Usulan Skripsi Lilis Kadir
-
Upload
tomi-tintia -
Category
Documents
-
view
6.196 -
download
3
Transcript of Usulan Skripsi Lilis Kadir
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Permasalahaan yang dihadapi ekonomi dunia dewasa ini semakin pelik.
Melambatnya pertumbuhan ekonomi global sebagai dampak peningkatan harga
komonitas dunia terutama dalam hal barang barang yang dibutuhkan, diperparah
lagi dengan krisis keuangan hebat yang melanda Amerika Serikat yang
mengakibatkan luluhnya industry keuangan global.
Krisis ini akan menyebabkan terjadinya peningkatan inflasi dibeberapa
negara, yang akan diikuti merosotnya tingkat penghasilan perusahaan serta tingkat
perencanaan modal yang begitu minim untuk di jadikan investasi dalam
menunjang perusaahan agar tidak pailit serta untuk pengambilan keputusan dalam
hal berinvestasi.
Dalam pengambilan keputusan investasi, opportunity cost memegang
peranan yang penting. Opportunity cost merupakan pendapatan atau penghematan
biaya yang dikorbankan sebagai akibat dipilihnya alternatif tertentu. Misalnya
dalam penggantian mesin lama dengan mesin baru, harga jual mesin lama harus
diperhitungkan dalam mempertimbangkan investasi pada mesin baru.
Dalam prinsip keuangan yang lazim, biaya bunga modal sendiri tidak
boleh diperhitungkan sebagai biaya. Dalam pengambilan keputusan investasi,
biaya modal sendiri justru harus diperhitungkan.
2
Analisis biaya dalam keputusan investasi lebih dititikberatkan pada aliran
kas, karena saat penerimaan kas dalam investasi memilki nilai waktu uang. Satu
rupiah yang diterima sekarang lebih berharga dibandingkan dengan satu rupiah
yang diterima di masa yang akan datang. Oleh karena itu, meskipun untuk
perhitungan laba perusahaan, biaya diperhitungkan berdasarkan asas akrual,
namun dalam perhitungan pemilihan investasi yang memperhitungkan nilai waktu
uang, biaya yang diperhitungkan adalah biaya tunai.
Biaya adalah suatu hal yang wajar jika dalam perusahaan bahwa aktiva
tetap menyerap bagian terbesar dari modal yang di tanamakan dalam perusahaan
dari keseluruhan aktiva tetap.keterbatasan jumlah uang yang tersedia seringkali
merupaka penghamabat utama dalam capital budgeting.seperti halnya pada
perusahaan PT Sinar Karya Cahaya yang bergerk di bidang rekonstruksi yang
sangant memerlukan biaya dalam penambahan aktiva tetap.
Dalam hal ini untuk pengembangan modal yang diharapkan dapat
dijadiakn pedoman untuk pengambilan keputusan dalam hal pengaturan penjualan
dan alur kas dan yang mempengaruhi capital. Hal ini mendorong penulis untuk
meneliti fenomena tersebut melalui proposal yang berjudul: ANALISA
CAPITAL BUDGETING SEBAGAI ALAT PENGAMBILAN KEPUTUSAN
3
2. Masalah pokok
Berdasarkan latar belakang di atas penulis merumuskan permasalahan
sebagai berikut:
Bagaimna capital budgeting sebagai alat pengambilan keputusan jika
diterapkan di PT Sinar karya Cahaya.
3. Tujuan dan manfaat penelitian
a. Tujuan penelitian
Berdasarkan perumusan masalah diatas maka tujuan dari penelitian ini
adalah Untuk mengetahui pengaruh capital budgeting terhadap
pengambilan keputusan
b. Manfaat penelitian
Penelitian yang penulis lakukan ini mudah-mudahan dapat bermanfaat
bagi penulis sendiri, maupun bagi para pembaca atau pihak-pihak lain yang
berkepentingan.
Penelitian capital budgeting ini erat hubungannya dengan mata kuliah
Manajemen keuangan Manajemen Dalam pemilihan usulan investasi, manajemen
memerlukan informasi manajemen keuangan sebagai salah satu dasar penting
untuk menentukan pilihan investasi. Informasi manajemen keuangan dimasukkan
dalam suatu model pengambilan keputusan yang berupa kriteria penilaian
investasi untuk memungkinkan manajemen memilih investasi terbaik di antara
alternatif investasi yang tersedia dan sebagai pengambilan keputusan dalma hal
pembelajaran terhadap semua akademis sehingga dengan melakukan penelitian ini
4
diharapkan penulis dan semua pihak yang berkepentingan dapat lebih
memahaminya
Penelitian ini diharapkan bisa di implementasikan dalam kehidupan sehari
hari atau isntans serta perusahaan yang masih dlam tahap membangun untuk
penunjang pengetahuan di bidangnya. Agar lebih optimal dan lebih mendapatkan
hasil yang diinginkan untuk mendapatkan laba yang sebanyak banyaknya. Dan
memeinimalisir biaya, serta untuk di praktekan dalam hal pengambilan keputusan
dalam hal permasalahn kas serta investasi capital budgeting.
5
BAB II.
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Manajemen Keuangan
1. Pengetian Manajemen
Manajemen yang mengkaitkan pemerolehan (acquitition), pembiayaan /
pembelanjaan (financing) dan manajemen aktiva dengan tujuan secara menyelu-
ruh dari suatu perusahaan. (Manajemen terhadap fungsi keuangan) Semua
kegiatan / aktivitas perusahaan yang bersangkutan dengan usaha mendapatkan
dana yang dibutuhkan oleh perusahaan beserta usaha untuk menggunakan dana
tersebut seefisien mungkin.
Manajemen berasal dari akta to manage yang atinya mengatur.pengaturan
dilakuna melalaui proses dan diatur berdasarkan urutan dan fungsi fungsi manaje-
men
Drs.H. Melayu S.P hasibuan manajeman adalah senimengatur proses pe-
manfaatan sumber daya manusaia san sumber sumber lainya secara efektif dan
efisien untuk mencpai suatu tujuan tetentu
G.R.Terry manaejemn adalah suatu proses yang has yang trdiri dari tin-
dakan tindakan perencanaan, pengoraganisasian pengarahan dan pengendalian
yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran sasaran yang telah di
tentukan melaluai pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber sumber lainya.
Harold koontz dan Cyril O’donnel manajeman adalah usaha mencaoai su-
atu tujun tertentu melalui kegitan orang lain. dengan demikian manajer men-
gadakan koordiansi atas koordinasi atas sejumlah aktivitas orang lain yang
6
meliputi perncanaan, pengorganisasian, penempatan, pengarahan, dan pengen-
dalian.
2. Pengertian Manajemen Keuangan
Disiplin keuangan mengalami perkembangan dari disiplin yang deskriptif
menjadi makin analisis dan teoritis (sumbangan dari ekonom sangat besar). Dari
yang lebih menitik beratkan dari sudut pandang pihak luar menjadi berorientasi
pengambilan keputusan bagi manajemen.
Pembicaraan tentang keputusan-keputusan dalam bidang keuangan, yaitu
keputusan investasi, keputusan pembelanjaan & kebijaksanaan dividen dengan tu-
juan memaximumkan nilai perusahaan atau memaximumkan kemakmuran pe-
megang saham.
Pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen keuangan, yaitu penggunaan dana
& memperoleh dana, lewat keputusan-keputusan investasi, pembelanjaan &
kebijaksanaan dividen agar nilai perusahaan bias meningkat.Aliran kas antara
pasar modal & operasiPenjelasan: Kas diperoleh dengan menjual financial asset
(saham, obligasi/sekuritas lain) atau mendapatkan kredit dari bank atau sumber
lain Dana yang diperoleh dari pemberi dana digunakan untuk membeli real assets
yang digunakan dalam operasional perusahaan Apabila perusahaan bekerja
dengan baik, real asset menghasilkan aliran kas masuk yang lebih besar dari
jumlah yang dibayarkan(dikeluarkan) pada saat investasi Pada akhirnya kas
tersebut direinvestasikan atau dikembalikan kepada pemodal (pemegang obligasi
maupun bank).
7
3. Keputusan dalam Manajemen Keuangan
1. Keputusan investasi (Investment decision)
Keputusan ini meliputi penentuan aktiva riil yang dibutuhkan untuk
dimiliki perusahaan,
2. Keputusan pembelanjaan (Financing decision)
Keputusan yang berkaitan dengan bagaimana mendapatkan dana yang
akan digunakan untuk memperoleh aktiva riil yang diperlukan.
3. Kebijakan deviden (deviden policy)
a) Keputusan Manajemen Aktiva
Keputusan yang berkaitan dengan pengelolaan/penggunaan aktiva dengan
efisien (biasanya lebih memperhatikan manajemen aktiva lancar (kas,
piutang dan sediaa)
Pada hakekatnya masalah manajemen keuangan adalah :
Menyangkut masalah keseimbangan finansial didalam perusahaan yaitu
engadakan keseimbangan antara aktiva dengan pasiva yang dibutuhkan
serta mencari susunan kwalitatif daripada aktiva & pasiva tersebut dengan
sebaik-baiknya.
a. Pemilihan susunan kwalitatif daripada aktiva akan menentukan ‘
Struktur Kekayaan Perusahaan ‘
b. Pemilihan susunan kwalitatif daripada pasiva akan menentukan ‘
Struktur Finansial’ & ‘ Struktur Modal ‘ Perusahaan.
c. Peranan MK dalam perusahaan (Peluang karier dalam MK):
8
4. Tujuan Manajemen Keuangan
Tujuan tradisional memaksimumkan laba (tdk relevan lagi)dengan alasan
memaksimumkan laba berarti tdk mempertimbangakan nilai waktu uang, risiko
dan return masa datang tidak dipertimbangkan, kebijakan dividen tidak
dipertimbangkan.
Memaksimumkan nilai perusahaan / kesejahteraan para pemegang saham
melalui memaksimumkan harga pasar saham perusahaan. tujuan yg lebih
tepat/relevan. dengan alasan harga pasar mencerminkan evaluasi pasar terhadap
prestasi perusahaan saat ini dan masa yad, mempertimbangkan kapan return
diterima, jangka waktu terjadinya, risiko dari return dan kebijakan dividen.
5. Fungsi Utama Manajemen Keuangan
a. Merencanakan memperoleh & menggunakan dana untuk menghasilkan kon-
tribusi yang maximum terhadap operasi yang efisien dari suatu organisasi
Manajemen Keuangan sering disebut ‘ Manajemen Aliran Dana ‘, karena :
b. Dari waktu ke waktu akan ada dana yang masuk & keluar dar perusahaan
Dana yang berasal dari berbagai sumber (internal & eksternal financing ) di-
alokasikan untuk berbagai penggunaan.
B. KONSEP NERACA KEUANGAN
Neraca keuangan merupakan salah satu bentuk laporan keuangan yang
paling banyak digunakan dalam menganalisis tentang keadaan aktifitas
keuangan dalam suatu perusahaan. Neraca keuangan bertujuan untuk
mengetahui kondisi keuangan perusahaan pada periode waktu tertentu. Pada
umumnya pada akhir tahun anggaran. Menurut Muslich ( 2000, hal 44 )
9
menyatakan bahwa suatu laporan tentang posisi keuangan suatu perusahaan
pada suatu tanggal tertentu yang meliputi aktiva, hutang dan modal
menunjukan bagaimana sumber daya dibelanjai oleh perusahaan.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa neraca keuangan
adalah salah satu bentuk laporan keuangan yang menggambarkan keadaan
harta, hutang dan modal perusahaan pada periode tertentu dan merupakan
laporan yang sangat penting dalam memberikan ikhtisar mengenai keadaan
finansial suatu perusahaan.
Menurut Munawir ( 2001, hal 13 ) neraca keuangan adalah laporan
yang sistematis tentang aktiva, hutang serta modal dari suatu perusahaan pada
suatu saat tertentu. Elemen-elemen rekeningnya adalah aktiva, hutang dan
modal.
1. Pengertian Aktiva
Dalam pengertian aktiva tidak terbatas pada kekayaan perusahaan
yang berwujud saja, tetapi juga termasuk pengeluaran-pengeluaran yang
belum dialokasikan ( deffered cherge s) atau biaya yang masih harus
dialokasikan pada penghasilan yang akan datang, serta aktiva yang tidak
berwujud lainnya ( intangible assets ) misalnya hak paten, hak
menerbitkan dan sebagainya.
Pada dasarnya aktiva dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian
utama yaitu aktiva lancar dan aktiva tidak lancar. Aktiva lancar adalah
uang kas dan aktiva lainnya yang dapat diharapkan untuk dicairkan atau
10
ditukarkan menjadi uang tunai, dijual atau dikonsumer dalam periode
berikutnya ( paling lama satu tahun atau dalam perputaran kegiatan
perusahaan yang normal ). Penyajian pos-pos aktiva lancar di dalam
neraca didasarkan pada urutan likuiditasnya sehingga penyajiannya
dimulai dari aktiva yang paling likuid sampai dengan aktiva yang paling
tidak likuid.
Yang termasuk kelompok aktiva lancar ( likuid ) adalah :
a. Kas atau uang tunai yang dapat digunakan untuk membiayai operasi
perusahaan. Uang tunai yang dimiliki oleh perusahaan tetapi sudah
ditentukan penggunaannya ( misalnya uang kas yang disisikan untuk
tujuan pelunasan hutang obligasi, untuk pembelian aktiva tetap atau
tujuan – tujuan lainnya ) tidak dapat dimasukkan dalam pos kas.
