UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MEMUKUL BOLA KASTI .../Upaya...perpustakaan.uns.ac.id...
Transcript of UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MEMUKUL BOLA KASTI .../Upaya...perpustakaan.uns.ac.id...
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MEMUKUL BOLA KASTI
MELALUI MODIFIKASI ALAT BANTU PEMBELAJARAN SISWA
KELAS V SD NEGERI KALISAPU 04 KECAMATAN SLAWI
KABUPATEN TEGAL TAHUN AJARAN 2011/2012
SKRIPSI
Oleh:
TUGIYATNO
X4711252
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
Juli 2012
i
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini
Nama : Tugiyatno
NIM : X4711252
Jurusan/ Program Studi : Pendidikan Olahraga dan Kesehatan/
Pendidikan Jasmani Kesehatan dan
Rekreasi
menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “UPAYA MENINGKATKAN
HASIL BELAJAR MEMUKUL BOLA KASTI MELALUI
MODIFIKASI ALAT BANTU PEMBELAJARAN SISWA KELAS V SD
NEGERI KALISAPU 04 KECAMATAN SLAWI KABUPATEN TEGAL
TAHUN AJARAN 2011/2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya
sendiri. Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah
disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka.
Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil
jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.
Surakarta, Juli 2012
Yang membuat pernyataan
Tugiyatno
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MEMUKUL BOLA KASTI
MELALUI MODIFIKASI ALAT BANTU PEMBELAJARAN SISWA
KELAS V SD NEGERI KALISAPU 04 KECAMATAN SLAWI
KABUPATEN TEGAL TAHUN AJARAN 2011/2012
Oleh:
TUGIYATNO
X4711252
Skripsi
diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar
Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi,
Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
Juli 2012
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
MOTTO
1. Iman, eling lan waspodo
2. Sesungguhnya di balik kesulitan terdapat kemudahan (Q.s. Asyrah; 6)
vi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
PERSEMBAHAN
Teriring syukurku pada-Mu karya ini untuk:
1. Istri tercinta yang telah memberikan motivasi dan doa
2. Anak-anakku tersayang yang telah memberikan dorongan dan semangat
3. Teman-teman kelompok (Krisdiana, Udi Panoto, Juwaningsih, Waryono,
Moch. Nasikhi, Sunoto, Adi Mulyanto)
4. Teman-teman Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
vii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
ABSTRAK
Tugiyatno. UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MEMUKUL BOLA KASTI MELALUI MODIFIKASI ALAT BANTU PEMBELAJARAN SISWA KELAS V SD NEGERI KALISAPU 04 KECAMATAN SLAWI KABUPATEN TEGAL TAHUN AJARAN 2011/2012. Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Juli 2012.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas penerapan modifikasi alat bantu pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar memukul bola kasti siswa kelas V SD Negeri Kalisapu 04 Kecamatan Slawi Kabupaten Tegal Tahun Ajaran 2011/2012.
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas terdiri atas dua siklus. Penelitian tindakan kelas ini ditujukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa materi pokok memukul bola kasti. Setiap siklus mencakup empat tahapan yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Kalisapu 04 kelas V dengan 28 siswa. Teknik pengumpulan data adalah dengan tes, dokumentasi dan observasi. Analisis data mengguanakan teknik analisis deskriptif presentase.
Hasil penelitian menunjukkan hasil belajar Penjasorkes dengan memodifikasi alat bantu pembelajaran sehingga diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar memukul bola kasti siswa kelas V SD Negeri Kalisapu 04 Kecamatan Slawi Kabupaten Tegal Tahun Ajaran 2011/2012 meningkat dari siklus I ke siklus II. Hal ini dapat dilihat pada nilai rata-rata yang semakin meningkat yaitu pada siklus I rata-rata 74 dan pada siklus II rata-rata mencapai 86 dan ketuntasan klasikal meningkat dari 60% menjadi 100%.
Sehingga dapat disimpulkan modifikasi alat bantu pembelajaran membukul bola kasti dapat meningkatkan hasil belajar siswa baik dari ranah kognitif, psikomotorik dan afektif.
Kata Kunci : Modifikasi alat bantu pembelajaran kasti, hasil belajar
viii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur pada Allah Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan kasih dan
kemurahan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Selama
menyusun skripsi ini, penulis telah banyak menerima bantuan, kerjasama dan
sumbangan pikiran dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini
penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Rektor Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan
kesempatan bagi penulis untuk memperoleh pendidikan formal di Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
3. Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
4. Ketua Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi, Jurusan
Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta
5. Drs. Sunardi, M. Kes, selaku Dosen Pembimbing I yang telah memberikan
pengarahan dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini
6. Drs. Sugiyoto, M. Pd selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberikan
motivasi dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini
7. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan yang telah
memberikan bekal kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini
8. Kepala SD Negeri Kalisapu 04 yang telah memberikan ijin kepada peneliti
untuk melakukan penelitian di lembaga yang dipimpinnya.
9. Rekan-rekan guru Penjasorkes yang telah membantu pelaksanaan penelitian
hingga selesai.
10. Siswa-siswa SD Negeri Kalisapu 04 yang telah membantu proses penelitian.
ix
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
11. Semua pihak yang telah membantu terselesainya skripsi ini yang tidak dapat
penulis sebutkan satu persatu.
Akhir kata semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri dan
pembaca.
Surakarta, Juni 2012
Tugiyatno
x
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR ISI
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
HALAMAN PERNYATAAN ....................................................................... ii
HALAMAN PENGAJUAN .......................................................................... iii
HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... iv
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... v
HALAMAN ABSTRAK ............................................................................... vi
HALAMAN MOTTO .................................................................................... vii
HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................... viii
KATA PENGANTAR .................................................................................... ix
DAFTAR ISI .................................................................................................. xi
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xv
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 5
D. Manfaat Hasil Penelitian ............................................................... 5
xi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
BAB II KAJIAN PUSTAKA.......................................................................... 6
A. Kajian Teori ................................................................................... 6
B. Kerangka Berpikir ......................................................................... 19
C. Hipotesis Tindakan ........................................................................ 22
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................. 23
A. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................... 23
B. Subjek Penelitian ........................................................................... 24
C. Data dan Sumber Data .................................................................. 24
D. Teknik Pengumpulan Data ........................................................... 24
E. Metode Analisis Data .................................................................... 25
F. Prosedur Penelitian ........................................................................ 26
BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN ................................ 31
A. Deskripsi Pratindakan .................................................................... 31
B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus ......................................... 32
C. Perbandingan Hasil Tindakan Antarsiklus ................................... 33
D. Pembahasan ................................................................................... 34
BAB V HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN ................................. 36
A. Simpulan ......................................................................................... 36
B. Implikasi ........................................................................................ 36
C. Saran................................................................................................ 36
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 38
LAMPIRAN .................................................................................................... 40
xii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Melempar Bola ........................................................................................... 11
2. Menangkap Bola .......................................................... 12
3. Melempar Bola dan Pemukul .......................................................... 13
4. Kerangka Berfikir........................................................................................ 21
5. Alur Tahapan Siklus .......................................................... 26
6. Perbandingan Hasil Belajar Siklus I dan Siklus II .................................... 34
xiii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Rincian Kegiatan Penelitian ...................................................................... 23
2. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 25
3. Prediksi Pencapaian Hasil Belajar Siswa ................................................. 30
4. Hasil Belajar Pratindakan ........................................................................... 31
5. Hasil Belajar Siklus I ................................................................................. 32
6. Hasil Belajar Siklus II ................................................................................ 33
7. Perbandingan Hasil Belajar Pratindakan, Siklus I dan Siklus II .............. 33
xiv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Silabus ......................................................................................................... 40
2. RPP Siklus I ................................................................................................ 44
3. RPP Siklus II .............................................................................................. 59
4. Surat Ijin Penelitian .................................................................................... 73
5 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ........................................ 74
6. Dokumentasi Penelitian .............................................................................. 75
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
xv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam masa pembangunan ini warga Indonesia dituntut aktif ikut serta
berperan dalam pembangunan nasional. Pembangunan pada hakekatnya adalah
pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat
Indonesua seluruhnya dengan Pancasila sebagai dasar, tujuan dan pedomannya,
seperti yang tertuang dalam Tap MPR No. 11/MPR/1993 tentang GBHN yang
menjelaskan bahwa “Pembinaan dan pengembangan olahraga merupakan bagian
dari upaya peningkatan kualitas manusia Indonesia yang ditujukan pada
peningkatan kesehatan jasmani dan rohani seluruh masyarakat, pemupukan watak,
disiplin dan sportifitas serta pengembangan prestasi yang dapat membangkitkan
rasa kebanggaan Nasional”
Pendidikan jasmani adalah wahana untuk mendidik anak. Para ahli
sepakat, bahwa pendidikan jasmani merupakan “alat” untuk membina anak muda
agar kelak mereka mampu membuat keputusan terbaik tentang aktivitas jasmani
yang dilakukan dan menjalani pola hidup sehat di sepanjang hayatnya (Rusli
Lutan, 2002: 17).
