USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA … · PKM-T Diusulkan oleh: Ketua : Fuad Anshari...
Transcript of USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA … · PKM-T Diusulkan oleh: Ketua : Fuad Anshari...
USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
DESAIN DAN RANCANG BANGUN ALAT PIROLISIS ASAP CAIR
SKALA PILOT PLANT MENGGUNAKAN BAHAN BAKU CANGKANG
KELAPA SAWIT (Elaeis guinensis Jack) UNTUK KOAGULASI LATEKS
KARET (Havea bresiliensis) YANG RAMAH LINGKUNGAN
BIDANG KEGIATAN :
PKM-T
Diusulkan oleh:
Ketua : Fuad Anshari (E1F108026/2008)
Anggota : Iwan Tri Yuliantana (E1F108068/2008)
Lidya Lisnasari (E1F109032/2009)
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2010
HALAMAN PENGESAHAN USULAN PROGRAM KREATIVITAS
MAHASISWA
1. Judul Kegiatan : Desain dan Rancang Bangun Alat Pirolisis Asap Cair Skala
Pilot Plant Menggunakan Bahan Baku Cangkang Kelapa
Sawit (Elaeis guinensis Jack) untuk Koagulasi Lateks
Karet (Havea bresiliensis) yang Ramah Lingkungan
2. Bidang Kegiatan : PKM Penerapan Teknologi
3. Bidang Ilmu : Teknologi dan Rekayasa
4. Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Nama Lengkap : Fuad Anshari
b. NIM : E1F108026
c. Program Studi : Teknologi Industri Pertanian
d. Universitas : Universitas Lambung Mangkurat
e. Alamat Rumah : Jl. A. Yani Km. 36 Gg. Purnama 2 no. 41
Banjarbaru (72011) HP. 081952797173
f. Alamat email : [email protected]
5. Anggota Pelaksana Kegiatan : 2 orang
6. Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap dan Gelar : DR. Rini Hustiany STP, M.Si
b. NIP : 19710524 199512 2 001
7. Biaya Kegiatan : Rp. 10.000.000
8. Jangka Waktu Pelaksanaan : 5 bulan
Banjarbaru, Oktober 2010
Menyetujui,
Ketua P.S. Teknologi Industri Pertanian Ketua Pelaksana Kegiatan,
Universitas Lambung Mangkurat,
Hj. Ir. Tanwirul Millati, MP Fuad Anshari
NIP. 19620530 198903 2 002 NIM. E1F108026
Pembantu Rektor III Dosen Pendamping,
Universitas Lambung Mangkurat,
Ir. H. Hamdani, MS DR. Rini Hustiany,STP, M.Si
NIP. 19591218 198703 1 003 NIP. 19710524 199512 2 001
ii
A. JUDUL PROGRAM
Desain dan Rancang Bangun Alat Pirolisis Asap Cair Skala Pilot Plant
Menggunakan Bahan Baku Cangkang Kelapa Sawit (Elaeis guinensis Jack) untuk
Koagulasi Lateks Karet (Havea bresiliensis) yang Ramah Lingkungan
B. LATAR BELAKANG MASALAH
Daerah Kalimantan Selatan kaya akan perkebunan karet, tanaman ini
merupakan komoditas tanaman perkebunan yang banyak dibudidayakan.
Pengembangan komoditas karet di Kalimantan Selatan relatif cukup pesat. Pada
akhir tahun 2009 telah mencapai areal tanam seluas 218.048 Ha. Terbagi dalam
tiga pola pengusahaan: (1) Perkebunan rakyat sebesar 191.975 Ha (88,04%), (2)
perkebunan besar negara (PBN) sebesar 13.879 Ha (6,36%) dan (3) perkebunan
besar swasta (PBS) sebesar 12.194 Ha (5,6%) (Dinas Perkebunan Provinsi Kal-
Sel, 2009).
Petani karet, terutama perkebunan rakyat, dalam proses penggumpalan
(koagulasi) lateks masih banyak yang menggunakan bahan kimia seperti asam
semut dan TSP. Penggunaan bahan kimia secara terus menerus akan
menyebabkan pencemaran lingkungan.
Begitu pula dengan kelapa sawit adalah salah satu komoditas andalan
Kalimantan Selatan yang perkembangannya demikian pesat. Data Dinas
Perkebunan Provinsi Kal-Sel 2009 mencatat luas areal tanaman kelapa sawit di
Kalimantan Selatan mencapai 314.967 Ha, terdiri dari kategori perkebunan rakyat
39.089 Ha, perkebunan besar negara 136.308 Ha, dan perkebunan besar swasta
139.570 Ha dengan produksi tandan buah sawit + 161.692 ton/bulan. Selain
produksi minyak kelapa sawit yang tinggi, produk samping atau limbah pabrik
kelapa sawit juga tinggi.
Pada Tabel 1 dapat dilihat besaran produk hasil utama kelapa sawit adalah
CPO dari daging buah dan PKO dari inti kernel, adapun hasil samping yaitu
TKKS (Tandan Kosong Kelapa Sawit), sabut, dan cangkang.
Tabel 1. Komponen TBS (Tandan Buah Sawit):
TBS (Tandan Buah Sawit) Hasil (%)
Daging Buah 47
TKKS 23
Inti Kernel 2,5
Sabut 20
Cangkang 7,5
Sumber: Hambali, dkk, 2007
Menurut Hambali, dkk (2007), TKKS dapat dimanfaatkan sebagai sumber
pupuk organik yang memiliki kandungan unsur hara yang dibutuhkan oleh tanah
dan tanaman. Tandan kosong kelapa sawit mencapai 23% dari jumlah
1
pemanfaatan limbah kelapa sawit tersebut sebagai alternatif pupuk organik juga
akan memberikan manfaat lain dari sisi ekonomi.