Termasuk dalam pengertian kas adalah cek yang diterima dari para
langganan dan simpanan perusahaan di bank dalam bentuk giro atau
deman deposit, yaitu simpanan di bank yang dapat diambil kembali
(dengan menggunakan cek atau bilyet ) setiap saat diperlukan oleh
perusahaan.
b. Investasi jangka pendek ( surat – surat berharga atau marketable
securities) adalah investasi yang sifatnya sementara ( jangka pendek )
dengan maksud memanfaatkan uang kas yang untuk sementara belum
dibutuhkan dalam operasi. Syarat utama agar dapat dimasukkan dalam
investasi jangka pendek adalah bahwa investasi itu harus bersifat
marketable. Artinya setiap saat perusahaan membutuhkan uang,
11
investasi dapat segera dijual dengan harga yang pasti. Yang termasuk
dalam investasi jangka pendek adalah (1) deposito di bank (2) surat –
surat berharga yang berwujud saham, obligasi dan surat hipotek,
sertifikat bank dan lain – lain investasi yang mudah diperjual-belikan.
Investasi jangka pendek ini disajikan dalam neraca sebesar harga
perolehannya atau harga pasar mana yang lebeih rendah.
c. Piutang wesel, adalah tagihan perusahaan kepada pihak lain yang
dinyatakan dalam suatu wesel atau perjanjian yang diatur dalam
undang – undan. Karena wesel pembuatannya diatur dengan undang –
undang, maka wesel ini lebih mempunyai kekuatan hukum dan lebih
terjamin pelunasannya dan piutang wesel ini dapat diperjual belikan
atau didiskontokan. Dengan didiskontokannya piutang wesel tersebut
timbullah ”contingent liability” yaitu hutang yang mungkin akan
terjadi di masa mendatang pada saat jatuh tempo wesel yang
bersangkutan karena pembuat wesel tersebut tidak mampu membayar
wesel yang bersangkutan.
d. Piutang dagang, adalah tagihan kepada pihak lain ( kepada kreditor
atau langganan ) sebagai akibat adanya penjualan barang dagangan
secara krerdit. Pada dasarnya piutang bisa timbul tidak hanya karena
penjualan barang dagangan secara kredit, tetapi dapat karena hal – hal
lain, misalnya piutang kepada pegawai, piutang karena penjualan
aktiva tetap secara kredit, piutang karena adanya penjualan saham
secara angsuran, atau adanya uang muka untuk pembelian atau kontrak
12
lainnya. Piutang – piutang yang dimiliki oleh suatu perusahaan harus
disajikan dalam neraca secara informatif.
e. Persediaan, untuk perusahaan perdagangan yang dimaksud dengan
persediaan adalah semua barang-barang yang diperdagangkan yang
sampai tanggal neraca masih di gudang / belum laku dijual. Untuk
perusahaan manufakturing ( yang memproduksi baramg ), maka
persediaan yang dimiliki meliputi (1) persediaan bahan mentah, (2)
persediaan barang dalam proses dan (3) persediaan barang jadi.
f. Piutang penghasilan atau penghasilan yang masih harus diterima,
adalah penghasilan yang sudah menjadi hak perusahaan karena
perusahaan telah memberikan jasa / prestasinya, tetapi belum diterima
pembayarannya, sehingga merupakan tagihan.
g. Persekot atau biaya yang dibayar dimuka, adalah pengeluaran untuk
diperoleh jasa / prestasi dari pihak lain, tetapi pengeluaran itu belum
menjadi biaya atau jasa / prestasi pihak lain itu belum dinikmati oleh
perusahaan pada periode ini melainkan pada periode berikutnya.
Aktiva tidak lancar adalah aktiva yang mempunyai umur
kegunaan relatif permanen atau jangka panjang (mempunyai umur
ekonomis lebih dari satu tahun atau tidak akan habis dalam satu kali
perputaran operasi perusahaan). Yang termasuk aktiva tidak lancar
adalah :
1. Investasi jangka panjang. Bagi perusahaan yang cukup besar dalam
arti mempunyai kekayaan atau modal yang cukup atau sering
13
melebihi dari yang dibutuhkan, maka perusahaan ini dapat
menanamkan modalnya dalam investasi jangka panjang diluar
usaha pokoknya. Investasi jangka panjang ini dapat berupa : (1)
saham dari perusahaan lain, obligasi atau pinjaman dari perusahaan
lain (2) aktiva tetap yang tidak ada hubungannya dengan usaha
perusahaan ataupun (3) dalam bentuk dana – dana yang sudah
mempunyai tujuan tertentu. Tujuan investasi atau penanam ini
pada umumnya : (1) untuk dapat mengadakan pengawasan
terhadap kebijakan atau kegiatan perusahaan lain (2) untuk
memperoleh pendapatan yang tetap secara terus menerus (3) untuk
membentuk suatu dan untuk tujuan – tujuan tertentu (4) untuk
membina hubungan baik dengan perusahaan lain dan (5) untuk
tujuan – tujuan lainnya.
2. Aktiva tetap, adalah kekayaan yang dimiliki perusahaan yang
fisiknya nampak ( konkrit ). Syarat lain untuk dapat
diklasifikasikan sebagai aktiva tetap selain aktiva itu dimiliki
perusahaan, juga harus digunakan dalam operasi yang bersifat
permanen ( aktiva tersebut mempunyai umur kegunaan jangka
panjang atau tidak akan habis dipakai dalam satu periode kagiatan
perusahaan ). Yang dimasukan dalam kelompok aktiva tetap ini
meliputi : (1) Tanah yang di atasnya didirikan bangunan atau
digunakan operasi, misalnya sebagai lapangan, halaman, tempat
parkir dan lain sebagainya (2) bangunan, baik bangunan kantor,
14
toko maupun bangunan untuk pabrik (3) mesin (4) inventaris (5)
kenderaan dan perlengkapan atau alat – alat lainnya.
3. Aktiva tetap tidak berwujud ( Intangible Fixed Assets ) adalah
kekayaan perusahaan secara fisik nampak, tetapi merupakan suatu
hak yang mempunyai nilai dan dimiliki oleh perusahaan untuk
digunakan dalam kegiatan perusahaan. Yang termasuk dalam
intangible fixed assets ini antara lain meliputi : hak cipta, merk
dagang, biaya pendirian ( organization cost ), lisensi, goodwill dan
sebagainnya. Intangible fixed assets ada yang mempunyai umur
terbatas ( baik secara hukum maupun ekonomis ), dan ada yang
mempunyai umur yang tidak terbatas.
4. Beban yang ditangguhkan ( deferred charges ), adlah menunjukkan
adanya pengeluaran atau biaya yang mempunyai manfaat jangka
panjang ( lebih dari satu tahun ), atau suatu pengeluaran yang akan
dibebankan juga pada periode – periode berikutnya.
5. Aktiva lain – lain, adalah menunjukkan kekayaan atau aktiva
perusahaan yang tidak dapat atau belum dapat dimasukkan dalam
klasifikasi – klasifikasi sebelumnya, misalnya gedung dalam
proses, tanah dalam penyelesaian, piutang jangka panjang dan
sebagainnya.
Menurut Kertopati, dkk (hal.2, 2002) mengatakan bahwa
aktiva adalah semua pos pada sisi debet neraca terdiri dari harta,
piutang, biaya yang harus dibayar lebih dahulu dan pendapatan yang
15
masih harus diterima. Aktiva lancar adalah uang tunai atau aktiva lain
yang dapat dicairkan atau dipakai habis dalam satu perputaran kegiatan
normal perusahaan. Sedangkan aktiva tetap adalah aktiva yang tidak
dicairkan atau dipakai habis lebih dari satu perputaran kegiatan normal
perusahaan, misalnya tanah, gedung, mesin, dan sebagainnya.
Sedangkan menurut Noor (hal.71,2002) aktiva yang merupakan
bagian neraca adalah sesuatu yang mempunyai bentuk fisik dan/atau
dapat merupakan sesuatu hak menurut hukum, keduanya mempunyai
nilai uang. Perkataan aktiva tidak sinonim dengan dan tidak terbatas
pada harta saja, tetapi meliputi juga bagian – bagian dari biaya –
biaya / beban – beban yang ada pada penutupan buku pada suatu
tanggal sepantasnya dipindahkan pada masa pembukuan berikutnya.
Saldo – saldo demikian seharusnya dipindahkan ke masa pembukuan
berikutnya atas dasar pertimbangan, bahwa saldo – saldo itu
mencerminkan hak atas kekayaan atau nilai yang diperoleh,
pengeluaran – pengeluaran biaya yang akan menimbulkan hak – hak
atas kekayaan tertentu, atau yang selayaknya merupakan biaya –
biaya / beban – beban untuk masa yang akan datang. Jadi piutang,
persediaan barang dan beban yang ditangguhkan semuanya
digolongkan sebagai aktiva dalam neraca. Yang tersebut terakhir,
yakni beban yang ditangguhkan, bukanlah aktiva dalam arti yang
umum, tetapi merupakan sesuatu yang perlu dipindahkan selanjutnya
sebagai beban terhadap pendapatan di masa mendatang, yang dalam
16
pengertian accounting khususnya penggolongan pos – pos dalam
neraca, diperlukan sebagai aktiva.
Aktiva lancar adalah uang kas dan aktiva lainnya yang dapat
disamakan dengan uang seperti sekuritas yang dimiliki sebagai
investasi, atau yang dapat diuangkan dalam jangka waktu kurang dari
satu tahun, misalnya tagihan – tagihan, persediaan dan biaya yang
dibayar dimuka. Untuk keperluan akuntansi istilah aktiva lancar
digunakan untuk menyatakan kas / bank dan aktiva lainnya atau
sumber – sumber yang daripadanya diharapkan dicairkan menjadi uang
tunai, dijual, atau dipakai habis dalam perputaran kegiatan normal
perusahaan.
Aktiva tetap merupakan aktiva perusahaan yang tidak
dimasukkan untuk diperjual belikan melainkan digunakan dalam
kegiatan perusahaan, yang umumnya berumur lebih dari satu tahun dan
merupakan pengeluaran perusahaan dalam jumlah besar.
Aktiva tidak berwujud merupakan sesuatu yang mempunyai
hak hukum dalam jangka waktu yang panjang dan adakalanya
dipergunakan sebagai alat persaingan dagang, misalnya biaya
pendirian perusahaan, goodwill, merek dagang, hak paten, hak cipta,
dan lain – lain. Aktiva demikian ini, sama halnya dengan aktiva tetap,
mempunyai masa manfaat atau umur penggunaan dan akan berkurang
nilainya sesuai dengan masa manfaatnya.
17
2. Pengertian Hutang
Hutang adalah semua kewajiban keuangan perusahaan kepada
pihak lain yang belum terpenuhi, dimana hutang ini merupakan papan
sumber dana atau modal perusahaan yang berasal dari kreditur. Hutang
atau kewajiban perusahaan dapat dibedakan kedalam hutang lancar
( hutang jangka pendek ) dan hutang jangka panjang.
Hutang lancar atau hutang jangka pendek adalah kewajiban
keuangan perusahaan yang pelunasannya atau pembayaran akan dilakukan
dalam jangka pendek ( satu tahun sejak tanggal neraca ) dengan
menggunakan aktiva lancar yang dimiliki oleh perusahaan. Hutang lancar
meliputi antara lain :
a. Hutang dagang, adalah hutang yang timbul karena adanya pembelian
barang dagangan secara kredit.
b. Hutang wesel, adalah hutang yang disertai dengan janji tertulis( yang
diatur dengan undang – undang ) untuk melakukan pembayaran
sejumlah tertentu pada waktu tertentu di masa yang akan datang.
c. Hutang pajak, baik pajak untu, perusahaan yang bersangkutan maupun
pajak pendapatan karyawan yang belum disetorkan ke kas negara.
d. Biaya yang masih harus dibayar, adalah biaya – biaya yang sudah
terjadi tetapi belum dilakukan pembayarannya.
e. Hutang jangka panjang yang segera jatuh tempo, adalah sebagian
(seluruh) hutang jangka panjang yang sudah menjadi hutang ajngka
pendek, karena harus segera dilakukan pembayarannya.
18
f. Penghasilan yang diterima dimuka ( deferred revenue ), adalah
penerimaan uang untuk penjualan barang / jasa yang belum direalisir.
Hutang jangka panjang, adalah kewajiban keuangan yang jangka
waktu pembayarannya ( jatuh temponya ) masih jangka panjang ( lebih
dari satu tahun sejak tanggal neraca ), meliputi : (1) hutang obligasi, (2)
hutang hipotik, adalah hutang yang dijamin dengan aktiva tetap tertentu,
(3) pinjaman jangka panjang yang lain.
Menurut Noor, (hal.198,2002) membagi hutang menjadi beberapa
kelompok, yaitu :
a. Hutang bank ; merupakan kewajiban atau hutang jangka pendek pada
bank ataupun pada lembaga keuangan, yang sehubungan dengan
operasi perusahaan.
b. Hutang bersyarat ; merupakan kewajiban – kewajiban yang
sehubungan dengan kondisi, situasi atau kumpulan keadaan yang
mengandung unsur ketidak pastian. Ketidak pastian ini pada waktu
yang akan datang mungkin dapat mengakibatkan diperolehnya atau
hilangnya suatu aktiva, dapat menimbulkan atau hapusnya suatu
hutang. Dengan kata lain ketidak pastian ini berakhir dengan suatu
kerugian atau keuntungan, misalnya peperangan pemogokan, bencana
alam dan kemerosotan dalam bidang usaha.
c. Hutang dagang ; merupakan hutang yang timbul dari pembelian kredit
untuk barang – barang dan jasa, yang dipergunakan dalam operasi
perusahaan.
