VERBATIM PADA KONSELING
-
Upload
nur-arifaizal-basri -
Category
Education
-
view
517 -
download
45
Transcript of VERBATIM PADA KONSELING
Verbatim Konseling
Ko/Ki Pernyataan Tahapan/Teknik Keterangan
Ki (mengetuk pintu)
Tok.. tok.. tok..
Ko (membuka pintu) Attending
keintiman
Memberikan kesan
bahwa konseli
diterima.
Ki “Assalamualaikum Bu. Selamat
Siang Bu.”
Penyambutan Penyambutan yang
baik akan membuat
suasana lebih
nyaman.
Ko “Waalaikum salam. Siang juga,
Oh iya. Silahkan duduk mbak
disini atau disana boleh saja,
pilih tempat duduk yang mbak
anggap paling nyaman”
(tersenyum, lalu
mempersilahkan duduk konseli
sambil bersalaman)
Pembukaan dan
Attending (non
verbal)
Membentuk
suasana yang
hangat, harmonis,
dan akrab antara
konselor dan
konseli agar
nantinya dapat
menumbuhkan
kepercayaan dalam
proses konseling.
Ki “Iya Bu, Terima kasih” (sambil
tersenyum)
Ko “Oh, iya. Bagaimana dengan
tempat duduknya”
(mencondongkan posisi duduk
ke konseli)
Attending (non
verbal, keintiman)
Membuat konseli
merasa nyaman
dengan suasana
dan posisi
duduknya.
Ki “ iya bu. Saya sudah nyaman
duduk di sebelah sini Bu.”
(tersenyum)
Ko “Baiklah, nampaknya kamu
datang kesini ada keperluan
dengan Ibu?”(menggerakkan
kepala)
Attending,
Pembinaan
hubungan baik
Membuat konseli
yakin kepada
konselor.
Ki “oh iya bu, saya saat ini ingin
berkonsultasi dengan ibu.
Apakah Ibu ada waktu?”(dengan
malu-malu)
Ko “Oh tentu. Ibu selalu ada waktu
untuk orang yang ingin
berkonsultasi. Oh iya, boleh tau
nama anda siapa?”(memegang
tangan konseli)
Attending, Ucapan
penerimaan
Untuk meyakinkan
konseli bahwa dia
di terima dan tidak
mengsnggu
konselor.
Ki “Nama saya Novia Bu, saya ini
seorang mahasiswa Bu.”
Ko (menganggukan kepala, dan
menatap konseli)
“Hmm Mahasiswi. Oh iya
Novia sebelum beranjak lebih
jauh apakah kamu sudah pernah
melakukan Konseling?”
Attending (non
verbal, minimal
respon, hear)
Memperlihatkan
bahwa konselor
memperhatikan
dan mendengarkan.
Ki “Belum pernah Bu baru kali ini
saya melakukan Konseling”
(menghadap ke konselor)
Ko “Emm iya. Jadi perlu Novia
ketahui bahwasanya Ibu disini
sebagai konselor. Saya ini hanya
sebagai perantara untuk
memberikan proses bantuan
kepada kamu, tetapi disini
Role limit Memberikan
batasan peran
kepada konseli.
Bahwa semua
keputusan itu ada
pada konseli bukan
semua keputusan kamu yang
memilih bukan dari saya.
Konseling itu sendiri dilandasi
oleh asas-asas, seperti
kerahasiaan, sukarela,
keterbukaan dsb. Termasukasas
rahasi, Jadi kamu tidak perlu
khawatir apa yang kita
bicarakan nanti itu diketahui
oleh orang lain. Selain itu
konseling ini sifatnya sukarela
yaitu tanpa ada suatu paksaan
dari pihak manapun termasuk
saya. Ibu harap kamu datang
kesini tidak ada paksaan dari
siapapun dan secara sukarela.
Konseling itu juga harus
terbuka, apabila tidak ada rasa
keterbukaan dari kamu proses
konseling ini tidak akan terjadi
secara optimal dan maksimal.
Saya tidak akan memberi tahu
kepada siapapun tanpa seizin
Novia. Bagaimana? Apakah
Novia jelas apa yang saya
katakan?”
konselor
Ki “Iya Bu saya paham dan
jelas.”(menganggukan kepala)
Ko “Oh ya selain itu pertemuan kita
sementara ini hanya bisakurang
lebih 1 jam, karena saya masih
ada urusan ke sekolah. Jadi
Time limit Memberikan
batasan waktu
bahwa konselor
tidak bisa lebih
dengan waktu yang sesingkat ini
Bagaimana dengan Novia?”
lama. Dan agar
konseli tidak
berharap pada saat
itu masalahnya
akan selesai dalam
satu hari
Ki “Iya Bu. saya bersedia, Emm
Apakah saya benar-benar tidak
mengganggu waktu ibu?”