Sabut tandan kelapa sawit juga menghasilkan serat kuat yang dapat
digunakan untuk berbagai hal, diantaranya serat berkaret sebagai bahan pengisi
jok mobil dan matras, polipot (pot kecil), papan ukuran kecil dan bahan pengepak
industri.
Cangkang merupakan komponen yang paling keras dari tandan buah sawit.
Pada pabrik kelapa sawit, cangkang dimanfaatkan sebagai bahan bakar boiler.
Cangkang sawit juga dapat digunakan sebagai bahan baku asap cair dari proses
pirolisis. Arang dari cangkang sawit juga dapat dimanfaatkan sebagai briket dan
arang aktif. Pada kondisi yang semacam itu sebenarnya banyak sekali manfaat
yang dapat diperoleh dari pemanfaatan limbah kelapa sawit tersebut.
C. PERUMUSAN MASALAH
Pengembangan komoditas karet di Kalimantan Selatan relatif cukup pesat.
Pada akhir tahun 2009 telah mencapai areal tanam seluas 218.048 Ha. Terbagi
dalam tiga pola pengusahaan: (1) Perkebunan rakyat sebesar 191.975 Ha
(88,04%), (2) perkebunan besar negara (PBN) sebesar 13.879 Ha (6,36%) dan (3)
perkebunan besar swasta (PBS) sebesar 12.194 Ha (5,6%).
Data tersebut menunjukkan di daerah Kalimantan Selatan, karet
merupakan komoditas tanaman perkebunan yang banyak dibudidayakan oleh
perkebunan rakyat. Petani karet dalam proses penggumpalan (koagulasi) lateks
masih banyak yang menggunakan bahan kimia seperti asam semut dan TSP.
Penggunaan bahan kimia secara terus menerus akan menyebabkan pencemaran
lingkungan, sehingga untuk mengatasi permasalahan pencemaran lingkungan ini,
maka diperlukan bahan penggumpal (koagulan) lateks dengan berbahan baku
alam yang ramah lingkungan.
Salah satu bahan koagulasi yang ramah lingkungan adalah asap cair hasil
pirolisis dari bahan-bahan organik. Hasil samping kelapa sawit yaitu TKKS,
sabut, dan cangkang juga termasuk bahan organik.
Pada saat ini luas areal tanaman kelapa sawit di Kalimantan Selatan
mencapai 314.967 Ha. Perkebunan kelapa sawit sudah berproduksi untuk
menghasilkan CPO dan PKO. Data Dinas Perkebunan Provinsi Kal-Sel 2009
mencatat bahwa pabrik pengolahan kelapa sawit menjadi CPO dan Inti Sawit (IS)
di Kalimantan Selatan dalam satu bulan mencapai 40.423 ton CPO dan 7.759 ton
IS. Besarnya jumlah CPO yang dihasilkan, juga berimplikasi kepada
meningkatnya jumlah hasil samping kelapa sawit, seperti cangkang sawit.
Produksi tandan buah sawit Kalimantan selatan + 161.692 ton/bulan, jika
persentasi cangkang sawit + 7,5%, maka jumlah cangkang sawit Kalimantan
Selatan + 12.126,9 ton/bulan
Cangkang sawit yang termasuk bahan organik dapat diolah menjadi asap
cair melalui proses pirolisis dengan kualitas asap cair yang baik. Hasil asap cair
cangkang kelapa sawit ini selanjutnya dapat digunakan sebagai koagulan lateks
karet yang juga banyak dihasilkan di Kalimantan Selatan dengan mutu hasil
koagulasi yang baik.
2
Akan tetapi pada saat ini di Kalimantan Selatan belum ada yang
mengusahakan asap cair melalui proses pirolisis. Oleh karena itu, sebagai cikal
bakal usaha yang besar, maka perlu diperkenalkan kepada masyarakat dengan
skala pilot plant untuk sebuah desain dan rancang bangun alat pirolisis asap cair
dengan bahan baku cangkang buah kelapa sawit yang akan diaplikasikan untuk
koagulasi lateks karet yang ramah lingkungan.
D. TUJUAN PROGRAM
Program Kreativitas Mahasiswa bidang Penerapan Teknologi ini dibuat
bertujuan:
1. Membuat desain dan rancang bangun alat pirolisis skala pilot plant yang
menghasilkan asap cair.
2. Memproduksi asap cair dari cangkang buah kelapa sawit.
3. Menjadikan asap cair dari cangkang buah kelapa sawit sebagai koagulan
lateks karet.
4. Mengidentifikasi rendemen dan komponen-komponen asap cair dari cangkang
sawit.
E. LUARAN YANG DIHARAPKAN
Luaran yang diharapkan dari kegiatan ini adalah dihasilkannya alat
penghasil asap cair dengan proses pirolisis berbahan baku cangkang buah kelapa
sawit skala pilot plant sebagai cikal bakal untuk pendirian pabrik asap cair melalui
proses pirolisis di Kalimantan Selatan. Selain itu, dengan alat yang dirancang
bangun ini dapat diproduksi asap cair yang dijadikan sebagai bahan baku
koagulasi lateks karet yang ramah lingkungan.