19
d. Hutang hipotik ; merupakan hutang perusahaan kepada kreditur
dengan dijamin dengan salah satu aktivanya untuk mendapatkan uang.
Kreditur dalam hal ini mempunyai klaim atas aktiva yang menjadi
jaminan hutang itu. Apabila perusahaan ternyata tidak membayar
hutangnya, maka kreditur berhak menjual aktiva itu melalui
pengadilan.
e. Hutang jangka panjang ; merupakan kewajiban atau hutang yang tidak
dapat diselesaikan dalam satu periode akuntansi. Pada umumnya
hutang ini timbul karena perluasan perusahaan atau pembelian
peralatan pabrik yang memerlukan modal besar, misalnya hutang
hipotik atau hutang obligasi.
f. Hutang lancar ; merupakan hutang jangka pendek, kurang dari satu
tahun, yang harus dibayar dengan aktiva lancar, yang termasuk dalam
aktiva ini anatra lain : hutang dagang atau hutang kreditur usaha,
hutang pada bank atau lembaga keuangan lainnya, hutang wesel (wesel
bayar), hutang pajak, gaji, bunga, dan lain – lain.
g. Hutang obligassi ; merupakan hutang yang timbul dari pengeluaran
obligasi yang baisanya berjangka panjang. Kewajiban seperti ini dapat
diselesaikan dengan penarikan obligasi sekaligus apabila jatuh tempo
atau dapat diselesaikan secara bertahap dengan penarikan obligasi
yang ditentukan.
h. Hutang pajak, gaji, bunga dan lain – lain ; hutang – hutang yang
termasuk kelompok ini adalah kewajiban atau hutang seharusnya
20
sudah diselesaikan pada periode berjalan akan tetapi belum dibayarkan
pada akhir periode tertentu.
i. Hutang wesel ; merupakan surat janji membayar atau promes yang
dikeluarkan perusahaa. Perusahaan dapat mengeluarkan promes
kepada orang atau perusahaan tempat membeli barang atau jasa
ataupun kepada bank tempat perusahaan meminjam uang.
Sedangkan menurut Kertopati, dkk (hal.152,2000) mendefinisikan
hutang adalah sejumlah uang atau sesuatu yang dapat dinilai dengan uang
diterima dari pihak lain berdasarkan persetujuan dengan kewajiban
mengembalikan atau melunasi. Disamping itu hutang dibagi dalam
beberapa kategori, yaitu :
a. Hutang dagang ; adalah kewajiban yang tidak dinyatakan dengan surat
– surat berharga.
b. Hutang jangka panjang ; adalah hutang yang tidak jatuh tempo dalam
periode tahun buku berikutnya, seperti ; obligasi dan keredit jangka
panjang.
c. Hutang konveksi ; adalah hutang jangka pendek yang diubah menjadi
hutang jangka panjang, biasasnya berbentuk obligasi.
d. Hutang lancar ; adalah hutang yang harus dapat diselesaikan dengan
harta lancar lainnya, biasanya dalam jangka waktu setahun, atau lebih
sesuai dengan jangka waktu perputaran usaha.
e. Hutang pemerintah ; adalah pinjaman pemerintah baik yang berasal
dari dalam negeri maupun luar negeri.
21
f. Hutang pokok ; adalah jumlah pinjaman yang menjadi dasar
perhitungan atau pengenaan bunga.
g. Hutang sah ; hutang yang dapat diterima pelunasannya melalui
tuntutan hukum.
h. Hutang swasta ; adalah pinjaman pihak swasta, baik perorangan
maupun perseroan.
3. Pegertian Modal
Modal adalah merupakan hak atau bagian yang dimiliki oleh
pemilik perusahaan yang dutunjukkan dalam pos modal (modal
saham),surplus dan laba yang ditahan. Atau kelebihan nilai aktiva yang
dimiliki oleh perusahaan terhadap seluruh hutang – hutangnya. Sedangkan
menurut Weston dan Brigham (2001, hal 281) bahwa neraca keuangan
adalah laporan mengenai posisi keuangan perusahaan pada saat tertentu.
Menurut Noor, Akuntan (hal.244,2002) mengatakan modal
merupakan kepentingan pemilik perusahaan ataupun pemegang saham atas
aktiva perusahaan. Jumlah modal adalah sama dengan jumlah seluruh
aktiva dikurangi dengan seluruh jumlah kewajiban – kewajiban. Unsur
modal suatu perusahaan dapat terdiri dari : modl saham, cadangan –
cadangan, dan laba ditahan. Modal dapat pula dikategorikan dengan uang
atau benda yang ditanamkan dalam suatu usaha untuk dikelola lebih lanjut
secara produktif.
22
Selain itu modal dapat pula dikategorikan sebagai berikut :
a. Modal asing ; yang berarti modal yang berasal dari kreditur, yang
merupakan hutang perusahaan yang bersangkutan.
b. Modal dasar ; merupakan jumlah saham maksumum yang diterbitkan
oleh emiten sesuai dengan anggaran dasar perusahaan atau besarnya
modal perusahaan yang tercantum dalam akte pendirian suatu
perseroan terbatas.
c. Modal disetor ; adalah jumlah uang yang ditempatkan sudah disetor
atau dibayar.
d. Modal ditempatkan ; berarti jumlah saham yang dijanjikan oleh para
pemegang saham untuk ditempatkan dalam perusahaan.
e. Modal donasi ; merupakan modal yang timbul karena adanya aktiva
yang diperoleh sebagai pemberian atau hadiah dari orang lain tanpa
adanya pengeluaran biaya, walaupun ada biaya yang dikeluarkan akan
tetapi biaya ini tidak sebanding dengan nilai aktivanya sendiri.
Meskipun demikian karena aktiva ini dipergunakan dalam operasi
perusahaan, maka harus mempunyai biaya perolehannya untuk
pembebanan biaya depresiasi. Penilaian biaya perolehan ini merupakan
penambahan kekayaan perusahaan, atau menjadi sumber penambahan
kekayaan perusahaan atau menjadi sumber penambahan modal.
f. Modal kerja ; berdasarkan konsep kuantitatif, modal kerja adalah
keseluruhan dari jumlah aktiva lancar. Modal kerja dalam pengertian
ini sering disebut modal kerja bruto. Berdasarkan konsep kualitatif,
23
modal kerja merupakan kelebihan aktiva lancar atas hutang lancarnya
atau sering disebut modal kerja neto. Berdasarkan konsep fungsional,
modal kerja adalah dana yang menghasilkan laba yang sedang berjalan
(current income). Dalam hal ini, kas dan inventory (persediaan) adalah
nyata – nyata modal kerja. Sedang untuk piutang, terdiri dari sebagian
yang dapat dimasukkan dalam modal kerja dan sebagian lain yang
termasuk dalam modal kerja potensial. Bagian dari piutang yang terdiri
dari dana yang diinvestasikan dalam produk yang terjual itu menurut
konsep ini digolongkan sebagai modal kerja, sedang sebagian yang
merupakan keuntungan digolongkan sebagai modal kerja potensional.
g. Modal saham ; merupakan modal yang dicantumkan dalam neraca dan
sudah disetor. Dalam akte pendirian suatu perseroan terbatas
dicantumkan jumlah modal perusahaan, yang disebut modal dasar atau
modal statuair yang terdiri dari saham – saham dengan nilai nominal
tertentu.
h. Modal sendiri ; adalah modal yang berasal dari perusahaan itu sendiri
(modal saham, cadangan, dan laba ditahan) atau berasal dari pengambil
bagian, peserta atau pemilik (modal sham, modal peserta dan lain –
lain).
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa neraca keuangan adalah
salah satu bentuk laporan keuangan yang menggambarkan keadaan harta,
hutang dan modal perusahaan pada periode tertentu
24
C. Konsep Laporan Rugi Laba
Disamping ingin mengetahui posisi keuangan perusahaannya, para
pengusaha juga ingin mengetahui jumlah keuntungan yang telah mereka
peroleh selama masa tertentu. Hal itu wajar saja karena salah satu tujuan
seorang pengusaha mendirikan perusahaan adalah memperoleh keuntungan.
Mereka juga ingin mengetahui apakah jumlah keuntungan yang diperoleh
telah sesuai dengan yang mereka harapkan. Apabila terjadi penyimpangan, si
pengusaha ingin tahu sebab penyimpangan itu, sehingga dapat
memperbaikinya. Selanjutnya berdasarkan jumlah keuntungan yang diperoleh
atau kerugian yang diderita pada masa tertentu, serta sebab penyimpangan itu
mereka dapat menyusun laporan rugi laba operasi bisnis penrusahaan.
Menurut Sutojo (2000, hal 3) laporan rugi laba merupakan laporan
ringkas tentang jenis dan jumlah pendapatan atau hasil penjualan yang
diperoleh perusahaan selama masa tertentu (misalnya satu bulan, kwartal atau
tahun), pengeluaran selama masa itu dan keuntungan yang diperoleh atau
kerugian yang diderita.
Menurut Somantri (2001, hal 34) laporan rugi laba (income statement)
adalah laporan yang disusun secara sistematis tentang pengahasilan yang
diperoleh dan beban – beban yang terjadi dalam kegiatan usaha perusahaan
selama periode tertentu. Laporan rugi laba berisi informasi mengenai sumber
dari mana penghasilan itu diperoleh dan beban – beban apa yang menjadi
tanggungan perusahaan dalam periode yang bersangkutan.
25
Sedangkan menurut Munawir (2001, hal 26) laporan rugi laba
merupakan suatu laporan yang sistematis tentang penghasilan, biaya, rugi laba
yang diperoleh oleh suatu perusahaan selama periode tertentu.
Dari berbagai pengertian laporan rugi laba tersebut di atas dapat
diambil kesimpulan bahwa laporan rugi laba merupakan laporan yang
mengikhtisarkan pendapatan dan beban perusahaan selama periode akuntansi
tertentu, yang umumnya setiap kurtal atau satu tahun. Dari laporan rugi laba
tersebut diharapkan perusahaan dapat mengetahui keuntungan yang diperoleh
dan kerugian yang diderita.
D. Pengertian Capital Budgeting
Capital budgeting merupakan keseluruhan proses pengumpulan, pengevaluasan,
penyeleksian dan penentuan alternative penananman modal yang akan
memberikan penghasilan bagi peusahaan untuk jangka waktu lebih dari satu tahun
Beberapa metode capital budgeting mengilustrasikan analisis untung-rugi
dengan memperhitungkan berapa lama suatu proyek dapat menutup kembali biaya
proyeknya dengan keuntungan yang dihasilkanj (Playback period dan discounted
payback period). Discounted payback period berdasarkan pada nilai waktu dari
uang (time value of money) dalam menghitung jangka waktunya, di mana
palyback period tidak menggunakan dan tidak memperhitungkan nilai waktu dari
uang. Metode lain mengilustrasikan perbandingan untung-rugi secara langsung
atau dinamis bersamaan dengan dan disesuaikan atas dasar penghitungan nilai
waktu uang (net present value dan profitability index). Metode net present value
26
mengilustrasikan secara langsung perbedaan antara keuntungan dan biaya-biaya
yang terbentuk, sedangkan profitability index adalah tingkat rasionya (keuntungan
dan biaya-biaya yang dihasilkan) dan akhirnya beberapa metode yang telah
dibahas di atas telah mengilus-trasikan persentase tingkat pengembalian (rate of
return) keuntungan sebuah proyek yang dibutuhkan sebagai informasi untuk
kepentingan investasi sebuah proyek. Metode yang terakhir ini disebut metode
internal rate of return dan modified internal rate of return.
Untuk membantu dalam memahami penjelasan mengenai keenam metode
capital budgeting akan diberikan contoh dua capital budgeting yang ada. restoran
ramdeen berencana untuk membangun sebuah proyek dan sedang
mempertimbangkan dua proyek yang ada.
Metode yang digunakan dalam capital budgeting adalah :
1. Cashflow
Keputusan investasi yang dilakukan oleh perusahaan diharapkan akan bisa
ditutup oleh penerimaan penerimaan dimasa yang akan datang. Penerimaan
penerimaan tersebut berasal dari proyeksi keuntungan yang diperoleh oleh
atas investasi yang bersangkutan. Keuntungan atau laba yang digunakan
untuk menutup investasi bisa dalam dua penegertian yakni :
a. Laba akuntansi yaitu merupakan laba yaitu merupakan laba yang
terdapat dalam laporan keuangan yang disusun oleh bagian akuntansi
yakni cukup dilihat dari laba pada laporan rugi laba.
b. Laba tunai yaitu laba yang berupa aliran kas satau cashflow.
27
Dalam laporan rugi laba biaya yang diperhitungkan semua biaya baik yang
dikeluarkan secara tunai seperti bahan baku, upah, gaji, biaya promosi
dll.oleh karena itu untuk menghitung aliran kas atau cashflow adalah dengan
menambah keuntungan setelah pajak dengan pengeluaran tidak tunai.
