Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat ... · praanggapan faktual, praanggapan...
-
Upload
hoangxuyen -
Category
Documents
-
view
223 -
download
0
Transcript of Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat ... · praanggapan faktual, praanggapan...
PEMAKAIAN PRAANGGAPAN PADA TUTURAN WISATAWAN
ASING DALAM BERINTERAKSI DENGAN PENDUDUK
SETEMPAT DI UBUD BALI
TESIS
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Linguistik
Minat Utama: Linguistik Deskriptif
Oleh:
S111308005 LUSMIATI SIAHAAN
PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU LINGUISTIK PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
2015
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
PEMAKAIAN PRAANGGAPAN PADA TUTURAN WISATAWAN
ASING DALAM BERINTERAKSI DENGAN PENDUDUK
SETEMPAT DI UBUD BALI
TESIS
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Linguistik
Minat Utama: Linguistik Deskriptif
Oleh:
S111308005 LUSMIATI SIAHAAN
PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU LINGUISTIK PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
2015
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
PERNYATAAN Yang bertanda tangan dibawah ini, saya Nama : Lusmiati Siahaan NIM : S111308005
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa :
1. Tesis yang berjudul PEMAKAIAN PRAANGGAPAN PADA TUTURAN
WISATAWAN ASING DALAM BERINTERAKSI DENGAN PENDUDUK
SETEMPAT DI UBUD BALI ini adalah karya penelitian saya sendiri dan tidak
terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar
akademik serta tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau
diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang tertulis dengan acuan yang disebutkan
sumbernya, baik dalam naskah karangan dan daftar pustaka. Apabila ternyata
didalam naskah tesisi ini dapat dibuktikan terdapat unsur-unsur plagiasi, maka saya
bersedia menerima sangsi, baik Tesis beserta gelar magister saya dibatalkan serta
diproses sesuai dengan peraturan perundang-undanganan yang berlaku.
2. Publikasi sebagian atau keseluruhan isi Tesis pada jurnal atau forum ilmiah harus
menyertakan tim promotor sebagai author dan PPs UNS sebagai institusinya.
Apabila saya melakukan pelanggaran dari ketentuan publikasi ini, maka saya
bersedia mendapatkan sanksi akademik yang berlaku.
Surakarta, Januari 2015
Lusmiati Siahaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
PERSEMBAHAN
Karya ini merupakan persembahan penuh kasih kepada
kedua orang tua saya dan kepada adik-adik saya di Medan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas berkat, rahmat
dan tuntunannya yang begitu luar biasa sehingga penulis mampu menyelesaikan tesis
yang berjudul PEMAKAIAN PRAANGGAPAN PADA TUTURAN WISATAWAN
ASING DALAM BERINTERAKSI DENGAN PENDUDUK SETEMPAT DI UBUD
BALI.
Dalam menyelesaikan tesis ini penulis banyak menerima bantuan, bimbingan,
dan dukungan yang luar biasa terutama dari :
1. Dra. Diah Kristina,M.A.,Ph.D selaku pembimbing pertama. Beliau tidak hanya
menjadi seorang pembimbing tesis dalam hidup sipenulis namun beliau mampu
menjadi seorang motivator dan sekaligus ibu yang memberikan saran dan
masukan-masukan yang luar biasa. Beliau mampu dengan sabar mengajari dan
memahami ketidak mampuan sipenulis untuk mengerti maksud dan tujuan yang
benar dalam menulis tesis ini. Terimaksih Ibu Diah, Tuhan Memberkati anda.
2. Prof. Dr. Sumarlam,M.S selaku pembimbing kedua. Beliau merupakan sosok
seorang dosen yang sabar dalam mengajari seluruh mahasiswanya. Banyak hal
yang sudah beliau berikan selama proses penulisan tesis ini seperti dukungan dan
saran yang luar biasa.
3. Prof. Drs. M.R.Nababan,M.Ed., M.A.,Ph.D selaku ketua Program Studi Linguistik
Program Pascasarjana UNS. Penulis menyampaikan ucapan terimakasih atas
saran-saran yang telah beliau berikan sehingga terjetuslah judul tesis ini.
Kontribusi beliau yang begitu besar memampukan penulis menyelesaikan tulisan
ini dengan baik. Terimakasih Prof. Nababan, Tuhan beserta anda.
4. Direktur Program Pascasarjana UNS beserta staf yang telah memberikan
kesempatan san kebijaksanaan untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan S-
2 ini.
5. Bapak-Ibu dosen Program Studi Linguistik Deskriptif Program Pascasarjana UNS
yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan yang bermanfaat dalam penulisan
tesis ini.
6. Abang dan kakak-kakak ELSHADAY CHOIR HKBP Yogjakarta yang senantiasa
memberikan dukungan rohani disaat penulisan tesis ini berlangsung.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
7. Iban Rainheart Radjagukguk selaku teman terdekat penulis yang memberikan
semangat, cinta kasih yang begitu besar dari awal hingga akhir dari kuliah
pascasarjana ini. Terimaksih untuk kesetiaan dan semua rasa yang telah kamu
berikan, Iban.
8. Doris, Dian, Siska dan Daniel selaku abang dan kakak yang begitu berperan disaat
mengahadapi kesulitan dalam penulisan tesis ini yang memberikan motivasi-
motivasi dan semangat yang besar.
9. Semua pihak yang tidak dapat disebut satu persatu.
Atas segala bimbingan, pengarahan, bantuan, dan dukungan yang telah
diberikan, penulis mengucapkan terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya.
Akhirnya, penulis berharap semoga hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan
yang bermanfaat bagi pecinta linguistik khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
Surakarta, Januari 2015
Penulis
Lusmiati Siahaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
DAFTAR ISI
JUDUL.................................................................................................................. i
PERSETUJUAN PEMBIMBING TESIS ii
PENGESAHAN PENGUJI TESIS iii
PERNYATAAN iv
PERSEMBAHAN ................................................................................................ v
KATA PENGANTAR vi
DAFTAR ISI viii
DAFTAR TABEL xi
DAFTAR SINGKATAN xii
DAFTAR LAMPIRAN xiii
ABSTRAK xiv
ABSTRACT xv
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang Masalah 1 B. Rumusan Masalah 8 C. Tujuan Penelitian 8 D. Manfaat Penelitian 9 E. Sistematika Penulisan Tesis 9
BAB II LANDASAN TEORI 11
A. Definisi Praanggapan 11 B. Jenis-jenis Praanggapan 15
1. Praanggapan Eksistensial 16 2. Praanggapan Faktual 16 3. Praanggapan Leksikal 17 4. Praanggapan Struktural 17 5. Praanggapan Non Faktual 18 6. Praanggapan Pengandaian 18 7. Praanggapan Iteratif 18 8. Praanggapan Implikatif 19 9. Praanggapan Temporal 19 10. Praanggapan Cleft 19
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
C. Pengetahuan Bersama, Partisipan, Konteks Situasi, Peristiwa Tutur dan Pero- lehan Praanggapan 20 1. Pengetahuan Bersama 20 2. Partisipan (Penutur dan Mitra Tutur) 20 3. Konteks Situasi 21 4. Peristiwa Tutur 22 5. Perolehan Praanggapan 23
a. Prinsip Kehematan 23 b. Pemahaman Bersama 24 c. Pemahaman Bersama Lebih Jauh 24 d. Pemahaman Bersama dan Subordinatif 24 e. Fokus dan Praanggapan 25 f. Penekanan dan Praanggapan 25 g. Pengingkaran dan Praanggapan 25
D. Kerangka Pikir 26
BAB III METODE PENELITIAN 28
A. Jenis Penelitian 28 B. Lokasi Penelitian 29 C. Data dan Sumber Data 29 D. Sampling 31 E. Teknik Pengumpulan Data 32
1. Observasi Tidak Berperan 32 2. Teknik Rekam 32 3. Wawancara Mendalam 33 4. Mencatat Data danMentraskrip Data 34
F. Validitas Data 35 G. Analisis Data 36
1. Analisis Domain 36 2. Analisis Taksonomi 38 3. Analisis Komponensial 38 4. Temuan Tema Budaya 39
H. Prosedur Pelaksanaan Penelitian 39
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 40
A. Hasil Penelitian 41 1. Jenis Praanggapan 42
a. Praanggapan Eksistensial 42 b. Praanggapan Faktual 55 c. Praanggapan Leksikal 61 d. Praanggapan Struktural 70
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
e. Praanggapan Pengandaian 85 f. Praanggapan Implikatif 88 g. Praanggapan Temporal 91
2. Rekapitulasi Pemakaian Praanggapan 94 a. Rekapitulasi Pemakaian Praanggapan Peristiwa Tutur I 94 b. Rekapitulasi Pemakaian Praanggapan Peristiwa Tutur II 95 c. Rekapitulasi Pemakaian Praanggapan Peristiwa Tutur III 96 d. Rekapitulasi Pemakaian Praanggapan Seluruh Peristiwa Tutur 96
B. Pembahasan 97
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 101
A. Simpulan 101 B. Saran 102
DAFTAR PUSTAKA 104
LAMPIRAN 106
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1: Analisis Domain 37
Tabel 3.2: Analisis Taksonomi 38
Tabel 3.3: Analisis Komponensial 38
Tabel 4.1: Penggunaan Praanggapan Eksistensial 55
Tabel 4.2: Penggunaan Praanggapan Faktual 61
Tabel 4.3: Penggunaan Praanggapan Leksikal 70
Tabel 4.4: Penggunaan Praanggapan Struktural 84
Tabel 4.5: Penggunaan Praanggapan Pengandaian 88
Tabel 4.6: Penggunaan Praanggapan Implikatif 91
Tabel 4.7: Penggunaan Praanggapan Temporal 94
Tabel 4.8: Rekapitulasi Pemakaian Praanggapan Peristiwa Tutur I 94
Tabel 4.9: Rekapitulasi Pemakaian Praanggapan Peristiwa Tutur II 95 Tabel 4.10: Rekapitulasi Pemakaian Praanggapan Seluruh Peristiwa Tutur 96
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR SINGKATAN
1. AM :Pasar Seni (Art Market) 2. PC :Praanggapan Tak Lengkap (Cleft Presupposition) 3. PCF :Praanggapan Pengandaian (Counter Factual Presupposition/Counter
Factual Conditional) 4. PE :Praanggapan Eksistensial (Existential Presupposition/Definite
Description) 5. PF :Praanggapan Faktual (Factive Presupposition/Factive Predicates) 6. PIM :Praanggapan Implikatif (Implicative Presupposition) 7. PIT :Praanggapan Iteratif/Perulangan (Iterative Presupposition) 8. PL :Praaggapan Leksikal (Lexical Presupposition/Aspectual/Change of state
predicates) 9. PNF :Praanggapan Nonfaktual (Nonfactive Presupposition) 10. PS :Pranggapan Struktural (Structural Presupposition) 11. PT :Praanggapan Klausa Waktu (Temporal Clauses Presupposition) 12. TA :Agen Perjalanan (Travel Agent) 13. TI :Pusat Penerangan Inforamsi Wisata (Tourism Information)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Data 106 Lampiran 2. Transkrip 128
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
ABSTRAK
LUSMIATI SIAHAAN, S111308005, 2015. Pemakaian Praanggapan Pada Tuturan Wisatawan Asing Dalam Berinteraksi Dengan Penduduk Setempat di Ubud, Bali. Dosen Pembimbing I: Dra. Diah Kristina, M.A., Ph.D., Pembimbing II: Prof. Sumarlam, M.S. Program Studi Linguistik Deskriptif, Program Paskasarjana, Universitas Sebelas Maret.
Penelitian ini bertujuan untuk menemukan dan menggambarkan makna praanggapan dengan pemahaman bersama untuk memperoleh pemahaman yang utuh dalam sebuah komunikasi ataupun peristiwa tutur. Praanggapan merupakan sebuah ide atau gagasan sederhana yang mampu menggambarkan setiap jenis tanggapan dari sebuah tindakan, teori, ekspresi ataupun ujaran atau tuturan yang memiliki makna dan mampu diterima oleh akal (masuk akal).
Metode kualitatif deskriptif dalam penelitian ini mengarahkan pada tiga langkah dalam pemerolehan data, yakni pengumpulan data, analisis data dan pemaparan data. Data diklasifikasikan kedalam jenis-jenis praanggapan dan perolehan praanggapan. Data diperoleh dari sebuah peristiwa tutur natural antara wisatawan asing dengan penduduk setempat (orang Bali). Perhatian yang difokuskan dalam peristiwa tutur ini adalah tuturan yang mengandung praanggapan.
Sumber data dalam penelitian ini merupakan transkripsi dari 15 percakapan antara wisatawan asing dan penduduk setempat (orang Bali) yang diklasifikasikan kedalam tiga peristiwa tutur; Pusat Penerangan Kepariwisataan, agen perjalanan, dan pasar seni. Rekaman dan observasi ditambah dengan catatan digunakan dalam proses pengumpulan data.
Dari analisis penelitian ini memperlihatkan bahwa terdapat tujuh jenis praanggapan yang ditemukan dari 15 peristiwa tutur tersebut; praanggapan eksistensial, praanggapan faktual, praanggapan leksikal, praanggapan struktural, praanggapan pengandaian, praanggapan implikatif, dan praanggapan waktu. Praanggapan struktural merupakan praanggapan yang paling dominan berperan dalam peristiwa tutur ini. Penelitian ini juga menemukan sebuah pola pemakaian praanggapan dari ketiga variabel tersebut yakni praanggapan struktural diikuti dengan praanggapan eksistensial kemudian praanggapan leksikal. Pemahaman sebuah praanggapan dalam sebuah tuturan dapat dilihat dengan menerapkan teori perolehan praanggapan (pemahaman bersama) sehingga makna komunikasi yang sebenarnya dari si penutur dapat dimengerti oleh mitratutur.
Kata Kunci: praanggapan, pemahaman bersama, peristiwa tutur.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
ABSTRACT
LUSMIATI SIAHAAN, S111308005, 2015. The Using Of Presupposition On The Foreign’s Utterance In Interacting With Local Inhabitant In Ubud, Bali. THESIS, Supervisor I: Dra. Diah Kristina, M.A., Ph.D., Supervisor II: Prof. Sumarlam,M.S. Linguistic Program, Post Graduate Program, Sebelas Maret University, Surakarta.
This research is aimed at finding and describing presupposition with shared assumption to reach full comprehension in communication. The term of presupposition is the ordinary language notion of presupposition to describe any responts of action, theory, expression or utterance make sense or are acceptabel (rational). This descriptive qualitative research was conducted under three steps, namely; data collection, data analysis, and data display.The data were drawn from the natural conversation between tourists and Balinese. The attention was focused on parts of the dialogues containing presupposition. Furthermore, the data were classified into kinds of presupposition and presupposition as shared assumptions. The source of the data is the trancription of fifteen natural conversations between tourists and Balinese which are classified into three speech events; Tourism Information, travel agent and art Market. Recordings and observation (plus taking note) were used in collecting data. The findings of the research show that there are seven kinds of presupposition which are found from fifteen conversations; existential presupposition, factive presupposition, lexical presupposition, structural presupposition, counter factual presupposition, implicative presupposition, and temporal presupposition. Structural presupposition is the most dominant figure in the speech event. This reseacrh also found the use of pattern of presupposition from three speech events. First is structural presupposition followed by existensial presupposition and lastly is lexical presupposition. Understanding a presupposition in an utterence can be performed by applying the presupposition as shared assumptions theory, so that the real meaning of the speaker can be understood by the hearer. Key Words: presupposition, shared assumption, speech event.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Wacana merupakan satuan bahasa di atas tataran kalimat yang digunakan untuk
berkomunikasi dalam konteks sosial. Satuan bahasa tersebut dapat berupa rangkaian
kalimat atau ujaran. Wacana dapat berbentuk lisan maupun tulis dan dapat bersifat
transaksional ataupun interaksional. Dalam peristiwa komunikasi secara lisan, dapat
dilihat bahwa wacana sebagai proses komunikasi antar penyapa dan pesapa. Wacana
lisan tersebut tidak hanya terpaku pada hal yang disampaikan oleh penutur, namun juga
konteks yang mengikuti dan bagaimana pengaruhnya. Terkadang makna wacana
menjadi sulit diterka karena pemahaman makna tersebut tidak hanya berasal dari tuturan
saja tetapi juga konteks yang meliputinya. Tindak tutur tersebut merupakan suatu kajian
pragmatik yang dapat diteliti makna dan praanggapannya.
Praanggapan merupakan bagian dari pragmatik, yang mengaitkan dua proposisi
untuk dapat dipahami maknanya. Praanggapan diperoleh dari pernyataan yang
disampaikan tanpa perlu ditentukan apakah praanggapan tersebut benar atau salah.
Pemahaman mengenai praanggapan ini melibatkan dua partisipan utama, yaitu dua
penutur atau yang menyampaikan suatu pernyataan atau tuturan dan lawan tutur dan
biasanya diasosiasikan dengan pemilihan kata atau diksi, frasa, dan struktur (Yule, 1996
: 26). Gagasan Yule tersebut memperlihatkan adanya indikasi terjadinya praanggapan
yang aktual ketika hal tersebut berkaitan dengan konteks dalam komunikasi.
Praanggapan dapat dikaji melalui tiga kajian ilmu, yaitu Semantik, Analisis Wacana,
dan Pragmatik. Semantik merupakan kajian yang memaknai suatu tuturan tanpa melihat
adanya konteks. Dalam kajian wacana, makna gagasan dalam sebuah tuturan dilihat dari
kohesi dan koherensinya. Pragmatik melihat tuturan secara lengkap beserta konteks
situasinya.
Praanggapan juga didefinisikan sebagai suatu hal yang dipercaya sebagai latar
belakang, kaitannya dengan tuturan yang dimiliki dan diketahui oleh penutur dan mitra
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
tutur sebagai tuturan yang sesuai dengan konteks (Levinson, 1993: 179). Oleh karena
itu penelitian ini akan menggunakan pendekatan pragmatik.
Penelitian mengenai praanggapan dapat menjadi sangat luas bergantung pada
data apa saja yang memungkinkan adanya praanggapan. Selama data tersebut
memenuhi komponen-komponen yang melibatkan tuturan dari partisipan, konteks
situasi, dan detail-detail yang membantu proses komunikasi, makna yang terkandung
dalam data tersebut memungkinkan untuk diteliti praanggapannya. Data-data yang
memuat konteks situasi tutur dalam berkomunikasi dalam ragam sosial masyarakat, baik
budaya atau adat yang berlaku dapat ditemukan dalam bentuk lisan maupun tulisan.
Setiap situasi sosial membutuhkan cara penyampaian tuturan dan bagaimana
tuturan tersebut dimaknai. Karakter dalam setiap ragam sosial membentuk pemahaman
dan anggapan yang ada dalam memaknai suatu gagasan (Grundy, 2000 : 197). Dalam
data lisan terkandung tuturan, latar, partisipan, dan pengetahuan bersama yang dapat
membantu peneliti dalam memahami makna di balik tuturan tersebut. Dalam data lisan
dan tulisan atau wacana yang memiliki banyak gagasan terdapat banyak ide yang
disampaikan melalui tuturan. Dalam wacana dipastikan terdapat pesan yang ingin
disampaikan pada target wacana tersebut. Melihat banyaknya bentuk wacana yang ada,
penelitian ini akan lebih fokus pada wacana berbentuk lisan.
Pragmatik dapat didefinisikan sebagai studi mengenai makna dalam hubunganya
dengan situasi ujar (Leech, 1993:8). Pemahaman dan pengkajian pragmatik di sini
cenderung lebih umum karena akan berpengaruh pada situasi budaya atau konteks
sosial. Kajian linguistik yang membahas makna lewat asumsi adalah praangapan yang
merupakan bagian dari pragmatik. Dalam konteks ini pembicara yang memiliki
praanggapan, bukan pernyataannya. Sebaliknya, pernyataannyalah yang memiliki
keterikutan bukan pembicaranya (Yule, 1996:25). Dalam penelitian ini pembahasan
hanya terbatas sampai praanggapannya saja tanpa masuk pada pembahasan keterikutan
lebih dalam. Penelitian mengenai praanggapan ini sudah pernah dilakukan oleh
beberapa ahli atau pakar bahasa. Tulisan-tulisan tersebut dimuat dalam berbagai bentuk
baik dalam buku, tesis, disertasi ataupun jurnal terkait seperti yang telah dituliskan oleh
Berliana Raharjo tahun 2012 dengan judul “Bahasa pada Dialog Iklan Produk–Produk
PT. Unilever Tbk di televisi Swasta Indonesia (Kajian Pragmatik)”. Penelitian ini
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
meneliti mengenai fungsi-fungsi bahasa pada dialog iklan produk-produk PT. Unilever
Tbk di televisi swasta Indonesia. Berliana memaparkan penerapan prinsip kerjasama
yang terjadi pada dialog iklan produk-produk PT. Unilever Tbk. Selain itu, dalam
penelitian ini menjabarkan wujud dari pengungkapan implikatur percakapan tersebut
dan alasan dari bahasa tersebut dapat mempengaruhi para konsumen melalui tayangan
iklannya di stasiun televisi. Dalam karya tulisan ini, Berliana telah mampu memaparkan
prinsip-prinsip kerja sama apa saja yang dapat terbangun dari proses tersebut.
Penelitian pragmatik juga dilakukan oleh Sri Haryanti pada tahun 2001 dengan
judul “Implikatur Percakapan Dalam Prosa Fiksi Bahasa Inggris (Suatu Kajian
Pragmatik)”. Pada tulisan ini disampaikan bahwa penelitian ini difokuskan pada bentuk
dan jenis tindak tutur bermuatan implikatur yang dapat direalisasikan dalam percakapan
prosa fiksi Bahasa Inggris tersebut. Peneliti membahas mengenai penerapan maksim-
maksim dalam prinsip kerja sama dan kesopanan dalam tindak tutur bermuatan
implikatur yang terkandung dalam prosa tersebut.
Penelitian lainnya mengenai praanggapan dalam konteks pragmatik yang
dilakukan oleh Dona Rivai tahun 2000 yang berjudul “Peranan Alat-Alat Kohesi dan
Praanggapan dalam Mengikat Tema Lagu Cinta Berbahasa Jerman”. Penelitian tersebut
mengkaji kohesi dan koherensi lagu yang bertemakan cinta dalam bahasa Jerman dari
artis Gaby Albrecht. Selain itu, penelitian ini menggunakan praanggapan untuk
membantu pemaknaan teks tersebut secara mendalam.
Penelitian praanggapan yang berkaitan dengan humor dilakukan pada tahun
2009 oleh Gaya Tri Nadya yang berjudul “Praanggapan Dalam Adegan Film Janji
Joni”. Penulis telah melakukan penelitian dengan kajian utama praanggapan dengan
pendekatan pragmatik. Penelitian ini dilakukan menggunakan data dari tuturan dalam
adegan film Janji Joni. Tuturan tersebut diteliti dengan melihat konteks situasi,
partisipaan tutur, dan pengetahuan bersama yang melatarbelakangi.
Benny P. H. Lee dari Fakultas Bahasa dan Sastra Universitas Singapura pada
tanggal 21 Oktober 1998 melakukan penelitian berjudul Mutual knowledge, background
knowledge and shared beliefs: Their roles in establishing common ground sebagai judul
dari artikel yang telah beliau tulis beberapa tahun yang lalu. Penelitian ini membahas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
peran dari pengetahuan bersama, pengetahuan mendasar dan keyakinan dalam
membangun atau membentuk dasar-dasar umum (common ground) pada sebuah
peristiwa tutur. Untuk memperoleh informasi ataupun data yang akurat maka digunakan
beberapa komponen terkait seperti shared knowledge, mutual knowledge, common
knowledge, back ground knowledge, common ground, mutual belief, shared belief,
mutual supposition, dan presupposition di mana kompenen-komponen ini digunakan
untuk memperlihatkan lancar atau tidaknya sebuah peristiwa tutur.
Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Hang-Jung Schmid dari Fakultas Bahasa
dan Sastra Universitas Bayreuth, Jerman pada tahun 2000 dengan judul Presupposition
can be a bluff: How abstract nouns can be used as presupposition triggers. Penelitian
ini bertujuan untuk memperoleh informasi khusus mengenai pengenalan kesatuan
wacana tidak khusus dengan kata benda abstrak di dalam sebuah klausa dan pengaruh
yang digambarkan oleh peran informasi dari konstruksi N-be-that dan fungsinya. Hal ini
dilakukan untuk memperoleh jenis praanggapan terbaru dari sebuah fakta-fakta yang
terkandung dalam sebuah peristiwa tutur.
Pada ulasan sebuah buku membahas mengenai Culuture, communication and
coorperation: Interpersonal relations and pronominal address in a Mexican
organization. Buku ini membahas mengenai hubungan antara budaya, komunikasi dan
kerjasama. Ulasan ini bertujuan mengetahui penggunaan pronominal dalam hubungan
antara perseorangan dan kelompok dalam sebuah organisasi di sebuah perusahan
Meksiko.
Selanjutnya, penelitian serupa dilakukan oleh Hye-Kyung Lee dari Fakultas
bahasa Inggris di Universitas Ajaou,Won Chandong, Korea Selatan pada tahun 2003
dengan judul Presupposition and Implicature Under Negation. Dalam tulisan ini,
Peneliti mengusulkan sebuah klasifikasi penyangkalan baru. Terdapat sebuah perbedaan
antara penyangkalan deskriptif (descriptive negation) dengan penyangkalan
metalingguistik (metalinguistic negation). Peneliti menyatakan bahwa ini merupakan
hal pembatalan praanggapan dan pembatalan implikatur yang biasanya diklasifikasikan
sebagai peniadaan metalinguistik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
Lalu penelitian lain yang terkait disusun oleh N. J. Enfield dari salah satu
institut bahasa dan psikolinguistik pada tahun 2007 dengan judul Relationship thingking
and human pragmatics. Penelitian ini difokuskan pada satu elemen dari interaksi sosial,
yang merupakan salah satu dari kesatuan hubungan dasar dari sebuah pendekatan
komperatif (relatif). Hal ini berpusat pada sebuah peristiwa tutur di sebuah pedesaan di
Laos.
Penelitian-penelitian yang sudah dilakukan tersebut membantu peneliti
mendapat suatu celah untuk melakukan penelitian mengenai praanggapan dengan data
yang juga merupakan wacana namun dalam bentuk yang berbeda. Praanggapan tersebut
diperoleh dari percakapan wisatawan asing dan penduduk setempat. Praanggapan
tersebut kemudian dikelompokan sesuai dengan jenis-jenis praanggapan yang ada, lalu
dianalisis dengan memperhatikan konteks, situasi tutur dan lain sebagainya.
Praanggapan yang terdapat dalam tuturan wisatawan asing dan penduduk setempat
inilah yang merupakan kajian utama dalam penelitian ini. Seperti yang telah disinggung
sebelumnya, istilah praanggapan (presuposisi) berasal dari kata to pre- suppose, yang
dalam bahasa Inggris berarti to suppose beforehand (menduga sebelumnya). Dari
makna ini berarti sebelum pembicara atau penulis mengujarkan sesuatu ia sudah
memiliki dugaan sebelumnya tentang suatu hal yang dibicarakan.
Selain definisi tersebut terdapat juga beberapa definisi–definisi lainnya dari para
ahli yang dapat memaparkan dengan jelas arti dari praanggapan yang sebenarnya.
Levinson (1983 : 168) menyatakan bahwa “the ordinary language notion of
presupposition to describe any kind of background assumption against which an action,
theory, expression or utterance makes sense or is rational”. Dalam pernyataan tersebut
jelas dikatakan bahwa praanggapan adalah sebuah ide atau gagasan biasa yang mampu
menggambarkan setiap jenis tanggapan dari sebuah tindakan, teori, ekspresi ataupun
ujaran atau tuturan yang memiliki makna dan mampu diterima oleh akal (masuk akal).
Selain itu Yule (1996 : 25) mengatakan bahwa “a presupposition is something
the speaker assumes to be the case prior to making utterance. Speakers, not sentences,
have presupposition”. Dalam hal ini Yule menyatakan bahwa praanggapan atau
presupposisi adalah sesuatu yang diasumsikan oleh penutur sebagai kejadian sebelum
menghasilkan suatu tuturan. Elemen yang memiliki presuposisi adalah penutur bukan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
kalimat. Pendapat selanjutnya dipaparkan oleh Cummings (1999 : 42) yang menyatakan
bahwa asumsi-asumi atau inferensi- inferensi yang tersirat dalam ungkapan – ungkapan
linguistik tertentu.
Pengertian praanggapan diperjelas kembali oleh Yan Huang dalam bukunya
Pragmatics (2007:65) sebagai berikut:
Presupposition can be informally defined as an inference or proposition whose truth is taken for granted in the utterance of a sentence. Its main function is to act as a precondition of some sort for the appropriate use of that sentence.
Yan Huang dalam pernyataan di atas mendeskripsikan bahwa praanggapan merupakan
sebuah kesimpulan atau gagasan di mana kebenaran didapatkan serta merta didalam
sebuah kalimat ujaran yang berfungsi sebagai prasyarat bagi sebagian kelayakan
pengunanan kalimat tersebut. Dari beberapa defenisi praanggapan di atas dapat
disimpulkan bahwa praanggapan adalah kesimpulan atau asumsi awal penutur sebelum
melakukan tuturan bahwa apa yang akan disampaikan juga dipahami oleh mitra tutur;
sebagai contoh dasar yang sederhana dari pernyataan di atas adalah
(1) A. Mary’s dog is cute. ( = p ) B. Mary has a dog ( = q ) C. p >> q ( Yule, 1996 : 26 )
Dalam contoh sederhana di atas dapat dipahami dengan mudah bahwa terdapat sebuah
usulan yang jelas bahwa Marry’s dog is cute sebagai gagasan, usulan bahkan tuturan
yang ditranskripsikan dengan lambang (= p) dan kemudian melahirkan sebuah
praanggapan yang sederhana terhadap pernyataan di atas yaitu Mary has a dog yang
dilambangkan dengan (= q) . Sementara itu symbol (>>) ini melambangkan maksud
dari suatu pemisalan atau pengisyaratan dari sebuah hasil praanggapan.