Uraian dalam Kurikulum Sekolah Dasar mengenai mata pelajaran
pendidikan jasmani menyebutkan bahwa tujuan pendidikan jasmani di sekolah
dasar adalah memacu pertumbuhan dan perkembangan jasmani, mental,
emosional dan sosial yang selaras dalam upaya membentuk dan mengembangkan
hidup sehat. Pendidikan jasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang
memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistik dalam
kualitas individu, baik dalam hal fisik, mental, serta emosional (Depdiknas,
2002).
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
Tujuan pembelajaran Penjasorkes akan dapat tercapai apabila pelajaran
pendidikan jasmani diajarkan menggunakan metode, model dan pendekatan yang
sesuai dengan kondisi sekolah yang bersangkutan. Akan tetapi yang menjadi
masalah adalah keterbatasan sarana dan prasarana pembelajaran yang dimiliki
sekolah yang masih belum terpenuhi, baik secara kuantitas maupun kualitasnya,
sehingga akan menjadi kendala terhadap keberhasilan proses pembelajaranya.
Dengan demikian maka tujuan dari pembelajaran tersebut tidak akan dapat
terwujud.
Usaha untuk mewujudkan tujuan Panjasorekes tersebut maka
pembelajaran Penjasorkes harus diajarkan menggunakan metode, model dan
pendekatan yang sesuai dengan kondisi sekolah yang bersangkutan. Akan tetapi
yang menjadi masalah adalah sarana dan prasarana pembelajaran yang dimiliki
sekolah belum memadai, baik secara kuantitas maupun kualitasnya. Kondisi ini
akan menyebabkan proses pembelajaran Penjasorkes tidak bisa maksimal padahal
tuntutan kurikulum harus dilaksanakan semestinya.
Pendidikan jasmani adalah wahana untuk mendidik anak. Para ahli
sepakat, bahwa pendidikan jasmani merupakan “alat” untuk membina anak muda
agar kelak mereka mampu membuat keputusan terbaik tentang aktivitas jasmani
yang dilakukan dan menjalani pola hidup sehat di sepanjang hayatnya (Rusli
Lutan, 2002: 17).
. Pendidikan jasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang
memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistik dalam
kualitas individu, baik dalam hal fisik, mental, serta emosional. Pendidikan
jasmani adalah bentuk pendidikan gerak untuk kualitas kehidupan manusia, Oleh
karena itu, pendidikan jasmani. Pendidikan jasmani di sekolah bukanlah hanya
sekedar mendidik melalui aktivitas jasmani, akan tetapi proses pembelajaran
pendidikan jasmani juga dijadikan sebagai salah satu media untuk memecahkan
masalah gerak.
Pendidikan jasmani mempunyai hubungan yang sangat erat dengan
belajar gerak dimana belajar gerak merupakan salah satu bentuk belajar yang
mempunyai tujuan dalam peningkatan kualitas gerak tubuh. Di dalam pendidikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
jasmani , belajar gerak berperan dalam pengembangan ketrampilan gerak tubuh
dan penguasaan pola-pola gerak ketrampilan olahraga (Sugiarto dan Sudjarwo
1993:234 ).
Penyelenggaraan pendidikan jasmani di sekolah dasar selama ini
berorentasi pada pengajaran cabang-cabang olahraga yang sifatnya mengarah
pada penguasaan teknik secara detail dari cabang olahraga yang diajarkan.
Tuntutan yang demikian selalu mempengaruhi persepsi dan pola pikir guru
pendidikan jasmani. Kenyataan ini dapat di lihat dilapangan, dari hasil
pengamatan dapat dikatan bahwa penyelenggaraan pendidikan jasmani di
sekolah dasar belum dikelola sebagaimana mestinya sesuai dengan pertumbuhan
dan perkembangan peserta didik , baik dari segi kognitif. Afektif, motorik,
maupun fisik.
Pendidikan jasmani yang baik harus mampu meningkatkan pengetahuan
anak tentang prinsip prinsip gerak. Pengetahuan tersebut akan membuat anak
mampu memahami bagaimana suatu ketrampilan dipelajari hingga tingkatanya
yang lebih tinggi. Dengan demikian, seluruh gerkanya bisa lebih bermakna.
Pendidikan jasmani yang diselenggarakan di sekolah dasar hendaknya
dapat membentuk keterampilan gerak dasar bagi gerak anak-anak sekolah dasar.
Sekolah dasar melalui berbagai bentuk keterampilan gerak dasar akan dapat
meningkatkan aktivitas pengembangan kemampuan jasmani anak.
Dengan demikian, bagaimana guru memilih metode, melibatkan anak,
berinteraksi dengan siswa serta merangsang interaksi siswa dengan siswa lainnya,
harus menjadi pertimbangan utama.
Guru Penjasorkes saat ini cenderung masih melaksanakan proses
pembelajaran yang bersifat konvensional. Artinya guru mengajar dengan cara
yang tidak menarik karena monoton dan membosankan, sehingga motivasi siswa
dalam mengikuti pelajaran penjasorkes sangat kurang. Apabila kondisi ini
dibiarkan terus menerus, maka secara tidak disadari akan mempengaruhi terhadap
tingkat kesegaran jasmani dan penguasaan keterampilan gerak siswa yang
semestinya dapat dikembangkan sesuai perkembangan gerak seusianya. Dengan
demikian potensi siswa tidak dapat berkembang seperti yang diharapkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
Permaianan kasti merupakan permainan yang harus menjunjung
sportivitas, kerjasama, kejujuran dan aspek-aspek lainnya yang positif.
Permaianan kasti cukup digemari siswa akan tetapi banyak pula hambatan yang
ditemui dalam permainan kasti. Siswa bermain kasti kurang memperhatikan
peraturan yang ada. Antara lain, setelah memukul bola siswa turut melempar
pemukul karena takut terkena bola atau pun terkena lambungan bola dari lawan.
Permasalahan-permasalahan di atas akan dapat diselesaikan salah satunya adalah
dengan cara mengembangkan model pembelajaran Penjasorkes di sekolah dengan
memodifikasi pembelajaran permainan kasti dengan media yang tidak seperti
biasanya yang relevan dan cocok dengan materi diajarkan serta sesuai dengan
pendekatan yang digunakan.
Sarana dan prasarana yang ada di Sekolah Dasar Negeri Kalisapu 04
Kecamatan Slawi Kabupaten Tegal kurang memadai sehingga dalam pelaksanaan
pembelajaran permainan kasti kurang maksimal. Pemanfaatan media yang ada
dapat dijadikan salah satu sumber belajar yang efektif dan efisien dalam proses
pembelajaran Penjasorkes itu sendiri, sehingga dapat meningkatkan pembelajaran
Penjasorkes yang lebih menarik dan inovatif serta berpotensi menumbuhkan
motivasi siswa yang selama ini kurang diperhatikan.
Karena kurangnya pemberian variasi dalam pembelajaran mengakibatkan
sebagian besar atau 75% dari 28 siswa ( 21 siswa) kurang tertarik dan takut
terhadap materi permainan kasti, siswa takut terkena bola yang dilambungkan
teman yang menyebabkan aktivitas dan kerjasama siswa rendah. Selain itu,
sebesar 75% siswa hasil belajar belum memenuhi KKM. Adapun KKM untuk
Penjasorkes adalah 75. Dengan adanya modifikasi pembelajaran permainan kasti
diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar, aktivitas dan kerjasama siswa.
Berdasarkan uraian di atas peneliti akan mengadakan penelitian dengan
judul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Memukul Bola Kasti Melalui
Modifikasi Alat Bantu Pembelajaran Siswa Kelas V SD Negeri Kalisapu 04
Kecamatan Slawi Kabupaten Tegal Tahun Ajaran 2011/2012”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat diidentifikasi permasalahan
“Bagaimanakah modifikasi alat bantu pembelajaran dapat meningkatkan hasil
belajar memukul bola kasti siswa kelas V SD Negeri Kalisapu 04 Kecamatan
Slawi Kabupaten Tegal Tahun Ajaran 2011/2012?”
