Vektor

22
Vector dan Pengendaliannya

description

vektor

Transcript of Vektor

Vektor dan Reservoir

Vector dan PengendaliannyaVektorVektor adalah setiap makhluk hidup selain manusia yang membawa penyakit (carrier) yang menyebarkan dan menjalani proses penularan penyakitPeraturan Pemerintah No.374 tahun 2010 menyatakan bahwa vektor merupakan arthropoda yang dapat menularkan, memindahkan atau menjadi sumber penularan penyakit pada manusia. Sehingga sering dikenal sebagai arthropod-bone disease atau vector borne disease

Penyakit yang ditularkan melalui vektor masih menjadi penyakit endemis yang dapat menimbulkan wabah atau kejadian luar biasa sehingga perlu dilakukan upaya pengendalian atas penyebaran vektor tersebut

Jenis-jenis VektorVektor (Arthropoda) dibagi menjadi 4 kelas :1. Kelas Crustacea (berkaki 10): misalnya udang2. Kelas Myriapoda : misalnya binatang berkaki seribu3. Kelas Arachinodea (berkaki 8) : misalnya Tungau4. Kelas hexapoda (berkaki 6) : misalnya nyamukDari kelas hexapoda dibagi menjadi 12 ordo, antara lain ordo yang perlu diperhatikan dalam pengendalian adalah :Ordo Dipthera yaitu nyamuk dan lalatNyamuk anopheles sebagai vektor malariaNyamuk aedes sebagai vektor penyakitdemam berdarahLalat tse-tse sebagai vektor penyakit tidur2. Ordo Siphonaptera yaitu pinjalPinjal tikus sebagai vektor penyakit pes3.Ordo Anophera yaitu kutu kepalaKutu kepala sebagai vektor penyakit demam bolak-balik dan typhus exantyematicus.Selain vektor diatas, terdapat ordo dari kelas hexapoda yang bertindak sebagai binatang pengganggu antara lain:Ordo hemiptera, contoh kutu busukOrdo isoptera, contoh rayapOrdo orthoptera, contoh belalangOrdo coleoptera, contoh kecoak

Sedangkan dari phylum chordata yaitu tikus yang dapat dikatakan sebagai binatang pengganggu, dapat dibagi menjadi 2 golongan :Tikus besar, (Rat) Contoh :Rattus norvigicus (tikus riol )Rattus-rattus diardiil (tikus atap)Rattus-rattus frugivorus (tikus buah-buahan)Tikus kecil (mice),Contoh:Mussculus (tikus rumah)

Park & Park, membagi klasifikasi arthropods borne diseases yang sering menyebabkan terjadinya penyakit pada manusia sebagai berikut

http://www.who.int/heli/risks/vectors/vector/en/ Transmisi Arthropoda Bome Diseases1.Inokulasi (Inoculation)Masuknya agen penyakit atau bibit yang berasal dari arthropoda kedalam tubuh manusia melalui gigitan pada kulit atau deposit pada membran mukosa disebut sebagai inokulasi.2.Infestasi (Infestation)Masuknya arthropoda pada permukaan tubuh manusia kemudian berkembang biak disebut sebagai infestasi, sebagai contoh scabies.3.Extrinsic Incubation Period dan Intrinsic Incubation PeriodWaktu yang diperlukan untuk perkembangan agen penyakit dalam tubuh vektor Disebut sebagai masa inkubasi ektrinsik, sebagai contoh parasit malaria dalam tubuh nyamuk anopheles berkisar antara 10 14 hari tergantung dengan temperatur lingkungan dan masa inkubasi intrinsik dalam tubuh manusia berkisar antara 12 30 hari tergantung dengan jenis plasmodium malaria.4.Definitive Host dan Intermediate HostDisebut sebagai host definitif atau intermediate tergantung dari apakah dalam tubuh vektor atau manusia terjadi perkembangan siklus seksual atau siklus aseksual pada tubuh vektor atau manusia, apabila terjadi siklus sexual maka disebut sebagai host definitif, sebagai contoh parasit malaria mengalami siklus seksual dalam tubuh nyamuk, maka nyamuk anopheles adalah host definitive dan manusia adalah host intermediate.5.Propagative, Cyclo Propagative dan Cyclo DevelopmentalPada transmisi biologik dikenal ada 3 tipe perubahan agen penyakit dalam tubuh vektor yaitupropagative, cyclo propagativedancyclo developmental, bila agen penyakit atau parasit tidak mengalami perubahan siklus dan hanya multifikasi dalam tubuh vektor disebut propagative sepertiplague bacillipada kutu tikus, dengue (DBD) bila agen penyakit mengalami perubahan siklus dan multifikasi dalam tubuh vektor disebutcyclo propagativeseperti parasit malaria dalam tubuh nyamuk anopheles dan terakhir bila agen penyakit mengalami perubahan siklus tetapi tidak mengalami proses multifikasi dalam tubuh vektor seperti parasit filarial dalam tubuh nyamuk culex