CASHFLOW = EAT + PENYUSUTAN
2. Average rate of return
Perhitungan Average rate of return didasarkan ats jumlah keuntungan
bersih sesudah pajak (EAT) yang tampak dalam laba rugi. Pengukuran dengan
teknik rate of return ini sering pula disebut degan istilah “accounting of rate” yang
perhitunganya dilakuna sbagai berikut:
Average earning after taxes
Average rate of return
Average investment
Yang cara perhitungannya dengan jalan membagi dua jumalah Investasi
rata – rata ini mengasumsikan bahwa perusahaan mengunakan metode depresiasi
garis lurus dan nilai residua tau slvage value pada akhirumur ekonomis proyek.
Dan dengan demikian nilai buku aktiva akan akan menurun pada nilai konstan,
mulai dari nilai Investasi yang semula samapai dengn Rp 0pada akhir umur
proyek.
28
I. Kelemahan Average rate of return
a) Penggunaan “accounting income” ( keuntungan bersih sesudah
pajak).
b) Pangabaian terhadap nilai waktu dari uang yang akna diterima
masa akan dating.
II. Kebaikan Average rate of return
Aspek yang paling menguntungkan pada penggunan teknik Average rate
of return adalah kemudahan dalam penerapannya. Input utama yang harus
di peroleh adalah jumalah Investasi atau initial investment dan proyeksi
kentungan besih sesudah pajak, dimana hal ini terlalu sulit untuk di
peroleh
3. Payback Period
Dalam metode ini faktor yang menentukan penerimaan atau penolakan
suatu usulan investasi adalah jangka waktu yang diperlukan untuk menutup
kembali investasi. Oleh karena itu, dengan metode ini setiap usulan investasi
dinilai berdasarkan apakah dalam jangka waktu tertentu yang diinginkan oleh
manajemen , jumlah kas masuk atau penghematan tunai yang diperoleh dari
investasi dapat menutup investasi yang direncanakan. Payback period pula
merupakan jumlah hari yang dibutuhkan untuk menutup kembali biaya investasi
yang telah dikeluarkan melalui aliran kas bersih. Pada umumnya, semakin cepat
waktu yang dibutuhkan payback period maka proyek tersebut semakin baik.
29
Perbaikan Payback period dapat menjadi alat ukur yang baik untuk
menghitung risiko likuiditas dalam sebuah proyek, tetapi metode ini memiliki tiga
kekurangan yang harus diperhatikan. Alat ukur yang lebih baik lagi untuk
mengukur risiko likuiditas dalam sebuah proyek adalah discounted payback
period.
Initial invesment
Pay back period =
Cash flow
DISCOUNTED PAYBACK PERIOD
Discounted payback period dikembangkan dan payback period dan
berdasarkan pada nilai waktu uang. Discounted payback period adalah jumlah
waktu yang dibutuhkan bagi nilai bersih aliran kas saat ini (net cash flows'present
values) untuk menghadapi hal yang tidak diinginkan terjadi terhadap investasi
bersih yang ada. Nilai saat ini (present values) yang dihitung secara khusus
dengan mengurangi aliran kas bersih pada tingkat pengembalian yang dibutuhkan
(required rate of return). Umumnya, semakin pendek waktu pengembalian maka
semakin baik proyek tersebut. Jika tingkat pengembalian yang dibutuhkan telah
diketahui dan aliran kas proyek dapat diestimasikan, langkah pertama dalam
proses penghitungan discounted payback, yakni mengurangi aliran kas bersih
proyek dalam tingkat pengembalian yang dibutuhkan (menghitung nilai bersih
30
aliran kas saat ini). Kemudian, discounted payback period dihitung dengan proses
yang sama, seperti payback period tetapi menggunakan nilai sekarang dari arus
kas. Mari kita ilustrasikan discounted payback dengan contoh dari restoran
Ramdeen. Tingkat pengembalian yang dibutuhkan, yakni 10 persen.
I. Kelemahan pay back method:
a) Metode ini tidak memeperhitungkan nilai waktu uang.
b) Metode ini tidak memperlihatkan pendapatan selanjutnya setelah investasi
pokok kembali.
II. Kebaikan pay back method:
1. Untuk investasi yang besar resikonya dan sulit diperkirakan, maka
metode ini dapat mengetahui jangka waktu yang diperlukan untuk
pengembalian investasi.
2. Metode ini dapat digunakan untuk menilai dua investasi yang
mempunyai rate of return dan resiko yang sama, sehingga dapat dipilih
investasi yang jangka waktu pengembaliannya paling cepat.
3. Metode ini merupakan alat yang paling sederhana untuk penilaian
usulan Investasi
31
4. Net present value
Net present valueadalah salah satu dari teknik capital budgeting yang
mempertimbangkan nilai waktu / uang yang paling banyakdigunakan. NPV adalah
merupakan selisih antara cash flow yang didiskontokan pada tingkat bunga
minimum atau cost of capital perusahaan.NPV dari suatu proyek ditentukan
dengan menhitung nilai sekarang dari arus kas yang diperoleh dari operasi dengan
menggunakan tingkat keuntungan yang dikehendaki dan kemudian
menguranginya dengan pengeluaran kas neto awal.
NPV = present value dari arus kas operasi – pengeluaran kas neto awal
Jika NPV dari suatu proyek positif, hal ini berarti bahwa proyek tersebut
diharapkan akan menaikkan nilai perusahaan sebesar jumlah positif dari NPV
yang dihitung dari investasi tersebut dan juga bahwa investasi tersebut diharpkan
akan menghasilkan tingkat keuntungan yang lebih tinggi daripada tingkat
keuntungan yang dikehendaki.
NPV untuk membuat keputusan capital budgeting konsisten dengan
memaksimalkan nilai, sebab NPV adalah suatu ukuran kontribusi proyek ke nilai.
Proyek perluasan Ramdeen diharapkan menghasilkan NPV $65,355. Proyek
restoran yang baru diharapkan menghasilkan NPV $53,537. Kedua-duanya proyek
diharapkan untuk menyediakan lebih dari 10 persen yang diperlukan kembali ke
dana investasi. Jika proyek adalah independent, kedua-duanya proyek bisa
diterima dan bisa dibiayai. Jika proyek mutually exclusive maka proyek perluasan
32
restoran Ramdeen yang akan diterima. PROFITABILITY INDEX (PI)
Profitability Index adalah serupa dengan NPV proyek sebab metoda kedua-
duanya
5. Internal Rate of Return (IRR),
IRR merupakan tingakat discoun atau bunga yag kan memakan present
value cash inflow dengan jumalah initial investment dari proyek yang sedang
dinilai. Dengn perkataan lain, IRR adalah tingkan discount yangkana
menyebabkan NPV sama dengan nol,karena present value cash inflow pada
tingkat discount tersebut akan sama dengan initial investment.
IRR cost of capital
Dana akan ditolak apabila
IRR< cost of capital
Langkah-langkah untuk menghitung IRR dari anuitas dan aliran campuran
1. Untuk Anuitas
Langkah 1: menghitung payback period Investasi awal sebesar $ 200,000
dibagi dengan aliran kas bersih tahunan sebesar $ 70,000 hasilnya adalah payback
period selama 28571 tahun Langkah 2: Gunakan table A-2 untuk mencari
tingkat diskonto berdasarkan payback period Pada table A-2, factor PVIFA yang
mendekati 2.86 (payback period proyek 1) untuk 5 tahun adalah 27454 (tingkat
diskonto 24%) oleh karena itu IRR untuk proyek 1 adalah lebih mendekati 24%.
PI
33
Proyek 1 dengan IRR 24% dapat diterima sebab IRR berada diatas tingkat biaya
modal (IRR 24% > tingkat biaya modal 10%)
2. Untuk Aliran Campuran
Perhitungan IRR harus dilakuna secara “trial and error”(coba-coba)
sampai pada akhirnya diperoleh tingakat discount yang akan menyebabkan NPV
sama dengan nol. Penentuan besarnya IRR utuk suatu pola cash flow yang
berbentuka anuitet jauh lebih mudah dibandingkan dengan pola cash inflow yang
tidak sama darit tahun ke tahun ( mixed stream of flow).
6. Profitability Index (PI)
PI adalah nilai tunai semua kas masuk yang diterima sesudah investasi
awal dibagi dengan investasi awal.
Nilai tunai penerimaan sesudah investasi awal
Investasi awal
Profitability Indeks adalah serupa dengan NPV proyek sebab metoda
kedua-duanya membandingkan suatu proyek kepada manfaatnya. NPV yang
menggunakan pengurangan (investasi bersih) dari manfaat (penjumlahan nilai
sekarang dari arus kas). PI dihitung dengan perbandingan manfaat kepada biaya
itu. Dengan kata lain, penjumlahan dari nilai-nilai arus kas saat ini dibagi oleh
34
investasi bersih itu. Bila ada beberapa alternatif proyek, manajemen sebaiknya
memilih proyek yang memiliki PI lebih besar dari satu dan yang paling tinggi.
PI suatu proyek bisa diterima jika PI > 1 dan ini konsisten dengan suatu
NPV positif. PI kurang dari satu menandai adanya suatu proyek tidak dapat
diterima dan konsisten dengan NPV negative. Lebih lanjut, PI menandai adanya
suatu proyek yang diharapkan untuk mendapat tingkat pengembalian yang
diinginkan itu. Metoda PI paling bermanfaat ketika ada penjatahan dari
perusahaan dimana perusahaan hanya dapat menginvestasikan jumlah terbatas
dalam proyek penganggaran modal (capital rationing) .
E. Pandangan Umum Tentang Pengambilan Keputusan
Fred Luthans dalam bukunya Perilaku Organisasi menyebutkan bahwa
pengambilan keputusan didefinisikan secara universal sebagai pemilihan
alternatif. Pendapat yang senada diungkapkan oleh Chester Barnard dalam The
Function of the Executive bahwa analisis komprehensif mengenai pengambilan
keputusan disebutkan sebagai suatu “proses keputusan . merupakan teknik untuk
mempersempit pilihan”. Sementara dalam bahan ajar DR. Mohammad Abdul
Mukhyi, SE., MM bahwa membuat keputusan adalah “The process of choosing a
course of action for dealing with a problem or opportunity”. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa pengambilan keputusan erat kaitannya dengan pemilihan
suatu alternatif untuk menyelesaikan atau memecahkan masalah serta memperoleh
kesempatan. Herbert Simon, ahli teori keputusan dan organisasi
mengonseptualisasikan tiga tahap utama dalam proses pengambilan keputusan
yaitu :
35
a) Aktivitas intelegensi yakni penelusuran kondisi lingkungan yang
memerlukan pengambilan keputusan
b) Aktivitas desain yakni terjadi tindakan penemuan, pengembangan
dan analisis masalah
c) Aktivitas memilih yakni memilih tindakan tertentu dari yang tersedia
Fungsi dan tujuan pengambilan keputusan
Pengambilan keputusan sebagai suatu kelanjutan dari cara pemecahan
masalah mempunyai fungsi antara lain sebagai berikut :
a. Pangkal permulaan dari semua aktivitas manusia yang sadar dan terarah baik
secara individual maupun secara kelompok, baik secara institusional maupun
secara organisasional
b. Sesuatu yang bersifat futuristik, artinya meny angkut dengan hari depan/masa
yang akan datang, dimana efeknya atau pengaruhnya berlangsung cukup lama
Tujuan pengambilan keputusan dapat dibedakan atas dua yaitu :
c. Tujuan bersifat tunggal yaitu tujuan pengambilan keputusan yang bersifat
tunggal terjadi apabila yang dihasilkan hanya menyangkut satu masalah
artinya sekali diputuskan dan tidak akan ada kaitannya dengan masalah yang
diambil itu sekaligus memecahkan dua masalah atau lebihyang bersifat
kontradiktif atau bersifat tidak kontradiktif Langkah dalam pengambilan
keputusan
Mintzberg mengungkapkan bahwa langkah-langkah dalam pengambilan
keputusan terdiri dari :
1. Tahap identifikasi
36
Tahap ini adalah tahap pengenalan masalah atau kesempatan muncul dan
diagnosis dibuat. Sebab tingkat diagnosis tergantung dari kompleksitas
masalah yang dihadapi
2. Tahap pengembangan
Tahap ini merupakan aktivitas pencarian prosedur atau solusi standar yang ada
atau mendesain solusi yang baru. Proses desain ini merupakan proses pencarian
dan percobaan di mana pembuat keputusan hanya mempunyai ide solusi ideal
yang tidak jelas
3. Tahap seleksi
Tahap ini pilihan solusi dibuat, dengan tiga cara pembentukan seleksi
yakni dengan penilaian pembuat keputusan : berdasarkan pengalaman atau
intuisi, bukan analisis logis, dengan analisis alternatif yang logis dan
sistematis, dan dengan tawar-menawar saat seleksi melibatkan kelompok
pembuat keputusan dan semua manuver politik yang ada. Kemudian keputusan
diterima secaraformal dan otorisasi dilakukan.