(2) A. The king of France is bald. (= p) B. There is a king of France. (= q) C. p >> q (Yan Huang, 2007 : 65 )
Contoh kedua di atas memiliki konsep penjelasan yang tidak jauh berbeda dengan
contoh pertama, ada sebuah pernyataan yang menyatakan bahwa The King of France is
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
bald dan itu merupakan sebuah gagasan (= p) sedangkan There is a king of France
merupakan praanggapannya (= q). Dari beberapa penjelasan dan contoh praanggapan
yang sederhana tersebut dapat diketahui jika peran praanggapan dalam suatu
komunikasi sangat penting, sebab praanggapan dapat menentukan suatu komunikasi
berjalan lancar atau tidak. Inti dari permasalahannya adalah mencari keselarasan antara
praanggapan yang dimiliki penutur dan mitra tutur selama proses komunikasi tersebut.
Sejalan dengan pernyataan tersebut Peter Grundy pada bukunya “Doing Pragmatics”
(2000: 119) menyatakan bahwa
... is about the existing knowledge common to speaker and hearer that the speaker does not therefore need to assert. This presupposed knowledge is then taken together with the propositions asserted in the utterence and the addresse’s knowledge of the world as the basis on which an inference is drawn as to implied meaning, or implicature, that the utterence conveys.
Grundy menjelaskan bahwa praanggapan merupakan adanya pengetahuan bersama
antara si penutur dan mitra tutur. Pada dasarnya si penutur tidak perlu atau tidak harus
menegaskan tuturanya. Pengetahuan atau ilmu untuk menduga atau mereka-reka
dibarengi oleh gagasan atau ide untuk menegaskan suatu tuturan dan tujuan
pengetahuan umum sebagai dasar dari sebuah inferensi yang digambarkan sebagai
makna tidak langsung atau tersembunyi yang disampaikan oleh tuturan tersebut.
(3) I enjoyed working with Anne when she was setting assignments.
Dari contoh tersebut diketahui bahwa praanggapan dari kalimat tersebut adalah I
supposed that there is a such a person as Anne and that she set assignments, assert that
it was at that time that I enjoyed working with her.
Penjelasan ini membantu peneliti melakukan penelitian dengan kajian utamanya
ialah praanggapan dengan pendekatan pragmatik. Penelitian yang dilakukan oleh
peniliti ini menggunakan data berupa tuturan wisatawan asing yang berkunjung ke
Ubud dan penduduk setempat. Tuturan tersebut terjadi di tiga lokasi yakni, Pusat
Penerangan Informasi Wisata (Tourism Information), Agen Perjalanan (Travel Agent),
Pasar Seni (Art Market), Bali. Alasan peneliti memilih ataupun memutuskan untuk
mengkaji data ini karena didasari oleh adanya keunikan yang khas yang terdapat pada
peristiwa tutur tersebut. Keunikan khas tersebut adalah sebuah tuturan yang diproduksi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
oleh penutur dan mitra tutur yang memiliki dua dasar bahasa berbeda. Adapun tujuan
utama dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui praanggapan yang dapat pahami
selama proses percakapan berlangsung.
Peneliti mengkaji data dengan melihat konteks situasi, partisipan tutur, dan
pengetahuan bersama yang melatarinya. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi
praanggapan yang muncul dari tuturan-tuturan tersebut. Lalu praanggapan tersebut
dikelompokan berdasarkan jenis-jenis praanggapan sesuai dengan kerangka teori yang
ada. Penelitian ini berjudul Pemakaian Praanggapan Pada Tuturan Wisatawan Asing
Dalam Berinteraksi Dengan Penduduk Setempat di Ubud, Bali. Hasil dari penelitian ini
diharapkan bisa menambah dan memperluas kajian pragmatik, khususnya dalam
praanggapan itu sendiri.
B. Rumusan Masalah
Berdasarakan latar belakang permasalahan yang telah dijelaskan di atas, rumusan
masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut.
1. Jenis dan makna praanggapan apa sajakah yang dapat direalisasikan pada
setiap tuturan wisatawan asing dalam proses interaksinya dengan penduduk
setempat?
2. Jenis praanggapan manakah yang paling dominan berperan dalam tuturan
wisatawan asing tersebut yang dipahami oleh penduduk setempat dan
mengapa?
3. Pola seperti apakah yang dapat digambarkan dari setiap peristiwa tutur
maupun keseluruhan peristiwa tutur dalam hal penggunaan praanggapan
tersebut dan mengapa?
C. Tujuan Penelitian
Secara khusus, penelitian ini bertujuan untuk :
1. Mengidentifikasi jenis dan makna praanggapan yang dapat direalisasikan
pada setiap tuturan wisatawan asing dalam proses interaksi dengan penduduk
setempat.
2. Menemukan jenis praanggapan yang paling dominan berperan dalam
tuturan-tuturan tersebut dan memaparkan alasan-alasannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
3. Menemukan pola dari setiap peristiwa tutur maupun keseluruhan dalam hal
penggunaan praanggapan tersebut.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan mampu memberi manfaat bagi setiap lapisan-lapisan
masyarakat dan memberi sumbangan seperti kepada:
a. Peneliti
Penelitian ini dapat memberi petunjuk dalam menganalisis dan menafsirkan
tuturan-tuturan yang bermuatan praanggapan.
b. Lingkup linguistik
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan arahan dalam menetukan dan
menafsirkan praanggapan–praanggapan yang terkandung dalam setiap
tuturan–tuturan yang diproduksi oleh setiap orang khususnya wisatawan
asing.
c. Pembaca
Hasil atau temuan penelitian ini dapat menjadi bahan masukan bagi penutur
dan mitra tutur untuk dapat memahami ujaran-ujaran yang akan dan telah di
produksikan.
d. Masyarakat
Penelitian ini diharapkan mampu memberi bantuan bagi masyarakat untuk
lebih memahami dan memiliki banyak asumsi-asumsi atau anggapan pada
setiap tuturan yang di produksi oleh lawan bicara khsusnya pada saat
berkomunikasi dengan warga asing ataupun dengan orang yang berbeda
suku dan kewarganegaran demi kelancaraan komunikasi tersebut.
E. Sistematika Penulisan Tesis
Sistematika penulisan diperlukan untuk mempermudah penguraian masalah pada
penelitian, agar cara kerja penelitian menjadi lebih terarah, terperinci, dan jelas.
Penulisan yang sistematis membantu pembaca dalam memahami hasil penelitian.
Sistematika tesis dalam penelitian ini tersusun dalam lima bab. Kelima bab tersebut
adalah sebagai berikut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
Bab I adalah pendahuluan yang berisi latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan penelitian, dan manfaat penelitian. Bab II mengenai landasan teori yang berisikan
mengenai defenisi praanggapan, jenis-jenis praanggapan, pengetahuan bersama, konteks
situasi, partisipan, dan peristiwa tutur, perolehan praanggapan, dan kerangka pikir. Pada
Bab III yang terdiri dari jenis penelitian, lokasi penelitian, data dan sumber data,
sampling, teknik pengumpulan data, validitas data, analisis data dan prosedur
pelaksanaan penelitian. Bab IV yang berisikan mengenai pembahasan dari data yang
telah diperoleh kemudian dikelola sesuai dengan teori yang akan digunakan. Adapun
Bab V yang merupakan bagian dari kesimpulan dari keseluruhan hasil penelitian,
kemudian dibarengi oleh saran-saran yang terkait.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Definisi Praanggapan (Presupposition)
Sebenarnya, praanggapan (presupposition) ini berasal dari perdebatan dalam ilmu
filsafat, khususnya tentang hakikat rujukan (benda, keadaan, dan sebagainya) yang
dirujuk oleh kata, frasa, atau kalimat dan ungkapan–ungkapan rujukan (Nababan, 1989:
48). Sebagaimana juga telah dijelaskan sebelumnya bahwa praanggapan terbentuk dari
anggapan pembicara, lokasi, dan lain-lain.Praanggapan (presuposisi) telah diasosiasikan
dengan pemakaian bentuk kata, frasa, dan struktur (Yule, 2006: 46).
Ciri praanggapan yang mendasar adalah sifat keajegan dibawah penyangkalan
(Yule: 2006: 26). Hal ini memiliki maksud bahwa praanggapan (preposisi) suatu
pernyataan akan tetap ajeg (benar) walaupun kalimat itu dijadikan kalimat negatif atau
dinegasikan.
(3). a. Rainheart’s sister is beautiful. (= p) b. Rainheart has a sister . (= q) c. p >> q Dari contoh nomor 3 di atas menyatakan bahwa saudara perempuan si Rainheart cantik
dan diasumsikan pada kalimat positif tersebut memberikan informasi bahwa si
Rainheart pasti memiliki seorang saudara perempuan. Contoh ini merupakan kalimat
positif yang memiliki praanggapan yang jelas dan kesimpulannya dapat ditarik dengan
tepat.
(4). a. Rainheart’s sister is not beautiful. (= NOT p) b. Rainheart has a sister. ( = q) c. NOT p >> q
Disaat kita mengeluarkan suatu tuturan berbentuk negative atau kalimat negative yang
dilambangkan dengan (= NOT p) seperti pada contoh (4a), dapat dikatakan bahwa
hubungan antara kalimat tersebut dengan makna praanggapannya (= q) tidak berubah
sama sekali atau tidak mengalami perubahan. Kekaburan suatu pengertian pernyataan
tercermin pada contoh (4a) di atas dikarenakan kebenaran dari sebuah praanggapan
tidak tergantung darisebuah kalimat, tetapi dari pernyataan saja yang dapat disalahkan
ataupun dibenarkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
Oleh sebab itu, dimungkinkan sebuah kalimat tersebut benar tetapi tidak
mempunyai kebenaran nilai. Praanggapan tersebut sebenarnya diketahui atau
diidentifikasi melalui ujian kebahasaan khususnya dengan ketetapan dalam peniadaan
(constancy under negation) tetap kebenarannya walau kalimat ditiadakan. Contoh dalam
bahasa Indonesia seperti di bawah ini.
(5) a. Kuliah Analisis Wacana diberikan di semester II.
Praanggapannya adalah :
a. Ada kuliah Analisis Wacana b. Ada semester II
Andaikata kalimat ini dinegatifkanakan berbunyi: Kuliah Analisis Wacana tidak
diberikan di semester II. Praanggapan yang dimiliki oleh kalimat di atas akan tetap
sama, yaitu:
a. Ada kuliahAnalisis Wacan b. Ada semester II
Strawon mengatakan sebagai berikut:
Suatu pernyataan A berpraangggapan B hanya:
a. Jika A benar, B benar b. Jika A tidak benar, B benar.
Teori praanggapan pragmatik biasanya menggunakan dua konsep dasar, yaitu kewajaran
(appropriateness atau felicity) dan penegetahuan bersama (mutual knowledge atau
common ground ataujoinassumption) seprti pada defenisi dibawah ini:
Suatu ungkapan A berpraanggapan suatu pernyataan B hanya jika: A adalah wajar dan
hanya kalau B sama-sama diketahui oleh pemeran serta.
An utterance A pragmatically presupposes proposition B if A is appropriate only if B is mutually known by participant (Lawrensen 1983: 205)
Telah banyak teori pragmatik yang selama ini telah ditelaah dan diterapkan untuk
mengkaji praanggapan dalam pendekatan pragmatik. McCawley (1975) misalnya, telah
menggunakan kerangka teori tindak tutur dalam analisis praanggapan. Pengamatan yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
dimiliki bahwa praanggapan–praanggapan tertentu dapat ditolak tanpa sebuah
kontradiksi. Menurut Mccawley, praanggapan tersebut dapat dijelaskan dengan
mencoraki kondisi peristiwa tutur pada kinerja kecocokan suatu tindakan ilokusi dan
kondisi ketulusan yang tidak menyebabkan kontradiksi. Sebagai contoh di bawah ini,
tak ada kontradiksi yang disebabkan oleh penolakan terhadap pranggapan x melakukan
y dari kata critiicise dalam ujaran berikut:
Sally critised Bill for leaving the children, although he did not leave them.
(Sally mengecam Bill karena meninggalkan anak-anak, meskipun dia tidak meninggalkan mereka)
(Cummings, 1999: 49)
Ujaran diatas lebih tepat merupakan kritik yang tidak tulus atau kritik yang salah
bukannya sebagai kontradiksi. Disamping itu, Grice (1981) telah menggunakan
maksim-maksim percakapan tertentu untuk menjelaskan bagaimana seorang penutur
menegaskan kalimat pertama dibawah ini sebenarnya tidak bermaksud setia terhadap
kebenaran kalimat yang kedua dibawah.
(6) The king of France is bald. (Raja Perancis itu botak) Praanggapan : There is a King of France.
(Ada seorang raja Perancis)
(Cummings, 1999: 50)
Nababan (1987: 46), memberikan pengertian praanggapan sebagai dasar atau
penyimpulan dasar mengenai konteks dan situasi berbahasa (menggunakan bahasa)
yang membuat bentuk bahasa (kalimat atau ungkapan) mempunyai makna bagi
pendengar atau penerima bahasa itu dan sebaliknya. Kemudian praanggapan membantu
pembicara menentukan bentuk-bentuk bahasa yang dapat dipakainya untuk
mengungkapkan makna atau pesan yang dimaksud. Sejalan dengan hal tersebut,
Levinson (dalam Nababan, 1987: 48) juga memberikan konsep praanggapan yang
disejajarkan makna dengan praanggapannya sebagai suatu macam anggapan atau
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
pengetahuan latar belakang yang membuat suatu tindakan, teori, atau ungkapan
mempunyai makna.
Selanjutnya, pendapat lain dikemukakan oleh Louise Cummings (1999: 42)
bahwa praanggapan adalah asumsi-asumsi atau inferensi-inferensi yang tersirat dalam
ungkapan-ungkapan linguistik tertentu. Menambahkan pendapat Levinson yang dikutip
oleh Louise Cummings (1999: 52), pengertian praanggapan secara teknis dibatasi pada
inferensi-inferensi pragmatik tertentu atau asumsi-asumsi yang tampaknya sekurang-
kurangnya dibangun dalam ungkapan-ungkapan linguistik dan yang dapat dipisahkan
dengan menggunakan tes-tes linguistik khusus (khususnya, secara tradisional dan
keteguhan di bawah penegasian). Kridalaksana (dalam Sarwidji, dkk. 1996: 40)
memberi batasan praanggapan sebagai syarat yang diperlukan bagi benar tidaknya suatu
kalimat.
Dari beberapa pendapat ahli di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa
presupposition yang dalam bahasa Indonesia berarti praanggapan dimaknai secara
berbeda dari tiap-tiap ahli bahasa. Namun demikian, dapat dilihat bahwa para ahli
menampilkan beberapa kesamaan sudut pandang. Dari sekian pendapat yang ada,
penulis cenderung pada pendapat yang dikemukakan oleh Louise Cummings karena
lebih sederhana dan mudah dipahami, namun sudah menyeluruh. Dengan bahasa
sendiri, penulis dapat menyimpulkan bahwa praanggapan merupakan anggapan awal
yang secara tersirat dimiliki oleh sebuah ungkapan kebahasaan sebagai bentuk respon
awal pendengar dalam menghadapi ungkapan kebahasaan tersebut.
Setelah mengetahui pengertian praanggapan menurut beberapa ahli seperti yang
telah dikemukakan di atas, penulis berusaha memaparkan jenis-jenis praanggapan
menurut beberapa ahli bahasa. Menurut Nababan (1987: 60), mula-mula pengkajian
praanggapan dikerjakan oleh ahli-ahli falsafah dengan pendekatan semantik.
Belakangan ini, linguis dan ahli antropologi/sosiologi dan psikologi mengkaji
praanggapan ini dengan pendekatan pragmatik.
Pendapat senada diungkapkan oleh Louise Cummings (1999: 42) bahwa
memang ciri-ciri praanggapan itu sendirilah yang telah menyebabkan pokok
permasalahan ini diteliti baik dilihat dari perspektif semantik maupun perspektif
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
pragmatik. Selanjutnya, Marmaridou dalam Louise Cummings (1999: 52) mengatakan
bahwa perlakuan pragmatik didasarkan pada ketidakcukupan semantik yang bergantung
pada kebenaran untuk menerangkan banyak fenomena praanggapan. Adapun Sarwidji,
dkk. (1996: 51a) mengungkapkan hal yang sama. Praanggapan dibagi menjadi dua
jenis, yaitu praanggapan semantik dan praanggapan pragmatik. Praanggapan semantik
adalah praanggapan yang dihasilkan oleh pengetahuan leksikon, sedangkan
praanggapan pragmatik adalah praanggapan yang ditentukan oleh konteks kalimat atau
percakapan.
Dari beberapa pendapat di atas, tampak jelas bahwa tidak terdapat perbedaan
yang signifikan terhadap pendapat para ahli bahasa tersebut tentang jenis-jenis
praanggapan, hanya mungkin terdapat perbedaan istilah saja. Penulis dapat mengambil
simpulan bahwa jenis praanggapan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu praanggapan
yang ditinjau dari segi semantik dan praanggapan yang ditinjau dari segi pragmatik.
Perbedaan ini disebabkan sebagaimana yang telah dijelaskan oleh Marmaridou (dalam
Louise Cummings, 1999: 52) di atas. Pada awalnya, praanggapan dikaji berdasarkan
ilmu semantik, jadi hanya berkutat pada makna leksikal dan gramatikal saja. Namun,
praanggapan semantik kurang dapat menjelaskan pada aspek tertentu sehingga muncul
pendapat baru ahli bahasa yaitu praanggapan pragmatik yang telah mengaitkan aspek
konteks bahasa di dalam ujaran atau kalimat tersebut. Sehingga pada penelitian ini akan
menggunakan kedua jenis praagapan pragmatik dan semantik dalam satu pembahsan
yang sama.
B. Jenis – Jenis Praanggapan
Membahas mengenai jenis-jenis praanggapan dalam kajian ini teori yang akan
digunakan adalah Levinson (1983). Levinson menyatakan adanya beberapa jenis-jenis
praanggapan yang masing-masing memiliki penanda dalam tuturan. Praanggapan
tersebut merupakan sesuatu yang diasumsikan oleh penutur dalam sebuah pernyataan
tuturan dan setelahnya akan ada keterikutan (entailment) yang memiliki makna dan
diasumsikan dalam sebuah tuturan. Praanggpan juga diperlukan layaknya dua proposisi
atau usulan dalam sebuah tuturan.
Levinson (1983)memaparkansepuluh jenis praanggapan, yaitu praanggapan
eksistensial (existential presupposition), praanggapan faktual (factive presupposition),
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
praanggapan leksikal (lexical presuppostion), praanggapan struktural (structural
presupposition), praanggapan tidak faktual (nonfactive presupposition) dan
praanggapan pengandaian (counter factual presuppostion), praanggapan iteratif
(iterative presupposition), praanggapan implikatif (implicative presupposition), dan
praanggapan waktu/temporal (temporal presupposition). Teori praanggapan Levinson di
atas akan dibantu oleh proses pemerolehan praanggapan, situasi dan konteksnya pula
demi memperoleh makna praanggapan yang sebenarnya.
1. Praanggapan Eksistensial (Existential Presupposition/Definite Description)
Praanggapan yang tidak hanya diasumsikan keberadaannya dalam kalimat-
kalimat yang menunjukan kepemilikan, tetapi dapat lebih diperluas lagi dengan
kebenaran dari sebuah pernyataan dalam tuturan tersebut. Praanggapan eksistensial
menunjukan bagaimana keberadaan atas suatu hal yang dapat disampaikan lewat
praanggapan.
(7) The President of Indonesia is Susilo Bambang Yudoyono (Presiden Indonesia adalah Susilo Bambang Yodoyono)
Praanggapan : There is a president in Indonseia. (Ada seorang presiden di Indonesia) Susilo bambang yudoyono exists.
2. Praanggapan Faktual (Factive Presupposition/Factive Predicates)
Praangapan ini muncul dari informasi yang ingin disampaikan atau dinyatakan
dengan kata-kata yang menunjukan suatu fakta atau berita yang diyakini kebenarannya.
Dalam praggapan ini terdapat beberapa kata yang ditujukan untuk mengidentifikasi
bahwa tuturan tersebut adalah praanggapan faktual, seperti “realize, regret, be aware,
glad, know, be sorry that, be proud that, be indifferent that, be glad that, be sad that”.
(8) She didn’t realize he was ill. (He was ill) We regret telling him. (We told him)
(9) John knows/doesn’t know that Baird invented television
›› Baird invented television.
(10) Martha regrets/doesn’t regret drinking John’s home brew. ›› Martha drank John’s home brew.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
Pernyataan di atas menjadi faktual karena dalam tuturan tersebut terdapat satuan
lingual “realize, know dan regret” yang merupakan penanda yang mengisyaratkan
sebuah fakta dari sebuah tuturan. Jika dalam sebuah tuturan tidak terdapat kata–kata
tersebut, kefaktualan suatu tuturan yang muncul dalam praanggapan bisa dilihat dari
partisipan tutur, konteks situasi dan juga pengetahuan bersama.
3. Praaggapan Leksikal (Lexical PresuppostionAspectual/Change of state
predicates)
Praangapan ini merupakan praanggapan yang didapat melalui tuturan yang
diinterpretasikan melalui penegasan dalam tuturan. Hal ini berbeda dengan factive
presupposition, tuturan yang merupakan lexical presupposition dinyatakan dengan cara
tersirat sehingga penegasan atas praanggapan dalam tuturan diperoleh setelah
pernyataan dari tuturan tersebut. Terdapat beberapa satuan lingual yang digunakan
sebagai penanda dalam praanggapan leksikal ini seperti “start,finish,carry on,cease,
take, leave,enter,come,go,arrive,stop,begin”.
(11) He stopped smoking. (He used to smoke) They started complaining (They weren’t complaining before)
4. Pranggapan Struktural(Structural Presupposition)
Praanggapan ini adalah praanggapan yang dinyatakan melalui tuturan dalam
struktur kalimat yang jelas dan langsung dipahami tanpa melihat kata-kata yang
digunakan. Dalam bahasa inggris, penggunaan praanggapan struktural ini terlihat dalam
bentuk kalimat tanya “wh-question,alternative questiondanYes/No question”.
(12) The wh-question When did he die? (He died) Where did you buy the flowers?(She bought the flowers) (13) Alternaite Question Would you prefer coffe or tea? Would you like chocolate, vanilla, or strawberry ice cream? (14) Yes/No Question Is there a professor of linguistics at MIT? Do you accept credit cards?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
5. Praanggapan Nonfaktual (Nonfactive Presupposition)
Praanggapan ini adalah praanggapan yang masih memungkinkan adanya
pemahaman yang salah karena penggunaan kata-kata yang tidak pasti dan masih
ambigu. Hal ini digunakan untuk mengasumsikan suatu hal yang tidak benar atau nyata.
Terdapat beberapa satuan lingual penanda dalam praanggapan ini, sepertidream,
imagine, pretend.
(15) I dreamed We
that I was rich (I was not rich ) imagined
we were in Hawai (We were not in Hawai)
6. Praanggapan Pengandaian (Counter Factual Presupposition/Conter Factual Conditional)
Praanggapan ini menghasilkan pemahaman yang berkebalikan dari pernyataan
atau kontradiktif. Kondisi yang menghasilkan praanggapan seperti ini biasanya dalam
tuturan mengandung “ if-clause” dan hasil yang didapat menjadi kontradiktif dari
pernyataan sebelumnya.
(16) If you were my friend, you would have helped me. (You are not my friend)
(17) If Hannibal had only had twelve more elephants, the Romance languages would/would not this day exists.
›› Hannibal didn’t have twelve more elephants. (Levinson,1983:184)
7. Praanggapan Iteratif/Perulangan (Iterative Presupposition)
Jenis praanggapan ini diuraikan oleh Levinson (1983) dan juga Yan Huang
(2007) yang menyatakan adanya jenis praanggapan iteratif atau dapat juga dikatakan
jenis praanggapan perulangan. Dengan adanya praanggapan ini dapat diketahui sebuah
perulangan dari kata kerja ataupun sebuah tindakan yang dilakukan seseorang. Iterative
is the acts of repeating a process with the aim of approaching a desired, goal, target or
result. Pernyataan ini memberi penjelasan bahwa iteratif tersebut merupakan suatu
tindakan perulangan dari sebuah proses yang memiliki tujuan untuk mencapai hasil
ataupun target. Namun pada dasarnya iteratif ini hanya berpusat pada suatu aksi ataupun
tindakan yang berulang seperti restore, return, again dan repeat.
(18) Carter returned/didn’t return ›› Carter held power before.
to power.
(19) The boy cried/didn’t cry again.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
››The boy cried before. 8. Praanggapan Implikatif (Implicative Presupposition)
Jenis praanggapan ini memiliki ketentuan berdasarkan kata kerja implikatif.
Pada setiap kata kerja tersebut mengandung makna praanggapan yang dapat dipaparkan
dengan cara yang berbeda. Terdapat beberapa satuan lingual penanda praanggapan
implikatif seperti manage, remember, bother, get, dare, care, venture, condescend,
happen, see, fit, be careful, have the misfortune/sense, take the time/opportunity/
trouble, take it upon one self.
(20) John managed/didn’t manage ›› John tried to give up smoking.
to give up smoking.
(21) Rainheart forgot/didn’t forget ›› Rainheart ought to have locked the door.
to lock the door.
9. Praanggapan Klausa Waktu (Temporal Clauses Presuppostion)
Dalam sebuah kalimat jika terdapat penanda waktu dalam sebuah tuturan
maupun dalam bentuk kalimat dapat dipastikan bahwa kalimat ataupun tuturan tersebut
juga memiliki sebuah praanggapan. Terdapat beberapa satuan lingual penanda pada
praanggapan ini seperti, when, after, before, as soon as, until/till, by the time, once, the
moment (that), immediatel, while.
(22) Before
›› Strawson was born
Strawson was even born, Frege noticed/didn’t notice presupposition.
(23) While
›› Chomsky was revolutionizing linguistics. (Levinson,1983:182)
Chomsky was revolutionizing linguistics, the rest of social science was/wasn’t asleep.
10.Cleft Sentence
(24) What John lost/didn’t lose was his walllet. ›› John lost something (25) Linguistics was/wasn’t invented by Chomsky! ›› Someone invented linguistics. (Levinson,1983:183)
Dengan adanya satuan lingual penanda dari setiap praanggapan tersebut,
praanggapan yang adadapat diteliti lebih terfokus, yakni pada tuturan yang berkaitan
dengan partisipan, konteks situasi dan pengetahuan bersama.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
C. Pengetahuan Bersama, Partisipan, Konteks Situasi, Peristiwa Tutur dan
Perolehan Praanggapan
Uraian Yule juga menyebutkan adanya unsur- unsur yang mendukung
pemahaman dan kemunculan praanggapan, yaitu pengetahuan bersama, konteks situasi
dan partisipan. Ketiga hal tersebut saling berkaitan dan merupakam pembatas dalam
menganalisis data tuturan ini.
1. Pengetahuan Bersama
Dalam memahami suatu tuturan, secara otomatis terdapat suatu aturan tidak
tertulis yang mengharuskan mitra tutur memiliki pemahaman mengenai struktur
pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya. Fungsi struktural ini berguna untuk
melihat pola dalam tuturan sehingga pemahaman yanng didapat sesuai dengan yang
diinginkan penutur (Yule, 1996 : 85).
Salah satu unsur yang mendukung munculnya praanggapan adalah memahami
tuturan dalam adegan. Pengetahuan bersama ini juga digunakan sebagai struktur yang
membangun interpretasi yang tidak muncul dalam teks atau tuturan. Untuk
menyampaikan pesan yang sesuai dengan tujuan penutur, pengetahuan bersama menjadi
sangat penting terutama untuk menghindari kesalahpahaman dalam berkomunikasi.
Segala hal yang berhubungan dan yang terjadi selama tuturan berlangsung, bisa
diasumsikan sebagai pengetahuan bersama (Yule, 1996: 86 – 88).
2. Partisipan (Penutur dan Mitra tutur)
Konsep penutur dan lawan tutur ini juga mencakup penulis dan pembaca bila
tuturan bersangkutan dikomunikasikan dengan media tulisan. Aspek-aspek yang
berkaitan dengan penutur dan lawan tutur ini adalah usia, latar belakang, sosial
ekonomi, jenis kelamin, tingkat keakraban, dan sebagainya. Penutur adalah orang yang
bertutur, sementara mitra tutur adalah orang yang menjadi sasaran atau kawan penutur.
Peran penutur dan mitra tutur dilakukan secara silih berganti,penutur pada tahap
tutur berikutnya dapat menjadi mitra tutur, begitu pula sebaliknya sehingga terwujud
interaksi dalam komunikasi. Konsep tersebut juga mencakup penulis dan pembaca
apabila tuturan tersebut dikomunikasikan dalam bentuk tulisan. Aspek-aspek yang
terkait dengan penutur dan mitra tutur tersebut antara lain aspek usia, latar belakang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
sosial, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan tingkat keakraban. Aspek-aspek tersebut
mempengaruhi daya tangkap mitra tutur, produksi tuturan serta pengungkapan maksud.
Penutur dan mitra tutur dapat saling memahami maksud tuturan apabila keduanya
mengetahui aspek-aspek tersebut.
3. Konteks situasi
Secara harfiah, konteks berarti “something accompanying text”, yang berarti:
sesuatu yang inheren dan hadir bersama teks. Konteks diungkapkan melalui
karakterisasi bahasa yang digunakan penutur (Halliday & Hasan, 1985). Di dalam teori
Halliday, pengertian harfiah itu diterjemahkan dalam batasan Saussure yang
menyatakan bahwa bahasa sebagai suatu fakta sosial. Oleh Halliday “something” di atas
diolah menjadi “sesuatu yang telah ada dan hadir dalam partisipan sebelum tindak
komunikasi dilakukan, karena itu konteks mengacu pada konteks kultural dan konteks
sosial (Halliday, 1978; Wirth, 1984). Aspek yang menggambarkan peristiwa apa yang
terjadi yang melibatkan para penutur atau partisipan sebagaimana dinyatakan atau
direalisasikan berupa unsur-unsur status, proses, pelaku, tujuan, lokasi, dan waktu.
