UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING BAWAH BOLA VOLI .../Upaya...BOLA VOLI MELALUI PENDEKATAN...
Transcript of UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING BAWAH BOLA VOLI .../Upaya...BOLA VOLI MELALUI PENDEKATAN...
i
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING BAWAH
BOLA VOLI MELALUI PENDEKATAN BERMAIN SISWA KELAS IV
SD NEGERI PEDAGANGAN 03 KECAMATAN DUKUHWARU
KABUPATEN TEGAL TAHUN AJARAN 2011/2012
SKRIPSI
Oleh:
UDI PANOTO
X4711254
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
Juli 2012
i
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini
Nama : Udi Panoto
NIM : X4711254
Jurusan/ Program Studi : Pendidikan Olahraga dan Kesehatan/
Pendidikan Jasmani Kesehatan dan
Rekreasi
menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “UPAYA MENINGKATKAN
HASIL BELAJAR PASSING BAWAH BOLA VOLI MELALUI
PENDEKATAN BERMAIN SISWA KELAS IV SD NEGERI
PEDAGANGAN 03 KECAMATAN DUKUHWARU KABUPATEN
TEGAL TAHUN AJARAN 2011/2012” ini benar-benar merupakan hasil
karya saya sendiri. Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari penulis
lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka.
Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil
jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.
Surakarta, Juli 2012
Yang membuat pernyataan
Udi Panoto
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING BAWAH
BOLA VOLI MELALUI PENDEKATAN BERMAIN SISWA KELAS IV
SD NEGERI PEDAGANGAN 03 KECAMATAN DUKUHWARU
KABUPATEN TEGAL TAHUN AJARAN 2011/2012
Oleh:
UDI PANOTO
X4711254
Skripsi
diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar
Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi,
Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
Juli 2012
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
MOTTO
v Di Dalam Tubuh Yang Sehat Terdapat Jiwa Yang Sehat
v Kesuksesan adalah hasil kerja keras, ketekunan, kesabaran, kebenaran dalam
tindak dan berpikir akhirnya menyerahkan segala sesuatu kepada Yang Maha
Kuasa (R.A. Kartini).
vi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan kepada:
1. Istri tercinta yang telah memberikan dukungan dan doa
2. Anak-anakku tersayang yang telah memberikan semangat dan doa
3. Teman-teman kelompok
4. Teman-teman Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
vii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
ABSTRAK
Udi Panoto. UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING BAWAH BOLA VOLI MELALUI PENDEKATAN BERMAIN SISWA KELAS IV SD NEGERI PEDAGANGAN 03 KECAMATAN DUKUHWARU KABUPATEN TEGAL TAHUN AJARAN 2011/2012. Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Juli 2012.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas penerapan modifikasi alat bantu pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar passing bawah voli siswa kelas IV SD Negeri Pedagangan 03 Kecamatan Dukuhwaru Kabupaten Tegal Tahun Ajaran 2011/2012.
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas terdiri atas dua siklus. Penelitian tindakan kelas ini ditujukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa materi pokok passing bawah voli voli. Setiap siklus mencakup empat tahapan yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Pedagangan 03 kelas IV dengan 21 siswa. Teknik pengumpulan data adalah dengan tes, dokumentasi dan observasi. Analisis data mengguanakan teknik analisis deskriptif presentase.
Hasil penelitian menunjukkan hasil belajar Penjasorkes dengan pendekatan bermain diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar passing bawah bola voli siswa kelas IV SD Negeri Pedagangan 03 Kecamatan Dukuhwaru Kabupaten Tegal Tahun Ajaran 2011/2012 meningkat dari siklus I ke siklus II. Hal ini dapat dilihat pada nilai rata-rata yang semakin meningkat yaitu pada siklus I rata-rata 74 dan pada siklus II rata-rata mencapai 84 dan ketuntasan klasikal meningkat dari 61% menjadi 100%.
Sehingga dapat disimpulkan pendekatan bermain pembelajaran passing bawah bola voli dapat meningkatkan hasil belajar siswa baik dari ranah kognitif, psikomotorik dan afektif.
Kata Kunci : Pendekatan bermain, passing bawah bola voli, hasil belajar
viii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur pada Allah Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan kasih dan
kemurahan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Selama
menyusun skripsi ini, penulis telah banyak menerima bantuan, kerjasama dan
sumbangan pikiran dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini
penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Rektor Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan
kesempatan bagi penulis untuk memperoleh pendidikan formal di Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
3. Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
4. Ketua Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi, Jurusan
Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta
5. Drs. Sunardi, M. Kes, selaku Dosen Pembimbing I yang telah memberikan
pengarahan dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini
6. Drs. Sugiyoto, M. Pd selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberikan
motivasi dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.
7. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan yang telah
memberikan bekal kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini
8. Makmur, S.Pd, Mm. Kepala SD Negeri Pedagangan 03 yang telah
memberikan ijin kepada peneliti untuk melakukan penelitian di lembaga yang
dipimpinnya.
9. Rekan-rekan guru Penjasorkes yang telah membantu pelaksanaan penelitian
hingga selesai.
ix
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
10. Siswa-siswa SD Negeri Pedagangan 03 yang telah membantu proses
penelitian.
11. Semua pihak yang telah membantu terselesainya skripsi ini yang tidak dapat
penulis sebutkan satu persatu.
Akhir kata semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri dan
pembaca.
.
Surakarta, Juni 2012
Udi Panoto
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR ISI
...................................................................................................................... HALA
MAN JUDUL .............................................................................................. i
HALAMAN PERNYATAAN .................................................................... ii
HALAMAN PENGAJUAN ........................................................................ iii
HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................... iv
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................... v
HALAMAN ABSTRAK ............................................................................ vi
HALAMAN MOTTO ................................................................................. vii
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................. viii
KATA PENGANTAR ................................................................................. ix
DAFTAR ISI ............................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL ....................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 4
D. Manfaat Hasil Penelitian ............................................................ 5
xi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
BAB II KAJIAN PUSTAKA ....................................................................... 6
A. Kajian Teori ................................................................................ 6
B. Kerangka Berpikir ...................................................................... 17
C. Hipotesis Tindakan ..................................................................... 20
BAB III METODE PENELITIAN .............................................................. 21
A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................... 21
B. Subjek Penelitian ........................................................................ 22
C. Sumber Data ............................................................................... 22
D. Teknik Pengumpulan Data ......................................................... 22
E. Metode Analisis Data ................................................................. 23
F. Prosedur Penelitian ..................................................................... 24
BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN ............................... 29
A. Deskripsi Pratindakan .................................................................. 29
B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus ........................................ 30
C. Perbandingan Hasil Tindakan Antarsiklus .................................. 31
D. Pembahasan ................................................................................ 32
BAB V HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN ................................ 34
A. Simpulan ...................................................................................... 34
B. Implikasi ..................................................................................... 34
C. Saran ............................................................................................ 34
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 36
xii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Alat Bantu Pemukul ................................................................................. 10
2. Passing Bawah ........................................................ 11
3. Kerangka Berfikir .................................................................................... 19
4. Alur Tahapan Siklus ........................................................ 24
5. Perbandingan Hasil Belajar Siklus I dan Siklus II ................................... 32
xiii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Rincian Kegiatan Penelitian .................................................................... 21
2. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 23
3. Prediksi Pencapaian Hasil Belajar Siswa ................................................ 28
4. Hasil Belajar Pratindakan ....................................................................... 30
5. Hasil Belajar Siklus I .............................................................................. 30
6. Hasil Belajar Siklus II ............................................................................. 31
7. Perbandingan Hasil Belajar Pratindakan, Siklus I dan Siklus II .............. 31
xiv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Silabus ..................................................................................................... 38
2. RPP Siklus I ............................................................................................ 42
3 RPP Siklus II ........................................................................................... 55
4. Surat Ijin Penelitian ................................................................................. 67
5 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ....................................... 68
6. Dokumentasi ........................................................................................... 69
xv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Undang-Undang Dasar 1945 pasal 31 menyebutkan bahwa “setiap
warga negara berhak mendapatkan pendidikan”. Amanat yang terkandung
dalam ayat tersebut adalah mendapatkan pendidikan merupakan hak setiap
individu tanpa memandang latar belakang maupun kondisi yang ada pada
mereka. Lebih lanjut dunia pendidikan dituntut untuk mempersiapkan
peserta didik dalam menampilkan keunggulan dirinya yang cerdas, kreatif
serta mandiri. Untuk menciptakan peserta didik yang unggul tersebut,
pendidikan harus berorientasi untuk menciptakan generasi muda yang
mandiri dengan memberikan pendidikan yang bermutu.
