, sarana dan anggaran
e. Pelaksanaan mekanisme kerja surveilans epidemiologi
f. Jejaring surveilans epidemiologi yang dapat membangun kerjasama dalam
pertukaran data dan informasi epidemiologi, analisis, dan peningkatan
kemampuan surveilans epidemiologi.
g. Indikator kinerja
Penyelenggaraan surveilans epidemiologi dilaksanakan melalui jejaring
surveilans epidemiologi antara unit-unit surveilans dengan sumber data, antara
unit-unit surveilans epidemiologi dengan pusat-pusat penelitian dan kajian,
program intervensi kesehatan dan unit-unit surveilans lainnya. Secara skematis
dapat digambarkan jejaring sistem surveilans epidemiologi kesehatan diantara
unit-unit utama di Departemen Kesehatan (DepKes) dan Unit Pelaksana Teknis
Pusat (UPT DepKes), pusat-pusat penelitian dan pengembangan (Puslitbang)
dan pusat-pusat data dan informasi, diantara unit-unit kerja Dinas Kesehatan
Propinsi (lembaga pemerintah di Propinsi yang bertanggungjawab dalam bidang
kesehatan) dan UPT Dinas Kesehatan Propinsi, dan diantara unit-unit kerja
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota (lembaga pemerintah di Kabupaten/Kota yang
bertanggungjawab dalam bidang kesehatan) dan UPT Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota. Jejaring surveilans epidemiologi juga terdapat antara Pusat,
Propinsi dan Kabupaten/Kota serta mitra nasional dan internasional.
Epidemiologi_Prodi D3 Kebidanan _Politeknik Kemenkes SKA 12
6. Sumber Data, Pelaporan, dan Penyebaran Data - Informasi
a. Sumber Data
Sumber data surveilans epidemiologi meliputi :
1) Data kesakitan yang dapat diperoleh dari unit pelayanan kesehatan dan
masyarakat.
2) Data kematian yang dapat diperoleh dari unit pelayanan kesehatan serta
laporan kantor pemerintah dan masyarakat.
3) Data demografi yang dapat diperoleh dari unit statistik kependudukan
dan masyarakat
4) Data geografi yang dapat diperoleh dari unit unit meteorologi dan
geofisika
5) Data laboratorium yang dapat diperoleh dari unit pelayanan kesehatan
dan masyarakat.
6) Data kondisi lingkungan.
7) Laporan wabah
8) Laporan penyelidikan wabah/KLB
9) Laporan hasil penyelidikan kasus perorangan
10) Studi epidemiology dan hasil penelitian lainnya
11) Data hewan dan vektor sumber penular penyakit yang dapat diperoleh
dari unit pelayanan kesehatan dan masyarakat.
12) Laporan kondisi pangan.
13) Data dan informasi penting lainnya.
b. Pelaporan
Unit sumber data menyediakan data yang diperlukan dalam
penyelenggaraan surveilans epidemiologi termasuk rumah sakit, puskesmas,
laboratorium, unit penelitian, unit program - sektor dan unit statistik lainnya.
c. Penyebaran Data dan Informasi
Data, informasi dan rekomendasi sebagai hasil kegiatan surveilans
epidemiologi disampaikan kepada pihak-pihak yang dapat melakukan
tindakan penanggulangan penyakit atau upaya peningkatan program
Epidemiologi_Prodi D3 Kebidanan _Politeknik Kemenkes SKA 13
kesehatan, pusat – pusat penelitian dan pusat-pusat kajian serta pertukaran
data dalam jejaring surveilans epidemiologi.
7. Peran Unit Surveilans Epidemiologi Kesehatan
Untuk menjamin berlangsungnya penyelenggaraan sistem surveilans
epidemiologi kesehatan maka dijabarkan peran setiap unit penyelenggaraan
surveilans epidemiologi :
a. Unit Surveilans Epidemiologi Pusat
1) Pengaturan penyelenggaraan surveilans epidemiologi nasional.
2) Menyusun pedoman pelaksanaan surveilans epidemiologi nasional
3) Menyelenggarakan manajemen surveilans epidemiologi nasional
4) Melakukan kegiatan surveilans epidemiologi nasional, termasuk SKD-
KLB.
5) Pembinaan dan asistensi teknis
6) Monitoring dan evaluasi
7) Melakukan penyelidikan KLB sesuai kebutuhan nasional
8) Pengembangan pemanfaatan teknologi surveilans epidemiologi
9) Pengembangan metodologi surveilans epidemiologi
10) Pengembangan kompetensi sumber daya manusia surveilans
epidemiologi nasional
11) Menjalin kerjasama nasional dan internasional secara teknis dan sumber
– sumber dana.
b. Unit Pelaksana Teknis Pusat
1) Menjadi pusat rujukan surveilans epidemiologi regional dan nasional
2) Pengembangan dan pelaksanaan surveilans epidemiologi regional dan
nasional
3) Kerjasama surveilans epidemiologi dengan propinsi, nasional dan
internasional
c. Pusat Data dan Informasi.
1) Koordinasi pengelolaan sumber data dan informasi kesehatan nasional.
2) Koordinasi kajian strategis dan penyajian informasi kesehatan.
3) Asistensi teknologi informasi
Epidemiologi_Prodi D3 Kebidanan _Politeknik Kemenkes SKA 14
4) Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.
5) Melakukan penelitian dan pengembangan teknologi dan metode
surveilans epidemiologi
6) Melakukan penelitian lebih lanjut terhadap temuan dan atau rekomendasi
surveilans epidemiologi
d. Unit Surveilans Epidemiologi Propinsi
1) Melaksanakan surveilans epidemiologi nasional di wilayah propinsi,
2) termasuk SKD-KLB
3) Menyelenggarakan manajemen surveilans epidemiologi propinsi
4) Melakukan penyelidikan KLB sesuai kebutuhan propinsi
5) Membuat pedoman teknis operasional surveilans epidemiologi sesuai
dengan pedoman yang berlaku .
6) Menyelenggarakan pelatihan surveilans epidemiologi
7) Pembinaan dan asistensi teknis ke kabupaten / kota.
8) Monitoring dan evaluasi.
9) Mengembangkan dan melaksanakan surveilans epidemiologi penyakit
dan masalah kesehatan spesifik lokal.
e. Unit Pelaksana Teknis Propinsi
1) Pusat rujukan surveilans epidemiologi propinsi
2) Pengembangan dan pelaksanaan surveilans epidemiologi propinsi
3) Kerjasama surveilans epidemiologi dengan pusat dan kabupaten/kota
f. Rumah Sakit Propinsi
1) Melaksanakan surveilans epidemiologi rumah sakit dan infeksi
nosokomial di rumah sakit
2) Identifikasi dan rujukan kasus sebagai sumber data surveilans
epidemiologi Kabupaten/Kota, Propinsi dan Pusat
3) Melakukan kajian epidemiologi penyakit menular dan tidak menular
serta masalah kesehatan lainnya di rumah sakit
g. Laboratorium Kesehatan Propinsi
1) Melaksanakan surveilans epidemiologi
2) Melakukan identifikasi dan rujukan spesimen pemeriksaan laboratorium
Epidemiologi_Prodi D3 Kebidanan _Politeknik Kemenkes SKA 15
h. Unit Surveilans Kabupaten/Kota
1) Pelaksana surveilans epidemiologi nasional diwilayah kabupaten/kota.