Ko “Tentu tidak, justru Ibu sangat
senang sekali dengan
kedatangan kamu ke sini.”
(penerimaan
hubungan baik)
Menekan kembali
bahwa konseli
dterima oleh
konselor
Ki “Emm. Benarkah Bu? ibu sangat
senang sekali dengan
kedatangan saya”
Ko “Tentu,(menganggukkan kepala)
saya sangat senang sekali. Oh ya
kamu seorang mahasiswa?”
(ramah)
Topik Netral Konseli tidak
terburu-buru untuk
menceritakan
masalahnya
Ki “Iya Bu saya seorang mahasiswa
di suatu PTS Bu”
Ko “Bagaumana dengan
perkuliahan di sana?”
Topik Netral Mengalihkan
kefokusan masalah
konseli agar tidak
langsung pada
topik permasalahan
Ki “Menyenangkan Bu, banyak
teman yang baru. Selain itu
banyak teman yang umurnya itu
beda jauh bu sama saya. Banyak
yang sudah bekerja, ada juga
yang sama seperti saya baru
habis lulusan SMA”
Ko “Emm, artinya banyak yang
sudah bekerja”
Attending
(minimal respons)
Agar Konseli
merasa
diperhatikan oleh
konselor.
Ki “Iya Bu.”
Ko “Di setiap kampus, itu pasti ada
hal seperti itu. Seperti saya dulu
juga begitu.”
Factual reassurance Bahwa yang di
alami oleh konseli
itu, juga di rasakan
oleh orang lain
juga.
Ki “Iya Bu.”
Ko “Oke. Setelah tadi kita sudah
membicarakan sedikit mengenai
mbak Novia, mugkin ada
sesuatu yang perlu di
bicarakan?”
Getting started Memancing
konseli untuk
memulai
keluhannya.
Ki “Begini Bu, saya itu kok merasa
pembagian waktu belajar
dengan kegiatan sehari-hari, kok
rasanya susah membaginya
Bu”(sedih)
Ko “Emm, Susah yang seperti apa
mbak Novia?”(menatap konseli)
Attending
( hear, eye contact)
Konselor
mendengarkan
keluhan konseli
dan menatap
konseli.
Ki “Ya tugas saya itu menumpuk
Bu. waktu untuk istirahat itu
tidak ada sepertinya. Saya selalu
merasa capek begitu bu.”
Ko “Capeknya yang bagaimana
menurut kamu?”
Ki “Ya rasanya itu pegal-pegal Bu.
sehabis dari kampus pssti ada
saja yang saya lakukan. Orang
tua saya itu biasanya menyuruh
saya bersih-bersih rumah.”
Ko “berarti kamu merasa lelah
dengan aktivitas yang telah
kamu lakukan sehari-hari.”
Meringkas Megulang kembali
poin penting dari
masalah yang di
alami konseli
Ki “Iya bu. tapi tidak sehari-hari
bu. hanya di waktu tertentu Bu”
Ko “semua Orang setelah
melakukan kegiatan yang
banyak, akan merasa Lelah.
Memang Waktu tertentu yang
seperti apa ketika membuat
kamu merasa lelah?”
Factual reassurance Konseli tidak
merasa
mengalaminya
sendiri. Tetapi itu
juga terjadi pada
orang lain
Ki “ ya kalau ada tugas banyak bu.
belum belajarnya. Saya juga
belum tau dengan sistem
pembelajran saat ini bu”
Ko “Sepertinya kamu resah dengan
sistem pembelajaran yang tidak
pasti.”
Reflction of
feelings
Konselor
memperjelas cara
berfikir konseli dan
apa yang dirasakan
oleh konseli
Ki “Iya bu. belum lagi belajar di
kelas bu.”
Ko “Belajarnya memang kenapa?”
(intonasi lebih di tekankan)
Ki “kadang-kadang saya
mengantuk bu pada saat proses
belajar di kelas akibat
kecapekan”
Ko “kamu mengantuk?. Kamu
belajar pukul berapa? Lalu kamu
selesai melakukan bersih- pukul
berapa?”
Attending reaffirm
(menegaskan
kembali)
Dilakukan agar
konseli merasa
bahwa konselor
paham dengan apa
yang di rasakan
konseli
Ki “Saya selesai bersih- bersih
pukul 5 sore, di mulai pukul 4
Bu. belajarnya pukul 9 malam.”
