Usg Ct Scan Candra uhgngeri
description
Transcript of Usg Ct Scan Candra uhgngeri
2.4.1 Ultrasonografi (USG)
USG tetap alat pencitraan lini pertama untuk penyelidikan dugaan obstruksi bilier. Juga
merupakan prosedur pilihan untuk evaluasi awal kolestasis dan untuk membantu membedakan
penyebab ekstrahepatik dengan intrahepatik ikterus. USG merupakan pemeriksaan yang paling
baik, paling aman, dan paling sensitif teknik untuk memvisualisasikan sistem empedu, terutama
kantong empedu. Tingkat akurasi saat ini hampir 95%. USG merupakan prosedur pilihan untuk
evaluasi awal kolestasis dan untuk membantu membedakan penyebab ekstrahepatik dengan
intrahepatik ikterus. (a. c.
Pada USG batu empedu terlihat berupa tampilan ekhogenik dengan bayangan akustik
pada daerah distal. Hal ini sangat mudah untuk dilihat. jika, dikelilingi oleh empedu yang
anechoic dalam saluran yang melebar dan ketika ukuran batu cukup besar untuk menampakkan
bayangan akustik. Batu yang terletak pada distal saluran mungkin sulit untuk dikenali saat
batasnya tidak dapat dipisahkan dari saluran yang berdekatan (b. c.
a. b.
Gambar. a. Batu multipel dalam saluran empedu, USG longitudinal memperlihatkan dilatasi duktus yang terisi (tanda panah) serta bayangan batu multipel (ujung panah) b. USG menunjukkan lesi Echogenic (panah) di saluran empedu (CBD), yang mnampilkan akustikshadow, dan ada CBD dilatasi.
Pemeriksaan USG sangat mudah melihat pelebaran duktus biliaris intra/ekstra hepatal
sehingga dengan mudah dapat mendiagnosis apakah ada ikterus onstruksi atau ikterus non
obstruksi. Apabila terjadi sumbatan daerah duktus billiaris yang paling sering adalah bagian
distal maka akan terlihat duktus biliaris komunis melebar dengan cepat yang kemudian diikuti
pelebaran bagian proximal. Untuk membedakan obstruksi letak tinggi atau letak rendah dengan
mudah dapat dibedakan karena pada obstruksi letak tinggi atau intrahepatal tidak tampak
pelebaran dari duktus biliaris komunis. Apabila terlihat pelebaran duktus biliaris intra dan ekstra
hepatal maka ini dapat dikategorikan obstruksi letak rendah (distal). Pada dilatasi ringan dari
duktus biliaris maka kita akan melihat duktus biliaris kanan berdilatasi dan duktus biliaris daerah
perifer belum jelas terlihat berdilatasi. (b.
USG memiliki sensitivitas 99% untuk mendeteksi dilatasi duktus tetapi tidak sensitif
untuk mendeteksi choledocholithiasis, sebagian karena kesulitan dalam memvisualisasikan
saluran empedu distal. diagnosis akan lebih sulit katika seluruh saluran empedu tertutup/terisi
oleh batu, dimana kontras antara cairan empedu dan batu menghilang. Serta tampak hanya
sebagai akustik shadow yang mungkin diduga sebagai gas echo dari duodenum (a.c.
Neoplasma bilier pada saluran empedu jarang ditemukan, kasus terbanyak adalah
adenoma. Pada USG massa jaringan lunak ini terlihat homogen, isoekhoik dengan jaringan
parenkim hati. Jika ada sumbatan akan terlihat dilatasi duktus proksimal dari saluran empedu.
Kista duktus kholedukhus adalah pelebaran kistik dari duktus biliaris yang biasanya didapat
secara kongenital. Kelainan ini bisa disertai oleh pelebaran duktus biliaris intra hepatal. Pada
USG akan terlihat banyangan masa kistik yang berhubungan dengan duktus biliaris dan
kenmungkinan akan terlihat bayangan batu atau infeksi kandung empedu. (e.
Gambar. USG menunjukkan Echogenic lesi (panah) di distal saluran empedu umum (CBD) yang tidak
menampilkan akustik shadow ke posterior (c.
Gambar. Karsinoma Pankreas. (A) gambar USG Transversal menunjukkan CBD tampak melebar (panah) yang
berakhir tiba-tiba pada tingkat yang sedikit hypoechoic, massa bulat (panah). (B) gambar Transversal
melalui corpus pankreas menunjukkan dilatasi saluran pankreas (panah), menunjukkan seberapa tingkat
obstruksi di caput pankreas. (b.
Pada dilatasi ringan dari duktus biliaris maka kita akan melihat duktus biliaris kanan
berdilatasi dan duktus biliaris daerah perifer belum jelas terlihat berdilatasi. Gambaran duktus
biliaris yang berdilatasi bersama-sama dengan vena porta terlihat sebagai gambaran double
vessel, dan imajing ini disebut “double barrel gun sign” atau sebagai “paralel channel
sign”.Pada potongan melintang pembuluh ganda tampak sebagai gambaran cincin ganda
membentuk “shot gun sign”.( e.
Gambar. Gambaran USG “Shot Gun Sign” pada obstruksi biliaris Intrahepatik. Sumber, http://www.med-
ed.virginia.edu/courses/rad/edus/index7.html
2.4.2 CT Scan
Tradisional computed tomography (CT) scan biasanya dianggap lebih akurat daripada
USG untuk membantu menentukan penyebab spesifik dan tingkat obstruksi. Dan Selain itu,
membantu memvisualisasikan struktur hati yang lebih konsisten dari USG. Penambahan kontras
intravena membantu membedakan dan menentukan struktur pembuluh darah dan saluran
empedu. (a.