F. Dasar-dasar pendekatan pengambilan keputusan
Pengambilan keputusan harus dilandasi oleh prosedur dan teknik serta
didukung oleh informasi yang tepat (accurate), benar(reliable) dan tepat waktu
(timeliness). Ada beberapa landasan yang digunakan dalam pengambilan
keputusan yang sangat bergantung dari permasalahan itu sendiri. Menurut George
R.Terry dan Brinckloe disebutkan dasar-dasar pendekatan dari pengambilan
keputusan yang dapat digunakan yaitu :
7. Intuisi
37
Pengambilan keputusan yang didasarkan atas intuisi atau perasaam
memiliki sifat subjektif sehingga mudah terkena pengaruh. Pengambilan
keputusan berdasarkan intuisn ini mengandung beberapa keuntungan dan
kelemahan. Keuntungan : - waktu yang digunakan untuk mengambil
keputusan relatif lebih pendek
a) untuk masalah yang pengaruhnya terbatas, pengambilan keputusanini akan
memberikan kepuasan pada umumnya
b) kemampuan mengambil keputusan dari pengambil keputusan itu sangat
berperan, dan itu perlu dimanfaatkan dengan baik.
8. Pengalaman
Pengambilan keputusan berdasarkan pengalaman memiliki manfaat bagi
pengetahuan praktis, karena pengalaman seseorang dapat memperkirakan
keadaan sesuatu, dapat diperhitungkan untung ruginya terhadap keputusan
yang akan dihasilkan. Orang yang memiliki banyak pengalaman tentu akan
lebih matang dalam membuat keputusan akan tetapi, peristiwa yang lampau
tidak sama dengan peristiwa yang terjadi kini.
9. Fakta
Pengambilan keputusan berdasarkan fakt dapat memberikan keputusan
yang sehat, solid dan baik. Dengan fakta, maka tingkat kepercayaan terhadap
pengambilan keputusan dapat lebih tinggi, sehingga orang dapat menerima
keputusan-keputusan yang dibuat itu dengan rela dan lapang dada.
4. Wewenang
38
Pengambilan keputusan berdasarkan wewenang biasanya dilakukan oleh
pimpinan terhadap bawahannyaatau orang yang lebih tinggi kedudukannya
kepada orang yang lebih rendah kedudukannya. Pengambilan keputusan
berdasarkan wewenang ini juga memiliki kelebihan dan kekurangan.
5. Analisa
Metode analisa ini yang mengabil keputusan Berdasarkan data
danpertimbangan yang ada dan Berdasarkan data perusahaan. Serta
mengunakan alat analisa atu metode yang berhubungan dengan data yang
akan dinalisa.
Berikut empat rangkaian model pengambilan keputusan :
1. Model rasionalitas ekonomi
Model ini berasal dari ekonomi klasik dimana pembuat keputusan
sepenuhnya rasional dalam segala hal. Berkaitan dengan aktivitas
pengambilan keputusan, terdapat asumsi
a) keputusan akan sepenuhnya rasional dalam hal rencana dan tujuan
b) terdapat sistem pilihan yang lengkap dan konsisten yang memungkinkan
pemilihan alternatif
c) kesadaran penuh terhadap semua kemungkinan alternatif
d) tidak ada batasan pada kompleksitas komputasi yang dapat ditampilkan
untuk menentukan alternatif terbaik
e) probabilitas kalkulasi tidak menakutkan ataupun misterius
Model rasionalitas terbatas dari Simon (Satisficing) Model ini menyatakan
bahwa perilaku pengambilan keputusan dapat dideskripsikan sebagai rasional dan
39
maksimal tetapi terbatas dimana pembuat keputusan berakhir dengan kepuasan
minimal karena tidak memiliki kemampuan untuk memaksimalkan. Hal tersebut
dikarenakan informasi yang kurang sempurna, terdapat batasan waktu dan biaya,
tawaran alternatif kurang disukai dan efek kekuatan lingkungan tidak dapat
diabaikan. 3. Model penilaian heuristik dan bias Model ini diprakarsai oleh ahli
teori kognitif yaitu Kahneman danTversky yang menyatakan bahwa pembuat
keputusan mengandalkan heuristik yakni penyederhanaa strategi atau metode
berdasarkan pengalaman.
Meskipun heuristik kognitif menyederhanakan dan membantu pembuat
keputusan, dalam situasi tertentu penggunaannya dapat menyebabkan eror dan
hasil bias secara sistematis. Ada tiga bias utama yang teridentifikasi membantu
menjelaskan bagaimana penilaian tersebut menyimpang dari proses rasional.
Heuristik bisa tersebut ada tiga yaitu :
a) Heuristik availabilitas
b) Heuristik representatif
c) Heuristik kerangka referensi dan keputusan
2. Model social
Sigmund freud memandang manusia sebagai sekumpulan perasaan, emosi
dan naluri dengan perilaku yang dipandu oleh keinginan yang tidak disadari.
Model ini adalah sisi yang berlawanan dari rasionalitas ekonomi yakni melihat
dari sudut pandang psikologi. Hal ini didukung pandangan bahwa pengaruh
psikologi mempunyai dampak yang signifikan pada perilaku pengambilan
Teknik pengambilan keputusan partisipatif
40
Teknik partisipatif ada dua yaitu teknik partisipatif individu dan
kelompok. Untuk individu dimana karyawan mempengaruhi pengambilan
keputusan manajer. ementara untuk kelompok menggunakan teknik konsultasi
dan demokrasi. Dalam partisipasi konsultasi, manajer meminta dan menerima
keterlibatan karyawan, tetapi manajer mempertahankan hak untuk membuat
keputusan. Dalam bentuk demokrasi terjadi partisipasi total an kelompok bukan
per individu yaitu dengan suara terbanyak.
G. Pendekatan Terhadap Keputusan Capital Budgeting
Ada dua pendekatan utama dala pengambilan keputusan capital budgeting.
Pendekatan tersebut dipengaruhi oleh keadaan keuangan perusahaan (terbtas atau
tidak kah). Dismaping itu kedua pendekatan tersebut juga di pengaruhioleh jenis
dari proyek yang sedang dipertimbangakan. Keuda pendekatan tersebut adalah:
a) Accept-reject approach
b) Ranking approach
1. Accept-reject approach
Accept-reject approach meliputi pengevaluasian proposal capital
expenditure untuk meentukan apakah proposal – proposal tersebut dapat di
terima atau tidak. Pendekatan ini cukup sederhana karena hanya
membandinkan criteria yang dimiliki oleh masing masing proposal dengan
criteria minimum yang sudah ditetpakan sebelumnya. Pendekatan ini akan
sangat sesuai untuk perusahaan – perusahaan yang mempunyai dana yang
tidak terbatas. Disamping itu pendekatan ini merupakan langkah awal dalam
memngevaluasi mutually exclusive projects atau dalam situasi dimana dana
41
yang dimiliki oleh perusahaan harus dirasionlaisasikan. proyek yang benar
benar dapat memenuhi kriteia yang sudah ditetapkan saja yang perlu
dipertimbangkan
2. Ranking approach
Ranking approach pendekatan kedua dlaam nilai alternative capital
expenditure adalah merangking berdasarkan criteria – criteria yang sudah
ditetapkan sebelumnya, misalnya proyek – proyek akan ddi rangking
berdasarkan rate of returnenya msing masing. Proyek dengan rate of return
teringgi akan dirangking no 1 dan rate of return akan ditetapkan diurutan
teakhir. Pendekatan rangking akan sangat berguna dalam memeilih proyek
“terbaik” dari kelompok mutually exclusive project, dan juga dalam hal
tebatasnya jumlah dana yang akan diinvestasikan dlam perusahaan.
H. Hasil Riset Terdahulu
Hasil riset terdahulu yang dijadikan sebagai perbandingan dalam
penelitian ini adalah :
Penelitian yang dilakukan oleh Rahmawaty Laramimu (2007) dengan judul
”Analisis Profitabilitas Pada PT. Sinar Karya Cahaya Gorontalo” dari hasil
penelitian yang dilakukan salah satu yang menjadi kesimpulan penelitiannya
adalah kemampuan modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva
untuk menghasilkan keuntungan neto perusahaan tahun 2004-2006 selalu
mengalami peningkatan. Hal ini berarti bahwa perusahaan dalam
42
menanamkan investasinya sudah tepat, terbukti dengan adanya peningkatan
jumlah aktiva yang dimilikinya, sehingga menghasilkan laba yang maksimal.
BAB III.
KERANGKA KONSEPTUAL
A. Kerangka Konseptual
Capital budgeting merupakan salah satu langkah dalam mengalihkan
capital untuk ivestasi ke yang berguna dan berharga di masa depan
perusahaan.dalam hal ini pula aktiva tetap meyerap sebagian dari modal.
keterbatasan uang yang tersedia sering kali merupakan penghamabat utama
dalam proses capital budgeting perusahaan disini akan di tekan pada konsep
konsep dasar dan terminology yang di gunakan dalam capital budgeting yang
meliputi jenis proyek , ketersediaan dana dan pendekatan terhadap keputusan
dalam capital budgeting PT.Sinar Karya Cahaya adalah merupakan suatu
perusahaan yang terdapat di Provinsi Gorontalo, yang berada di jl agusalim
kota gorontalo Perusahaan ini bergerak dibidang penjualan. sehingga
perusahaan ini tentunya tak lepas dari persaingan yang kompetitif dengan
perusahaan-perusahaan sejenis yang ada didaerah Gorontalo bahkan diluar
daerah Gorontalo.dalam hal ini perusahann ini perusahan yang sangat
memerlukan suntikan dana ataupun pengaturan aliran kas sehingga akan
43
dilihat melaui capital budgeting untuk pengmbilan keputusan suatu Investasi
akan di kemanakan.
Gambar 1 : KERANGKA KONSEPTUAL
B. Hipotesis
Hipotesis yang di ajukan penulis merupakan jawaban sementara terhadap
masalah yang akan teliti diduga bahwa capital badgeting sebagai alat
pengambilan keputusan tepat jika diterapkan pada PT Sinar Karya Cahaya .
PT Sinar Karya cahaya
CAPITAL BUDGETING
PAYBACK PERIOD
NET PRESENT VALUE PI
44
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
A. Obyek penelitian
Dalam penelitian ini penulis memfokuskan penelitian di PT Sinar Karya
Cahaya yang bergerak di bidang rekonstruksi yang tidak terlepas dari masalah
pendanaan yang begitu memeerlukan dana yang cukup besar.PT Sinar Karya
Cahaya ni teletak di JL Agusslim kota gorontalo
B. Definisi Operasional
Capital budgeting yang mencakup pengangaran modal untuk aktiva tetap
yang meliputi capital expenditure yang merupakan pembelanjaan yang yang harus
ditutupi dengan pengadaan modal baru karena karena tidak bisa ditutupi dengan
pendapatan. Dalam perusahaan PT Sinar Karya Cahaya yang bergerak di bidang
kontrator memeiliki banyak peralatan dan mesin serta kendaraan, Dalam hal ini
saya sebagai calon peneliti mefokuskan satu titik analaisa pada pembelian aktiva
tetap baru karena PT Sinar Karya Cahaya bergerak di bidang kontraktor yang
memerlukan aktiva tetap yaitu berupa alat alat berat untuk operasional
perusahaan. Dalam penganggaran ini akan di hitung secara tematis dengan
45
menggunakan analisis yang ada yaitu analisis net vresent value, payback period
dan protabily indeks.
C. Metode Pengumpulan Data
Dalam melaksanakna penelitan penulis mengunakan metode penelitian
sebagai berikut :
a. Observasi langsung, yaitu dengan cara mendatangi langsung sumber data yang
menjadi objek penelitian untuk dilakukan pengamatan. Tindakan dengan
mengjukan proposal serta Wawancara dengan para responden baik dengan
pimpinan peusahaan yaitu PT Sinar Karya Cahaya untuk menunjang lancarnya
penelitian.
b. Dokumentasi, yaitu berupa upaya pengumpulan data melalui pencatatan dari
berbagai dokumen yang mendukung penelitian atau bukti – bukti yang
berhubungan dengan masalah yang diteliti.
D. Jenis dan Sumber Data
Data dan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini meliputi data
primer dan data sekunder, yaitu:
1. Data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dari para
responden.
46
2. Untuk memperoleh data tersebut dapat dilakukan dengan cara pengamatan
langsung dan wawancara baik dengan pimpinan ataupun dengan staf yang
terkait dengan penulisan proposal ini.
3. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh secara tertulis melalui perangkat
sistem manajemen, dan laporan keuangan peusahaan.
E. Metode Analisis
Dalam menyelesaikan penelitian yang akan dilaksanakan oleh penulis
maka kiranya ada beberapa Metode atau alat yang akan digunakan dalam
menganalisa capital budgeting yang akan menjadi landasan penulis, alat atau
metode perhitungan yang digunakan ada
1. Pay back Method
Investasi
Pay back period =
cashflow
2. Present Value Method
NPV = PV of cashflow – Initial invesment
47
3. Profitability indek
PV of Cashflow
PI =
Investasi awal
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Obyek Penelitian
PT. Sinar Karya Cahaya (SKC) adalah perusahaan jasa kontraktor
yang berbentuk Perseroan Terbatas yang bergerak di bidang sipil, sub
bidang bangunan, jalan dan jembatan. Perusahaan ini didirikan
berdasarkan Akta Notaris J. Nento, SH No. 4 tanggal 8 Januari 1974, dan
berkantor pusat di Gorontalo. Maksud dan tujuan didirikannya perusahaan
ini adalah :
a. Pandangan umum baik untuk perhitungan sendiri maupun atas
tanggungan pihak lain dengan cara komisi termasuk perdagangan
lokal interisulair antar pulau atau Export-Import.