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang ada maka tujuan penelitian ini adalah
penerapan modifikasi alat bantu pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar
memukul bola kasti siswa kelas V SD Negeri Kalisapu 04 Kecamatan Slawi
Kabupaten Tegal Tahun Ajaran 2011/2012.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Guru
a. Meningkatkan kemampuan guru dalam menciptakan model pembelajaran
yang kreatif untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
b. Meningkatkan kinerja guru dalam menjalankan tugas secara profesional.
2. Bagi Siswa
a. Menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan
b. Hasil belajar dan motivasi siswa akan meningkat dalam kegiatan
pembelajaran karena model pembelajaran yang baru.
3. Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini sebagai masukan guna peningkatan kualitas sekolah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka
1. Belajar dan Pembelajaran
Menurut Gagne dan Berliner (dalam Tri Anni, 2006: 2) belajar
merupakan proses dimana suatu organisme mengubah perilakunya karena hasil
dari pengalaman. Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya
perubahan pada diri seseorang. Oleh sebab itu belajar adalah proses yang aktif,
belajar adalah proses mereaksi diri terhadap semua situasi yang ada di sekitar
individu.
Belajar adalah proses yang diarahkan kepada tujuan, proses berbuat
melalui berbagai pengalaman. Belajar adalah proses melihat, mengamati,
memahami sesuatu. Hakikat belajar sebagai inti proses pengajaran. Dengan
kata lain bahwa dalam proses pengajaran atau interaksi belajar mengajar yang
menjadi persoalan utama ialah adanya proses belajar pada siswa yakni proses
berubahnya tingkah laku siswa melalui berbagai pengalaman yang
diperolehnya (Sudjana, 2009: 28).
Prinsip-prinsip belajar (Wahab, 2007: 31) pada umumnya yaitu siswa
akan belajar lebih baik bila keadaan siap, setiap siswa mempunyai kecepatan
dan gaya tersendiri dalam belajar, siswa belajar bagaimana belajar, belajar
selalu berlangsung dalam hubungannya dengan tujuan, belajar amat ditentukan
oleh penguatan, mempelajari sesuatu adalah melakukan sesuatu, siswa
senantiasa memberi reaksi yang kurang menyenangkan terhadap cara yang
terlalu mengarahkan, belajar yang tidak memberikan sesuatu yang baru tidak
memberi manfaat, belajar bukanlah penambahan (additive) melainkan
menggabungkan (integrative), siswa nampaknya lebih senang belajar dari
teman sebayanya dari pada belajar dari orang tua, siswa akan berusaha dengan
keras jika tugas-tugas yang dibebankan kepadanya masih dalam jangkauan
kemampuannya yang menantang yaitu tidak terlalu sukar tetapi juga tidak
6
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
terlalu mudah, waktu yang digunakan untuk mengingat sesuatu akan lebih
efektif dari membaca kembali, siswa hanya mempelajari apa yang diduganya
akan diujikan, pendapat dari suatu kelompok sebaya merupakan motivasi yang
kuat, untuk membentuk konsep siswa harus dihadapkan pada contoh yang
khusus sehingga akan nampak ciri-ciri yang berbeda dengan sesuatu yang tidak
nampak sehingga dapat menarik konsep tertentu dari contoh khusus tersebut
kemudian menggunakan konsep itu, keterampilan-keterampilan yang dipelajari
secara terpisah, tidak berfungsi, bahan-bahan yang bermakna mudah dipelajari
dan dipindahkan, belajar kognitif dapat dicapai baik melalui hafalan yang
dihubungkan (rote association) atau melalui teknik menemukan sendiri, belajar
yang bersifat psikomotor terjadi dengan baik bila dilakukan dengan penjelasan,
demonstrasi dan dengan latihan (practice) yang bermakna, pengalaman yang
menyenangkan akan lebih mungkin mengubah sikap dari pada pengalaman
yang tidak menyenangkan.
Menurut Furqon Hidayatullah (dalam Self-Evaluation Kit, 2011)
pembelajaran yang berhasil belajar memiliki beberapa indikator yaitu
menantang, menyenangkan mendorong eksplorasi, memberi pengalaman
sukses, mengembangkan kecakapan berfikir.
2. Pendidikan Jasmani
a. Pengertian Penjasorkes
Pendidikan Olahraga dan Kesehatan sebagaimana dijelaskan dalam
kurikulum sekolah dasar mengandung pengertian “Pendidikan Olahraga dan
Kesehatan adalah suatu proses pendidikan yang diarahkan untuk
mendorong, membimbing, mengembangkan, dan membina kemampuan
jasmani dan rohani serta kesehatan siswa dan lingkungan hidupnya, agar
tumbuh dan berkembang jasmani dan rohani serta kesehatan siswa dan
lingkungan hidupnya agar tumbuh dan berkembang secara harmonis dan
optimal sehingga mampu melaksanakan tugas bagi dirinya dan
pengembangan bangsa” (Subagiyo, 2008:1.14).
Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan merupakan program
pengajaran yang sangat penting dalam pembentukan kebugaran para siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
Pembelajaran olahraga dan kesehatan diharapkan dapat mengarahkan siswa
untuk dapat beraktivitas olahraga agar tercipta generasi yang sehat dan kuat
(Tim Abdi Guru, 2007: 1).
b. Asas dan Ruang Lingkup Penjasorkes
Untuk lebih memperluas wawasan mengenai istilah olahraga dan
pendidikan jasmani kiranya perlu diperkenalkan dengan beberapa rumusan
yang menjadi ruang lingkup sebagai berikut :
1) Permainan dan olahraga meliputi: olahraga tradisional, permainan.
eksplorasi gerak, keterampilan lokomotor non-lokomotor,dan manipulatif,
atletik, kasti, rounders, kippers, sepak bola, bola basket, bola voli, tenis
meja, tenis lapangan, bulu tangkis, dan beladiri, serta aktivitas lainnya.
2) Aktivitas pengembangan meliputi: mekanika sikap tubuh, komponen
kebugaran jasmani, dan bentuk postur tubuh serta aktivitas lainnya
3) Aktivitas senam meliputi: ketangkasan sederhana, ketangkasan tanpa alat,
ketangkasan dengan alat, dan senam lantai, serta aktivitas lainnya.
4) Aktivitas ritmik meliputi: gerak bebas, senam pagi, SKJ, dan senam aerobic
serta aktivitas lainnya
5) Aktivitas air meliputi: permainan di air, keselamatan air, keterampilan
bergerak di air, dan renang serta aktivitas lainnya.
6) Pendidikan luar kelas, meliputi: piknik/karyawisata, pengenalan lingkungan,
berkemah, menjelajah, dan mendaki gunung.
7) Kesehatan, meliputi penanaman budaya hidup sehat dalam kehidupan
sehari- hari, khususnya yang terkait dengan perawatan tubuh agar tetap
sehat, merawat lingkungan yang sehat, memilih makanan dan minuman
yang sehat, mencegah dan merawat cidera, mengatur waktu istirahat yang
tepat dan berperan aktif dalam kegiatan P3K dan UKS. Aspek kesehatan
merupakan aspek tersendiri, dan secara implisit masuk ke dalam semua
aspek.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
c. .Tujuan Penjasorkes
Tujuan yang ingin dicapai melalu pendidikan jasmani mencakup
pengembangan individu secara menyeluruh. Artinya, cukupan penjas tidak
semata-mata pada aspek jasmani saja, akan tetapi juga aspek mental, dan
sosial. Cakupan pendidikan jasmani adalah sebagi berikut :
1) Perkembangan fisik
Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan melakukan aktivitas-
aktivitas yang melibatkan kekuatan fisik dari bervagai organ tubuh
seseorng (physical fitness)
2) Perkembangan Gerak / Motorik
Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan berfikir dan gerak secara
efektif,efisien,halus, indah, dan sempurna.
3) Perkembangan Mental / Sosial & Kepribadian
Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan berfikir dan
menginterprestasikan keseluruhan sehingga memungkinkan tumbuh dan
berkembang pengetahuannya, sikap dan tanggung jawab siswa.
4) Perkembangan Sosial
Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan siswa dalam menyesuaikan
diri pada suatu kelompok atau masyarakat (Adang Suherman, 2000: 22).
3. Kasti
Permainan kasti merupakan salah satu cabang olahraga permainan
yang sangat populer di Indonesia jauh sebelum zaman penjajahan Jepang,
bahkan pada zaman Belanda juga sudah dikenal masyarakat. Permainan kasti
sering dipertandingkan dalam kejuaraan di Sekolah sehingga permainan ini
sangat dikenal dan diajarkan di Sekolah-sekolah, SD, SLTP, SLTA, bahkan di
masyarakat.
