VERBATIM PADA KONSELING

14
Verbatim Konseling Ko/Ki Pernyataan Tahapan/Teknik Keterangan Ki (mengetuk pintu) Tok.. tok.. tok.. Ko (membuka pintu) Attending keintiman Memberikan kesan bahwa konseli diterima. Ki “Assalamualaikum Bu. Selamat Siang Bu.” Penyambutan Penyambutan yang baik akan membuat suasana lebih nyaman. Ko “Waalaikum salam. Siang juga, Oh iya. Silahkan duduk mbak disini atau disana boleh saja, pilih tempat duduk yang mbak anggap paling nyaman(tersenyum, lalu mempersilahkan duduk konseli sambil bersalaman) Pembukaan dan Attending (non verbal) Membentuk suasana yang hangat, harmonis, dan akrab antara konselor dan konseli agar nantinya dapat menumbuhkan kepercayaan dalam proses konseling. Ki “Iya Bu, Terima kasih” (sambil tersenyum) Ko “Oh, iya. Bagaimana dengan tempat duduknya(mencondongkan posisi duduk ke konseli) Attending (non verbal, keintiman) Membuat konseli merasa nyaman dengan suasana dan posisi duduknya. Ki “ iya bu. Saya sudah nyaman

Transcript of VERBATIM PADA KONSELING

Page 1: VERBATIM PADA KONSELING

Verbatim Konseling

Ko/Ki Pernyataan Tahapan/Teknik Keterangan

Ki (mengetuk pintu)

Tok.. tok.. tok..

Ko (membuka pintu) Attending

keintiman

Memberikan kesan

bahwa konseli

diterima.

Ki “Assalamualaikum Bu. Selamat

Siang Bu.”

Penyambutan Penyambutan yang

baik akan membuat

suasana lebih

nyaman.

Ko “Waalaikum salam. Siang juga,

Oh iya. Silahkan duduk mbak

disini atau disana boleh saja,

pilih tempat duduk yang mbak

anggap paling nyaman”

(tersenyum, lalu

mempersilahkan duduk konseli

sambil bersalaman)

Pembukaan dan

Attending (non

verbal)

Membentuk

suasana yang

hangat, harmonis,

dan akrab antara

konselor dan

konseli agar

nantinya dapat

menumbuhkan

kepercayaan dalam

proses konseling.

Ki “Iya Bu, Terima kasih” (sambil

tersenyum)

Ko “Oh, iya. Bagaimana dengan

tempat duduknya”

(mencondongkan posisi duduk

ke konseli)

Attending (non

verbal, keintiman)

Membuat konseli

merasa nyaman

dengan suasana

dan posisi

duduknya.

Ki “ iya bu. Saya sudah nyaman

Page 2: VERBATIM PADA KONSELING

duduk di sebelah sini Bu.”

(tersenyum)

Ko “Baiklah, nampaknya kamu

datang kesini ada keperluan

dengan Ibu?”(menggerakkan

kepala)

Attending,

Pembinaan

hubungan baik

Membuat konseli

yakin kepada

konselor.

Ki “oh iya bu, saya saat ini ingin

berkonsultasi dengan ibu.

Apakah Ibu ada waktu?”(dengan

malu-malu)

Ko “Oh tentu. Ibu selalu ada waktu

untuk orang yang ingin

berkonsultasi. Oh iya, boleh tau

nama anda siapa?”(memegang

tangan konseli)

Attending, Ucapan

penerimaan

Untuk meyakinkan

konseli bahwa dia

di terima dan tidak

mengsnggu

konselor.

Ki “Nama saya Novia Bu, saya ini

seorang mahasiswa Bu.”

Ko (menganggukan kepala, dan

menatap konseli)

“Hmm Mahasiswi. Oh iya

Novia sebelum beranjak lebih

jauh apakah kamu sudah pernah

melakukan Konseling?”

Attending (non

verbal, minimal

respon, hear)

Memperlihatkan

bahwa konselor

memperhatikan

dan mendengarkan.

