Unud-1335-773524674-Tesis Dr. Agus Antara, m.biomed, Sp.s
-
Upload
muhammad-hafizi -
Category
Documents
-
view
278 -
download
0
Transcript of Unud-1335-773524674-Tesis Dr. Agus Antara, m.biomed, Sp.s
-
7/25/2019 Unud-1335-773524674-Tesis Dr. Agus Antara, m.biomed, Sp.s
1/149
TESIS
KORELASI KUALITAS TIDUR DENGAN NYERI
KEPALA PRIMER PADA SISWA-SISWI SEKOLAH
MENENGAH ATAS NEGERI 1 AMLAPURA
KABUPATEN KARANGASEM
AGUS ANTARA
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2015
-
7/25/2019 Unud-1335-773524674-Tesis Dr. Agus Antara, m.biomed, Sp.s
2/149
TESIS
KORELASI KUALITAS TIDUR DENGAN NYERI
KEPALA PRIMER PADA SISWA-SISWI SEKOLAH
MENENGAH ATAS NEGERI 1 AMLAPURA
KABUPATEN KARANGASEM
AGUS ANTARA
NIM : 1014068103
PROGRAM MAGISTER
PROGRAM STUDI ILMU BIOMEDIK
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2015
-
7/25/2019 Unud-1335-773524674-Tesis Dr. Agus Antara, m.biomed, Sp.s
3/149
KORELASI KUALITAS TIDUR DENGAN NYERI
KEPALA PRIMER PADA SISWA-SISWI SEKOLAH
MENENGAH ATAS NEGERI 1 AMLAPURA
KABUPATEN KARANGASEM
Tesis untuk Memperoleh Gelar Magister
pada Program Magister, Program Studi Ilmu Biomedik
Program Pascasarjana Universitas Udayana
AGUS ANTARA
NIM : 1014068103
PROGRAM MAGISTER
PROGRAM STUDI ILMU BIOMEDIK
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2015
-
7/25/2019 Unud-1335-773524674-Tesis Dr. Agus Antara, m.biomed, Sp.s
4/149
-
7/25/2019 Unud-1335-773524674-Tesis Dr. Agus Antara, m.biomed, Sp.s
5/149
iii
Lembar Pengesahan
TESIS INI TELAH DISETUJUI
TANGGAL 3 MARET 2015
Pembimbing I,
dr. I Made Oka Adnyana, Sp. S (K)NIP 195610101983121001
Pembimbing II,
Dr. dr. D. P. G. Purwa Samatra, Sp. S (K)NIP 195503211983031004
Mengetahui
Ketua Program Magister Ilmu Biomedik
Program Pascasarjana
Universitas Udayana,
Prof. Dr. dr. Wimpie Pangkahila, Sp. And, FAACS
NIP 194612131971071001
Direktur
Program Pascasarjana
Universitas Udayana,
Prof. Dr. dr. A. A. Raka Sudewi, Sp. S (K)
NIP 195902151985102001
-
7/25/2019 Unud-1335-773524674-Tesis Dr. Agus Antara, m.biomed, Sp.s
6/149
iv
Tesis Ini Telah Diuji pada
Tanggal 3 Maret 2015
Panitia Penguji Tesis Berdasarkan SK Rektor
Universitas Udayana, No.: 402/UN 14.4/HK/2015, Tanggal 3 Februari 2015
Ketua : dr. I Made Oka Adnyana, Sp. S (K)
Anggota : 1. Dr. dr. D. P.G. Purwa Samatra, Sp. S (K)
2. Prof. Dr. dr. A. A. Raka Sudewi, Sp. S (K)
3. Dr. dr. A. A. A. Putri Laksmidewi, Sp. S (K)
4. dr. I Putu Eka Widyadharma, M. Sc, Sp. S (K)
-
7/25/2019 Unud-1335-773524674-Tesis Dr. Agus Antara, m.biomed, Sp.s
7/149
v
-
7/25/2019 Unud-1335-773524674-Tesis Dr. Agus Antara, m.biomed, Sp.s
8/149
vi
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur penulis panjatkan ke hadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan
Yang Maha Esa, karena hanya atas berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan karya akhir ini.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah berperan besar sehingga penulis dapat menyelesaikan Program Pendidikan
Dokter Spesialis (PPDS) I Neurologi dan Program Magister Program Studi Ilmu
Biomedik Program Pasca Sarjana Universitas Udayana.
Terima kasih yang tak terhingga penulis ucapkan kepada pembimbing karya akhir
ini, dr. I Made Oka Adnyana, Sp. S (K) dan Dr. dr. D. P. G. Purwa Samatra, Sp. S (K)
atas segala bimbingan, masukan dan sarannya khususnya terkait penyusunan karya
akhir ini. Kepada dr. I Putu Eka Widyadharma, M. Sc, Sp. S (K) penulis mengucapkan
terima kasih atas bantuan dan bimbingannya khususnya yang berkenaan dengan
statistik.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Rektor Universitas Udayana Prof. Dr. dr.
Ketut Suastika, Sp. PD-KEMD dan Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana
Prof. Dr. dr. Putu Astawa, M. Kes, Sp. OT (K) atas izin dan fasilitas yang diberikan
kepada penulis untuk mengikuti Pendidikan Dokter Spesialis I Ilmu Penyakit Saraf FK
UNUD/RSUP Sanglah.
Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Prof. Dr. dr. A. A. Raka
Sudewi, Sp. S (K), selaku Direktur Program Pascasarjana Universitas Udayana dan
kepada Prof. Dr. dr. Wimpie Pangkahila, Sp. And, FAACS selaku Ketua Program
-
7/25/2019 Unud-1335-773524674-Tesis Dr. Agus Antara, m.biomed, Sp.s
9/149
vii
Studi Magister Ilmu Biomedik Program Pascasarjana Universitas Udayana, atas izin
dan fasilitas yang diberikan kepada penulis saat mengikuti dan menyelesaikan PPDS I
Neurologi FK UNUD/RSUP Sanglah dan Program Magister Program Studi Ilmu
Biomedik Program Pascasarjana Universitas Udayana FK UNUD/RSUP Sanglah.
Penulis juga menyampaikan terima kasih kepada Direktur Utama RSUP Sanglah
Denpasar dr. Anak Ayu Sri Saraswati, MARS dan mantan Direktur Utama RSUP
Sanglah Denpasar, dr.Wayan Sutarga, MPHM atas izin, tempat dan fasilitas yang
sudah diberikan. Terima kasih sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada Ketua TKP
PPDS I FK UNUD/ RSUP Sanglah, dr. Nyoman Semadi, Sp. BTKV dan mantan
Ketua TKP PPDS I FK UNUD/RSUP Sanglah, dr. I Wayan Kondra, Sp. S (K) atas
kesempatan mengikuti pendidikan ini.
Penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada para
penguji, dr. I Made Oka Adnyana, Sp. S (K), Dr. dr. D. P. G. Purwa Samatra, Sp. S
(K), Prof. Dr. dr. A. A. Raka Sudewi, Sp. S (K), dr. I. G. N. Purna Putra, Sp. S (K),
Dr. dr. A. A. A. Putri Laksmidewi, Sp. S (K) dan dr. I Putu Eka Widyadharma, M. Sc,
Sp. S(K) atas bimbingan, saran dan koreksi dari tahap praproposal, ujian proposal,
seminar hasil penelitian, ujian hasil penelitian dan ujian akhir tesis.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Dr. dr. D. P. G. Purwa Samatra, Sp. S (K)
selaku Kepala Bagian/SMF Neurologi FK UNUD/RSUP Sanglah pada periode 2006-
2014 dan dr. A. A. B. N. Nuartha Sp. S (K) selaku Kepala Bagian/SMF Neurologi FK
UNUD/RSUP Sanglah periode 2014-2019, yang telah memberikan kesempatan untuk
mengikuti dan menyelesaikan pendidikan ini. Kepada dr. I Made Oka Adnyana, Sp. S
-
7/25/2019 Unud-1335-773524674-Tesis Dr. Agus Antara, m.biomed, Sp.s
10/149
viii
(K), selaku Ketua Program Studi Pendidikan Dokter Spesialis I Neurologi Fakultas
Kedokteran Universitas Udayana pada saat penulis diterima sebagai peserta PPDS I
Neurologi dan Dr. dr. A. A. A. Putri Laksmidewi, Sp. S (K) selaku Plt. Ketua Program
Studi Pendidikan Dokter Spesialis I Neurologi Fakultas Kedokteran Universitas
Udayana, atas kesempatan, fasilitas yang diberikan serta dorongan yang tiada henti
kepada penulis untuk mengikuti dan segera menyelesaikan pendidikan ini. Kepada dr.
Desak Ketut Indrasari Utami, Sp. S sebagai pembimbing akademik, penulis ucapkan
terima kasih yang tak terhingga atas segala bimbingan, didikan, nasehat, motivasi dan
petunjuk yang diberikan selama proses pendidikan.
Kepada seluruh supervisor sekaligus guru penulis di Bagian/SMF Neurologi FK
UNUD/RSUP Sanglah, dr. I Wayan Kondra, Sp. S (K), dr. A. A. B. N. Nuartha, Sp. S
(K), Dr. dr. D. P. G. Purwa Samatra, Sp. S (K), dr. I. G. N. Budiarsa, Sp. S, dr. I Made
Oka Adnyana, Sp. S (K), Prof. Dr. dr. A. A. Raka Sudewi, Sp. S (K), Dr. dr. Thomas
Eko Purwata, Sp. S (K), dr. I. G. N. Purna Putra, Sp. S (K), Dr. dr. A. A. A. Putri
Laksmidewi, Sp. S (K), Dr. dr. Anna Marita G. Sinardja, Sp. S (K), dr. A. A. A.
Meidiary, Sp. S, dr. I Komang Arimbawa, Sp. S, dr. I. B. Kusuma Putra, Sp. S, dr.
Desak Ketut Indrasari Utami, Sp. S, dr. I Putu Eka Widyadharma, M. Sc, Sp. S (K),
dr. Kumara Tini, Sp. S, FINS, dr. Ketut Widyastuti, Sp. S, dr. Ni Made Susilawathi,
Sp. S, dr. I. A. Sri Indrayani, Sp. S, dr. Ni Putu Witari, Sp. S, dr. I. A. Sri Wijayanti,
M. Biomed, Sp. S dan dr. Sri Yenni Trisnawati, M. Biomed, Sp. S penulis ucapkan
terima kasih tak berhingga atas segala bimbingan dan saran selama penulis mengikuti
pendidikan.
-
7/25/2019 Unud-1335-773524674-Tesis Dr. Agus Antara, m.biomed, Sp.s
11/149
ix
Terima kasih penulis ucapkan kepada dr. Luh Putu Lina Kamelia, Sp. S, dr. Yosi
P. Silalahi, Sp. S, dr. Ni Putu Witari, Sp. S, dr. I Dewa Ngurah Agung Satriawan, Sp.
S, dr. Desie Yuliani, Sp. S dan dr. I Gusti Martin Widanta, M. Biomed, Sp. S yang
selalu memberi bimbingan dan dorongan semangat kepada penulis untuk
menyelesaikan karya akhir ini. Terima kasih kepada semua teman sejawat PPDS I
Neurologi FK UNUD/RSUP Sanglah Denpasar atas kerjasama, dorongan semangat,
dan pengertian teman-teman selama penulis mengikuti pendidikan ini, khususnya
kepada dr. I Nyoman Darsana, M. Biomed, Sp. S, dr. Bhaskoro A. W. Nugroho, dr I.
A. Sri Wijayanti, M. Biomed, Sp. S, dr. Sri Yenni Trisnawari, M. Biomed, Sp. S dan
dr. I Wayan Widyantara, M. Biomed, Sp. S. Terima kasih kepada dr. Octavianus
Darmawan, dr. Ni Made Dwita Pratiwi, dr. Ni Putu Ayu Putri Mahadewi dan dr. Putri
Ayuna Sundari atas bantuannya dalam karya akhir ini. Terima kasih kepada tenaga
administrasi Bagian/SMF Ilmu Penyakit Saraf FK UNUD/RSUP Sanglah I Wayan
Sika Priantha, Ni Putu Oka Swardani, Ni Kadek Arie Ardhiani, Amd, Akun., Ni Made
Febriyanti, S. E. dan Ni Wayan Ayu Sukyartini, S. E. atas kerjasama dan bantuannya
selama penulis mengikuti pendidikan.
Pada kesempatan ini secara khusus penulis menyampaikan ucapan terima kasih
kepada seluruh siswa-siswi SMA Negeri 1 Amlapura dan Bapak Wakasek Drs. I
Nyoman Kanten atas bantuan dan kerjasamanya selama melaksanakan karya akhir ini.