Adapun teknik permainan kasti ini secara umum adalah teknik jalan,
teknik lari, teknik melempar, teknik menangkap, teknik melambung, teknik
memukul dan teknik mengelak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
a. Penguasaan teknik individu
Dalam keterampilan individu semua permainan bola kecil dapat
dikatakan hampir sama, hanya saja permainan kasti dua tiang hinggap adalah
dasar permainan untuk mempergunakan taktik bermain bagi individu dalam
memulai permainan, tetapi taktik ini juga sangat berhubungan dengan
keterampilan dasar yang betul-betul sudah dikuasainya secara tidak langsung
akan menimbulkan percaya diri dalam melakukan suatu taktik, yaitu
bagaimana menghindari lemparan dari regu lapangan yaitu dengan gerak
membungkuk, melompat, ataupun meliuk dan sebagainya sehingga sulit untuk
dilempar.
Teknik dan taktik dalam permainan kasti ini yang utama bagi regu
pemukul diantaranya adalah regu pemukul sudah menguasai teknik memukul
yang baik sehingga ia dapat mengarahkan bolanya ke mana yang ia sukai, yaitu
dengan membentuk posisi kaki dan mengarahkan bahu ke tempat sasaran yang
akan dituju. Kemudian ia akan melanjutkan dengan teknik berlari yang baik,
apabila ia akan berlari berbelok-belok atau membungkuk atau melompat.
Dengan sendirinya ia juga sudah melaksanakan bagaimana cara mengelak atau
menghindari diri dari lemparan.
b. Taktik regu lapangan
Taktik bagi regu lapangan adalah menjaga bola yang datang padanya
dapat ditangkap dengan baik sehingga menghasilkan satu nilai. Di samping
teknik menangkap bola untuk dilanjutkan melempar pelari yang sedang berlari.
Bagi mereka yang mempunyai keyakinan lemparannya tidak akan
menghasilkan maka ia akan mengirim bola pada temannya, dan mereka akan
mengepung lawannya. Jadi usaha regu penjaga adalah bagaimana agar regu
pemukul dapat dilempar atau seluruh bola dapat ditangkap, dan dapat
melempar regu pemukul.
Pembelajaran memukul bola dalam permainan kasti menggunakan
modifikasi alat pemukul merupakan bentuk belajar memukul bola yang
pelaksanaannya sebuah alat pemukul bola kasti standar digantikan oleh alat
pemukul yang dimodifikasi. Alat pemukul yang dimodifikasi ini
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
penampangnya lebih lebar dari alat pemukul kasti yang sebenarnya. Dengan
alat pemukul berpenampang yang lebih lebar dan dibuat dari kayu papan yang
ringan ini, saat pembelajaran siswa tidak akan mengalami kesulitan dalam
mempraktikkan gerakan memukul bola. Sehingga siswa yang biasanya
memukul bola dengan alat pemukul standar pukulannya sering tidak mengenai
bola, maka dengan pemukul berpenampang lebar ini siswa dengan mudah
melakukan pukulan bola dan kemungkinan pukulannya tidak mengenai bola
dapat diminimalkan.
4. Modifikasi Permainan Kasti
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam permainan kasti yaitu:
a. Melempar bola melambung
1) Pegang bola kasti dengan tangan kanan
2) Pandangan diarahkan ke sasaran lemparan
3) Condongkan badan sedikit ke belakang, kemudian lemparkan bola ke
atas sehingga bola melambung
b. Melempar bola mendatar
1) Pegang bola kasti dengan tangan kanan
2) Pandangan diarahkan ke sasaran lemparan
3) Posisi badan tegak, kemudian lemparkan bola kea rah mendatar
c. Melempar bola ke bawah
1) Pegang bola kasti dengan tangan kanan
2) Pandangan diarahkan ke sasaran lemparan
3) Posisi badan tegak, kemudian lemparkan bola kearah bawah
Gambar 1. Melempar Bola
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
d. Teknik menangkap bola
1) Ikuti datangnya bola
2) Kedua pergelangan tangan bertemu
3) Bola ditangkap dengan tangan berada di depan dada
Gambar 2. Menangkap Bola
Pada permainan kasti, disamping mampu melempar bola dengan baik
harus diimbangi dengan kemampuan untuk menangkap bola. Yang perlu
diperhatikan dalam menangkap bola adalah arah datangnya bola. Dalam penelitian
ini, modifikasi pembelajaran permainan kasti dilakukan dengan mengganti media
bola kasti diganti dengan bola tenis, hal ini bertujuan untuk menghilangkan
ketakutan siswa pada bola kasti yang keras dan jika terkena lemparan terasa sakit.
Untuk pemukul dimodifikasi dengan bentuk dan ukuran yang sedikit berbeda
dengan pemukul sebenarnya yaitu dengan membuat pemukul dengan permukaan
pemukul lebih lebar sehingga daya tangkap lemparan bola lebih besar. Selain itu
modifikasi pembelajaran permainan kasti juga dikemas dalam bentuk permainan
sehingga siswa dapat lebih antusias dan aktif dalam mengikuti pembelajaran
Penjasorkes.
Aturan permainan yang digunakan dalam Permainan kasti yang
dimodifikasi mengacu pada peraturan permainan Permainan kasti yang
sebenarnya, namun ada beberapa peraturan yang sudah dimodifikasi sedemikian
rupa disesuaikan dengan kondisi di lapangan antara lain:
a. Cara memukul bola yang dilambungkan sendiri
1. Sikap awal berdiri tegak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
2. Letakkan kaki kiri di depan
3. Bola dilambungkan sendiri
4. Tangan kiri untuk melambungkan bola dan tangan kanan untuk memukul
bola yang dilambungkan dengan penampang lebar
Gambar 3. Memukul Bola dan Pemukul Berpenampang Lebar
b. Cara memukul bola dengan pemukul penampang lebar yang dilambungkan
teman
1) Sikap awal berdiri tegak
2) Letakkan kaki kiri di depan dan pegang pemukul dengan tangan kanan dan
tangan kiri meminta bola kepada pelambung
3) Perhatikan arah datangnya bola yang dilambungkan teman
4) Pukul bola kea rah melambung membentuk sudut 45°
5. Prinsip Modifikasi Pembelajaran
Modifikasi merupakan menganalisis sekaligus mengembangkan
materi pelajaran dengan cara meruntunkannya dalam bentuk aktivitas belajar
yang potensial sehingga dapat memperlancar siswa dalam belajar. Modifikasi
bertujuan untuk menuntun, mengarahkan dan membelajarkan siswa yang
belum bisa menjadi bisa. Modifikasi pembelajaran dapat dikaitkan dengan
kondisi lingkungan pembelajaran (dalam Yoyo Bahagia, 2010). Modifikasi
pembelajaran ini dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa klasifikasi yaitu.
a. Peralatan
Peralatan yang dimiliki sekolah-sekolah biasanya kurang memadai dalam
arti kuantitas maupun kualitasnya. Peralatan yang adapun sangat sedikit
jumlahnya. Guru dapat menambah atau mengurangi tingkat kompleksitas
10 cm
15cm 5cm
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
kesulitan tugas ajar dengan cara memodifikasi peralatan yang digunakan
untuk aktivitas pendidikan jasmani.
b. Penataan ruang gerak
Guru dapat mengurangi atau menambah tingkat kompleksitas atau
kesulitan tugas ajar dengan cara menata ruang gerak siswa dalam kegiatannya.
c. Jumlah siswa yang terlibat
Guru dapat mengurangi atau menambah tingkat kompleksitas dan
kesulitan tugas ajar dengan cara mengurangi atau menambah jumlah siswa
yang terlibat dalam melakukan tugas ajar tersebut.
Menurut Ngasmain Soepartono (dalam Yoyo Bahagia, 2010) bahwa
alasan utama perlunya modifikasi adalah anak bukanlah orang dewasa dalam
bentuk kecil, kematangan fisik dan mental anak belum selengkap orang
dewasa; Pendekatan pembelajaran pendidikan jasmani selama ini kurang
efektif, hanya bersifat lateral dan monoton; Sarana dan prasarana pembelajaran
pendidikan jasmani yang ada sekarang hampir semuanya didesain untuk orang
dewasa.
Menurut Rusli Lutan (dalam Yoyo Bahagia, 2010) modifikasi dalam
mata pelajaran pendidikan jasmani diperlukan dengan tujuan agar siswa
memperoleh kepuasan dalam mengikuti pelajaran, meningkatkan kemungkinan
keberhasilan dalam berpartisipasi dan dapat melakukan pola gerak secara
benar.
