ventrikel takikardi

9
PENDAHULUAN ANAMNESIS PEMERIKSAAN FISIK Ventrikel takikardia umumnya mencerminkan tingkat ketidakstabilan hemodinamik. Tanda-tanda gagal jantung kongestif ialah hipotensi, hipoksemia, distensi vena jugularis dan rales. Selain itu, terjadi perubahan status mental yaitu kegelisahan, agitasi, lesu dan koma. Pemeriksaan yang harus dilakukan ialah: 1. Pemeriksaan umum yang dilakukan ialah dengan memeriksa tanda-tanda vital pasien untuk mencari tanda-tanda demam, hipertensi, hipotensi, bradikardia, takipnea, dan rendahnya saturasi oksigen. 2. Tekanan darah dan frekuensi denyut jantung harus diukur pada perubahan ortostatik. 3. Pemeriksaan kepala dan leher harus memerhatikan abnormalitas pada pulsasi vena jugularis. Dibandingkan dengan pulsasi karotid atau auskultasi irama jantung dan penemuan hipertiroidism seperti pembesaran tiroid dan eksopthalmus. 4. Inspeksi pada konjungtiva, palmar dan mukosa bukal untuk memastikan sama ada pucat atau tidak. 5. Auskultasi jantung dilakukan untuk memastikan frekuensinya dan regularitas irama jantung. Selain itu, kenalpasti jika ada murmur atau bunyi jantung ekstra yang mungkin mengindikasikan penyakit jantung structural mahupun penyakit vulvular.

Transcript of ventrikel takikardi

Page 1: ventrikel takikardi

PENDAHULUAN

ANAMNESIS

PEMERIKSAAN FISIK

Ventrikel takikardia umumnya mencerminkan tingkat ketidakstabilan hemodinamik. Tanda-

tanda gagal jantung kongestif ialah hipotensi, hipoksemia, distensi vena jugularis dan rales.

Selain itu, terjadi perubahan status mental yaitu kegelisahan, agitasi, lesu dan koma. Pemeriksaan

yang harus dilakukan ialah:

1. Pemeriksaan umum yang dilakukan ialah dengan memeriksa tanda-tanda vital pasien

untuk mencari tanda-tanda demam, hipertensi, hipotensi, bradikardia, takipnea, dan

rendahnya saturasi oksigen.

2. Tekanan darah dan frekuensi denyut jantung harus diukur pada perubahan ortostatik.

3. Pemeriksaan kepala dan leher harus memerhatikan abnormalitas pada pulsasi vena

jugularis. Dibandingkan dengan pulsasi karotid atau auskultasi irama jantung dan

penemuan hipertiroidism seperti pembesaran tiroid dan eksopthalmus.

4. Inspeksi pada konjungtiva, palmar dan mukosa bukal untuk memastikan sama ada pucat

atau tidak.

5. Auskultasi jantung dilakukan untuk memastikan frekuensinya dan regularitas irama

jantung. Selain itu, kenalpasti jika ada murmur atau bunyi jantung ekstra yang mungkin

mengindikasikan penyakit jantung structural mahupun penyakit vulvular.

6. Pemeriksaan neurologik dilakukan untuk mengenalpasti ada atau tidaknya resting tremor

atau brisk reflexes (menunjukan stimulasi simpatis yang berlebihan). Jika adanya

penemuan neurologik yang abnormal biasanya lebih mengarah pada kejang daripada

kelainan jantung jika sinkop merupakan salah satu gejalanya.

Penemuan klinis penting yang boleh dikaitkan dengan kejadian palpitasi :

1. Rasa kepala ringan atau sinkop

2. Nyeri dada (angina)

3. Onset baru irama jantung yang tidak regular

4. Frekuensi jantung melebihi 120 kali/menit atau kurang 45 kali/menit pada wakturehat.

Page 2: ventrikel takikardi

5. Penyakit jantung yang signifikan.

6. Riwayat keluarga dengan kematian yang mendadak.

PEMERIKSAAN PENUNJANG

WORKING DIAGNOSIS

Takikardi ventrikular (Ventricular tachycardia) adalah kecepatan ventrikular sekurangnya 120

detak permenit yang terjadi di ventrikel. Takikardi ventrikular yang berlanjut (Takikardi

ventrikular bertahan setidaknya 30 detik) terjadi pada penyakit jantung yang bervariasi yang

merusak ventrikel. Seringkali hal itu terjadi seminggu atau beberapa bulan setelah serangan

jantung.