Akhirnya penulis menyampaikan terima kasih yang tidak ternilai kepada kedua
orang tua tercinta I Wayan Sujana dan Ni Wayan Suasti yang selalu memberikan
-
7/25/2019 Unud-1335-773524674-Tesis Dr. Agus Antara, m.biomed, Sp.s
12/149
x
kasih sayang, doa, nasihat, semangat dan dorongan. Terima kasih kepada saudara-
saudara tercinta dan seluruh keluarga besar atas doa dan bantuannya.
Penulis menyadari bahwa karya akhir ini jauh dari kata sempurna baik dari aspek
materi maupun penyajiannya, sehingga tetap mengharapkan kritik dan saran dalam
perbaikan karya akhir ini.
Terakhir penulis menyampaikan permohonan maaf kepada semua pihak, bila
dalam proses pendidikan maupun dalam pergaulan sehari-hari ada tutur kata dan sikap
yang kurang berkenan dihati. Semoga Tuhan Yang Maha Pengasih selalu
melimpahkan berkat dan karunia-Nya kepada semua pihak yang telah membantu
pelaksanaan dan penyelesaian karya akhir ini.
Ilmu pengetahuan adalah antidot dari segala ketakutan
Denpasar, Februari 2015
Agus Antara
-
7/25/2019 Unud-1335-773524674-Tesis Dr. Agus Antara, m.biomed, Sp.s
13/149
xi
KORELASI KUALITAS TIDUR DENGAN NYERI KEPALA PRIMER PADA
SISWA-SISWI SMA NEGERI 1 AMLAPURA
KABUPATEN KARANGASEM
ABSTRAK
Nyeri kepala primer (NKP) dan gangguan tidur merupakan penyakit yang sering
dijumpai pada remaja. Keduanya berhubungan secara resiprokal. Prevalesi NKP pada
remaja cukup tinggi. Beberapa faktor yang berhubungan dengan timbulnya NKP
antara lain kualitas tidur yang buruk, obesitas, depresi, kecemasan, stres dan
kelelahan. Gangguan tidur pada remaja sering dikaitkan dengan penurunan prestasi
belajar di sekolah dan rendahnya angka kelulusan siswa. Kabupaten Karangasem
menempati peringkat kedua tertinggi angka ketidaklulusan siswa dari seluruh
kabupaten/kota di Bali. Masih sedikitnya data mengenai hubungan gangguan tidur
dengan NKP khususnya di Bali melatarbelakangi dilakukannya penelitian ini.
Penelitian ini merupakan analitik observasional potong lintang dengan pengambilan
sampel secara simple random sampling. Kualitas tidur dinilai dengan The Pitssburg
Sleep Qualiy Index (PSQI). Analisis deskriptif untuk menentukan karakteristik subyek
sedangkan korelasi antara kualitas tidur dengan NKP dilakukan dengan uji koefisien
kontingensi. Data dianalisis dengan program SPSS 16.0 for windows. Sampelsebanyak 96 orang siswa ini diambil pada bulan September 2014 di SMA Negeri 1
Amlapura didapatkan proporsi kualitas tidur buruk dan NKP yang tinggi (71,87% dan
85,41%) sedangkan kualiatas tidur yang buruk dengan NKP berkorelasi sedang (p 5
-
7/25/2019 Unud-1335-773524674-Tesis Dr. Agus Antara, m.biomed, Sp.s
76/149
53
4. Nyeri kepala primer adalah nyeri kepala tanpa disertai adanya penyebab struktural
organik, yang dapat digolongkan menjadi migren, TTH, NKK, dan NKP lainnya
(PERDOSSI, 2013).
Migren adalah nyeri kepala berulang dengan manifestasi serangan selama 4-72
jam. Karakteristik nyeri kepala unilateral, berdenyut, intensitas sedang-berat,
bertambah berat dengan aktivitas fisik yang rutin dan diikuti oleh nausea dan/atau
fotofobia dan fonofobia (PERDOSSI, 2013).
Tension type headache adalah nyeri kepala episodik yang infrequen berlangsung
beberapa menit sampai beberapa hari. Nyeri bilateral, rasa menekan atau mengikat
dengan intensitas ringan sampai sedang. Nyeri tidak bertambah pada aktivitas fisik
rutin, tidak didapatkan mual tapi bisa ada fotofobia atau fonofobia (PERDOSSI,
2013).
Nyeri kepala klaster (NKK) adalah nyeri kepala yang hebat, unilateral di orbita,
supraorbita, temporal atau kombinasi dari tempat-tempat tersebut, berlangsung 1-
180 menit dan terjadi dengan frekuensi sekali sehari tiap 2 hari sampai 8 kali
dalam sehari. Serangannya disertai satu atau lebih sebagai berikut : semuanya
ipsilateral: injeksi konjungtival, lakrimasi, kongesti nasal, rinoroea, berkeringat di
kening dan wajah, miosis, ptosis, udem palpebra. Selama serangan sebagian besar
pasien gelisah atau agitasi (PERDOSSI, 2013).
Nyeri kepala primer tipe lainnya adalah NKP selain golongan migren, TTH dan
klaster, misalnya nyeri kepala yang digolongkan pada diagnosis sebagai berikut :
primary stabbing headache, primary cough headache, primary exertional
-
7/25/2019 Unud-1335-773524674-Tesis Dr. Agus Antara, m.biomed, Sp.s
77/149
54
headache, NKP sehubungan dengan aktivitas seksual, HH, primary thunderclap
headache, hemikrania kontinua, new daily persistent headache (PERDOSSI,
2013).
Data disajikan dalam bentuk skala kategorikal nominal.
5. Obesitas adalah suatu kondisi abnormal atau penumpukan lemak berlebihan dari
yang diperlukan untuk fungsi tubuh yang normal. Obesitas ditentukan dengan
menghitung nilai indeks massa tubuh (IMT) (WHO, 1998). Rumus IMT adalah
sebagai berikut :
IMT = Berat Badan (BB) dalam (kg)
Tinggi Badan (TB)2 dalam (m2)
- Iya : bila IMT 30,0 kg/m2
- Tidak : bila IMT < 30,0 kg/m2
Data disajikan dalam skala kategorikal nominal.
6. Kelelahan adalah suatu perasaan yang menyebar yang disertai dengan adanya
penurunan kesiagaan dan kelambanan pada setiap aktivitas yang ditandai dengan
berkurangnya kemauan untuk bekerja yang disebabkan oleh monotoni, intensitas
dan lamanya kerja fisik, keadaan lingkungan, sebab-sebab mental, status
kesehatan, dan keadaan gizi. Kelelahan secara subjektif diukur dengan kuesioner
The Subjective Symptoms Test (SST). Jawaban untuk kuesioner SST dibagi
menjadi empat kategori dengan nilai yaitu sangat sering (3), sering (2), kadang-
kadang (1), tidak pernah (0)
-
7/25/2019 Unud-1335-773524674-Tesis Dr. Agus Antara, m.biomed, Sp.s
78/149
55
Interpretasi tingkat kelelahan menurut kuesioner :
- Nilai 30 : tidak ada kelelahan
- Nilai 31-60 : kelelahan ringan
- Nilai 61-90 : kelelahan sedang
- Nilai 91-120 : kelelahan berat (Tarwaka, 2009).
Data disajikan dalam bentuk skala kategorikal nominal ya (ada kelelahan dengan
nilai SST 30, dan bila ada kelelahan dengan nilai SST >30).
7. Stres adalah tekanan psikis akibat adanya tuntutan dalam diri dan lingkungan,
misalnya tuntutan belajar menjelang ujian, menghadapi masalah keluarga atau
hubungan antar teman (Rathus dan Nevid, 2002).
Depresi adalah suasana hati (afek) atau hilang minat atau kesenangan dalam semua
aktivitas selama sekurang-kurangnya 2 minggu, disertai beberapa gejala
berhubungan (Maslim, 2004).
Kecemasan adalah suatu keadaan patologis yang ditandai oleh perasaan ketakutan
disertai tanda somatik pertanda sistem saraf otonom yang hiperaktif (Kaplan dan
Saddock, 1997).
Depresi, kecemasan dan stres diukur dengan Depression Anxiety Stress Scale
(DASS) 42 (Lovibond, 1995; Crowford dan Henry, 2003; Kholifah, 2013).
Data disajikan dalam bentuk skala kategorikal nominal.
- Depresi (ada) : bila skor DASS 42 untuk depresi >9
Tidak ada : bila skor DASS untuk depresi 0-9
- Kecemasan (ada) : bila skor DASS 42 untuk kecemasan >7
-
7/25/2019 Unud-1335-773524674-Tesis Dr. Agus Antara, m.biomed, Sp.s
79/149
56
Tidak ada : bila skor DASS 42 untuk kecemasan 0-7
- Stres (ada) : bila skor DASS 42 untuk stress >14
Tidak ada : bila skor DASS 42 untuk stres 0-14
8. Konsumsi kopi dan/atau minuman mengandung kafein lainnya adalah kebiasaan
mengkonsumsi kopi dan/atau minuman yang mengandung kafein sejumlah 3-4
cangkir selama tiga bulan terakhir (Shirlow dan Mathers, 1984; Hagen, 2009).
Data disajikan dalam bentuk data berskala kategorikal nominal.
- Iya : bila mengkonsumsi kopi dan/atau minuman yang mengandung kafein
sejumlah 3-4 cangkir sehari, selama 3 bulan terakhir.
-Tidak : bila tidak mengkonsumsi kopi dan/atau minuman yang mengandung
kafein sejumlah 3-4 cangkir dalam sehari, selama 3 bulan terakhir.
9. Konsumsi alkohol yaitu konsumsi minuman yang mengandung alkohol dalam
waktu paling lama 24 jam sebelum timbulnya serangan nyeri kepala.
Data disajikan dalam bentuk skala kategorikal nominal ya dan tidak.
10. Tumor otak merupakan lesi ekspansif yang bersifat jinak atau ganas yang
membentuk massa dalam ruang tengkorak otak (intra kranial) dan menyebabkan
meningkatnya tekanan intra kranial. Manifestasi klinik tumor otak adalah nyeri
kepala yang disertai dengan perubahan status mental, kejang atau bangkitan,
muntah, vertigo, kelemahan separuh tubuh, pandangan kabur atau ganda (Price dan
Wilson, 2006).
11. Demam adalah kenaikan suhu tubuh di atas normal, diukur secara aksila >37,5oC
(High dkk., 2009).
-
7/25/2019 Unud-1335-773524674-Tesis Dr. Agus Antara, m.biomed, Sp.s
80/149
57
12. Trauma kapitis adalah cedera mekanik terhadap kepala baik secara langsung
ataupun tidak langsung yang menyebabkan gangguan fungsi neurologis yaitu
gangguan fisik, kognitif, fungsi psikososial baik temporer maupun permanen
(PERDOSSI, 2006).
13. Gangguan vaskularisasi otak merupakan gangguan fungsional otak akibat adanya
gangguan pada aliran darah atau pembuluh darah intrakranial yang disebabkan
oleh stroke, trombosis vena serebral, artery-venous malformation, vaskulitis
dengan manifestasi klinis berupa defisit neurologis fokal ataupun global.
14. Penyakit otoimun adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh adanya respon imun
terhadap antigen spesifik yang dihasilkan oleh tubuh sendiri yang menyebabkan
berlangsungnya kerusakan jaringan. Manifestasi klinis penyakit otoimun dalam hal
ini Lupus serebri adalah adanya gangguan neuropsikiatri berupa nyeri kepala,
kejang, kelemahan separuh tubuh, gangguan gerak, gangguan visual dan
sebagainya (Wallace, 2008).
4.7 Instrumen Penelitian
Data primer diperoleh dari penderita melalui wawancara aktif menggunakan
lembar pengumpulan data atau kuesioner.
Instrumen penelitian yang digunakan untuk mengukur kualitas tidur subjek
penelitian adalah PSQI. Instrumen ini merupakan suatu kuesioner yang mengukur
kualitas tidur yang telah banyak digunakan pada penelitian-penelitian yang menilai
kualitas tidur di luar maupun dalam negeri. Kuesioner PSQI terdiri dari 7 kelompok
dengan total 19 buah pertanyaan tentang kebiasaan-kebiasaan tidur seseorang dalam
-
7/25/2019 Unud-1335-773524674-Tesis Dr. Agus Antara, m.biomed, Sp.s
81/149
58
sebulan terakhir. Untuk menilai efisiensi tidur pada komponen nomor 4 berdasarkan
hasil penjumlahan dan pembagian nilai yang diperoleh dari skor item pertanyaan
nomor 1, 3, 4. Penghitungannya adalah dengan menjumlahkan lamanya waktu tidur
(dalam jam) dibagi waktu lamanya di atas tempat tidur kemudian dikalikan 100%. Jika
hasilnya >85% diberi skor 0, 75-84% diberi skor 1, 65-74% diberi skor 2, dan
-
7/25/2019 Unud-1335-773524674-Tesis Dr. Agus Antara, m.biomed, Sp.s
82/149
59
penelitian kualitas tidur di Indonesia pada 30 orang responden mendapatkan hasil nilai
Cronbach alpha 0,766 ( Buysse dkk, 1989; Backhaus dkk, 2002, Agustin, 2012).