Pelaksanaan modifikasi alat bantu pembelajaran kasti dalam
Penjasorkes pada prinsipnya adalah.
a. Membuat penilaian lebih mudah
b. Meningkatkan peluang untuk mempraktekkan teknik kasti dengan baik dan
benar.
c. Menyusun materi untuk memudahkan pembelajaran teknik
d. Merubah aturan sesederhana mungkin
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
6. Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh
pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar. Perolehan aspek-aspek
perubahan perilaku tersebut tergantung pada apa yang dipelajari oleh
pembelajar. Oleh karena itu apabila pembelajar mempelajari pengetahuan
tentang konsep, maka perubahan perilaku yang harus dicapai oleh pembelajar
setelah melaksanakan aktivitas belajar dirumuskan dalam tujuan pembelajaran
(Chatarina, 2006: 5). Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukkan
dalam berbagai bentuk seperti berubah pengetahuannya, pemahamannya, sikap
dan tingkah lakunya, keterampilannya, kecakapan dan kemampuannya, daya
reaksinya, daya penerimaannya dan lain-lain aspek yang ada pada individu
(Sudjana, 2009: 49). Unsur-unsur yang ada dalam aspek hasil belajar yaitu:
a. Tipe hasil belajar bidang kognitif
1) Tipe hasil belajar pengetahuan hafalan (knowledge)
Dari sudut respon belajar siswa pengetahuan itu perlu dihafal,
diingat agar dapat dikuasai dengan baik. Tipe hasil belajar ini penting
sebagai prasyarat untuk menguasai dan mempelajari tipe hasil belajar lain
yang lebih tinggi. Pengetahuan hafalan merupakan kemampuan terminal
(jembatan) untuk menguasai dan mempelajari tipe hasil belajar lainnya.
2) Tipe hasil belajar pemahaman (comprehention)
Pemahaman memerlukan kemampuan menangkap makna atau arti
dari suatu konsep. Untuk itu maka diperlukan adanya hubungan atau
pertautan antara konsep dengan makna yang ada dalam konsep tersebut.
3) Tipe hasil belajar penerapan (aplikasi)
Aplikasi adalah kesanggupan menerapkan dan mengabstraksi suatu
konsep ide, rumus, hukum dalam situasi yang baru. Dalam aplikasi harus
ada konsep, teori, hukum, rumus.
4) Tipe hasil belajar analisis
Analisis adalah kesanggupan memecah, mengurai suatu integritas
(kesatuan yang utuh) menjadi unsur-unsur atau bagian-bagian yang
mempunyai arti atau mempunyai tingkatan hirarki. Analisis merupakan tipe
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
hasil belajar yang kompleks yang memanfaatkan unsur tipe hasil belajar
sebelumnya yaitu pengetahuan, pemahaman, aplikasi.
5) Tipe hasil belajar sintesis
Sintesis adalah lawan dari analisis bila pada analisis tekanan pada
kesanggupan menguraikan suatu integritas menjadi bagian yang bermakna
pada sintesis adalah kesanggupan menyatukan unsur atau bagian menjadi
satu integritas.
6) Tipe hasil belajar evaluasi
Evaluasi adalah kesanggupan memberikan keputusan tentang nilai
sesuatu berdasarkan judgement yang dimilikinya dan kriteria yang
dipakainya. Dalam tipe hasil belajar evaluasi tekanan pada pertimbangan
suatu nilai, mengenai baik tidaknya, dengan menggunakan kriteria tertentu.
b. Tipe hasil belajar bidang afektif
Bidang afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Tipe hasil belajar
afektif tampak pada siswa dalam berbagai tingkah laku seperti atensi/perhatian
terhadap pelajaran, disiplin, motivasi belajar, menghargai guru dan teman
sekelas, kebiasaan belajar dan lain-lain. Beberapa tingkatan bidang afektif
sebagai tujuan dan tipe hasil belajar. Tingkatan tersebut dimulai tingkat yang
dasar atau sederhana sampai tingkatan yang kompleks.
1) Receiving/attending
Yaitu semacam kepekaan dalam menerima rangsangan (stimulus)
dari luar yang datang pada siswa, baik dalam bentuk masalah situasi, gejala.
Dalam tipe ini termasuk kesadaran, keinginan untuk menerima stimulus,
kontrol dan seleksi gejala atau rangsangan dari luar.
2) Responding atau jawaban
Yaitu reaksi yang diberikan seseorang terhadap stimulasi yang
datang dari luar. Dalam hal ini termasuk ketepatan reaksi, perasaan,
kepuasan dalam menjawab stimulus dari luar yang datang kepada dirinya.
3) Valuing (penilaian)
Yaitu berkenaan dengan nilai dan kepercayaan terhadap gejala atau
stimulus tadi. Dalam evaluasi ini termasuk di dalamnya kesediaan menerima
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
nilai, latar belakang atau pengalaman untuk menerima nilai dan kesepakatan
terhadap nilai tersebut.
4) Organisasi
Yaitu pengembangan nilai ke dalam satu sistem organisasi
termasuk menentukan hubungan satu nilai dengan nilai lain dan kemantapan
serta prioritas nilai yang telah dimilikinya. Yang termasuk dalam organisasi
ialah konsep tentang nilai, organisasi dari pada sistem nilai.
5) Karakteristik nilai atau internalisasi
Yaitu keterpaduan dari semua sistem nilai yang telah dimiliki
seseorang yang mempengaruhi nilai dan karakteristiknya.
c. Tipe hasil belajar psikomotorik
Hasil belajar psikomotor tampak dalam bentuk keterampilan dan
kemampuan bertindak individu. Ada enam tingkatan keterampilan yaitu
gerakan refleks (keterampilan pada gerakan yang tidak sadar); keterampilan
pada gerakan-gerakan dasar, kemampuan perseptual termasuk di dalamnya
membedakan visual, membedakan auditif motorik dan lain-lain; kemampuan
di bidang fisik misalnya kekuatan, keharmonisan dan ketepatan; gerakan-
gerakan skill mulai dari keterampilan sederhana sampai pada keterampilan
yang kompleks; kemampuan yang berkenaan dengan non decursive
komunikasi seperti gerakan ekspresif, interpretatif.
Hasil belajar yang dicapai siswa melalui proses belajar mengajar yang
optimal cenderung menunjukkan hasil yang berciri sebagai berikut (Sudjana,
2001: 56) yaitu: kepuasan dan kebanggaan yang dapat menumbuhkan motivasi
belajar intrinsik pada diri siswa. Motivasi intrinsik adalah semangat juang
untuk belajar yang tumbuh dari dalam diri siswa itu sendiri, menambah
keyakinan akan kemampuan dirinya, hasil belajar yang dicapai bermakna bagi
dirinya seperti akan tahan lama diingatnya, membentuk perilaku bermanfaat
untuk mempelajari aspek lain, dapat digunakan sebagai alat untuk memperoleh
informasi dan pengetahuan lainnya, kemauan dan kemampuan untuk belajar
sendiri dan mengembangkan kreativitasnya; hasil belajar diperoleh siswa
secara menyeluruh (mencakup ranah kognitif, pengetahuan atau wawasan;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
ranah afektif atau sikap dan apresiasi; serta ranah psikomotorik, keterampilan
atau perilaku); Kemampuan siswa untuk mengontrol atau menilai dan
mengendalikan dirinya terutama dalam menilai hasil yang dicapainya maupun
menilai hasil yang dicapainya maupun menilai dan mengendalikan proses dan
usaha belajarnya.
7. Aktivitas
Dimyati (2002: 51) menyatakan bahwa aktivitas belajar meliputi
aktivitas fisik, mental, dan emosional. Aktivitas fisik meliputi membaca,
mendengarkan, menulis, memperagakan, dan mengukur. Aktivitas mental
meliputi mengingat kembali isi pelajaran pertemuan sebelumnya,
menggunakan hasanah pengetahuan yang dimiliki dalam memecahkan maalah
yang dihadapi, menyimpulkan hasil eksperimen, membandingkan satu konsep
dengan konsep yang lain, mengambil keputusan, rasa percaya diri, dan lain-
lain. Aktivitas emosional meliputi menaruh minat, berani, gembira, gugup,
tenang, dan lain-lain. Dalam kemajuan metodologi dewasa ini kasus aktivitas
lebih ditonjolkan melalui suatu satuan aktivitas sehingga kegiatan belajar siswa
menjadi dasar untuk mencapai tujuan dan hasil belajar yang lebih memadai
Aktivitas diperlukan dalam pembelajaran karena pada prinsipnya
belajar adalah berbuat, berbuat untuk mengubah tingkah laku sehinggga dalam
proses pembelajaran terjadi suatu tindakan. Tidak ada belajar kalau tidak ada
aktivitas, itulah sebabnya aktivitas merupakan prinsip yang sangat penting
dalam interaksi di dalam belajar mengajar.