2) Menyelenggarakan manajemen surveilans epidemiologi
3) Melakukan penyelidikan dan penanggulangan KLB diwilayah kabupaten
/kota yang bersangkutan
4) Supervisi dan asistensi teknis ke puskesmas dan rumah sakit dan
komponen surveilans diwilayahnya.
5) Melaksanakan pelatihan surveilans epidemiologi
6) Monitoring dan evaluasi.
7) Melaksanakan surveilans epidemiologi penyakit spesifik lokal.
i. Rumah Sakit Kabupaten/Kota
1) Melaksanakan surveilans epidemiologi rumah sakit dan infeksi
nosokomial di rumah sakit
2) Identifikasi dan rujukan kasus sebagai sumber data surveilans
epidemiologi Kabupaten/Kota, Propinsi dan Pusat
3) Melakukan kajian epidemiologi penyakit menular dan tidak menular
serta masalah kesehatan lainnya di rumah sakit
j. Puskesmas.
1) Pelaksana surveilans epidemiologi nasional diwilayah puskesmas
2) Melaksanakan pencatatan dan pelaporan penyakit dan masalah kesehatan
3) Melakukan koordinasi surveilans epidemiologi dengan praktek dokter,
bidan swasta dan unit pelayanan kesehatan yang berada diwilayah
kerjanya.
4) Melakukan kordinasi surveilans epidemiologi antar puskesmas yang
berbatasan
5) Melakukan SKD-KLB dan penyelidikan KLB di wilayah puskesmas
6) fMelaksanakan surveilans epidemiologi penyakit dan masalah kesehatan
7) spesifik lokal.
k. Laboratorium Kesehatan Kabupaten/Kota
1) Melaksanakan surveilans epidemiologi
2) Melakukan identifikasi dan rujukan spesimen pemeriksaan laboratorium
Epidemiologi_Prodi D3 Kebidanan _Politeknik Kemenkes SKA 16
l. Mitra
1) Sebagai sumber data dan informasi serta referensi yang berkaitan dengan
faktor risiko penyakit dan masalah kesehatan lainnya.
2) Kerjasama dalam kajian epidemiologi penyakit dan masalah kesehatan
3) Kerjasama dalam pengembangan teknologi dan metode surveilans
epidemiologi
4) Kemitraan dalam mengupayakan dana dan sarana penyelenggaraan
surveilans epidemiologi
8. Sumber daya
Sumber daya penyelenggaraan sistem surveilans epidemiologi kesehatan
meliputi :
a. Sumber Daya Manusia
1) Tenaga ahli epidemiologi (S1,S2,S3).
2) Tenaga pelaksana surveilans epidemiologi terlatih asisten epidemiologi
lapangan, dan petugas puskesmas terlatih surveilans epidemiologi.
3) Manajer unit kesehatan yang mendapat orientasi epidemiologi
4) Jabatan fungsional epidemiologi.
5) Jabatan fungsional entomologi
6) Jabatan fungsional sanitarian
7) Jabatan fungsional statistisi
8) Sumber daya manusia laboratorium
9) Sumber daya manusia lainnya yang terkait
b. Sarana yang diperlukan untuk terlaksananya penyelenggaraan sistem
surveilans epidemiologi kesehatan
1) Administrasi Sarana transportasi Pusat
(a) Jaringan elektromedia
(b) Komunikasi (telepon, faksimili, SSB dan telekomunikasi lainnya)
(c) Komputer dan perlengkapannya
(d) Referensi surveilans epidemiologi, penelitian dan kajian kesehatan
(e) Pedoman pelaksanaan surveilans epidemiologi dan program aplikasi
komputer
Epidemiologi_Prodi D3 Kebidanan _Politeknik Kemenkes SKA 17
(f) Peralatan kegiatan surveilans
2) Sarana transportasi Propinsi
(a) Jaringan elektromedia
(b) Komputer dan perlengkapannya
(c) Komunikasi (telepon, faksimili, SSB dan telekomunikasi lainnya)
(d) Referensi surveilans epidemiologi, penelitian dan kajian kesehatan
(e) Pedoman pelaksanaan surveilans epidemiologi dan program aplikasi
komputer
(f) Peralatan pelaksanaan surveilans
3) Sarana transportasi Kabupaten / Kota
(a) Jaringan elektromedia
(b) Komunikasi (telepon, faksimili, SSB dan telekomunikasi lainnya)
(c) Komputer dan perlengkapannya
(d) Referensi surveilans epidemiologi, penelitian dan kajian kesehatan
(e) Pedoman pelaksanaan surveilans epidemiologi dan program aplikasi
komputer
(f) Formulir perekaman data surveilans epidemiologi sesuai dengan
pedoman
(g) Peralatan pelaksanaan surveilans
4) Sarana transportasi Puskesmas dan Rumah Sakit
(a) Komputer dan perlengkapannya
(b) Komunikasi (telepon, faksimili dan SSB)
(c) Referensi surveilans epidemiologi, penelitian dan kajian kesehatan
(d) Pedoman pelaksnaan surveilans epidemiologi dan program aplikasi
komputer
(e) Formulir perekaman data surveilans epidemiologi sesuai dengan
pedoman
(f) Peralatan pelaksanaan surveilans epidemiologi di Puskesmas dan
Rumah Sakit
(g) Sarana transportasi
Epidemiologi_Prodi D3 Kebidanan _Politeknik Kemenkes SKA 18
c. Pembiayaan
Sumber biaya penyelenggaraan sistem surveilans epidemiologi
kesehatan terdiri sumber dana APBN, APBD Kabupaten/Kota, APBD
Propinsi, Bantuan Luar Negeri, Bantuan Nasional dan Daerah, dan swadaya
masyarakat
9. Indikator Penyelenggaraan Sistem Surveilans Epidemiologi Kesehatan
Kinerja penyelengaraan Sistem Surveilans Epidemiologi Kesehatan diukur
dengan indikator masukan, proses dan keluaran. Ketiga indikator tersebut
merupakan satu kesatuan, dimana kelemahan salah satu indikator tersebut
menunjukkan kinerja sistem surveilans yang belum memadai. Indikator-
indikator tesebut adalah sebagai berikut :
a. Masukan Tingkat Indikator Tenaga
1) Pusat
Unit utama Departemen Kesehatan memiliki :
(a) 1 tenaga epidemiolog ahli (S3)
(b) 8 tenaga epidemiolog ahli (S2)
(c) 16 tenaga epidemiolog ahli (S1)
(d) 32 tenaga epidemiolog terampil
(e) 16 tenaga dokter umum
UPT Departemen Kesehatan memiliki :
(a) 2 tenaga epidemiolog ahli (S2)
(b) 4 tenaga epidemiolog ahli (S1)
(c) 4 tenaga epidemiolog terampil
(d) 1 tenaga dokter umum
2) Propinsi
(a) 1 tenaga epidemiolog ahli (S2)
(b) 2 tenaga epidemiolog ahli (S1)
(c) 2 tenaga epidemiolog terampil
(d) 1 tenaga dokter umum
Epidemiologi_Prodi D3 Kebidanan _Politeknik Kemenkes SKA 19
3) Kabupaten/ Kota
(a) 1 tenaga epidemiolog ahli (S2)
(b) 2 tenaga epidemiolog ahli (S1) atau terampil
(c) 1 tenaga dokter umum
4) Rumah Sakit
(a) 1 tenaga epidemiolog ahli
(b) 1 tenaga epidemiolog terampil