(sambil tersenyum)
Ko “Emm.. bagus “ (mengangguk-
angguk)
“bersih-bersih kan ibadah jadi
kalau di lakukan kamu kalau
ikhlas untung-untung dapat
pahala dan meringankan tugas
ibu kamu lho.”
Attending
dorongan minimal
Attending Verbal
Behavior
Konseli merasakan
bahwa di
perhatikan oleh
konselor.
Konselor
memberikan
motivasi agar
konseli dapat
membuat
keputusan untuk
menangani
masalahnya.
Ki “Iya Bu.benar juga. Saya
meringankan beban ibu saya.”
Ko “Lalu pukul 5 sampai pukul 9
kamu melakukan kegiatan apa?”
Ki “Emm.. bersantai bu. biasanya
saya nonton tv, bercanda dengan
adik saya, saya selalu merasa
nyaman dengan adik saya.”
Ko “Emm, kamu merasa lebih baik
dan happy dengan adik kamu.”
Paraphrasing Konselor
mengulang
/menyatakan
kembali. Serta
konselor mencoba
mengerti apa yang
dikatakan dan
merealisasikannya
tanpa ditambahi
atau di kurangi.
Ki “Iya Bu.”
Ko “Lalu Bukan kah waktu pukul 5-
9 malam kamu tidak melakukan
kegiatan yang membuatmu
merasa lelah?”
Ki “Iya juga sih bu. hanya bermain
dengan adik”
Ko “Pada saat kamu belajar
biasanya sampai pukul berapa
kamu selesai belajar?” (menatap
konseli)
Attending (kontak
mata)
Konseli merasa di
perhatikan oleh
konselor
Ki “Pukul 11 malam bu.”
Ko “Setelah itu kegiatan di
kampus?”
Ki “Di kampus kan saya sampai
pukul 7 pagi, kelas saya itu di
lantai 5 bu. Masuk kuliah pukul
7. Setelah kuliah selesai
biasanya saya nongkrong sama
teman-teman hingga pukul 2
siang.”
Ko “Berarti kamu merasa capek
ketika masuk ke dalam kelas.”
Ki “Iya bu benar. Setiap saya
sampai kelas saya ngos-ngosan
bu.”
Ko “Emm..iya (menganggukkan
kepala). Kamu dalam keadaal
lelah sampi di kelas berarti .”
Meringkas Mengambil poin
pentingnya, serta
konselor dianggap
fokus dengan yang
dibicarakan.
Ki “Saya rasa juga begitu bu.”
Ko “Bagaimana dengan nilai ujian
kamu?”
Ki “Bagus bu.”
Ko “Bagus dong, kalau nilai
ujiannya bagus.”
Attending
(dorongan
minimal)
Konseli merasa
dihargai dan
diperhatikan
Ki “Tetapi saya kurang puas
dengan hasilnya bu.”
Ko “Mengapa kamu kurang puas?”
Ki “Nilai saya masih agak lebih
rendah dari teman saya bu?”
Ko “Lalu apa yang kamu
inginkan?”
Ki “Saya ingin nilai saya baik.”
(dengan wajah sedih)
Ko “Bagus itu. Seandainya kamu
belajar dengan giat pasti ada
peluang untuk mendapatkan
nilai yang baik.”
Prediction
Reassurance
Konselor
mengharapkan
konseli termotivasi
untuk menjadi
yang lebih baik
Ki “Iya bu. Mungkin waktu belajar
saya perlu di ubah agar saya
lebih fokus bu.”
Ko “iya itu kamu tahu. Mungkin
dengan waktu Belajar yang
awalnya pukul 9 di ubah pukul
7. Sehingga kamu tidak
mengalami kecapean dan fokus”
Prediction
Reassurance
Konselor berharap
konseli merubah
perilakunya
menjadi yang lebih
baik dari
sebelumnya
Ki “iya juga sih bu. Mungkin
karena efek belajar saya itu
kemaleman. Dan itu juga
membuat saya agak bangun
kesiangan mungkin bu. dan
selesai belajar biasanya pukul 11
malam bu.”
Ko “Kamu tidur terlalu larut malam
Novia.”
Meringkas Konselor
mengambil inti dari
yang konseli
katakan
Ki “Berarti saya harus membagi
wak tu untuk tidur yang cukup
agar saya dapat bangun lebih
pagi agar saya tidak terlambat”
Ko Iya, benar. Jika kamu bangun
lebih pagi, kamu mungkin akan
merasa tidak tergesa-gesah.
Serta kamu tidak akan datang
mepet. Berhubungan dengan
kegiatan kamu di kampus.
Apakah setelah pulang kuliah
hanya nongkrong dengan teman-
teman kamu?