Penularan Penyakit Melalui VektorSecara mekanik, maka agen dapat berasal dari tinja, urine maupun sputum penderita hanya melekat pada bagian tubuh vektor dan kemudian dapat dipindahkan pada makanan atau minuman pada waktu hinggap/menyerap makanan tersebutSecara biologis, agen harus masuk ke dalam tubuh vektor melalui gigitan ataupun melalui keturunannya.. Contoh : Culex quinquefasciatus merupakan vektorpenyakitkaki gajah (filaria).

4 faktor yang dapat mempengaruhiterjadinya suatu penyakitCuaca : Agen penyakit tertentu terbatas pada daerah geografis tertentu, sebab mereka butuh reservoir dan vektor untuk hidup.Reservoir : hewan-hewan dimana kuman patogen dapat hidup bersamaGeografis : iklim (suhu, kelembaban dan curah hujan) dan fauna lokal pada daerah tertentuPerilaku manusia : kebiasaan manusia.membuang sampah secara sembarangan, kebersihan individu dan lingkunganPerubahan lingkungan dapat mempengaruhi kesehatan manusia denganmenyediakan:Daerah peternakan dan habitat bagi vektor dan intermediet hewan.Adaptasi vektor ke habitat baru.Peningkatan interaksi antara patogen dan tuan rumah.

Penyebab kebangkitan malaria, demam kuning dan virus nyamuk lainnya.Petani subsisten menebang hutan hujan tropis untuk memiliki lebih banyak tanah. Kegiatan inimenciptakan peluang berkembang biak lebih untuk nyamuk pembawa malaria.Penghapusan kanopi hutan telah menciptakan kolam untuk perluasan habitat perkembangbiakan nyamuk.Spesies nyamuk baru, seperti An. Gambiae, telah menjadi terkait dengan penularan malaria daerah hutan gundul.Aktivitas manusia di daerah yang sebelumnya tidak dapat diakses memberikan lebih banyak interaksi antara vektor dan hostManusia, yang tidak memiliki kekebalan protektif dan tidak menyadari tindakan pencegahan terhadap vektor, di daerah terpencil.Ada beberapa cara pengendalian vector penyakit yaituPengendalian Vektor Terpadu (PVT)1. Pengendalian vektor harus berdasarkan data tentang bioekologi vektor setempat, dinamika penularan penyakit, ekosistem dan prilaku masyarakat yang bersifat spesifik local( evidence based)2. Pengendalian vektor dilakukan dengan partisipasi aktif berbagai sector dan program terkait, LSM, Organisasi profesi, dunia usaha /swasta serta masyarakat.3. Pengendalian vektor dilakukan dengan meningkatkan penggunaan metoda non kimia dan menggunakan pestisida secara rasional serta bijaksana4. Pertimbangan vektor harus mempertimbangkan kaidah ekologi dan prinsip ekonomi yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan.BEBERAPA METODE PENGENDALIAN VEKTOR.