Ki “Belum pernah Bu baru kali ini

saya melakukan Konseling”

(menghadap ke konselor)

Ko “Emm iya. Jadi perlu Novia

ketahui bahwasanya Ibu disini

sebagai konselor. Saya ini hanya

sebagai perantara untuk

memberikan proses bantuan

kepada kamu, tetapi disini

Role limit Memberikan

batasan peran

kepada konseli.

Bahwa semua

keputusan itu ada

pada konseli bukan

Page 3: VERBATIM PADA KONSELING

semua keputusan kamu yang

memilih bukan dari saya.

Konseling itu sendiri dilandasi

oleh asas-asas, seperti

kerahasiaan, sukarela,

keterbukaan dsb. Termasukasas

rahasi, Jadi kamu tidak perlu

khawatir apa yang kita

bicarakan nanti itu diketahui

oleh orang lain. Selain itu

konseling ini sifatnya sukarela

yaitu tanpa ada suatu paksaan

dari pihak manapun termasuk

saya. Ibu harap kamu datang

kesini tidak ada paksaan dari

siapapun dan secara sukarela.

Konseling itu juga harus

terbuka, apabila tidak ada rasa

keterbukaan dari kamu proses

konseling ini tidak akan terjadi

secara optimal dan maksimal.

Saya tidak akan memberi tahu

kepada siapapun tanpa seizin

Novia. Bagaimana? Apakah

Novia jelas apa yang saya

katakan?”

konselor

Ki “Iya Bu saya paham dan

jelas.”(menganggukan kepala)

Ko “Oh ya selain itu pertemuan kita

sementara ini hanya bisakurang

lebih 1 jam, karena saya masih

ada urusan ke sekolah. Jadi

Time limit Memberikan

batasan waktu

bahwa konselor

tidak bisa lebih

Page 4: VERBATIM PADA KONSELING

dengan waktu yang sesingkat ini

Bagaimana dengan Novia?”

lama. Dan agar

konseli tidak

berharap pada saat

itu masalahnya

akan selesai dalam

satu hari

Ki “Iya Bu. saya bersedia, Emm

Apakah saya benar-benar tidak

mengganggu waktu ibu?”

Ko “Tentu tidak, justru Ibu sangat

senang sekali dengan

kedatangan kamu ke sini.”

(penerimaan

hubungan baik)

Menekan kembali

bahwa konseli

dterima oleh

konselor

Ki “Emm. Benarkah Bu? ibu sangat

senang sekali dengan

kedatangan saya”

Ko “Tentu,(menganggukkan kepala)

saya sangat senang sekali. Oh ya

kamu seorang mahasiswa?”

(ramah)

Topik Netral Konseli tidak

terburu-buru untuk

menceritakan

masalahnya

Ki “Iya Bu saya seorang mahasiswa

di suatu PTS Bu”

Ko “Bagaumana dengan

perkuliahan di sana?”

Topik Netral Mengalihkan

kefokusan masalah

konseli agar tidak

langsung pada

topik permasalahan

Page 5: VERBATIM PADA KONSELING

Ki “Menyenangkan Bu, banyak

teman yang baru. Selain itu

banyak teman yang umurnya itu

beda jauh bu sama saya. Banyak

yang sudah bekerja, ada juga

yang sama seperti saya baru

habis lulusan SMA”

Ko “Emm, artinya banyak yang

sudah bekerja”

Attending

(minimal respons)

Agar Konseli

merasa

diperhatikan oleh

konselor.

Ki “Iya Bu.”

Ko “Di setiap kampus, itu pasti ada

hal seperti itu. Seperti saya dulu

juga begitu.”

Factual reassurance Bahwa yang di

alami oleh konseli

itu, juga di rasakan

oleh orang lain

juga.

Ki “Iya Bu.”

Ko “Oke. Setelah tadi kita sudah

membicarakan sedikit mengenai

mbak Novia, mugkin ada

sesuatu yang perlu di

bicarakan?”

Getting started Memancing

konseli untuk

memulai

keluhannya.