Seiring dengan majunya perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, setiap negara termasuk Indonesia menghadapi tantangan untuk
meningkatkan dan memelihara kesegaran jasmani warga negara yang maju,
di mana manusianya dapat dikatakan sudah sangat berkurang dalam gerak
jasmaninya, sehingga tidak jarang menimbulkan gangguan-gangguan dalam
metabolisme tubuh, sistem otot, tulang, jantung dengan pembuluh darahnya
dan juga sistem syarafnya.
Pendidikan jasmani adalah wahana untuk mendidik anak. Para ahli
sepakat, bahwa pendidikan jasmani merupakan “alat” untuk membina anak
muda agar kelak mereka mampu membuat keputusan terbaik tentang
aktivitas jasmani yang dilakukan dan menjalani pola hidup sehat di
sepanjang hayatnya (Rusli Lutan, 2002: 17).
Tujuan pembelajaran Panjasorkes akan terwujud apabila
pembelajarannya dilakukan menggunakan metode, model dan pendekatan
yang sesuai dengan kondisi sekolah yang bersangkutan. Akan tetapi yang
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
menjadi masalah adalah keterbatasan sarana dan prasarana pembelajaran
yang dimiliki sekolah yang masih belum terpenuhi, baik secara kuantitas
maupun kualitasnya, sehingga akan menjadi kendala terhadap keberhasilan
proses pembelajaran penjasorkes itu sendiri.
Pendidikan jasmani merupakan usaha pendidikan dengan
menggunakan aktivitas otot–otot besar hingga pendidikan yang berlangsung
tidak terhambat oleh gangguan–gangguan kesehatan dan pertumbuhan
badan. Sebagaia bagaian integral dari proses pendidikan keseluruhan,
pendidikan jasmani merupan usaha yang bertujuan untuk mengembangkan
kawasan organik, neuromoskuler, intelektual dan sosial (H. Abdul Kadir
Ateng, 1992:4)
. Pendidikan jasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan
yang memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistik
dalam kualitas individu, baik dalam hal fisik, mental, serta emosional.
Pendidikan jasmani adalah bentuk pendidikan gerak untuk kualitas
kehidupan manusia, Oleh karena itu, pendidikan jasmani. Pendidikan
jasmani di sekolah bukanlah hanya sekedar mendidik melalui aktivitas
jasmani, akan tetapi proses pembelajaran pendidikan jasmani juga dijadikan
sebagai salah satu media untuk memecahkan masalah gerak.
Pendidikan jasmani mempunyai hubungan yang sangat erat dengan
belajar gerak dimana belajar gerak merupakan salah satu bentuk belajar
yang mempunyai tujuan dalam peningkatan kualitas gerak tubuh. Di dalam
pendidikan jasmani, belajar gerak berperan dalam pengembangan
ketrampilan gerak tubuh dan penguasaan pola-pola gerak ketrampilan
olahraga ( Sugiarto dan Sudjarwo 1993:234 ).
Penyelenggaraan pendidikan jasmani di sekolah dasar selama ini
berorentasi pada pengajaran cabang –cabang olahraga yang sifatnya
mengarah pada penguasaan teknik secara detail dari cabang olahraga yang
diajarkan. Tuntutan yang demikian selalu mempengaruhi persepsi dan pola
pikir guru pendidikan jasmani. Kenyataan ini dapat di lihat dilapangan,
dari hasil pengamatan dapat dikatan bahwa penyelenggaraan pendidikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
jasmani di sekolah dasar belum dikelola sebagaimana mestinya sesuai
dengan pertumbuhan dan perkembangan peserta didik , baik dari segi
kognitif. Afektif, motorik, maupun fisik.
Pendidikan jasmani yang baik harus mampu meningkatkan
pengetahuan anak tentang prinsip prinsip gerak. Pengetahuan tersebut akan
membuat anak mampu memahami bagaimana suatu ketrampilan dipelajari
hingga tingkatanya yang lebih tinggi. Dengan demikian, seluruh gerkanya
bisa lebih bermakna.
Pendidikan jasmani yang diselenggarakan di sekolah dasar
hendaknya dapat membentuk keterampilan gerak dasar bagi gerak anak-
anak sekolah dasar. Sekolah dasar melalui berbagai bentuk keterampilan
gerak dasar akan dapat meningkatkan aktivitas pengembangan kemampuan
jasmani anak. Dengan demikian, bagaimana guru memilih metode,
melibatkan anak, berinteraksi dengan siswa serta merangsang interaksi
siswa dengan siswa lainnya, harus menjadi pertimbangan utama.
Permasalahan-permasalahan di atas akan dapat diselesaikan salah
satunya adalah dengan cara mengembangkan model pembelajaran
Penjasorkes di sekolah dengan memodifikasi pembelajaran passing bawah
pada permainan bola voli dengan media yang tidak seperti biasanya yang
relevan dan cocok dengan materi diajarkan serta sesuai dengan pendekatan
yang digunakan.
Sekolah Dasar Negeri Pedagangan 03 Kecamatan Dukuhwaru
Kabupaten Tegal, merupakan salah satu sekolah di Kabupaten Tegal yang
mengajarkan mata pelajaran Penjasorkes. Salah satu materi pelajaran
tersebut adalah passing bawah pada permainan bola voli. Akan tetapi proses
pembelajarannya belum dapat dilakukan secara optimal karena terbentur
dengan permasalahan sarana dan prasarana yang dimiliki.
Sekolah Dasar Negeri Pedagangan 03 Kecamatan Dukuhwaru
Kabupaten Tegal tidak memiliki fasilitas yang memadai dalam pelaksanaan
pembelajaran passing bawah pada permainan bola voli. Pemanfaatan media
yang ada dapat dijadikan salah satu sumber belajar yang efektif dan efisien
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
dalam proses pembelajaran Penjasorkes itu sendiri, sehingga dapat
meningkatkan pembelajaran Penjasorkes yang lebih menarik dan inovatif
serta berpotensi menumbuhkan motivasi siswa yang selama ini kurang
diperhatikan.
Karena kurangnya pemberian variasi dalam pembelajaran
mengakibatkan sebagian besar atau 75% dari 21 siswa ( 16 siswa) kurang
tertarik dan takut terhadap materi passing bawah bola voli, yang
menyebabkan aktivitas dan kerjasama siswa rendah. Selain itu, sebesar 75%
siswa hasil belajar belum memenuhi KKM. Adapun KKM untuk
Penjasorkes adalah 75. Dengan adanya pendekatan bermain passing bawah
bola voli diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar, aktivitas dan
kerjasama siswa.
Berdasarkan uraian di atas peneliti akan mengadakan penelitian
dengan judul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Passing Bawah Bola Voli
Melalui Pendekatan Bermain Siswa Kelas IV SD Negeri Pedagangan 03
Kecamatan Dukuhwaru Kabupaten Tegal Tahun Ajaran 2011/2012”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat diidentifikasi permasalahan
“Bagaimanakah pendekatan bermain dapat meningkatkan hasil belajar passing
bawah bola voli siswa kelas IV SD Negeri Pedagangan 03 Kecamatan
Dukuhwaru Kabupaten Tegal Tahun Ajaran 2011/2012?”
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang ada maka tujuan penelitian ini adalah
penerapan pendekatan bermain untuk meningkatkan hasil belajar passing bawah
bola voli siswa kelas IV SD Negeri Pedagangan 03 Kecamatan Dukuhwaru
Kabupaten Tegal Tahun Ajaran 2011/2012.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Guru
a. Meningkatkan kemampuan guru dalam menciptakan model pembelajaran
yang kreatif guna mengkatkan hasil belajar siswa.
b. Meningkatkan kinerja guru dalam menjalankan tugas secara profesional..
2. Bagi Siswa
a. Menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan
b. Hasil belajar dan motivasi siswa akan meningkat dalam kegiatan
pembelajaran karena model pembelajaran yang baru.
3. Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini sebagai masukan guna peningkatan kualitas sekolah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Belajar dan Pembelajaran
Belajar adalah proses yang diarahkan kepada tujuan, proses berbuat
melalui berbagai pengalaman. Belajar adalah proses melihat, mengamati,
memahami sesuatu. Hakikat belajar sebagai inti proses pengajaran. Dengan
kata lain bahwa dalam proses pengajaran atau interaksi belajar mengajar yang
menjadi persoalan utama ialah adanya proses belajar pada siswa yakni proses
berubahnya tingkah laku siswa melalui berbagai pengalaman yang
diperolehnya (Sudjana, 2009: 28).
Prinsip-prinsip belajar (Wahab, 2007: 31) pada umumnya yaitu siswa
akan belajar lebih baik bila keadaan siap, setiap siswa mempunyai kecepatan
dan gaya tersendiri dalam belajar, siswa belajar bagaimana belajar, belajar
selalu berlangsung dalam hubungannya dengan tujuan, belajar amat ditentukan
oleh penguatan, mempelajari sesuatu adalah melakukan sesuatu, siswa
senantiasa memberi reaksi yang kurang menyenangkan terhadap cara yang
terlalu mengarahkan, belajar yang tidak memberikan sesuatu yang baru tidak
memberi manfaat, belajar bukanlah penambahan (additive) melainkan
menggabungkan (integrative).
siswa nampaknya lebih senang belajar dari teman sebayanya dari pada
belajar dari orang tua, siswa akan berusaha dengan keras jika tugas-tugas yang
dibebankan kepadanya masih dalam jangkauan kemampuannya yang
menantang yaitu tidak terlalu sukar tetapi juga tidak terlalu mudah, waktu yang
digunakan untuk mengingat sesuatu akan lebih efektif dari membaca kembali,
siswa hanya mempelajari apa yang diduganya akan diujikan, pendapat dari
suatu kelompok sebaya merupakan motivasi yang kuat, untuk membentuk
konsep siswa harus dihadapkan pada contoh yang khusus sehingga akan
nampak ciri-ciri yang berbeda dengan sesuatu yang tidak nampak sehingga
dapat menarik konsep tertentu kemudian menggunakan konsep itu,
6
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
keterampilan-keterampilan yang dipelajari secara terpisah, tidak berfungsi,
bahan-bahan yang bermakna mudah dipelajari dan dipindahkan, belajar
kognitif dapat dicapai baik melalui hafalan yang dihubungkan (rote
association) atau melalui teknik menemukan sendiri, belajar yang bersifat
psikomotor terjadi dengan baik bila dilakukan dengan penjelasan, demonstrasi
dan dengan latihan (practice) yang bermakna, pengalaman yang
menyenangkan akan lebih mungkin mengubah sikap dari pada pengalaman
yang tidak menyenangkan.
Menurut Furqon Hidayatullah (dalam Self-Evaluation Kit, 2011)
pembelajaran yang berhasil belajar memiliki beberapa indikator yaitu
menantang, menyenangkan mendorong eksplorasi, memberi pengalaman
sukses, mengembangkan kecakapan berfikir. Menurut Gagne dan Berliner
(dalam Tri Anni, 2006: 2) belajar merupakan proses dimana suatu organisme
mengubah perilakunya karena hasil dari pengalaman. Belajar adalah suatu
proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Oleh sebab
itu belajar adalah proses yang aktif, belajar adalah proses mereaksi diri
terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu.
2. Pendidikan Jasmani
a. Pengertian Penjasorkes
Pendidikan jasmani adalah wahana untuk mendidik anak. Para ahli
sepakat, bahwa pendidikan jasmani merupakan “alat” untuk membina anak
muda agar kelak mereka mampu membuat keputusan terbaik tentang
aktivitas jasmani yang dilakukan dan menjalani pola hidup sehat di
sepanjang hayatnya (Rusli Lutan, 2002: 17). Pendidikan jasmani merupakan
suatu proses seseorang sebagai individu maupun anggota masyarakat yang
dilakukan secara sadar dan sistematik melalui berbagai kegiatan dalam
rangka memperoleh kemampuan dan keterampilan jasmani, pertumbuhan,
kecerdasan, dan pembentukan watak.
Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan merupakan program
pengajaran yang sangat penting dalam pembentukan kebugaran para siswa.
Pembelajaran olahraga dan kesehatan diharapkan dapat mengarahkan siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
untuk dapat beraktivitas olahraga agar tercipta generasi yang sehat dan kuat
(Tim Abdi Guru, 2007: 1).
b. Asas dan Ruang Lingkup Penjasorkes
Ruang lingkup mata pelajaran Penjasorkes meliputi beberapa aspek,
antara lain (Khomsin, 2010: 13): yaitu permainan dan olahraga (meliputi:
olahraga tradisional, permainan eksplorasi gerak, keterampilan lokomotor non
lokomotor dan manipulatif, atletik, kasti, rounders, kippers, sepakbola,
bolabasket, bolavoli, tenis meja, tenis lapangan, bulu tangkis dan bela diri serta
aktivitas lainnya; Aktivitas pengembangan (meliputi: mekanika sikap tubuh,
dan komponen kebugaran jasmani dan bentuk postur tubuh serta aktivitas
lainnya; Aktivitas senam (meliputi: ketangkasan sederhana, ketangkasan tanpa
alat, ketangkasan dengan alat dan senam lantai serta aktivitas lainnya; Aktivitas
ritmik (meliputi: gerak bebas, senam pagi, SKJ, senam aerobik serta aktivitas
lainnya; Aktivitas air (meliputi: permainan di air, keselamatan air,
keterampilan bergerak di air, dan renag serta aktivitas lainnya; Pendidikan luar
kelas (meliputi: piknik/karyawisata, pengenalan lingkungan, berkemah,
menjelajah dan mendaki gunung; Kesehatan (meliputi: penenaman budaya
hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari khususnya yang terkait dengan
perawatan tubuh agar tetap sehat, merawat lingkungan yang sehat, memilih
makanan dan minuman yang sehat, mencegah dan merawat cidera, mengatur
waktu istirahat yang tepat dan berperan aktif dalam kegiatan P3K dan UKS,
aspek kesehatan merupakan aspek tersendiri dan secara implisit masuk ke
dalam semua aspek.
c. Tujuan Penjasorkes
Tujuan yang ingin dicapai melalu pendidikan jasmani mencakup
pengembangan individu secara menyeluruh. Artinya, cukupan penjas tidak
semata-mata pada aspek jasmani saja, akan tetapi juga aspek mental, dan
sosial. Cakupan pendidikan jasmani adalah sebagi berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
1) Perkembangan fisik
Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan melakukan aktivitas-aktivitas
yang melibatkan kekuatan fisik dari bervagai organ tubuh seseorng
(physical fitness)
2) Perkembangan Gerak / Motorik
Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan berfikir dan gerak secara
efektif,efisien,halus, indah, dan sempurna.
3) Perkembangan Mental / Sosial & Kepribadian
Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan berfikir dan
menginterprestasikan keseluruhan sehingga memungkinkan tumbuh dan
berkembang pengetahuannya, sikap dan tanggung jawab siswa.
4) Perkembangan Sosial
Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan siswa dalam menyesuaikan diri
pada suatu kelompok atau masyarakat (Adang Suherman, 2000: 22).
3. Passing bawah bola voli
Bola voli adalah olahraga permainan yang dimainkan oleh dua grup
berlawanan. Masing-masing grup memiliki enam orang pemain (Wikipedia,
2010).
a. Bentuk dan Ukuran Lapangan Bola Voli
Lapangan bola voli mini berbentuk persegi panjang dengan ukuran
sebagai berikut (Tim Abdi Guru, 2006: 59) yaitu panjang lapangan 12 m,
lebar lapangan 6 m, tinggi net putra 2,10 m, tinggi net putri 2 m, bola yang
digunakan adalah nomor 4, jumlah pemain dalam satu regu 4 orang dengan
cadangan 2 orang.
b. Teknik Dasar Permainan Bola Voli Mini
1) Passing Bawah
Passing bawah merupakan dasar dari permainan bola voli.
Passing bawah sangat banyak manfaatnya antara lain menerima service,
menahan smes dan memantulkan bola (Tim Abdi Guru, 2006: 60).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan passing
bawah yaitu kedua lutut ditekuk, badan condong ke depan, tangan lurus ke
depan, persentuhan bola pada pergelangan tangan, pandangan mata ke
depan, koordinasi gerakan lutut, badan dan bahu
2) Passing Atas
Passing atas dilakukan di atas kepala dengan jari-jari tangan.