F. KEGUNAAN PROGRAM
Kegunaan dari hasil penerapan teknologi ini antara lain sebagai berikut:
1. Petani karet perkebunan rakyat maupun perkebunan Negara dan perkebunan
swasta di Kalimantan Selatan dapat menggunakan asap cair sebagai pengganti
bahan kimia koagulasi lateks sehingga dapat mengurangi pemakaian bahan
kimia yang merupakan salah satu penyebab pencemaran lingkungan.
2. Hasil produk samping dari pirolisis ini yaitu arang dan tar dapat dimanfaatkan
untuk menghasilkan nilai tambah ekonomis.
3. Memanfaatkan limbah kelapa sawit terutama cangkang buah sawit, sehingga
dapat membantu untuk mengurangi pencemaran lingkungan.
G. TINJAUAN PUSTAKA
3
1. Kelapa Sawit (Elaeis guinensis Jack)
Kelapa sawit adalah tumbuhan industri penting penghasil minyak masak,
minyak industri, maupun bahan bakar (biodiesel). Indonesia adalah penghasil
minyak kelapa sawit kedua dunia setelah Malaysia (Anonim1, 2009).
Kelapa sawit berbentuk pohon. Tingginya dapat mencapai 24 meter. Akar
serabut tanaman kelapa sawit, mengarah ke bawah dan samping. Selain itu juga
terdapat beberapa akar napas yang tumbuh mengarah ke samping atas untuk
mendapatkan tambahan aerasi. Kelapa sawit adalah salah satu komoditas andalan
Kalimantan. Tanaman ini menghasilkan minyak dari tandan buah, minyak yang
dihasilkan dari daging buah biasa disebut Crude Palm Oil (CPO) dan dari biji
disebut Palm Kernel Oil (PKO), sedangkan hasil samping, yaitu tandan kosong,
sabut, dan cangkang buah sawit (Anonim1, 2009).
Minyak sawit digunakan sebagai bahan baku minyak makan, margarin,
sabun, kosmetika, industri baja, kawat, radio, kulit dan industri farmasi. Minyak
sawit dapat digunakan untuk begitu beragam peruntukannya karena keunggulan
sifat yang dimilikinya yaitu tahan oksidasi dengan tekanan tinggi, mampu
melarutkan bahan kimia yang tidak larut oleh bahan pelarut lainnya, mempunyai
daya melapis yang tinggi dan tidak menimbulkan iritasi pada tubuh dalam bidang
kosmetik (Anonim1, 2009).
Cangkang merupakan bagian paling keras pada komponen yang terdapat
pada kelapa sawit (Gambar 1). Saat ini pemanfaatan cangkang sawit di berbagai
industri pengolahan minyak CPO belum begitu maksimal, yaitu hanya sebagai
bahan bakar boiler pada pabrik. Cangkang sawit (Tabel 2) ini memiliki kandungan
senyawa yang dapat dibuat menjadi asap cair dengan kualitas yang baik.
Tabel 2. Karakteristik cangkang kelapa sawit
Parameter Hasil (%)
Kadar air 7,8
Kadar abu 2,2
Kadar yang menguap 69,5
Karbon aktif murni 20,5
Sumber: Hambali, dkk, 2007
Gambar 1. 1.Daging, 2.Inti Kernel, 3.Cangkang
2. Karet (Havea bresiliensis)
Tanaman karet dapat tumbuh baik pada kondisi iklim dengan suhu rata-
rata harian 28° C (dengan kisaran 25-35o C) dan curah hujan tahunan rata-rata
antara 2.500 – 4.000 mm dengan hari hujan mencapai 150 hari per tahun. Pada
1
2
3
4
daerah yang sering turun hujan pada pagi hari akan mempengaruhi kegiatan
penyadapan sehingga akan mempenaruhi hasil penyadapan (Anonim2, 2009).
Tanaman karet tumbuh dengan baik di daerah tropis. Daerah yang cocok
untuk tanaman karet adalah pada zona antara 15° LS dan 15° LU. Bila ditanam di
luar zona tersebut, pertumbuhannya agak lambat. Tanaman karet tumbuh optimal
di dataran rendah, yakni pada ketinggian sampai 200 meter di atas permukaan
laut. Makin tinggi letak tempat, pertumbuhannya makin lambat dan hasilnya lebih
rendah. Ketinggian lebih dari 600 meter dari permukaan laut tidak cocok lagi
untuk tanaman karet (Anonim2, 2009).
Pengembangan komoditas karet di Kalimantan Selatan relatif cukup pesat.
Pada akhir tahun 2009 telah mencapai areal tanam seluas 218.048 Ha, terbagi
dalam tiga pola pengusahaan: (1) perkebunan rakyat sebesar 191.975 Ha
(88,04%), (2) perkebunan besar negara (PBN) sebesar 13.879 Ha (6,36%) dan (3)
perkebunan besar swasta (PBS) sebesar 12.194 Ha (5,6%). Sementara produksi
rata-rata karet Kalimantan Selatan sebesar 113.252,08 ton setara karet kering
pertahun, yang dihasilkan dari areal pertanaman karet seluas 118.248 Ha (tanaman
menghasilkan), dengan tingkat produktivitas tanaman rata-rata sebesar 1.082,03
kg/ha/thn (Dinas Perkebunan Provinsi Kal-Sel, 2009).