Ki “Begini Bu, saya itu kok merasa

pembagian waktu belajar

dengan kegiatan sehari-hari, kok

rasanya susah membaginya

Bu”(sedih)

Ko “Emm, Susah yang seperti apa

mbak Novia?”(menatap konseli)

Attending

( hear, eye contact)

Konselor

mendengarkan

keluhan konseli

Page 6: VERBATIM PADA KONSELING

dan menatap

konseli.

Ki “Ya tugas saya itu menumpuk

Bu. waktu untuk istirahat itu

tidak ada sepertinya. Saya selalu

merasa capek begitu bu.”

Ko “Capeknya yang bagaimana

menurut kamu?”

Ki “Ya rasanya itu pegal-pegal Bu.

sehabis dari kampus pssti ada

saja yang saya lakukan. Orang

tua saya itu biasanya menyuruh

saya bersih-bersih rumah.”

Ko “berarti kamu merasa lelah

dengan aktivitas yang telah

kamu lakukan sehari-hari.”

Meringkas Megulang kembali

poin penting dari

masalah yang di

alami konseli

Ki “Iya bu. tapi tidak sehari-hari

bu. hanya di waktu tertentu Bu”

Ko “semua Orang setelah

melakukan kegiatan yang

banyak, akan merasa Lelah.

Memang Waktu tertentu yang

seperti apa ketika membuat

kamu merasa lelah?”

Factual reassurance Konseli tidak

merasa

mengalaminya

sendiri. Tetapi itu

juga terjadi pada

orang lain

Ki “ ya kalau ada tugas banyak bu.

belum belajarnya. Saya juga

belum tau dengan sistem

pembelajran saat ini bu”

Ko “Sepertinya kamu resah dengan

sistem pembelajaran yang tidak

pasti.”

Reflction of

feelings

Konselor

memperjelas cara

berfikir konseli dan

Page 7: VERBATIM PADA KONSELING

apa yang dirasakan

oleh konseli

Ki “Iya bu. belum lagi belajar di

kelas bu.”

Ko “Belajarnya memang kenapa?”

(intonasi lebih di tekankan)

Ki “kadang-kadang saya

mengantuk bu pada saat proses

belajar di kelas akibat

kecapekan”

Ko “kamu mengantuk?. Kamu

belajar pukul berapa? Lalu kamu

selesai melakukan bersih- pukul

berapa?”

Attending reaffirm

(menegaskan

kembali)

Dilakukan agar

konseli merasa

bahwa konselor

paham dengan apa

yang di rasakan

konseli

Ki “Saya selesai bersih- bersih

pukul 5 sore, di mulai pukul 4

Bu. belajarnya pukul 9 malam.”

(sambil tersenyum)

Ko “Emm.. bagus “ (mengangguk-

angguk)

“bersih-bersih kan ibadah jadi

kalau di lakukan kamu kalau

ikhlas untung-untung dapat

pahala dan meringankan tugas

ibu kamu lho.”

Attending

dorongan minimal

Attending Verbal

Behavior

Konseli merasakan

bahwa di

perhatikan oleh

konselor.

Konselor

memberikan

motivasi agar

konseli dapat

membuat

keputusan untuk

menangani

Page 8: VERBATIM PADA KONSELING

masalahnya.

Ki “Iya Bu.benar juga. Saya

meringankan beban ibu saya.”

Ko “Lalu pukul 5 sampai pukul 9

kamu melakukan kegiatan apa?”

Ki “Emm.. bersantai bu. biasanya

saya nonton tv, bercanda dengan

adik saya, saya selalu merasa

nyaman dengan adik saya.”

Ko “Emm, kamu merasa lebih baik

dan happy dengan adik kamu.”

Paraphrasing Konselor

mengulang

/menyatakan

kembali. Serta

konselor mencoba

mengerti apa yang

dikatakan dan

merealisasikannya

tanpa ditambahi

atau di kurangi.

Ki “Iya Bu.”

Ko “Lalu Bukan kah waktu pukul 5-

9 malam kamu tidak melakukan

kegiatan yang membuatmu

merasa lelah?”

Ki “Iya juga sih bu. hanya bermain

dengan adik”

Ko “Pada saat kamu belajar

biasanya sampai pukul berapa

kamu selesai belajar?” (menatap

konseli)

Attending (kontak

mata)

Konseli merasa di

perhatikan oleh

konselor

Ki “Pukul 11 malam bu.”