Prediction
reassurance
Konselor
meyakinkan agar
dia bisa melakukan
apa yang di
rencanakan konseli
dan itu berdampak
kepada konseli
tersebut
Ki Iya bu saya rasa juga begitu.
Emm iya bu tetapi saya lebih
sering setelah pulang kuliah
saya Keperpustakaan bu.
Ko “Wah bagus itu. Kamu ke
perpustakaan.”
Attending
(dorongan
minimal)
Konselor
memotivasi dan
agar konseli
merasa di hargai
Ki “Iya bu. Biasanya mencari
buku-buku yang saya butuhkan
atau mencari Novel.”
Ko “Bagus itu. Apabila kamu rajin
membaca dan sering
keperpustakaan itu bisa
membantu kamu dalm proses
belajar kamu lho.”
Approval
reassurance
Konselor
membantu konseli
untuk meyakinkan
bahwa yang telah
dilakukan selama
ini itu dapat
membantu diri
konseli itu sendiri
Ki “Iya bu. Semester depan saya
akan belajar dengan giat dan
meningkatkan minat baca saya
bu.”
Ko “Bagus sekali, jika kamu mulai
semester depan belajar dengan
giat, tidak mustahil nilai kamu
akan jsuh lebih baik dari
semester sebelumnya. Dan
sungguh-sungguh.”
Prediction
Reassurance
Konselor
memotivasi agar
lebih baik dari
sebelumnya jika itu
di laksanakan
Ki “Iya bu, benar yang dikatakan
ibu tadi. Memang sudah
semestinya saya bersungguh-
sungguh dan memperoleh nilai
yang lebih baik daripada
semester kemarin bu.itu sudah
pernah saya alami ketika SMA”
Ko “Baik, ibu sangat senang sekali
mendenganya. Dan ibu akan
jauh lebih senang kalau Novia
sungguh-sungguh
melaksanakannya. Dan
melakukan hal yang lebih positif
dan menjahui yang negatif.”
Postdiction
Rassurance
Meyakinkan
konseli yang sudah
pernah konseli
lakukan (dalam
melakukan suatu
pilihan)
Ki “Iya bu.”
Ko “Nah. Berhubung waktu sudah
habis. Mari kita akhiri konseling
ini. Tetapi sebelumnya kita
simpulkan hasil pembicaraan
kita.”
Ki Iya bu
Ko “Berdasarkan apa yang sudah
ibu dengarkan tadi, di awal
Novia mengatakan bahwa susah
dalam mengatur waktu belajar
Summarize dan
termination
Konselor
menyampaikan
kembali hal-hal apa
yang dibutuhkan
dengan kegiatan sehari-hari
akibat time managemennya
yang kurang efektif. Dan
Noviana mempunya rencana
untuk mengubah waktu belajar
yang awalnya larut malam
menjadi lebih awal. Serta Novia
juga berjanji akan belajar
dengan lebih giat agar
prestasinya lebih meningkat. Ibu
bangga dengan Novia bisa
merencanakan hal tersebut. Ibu
sangat beharap Novia
melaksanakannya.”
dan yang telah
diputuskan oleh
konseli agar tidak
terjadi
kesalahpahaman
Ki “Iya bu. begitulah, saya akan
melakukan hal itu bu.”
Ko “Baiklah kalau begitu Konseling
kali ini sudah bisa kita akhiri.
Lain kali ibu berharap Novia
tidah takut atau malu dengan ibu
untuk melakukan konseling
lebih lanjut. Dan proses
konseling ini mungkin bisa di
lanjutkan di lain hari.”
Ki “Iya bu. ibu bisanya hari apa
untuk melakukan poses
konseling kembali?”
(memandang)
Ko (berhenti sejenak). “Terserah
kamu.”
Ki “Bagaimana kalau pada hari
miggu depan bu, proses
konselingnya di lanjutkan. Pada
jam yang sama?”
Ko “Iya ibu bisa. Tidak apa-
apa.(senyum)
Ki “Baiklah bu kalau begitu saya
pamit permisi bu.”
Ko “Iya Novia”
Ki “Iya bu.. Terima Kasih banyak
bu atas bantuannya.”
Ko “Iya sama-sama.” (tersenyum) Attending (non
verbal behavior)
Konselor
memberikan kesan
hangat pada
konseli
Ki “Baiklah bu. selamat siang Bu..
Assalamualaikum.”(bersalaman
dan senyum)
Ko “Iya. Waalaikumsallam wr wb.
Hati-hati di jalan ya.”(senyum
dan melambaikan tangan)
Attending non
verbal behavior
Konselor
memberikan rasa
bahagia pada
konseli, bahwa
konseli telah
melakukan hal-hal
yang membantu
dirinya
Ki Iya bu.(senyum)