Tiga Premature Ventricular Contraction (PVC) atau lebih yang muncul berurutan disebut

takikardia ventricular (VT). Frekuensinya berkisar antara 150 dan200 denyut per menit dan

mungkin sedikit ireguler. VT yang menetap merupakan satu kegawatan yang mengawali henti

jantung dan penanganan segera.

VT dikategorikan kepada:

1. Takikardia Monomorfik : Setiap kompleks QRS tampak serupa dengan kompleks

sebelumnya. Sering terlihat pada infark yang sudah sembuh; jaringan parit miokardium

dapat mencetuskan terjadinya takikardia ventricular re-entri.

2. Takikardia Polimorfik : Gambaran kompleks QRS berubah-ubah dari denyut ke denyut.

Sering ditemui pada iskemia koroner akut atau infark. Apabila orientasi kompleks QRS

berubah ia dikenali sebagai torsade de pointes

3. Takikardia Sustained dan Non-sustained : Takikardia Sustained ialah siri daripada impuls

ventrikular yang berkelanjutan melebihi atau sama dengan100 kali denyut per minit

untuk jangka waktu melebihi dari 30 detik atau menghasilkan instabilitas hemodinamik

pada waktu kurang dari 30 detik. Manakala untuk takikardia Non-sustained , ialah siri

daripada impuls ventrikular terjadi dan berhenti spontan dalam tempoh 6 hingga 30 detik.

4. VT nadi tidak teraba.

5. Takikardia idiopatik: Biasanya terjadi pada pasien yang tidak mempunyai kelainan

jantung yang struktural. Dua gejala entiti utama ialah VT monomorfik yang repetitif dari

Page 3: ventrikel takikardi

right ventricle outflow tract (RMVT) danidiopathic left VT (fascicular VT atauverapamil-

sensitive VT). Perbedaan VT jenis ini dengan VT yang berasosiasi dengan kelainan

struktural ialah golongan ini berespon baik terhadap terapi obatan dan prognosisnya lebih

baik.

Gambar 1 : EKG ritme sinus normal

Gambar 2: EKG ventricular tachycardia

Dengan melakukan pemeriksaan EKG dengan gambaran sebagai berikut;

Durasi dan morfologi kompleks QRS

Pada VT urutan aktivasi tidak mengikuti arah konduksi normal sehingga bentuk

kompleks QRS menjadi panjang (biasanya lebih dari 0,12 s). pedoman umum yang

berlaku adalah semakin lebar kompleks QRS semakin besar kemungkinannya suatu VT,

Page 4: ventrikel takikardi

khususnya bila lebih dari 0,16 s. pengecualian adalah VT yang berasal dari fasikel

posterior berkas cabang kiri (idiophatic left ventricular tachycardia) yang memiliki

kompleks QRS <0,12 s karena pada VT jenis ini lokasi reentry dekat dengan septum

nterventrikel seperti konduksi normal. Morfologi kompleks QRS bergantung pada asal

focus VT. Bila berasal dari ventrikel kanan akan memberikan gambaran morfologi blok

berkas cabang kiri (left bundle block morphology) dan jika berasal dri ventrikel kiri akan

menunjukkan gambaran blok berkas cabang kanan (Right bundle branch block

morphology). Kalau morfologi QRS adalah RBBB maka takikardi adalah VT jika

morfologi kompleks QRS adalah monomorfik atau bifasik. Jika morfologi QRS adalah

LBBB maka akan menguatkan diagnosis VT jikaadanya takik gelombang S atau nadir S

lambat >70 milidetik.

Laju dan irama

Laju VT berkisar antara 120-300 kali permenit dengan irama yang teratur atau hamper

teratur (variasi antara denyut adalah <0,04 s). jika takikardia disertai irama yang tidak

teratur maka harus dipikirkan adanya AF dengan konduksi aberan atau preeksitasi.

Aksis kompleks QRS

Aksis kompleks QRS tidak hanya penting untuk diagnosis tapi juga untuk menentukan

asal focus. Adanya perubahan ksis lebih dari 40 derajat baik ke kiri maupun ke kanan

umumnya adalah VT. Kompleks QRS pada sadapan aVR berada pada posis -210 derajat

dengan kompleks QRS negative. Bila kompleks QRS menjadi positif saat takikardia

sangat menyokong adanya VT yang berasal dari apeks mengarah ke bagian basa

ventrikel. Aksis ke superior pada takikardia QRS lebar dengan morfologi RBBB sangat

menyokong ke arah VT. Adanya takikardia QRS lebar dengan aksis inferior dan

morfologi LBBB mendukung adanya VT yang berasal dari right ventricular outflowtrack.