Konteks adalah seperangkat asumsi yang dibangun secara psikologis oleh
penutur dan pendengar sesuai dengan pengetahuannya tentang dunia. Konteks ini tidak
hanya terbatas pada ujaran saat ini dan ujaran sebelumya, tetapi menyangkut semua
yang dapat terlibat dalam interpretasi, seperti harapan masa depan, hipotesis ilmiah,
kepercayaan terhadap keagamaan, kenangan lucu, asumsi tentang kebudayaan (faktor
sosial, norma sosial, dan sebagainya) dan kepercayaan terhadap penutur atau sebaliknya
(Sperber dan Wilson, 1998:15). Konteks ini mempengaruhi interpretasi pendengar
terhadap ujaran (wacana).
Ada dua peran penting konteks di dalam tindak tutur. Pertama, sebagai
pengetahuan abstrak yang mendasari bentuk tindak tutur. Kedua, suatu bentuk
lingkungan sosial di mana tuturan-tuturan dapat dihasilkan dan diinterpretasikan dalam
realitas yang nyata (Sciffrin, 1994:371). Pada sisi lain, Halliday dan Hasan (1992:
16:62) membagi konteks situasi menjadi tiga; yaitu (1) sebagai medan wacana, (2)
sebagai pelibat wacana, dan (3) sebagai sarana wacana. Medan wacana menunjuk pada
sesuatu yang sedang terjadi pada sifat (keformalan) tindakan sosial yang sedang
berlangsung. Medan wacana menunjuk kepada orang yang mengambil bagian dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
peristiwa tutur, sedangkan sarana tutur menunjuk kepada bagian yang diperankan oleh
bahasa seperti, organisasi teks, kedudukan dan fungsi yang dimiliki, saluran yang
digunakan, serta model retorikanya.
Oleh karena itu, bahasa hanya memiliki makna jika berada dalam suatu konteks
situasi. Makna sebuah ujaran diinterpretasikan melalui sebuah ujaran dengan
memperhatikan konteks, sebab konteks yang akan menentukan makna sebuah ujaran
berdasarkan situasi. Artinya, konteks situasi sangat berpengaruh dalam berinteraksi.
Pilihan bahasa seseorang dapat berubah dari ragam baku menjadi ragam tidak baku atau
sebaliknya jika situasi yang melatarinya berubah.
4. Peristiwa Tutur
Menurut Chaer dan Agustina (2004:47) yang dimaksud dengan peristiwa tutur
(speech event) adalah terjadinya atau berlangsungnya interaksi linguistik dalam satu
bentuk ujaran atau lebih yang melibatkan dua pihak, yaitu penutur dan mitra tutur,
dengan satu pokok tuturan, di dalam waktu, tempat, dan situasi tertentu. Dalam
pemakaian bahasanya, setiap penutur akan selalu memperhitungkan kepada siapa ia
berbicara, di mana, mengenai masalah apa dan dalam suasana bagaimana. Dengan
demikian maka tempat berbicara akan menentukan cara pemakaian bahasa penutur
demikian pula pokok pembicaraan dan situasi bicara akan memberikan warna pula
terhadap pembicaraan yang sedang berlangsung.
Menurut Suwito (1991:35-36) keseluruhan peristiwa pembicaraan dengan segala
komponen serta peranan komponen itu di dalam peristiwa tersebut dikenal dengan
sebutan peristiwa tutur (speech event). Komponen tutur tersebut di atas dalam rumusan
lain tidak berbeda dengan yang diutarakan oleh Fishman (dalam Chaer dan Agustina
2004:49), yang disebut sebagai pokok pembicaraan dalam bidang Sosiolinguistik, yaitu
“who speak (siapa yang berbicara), what language (bahasa apa yang digunakan), to
whom (kepada siapa), when (kapan), dan what end (apa tujuannya).” Dell Hymes
(dalam Chaer dan Agustina 2004:48) dan Baylon (2002:279) menyatakan bahwa suatu
peristiwa tutur memiliki delapan komponen, yang bila huruf-huruf pertamanya
dirangkaikan menjadi akronim SPEAKING.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
5. Pemerolehan Praanggapan
Dalam penelitiannya, Grundy (2000) menguraikan kajian mengenai pragmatik
dan juga praanggapan. Dalam kajian pragmatik yang diuraikan Grundy, praanggapan
termasuk didalamnya dan kajian tersebut dipahami berdasarkan pengetahuan bersama
yang dimiliki penutur dan lawan tutur. Pengetahuan bersama yang diasumsikan ini akan
membantu pemahaman ide dalam tuturan atau ide dalam suatu ujaran serta pengetahuan
partisipan tutur atas dasar tuturan yang kemudian dipakai untuk menyampaikan makna
tuturan tersebut.
Grundy juga menyatakan cara lain dalam memandang sebuah praanggapan
adalah bagaimana melihat praanggapan sebagai cara untuk menyatakan pengetahuan
bersama atau pengetahuan yang sifatnya umum dan tidak kontroversial. Praanggapan
dianggap sebagai asumsi yang dipahami bersama. Grundy membagi asumsi ini kedalam
tujuh bagian yang masing- masing memiliki pemaknaan yang lebih mendalam dalam
memahami tuturan.
a. Prinsip Kehematan (Principle of Economy)
Maksud dari prinsip kehematanialah ketika tuturan terjadi, biasanya kita sudah
membuat suatu asumsi yang dilatari oleh informasi dasar yang kita anggap sebagai
suatu kesamaan sebelum tuturan itu terjadi. Latar belakang tersebut bisa dapat sebagai
praanggapan pragmatik karena jelas merupakan sesuatu yang dipahami secara alami.
Dengan adanya pemahaman secara alami dari kedua belah pihak, prinsip ini terpenuhi
dan keduanya bisa mendapatkan apa yang ingin dimengerti dalam tuturan.
(26) Tell Maddona I’m at lunch.
Presupposition : The speaker was expecting a visit from Madona, knew that the
addressee was going to be in when she arrived, expected Madona to appear in the near
future and assume that the addressee knew what she looked like and was willing to pass
the message on to her.
Dari penjelasan diatas dapat dikatakan bahwa ini merupakan suatu jenis asumsi
dasar dari praanggapan pragmatik dimana ini terjadi secara alamiah dan juga
berdasarkan dari felicity condition.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
b. Pemahaman bersama : Deskriptif taktrif, Frekuentatif, Pertanyaan-pertanyaan
(Shared Assumptions : definite description, iterative, questions).
Praanggapan pragmatik yang sudah dibahas sebelumnya berkaitan dengan
konteks yang dituturkan. Praanggapan juga memiliki kaitan dengan semantik yang lebih
banyak terkait dalam struktur gramatikal dalam sebuah tuturan. Dengan adanya definisi
atau deskrpisi yang jelas disampaikan melalui tuturan atau pernyataan yang
frekuensinya berulang, pengetahuan bersama dapat diperoleh dan akhirnya menguatkan
kemunculan suatu praanggapan.
(27) Can I ask another question ? Presupposition : that the speaker or one or more earlier speakers had already asked at least one question before.
(28) Who said to tell Madona that he was at lunch ? Presupposes : that someone said to tell Madona that he was at lunch.
(29) I wonder what you are thingking about. Presupposes : that the addressee is thinking about something. c. Pemahaman Bersama Lebih Jauh (More Shared Assumptions)
Selain melalui struktural gramatikal, praanggapan sebuah tuturan dapat dilihat
melalui penggunaan predikat yang berfungsi sebagai penanda mulai, selesai, atau
sedang berlangsungnya sesuatu, jika dalam bahasa Inggris seperti begin, continue,
stop,play on dan kemudian disandingkan dengan after dan before.
(30) I began jogging after a visit to the doctor. Presupposes : (a) that I did not jog before and (b) that a visit was made to the doctor. (31) I continued jogging after my son became a faster runner than me.
Presupposes : (a) that I was jogging before and (b) that my son became a faster runner
than me. Penanda dalam kedua tuturan tersebut menentukan adanya praanggapan.
Adanya penanda seperti “ began” dan “ continued” dan dilanjutkan dengan adanya
“after” memunculkan praanggapan yang membutuhkan pemahaman mengenai waktu
terjadinya atau hal- hal yang berkaitan dengan waktu dalam tuturan.
d. Pemahaman Bersama dan Subordinatif (Shared assumptions and subordination)
Praanggapan ini juga didukung oleh keterangan waktu yang dapat memberikan
makna yang berbeda pada setiap tuturannya. Klausa keterangan waktu yang akan
menjadi patokan utama pada latar belakang yang kemudian akan dipahami bersama. Hal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
ini juga dapat direalisasikan dalam bentuk pengandaian yang disebut counter factual
conditional presuppose yang memiliki gagasan dalam bentukif – cluse.
(32) If you had sent me a Christmas card last year, I would have sent you one this year. Presupposes: that you did not send me a christmas card last year. (33) If you hadn’t sent me a Christmas card last year, I would still have sent you one this year. Presupposes : that you did send me a christmas card last year. e. Fokus dan Praanggapan (Focus and Presupposition)
Praanggapan terfokus pada inti dari tuturan yang disampaikan. Apabila suatu
tuturan memiliki struktur kalimat tanya (wh-Question), fokus dari praangapan tersebut
langsung menuju pada tanya tersebut. Selain struktur kata tanya,terdapat juga fokus
yang muncul dalam praanggapan dalam tuturan yang saling merespons (biasanya terjadi
dalam dialog). Dengan adanya kata tanya fokus dalam suatu tuturan langsung bisa
memunculkan praanggapan yang dituju dan berkaitan dengan konteks situasi
partisipannya.
(34) Why did Sue give Oxfam a donation ? Presupposes : that Sue gave Oxfam a donation and asks for a reason. f. Penekanan dan Praanggapan (Stress and Presupposition)
Praanggapan dalam sebuah tuturan dapat menghasilkan makna yang lebih jelas
dengan adanya penekanan dalam tuturan. Selain itu counter factual condition bisa
merujuk praanggapan menjadi bermakna kebalikan dari tuturan.
(35) John called Mary a Republican, and then SHE insulted HIM. Presupposes : that calling someone a Republican is an insult. Contoh diatas menunjukan bahwa si penutur membuat suatu keputusan mengenai
makna pada tingkatan bunyi dan pada makna pragmatik yang tercermin pada bentuk
leksikalnya itu sendiri.
g. Pengingkaran dan Praanggapan (Negation and Presuppostion)
Praanggapan yang muncul dari tuturan penutur yang berasal dari kalimat
negasi tidak selalu bermakna negatif. Menentukan negatif atau tidaknya suatu tuturan
dilihat dari struktur pada saat tuturan itu terjadi sedangkan makna praanggapan tersebut
benar atau salah tidak dilihat dari praanggapan tersebut. Selama suatu tuturan bisa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
mempertahankan bentuk negatif dari sebuah tuturan, praanggapan yang mengandung
proposisi yang benar tersebutpun ikut menjadi benar.
(36) The Prime Minister didn’t remember/ forget to keep a record of her
instructions at the arms were exported to Iraq.
(37) Her successor managed to win the election that followed.
Dari kedua contoh diatas akan memiliki praanggapan yang sama dengan kalimat
dibawah ini.
(38) The Prime Minister remember/ forget to keep a record of her instructions at the arms were exported to Iraq. Presupposes : that she should have kept a record, but now asserts that she did, so presupposition survive and the truth value of assertion is reversed. (39) Her successor didn’t manage to win the election that followed. Presupposes : that winning the election was not easy, but now asserts that he did not win it. So again the presupposition survives and the truth value of the assertion is reversed.
Berdasarkan uraian Grundy di atas, dapat dilihat bagaimana kemunculan sebuah
praanggapan dari tuturan dan unsur-unsur pengetahuan bersama yang melatarinya.
Uraian ini membantu penjelasan mengenai praanggapan berdasarkan klasifikasi
praanggapan yang telah dipaparkan oleh Levinson sebelumnya. Dengan menggunakan
dua teori ini diharapakan mampu memberikan hasil yang maksimal untuk meneliti
sebuah praanggapan yang terdapat dalam sebuah tuturan.
Pemerolehan sebuah praanggapan yang muncul melalui sebuah tuturan orang
asing di kawasan wisata di Jogjakarta akan diambil asumsinya yang terdekat dengan
konteks situasi, partisipan, pengetahuan bersama dan juga peristiwa tutur. Setiap
tuturan dimungkinkan memiliki sebuah praanggapan, tetapi penelitian ini akan
membatasi hanya pada keempat aspek yang telah di sebutkan di atas.
D. Kerangka Pikir
Secara umum kerangka berpikir analisis penelitian aspek pragmatik ini ditujukan
untuk menyoroti tanggapan penduduk setempat yang selalu berinteraksi dengan para
wisatwan asing. Tanggapan tersebut berkenaan dengan seperti apa konsep praanggapan
yang mereka produksi disaat peristiwa tutur itu terjadi. Skema berikut adalah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
penggambaran dari alur penelitian yang dimaksud untuk memudahkan memahami alur
penelitian ini.
Bagan 1. Kerangka Pikir
Konstruksi Praanggapan pada sebuah Tuturan Wisatawan
Wisatawan ( Penutur ) Wisatawan Asing (WNA) yang sedang berkunjung ke Ubud,Bali
Klasifikasi
Tanggapan Penduduk Setempat
ANALISIS
Pemerolehan Praanggapan
Pemaknaan Praanggapan PRAGMATIK
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
BAB III METODE PENELITIAN
Pada bagian ini akan diuraikan mengenai jenis penelitian, lokasi penelitian, data
dan sumber data, teknik sampling, teknik pengumpulan data, validitas data, dan
prosedur pelaksanaan penelitian.
A. Jenis Penelitian
Dari aspek jenis, penelitian ini termasuk kedalam penelitian kualitatif.
Penelitian kualitatif berusaha memahami makna dari fenomena- fenomena, pristiwa-
peristiwa dan kaitannya dengan orang- orang atau masyarakat yang diteliti dalam
konteks kehidupan dalam situasi yang sebenarnya. Fokus penelitiannya terletak pada
pemahaman tingkah laku manusia dari segi subjek penelitian dan cenderung
mengumpulkan data melalui kontak yang terus menerus dengan orang-orang yang
didalam setting/latar dimana orang-orang itu tinggal (Subroto, 1992: 6).
Penelitian kualitatif itu bersifat deskriptif. Dari data yang bersifat deskriptif itu
peneliti melakukan analisis data untuk membuat generalisasi atau kesimpulan umum
yang merupakan sistem atau kaidah yang bersifat mengatur atau gambaran dari orang -
orang yang dijadikan subjek penelitian. Pada umumnya penelitian linguistik atau
kebahasaan dilakukan menurut model penelitian kualitati untuk menentukan pola,
kaidah, sistem, atau pembentukan berdasarkan fenomena yang ditemui dan
dikumpulkan untuk mengatur di dalam sistem bahasa. Untuk mencapai tujuan itu, maka
perlu dilakukan pengamatan terarah terhadap gejala-gejala peraturan sesuai dengan
masalah yang diteliti, melakukan analisis secara cermat, dan akhirnya mampu
melakukan generalisasi (Subroto, 1992 : 8-10).
Disebut sebagai penelitian deskriptif karena penelitian ini dilakukan dengan
cara mengumpulkan, megelompokkan, menganalisa dan menginterpretasikan data
penelitian sehingga dalam hal ini peneliti mengumpulkan data yang berwujud kelompok
praanggapan (presupposition) dari tuturan- tuturan wisatawan asing yang dihasilkan
pada proses interaksi dengan penduduk setempat. Lalu mendeskripsikan,
mengklasifikasikan, dan menganalisis berdasarkan jenis- jenis praanggapan yang telah
ada. Hal ini juga disebabkan karena dalam peniltian ini alamiah realitasnya bersifat
tunggal (single) dan hubungan antara peneliti dan yang diteliti bersifat independen. Hal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
itu disebabkan karena penelitian tersebut teraarah pada satu karakteristik. Artinya,
penelitian tersebut hanya dilakukan pada satu sasaran (satu lokasi dan satu subjek)
(Sutopo, 2002: 112). Dari aspek pijakan teoritis, penelitian ini merupakan kajian
pragmatik yang mengkaji praanggapan yang terdapat pada tuturan wisatawan asing dan
penduduk setempat.
B. Lokasi Penelitian
Lincoln dan Guba (1985) menyatakan lokasi penelitian sebagai “focus-
determined boundary” yang secara harfiah berarti “batas yang ditentukan oleh fokus
atau objek penelitian”. Selanjutnya Spradley (1980) menyatakan bahwa lokasi
penelitian harus mempunyai unsur- unsur pokok dari suatu penelitian, yaitu tempat atau
setting, aktor atau partisipan, dan kejadian.
Pada proses penelitian ini yang akan menjadi setting atau tempat penelitian
adalah Ubud, Kuta, dan Sukawati. Aktor atau partisipan yang berperan dalam penelitian
ini adalah wisatawan asing (WNA) sebagai penutur yang sedang berkunjung ke daerah
tersebut dan juga penduduk setempat sebagai mitra tutur dan informan tambahan.
Kejadian yang diteliti adalah proses atau peristiwa tutur yang terjadi antara wisatawan
asing dan penduduk setempat dalam sebuah interaksi sosial yang ada.
C. Data dan Sumber Data
Menurut Lofland dan Lofland (1984 : 87) pada Moleong (2009: 157) sumber
data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata- kata dan tindakan. Selebihnya adalah
data tambahan seperti dokumen dan lain- lain. Berkaitan dengan hal itu, jenis data
dibagi ke dalam kata-kata dalam tindakan, sumber data tertulis dan berupa statitik.
Data dari suatu penelitian diperoleh dari bermacam-macam sumber, namun
dapat dikelompokan ke dalam dua sumber data yaitu:
1. Sumber Primer yaitu merupakan sumber utama dari penelitian ini. Sumber
utama dari penelitian ini adalah informan dan peristiwa tutur yang mengandung
praanggapan (presupposition).
2. Sumber sekunder merupakan sumber yang diperoleh dari hasil penelitian orang
lain yang dibuat untuk maksud dan tujuan yang berbeda. Data tersebut dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
berupa fakta, tabel, gambar, hasil penelitian terdahulu berupa tesis, skripsi atau
jurnal dan buku-buku yang terkait langsung dengan praanggapan.
Data yang dikaji dalam penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu data primer dan
sekunder. Yang dimaksudkan dengan data primer adalah
1. Data linguistik, yaitu satuan lingual yang mengandung praanggapan di dalamnya
yang diperoleh dari tuturan-tuturan wisatawan asing tersebut saat sedang
berinteraksi dengan penduduk setempat.
2. Data informan yaitu tanggapan informan mengenai apa-apa saja yang
sebenarnya mereka dapat pahami mengenai maksud dari setiap tuturan ataupun
dialogue yang telah mereka lakukan dengan wisatawan asing tersebut dalam
konteks praanggapan itu sendiri.
Yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian adalah subjek dimana data
tersebut diperoleh. Apabila peneliti menggunakan pertanyaan atau wawancara dalam
pengumpulan datanya, maka sumber data disebut informan, yaitu orang yang merespon
atau menjawab pertanyaan–pertanyaan peneliti, baik pertanyaan tertulis maupun lisan
(Arikunto, 2006 : 129)
Dalam penelitian ini, peniliti menggunakan dua sumber data. Menurut Sutopo
(2002: 49), sumber dalam penelitian kualitatif dapat berupa manusia dan tingkah
lakunya, peristiwa, dokumen, arsip dan benda- benda lainnya. Moleong (2000: 113)
mengatakan bahwa data yang berasal dari sumber tertulis dapat dibagi menjadi atas
sumber buku dan majalah ilmiah, sumber dari arsip, dokumen pribadi dan dokumen
resmi. Berdasarkan penjelasan di atas, dalam penelitian ini sumber data adalah sebagai
berikut:
1. Sumber data pertama adalah peristiwa tutur yang terjadi antara wisatawan asing
dengan penduduk setempat pada saat wisatawan tersebut sedang berinteraksi
dengan mereka. Tuturan–tuturan tersebutlah yang akan diambil dan akan
dijadikan data pokok.
2. Sumber data kedua adalah informan. Dalam kasus ini akan terdapat dua
informan yaitu pertama informan dalam artian si penutur yang menghasilkan
tuturan bahasa asing yang sebenarnya atau dapat dikatakan bukan informan yang
berbahasa Indonesia. Kemudian Informan kedua dalam penelitian ini adalah
mitra tutur dari wisatawan asing tersebut yaitu penduduk yang bermukim
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
ataupun yang sedang berada di tempat yang sama pada saat itu (penduduk
setempat) atau yang memiliki latar bahasa Indonesia sebagai bahasa
nasionalnya.
D. Sampling
Didalam desain penelitian kualitatif, sampling dilakukan tidak untuk
memperoleh data yang representatif untuk bertujuan generalisasi suatu populasi tertentu.
Sampling dilakukan dalam desain kualitatif untuk mencapai penelitian. Oleh sebab itu,
peneliti memilih menggunakan tehnik criterion–based sampling untuk memperoleh
sampel yang purposif untuk mengakomodasi seluruh data yang memungkinkan
diperoleh didalam suatu lokasi penelitian. Untuk melakukan sampling berdasarkan
kriteria itu Patton (1980) menyatakan bahwa kriteria harus didasarkan tujuan penelitian
yang melibatkan deskripsi setting, kejadian, orang, perilaku dan interaksinya.
Sehubungan dengan itu, tuturan yang akan diambil tuturan atau dialognya
adalah sampai memenuhi data atau mencukupi pemerolehan data yang lengkap dan
kriteria narasumber atau sipenutur ditentukan dengan beberapa kriteria tertentu, seperti :
1. Narasumber tersebut haruslah warga negara asing (WNA) yang sedang
berkunjung ke Bali, seperti dari Australia, Eropa dan Amerika.
2. Sipenutur tersebut haruslah menggunakan bahasa Inggris pada saat proses
interaksi itu berlangsung.
Kemudian dilanjutkan dengan informan kedua yang berperan sebagai mitra tutur dari
wisatawan asing tersebut. Penelitian ini dilakukan dalam jangka waktu 2 minggu
dengan total waktu selama 14 hari dan hari bersih melakukan penelitian tersebut 10 hari
sehingga dalam jangka waktu 10 hari tersebut si penulis mendapatkan data yang cukup
melengkapi dan menjawab seluruh rumusan masalah yang ada. Selanjutnya, si penulis
mewawancarai wisatawan asing dan penduduk setempat yang berperan. Adapun kriteria
mitra tutur atau penduduk setempat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Haruslah penduduk asli Indonesia (WNI) dan menetap di Bali dalam jangka
waktu yang sudah cukup lama minimal 5 tahun.
2. Mengerti dan mampu memproduksi bahasa Inggris.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
Cara ini dapat menjadi landasan generalisasi yang lebih besar untuk
mendapatkan sebuah data yang natural dari kedua belah pihak karena yang
diwawancarai bukan hanya wisatawan asing saja tetapi juga penduduk setempat
mengenai apa-apa yang mereka dapat yakini mengenai praanggapan dari peristiwa
tuturan itu sendiri.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian kualitatif menurut Sutopo (2006:
66) dapat dilakukan dan dikelompokan dalam dua cara, yaitu yang pertama dengan
metode non-interaktif yang meliputi kuesioner, mencatat dokumen atau arsip, dan
observasi tidak berperan kemudian yang kedua dengan metode interaktif yang berupa
wawancara mendalam dan observasi berperan. Teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah observasi tidak berperan, merekam, wawancara
mendalam (in-depth interviewing) dan catat (transcript).
1. Obervasi tidak berperan
Teknik observasi digunakan untuk menggali data dari sumber data yang berupa
peristiwa, tempat atau lokasi, dan benda, serta rekaman gambar (Sutopo, 2002: 64).
Dalam observasi tak berperan, peneliti sama sekali kehadirannya dalam melakukan
observasi tidak diketahui oleh subjek yang diamati dengan tahapannya sebagai berikut :
1. Si peneliti pertama sekali mencari dan mengobservasi tempat atau penduduk
dibagian mana yang akan memungkinkan terjadi peristiwa tutur tersebut.
2. Kemudian menentukan tempat dan bagian peristiwa tutur lalu kedua kalinya si
peneliti kembali ketempat tersebut dan akan benar-benar melakukan observasi
tidak berperan pada kejadian yang akan berlangsung pada saat itu.
Pada teknik ini peneliti benar-benar tidak melakukan peran sama sekali, sehingga
apapun yang dilakukan oleh peneliti sebagai pengamat tidak mempengaruhi segalanya
yang terjadi pada sasaran yang sedang diamati.
2. Teknik Rekam
Alat kamera foto, film, dan video sering juga dilakukan di didalam penelitian
kualitatif karena bisa sangat membantu didalam pengumpulan data. Dalam kasus ini
perekam atau bisa dikatakan adanya sistem sadap, dimana penutur dan mitratutur tidak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
menyadari atau bahkan tidak tau sama sekali bahwa percakapan mereka sedang di
rekam atau disadap.
Hal ini dilakukan agar data ataupun peristiwa tutur tersebut didapat senatural
mungkin tanpa ada rekaan ataupun settingan dari salah satu pihak yang mengetahuinya.
Walaupun dalam beberapa teori atau penjelasan bahwa perekam in hanya sebatas teknik
pendukung pengumpulan data sebagai penguat catatan, namun kali ini proses
perekaman atau sadap ini menjadi modal utama dalam proses pemerolehan data.
3. Wawancara Mendalam (In- depth Interviewing)
Tujuan utama melakukan wawancara adalah untuk menyajikan kontruksi
dalam suatu konteks mengenai para pribadi, peristiwa, aktivitas, organisasi, perasaan,
motivasi, tanggapan atau persepsi, tingkat dan bentuk keterlibatan, dan sebagainya dari
pengalaman masa lampau, dan memproyeksikan hal- hal itu dikaitkan dengan harapan
yang bisa terjadi dimasa yang akan datang (Sutopo, 2002: 58).
Moleong (2000: 148) menyatakan bahwa wawancara mendalam adalah
percakapan yang dilakukan oleh kedua belah pihak dengan maksud tertentu. Kedua
pihak yaitu pewawancara (Interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang
diwawancarai (Interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut.
Secara rinci kegiatan wawancara mendalam ini dilakukan dengan ketentuan
sebagai berikut:
1. Wawancara hanya dilakukan terhadap informan yang telah dipilih.
2. Sebelum melakukan wawancara, peneliti membuat pedoman wawancara agar
dapat berjalan dengan produktif.
3. Menghubungi atau mengkonfirmasi kesedian informan untuk diwawancarai.
4. Melakukan wawancara dengan materi yang telah dipersiapkan sebelumnya.
5. Mencatat hasil wawancara tersebut.
Dalam masalah mewawancarai ini, peneliti memutuskan mewawancarai kedua belah
pihak, yakni penutur (WNA) dan mitra tutur (WNI) ini dilakukan guna mendapatkan
data yang selaras. Pada proses mewawancarai ini, peneliti terlebih dahulu
mewawancarai mitra tutur untuk dapat memperoleh beberapa gambaran tentang konteks
situasi yang sering terjadi pada saat seorang wisatawan datang ketempat mereka.
Adapun beberapa pertanyaan ditanyakan kepada mitra tutur adalah sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
1. Dapatkah anda memberitahukan saya, kira-kira sudah berapa lama anda berjualan di daerah ubud ini?
2. Dapatkah anda memberikan saya contoh beberapa wiasatawan asing mana sajakah yang sering datang ke tempat anda ini? Dan wisatawan mana yang paling dominan?
3. Dari sekian banyak barang-barang yang anda jajakan ini, kira-kira barang mana yang paling banyak dicari oleh wisatawan asing tersebut? Mengapa?
4. Disaat wisatawan asing A datang ketempat anda, apakah anda sudah memiliki anggapan,asumsikan atau prediksikan, kira-kira dia membutuhkan apa atau ingin mencari apa atau bisa jadi memiliki keperluan apa?
5. Dapatkah anda mendeskripsikan secara detail mengenai apa-apa saja yang anda pikirkan atau anggapan apa yang sebenarnya anda telah miliki disaat seorang wisatawan asing datang ketempat anda ini?
6. Kemudian dapatkah anda menceritakan tentang beberapa pengalaman yang anda miliki dengan wisatawan asing tersebut selama anda berdagang disini? Apakah sering terjadi kesalah pahaman?
Pertanyaan-pertanyaan ini diadopsi dari contoh-contoh bentuk pertanyaan
interview dalam buku Spradley dan Moleong. Kemudian setelah proses rekam itu
selesai barulah sipeneliti mewawancarai sipenutur atau WNA tersebut dengan beberapa
pertanyaan yang dimungkinkan untuk ditanyakan, sebagai berikut:
1. Where do you come from sir/ miss? 2. Do you like this place ? 3. Can you tell me what is your opinion or assumption, when you see this place, what
do you want to look for and find from this place? 4. When you are having words with them about what you want before , is there any
misunderstanding happened often? Bentuk pertanyaan di atas merupakan pertanyaan yang diajukan kepada kedua belah
pihak pada saat penelitian tersebut sedang berlangsung. Pertanyaan tersebut hanya
merupakan bagian pendukung ataupun penguat dari jawaban yang membutuhkannya.
4. Mencatat Data dan Mentrasnkrip Data
Dalam suatu proses pencatatan data terdapat dua bagian dari catatan lapangan
yakni bagian deskriptif dan bagian reflektif (Sutopo, 2006:86). Penelitian ini hanya
mengambil satu bagian saja, yakni bagian deskriptif. Bagian ini akan digunakan untuk
mencatat data lapangan yang meliputi potret objek, rekonstruksi dialog, deskriptif
keadaan fisik, dan struktur tempat serta catatan mengenai peristiwa-peristiwa khusus
pada saat peristiwa tutur tersebut berlangsung.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
Catatan ini berupa kalimat yang berisikan jawaban dari pertanyaan sederhana
yang akan diajukan oleh si peneliti kepada informan. Jawaban- jawaban itulah yang
akan menjadi isi pokok utama dalam proses catat- mencatat dilapangan.
Kemudian dilanjutkan dengan mentranskrip data, sesuai dengan katanya
transcript memiliki arti something that has been transcribed; a written record ( usually
typewritten) of dictated or record. Hal ini akan dilakukan jika proses sadap terhadap
pembicaraan antara WNA dan WNI selesai secara keseluruhan, maka akan dilakukan
proses pentranskrip dialouge. Dalam masalah ini kunci utamanya adalah seleuruh
tuturan yang diujarkan oleh kedua belah pihak akan ditranscriptkan kedalam bentuk
tulisan tanpa menghilangkan satu katapun dari yang mereka ujarkan.
