Vasektomi MOP
-
Upload
peppypeppy -
Category
Documents
-
view
21 -
download
0
description
Transcript of Vasektomi MOP
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kontrasepsi mantap pria atau vasektomi merupakan suatu metode
kontrasepsi operatif minor pada pria yang sangat aman, sederhana dan sangat
efektif, memakan waktu operasi yang singkat dan tidak memerlukan anastesi yang
umum.
Tetapi di seluruh dunia, kontap-pria masih merupakan metode yang
“terabaikan” dan kurang mendapatkan perhatian, baik dari pihak pria atau suami
maupun petugas medis Keluarga Berencana.
Dimasa lalu, hal tersebut disalahkan pada sikap pihak pria atau suami yaitu:
1. “Pria lebih tertarik untuk menunjukkan kejantanannya dari pada ikut
bertanggung jawab dalam perencanaan keluarganya”
2. “Pria takut bahwa tindakan kontap-pria akan ‘melukai’ kehidupan seksnya”
3. Menyamakan tindakan kontap-pria dengan pengebirian (kastrasi)
Di samping itu, sebab-sabab lain yang mungkin menyebabkan kontap-pria kurang
mendapat minat yaitu:
a. Tersedianya metode kontrasepsi baru lain
b. Prosedur-prosedur baru yang membuat kontap-wanita menjadi lebih aman dan
lebih mudah dikerjakan dibandingkan sebelumnya (meskipun masih tetap
lebih kompleks dari pada kontap-pria)
c. Minat yang kurang dari petugas Keluarga Berencana, yang umumnya terlatih
dalam bidang kesehatan ibu dan anak
1
d. Angka perceraian yang meningkat
Sekarang, setelah penelitian-penelitian menunjukkan bahwa tidak ada efek
buruk pada pria terhadap kegairahan seksual, kemampuan ereksi atau ejakulasi
setelah menjalani kontap-pria, lebih banyak perhatian diberikan kepada metode ini.
Bahkan sekarang, untuk mengurangi rasa takut pihak pria akan tindakan atau istilah
operasi yang selalu dihubungkan dengan pisau operasi, telah dikembangkan metode
Vasektomi Tanpa Pisau (VTP)
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah MOP atau Vasektomi itu?
2. Bagaimana teknik untuk melakukan MOP?
3. Apa saja indikasi untuk melakukan MOP?
4. Bagaimana kontraindikasi dari MOP?
5. Apa saja komplikasi dari MOP?
6. Apa saja keuntungan dan kerugian dari MOP?
C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk menambah pengetahuan mahasiswa tentang MOP atau Vasektomi
2. Mahasiswa mengetahui teknik untuk melakukan MOP
3. Mahasiswa mengetahui indikasi dan kontraindikasi dari MOP
4. Mahasiswa mengetahui komplikasi dari MOP
5. Mahasiswa mengetahui tentang keuntungan dan kerugian dilakukannya MOP
6. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Maternitas I
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
Vasektomi adalah ligasi pembedahan vas deferens mengakhiri saluran sperma
yang melalui vase tersebut sepenuhnya setelah sperma residu membersihkan saluran
reproduksi pria (Barbara R. Straight, 2005).
Vasektomi adalah mengeluarkan pipa mani (vas deferens) atau sebagian pipa
mani dengan operasi (Ahmad Ramali, 2003).
Operasi pria yang dikenal dengan nama vasektomi merupakan operasi ringan,
murah, aman dan mempunyai arti demografis yang tinggi, artinya dengan operasi ini
banyak kelahiran dapat dihindari (Manuaba, 2010)
Dasar dari kontap-pria adalah oklusi vas deferens, sehingga menghambat
perjalanan spermatozoa dan tidak didapatkan spermatozoa di dalam semen atau
ejakulat (tidak ada penghantaran spermatozoa dari testis ke penis). (Hartanto,2004)
Gambar A
Lokasi dilakukan vasektomi
3
B. TEKNIK VASEKTOMI
Vasektomi dapat dilakukan “dengan pisau” atau “tanpa pisau”. Penutupan
duktus spermatikus (vas deferens) dapat dilakukan dengan cara diikat (ligasi);
dipotong (vasektomi); menggunakan klip, cincin/bands.