Disosiasi antara atrium dan ventrikel

Pada VT nodus sinus terus memberikan impuls secara bebas tanpa ada hubungan dengan

aktivitas ventrikel sehingga gelombang P yang muncul tidak berkaitan dengan kompleks

QRS. Adanya disosiasi AV sangat khas untuk VT walaupun adanya asosiasi AV belum

Page 5: ventrikel takikardi

dapat menyingkirkn VT. Secara klinis disosiasi AV dapat dikenal dengan adanya variasi

bunyi jantung satu dan variasi TDS.

Capture beat dan fusion beat

Kadang-kadang saat berlangsungnya VT, impuls dari atrium dapat mendepolarisasi

ventrikel melalui system konduksi normal sehingga memunculkan kompleks QRS yang

lebih awal dengan ukuran normal (sempit). Keadaan ini disebut capture beat. Fusion beat

terjadi bila impuls dari nodus sinus dihantarkan keventrikel melalui nodus

atrioventrikular dan bergabung dengan impuls dari ventrikel. Capture beat dan fusion

beat jarang ditemukan dan sangat khas untuk VT .

Konfigurasi kompleks QRS

Adanya kesesuaian dari kompleks QRS pada sadapan dada sangat menyokong diagnosis

VT. Kesesuaian positif kompleks QRS pada sadapan dada dominan positif menunjukkan

asal focus takikardi dari dinding posterior ventrikel. Kesesuaian negative kompleks QRS

pada sadapan dada negative menunjukkan asal focus dari dinding anterior ventrikel.

Penting diingat untuk selalu membuat EKG lengkap 12 sadapan saat dan sesudah takikardia.

DIFFERENTIAL DIAGNOSIS

EPIDEMIOLOGI

ETIOLOGI

PATOFISIOLOGI

GEJALA KLINIS

Detak jantung terlalu cepat menyebabkan kerja jantung tidak efektif memompa darah ke seluruh

tubuh sehingga mengurangi asupan oksigen ke organ dan jaringan.

Manifestasi klinis yang diakibatkan oleh perubahan hemodinamik dan kesan aritmia ialah

dispnea, angina, hipotensi, oliguria dan sinkop. Apabila denyut jantung tidak terlalu cepat yaitu

Page 6: ventrikel takikardi

kurang 160 kali per menit, biasanya tanpa gejala atau gejalaringan atau pusing. Manakala gejala

yang lebih berat boleh ditemukan pada pasien infark miokard akut, fibrilasi ventrikular.

PENATALAKSANAAN

KOMPLIKASI

PREVENTIF

Pencegahannya menyerupai pencegahan pada penyakit arteri koroner. Salahsatunya ialah

modifikasi gaya hidup. Hal ini meliputi membuang tabiat merokok, mengamalkan diet yang

seimbang serta bersenam untuk mengekalkan berat badan ideal. Senaman dapat dilakukan

dengan intensitas ringan selama 30 minit sehari.

Antara hal lain yang tidak kurang penting juga ialah edukasi pasien untuk menghindari faktor

risiko yang bisa dimodifikasi.

Selain itu, pasien yang berisiko tinggi seperti pasien yang mempunyai kadar ejeksi fraksi kurang

dari 30% diindikasikan untuk memasang Implantable Cardioverter-Defibrillator (ICD) sebagai

profilaksis primer bagi mengelakkan kematian yang mendadak.

Di samping itu, bagi pasien yang telah dilakukan kardioversi, untuk mengelakkan rekurennya

aritmia jantung sebaiknya diberikan medikasi sebagai tindakan profilaksis. Pilihan utama ialah

lidokain secara infus intravena 1 hingga 4mg/menit. Walau bagaimanapun, jika inefektif boleh

digantikan dengan prokainamid(250 hingga 450 mg per oral setiap 4 jam) atau kuinidin ( 0,2

hingga 0,6 g per oral sebanyak 3 kali sehari). Yang perlu diingat bahwa harus dihindari

penggunaan lidokain dosis besar selamaperiode yang lama karena dapat menyebabkan

penglihatan kabur, pusing, dan excitement.

PROGNOSIS

Tergantung penyebab, beratnya gejala dan respon terapi. Ventrikel takikardi/fibrilasi merupakan

penyebab kematian mendadak terbanyak. Adanya gejala-gejala awal dan fraksi ejeksi ventrikel,

mungkin, merupakan penentu prognosis terpenting. Pingsan akibat ventrikel takikardi biasanya

memiliki prognosis yang buruk.