8. Kerjasama
Menurut Kusnadi mengartikan kerja sama merupakan dua orang atau
lebih untuk melakukan aktivitas bersama yang dilakukan secara terpadu yang
diarahkan kepada suatu target atau tujuan tertentu. Ada beberapa aspek yang
terkandung dalam kerja sama (dua orang atau lebih, artinya kerja sama akan
ada kalau ada minimal dua orang/pihak yang melakukan kesepakatan. Oleh
karena itu, sukses tidaknya kerjasama tersebut ditentukan peran dari kedua
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
orang atau kedua pihak yang bekerjasama), aktivitas (menunjukkan bahwa
kerja sama tersebut terjadi karena adanya aktivitas yang dikehendaki bersama),
tujuan/target (merupakan aspek yang menjadi sasaran dari kerjasama usaha
tersebut, biasanya adalah keuntungan baik secara finansial maupun
nonfinansial), jangka waktu tertentu (menunjukkan bahwa kerja sama tersebut
dibatasi oleh waktu, artinya ada kesepakan kedua pihak kapan kerjasama itu
berakhir).
B. Kerangka Berpikir
Pendidikan jasmani yang baik harus mampu meningkatkan pengetahuan
anak tentang prinsip prinsip gerak. Pengetahuan tersebut akan membuat anak
mampu memahami bagaimana suatu ketrampilan dipelajari hingga tingkatanya
yang lebih tinggi. Dengan demikian, seluruh gerkanya bisa lebih bermakna.
Pendidikan jasmani yang diselenggarakan di sekolah dasar hendaknya
dapat membentuk keterampilan gerak dasar bagi gerak anak-anak sekolah dasar.
Sekolah dasar melalui berbagai bentuk keterampilan gerak dasar akan dapat
meningkatkan aktivitas pengembangan kemampuan jasmani anak.
Dengan demikian, bagaimana guru memilih metode, melibatkan anak,
berinteraksi dengan siswa serta merangsang interaksi siswa dengan siswa lainnya,
harus menjadi pertimbangan utama.
Guru Penjasorkes saat ini cenderung masih melaksanakan proses
pembelajaran yang bersifat konvensional. Artinya guru mengajar dengan cara
yang tidak menarik karena monoton dan membosankan, sehingga motivasi siswa
dalam mengikuti pelajaran penjasorkes sangat kurang. Apabila kondisi ini
dibiarkan terus menerus, maka secara tidak disadari akan mempengaruhi terhadap
tingkat kesegaran jasmani dan penguasaan keterampilan gerak siswa yang
semestinya dapat dikembangkan sesuai perkembangan gerak seusianya. Dengan
demikian potensi siswa tidak dapat berkembang seperti yang diharapkan.
Permaianan kasti merupakan permainan yang harus menjunjung
sportivitas, kerjasama, kejujuran dan aspek-aspek lainnya yang positif.
Permaianan kasti cukup digemari siswa akan tetapi banyak pula hambatan yang
ditemui dalam permainan kasti. Siswa bermain kasti kurang memperhatikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
peraturan yang ada. Antara lain, setelah memukul bola siswa turut melempar
pemukul karena takut terkena bola atau pun terkena lambungan bola dari lawan.
Permasalahan-permasalahan di atas akan dapat diselesaikan salah satunya adalah
dengan cara mengembangkan model pembelajaran Penjasorkes di sekolah dengan
memodifikasi pembelajaran permainan kasti dengan media yang tidak seperti
biasanya yang relevan dan cocok dengan materi diajarkan serta sesuai dengan
pendekatan yang digunakan.
Tidak sedikit kegiatan pendidikan jasmani yang tidak terlaksana dengan
baik karena keadaan prasarana yang tidak memadai, dalam hal ini kreativitas para
guru pendidikan jasmani dituntut untuk bisa mensiasati keadaan tersebut karena
hakikat pendidikan jasmani adalah pendidikan melalui aktivitas jasmani yang
tidak terlepas dari konsep bermain-bergerak-ceria, maka lapangan, ruangan,
tempat apapun bisa digunakan untuk kegiatan pendidikan jasmani.
Dalam penelitian ini pembelajaran yang akan diteliti yaitu pada
permainan kasti yaitu dengan memodifikasi permainan kasti dengan bantuan
pemukul dengan penampang lebar dan bola kasti yang diganti dengan bola tenis,
ditujukan untuk mempermudah siswa melakukan permainan kasti. Dengan adanya
modifikasi diharapkan siswa dapat meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa
terhadap pembelajaran Penjasorkes.
.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
Gambar 4. Kerangka Berfikir
Kondisi Awal
Guru kurang kreatif
dan inovatif dalam
proses pembelajaran
Penjasorkes
Siswa:
- Tidak mampu menyerap
materi
- Merasa takut dan bosan
dengan materi kasti
- Hasil belajar memukul
bola kasti rendah
- Kualitas gerakan
memukul bola kasti
kurang memuaskan
Tindak
- Meningkatkan hasil
belajar memukul bola
kasti melalui
modifikasi alat bantu
pembelajaran
Siklus I:
- Guru menyusun model
pembelajaran untuk
meningkatkan hasil
belajar memukul bola
kasti melalui modifikasi
alat bantu pembelajaran
Siklus II:
Upaya perbaikan dari
siklus I sehingga
meningkatkan
kemampuan dan
keterampilan dasar
Kondisi
Melalui modifikasi
alat bantu
pembelajaran
dapat meningkatkan
motivasi dan
antusias siswa
sehingga dapat
meningkatkan hasil
belajar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
C. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir hipotesis penelitian
tindakan kelas ini yaitu modifikasi alat bantu pembelajaran dapat meningkatkan
hasil belajar memukul bola kasti siswa kelas V SD Negeri Kalisapu 04 Kecamatan
Slawi Kabupaten Tegal Tahun Ajaran 2011/2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Kalisapu 04 kelas V dengan 28
siswa yang terdiri dari 12 putri dan 16 putra, siswa yang diteliti heterogen baik
dari segi kemampuan, latar belakang ekonomi dan keluarga.
2. Waktu Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan pada bulan 19 Mei 2012
sampai 2 Juni 2012. Dalam satu minggu dilaksanakan satu kali pertemuan sesuai
jadwal mata pelajaran Penjasorkes kelas V SD Negeri Kalisapu 04 Kecamatan
Slawi Kabupaten Tegal
Tabel 1. Rincian Kegiatan Waktu dan Jenis Kegiatan
No Rancangan Kegiatan Waktu (Bulan)
Apr Mei Jun Juli 1. Persiapan
a. Observasi V
b. Identifikasi Masalah V
c. Penentuan Tindakan V
d. Pengajuan Judul V
e. Penyusunan Proposal V
f. Pengajuan Ijin Penelitian V
2. Pelaksanaan V
a. Seminar Proposal V
b. Pengumpulan Data Penelitian
atau Pelaksanaan Tindakan
V
3. Penyusunan Laporan V
Penulisan Laporan V
4. Ujian Skripsi V
23
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
B. Subjek Penelitian
Subjek Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah siswa kelas V dengan
jumlah 26 siswa yang terdiri atas 12 siswa putri dan 16 siswa putra SD Negeri
Kalisapu 04 Kecamatan Slawi. Kabupaten Tegal Tahun ajaran 2011/2012.
C. Data dan Sumber Data
Sumber data dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah sebagai
berikut.
1. Siswa
Untuk mendapatkan data tanggapan dari siswa tentang penerapan
modifikasi alat bantu pembelajaran kasti pada siswa kelas V SD Negeri
Kalisapu 04 Kecamatan Slawi Kabupaten Tegal Tahun ajaran 2011/2012.
2. Guru
Sebagai kolaborator untuk melihat tingkat keberhasilan penerapan
modifikasi alat bantu pembelajaran kasti pada siswa kelas V SD Negeri
Kalisapu 04 Kecamatan Slawi Kabupaten Tegal Tahun ajaran 2011/2012.
D. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut.
1. Metode Tes
Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang
digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, inteligensi,
kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu (Arikunto 2006: 32).
Metode tes ini digunakan untuk mengambil data tentang hasil belajar siswa
setelah mengalami pembelajaran (tes praktek memukul bola kasti).
2. Metode dokumentasi
Metode dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu
(Sugiyono, 2009:329).
Metode dokumentasi diperlukan untuk mendapatkan data berupa
nama siswa, jumlah siswa kelas V serta foto dan video kegiatan modifikasi alat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
bantu pembelajaran kasti di SD Negeri Kalisapu 04 Kecamatan Slawi
Kabupaten Tegal Tahun Ajaran 2011/2012.