Instrumen lain yang digunakan dalam penelitian ini adalah DASS 42 menilai ada
tidaknya depresi, kecemasan, dan stres sedangkan untuk mengukur ada tidaknya
kelelahan menggunakan instrumen SST. Instrumen DASS 42 terdiri dari 42 item
pertanyaan yang terdiri dari 3 subvariabel yaitu fisik, psikologi dan perilaku. Nilai
depresi, kecemasan, dan stres ditentukan oleh nilai dari komponen DASS yang relevan
untuk masing-masing kriteria. Komponen DASS untuk depresi adalah
3,5,10,13,16,17,21,24,26,31,34,37,38,42. Kecemasan diukur oleh komponen nomor
2,4,7,9,15,19,20,23,25,28,30,36,40,41. Sedangkan stres ditunjukkan oleh komponen
1,6,8,11,12,14,18,22,27,29,32,33,35,39 Instrumen ini telah melalui uji reliabilitas dan
validitas berdasarkan penilaian Cronbachs alpha sebesar 0,91 (Lovibond, 1995;
Crawford dan Henry, 2003; Kholifah, 2013).
4.8 Prosedur dan Alur Penelitian
Gambar 4.2
Bagan Alur Penelitian
-
7/25/2019 Unud-1335-773524674-Tesis Dr. Agus Antara, m.biomed, Sp.s
83/149
60
4.9 Analisis Penelitian
Analisis hasil penelitian akan dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut
di bawah ini :
1. Analisis deskriptif digunakan untuk menentukan karakteristik subjek penelitian
berdasarkan umur, jenis kelamin, ,obesitas, kelelahan, kecemasan, stres dan
depresi.
2. Korelasi antara kualitas tidur dengan NKP dianalisis dengan uji korelasi koefisien
kontingensi karena kedua variabel berskala nominal setara. Uji korelasi akan
menunjukkan hasil kekuatan korelasi (r) dengan interpretasi sangat lemah (r=0,00-
0,199), lemah (r=0,20-0,399), sedang (r=0,40-0,599), kuat (r=0,60-0,799), dan
sangat kuat (r=0,80-1,00). Korelasi dikatakan bermakna antara kedua variabel
yang diuji apabila nilai p
-
7/25/2019 Unud-1335-773524674-Tesis Dr. Agus Antara, m.biomed, Sp.s
84/149
61
BAB V
HASIL PENELITIAN
Dari 150 siswa kelas 2 SMA Negeri 1 Amlapura, 96 subjek memenuhi kriteria
inklusi dan eksklusi. Sedangkan siswa kelas 1 dan 3 tidak terlibat karena mengikuti
ujian semester. Berikut merupakan tabel karakteristik subjek penelitian.
Tabel 5.1
Karakteristik Subjek Penelitian
Karakteristik JumlahN %
Umur- 15 tahun
- 16 tahun
- 17 tahun
5
80
11
5,20
83,30
11,50
Jenis kelamin- Laki-laki
- Perempuan
51
45
53,10
46,90
IMT
- Tidak obesitas- Obesitas
897
92,707,30
Kelelahan- Tidak ada
- Ada
1
95
1,05
98,95
Depresi- Tidak ada
- Ada
56
40
58,34
41,66
Kecemasan
- Tidak ada- Ada 4452 45,8454,16
Stres- Tidak ada
- Ada
49
47
51,05
48,95
Jumlah total subjek 96 100
-
7/25/2019 Unud-1335-773524674-Tesis Dr. Agus Antara, m.biomed, Sp.s
85/149
62
Berdasarkan Tabel 5.1 di atas maka dapat diketahui bahwa subjek penelitian
merupakan remaja dengan rentang umur 15 tahun sampai 17 tahun. Kelompok
terbesar adalah subjek dengan umur 16 tahun yaitu 83,30%. Subjek penelitian adalah
remaja siswa-siswa SMA Negeri 1 Amlapura yang diambil dari kelas 1, 2, maupun
kelas 3. Perbandingan persentase subjek laki-laki dan perempuan pada penelitian ini
adalah 53,10% : 46,90%. Jumlah subjek laki-laki dan perempuan pada penelitian ini
tidak jauh berbeda.
Penelitian ini juga menggolongkan subjek berdasarkan IMT. Sebagian besar
peserta tidak tergolong obesitas, hanya sekitar 7,30% subjek penelitian dengan IMT
sesuai obesitas.
Hampir seluruh subjek penelitian mengalami kelelahan (98,95%), demikian pula
sebanyak 54,16% subjek penelitian mengalami kecemasan. Subjek penelitian sebagian
besar tidak mengalami depresi (58,34%) dan stres ( 51,05%).
Tabel 5.2 berikut ini menunjukkan gambaran kualitas tidur subjek penelitian
sesuai dengan jenis kelamin.
Tabel 5.2
Kualitas Tidur Berdasarkan Jenis Kelamin
Kualitas Tidur Jenis kelamin Total
n (%)Laki-laki Perempuan
n % N %
Baik 17 33,33 10 22,22 27 (28,13)Buruk 34 66,67 35 77,78 69 (71,87)
Total 51 100,00 45 100,00 96 (100,00)
-
7/25/2019 Unud-1335-773524674-Tesis Dr. Agus Antara, m.biomed, Sp.s
86/149
63
Tabel 5.2 di atas menunjukkan kualitas tidur subjek penelitian berdasarkan jenis
kelamin. Persentase subjek penelitian dengan kualitas tidur buruk hampir sama antara
laki-laki dan perempuan yaitu 66,67% dan 77,78%. Sedangkan perbandingan
persentase subjek penelitian laki-laki dan perempuan dengan kualitas tidur baik adalah
33,34% dan 22,24%.
Tabel 5.3
Kualitas Tidur Berdasarkan IMT
Kualitas
Tidur
IMT Total
n (%)Obesitas Tidak Obesitas
n % n %Baik 1 14,28 26 29,21 27 (28,13)Buruk 6 85,72 63 70,79 69 (71,87)
Total 7 100,00 89 100,00 96 (100,00)
Tabel 5.3 diatas menunjukkan bahwa hampir seluruh subjek penelitian dengan
obesitas mengalami tidur kualitas buruk (85,72%), sedangkan 70,79% subjek
penelitian dengan IMT normal juga mengalami kualitas tidur yang buruk.
Tabel 5.4 berikut memberikan gambaran mengenai proporsi NKP yang dialami
oleh remaja subjek penelitian ini.
Tabel 5.4
Proporsi NKP Berdasarkan Jenis Kelamin
Nyeri kepala Jenis kelamin Total
n (%)Laki-laki Perempuan
n % n %
Tidak ada 9 17,64 5 11,11 14 (14,58)Ada 42 82,35 40 88,89 82 (85,42)
Total 51 100,00 45 100,00 96 (100,00)
-
7/25/2019 Unud-1335-773524674-Tesis Dr. Agus Antara, m.biomed, Sp.s
87/149
64
Sejumlah 82 orang (85,42%) subjek penelitian mengalami NKP. Empat puluh dua
orang diantaranya (82,35%%) adalah subjek laki-laki, sedangkan sisanya adalah
perempuan (88,89%).
Korelasi antara kualitas tidur dengan NKP dapat dilihat padaTabel 5.5 berikut
ini. Sedangkan nilai korelasi faktor-faktor lain dengan NKP dapat dilihat pada Tabel
5.6 berikutnya.
Tabel 5.5
Korelasi Kualitas Tidur dengan NKP
KualitasTidur
NKP Totaln (%)
r pTidak Ada Ada
n % N %
Baik 11 40,74 16 59,26 27 (100,00)
0,421
-
7/25/2019 Unud-1335-773524674-Tesis Dr. Agus Antara, m.biomed, Sp.s
88/149
65
menunjukkan kekuatan korelasi sedang (Dahlan, 2004). Kesimpulan data di atas
adalah kualitas tidur yang buruk berkorelasi cukup erat dengan adanya NKP pada
remaja pada subjek peserta penelitian ini.
Tabel berikut menunjukkan korelasi jenis kelamin, obesitas, depresi, kecemasan,
stres dan kelelahan dengan NKP.
Tabel 5.6
Korelasi Faktor-Faktor Lain dengan NKP
Faktor-faktor lain
NKP
Total
n (%)
r pTidak Ada Ada
n % N %Jenis kelamin
- Laki-laki
- Perempuan
Total
IMT
- Tidak obesitas
- Obesitas
Total
Depresi
-
Tidak ada- Ada
Total
Kecemasan
- Tidak ada
- Ada
Total
Stres
- Tidak ada
- Ada
Total
Kelelahan
- Tidak ada
- AdaTotal
9
5
14
14
0
14
86
14
8
6
14
9
5
14
0
14
14
64,28
35,72
100
100
0
100
57,1542,85
100
57,14
42,86
100
64,28
35,72
100
0,00
100
100
42
40
82
75
7
82
4834
82
36
46
82
40
42
82
1
81
82
51,21
48,79
100
91,46
8,54
100
58,5441,46
100
43,90
56,10
100
48,78
51,22
100
1,22
98,78
100
51 (53,12)
45 (46,88)
96 (100)
89 (92,70)
7 (7,70)
96 (100)
56 (58,33)40 (41,67)
96 (100)
44 (45,83)
52 (54,17)
96 (100)
49 (51,04)
47 (48,96)
96 (100)
1 (1,05)
95 (98,95)
96 (100)
0,365
0,115
0,010
0,358
0,109
0,402
0,092
0,256
0,922
0,093
0,283
0,678
-
7/25/2019 Unud-1335-773524674-Tesis Dr. Agus Antara, m.biomed, Sp.s
89/149
66
Tabel 5.6 di atas menunjukkan nilai korelasi (p) dan besarnya korelasi (r) antara
beberapa faktor lain dengan NKP. Masing-masing faktor tersebut menunjukkan
korelasi yang tidak bermakna dengan NKP.
-
7/25/2019 Unud-1335-773524674-Tesis Dr. Agus Antara, m.biomed, Sp.s
90/149
67
BAB VI
PEMBAHASAN
6.1 Karakteristik Subjek Penelitian
Nyeri kepala merupakan masalah kesehatan yang sering timbul pada remaja.
Nyeri kepala primer (NKP) yang berulang merupakan faktor risiko terjadi nyeri kepala
kronik di kemudian hari. Berbagai jenis NKP menurunkan kualitas hidup remaja dan
merupakan penyebab utama ketidakhadiran siswa di sekolah. Namun demikian
penelitian berbasis populasi yang menilai prevalensi NKP pada remaja masih terbatas.
Prevalensi NKP memiliki rentang yang sangat luas yaitu sekitar 0,9% sampai 72,3%
(Fendrich dkk., 2007).
Penelitian ini mengambil sampel subjek remaja usia sekolah menengah atas
(SMA) dengan rentang umur 15-17 tahun. Kelompok terbesar adalah subjek dengan
umur 16 tahun yaitu 83,30%. Perbandingan persentase laki-laki dan perempuan pada
penelitian ini tidak terpaut jauh yaitu 53,10% : 46,90%.
Suatu penelitian berbasis populasi di Swedia dengan 237 sampel remaja sekolah
menengah pertama dan lanjut dengan rentang usia 12-18 tahun. Jumlah sampel dengan
usia 15-16 tahun sekitar 26,6%, dengan jumlah subjek perempuan lebih banyak
daripada laki-laki dengan perbandingan 57% : 43% (Larsson dan Fichtel, 2014).
Penelitian ini mengambil data karakteristik subjek sesuai dengan IMT. Sebagian
besar subjek penelitian (92,70%) tidak mengalami obesitas, sedangkan subjek
penelitian yang mengalami obesitas hanya 7,30%.
-
7/25/2019 Unud-1335-773524674-Tesis Dr. Agus Antara, m.biomed, Sp.s
91/149
68
Seperti halnya nyeri kepala dan masalah tidur, obesitas juga merupakan masalah
yang sering dialami oleh remaja. Data yang diambil dari tahun 2003-2006
menunjukkan bahwa sekitar 16,3% remaja memiliki IMT sesuai dengan kriteria
obesitas. Angka tersebut diperkirakan akan terus bertambah. Obesitas dihubungkan
dengan berbagai kondisi medis pada anak dan remaja diantaranya masalah psikologis,
hipertensi pada anak dan remaja, diabetes melitus, gangguan tidur dan meningkatnya
risiko gangguan serebrovaskular dan kardiovaskular (Palkanis dan Kring, 2012).