Passing atas berguna untuk menerima service, menerima operan teman,
mengoper bola, mengumpan smes dan mengembalikan bola. Passing atas
harus banyak dilatih supaya arah bola terkendali dan tidak sampai
menimbulkan cedera jari tangan (Tim Abdi Guru, 2006: 60).
3) Service Bawah
Permainan bola voli diawali dengan service. Ada service bawah
dan service atas. Hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan service
bawah yaitu (Tim Abdi Guru, 2006: 61) yitu kaki kiri di depan, badan
condong ke depan, tangan kiri di depan menyangga bola, bola
dilambungkan ketika hendak dipukul, tangan kanan diayunkan ke belakang
kemudian ke depan untuk memukul bola sekuat tenaga.
Dalam penelitian ini, modifikasi pembelajaran passing bawah pada bola
voli dilakukan dengan menggunakan media. Media yang digunakan dalam
modifikasi pembelajaran passing bawah pada bola voli ini antara lain yaitu papan
kayu sebagai pemukul untuk melakukan passing bawah seperti gambar 1, selain
itu modifikasi pembelajaran passing bawah pada bola voli juga dikemas dalam
bentuk permainan sehingga siswa dapat lebih antusias dan aktif dalam mengikuti
pembelajaran Penjasorkes.
Gambar 1. Papan Kayu (pemukul)
Gambar 1. Alat Bantu Pemukul (Papan Kayu Pemukul)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
Gambar 2. Siswa melakukan passing bawah dengan media papan kayu
Siswa melakukan gerak passing bawah dengan bantuan alat yang
diharapkan dapat mempermudah siswa dalam melakukan passing bawah.
Siswa berpasangan dan berkelompok sehingga pembelajaran akan lebih
menyenangkan dan berpengaruh pula pada hasil belajar penjasorkes
meningkat.
4. Pendekatan Bermain
Pendekatan bermain merupakan bentuk pembelajaran yang dikonsep
dalam bentuk permainan. Menurut Yoto Bahagia dan Adang Suherman
“strategi pembelajaran permainan berbeda dengan pembelajaran skillnamun
bisa dipastikan bahwa keduanya harus melibatkan modifikasi atau
pengembangan agar sesuai dengan prinsip DAP (Developmentally Appropriate
Practice)
Berdasarkan pendapat para ahli pelaksanaan pembelajaran bermain
menerapkan suatu teknik cabang olahraga ke dalam bentuk permainan. Melalui
permaianan diharapkan akan meningkatkan motivasi dan minat siswa untuk
belajar menjadi lebih tinggi sehingga akan diperoleh hasil belajar yang optimal.
5. Prinsip Modifikasi Pembelajaran
Modifikasi merupakan menganalisis sekaligus mengembangkan
materi pelajaran dengan cara meruntunkannya dalam bentuk aktivitas belajar
yang potensial sehingga dapat memperlancar siswa dalam belajar. Modifikasi
bertujuan untuk menuntun, mengarahkan dan membelajarkan siswa yang
belum bisa menjadi bisa. Modifikasi pembelajaran dapat dikaitkan dengan
kondisi lingkungan pembelajaran (dalam Yoyo Bahagia, 2010). Modifikasi
pembelajaran ini dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa klasifikasi yaitu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
a. Peralatan
Peralatan yang dimiliki sekolah-sekolah biasanya kurang memadai
dalam arti kuantitas maupun kualitasnya. Peralatan yang adapun sangat sedikit
jumlahnya. Guru dapat menambah atau mengurangi tingkat kompleksitas dan
kesulitan tugas ajar dengan cara memodifikasi peralatan yang digunakan untuk
aktivitas pendidikan jasmani.
b. Penataan ruang gerak
Guru dapat mengurangi atau menambah tingkat kompleksitas atau
kesulitan tugas ajar dengan cara menata ruang gerak siswa dalam kegiatannya.
c. Jumlah siswa yang terlibat
Guru dapat mengurangi atau menambah tingkat kompleksitas dan
kesulitan tugas ajar dengan cara mengurangi atau menambah jumlah siswa
yang terlibat dalam melakukan tugas ajar tersebut.
Menurut Ngasmain Soepartono (dalam Yoyo Bahagia, 2010) bahwa
alasan utama perlunya modifikasi adalah anak bukanlah orang dewasa dalam
bentuk kecil, kematangan fisik dan mental anak belum selengkap orang
dewasa; Pendekatan pembelajaran pendidikan jasmani selama ini kurang
efektif, hanya bersifat lateral dan monoton; Sarana dan prasarana pembelajaran
pendidikan jasmani yang ada sekarang hampir semuanya didesain untuk orang
dewasa. Menurut Rusli Lutan (dalam Yoyo Bahagia, 2010) modifikasi dalam
mata pelajaran pendidikan jasmani diperlukan dengan tujuan agar siswa
memperoleh kepuasan dalam mengikuti pelajaran, meningkatkan kemungkinan
keberhasilan dalam berpartisipasi dan dapat melakukan pola gerak secara
benar.
Pelaksanaan modifikasi alat bantu pembelajaran passing bawah bola
voli dalam Penjasorkes pada prinsipnya adalah.
a. Membuat penilaian lebih mudah
b. Meningkatkan peluang untuk mempraktekkan teknik passing bawah bola
voli dengan baik dan benar.
c. Menyusun materi untuk memudahkan pembelajaran teknik
d. Merubah aturan sesederhana mungkin
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
6. Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh
pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar. Perolehan aspek-aspek
perubahan perilaku tersebut tergantung pada apa yang dipelajari oleh
pembelajar. Oleh karena itu apabila pembelajar mempelajari pengetahuan
tentang konsep, maka perubahan perilaku yang harus dicapai oleh pembelajar
setelah melaksanakan aktivitas belajar dirumuskan dalam tujuan pembelajaran
(Chatarina, 2006: 5).
Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam
berbagai bentuk seperti berubah pengetahuannya, pemahamannya, sikap dan
tingkah lakunya, keterampilannya, kecakapan dan kemampuannya, daya
reaksinya, daya penerimaannya dan lain-lain aspek yang ada pada individu
(Sudjana, 2009: 49). Unsur-unsur yang ada dalam aspek hasil belajar yaitu:
a. Tipe hasil belajar bidang kognitif
1) Tipe hasil belajar pengetahuan hafalan (knowledge)
Dari sudut respon belajar siswa pengetahuan itu perlu dihafal,
diingat agar dapat dikuasai dengan baik. Tipe hasil belajar ini penting
sebagai prasyarat untuk menguasai dan mempelajari tipe hasil belajar lain
yang lebih tinggi..
2) Tipe hasil belajar pemahaman (comprehention)
Pemahaman memerlukan kemampuan menangkap makna atau
arti dari suatu konsep. Untuk itu maka diperlukan adanya hubungan atau
pertautan antara konsep dengan makna yang ada dalam konsep tersebut.
3) Tipe hasil belajar penerapan (aplikasi)
Aplikasi adalah kesanggupan menerapkan dan mengabstraksi
suatu konsep ide, rumus, hukum dalam situasi yang baru. Dalam aplikasi
harus ada konsep, teori, hukum, rumus.
4) Tipe hasil belajar analisis
Analisis adalah kesanggupan memecah, mengurai suatu integritas
(kesatuan yang utuh) menjadi unsur-unsur atau bagian-bagian yang
mempunyai arti atau mempunyai tingkatan hirarki. Analisis merupakan tipe
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
hasil belajar yang kompleks yang memanfaatkan unsur tipe hasil belajar
sebelumnya yaitu pengetahuan, pemahaman, aplikasi.
5) Tipe hasil belajar sintesis
Sintesis adalah lawan dari analisis bila pada analisis tekanan pada
kesanggupan menguraikan suatu integritas menjadi bagian yang bermakna
pada sintesis adalah kesanggupan menyatukan unsur atau bagian menjadi
satu integritas.