48
b. Pemborong dan pelaksana bangunan, gedung, jalan jembatan dan
pengairan.
c. Mengusahakan pengangkutan kapal laut, keagenan kapal-kapal, serta
mengerjakan ekspedisi muatan kapal laut.
d. Mengusahakan pertanian, pertambangan dan perindustrian.
Dalam usahanya PT. Sinar Karya Cahaya biasanya menjadi mitra
pemerintah dalam mengerjakan berbagai proyek pembangunan, baik
pembangunan gedung, jalan maupun jembatan. Karena dilihat dari segi
kelengkapan peralatan yang dimilki oleh perusahaan tersebut sehingga
dapat menunjang kelancaran proyek yang akan dikerjakan.
Menurut hasil wawancara peneliti PT sinar Karya cahaya banyak
memiliki aset penunjang pengerjaan proyek sehingganya banyak
memenangkan tender pemerintah.dalam hal ini aset yang dimiliki dalam
penunjang pekerjaan seperti banyak memiliki alat alat berat, dan alat alat
berat. Dalam hal ini PT Sinar Karya Cahaya memiliki alat alat proyek
dengan cara beli baru dan modivikasi yang lama, namun PT Sinar Karya
Cahaya selalu mengadakan alat alat proyek yang baru.
PT Sinar Karya Cahaya memiliki aktiva yang cukup besar dari 3
variabel yaitu kendaraan proyek, alat proyek, alat berat, perusahaan ini
bergerak di usaha kontaktor dan dari observasi dan dari hasil wawancara
yang penulis lakukan bahwa alat berat dan kendaraan ini serta alat proyek
selalu dibeli dengan cash dan ada juga hasil modiikasi dan paling bannyak
membeli alat baru,dan ini dari penggaran modal yang ada.dan arti hasil
49
wawancara pula bahwa aktiva tetap ini dibeli apabila alat yang dimiliki
sudah tidak layak digunakan.peneliti juga mendapatkan informasi
langsung dari direktur PT Sinar Karya Cahaya bunga yang diharapkan
untuk pengembalian investasi adalah 12% dari investasi yang ada.dan dari
laba ditahan atau deviden PT Sinar Karya Cahaya mengalokasikan /
menganggarkan sebagian dananya untuk pengembangan perushaan. Dan
penganggaran modal PT Sinar Karya meliputi pembayaran deviden
sebesar 0,37%, untuk aktiva tetap tahun 2004 sebesar 0,14%, tahun 2005
sebesar 4,16%, tahun 2006 2,19 . tetap dan persediaan serta kas
perusahaan.
Informasi laporan keuganan PT Sinar Karya Cahaya pada yang
tampak dalam lmpiran. neraca Berdasarkan lampiran 1 maka dapat
diketahui bahwa besarnya total aktiva yang dimiliki oleh PT. Sinar Karya
Cahaya Gorontalo pada tahun 2004 adalah sebesar Rp. 2.535.441.805,64
Jumlah ini berasal dari aktiva lancar sebesar Rp. 1.878.177.003,56 aktiva
tetap Rp. 363.205.755,79 dan dari aktiva lainnya sebesar Rp.
294.059.046,29 pasiva yang di miliki oleh PT. Sinar Karya Cahaya
Gorontalo pada tahun tersebut juga sebesar Rp. 2.535.441.805,64 Jumlah
ini berasal dari hutang lancar sebesar Rp. 1.547.847.267,51 Dan dari
modal sebesar Rp. 987.594.538,13.
Neraca tahun 2005 pada lampiran 1 besarnya total Aktiva yang
dimiliki oleh PT. Sinar Karya Cahaya Gorontalo adalah sebesar Rp.
4.122.697.813,08 jumlah ini berasal dari aktiva lancar sebesar Rp.
50
2.701.671.032,58 aktiva tetap Rp. 308.720.925,21 dan dari aktiva lainnya
sebesar Rp. 1.112.305.855,29. Total Pasiva yang dimiliki oleh PT. Sinar
Karya Cahaya Gorontalo pada tahun tersebut mengalami kenaikan menjadi
sebesar Rp. 4.122.697.812,08. Jumlah ini berasal dari hutang lancar sebesar
Rp. 1.908.964.679,30. Dan dari modal sebesar Rp. 2.213.733.132,28.
Neraca tahun 2006 besarnya total Aktiva yang dimiliki oleh PT. Sinar
Karya Cahaya Gorontalo adalah sebesar Rp. 5.346.035.607,05 jumlah ini
berasal dari aktiva lancar sebesar Rp. 1.781.025.240,55 aktiva tetap Rp.
252.84.102,21 dan dari aktiva lainnya sebesar Rp. 3.312.126.264,29.
Besarnya Total Pasiva yang di miliki oleh perusahaan pada tahun inipun
mengalami kenaikan menjadi sebesar Rp. 5.346.035.607,05. Jumlah ini
berasal dari hutang lancar sebesar Rp. 2.594.941.242,95. Dan dari modal
sebesar Rp. 2.751.094.364,10.
Neraca tahun 2007 besarnya total Aktiva yang dimiliki oleh PT. Sinar
Karya Cahaya Gorontalo adalah sebesar Rp. 9.945.234.821,11 jumlah ini
berasal dari aktiva lancar sebesar Rp. 4.454.113.686,61 aktiva tetap Rp.
776.087.193,21 dan dari aktiva lainnya sebesar Rp. 4.715.033.941,29.
Besarnya Total Pasiva yang di miliki oleh perusahaan pada tahun ini juga
mengalami kenaikan menjadi Rp. 9.945.234.821,11. Jumlah ini berasal dari
hutang lancar sebesar Rp. 6.347.857.802,11. Dan dari modal sebesar Rp.
3.597.377.019,00.
51
Nearca tahun 2008 besarnya total Aktiva yang dimiliki oleh PT. Sinar
Karya Cahaya Gorontalo adalah sebesar Rp. 10.207.487.925,99 jumlah ini
berasal dari aktiva lancar sebesar Rp. 4.182.413.147,00 aktiva tetap Rp.
2.092.694.247,70 dan dari aktiva lainnya sebesar Rp. 3.932.380.531,29.
Besarnya Total Pasiva yang di miliki oleh perusahaan pada tahun ini
mengalami peningkatan menjadi Rp. 10.207.487.925,99. Jumlah ini berasal
dari hutang lancar sebesar Rp. 6.241.852.537,53. Dan dari modal sebesar Rp.
3.965.635.38,47.
Sedangkan laporan laba rugi periode 2004-2008 pada PT. Sinar Karya
Cahaya Gorontalo dapat dilihat pada tabel laporan laba rugi tahun 2004-2008
di yang bisa dilihat di lampiran
laporan rugi laba tahun 2004 pad lampiran 2 besarnya penghasilan
proyek yang diperoleh PT. Sinar Karya Cahaya Gorontalo adalah sebesar Rp.
6.425.932.416,00 yang dikurangi dengan harga pokok penjualan Rp.
5.673.010.651,85 maka besarnya laba kotor proyek sebesar Rp.
752.921.764,15. Kemudian ditambah dengan pendapatan lain-lain sebesar Rp.
19.126.834.,17 sehingga total penghasilannya sebesar Rp. 772.04.598,32.
Kemudian dikurangi dengan biaya lain-lain sebesar Rp. 718.921.546,04. Jadi
laba bersih tahun 2004 sebesar Rp. 53.127.052,28.
Laporan rugi laba tahun 2005 yang terlihat pada lampiran 3
penghasilan proyek yang diperoleh perusahaan kembali mengalami
peningkatan menjadi Rp. 18.595.433.800,00 yang dikurangi dengan harga
52
pokok penjualan sebesar Rp. 16.511.141.682,51 maka besarnya laba bruto
sebesar Rp. 2.04.292.117,49. Kemudian dikurangi kembali dengan Biaya
lain-lain Rp. 858.153.522,84 sehingga menghasilkan laba perusahaan tahun
2005 meningkat sebesar Rp. 1.226.138.594,65.
Laporan rugi laba tahun 2006 pada lampiran 3 penghasilan proyek
yang diperoleh perusahaan mengalami penurunan menjadi Rp.
11.038.249.465,00 yang dikurangi dengan harga pokok proyek Rp.
8.564.682.159,55 maka besarnya laba kotor proyek sebesar Rp.
2.473.567.309,45. Kemudian ditambah dengan pendapatan jasa giro sebesar
Rp. 22.251,24 sehingga laba kotor sebesar Rp. 2.473.589.556,69. Setelah itu
dikurangi dengan biaya lain-lain sebesar Rp. 1.681.466.428,37. Jadi laba
perusahaan tahun 2006 menurun sebesar Rp. 792.123.128,3.
Laporan rugi laba tahun 2007 pada lampiran 4 penghasilan proyek
yang diperoleh perusahaan mengalami peningkatan sebesar Rp.
14.357.046.350,00 yang dikurang dengan PPN biaya proyek Rp.
1.305.186.030,00 maka besarnya besarnya penghasilan usaha sebesar Rp.
13.051.860.320,00. Kemudian dikurangi kembali dengan harga pokok proyek
sebesar Rp. 11.275.223.964,58 sehingga laba bruto sebesar Rp.
1.776.636.355,42. Setelah itu dikurangi dengan biaya lain-lain sebesar Rp.
772.886.350,52. Jadi laba perusahaan tahun 2007 mengalami peningkatan
sebesar Rp. 1.003.750.004,90.
53
Laporan rugi laba tahun 2008 pad lampiran 4 penghasilan proyek
yang diperoleh perusahaan mengalami penurunan pendapatan menjadi
Rp. 6.630.616.700 yang dikurangi dengan PPN biaya proyek sebesar Rp.
602.783.338,00 jadi penghasilan usaha sebesar Rp. 6.027.833.362,00
dikurangi dengan harga pokok proyek Rp. 4.474.368.327,00 maka
besarnya laba kotor proyek sebesar Rp. 1.553.465.035,00. Kemudian
dikurangi dengan biaya lain-lain Rp. 1.002.261.113,93 sehingga laba
perusahaan tahun 2008 mengalami penurunan sebesar Rp.
551.203.321,07. Pada PT Sinar Karaya Cahaya laba yang dihasilkan laba
setiap tahunnya mengalami penurunan dan kenaikan namun laba yang
paling rendah adalah tahun 2004. Itu dikarenakan dengan penghasilan
proyek yang sedikit di tambah biaya yang kurang lebih sama dengan
tahun yang lain. Lapaoran Keuangan Sinar Karya Cahaya Gorontalo yang
di sajikan sebagaimana yang trlampir.
PT Sinar Karya Cahaya merupakan perusahaan besar yang memiliki aktiva
besar yang sangat menyerap modal jadi dalam hal ini dalam penggaran modal atau
capital budgeting merupakan alternativ penanaman modal serta pemilihan dan
penyeleksian investasi yang akan dianggarkan untuk mengharapkan keuntungan
diamasa yang akan datang yang lebih dari satu tahun.PT Sinar Karya Cahaya
memiliki beberapa investasi yang dianggarakan dari modal yang cukup besar. Dari
beberapa investasi yang di anggarkan berikut adalah investasi yang termasuk dalam
penggaran modal pada PT Sinar Karya Cahaya.
54
Tabel 1daftar investasi pada PT Sinar Karya Cahaya gorontalo
dalam 5 tahun berjalan
INVESTASI HARGA PEMBELIAN Depresiasi
tahun 2004 s/d 2008 2004 2005 2006 2007 2008
KENDARAAN .P 2.156.160.557 1
6.347.449
12.241.185
9.171.189
38.123.543
134.840.230
ALAT PROYEK 273.784.870
956.434 681.417
3.136.062
2.352.047
1.764.035
ALAT BERAT 3.683.058.514 5
1.234.634
50.463.602
37.847.776
28.385.832
21.289.374
TOTAL INVESTASI 6.113.003.941
68.538.517
63.386.204
50.155.027
68.861.422
157.893.639
Menurut tabel 1 dapat digambarkan PT Sinar Karya Cahaya memiliki
investasi yang besar yaitu kendaraan sebesar Rp 2.156.160.557, alat proyek
sebesar Rp 273.784.870 dan alat besar sebesar Rp 3.683.058.514.
kendraan proyek Pt sinar karya terdiri dari dump truck, truck colt, truck colt
diesel, jet star, dt Nissan, dt puso,Jeep hardtop, pic up, mobil kijang. Dan alat
proyek terdiri dari pompa air, mesin stamper, mesin melon, mesin las dan
jenis mesin lainya yang berhunungand engan proyek. Sedangkan alat berat PT
Sinar Karya Cahaya terdiri dari : bulldozer, excavator, loader, road rolles
wals, tractor, asphalt spyayer, greader, vibrating srint, dengan berbagai tipe
dan keluaran.