Data mengenai efek obesitas terhadap kejadian nyeri kepala masih terbatas. Suatu
penelitian yang berfokus pada IMT dan nyeri kepala pada anak dan remaja
menunjukkan bahwa prevalensi obesitas pada remaja sebanyak 17,1%. Semakin
meningkat IMT semakin meningkat pula frekuensi nyeri kepala dan disabilitas yang
disebabkan oleh nyeri kepala. Risiko terjadinya nyeri kepala meningkat empat kali
lipat pada remaja perempuan dengan obesitas (Palkanis dan Kring, 2012).
Menurut Bellini dkk. (2013) melaporkan berbagai gangguan psikiatri yang
merupakan komorbidi dari suatu NKP kronik pada remaja dan diperkirakan dapat
menjelaskan bagaimana hubungan antara status psikiatri penderita dengan
memberatnya gejala NKP. Hasil penelitiannya menunjukkan 29,6% subjek dengan
NKP memenuhi kriteria paling tidak mengalami satu diagnosis gangguan psikiatri.
Gangguan cemas merupakan gangguan psikiatri tersering yaitu sekitar 16,6%.
Sedangkan hanya sekitar 9,46% penderita NKP kronis yang memenuhi kriteria
diagnosis gangguan depresi. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian ini yang
menunjukkan angka kecemasan, stres dan depresi cukup tinggi.
-
7/25/2019 Unud-1335-773524674-Tesis Dr. Agus Antara, m.biomed, Sp.s
92/149
69
Kelelahan merupakan suatu kondisi yang komorbid pula pada penderita NKP.
Pada penelitian ini didapatkan bahwa hampir seluruh subjek mengalami kelelahan.
Tingginya angka kelelahan pada penelitian ini kemungkinan disebabkan oleh aktivitas
di sekolah yang cukup padat dan sebagian siswa di luar waktu sekolah ikut membantu
orang tuanya bekerja. Hal ini didukung oleh penelitian kasus kontrol oleh Spierings
dan van Hoof (1997), setelah melakukan penyesuaian terhadap umur dan jenis
kelamin, kelelahan ditemukan sekitar 70,3% pada kelompok kasus remaja dengan
NKP dan sekitar 60% pada kelompok kontrol.
6.2 Prevalensi NKP dan Kualitas Tidur Remaja
Prevalensi NKP pada penelitian ini adalah 85,41% atau sekitar 82 orang dari 96
subjek penelitian.
Suatu penelitian tinjauan sistematik yang dilakukan di Kanada terhadap 185
penelitian di beberapa negara Amerika, Asia dan Eropa yang menilai nyeri pada
remaja menunjukkan bahwa NKP merupakan keluhan yang tersering dialami oleh
remaja dengan prevalensi bervariasi mulai dari 8% sampai 82,9% (King dkk., 2011).
Larsson dan Fichtel (2014) memperoleh prevalensi yang cukup tinggi pula pada
penelitiannya yaitu 58,4%. Hasil penelitian tersebut juga didukung oleh beberapa
penelitian yang dilakukan di Skandinavia, Belanda dan Taiwan yang menunjukkan
peningkatan prevalensi nyeri kepala pada remaja usia sekolah sepanjang dekade
terakhir. Nyeri kepala primer yang terjadi secara frekuen berdampak pada kualitas
hidup anak dan remaja dan menyebabkan peningkatan masalah emosional terutama
kecemasan dan depresi serta beberapa keluhan somatik (Larsson dan Fichtel, 2014).
-
7/25/2019 Unud-1335-773524674-Tesis Dr. Agus Antara, m.biomed, Sp.s
93/149
70
Dua penelitian berbasis populasi remaja yang dilakukan di Jerman Barat
memperoleh angka prevalensi NKP sangat tinggi yaitu 90,0% dan 75,4% (Fendrich
dkk., 2007).
Suatu studi tinjauan sistematik lain yang dilakukan di Glasgow, Inggris terhadap
50 penelitian berbasis populasi anak dan remaja yang mengalami NKP dengan metode
pengambilan sampel secara acak. Penelitian-penelitian yang dianalisis tersebut
dilakukan di negara-negara Eropa dan Asia sepanjang rentang waktu 1 Januari 1990
hingga 31 Desember 2007. Prevalensi NKP yang didapatkan adalah 58,4% (Abu-
Arafeh dkk., 2010).
Penelitan lain yang memberikan data prevalensi NKP pada remaja adalah Lima
dkk. (2014) di Brazil dengan angka yang cukup tinggi, yaitu 87,8%.
Rentang angka prevalensi NKP yang berbeda antara penelitian ini dengan
penelitian sebelumnya kemungkinan disebabkan karena perbedaan karakteristik
populasi, instrumen atau kuesioner yang digunakan berbeda dan kondisi
sosiogeografis yang berbeda pula (Lima dkk., 2014).
Prevalensi NKP remaja perempuan pada penelitian ini adalah 88,89%. Angka ini
lebih besar dibanding dengan prevalensi NKP pada remaja laki-laki yang hanya sekitar
82,35%. Hal ini didukung oleh beberapa penelitian mengenai NKP yang mengambil
populasi remaja melaporkan bahwa prevalensi NKP pada remaja perempuan memang
lebih tinggi dibandingkan remaja laki-laki (Fendrich dkk., 2007).
Abu-Arafeh dkk. (2010) menunjukkan bahwa prevalensi NKP pada remaja
perempuan lebih tinggi dibanding remaja pria dengan rasio odds 1,53, 95% CI.
-
7/25/2019 Unud-1335-773524674-Tesis Dr. Agus Antara, m.biomed, Sp.s
94/149
71
Pada beberapa penelitian menunjukkan faktor-faktor yang mempengaruhi
tingginya prevalensi NKP pada remaja perempuan berkaitan dengan faktor psikososial
yaitu adanya kecemasan dan depresi dan rendahnya kepercayaan diri yang sering
menjadi masalah psikologis remaja perempuan (King dkk., 2011).
Prevalensi NKP pada remaja perempuan dilaporkan secara bermakna lebih tinggi
daripada remaja laki-laki. Perubahan hormonal diperkirakan menjadi salah satu faktor
penyebabnya. Adanya perubahan kadar estradiol pada saat fase menstruasi dari siklus
ovarium berhubungan dengan munculnya beberapa gangguan neurologi misalnya pada
penderita migren (Fendrich dkk., 2007; Lima dkk., 2014).
Tidur memainkan peranan penting dalam perkembangan remaja. Selama masa
remaja pola tidur secara umum mengalami keterlambatan waktu memulai tidur tetapi
remaja dituntut harus bangun lebih cepat untuk berangkat ke sekolah. Keterlambatan
fase tidur merupakan akibat dari keterlambatan jam biologis irama sirkadian pada
remaja dan adanya faktor-faktor lain yang mempengaruhi misalnya pola tidur orang
tua atau aktivitas di sekitar lingkungannya (Sivertsent dkk., 2013).
Masalah tidur pada remaja sangat sering terjadi dan dilaporkan memiliki
prevalensi yang bervariasi mulai 5% sampai dengan 43% (Reigstad dkk., 2009).
Penelitian ini mendapatkan data bahwa 69 dari 96 orang (71,87%) subjek
penelitian memiliki kualitas tidur buruk. Remaja perempuan dengan kualitas tidur
buruk mencapai 36,45% sedangkan remaja laki-laki 35,42% dari keseluruhan jumlah
sampel penelitian. Kualitas tidur yang buruk pada penelitian ini sebagian besar terkait
dengan pemanjangan latensi tidur subjek sehingga berdampak pada kualitas tidur
-
7/25/2019 Unud-1335-773524674-Tesis Dr. Agus Antara, m.biomed, Sp.s
95/149
72
secara umum. Pemanjangan latensi tidur ini kemungkinan disebabkan oleh beberapa
faktor, diantaranya adalah aktivitas subjek sebelum tidur seperti bemain dengan
telepon seluler dan berkomunikasi dengan teman baik verbal maupun tulisan (media
sosial) sampai larut malam. Kemungkinan lain, seperti kecemasan yang dialami subjek
menjelang tidur malam akibat beban atau tugas di sekolah yang akan dihadapi
keesokan harinya, dapat juga menjadi faktor yang menyebabkan latensi tidur
memanjang pada penelitian ini.
Guo dkk. (2014) mempublikasikan hasil penelitian tentang gangguan tidur pada
remaja di China yang memperoleh angka prevalensi 39,6%. Penelitian lain yang
serupa mendukung penelitian tersebut dengan prevalensi 66%-90%. Hasil penelitian
tersebut mendukung data-data yang diperoleh dari berbagai penelitian yang dilakukan
negara-negara Barat dengan angka prevalensi sekitar 43%. Adanya variasi angka
prevalensi mungkin disebabkan oleh perbedaan metode penelitian, populasi, besar
sampel, intsrumen penelitian serta lokasi geografi tempat dilakukannya penelitian.
Terdapat 2 faktor yang berperan terhadap kebiasaan yang mempengaruhi pola
tidur yang baik pada remaja, yaitu ketidakadekuatan pengaturan waktu tidur meliputi
waktu bangun tidur yang tidak teratur, terlambat tidur siang dan waktu tidur malam
yang kurang sesuai. Faktor yang lain adalah meningkatnya waktu terjaga yang
disebabkan oleh penggunaan media elektronik seperti televisi, game di dalam kamar
tidur dan kebiasaan mengkonsumsi minuman berkafein. Efisiensi tidur malam yang
tidak adekuat karena berbagai faktor tersebut dapat diperbaiki dengan mengambil
waktu tidur siang 30-45 menit. Namun demikian perbedaan jadwal waktu tidur harian
-
7/25/2019 Unud-1335-773524674-Tesis Dr. Agus Antara, m.biomed, Sp.s
96/149
73
tidak boleh melebihi 1-2 jam untuk mendapatkan pola tidur yang baik (Mindell dan
Meltzer, 2008).
Selama masa remaja, terjadi interaksi faktor biologis, psikologis dan sosial yang
menyebabkan pemendekan durasi tidur. Hal ini pada akhirnya memberikan dampak
terhadap kualitas hidup remaja yang dianalogikan sebagai the perfect storm. Durasi
tidur yang pendek ini tidak disertai oleh kecukupan kebutuhan tidur sehingga terjadi
insufisiensi tidur pada remaja. Masalah tidur yang berkepanjangan menyebabkan
penurunan kemampuan remaja di sekolah, meningkatkan kecenderungan munculnya
masalah-masalah mental dan berkaitan dengan terjadinya peningkatan insiden
kecelakaan lalu lintas pada remaja (Carskadon, 2011; Hysing dkk., 2013).
Karakteristik tidur remaja ditandai dengan ketidaksesuaian antara jadwal tidur
harian dan pola tidur mingguan serta pergeseran waktu tidur menjadi lebih larut
sekitar 1-2 jam pada saat akhir pekan. Sekitar 20%-26% remaja mengalami
pergeseran latensi tidur melebihi 30 menit. Suatu penelitian gangguan tidur pada
remaja di Islandia menunjukkan pergeseran rerata latensi tidur sekitar 16,8 menit.
Adanya pemanjangan latensi tidur menunjukkan adanya karakteristik suatu gangguan
tidur insomnia yang sering dialami remaja sesuai dengan DSM-IV (Hysing dkk.,
2013).
Beberapa penelitian mengenai pola tidur remaja menunjukkan karakteristik
tertentu, yaitu adanya keterlambatan waktu tidur, pemanjangan latensi tidur dan
pemendekan durasi tidur, yang menyebabkan insufisiensi tidur sekitar 2 jam setiap
harinya dari kebutuhan tidur normal remaja. Remaja wanita memiliki prevalensi lebih
-
7/25/2019 Unud-1335-773524674-Tesis Dr. Agus Antara, m.biomed, Sp.s
97/149
74
tinggi terhadap kecenderungan gangguan tidur ini dibanding remaja laki-laki (Hysing
dkk., 2013).
6.3 Korelasi Kualitas Tidur dengan NKP
Prevalensi gangguan kualitas tidur dan NKP yang tinggi pada penelitian ini
menunjukkan pentingnya diketahui hubungan antara kedua hal tersebut. Penelitian ini
menunjukkan sebanyak 95,65% subjek penelitian dengan kualitas tidur buruk
mengalami NKP. Jumlah yang tinggi tersebut memperlihatkan kemungkinan bahwa
kualitas tidur yang buruk berhubungan dengan timbulnya NKP pada remaja. Uji
statistik menunjukkan adanya korelasi yang bermakna antara kualitas tidur dengan
NKP.
Nyeri kepala merupakan salah satu keluhan yang paling sering dialami oleh
remaja. Menurut data National Health Interview Survey, lebih dari 90% remaja usia
11-21 tahun di Amerika Serikat sering mengeluh nyeri kepala dalam jangka waktu 12
bulan.