6) Tipe hasil belajar evaluasi
Evaluasi adalah kesanggupan memberikan keputusan tentang nilai
sesuatu berdasarkan judgement yang dimilikinya dan kriteria yang
dipakainya. Dalam tipe hasil belajar evaluasi tekanan pada pertimbangan
suatu nilai, mengenai baik tidaknya, dengan menggunakan kriteria tertentu.
b. Tipe hasil belajar bidang afektif
Bidang afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Tipe hasil belajar
afektif tampak pada siswa dalam berbagai tingkah laku seperti atensi/perhatian
terhadap pelajaran, disiplin, motivasi belajar, menghargai guru dan teman
sekelas, kebiasaan belajar dan lain-lain. Beberapa tingkatan bidang afektif
sebagai tujuan dan tipe hasil belajar. Tingkatan tersebut dimulai tingkat yang
dasar atau sederhana sampai tingkatan yang kompleks.
1) Receiving/attending
Yaitu semacam kepekaan dalam menerima rangsangan (stimulus)
dari luar yang datang pada siswa, baik dalam bentuk masalah situasi, gejala.
Dalam tipe ini termasuk kesadaran, keinginan untuk menerima stimulus,
kontrol dan seleksi gejala atau rangsangan dari luar.
2) Responding atau jawaban
Yaitu reaksi yang diberikan seseorang terhadap stimulasi yang
datang dari luar. Dalam hal ini termasuk ketepatan reaksi, perasaan,
kepuasan dalam menjawab stimulus dari luar yang datang kepada dirinya.
3) Valuing (penilaian)
Yaitu berkenaan dengan nilai dan kepercayaan terhadap gejala atau
stimulus tadi. Dalam evaluasi ini termasuk di dalamnya kesediaan menerima
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
nilai, latar belakang atau pengalaman untuk menerima nilai dan kesepakatan
terhadap nilai tersebut.
4) Organisasi
Yaitu pengembangan nilai ke dalam satu sistem organisasi
termasuk menentukan hubungan satu nilai dengan nilai lain dan kemantapan
serta prioritas nilai yang telah dimilikinya. Yang termasuk dalam organisasi
ialah konsep tentang nilai, organisasi dari pada sistem nilai.
5) Karakteristik nilai atau internalisasi
Yaitu keterpaduan dari semua sistem nilai yang telah dimiliki
seseorang yang mempengaruhi nilai dan karakteristiknya.
c. Tipe hasil belajar psikomotorik
Hasil belajar psikomotor tampak dalam bentuk keterampilan dan
kemampuan bertindak individu. Ada enam tingkatan keterampilan yaitu
gerakan refleks (keterampilan pada gerakan yang tidak sadar); keterampilan
pada gerakan-gerakan dasar, kemampuan perseptual termasuk di dalamnya
membedakan visual, membedakan auditif motorik dan lain-lain; kemampuan
di bidang fisik misalnya kekuatan, keharmonisan dan ketepatan; gerakan-
gerakan skill mulai dari keterampilan sederhana sampai pada keterampilan
yang kompleks; kemampuan yang berkenaan dengan non decursive
komunikasi seperti gerakan ekspresif, interpretatif.
Hasil belajar yang dicapai siswa melalui proses belajar mengajar yang
optimal cenderung menunjukkan hasil yang berciri sebagai berikut (Sudjana,
2001: 56) yaitu: kepuasan dan kebanggaan yang dapat menumbuhkan motivasi
belajar intrinsik pada diri siswa. Motivasi intrinsik adalah semangat juang
untuk belajar yang tumbuh dari dalam diri siswa itu sendiri, menambah
keyakinan akan kemampuan dirinya, hasil belajar yang dicapai bermakna bagi
dirinya seperti akan tahan lama diingatnya, membentuk perilaku bermanfaat
untuk mempelajari aspek lain, dapat digunakan sebagai alat untuk memperoleh
informasi dan pengetahuan lainnya, kemauan dan kemampuan untuk belajar
sendiri dan mengembangkan kreativitasnya; hasil belajar diperoleh siswa
secara menyeluruh (mencakup ranah kognitif, pengetahuan atau wawasan;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
ranah afektif atau sikap dan apresiasi; serta ranah psikomotorik, keterampilan
atau perilaku); Kemampuan siswa untuk mengontrol atau menilai dan
mengendalikan dirinya terutama dalam menilai hasil yang dicapainya maupun
menilai hasil yang dicapainya maupun menilai dan mengendalikan proses dan
usaha belajarnya.
7. Aktivitas
Dimyati (2002: 51) menyatakan bahwa aktivitas belajar meliputi
aktivitas fisik, mental, dan emosional. Aktivitas fisik meliputi membaca,
mendengarkan, menulis, memperagakan, dan mengukur. Aktivitas mental
meliputi mengingat kembali isi pelajaran pertemuan sebelumnya,
menggunakan hasanah pengetahuan yang dimiliki dalam memecahkan maalah
yang dihadapi, menyimpulkan hasil eksperimen, membandingkan satu konsep
dengan konsep yang lain, mengambil keputusan, rasa percaya diri, dan lain-
lain. Aktivitas emosional meliputi menaruh minat, berani, gembira, gugup,
tenang, dan lain-lain. Dalam kemajuan metodologi dewasa ini kasus aktivitas
lebih ditonjolkan melalui suatu satuan aktivitas sehingga kegiatan belajar siswa
menjadi dasar untuk mencapai tujuan dan hasil belajar yang lebih memadai
Aktivitas diperlukan dalam pembelajaran karena pada prinsipnya
belajar adalah berbuat, berbuat untuk mengubah tingkah laku sehinggga dalam
proses pembelajaran terjadi suatu tindakan. Tidak ada belajar kalau tidak ada
aktivitas, itulah sebabnya aktivitas merupakan prinsip yang sangat penting
dalam interaksi di dalam belajar mengajar.
8. Kerjasama
Menurut Kusnadi yaitu kerja sama merupakan dua orang atau lebih
untuk melakukan aktivitas bersama yang dilakukan secara terpadu yang
diarahkan kepada suatu target atau tujuan tertentu. Ada beberapa aspek yang
terkandung dalam kerja sama (dua orang atau lebih, artinya kerja sama akan
ada kalau ada minimal dua orang/pihak yang melakukan kesepakatan. Oleh
karena itu, sukses tidaknya kerjasama tersebut ditentukan oleh peran dari kedua
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
orang atau kedua pihak yang bekerjasama), aktivitas (menunjukkan bahwa
kerja sama tersebut terjadi karena adanya aktivitas yang dikehendaki bersama),
tujuan/target (merupakan aspek yang menjadi sasaran dari kerjasama usaha
tersebut, biasanya adalah keuntungan baik secara finansial maupun
nonfinansial), jangka waktu tertentu (menunjukkan bahwa kerja sama tersebut
dibatasi oleh waktu, artinya ada kesepakan kedua pihak kapan kerjasama itu
berakhir).
B. Kerangka Berpikir
Pendidikan jasmani adalah wahana untuk mendidik anak. Para ahli
sepakat, bahwa pendidikan jasmani merupakan “alat” untuk membina anak muda
agar kelak mereka mampu membuat keputusan terbaik tentang aktivitas jasmani
yang dilakukan dan menjalani pola hidup sehat di sepanjang hayatnya (Rusli
Lutan, 2002: 17). Tujuan pembelajaran Panjasorkes akan terwujud apabila
pembelajarannya dilakukan menggunakan metode, model dan pendekatan yang
sesuai dengan kondisi sekolah yang bersangkutan. Akan tetapi yang menjadi
masalah adalah keterbatasan sarana dan prasarana pembelajaran yang dimiliki
sekolah yang masih belum terpenuhi, baik secara kuantitas maupun kualitasnya,
sehingga akan menjadi kendala terhadap keberhasilan proses pembelajaran
penjasorkes itu sendiri.
Pendidikan jasmani merupakan usaha pendidikan dengan menggunakan
aktivitas otot–otot besar hingga pendidikan yang berlangsung tidak terhambat
oleh gangguan–gangguan kesehatan dan pertumbuhan badan. Sebagaia bagaian
integral dari proses pendidikan keseluruhan, pendidikan jasmani merupan usaha
yang bertujuan untuk mengembangkan kawasan organik, neuromoskuler,
intelektual dan sosial (H. Abdul Kadir Ateng, 1992:4)
Seorang guru yang profesional mampu mendayagunakan seluruh potensi
yang ada untuk menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif dan mendorong
siswa lebih aktif mendapatkan pengetahuan dengan mengkontruksi pengetahuan
sendiri melalui interaksi dirinya dengan sumber belajar. Salah satu sumber belajar
yang sering terabaikan oleh guru-guru termasuk dalam hal ini adalah pemanfaatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
seoptimal mungkin lingkungan sekolah. Lingkungan sekolah di sini adalah kebun
dekat sekolah sebagai suatu ekosistem, ekosistem disekitar sekolah sebagai
sumber belajar potensial dan efektif dalam membangun pengetahuan, sikap
ataupun keterampilan anak didik sebagai wadah pengembangan life skill mereka.