Di Kalimantan Selatan telah berdiri 11 buah pabrik Crumb Rubber, 3 buah
pabrik Skoot dan 1 buah pabrik lateks pekat dengan kapasitas olah bahan baku
karet setara ± 192.700 ton karet kering/tahun (Dinas Perkebunan Provinsi Kal-Sel,
2009).
3. Pirolisis
Pirolisis adalah proses pemanasan suatu zat tanpa adanya oksigen sehingga
terjadi penguraian komponen-komponen penyusun kayu keras. Istilah lain dari
pirolisis adalah penguraian yang tidak teratur dari bahan-bahan organik yang
disebabkan oleh adanya pemanasan tanpa berhubungan dengan udara luar. Hal
tersebut mengandung pengertian bahwa apabila cangkang dipanaskan tanpa
berhubungan dengan udara dan diberi suhu yang cukup tinggi, maka akan terjadi
reaksi penguraian dari senyawa-senyawa kompleks yang menyusun kayu keras
dan menghasilkan zat dalam tiga bentuk yaitu padatan, cairan dan gas
(Awaluddin, 2007).
Selama proses pirolisis berlangsung, terjadi beberapa tahap pirolisis yaitu
tahap awal adalah proses pelepasan air yang disertai pelepasan gas-gas ringan,
seperti CO dan CO2. Tahap awal ini terjadi pada temperatur 100 sampai 200oC.
Pada kisaran temperatur ini dalam wadah pendingin hanya berisi air saja.
Tahap kedua adalah dekomposisi cangkang sawit hingga pada suhu
400oC. Asap yang keluar dari reaktor akan mengalir ke kolom pendingin melalui
pipa penyalur asap yang mana pada pipa ini terdapat selang yang dihubungkan
botol penampung untuk menampung tar, kemudian ke dalam kolom pendingin ini
dialirkan air dengan suhu kamar menggunakan aerator sehingga asap akan
terkondensasi dan mencair. Embunan berupa asap cair yang masih bercampur
dengan tar ditampung ke dalam wadah, selanjutnya disimpan di dalam botol,
sedangkan asap yang tidak terembunkan akan terbuang melalui selang penyalur
asap sisa. Selanjutnya asap cair + tar yang terdapat di dalam botol dilakukan
pengendapan untuk memisahkan tar dan asap cair (Awaluddin, 2007).
5
4. Asap cair
Diketahui pula bahwa temperatur pembuatan asap merupakan faktor yang
paling menentukan kualitas asap yang dihasilkan. Darmadji dkk (1999)
menyatakan bahwa kandungan maksimum senyawa-senyawa fenol, karbonil, dan
asam dicapai pada temperatur pirolisis 600oC. Tetapi produk yang diberikan asap
cair yang dihasilkan pada temperatur 400oC dinilai mempunyai kualitas
organoleptik yang terbaik dibandingkan dengan asap cair yang dihasilkan pada
temperatur pirolisis yang lebih tinggi. Adapun komponen-komponen penyusun
asap cair meliputi:
a. Senyawa-senyawa fenol
Kandungan senyawa fenol dalam asap sangat tergantung pada temperatur
pirolisis kayu. Menurut Girard (1992), kuantitas fenol pada kayu sangat
bervariasi yaitu antara 10-200 mg/kg. Beberapa jenis fenol yang biasanya
terdapat dalam produk asapan adalah guaiakol, dan siringol.
Senyawa-senyawa fenol yang terdapat dalam asap kayu umumnya
hidrokarbon aromatik yang tersusun dari cincin benzena dengan sejumlah
gugus hidroksil yang terikat. Senyawa-senyawa fenol ini juga dapat mengikat
gugus-gugus lain seperti aldehid, keton, asam dan ester (Maga, 1987).
b. Senyawa-senyawa karbonil
Senyawa-senyawa karbonil dalam asap memiliki peranan pada pewarnaan
dan citarasa produk asapan. Golongan senyawa ini mepunyai aroma seperti
aroma karamel yang unik. Jenis senyawa karbonil yang terdapat dalam asap
cair antara lain adalah vanilin dan siringaldehida.
c. Senyawa-senyawa asam
Senyawa-senyawa asam mempunyai peranan sebagai antibakteri dan
membentuk cita rasa produk asapan. Senyawa asam ini antara lain adalah
asam asetat, propionat, butirat dan valerat.
d. Senyawa hidrokarbon polisiklis aromatis
Senyawa hidrokarbon polisiklis aromatis (HPA) dapat terbentuk pada
proses pirolisis kayu. Senyawa hidrokarbon aromatik seperti benzo(a)pirena
merupakan senyawa yang memiliki pengaruh buruk karena bersifat
karsinogen (Girard, 1992).
Girard (1992) menyatakan bahwa pembentukan berbagai senyawa HPA
selama pembuatan asap tergantung dari beberapa hal, seperti temperatur
pirolisis, waktu dan kelembaban udara pada proses pembuatan asap serta
kandungan udara dalam kayu. Dikatakan juga bahwa semua proses yang
menyebabkan terpisahnya partikel-partikel besar dari asap akan menurunkan
kadar benzo(a)pirena. Proses tersebut antara lain adalah pengendapan dan
penyaringan.
e. Senyawa benzo(a)pirena
Benzo(a)pirena mempunyai titik didih 310oC dan dapat menyebabkan
kanker kulit jika dioleskan langsung pada permukaan kulit. Akan tetapi
proses yang terjadi memerlukan waktu yang lama (Winaprilani, 2003).