Gangguan tidur merupakan keluhan yang sering pula dialami oleh remaja dan
biasanya menyertai NKP. Nyeri kepala dapat timbul saat tidur maupun saat bangun
tidur dan kemungkinan berhubungan dengan stadium tidur. Kualitas tidur buruk dan
durasi tidur yang tidak adekuat seringkali mencetuskan nyeri kepala. Meskipun
gangguan tidur sering terjadi pada remaja yang mengalami NKP, sangat sedikit
penelitian terutama yang berbasis populasi yang memperlihatkan hubungan antara
keduanya. Data-data mengenai karakteristik NKP meliputi intensitas, durasi dan
-
7/25/2019 Unud-1335-773524674-Tesis Dr. Agus Antara, m.biomed, Sp.s
98/149
75
frekuensi yang berhubungan dengan kebiasaan tidur masih kurang (Gilman dkk.,
2007).
Suatu penelitian yang menilai hubungan antara insufisiensi tidur dengan NKP
pada remaja melaporkan 65,7% remaja dengan NKP tidak tidur sesuai dengan
kebutuhan tidur yang seharusnya. Hal ini didukung oleh laporan dari National Sleep
Foundation tahun 2006 yang menunjukkan 45% remaja tidak berhasil mendapatkan
tidur optimal tiap malam. Penelitian lain melaporkan bahwa 85% penderita NKP
memilih tidur untuk meredakan nyeri kepalanya (Gilman dkk., 2007; Yagihara dkk,
2012).
The Third Nord-Trndelag Health Study yang merupakan penelitian berbasis
populasi di Norwegia melaporkan adanya hubungan antara gangguan tidur dengan
NKP. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa subjek dengan NKP kronik (terutama
migren kronik) berisiko mengalami gangguan tidur 17 kali lebih besar daripada subjek
tanpa NKP. Tetapi penelitian tersebut tidak dapat memberikan penjelasan hubungan
sebab akibat antara gangguan tidur dengan NKP karena keterbatasan metode
penelitian yang digunakan (Odegard dkk., 2012).
Salah satu penjelasan yang dapat diterima mengenai hubungan antara gangguan
tidur dengan NKP, yaitu nyeri (dalam hal ini NKP) menyebabkan tetap terjaga dan
mencegah tidur serta mengubah arsitektur tidur menjadi lebih terfragmentasi sehingga
durasi tidur menjadi lebih singkat dan timbul rasa kantuk yang berlebihan pada siang
hari.
-
7/25/2019 Unud-1335-773524674-Tesis Dr. Agus Antara, m.biomed, Sp.s
99/149
76
Teori yang lain mengatakan bahwa kualitas tidur yang buruk dapat mengubah
proses modulasi nyeri sehingga menjadi lebih peka terhadap nyeri. Beberapa
penelitian lain menunjukkan bahwa sleep deprivation (SD) menyebabkan perubahan
sesaat pada sistem kontrol inhibisi nyeri. Konsep hubungan antara gangguan tidur dan
NKP tidak meniadakan satu sama lain tetapi menjadi hubungan yang saling
mempengaruhi (resiprokal). Suatu penelitian mengenai NKP kronik mengemukakan
suatu teori mengenai hubungan NKP dengan gangguan tidur merupakan suatu
lingkaran yang tidak terputus. Hal ini dapat menjelaskan suatu NKP episodik dapat
berkembang menjadi NKP kronik pada beberapa individu (Odegard dkk., 2012).
Pendapat lain menyebutkan bahwa bukan gangguan tidur yang menyebabkan
nyeri ataupun sebaliknya tetapi keduanya merupakan fenomena sekunder yang
disebabkan oleh disfungsi neurobiologi secara umum. Hipotalamus diperkirakan
sebagai tempat utama dimulainya disfungsi neurobiologi. Hipotalamus berhubungan
dengan batang otak dalam proses regulasi nyeri dan tidur. Teori ini diperkuat oleh
beberapa penelitian lain yang melaporkan adanya aktivasi batang otak serta
hipotalamus yang dapat dinilai melalui MRI pada saat terjadi serangan nyeri kepala.
Walaupun peranan hipotalamus selama serangan nyeri kepala belum terlalu jelas,
beberapa hasil penelitian terakhir menunjukkan adanya hubungan yang kuat terhadap
hipotalamus pada penderita NKP khususnya migren dibandingkan dengan penderita
TTH. Hal ini diperkirakan karena adanya gangguan tidur dan kantuk yang berlebihan
saat siang hari hamper di setiap penderita migren (Montagna, 2006; Alstadhaug, 2008;
Odegard dkk., 2012).
-
7/25/2019 Unud-1335-773524674-Tesis Dr. Agus Antara, m.biomed, Sp.s
100/149
77
Hipotalamus posterior mewakili pusat pengaturan utama fungsi otonom sentral,
sehingga jika terjadi perubahan pada fungsi homeostatik akan menyebabkan
perubahan pada kontrol nyeri. Hipotalamus posterior juga memiliki koneksi yang
penting dengan sistem modulasi nyeri, menerima input dari korteks singulatus
anterior, nuklues septal lateral, nukleus preoptik, nuklues ventromedial dan lateral
talamus serta PAG. Hipotalamus posterior kemudian memproyeksikan serabutnya ke
subtalamus, amigdala, dasar dari otak depan, regio limbik dan nukleus trigeminal
kaudalis. Hipotalamus dapat menjelaskan hubungan neuroanatomi antara timbulnya
NKP dengan gangguan tidur (Alstadhaug, 2008).
Selain secara neuroanatomi, teori melatonin juga dapat menjelaskan hubungan
antara keduanya. Kadar melatonin yang rendah terdapat pada subjek penderita NKP
kronik. Melatonin itu sendiri merupakan hormon dengan efek hipnosis.
Ketidakteraturan secara sirkadian badan pineal yang menghasilkan kadar melatonin
khususnya dalam jumlah rendah mendasari teori bahwa melatonin memainkan peranan
penting terhadap cetusan NKP. Secara biokimia, rendahnya kadar melatonin
disebabkan pula karena penurunan ketersediaan serotonin yang diperlukan untuk
menghasilkan hormon tersebut (Bruera dkk., 2008).
Faktor-faktor psikis dapat menjadi pemicu NKP kronik dan gangguan tidur karena
berbagai penelitian yang dilakukan telah membuktikan adanya hubungan kedua
kondisi tersebut dengan kecemasan dan depresi. Kecemasan, depresi dan faktor
psikososial telah lama diketahui sebagai faktor-faktor pencetus TTH (Grieser, 2010;
Odegard dkk., 2012).
-
7/25/2019 Unud-1335-773524674-Tesis Dr. Agus Antara, m.biomed, Sp.s
101/149
78
Penelitian ini juga menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang bermakna antara
kualitas tidur dengan NKP. Hal ini didukung oleh penelitian Odegard dkk.(2012),
setelah melakukan penyesuaian terhadap faktor-faktor demografi (umur, jenis
kelamin), latihan, penggunaan obat-obat tidur, status pekerjaan dan kelelahan.
Kemudian melakukan analisis multivariat terhadap pengaruh kecemasan dan depresi.
6.4 Korelasi Faktor-Faktor Lain dengan NKP
Pada penelitian ini dilakukan uji korelasi beberapa faktor-faktor lain dengan NKP.
Tidak seperti kualitas tidur, tidak terdapat korelasi yang bermakna antara jenis
kelamin, obesitas, depresi, kecemasan, stress dan kelelahan dengan NKP.
Kemungkinan adanya perbedaan letak geografis, besar sampel, populasi, metode serta
instrumen penelitian yang digunakan menyebabkan hasil penelitian ini berbeda dengan
penelitian-penelitian sebelumnya.
Beberapa penelitian sebelumnya lebih banyak menggunakan metode kasus kontrol
dan kohort untuk mencari hubungan antara nyeri kepala dengan kecemasan, depresi,
stres dan kelelahan. Demikian pula kuesioner yang digunakan untuk menjaring subjek
penelitian yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi pun berbeda dengan penelitian
sebelumnya.
Suatu penelitian dengan hasil tidak bermakna secara statistik memang merupakan
hasil perhitungan yang menunjukkan nilai secara obyektif, namun dari sisi praktis
(practical significance) tidak selalu memiliki makna yang sejalan. Suatu penelitian
dapat memiliki nilai kemaknaan praktis yang dilandasi oleh pertimbangan akal. Hal ini
disebabkan karena bermakna atau tidaknya suatu hasil uji statistik tergantung antara
-
7/25/2019 Unud-1335-773524674-Tesis Dr. Agus Antara, m.biomed, Sp.s
102/149
79
lain jumlah sampel (n) dan variabilitas data. Kemaknaan secara statistik merupakan
pernyataan mengenai probabilitas keluaran spesifik (likehood) penelitian tersebut,
bukan yang lain (Hays, 1973).
Faktor-faktor komorbiditas NKP terutama migren, diantaranya depresi,
gangguan cemas dan epilepsi. Suatu penelitian yang menilai hubungan antara depresi
dengan meningkatnya insiden disabilitas termasuk diantaranya migren menunjukkan
disabilitas yang sedang sampai berat terjadi pada depresi yang komorbid dengan
migren (Brandes dan Roberson, 2002).
Penelitian lain melaporkan adanya prevalensi gangguan mooddan cemas yaitu 2
samapi 10 kali lebih tinggi pada penderita NKP dibanding populasi normal. Penelitian
berbasis populasi lainnya menunjukkan prevalensi depresi pada penderita migren
mencapai 17%-42% sedangkan 16% penderita NKP kronik mengalami gangguan
cemas. Kecemasan mempengaruhi frekuensi NKP dan kualitas hidup tetapi tidak
mempengaruhi intensitas dan durasi NKP. Sedangkan depresi ikut berperan dalam
menurunkan kualitas hidup penderita NKP (Penacoba-Puente dkk., 2008; Yavuz dkk.,
2013).
Stres psikologis yang berkepanjangan tidak hanya berperan sebagai pencetus NKP
melainkan juga merupakan faktor penting dalam perkembangan suatu NKP episodik
dapat menjadi kronik (Yavuz dkk., 2013).
Suatu penelitian berbasis populasi skala besar dengan 798 subjek NKP episodik
memperlihatkan subjek obesitas cenderung mengalami perubahan bentuk menjadi
chronic daily headache (CDH) 5 kali lebih sering daripada subjek yang tidak obesitas.
-
7/25/2019 Unud-1335-773524674-Tesis Dr. Agus Antara, m.biomed, Sp.s
103/149
80
Namun demikian penelitian tersebut tidak dapat menunjukkan hubungan yang
bermakna antara NKP dengan obesitas (Evans dkk., 2012).
Spierings dan van Hoof (1997) melakukan penelitian kasus kontrol terhadap 113
subjek dengan NKP kronik melaporkan sebanyak 70,3% subjek tersebut mengalami
kelelahan. Penelitian lain yang mendukung adalah penelitian terhadap 68 siswa SMA
yang melaporkan bahwa kelelahan merupakan penyebab timbulnya nyeri kepala pada
67,7% peserta penelitian.
6.5 Limitasi dan Kelebihan Penelitian
6.5.1 Limitasi
Penelitian memakai subjek pada populasi tertentu dan dilakukan tempat tertentu
pula sehingga hasil penelitian ini belum tentu menggambarkan kondisi yang sama
pada populasi dan tempat yang berbeda. Subjek penelitian tidak melibatkan semua
siswa kelas 1, 2 dan 3 karena masalah teknis di lapangan sehingga mungkin tidak bisa
mewakili seluruh siswa yang ada di SMA Negeri 1 Amlapura.
6.5.2 Kelebihan
Belum banyak penelitian yang mencari korelasi antara kualitas tidur dan faktor-
faktor lain dengan nyeri kepala primer khususnya pada remaja sehingga dapat
dijadikan salah satu acuan untuk penelitian lebih lanjut. Subjek penelitian sudah
diberikan penjelasan tentang cara pengisian kuesioner sebelumnya sehingga pengisian
kuesioner lebih akurat. Selain itu, pada penelitian ini memakai instrumen yang sudah
dilakukan uji reabilitas dan validitas dengan hasil yang cukup baik.
-
7/25/2019 Unud-1335-773524674-Tesis Dr. Agus Antara, m.biomed, Sp.s
104/149
81
BAB VII
SIMPULAN DAN SARAN
7.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas dapat dibuat simpulan
sebagai berikut:
1. Proporsi gangguan tidur dan nyeri kepala primer (NKP) pada remaja cukup
tinggi, yaitu 71,87% dan 85,42%.
2. Terdapat korelasi yang bermakna antara kualitas tidur yang buruk dengan NKP
dengan kekuatan korelasi sedang.
3. Tidak terdapat korelasi yang bermakna antara faktor-faktor lain seperti jenis
kelamin, obesitas, depresi, kecemasan, stres dan kelelahan dengan NKP.
7.2 Saran
1. Melakukan penelitian pada populasi yang lebih besar dengan lokasi yang
berbeda pada sekolah-sekolah lain di seluruh wilayah Provinsi Bali untuk
mendapatkan data yang lebih banyak mengenai proporsi gangguan tidur dan
NKP pada remaja.