Seringkali guru melaksanakan pembelajaran secara tidak efektif, dimana guru
menyajikan pembelajaran bertopang pada konsep abstrak yang sulit diterima
siswa secara utuh, bermakna, mendalam dan mengembangkan aspek kecakapan
hidup. Hal ini sering terjadi karena guru belum secara maksimal mengeksploitasi
sumber belajar yang ada disekitar siswa, seperti media ataupun sarana dan
prasarana yang ada. Padahal pekarangan sekolah dan lingkungan sekitar sekolah
adalah sumber belajar yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar yang
kontekstual untuk menjadikan pembelajaran lebih bermakna.
Tidak sedikit kegiatan pendidikan jasmani yang tidak terlaksana dengan
baik karena keadaan prasarana yang tidak memadai, dalam hal ini kreativitas para
guru pendidikan jasmani dituntut untuk bisa mensiasati keadaan tersebut karena
hakikat pendidikan jasmani adalah pendidikan melalui aktivitas jasmani yang
tidak terlepas dari konsep bermain-bergerak-ceria, maka lapangan, ruangan,
tempat apapun bisa digunakan untuk kegiatan pendidikan jasmani.
Dalam penelitian ini pembelajaran yang akan diteliti yaitu pada materi
passing bawah pada permainan bola voli yaitu dengan menggunakan alat bantu
papan kayu untuk mempermudah siswa melakukan passing bawah. Dengan
adanya modifikasi media bola diharapkan siswa dapat meningkatkan hasil belajar
dan aktivitas siswa terhadap pembelajaran Penjasorkes.
.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
Gambar 3. Kerangka Berfikir
Kondisi Awal
Guru kurang kreatif
dan inovatif dalam
proses pembelajaran
Penjasorkes
Siswa:
- Tidak mampu menyerap
materi
- Merasa takut dan bosan
dengan materi passing
bawah bola voli
- Hasil belajar passing
bawah bola voli rendah
- Kualitas gerakan passing
bawah bola voli
kurang memuaskan
Tindak
- Meningkatkan hasil
belajar passing bawah
bola voli melalui
pendekatan bermain
Siklus I:
- Guru menyusun model
pembelajaran untuk
meningkatkan hasil
belajar passing bawah
bola voli melalui
pendekatan bermain
Siklus II:
Upaya perbaikan dari
siklus I sehingga
meningkatkan
kemampuan dan
keterampilan dasar
passing bawah bola voli
Kondisi
Melalui modifikasi
alat bantu
pembelajaran
dapat meningkatkan
motivasi dan
antusias siswa
sehingga dapat
meningkatkan hasil
belajar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
C. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir dapat hipotesis penelitian
ini yaitu Pendekatan Bermain dapat meningkatkan hasil belajar passing bawah
siswa kelas IV SD Negeri Pedagangan 03 Kecamatan Dukuhwaru Kabupaten
Tegal Tahun Ajaran 2011/2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Pedagangan 03 kelas IV
dengan 21 siswa yang terdiri atas 12 putra dan 9 putri, siswa yang diteliti
heterogen baik dari segi kemampuan, latar belakang ekonomi dan keluarga.
2. Waktu Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan pada bulan Mei 2012
sampai selesai. Dalam satu minggu dilaksanakan satu kali pertemuan sesuai
jadwal mata pelajaran Penjasorkes kelas IV SD Negeri Pedagangan 03
Kecamatan Dukuhwaru Kabupaten Tegal
Tabel 1. Rincian Kegiatan Waktu dan Jenis Kegiatan
No Rancangan Kegiatan Waktu (Bulan)
Apr Mei Jun Juli 1. Persiapan
a. Observasi V
b. Identifikasi Masalah V
c. Penentuan Tindakan V
d. Pengajuan Judul V
e. Penyusunan Proposal V
f. Pengajuan Ijin Penelitian V
2. Pelaksanaan V
a. Seminar Proposal V
b. Pengumpulan Data Penelitian
atau Pelaksanaan Tindakan
V
3. Penyusunan Laporan V
Penulisan Laporan V
4. Ujian skripsi V
21
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
B. Subjek Penelitian
Subjek Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah siswa kelas IV
dengan jumlah 21 siswa yang terdiri atas 9 siswa putri dan 12 siswa putra SD
Negeri Pedagangan 03 Kecamatan Dukuhwaru. Kabupaten Tegal Tahun ajaran
2011/2012.
C. Sumber Data
Sumber data dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah sebagai
berikut.
1. Siswa
Untuk mendapatkan data tanggapan dari siswa tentang penerapan
modifikasi alat bantu pembelajaran passing bawah bola voli pada siswa kelas
IV SD Negeri Pedagangan 03 Kecamatan Dukuhwaru Kabupaten Tegal Tahun
ajaran 2011/2012.
2. Guru
Sebagai kolaborator untuk melihat tingkat keberhasilan penerapan
modifikasi alat bantu pembelajaran passing bawah bola voli pada siswa kelas
IV SD Negeri Pedagangan 03 Kecamatan Dukuhwaru Kabupaten Tegal Tahun
ajaran 2011/2012.
D. TeknikPengumpulan Data
Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut.
1. Metode Tes
Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang
digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, inteligensi,
kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu (Arikunto 2006: 32).
Metode tes ini digunakan untuk mengambil data tentang hasil belajar siswa
setelah mengalami pembelajaran (tes praktek passing bawah bola voli).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
2. Metode dokumentasi
Metode dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu
(Sugiyono, 2009:329).
Metode dokumentasi diperlukan untuk mendapatkan data berupa
nama siswa, jumlah siswa kelas IV serta foto dan video kegiatan modifikasi
alat bantu pembelajaran passing bawah bola voli di SD Negeri Pedagangan 03
Kecamatan Dukuhwaru Kabupaten Tegal Tahun Ajaran 2011/2012.
3. Metode Observasi
Melaksanakan observasi terhadap pelaksanaan tindakan dengan
menggunakan lembar observasi tentang aktivitas dan kerjasama siswa dalam
modifikasi alat bantu pembelajaran passing bawah bola voli.
Sedangkan alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian
tindakan kelaas ini adalah sebagai berikut:
Tabel 2. Teknik Pengumpulan Data Penelitian
No Sumber
Data
Jenis Data Teknik
Pengumpulan
Instrumen
1. Siswa - Psikomotorik
- Afektif
- Kognitif
- Tes dan
Nontes
- Nontes
- Tes
Tes keterampilan passing
bawah bola voli melalui
pendekatan bermain, skala
sikap dan soal tes (sesuai
dengan rubrik penilaian
RPP)
E. Metode Analisis Data
Metode ini digunakan untuk menggambarkan variabel yang diteliti
dengan menggunakan lembar observasi kinerja guru dan aktivitas siswa pada saat
pembelajaran berlangsung. Data yang terkumpul ditabulasikan dengan
memasukan ke dalam rumus deskriptif persentase ( DP ) :
%100xNn
Dp =
Keterangan :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
n : Jumlah nilai (skor) yang diperoleh
N : Jumlah seluruh nilai ideal, dicari dengan cara jumlah item dikalikan nilai
ideal tiap-tiap item dan dikalikan responden.
Klasifikasi Presentase
0,00 – 20,00% Sangat Kurang
20,01 – 40,00% Kurang
40,01 – 60,00% Cukup
60,01 – 80,00% Baik
80,01 – 100% Sangat Baik (Sumber: Ali, 1993: 184)
F. Prosedur Penelitian
Penelitian tindakan kelas terdiri atas dua siklus. Penelitian tindakan kelas
ini ditujukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa materi pokok passing bawah
bola voli. Setiap siklus mencakup empat tahapan yaitu perencanaan, tindakan,
pengamatan dan refleksi.