2. Analisis data
Data yang akan dianlisa dalam laporan keuangan PT Sinar Karya
Cahaya merupakan investsi yang terdiri dari 3 investasi seperti kendraan
55
proyek, alat proyek dan alat berat yang menggunakan alat hitung atau
metode yang ada pada analisa capital budgeting.
a) Kendraan proyek
Kendaraan proyek pada sinar karya cahaya cukup banyak karena
PT Sinar Karya Cahaya bergerak dibidang kontraktor dari tabel 1 dapat
dilihat investasi yang ada pada kendaraan proyek sebesar Rp
2.156.160.557 dan aliran kas atau cashflow dari kendaraan proyek adalah
sebagai berikut:
Tabel 2 cashflow kendaraan pyoyek 5 tahun berjalan
TAHUN EAT DEPRESIASI EAT + D
2004 Rp 53.127.052,28 16.347.4
49 69.474.501,28
2005 Rp1.226.138.594,65 12.241.1
85 1.238.379.779,65
2006 Rp 792.123.128,32 9.171.1
89 801.294.317,32
2007 Rp1.003.750.004,90 38.123.5
43 1.041.873.547,90
2008 Rp 551.203.321,07 134.840.2
30 686.043.551,07
Menurut tabel 2 cashflow yang dihasilkan tahun 2004 sebesar Rp
69.474.501,28 hasil ini berasal dari penjumlahan antara EAT sebesar
Rp 53.127.052,28 dan depresiasi sebesar Rp 16.347.449, tahun 2005
56
casflow yang dihasilakan sebesar Rp 1.238.379.779,65 hasil ini berasal
dari hasil penjumlahan antara EAT sebesar Rp1.226.138.594,65 dengan
depresiasi sebesar Rp 12.241.185, tahun 2006 casflow yang dihasilkan
sebesar Rp 801.294.317,32 hasil ini berasal dari penjumlahan antara EAT
sebesar Rp 792.123.128,32 dengan depresiasi sebesar Rp 9.171.189, pada
tahun 2007 casflow yang dihasilkan adalah Rp 1.041.873.547,90 hasil
ini berasal dari penjumlahan EAT sebesar Rp1.003.750.004,90 dengan
depresiasi sebesar Rp 38.123.543. dan tahun terakhir yaitu 2008 cashflow
yang dihasilkan adalah sebesar Rp 686.043.551,07 .
Dari pembahasan diatas dapat dicari analisa data dengan alat atau
metode capital budgeting sebagai berikut :
a. Pay back Method
Investasi
Pay back period =
Kas masuk bersih
Dari rumus yang tampak analisa investasi kendaraan proyek dengan alat
analisa payback period penyeleainnya adalah sebagai berikut :
57
Karena depresiasi PT Sinar Karya Cahaya setiap tahun berbeda beda maka
payback period maka harus di cari dari tahun ketahun.seperti yang tampak pada
perhitungan berikut :
INVESTASI Rp 2.156.160.557
tahun 1 Rp 69.474.501 Rp 2.086.686.056
tahun 2 Rp 1.238.379.780 Rp 848.306.276
tahun 3 Rp 801.294.317 Rp 47.011.958,75
tahun 4 Rp 1.041.873.547,90
JADI PBP = 3 tahun + Rp 47.011.958,75
x 1 tahun = 3 tahun Rp 1.041.873.547,90
Perhitungan payback period kendraan yang menghasilkan payback period
selama 3 tahun menunjukan bahwa modal yang diinvestasikan dalam kendaraan
proyek akan dapat tertutup selama 3 tahun tahun pertama akan tertutup sebanyak
Rp 69.474.501, tahun kedua sebesar Rp 1.238.379.780 dan tahun akan tetutup
sebesar Rp 801.294.317 dan investasi dari kendaraan proyek ini adalah sebesar Rp
2.156.160.557.
b. Present Value Method
NPV = present value dari arus kas operasi – pengeluaran kas neto awal
Untuk mencari net present value dengan rumus present value dari arus kas
operasi dikurangi pengeluaran kas neto penyelesainnya adalah sebagai berikut
58
Tabel 3. Present value of casflow dengan r = 12 %
TAHUN
CASHFLOW DISCOUNT
FAKTOR PRESENT VALUE R = 12 % OF CASHFLOW
2004 Rp 69.474.501,28 0,893 Rp 62.040.729,64
2005 Rp 1.238.379.779,65 0,797 Rp 986.988.684,38
2006 Rp 801.294.317,32 0,712 Rp 570.521.553,93
2007 Rp 1.041.873.547,90 0,636 Rp 662.631.576,46
2008 Rp 686.043.551,07 0,567 Rp 388.986.693,46
Total present value of cashflow Rp 2.671.169.237,88
PV of investment Rp 2.156.160.557,00
NET PRESENT VALUE Rp 515.008.680,88
Menurut tabel 3 present value of cashflow sebesar Rp 62.040.729,64 hasil ini
berasal dari perkalian anatara cashflow sebesar Rp 69.474.501,28 dengan r 0,893, pada
tahun 2005 menghasilkan PV of casflow sebesar Rp 986.988.684,38 hasil ini berasal dari
perkalian antara cashflow sebesar Rp 1.238.379.779,65 dengan r 0,797, tahun 2006
PV of casflow sebesar Rp 570.521.553,93 hasil ini berasal dari perkalian antara
cashflow sebesar Rp 801.294.317,32 dengan r 0,712, tahun 2007 PV of casflow sebesar
Rp 662.631.576,46 hasil ini berasal dari perkalian antara cashflow sebesar
Rp 1.041.873.547,90 dengan r 0,636 dan tahun terakhir tahun 2008 menghasilakan PV
of casflow sebesar Rp 388.986.693,46 dengan r 0,567, sehingga mendapatkan total
present value of cashflow sebesar Rp 2.671.169.237,88, dengan PV of investment
sebesar Rp 2.156.160.557,00 selisih antara total PV of casflow dan PV of invesmen
merupakan Hasil dari NET PRESEN VALUE dengan hasil sebesar
Rp 515.008.680,88. Menurut pembahasan dari tabel 3 maka penggaran modal yang
diinvestasikan pada kendaarn proyek dinyatakan layak karena menurut analisa NPV
investasi ini memiliki NPV positive sebesar Rp 515.008.680,88.
59
c. Metode profitability indeks
Nilai tunai penerimaan sesudah investasi awal
PI =
Investasi awal
Untuk menghasilkan profitability indeks mengacu pada hasil net present
value kendaraan pada tabel 3 penyelesainnya adalah sebagai berikut :
PI =PV of Cashflow
Investasi
= Rp 2.671.169.237,88 Rp 2.156.160.557,00
= 1,24 Dari perhitungan PI mengahasilakan profitability indeks sebesar 1,24 ini
berasal dari pembagain antara PV of Cashflow sebesar Rp 2.671.169.237,88
dengan investasi sebesar Rp 2.156.160.557,00. Jadi dari hasil diatas bisa
menggambarkan bahwa profitability indeks dengan investasi kendarran proyek
ini dikatakan layak, karena hasilnya lebih dari 1.
b). Alat proyek
Alat proyek di PT Sinar Karya Cahaya berupa mesin mesin. Investasi ini
berjumlah Rp 273.784.870 bisa dilihat dalam tabel 1 bila dihitung dengan
menggunakan aalat analisa capital budgeting harus mengunakan aliran kas atau
cashflow yaitu sebgai berikut :
60
Tabel 4. Cashflow dari alat proyek
T AHUN EAT DEPRESIASI EAT + D 2004 Rp 53.127.052,28 956.434 Rp 54.083.486,28
2005 Rp 1.226.138.594,65 681.417 Rp 1.226.820.011,65
2006 Rp 792.123.128,32 3.136.062 Rp 795.259.190,32
2007 Rp 1.003.750.004,90 2.352.047 Rp 1.006.102.051,90
2008 Rp 551.203.321,07 1.764.035 Rp 552.967.356,07
Menurut tabel 4 dapat dilihat aliran kas atau cashflow pada tahun pertama
sebesar Rp 54.083.486,28 tahun kedua sebesar Rp 1.226.820.011,65, tahun ke
tiga sebesar Rp 795.259.190,32, tahun keempat sebesar Rp 1.006.102.051,90 dan
tahun kelima sebesar Rp 52.967.356,07. Cashflow atau aliran kas ini didapat dari
hasil penambahan antara EAT tahun 2004 sebesar Rp 53.127.052,28, tahun 2005
sebesar Rp 1.226.138.594,65, tahun 2006 sebesar Rp 792.123.128,32, tahun
2007 sebesar Rp 1.003.750.004,90 dantahun2008 sebesar Rp 551.203.321,07 atau
laba bersih setelah pajak dengan Penyusutan atau Depresiasi dari investasi itu
sendiri.
Dari tabel diatas Jika dicari dalam analisis capital budgeting adalah sebagai
berikut :
a. Pay back period
Dari cashflow diatas dapat di cari pay back period adalah sebagai berikut :
investasi 273.784.870
tahun 1 Rp 54.083.486,28
219.701.383,72
61
tahun 2 Rp 1.226.820.011,65
jadi pay back period = 1tahun + 219,701,383.72 = 1.1Rp 1,226,820,011.65
Jadi pay back period dalam hal ini sangat efisien karena dalam waktu
setahun sebulan bisa dikembalikan investasi yang ada.itu terlihat dari hasil
Payback period yang hanya 1,1 artinya dalam waktu setahun sebulan investasi
yang ada bisa mengembalikan modal dalam waktu yang singkat.
b. Metode net present value
metode net present value dengan rumus
NPV = present value dari arus kas operasi – pengeluaran kas neto awal
Tabel 5 cashflow dari alat proyek dengan r 12 %
TAHUN CASHFLOW DF / r 12% P VALUE OF CASFLOW2004 Rp 54,083,486.28 0.893 Rp 48,296,553.25 2005 Rp 1,226,820,011.65 0.797 Rp 977,775,549.29
2006 Rp 795,259,190.32 0.712 Rp 566,224,543.51 2007 Rp 1,006,102,051.90 0.636 Rp 639,880,905.01
2008 Rp 552,967,356.07 0.567 Rp 313,532,490.89 Total PV of casflow Rp 2,545,710,041.94
Pv of investment 273,784,870
NPV Rp 2,271,925,171.94
62
Menurut tabel 5 PV of Cashflow tahun 2004 sebesar Rp 48,296,553.25
hasil ini berasal dari perkalian antara casflow 54,083,486.28 dengan r 0.893, PV of
cashflow tahun 2005 sebesar Rp 977,775,549.29 hasil ini berasal perkalian anatara r
0.797,dengan Cashflow Rp 1,226,820,011.65, PV of cashflow tahun 2006 sebesar Rp
566,224,543.51 hasil ini berasl dari perkalian antara r 0.712 casflow sebesar
Rp 795,259,190.32, tahun 2007 PV of cashflow sebesar Rp 639,880,905.01 hasil
berasal dari perkalian antara r 0.636 dengan cashflow Rp 1,006,102,051.90, dan tahun
terakhir tahun 2008 menghasilkan PV of Cashflow Rp 313,532,490.89 dengan r 0.567
dari hasil pembahasan bisa dihasilkan present value pada alat proyek ini adalah Rp
2,271,925,171.94 hasil ini berasal dari selisih antara total PV of Cashflow
sebesar Rp 2,545,710,041.94 dengan investasi sebesar Rp 273,784,870 ini bisa
dikatakan bahwa investasi ini sangat layak karena mendapatkan NPV positive.
c. Metode frofitabiliy indeks
Nilai tunai penerimaan sesudah investasi awal
PI =
Investasi awal
Dilihat dari rumus net present value dapat dicari pi adalah sebagai
berikut :
PI = Rp 2,545,710,041.94 = 9.2 273,784,870
63
Dari perhitaungan profitability indeks bisa diketahui sebesar 9,2 hasil ini
diperoleh dari pembagian antara PV of Cashflow sebesar Rp 2,545,710,041.94
dengan investasi sebesar Rp 273,784,870. jadi investasi ini sangat layak karena
sudah lebih dari satu dan ini bisa diasumsikan bahwa investasi ini sangat
menguntungkan.dilihat dari frofitability indeks yang menghasilkan 9,2.