2. Melakukan penelitian lanjutan dengan metode yang berbeda sehingga
menjelaskan hubungan sebab akibat antara kualitas tidur yang buruk dan
faktor-farktor lain dengan timbulnya NKP pada remaja.
-
7/25/2019 Unud-1335-773524674-Tesis Dr. Agus Antara, m.biomed, Sp.s
105/149
82
3. Melakukan penilaian kualitas tidur untuk mencari salah satu faktor pencetus
timbulnya NKP pada siswa .
4. Memberikan informasi megenai pola tidur yang baik(sleep hygiene) untuk
mencegah timbulnya nyeri NKP dan meningkatkan kemampuan belajar
siswa di antaranya dengan tidur dan bangun teratur pada jam yang sama tiap
hari, tidur dengan waktu yang cukup, berolahraga setiap hari tetapi jangan
sebelum tidur atau larut di malam hari, makan teratur, hindari gangguan fisik
(suara berisik, cahaya terang, panas dan dingin) dan apabila biasa tidur siang
lakukan pada waktu yang sama tiap hari (sebaiknya sesudah makan siang dan
jangan melebihi 45 menit).
-
7/25/2019 Unud-1335-773524674-Tesis Dr. Agus Antara, m.biomed, Sp.s
106/149
83
DAFTAR PUSTAKA
Abu-Arafeh, I., Razak, S., Sivaraman, B., Graham, C. 2010. Prevalence ofHeadache and Migraine in Children and Adolescents: a Systematic Review of
Population-Based Studies. Developmental Medicine and Child Neurology;52:1088-
1097.
Adnyana, O. 2012. Prevalensi, Karakteristik, dan Beberapa Faktor yang Berkaitan
dengan Nyeri Kepala Migren pada Mahasiswa STIKES Bali.Neurona; 29(3):14-19.
Agustin, D. 2012. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Tidur pada
Pekerja Shift di PT. Krakatau Tirta Industri Cilegon (Skripsi). Jakarta: Universitas
Indonesia.
Alberti A. 2006. Headache and Sleep. SleepMedicine Review;10(6):431-437.
Alstadhaug, K. 2009. Migraine and Hypothalamus. Cephalalgia;29(8):809-817.
Arifin, Z. 2011. Analisis Hubungan Kualitas Tidur dengan Kadar Glukosa Darah
Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 di Rumah Sakit Umum Propinsi Nusa Tenggara
Barat(tesis). Jakarta: Universitas Indonesia.
Backhaus, J., Junghanns, K., Broock, A., Riemann, D., Hohagen, F. 2002. Test
Re-Test Reliability and Validity of The Pittsburgh Sleep Quality Index In Primary
Insomnia.J Psychosom Res;53(3):734-740.
Bali Dalam Angka 2013. 2014. Penduduk Provinsi Bali Menurut Kelompok Usia
Hasil Sensus Penduduk 2010.Badan Pusat Statistik Provinsi Bali;[cited 2015 Peb 24].Available from: www.bali.bps.go.id
Bellini, B., Arruda, M., Cescut, A., Saulle, C., Persico, A., Carutenuto, M., Gatta,
M., Nacinovich, R., Piazza, F., Termine, C., Tozzi, E., Lucchese, F., Guidetti, V.2013. Headache and Comorbidity in Children and Adolescents.J Headache
Pain;14(1):79-83.
Bhavsar, B., Farooq, M., Bhatt, A. 2009. The Therapeutic Potential Of Melatonin
In Neurological Disorders. Recent Patents on Endocrine, Metabolic & Immune DrugDiscovery; 3: 60-64.
Boardman, H., Thomas, E., Millson, D., Croft, P. 2005. Psychological, Sleep,
Lifestyle, and Morbid Associations with Headache.Headache;45:65769.
Bhm, S. 2012. Sleep and Chronotype in Adolescents (Dissertation). Munich:
Universitt zu Mnchen.
-
7/25/2019 Unud-1335-773524674-Tesis Dr. Agus Antara, m.biomed, Sp.s
107/149
84
Brandes, J., Roberson, S. 2002. The Relationship Between Comorbid Depression
And Migraine Disability: Preliminary Insights From A Specialist Headache Clinic.Advanced Studies in Medicine;2(16):578-581.
Bruera, O., Sances, G., Levin, G., Cristina, S., Medina, C., Nappi, G., Figuerola,ML. 2008. Plasma Melatonin Pattern in Chronic and Episodic Headaches: Evaluation
during Sleep and Waking. Functional Neurology; 23(2):77-81.
Brun, J., Claustrat, B., Saddier, P., Chazot, G. 1995. Nocturnal MelatoninExcretion is Decreased in Patient with Migraine without Aura Attacks associated with
Menses. Cephalalgia;15:136-139.
Bruni, O., Ottaviano, S., Guidetti, V., 1996. The Sleep Disturbances Scale for
Children (SDCS) Construction and Validation of an Instrument to Evaluate Sleep
Disturbances in Childhood and Adolescence.J Sleep Rrs;5:251-261.
Buysse, D., Reynold, C., Monk, T., Berman, S., Kupfer, D.1989. The Pittsburgh
Sleep Quality Index : A New Instrument for Psychiatric Practice and Research.
Psychiatry Res; 28(2):193-213.
Calhoun, A., Ford, S. 2007. Behavioral Sleep Modification may Revert
Transformed Migraine to Episodic Migraine.Headache;47:1178-1183.
Carskadon, M., Wolfson, A., Acebo, C., Tzischinsky, O., Seifer, R. 1998.
Adolescent Sleep Patterns, Circadian Timing, and Sleepiness at A Transition to Early
School Days. Sleep;21(8):871-881.
Carskadon, M. 2011. Sleep in Adolescents: The Perfect Storm. Pediatr Clin NorthAm.;58: 637647.
Chokroverty, S. 2010. Overview of Sleep and Sleep Disorder. Indian J Med
Res;131:126-140.
Craven, R., Hirnle, C. 2000. Fundamental of Nursing : Human Health and
Function. 3rdEd. Philadelphia : Lippincott William&Wilkins.
Crawford, J., Henry, J. 2003. The Depresson Anxiety Stress Scale (DASS):Normative Data and Latent Structure in A Large Non-Clinical Sample. Br J Clin
Psychol;42(Pt 2):111-31.
Cunha, da B., Zanetti, L., Hass, J. 2008. Sleep Quality in Type 2 Diabetics.Rev
Latino-am Enfermagem;16(5):850-855.
Cueller, G., Ratcliffe, J. 2008. A Comparison Of Glycemic Control , Sleep,
Fatique, and Depression, in Type 2 Diabetes with and without Restless Leg Syndrome.
J clin sleep med;4(1):50-56.
-
7/25/2019 Unud-1335-773524674-Tesis Dr. Agus Antara, m.biomed, Sp.s
108/149
85
Culebras, A., Ivanenko, A., Kushida, C., Watson, N. 2007. Insomnia and
Circadian Dysrhythmias. In : Culebras, A., editor. Sleep Disorders and Neurologic
Diseases. 2nd. Ed. New York: Informa Healthcare USA, Inc.p.39-53.
Curcio, G., Ferrera, dkk. 2006. Sleep Loss, Learning Capacity and Academic
Performance. Sleep Med Rev;10(5):323-337.
Dahlan, M. 2009. Besar Sampel dan Cara Pengambilan Sampel dalam Penelitian
Kedokteran dan Kesehatan. Ed II. Jakarta : Salemba medika.
Dosi, C., Riccioni, A., dell Corte, M., Novelli, L., Ferri, R., Bruni, O. 2013.
Comorbidities of Sleep Disorders in Childhood and Adolescence: focus on migraine.
Nature and Science Sleep;5:77-85.
Doufas, A., Panagiotou, O., Ioannidis, J. 2012. Concordance of Sleep and Pain
Outcomes of Diverse Interventions: An Umbrella Review. PLoS One on line journal;
7(7), [cited 2013 Des. 22]. Available from:
URL:http:/www.europepmc.org/article/PMC3398909.
Dinges, D., Rogers, N., Baynard, M. 2011. Chronic Sleep Deprivation. In :
Kryger, M., Roth, T., Dement, W, editors. Principles and Practice of Sleep Medicine.
5th.Ed. Missouri: Elsevier-Saunder.p.67-77.
Diener H, Obermann M, Holle D. 2012. Hypnic Headache: Clinical Course and
Treatment. Current Treatment Options in Neurology;14(1):15-26.
Dodick D, Eross E, Parish J. 2003. Clinical, Anatomical, and Physiologic
Relationship between Sleep and Headache.Headache;43:282-292.
El-Gendy, A., El-Gendy, A., Colyar, M. 2009. Pediatric and Adolescent SleepDisorders.Egyptian Journal of bronchology;3(2):157-164.
Evans, R., Williams, M., Rapaport, A., Peterlin, B. 2012. The Association ofObesity With Episodic and Chronic Migraine.
. .Headache;;52:663-671.
Falafigna, A., Telles, A., Velho, M., Vedana, V., da Silva R., Mazzocchin, T.,
Basso, M., de Braga, G. 2010. Prevalence and Impact Headache in Undergraduate
Students in Southern Brazil.Arq neuropsiquiatr;68(6):873-877.
Fendrich, K., Vennemann, M., Pfaffenrath, M., Evers,S., May, A., Berger, K.,
Hoffmann, W. 2007. Headache Prevalence Among Adolescents -- The German
DMKG Headache Study. Cephalalgia;27:347-354.
-
7/25/2019 Unud-1335-773524674-Tesis Dr. Agus Antara, m.biomed, Sp.s
109/149
86
Fukui, P., Goncalves, T., Strabelli, C., Lucchino, N., Matos, F., dos Santos, J.,
Zukerman, E., Zukerman-Guendler, V., Mercante, J., Masruha, M., Viera, D., Peres,
M. 2008. Trigger factors in migraine patients. Arq neuropsiquiatr;66(3-A):494-99.
Fuller,P., Gooley, J., dkk. 2006. Neurobiology of Sleep-Wake Cycle: Sleep
Architecture, Circadian Regulation, and Regulatory Feedback. J Biol
Rhythms;21(6):482-493.
Gilman, D., Palermo, T., Kabbouche, M., Hershey, A., Powers, SC. 2007.
Primary Headache and Sleep Disturbance in Adolescent.Headache;47:1189-1194.
Guo, L., Deng, J.,He, Y., Deng, X., Huang, J., Huang, G., Gao, X., Lu, C. 2014.Prevalence and Correlates of Sleep Disturbance and Depressive Symptoms among
Chinese Adolescents: A Cross-Sectional Survey Study.Bmj Open;4.
Hagen, K., Thoresen, K., Stovner, L., Zwart, J-A. 2009. High Dietary Caffeine
Consumption is Associated with a Modest Increase in Headache Prevalence : Resultfrom The Head-HUNT Study.J Headache Pain;10:153-159.
Haryono, A., Rindiarti, A., Arianti, A., Pawitri, A., Ushuluddin, A., Setiawati, A.,
Reza, A., Wawolumaja, CW. 2009. Prevalensi Gangguan Tidur pada Remaja Usia 12-
15 Tahun di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama. Sari Pediatri;11(3):149-154.
Hays, W. 1973. Statistics for The Behavioral Sciences. 2ed. New York:Holt
Rinehart and Winston Inc.
High, K., Bradley, S., Gravenstein, S., Mehr, D., Quagliarello, V., Richard,
C.,Yoshikawa, T. 2009. Clinical Practice Guideline for the Evaluation of Fever and
Infection in Older Adult Residents of Long-Term Care Facilities: 2008 Update by theInfectious Disease Society of America. Clinical Infectious Diseases;48:149-71.
Hoban, T. 2010. Sleep Disorder in Children. Ann N Y Acad Sci;1184:1-14.
Houle, T., Butschek, R., Turner, D., Smitherman, T., Rains, J., Penzien, D. 2012.Stress and Sleep Duration Predict Headache Severity in Chronic Headache Sufferers.Pain;153(12): 2432-2440.
Hysing, M., Pallesen, S., Stormark, K., Lundervold, A., Si Vertsen. B. 2013.
Sleep Patterns And Insomnia Among Adolescents: A Population-Based Study. JSleep Res;
22: 549556.
Kelman, L., Rain, J. 2005. Headache and Sleep : Examination of Sleep Pattern
and Complaint in A Large Clinical Sample of Migraineurs.Headache;45:904-910.
-
7/25/2019 Unud-1335-773524674-Tesis Dr. Agus Antara, m.biomed, Sp.s
110/149
87
Kholifah, A. 2013. Gambaran Tingkat Stres pada Anak Usia Sekolah
Menghadapi Menstruasi Pertama (Menarche) di Sekolah Dasar Negeri Gegerkalong
Girang 2 (Skripsi). Jakarta: Universitas Pendidikan Indonesia.