F. Validitas Data
Data yang telah berhasil digali, dikumpulkan dan dicatat dalam kegiatan
penelitian, harus diusahakan kemantapan dan kebenarannya. Dalam hal ini penguji
keabsahan data yang digunakan adalah menggunakan teknik Triangulasi. Terdapat
empat jenis triangulasi, yaitu triangulasi data/sumber (data triangulation), triangulasi
peneliti (investigator triangulastion), triangulasi metode (methodological triangulation)
dan triangulasi teori (theoretical triangulation). Dari keempat jenis teresebut peneliti
akan menggunakan triangulasi data/sumber (data triangulation) dan triangulasi metode.
Adapaun triangulasi sumber data adalah triangulasi yang dilakukan dengan mengambil
data yang berbeda dalam sebuah penelitian. Tujuan diberlakukannya teknik triangulasi
adalah untuk memeriksa kebenarannya data tertentu dengan membandingkan data yang
dipeoleh dari sumber lain.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan triangulasi sumber data, yaitu hasil
wawancara yang dilakukan setelah pelaksanaan sistem sadap tersebut dari informan atau
mitra tutur (warga negara Indonesia) sebagai innforman, kemudian content analysis
akan diambil dari dokumen atau arsip dari pentraskripan tuturan–tuturan yang telah
dihasilkan sebelumnya dan observasi adalah data yang diambil dari peristiwa tutur yang
ada sebelumnya.
Bagan berikut menggambarkan triangulasi sumber yang akan dilakukan pada
penelitian ini:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
Wawancara Informan Data Content Analysis Dokumen/ Arsip
Observasi Aktivitas
Gambar 1. Triangulasi Sumber
Selanjutnya, triangulasi metode dilakukan dengan mengumpulkan data sejenis, tetapi
dengan menggunakan metode dan teknik pengumpulan data yang berbeda. Triangulasi
metode dalam penelitian ini adalah metode simak dengan teknik catat serta metode
cakap dan wawancara dengan para informan dan juga mengikutkan satu validator yang
akan membantu untuk mengklarifikasikan data-data dan hasil analisis praanggapan
tersebut. Kriteria validator yang ditentukan adalah :
1. Menguasai bahasa Inggris dengan baik dengan skor TOEFL minimal 550.
2. Memahami pragmatik terutama di bidang praanggpan ( presupposition)
3. Berkecimpung didunia bahasa Inggris lebih dari 10 tahun.
4. Usia minimal 40 tahun.
G. Analisis Data
Penelitian ini menggunakan teknik analisis data yang mengacu pada Spradley
(1980), yaitu yang terdiri dari analisis dommain, analisis taksonomi, analisis
komoponensial, dan menemukan nilai budaya atau finding cultural value.
(Gambar 2. Model Analisis Menurut Spradley dalam buku Riyadi pada tahun 2012)
1. Analisis Domain
Analisis domain adalah analisis yang memisahkan antara data dan bukan data.
Grbich (2007) menjelaskan bahwa domain adalah struktur yang terdiri dari unsur-unsur
budaya yang terkait di dalam struktur tersebut. Dalam kasus ini peneliti mencantumkan
satu peristiwa tutur sebagai contoh peristiwa tutur yang diteliti.
Komponensial Taksonomi Domain
Tema Budaya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
Peristiwa tutur ini terjadi di Stasiun Tugu Jogjakarta pada tanggal 9 Mei 2014 pada pukul 15.10 WIB. Dalam peristiwa tutur ini terdapat dua partisipan yakni wisatawan asing sebagai penutur dan penjual tiket sebagai mitratutur. Kejadian itu terjadi pada saat seorang wisatawan asing tersebut hendak membeli tiga buah tiket kereta api tujuan Solo. Wa : Excuse me, I’d like to buy three Madiun Jaya Express tickets for Solo
destination. Is this the right counter? Tc : Yes, you want to take bussiness or excutive? Wa : Bussiness class, please! Tc : For three tickets. Wa : Yes, Please. Tc : Rp. 60.000 for three tickets. Wa : Ok. And where is the platform for this train? Tc : Number three. Wa : What time is the train’s arrival? Tc : one has just left 5 minutes ago. You can take another one 30 minutes more. Wa : Alright. Thank you. Sesuai dengan peristiwa tutur di atas dipaparkan bagaimana cara pengelolahan
dan pemilahan data yang telah diteliti.
Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan analisis domain adalah :
Tabel 3.1: Analisis Domain No. Tuturan Makna / Presupposition (Praanggapan) Keterangan
1. Excuse me Tidak memiliki makna praanggpan apapun dalam
tuturan ini, hanya berfungsi sebagai sapaan awal
bagi setiap orang untuk memulai percakapan atau
ingin menanyakan sebuah informasi.
Bukan Data
2. I’d like to buy three Madiun Jaya Express
tikects for solo destination.
Pada teks no.2 pada satuan lingual “Madiun Jaya
Express ticket” dan “solo destination”
mengandung salah satu jenis praanggapan, yaitu
praanggapan Existential dengan makna
praanggapannya adalah there is Madiun jaya
express train in Tugu station, there is a train of
solo destination and there is Solo city.
Data
3. Is this the right counter? Dalam teks no.3 memiliki dua praanggapan yang
terkandung dalam kalimat tersebut. Yang pertama
adalah praanggapan struktural yang ditandai
adanya satuan lingula is yang memiliki makna
praanggapan bahwa there is a right and false
counter at that station dan praanggapan yang
kedua adalah praanggapan existential didalam
satuan lingual right, dengan makna praangpannya
bahwa there are more than one counter in Tugu
station.
Data
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
Dalam bagan ini terlihat jelas antara data dan bukan data. Tidak semua tuturan
yang dihasilkan memiliki praaanggapan. Oleh sebab itu, teori praanggapan sangat
berperan penting untuk memilah data yang berperan penting.
2. Analisis Taksonomi
Tahapan analisis kedua adalah analisis taksonomi. Analisis taksonomi ini
bertujuan untuk mereduksi data yang besar tersebut ke dalam kelompok- kelompok
yang didasarkan atas kategori alamiah realitas objek penelitiannya. Yang dimaksud
dengan pengklasifikasian data ini termasuk mengorganisasikan pengetahuan ke dalam
kategori terpisah secara logis. Seperti yang telah dijelaskan oleh peneliti sebelumnya
pada proses analisis domain bahwa tahap pengklasifikasian dan pengorganisasian ini
dilakukan sesuai dengan teori praanggapan yang digunakan dalam landasan teori pada
bab 2 terdahulu.
Tabel 3.2: Analisis Taksonomi
Tuturan PE PF PL PS PNF PCF PIT PIM PT PC I’d like to buy three Madiun jaya Express tickets for Solo destination.
+
Is this the right counter?
+ +
And where is the platform for this train?
+
3. Analisis Komponensial
Analisis komponensial ini pada dasarnya menghubungkan antar komponen
atau aspek (dalam hal ini adalah antar kategori) yang telah dilakukan pada analsis
taksonomi. Analisis ini dapat digunakan untuk menghubungkan aspek–aspek yang
secara horisontal terdapat di dalam struktural sosial di dalam masyarakat
Tugas peneliti selanjutnya dalam penelitian ini adalah meringkas tabulasi data
diatas kedalam bentuk tabel yang lebih ringkas untuk melihat keterhubungan dari
masing- masing aspek. Pada peneltian ini yang menjadi acuan konsep komponensial
adalah pengelompokan seluruh peristiwa tutur yang telah diperoleh ke dalam satu tabel
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
utuh. Hal ini bertujuan untuk menemukan pola pemakaian praanggapan yang tepat dan
sesuai dengan ketiga peristiwa tutur yang telah ditentukan.
Tabel 3.3: Analisis Komponensial
Data Tuturan Jenis Praangapan
(Presuppostion)
PE PF PL PS PNF PCF
Perolehan Praanggapan (Presupposition)
POE SA MSA SAS FP SP NP
1b. I’d like to buy three Madiun jaya Express tickets for Solo destination.
+ +
1c. Is this the right conter? + + +
7b. And where is the platform for this train?
+ +
4. Temuan Tema Budaya (Finding Cultural Value)
Tema budaya sebagai prinsip yang bersifat tersirat maupun tersurat, berulang
dalam sejumlah domain dan berperan sebagai hubungan diantara berbagai subsistem
makna budaya (Spradley, 2007: 267). Tema budaya dari penelitian ini merupakan
deskripsi dan pemaparan dari jenis–jenis praanggapan yang sering terjadi dalam
kehidupan sehari- hari pada warga setempat di Kuta, Ubud dan Sukawati dalam proses
menghadapi para wisatawan asing dan untuk dapat menemukan makna praanggapan
yang dapat direalisasikan oleh penduduk setempat.
Cara menemukan tema budaya ini adalah dengan cara mencari tahu bagian-
bagian mana sajakah dari praanggapan ini yang menjadi jenis terbesar yang sering
terjadi dalam suatu proses interaksi tersebut, kemudian akan lebih lengkap lagi seluruh
data ini jika dibarengi dengan kesimpulan dari hasil wawancara yang akan dilakukan
dengan para informan yaitu penduduk setempat (WNI) mengenai pemerolehan makna
apa yang sebenarnya yang mereka peroleh dalam benak mereka. Inilah akhir dari tujuan
semua pendeskripsian mengenai praanggapan tersebut untuk dapat mengetahui pula
faktor- faktor yang mempengaruhi harus terjadinya praanggapan tersebut.
H. Prosedur Pelaksanaan Penelitian
Kegiatan penelitian ini terdiri dari tiga tahap. Tahap pertama adalah persiapan,
tahap kedua adalah pelaksanaan penelitian untuk mengumpulkan data dan kemudian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
dianalisis, dan tahap ketiga adalah laporan penelitian. Hal ini dideskripsikan dalam
masing-masing tahapan, sebagai berikut:
1. Menyusun rencana dan proposal
2. Mengumpulkan referensi – referensi yang berkaitan dengan teori judul penelitian.
3. Melakukan pemilahan antara data dan bukan data.
4. Melakukan pengklasifikasian data kedalam jenis- jenis praanggapan yang telah
ada.
5. Melakukan analisis terhadap data yang telah diklasifikasi sebelumnya.
6. Menarik kesimpulan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Praanggapan merupakan konsep dasar yang sangat diperlukan bagi
kelangsungan sebuah komunikasi yang efektif. Praanggapan dapat memperkecil
terjadinya kesalahpahaman antara penutur dan mitra tutur. Hal ini tidak hanya
berpengaruh dalam proses berbahasa saja, tetapi juga pada pola pikir manusia yang
mencakup unsur kognitif dan unsur fungsionalis. Sesuai dengan gagasan Levinson
(1983:168) yang menyebutkan bahwa praanggapan adalah sebuah ide atau gagasan
sederhana yang mampu menggambarkan setiap jenis tanggapan dari sebuah tindakan,
teori, ekspresi ataupun ujaran atau tuturan yang memiliki makna dan dapat diterima oleh
akal (masuk akal).
Praanggapan merupakan sebuah komponen penting dalam suatu proses interaksi
atau dalam komunikasi antar penutur. Sebagaimana telah dijelaskan bahwa praanggapan
terbentuk dari anggapan yang ditarik berdasarkan konteks suatu kalimat. Konteks disini
dapat berupa situasi, pembicara, lokasi dan lain sebagainya. Objek pada penelitian ini
adalah serangkaian interaksi komunikasi antara wisatawan asing dengan penduduk
setempat di Ubud dan sekitarnya. Data yang digunakan adalah data yang bersifat
naturalistik. Data tersebut merupakan tuturan lisan yang kemudian diubah kedalam data
tulis melalui metode ortografis.
Temuan dalam penelitian ini meliputi jenis-jenis praanggapan yang paling
dominan beserta pola yang dapat digambarkan dari setiap peristiwa tutur. Dengan
bantuan teori-teori yang telah dipaparkan sebelumnya, penulis menemukan jawaban
atas pertanyaan sesuai dengan rumusan masalah. Dalam peneletian ini, penulis
menggunakan teori praanggapan menurut acuan Levinson (1983) yang mengusung 10
jenis praanggapan. Tuturan dalam peristiwa tutur ini dipilih berdasarkan data dan bukan
data.. Selanjutnya dikombinasikan dengan teori pemerolehan praanggapan oleh Grundy
(2000) untuk mendapatkan keselarasan antara jenis praanggapan yang ditemukan
dengan makna sebenarnya. Ditemuakan 15 percakapan yang terdiri atas tiga peristiwa
tutur, yakni enam agen perjalanan (travel agent), enam Pusat Penerangan Informasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
Kekepariwisataanan (toursim information),dan tiga pasar seni (art market) yang dikaji
dalam penelitian ini.
1. Jenis Praanggapan
Terdapat sepuluh jenis praanggapan yang telah dipaparkan dalam landasan teori
pada bab sebelumnya. Dalam hasil penelitian ini ditemukan tujuh jenis praanggapan
yang berkorelasi dengan seluruh peristiwa tutur meliputi, praanggpan eksistensial,
praanggapan faktual, praanggapan leksikal, praanggapan struktural, praanggapan
pengandaian, praanggapan implikatif dan praanggapan temporal. Ketujuh praanggapan
tersebut diuraikan sesuai dengan jenisnya masing-masing.
a. Praanggapan Eksistensial
Keberadaan praanggapan eksistensial tidak hanya diasumsikan pada kalimat-
kalimat, akan tetapi dapat lebih diperluas dengan mengidentifikasi keberadaan sesuatu
hal dalam sebuah tuturan.
Data (1)
WNA : Hello, I want to go to Kintamani (Hallo, Saya ingin pergi ke
for tomorrow.(TA/1408/I/1) Kintamani
besok)
Penanda praanggapan eksistensial pada data (1) merujuk pada satuan lingual
Kintamani, yang mengindikasikan bahwa ada sebuah tempat wisata di Pulau Bali
bernama Kintamani. Kintamani adalah sebuah tempat dengan kondisi geografis
berdataran tinggi di Bali. Pernyataan dalam kalimat tersebut menyiratkan maksud
bahwa Kintamani tersebut dapat dibuktikan keberadaannya. Sehingga praanggapannya
dapat diilustrasikan seperti Kintamani is a tourist destination in Bali.
Data (2)
WNA : Sausena (TA/1408/I/15) TA : Suarrsena (TA/1408/I/16) Kedua tuturan pada data (2) ini mencirikan satu jenis praanggapan yang sama
yakni praanggapan eksistensial. Tuturan ini diekspresikan melalui ujaran yang bukan
dalam bentuk kalimat utuh. Dengan bantuan pemerolehan praanggapan menurut Grundy
(2000) melalui prinsip kehematan (Principle of Economy), data ini dapat mencermikan
sebuah praanggapan eksistensial. Hal ini dimaksudkan yaitu ketika tuturan terjadi,
biasanya seseorang sudah memiliki asumsi mendasar yang dilatar belakangi oleh suatu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
asumsi dasar yang melatarbelakangi. Letak praanggapan eksistensial tecermin pada
satuan lingual saursena. Saursena merupakan nama sebuah penginapan seperti home
stay yang berlokasi kira-kira 200 meter dari kantor agen perjalanan tersebut. Melalui
deskripsi seperti ini dapat dipastikan tempat penginapan itu benar adanya.
Data (3)
TA :Where you stay in Ubud (Dimanakah kamu tinggal di
? (TA/1408/I/10) Ubud
?)
Pada data (3) di atas terdapat praanggapan eksistensial yang tecermin dalam satuan
lingual Ubud sebagai penanda praanggapannya. Tuturan tersebut mengekspresikan
bahwa terdapat sebuah perkampungan yang bernama Ubud di Bali, sehingga dapat
disimpulkan bahwa Ubud is factually exist in Bali island.
Data (4) WNA(Pr) :Is there rent car (Apakah ada penyewaan mobil untuk besok?)
tomorrow? (TA/2908/II/1)
Data (4) satuan lingual rent car menunjukan bahwa agen perjalanan tersebut
menyediakan jasa penyewaan mobil bagi wisatawan yang membutuhkannya. Dengan
kata lain, dapat dikatakan bahwa terdapat jasa penyewaan mobil di agen perjalanan
tersebut atau there is a rent car in the travel agent.
Data (5) TA :Toyota Avanza. (TA/2908/II/12)
Pada data (5) ini mencermikan praanggapan eksistensial yang menyatakan
bahwa agen perjalanan tersebut menyediakan unit mobil sewaan bermerek Toyota
Avanza.
Data (6) TA :Toyota Avanza for 4 days, the best price is to eight hundred thousand
rupiah. (TA/29008/II/14) (Toyota Avanza untuk 4 hari, harga terbaik adalah delapan ratus ribu rupiah.)
Data (6) di atas juga tecermin praanggapan eksistensial yang dinyatakan secara
tidak langsung bahwa selain harga yang diberikan oleh agen perjalanan tersebut terdapat
harga khusus untuk setiap penyewaan unit mobil bermerek Toyota Avanza sehingga
dapat dikatakan bahwa there is a special price for Toyota Avanza.
Data (7) TA : Bedugul Sunset.(TA/2808/III/3)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
Pada data (7) di atas tecermin praanggapan eksistensial yang menyatakan bahwa
terdapat tempat wisata di P. Bali bernama Bedugul Sunset. Bedugul Sunset adalah objek
wisata berupa pura yang terkenal dengan sebutan pura Ulun Danu yang terletak di
pinggir danau Beratan. Sehinnga dapat disimpulkan bahwa objek wisata Bedugul dapat
dibenarkan keberadaannya atau dengan kata lain Bedugul is a lake mountainous resort
area in Baliand it exists.
Data (8) TA :You can do it on private. So you can do it anytime and then one of
program you don’t like you can split. We have a new program
(Kamu dapat lakukan itu secara pribadi. Sehingga kamu dapat pergi kapanpun dan kemudian jika ada salah satu program yang kamu tidak suka kamu bisa pisahkan. Kami memiliki
you can come. Possible private program. (TA/2808/III/11)
sebuah program baru
kamu bisa datang. Program pribadi mungkin.)
Satuan lingual yang tecermin dalam a new program pada data di atas merupakan
penanda praanggapan eksistensial. Ketika staff agen perjalanan menginformasikan
program wisata tersebut, wisatawan secara langsung memiliki asumsi bahwa di agen
perjalanan ini memiliki sebuah program baru, dengan kata lain there is a new program
in the travel agent.
Data (9) WNA(Pr) : And if we do to go to Besakih (Dan seandainya kami lakukan perjalanan ke
. (TA/2808/III/12) Besakih
TA : Besakih. (TA/2808/III/10) .)
Pada data (9) di atas tecermin penanda praanggapan eksistensial yang sama,
yaitu adanya satuan lingual Besakih. Besakih merupakan sebuah komplek pura terbesar
yang terletak di Desa Besakih, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem, Bali.
Sehingga dapat dikatakan secara faktual bahwa Pura Besakih dibenarkan
keberadaannya, sehingga dengan kata lain Besakih is the biggest Hindu Temple in Bali
located in Karangasem regency, east of Bali and it is one of the popular tourist
destination in the island.
Data (10) TA :Kintamani – Besakih next combination between number 4 and number
8. We put together ready in one program. We will visit Kintamani Volcano and then visit the mother temple.
(Kintamani-Besakih merupakan kombinasi lanjutan antara nomor 4 dan nomor 8. Kami meltakannya bersama dalam satu program. Kita akan
(TA/2808/III/15)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
mengunjungi gunung merapi Kintamani dan kemudian mengunjungi
Induk Pura(Pura terbesar).
Data (10) mencerminkan praanggapan eksistensial yang mendeskripsikan
adanya suatu program wisata yang dikombinasikan dalam satu paket yang sama, yaitu
antara Kintamani dan Besakih. Kintamani merupakan daerah gunung merapi dan
sebuah danau Batur yang berlokasi di kabupaten Bangli. Hal ini dapat disimpulkan
bahwa presuposisi yang tersirat dalam tuturan ini yaitu terdapat sebuah program wisata
yang dikombinasikan antara kintamani dan Besakih, dengan kata lain there is a new
combination program between Kintamani and Besakih as tourist destination in Bali.
Data (11) TA :Kintamani – Besakih Where do you stay in Ubud (Kintamani – Besakih.
? (TA/2808/III/43)
Dimanakah kamu tinggal di Ubud
?)
Data (11) terdapat praanggapan eksistensial yang dicerminkan dalam penanda
satuan lingual Ubud. Ubud merupakan daerah yang berlokasi di kabupaten Gianyar
yang menyediakan tempat untuk peristirahatan bagi para wisatawan.
Data (12) WNA(Pr) : Shadru House.
TA :
(TA/2808/III/44)
Shadru House, we can pick up you from Tropical Restaurant
(
ya..or from here possible, which one you like? (TA/2808/III/45) Shadru house, kami bisa menjemput anda dari restauran Tropical
ya.. atau dari sini juga mungkin, yang mana kamu suka?
Data (12) terdapat praanggapan eksistensial yang tecermin dalam satuan lingual
Shadru House dan Tropical Restaurant. Hal ini membuktikan bahwa di areal Ubud
tersebut terdapat penginapan yang bernama Shadru House dan sebuah restauran yang
bernama Tropical, dengan kata lain there are Shadru House Hotel and Tropical
Restaurant in Ubud.
Data (13) WNA (Pr) :Excuse me, we want to go to Giri (Permisi, Kami ingin pergi ke
for tomorrow.(TA/1408/IV/1) Giri
Data (13) terdapat satuan lingual Giri sebagai penanda praanggapan eksistensial
pada tuturan tersebut. Giri merupakan salah satu goa yang terletak di Dusun Karangsari,
Desa Pakraman Suasna, Kecamatan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung, Bali. Sesuai
besok.)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
dengan deskripsi mengenai lokasi wisata tersebut, maka secara faktual bahwa Giri ini
dibenarkan keberadaannya. Sehingga dapat dikatakan praanggapannya adalah Giri is in
Bali Island.
Data (14) TA : Where do you stay in Ubud (Dimana kamu tinggal di
? (TA/1408/IV/6) Ubud
?)
Satuan lingual Ubud pada tuturan di atas juga telah disinggung pada data
sebelumnya. Ubud merupakan nama dari sebuah perkampungan di Bali yang
menyediakan tempat penginapan dan objek wisata. Sehingga dapat ditemukan kembali
bahwa praanggapan yang tecermin pada data ini ialah there is Ubud village.
Data (15) WNA(Pr) : Rumah Ubud. (TA/1408/IV/8)
Rumah Ubud yang dituturkan oleh wisatawan di atas merupakan sebuah
penginapan di Ubud. Rumah Ubud merupakan sebuah penginapan yang berjarak sekitar
300 meter dari kantor agen perjalanan ini. Pendeskripsian letak penginapan tersebut
dapat membuktikan kebenaran keberadaan dari Rumah Ubdu ini, sehingga praanggapan
yang dapat dicerminkan adalah There is Rumah Ubud as a homestay in Ubud.
Data (16) TA : Sorry, finish my brosur, we have brosul in bangsal, I have one company
that’s one go to San gigi direct from Payang Bayu, they go direct to San gigi and then Giri.
(Maaf, brosur saya habis, kami punya brosul di bangsal. Saya mempunyai satu kantor yang akan pergi langsung ke
(TA/1408/IV/16)
San Gigi dari Payang Bayu, mereka pergi langsung dari San Gigi dan kemudian ke Giri
Data (17) .)
TA :No.. No We have to giri, Wahana
(Tidak..Tidak. Kami punya yang ke Giri,
ya.. Wahana more less like this kind ya, the big one like out side. (TA/1408/IV/25)
Wahana
ya. Wahana leih kurang seperti ini ya,yang besar seperti diluar sana.)
Data (18) TA :Ya.. like this one, for the big one out side for Rp. 186.000 only Eka
Jaya.They didn’t go to Sangigi, they go until Giri and lake Kondem.
(Ya.. Seperti yang satu ini,dari salah satu yang besar diluar sana hanya Rp.186.000 dengan
Sangigi only one company.(TA/1408/IV/27)
Eka Jaya. Mereka tidak pergi ke Sangigi, mereka hanya pergi sampai Giri dan danau Kondem. Sangigi hanya ada pada satu kantor.)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
Pada ketiga data di atas (16) (17) (18) ditemukan adanya satuan-satuan lingual
yang mencerminkan praanggapan eksistensial. Pada data (16) terdapat satuan lingual
Payang Bau dan San Gigi sebagai penanda praanggapan eksistensial. Satuan lingual ini
mengidentifikasikan mengenai lokasi wisata di Bali. Sehingga dapat diasumsikan
bahwa there are tour destinations in Bali like Payang Bay and San Gigi. Pada data (17)
dan (18) ditemukan satuan lingual Eka jaya dan Wahana sebagai penanda dari
praanggapan eksistensial. Eka jaya dan Wahana merupakan nama boat yang digunakan
untuk mengantarkan wisatawan ke Lombok. Sehingga dapat diasumsikan bahwa Eka
jaya and Wahana are the names of the boat
Data (19) WNA : There is Kintamani Volcano (Ada perjalanan ke gunung merapi Kintamani untuk besok tersedia)
tour for tomorrow is available.
Kintamani Volcano merupakan satuan lingual penanda praanggapan pada data
(19). Kintamani Volcano ini merupakan objek wisata pegunungan yang banyak dilirik
oleh wisatawan mancanegara. Deskripsi keindahan tempat wisata ini menjadi bukti
bahwa Kintamani Volcano dibenarkan keberadaanya sehingga presuposisi yang dapat
dikatakan adalah there is Kintamani Volcano tour and it is available.
Data (20) TA :Ya..
For moment now, not yet. But I have this one, the other one. Already yet, Kintamani- Besakih.(Ya.. untuk sekarang belum ada. Tetapi saya memiliki yang satu ini, satu yang lain. Telah tersedia
(TA/1508/V/8)
Kintamani-Besakih
.)
Data (20) di atas ditemukan satuan lingual Kintamani-Besakih yang
mencerminkan keberadaan praanggapan eksistensial. Kintamani–Besakih merupakan
sebuah program wisata yang dikombinasikan oleh agen perjalanan tersebut. Program ini
memiliki rute perjalanan ke Besakih dan Kintamani. Dengan kata lain, dapat
diasumsikan bahwa There is Kintamani-Besakih program in travel agent.
Data (21) WNA : Do you have Besakih as park of Bali tour (TA/3108/VI/2)
for tomorrow?
(Apakah kamu punya perjalanan taman BesakihData (22)
Bali untuk besok?)
TA : Where do you stay in Ubud (Dimana kamu tinggal di
? (TA/3108/VI/19) Ubud
Data (23) ?)
WNA : Warshapan Galuh (TA/3108/VI/20)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
Pada data (21) mencerminkan sebuah praanggapan eksistensial. Hal ini
diperkuat dengan adanya satuan lingual Besakih as park of Bali tour sebagai penanda
praanggapan tersebut. Besakih merupakan tujuan wisata di Bali, sehingga diasumsikan
bahwa Besakih is one of the park of Bali and it exists. Selanjutnya, satuan lingual Ubud
pada data (22) mengidentifikasikan sebuah praanggapan eksistensial. Satuan lingual ini
juga telah disinggung pada data sebelumnya. Sehingga praanggapan yang dicerminkan
ialah Someone stays in Ubud. Sementara itu, data (23) menyebutkan adanya satuan
lingual Warshapan Galuh sebagai penanda praanggapan eksistensial. Warshapan Galuh
adalah sebuah homestay yang terletak dikawasan Ubud dengan jarak 100 meter dari
Monkey Forest. Pendeskripsian lokasi ini dapat dijadikan bukti bahwa homestay
tersebut dibenarkan keberadaanya, sehingga dapat dikatakan makna praanggapan yang
tepat adalah Warshapan Galuh is a homestay in Ubud.
Data (24) WNA : Yes, I have two questions and one for dance spectacular
(TI/1608/I/1) for tonight.
(Ya, Saya memiliki dua dan salah satunya untuk tarian yang mengagumkan
TI : This is the malam ini.)
dance schedule (Ini adalah
for tonight. (TI/1608/I/2) jadwal tarian
untuk malam ini.)
Data (24) di atas memiliki satu topik praanggapan yang sama yakni mengenai
sebuah tarian yang sering dipertunjukan di Pura Ubud. Pada data ini, satuan lingual
dance menjadi penanda praanggapan eksistensial. Sehingga, data di atas memiliki
praanggapan bahwa there are spectacular dances and dance schedule.
Data (25) WNA : Ubud palace. (TI/1608/I/7)
Pura Ubud merupakan salah satu dari pura yang terdapat di wilayah Gianyar.
Pura ini biasanya menjadi tempat untuk pertunjukan tari-tarian khas Bali. Oleh karena
itu, dapat dipastikan bahwa Pura tersebut memang benar-benar ada dan nyata sehingga
dapat dikatakan bahwa Ubud Palace exists in Bali.
Data (26) TI :This is the map, ya! We are here and this tourism information
(Ini adalah petanya ,ya! Kita berada disini dan ini
and Ubud palace as close this street, just in front. (TI/1608/I/10)
Pusat Penerangan Informasi wisata
dan Pura Ubud dekat dengan jalan ini,hanya berada didepan.)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
Satuan lingual tourism information merupakan penanda atas praanggapan
eksistensial. Hal itu mengarah pada sebuah lembaga penerangan informasi
kekepariwisataanan di sekitar daerah Ubud, sehingga dapat dikatakan praanggapannya
adalah there is a tourism information in Ubud.
Data (27) TI : If you want to visit the temple you can come to monkey forest (TI/1608/I/12)
.
(Seandainya kamu ingin berkunjung ke pura, kamu bisa datang ke
hutan monyet.)
Pada data (27) mencerminkan sebuah praanggapan eksistensial. Hal ini
dibuktikan dengan adanya satuan lingual Monkey Forest. Mongkey Forest merupakan
tempat pembudidayan monyet yang terletak di Ubud, kabupaten Gianyar, 200 meter
dari Tourism information dan 50 meter dari Pura Ubud. Dari deskripsi lokasi ini dapat
dipastikan bahwa hutan lindung monyet tersebut dibenarkan keberadaanya, sehingga
dapat diasumsikan praanggapan eksistensialnya adalah There is a monkey forest in
Ubud, Gianyar.