5. Koagulasi lateks
Pembekuan lateks dilakukan di dalam bak koagulasi dengan
menambahkan zat koagulan yang bersifat asam. Tujuan dari penambahan asam
adalah untuk menurunkan pH lateks pada titik isoelektriknya sehingga lateks akan
6
membeku atau berkoagulasi, yaitu pada pH antara 4,5-4,7. Asam dalam hal ini
ion H+ akan bereaksi dengan ion OH- pada protein dan senyawa lainnya untuk
menetralkan muatan listrik sehingga terjadi koagulasi pada lateks Penambahan
larutan asam diikuti dengan pengadukan agar tercampur ke dalam lateks secara
merata serta membantu mempercepat proses pembekuan.
6. Desain dan rancang bangun
Arsitektur mencakup merancang dan membangun keseluruhan lingkungan
binaan, desain bangunan, desain perabot dan desain produk. Arsitektur juga
merujuk kepada hasil-hasil proses perancangan tersebut. Proses desain pada
umumnya memperhitungkan aspek fungsi, estetik dan berbagai macam aspek
lainnya, yang biasanya datanya didapatkan dari riset, pemikiran, maupun dari
desain yang sudah ada sebelumnya.
7. Skala pilot plant
Pilot plant adalah suatu sistem pemprosesan dalam skala kecil yang
dioperasikan untuk menghasilkan informasi mengenai perilaku sistem yang
digunakan dalam perancangan fasilitas-fasilitas skala besar. Pilot plant digunakan
untuk mengurangi resiko terkait dengan konstruksi dari proses skala besar. Hal ini
dapat dilakukan dengan 2 cara:
a. Pilot plant pada hakekatnya lebih murah untuk dibangun dibanding proses
skala besar. Bisnis itu tidak mengorbankan banyak modal dalam risiko di suatu
proyek yang mungkin tidak efisien. Untuk lebih lanjutnya, perubahan desain
dapat dibuat lebih murah di skala pilot dan titik temu di dalam proses dapat
direncanakan sebelum pabrik skala besar dibangun.
b. Pilot plant menyediakan data yang berharga untuk perancangan pabrik skala
penuh. Data ilmiah misalnya tentang reaksi-reaksi, bahan material, korosivitas,
bisa tersedia, tetapi sulit untuk memperkirakan perilaku dari suatu proses
dengan banyak kompleksitas. Para perancang menggunakan data dari pilot
plant untuk memperhalus rancangan fasilitas skala produksi mereka.
H. METODE PELAKSANAAN
Program dilaksanakan selama ± 5 bulan. Adapun tahapan pelaksanaan
program dapat dilihat pada Gambar 2.
Pembuatan alat
Perencanaan gambar
Penentuan mitra kerja
Masy
A
7
Gambar 2. Skema Pelaksanaan Program
1. Penentuan mitra kerjasama
Penentuan yang dijadikan sebagai mitra kerjasama berdasarkan pada
kondisi yang ada pada objek tersebut. Berdasarkan pengamatan terhadap tempat-
tempat pengumpul karet di berbagai Kabupaten dan Kota di Provinsi Kalimantan
Selatan, yaitu Kota Banjarbaru, Kabupaten Banjar, Kabupaten Tanah Laut,
Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, dan Kabupaten
Tabalong. Di berbagai titik tempat pengumpul yang ditemui, bahwa di tempat
pengumpul tersebut pada saat proses koagulasi lateks karet masih menggunakan
bahan kimia asam format/asam semut dan TSP. Sehingga dampak pencemaran
lingkungan terjadi di daerah tersebut.
Tempat yang dipilih pertama adalah pendekatan dengan produk hasil, yaitu
tempat pengumpul karet, tempat tersebut jarak tempuh cukup dekat dengan
Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru. Mitra kerja yang menjadi dasar dari
program ini adalah Pengusaha Tani Karet yang berdomisili di Desa Padang
Panjang, Kecamatan Karang Intan, Kabupaten Banjar, Provinsi Kalimantan
Selatan (Gambar 3). Daerah ini dominan dengan perkebunan karet, sehingga
Hasil
Uji coba alat
Pembuatan Laporan
Asap cair Arang Tar
Perhitungan
rendemen arang Perhitungan
rendemen asap cair
Perhitungan
rendemen tar
Identifikasi senyawa-
senyawa asap cair
Uji coba koagulasi lateks karet dengan asap cair
Pada program ini tidak dilakukan
identifikasi arang dan tar
Hasil
A
Hasil utama (asap cair) Hasil samping (arang dan tar)
8
tempat pengumpulan lateks karet diperlukan di daerah ini. Oleh karena itu,
penerapan teknologi alat pirolisis asap cair ini diperlukan untuk mengurangi
penggunaan bahan kimia pada koagulasi lateks yang berdampak pencemaran
lingkungan.
Mitra yang kedua adalah pendekatan dengan bahan baku pembuatan asap
cair ini, yaitu cangkang sawit. Cangkang sawit didapatkan di perkebunan kelapa
sawit khususnya perkebunan yang sudah memiliki pabrik kelapa sawit. Mitra
kerja untuk bahan baku ini adalah PT.KJW (Kintap Jaya Wattindo) yang
bertempat di Kecamatan Kintapura, Kabupaten Tanah Laut, Provinsi Kalimantan
Selatan (Gambar 3).