5) Puskesmas : 1 tenaga epidemiolog terampil
b. Masukan Tingkat Indikator Sarana
1) Pusat, Propinsi
(a) 1 paket jaringan elektromedia
(b) 1 paket alat komunikasi (telepon, faksimili, SSB dan telekomunikasi
lainnya)
(c) 1 paket kepustakaan
(d) 1 paket pedoman pelaksanaan surveilans epidemiologi dan program
aplikasi komputer
(e) 4 paket peralatan pelaksanaan surveilans epidemiologi
(f) 1 roda empat, 1 roda dua
2) Kabupaten/ Kota
(a) 1 paket jaringan elektromedia
(b) 1 paket alat komunikasi (telepon, faksimili, SSB dan telekomunikasi
lainnya)
(c) 1 paket kepustakaan
(d) 1 paket pedoman pelaksanaan surveilans epidemiologi dan program
aplikasi komputer
(e) 1 paket formulir
(f) 2 paket peralatan pelaksanaan surveilans epidemiologi
(g) 1 roda empat, 2 roda dua
Epidemiologi_Prodi D3 Kebidanan _Politeknik Kemenkes SKA 20
3) Puskesmas dan Rumah Sakit
(a) 1 paket komputer
(b) 1 paket alat komunikasi (telepon, faksimili, SSB)
(c) 1 paket kepustakaan
(d) 1 paket pedoman pelaksanaan surveilans epidemiologi dan program
aplikasi komputer
(e) 1 paket formulir
(f) 1 paket peralatan pelaksanaan surveilans epidemiologi
(g) 1 roda dua
c. Tingkat Indikator Proses
1) Pusat
(a) Kelengkapan laporan unit pelapor dan sumber data awal sebesar 80
% atau lebih
(b) Ketepatan laporan unit pelapor dan sumber data awal sebesar 80 %
atau lebih
(c) Penerbitan buletin kajian epidemiologi sebesar 12 kali atau lebih
setahun
(d) Umpanbalik sebesar 80 % atau lebih
2) Propinsi
(a) Kelengkapan laporan unit pelapor dan sumber data awal sebesar 80
% atau lebih
(b) Ketepatan laporan unit pelapor dan sumber data awal sebesar 80 %
atau lebih
(c) Penerbitan buletin kajian epidemiologi sebesar 12 kali atau lebih
setahun
(d) Umpanbalik sebesar 80 % atau lebih kegiatan surveilans
3) Kabupaten/Kota
(a) Kelengkapan laporan unit pelapor sebesar 80 % atau lebih
(b) Ketepatan laporan unit pelapor sebesar 80 % atau lebih
(c) Penerbitan buletin kajian epidemiologi sebesar4 kali atau lebih
setahun
(d) Umpanbalik sebesar 80 % atau lebih
Epidemiologi_Prodi D3 Kebidanan _Politeknik Kemenkes SKA 21
d. Keluaran
1) Pusat
Profil Surveilans Epidemiologi Nasional sebesar 1 kali setahun
2) Propinsi Profil Surveilans Epidemiologi Propinsi sebesar 1 kali setahun
3) Kabupaten/ Kota
Profil Surveilans Epidemiologi Kabupaten/Kota sebesar 1 kali
setahun
Epidemiologi_Prodi D3 Kebidanan _Politeknik Kemenkes SKA 22
PENANGGULANGAN FLU H1N1
PETUNJUK TEKNIS SURVEILANS EPIDEMIOLOGI
FLU H1N1
DEPARTEMEN KESEHATAN R.I
TAHUN 2009
Epidemiologi_Prodi D3 Kebidanan _Politeknik Kemenkes SKA 23
Epidemiologi_Prodi D3 Kebidanan _Politeknik Kemenkes SKA 24
BAB I
PENDAHULUAN
Pada tanggal 29 April 2009, WHO menyatakan bahwa dunia sudah memasuki fase 5 pandemi yaitu terjadi penularan antar manusia untuk virus influenza baru yaitu Swine Flu H1N1 (Flu Meksiko). Negara-negara yang sudah terinfeksi sampai tanggal 30 April 2009 adalah Meksiko, Amerika Serikat ( California, Texas, New York, Ohio, Kansas, Massachusetts, Michigan, Nevada , Indiana, Arizona), Israel, Selandia Baru, Spanyol, United Kingdom, Austria dan Jerman. Jumlah kasus yang konfirmasi yang dilaporkan ke WHO adalah 148 kasus dengan 8 kematian.
Kondisi tersebut memerlukan kewaspadaan dan kesiapan yang tinggi dari semua negara di dunia termasuk Indonesia dalam menghadapi penyebaran virus Swine Influenza H1N1 tersebut.
Dalam mengantisipasi penyakit Swine Flu H1N1 (Flu Meksiko) di Indonesia, Departemen Kesehatan menyusun petunjuk teknis penanggulangan. Petunjuk Teknis Surveilans Epidemiologi Penyakit Flu H1N1 ini merujuk dari Pedoman Surveilans Epidemiologi Influenza Pandemi di Indonesia, yang merupakan salah satu bagian tidak terpisahkan dari 7( tujuh) petunjuk teknis penanggulangan lainnya.
Epidemiologi_Prodi D3 Kebidanan _Politeknik Kemenkes SKA 25
BAB II
PENGERTIAN
DEFINISI KASUS
Secara operasional Definisi kasus Flu Meksiko dibagi menjadi 3, yaitu :
1. Suspek
Seseorang dengan gejala infeksi pernapasan akut (demam ≥ 38oC) mulai dari yang ringan (Influenza like Illnes) sampai dengan Pneumonia, ditambah salah satu keadaan di bawah ini :
- Dalam 7 hari sebelum sakit, pernah kontak dengan kasus konfirmasi swine influenza (H1N1)/ Flu Meksiko
- Dalam 7 hari sebelum sakit pernah berkunjung ke area yang terdapat satu atau lebih kasus konfirmasi Swine influenza (H1N1)/ Flu Meksiko
2. ProbabelSeseorang dengan gejala di atas disertai dengan hasil pemeriksaan laboratorium positif terhadap Influenza A tetapi tidak dapat diketahui subtypenya dengan menggunakan reagen influenza musiman
AtauSeseorang yang meninggal karena penyakit infeksi saluran pernapasan akut yang tidak diketahui penyebabnya dan berhubungaan secara epidemiologi (kontak dalam 7 hari sebelum onset) dengan kasus probable atau konfirmasi.
3. KonfirmasiSeseorang dengan gejala di atas sudah dikonfirmasi laboratorium swine influenza (H1N1)/ Flu Meksiko dengan pemeriksaan satu atau lebih test di bawah ini :
- Real time RT PCR- Kultur virus- Peningkatan 4 kali antibody spesifik swine influenza (H1N1) /
Flu Meksiko dengan netralisasi tes
Keterangan :
Epidemiologi_Prodi D3 Kebidanan _Politeknik Kemenkes SKA 26
1. Yang dimaksud ‘kontak’ adalah merawat, tinggal serumah atau berhubungan langsung dengan secret pernapasan atau cairan tubh dari kasus probable atau konfirmasi swine flu H1N1 / Flu Meksiko.
2. Yang dimaksud ‘area terinfeksi’ adalah area/negara yang mempunyai satu atau lebih kasus konfirmasi yang ditetapkan oleh WHO. Area/Negara ini setiap hari bisa bertambah, sehingga harus selalu diikuti perkembangannya melalui website : www.who.int
ETIOLOGI
Penyebab Flu Meksiko ini adalah virus Swine Influenza A H1N1. Ini merupakan strain baru dari virus Influenza A H1N1.