Data (28) TI :This is the complete map, Bali and all the part of bali (Ini adalah peta yang lengkap ,
.(TI/1608/I/23) Bali dan bagian dari Bali
)
Seperti yang telah diketahui bahwa salah satu tujuan wisata utama di Indonesia
adalah Pulau Bali atau sering disebut sebagai Pulau Dewata dengan objek wisata yang
memiliki daya tarik yang cukup tinggi. Inilah bukti dari adanya pulau Bali tersebut dan
praanggapan yang terkandung dalam tuturan ini adalah praanggapan eksistensial yang
menyatakan bahwa There is Bali Island as the major destination in Indonesia.
Data (29) WNA :But, we stay only one day. After we go to Lombok
(Tapi, kami tinggal disini hanya satu hari saja. setelah itu kami akan pergi ke
. But we are here, we take this road to go there. (TI/1608/I/24)
Lombok
. Tetapi kami berada disini, kami ambil jalan ini dan pergi kesana.)
Lombok berada tepat di sebelah barat Pulau Bali. Pulau itu juga menawarkan
objek wisata yang tidak kalah menarik dengan Bali. Adanya satuan lingual Lombok
pada data (29) di atas maka tecermin praanggapan eksistensial dengan makna
praanggapannya ialah Lombok exists.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
Data (30) TI :Legong dance. (TI/1608/I/30)
Legong dance exists merupakan praanggapan yang terdapat pada tuturan
sederhana di atas. Legong tersebut merupakan sebuah tarian tradisional yang dibudi
dayakan dan dipertunjukan. Hal tersebut merupakan bukti adanya tarian tersebut.
Data (31) WNA(Pr) :Is there the map of Bali (Apakah ada
? (TI/3008/II/1)
Data (32) peta Bali?
WNA(Pr) :Want to visit some places in (Ingin mengunjungi beberapa tempat di
Ubud. Ubud
Which one do you like to visit? (TI/3008/II/5) .)
(Yang manakah yang kamu suka untuk di kunjungi ?) Data (33) TI :You can come to Kuta (Kamu bisa datang ke Kuta)
.(TI/3008/II/10)
Data (34) TI : You can come to waterfall. Kemenuh (TI/3008/II/21)
. This one. There is waterfall.
(Kamu bisa datang ke air terjun, Kemenuh
. Ada sebuah air terjun.)
Keempat data di atas memiliki penanda praanggapan eksistensial tersendiri yang
dapat dideskripsikan secara jelas. Pada data (31) menjelaskan bahwa terdapat sebuah
peta yang melukiskan seluruh wilayah Pulau Bali, sehingga dapat dikatakan
praanggapannya adalah The map of Bali exists. Sementara itu, data (32) memiliki satuan
lingual Ubud sebagai penanda praanggapan eksistensial dengan makna praanggapan
yang terkandung ialah Ubud is the existing place. Pada data (33) ditemukan satuan
lingual Kuta sebagai penanda praanggapan eksistensial. Kuta merupakan nama sebuah
pantai yang cukup menarik di Pulau Bali. Pendeskripsian ini menjelaskan bahwa pantai
tersebut dibenarkan keberadaanya sehingga, praanggapan yang diperoleh adalah Kuta is
the one of the favorite beach in Bali. Selanjutnya, pada data (34) menyiratkan bahwa
terdapat air terjun Kemenuh di desa Mas, sehingga praanggapanya ialah Kemenuh is
the water fall in Mas Village.
Data (35) TI :Come to the north, this area on the way you can visit Rice Terrace at
Pegalangan, you going up you can see some coffee transition, on the way you can see mountain and down you find Tapak Siring and the other one at Bedugul the big temple(Pergilah ke arah utara, menuju jalan dilokasi tersebut kamu dapat mengunjungi
.(TI/3008/II/8)
persawahan di Pegalangan, kamu naik keatas kamu dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
melihat beberapa tanaman kopi, di perjalanannya kamu dapat melihat gunung dan turun kebawah kamu menemukan Tapak Siring dan salah satu dari pura besar di Bedugul.
Data (36) )
TI : It is the around here you can do it. Pegalangan,Tapak Siring, Bedugul
(Itu seputaran wilayah ini, kamu bisa melakukannya.
, it is Ok. (TI/3008/II/17)
Pegalangan, Tapak Siring, Bedugul
dan Ok.)
Kedua data tersebut memberikan informasi mengenai daerah wisata yang dapat
dikunjungi oleh wisatawan tersebut. Staff Pusat Penerangan Kepariwisataan ini
menginformasikan bahwa terdapat beberapa objek wisata yang dapat dikunjungi di
daerah tersebut seperti, terassering, penanaman kopi, Tapak Siring dan Bedugul. Oleh
karena itu, dapat diketahui bahwa praanggapan kedua data tersebut ialah there are some
places to visit like rice terrace in Pegalangan, coffee plantation, Tapak Siring and then
Bedugul.
Data (37) WNA (Pr) : Is there a small place around Mas (Apakah ada sebuah tempat kecil disekitaran
? (TI/3008/II/18)
TI : Mas? They have a special place for Mas?)
Handy Craft. (Mas? Mereka memiliki sebuah tempat spesial untuk kerajinan tangan.)
(TI/3008/II/19)
Kedua data ini mencerminkan praanggapan eksistensial. Hal ini dibuktikan
dengan adanya satuan lingual Mas pada tuturan tersebut. Mas merupakan sebuah desa di
kabupaten Gianyar. Desa Mas ini menjadi pusat kerajinan tangan bagi masyarakat Bali.
Oleh sebab itu, dapat disimpulkan bahwa Mas is the village of Handy Craft.
Data (38) TI :Yes, Ubud palace, art market, you go down here, you have Monkey
Forest. And then for every night we have dancing. Traditional dance (TI/3108/III/6)
.
(Ya, Pura Ubud, pasar seni, kamu pergi ke bawah, kamu akan menemukan hutan monyet dan kemudian setiap malam kami mempunyai pergelaran tari-tarian. Tari tradisional
.)
Pada data (38) di atas, satuan lingual Ubud palace, art market, monkey forest
dan traditional dance merupakan penanda adanya praanggapan eksistensial. Staff Pusat
Penerangan Informasi Kepariwisataan ini berusaha untuk menjelaskan mengenai lokasi
wisata yang dapat kunjungi, seperti Pura Ubud, pasar seni, hutan monyet dan juga tarian
tradisional. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa makna praanggapannya adalah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
there are some places like Ubud palace, art market, monkey forest and traditional
dance.
Data (39) TI :There is Legong. (Ada tari Legong. Untuk kapan kah? Kemarin?)
For when is it? Yesterday? (TI/3108/III/8)
TI :Legong of Mahabarata. So it is the story of Mahabrata (Tari Legong Mahabrata. Jadi itu merupakan cerita Mahabrata.)
. (TI/3108/III/14)
Kedua tuturan di atas mencerminkan adanya praanggapan eksistensial, yang
dibuktikan dengan satuan lingual Legong. Legong merupakan salah satu tarian
tradisional Bali yang menceritakan sejarah Mahabarata. Sehingga, dapat disimpulkan
bahwa makna praanggapan dari data tersebut ialah Legong dance exists and it is the
story of Mahabrata.
Data (40) WNA :This is Tourism Information (Ini adalah Pusat Penerangan Informasi Wisata,kan?)
, Isn’t it? (TI/1608/IV/1)
Data (41) WNA :We search for Bungalow with WIFI and swimming pool (Kami mencari Bungalow dengan WIFI dan kolam berenang)
. (TI/1608/IV/9)
TI :With swimming pool (Dengan kolam berenang.)
You go down around 2 or 3 hundred meters. There are many accommodation with WIFI , swimming pool. (Pergi kebawah kira-kira 2 atau 3 ratus meter. Disana ada banyak akomodasi dengan WIFI dan kolam berenang.)
(TI/1608/IV/10)
Ketiga data ini merupakan bagian dari jenis praanggapan eksistensial. Data
(40) memperlihatkan adanya sebuah lembaga Pusat Penerangan Informasi Wisata yang
berlokasi tepat di Ubud. Sehingga, praanggapan pada data ini ialah The Tourism
Information exists. Sementara itu, satuan lingual Bungalow with WIFI merupakan
penanda praanggapan eksistensial pada data (41). Dalam tuturan ini, staff Pusat
Penerangan Informasi Kepariwisataan memberi informasi bahwa terdapat sebuah
penginapan dengan akomodasi seperti WIFI dan kolam renang yang berjarak 300 meter
dari kantor tersebut. Sehingga praanggapan yang ditemukan dalam kedua tuturan ini
adalah there are Bungalows with WIFI and swimming pool.
Data (42) WNA :Thirty minutes. Ok. (Tiga Puluh menit. Ok)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
And I want to have the information about Ubud. (Dan saya ingin memiliki informasi mengenai Ubud.) Only Ubud. (Hanya Ubud.)
(TI/2008/V/19)
Data (43) TI :So you don’t write here, Ya. (Jadi kamu jangan menulis disini, ya.) We are here, Ubud. Toursim Information (Kita berada disini, Ubud.
. (TI/2008/V/26) Pusat Penerangan Informasi Wisata
)
Data (44) WNA :Ubud Palace? (TI/2008/V/27) (Pura Ubud?) TI :Ubud palace, (
infront of this office. (TI/2008/V/28) Pura Ubud
Data (45) , Di depan kantor ini)
TI :Yes, go down, you find the monkey forest. (Ya, pergi ke bawah, kamu akan menemukan
(TI/2008/V/30) hutan monyet
.)
Data (46) TI :It is interesting , because there is traditional Bali’s painting
(Itu suatu hal yang menarik, karena ada lukisan tradisional Bali. Kami juga memiliki tiga museum lainnya.)
. We also have another 3 museum.(TI/2008/V/48)
WNA :Museum? (TI/2008/V/49) (Museum?) TI :Yes, Blangko, and then Meka Museum. (Ya, Blangko, dan kemudian Meka Museum.)
(TI/2008/V/50)
WNA :And the other museum? (TI/2008/V/51) (Dan Museum yang lain?) TI :Arma in Pengosean. (Arma di Pengosean)
(TI/2008/V/52)
WNA :Arma Ok. Thank you very much.(TI/2008/V/53)
.
(Arma. Ok Terimakasih Banyak.) Dari beberapa tuturan yang telah dipaparkan di atas ditemukan lima
praanggapan eksistensial. Seperti halnya pada data (42), satuan lingual Ubud
mencerminkan praanggapan eksistensial pada tuturan tersebut. Ubud merupakan lokasi
wisata di Bali. Dengan kata lain, praanggapan yang dapat disimpulkan ialah Ubud
exists. Pada data (43) terdapat satuan lingual Tourism Information sebagai penanda
praanggapan eksistensial. Dalam tuturan ini mengidentifikasikan bahwa terdapat Pusat
Penerangan Informasi Kepariwisataan di Ubud. Sehingga, dapat dikatakan bawah there
is a tourism information in Ubud. Selanjutnya, terdapat satuan lingual Ubud palace
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
sebagai penanda praanggapan eksistensial pada data (44). Pura Ubud merupakan sebuah
pura besar yang jarak 50 meter dari kantor Pusat Penerangan Informasi Kepariwisataan
di Ubud. Deskripsi lokasi ini membuktikan keberadaan dari Pura Ubud tersebut. Oleh
karena itu, dapat disimpulkan bahwa there is Ubud palace infront of tourism
information. Pada data (45) terdapat satuan lingual monkey forest yang membuktikan
terdapat praanggapan eksistensial pada data ini. Mongkey forest merupakan tempat
pelestarian monyet yang berlokasi di Kabupaten Gianyar. Sehingga, dapat disimpulkan
praanggapan dari data ini ialah mongkey forest exists. Selanjutnya, pada data (46) juga
terdapat praanggapan eksistensial. Hal ini dibuktikan dari satuan-satuan lingual seperti
traditional painting, three museum like Blangko, Meka dan Arma. Sehingga, dapat
dikatakan praanggapan dari data ini ialah there are traditional Bali’s Paintings and
three museums like Arma, Blangko and Meka.
Data (47) TI :With the driver. You can come or go to the next side follow Ubud main
road, and around 400 meters on the right side, you can find the name Ubud Wisata
(Dengan supir. Anda bisa datang atau pergi mengikuti sisi jalan utama Ubud dan kira-kira 400 meter di sebelah kanan, anda dapat menemukan
. There, you can find a car for rent. May I write the name for you? (TI/1608/VI/4)
Ubud Wisata
. Disana anda dapat menemukan sebuah mobil untuk disewa. Boleh saya tuliskan namanya untuk anda?)
Data (48) TI :For example like this one. Legong dance. Most of the dancer are famale
dancer and it will be followed by music or we call Gamelan. But kecak most of the dancer are male. So they are only dancing and singing without Balinese instrument.
(Sebagai contoh seperti yang satu ini. Tari Legong. Kebanyakan dari penarinya adalah wanita dan ini akan diikuti oleh musik atau kami menyebutnya dengan Gamelan. Tetapi tari Kecak, kebanyakn dari penarinya adalah laki-laki. Sehingga mereka hanya menari dan menyanyi tanpa alat musik Bali. ini adalah waktu dan harga tiket dan ini tempat pergelarannya.)
It is the time and the price of the ticket and this is the place where take a place. (TI/1608/VI/12)
Pada data (47) terdapat satuan lingual Ubud Wisata sebagai penanda
praanggapan eksistensial. Dalam tuturan ini, staff Pusat Penerangan Kepariwisataan
mencoba untuk menjelaskan kepada wisatawan tersebut arah Ubud wisata. Ubud
wisata ini merupakan sebuah tempat penyewaan mobil beserta dengan supirnya. Dengan
kata lain, Ubud Wisata is a rent car. Kemudian, satuan lingual Legong, Kecak,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
Gamelan merupakan penanda praanggapan eksistensial pada data (48). Satuan-satuan
lingual tersebut merupakan jenis-jenis tarian tradisional di daerah tersebut. Sehingga
dapat disimpulkan praanggapan dalam tuturan ini ialah Legong, Kecak, Gamelan and
Balinese Instrument are kind of traditional dance and Instrument.
Sesuai dengan hasil analisis praanggapan eksistensial dari setiap peristiwa tutur
yang telah dipaparkan sebelumnya, maka diperoleh jumlah praanggapan eksistensial
yang telah digunakan dalam seluruh peristiwa tutur tersebut. Hal ini digambarkan pada
tabel 4.1 dibawah ini.
Tabel 4.1: Penggunaan Praanggapan Eksistensial TA1 TA2 TA3 TA4 TA5 TA6 TI1 TI2 TI3 TI4 TI5 TI6 AM1 AM2 AM3
Jumlah 3 3 6 5 2 3 7 7 2 2 5 2 - - - Persentase 6.4 6.4 12.8 10.7 4.3 6.4 14.9 14.9 4.3 4.3 10.7 4.3 - - - Dengan Total Praanggapan Eksistensial = 47 (100%)
Tabel 4.1 di atas memberitahukan bahwa telah ditemukan 47 praanggapan pada
15 peristiwa tutur. Pada percakapan agen perjalanan 1, 2 dan 6 terdapat jumlah
praanggapan yang sama yakni sebanyak tiga buah. Pada percakapan agen perjalanan 5
dan Pusat Penerangan Kepariwisataan 3, 4 dan 6 terdapat masing-masing dua buah
praanggapan eksistensial. Sementara itu, pada percakapan agen perjalanan 4 dan Pusat
Penerangan Kepariwisataan 5 terdapat lima buah praanggapan eksistensial. Pada
percakapan agen perjalanan 3 terdapat enam praanggapan eksistensial. Kemudian,
Pusat Penerangan Kepariwisataan 1 dan 2 memperoleh tujuh buah praanggapan
eksistensial sekaligus merupakan percakapan yang paling dominan dalam pemakaian
praanggapan tersebut.
b. Praanggapan Faktual
Praanggapn faktual ini muncul dari informasi yang ingin disampaikan atau
dinyatakan dengan kata-kata yang menunjukan suatu fakta atau berita yang diyakini
kebenaranya. Di bawah ini dipaparkan pemerolehan praanggapan faktual dari setiap
peristiwa tutur.
Data (49) TA :
Tomorrow in the evening I have, tomorrrow morning Four days, small one, tomorrow.
I don’t have, sorry. Not yet. (TA/2008/II/10)
Tomorrow in the morning I have only the big one.
(Empat hari, mobil yang kecil, besok.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
Besok sore saya punya, besok pagi saya tidak punya, maaf. Belum ada. Besok pagi saya hanya punya yang besar
.)
Pada data (49) tuturan yang bergaris bawah di atas merupakan penanda
praanggapan faktual. Penanda ini bukanlah sebuah penanda umum yang dipaparkan
sesuai dengan teori di bab sebelumnya. Akan tetapi dapat dipahami bahwa praanggapan
faktual ini dapat hadir dalam sebuah tuturan tanpa adanya penanda-penanda umum
dengan dukungan konteks dan pemeroleh praanggapan. Pada tuturan four days, small
one, tomorrow ini merupakan bukti yang cukup akurat karena satuan lingual ini
merupakan jawaban dari pertanyan-pertanyaan yang diajukan oleh staff agen perjalanan
kepada wisatawan tersebut.
Tuturan I don’t have sorry ini merupakan praanggapan faktual karena dilihat
dari satuan lingual sorry yang melekat pada tuturan tersebut. Tuturan ini memiliki
praanggapan bahwa staff agen perjalanan meminta maaf atas ketidak tersedian mobil
yang dibutuhkan wisatawan itu.
Pada tuturan tomorrow in the morning I have only the big one yang terdapat
pada data (49) tecermin konsep praanggapan faktual. Pada tuturan ini di pergunakan
pemerolehan praanggan pemahaman bersama: Deskriptif iteratif, Frekuentatif,
Pertanyaan-pertanyaan (Shared Assumptions: definite description, iterative, questions).
Hal itu disebabkan adanya perulangan data sebanyak dua kali dalam peristiwa tutur ini..
Dengan kata lain, praanggapan yang dapat disimpulkan ialah there is a big car for
tomorrow morning.
Data (50) TA :Ya.. it is cheaper but we will have
(Ya.. mobil yang kecil lebih murah tetapi kami
tomorrow in the afternoon.small one. (TA/2008/II/16)
akan
Pada data (50), satuan lingual will dalam tuturan di atas merupakan penanda
praanggapan faktual. Satuan lingual ini merupakan sebuah penekanan pasti mengenai
ketersedian mobil yang diinginkan oleh wisatawan tersebut. Oleh karena itu, dapat
dikatakan presuposisi pada data ini ialah they have the small one in the afternoon.
ada untuk besok sore)
Data (51) WNA ( Pr) :Yes, We like to do tour, we are interested
(Ya, Kami ingin melakukan perjalanan wisata, kami for this one. (TA/2908/III/2)
tertarik
Data (52)
dengan yang satu ini.)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
WNA (Pr) :We are interested
(Kami
to advertisement number two, but maximum price is Rp. 422.000. (TA/2908/III/26)
tertarik
dengan iklan nomor dua, tetapi harga maksimumnya adalah Rp.422.000.)
Pada data (51), satuan lingual interested merupakan penanda praanggapan
faktual. Dengan adanya satuan lingual ini dapat diasumsikan bahwa sebelum mereka
tiba di kantor agen perjalanan tersebut, mereka sudah tertarik dengan objek wiasata
Bedugul. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa presuposisinya adalah they like to do a
tour to Bedugul. Dari data (51) dapat ditarik kesimpulan bahwa mereka juga tertarik
dengan iklan nomor 2 yang merujuk pada Kintamani-Besakih dengan harga maksimum
sebesar Rp.422.000 dan presuposisinya ialah they chose Kintamani-Besakih with the
cost was Rp.422.000.
Data (53)
WNA (Pr) :How many people? (TA/2908/III/18) (Berapa orang?) TA :In sharing tour, maximum ya.. maximum six people (Dalam wisata rombongan, maksimum ya.. maksimum enam orang)
. (TA/2908/III/19)
WNA (Pr) :Six. (Enam)
(TA/2908/III/20)
TA :Ya.. We do it by six people. (Ya.. Kita dapat lakukan itu dengan enam orang)
(TA/2908/III/21)
Sekilas dalam beberapa data di atas tidak tampak adanya penanda praanggapan
faktual. Namun dengan menggunakan pemerolehan praanggapan Pemahaman bersama
: Deskriptif taktrif, Frekuentatif, Pertanyaan-pertanyaan (Shared Assumptions : definite
description, iterative, questions) terlihat jelas bahwa kefaktualan sebuah informasi
didapat dari perulangan yang disebutkan dalam beberapa data di atas. Satuan lingual six
people merupakan penanda praanggapan faktual yang diucapkan oleh staff agen
perjalanan kepada wisatawan tersebut. Satuan lingual ini menyiratkan bahwa hanya
terdapat enam orang dalam kelompok perjalanan tersebut. Sehingga dapat di asumsikan
bahwa There are six persons in sharing tour.
Data (54) (47) TA : You have to be here like ten to nine. (Kamu harus berada disini 9 kurang 10.) You can pay now Rp. 360.000. (TA/2908/III/47) (Kamu dapat membayar sekarang Rp.360.000) WNA (Lk) :Ok. (TA/2908/III/48)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
(Ok.) TA :You have Rp. 10.000 maybe? (TA/2908/III/49) (Kamu punya Rp.10.000 mungkin?) WNA (Lk) :Hmmm.. yes. (TA/2908/III/50) (Hmmm.. ya.) TA : Rp.10.000
Ya.. this fifty thousand. So
(Ya.. ini 50 ribu. Jadi ini adalah program anda besok, perjalanan Kintamani-Besakih)
this is your program tomorrow Kintamani-Besakih tour.(TA/2908/III/51)
Tuturan pada data (54) di atas saling berkaitan guna membentuk satu
praanggapan faktual. Hal ini diperoleh dengan bantuan pemerolehan praanggapan dalam
prisip kehematan (principle of economy) yang menyiratkan bahwa kedua wisatawan
tersebut telah memilih program perjalanan Kintamani-Besakih. Oleh karena itu, dapat
diasumsikan bahwa they have chosen Kintamani-Besakih program as their journey
Data (55) TA :To Sangigi only one company. So that’s why more expensive in the
prices. (TA/1408/IV/33 (Ke Sangigi hanya ada satu kantor. Sehingga itulah mengapa haraganya lebih mahal.)
Data (55) ini tidak ditemukan satupun penanda praanggapan faktual namun jika
menggunakan pemerolehan praanggapan Grundy pada jenis pemahaman bersama
(Share Assumption) dapat dilihat adanya kefaktualan yang terkandung dalam tuturan ini.
Terlihat pada satuan lingual one company yang telah disebutkan sebanyak dua kali
dalam percakapan ini. Sehingga, Praanggapan yang dimiliki oleh data ini adalah there is
only one travel agent has SanGigi tour.
Data (56) WNA :Only me. (TA/1508/V/3) (Hanya saya) TA :One people. Kintamani Volcano. (TA/1508/V/4) (Satu orang. Gunung merapi Kintamani) Sekilas, jika diperhatikan dari kedua tuturan di atas tidak terlihat adanya
penanda praanggapan faktual didalamnya. Namun jika disoroti dengan menggunakan
pemerolehan yang dikemukakan oleh Grundy dalam bentuk pemahaman bersama
frekuentatif (Share Assumption :Frequentative), maka dapat dipastikan bahwa data ini
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
mengandung praanggapan faktual. Satuan lingual only me dan one people menegaskan
bahwa hanya terdapat satu orang saja yang akan melakukan perjalanan ke Kintamani.
Data (57) WNA :Ya.. it’s more expensive. I am alone. Sorry. (TA/1508/V/9) (Ya.. itu lebih mahal. Saya sendirian. Maaf) Satuan lingual sorry merupakan penanda adanya praanggapan faktual pada data
(57) ini. Satuan lingual ini menyiratkan praanggapan mengenai ketidakinginanan
wisatawan asing ini untuk memilih Kintamani-Besakih sebagai tujuan wisata
selanjutnya. Sehingga praanggapanya adalah she did not choose Kintamani-Besakih as
her next destination.
Data (58) WNA :Just one. (Hanya satu)
(TA/3108/VI/4)
TA :One (Satu orang, saya harus mengecek dulu)
people, I have to check. (TA/3108/VI/5)
Seperti pada kasus-kasus praanggapan faktual sebelumnya, satuan lingual one
pada data ini telah ditemukan pada peritiwa tutur sebelumnya. Pemerolehan
praanggapan share assumption pada teori Grundy yang menjadikan satuan lingual
tersebut menjadi faktual. Satuan lingual one yang diulangi dan ditekankan pada tuturan
selanjutnya merupakan bukti kefaktualan sebuah informasi yang diperoleh oleh staff
agen perjalanan tersebut.
Data (59) TI : Just the close this street. (TI/1608/I/8) (Hanya dekat dari jalan ini) WNA : Just the close this street? Where is the map? (TI/1608/I/9) (Hanya dekat dari jalan ini? Dimanakah petanya?) TI :This is the map, ya! We are here and this tourism information and Ubud
palace as close this street, just in front. (TI/1608/I/10) (Ini petanya,ya! Kita berada disini dan ini Pusat Penerangan Informasi Wisata dan Pura Ubud dekat dari jalan ini, didepan itu saja.)
Data (59) di atas memiliki makna praanggapan faktual walaupun tidak terdapat
penanda praanggapan dalam tuturan tersebut. Pranggapan ini akan terlihat dengan
bantuan pemerolehan praanggapan pada tingkat pemahaman bersama (Share
Assumption:Frequentative). Hal ini menunjukan adanya sebuah informasi yang faktual.
Kebenaran informasi tersebut dilihat dari kesimpulan tuturan akhir yang menyatakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
bahwa and Ubud palace as close this street, just in front dan praanggapan yang dimiliki
adalah Ubud palace is infront of the tourism information.
Data (60) TI :Ya, this is open every day. (TI/1608/I/19) (Ya, Ini buka setiap hari.) WNA :This is open every day. Ok. Here the map like this for me or not. (TI/1608/I/20) (Ini buka setiap hari. Ok. Peta seperti ini untuk saya atau tidak.) Sama halnya dengan proses pemerolehan praanggapan yang terdapat pada data
59 bahwa tidak terdapat penanda pasti tentang praanggapan faktual dalam tuturan ini.
Namun jika ditelaah dengan menggunakan pemerolehan praanggapan dalam
pemahaman bersama perulangan (Share Assumption: Iterative) ditemukan adanya
kefaktualan mengenai jadwal kunjungan ke Pura Ubud bagi khalayak umum. Pada
perulangan This is open every day meyakinkan bahwa tuturan yang disampaikan adalah
faktual dan asumsi yang diperoleh adalah Ubud palace is open everyday.
Data (61) TI :Today is Saturday, sorry Sunday today. (Hari ini adalah hari sabtu, maaf hari ini hari minggu) It is nice to see tonight at 7.30 o’clock. (TI/3108/III/12) (Ini bagus dilihat malam ini pada pukul 7.30WNA :At 7.30 right.(TI/3108/III/13)
.)
(Pukul 7.30 kan?) Pada penunjuk waktu 7.30 di atas merupakan suatu kefaktualan informasi yang
diberikan oleh staff Penerangan Informasi Wisata kepada wisatawan tersebut. Walau
tidak terlihat adanya penanda pranggapan di dalam tuturan tersebut, jika dikaji dengan
menggunakan pemerolehan praanggapan pada pemahaman bersama (Shared
Assumption:Iterative) dimana waktu tersebut dinyatakan benar dan faktual.
Data (62) TI :You’re looking for tourism information, aren’t you? (TI/1608/IV/4) (Kamu sedang mencari Pusat Penerangan Informasi Wisata, bukan?)
Tuturan pada data (62) ini tidak terdapat satuan lingual penanda praanggapan
faktual. Namun dengan menggunakan prinsip kehematan (Principle Of Economy) maka
diperoleh sebuah makna praanggapan faktual, yakni someone was looking for tourism
information.
Data (63) TI :This is the schedule for today. Start at 7.30. (TI/2008/V/8)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
(Ini jadwal untuk hari ini. Dimulai pada pukul 7.30). WNA :7.30 Ok. And the price is? (TI/2008/V/9) (7.30. Ok. Dan harganya adalah?) Pada data (63) di atas mengandung praanggapan faktual walau sekilas terlihat
tidak terdapat penanda yang spesifik didalamnya. Namun jika dianalisis dengan
menggunakan pemerolehan praanggapan pada pemahaman bersama: perulangan
(Shared Assumption: Iterative), maka makna praanggapan yang terkandung adalah the
dance will be showed at 7.30 P.M.
Pemaparan analisis mengenai pemerolehan praanggapan faktual pada setiap
peristiwa tutur ini dapat digambarkan pada tabel 4.2 di bawah ini.
Tabel 4.2: Pemakaian Praanggapan Faktual
TA1 TA2 TA3 TA4 TA5 TA6 TI1 TI2 TI3 TI4 TI5 TI6 AT1 AT2 AT3
Jumlah - 2 4 1 2 1 2 - 1 1 1 - - - - Persentase 12.5 25 6.3 12.5 6.3 12.5 - 6.3 6.3 6.3 - - - - Dengan Total Praanggapan Faktual = 16(100%)
Tabel 4.2 di atas menyimpulkan bahwa pemerolehan praanggapan faktual yang
dominan terdapat pada percakapan agen perjalanan 3 dengan jumlah sebanyak empat
buah. Selanjutnya, percakapan agen perjalanan 2 dan 5 serta Pusat Penerangan
Informasi Kepariwisataan memperoleh jumlah sebanyak dua buah. Kemudian pada
percakapan agen perjalanan 4 dan 6 serta Pusat Penerangan Informasi Kepariwisataan
3,4, dan 5 memperoleh satu buah praanggapan faktual.
c. Praanggapan Leksikal
Praanggapan ini merupakan praanggapan yang diperoleh melalui tuturan yang
diinterpretasikan melalui penegasan dalam tuturan. Terdapat beberapa satuan lingual
yang digunakan sebagai penanda dalam praanggapan leksikal ini seperti, start, finish,
carry on, cease. Take, leave, enter, come, go, arrive, stop, begin. Berikut ini merupakan
analisis dari praanggapan leksikal pada setiap peristiwa tutur.