PT.KJW (Kintap Jaya Wattindo) merupakan salah satu perusahaan yang
bergerak di bidang perkebunan. Perusahaan ini memiliki pabrik kelapa sawit
dengan kapasitas 30 ton/jam dengan hasil produksi CPO + 1280 ton/bulan, hasil
produksi CPO yang besar tentunya limbah cangkang sawit yang dihasilkan akan
besar pula.
Bahan baku cangkang sawit yang banyak tersedia, menjadi dasar dalam
merancang alat asap cair skala pilot plant dengan menggunakan reaktor yang
terbuat dari bahan staenless, kemudian dengan menggunakan Alat Thermokopel
Tipe K (Chromel (Ni-Cr alloy)/Alumel (Ni-Al alloy)), thermokopel ini dapat
membaca suhu dengan rentang suhu −200 °C hingga +1200 °C. Dengan
penambahan alat ini diharapkan memperoleh hasil yang optimum dan lebih
maksimal, karena hasil kualitas asap cair tergantung suhu di dalam reaktor.
Dengan demikian akan diperoleh kualitas hasil asap cair yang baik.
2. Perencanaan gambar
Setelah melakukan pengumpulan data, dilakukan perencanaan gambar.
Dalam perencanaan gambar, disajikan sebuah alat yang diharapkan dapat
mengatasi permasalahan lingkungan yang ada. Setelah merancang gambar,
kemudian dilakukan penggambaran desain dengan Software 3Ds max 7 dan
akhirnya diprint out (Gambar 4).
3. Pembuatan alat
Pembuatan alat asap cair skala pilot plant dengan acuan gambar desain
yang telah dibuat sebelumnya (Gambar 5).
4. Uji coba alat
Uji coba dilakukan dengan melakukan prosedur kerja proses pirolisis yang
menghasilkan asap cair, dan hasil samping (arang dan tar).
5. Perhitungan rendemen asap cair, tar dan arang
Perhitungan rendemen dilakukan dengan menggunakan timbangan dan
gelas ukur, sehingga dapat diketahui neraca massa dari proses pirolisis tersebut.
6. Identifikasi asap cair (analisis laboratorium)
Asap cair yang didapatkan kemudian diidentifikasi senyawa-senyawa yang
terkandung dalam asap cair tersebut dengan menggunakan GC-MS (Gas
Chromathography-Mass Spectrofotocopy). Hasil samping (arang dan tar) dalam
program ini tidak dilakukan identifikasi.
7. Uji coba koagulasi lateks dengan asap cair
Uji coba koagulasi lateks dengan menggunakan asap cair dilakukan di
tempat mitra dengan konsentrasi asap cair 5%. Tahap uji coba dilakukan beberapa
kali untuk mendapatkan hasil yang jelas dan mengetahui sejauh mana kelancaran
kegiatan berjalan.
9
8. Pembuatan laporan
Seluruh hasil kerja kemudian dicatat, kemudian setelah semua tahap di
atas selesai dilakukan maka tahap terakhir adalah pembuatan laporan akhir dari
semua pelaksanaan program yang dilakukan. Pembuatan laporan berdasarkan
hasil-hasil yang diperoleh selama kegiatan program.
I. JADWAL KEGIATAN PROGRAM
Jadwal pelaksanaan kegiatan program yang kami usulkan berikut ini
merupakan jadwal utama dari tahap perencanaan yang akan dilakukan oleh tim.
Tabel 1. Jadwal kegiatan program
No Kegiatan Bulan 1 Bulan 2 Bulan 3 Bulan 4 Bulan 5
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Penentuan
mitra kerja
2. Perencanaan
gambar
3. Pembuatan alat
4. Uji coba alat
5.
Perhitungan
rendemen
6. Identifikasi
hasil
7.
Uji coba
koagulasi
8. Pembuatan
laporan
J. BIAYA
Tabel 1. Biaya perjalanan
No Spesifikasi Jumlah
Satuan
Biaya/satuan
(Rp)
Jumlah
(Rp)
1.
2.
3.
4.
Perjalanan dari Banjarbaru
ke Kintap
Perjalanan dari Banjarbaru
ke Karang Intan
Perjalanan dari Banjarbaru
ke Banjarmasin
Pengangkutan Alat dari
Banjarmasin ke Unlam
Banjarbaru
5 x 3 orang
5 x 3 orang
5 x 3 orang
1 kali
80.000
30.000
50.000
300.000
1.200.000
450.000
750.000
300.000
2.700.000
10
Tabel 2. Biaya bahan habis pakai
Tabel 3. Biaya dokumentasi
No Spesifikasi Jumlah
satuan
Biaya/satuan
(Rp)
Jumlah
(Rp)
1.
2.
Micro SD 1 GB
Cetak Foto
1 buah
50 lembar
85.000
2.000
85.000
100.000
185.000
Tabel 4. Biaya pembuatan laporan
No Spesifikasi Jumlah
Satuan
Biaya/satuan
(Rp)
Jumlah
(Rp)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Flash Disk 1 GB
Kertas A4
Fotocopy
Penjilidan
Tinta hitam refill
Tinta warna refill
Akses Internet
1 buah
1 rim
500 lembar
7 buah
1 buah
1 buah
2 bulan
80.000
37.500
150
12.500
20.000
25.000
85.000
80.000
37.500
75.000
87.500
20.000
25.000
170.000
495.000
Tabel 5. Rekapitulasi biaya
No Spesifikasi Jumlah (Rp)
1.
2.
3.
4.