3. Metode Observasi
Melaksanakan observasi terhadap pelaksanaan tindakan dengan
menggunakan lembar observasi tentang aktivitas dan kerjasama siswa dalam
modifikasi alat bantu pembelajaran kasti.
Sedangkan alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian
tindakan kelaas ini adalah sebagai berikut:
Tabel 2. Teknik Pengumpulan Data Penelitian
No Sumber
Data
Jenis Data Teknik
Pengumpulan
Instrumen
1. Siswa - Psikomotorik
- Afektif
- Kognitif
- Tes dan
Nontes
- Nontes
- Tes
Tes keterampilan kasti
dengan modifikasi alat
bantu pembelajaran, skala
sikap dan soal tes (sesuai
dengan rubrik penilaian
RPP)
E. Metode Analisis Data
Metode ini digunakan untuk menggambarkan variabel yang diteliti
dengan menggunakan lembar observasi kinerja guru dan aktivitas siswa pada saat
pembelajaran berlangsung. Data yang terkumpul ditabulasikan dengan
memasukan ke dalam rumus deskriptif persentase ( DP ) :
%100xNn
Dp =
Keterangan :
n : Jumlah nilai (skor) yang diperoleh
N : Jumlah seluruh nilai ideal, dicari dengan cara jumlah item dikalikan nilai
ideal tiap-tiap item dan dikalikan responden.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
Klasifikasi Presentase
0,00 – 20,00% Sangat Kurang
20,01 – 40,00% Kurang
40,01 – 60,00% Cukup
60,01 – 80,00% Baik
80,01 – 100% Sangat Baik (Sumber: Ali, 1993: 184)
F. Prosedur Penelitian
Penelitian tindakan kelas terdiri atas dua siklus. Penelitian tindakan kelas
ini ditujukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa materi pokok kasti. Setiap
siklus mencakup empat tahapan yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan dan
refleksi.
SIKLUS I
SIKLUS II
Gambar 5. Alur Tahapan Siklus dalam Penelitian Tindakan Kelas
Perencanaan
Refleksi Pelaksanaan
Pengamatan
Perencanaan
Pengamatan
Refleksi Pelaksanaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
Untuk memperoleh hasil penelitian seperti yang diharapkan, prosedur
penelitian ini meliputi tahap-tahap sebagai berikut:
1. Tahap Persiapan Survei Awal
Kegiatan yang dilakukan adalah melakukan observasi di sekolah tempat
penelitian.
2. Tahap Seleksi Informant, Penyiapan Instrument dan Alat
Pada tahap ini peneliti melakukan persiapan yang meliputi:
a. Menentukan subjek penelitian
b. Menyiapkan alat dan instrument penelitian dan evaluasi
3. Tahap Pengumpulan Data dan Treatment
4. Pada tahap ini peneliti mengumpulkan data tentang:
a. Hasil belajar memukul bola kasti
b. Kepuasan siswa terhadap proses pembelajaran
c. Ketepatan rencana pelaksanaan pembelajaran
d. Media pembelajaran
e. Pelaksanaan pembelajaran
f. Semangat dan keaktifan siswa
5. Tahap Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
deskriptif presentase. Teknik analisis tersebut dilakukan karena sebagian besar
data yang dikumpulkan berupa uraian deskriptif tentang proses pembelajaran
yaitu antusias siswa dalam mengikuti modifikasi alat bantu pembelajaran kasti.
6. Tahap Penyusunan Laporan
Pada tahap ini peneliti menyusun laporan dari semua kegiatan awal
survei sampai dengan menganalisis data yang dilakukan pada waktu penelitian.
Adapun tahapan dalam penelitian tindakan kelas dalam modifikasi alat
bantu pembelajaran kasti adalah sebagai berikut:
1. Rancangan Siklus I
a. Perencanaan yang dilakukan meliputi:
1) Melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui kompetensi dasar yang
akan disampaikan kepada siswa dalam pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
2) Membuat rencana pembelajaran dengan mengacu pada tindakan
(treatment) yang diterapkan dalam PTK yaitu modifikasi alat bantu
pembelajaran kasti.
3) Menyusun instrument yang digunakan dalam siklus PTK, penilaian
dalam modifikasi alat bantu pembelajaran kasti.
4) Menyiapkan media yang diperlukan untuk membantu pengajaran
5) Menyusun alat evaluasi pembelajaran
6) Perizinan (baik perizinan jurusan maupun lembaga sekolah).
b. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan kegiatan yang dilakukan adalah melaksanakan
proses pembelajaran di lapangan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Guru memimpin berdoa
2) Guru menjelaskan kegiatan modifikasi pembelajaran permainan kasti.
3) Siswa melaksanakan pemanasan
4) Siswa membentuk dua kelompok masing-masing 13 siswa
5) Siswa berlatih malambungkan bola
6) Siswa berlatih memukul bola dengan pemukul penampang lebar
7) Menarik kesimpulan
8) Penilaian langsung dilaksanakan pada saaat proses modifikasi alat bantu
pembelajaran kasti
9) Melakukan pendinginan
10) Menarik kesimpulan
c. Pengamatan
1) Pengamatan dilakukan untuk menilai aktivitas dan kerjasama siswa
(aspek afektif dan aspek psikomotorik) melalui lembar observasi yang
telah disiapkan.
2) Guru mengisi lembar observasi aktivitas dan kerjasama siswa.
3) Guru mengamati kesulitan yang dihadapi siswa selama pembelajaran.
4) Menilai hasil evaluasi siklus I
d. Refleksi
1) Guru menganalisis hasil pengamatan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
2) Mempelajari analisis indikator pengamatan dan evaluasi.
3) Membuat kesimpulan terhadap pelaksanaan siklus I.
4) Membuat perbaikan atau revisi untuk pelaksanaan siklus II berdasarkan
hasil yang dicapai pada siklus I.
2. Rancangan Siklus II
a. Perencanaan yang dilakukan meliputi:
1) Melakukan revisi modifikasi alat bantu pembelajaran kasti pada siklus I.
2) Membuat rencana pembelajaran dengan mengacu pada tindakan
(treatment) yang diterapkan dalam PTK yaitu modifikasi alat bantu
pembelajaran kasti.
3) Menyusun instrument yang digunakan dalam siklus PTK, penilaian
dalam modifikasi alat bantu pembelajaran kasti.
4) Menyiapkan media yang diperlukan untuk membantu pengajaran
5) Menyusun alat evaluasi pembelajaran
b. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan kegiatan yang dilakukan adalah melaksanakan
proses pembelajaran di lapangan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Guru memimpin berdoa
2) Guru menjelaskan kegiatan modifikasi pembelajaran permainan kasti.
3) Siswa melaksanakan pemanasan
4) Siswa membentuk dua kelompok masing-masing 13 siswa
5) Siswa berlatih malambungkan bola
6) Siswa berlatih memukul bola dengan pemukul penampang lebar
7) Menarik kesimpulan
8) Penilaian langsung dilaksanakan pada saaat proses modifikasi alat bantu
pembelajaran kasti
9) Melakukan pendinginan
10) Menarik kesimpulan
c. Pengamatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
1) Pengamatan dilakukan untuk menilai aktivitas dan kerjasama siswa
(aspek afektif dan aspek psikomotorik) melalui lembar observasi yang
telah disiapkan.
2) Guru mengisi lembar observasi aktivitas dan kerjasama siswa.
3) Guru mengamati kesulitan yang dihadapi siswa selama pembelajaran.
4) Menilai hasil evaluasi siklus I
d. Refleksi
1) Guru menganalisis hasil pengamatan.
2) Mempelajari analisis indikator pengamatan dan evaluasi.
3) Membuat kesimpulan terhadap pelaksanaan siklus II.
Tabel 3. Prediksi Pencapaian Hasil Belajar Siswa
Aspek yang
Diukur
Prosentase Target
Pencapaian Cara Mengukur
Siklus I Siklus II
Hasil
belajar
memukul
bola kasti
60% 100% Diukur dengan ketuntasan belajar siswa
pada materi kasti, hasil penjumlahan
(aspek psikomotorik, afektif dan kognitif)
sesuai KKM yaitu 75.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
BAB IV
HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Pratindakan
Keterbatasan fasilitas dan perlengkapan dalam pembelajaran Penjasorkes
menuntut guru penjasorkes untuk lebih kreatif dalam memberdayakan dan
mengoptimalkan penggunaan fasilitas dan perlengkapan yang ada sesuai dengan
kondisi siswa dan sekolah. Tidak sedikit siswa yang merasa gagal atau kurang
menyukai materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru karena kemampuan
guru dalam menyampaikan materi ataupun penggunaan fasilitas belum optimal
sehingga siswa terkesan bosan dan kurang antusias sehingga mempengaruhi
prestasi yang dicapai siswa. Oleh karena itu, guru harus mampu memodifikasi
segala sesuatu yang berkaitan dengan proses pembelajaran dengan jalan
mengurangi atau menambah tingkat kesulitan yang dihadapi siswa baik dalam hal
alat bantu dan perlengkapan, karakteristik materi yang disesuaikan dengan
keadaan siswa, lingkungan pembelajaran serta cara evaluasi di akhir
pembelajaran. Karena kurangnya pemberian variasi dalam pembelajaran
mengakibatkan sebagian besar atau 75% dari 28 siswa ( 21 siswa) kurang tertarik
dan takut terhadap materi permainan kasti, siswa takut terkena bola yang
dilambungkan teman yang menyebabkan aktivitas dan kerjasama siswa rendah.