Metode pengendalian fisik dan mekanik adalah upaya-upaya untuk mencegah, mengurangi, menghilangkan habitat perkembangbiakan dan populasi vektor secara fisik dan mekanik.

modifikasi dan manipulasi lingkungan tempat perindukan (3M, pembersihan lumut, penenman bakau, pengeringan, pengalihan/ drainase, dll)-Pemasangan kelambu- Memakai baju lengan panjang- Penggunaan hewan sebagai umpan nyamuk (cattle barrier)- Pemasangan kawatMetode pengendalian dengan menggunakan agen biotica. Predator pemakan jentik (ikan, mina padi,dll)b. Bakteri, virus, fungic. Manipulasi gen ( penggunaan jantan mandul,dll)

Metode pengendalian secara kimiaa. Surface spray (IRS)b. Kelambu berinsektisidaDewasa ini perkembangan teknologi pengendalian vektor penyakit semakin berkembang. Contohnya adalah Prospek teknik nuklir bagi pemberantasan vektor penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). Teknik nuklir sangat bermanfaat dalam pengendalian vektor penyakit Demam Berdarah Dengue dengan Teknik Serangga Mandul (TSM) menggunakan cara irradiasi nyamuk menggunakan radiasi gamma pada stadium pupa dengan dosis antara 65-70 G

Tidak ada yang bisa kita lakukan untuk mewujudkan suhu bumi seperti sedia kala. Meskipun begitu Protokol Kyoto telah menjadi semacam pengingat bagi seluruh umat manusia untuk tidak bertindak sebodoh sebelumnya untuk makin merusakkan bumi.

Pembasmian dalam pengendalian vektor tidak mungkin dapat dilakukan sampai tuntas, yang mungkin dan dapat dilakukan adalah usaha mengurangi dan menurunkan populasi ke suatu tingkat yang tidak membahayakan kehidupan manusia,

Chandra, Budiman. 2006.Ilmu Kedokteran Pencegahan dan Komunitas. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.Chandra, Budiman. 2006.Pengantar Kesehatan Lingkungan. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.Departeman Kesehatan RepubIik Indonesia. 2011.Pedoman Pengendalian Tikus.http://www.depkes.go.id/downloads/Pengendalian%20tikus.pdf. Diakses tanggal 5 Maret 2011.Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2004. Kajian Masalah Kesehatan Demam Berdarah Dengue.http://www.litbang.depkes.go.id/maskes/052004/DEMAMBERDARAH1.pdf. Diakses tanggal 9 Maret 2011.Hemingway, Beaty, Rowland, Scott, and Sharp. 2006. The Innovative Vector Control Consortium: Improved Control of Mosquito-Borne Diseases.ScienceDirect, Trends in Parasitology Vol. 22 No.7 July 2006.http://depts.washington.edu/molmed/courses/conj504/2007/session2/hemingway_trendsparasitol0706.pdf. Diakses tanggal 5 Maret 2006.Natadisastra dan Agoes. 2005.Parasitologi Kedokteran: Ditinjau dari Organ Tubuh yang Diserang. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.Nurhayati, Siti. 2005.Prospek Pemanfaatan Radiasi dalam Pengendalian Vektor Penyakit Demam Berdarah Dengue. Artikel Iptek Ilmiah Populer, Agustus dan Desember 2005, 17-23.http://www.batan.go.id/ptkmr/Biomedika/Publikasi%202005/SN_BAlara_Vol_7_1%202_Des05.pdf. Diakses tanggal 5 Maret 2011.Nurmaini. 2006.Identifikasi, Vektor dan Binatang Pengganggu Serta Pengendalian Anopheles Aconitus Secara Sederhana.http://www.solex-un.net/repository/id/hlth/CR6-Res3-ind.pdf. Diakses tanggal 4 Maret 2011.World Health Organization (WHO). 1993.Kader Kesehatan Masyarakat. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.