1. Alat Berat
Alat berat di PT sinar Karya Cahaya sangatlah banyak menyerap aktiva
sebesar Rp 3,683,058,514 jika di cari dengan metode capital budgeting harus
memiliki cashflow sebagai berikut :
Tabel 6. Cashflow alat berat
TAHUN EAT DEPRESIASI EAT + D
2004 Rp 53,127,052.28 51,234,634 Rp 104,361,686.28
2005 Rp 1,226,138,594.65 50,463,602 Rp 1,276,602,196.65
2006 Rp 792,123,128.32 37,847,776 Rp 829,970,904.32
2007 Rp 1,003,750,004.90 28,385,832 Rp 1,032,135,836.90
2008 Rp 551,203,321.07 21,289,374 Rp 572,492,695.07
Cashflow diatas untuk mencari analisis capital budgeting pada alat besar
analisisnya adalah sebagai beikut :
a. Pay back period
Investasi
Pay back period =
Kas masuk bersih
64
Untuk mencari pay back period harus dihitung sebagai berikut :
3,683,058,514
tahun 1 Rp 104,361,686.28 3,578,696,827.72
tahun 2 Rp 1,276,602,196.65 2,302,094,631.07
tahun 3 Rp 829,970,904.32 1,472,123,726.75
tahun 4 Rp 1,032,135,836.90 439,987,889.85
tahun 5 Rp 572,492,695.07
Jadi PBP = 4tahun + 439,987,889.85
= 4.7 Rp 572,492,695.07
Jadi payback period pada investasi ini diperoleh 4,7 artinya investasi ini
bisa di kembalikan dalam waktu 4 tahun 7 bulan. Dan dalam waktu itu modal
investasi dapat dikembalikan. PT Sinar karya Cahaya depreiasinya tidak sama
setiap tahunnya maka payback periodnya dicari dari tahun ketahun. Dengan
tahun pertama dapat menutupi initial investment sebesar Rp 104,361,686.28
tahun kedua sebesar Rp 1,276,602,196.65, tahun ketiga bisa menutupi sebesar
Rp 829,970,904.32 dan tahun keempat adalah sebesar Rp 1,032,135,836.90.
sedangkan total investasi adalah sebesar Rp 3,683,058,514
b. Metode net present value
NPV = present value dari arus kas operasi – pengeluaran kas neto awal
Net present value dapat dicari sebagai berikut :
65
Tabel 7. PV of Cashflow dengan DF atau r 12 %
TAHUN CASHFLOWDISCOUNT
FACTORIAL PV of CASHFLOW2004 Rp 53,127,052.28 0.893 Rp 47,442,457.69 2005 Rp 1,226,138,594.65 0.797 Rp 977,232,459.94 2006 Rp 792,123,128.32 0.712 Rp 563,991,667.36 2007 Rp 1,003,750,004.90 0.636 Rp 638,385,003.12
2008 Rp 551,203,321.07 0.567 Rp 312,532,283.05 TOTAL PV OF CASHFLOW Rp 2,539,583,871.15
Total investment 3,683,058,514
NPV Rp (1,143,474,642.85)
Jadi dari hasil diatas dapat dilihat npvnya adalah kurang layak. Karena
mendapatkan hasil yang negative. Karena penilaian investasi layak dantidknya
ada pad positive atau negative dari NPV yang dihasilakan.
c. Metode PI
Metode profitability indeks akan didapat setelah mendapatkan net present
value maka perhitungannya adalah sebgai berikut :
Nilai tunai penerimaan sesudah investasi awal
PI =
Investasi awal
PI = Rp 2,539,583,871.15 = 0.68 3,683,058,514
66
Jadi PI yang dihasilakan hanya 0,68. hasil ini berasal dari pembgian antara
PV of cashlow sebesar Rp 2,539,583,871.15 dengan investasi sebesar
Rp 3,683,058. Jadi bisa disimpulkan bahwa profitability indeks pada alat proyek ini
kurang layak karena nilainya tidak mencapai 1.
B. Pembahasan
Dari berbagai analisa diatas dapat digambarkan bahwa seperti yang terlihat
pada Tabel 8 sebagai berikut :
Tabel 8 pebandingan seluruh investasi dengan 3 metode capital budgeting
INVESTASI METODE YANG DIGUNAKAN
PAYBACK PERIOD NPV DENGAN DF 12 % PI
Kendaraan proyek 3 tahun Rp 515.008.680,88 1,124
Alat proyek 1tahun 1 bulan Rp 2.271.925.172 9,2
Alat besar 3 tahun 7 bulan Rp (1.143.474.643) 0,68
Menurut table 8 dari tiga investasi yang ada yang diukur dengan 3 analisa
metode yang ada pada capital budgeting. Bisa dilihat bahwa anggaran modal
yang di investasikan pada kendraan proyek dengan menggunakan metode payback
period menghasilkan jangka waktu 3 tahun, dengan menggunakan metode NPV
menghasilkan dengan diskon faktorial 12 % adalah sebesar Rp 515.008.680,88
positiv dan profitability indeks diperoleh sebesar 1,124. Sedangkan pada investasi
alat proyek yang dihitung dengan analisa payback period diperoleh 1,1 tahun dan
net present value sebesar Rp 2.271.925.172 positiv dan profitability indeks
67
diperoleh adalah 9,2. Dan pada investasi alat berat memperoleh payback period 4
tahun 7 bulan dan net present value sebesar Rp (1.143.474.643) negativ dan
profitbility indeks 0,68.
a. Kendaraan proyek
Dari tabel 8 dapat di gambarkan bahwa kendraan proyek bila dilihat dari
analisa payback period dapat dilihat bahwa modal yang dipakai dalam
investasi dapat dikembalikan dalam jangka waktu 3 tahun dengan net present
value sebesar Rp15.008.680,88 positiv ini menandakan bahwa proyek ini
mendapat keuntungan atau layak ini mengacu pada usulan usulan proyek
akan dapat diterima.
NPV > 0 artinya NPV yang lebih besar atau sama dengan nol menunjuk
kepada suatu keadaan dimana hasil yang diperoleh adalah lebih besar atau
sama dengan rate of return minimum yang sudah ditetapkan proyek NPV
yang lebih kecil dari nol tifak dapat diterima karena hasil yang diperoleh
berarti lebih kecil dari biaya modal atau cost of capital yang sudah ditetapkan.
Jadi untuk kendaraan ini karena hasilnya lebih dari nol atu positive maka
proyek ini dinyatakan layak.layak atau tidknyapun bisa diukur dari
profitability indeks karena kendraan ini dianalisa mendapatkan profitability
indeks sebesar 1,124 proyek ini dikatn layak jika dianalisa dengan
Profitability indeks karna hasilnya lebih dari satu. Jadi pt sinar karaya cahaya
dalam hal ini dalam kendraan proyek sudah bisa menguntung dari hasil
analisa diatas.
68
b. Alat proyek
Dari analisa dan dari tabel 8 dapat digambarkan bahwa investasi yang
satu ini tidak banyak menyerap modal karena dianalisa dengan mengunakan
payback period bahwa investasi ini pengembalian modalnya sangat singkat
karena hasilnya yang didapatkan hanya 1 tahun 1 bulan. modal akan kembali
mengingat alat proyek ini masih bisa dibilang murah dari investasi yang lain.
Dan NPVnya menghasilkan Rp 2.271.925.172 yang terlihat begitu besar
haslinya dari NPV investasi yang lain dan PInya hasilnya adalah 9,3 ini
menggambarkan bahwa jika perusahaan menganggarkan alat proyek ini
modal tidak akan terserap dengan banyak dan bisa kembali keuntungnya
diwaktu yang singkat dan nilai sekarang serta profitabilitynya sangat layak
untuk penggaran investasi.
c. Alat berat
Alat besar ini sangat menyerap modal dan memperkecil laba karena alat
berat ini harganya cukup mahal bisa dilihat dari harga perolehnaya yang
mencapai 3 milyard namun dari table 8 jika dianalisa dengan menggunakan
metode payback period pengembalian modalanya atau dalam jangka waktu 3
tahun 7 bulan, alat berat ini adalah investasi yang paling lama
pengmebaliannya dari investasi yang lain. Dan NPVnya dengan diskon
factorial 12 % hanya menghasilkan mines itu artinya alat berat ini kurang
69
layak jika terlalu banyak dianggarkan itu bisa saja menguras kas modal yang
ada. Sendangkan PInya hanya menghasilakn 0,68. Dan dinyatakan kurang
layak dari analisis yang ada. Dikatakn tidak layak karen investasi ini sangat
besar mencapai 3 milyard yang menyerap modal.
Dari analisa diatas dapat dibandingkan bahwa alat beratlah yang tidak
layak dalam penganggaran modal karena memiliki nilai yang minim dan tidak
layak dalam penganggaran modal seperti yang tampak pada analisa NPV dan
PI. Karena investasi ini sangat besar dalam penganggaran investasinya.
Dalam hal ini alat berat bukan tidk layak dalam anggaran investasi namun
penggaran terhadap alat berat kurang dipertimbangkan dengan baik dan
kurang diangarkan dengan baik. PT Sinar Karya Cahaya kurang
memperhatikan cashflow sehingga dalam penganggaran modal terhadap alat
berat kurang dipertimbangkan dengan baik dan kurang memperhatikan
pembelian alat berat.
Dari ketiga metode analisis capital budgeting yang di gunakan yaitu
metode payback period, metode NPV dan PI dapat dilihat dalam tabel
perbandingan antara ketiga investasi yang dinilai dapat dilihat bahwa alat
berat yang tidak layak dalam penganggaran modal. Dari hipotesis yang
diajukan adalah jawaban sementara adalah capital budgeting sebagai alat
pengambilan keputusan tepat jika diterapkan pada PT Sinar Karya Cahya.
Ini terlihat dari analisa data yang bisa menjawab bahwa jika diterapkanya alat
analisis capital budgeting PT Sinar Karya Cahaya akan bisa lebih melihat
investasi mana yang akan dipilih.
70
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
PT Sinar Karya Cahaya merupakan perusahaan yang besar yang
memiliki investasi yang cukup besar dan harus jeli dalam menggarkan modal
dari hasil temuan penulis ada salah satu investasi yang tidak layak itu adalah
ala berat dalam hal ini PT Sinar Karya Cahaya tidak mempertimbangkan
penggaran modalnya sehingga mengakibatkan NPVnya anjlok serta
pengembalian modalnya cukup lama. Jadi dari kesimpulanya bisa penulis
71
ambil keputusan bahwa alat besar merupakan yang paling minim hasilnya
atau keuntungannya kurang memuaskan, jadi PT Sinar Karya Cahaya
membeli alat berat untuk proyek ini harus dipertimbangkan dengan matang
dan harus dengan analisa cashflow atau aliran kas agar bisa dilihat apa yang
bisa investasi bisa ditambah atau tidak. Sehingganya PT Sinar Karya Cahaya
tidak serta merta harus membeli alat berat yang baru jika proyek yang akan
dikerjakan tidak terlalu bisa menghasilkan keuntungkan dan perlu
memperhitungkan bajet yang akan dikeluarkan untuk mengais laba. PT Sinar
Karya Cahaya bisa mengunakan sewa ataupun memodifikasi lebih bagus alat
lama dengan tidak harus membeli yang baru. PT Sinar Karya Cahaya bisa
juga menggarkan modal dengan cara memilih investasi mana yang lebih perlu
digunakan atau dianggarkan.pembelian alat baru bisa dilakukan namun harus
dengan mengnalisa keuangan terutama cashflow atau aliran kas yang ada.
Capital budgeting ini berfungsi untuk mengukur tingkat kelayakan investasi
yang akan diputuskan untuk dibeli yang akan digunakan dalam proyek.
Dari hasil pembahasan diatas dapat disimpulakan bahwa capital
budgeting merupakan analisa yang bisa mengambarkan investasi mana yang
harus diambil dan digugurkan dan bisa menggambarkan laba yang akan
diperoleh selama investasi itu ada. Karena keputusan penggaran modal
mempunyai dimensi waktu yang sangat panjang sehingga keputusan yang
diambil harus mempertimbankan dengan baik. Dan menghirung keseluruhan
proses perencanaan dan pengambilan keputusan mengenai pengeluaran dana
dan waktu kemabalian dana.
72
Capital budgeing ini jika diterapkan di PT sinar Karya Cahaya sangat
tepat karen lebih terarah mana yang akan di anggarkan terlebih dahulu dan
mana yang mesti ditunda atau digugurkan serta dapat memperhitungkan
keuntungan atau laba yang dihasilkan, serta keputusan yang akan dimabil
dalam penggaran modal tidak merugikan perusahaan apabila proyek yang
diperoleh kecil.
B. Saran.
Penulis mengemukakan saran untuk perusahaan kontraktor PT Sinar Karya
Cahaya adalah sebagai berikut :
1. PT Sinar Karya Cahaya perlu menerapak penilaian investasi dengan
analisis capital budgeting untuk bisa melihat perputaran kas dan bisa
meliahat berapa keuntungan yang diperoleh dari investasi yang dibeli
dan bisa memberikan gambaran berapa lama modal akan kembali dari
investasi yang ada.
2. PT Sinar Karya Cahaya hendakanya tidak langsung mengambil
keputusan dalama pengaggaran investasi pada alat besar, sebaikanya
utuk proyek yang lebih kecil agar penggarannya untuk alat berat
sebaiknya dilakukan modifikasi atau diperbaiki tidak serta merta
membeli barang baru. Dan penggarannya harus dipertimbangkan.
3. PT sinar karya cahaya yang bergerak dibidang kontraktor ini
hendaknnya menghitung melalui proses analisa yang sistematis untuk
penggaran modal.
73
DAFTAR PUSTAKA
Atmaja, Setia L, (1999), Manajemen Keuangan, Edisi Kedua. Andi Offset
Yogyakarta.
Harris, Milton and Artur Raviv, (1991),”The Theory of Capital Stucture”,
American Bussines Review, June : 129-132.
Husnan Suad, (1996), Manajemen Keuangan Teori dan Penerapan, Edisi
Keempat, BPFE, Yogyakarta.s
Kuncoro, Mudrajad, (2001), Metode Kuantitatif Teori dan Aplikasi Untuk Bisnis
dan Ekonomi, Edisi Pertama, Percetakan AMP YKPN, Yogyakarta.
Riyanto Bambang, (1990), Dasar-dasar Pembelanjaan, Yayasan Badan Penerbit
Gajah Mada.
74
Sartono Agus, Ragil sriharto, (1999), “Faktor-faktor Penentu Struktur Modal
Perusahaan Manufaktur diIndonesia”, Sinergi Vol 2 No.2.
Sartono, R.Agus, (1990), Manajemen Keuangan, Edisi Ketiga, BPFE,
Yogyakarta.
Sutrisno, (2000), Manajemen Keuangan (Teori, Konsep dan Aplikasi), Ekonisia,
Yogayakarta.
Weston, J. Fred, Eugene F.Brigham, (1990), Manajemen Keuangan Edisi
Sembilan, Penerbit Erlangga, Jakarta.