Data (64) TA :We have to check and if it is deal, we must have two people so if you
only one people, I have to call my front office, if there is someone will book, we will go. (TA/1408/I/4)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
(Kami harus mengeceknya dan seandainya setuju, kita harus memiliki dua orang terlebih dahulu jikalau seandainya kamu hanya seorang diri, saya harus menelepon kantor utama saya, seandainya telah ada yang memesan, kita akan pergi
.)
Data (65) TA :Ya.. I have to check first, if there is more people already, you can do it.
If there is not more people, for one people we can’t go (Ya.. Saya harus mengeceknya dulu, jika sudah ada cukup orang, kamu
bisa melakukannya. Seandainya belum cukup, untuk satu orang kita tidak dapat
. (TA/1408/I/6)
pergi
.)
Data (66) WNA : No. I go there. Wait for the other people because only me, I will go
(Tidak. Saya
there.
pergi kesana.) Menanti yang lain karena hanya saya sendiri. Saya akan pergi
Data (67) kesana.) (TA/1408/I/20)
WNA : How many people go (Berapa banyak orang yang akan
there for tomorrow? (TA/1408/I/22) pergi
kesana besok?)
Data (68) TA : Two people already. So you have to book now, so it is possible you can
go (Sudah ada dua orang. Jadi anda harus memesan sekarang, sehingga
dimungkinkan kamu dapat
tomorrow already. (TA/1408/I/23)
pergiData (69)
besok.)
TA : If you come tomorrow, we go (Seandainya kamu
direct. (TA/1408/I/25) datang besok, kita akan langsung pergi
Data (70) .)
WNA : Yes. I go.. I go (Ya. Saya pergi .. saya pergi. Pukul 9 saya akan berada disana.)
.. At 9 I would be there.(TA/1408/I/26)
Ketujuh data di atas ditemukan satuan lingual go yang merupakan penanda
praanggapan leksikal dengan dua tujuan yang berbeda. Pada data (64) (65) (66) (67)
(68) memiliki tujuan yang sama yakni ke Kintamani. Praanggapan pada data (64)
menyatakan bahwa seseorang akan memesan tiket sehingga mereka dapat pergi ke
Kintamani dan dapat dikatakan bahwa someone might be booking the ticket so they
could go to Kintamani.Sedangkan tuturan pada data (65) menyatakan secara langsung
oleh penutur bahwa mereka dapat atau tidaknya pergi tergantung pada orang yang
memesan pada kantor utama agen perjalanan tersebut dan dengan They might be going
to Kintamani depends on there is a person or not books in front office of the travel
agent.Pada data (66) memberikan praanggapan bahwa akan ada sejumlah wisatawan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
yang akan pergi ke Kintamani sehingga dapat dikatakan bahwa there are a number of
tourists would be going to Kintamani. Data (67) staff agen perjalanan tersebut
menyarankan kepada wisatawan asing untuk memesan tiket jikalau dia ingin pergi
keesokan harinya sehingga ini juga dapat diperjelas dengan she is an obligation of
booking the ticket to go to Kintamani. Selanjutnya pada data (68) staff agen perjalanan
tersebut kembali menjelaskan kepada wisatawan asing tersebut bahwa dia dapat pergi
secara langsung ke Kintamani, sehingga presuposisinya adalah she might be going to
Kintamani directly.
Data (70) pada satuan lingual go merujuk pada kantor agen perjalanan dan sudah
dapat dipastikan bahwa wisatawan tersebut akan berada ke kantor agen perjalanan pada
pukul 9 sehingga dapat dikatakan She would be in the travel agent at 9 o’clock.
Pada data (71) (72) (73) yang memiliki satuan lingual penanda praanggapan
leksikal yang berbeda dengan data di atas.
Data (71) TA :If it’s not so far you can come here, start (Seandainya itu tidak jauh, kamu bisa
from here. (TA/1408/I/12) datang kemari,kita mulai
dari sini.)
Data (72) TA :You can come here possible, we pick up in Saursena possible. (TA/1408/I/19) (Kamu mungkin bisa datang kemari, kami jemput dari Saursena juga bisa
jadi.) Data (73) TA :If we are booking today, I give you the ticket and then tomorrow you
come (Sendainya kita pesan sekarang, saya akan memberikan kamu tiket dan
kemudian besok kamu
at 9 o’clock.(TA/1408/I/31)
datang
pada pukul 9.)
Ketiga data di atas memiliki penanda praanggapan leksikal pada satuan lingual
come yang merujuk pada kantor agen perjalanan tersebut. Jelas dapat dipastikan bahwa
ketiga data tersebut memiliki satu praanggapan yang sama,yakni she might be coming
to travel agent for starting her journey to Kintamani.
Data (74) TA :You can do it on private. So you can do it anytime and then one of
program you don’t like you can split. We have a new program you can come. Possible private program.(TA/2908/III/11)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
(Kamu dapat lakukan itu secara pribadi. Sehingga kamu dapat pergi kapanpun dan kemudian jika ada salah satu program yang kamu tidak suka kamu bisa pisahkan. Kami memiliki sebuah program baru kamu bisa datang.
Program pribadi mungkin.)
Pada data ini yang menjadi penanda praanggapan leksikal terdapat pada satuan
lingual come. Ini dimaksudkan untuk mengajak wisatawan tersebut untuk bergabung
bersama mereka dalam satu program yang baru mereka bangun. Sehingga
praanggapannya adalah they could join in their new program.
Data (75) TA :Kintamani –Besakih tour, when you are in sharing tour, we start at 9
o’clock until 5 o’clock. At 5 o’clock we finish (Wisata Kintamani-Besakih, disaat anda berada dalam satu rombongan
perjalanan, kita
tour. (TA/2908/III/17)
mulai dari pukul 9 hingga pukul 5. Pada pukul 5 selesai
perjalanan.)
Data (76) TA : One day before always possible minimum two people. (Satu hari sebelum biasanya dimungkinkan minimal dua orang)
This one is the longer trip ya.. We start
(salah satu ini merupakan suatu perjalanan yang panjang ya.. kita
at 10 o’clock until 8 o’clock in the evening. We see sunset ya.. (TA/2908/III/39)
mulai
Satuan lingual start dan finish pada data (75) di atas menjadi penanda
praanggapan leksikal yang memiliki makna bahwa perjalanan menuju Kintamani dan
Besakih tersebut akan dimulai dan akan diakhiri pada jam yang telah ditentukan.
Sehingga presuposisinya adalah the sharing tour would start at 9 A.M until 5 P.M.Data
(76) juga memiliki satuan lingual start namun yang membedakan adalah tujuan
perjalanan yang menuju Bedugul dan maksud tuturannya sehingga dapat dikatakan
bahwa they might be doing the jouney to Bedugul at 10 A.M.
dari pukul 10 sampai pukul 8 sore. Kita melihat matahari terbenam ya..)
Data (77) TA : When is with more people, when is two people booking maximum one
day before possible also. So you need booking today for tomorrow. We have only two people tomorrow we still go.(Disaat bersama banyak orang, dimana harus ada dua orang yang memesan satu hari sebelum. Jadi anda harus memesan sekarang untuk besok. Walaupun hanya ada dua orang saja, besok kita masih bisa
(TA/2908/III/37)
pergi
.)
Satuan lingual go sebagai penanda praanggapan leksikal yang terdapat pada data
(77). Hal ini dimaksudkan bahwa mereka dapat pergi ke Kintamani jika sudah ada dua
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
orang yang memesan tiket satu hari sebelumnya. Sehingga praanggapan yang dimiliki
adalah they might be going to Kintamani.
Data (78) WNA (Lk) : It’s not far. We can come
(TA/2908/III/46) here at 9 o’clock in the morning or?
(Itu tidak jauh. Kami bisa datang kemari pada pukul 9 pagi,atau) Data (78) ini memiliki satuan lingual come sebagai bukti bahwa tuturan ini
memiliki praanggapan leksikal dengan praanggapan bahwa mereka akan datang ke
kantor agen perjalanan pada pukul 9 pagi dengan kata lain they might be coming to
travel agent at 9 o’clock in the morning.
Data (79) WNA(Pr) :Ok. We can take (Ok. Kami bisa
it. Ok. See you.(TA/2908/III/52) mengambil
Satuan lingual take pada data di atas merupakan penanda bahwa tuturan tersebut
merupakan praanggapan leksikal. Satuan lingual it pada tuturan ini merujuk pada
kuitansi pembayaran sehingga disini akan muncul X mengambil Y dari Z. Sehingga
praanggapannya adalah they might be taking the receipt from the travel agent.
nya.Ok. Sampai jumpa.)
Data (80) TA :Rumah Ubud. We’ll come (Rumah Ubud. Kami akan datang pada pukul 10.45 dari sana)
at 10.45 from there.(TA/1408/IV/8)
Data (81) WNA (Pr) :Ok. Let’s think about it. We may come
(TA/1408/IV/57) back. Thank you.
(Ok.Izinkan kami memikirkannya. Kami akan kembali
lagi. Terimakasih.)
Pada tuturan (80) dan (81) ini terdapat satuan lingual come sebagai penanda
praanggapan leksikal. Pada data (80) yang menyatakan akan menuju ke Rumah Ubud
dan pada data (81) mengarah kepada wisatawan akan kembali datang ke agen
perjalanan. Sehingga presuposisi yang diperoleh adalah (80) They would be there
(Rumah Ubud) at 10.45. dan kemudian (81) They might be coming back to travel agent.
Data (82) TA :Sorry, finish my brosur, we have brosur in bangsal, I have one company
that’s one go to San gigi direct from Payang Bayu, they go
(Maaf, brosur saya habis, kami memiliki brosur di bangsal, saya memiliki satu kantor yang akan pergi langsung ke Sangigi dari Payang Bayu, mereka langsung pergi ke San gigi dan kemudian Giri)
direct to San gigi and then Giri. (TA/1408/IV/16)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
Data (83) TA :That’s why we go (Itulah mengapa kami
to Bangsal or Giri. (TA/1408/IV/22) pergi
ke Bangsal atau Giri.)
Data (84) TA :Ya.. like this one, for the big one out side for Rp. 186.000 only Eka Jaya.
They didn’t go to Sangigi, they go
(Ya.. seperti yang satu ini, untuk salah satu yang besar disisi luar sana hanya Rp.186.000 dengan Eka Jaya. Mereka tidak
until Giri and lake Kondem. Sangigi only one company. (TA/1408/IV/27)
pergi ke Sangigi, mereka hanya pergi
Data (85)
sampai ke Giri dan danau Kondem. San Gigi hanya satu kantor saja.)
TA :Becauase Giri more company they go (Karena ada banyak kantor yang
there. (TA/1408/IV/31) pergi
Data (86) ke Giri)
WNA (Pr) :But we have to go (Tetapi kami harus pergi ke Teluk Nawa bersama, benarkan?)
to Teluk Nawa together, right? (TA/1408/IV/45)
Data (87) TA :No, because as I told to Giri. That’s many go
(Tidak, karena seperti yang aku beritahukan ke Giri. Ada banyak yang
to Giri. That’s why they give special offer for the company same like San gigi.(TA/1408/IV/48)
pergi
Ketujuh data ini ditemukan penanda praanggapan leksikal yang sama yakni
satuan lingual go. Pada data (82) dan (83) mencerminkan makna praanggapan yang
sama yakni They might be going to Sangigi, Payang Bayu and then Giri. Sementara itu,
pada data (84) mencerminkan praanggapan leksikal dengan praanggapannya ialah Eka
jaya hadn’t been going to Sangigi. Kemudian pada data (85) dan (87) mengandung
makna praanggapan yang sama, yakni More than one company go to Giri. Selanjutnya
pada data (86) mencerminkan praanggapan leksikal dengan praanggapan bahwa They
would be going to Teluk Nawa.
ke Giri. Itula mengapa mereka memberi penawaran special dari perusahaan sama seperti SanGigi.)
Data (88) TA :To giri, I give (Ke giri, saya
you Rp.650.000. (TA/1408/IV/43) beri
Data (89) kamu Rp.650.000)
TA :No, because as I told to Giri. That’s many go to Giri. That’s why they give (Tidak, Karena seperti yang telah saya katakan ke Giri. Ada banyak kantor yang pergi kesana. Itulah mengapa mereka
special offer for the company same like San gigi. (TA/1408/IV/48)
memberikan
Data (90)
penawaran special sama seperti san gigi.)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
TA :No, because I quick more what we do the job only for that price. That’s why you like to go to Giri Rp. 600.000. I will give
(Tidak, karena saya melakukan pekerjaan ini dengan harga seperti itu. Itulah mengapa kamu pergi ke Giri Rp.600.000. Saya akan berikan kepada kamu.)
you. (TA/1408/IV/50)
Ketiga data di atas menunjukan bahwa terdapat satuan lingual give yang menjadi
penanda bahwa adanya praanggapan leksikal didalamnya dengan presuposisi (88) =
(90) He would be giving the last cost was Rp.600.000(89) They were giving special
offer to San Gigi.
Data (91) TA :No.This one we have already, but you can check into 7 o’clock in the
evening. But this one we don’t have Kintamani Vulcano, we can do it the other. Almost same with this one, possible we see the biggest temple in Bali. So if you need Kintamani Vulcano, you can come
(Tidak.Kami memiliki yang satu ini, tetapi kamu bisa cek pada pukul 7 sore ini. Tetapi untuk yang satu ini, kami tidak punya Kintamani Volcano, kita bisa melakukan yang lain. Hampir sama dengan yang satu ini, dimungkinkan kita melihat pura terbesar di Bali. Sehingga jika kamu mau Kintamani Volcano, kamu dapat
at 7 o’clock today. (TA/1508/V/10)
datang
pada pukul 7 hari ini.)
Pada data (91) ini dapat dilihat bahwa come menjadi penanda dari jenis
praanggapan leksikal. Satuan lingual tersebut memiliki praanggapan bahwa she might
be coming at 7 o’clock in the evening.
Data (92) TA :Ya, because we join with other office, ya. So we call my front office,
someone maybe ask about Kintamani- Vulcano. So it is better,someone ask then we can go(Ya, karena kami bergabung dengan kantor yang lain, ya. Sehingga kami menghubungi kantor utama saya, seseorang mungkin menanyakan mengenai Kintamani Volcano. Jadi itu lebih baik. Seseorang menanyakannya kemudian kita bisa
. (TA/1508/V/14)
pergi
.)
Satuan lingual go pada data (92) merupakan sebagai penanda bahwa adanya
praanggapan leksikal pada tuturan diatas dengan presuposisinya adalah Kintamani
Volcano has not been available yet.
Data (93) WNA :Ok. I will be coming (Ok. Saya akan
back. (TA/1508/V/17)
kembali.)
Praanggapan leksikal dapat dilihat dari adanya satuan lingual coming yang
merujuk pada wisatawan tersebut akan kembali ke agen perjalanan tersebut untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
menanyakan kesediaan dari perjalanan menuju Kintamani Volcano tersebut, sehingga
dapat di asumsikan bahwa she would be coming back.
Data (94) TA :No. Start at 4 o’clock this afternoon until 8 o’clock tonight. So if you
want, you can come (Tidak.
in. Mulai pada 4 sore ini hingga pukul 8 malam ini. Jadi jika kamu
mau kamu bisa datang
.) (TA/3108/VI/15)
Data di atas pada satuan lingual yang bergaris bawah menunjukan adanya
praanggapan leksikal yang terkandung didalamnya. Satuan lingual start dan come
merupakan penanda yang akurat untuk jenis praanggapan ini. Sehingga dapat dikatakan
bahwa presuposisinya adalah The jounery will start at 4 o’clock and she (WNA) might
be coming to travel agent.
Data (95) TI :If you want to visit the temple you can come
(TI/1608/I/12) to monkey forest.
(Seandainya kamu ingin mengunjungi pura itu, kamu juga bisa datang ke hutan monyet.)
Data (96) TI :No. So when they have ceremony they will allow you to come
(Tidak. jadi disaat mereka mengadakan upacara mereka akan mengizinkan kamu untuk masuk kedalam pura.)
in to the temple.(TI/1608/I/15)
Kedua data di atas memiliki penanda praanggapan leksikal yang sama yakni
terletak pada satuan lingual come. Pada data (95) tujuan yang diarahakan adalah menuju
ke arah hutan monyet (monkey forest) sehingga dapat dikatakan praanggapannya adalah
she might be coming to monkey forest. Lalu dilanjutkan dengan data (96) yang
mengarah pada Pura selain pura Ubud yang telah dijelaskan sebelumnya, sehingga
praanggapan yang dimiliki untuk data ini adalah she might be coming to the temple.
Data (97) WNA :But, we stay only one day. After we go to Lombok. But we are here, we take(Tapi, kami tinggal disini hanya satu hari. Setelah itu kami akan pergi ke Lombok. Tetapi kami berada disini, kami
this road to go there. (TI/1608/I/24)
mengambil
Data (98)
jalan ini untuk pergi kesana.)
WNA :Ok. And I can take (Ok. Dan Saya bisa
the ticket here. (TI/1608/I/34) mengambil
tiket disini.)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
Satuan lingual take pada kedua tuturan tersebut merupakan penanda adanya
praanggapan leksikal. Kedua tuturan ini memiliki praanggapan yang berbeda, pada data
(97) take tersebut bertujuan untuk mengambil arah jalan yang akan mereka tuju dengan
praanggapan bahwa they might be taking the street. Kemudian pada data (98) take disini
mengarah pada pembelian ataupun pengambilan tiket untuk pergelaran seni tari Legong,
sehingga dengan praanggapannya bahwa she might be taking the ticket from the tourism
information.
Data (99) WNA (Pr) :Ya.. but I mean not going
(Ya.. tetapi saya bermaksud tidak by car but like motor bike. (TI/3008/II/16)
pergi
dengan mobil tetapi dengan sepeda motor.)
Data (100) WNA (Pr) :And we want to go (Dan kami ingin
to Mas. (TI/3008/II/18) pergi
ke Mas.)
Satuan lingual go merupakan penanda praanggapan leksikal pada kedua data ini.
Pada data (100) satuan lingual ini memiliki arah menuju ke seluruh tempat wisata yang
dapat mereka kunjungi sehingga praanggapannya adalah they were intending to go to
some places by motor bike. Sedangkan pada data (100) memiliki arah tujuan untuk
datang ke desa Mas dan praanggapannya adalah they might be trying to go to Mas
Data (101) TI :You can come (TI/3008/II/21)
to waterfall. Kemenuh. This one. There is waterfall.
(Kamu dapat datang
ke air terjun,Kemenuh. Ada air terjun.)
Pada tuturan (101) terdapat satuan lingual come sebagai penanda adanya
praanggapan leksikal dengan makna praanggapan yang dimilikinya adalah they might be
coming to come to Kemenuh waterfall.
Data (102) TI :You have to come (Kamu harus
there 30 minutes before.(TI/2008/V/16) datang
disana tiga puluh menit sebelum.)
Satuan lingual come pada data di atas menandakan adanya praanggapan leksikal
beserta makna yang melekat pada tuturan tersebut. Satuan lingual tersebut bertujuan
untuk menyatakan kehadiran dalam sebuah acara yang dituju oleh wisatawan asing
tersebut, sehingga dapat disimpilkan makna praanggapan yangterkandung didalamnya
adalah the tourist must be in the palace 30 minutes before.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
Data (103) TI : With the driver. You can come or go
(Dengan supir. Anda bisa datang atau pergi mengikuti sisi jalan utama Ubud dan kira-kira 400 meter di sebelah kanan, anda dapat menemukan Ubud Wisata. Disana anda dapat menemukan sebuah mobil untuk disewa. Boleh saya tuliskan namanya untuk anda?)
to the next side follow Ubud main road, and around 400 meters on the right side, you can find the name Ubud Wisata. There, you can find a car for rent. May I write the name for you? (TI/1608/VI/4)
Satuan lingual come dan go yang terdapat pada data (103) di atas menjadi bukti
adanya praanggapan leksikal dan maknanya. Dari tuturan tersebut diperoleh makna
yang menjelaskan kepada wisatawan tersebut arah untuk memdapatkan jasa rental mobil
sehingga makna praanggapannya ialah the tourist was following Ubud main road
around 400 meters.
Dari uraian di atas dapat digambarkan jumlah pemerolehan praanggapan leksikal dari setiap peristiwa tutur. Hal ini dapat dilihat pada tabel 3 di bawah ini.
Tabel 4.3: Penggunaan Praanggapan Leksikal
TA1 TA2 TA3 TA4 TA5 TA6 TI1 TI2 TI3 TI4 TI5 TI6 AM1 AM2 AM3
Jumlah 10 - 6 11 3 1 4 3 - - 1 1 - - - Persentase 25 - 15 27.5 7.5 2.5 10 7.5 - - 2.5 2.5 - - - Dengan Total Praanggapan Leksikal= 40 (100%)
Tabel 4.3 di atas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa pemerolehan
praanggapan leksikal yang paling dominan terletak pada percakapan agen perjalanan
keempat dengan jumlah 11 buah. Kemudian pada percakapan agen perjalanan kedua
dengan total sebanyak 10 buah. Dengan demikian terlihat jelas bahwa praanggapan
leksikal juga berperan dalam seluruh peristiwa tutur ini.
d. Praanggapan Struktural
Praanggapan struktural merupakan praanggapan yang dinyatakan melalui tuturan
yang strukturalnya jelas dan langsung dipahami tanpa melihat kat-kata yang digunakan.
Dalam bahasa Inggris, penggunaan ini terlihat dalam WH-Question, Alternative
Question dan Yes/No Question. Di bawah ini merupakan urain mengenai pemerolehan
praanggapan struktural dari setiap peristiwa tutur.
Data (104) TA :What’s time do you like? (TA/1408/I/8)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
(Jam berapakahData (105)
yang anda inginkan?)
TA :Where (
is you stay in Ubud? (TA/1408/I/10) Dimanakah
Data (106) kamu tinggal di Ubud?)
WNA :Ya.. Where (Ya..
? Dimanakah
At nine o’clock. ?) How
(Pukul 9. I can be here? (TA/1408/I/19)
BagaimanaData (107)
saya dapat berada disini.)
WNA :How (
many people go there for tomorrow? (TA/1408/I/23) Berapa
orangkah yang pergi kesana besok?)
Keempat data di atas memiliki penanda praanggapan berbeda yang
membuktikan bahwa tuturan tersebut mengandung praanggpan struktural kalimat tanya
(5W+1H). Pada data (104) terdapat satuan lingual what yang menjadi awal dari tuturan
tersebut. Di sini staff agen perjalanan meminta informasi mengenai waktu wisatawan
asing inginkan untuk berangkat ke tempat tujuannya.Pada data (105) terdapat satuan
lingual where sebagai penanda yang jelas bahwa ini juga merupakan bagian dari
struktur kalimat tanya (5W+1H), yang menunjukan bahwa staff agen perjalanan ini
kembali meminta informasi yang tepat mengenai tempat wisatawan asing tersebut
tinggal di kawasan Ubud. Oleh karena itu dapat di katakan secara sederhana she stayes
in Ubud.
Data (106) pada tuturan pertama, Ya.. Where ? Sekilas, ini terlihat bukanlah
sebuah kalimat utuh atau lengkap, namun di dalamnya memiliki praanggapan struktural
yang cukup akurat. Satuan lingual where mengandung makna kalimat bahwa
wisatawan ingin mengetahui kemana dia akan datang besok. Lalu hal ini dilanjutkan
dengan satuan lingual how yang meminta informasi mengenai bagaimana cara
wisatawan asing tersebut dapat berada di tempat tepat pada waktunya dan dapat
dikatakan bahwa wisatawan akan berada di kantor agen perjalanan tersebut sebelum dia
berangkat ke Kintamani sehingga dapat dikatakan the tourist’s way can be in travel
agent on time and the tourist will be in the travel agent.
Pada data (107) juga memiliki jenis praanggapan yang sama dengan ketiga data
di atas, yang membedakan hanyalah pada penandanya saja. Data ini memiliki satuan
lingual how yang digunakan oleh wisatawan asing untuk menanyakan jumlah orang
yang akan bergabung bersamanya ke Kintamani besok, sehingga dapat disumsikan
bahwa there are more than one people go to Kintamani tomorrow.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
Data (108) WNA (Pr) : Is (
there rent car tomorrow? (TA/2908/II/1) Apakah
Data (109) ada penyewaan mobil untuk besok?)
TA :For when (Untuk
? (TA/2908/II/2) kapankah
Data (110)
?)
TA :Small one or big one? (TA/2908/II/4) (Yang besar atau yang kecil kah?) Data (111) TA :How (
many days, you need? (TA/2908/II/6) Berapa
Data (112)
hari yang kamu mau?)
TA :How (
many days? (TA/2908/II/8) Berapa
Data (113) harikah?)
WNA (Pr) : How (
much? (TA/2908/II/13) Berapa
harganya?)
Keenam data pada peristiwa tutur di atas yang menunjukan adanya jenis
praangapan struktural dengan penandanya masing-masing. Pada data (108) terdapat
satuan lingual is yang membuktikan bahwa ini adalah praanggapan struktural dalam
bentuk Yes/No Question, dimana wisatawan ingin meminta informasi apakah ada
penyewaan mobil untuknya besok. Dengan kata lain there is a rent car in the travel
agent. Lalu dilanjutkan dengan data (110) yang sebenarnya secara struktural data ini
tidak terdapat satupun komponen pertanyaan, namun ini merupakan bagian dari
praanggapan struktural Alternative Question dimana staff agen perjalanan memberi
pilihan mobil kepada wisatawan tersebut. Sehingga presuposisi yang dmiliki adalah
there are a big one and a small one.
Pada data (109), (111)dan (112) ini mengandung praanggapan struktural
5W+1H. Pada data (109) satuan lingual when merupakan penanda untuk praanggapan
ini. Makna praanggapan dari tuturan ini adalah waktu atau hari yang telah ditentukan
oleh wisatawan untuk menggunakan mobil tersebut dan dapat dikatakan bahwa there is
a particular day for using that car. Data (113) wisatawan menanyakan mengenai
jumlah biaya atau harga yang harus dibayar untuk menyewa mobil itu sehingga dapat
dijelaskan kembali bahwa There is a price for rent car.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
Data (114) WNA (Pr) :The big one? (TA/2908/II/11) (Yang besar) Data (115) WNA (Pr) :Small one is cheaper? (TA/2908/II/15) Yang kecil lebih murah? Pada kedua data di atas tidak terlihat adanya penanda praanggapan struktural
namun jika dilihat dari intonasi suara dan kemudian tanggapan dari lawan bicara maka
ini dapat disimpulkan bahwa tuturan ini merupakan praanggapan struktural dengan
anggapan mereka masing-masing. Seperti data (114) yang mempertanyakan ukuran
mobil yang tersedia pada saat itu dan hanya mobil yang berukuran besar yang tersedia
sehingga dapat dikatakan The big car is available. Kemudian pada data (115)
wisatawan menanyakan kepada agen perjalanan tersebut apakah ukuran yang kecil lebih
murah. Sehingga asumsi yang diperoleh untuk data ini adalah The small car is cheaper.
Data (116) TA :What (
can I help you maybe? (TA/2908/III/1) Apa
Data (117) yang mungkin dapat saya bantu?)
WNA (Pr) :Until what (Sampai pukul
time do your shop open? (TA/2908/III/40) berapakah
toko mu buka?)
Pada kedua data ini melekat satuan lingual what yang menjadi penanda
praanggapan struktural 5w+1h. Namun kedua data ini memiliki praanggapan yang
berbeda. Pada data (116) memiliki anggapan bahwa akan ada seseorang yang akan
membantu wisatawan tersebut dalam kata lain there is someone can give a help to
someone else.Kemudian dilanjutkan pada data (117) disini memiliki praanggapan
bahwa kantor tersebut akan dibuka dan ditutup sehingga The shop has the time to be
opened and closed.
Data (118) WNA (Lk) :And then possible for private? (TA/2908/III/5) (Dan kemudian apakah mungkin untuk pribadi?) Data (119) WNA (Pr) :Private tour? (TA/2908/III/6) (Perjalanan pribadi?) Data (120) WNA (Pr) :Two hours? (TA/2908/III/24) (Dua jam?)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
Terdapat tiga buah tuturan di atas dan dapat dipastikan bahwa mereka
merupakan bagian dari Yes/No Question yang membutuhkan jawaban ya atau tidak. Jika
dipandang secara sekilas mungkin ini tidak memperlihatkan adanya unsur-unsur dari
bentuk pertanyaan tersebut, namun dilihat dari intonasi dan respon dari lawan bicara
maka ini dipastikan merupakan sebuah pertanyaan Yes/No Question dan terdapat
praanggapan struktural didalamnya. Pada data (118) dan (119) merupakan satu bagian
untuk satu pertanyaan. Disini wisatawan (Lk) dan (Pr) sama-sama menayakan hal yang
sama sehingga dari tuturan yang mereka produksi dihasilkan praanggapan bahwa There
is a private tour either. Data (120) dimana wisatawan menanyakan berapa lama mereka
akan mengunjungi Besakih tersebut.
Data (121) TA :Private tour possible (Perjalanan pribadi bisa) How (
many people again? (TA/2908/III/7) Berapa
Data (122) orang lagi?)
WNA (Pr) :Ok. And How (Ok. Dan
long is it last for tour? (TA/2908/III/16) berapa
Data (123) lamakah perjalanan terkahir?)
WNA (Pr) :How (
many people? (TA/2908/III/18) Berapa
Data (124) orang?)
WNA (Pr) :And how (Dan
long do we stay in the temple? (TA/2908/III/22) berapa
lama kita singgah di pura?)
Data di atas merupakan kalimat tanya 5W+1H, dengan satuan lingual how
sebagai pembuktinya. Data (121) dan (123) memiliki pertanyaan yang sama namun
dengan tujuan yang berbeda, seperti data (121) memiliki presuposisi bahwa a tourist
wants to go to Bedugul dan untuk data (123) pranggapannya adalah a tourist joins
kintamani-besakih tour.
Lalu pada data (122) juga memiliki satuan lingual how sebagai penanda adanya
praanggapan struktural dalam bentuk pertanyaan 5W+1H dengan anggapan bahwa
perjalanan wisata tersebut memiliki tujuan akhir perjalanan sehingga the tour has the
last destination. Data (124) juga memiliki how sebagai penanda adanya praanggapan
struktural dalam bentuK 5W+1H namun dengan asumsi yang berbeda yakni disini
dikatakan bahwa wisatawan ingin mengetahui berapa lama mereka akan singgah di pura
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
tersebut. Sesuai dengan bentuk pertanyaan di atas maka muncul praanggapan sederhana
berupa they will stay at the temple.