Selain itu, sebesar 75% siswa hasil belajar belum memenuhi KKM dan hanya
25% siswa mencapai KKM. Adapun KKM untuk Penjasorkes adalah 75.
Tabel 4. Hasil Belajar Pratindakan
No Keterangan Nilai
1. Nilai tertinggi 77
2. Nilai terendah 65
3. Rata-rata nilai 71
4. Ketuntasan klasikal (%) 25
31
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus
1. Siklus I
Dalam penelitian tindakan kelas siklus I pembelajaran berjalan dengan
lancar. Guru menerapkan pembelajaran sesuai dengan RPP yang sudah
disiapkan yaitu dengan memodifikasi alat bantu pembelajaran yang berupa
papan berpenampang lebar pada bola kasti sehingga diharapkan dapat
meningkatkan hasil belajar memukul bola kasti siswa kelas V SD Negeri
Kalisapu 04 Kecamatan Slawi Kabupaten Tegal Tahun Ajaran 2011/2012.
Dalam pelaksanaan siklus I terdapat revisi karena waktu yang masih tersisa
sehingga pada pemanasan diberikan variasi permainan yang lain.
Tabel 5. Hasil Belajar Siklus I
No Keterangan Nilai
1. Nilai tertinggi 80
2. Nilai terendah 67
3. Rata-rata nilai 74
4. Ketuntasan klasikal (%) 60
2. Siklus II
Dalam penelitian tindakan kelas siklus II pembelajaran berjalan
dengan lancar dan menyenangkan. Guru menerapkan pembelajaran sesuai
dengan RPP yang sudah disiapkan yaitu dengan memodifikasi alat bantu
pembelajaran yang berupa papan berpenampang lebar pada bola kasti sehingga
diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar memukul bola kasti siswa kelas V
SD Negeri Kalisapu 04 Kecamatan Slawi Kabupaten Tegal Tahun Ajaran
2011/2012. Dalam pelaksanaan siklus II tujuan pembelajaran telah tercapai
dengan sangat baik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
Tabel 6 Hasil Belajar Siklus II
No Keterangan Nilai
1. Nilai tertinggi 88
2. Nilai terendah 83
3. Rata-rata nilai 86
4. Ketuntasan klasikal (%) 100
C. Perbandingan Hasil Tindakan Tiap Siklus
Tabel 7. Perbandingan Hasil Belajar Siklus I dan Siklus II
No Keterangan Nilai
Pratindakan Siklus I Siklus II
1. Nilai tertinggi 77 80 88
2. Nilai terendah 65 67 83
3. Rata-rata nilai 71 74 86
4. Ketuntasan klasikal (%) 25 60 100
Hasil belajar Penjasorkes dengan memodifikasi alat bantu pembelajaran
yang berupa papan berpenampang lebar pada bola kasti sehingga diharapkan
dapat meningkatkan hasil belajar memukul bola kasti siswa kelas V SD Negeri
Kalisapu 04 Kecamatan Slawi Kabupaten Tegal Tahun Ajaran 2011/2012
meningkat dari siklus I ke siklus II. Hal ini dapat dilihat pada nilai rata-rata yang
semakin meningkat yaitu pada pratindakan rata-rata 71 dan ketuntasan klasikal
25%, siklus I rata-rata 74 ketuntasan klasikal 60% dan pada siklus II rata-rata
mencapai 86 ketuntasan klasikal 100%. Untuk lebih jelasnya perbandingan hasil
belajar antara siklus I dan siklus II dapat dilihat pada gambar 6.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
Gambar 6. Perbandingan Hasil Belajar Siklus I dan Siklus II
D. Pembahasan
Hasil belajar memukul bola kasti meningkat dengan memodifikasi alat
bantu pembelajaran yang berupa papan berpenampang lebar pada bola kasti siswa
kelas V SD Negeri Kalisapu 04 Kecamatan Slawi Kabupaten Tegal Tahun Ajaran
2011/2012. Modifikasi alat bantu pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar
siswa baik dari aspek psikomotorik, kognitif dan afektif. Dari aspek psikomotorik
(kemampuan siswa mempraktekkan modifikasi pembelajaran memukul bola
kasti), kognitif (pengetahuan siswa tentang modifikasi pembelajaran memukul
bola kasti dan kemampuan siswa memahami peraturan yang ada), afektif (sikap
siswa dalam melakukan modifikasi pembelajaran memukul bola kasti, kerjasama
dan sportifitas siswa).
Dalam penelitian tindakan kelas dengan memodifikasi alat bantu
pembelajaran yang berupa papan berpenampang lebar pada bola kasti siswa kelas
V SD Negeri Kalisapu 04 Kecamatan Slawi Kabupaten Tegal Tahun Ajaran
2011/2012 terdapat beberapa keunggulan diantaranya yaitu siswa mendapatkan
suasana belajar yang baru sehingga siswa tidak merasa bosan dengan
pembelajaran yang monoton, dengan modifikasi alat bantu yang berupa pemukul
berpenampang lebar menjadikan siswa lebih mudah dalam memukul bola
Pratindakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat serta dapat meningkatkan kreatifitas
guru dalam menciptakan model-model pembalajaran yang inovatif.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
Modifikasi alat bantu pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar
memukul bola kasti siswa kelas V SD Negeri Kalisapu 04 Kecamatan Slawi
Kabupaten Tegal Tahun Ajaran 2011/2012. Hasil belajar memukul bola kasti
siswa kelas V SD Negeri Kalisapu 04 Kecamatan Slawi Kabupaten Tegal Tahun
Ajaran 2011/2012 meningkat dari pratindakan ke siklus I dan ke siklus II. Hal ini
dapat dilihat pada nilai rata-rata yang semakin meningkat yaitu pada pratindakan
rata-rata 71 dan ketuntasan klasikal 25%, siklus I rata-rata 74 ketuntasan klasikal
60% dan pada siklus II rata-rata mencapai 86 ketuntasan klasikal 100%.
B. Implikasi
Modifikasi alat bantu pembelajaran sangat baik digunakan dalam
pembelajaran Penjasorkes materi bola kasti karena dengan modifikasi alat bantu
pembelajaran yang berupa alat pemukul berpenampang lebar membuat siswa
lebih semangat dan termotivasi karena siswa tidak lagi meras takut dan
memudahkan siswa dalam memukul bola kasti. Selain itu, modifikasi
pembelajaran juga dapat meningkatkan hasil belajar siswa baik dari aspek
psikomotorik, kognitif dan afektif
C. Saran
Berdasarkan kesimpulan tentang modifikasi alat pembelajaran
pembelajaran, maka penulis memberikan saran-saran antara lain yaitu:
1. Hendaknya Guru Penjasorkes menerapkan modifikasi pembelajaran memukul
bola kasti pada pembelajaran Penjasorkes untuk meningkatkan hasil belajar.
2. Guru Penjasorkes hendaknya kreatif dan inovatif dalam menyampaikan materi
kepada siswa dan dapat mengatasi keterbatasan sarana dan prasarana yang ada
36
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
di sekolah dengan memanfaatkan barang-barang yang sudah tidak terpakai
untuk media pembelajaran Penjasorkes.
3. Modifikasi pembelajaran bola kasti dapat meningkatkan hasil belajar siswa
baik aspek psikomotorik, kognitif dan afektif serta dapat meningkatkan
aktivitas dan kerjasama siswa dalam pembelajaran sehingga efektif digunakan
dalam pembelajaran Penjasorkes.
4. Dalam pemanfaatan produk modifikasi pembelajaran bola kasti sebaiknya
disesuaikan dengan sarana dan prasarana yang ada di sekolah (lapangan dan
ketersediaan sarana) serta kondisi siswa (tingkat kesulitan pembelajaran
disesuaikan dengan siswa).