King, S., Chambers, C., Huquet, A., MacNevin, R., McGrath., Parker, L.,MacDonald, A. 2011. The Epidemiology of Chronic Pain in Children and Adolescents
Revisited: A Systematic Review. Pain;152:27292738.
Kutlu, A., Yalug, I., muyalim, S., Obuz, O., Selekler, M. 2010. Triggers Factorsof Migraine.Noropsikiyatri Arsivi;47(1):58-63.
Larsson, B., Fichtel, A. 2014. Headache prevalence and characteristics amongadolescents in the general population: a comparison between retrospect questionnaire
and prospective paper diary data. The Journal of Headache and Pain;15(8).
Lange, T., Born, J. 2011. The Immune Recovery Function of Sleep-Tracked byNeutrophil Counts.Brain Behave Immune;25(1):14-15.
Leger, D., Porsain, B., Neubauer, D., Uchiyama, M. 2008. An International
Survey of Sleeping Problems in The General Population. Current Medical researchand Opinion; 24(1): 307-317.
Lewis, D. 2002. Headaches in Children and Adolescents. Am Fam Physician,
15;65(4): 625-633.
Lima, A., de Araujo., Gomes, M., de Almeida, L., de Souza, Gabriely., Cunha, S.,
Pitangu, A. 2014. Prevalence Of Headache and its Interference in The Activities OfDaily Living in Female Adolescent Students.Rev Paul Pediatr;32(2):256-61.
Lina Waty, Supriatmo, Saing, B. 2013. Relationship between Migraine and SleepDisorders in Adolescents. Paediatrica Indonesiana;53(4):214-17.
Liu, X., Zhao, Z., Jia, C., Buysse, D. 2008. Sleep Pattern and Problems among
Chinese Adolescent. Pediatrics;121(6):1165-1173.
Lovibond, S., Lovibond, P. 1995. Manual for the Depression Anxiety Stress Scale
2ndEd. Sydney: Psychology Foundation.
Lumbantobing. 2008. Gangguan Tidur. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia.
Lund, H., Reider, B., Whiting, R., Prichard, J. 2010. Sleep Patterns and
Predictors of Disturbed Sleep in A Large Population of College Students. Journal of
Adolescent Health.
-
7/25/2019 Unud-1335-773524674-Tesis Dr. Agus Antara, m.biomed, Sp.s
111/149
88
Mahdi, A., Fatima, G., Kumar Das, S., Verma, N. 2011. Abnormality ofCircadian Rhythm of Serum Melatonin and Other Biochemical Parameters in
Fibromyalia Syndrome.Indian Journal of Biochemistry & Biophysics;48:82-87.
Mindell, J., Owens, J., 2003. A Sleep in The Pediatric Practice. In: Mindell J,
editor. A Clinical Guide to Pediatric Sleep: Diagnosis and Management of SleepProblems. Lippincott: Williams&Wilkins;1-10.
Mindell, J., Meltzer, L. 2008. Behavioral Sleep Disorders in Children and
Adolescents.Ann Acad med Singapore;37:722-728.
Moldofsky, H. 2001. Sleep and Pain. Sleep Medicine Reviews;5(5):387398.
Moran, A., Everhart, D. 2012. Adolescent Sleep: Review of Characteristics,
Consequences, and Intervention.Journal of sleep disorders: treatment&care;1(2).
Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: PT.Rhineka Cipta.
Ohida, T., Osaki, Y., Doi, Y., Tanihata, T., Minowa, M., Suzuki, K, dkk. 2004.
An Epidemiologic Study of Self Reported Sleep Problems among JapaneseAdolescent. Sleep.27;978-985.
Pace-Schott, E., Hobson, J. 2002. The Neurobiology of Sleep: Genetics, CellularPhysiology and Subcortical Networks.Nature Review;(3):501-605.
Palkanis, A., Kring, D. 2012. Chronic Daily Headache, Medication Overuse, andObesity in Children and Adolescents.J Child Neurol; 27(5): 577580.
Paiva T, Farinha A, Martins A, Batista A, Guilleminault C. Chronic Headaches
and Sleep Disorders. 1997.Arch Intern Med;157:1701-1705.
Penacoba-Puente, C., Fernandez de las Penas, C., Gonzalles-Gutierrez, J.,Miangolarra-Page, J., Pareja, J.2008. Interaction Between Anxiety, Depression,Quality Of Life And Clinical Parameters In Chronic Tension-Type Headache.
European Journal of Pain;12(7):886-894.
PERDOSSI, 2006. Konsensus Nasional : Penanganan Trauma Kapitis dan
Trauma Spinal. Dalam: Soertidewi L., Misbach J., Sjahrir H., Hamid A., Jannis J.,Bustami M.. Editor. Kelompok Studi Traumatologi. Jakarta. Perdossi.
-
7/25/2019 Unud-1335-773524674-Tesis Dr. Agus Antara, m.biomed, Sp.s
112/149
89
PERDOSSI. 2013. Konsensus Nasional IV: Diagnostik dan Penatalaksanaan
Nyeri Kepala. Dalam: Sjahrir, H., Machfoed, H., Suharjanti, I., Basir, H., Surbakti,KP., Mutiawati, E., Basjiruddin, H., Gunawan, BI., Yuanita, A., Aninditha, T., dkk.
Editor. Kelompok Studi Nyeri Kepala. Surabaya. Airlangga University Press.
Peres, M. 2005. Melatonin, The Pineal Gland and Their Implications for
Headache Disorders. Cephalalgia;25: 403-411.
Peres M, Marusha M, Zulkerman E, Moreira-Filho J, Cavalheiro E. 2006.Potensial Therapeutics Use of Melatonin in Migraine and Other Headache Disorder.
Exper OpinInvest Drugs; 15(4): 367-375.
Pilcher, J., Ginter, D., Sadowsky, B. 1997. Sleep Quality Versus Sleep Quantity:
Relationship Between Sleep and Measure of Health, Well-Being, and Sleepiness in
College Students.J Psychosom Res;42(6):583-596.
Prather, A., Puterman, E., Epel, E., Dhabar, F. 2014. Poor Sleep Quality
Potentiates Stress-Indusced Cytokine Reactivity in Postmenopausal Women with HighVisceral Abdominal Adiposity.Brain, Behavior, and Immunity;35:155-162.
Price, A., Wilson, L. 2006. Pathophysiology : Clinical Concepts of Disease
Processes. New York:Mosby.
Rains J, Poceta J, Penzien D. Sleep and Headaches. 2008. Current Neurology and
Neuroscience Reports;8:167175.
Rasmussen, B. 1993. Migrain and Tension Type Headache in a GeneralPopulation : Precipitating Factors, Female Hormones, Sleep Pattern and Relation ToLifestyle (abstr). Pain; 53(1):65-72.
Rathus, S., Nevid, J. 2002. Psychology and The Challenge of Life : Adjustment in
The New Millennium. Eight edition. Danver; John Wiley&Sons, Inc.
Reigstad, B., Jrgensen, K., Sund, A., Wichstrm, L. 2009. Prevalences and
correlates of sleep problems among adolescents in specialty mental health services andin the community: What differs?Nord J Psychiatry;00:19.
Roennerberg, T., Kuehnle, T. 2004. A Marker for The End of Adolescence. Curr
Biol; 14(24):1038-1039.
Sancisi, E., Coveli, S., Vignatelli, L., Mariana, N., Pierangeli, G., Zanigni, S.,Grimaldi, D., Cortelli, P., Montagna, P. 2010. Increase Prevalence of Sleep Disorders
in Chronic Headache: A Case Control Study.Headache; 50(9):1464-1472.
-
7/25/2019 Unud-1335-773524674-Tesis Dr. Agus Antara, m.biomed, Sp.s
113/149
90
Saper,C., Scammell, T. 2005. Hyphotalamic Regulation of sSeep and Circadian
Rhythms.Nature;437(7063):1257-1263.
Schochat, T., Bretler, O., Tzizchinsky, O. Sleep Pattern, Media Exposure, and
Daytime Sleep-Related Behaviors among Israeli Adolescents.ActaPaediatrica;99:1396-13400.
Seshia, S., Phillips, D., von Baeyer, C. 2008. Childhood Chronic Daily Headache :
A Biopsychosocial Perspective.Dev med Child Neurol;50(7):541-545.
Shirlow, M., Mathers, C. 1985. A Study of Coffee Consumption and Symptoms :
Indigestion, Palpitations, Tremor, Headache and Insomnia.Int J Epidemiol;14(2):239-249.
Shneerson, J. 2005. Physiological Basis of Sleep and Wakefulness. Sleep
Medicine : A Guide to Sleep and Its Disorder. Massachusetts. Blackwell PublishingLtd:22-53.
Silberstein, S., Lipton, R., Goadsby, P. 2002. Headache in Clinical Practice. 2nd
edition. Martin Dunitz Ltd. United kingdom:16-17.
Sivertsen, B., Pallesen, S., Stormark, K., Be T., Lundervold, A., Hysing, M.2013. Delayed Phase Syndrome in Adolescents: Prevalence and Correlates in a Large
Population Based Study.BMC Public Health;13:1163
Sjahrir, H., Nasution, D. 2003.Prevalensi nyeri kepala paroksismal pada
mahasiswa FK USU Medan.Naskah lengkap Bienial Meeting PNPNCh
. Surabaya.
Sjahrir, H. 2009. Insiden Jenis Penyakit Pasien yang Berobat Jalan di Klinik Saraf
Klinik Spesialis Bunda. Cermin Dunia Kedokteran;36(6):399-402.
Soetjiningsih. 2004. Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya. Jakarta:PT. Rhineka Cipta.
Spierings, E., van Hoof, M. 1992. Fatique and Sleep in Chronic HeadacheSufferers: An Age-and Sex-Controlled Questionnaire Study.Headache;37:549-552.
Straube, A., Heinen, F., Ebinger, F., Kries, R. 2013. Headache in School Children: Prevalence and Risk Factors.Dtsch Arztebl Int;110(48):811-818.
Tarwaka. 2004. Ergonomi untuk Keselamatan, Kesehatan Kerja, danProduktivitas. UNIBA press. Surakarta.
-
7/25/2019 Unud-1335-773524674-Tesis Dr. Agus Antara, m.biomed, Sp.s
114/149
91
Teron J. 2002. Is The 5-HT7 Receptor Involved in The Pathogenesis and
Prophylactic Treatment of Migraine?European Journal of Pharmacology;439:1-11.
Tikotzsky, L., Sadeh, A. 2012. Sleep Problems during Adolescence: Links with
Daytime Functioning. In: Latzer, Y and Tzischinsky, O., editor. The Dance OfSleeping And Eating Among Adolescents. Israel. Nova Science Publishers, Inc:109-
127.
Van Cauter, E., Holmback, U., Knutson, K.,Leproult, R., Miller, A., Nedeltcheva,A., Pannain, s., Penev, P., Tasali, E., Spiegel, K. 2007. Impact of Sleep and Sleep Loss
on Neuroendocrine and Metabolic Function.Horm Res;67[Suppl 1]2-9.
Wang, S., Fuh, J., Lu, S. 2009. Chronic Daily Headache in Adolescent : an 8-year
follow-up study.Neurology;73:416-422.
Wallace, D. 2008. The Lupus Book: a Guide for Patients and Their Family.4
ed
.New York: Oxford University Press.
Wahyuni, D.,Rahmadewi. 2011. Kajian Profil Penduduk Remaja (10-24 Tahun):
Ada Apa dengan Remaja? Policy Brieft Pusat Penelitian dan PengembanganKependudukan BKKBN;1(6):1-4.
WHO. 1998. Obesity: Preventing and Managing the Global Epidemic. Report of
A WHO Consultation on Obesity. Geneva: World Health Organisation.
Yagihara, F, Lucchesi, L, Smith, A, Speciali, J. 2012. Primary Headaches and
Their Relationship with Sleep.Sleep Sci
;5(1):28-32.
Yavus, B., Aydinlar, E., Dikmen, P., Incesu, C. 2013. Association Between
Somatic Amplification, Anxiety, Depression, Stress And Migraine. The Journal ofHeadache and Pain;14:53:
-
7/25/2019 Unud-1335-773524674-Tesis Dr. Agus Antara, m.biomed, Sp.s
115/149
Lampiran 1
-
7/25/2019 Unud-1335-773524674-Tesis Dr. Agus Antara, m.biomed, Sp.s
116/149
Lampiran 2
-
7/25/2019 Unud-1335-773524674-Tesis Dr. Agus Antara, m.biomed, Sp.s
117/149
Lampiran 3
-
7/25/2019 Unud-1335-773524674-Tesis Dr. Agus Antara, m.biomed, Sp.s
118/149
Lampiran 4
95
INFORMASI PASIEN
Kami mengharapkan partisipasi anak Bapak/Ibu/Saudara dalam penelitian ilmiah
yang dilaksanakan oleh dr. Agus Antara.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya korelasi kualitas tidur
dengan nyeri kepala primer (NKP) pada siswa-siswi Sekolah Menengah Atas
(SMA) Negeri 1 Amlapura Kabupaten Karangasem.