Data (125) WNA (Pr) :You pick to start from eleven? (TA/1408/IV/3) (Apakah kamu menjemput mulai dari pukul 11?) Data (126) WNA (Pr) :Ok. Eleven. You pick us from hotel at eleven? (TA/1408/IV/5) Ok. Pukul 11. Apakah kamu menjemput kami dari hotel pukul 11?) Data (126) WNA :Do (
you have the picture of the boat? (TA/1408//IV/15) Apakah
Data (127)
kamu mempunyai gambar boat itu?)
WNA (Lk) :Is (
the large one? (TA/1408/IV/19) Apakah
itu boat yang besar?)
Praanggapan struktural terdapat pada keempat data di atas. Pada (125) dan (126)
walau tidak terlihat adanya komponen kata tanya secara langsung, namun ini merupakan
bentuk dari Yes/No Question yang membutuhkan jawaban ya atau tidak. Praanggapan
dari kedua tuturan tersebut adalah menanyakan jadwal (jam/pukul) penjemputan mereka
di hotel. Sehingga dapat dikatakan bahwa Someone picks the tourist from hotel at 11
o’clock.(126)someone has the picture of the boat. (127) There is a large boat.
Data 128 TA :Where (
do you stay in Ubud? (TA/1408/IV/6) Dimanakah
Pada data (128) di atas yang menjadi penanda praanggapan struktural adalah
pada satuan lingual where . Data ini diasumsikan bahwa ada seseorang/wisatawan yang
tinggal di ubud sehingga si penutur dengan jelas langsung menanyakan tempat tinggal
mereka di Ubud, atau dapat dikatakan someone or tourist stayes in Ubud.
kamu tinggal di Ubud?)
Data (129)
WNA (Pr) :Ok. And then how (Ok.Dan kemudian
much is it? (TA/1408/IV/9) berapa
Data (130)
harganya?)
WNA (Lk) :How (
is the boat? The boat is good. (TA/1408/IV/17) Bagaimana
Data (131)
dengan boatnya? Boatnya bagus.)
WNA (Lk) :How (
about Teluknara. (TA/1408/IV/35) Bagaimana
dengan Teluk Nara?)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
Data (132) WNA (Pr) :How (
much is it? (TA/1408/IV/40) Berapa
harganya?)
Keempat data ini terdapat penanda praaggapan struktural yang sama yakni
terletak pada satuan lingual how dengan asumsi-asumsi mereka masing-masing. Pada
data (129) dan (132) ini memiliki asumsi yang sama yakni menanyakan sesuatu hal
yang memiliki harga atau dapat dikatakan there is something has a price. Kemudian
pada data (130) yang memiliki asumsi bahwa wisatawan ingin mengetahui kondisi dari
boat yang akan mereka naiki besok atau someone asks about the condition of the boat.
Selanjutnya, pada data (131) juga memiliki asumsi mengenai harga keberangkatan
menuju ke lokasi wisata atau The destination of the Teluk Nara has a value.
Data (133) TA :To Sangigi ya, one way or two ways? (TA/1408/IV/10) (Ke Sangigi ya, sekali jalan atau pulang pergi?) Data (134) WNA (Pr) :50 minutes. Ok so Rp. 600.000 for today and it’s the same time or
temporary time? (TA/1408/IV/55) (50 menit. Ok. Jadi Rp.600.000 untuk hari ini dan itu harga tetap atau
sementara waktu?) Kedua data ini memiliki praanggapan struktural dalam bentuk alternative
question. Pada data (133) seorang agen perjalanan menanyakan rute perjalanan kedua
wisatawan tersebut, mereka ingin sekali jalan atau pulang pergi atau dapat dikatakan
praanggapannya adalah they want one way or two ways. Pada data (134) memiliki
asumsi mengenai ketetapan harga yang ditawarkan oleh agen perjalanan tersebut atau
the cost to San gigi is for same time or temporary time.
Data (135) TA :How (
many people? (TA/1508/V/2) Berapa
orang?)
Data diatas merupakan bentuk dari WH-Question dan satuan lingual how
merupakan penanda praanggapan struktural.Praanggapannya adalah there are a number
of tourists will do the tour.
Data (136) WNA :At 7 o’clock today? (TA/1508/V/11) (Pukul 7 hari ini?)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
Tuturan ini merupakan bentuk dari Yes/No Question walaupun tidak ditemukan
komponen pendukungnya namun tuturan ini membutuhkan jawaban Yes or No.
Sehingga presuposisi yangdimiliki adalah she comes at 7 o’clock.
Data (137) WNA :Do (TA/3108/VI/2)
you have Besakih as park of Bali tour for tomorrow?
(Apakah
kamu memiliki perjalanan Taman Besakih Bali besok?)
Data (138) WNA :So, have to come back after 4 o’clock today? (TA/3108/VI/12) (Jadi, harus datang kembali setelah pukul 4 hari ini?) Data (139) WNA :Ok. Before 8 o’clock tomorrow is
(TA/3108/VI/14) still possible for booking?
(Ok. Sebelum pukul 8 besok, apakah masih mungkin untuk memesan?)
Ketiga data di atas mengandung praanggapan struktural dalam bentuk Yes/No
Question. Pada data (137) satuan lingual do yang melekat diawal tuturan tersebut
menjadi penanda praanggapan struktural.Praanggapan yang dapat diperoleh adalah the
travel agent has Besakih as park of Bali tour. Data (138) mengandung praanggapan
bahwa she has to come at 4 and 8 o’clock. Sementara itu, pada data (139) juga
merupakan bagian dari praanggapan tersebut dan satuan lingual is merupakan penanda
utama dengan praanggapan bahwa it is possible for booking tomorrow.
Data (140) TA :For tomorrow, How (Untuk besok.
many people? (TA/3108/VI/3) Berapa
Data (141) orang?)
TA : Where (Dimana kamu tinggal di Ubud?)
do you stay in Ubud? (TA/3108/VI/19)
Satuan lingual how dan where pada kedua tuturan di atas menjadi penanda
adanya praanggapan struktural. Seperti pada data (140) merujuk pada jumlah orang
yang akan ikut serta pada perjalanan tersebut sehingga presuposisi adalah there are a
number of tourists will do the tour. Kemudian pada data (141) yang memiliki
praanggapannya sendiri yakni someone stayes in Ubud. Menjelaskan bahwa ada
seseorang yang tinggal dikawasan Ubud tersebut.
Data (142) WNA :Ok. And if it happens, do I have to come here to get the bus or?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
(TA/3108/VI/18) (Ok. Dan jika itu terjadi, apakah saya harus datang kemari untuk
mendapatkan bus atau?) Data ini memiliki praanggapan struktural dalam bentuk Alternative Question.
Wisatawan tersebut ingin menanyakan cara yang dia akan lakukan untuk mendapatkan
bus menuju lokasi wisata tersebut. Dia memberikan pilihan sebagai bukti adanya
pertanyaan alternatif yang terdapat pada tuturan tersebut, hanya saja opsi kedua tidak
disebutkan secara langsung. Sehingga praanggapan yang didapat yakni she has to come
to travel agent or she is picked up by guide.
Data (143) WNA :One, two, three,four, five, six, seven. Seven tickets. For you what
(Satu,dua, tiga, empat, lima, enam, tujuh. Tujuh tiket. Dan menurut kamu pura manakah yang paling penting?)
is most important palace? (TI/1608/I/5)
Data (144) WNA :So,what (TI/1608/I/28)
do you think that the most particular dance, please?
(Jadi, apa yang kamu pikirkan mengani tarian paling khusus?) Satuan lingual what pada kedua tuturan ini merupakan penanda praanggapan
struktural. Pada data (143) memiliki tujuan untuk menanyakan mengenai Pura yang
paling penting disana sehingga dapat diasumsikan bahwa praanggapanya ialah One of
that temple is the most important. Kemudian, pada data (144) memiliki tujuan untuk
menanyakan tarian yang paling penting untuk diihat terlebih dahulu, sehingga
praanggapan yang diperoleh adalah Someone thinks about the most particular dance.
Data (145) WNA :Just the close this street? Where (Hanya dekat jalan ini.
is the map? (TI/1608/I/9) Dimana
Data (146) petanya?)
WNA :And where (Dan
is the temple? (TI/1608/I/11) dimana
Data (147) puranya?)
WNA :Lengong dance, Ok. And just here and where? (Tari Legong, ok. Dan hanya ini dan
(TI/1608/I/30) dimana
?)
Ketiga data di atas memiliki satuan lingual where sebagai penanda
praanggapan struktural. Setiap data tersebut memiliki maksud yang berbeda seperti pada
data (145) mengarah pada pertanyaan mengenai sebuah peta pulau Bali, sehingga dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
diakatakan bahwa there is a map. Lalu pada data (146) yang mananyakan letak pura
Ubud yang akan dituju oleh wisatwan tersebut sehingga asumsi yang diperoleh adalah
there is a temple. Diakhiri oleh data (147) yang merujuk pada lokasi pertunjukan tari
Legong tersebut sehingga memiliki sebuah asumsi bahwa somewhere, they do the
traditional dance.
Data (148) WNA :Ok. How (Ok. Berapa Lama?)
long? (TI/1608/I/32)
Satuan lingual how yang terdapat pada data ini menunjukan bahwa si penutur
ingin menanyakan durasi waktu pergelaran tersebut. Sehingga asumsi sederhana yang
dapat dikatakan adalah the duration of the dance.
Data (149) WNA(Pr) :Is (Apakah ada peta Pulau Bali?)
there the map of Bali? (TI/3008/II/1)
Data (150) WNA(Pr) :Ok. I have one question, is
(Ok. Saya mempunyai satu pertanyaan, apakah ada penyewaan sebuah sepeda motor?)
there rent a motor bike? (TI/3008/II/3)
Data (151) WNA(Pr) : Is (Apakah ada sebuah tempat kecil disekitar Mas?)
there a small place around Mas? (TI/3008/II/20)
Ketiga data ini memiliki satuang lingual is sebagai penanda praanggapan
struktural Yes/No Question. Dalam data (149) seorang wisatawan wanita menanyakan
sebuah peta pulau Bali kepada staf Pusat Penerangan Kepariwisataan. Praanggapan
yang dimiliki dalam tuturan ini adalah there is a map of Bali. Pada data (150) seorang
wisatawan wanita tersebut kembali menanyakan sebuah penyewaan motor. Lalu pada
data (151) wisatawan asing ini menanyakan sebuah tempat yang terletak di desa Mas
sehingga, praanggapannya adalah there is small place around Mas.
Data (152) WNA(Pr) :Want to visit some places in Ubud. Which (Saya ingin mengunjung beberapa tempat di Ubud.
one do you like to visit? (TI/3008/II/5)
Yang manakah yang paling kamu suka untuk dikunjungi?) Data (152) di atas merupakan praanggapan struktural dalam bentuk WH
Question. Satuan lingual which pada data tersebut merupakan penanda praanggapan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
struktura yang dimaksudkan bahwa wisatawan asing ini menanyakan lokasi wisata yang
dapat dikunjungi di Ubud.
Data (153) WNA :Yes, I want to have some information on what (TI/3108/III/1)
to do around here.
(Ya,Saya ingin memiliki beebrapa informasi mengenai apa yang dapat dilakukan disekitar sini.)
Data (154) TI : I mean, today, what (Maksud saya, hari ini, tarian apakah itu?)
is the dance? (TI/3108/III/10)
Satuan lingual what menjadi penanda dari praanggapan struktural yang terdapat
pada tuturan di atas. Data (153) satuan lingual tersebut mengarahkan kepada kegiatan
apa saja yang dapat dilakukan, sehingga praanggapan yang diperoleh adalah someone
wants to do something. Kemudian pada data (154) yang bertujuan untuk meminta
informasi mengenai tarian apa yang ingin wisatwan tersebut hadiri. Sehingga dapat
diasumsikan bahwa there is a kind of the dance.
Data (155) TI :There is Legong. For when (Ada tarian Legong. Untuk
is it? Yesterday? (TI/3108/III/8) kapankah?
Kemarin?)
When merupakan satuan lingual penanda praanggapan struktural WH-Question
yang memiliki makna praanggapan untuk menanyakan jadwal atau hari yang diinginkan
oleh wisatawan tersebut, sehingga makna praanggapan yang ditemukan adalah Legong
dance will be showed in the particular day.
Data (156) WNA :What? (Apa?) What (Apa maksudmu?)
do you mean? (TI/1608/IV/3)
Data (157) TI :They moved. (Mereka sudah pindah.) Yes, can (Ya,
I help you? dapatkah
You need for something or you want to ask something.(TI/1608/IV/6) saya membantu anda?)
(Kamu membutuhkan atau kamu ingin menanyakan sesuatu.)
Kedua data di atas memiliki jenis praanggapan yang sama namun memiliki
penanda praanggapan tersendiri. Seperti pada data (156) satuan lingual what yang
termasuk dalam kategori WH-Question yang bertujuan untuk menanyakan maksud dari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
perkataan staff TI tersebut sehingga presuposisinya someone means something
sedangkan pada data (157) satuan lingual can yang terletak diawal tuturan merupakan
bentuk dari Yes/No Question yang memiliki makna praanggapan bahwa wisatawan ini
sedang membutuhkan bantuan atau the tourists need a help.
Data (158) (1) WNA :Hello, I want to know, Are
(Hello, saya ingin mengetahui,
there tickets for performance? Buy tickets performance. (TI/2008/V/1)
apakah
Data (159)
ada tiket pertunjukan? Ingin membeli tiket pertunjukan.)
(12) TI :So, Do (Jadi, Apakah anda ingin membeli tiket?)
you want to buy the ticket? (TI/2008/V/12)
Data (160) (22) TI :This is Ubud, we are here. (Ini adalah Ubud, Kita berada disini.) Do (Apakah anda ingin membeli peta ini?)
you want to buy this map? (TI/2008/V/22)
Data (161) (47) WNA :Ok. Is (Ok.
it the Interesting? (TI/2008/V/47) Apakah
itu sesuatu hal yang menarik?)
Keempat data ini terdapat praanggapan struktural Yes/No Question. Pada data
(158) terdapat satuan lingual are kemudian pada data (159) dan (160) yang memiliki
satuan lingual do sebagai penanda praanggapan struktural pada data tersebut. Data (161)
juga mencerminkan adanya praanggapan struktural yang ditandai dengan adanya satuan
lingual is. Tidak hanya itu, pada masing-masing data memiliki makna praanggapan
tersendiri, seperti pada data (158) yakni there are tickets for performance kemudian
pada data (159) adalah the tourist wants to buy the ticket dan dilanjutkan oleh data (160)
yaitu the tourist wants to buy the map dan diakhir oleh data (161) yang menyatakan
bahwa Ubud is interesting.
Data (162) TI :With the driver. You can come or go to the next side follow Ubud main
road, and around 400 meters on the right side, you can find the name Ubud Wisata. There, you can find a car for rent. May
(Dengan supir. Anda bisa datang atau pergi mengikuti sisi jalan utama Ubud dan kira-kira 400 meter di sebelah kanan, anda dapat menemukan Ubud Wisata. Disana anda dapat menemukan sebuah mobil untuk disewa. Bolehkah saya tuliskan namanya untuk anda?)
I write the name for you? (TI/1608/VI/4)
Data (163) WNA :How do we buy a ticket from you or directly on that side
(TI/1608/VI/9) ?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
(Bagaimanakah kami membeli sebuah tiket dari anda atau langsung ke tempat?)
Data (164) WNA :What (Apakah perbedaan dari tarin itu?)
is the difference of the dance? (TI/1608/VI/11)
Ketiga data ini mengandung praanggapan struktural. Pada data (162) satuan
lingual may yang memberi petunjuk bahwa tuturan ini adalah jenis kalimat Yes/No
Question dengan anggapan bahwa wisatawan ini akan mengizinkananya untuk
menuliskan nama dari tempat yang menyediakan jasa mobil sewaan sehingga
praanggapanya adalah someone may write the name of Ubud Wisata. Kemudian data
(163) yang merupakan Alternative Question dengan menanyakan tempat untuk
mendapatkan tiket pergelaran tari tersebut. Sehingga praanggapan yang diperoleh
adalah they buy the ticket from the Tourism Information or in the palace
directly.Selanjutnya pada data (164) yang memiliki satuan lingual what sebagai penanda
adanya praanggapan struktural WH-Question dengan pemaknaan bahwa wisatawan
tersebut ingin mengetahui perbedaan dalam setiap jenis tarian tradisional. Dari hal
tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa tarian-tarian tersebut memiliki perbedaan satu
dengan yang lain dan praanggapan yang diperoleh adalah there is a diffrence of the
dance.
Data (165) WNA(Pr II) :What (Jenis kain
kind of clothes is it? (AM/1208/I/3) apakah
Data (166) ini?)
WNA(Lk) :How (
much ? (AM/1208/I/9) Berapakah
Data (167) harganya?)
WNA (Lk) :Is (
it Ok? (AM/1208/I/17) apakah
Data (168) itu cocok?)
WNA (Pr II) :Ya.. Good smile. Do(Ya..senyum yang bagus. Apakah anda memiliki warna lain untuk ini?)
you have more color for this? (AM/1208/I/25)
Dari keempat data di atas ditemukan satu jenis praanggapan yakni praanggapan
struktural berserta dengan makna yang melekat bersamanya. Seperti pada data (165)
satuan lingual what pada tuturan ini merupakan penanda yang akurat untuk jenis
praanggapan tersebut. Ini menunjukan bahwa WNA meminta informasi mengenai jenis
kain yang digunakan untuk membuat baju tersebut, sehingga dapat dikatakan bahwa
there is a kind of clothes. Sementara itu, pada data (166) yang memiliki satuan lingual
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
how sebagai satuan lingual untuk menanyakan sebuah harga. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa praanggapan yang dimiliki dari tuturan ini adalah there is something
with a certain price. Kemudian dilanjutkan pada data (167) dengan is sebagai satuan
lingual penanda adanya praanggapan struktural berbentuk Yes/No Question yang
menyatakan bahwa sesuatu hal yang cocok atau telah disepakati. Pada data (168), satuan
linggual do merupakan penanda praanggapan struktural dalam bentuk Yes/No Question
dalam tuturan tersebut. Dengan tujuan ingin menanyakan warna yang berbeda untuk
barang yang diinginkan sehingga praanggapan yang dimiliki dalam tuturan ini adalah
there are many colors of the blouses.
Data (169) P1 :Do (Apakah kamu ingin tang top ini sayang?)
you want that tank top,darling? (AM/0508/II/1)
Data (170) WNA2 :How (Berapakah harga yang satu ini?)
much this one? (AM/0508/II/4)
Data (171) P3 :You like black? (AM/0508/II/9) (Apakah kamu suka yang hitam?) Data (172) P3 : Do (Apakah kamu suka kardigan dengan kemejanya?)
you like a butchup with a butchup t-shirt? (AM/0508/II/11)
Data (173) WNA2 :How (Berapakah untuk yang satu ini?)
much for this one? (AM/0508/II/14)
Kelima data di atas mengandung praanggapan struktural. Data (169) dan (170)
memiliki penanda praanggapan yang sama yakni satuan lingual do namun dengan
makna praanggapan yang berbeda. Pada data (169) ditujukan untuk memberitahukan
bahwa ada jenis pakaian tang-top di toko mereka sehingga dapat dikatakan bahwa there
is someone wants to buy a tank top in that shop. Data (170) dengantujuan yang sama
bahwa si penjual juga ingin memberitahukan bahwa ada sebuah kardigan dengan
kemejanya sehingga dapat disimpulkan praanggpannya adalah there is a butchup with a
t-shirt. Pada data (171) juga memiliki anggapan yang sama bahwa wisatawan tersebut
mungkin saja menyukai warna hitam sehingga si penjual mencoba untuk memastikan
kebenaran tersebut. Kemudian pada data (170) dan (172) dengan satuan lingual how
yang merujuk pada harga barang yang akan mereka beli. Sehingga anggapan yang ada
bahwa setiap barang yang diperjual belikan memiliki harga yang sesuai.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
84
Data (174) WNA1 :How (
much this one? (AM/0608/III/1) Berapakah
harganya yang satu ini?)
Data (175) P2 :How (
much you can give me? (AM/0608/III/6) Berapakah
harga yang dapat kamu berikan?)
Kedua tuturan ini memiliki satuan lingual how yang memperlihatkan bahwa data
ini merupakan jenis praanggapan struktural 5W+1H. Pada data (174) wisatawan
tersebut menanyakan harga dari sebuah barang yang dia inginkan. Sehingga dapat
diperlihatkan bahwa setiap barang yang dijajakn memiliki harga jual tersendiri atau
dapat dikatakan bahwa There is a sale price for something in that shop. Lalu pada data
(175) sang penjual berusaha untuk bernegosiasi dengan menanyakan harga tetap yang
mampu wisatawan tersebut inginkan. Sehingga dapat dikatakan bahwa There is a fixed
price from the tourist.
Data (176) WNA :Take a dress? (AM.0608/III/18) (Mengambil gaun ini?) Pada data (176) ini terihat bahwa tuturan di atas merupakan jenis praanggapan
struktural dalam bentuk Yes/No Question. Tuturan ini menunjukan bahwa wisatawan
tersebut harus atau tidak mengambil/membeli gaun tersebut. Sehingga dapat dikatakan
bahwa someone probably will take a dress.
Sesuai dengan uraian mengenai pemakaian praanggapan struktural di atas maka,
dapat diperoleh jumlah penggunaan praanggapan tersebut pada masing-masing
peristiwa tutur. Hal ini dapat dilihat dari tabel 4.4 di bawah ini.
Tabel 4.4: Penggunaan Praanggapan Struktural TA1 TA2 TA3 TA4 TA5 TA6 TI1 TI2 TI3 TI4 TI5 TI6 AT1 AT2 AT3
Jumlah 4 8 9 11 2 6 6 4 3 2 4 3 4 5 3 Persentase 5.4 10.8 12.2 14.9 2.8 8.1 8.1 5.4 4.1 2.8 5.4 4.1 5.4 6.8 4.1 Dengan Total Praanggapan Struktural= 74(100%)
Tabel 4.4 di atas menjelaskan bahwa penggunaan praanggapan struktural pada
seluruh peristiwa tutur berjumlah 74 buah. Percakapan pada agen perjalanan 4
merupakan pemakai praanggapan struktural yang paling dominan dengan jumlah
sebanyak 11 buah. Kemudian, pada percakapan agen perjalanan 3 sebanyak 9 buah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
85
e. Praanggapan Pengandaian
Kondisi yang mengahasilkan praanggapan seperti ini biasanya dalam tuturan
mengandung “if-clause” dan hasil yang didapat menjadi kontradiktif dari pernyataan
sebelumnya. Hal ini diuraikan sesuai dengan setiap peristiwa tutur yang ada.
Data (177) TA :We have to check and if it is deal, we must have two people so if you
only one people, I have to call my front office, if
(Kami harus mengeceknya dan
there is someone will book, we will go. (TA/1408/I/4)
seandainya ini setuju, kita harus punya dua orang jikalau kamu hanya seorang diri, saya harus menelpon kantor utama saya, seandainya
ada seseorang yang akan memesan, kita akan pergi)
Data (178) TA :Ya.. I have to check first, if there is more people already, you can do it.
If (Ya.. Saya harus mengeceknya dulu, seandainya sudah ada cukup orang,
kamu dapat pergi. Tetapi jika tidak ada cukup orang kita tidak dapat pergi)
there is not more people, for one people we can’t go. (TA/1408/I/6)
Data (179) TA : If (
it’s not so far you can come here, start from here. (TA/1408/I/12) Seandainya
Data (180)
itu tidak terlalu jauh kamu bisa datang kemari, kita mulai dari sini)
TA :If (
out of booking, we don’t guarantee. (TA/1408/I/27) Seandainya
Data (181)
keluar dari pesanan, kita tidak ada garansi)
TA :If
(
we are booking today, I give you the ticket and then tomorrow you come at 9 o’clock. (TA/1408/I/31) Seandainya
kita pesan hari ini, saya akan memberikan kamu tiket dan kemudian kamu datang pada pukul 9.)
Data di atas mengandung praanggapan pengandaian pada satuan lingual if. Data
(177) menyatakan bahwa dimungkinkan akan ada orang yang memesan tiket menuju
Kintamani,sehingga mereka dapat pergi bersama dan dapat disimpulkan probably,
someone will book the tickect. Pada data (178) juga memberitahukan bahwa
kemungkinan tidak ada satu orangun yang memesan tiket dan makna praanggapan ini
juga dimiliki oleh data (177) sehingga dapat dikatakan dengan presupposisinya adalah
There are / are not more people will book the ticket. Pada data (179) merujuk pada jauh
tidaknya tempat tinggal wisatawan tersebut dari kantor agen perjalanan itu. Maka
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
86
praanggapan dari tuturan ini adalah her homestay may not be far from travel agent.
Data(180) menyatakan bahwa terdapat sebuah aturan dalam pemesanan tiket di agen
perjalanan itu sehingga dapat dikatakan bahwa there is booking policy in travel agent.
(181) They are not booking in the day.
Data (182)
WNA(Pr) :And if (Dan
we do to go to Besakih? (TA/2908/III/12) seandainya
kami melakukan perjalanan ke Besakih?)
Data (182) ini menunjukan adanya suatu pengandaian dengan penanda satuan
lingual if sehingga praanggapn yang dimiliki adalah mereka dimungkinkan akan
melakukan perjalanan menuju Besakih atau they probably will go to Besakih.
Data (183) WNA(Pr) :But if (Seandainya kami melakukan yang satu ini.)
we do this one.
Eee.. We have a.. (Eee.. Kami memiliki sebuah..) And this one is possible for tomorrow. (TA/2908/III/34) (Dan yang satu ini mungkin untuk dilakukan besok.) Praanggapan yang dimiliki oleh data ini sebenarnya tidak jauh berbeda dengan
data (182) bahwa mereka akan melakukan perjalanan menuju Kintamani-Besakih
sehingga praanggapannya adalah they possibly will do Kintamani-Besakih program.
Data (184) WNA(Lk) :If (
we can do this offer for Teluk Nawa. (TA/1408/IV/49) Seandainya
kami melakukan penawaran ini untuk Teluk Nawa.)
Pada data (184) ini terdapat praanggapan pengandaian, wisatawan (Lk) tersebut
mengandaikan jika penawaran spesial tersebut dialihkan ke lokasi wisata yang lain
(Teluk Nawa) dengan prseuposisinya yang sebenarnya adalah they probably will do that
offer for Teluk Nawa.
Data (185) TA :No. This one we have already, but you can check into 7 o’clock in the
evening. But this one we don’t have Kintamani Vulcano, we can do it the other. Almost same with this one, possible we see the biggest temple in Bali. So if
(Tidak. Kami telah memiliki paket wisata ini, tetapi kamu bisa cek pada pukul 7 sore ini. Tetapi untuk yang satu ini, kami tidak punya Kintamani Volcano, kita bisa melakukan perjalanan yang lain. Ini hampir sama dengan perjalanan ini, kita dapat melihat pura terbesar di Bali. Sehingga
you need Kintamani Vulcano, you can come at 7 o’clock today. (TA/1508/V/10)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
87
jika
kamu mau Kintamani Volcano, kamu dapat datang pada pukul 7 hari ini.)
Data (186) WNA :If(
I can, before maybe someone has booked.(TA/1508/V/13) Jika
saya bisa (pergi), mungkin seseorang harus sudah memesan sebelumnya)
Satuan lingual if pada data di atas membuktikan bahwa terdapat praanggapan
pengandaian pada data (185). Data ini memiliki praanggapan bahwa Maybe she shall
need Kintamani Volcano at 7 o’clock. Kemudian, pada data (186) dengan memiliki
praanggapan bahwa Someone possibly will book it.
Data (187) TA :No. Start at 4 o’clock this afternoon until 8 o’clock tonight. So if
(Tidak. Dimulai pada pukul 4 sore ini sampai pukul 8 malam ini. Jadi
you want, you can come in. (TA/3108/VI/15)
jika
kamu mau, kamu bisa datang.)
Data (188) WNA :Ok. And if
(TA/3108/VI/18) it happens, do I have to come here to get the bus or?
(Ok. Dan jika
itu terjadi, apakah saya harus datang kemari untuk medapatkan bus atau?)
Data (187) memiliki presuposisi bahwa agen perjalanan menyarankan kepada
wisatawan untuk kembali untuk memesan tiket perjalanan wisata di kantor tersebut.
Sehingga dengan kata lain she possibly will come. Kemudian, pada data (188) yang
memberi pengertian bahwa dimungkinkan perjalanan wisata tersebut akan terjadi atau
berlangsung. Pada saat tuturan tersebut di produksi sehingga praanggapanya adalah
Probably the tour will happen.
Data (189) TI :If (TI/1608/I/12)
you want to visit the temple you can come to monkey forest.
(Seandainya kamu ingin berkunjung ke pura tersebut, kamu dapat masuk ke hutan monyet.)
Praanggapan pengandaian if terlihat pada data (189) ini yang mengandaikan
bahwa wisatawan tersebut akan mengunjungi pura yang berdekatan dengan hutan
budidaya monyet. Sehingga praanggapan yang didapat adalah she probably will want to
visit the temple.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
88
Data (190) WNA :Yes, If (Ya,
I want to go there? (TI/2008/V/39) Seandainya
saya ingin pergi kesana?)
Satuan lingual if sebagai penanda yang khas pada praanggapan pengandaian ini
terlihat pada satu tuturan di atas. Pengandaian yang dipaparkan adalah wisatawan
tersebut ingin pergi ke hutan budidaya monyet (Mongkey Forest) yang ia telah tanyakan
sebelumnya. Sehingga dapat dikatakan bahwa the tourist probably will go to Mongkey
Forest.
Seluruh pemaparan penggunaan praanggapan pengandaian di atas dapat dilihat
dan disimpulkan seperti tabel 5 di bawah ini.