Page 9: VERBATIM PADA KONSELING

Ko “Setelah itu kegiatan di

kampus?”

Ki “Di kampus kan saya sampai

pukul 7 pagi, kelas saya itu di

lantai 5 bu. Masuk kuliah pukul

7. Setelah kuliah selesai

biasanya saya nongkrong sama

teman-teman hingga pukul 2

siang.”

Ko “Berarti kamu merasa capek

ketika masuk ke dalam kelas.”

Ki “Iya bu benar. Setiap saya

sampai kelas saya ngos-ngosan

bu.”

Ko “Emm..iya (menganggukkan

kepala). Kamu dalam keadaal

lelah sampi di kelas berarti .”

Meringkas Mengambil poin

pentingnya, serta

konselor dianggap

fokus dengan yang

dibicarakan.

Ki “Saya rasa juga begitu bu.”

Ko “Bagaimana dengan nilai ujian

kamu?”

Ki “Bagus bu.”

Ko “Bagus dong, kalau nilai

ujiannya bagus.”

Attending

(dorongan

minimal)

Konseli merasa

dihargai dan

diperhatikan

Ki “Tetapi saya kurang puas

dengan hasilnya bu.”

Ko “Mengapa kamu kurang puas?”

Ki “Nilai saya masih agak lebih

rendah dari teman saya bu?”

Page 10: VERBATIM PADA KONSELING

Ko “Lalu apa yang kamu

inginkan?”

Ki “Saya ingin nilai saya baik.”

(dengan wajah sedih)

Ko “Bagus itu. Seandainya kamu

belajar dengan giat pasti ada

peluang untuk mendapatkan

nilai yang baik.”

Prediction

Reassurance

Konselor

mengharapkan

konseli termotivasi

untuk menjadi

yang lebih baik

Ki “Iya bu. Mungkin waktu belajar

saya perlu di ubah agar saya

lebih fokus bu.”

Ko “iya itu kamu tahu. Mungkin

dengan waktu Belajar yang

awalnya pukul 9 di ubah pukul

7. Sehingga kamu tidak

mengalami kecapean dan fokus”

Prediction

Reassurance

Konselor berharap

konseli merubah

perilakunya

menjadi yang lebih

baik dari

sebelumnya

Ki “iya juga sih bu. Mungkin

karena efek belajar saya itu

kemaleman. Dan itu juga

membuat saya agak bangun

kesiangan mungkin bu. dan

selesai belajar biasanya pukul 11

malam bu.”

Ko “Kamu tidur terlalu larut malam

Novia.”

Meringkas Konselor

mengambil inti dari

yang konseli

katakan

Ki “Berarti saya harus membagi

wak tu untuk tidur yang cukup

agar saya dapat bangun lebih

Page 11: VERBATIM PADA KONSELING

pagi agar saya tidak terlambat”

Ko Iya, benar. Jika kamu bangun

lebih pagi, kamu mungkin akan

merasa tidak tergesa-gesah.

Serta kamu tidak akan datang

mepet. Berhubungan dengan

kegiatan kamu di kampus.

Apakah setelah pulang kuliah

hanya nongkrong dengan teman-

teman kamu?

Prediction

reassurance

Konselor

meyakinkan agar

dia bisa melakukan

apa yang di

rencanakan konseli

dan itu berdampak

kepada konseli

tersebut

Ki Iya bu saya rasa juga begitu.

Emm iya bu tetapi saya lebih

sering setelah pulang kuliah

saya Keperpustakaan bu.

Ko “Wah bagus itu. Kamu ke

perpustakaan.”

Attending

(dorongan

minimal)

Konselor

memotivasi dan

agar konseli

merasa di hargai

Ki “Iya bu. Biasanya mencari

buku-buku yang saya butuhkan

atau mencari Novel.”

Ko “Bagus itu. Apabila kamu rajin

membaca dan sering

keperpustakaan itu bisa

membantu kamu dalm proses

belajar kamu lho.”