SIKLUS I
SIKLUS II
Gambar 5. Alur Tahapan Siklus dalam Penelitian Tindakan Kelas
Perencanaan
Refleksi Pelaksanaan
Pengamatan
Perencanaan
Pengamatan
Refleksi Pelaksanaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
Untuk memperoleh hasil penelitian seperti yang diharapkan, prosedur
penelitian ini meliputi tahap-tahap sebagai berikut:
1. Tahap Persiapan Survei Awal
Kegiatan yang dilakukan adalah melakukan observasi di sekolah tempat
penelitian.
2. Tahap Seleksi Informant, Penyiapan Instrument dan Alat
Pada tahap ini peneliti melakukan persiapan yang meliputi:
a. Menentukan subjek penelitian
b. Menyiapkan alat dan instrument penelitian dan evaluasi
3. Tahap Pengumpulan Data dan Treatment
4. Pada tahap ini peneliti mengumpulkan data tentang:
a. Hasil belajar passing bawah bola voli
b. Kepuasan siswa terhadap proses pembelajaran
c. Ketepatan rencana pelaksanaan pembelajaran
d. Media pembelajaran
e. Pelaksanaan pembelajaran
f. Semangat dan keaktifan siswa
5. Tahap Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
deskriptif presentase. Teknik analisis tersebut dilakukan karena sebagian besar
data yang dikumpulkan berupa uraian deskriptif tentang proses pembelajaran
yaitu antusias siswa dalam mengikuti modifikasi alat bantu pembelajaran
passing bawah bola voli.
6. Tahap Penyusunan Laporan
Pada tahap ini peneliti menyusun laporan dari semua kegiatan awal
survei sampai dengan menganalisis data yang dilakukan pada waktu penelitian.
Adapun tahapan dalam penelitian tindakan kelas dalam modifikasi alat
bantu pembelajaran passing bawah bola voli adalah sebagai berikut:
1. Rancangan Siklus I
a. Perencanaan yang dilakukan meliputi:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
1) Melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui kompetensi dasar yang
akan disampaikan kepada siswa dalam pembelajaran.
2) Membuat rencana pembelajaran dengan mengacu pada tindakan
(treatment) yang diterapkan dalam PTK yaitu modifikasi alat bantu
pembelajaran passing bawah bola voli.
3) Menyusun instrument yang digunakan dalam siklus PTK, penilaian
dalam modifikasi alat bantu pembelajaran passing bawah bola voli.
4) Menyiapkan media yang diperlukan untuk membantu pengajaran
5) Menyusun alat evaluasi pembelajaran
6) Perizinan (baik perizinan jurusan maupun lembaga sekolah).
b. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan kegiatan yang dilakukan adalah melaksanakan
proses pembelajaran di lapangan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Guru memimpin berdoa
2) Guru menjelaskan kegiatan passing bawah bola voli dengan pendekatan
bermain..
3) Siswa melaksanakan pemanasan
4) Membentuk kelompok masing-masing 6 siswa
5) Melakukan latihan teknik dasar passing bawah pada permainan bola voli
6) Melakukan latihan teknik dasar passing bawah pada permainan bola voli
dengan media yang disiapkan
7) Penilaian langsung dilaksanakan pada saaat proses modifikasi
pembelajaran passing bawah pada permainan bola voli
8) Melakukan pendinginan
9) Menarik kesimpulan
c. Pengamatan
1) Pengamatan dilakukan untuk menilai aktivitas dan kerjasama siswa
(aspek afektif dan aspek psikomotorik) melalui lembar observasi yang
telah disiapkan.
2) Guru mengisi lembar observasi aktivitas dan kerjasama siswa.
3) Guru mengamati kesulitan yang dihadapi siswa selama pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
4) Menilai hasil evaluasi siklus I
d. Refleksi
1) Guru menganalisis hasil pengamatan.
2) Mempelajari analisis indikator pengamatan dan evaluasi.
3) Membuat kesimpulan terhadap pelaksanaan siklus I.
4) Membuat perbaikan atau revisi untuk pelaksanaan siklus II berdasarkan
hasil yang dicapai pada siklus I.
2. Rancangan Siklus II
a. Perencanaan yang dilakukan meliputi:
1) Melakukan revisi modifikasi alat bantu pembelajaran passing bawah bola
voli pada siklus I.
2) Membuat rencana pembelajaran dengan mengacu pada tindakan
(treatment) yang diterapkan dalam PTK yaitu modifikasi alat bantu
pembelajaran passing bawah bola voli.
3) Menyusun instrument yang digunakan dalam siklus PTK, penilaian
dalam modifikasi alat bantu pembelajaran passing bawah bola voli.
4) Menyiapkan media yang diperlukan untuk membantu pengajaran
5) Menyusun alat evaluasi pembelajaran
b. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan kegiatan yang dilakukan adalah melaksanakan
proses pembelajaran di lapangan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Guru memimpin berdoa
2) Guru menjelaskan kegiatan passing bawah bola voli dengan pendekatan
bermain..
3) Siswa melaksanakan pemanasan
4) Membentuk kelompok masing-masing 6 siswa
5) Melakukan latihan teknik dasar passing bawah pada permainan bola voli
6) Melakukan latihan teknik dasar passing bawah pada permainan bola voli
dengan media yang disiapkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
7) Penilaian langsung dilaksanakan pada saaat proses modifikasi
pembelajaran passing bawah pada permainan bola voli
8) Melakukan pendinginan
9) Menarik kesimpulan
c. Pengamatan
1) Pengamatan dilakukan untuk menilai aktivitas dan kerjasama siswa
(aspek afektif dan aspek psikomotorik) melalui lembar observasi yang
telah disiapkan.
2) Guru mengisi lembar observasi aktivitas dan kerjasama siswa.
3) Guru mengamati kesulitan yang dihadapi siswa selama pembelajaran.
4) Menilai hasil evaluasi siklus I
d. Refleksi
1) Guru menganalisis hasil pengamatan.
2) Mempelajari analisis indikator pengamatan dan evaluasi.
3) Membuat kesimpulan terhadap pelaksanaan siklus II.
Tabel 3. Prediksi Pencapaian Hasil Belajar Siswa
Aspek yang
Diukur
Prosentase Target
Pencapaian Cara Mengukur
Siklus I Siklus II
Hasil
belajar
passing
bawah bola
voli
60% 100% Diukur dengan ketuntasan belajar siswa
pada materi passing bawah bola voli,
hasil penjumlahan (aspek psikomotorik,
afektif dan kognitif) sesuai KKM yaitu
75.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
BAB IV
HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Pratindakan
Tujuan pembelajaran Panjasorkes akan terwujud apabila
pembelajarannya dilakukan menggunakan metode, model dan pendekatan yang
sesuai dengan kondisi sekolah yang bersangkutan. Akan tetapi yang menjadi
masalah adalah keterbatasan sarana dan prasarana pembelajaran yang dimiliki
sekolah yang masih belum terpenuhi, baik secara kuantitas maupun kualitasnya,
sehingga akan menjadi kendala terhadap keberhasilan proses pembelajaran
penjasorkes itu sendiri. Karena kurangnya pemberian variasi dalam
pembelajaran mengakibatkan sebagian besar atau 75% dari 21 siswa ( 16
siswa) kurang tertarik dan takut terhadap materi passing bawah bola voli,
yang menyebabkan aktivitas dan kerjasama siswa rendah. Selain itu, sebesar
75% siswa hasil belajar belum memenuhi KKM dan hanya 25% siswa
mencapai KKM. Adapun KKM untuk Penjasorkes adalah 75.
Permasalahan-permasalahan di atas akan dapat diselesaikan salah satunya
adalah dengan cara mengembangkan model pembelajaran Penjasorkes di sekolah
dengan memodifikasi pembelajaran passing bawah pada permainan bola voli
dengan media yang tidak seperti biasanya yang relevan dan cocok dengan materi
diajarkan serta sesuai dengan pendekatan yang digunakan.
Sekolah Dasar Negeri Pedagangan 03 Kecamatan Dukuhwaru Kabupaten
Tegal, merupakan salah satu sekolah di Kabupaten Tegal yang mengajarkan
mata pelajaran Penjasorkes. Salah satu materi pelajaran tersebut adalah
passing bawah. Akan tetapi proses pembelajarannya belum dapat dilakukan
secara optimal karena terbentur dengan permasalahan sarana dan prasarana
yang dimiliki.