Vasektomi menurut Hartanto (2004) adalah sebagai berikut:
1. Vasektomi dengan pisau
a. Dipotong (vasektomi)
Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :
a) Cukur rambut kemaluan dan bersihkan, kemudian desinfeksi kulit skrotum
daerah operasi. Setelah itu tutup daerah operasi yang sudah suci hama
dengan kain steril yang berlobang ditengahnya.
b) Palpasi dan carilah vas deferens pada kantong skrotum, lalu fiksir dengan
jari-jari (Gambar B)
c) Lakukan anastesi local pada daerah operasi tersebut. (Gambar C)
d) Lakukan sayatan kira-kira 1-2 cm (Gambar D); bebaskan dari jaringan
sekitarnya, kemudian pegang vas deferens tersebut (Gambar E). Tariklah
sambil bebaskan saluran mani tersebut, sebanyak kira-kira batas yang akan
dipotong (Gambar F).
e) Lakukan vasektomi yaitu pemotongan sekitar 1-2 cm vas deferens (Gambar
G).
f) Elektokoagulasi
Cauterisasi dilakukan dengan jarum kecil sehingga hanya lapisan epitel
dibakar tanpa merusak otot-otot vas deferens.
4
Rasional : Kebocoran, granuloma oleh sperma, mungkin terjadi rekanalisasi.
g) Clips
1) Masih dalam fase eksperimental
2) Keuntungan clips:
a. Lebih cepat dibandingka ligasi
b. Lebih mudah memperhitungkan tekanan yang diperlukan untuk
aplikasi clips dibandingkan dengan ligasi.
c. Tantalum, bahan clips, tidak diserap dan biologis inert.
d. Potensi reversibilitas besar
3) Umumnya dipasang 2-3 clips pada masing-masing vas deferens
h) Penutupan luka insisi
a. Dilakukan dengan catgut, yang kelak akan diserap.
b. Pada insisi 1 cm atau kurang, tidak diperlukan jahitan catgut, cukup
ditutup dengan plester.
i) Berikan nasehat perawatan luka dan jangan kena air selama kira-kira 1
minggu. Berikan obat anti sakit (Novalgin, Neuralgin) dan obat antibiotika.
Pengikatan vas deferens dapat dilakukan dengan cad gut, benang sukra,
dakron/logam.
Keuntungan catgut : diabsorbsi sehingga tidak menimbulkan iritasi.
Kerugian ligasi sutera : iritasi sperma granuloma dan rekanalisasi
5
Gambar B Gambar C
Fiksasi vas deferens Anestesi lokal daerah operasi
Gambar D Gambar E
Sayatan 1-2 cm pada kulit skrotum. Cari, klem & bebaskan duktus deferens.
Gambar F Gambar G
Vas deferens diluksir ke luar. Vasektomi, potongan 1,5 –
2 cm.6
b. Vasektomi tanpa pisau
Untuk mengurangi atau menghilangkan rasa takut calon akseptor kontap-pria
akan tindakan operasi (yang umumnya dihubungkan dengan pemakaian pisau
operasi) dan juga untuk lebih menggalakan penerimaan atau pelaksanaan
kontap-pria, di Indonesia sekarang telah diperkenalkan dan telah dilaksanakan
metode vasektomi tanpa pisau (VTP).
Prosedur VTP:
1. Persiapan pre-operatif:
a. Cukur rambut pubis, untuk lebih mennjamin sterilitas
b. Tidak perlu puasa sebelumnya
2. Mencari, mengenal dan fiksasi vas deferens, kemudian dijepit dengan
klem khusus yang ujungnya berbentuk tang catut. Lalu disuntikkan
anastesi local (Gambar H).
3. Dilakukan penusukan pada garis tengah skrotum dengan alat berujung
pendek dan tajam untuk membuat luka kecil, yang kemudian dilebarkan
sekitar 0,5 cm. Akan terlihat vas deferens yang liat dan keras seperti
kawat baja. Selaput pembungkus vas deferens disisihkan ke tepi, akan
tampak jelas saluran sperma (vas deferens) yang berwarna putih
mengkilap bagai mutiara (Gambar I).
4. Selanjutnya dilakukan oklusi vas deferens dengan ligasi + reseksi suatu
segmen vas deferens (Gambar J)
5. Penutupan luka operasi
7
Gambar H Gambar I
Mencari, mengenal dan penusukan pada garis tengah skrotum
fiksasi vas deferens
Gambar J
oklusi vas deferens
8
C. INDIKASI DAN KONTRAINDIKASI VASEKTOMI
Indikasi dan kontra indikasi vasektomi menrut Hartanto (2004) adalah sebagai
berikut:
1. Indikasi
a. Dianjurkan pada usia produktif 30-40 tahun.
b. Pasangan yang tidak ingin menambah jumlah anak.
c. Pasangan yang istrinya sudah sering melahirkan.
d. Memiliki penyakit yang membahayakan kesehatan.
e. Pasangan yang selalu gagal dengan kontasepsi lain.
f. Pihak suami bersedia bahwa tindakan kontrasepsi dilakukan pada dirinya
2. Kontraindikasi
a. Infeksi kulit local, misalnya scabies
b. Infeksi traktus genitalis
c. Kelainan skrotum dan sekitarnya
1) Varicocele
2) Hydrocele besar
3) Filariasis
4) Hernia Inguinalis
5) Orchiopexy
6) Luka parut bekas operasi hernia
7) Skrotum yang sangat tebal
d. Penyakit sistemik
1) Penyakit-penyakit perdarahan
2) Diabetes mellitus
9
3) Penyakit jantung koroner yang baru
e. Riwayat perkawinan, psikologis atau seksual yang tidak stabil.