MASA INKUBASI & MASA PENULARAN
Masa Inkubasi berkisar antara 1-7 hari, sedangkan masa penularan berkisar antara 1 hari sebelum mulai sakit (onset) sampai 7 hari setelah onset. Namun puncak dari virus shedding (pengeluaran virus) terjadi pada beberapa hari pertama sakit.
CARA PENULARAN Cara penularan penyakit melalui kontak langsung dengan penderita Flu H1N1baik karena berbicara, terkena percikan batuk atau bersin (“Droplet Infection”). Penularan virus melalui kontak dengan benda yang terkontaminasi virus dapat terjadi, walaupun belum ada dokumentasi tentang hal tersebut.
DIAGNOSIS
Diagnosis pasti ditegakkan menggunakan RT PCR atau kultur virus atau netralisasi test (terjadi peningkatan titer antibodi 4X dalam spare serum).
PENGOBATAN
Sampai saat ini antivirus yang masih sensitif adalah Oseltamivir dan Zanamivir, sedangkan Amantadine dan Rimantadine sudah resisten.
Epidemiologi_Prodi D3 Kebidanan _Politeknik Kemenkes SKA 27
BAB III
TUJUAN SURVEILANS EPIDEMIOLOGI FLU H1N1
Tujuan
1. Identifikasi dini kasus, kontak dan kasus tambahan2. Menetapkan besarnya masalah3. Identifikasi daerah dan populasi berisiko tinggi 4. Mengetahui pola penyebaran di masyarakat
Sasaran
Semua masyarakat yang mempunyai risiko terjangkit Flu H1N1, meliputi :1. Orang yang baru kembali dari daerah terjangkit2. Kontak penderita3. Tenaga kesehatan
Epidemiologi_Prodi D3 Kebidanan _Politeknik Kemenkes SKA 28
BAB IV
LANGKAH-LANGKAH PELAKSANAAN
Identifikasi dini kasus Flu H1N1 dilakukan melalui kegiatan Surveilans di Pelabuhan udara, laut dan lintas batas darat, Surveilans di Masyarakat, surveilans rumah sakit dan puskesmas, Surveilans Aktif di Rumah Rujukan AI yang merawat Flu H1N1 dan Surveilans lain (seperti rumors, dll) yang diikuti dengan pelacakan.
I. Surveilans di Pelabuhan Udara, Laut dan Lintas Batas Darat
Surveilans di Pelabuhan Udara, Laut dan Lintas batas darat dilakukan untuk deteksi dini kasus dan penanganan segera. Instrument yang digunakan adalah Kartu Kewaspadaan Kesehatan (Health Alert Card/HAC)
Langkah-langkahnya :
A. Di Terminal Kedatangan :
1. Pengumpulan dataData dikumpulkan dari HAC, hasil pemeriksaan thermal scanner dan manifest penumpang
2. Pengentrian dataData dientry menggunakan program excel sesuai HAC (format terlampir)
3. Pengolahan dataData yang sudah dientry diolah sesuai format dengan variabel antara lain: jumlah penumpang, nama, umur, sex, ada tidaknya gejala, negara yang dikunjungi dalam 7 hari terakhir dan alamat lengkap di Indonesia.
4. Pelaporan Jika ditemukan suspek Flu H1N1 di bandara, pelabuhan laut atau lintas batas
darat segera dilaporkan ke Posko KLB Ditjen PP & PL. Data yang sudah diolah (poin 3) dilaporkan ke Posko KLB Ditjen PP & PL
setiap hari melalui fax atau email setiap jam 15.00 waktu setempat (fax 021 42877588/42870284, email [email protected] )
B. Terminal Keberangkatan
1. Petugas KKP berkoordinasi dengan petugas imigrasi untuk mencatat daftar warga negara indonesia yang akan berangkat ke daerah terjangkit. (format terlampir)
2. Daftar tersebut dilaporkan ke Posko KLB Ditjen PP & PL setiap hari.
II. Surveilans di Masyarakat
Epidemiologi_Prodi D3 Kebidanan _Politeknik Kemenkes SKA 29
1. Sumber data a. Fasilitas pelayanan kesehatan
- Sentinel ILI (Influenza Like Illness) di 20 puskesmas- Sentinel SARI (Severe Acute Respiratory Infection) di 15 Rumah Sakit- Fasilitas pelayanan kesehatan lainnya (Puskesmas, RS, klinik dll)
b. Penyelidikan Epidemiologi
b.1. Persiapan Sebelum ke Lapangan
Investigasi dilakukan oleh tim investigasi yang telah ditetapkan dan ditambah bila diperlukan serta berkoordinasi dengan tim Prop, Kab/Kota dan Puskesmas.
Persiapan administrasi Persiapan logistik : masker standar investigasi untuk semua petugas dan untuk
penderita serta kontak lain, alat pemeriksaan penderita (stetoskop dsb), alat wawancara (formulir isian), dan leaflet serta brosur FLU H1N1untuk keluarga penderita.
Persiapan langkah-langkah investigasi : daftar kegiatan yang akan dilakukan selama di lapangan (satu lembar saja), beserta formulir wawancara dan pemeriksaan untuk penderita dan untuk kasus tambahan serta peralatan medik dan laboratorium
b.2. Pencegahan Universal Untuk Tim Penyelidikan Epidemiologi
Sampai dengan saat ini, penderita FLU H1N1dapat menjadi sumber penularan, oleh karena itu perlu dilakukan upaya pencegahan. Cara-cara penularan, masa penularan dan masa inkubasi penyakit ini serta cara-cara pencegahan perlu dipahami dengan baik. Upaya pencegahan bagi petugas yang ke lapangan :
Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) Mencuci tangan dengan sabun atau alkohol setelah memeriksa penderita Menjaga jarak bicara kurang lebih 2 meter Membuang APD yang sudah dipakai diperlakukan seperti sampah medis.
b.3. Kegiatan di lapangan
Satu orang anggota tim masuk ke rumah dengan menggunakan masker, dan segera menjelaskan rencana kegiatan, masalah Flu H1N1, hubungan dengan anggota keluarga yang dicurigai sebagai penderita Flu H1N1(belum pasti), risiko penularan kepada anggota keluarga yang lain.
Tegaskan bahwa tim akan membantu keluarga ini mencegah berkembangnya penyakit diantara anggota keluarga.
Sedapat mungkin penderita diminta tidur di tempat tidur dan mengenakan masker.
Setelah dipersilakan, maka anggota tim yang lain masuk ke rumah. Gunakan masker pada waktu akan masuk ke rumah penderita
Epidemiologi_Prodi D3 Kebidanan _Politeknik Kemenkes SKA 30
Tim melakukan wawancara dan mengisikan dalam formulir penyelidikan (lampiran....)
Apabila ditemukan suspek maka segera dikoordinasikan dengan dokter puskesmas untuk proses rujukan.
Semua kontak dipantau selama 10-14 hari dari kontak terakhir Memberikan pesan kepada keluarga dan masyarakat sekitar.