Approval

reassurance

Konselor

membantu konseli

untuk meyakinkan

bahwa yang telah

dilakukan selama

ini itu dapat

membantu diri

konseli itu sendiri

Ki “Iya bu. Semester depan saya

akan belajar dengan giat dan

meningkatkan minat baca saya

Page 12: VERBATIM PADA KONSELING

bu.”

Ko “Bagus sekali, jika kamu mulai

semester depan belajar dengan

giat, tidak mustahil nilai kamu

akan jsuh lebih baik dari

semester sebelumnya. Dan

sungguh-sungguh.”

Prediction

Reassurance

Konselor

memotivasi agar

lebih baik dari

sebelumnya jika itu

di laksanakan

Ki “Iya bu, benar yang dikatakan

ibu tadi. Memang sudah

semestinya saya bersungguh-

sungguh dan memperoleh nilai

yang lebih baik daripada

semester kemarin bu.itu sudah

pernah saya alami ketika SMA”

Ko “Baik, ibu sangat senang sekali

mendenganya. Dan ibu akan

jauh lebih senang kalau Novia

sungguh-sungguh

melaksanakannya. Dan

melakukan hal yang lebih positif

dan menjahui yang negatif.”

Postdiction

Rassurance

Meyakinkan

konseli yang sudah

pernah konseli

lakukan (dalam

melakukan suatu

pilihan)

Ki “Iya bu.”

Ko “Nah. Berhubung waktu sudah

habis. Mari kita akhiri konseling

ini. Tetapi sebelumnya kita

simpulkan hasil pembicaraan

kita.”

Ki Iya bu

Ko “Berdasarkan apa yang sudah

ibu dengarkan tadi, di awal

Novia mengatakan bahwa susah

dalam mengatur waktu belajar

Summarize dan

termination

Konselor

menyampaikan

kembali hal-hal apa

yang dibutuhkan

Page 13: VERBATIM PADA KONSELING

dengan kegiatan sehari-hari

akibat time managemennya

yang kurang efektif. Dan

Noviana mempunya rencana

untuk mengubah waktu belajar

yang awalnya larut malam

menjadi lebih awal. Serta Novia

juga berjanji akan belajar

dengan lebih giat agar

prestasinya lebih meningkat. Ibu

bangga dengan Novia bisa

merencanakan hal tersebut. Ibu

sangat beharap Novia

melaksanakannya.”

dan yang telah

diputuskan oleh

konseli agar tidak

terjadi

kesalahpahaman

Ki “Iya bu. begitulah, saya akan

melakukan hal itu bu.”

Ko “Baiklah kalau begitu Konseling

kali ini sudah bisa kita akhiri.

Lain kali ibu berharap Novia

tidah takut atau malu dengan ibu

untuk melakukan konseling

lebih lanjut. Dan proses

konseling ini mungkin bisa di

lanjutkan di lain hari.”

Ki “Iya bu. ibu bisanya hari apa

untuk melakukan poses

konseling kembali?”

(memandang)

Ko (berhenti sejenak). “Terserah

kamu.”

Ki “Bagaimana kalau pada hari

miggu depan bu, proses

Page 14: VERBATIM PADA KONSELING

konselingnya di lanjutkan. Pada

jam yang sama?”

Ko “Iya ibu bisa. Tidak apa-

apa.(senyum)

Ki “Baiklah bu kalau begitu saya

pamit permisi bu.”

Ko “Iya Novia”

Ki “Iya bu.. Terima Kasih banyak

bu atas bantuannya.”

Ko “Iya sama-sama.” (tersenyum) Attending (non

verbal behavior)

Konselor

memberikan kesan

hangat pada

konseli

Ki “Baiklah bu. selamat siang Bu..

Assalamualaikum.”(bersalaman

dan senyum)

Ko “Iya. Waalaikumsallam wr wb.

Hati-hati di jalan ya.”(senyum

dan melambaikan tangan)

Attending non

verbal behavior

Konselor

memberikan rasa

bahagia pada

konseli, bahwa

konseli telah

melakukan hal-hal

yang membantu

dirinya

Ki Iya bu.(senyum)