Sekolah Dasar Negeri Pedagangan 03 Kecamatan Dukuhwaru
Kabupaten Tegal tidak memiliki fasilitas yang memadai dalam pelaksanaan
29
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
pembelajaran passing bawah pada permainan bola voli. Pemanfaatan media
yang ada dapat dijadikan salah satu sumber belajar yang efektif dan efisien
dalam proses pembelajaran Penjasorkes itu sendiri, sehingga dapat
meningkatkan pembelajaran Penjasorkes yang lebih menarik dan inovatif
serta berpotensi menumbuhkan motivasi siswa yang selama ini kurang
diperhatikan.
Tabel 4. Hasil Belajar Pratindakan
No Keterangan Nilai
1. Nilai tertinggi 75
2. Nilai terendah 63
3. Rata-rata nilai 70
4. Ketuntasan klasikal (%) 25
B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus
1. Siklus I
Dalam penelitian tindakan kelas siklus I pembelajaran berjalan dengan
lancar. Guru menerapkan pembelajaran sesuai dengan RPP yang sudah
disiapkan yaitu pendekatan bermain pada pembelajaran passing bawah
sehingga diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar passing bawah siswa
kelas IV SD Negeri Pedagangan 03 Kecamatan Dukuhwaru Kabupaten Tegal
Tahun Ajaran 2011/2012. Dalam pelaksanaan siklus I terdapat revisi yaitu
untuk penambahan pemanasan dalam pembelajaran hal tersebut bertujuan agar
hasil belajar .dapat tercapai secara maksimal dan menghindari hal-hal yang
tidak diinginkan dalam pelaksanaan pembelajaran passing bawah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
Tabel 5. Hasil Belajar Siklus I
No Keterangan Nilai
1. Nilai tertinggi 78
2. Nilai terendah 67
3. Rata-rata nilai 74
4. Ketuntasan klasikal (%) 61
2. Siklus II
Dalam penelitian tindakan kelas siklus II pembelajaran berjalan
dengan lancar dan menyenangkan. Guru menerapkan pembelajaran sesuai
dengan RPP yang sudah disiapkan yaitu dengan pendekatan bermain pada
pembelajaran passing bawah sehingga diharapkan dapat meningkatkan hasil
belajar passing bawah siswa kelas IV SD Negeri Pedagangan 03 Kecamatan
Dukuhwaru Kabupaten Tegal Tahun Ajaran 2011/2012. Dalam pelaksanaan
siklus II tujuan pembelajaran telah tercapai dengan sangat baik
Tabel 6 Hasil Belajar Siklus II
No Keterangan Nilai
1. Nilai tertinggi 90
2. Nilai terendah 82
3. Rata-rata nilai 84
4. Ketuntasan klasikal (%) 100
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
C. Perbandingan Hasil Tindakan Tiap Siklus
Tabel 7. Perbandingan Hasil Belajar Pratindakan, Siklus I dan Siklus II
No Keterangan Nilai
Pratindakan Siklus I Siklus II
1. Nilai tertinggi 75 78 90
2. Nilai terendah 63 67 82
3. Rata-rata nilai 70 74 84
4. Ketuntasan klasikal (%) 25 61 100
Hasil belajar Penjasorkes melalui pendekatan bermain dalam
pembelajaran passing bawah diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar passing
bawah siswa kelas IV SD Negeri Pedagangan 03 Kecamatan Dukuhwaru
Kabupaten Tegal Tahun Ajaran 2011/2012 meningkat dari siklus I ke siklus II.
Hal ini dapat dilihat pada nilai rata-rata yang semakin meningkat yaitu pada
pratindakan rata-rata 70 dan ketuntasan klasikal 25%, siklus I rata-rata 74 dan
ketuntasan klasikal 61% sedangkan pada siklus II rata-rata mencapai 84 dan
ketuntasan klasikal 100%. Untuk lebih jelasnya perbandingan hasil belajar antara
siklus I dan siklus II dapat dilihat pada gambar 5.
Gambar 5. Perbandingan Hasil Belajar Pratindakan, Siklus I dan Siklus II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
D. Pembahasan
Hasil belajar passing bawah meningkat dengan memodifikasi alat bantu
pembelajaran passing bawah siswa kelas IV SD Negeri Pedagangan 03
Kecamatan Dukuhwaru Kabupaten Tegal Tahun Ajaran 2011/2012. Modifikasi
alat bantu pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa baik dari aspek
psikomotorik, kognitif dan afektif. Dari aspek psikomotorik (kemampuan siswa
mempraktekkan pembelajaran passing bawah), kognitif (pengetahuan siswa
tentang pembelajaran passing bawah dan kemampuan siswa memahami peraturan
yang ada), afektif (sikap siswa dalam melakukan modifikasi pembelajaran passing
bawah, kerjasama dan sportifitas siswa).
Dalam penelitian tindakan kelas dengan memodifikasi alat bantu
pembelajaran passing bawah siswa kelas IV SD Negeri Pedagangan 03
Kecamatan Dukuhwaru Kabupaten Tegal Tahun Ajaran 2011/2012 terdapat
beberapa keunggulan diantaranya yaitu siswa mendapatkan suasana belajar yang
baru sehingga siswa tidak merasa bosan dengan pembelajaran yang monoton,
melalui pendekatan bermain menjadikan siswa lebih mudah dalam sehingga hasil
belajar siswa dapat meningkat serta dapat meningkatkan kreatifitas guru dalam
menciptakan model-model pembalajaran yang inovatif.
Pratindakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
Pendekatan bermain dalam pembelajaran passing bawah dapat
meningkatkan hasil belajar passing bawah siswa kelas IV SD Negeri Pedagangan
03 Kecamatan Dukuhwaru Kabupaten Tegal Tahun Ajaran 2011/2012. Hasil
belajar Penjasorkes melalui pendekatan bermain dalam pembelajaran passing
bawah siswa kelas IV SD Negeri Pedagangan 03 Kecamatan Dukuhwaru
Kabupaten Tegal Tahun Ajaran 2011/2012 meningkat dari siklus I ke siklus II.
Hal ini dapat dilihat pada nilai rata-rata yang semakin meningkat yaitu pada
pratindakan rata-rata 70 dan ketuntasan klasikal 25%, siklus I rata-rata 74 dan
ketuntasan klasikal 61% sedangkan pada siklus II rata-rata mencapai 84 dan
ketuntasan klasikal 100%.
B. Implikasi
Pendekatan bermain dalam pembelajaran passing bawah dalam
Penjasorkes sangat bermanfaat dalam mencapai tujuan pembelajaran. Pendekatan
bermain dalam pembelajaran passing bawah sangat baik digunakan dalam
pembelajaran Penjasorkes materi passing bawah karena dengan pendekatan
bermain dalam pembelajaran passing bawah membuat siswa lebih semangat dan
termotivasi karena siswa tidak lagi meras takut dan memudahkan siswa dalam
passing bawah. Selain itu, pendekatan bermain dalam pembelajaran passing
bawah juga dapat meningkatkan hasil belajar siswa baik dari aspek psikomotorik,
kognitif dan afektif
C. Saran
Berdasarkan kesimpulan tentang pembelajaran passing bawah melalui
pendekatan bermain, maka penulis memberikan saran-saran antara lain yaitu:
1. Guru penjasorkes diharapkan menggunakan pendekatan bermain dalam
pembelajaran agar hasil belajar siswa meningkat.
34
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
2. Guru Penjasorkes hendaknya kreatif dan inovatif dalam menyampaikan materi
kepada siswa dan dapat mengatasi keterbatasan sarana dan prasarana yang ada
di sekolah dengan memanfaatkan barang-barang yang sudah tidak terpakai
untuk media pembelajaran Penjasorkes.
3. Guru Penjasorkes hendaknya menerapkan pendekatan bermain dalam
pembelajaran passing bawah.
4. Pendekatan bermain dalam pembelajaran passing bawah dapat meningkatkan
hasil belajar siswa baik aspek psikomotorik, kognitif dan afektif serta dapat
meningkatkan aktivitas dan kerjasama siswa dalam pembelajaran sehingga
efektif digunakan dalam pembelajaran Penjasorkes.
5. Dalam pemanfaatan produk pendekatan bermain dalam pembelajaran passing
bawah sebaiknya disesuaikan dengan sarana dan prasarana yang ada di sekolah
(lapangan dan ketersediaan sarana) serta kondisi siswa (tingkat kesulitan
pembelajaran disesuaikan dengan siswa).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user