Pesan penting yang disampaikan adalah : Apabila terdapat anggota keluarga yang lain menderita sakit demam,
maka secepatnya berobat ke puskesmas Menjaga kebersihan tangan (cuci tangan); Apabila batuk atau bersin secepatnya tutup mulut dan hidung dengan
tissu, atau selalu menggunakan masker. Membatasi kegiatan di luar rumah
c. masyarakat (rumors)Upaya penemuan Kasus suspek FLU H1N1 yang ada di masyarakat dilakukan secara aktif oleh petugas kesehatan di desa/kelurahan bekerjasama dengan kader kesehatan untuk mendapatkan informasi tentang:
o Adanya warga sekitar yang baru pulang atau berpergian dari daerah/negara terjangkit
o Kecurigaan adanya masyarakat yang mengalami gejala flu seperti demam , pilek, batuk, dan sesak napas.
o Berita dari berbagai media
Apabila mendapatkan informasi tersebut segera melaporkan kepada Puskesmas, petugas kesehatan terdekat dan Kepala Desa.
3. Pengumpulan Dataa. Data yang dikumpulkan meliputi ILI dan SARIb. Data ILI & SARI di sentinel dikumpulkan menggunakan format yang
sudah ditentukan (terlampir)c. Data ILI dan Pneumonia dari Puskesmas dan RS non Sentinel
dikumpulkan menggunakan format W2 (PWS KLB)d. Data dikumpulkan setiap minggu oleh petugas surveilans dinas
kesehatan kab/kota setempat.
4. Pengolahan Dataa. di Puskesmas dan Rumah Sakit
- Menentukan klaster kasus ILI dan Pneumonia- Membuat tren mingguan ILI dan Pneumonia
b. di Dinas Kesehatan Kab/Kota- Membuat tren mingguan- Mengolah data sesuai variabel epidemiologi (waktu, tempat dan orang)
5. Pelaporan
Epidemiologi_Prodi D3 Kebidanan _Politeknik Kemenkes SKA 31
a. Puskesmas dan RS segera melaporkan kepada Dinas Kesehatan Kab/kota jika ditemukan suspek Flu H1N1, klaster ILI atau Pneumonia
b. Puskesmas dan RS melaporkan PWS KLB kepada Dinas Kesehatan Kab/Kota setiap hari Senin
c. Dinas Kesehatan Kab/kota meneruskan laporan adanya suspek Flu H1N1, klaster ILI atau Pneumonia segera ke Dinas kesehatan propinsi dan Posko KLB Ditjen PP & PL
III. Analisis dan Penyajian Data
Analisis yang dilakukan minimal dapat menjawab hal-hal sebagai berikut :a. besarnya masalah b. risiko kemungkinan penularan terhadap tenaga kesehatan, anggota keluarga lain
maupun masyarakat (sekolah, tempat bekerja, dan kelompok masyarakat lainnya).
Analisis dan penyajian data dilakukan oleh rumah sakit, tim FLU H1N1 di Kabupaten, Propinsi maupun Nasional. Analisis dilakukan terhadap semua laporan kasus atau informasi yang diterima dari rumah sakit, puskesmas, masyarakat maupun media massa.
Penyajian data dalam bentuk Table (“dummy table”) seperti format terlampir, Peta/spot map Kasus.Data dianalisis secara deskriptif menurut variabel epidemiologi (waktu, tempat dan orang).
IV. Penyebaran Informasi
Alur pelaporan kasus FLU H1N1 seperti bagan terlampirPelaporan kasus FLU H1N1 dilakukan melalui telepon dan faksimili serta email. Penyebaran informasi tentang data kasus FLU H1N1 hanya dapat dikeluarkan oleh Menteri Kesehatan melalui Puskomlik.
Informasi tentang FLU H1N1secara umum dapat dilayani melalui: Web : www//penyakitmenular.infoHotline : 021-4257125Faksimili : 021- 42877588 / 42870284
Epidemiologi_Prodi D3 Kebidanan _Politeknik Kemenkes SKA 32
BAB V
PENUTUP
Demikianlah telah dijabarkan panduan penanggulangan FLU H1N1di Indonesia. Pedoman Surveilans Epidemiologi Penyakit FLU H1N1 ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi seluruh jajaran kesehatan baik di tingkat pusat, provinsi dan kabupaten/kota dalam penanggulangan penyakit FLU H1N1. Semoga bermanfaat adanya. Amin
Epidemiologi_Prodi D3 Kebidanan _Politeknik Kemenkes SKA 33
DAFTAR PUSTAKA
1. Indonesia, Departemen Kesehatan, Ditjen PP & PL. 2003, Pedoman Surveilans Epidemiologi Penyakit SARS, Jakarta
2. Indonesia, Departemen Kesehatan. 2008, Pedoman Penanggulangan Episenter Pandemi Influenza, Jakarta
3. Indonesia, Departemen Kesehatan, Ditjen PP & PL. 2008, Pedoman Surveilans Epidemiologi Influenza Pandemi di Indonesia, Jakarta
4. WHO. 2007, Interim Protocol : Rapid operations to contain the initial emergence of pandemic influenza
5. Indonesia, Bapenas. 2007, Panduan Rencana Kesiapsiagaan Pemerintah Indonesia dalam Menghadapi Kemungkinan Pandemi Influenza, Jakarta
6. Indonesia, Departemen Kesehatan, Ditjen PP 7 PL. 2008, Pedoman Surveilans Integrasi Avian Influenza, Jakarta
7. WHO. 2009, Interim WHO Guidance for the Surveillance of Human infection with Swine Influenza A (H1N1) Virus
8. Dari : www.cdc.gov/ Swine Flu9. WHO Organization Writing Group.2009, Nonpharmaceutical Intervention for Pandemi
Influenza, International Measures.10. WHO. 2009, Global Pandemic Influenza Surveillance April 2009
Epidemiologi_Prodi D3 Kebidanan _Politeknik Kemenkes SKA 34
Lampiran 1 :
Alur Pelaporan Kasus
Epidemiologi_Prodi D3 Kebidanan _Politeknik Kemenkes SKA 35
MENKES
DINKESPROPINSI
K K PINDUK
DINKES KAB/KOTA
DITJENPP&PL (Posko
KLB)
RS Rujukan
WILKER KKPPUSKESMASMasyarakat
Alur Laporan LaPELAPORAN
Garis Koordinasi
RS Non Rujukan
RS Rujukan
Lampiran 2
Format Pelaporan Kasus Suspek Flu H1N1 di Bandara
Daerah/Wilayah/Negara Episenter :
Tanggal Kedatangan :
Jam kedatangan :
Nama Pesawat :
No.Penerbangan/Kapal :
No Nama Umur Sex Alamat Tujuan Keluhan (Panas,
batuk, pilek, sakit
tenggorokan)
Keterangan
(penanganan
awal yg
diberikan)
.........., .......,........
Kepala KKP,
(__________________)
NIP
Catatan:
1. Laporan dibuat setiap saat setelah kedatangan pesawat/kapal dari episenter.
2. Laporan segera dikirim dalam waktu < 24 jam ke Posko Pusat Pengendalian Episenter Ditjen PP &
PL Depkes RI dan ditembuskan kepada Dinas Kesehatan Propinsi dan Dinas Kesehatan Kab/Kota.
Epidemiologi_Prodi D3 Kebidanan _Politeknik Kemenkes SKA 36
Lampiran 3
Format Pelaporan Kasus Suspek Flu H1N1 di Pelabuhan Laut
Nama Kapal :
Bendera :
Berat Kotor :
Pelabuhan Daerah/ Negara Episenter : tanggal Keberangkatan :
Rencana Sandar : Tanggal ; jam :
Lokasi Sandar :
Jumlah ABK :
Keagenan :
No Nama Umur Sex Alamat Tujuan
Keluhan (Panas,
batuk, pilek, sakit
tenggorokan)
Keterangan
(penanganan awal yg
diberikan)
.........., .......,.......