Perjalanan
Bahan
Dokumentasi
Pembuatan Laporan
2.700.000
6.620.000
185.000
495.000
10.000.000
No. Spesifikasi Jumlah
Satuan
Biaya/satuan
(Rp)
Jumlah
(Rp)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
Plat Staenless 0,8 mm
Pipa Staenless 5/8”
Pipa Staenless 2”
Baut 10
Kompor
Kayu 5/7
Kayu 3/5
Kawat las
Baut 6x70 + ring
Papan Lebar 15 cm
Kran
Minyak tanah
Pompa angin
Analisis Laboratorium
Thermokopel Tipe K
Jasa Perakitan
3 lembar
2 batang
2 meter
32 buah
1 buah
4 batang
4 batang
40 buah
30 buah
3 keping
2 buah
10 liter
1 buah
1 buah
1.000.000
85.000
40.000
1.000
250.000
26.000
15.000
4.000
1.100
17.000
20.000
4.000
150.000
300.000
1.150.000
1.000.000
3.000.000
170.000
80.000
32.000
250.000
104.000
60.000
160.000
33.000
51.000
40.000
40.000
150.000
300.000
1.150.000
1.000.000
6.620.000
11
K. DAFTAR PUSTAKA
Anonim1. 2009. Kelapa Sawit. http://wikipedia.com. Diakses pada hari Rabu, 1
September 2010.
Anonim2. 2009. Tanaman Karet. http://wikipedia.com. Diakses pada hari Rabu, 1
September 2010.
Awaluddin, A. 2007. Proses Pencairan Langsung Biomassa menjadi Bio-oil
dengan menggunakan Thermo-Oil. Proposal I-MHERE Project. HEI-IU
Universitas Riau.
Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Selatan, 2009. Data Perkebunan Karet
dan Kelapa Sawit. http://disbun.kalselprov.go.id. Diakses pada hari Rabu,
1 September 2010.
Girrard, J.P. 1992. Technology of Meat and Meat Products, Ellis Horwood. New
York.
Hambali, E., Mujdalipah, S, Tambunan, A.H., Pattiwiri, A.W, Hendroko, R.
2007. Teknologi Bioenergi. Agromedia Pustaka. Jakarta.
Maga, J.A. 1987, Smoke in Food Processing. CRC Press. Inc., Boca Raton,
Florida.
Wulandari, K.R., Darmadji, P. dan Santoso, U. 1999. Sifat Antioksidatif Asap Cair
Hasil Redistilasi Selama Penyimpanan. Prosiding Seminar Nasional
Pangan, Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi UGM, Yogyakarta.
L. LAMPIRAN
1. Daftar biodata ketua dan anggota pelaksana
a. Ketua pelaksana kegiatan
Nama Lengkap : Fuad Anshari
Tempat dan Tanggal Lahir : Kotabaru, 22 Desember 1989
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Jl. A. Yani Km. 36 Gang Purnama II No. 41
Banjarbaru 70711 HP. 081952797173
Pendidikan : 1. SDN Semayap 2 Kotabaru Lulus Tahun 2002
2. SMPN 1 Kotabaru Lulus Tahun 2005
3. SPP/SPMA N Banjarbaru Lulus Tahun 2008
4. Perguruan Tinggi Universitas Lambung
Mangkurat
Banjarbaru, Oktober 2010
Fuad Anshari
NIM. E1F108026
12
b. Anggota pelaksana I
Nama Lengkap : Iwan Tri Yuliantana
Tempat dan Tanggal Lahir : Banyuwangi, 4 Juli 1988
Agama : Islam
Alamat : Jl. A. Yani Km. 29 Komplek Mustika Raya
Permai 2 Banjarbaru HP. 085247119365
Pendidikan : 1. SDN Tambarangan 2 Tapin Selatan Lulus
Tahun 2001
2. SMPN 1 Tapin Selatan Lulus Tahun 2004
3. SMAN 1 Rantau Lulus Tahun 2007
4. Perguruan Tinggi Universitas Lambung
Mangkurat
Banjarbaru, Oktober 2010
Iwan Tri Yuliantana
NIM. E1F108068
c. Anggota pelaksana II
Nama Lengkap : Lidya Lisnasari
Tempat dan Tanggal Lahir : Banjarbaru, 13 Juni 1991
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Jl. Bukit Raya Barat Komplek SPP-SPMA
No.50 RT 07 RW 02 Kelurahan Loktabat
Pendidikan : 1. SDN Banjarbaru Utara 1 Lulus Tahun 2003
2. SMPN 1 Banjarbaru Lulus Tahun 2006
3. SPP/SPMA N Banjarbaru Lulus Tahun 2009
4. Perguruan Tinggi Universitas Lambung
Mangkurat
Banjarbaru, Oktober 2010
Lidya Lisnasari
NIM. E1F109032
2. Daftar biodata dosen pendamping
Nama : Rini Hustiany
Tempat & Tanggal Lahir : Banjarmasin, 24 Mei 1971
Alamat : Jl. Mistar Tjokrokusumo/Komplek PesonaGading
Indah B-31 Banjarbaru HP 081586189395
Email : [email protected]
13
Bidang Keahlian : Kimia Pangan
Pendidikan terakhir : Doktor Ilmu Pangan, 2006, Sub Bidang Studi
Kimia Pangan, Program Pascasarjana, Institut
Pertanian Bogor, Bogor
Magister Sains Ilmu Pangan, 2001, Sub Bidang
Studi Kimia Pangan, Program Pascasarjana, Institut
Pertanian Bogor, Bogor
Sarjana Teknologi Pertanian, 1995, Jurusan
Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi
Pertanian, IPB, Bogor
Pengalaman Penelitian:
1. Karakterisasi dan Fraksinasi Produk Bernilai Protein Tinggi dari Kacang
Nagara dan Tempe Kacang Nagara (Vigna unguiculata spp cylindrica).