D. KOMPLIKASI
Komplikasi vasektomi menurut Hartanto (2004) adalah sebagai berikut:
1. Komplikasi Minor
a. Ecchymosis, terjadi pada 2-65%
Penyebabnya: pecahnya pembuluh darah kecil subkutan sehingga terjadi
perembesan darah dibawah kulit. Tidak memerlukan terapi dan akan hilang
sendiri dalam 1-2 minggu post operarif
b. Pembengkakan (0,8-67%)
Terapi : kompres es, analgetika / NSAID, penunjang skrotum
c. Rasa sakit/rasa tidak enak
Terapi : kompres es, analgetika / NSAID, penunjang skrotum
2. Komplikasi Mayor
a. Hematoma
Pencegahan: hemostasis yang baik selama operasi
Pengobatan
Hematoma kecil : kompres es, istirahat beberapa hari
Hematoma besar : membuka kembali skrotum, ikat pembuluh darah dan
lakukan drainase
b. Infeksi
10
c. Sperm granuloma
Granuloma adalah suatu abses non bacterial yang terdiri dari spermatozoa,
sel-sel epitel dan lymphocyte, dan merupakan suatu respon inflamatori
terhadap spermatozoa yang merembes kedalam jaringan sekitarnya
d. Komplikasi yang sangat jarang terjadi
1) Perlekatan vascutaneous
2) Hydrocele
3) Vistula vaskutaneous
E. KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN VASEKTOMI
Keuntungan dan kerugian vasektomi menurut Hartanto (2004) adalah sebagai
berikut
1. Keuntungan
a. Efektif
b. Aman, morbiditas rendah dan hamper tidak ada mortalitas
c. Sederhana
d. Cepat, hanya memerlukan waktu 5-10 menit
e. Menyenangkan bagi akseptor karena memerlukan anestesi local saja.
f. Biaya rendah
g. Secara cultural, sangat dianjurkan di Negara-negara dimana wanita merasa
malu untuk ditangani oleh dokter pria atau kurang tersedia dokter wanita
dan paramedic wanita
2. Kerugian
a. Diperlukan suatu tindakan operatif
b. Kadang-kadang menyebabkan komplikasi seperti perdarahan atau infeksi
11
c. Kontap-pria belum memberikan perlindungan total sampai semua
spermatozoa, yang sudah ada di dalam sidtem reproduksi distal dari tempat
oklusi vas deferens dikeluarkan
d. Problem psikologis yang berhubungan dengan perilaku seksual mungkin
bertambah parah setelah tindakan operatif yang menyangkut system
reproduksi pria
F. PERAWATAN SETELAH TINDAKAN
Perawatan Post Operatif Kontap-pria meurut Hartanto (2004) adalah sebagai
berikut:
1. Istirahat 1-2 jam di klinik
2. Menghindari pekerjaan berat selama 2-3 hari
3. Kompres dingin/es pada skrotum
4. Analgetika
5. Memakai penunjang skrotum (scrotal support) selama 7-8 hari
6. Luka operasi jangan terkena air selama 24 jam
7. Senggama dapat dilakukan secepatnya saat pria sudah menghendaki dan
tidak merasa mengganggu.
Hanya harus diperhatikan, untuk mencegah kehamilan, pria harus memakai
kondom dulu sampai sama sekali tidak ditemukan spermatozoa di dalam semen
atau ejakulat.
12
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
KONTAP / Kontrasepsi Mantap Pria
A. PENGKAJIAN
1. Tetapkan nilai pengetahuan dan komitmen pasangan tentang kontap pria /
vasektomi.
2. Kumpulkan data tentang frekuensi koitus (sering atau beberapa kali seminggu).
3. Apakah pria memiliki satu atau lebih pasangan seksual.
4. Apakah metode ini diinginkan atau tidak.
5. Tanyakan mitos keyakinan dan factor budaya yang ada.
6. Pertimbangna rencana kehidupan reproduksi setiap indivisu.
7. Meminta surat persetujuan dari pasangan yang merupakan komponen genting
dalam penyuluhan tentang sterilisasi untuk pasien.
Unsur-unsur surat persetujuan, BRAIDED :
B : Keuntungan (benefit); informasi keuntungan dan tingkat kegagalan.