Kepala KKP,
(_______________________)
NIP
Catatan:
1. Laporan dibuat setiap saat setelah kedatangan kapal dari episenter.
2. Laporan segera dikirim dalam waktu < 24 jam ke Posko Pusat Pengendalian Episenter Ditjen PP &
PL Depkes RI dan ditembuskan kepada Dinas Kesehatan Propinsi dan Dinas Kesehatan Kab/Kota.
Epidemiologi_Prodi D3 Kebidanan _Politeknik Kemenkes SKA 37
Lampiran 4
Format Pelaporan Kasus Suspek Flu H1N1 di PLBD
Nama Armada :
Nomor Kendaraan :
Asal Daerah/ Wilayah/Negara Episenter :
Tanggal Keberangkatan :
Tanggal Kedatangan :
Jumlah Penumpang/Crew :
NoNama Umur Sex Alamat Tujuan
Keluhan (Panas,
batuk, pilek, sakit
tenggorokan)
Keterangan
(penanganan
awal yg
diberikan)
.........., .......,.......
Kepala KKP
(_______________________)
NIP
Catatan:
1. Laporan dibuat setiap saat setelah kedatangan kapal dari episenter.
2. Laporan segera dikirim dalam waktu < 24 jam ke Posko Pusat Pengendalian Episenter Ditjen PP &
PL Depkes RI dan ditembuskan kepada Dinas Kesehatan Propinsi dan Dinas Kesehatan Kab/Kota.
Epidemiologi_Prodi D3 Kebidanan _Politeknik Kemenkes SKA 38
Epidemiologi_Prodi D3 Kebidanan _Politeknik Kemenkes SKA 39
Lampiran 5
Format entry data HAC di Pelabuhan Udara/Laut/Lintas Batas Darat
No Nama Sex (L/P) Umur No Passport negara yg dikunjungi
dalam 7 hari terakhir
gejala ILI
(Ya/Tdk)
Alamat di Indonesia (lengkap)
Epidemiologi_Prodi D3 Kebidanan _Politeknik Kemenkes SKA 40
Lampiran 6
Formulir Penyelidikan EpidemiologiKasus Flu H1N1
I. Identitas Pelapor
1. Nama : ____________________
2. Nama Kantor & Jabatan : ____________________
3. Kabupaten/Kota : _______________ 4. Provinsi : ________________
5. Tanggal Laporan : ____/____/200_
II. Identitas Penderita No. Epid :
Nama : ____________________ Nama Orang Tua/KK : ___________________
Jenis Kelamin : [1] Laki-laki [2]. Peremp, Tgl. Lahir : __/__/___, Umur :__ th, __ bl
Tempat Tinggal Saat ini :
Alamat (Jalan, RT/RW, Blok, Pemukiman) : ________________________________
Desa/Kelurahan : _____________________, Kecamatan : ____________________
Kabupaten/Kota : ____________, Provinsi : _____________, Tel/HP : ___________
Pekerjaan : _________________________________________________Alamat Tempat Kerja : ________________________________________________
Saudara dekat yang dapat dihubungi : ____________________________________
Alamat (Jalan, RT/RW, Blok, Pemukiman) : ________________________________
Desa/Kelurahan : _____________________, Kecamatan : ____________________
Kabupaten/Kota : ____________, Provinsi : _____________, Tel/HP : ___________
III. Riwayat Sakit
Tanggal mulai sakit (demam) :
Gejala dan Tanda Sakit
Demam __Tanggal : _/___/200__Batuk Tanggal : /___/200Pilek Tanggal : _/___/200Sakit tenggorokan Tanggal : _/___/200Nafas pendek/sesak Tanggal : _/___/200Diare Tanggal : : /___/200
Gejala lain, sebutkan _____________________________
Epidemiologi_Prodi D3 Kebidanan _Politeknik Kemenkes SKA 41
Perjalanan Penyakit (waktu timbulnya gejala dan tanda sakit, pemeriksaan pendukung dan pengobatan ke Klinik atau puskesmas)
Nama Klinik atau Puskesmas yang pernah memeriksa atau merawat :Nama
Klinis/Puskesmas Alamat Tgl Masuk Klinik/Puskesmas
IV. Riwayat Kontak
Dalam 7 hari terakhir sebelum sakit apakah penderita pernah kontak erat dengan seseorang yang menderita Influenza atau pneumonia ?(jenis kontak adalah merawat, menunggui, serumah, bermain dll)
[1] Pernah [2] Tidak pernah [3] Tidak jelas
Jika Pernah, lengkapi keterangan kontak dimaksud sebagai berikut :
Nama dan Kepala Keluarga U
mur Alamat
Hub dg penderita
Tanggal kontak Ket
jenis kontakJalan, RT/RW,
PemukimanKec, Kab/Kota dan Provinsi awal akhir
Epidemiologi_Prodi D3 Kebidanan _Politeknik Kemenkes SKA 42
mulai demam
28/06
kontak
20/06
Apakah ada penderita dengan gejala yang sama di rumah, tetangga atau anggota keluarga yang lain ?
[1] Ada [2] Tidak ada [3] Tidak jelas
Jika Ada, lengkapi keterangan penderita dimaksud sebagai berikut :
Nama dan Kepala Keluarga U
mur Alamat
Hub dg penderita
Tanggal kontak Ket
jenis kontakJalan, RT/RW,
PemukimanKec, Kab/Kota dan Provinsi awal akhir
Dalam 7 hari terakhir sebelum sakit apakah penderita pernah berkunjung ke daerah/negara lain ? [1] Pernah [2] Tidak pernah [3] Tidak jelas
Jika Pernah, lengkapi keterangan kontak dimaksud sebagai berikut :
No Nama daerah/negara Tgl kunjungan (mulai dari –s.d)
Kontak kasusMulai dari 1 hari sebelum sakit penderita pernah kontak (jarak kontak < 1 meter) dengan
siapa saja, tuliskan pada tabel di bawah ini : (jika kasus tidak bisa memberikan informasi maka digali informasi ini kepada kerabat kasus)
No Nama L/P Umur Alamat Hub dg kasus Tgl kontak terakhir
Keadaan saat ini
Tim Penyelidikan Epidemiologi :1.2.3.4.
Epidemiologi_Prodi D3 Kebidanan _Politeknik Kemenkes SKA 43
5.
Epidemiologi_Prodi D3 Kebidanan _Politeknik Kemenkes SKA 44
Pe
nyel
idik
an E
pide
mio
logi
Flu
H1N
1
Pem
anta
uan
Kon
tak
Seru
mah
& se
kita
r
Loka
si :
____
____
____
____
____
____
____
___
No.
Epi
d :
____
____
____
____
__K
ab/K
ota
: _
____
____
____
_
Nam
a Pe
nder
ita :
Ket
eran
gan
&
jeni
s kon
tak
*) Is
ikan
: tg
l & h
s pem
anta
uan
: x, s
ehat
, D=d
emam
, P=p
ilek,
B=b
tk, S
T=sk
t tgg
rk
Tgl d
an h
asil
Pem
anta
uan
*)
Tgl kontak terakhir
Hub
unga
n de
ngan
pe
nder
ita
Umur
L/P
Nam
a
Epidemiologi_Prodi D3 Kebidanan _Politeknik Kemenkes SKA 45
Form
Pem
anta
uan
Kon
tak
Pe
nyel
idik
an E
pide
mio
logi
Flu
H1N
1
Pem
anta
uan
Kon
tak
Ten
aga
Kes
ehat
an
Loka
si :
____
____
____
____
____
____
____
___
No.