Penelitian Hibah Fundamental, Ketua Peneliti, Tahun Anggaran 2009/2010.
2. Tempe dan Tahu Kacang Nagara (Vigna unguiculata) yang Tersubstitusi
Kedelai. Kerjasama dengan Badan Ketahanan Pangan Propinsi Kalimantan
Selatan, Ketua Peneliti. 2009
3. Penganekaragaman Olahan Pangan Lokal dari Ubi Jalar. Kerjasama dengan
Badan Ketahanan Pangan Propinsi Kalimantan Selatan, Ketua Peneliti, 2008
4. Pemanfaatan Gumbili Nagara (Ipomoea batatasi L.) Ubi Jalar Khas
Kalimantan Selatan- Sebagai Penghasil Oligosakarida. Penelitian Hibah
Bersaing, Ketua Peneliti, Tahun Anggaran 2007/2008 dan 2008/2009.
5. Perilaku Release Komponen Flavor Pada Sistem Enkapsulasi dengan Tapioka
Termodifikasi selama Penyimpanan, Penelitian Dosen Muda, Ketua Peneliti,
Tahun Anggaran 2006/2007.
6. Enkapsulasi Komponen Flavor dengan Pati Tapioka Termodifikasi. Ketua
Peneliti, 2005.
7. Modifikasi Asilasi dan Suksnilasi Pati Tapioka, Penelitian Dasar, Ketua
Peneliti, 2004.
8. Identifikasi dan Karakterisasi Komponen Off Odor Pada Daging Itik. Tesis
S-2 Magister Sains IPB, 2001.
9. Ekstrasi dan Karakterisasi Minyak Atsiri serta Oleoresin Daging Buah Pala
(Myristica fragrans, Houtt), Skripsi S-1 IPB. 1994.
Pengalaman Profesional
1. Tim Ahli Badan Ketahanan Pangan Propinsi Kalimantan Selatan. 2008 - 2009
2. Pokja Ahli Pemberdayaan Ekonomi dan Gizi Keluarga. Badan Ketahanan
Pangan Pusat. 2007-2009.
Daftar Publikasi:
Hustiany, R., A. Kurnain, A. Rahmi, L. Agustina. 2008. Penganekaragaman
Olahan Pangan Lokal dari Ubi Jalar. Lembaga Penelitian UNLAM dan
Badan Ketahanan Pangan Propinsi Kalimantan Selatan.
Hustiany, R. 2007. Perilaku Stabilitas Komponen Flavor Golongan Terpenoid
pada Sistem Enkapsulasi. Agritech. 27(3):118-123
14
Hustiany, R., D. Fardiaz, A. Apriyantono, dan N. Andarwulan. 2005. Modifikasi
Asilasi dan Suksinilasi Pati Tapioka. J. Teknol. dan Industri Pangan. 16(3):
Desember 2005.
Hustiany, R., A. Apriyantono, J. Hermanianto, dan P.S. Hardjosworo. 2001.
Identifikasi Komponen Volatil Daging Itik Lokal Jawa. Prosiding
Lokakarya Unggas Air, Bogor. 6-7 Agustus 2001.
Hustiany, R., A. Apriyantono, dan M.Z. Nasution. 1999. Ekstraksi dan
Identifikasi Komponen Penyusun Minyak Atsiri Daging Buah Pala.
Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pertanian, Jakarta. 12-13 Oktober
1999.
Yang Membuat
Banjarbaru, Oktober 2010
DR. Rini Hustiany, STP, MSi
3. Denah lokasi mitra
Gambar 3. Denah Lokasi Mitra
Keterangan:
1. Pengusaha Karet
Karang Intan
2. PT. Kintap Jaya
Wattindo
1
2
1
2
15
4. Gambaran teknologi yang akan diterapkan
Gambar 4. Ilustrasi 3D Alat Pirolisis
`16
SKALA = 1:20 DESAIN = FUAD ANSHARI
SATUAN = mm NIM = E1F108026
TGL = 01-09-2010
TIP FAPERTA UNLAM ALAT PIROLISIS Gambar 5 A4
X
Y
900
500
100
500
150
200
0
1000
500
600
800
300
0
300
0
300
0
450
17
5. Surat pernyataan kesediaan bekerjasama
SURAT PERNYATAAN KERJASAMA
Yang bertanda tangan di bawah ini saya:
Nama : H. Anang Jamhuri
Umur : 66 Tahun
Alamat : Desa Padang Panjang RT 2
Kecamatan Karang Intan
Selaku Kapala Unit Tata Niaga Karet KUD Kayutangi
di Desa Padang Panjang, Kecamatan Karang Intan, Kabupaten
Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan, dengan ini menyatakan
bersedia untuk melaksanakan kerjasama dengan tim Program
Kreatifitas Mahasiswa Penerapan Teknologi (PKM-T), Program
Studi Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Pertanian,
Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru dalam hal produksi
bahan olah karet yang ramah lingkungan.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-
benarnya, semoga dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Martapura, September 2010
H. Anang Jamhuri
MATERAI
Rp 6000
18
19
20