R : Resiko; informasi tentan gmetode lain yang terdiam.
A : Decisions; kesempatan untuk mengambil keputusan atau
mengganggu pikiran.
E : Explanations; informasi tentang metode dan cara menggunakan
metode tersebut.
D : Dokumen; informasi yang diberikan dan pemahaman perasaan.
13
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
PRE
1. Ansietas berhubungan dengan efek samping sterilisasi vasektomi.
2. Kurang pengetahuan diri berhubungan dengan kurang terpajannya informasi
POST
1. Nyeri berhubungan dengan pemulihan pasca operasi setelah sterilisasi.
2. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan penutupan duktus
sepermatikus . (vas deferen).
3. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri akibat pembedahan.
C. INTERVENSI DIAGNOSA UTAMA
Pre
DX I : Ansietas berhubungan dengan efek samping sterilisasi vasektomi.
NOC : Anxiety control, Coping
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama proses keperawatan
diharapkan cemas berkurang atau hilang , dengan Kriteria Hasil :
a. Klien mengidentifikasi dan mengungkapkan gejala cemas (4)
b. Mengidentifikasi, mengungkapkan dan menunjukkan tehnik untuk mengontol
cemas (4)
c. Vital sign dalam batas normal (4)
d. Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa tubuh dan tingkat aktivitas menunjukkan
berkurangnya kecemasan (4)
14
Keterangan : 1 : sangat berat 3 : sedang
2 : berat 4 : ringan 5 : Tidak ada
NIC : Anxiety Reduction (penurunan kecemasan)
Intervensi
1. Gunakan pendekatan yang menenangkan
2. Nyatakan dengan jelas harapan terhadap pelaku pasien
3. Temani pasien untuk memberikan keamanan dan mengurangi takut
4. Identifikasi tingkat kecemasan
5. Bantu pasien mengenal situasi yang menimbulkan kecemasan
6. Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaan, ketakutan,
Persepsi
7. Instruksikan pasien menggunakan teknik relaksasi
D. EVALUASI
1. Pasangan menerima dan memahami semua informasi yang diperlukan
untuk menetapkan surat persetujuan.
2. Pasangan menyatakan pemahamannya tentang metode sterilisasi.
3. Pasien menyatakan pemahamannya tentang metode ini.
4. Rasa takut pasien berkurang.
5. Pasien merasa cocok dan puas dengan metode ini.
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Vasektomi adalah mengeluarkan pipa mani (vas deferens) atau sebagian pipa
mani dengan operasi. (Ahmad Ramali, 2003)
Jenis dari vasektomi yaitu vasektomi tanpa pisau dan vasektomi dengan
pisau. Penutupan duktus spermatikus (vas deferens) dapat dilakukan dengan cara
diikat (ligasi); dipotong (vasektomi); menggunakan klip, cincin, atau bands.
Indikasi dari vasektomi antara lain adalah dianjurkan pada usia produktif 30-
40 tahun, pasangan yang tidak ingin menambah jumlah anak, pasangan yang
istrinya sudah sering melahirkan, memiliki penyakit yang membahayakan
kesehatan, pasangan yang selalu gagal dengan kontasepsi lain, dan yang terpenting
pihak suami bersedia bahwa tindakan kontrasepsi dilakukan pada dirinya.
B. Saran
Untuk dapat mencapai kesejahteraan dalam keluarga salah satu program yang
dapat dilakukan adalah dengan melaksanakan program keluarga yaitu KB
(Keluarga Berencana). KB tidak hanya dilakukan oleh pihak istri, namun dari pihak
suami juga perlu dilakukan KB yaitu dengan vasektomi. Disarankan pihak suami
juga amu melakukan KB secara sadar, bahagia, dan sukarela karena banyak
manfaat yang didapat salah satunya adalah untuk mencegah terjadinya kehamilan
dan dapat merencanakan jarak dari kehamilan sehingga terciptalah keluarga yang
bahagia dan sejahtera.
16
DAFTAR PUSTAKA
Bobak. 2004. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Edisi 4, Jakarta : EGC
Conningham, F. Gary. 1995. Obstetri Williams. Jakarta : EGC
Hartanto,Hanafi. 2004 . Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta : Pustaka Sinar
Harapan
Manuaba,Ida Ayu Chandranita. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan KB
untuk Pendidikan Bidan Edisi 2. Jakarta : EGC
Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri : Obstetri Operatif. Obstetri Sosial. Jakarta :
EGC
Padjadjaran, Universitas. 1980. Teknik KB. Bandung : Elstar off set
Ramali, Ahmad. 2003. Kamus Kedokteran. Jakarta : EGC
Stright. Barbara R. 2004. Keperawatan Ibu-Bayi Baru Lahir. Edisi 3. Jakarta : EGC
17