Epi
d :
____
____
____
____
__K
ab/K
ota
: _
____
____
____
_
Nam
a Pe
nder
ita :
____
____
____
____
__
Ket
eran
gan
&
jeni
s kon
tak
*) Is
ikan
: tg
l & h
s pem
anta
uan
: x, s
ehat
, D=d
emam
, P=p
ilek,
B=b
tk, S
T=sk
t tgg
rk
Tgl d
an h
asil
Pem
anta
uan
*)
Tgl kontak terakhir
Rua
ngan
/ B
agia
n
Umur
L/P
Nam
a
Epidemiologi_Prodi D3 Kebidanan _Politeknik Kemenkes SKA 46
RUMAH SAKIT RUJUKAN
Rumah Sakit Rujukan untuk pelayanan pasien flu baru H1N1 dapat merujuk pada 100 RS Rujukan untuk flu burung H5N1. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 414/Menkes/SK/ IV/2007 tentang Penetapan Rumah Sakit Rujukan Penanggulangan Flu Burung (Avian Influenza), Daftar RS Rujukan sebagai berikut:
DAFTAR NAMA RUMAH SAKIT RUJUKAN
No. Nama Rumah Sakit Alamat dan Nomor Telepon1. Nanggroe Aceh Darussalam (NAD)
1. RSU Dr. Zainoel Abidin Banda Aceh Jl. Tgk. Daud Beureuh No. 108 Banda AcehTelp. : (0651) 22077, 28148
2. RSU Cut Meutia Lhokseumawe Jl. Banda Aceh – Medan Km. 6 Buket Rata LhokseumaweTelp. (0654) 43012
2. Sumatera Utara3. RSU H. Adam Malik Medan Jl. Bunga Lau No. 17 Medan
Telp. (061) 8360381 Fax. (061) 83602554. RSU Kabanjahe Jl. KS. Ketaren 8 Kabanjahe
Telp. 205505. RSU Pemantang Siantar Jl. Sutomo No. 230 Pematang Siantar
Telp. (0643) 217806.. RSU Tarutung Jl.Bin Harun Said Tarutung
Telp. (0633) 213037. RSU Padang Sidempuan Jl. Dr. F.L. Tobing Padang Sidempuan
Telp. 217803. Sumatera Barat
8. RSU Dr. M. Jamil Padang Jl. Perintis Kemerdekaan PadangTelp. (0751) 32372
9. RSU Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi Jl. Dr. A. Rivai BukittinggiTelp. (0752) 21720
4. Riau10. RSU Arifin Ahmad Pekanbaru Jl. Diponegoro No. 2 Pekanbaru11. RSU Kab. Karimun Jl. Poros No. 1 Tanjung Balai Karimun
Telp. 2961112. RSU Tanjung Pinang Jl. Sudirman No.795 Tanjung Pinang
Telp. (0771) 2116313. RSU Puri Husada Jl. Veteran No. 52 Hilir Tembilahan
Telp.14. RSU Dumai Jl. Tanjung Jati No. 4 Dumai
Telp. (0762) 383685. Kepulauan Riau
15. RS Otoritas Batam Jl. Dr. Ciptomangunkusumo Sekupang Batam
6. Jambi16. RSU Raden Mattaher Jambi Jl. Letjen Suprapto No. 31 Telanaipura Jambi
Telp. (0741) 616927. Sumatera Selatan
17. RSU Dr. M. Hoesin Palembang Jl. Jenderal Sudirman Palembang 30126Telp.
18. RSU Lubuk Linggau Jl. Yos Sudarso Lubuk LinggauTelp. (0733) 321013
19. RSU Kayu Agung Jl. Raya Lintas Timur Kec. Kota KayuagungTelp. (0712) 323889
20. RSD Kab. Lahat Jl. Mayor Ruslan I No. 28 LahatTelp. (0731) 321785
Epidemiologi_Prodi D3 Kebidanan _Politeknik Kemenkes SKA 47
8. Bangka Belitung21. RSU Tanjung Pandan Jl. Melati Tanjung Pandan
Telp. (0719) 21071, Fax : (0719) 2219022. RSU Pangkal Pinang Jl. M. Syafrie Rachman I
Telp. (0717) 421324
Epidemiologi_Prodi D3 Kebidanan _Politeknik Kemenkes SKA 48
No. Nama Rumah Sakit Alamat dan Nomor Telepon9. Bengkulu
23. RSU Dr. M. Yunus Bengkulu Jl. Bhayangkara Sidomulyo BengkuluTelp. (0736) 52004 – 52008
24. RSU Arga Makmur Jl. Siti Khadijah Arga Makmur, Bengkulu UtaraTelp. (0737) 521118
25. RSU Manna Jl. Fatmawati Soekarno 31 MannaTelp. (0739) 21118
10. Lampung26. RSU Abdoel Moeloek Jl. Dr. Rivai No. 6 Tanjung Karang Lampung 35112
Telp.27. RSU Kalianda Jl. Lettu Rohani No. 14 B Kalianda
Telp. (0727) 32216028. RSU Mayjend HM Ryacudu Jl. Jend. Sudirman No. 2 Kotabumi
Telp. 2209529. RSU Ahmad Yani Jl. Jend. A Yani Metro
Telp. (0725) 4182011. DKI Jakarta
30. RSPI Dr. Sulianti Saroso Jl. Baru Sunter Permai Raya Jakarta 14340Telp. (021) 6506559 Fax: (021) 6401411
31. RSU Persahabatan Jl. Persahabatan Raya32. RSPAD Gatot Subroto Jl. Dr. A. Rahman Saleh No. 24 Jakarta Pusat
Telp. (021) 37100812. Jawa Barat
33. RSUP Dr. Hasan Sadikin Jl. Pasteur No. 38 BandungTelp. (022)
34. RSU Dr. Slamet Garut Jl. Rumah Sakit No. 10 GarutTelp. (0262) 232720
35. RSU Gunung Jati Cirebon Jl. Kosambi No. 56 CirebonTelp. (0231) 206330
36. RSTP Dr. H.A. Rotinsulu Bandung Jl. Bukit Jarian No. 40 BandungTelp. (022) 231427
37. RSU R. Syamsudin, SH. Sukabumi Jl. Rumah Sakit No. 1 Kota SukabumiTelp. (0266) 225180
38. RSU Indramayu Jl. Rumah Sakit No. 1 IndramayuTelp. 272655
39. RSU Subang Jl. Brigjen Katamso No. 37 SubangTelp. (0260) 411421
13. Banten
40. RSU Serang Jl. Rumah Sakit No. 1 Serang41. RSU Tangerang Jl. Ahmad Yani No. 9 Tangerang
Telp. (021) 5523507 Fax : 552710414. Jawa Tengah
42. RSUP Dr. Kariadi Semarang Jl. Dr. Sutomo No. 16 Semarang 50231Telp. (024) 8413993 - 8413476
43. RSU Dr. H. Soewondo Kendal Jl. Laut 21 Kendal44. RSU Dr. Moewardi Solo Jl. Kol. Sutarto 132 Surakarta45. RSUD Banyumas Jl. Rumah Sakit No. 1 Banyumas46. RSU Kudus Jl. Dr. Lukmonohadi No. 19 Kudus