Gangguan tidur dan nyeri kepala merupakan 2 hal yang sering dialami oleh
remaja. Penatalaksanaan kedua hal tersebut seringkali tidak memuaskan. Nyeri kepala
yang timbul dengan frekuensi yang sering dapat menyebabkan penurunan konsentrasidan kemampuan remaja beraktivitas dan tentu saja menurunkan prestasi remaja di
sekolah.
Bacalah/dengarkan dengan saksama informasi ini sebelum Bapak/Ibu/Saudara
memutuskan apakah anak Bapak/Ibu/Saudara akan turut berpartisipasi atau tidak dan
jangan ragu-ragu untuk bertanya jika ada hal-hal yang belum dimengerti. Bila anak
Bapak/Ibu/Saudara memutuskan berpartisipasi, kami harapkan Bapak/Ibu/Saudara
bersedia memberikan izin kepada kami untuk mewawancarai dan melakukanpemeriksaan fisik kepada anak Bapak/Ibu/Saudara.
Dalam penelitian ini, peneliti atau petugas yang telah dilatih akan mewawancarai
dan melakukan pememeriksaan fisik terhadap anak Bapak/Ibu/Saudara terutama
menanyakan tentang masalah tidur dan nyeri kepala yang dialami oleh anak
Bapak/Ibu/Saudara. Tidak ada efek samping pada penelitian ini karena hanya berupa
wawancara dan pemeriksaan fisik luar saja. Selama penelitian ini, Bapak/Ibu/Saudara
tidak dikenakan biaya.
-
7/25/2019 Unud-1335-773524674-Tesis Dr. Agus Antara, m.biomed, Sp.s
119/149
96
Data-data yang dikumpulkan dalam penelitian ini akan disimpan dalam data
komputer tanpa mencantumkan nama anak Bapak/Ibu/Saudara. Hanya peneliti yang
mengetahui data-data anak Bapak/Ibu/Saudara. Hasil penelitian ini mungkin akan
dipublikasikan di forum ilmiah terbatas tanpa menampilkan identitas anak
Bapak/Ibu/Saudara.
Sehubungan dengan penelitian ini, bila terdapat pertanyaan mengenai penelitian
ini harap menghubungi : dr. Agus Antara, nomor telepon : 081316632400.
-
7/25/2019 Unud-1335-773524674-Tesis Dr. Agus Antara, m.biomed, Sp.s
120/149
Lampiran 5
FORMULIR PERSETUJUAN TERTULIS
Saya yang bertanda tangan di bawah ini selaku orang tua/wali dari :
Nama :
Umur :
Jenis kelamin :
Pekerjaan :
Telah membaca dengan saksama keterangan/informasi yang berkenaan dengan
penelitian ini dan setelah mendapat penjelasan saya mengerti dan mengizinkan
anak kami untuk ikut serta dalam penelitian ini.
Menyetujui Dokter/Petugas
Peserta Yang memberikan penjelasan
( ) ( )
Orang tua/wali peserta
(..)
-
7/25/2019 Unud-1335-773524674-Tesis Dr. Agus Antara, m.biomed, Sp.s
121/149
Lampiran 6
LEMBAR PENGUMPULAN DATA
KORELASI KUALITAS TIDUR DENGAN NYERI KEPALA PRIMERPADA SISWA-SISWI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1
AMLAPURA DI KABUPATEN KARANGASEM
1. Nomor urut
2. Tanggal Pemeriksaan
3. Pemeriksa
4. Nama
5. Alamat
6. Nomor telepon
7. Tanggal lahir
8. Umur
9. Jenis kelamin (1) Laki-laki
(2) Perempuan
10. SMA (kelas)
11. Tinggi/BB .........cm ...........kg
12. IMT (1) Obesitas
(2) Tidak obesitas
13. Riwayat cedera kepala (1) Ya
(2) Tidak
14. Riwayat kejang (1) Ya
(2) Tidak
15. Sinusitis (1) Ya
(2) Tidak16. Sakit gigi dan tempromandibula (1) Ya
(2) Tidak
17. Pemeriksaan fisik
- Tekanan darah (1) Normal
(2) Hipertensi
- Nadi (1) < 60 kali/menit
(2) 61-100 kali/menit
-
7/25/2019 Unud-1335-773524674-Tesis Dr. Agus Antara, m.biomed, Sp.s
122/149
99
(3) > 100 kali/menit
- Respirasi (1) 20 kali/menit
- Temperatur (1) Normal
(2) Di atas normal
18. Tanda perangsangan meningeal (1) Ada
(2) Tidak
19. Nervus kranialis (1) Normal
(2) Terganggu
20. Sistem motorik (1) Normal
(2) Tidak normal
21. Refleks fisiologis (APR) (1) Normal
(2) Menurun
(3) Meningkat
22. Refleks patologis (1) Ada
(2) Tidak
23. Sistem sensorik
- Raba/tekan (1) Normal
(2) Menurun
(3) Meningkat
- Nyeri, suhu (1) Normal
(2) Menurun
(3) Meningkat
- Proprioseptif (1) Normal
(2) Menurun
- Vibrasi (1) Normal
(2) Menurun
-
7/25/2019 Unud-1335-773524674-Tesis Dr. Agus Antara, m.biomed, Sp.s
123/149
100
Kuesioner Nyeri Kepala
1. Apakah anda menderita nyeri kepala dalam tiga bulan terakhir?(1) Ya
(2) Tidak
2. Jika ya, berapa lama nyeri kepala tersebut berlangsung setiap serangan ?
(1) 7 hari
(4) Beberapa jam atau terus menerus
3. Frekuensi nyeri kepala dalam sebulan :
(1) Sepuluh episode serangan dengan rerata < 1 hari/bulan (infrekuen)
(2) Sepuluh episode serangan dalam 1-15 hari/bulan selama minimal 3 bulan
(frekuen)
(3) > 15 hari/bulan selama > 3 bulan (kronis)4. Tipe nyeri kepala :
(1) Berdenyut
(2) Tidak berdenyut (menekan/mengikat)
5. Lokasi nyeri kepala
(1) Bilateral (2 sisi)
(2) Unilateral (satu sisi)
6. Gejala prodromal (muncul 2 jam2 hari sebelum sakit kepala perubahan suasanahati, mudah tersinggung, depresi, euforia, lemas, sangat ingin makanan tertentu,
konstipasi/diare, makin sensitif bau/suara) :
(1) Ada
(2) Tidak ada
7. Aura (visual, sensoris, disfasia) :(1) Ada
(2) Tidak
8. Gejala penyerta (mual, muntah, fotofobia, fonofobia, rinore, lakrimasi, edema
palpebra, dahi/wajah berkeringat ipsilateral, ptosis ipsilateral) :
(1) Ada
(2) Tidak ada
9. Intensitas nyeri kepala yang paling sering dirasakan setiap kali serangan
(1) Ringan : Numeric Pain Rating Scale (NPRS) 1-4
(2) Sedang : Numeric Pain Rating Scale (NPRS) 5-7
(3) Berat : Numeric Pain Rating Scale (NPRS) 8-10
10. Bertambah berat dengan aktivitas
(1) Ya
(2) Tidak
11. Ada faktor pencetus :
(1) Ya
(2) Tidak
12. Jika ada, berupa apa : makanan, cuaca, stres fisik, stres psikis, kurang tidur/tidur
terganggu, perubahan pola/kebiasaan, menstruasi (sebutkan) :
13. Awitan pertama kali nyeri kepala yersebut muncul saat berumur (sebutkan) :
14. Tipe nyeri kepala primer yang diderita :
-
7/25/2019 Unud-1335-773524674-Tesis Dr. Agus Antara, m.biomed, Sp.s
124/149
101
KUESIONER GANGGUAN TIDUR
The Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI)
Petunjuk :
Petanyaan berikut berhubungan dengan kebiasaan tidur Anda selama satu bulan/
satu minggu terakhir. Jawaban anda harus menunjukkan jawaban yang paling
akurat untuk menggambarkan sebagian besar malam dan hari selama
seminggu/sebulan yang lalu. Kami berharap Anda menjawab semua pertanyaan
dimana untuk pertanyaan nomor 1-4, jawablah dengan angka, sedangkan
jawaban untuk pertanyaan nomor 5-9 cukup dengan memberi tanda () padasalah satu kolom pilihan jawaban yang ada.
1. Selama satu bulan terakhir, sekitar pukul berapa biasanya anda tidur di malam hari?
(pukul ..)
2. Selama satu bulan terakhir, berapa lama (dalam menit) waktu untuk tertidur di malam
hari? ( menit)3. Selama satu bulan terakhir, sekitar pukul berapa anda biasanya bangun di pagi hari ?
(pukul .. )
4. Selama satu bulan terakhir, berapa jam anda dapat tidur nyenyak di malam hari? ( ini
mungkin berbeda dengan jumlah waktu yang dihabiskan saat tidur ) (. jam)
5. Selama sebulanterakhir ,
seberapa sering
anda
mengalamikesulitan tidur,
yang
disebabkan
karena :
Tidak pernah
(0)
1x seminggu
(1)
2x seminggu
(2)
3xseminggu (3)
A. Tidak dapat
tertdur dalam
waktu 30 menit
B. Terbangun di
tengah malam
atau pagi-pagisekali
C. Terbangun
karena ingin ketoilet
D. Tidak dapat
bernapas
dengan nyaman
E. Batuk atau
mendengkur
dengan keras
F. Merasa sangat
kedinginan
G. Merasa sangat
kepanasan
H. Mimpi buruk
-
7/25/2019 Unud-1335-773524674-Tesis Dr. Agus Antara, m.biomed, Sp.s
125/149
102
I. Merasa nyeri
J. Alasan lain:
6. Selama satubulan terakhir,
seberapa sering
anda
mengkonsumsiobat untuk
membantu anda
agar dapat
tertidur (resep
ataupun dari
toko obat)?
7. Selama satu
bulan terakhir,
seberapa seringanda
mengantuk saat
berkendaraan,
makan, atauketika
melakukan
aktivitas sosial?
Tidak
menjadi
masalah (0)
Hanya
masalah kecil
(1)
Agak menjadi
masalah
(2)
Masalah
besar (3)
8. Selama satu
bulan terakhir,
seberapa berat
anda untuk
dapat tetapbersemangat
dalam
mengerjakan
sesuatu?
Sangat baik
(0)
Baik
(1)
Buruk
(2)
Sangat buruk
(3)9. Selama satu
bulan terakhir,
bagaimana
anda menilaikualitas tidur
anda secara
keseluruhan?
-
7/25/2019 Unud-1335-773524674-Tesis Dr. Agus Antara, m.biomed, Sp.s
126/149
103
KUESIONER TENTANG DEPRESI, KECEMASAN DAN STRES (DASS
42)
Kuesoner ini terdiri dari berbagai pertanyaan yang mungkin sesuai dengan
pengalaman anda dalam menghadapi situasi sehari-hari. Terdapat empat pilihan
jawaban yang disediakan untuk setiap pertanyaan yaitu :
0 : Tidak pernah/tidak sesuai dengan saya sama sekali
1 : Kadang-kadang/sesuai dengan saya sampai tingkat tertentu
2 : Cukup sering/sesuai dengan saya sampai batas yang dapat dipertimbangkan
3 : Sering sekali/sangat sesuai dengan saya
No Pertanyaan
Nilai
0 1 2 3
1 Saya merasa diri saya menjadi marah karena hal-hal
sepele.
2 Saya merasa bibir saya sering kering.
3 Saya sama sekali tidak dapat merasakan perasaan
positif
4 Saya mengalami kesulitan bernapas (misalnya
seringkali terengah-engah atau tidak dapat bernapas
padahal tidak melakukan aktivitas fisik sebelumnya).
5 Saya sepertinya sudah tidak kuat lagi untuk melakukan
suatu kegiatan.
6 Saya cenderung bereaksi berlebihan terhadap suatu
situasi.
7 Saya merasa goyah (misalnya, kaki terasa terlepas)
8 Saya merasa sulit untuk bersantai.
9 Saya merasa diri saya berada dalam situasi yang
membuat saya merasa sangat cemas dan saya akan
merasa sangat lega jika semua ini berakhir.
10 Saya merasa tidak ada yang bisa diharapkan di masa
depan.
11 Saya mudah merasa kesal.
12 Saya menghabiskan banyak energi karena cemas.
-
7/25/2019 Unud-1335-773524674-Tesis Dr. Agus Antara, m.biomed, Sp.s
127/149
104
13 Saya merasa sedih dan tertekan.
14 Saya merasa tidak sabar saat mengalami penundaan
(misalnya saat kem