Pemeriksaan CT Scan mengenai tractus biliaris banyak dilakukan untuk melengkapi data
suatu pemeriksaan sonografi yang telah dilakukan sebelumnya. Secara khusus CT Scan
dilakukan guna menegaskan tingkat atau penyebab yang tepat adanya obstruksi/kelainan pada
saluran empedu. Dalam hal ini CT Scan dilakukan untuk membedakan antara ikterus obstuktif,
apakah intra atau ekstra hepatik dengan memperhatikan adanya dilatasi dari duktus
biliaris. Kunci untuk menetapkan tingkat atau penyebab dilatasi duktus biliaris adalah evaluasi
yang cermat mengenai zona transisi pada tingkat dimana terjadi duktus yang melebar/dilatasi
kemudian terjadi penyempitan-penyempitan duktus biliaris dan kemudian duktus yang tidak
terlihat. (a.
Gambar. Batu pada saluran empedu intra hepatal (panah)
Gambar. CT scan yang menunjukkan dilatasi duktus biliaris (panah hitam) dan dilatasi
duktus pankreatikus (panah putih), dimana keduanya terisi oleh musin.13
CT scan memiliki kemampuan yang terbatas dalam membantu mendiagnosa batu CBD
karena banyak dari yang radiolusen dan CT scan hanya dapat gambar batu kalsifikasi. Hal ini
juga kurang berguna dalam diagnosis kolangitis karena temuan yang secara khusus menunjukkan
infeksi saluran empedu (peningkatan peredam karena nanah, penebalan dinding saluran empedu,
dan gas) jarang terlihat. Juga CT scan mahal dan melibatkan paparan radiasi, keduanya
mengurangi penggunaan rutin CT scan dibandingkan dengan pemeriksaan USG. (a.
kemajuan dalam CT teknologi scanner telah meningkatkan kemampuan untuk
memvisualisasikan kandung empedu dan berbagai kondisi termasuk batu empedu, kolesistitis,
dan kanker. (g.
A B
Gambar. A,Tampilan tiga dimensi diberikan CT scan dalam proyeksi koronal menunjukkan dilatasi duktus intrahepatik (panah). Empedu juga melebar. Batu kalsifikasi (panah) teridentifikasi dalam duktus sistikus. B, CT scan kontras axial juga memperlihatkan batu (panah) dalam duktus sistikus, karakteristik sindrom Mirizzi. (g
Gambar. CT scan Kontras memperlihatkan penebalan sedang melingkari dinding empedu. Tidak ada batu atau
peradangan terlihat. dinding Kandung empedu cukup menebal dikonfirmasi pada sonografi dengan tidak
ada bukti kolesistitis.
Penggunaan kontras pada Drip infusion cholangiography with CT ( DIC-CT ) dapat
membantu melihat batu radiolusen. CT dilakukan 30-60 menit setelah infus dari iotroxate
meglumine (Biliscopin, Bayer Schering Pharma, Osaka, Jepang) membantu dalam visualisasi
saluran empedu dengan di ekskresikan media kontras dari empedu tanpa modifikasi struktural.
Dalam diagnosis cholecystolithiasis atau choledocholithiasis oleh DIC-CT, terjadi peningkatan
opacity dari saluran empedu sehingga tampak batu radiolusen sebagai suatu filling defect. DIC-
CT dianggap memberikan informasi yang dapat diandalkan pada lokasi dan jumlah batu daripada
MRCP, karena sering munculnya artefak pseudolesion pada MRCP. (f.
Gambar. Drip infusion cholangiography with CT menunjukkan batu besar (panah) di saluran
empedu. Pneumobilia saluran empedu di kanan hati (panah) juga terlihat. (f.
Spiral (helical) CT scan meningkatkan pencitraan saluran empedu dengan menyediakan
beberapa gambar tumpang tindih dalam waktu yang lebih singkat dibandingkan tradisional CT
scan dan dengan meningkatkan resolusi dengan mengurangi kehadiran artefak pernapasan. CT
cholangiography dengan teknik CT heliks yang paling sering digunakan untuk gambar sistem
empedu dan memungkinkan visualisasi batu radiolusen dan patologi bilier lainnya. (a.
Keterbatasan heliks CT cholangiography termasuk reaksi kontras, yang menjadi kurang
sering. Juga, seperti bilirubin serum tingkat meningkat, kemampuan untuk memvisualisasikan
saluran empedu berkurang dan kemampuan untuk sepenuhnya menggambarkan tumor menurun.
Pasien diminta untuk menahan nafas mereka sementara gambar yang diperoleh. (a.
Daftar puataka
a. http://emedicine.medscape.com/article/1870001-overview
b. rubens d j. ultrasound imaging of the biliary tract.ultrasound clinics 2007; 407-411
c. O’Connor et al. Imaging of Biliary Tract Disease. www.ajronline.org. 2011. diunduh tanggal
25/06/13
d. F. Tse et al. Nonoperative imaging techniques in suspected biliary tract obstruction . Taylor
& Francis. 2006. Ontario, Canada
e. http://pustaka.unpad.ac.id/wpcontent/uploads/2009/04/imaging_pada_ikterus_obstruksi.pdf
f. T Hyodo, S Kumano, F Kushihata et al . CT And MR Cholangiography: Advantages And
Pitfalls In Perioperative Evaluation Of Biliary Tree. The British Journal of Radiology, 85
(2012), 887–896
g. Grand et al. CT of the Gallbladder: Spectrum of Disease. www.ajronline.org. 2004. diunduh
tanggal 25/06/13