Telp. (291) 43183147. RSU Dr. H. RM. Soeselo W Slawi Jl. Dr. Sutomo No. 63 Slawi
Telp. (0283) 49101648. RSU Pekalongan Jl. Veteran 31 Pekalongan
Telp. (0285) 42162149. RSU Tidar Jl. Tidar No.30 A Magelang
Telp. (293) 36226050. RSU Prof. Dr. Margono Soekarjo Jl. Dr. Gumbreg No. 1 Purwokerto
Telp. (0281) 63270851. RSU Dr. Suraji Tirtonegoro Jl. Dr. Soeraji Tirtonegoro No. 1 Klaten
Telp. (0272) 321041
Epidemiologi_Prodi D3 Kebidanan _Politeknik Kemenkes SKA 49
No. Nama Rumah Sakit Alamat dan Nomor Telepon15. D.I. Yogyakarta
52. RSU Dr. Sardjito Jl. Prof. Kesehatan 1 Sekip Yogyakarta53. RSU Panembahan Senopati Bantul Jl. Dr. Wahidin Sudiro Husodo Bantul
Telp. (2074) 36738116. Jawa Timur
54. RSU Dr. Soetomo Jl. Prof. Dr. Moestopo No. 6-8 Surabaya55. RSU Dr. Saiful Anwar Jl. Jaksa Agung Suprapto No. 2 Malang56. RSU Dr. Soebandi Jl. Dr. Soebandi No.1 Jember 6811157. RS Dr. R.Koesna Tuban Jl. Dr. W.S. Husidi Tuban
Telp. (0356) 32101058. RS Dr. S Djatikoesoemo Bojonegoro Jl. Dr. Wahidin 36 Bojonegoro
Telp. (0353) 88119859. RS Pare Jl. Pahlawan Kusuma B I Pare
Telp. )354) 39171860. RS Blambangan Jl. Istiqlah No. 49 Banyuwangi
Telp. (0333) 42111861. RS. Dr. Soedono Jl. Sumbawa No. 6 Madiun
17. Bali62. RSUP Sanglah Jl. Diponegoro Denpasar, Bali63. RSU Tabanan Jl. Pahlawan No. 14 Tabanan
Telp. (0361) 81102764. RSU Sanjiwani Gianyar Jl. Ciung Wanara No. 2 Gianyar
Jl. (0361) 94302018. Nusa Tenggara Barat
65. RSU Mataram Jl. Pejanggik 6 Mataram 8312166. RSU Raba Jl. Langsat No. 1 Raba Kabupaten Bima
Telp. (0374) 4314267. RSU Dr. R. Sudjono Jl. Prof. M. Yamin SH No. 55 Selong
Telp. (0376) 2111868. RSU Praya Jl. Basuki Rahmat No. 11 Praya
Telp. (0370) 654007)19. Nusa Tenggara Timur
69. RSU Prof. Dr. WZ. Johanes Jl. DR. Moch. Hatta No. 19 KupangTelp. (0380) 832892
70. RSU Dr. TC Hillers Jl. Kesehatan MaumereTelp. (0382) 21617
20. Kalimantan Barat71. RSU Dr. Sudarso Jl. Adi Sucipto Pontianak
Telp. (0651) 732077 Fax : (0561) 73207772. RSU Dr. Abdul Aziz Jl. Dr. Soetomo No. 28 Singkawang
Telp. (0652) 63174873. RSU Sintang Jl. Pattimura Sintang
21. Kalimantan Tengah74. RSU Dr. Doris Sylvanus Jl. Tambun Bungai No. 4 Palangkaraya
Telp. (0536) 21717 Fax: (0536) 2919475. RSU Dr. Murjani Sampit Jl. H.M. Arsyad No. 65 Sampit
Telp. (0531) 2101022. Kalimantan Selatan
76. RSU Ulin Jl. Jend. A. Yani No. 79 BanjarmasinTelp. (0511) 25180 Fax : (0511) 25229
77. RSU H. Boejasin Pelaihari Jl. A. Syahrani PelaihariTelp. (0512) 21082
23. Kalimantan Timur78. RSU Tarakan Jl. Merapi I Tarakan
Telp. (0551) 21720 Fax : (0551) 2111679. RSU Dr. Kanujoso Djatiwibowo Jl. MT Haryono Ring Road Balikpapan80. RSU H.A. Wahab Sjahranie Jl. Dr. Soetomo Samarinda
Telp. (0541) 73811881. RSU Kota Bontang Jl. A. Yani RT 11 Bontang
Telp. (0548) 21256
Epidemiologi_Prodi D3 Kebidanan _Politeknik Kemenkes SKA 50
No. Nama Rumah Sakit Alamat dan Nomor Telepon82. RSU Panglima Sebaya Jl. Cipto Mangunkusumo No. 2 T Grogot
Telp. 2111883. RSU Tanjung Selor Jl. Cendrawasih Tanjung Selor
24. Sulawesi Utara84. RSU Prof. Dr. RD Kandau Jl. Raya Tanawongko
Telp. (0431) 853191 – 853193 85. RSU Dr Sam Ratulangi Luaan Tondano Minahasa
25. Gorontalo86. RSU Prof. Dr. H. Aloei Saboe Jl. S. Batutihe No. 7 Gorontalo
Telp. (0435) 821019 – Fax (0435) 82101926. Sulawesi Tengah
87. RSU Undata Jl. Dr. Suharso 14 Palu 9411188. RSU Luwuk Jl. Imam Bonjol No. 14 Luwuk
Telp. (0461) 2182089. RS Mokopido Toli-Toli Jl. Lanoni Toli-Toli
Telp. (0453) 2130090. RSU Kolonedale Telp. W. Monginsidi 2 Kolonedale
Telp. (0465) 2102027. Sulawesi Selatan
91. RSUp Dr. Wahidin Sudirohusodo Jl. Perintis Kemerdekaan Km. 11 Makassar 90245Telp. (0411) 510675 Fax: (0411) 510676
92. RSU Andi Makassau Jl. Nurussamawati 3 Pare-Pare93. RSU Lakipadada Tana Toraja Jl. Pongtiku Mandetek Tana Toraja
Telp. (0423) 2226494. RS Islam Faisal Jl. AP. Pettarani Makassar
Telp. (0411) 87194295. RS Akademis Jaury Jl. Bulusaraung No. 57 Makassar
Telp. (0411) 31734396. RSU Sinjai Jl. Jenderal Sudirman No. 47 Sinjai
Telp. (0482) 2113228. Sulawesi Tenggara
97. RSU Kendari Jl. Dr. Sam Ratulangi No. 151 Kendari29. Maluku
98. RSU Dr. H. Haulussy Ambon Jl. Dr. Kayadoe Ambon 9711630 Maluku Utara
99. RSU Chasan Basoeri Ternate Jl. Tanah Tinggi TernateTelp. (0921) 21281 Fax: (0921) 21777
31. Papua100. RSU Jayapura Jl. Kesehatan I Dok II Jayapura 99112
Epidemiologi_Prodi D3 Kebidanan _Politeknik Kemenkes SKA 51
Epidemiologi_Prodi D3 Kebidanan _Politeknik Kemenkes SKA 52