Tabel 4.5: Penggunaan Praanggapan Pengandaian TA1 TA2 TA3 TA4 TA5 TA6 TI1 TI2 TI3 TI4 TI5 TI6 AT1 AT2 AT3
Jumlah 5 - 2 1 1 2 1 - - - 1 - - - - Persentase 38.5 - 15.4 7.7 7.7 15.4 7.7 - - - 7.7 - - - - Dengan Total Praanggapan Pengandaian = 13(100%)
Sesuai dengan pemaparan pada tabel 4.5 di atas dapat disimpulkan bahwa
penggunaan praanggapan pengandaian terbanyak terdapat pada percakapan agen
perjalanan pertama dengan jumlah lima buah, kemudian dilanjutkan dengan percakapan
agen perjalanan ketiga memperoleh jumlah praanggapan sebanyak dua buah.
Selebihnya, percakapan agen perjalanan keempat, kelima dan Pusat Penerangan
Informasi Kepariwisataan pertama dan kelima hanya memperoleh satu buah saja.
f. Praanggapan Implikatif
Jenis praanggapan ini memiliki ketentuan berdasarkan kata kerja implikatif, dan
tanpa disadari pula setiap kata kerja praanggapan ini mengandung makna praanggapan
yang dapat dipaparkan secara umum. Hal ini akan diuraikan penggunaan praanggapan
pada setiap peristiwa tutur.
Data (191) WNA :Yes, yes I see. (Ya,ya Saya mengerti)
Maybe, you can check now. (TA/1408/I/7) (Mungkin, kamu bisa mengeceknya sekarang) Data (192) TA :Possible tomorrow we get (Mungkin besok kita bisa memperoleh cukup orang.)
more people. (TA/1408/I/17)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
89
Pada data (191) penanda adanya praanggapan implikatif terdapat pada satuan
lingual see dengan praanggapan bahwa wisatawan asing sudah paham akan penjelasan
yang diberikan oleh staff agen perjalanan tersebut atau dapat dikatakan bahwa she has
already understood about travel agent’s explanation. Pada data (192) dapat
diasumsikan bahwa staff agen perjalanan mengharapkan ada seorang wisatawan lain
yang akan memesan tiket perjalanan wisata ke Kintamani atau dapat dikatakan juga X
(TA) was expected to get more people dan There will/will not be more people.
Data (193) TA :Rp.750.000 is the best price. When you go to Giri, it’s hard to get
(Rp.750.000 adalah harga yang paling baik. Disaat kamu pergi ke Giri, itu sulit untuk
the low price. (TA/1408/IV/14)
mendapatkan
harga yang rendah.)
Praanggapan implikatif dapat ditemukan pada data (193) di atas yang tecermin
pada satuan lingual get. Agen perjalanan berusaha meyakinkan bahwa suatu hal yang
sulit untuk mendapatkan harga murah menuju Giri sehingga presuposisi yang didapat
adalah they tried to get the low price to Giri.
Data (194) TA :No. This one we have already, but you can check into 7 o’clock in the
evening. But this one we don’t have Kintamani Vulcano, we can do it the other. Almost same with this one, possible we see
(Tidak.Kami memiliki yang satu ini, tetapi kamu bisa cek pada pukul 7 sore ini. Tetapi untuk yang satu ini, kami tidak punya Kintamani Volcano, kita bisa melakukan yang lain. Hampir sama dengan yang satu ini, dimungkinkan kita
the biggest temple in Bali. So if you need Kintamani Vulcano, you can come at 7 o’clock today. (TA/1508/V/10)
melihat
Data (195)
pura terbesar di Bali. Sehingga jika kamu mau Kintamani Volcano, kamu dapat datang pada pukul 7 hari ini.)
TA :Ya.. maybe someone has booked so you can do it together. If no Kintamani-Besakih that we have already. It’s almost same just extra to see
(Ya.. dimungkinkan seseorang telah memesan sehingga kamu dapat melakukannya bersama-sama. Jika tidak kami telah menyediakan Kintamani-Besakih. Itu hampir sama hanya ditambahkan untuk
the biggest temple. (TA/1508/V/12)
melihat
pura terbesar.)
Kedua data di atas memiliki jenis praanggapan yang sama yakni praanggapan
implikatif yang terkandung di dalam kedua tuturan tersebut dan keduanya memiliki
praanggapan yang sama yakni they expected to see the biggest temple in Bali.
Data (196)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
90
TA :Ya, but it lesss after 4 o’clock, maybe has two people, after 4 o’clock we get
(Ya, tetapi setelah pukul 4, mungkin telah ada dua orang, setelah pukul 4 kami akan
the report from my front office. (TA/3108/VI/11)
mendapatkanData (197)
laporan dari kantor utama saya.)
WNA :Ok. And if it happens, do I have to come here to get (TA/3108/VI/18)
the bus or?
(Ok. Dan jika itu terjadi, apakah saya harus datang kemari untuk medapatkan
bus atau?)
Kedua data ini memiliki penanda praanggapan implikatif yang sama yakni pada
satuan lingual get. Pembeda antara data (196) dan (197) adalah maksud dari wisatawan
dan staff agen perjalanan ini. Pada data (196) mereka berusaha untuk mendapatkan
informasi pemesanan tiket perjalanan wisata sehingga dapat dikatakan presuposisinya
adalah they tried to get the report from his front office. Kemudian, pada data (197)
wisatawan berusaha untuk mendapatkan bus wisata tersebut sehingga presuposisi yang
diperoleh adalah she (WNA) tried to get the bus.
Data (198) TI :Come to the north, this area on the way you can visit Rice Terrace at
Pegalangan, you going up you can see
(Pergilah ke arah utara, menuju jalan dilokasi tersebut kamu dapat mengunjungi persawahan di Pegalangan, kamu naik keatas kamu dapat
some coffee transition, on the way you can see mountain and down you find Tapak Siring and the other one at Bedugul the big temple. (TI/3008/II/8)
melihat
beberapa tanaman kopi, di perjalanannya kamu dapat melihat gunung dan turun kebawah kamu menemukan Tapak Siring dan salah satu dari pura besar di Bedugul.)
Terdapat praanggapan implikatif dalam data ini dengan ditandai adanya satuan
lingual come. Satuan lingual come pada tuturan ini mengarah kepada objek wisata
seperti, terassering, tanaman kopi, Tapak Siring dan Bedugul. Dengan demikian
praanggapan dari tuturan tersebut adalah she tried to see rice terrace, coffee
plantation,Tapak Siring and Bedugul.
Data (199) WNA :I will see (Saya akan
the dance a...(TI/3108/III/11) melihat
Data (200) tarian...)
TI :Today is Saturday, sorry Sunday today. (Hari ini adalah hari sabtu. Maaf. Hari ini hari minggu.) It is nice to see (Ini bagus untuk
tonight at 7.30 o’clock. (TI/3108/III/12) dilihat malam ini pukul 7.30)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
91
Praanggapan implikatif terlihat pada kedua data di atas. Data ini memiliki
makna praanggapan yang sama yakni she planned to see the dance.
Data (201) TI :You get (Kamu dapatkan disini.)
here. (TI/2008/V/4)
Praanggapan implikatif pada data ini terlihat pada satuan lingual get yang
memiliki makna bahwa wisatawan asing tersebut ingin mendapatkan tiket pertunjukan
tari tradisional tersebut. Sehingga dapat dikatakan bahwa the tourist expected to get the
ticket.
Seluruh pemaparang penggunaan praanggapan implikatif dari seluruh
peristiwa tutur yang ada maka, dapat digambarkan seperti tabel 6 dibawah ini.
Tabel 4.6: Penggunaan Praanggapan Implikatif TA1 TA2 TA3 TA4 TA5 TA6 TI1 TI2 TI3 TI4 TI5 TI6 AM1 AM2 AM3
Jumlah 2 - - 1 2 2 - 1 2 - 1 - - - - Persentase 18.2 - - 9.1 18.2 18.2 - 9.1 18.2 - 9.1 - - - - Total Praanggapan Implikatif = 11(100%)
Tabel 4.6 ini dapat disimpulkan bahwa penggunaan praanggapan implikatif yang
paling dominan terletak pada percakapan agen perjalanan kedua, kelima, keenam dan
Pusat Penerangan Kepariwisataan kedua dengan memperoleh dua buah praanggapan
implikatif. Selanjutnya pada agen perjalanan keempat dan Pusat Penerangan Informasi
Kepariwisataan kedua dan kelima memperoleh satu buah praanggapan implikatif pada
setiap peristiwa tutur.
g. Praanggapan Temporal
Dalam sebuah kalimat jika terdapat klausa waktu atau klausa temporal dapat
dipastikan bahwa kalimat tersebut juga memiliki praanggapan tersendiri. Hal ini
dipaparkan mengenai penggunaan praanggapan temporal pada setiap peristiwa tutur.
Data (202) TA :Kintamani –Besakih tour, when you are in sharing tour, we start at 9
o’clock until (Wisata Kintamani-Besakih, pada saat kamu berada di dalam rombongan
perjalanan, kita mulai pada pukul 9 sampai pada pukul 5. Pada pukul 5 perjalanan kita selesai.)
5 o’clock. At 5 o’clock we finish tour. (TA/2908/III/17)
Pada data (202) di atas memiliki praanggapan temporal yang ditandai dengan
adanya satuan lingual when dan until. Pada kalimat yang memiliki satuan lingual when
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
92
mempunyai praanggapan bahwa staff agen perjanan itu menginformasikan bahwa
wisatawan tersebut tergabung dalam satu paket rombongan, sehingga dengan kata lain
you (WNA) are in sharing tour. Sedangkan makna until pada tuturan selanjutnya
memiliki anggapan bahwa staff agen perjalanan ini menginformasikan mengenai jarak
tempuh menuju Kintamani-Besakih sehingga dengan kata lain bahwa They will do their
journey for 9 hours.
Data (203)
TA :In this place more less about 45 minute until
(Di tempat ini lebih kurang 45 menit
one hour. Except Besakih, Besakih is the big one is about one half hour. (TA/2908/III/23)
sampai
Data (204)
satu jam. Kecuali Besakih, Besakih yang paling besar jadi kira-kira satu setengah jam.)
TA :Ya.. Besakih it between one hour fourty five minutes until
(Ya.. Besakih antara 1 jam 45 menit sampai maksimal dua jam)
two hours maximum. (TA/2908/III/25)
Data (205) WNA (Pr) :Until (
what time do your shop open? (TA/2908/III/40) Sampai
Ketiga data ini memiliki penanda praanggapan temporal yang sama ialah satuan
lingual until. Seperti pada data (203) dan (204) menjelaskan hal yang sama, yakni
mengenai waktu perjalanan menuju Besakih. Kemudian pada data (205) dimana tuturan
ini wisatawan meminta informasi mengenai waktu bukanya kantor agen perjalanan
tersebut.
pukul berapakah tokomu ini buka?)
Data (206) TA : Ya.. like this one, for the big one out side for Rp. 186.000 only Eka
Jaya. They didn’t go to Sangigi, they go until
(Ya.. Seperti yang satu ini, salah satu yang besar diluar sana seharga Rp.186.00 untuk Eka jaya. Mereka tidak pergi ke San Gigi, mereka hanya pergi
Giri and lake Kondem. Sangigi only one company.
sampai
Giri dan danau Kondem. San Gigi hanya ada satu kantor saja.(TA/1408/IV/27)
Satuan lingual until pada data (206) merupakan penanda adanya praanggapan
temporal. Dalam hal ini, staff agen perjalanan menjelaskan mengenai rute wisata akhir
yang akan mereka lalui jika mengguanakan kapal Eka jaya adalah Giri dan Danau
Kondem, sehingga dapat dijelaskan bahwa presuposisinya adalah The last destination of
Eka jaya is Giri and lake Kondem.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
93
Data (207) TA :Ya, but it lesss after 4 o’clock, maybe has two people, after
(Ya, tetapi setelah pukul 4, mungkin sudah ada dua orang, setelah pukul 4 kami akan mendapatkan laporan dari kantor utama saya.)
4 o’clock we get the report from my front office. (TA/3108/VI/11)
TA :Ya, after 4 o’clock before 8 o’clock. (TA/3108/VI/13) (Ya, setelah pukul 4 dan sebelum pukul 8) WNA : Ok. Before
(TA/3108/VI/14) 8 o’clock tomorrow is still possible for booking?
(Ok. Sebelum pukul 8 besok, apakah masih mungkin untuk memesan?)
TA :No. Start at 4 o’clock this afternoon until
(Tidak, dimulai pada pukul 4 sore ini sampai pukul 8 malam ini. Jadi jika kamu mau kamu bisa datang.)
8 o’clock tonight. So if you want, you can come in. (TA/3108/VI/15)
Pada data di atas mencerminkan praanggapan temporal dan satu makna
praanggapan. Dalam tuturan ini, staff agen perjalanan menginformasikan kepada
wisatawan mengenai waktu pemesanan tiket wisata menuju Besakih yakni, pada pukul
4 sore dan 8 malam. Rentan waktu yang dipaparkan pada data (207) mengandung
makna yang serupa dengan she ought to come back between 4 o’clock and 8 o’clock.
Data (208) (13) WNA :Inside monkey forest, you can visit the temple, but another temple, they
only open when (Disamping hutan monyet, kamu dapat mengunjungi pura , tetapi pura
yang lain, mereka hanya buka
they got ceremony. (TI/1608/I/13)
disaat
mereka mengadakan upacara.)
TI :No. So when
(Tidak. jadi
they have ceremony they will allow you to come in to the temple.
disaat
mereka mengadakan upacara mereka akan mengizinkan mu untuk masuk ke Pura.) (TI/1608/I/15)
Satuan lingual when yang terdapat pada setiap tuturan di atas merupakan
penanda praanggapan temporal yang menyatakan ada kegiatan upacara keagamaan di
sebuah Pura. Sehingga pada data (208) memiliki praanggapan yang menyatakan bahwa
they have religious ceremony.
Dari pemaparan penggunaan praanggpan temporal di atas maka dapat
digambarkan kedalam tabel 7 dibawah ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
94
Tabel 4.7: Penggunaan Praanggapan Temporal TA1 TA2 TA3 TA4 TA5 TA6 TI1 TI2 TI3 TI4 TI5 TI6 AM1 AM2 AM3
Jumlah - - 4 1 - 1 1 - - - - - - - - Persentase - - 57.1 14.3 - 14.3 14.3 - - - - - - - - Total Praanggapan Temporal = 7 (100%)
Sesuai dengan tabel di atas digambarkan bahwa percakapan agen perjalanan
ketiga dan keenam merupakan pengguna praanggapan temporal yang paling dominan
dengan jumlah sebanyak empat buah. Selanjutnya, pada Pusat Penerangan Informasi
Kepariwisataan pertama, agen perjalanan keempat dan keenam memperoleh satu buah
praanggapan temporal saja.
2. Rekapitulasi Pemakaian Praanggapan
Bagian ini menjelaskan pemakaian praanggapan dari ketiga peristiwa tutur yang
telah dianalisis sebelumnya yakni, agen perjalanan, Pusat Penerangan Kepariwisataan
dan pasar seni. Sesuai dengan peristiwa tutur masing-masing yang telah direkapitulasi
secara menyeluruh diperoleh praanggapan yang paling dominan dalam peristiwa tutur
tersebut.
a. Rekapitulasi Pemakaian Praanggapan Peristiwa Tutur I
Lokasi peristiwa tutur pertama ini merupakan jasa yang bergerak dibidang
perjalanan atau sering disebut sebagai agen perjalanan. Dibawah ini terdapat tabel
jumlah pemakaian praanggapan dari keenam peristiwa tutur yang telah dianalisis
sebelumnya.
Tabel 4.8: Rekapitulasi Pemakaian Praanggapan Peristiwa Tutur I
Jenis Praanggapan TA1 TA2 TA3 TA4 TA5 TA6 Total Persentase PE 3 3 6 5 2 3 22 16.6 PF - 2 4 1 2 1 10 7.6 PL 10 - 6 11 3 1 31 23.5 PS 5 8 9 11 2 6 41 30.1 PNF - - - - - - - - PCF 6 - 2 1 1 2 12 9.1 PIT - - - - - - - - PIM 2 - - 1 2 2 9 6.8 PT - - 5 1 - 1 7 5.3 PC - - - - - - - - Total 132 100
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
95
Jenis praanggapan yang paling dominan berperan dalam keenam peristiwa tutur
(agen perjalanan) di atas adalah praanggapan struktural sebanyak 41 buah (30.1%). Ini
disebabkan adanya beberapa faktor yang mempengaruhi, yakni:
1. Agen perjalanan (travel agent) merupakan usaha biro perencanaan perjalanan dan
jasa pelayanan dalam penyelenggaraan kepariwisataan. Satuan lingual
“perencanaan” di atas menjelaskan bahwa terdapat sesuatu hal yang akan
direncanakan, sehingga si penerima jasa (wisatawan) akan memiliki banyak
pertanyaan yang timbul demi kelangsungan dan kelancaran perjalanan. Hal inilah
yang menyebabkan praanggapan struktural banyak muncul pada peristiwa tutur ini.
2. Terdapat perangkat-perangkat kantor agen perjalanan seperti brosur wisata, gambar
tempat wisata, dan peta perjalanan wisata. Agen perjalanan juga menyediakan
transportasi dan paket perjalanan wisata. Tanpa disadari hal-hal seperti ini
mempengaruhi terciptanya praanggapan struktural pada saat peristiwa tutur tersebut
berlangsung.
b. Rekapitulasi Pemakaian Praanggapan Peristiwa Tutur II
Salah satu situs internet memberi pengertian mengenai Pusat Penerangan
Pariwisata yakni a tourism information center, providing visitors to a location with
information on the area’s attractions, lodgings, maps, and other items relevant to
tourism by Wikidingo. Wikidingo mengatakan bahwa Pusat Penerangan Informasi
Kepariwisataan menyediakan informasi kepada pengunjung mengenai lokasi (wisata)
serta informasi tempat-tempat pertunjukan (seni), penginapan, peta dan jenis-jenis
lainnya yang sesuai dengan kepariwisataan. Dalam kegiatan memberi dan menerima
informasi juga ditemukan banyak penggunaan praanggapan oleh penutur dan mitra tutur
dalam peristiwa tutur ini.
Tabel 4.9: Rekapitulasi Pemakaian Praanggapan Peristiwa Tutur II Jenis Praanggapan TI1 TI2 TI3 TI4 TI5 TI6 Total Persentase
PE 7 7 2 2 5 2 25 36.8 PF 2 - 1 1 1 - 5 7.4 PL 4 3 - - 1 1 9 13.2 PS 6 4 3 2 4 3 22 32.4 PNF - - - - - - - - PCF 1 - - - 1 - 2 2.9 PIT - - - - - - - - PIM - 1 2 - 1 - 4 5.9 PT 1 - - - - - 1 1.8 PC - - - - - - - - Total 68 100
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
96
Sesuai dengan tabel 4.9 di atas, praanggapan eksistensial merupakan jenis
praanggapan yang paling dominan berperan dalam peristiwa tutur kedua ini. Hal ini
dikarenakan objek yang diperoleh para wisatawan hanyalah berupa informasi saja.
Situasi ini berbeda dengan agen perjalanan yang telah menyediakan contoh gambar dan
brosur yang memberikan kemudahan kepada wisatawan untuk mengetahui objek wisata
yang ada. Alasan-alasan sederhana seperti ini sangat berpengaruh dalam penggunaan
praanggapan. Seluruh staff Pusat Penerangan Informasi Kepariwisataan diharuskan
untuk memberikan informasi mengenai objek wisata ataupun jasa-jasa yang mereka
sediakan.
c. Rekapitulasi Pemakaian Praanggapan Peristiwa Tutur III
Peristiwa tutur ketiga ini terjadi di pasar seni Kuta dan Ubud. Pasar seni ini
merupakan pasar tradisional yang keadaannya hampir sama dengan keadaan pasar pada
umumnya. Dalam situasi pasar ini hanya terdapat satu jenis praanggapan yang berperan
aktif yaitu praanggapan struktural. Hal ini disebabkan oleh keadaan pasar seni tersebut,
dimana penjual menjajakan barang daganganya langsung di tempat. Oleh karena itu,
setiap orang baik wisatawan mampu melihat barang dagangan secara langsung. Tidak
hanya itu, kondisi tempat serta status sosial si pedagang membuat seluruh konteks dan
tuturan yang dihasilkan pada peristiwa tutur ini berbeda.
d. Rekapitulasi Pemakaian Praanggapan Seluruh Peristiwa Tutur
Sesuai dengan pemaparan pemakaian praanggapan maka diperoleh jenis
praanggapan yang paling dominan berperan dalam 15 peristiwa tutur di atas. Hal ini
dilakukan dengan merekapitulasi pemakaian praanggapan dari seluruh peristiwa tutur
yang ada.
Tabel 4.10: Rekapitulasi Pemakaian Praanggapan Seluruh Peristiwa Tutur
Jenis Praanggapan
TA1 TA2 TA3 TA4 TA5 TA6 TI1 TI2 TI3 TI4 TI5 TI6 AM1 AM2 AM3 Total
Persentase
PE 3 3 6 5 2 3 7 7 2 2 5 2 - - - 47 22.6 PF - 2 4 1 2 1 2 - 1 1 1 - - - - 15 7.2 PL 10 - 6 11 3 1 4 3 - - 1 1 - - - 40 19.3 PS 4 8 9 11 2 6 6 4 3 2 4 3 4 5 3 74 35.7 PNF - - - - - - - - - - - - - - - - - PCF 5 - 2 1 1 2 1 - - - 1 - - - - 13 6.3 PIT - - - - - - - - - - - - - - - - - PIM 2 - - 1 2 2 - 1 2 - 1 - - - - 11 5.3 PT - - - 4 1 - 1 1 - - - - - - - 7 3.4 PC - - - - - - - - - - - - - - - - - Total 208 100 %
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
97
Keterangan :
1. PE :Praanggapan Eksistensial (Existential Presupposition/Definite Description) 2. PF :Praanggapan Faktual (Factive Presupposition/Factive Predicates) 3. PL :Praaggapan Leksikal (Lexical Presupposition/Aspectual/Change of state
predicates) 4. PS :Pranggapan Struktural (Structural Presupposition) 5. PNF :Praanggapan Nonfaktual (Nonfactive Presupposition) 6. PCF :Praanggapan Pengandaian (Counter Factual Presupposition/Counter
Factual Conditional) 7. PIT :Praanggapan Iteratif/Perulangan (Iterative Presupposition) 8. PIM :Praanggapan Implikatif (Implicative Presupposition) 9. PT :Praanggapan Klausa Waktu (Temporal Clauses Presuppostion) 10. PC :Praanggapan Tak Lengkap (Cleft Presupposition) 11. TA :Agen Perjalanan (Travel Agent) 12. TI :Pusat Penerangan Inforamsi Wisata (Tourism Information) 13. AM :Pasar Seni (Art Market)
Tabel 4.10 ini menjelaskan bahwa jenis praanggapan struktural dengan jumlah
persentase sebanyak 35.7% (74) merupakan praanggapan yang paling dominan dalam
15 peristiwa tutur tersebut. Praanggapan struktural ini mendominasi disebabkan oleh
adanya proses tanya-jawab untuk memperoleh informasi yang diinginkan oleh
wisatawan maupun penduduk setempat. Seperti yang telah diketahui bersama bahwa
praanggapan struktural ini merupakan suatu praanggapan dalam bentuk kalimat tanya,
seperti WH-Question, Yes/No Question ataupun Alternative Question. Dengan
menggunakan ketiga bentuk kalimat tanya ini baik penutur maupun mitra tutur dapat
memperoleh informasi yang akurat.
B. PEMBAHASAN
Pembahasan mengenai praanggapan (presupposition) ini merupakan anggapan
atau prediksi yang dianggap sesuai dengan penggunaan kalimat yang diucapkan
sehingga mampu memberikan kesimpulan atau asumsi awal bahwa apa yang akan
disampaikan penutur dipahami oleh mitra tutur.
Dari hasil penelitian lapangan dan analisis yang telah dilakukan oleh penulis,
diperoleh beberapa pola sederhana yang mencakup penggunaan praanggapan tersebut.
Pada peristiwa tutur I yang berpusat pada agen perjalanan (Travel Agent) ini dapat
dijelaskan bahwa penggunaan praanggapan struktural lebih mendominasi digunakan
terlebih dahulu pada saat berlangsungnya peristiwa tutur. Kemudian, dilanjutkan dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
98
praanggapan leksikal dan diakhiri oleh praanggapan eksistensial. Pola ini ditemukan
pada seluruh peristiwa tutur di agen perjalanan. Hal ini terjadi karena sesuai dengan
kondisi tempat atau prangkat-prangkat seperti foto, gambar dan brosur mengenai tempat
wisata yang terdapat di sebuah kantor agen perjalanan mempengaruhi kemunculan
sebuah praanggapan.
Selanjutnya, pada peristiwa tutur II yakni di sebuah Pusat Penerangan Informasi
Kepariwisataan (Tourism Information) ditemukan pola sederahana yang mencakup
penggunaan praanggapan. Praanggapan eksistensial merupakan praanggapan yang
terlebih dahulu digunakan. Hal ini disebabkan karena salah satu alasan seseorang
mengunjungi Pusat Penerangan Informasi Kepariwisataan adalah untuk mengetahui
kejelasan informasi mengenai tempat wisata dan beberapa pergelaran seni di sekitar
tempat wisata tersebut. Kemudian praanggapan struktural menempati posisi kedua pada
peristiwa tutur ini. Penggunaan praanggapan tersebut untuk memperoleh informasi yang
bersifat akurat dan jelas, serta diakhiri dengan praanggapan leksikal sebagai penutup
dari digunakannya praanggapan di setiap peristiwa tutur ini.
Selanjutnya, pada peristiwa tutur III di sebuah pasar seni di Ubud dan Kuta
diperoleh satu jenis praanggapan yang sangat berperan penting, yakni praanggapan
struktural. Dikatakan penting, karena sifat barang yang ditawarkan oleh pedagang dan
situasi pasar yang menjelaskan pentingnya penggunaan praanggapan struktural saat
peristiwa tutur tersebut berlangsung. Setelah jelaskan berdasarkan peristiwa tutur I,II
dan III maka diperoleh sebuah kesimpulan sederhana bahwa penggunaan praanggapan
struktural mendominasi pada ketiga peristiwa tutur tersebut. Kemudian pada kasus ini
praanggapan eksistensial menduduki peringkat kedua dan diakhiri oleh praanggapan
leksikal.
Sebagaimana yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya bahwa analisis
penelitian ini mengguanakan teori praanggapan Levinson (1983) dan Peter Grundy
(2000). Hasil dari penelitian ini juga sejalan dengan kedua teori tersebut. Akan tetapi
masih tersisa permasalahan baru yang belum dikaji dalam pembahasan ini, yakni
peristiwa tutur dalam bernegosiasi untuk menentukan suatu kesepakatan harga yang
dituju. Hal ini dapat dilihat dari beberapa peritiwa tutur seperti pada percakapan agen
perjalanan ketiga, kelima dan keenam, serta pada ketiga percakapan yang terjadi di
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
99
pasar seni. Pada peristiwa tutur bernegosiasi belum sepenuhnya dapat dicakup dengan
teori-teori yang dirumuskan oleh Levinson dan Grundy.
Praanggapan merupakan kesimpulan atau asumsi awal penutur sebelum
melakukan tuturan bahwa apa yang disampaikan juga dipahami oleh mitra tutur.
Sumarsono (2010:64) memberi contoh bahwa jika A berujar kepada B makna A
mengasumsikan (memperkirakan) B sudah mengetahui praanggapannya. Karena
asumsinya adalah petutur sudah mengetahui, maka praanggapan itu tidak diujarkan
meskipun bagian dari makna ujaran itu sendiri. Sebagaimana yang telah dijelaskan
pada Bab III sebelumnya, sebuah tema budaya akan ditentukan dari pendeskripsian dan
pemaparan penggunaan jenis praanggapan yang mendominasi. Berdasarkan data yang
telah diuraikan, ditemukan beberapa tema budaya yang berkaitan dengan peran
praanggapan dalam iteraksi tersebut.
1. Sesuai dengan hasil analisis di atas ditemukan dua jenis praanggapan yang paling
sering terjadi dalam interaksi antara penduduk asli Bali dan wisatawan asing. Jenis
praanggapn tersebut yakni praanggapan eksistensial dan praanggapan struktural.
Hal ini dikarenakan praanggapan eksistensial cenderung digunakan untuk
memberitahu atau menginformasikan kepada seseorang tentang adanya lokasi
wisata, penginapan, pergelaran atau beberapa barang dan jasa yang diperlukan
sesuai dengan kondisi wilayah dimana tuturan tersebut dituturkan. Selanjutnya,
praanggapan struktural ini digunakan untuk meminta atau menanyakan beberapa
informasi terkait mengenai apa, siapa dan bagaiamana suatu hal akan dilakukan.
Dengan menggunakan praanggapa struktural ini kedua belah pihak dimungkinkan
untuk mendapatkan informasi yang tepat, jelas dan akurat.
2. Interaksi antara masyarakat Bali dan wisatawan asing yang berlokasi di kantor
Pusat Penerangan Informasi Kepariwisatan dan agen perjalanan dalam penggunaan
praanggapan ditemukan bahwa kedua belah pihak telah memiliki asumsi atau
praanggapan yang sama. Dengan mengetahui maksud dari setiap tuturan yang
dihasilkan.
3. Hal yang paling menarik dari penelitian ini adalah pada saat lokasi penelitian ini
diarahkan ke sebuah pasar seni (art market), jenis praanggapan yang ditemukan
hanya praanggapan struktural. Hal ini diperkuat dengan hasil wawancara yang
dilakukan kepada kedua belah pihak baik wisatawan asing maupun penduduk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
100
setempat. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, (1) status pendidikan para
pedagang yang menjadikan asumsi atau praanggapan itu tidak terlalu
diperhitungkan, (2) mereka (pedagang) cenderung membiarkan atau membebaskan
para wisatawan asing mencari barang yang mereka butuhkan (3) para wisatawan
asing yang berkunjung ke pasar seni tersebut tidak terlalu menggunakan
praanggapan dalam berinteraksi dengan para pedangang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
101
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Fokus dalam penelitian ini mengkaji praanggapan dalam interaksi langsung
antara penduduk Bali dengan wisatawan asing. Penelitian ini mengambil beberapa
lokasi, yaitu: Ubud, Pasar seni Kuta, dan Sukawati. Dalam penelitian ini juga terdapat
tiga peristiwa tutur, yakni pada Pusat Penerangan Wisata (Tourism Information), Agen
Perjalanan (Travel Agent) dan pasar seni (Art Market). Bahasan dalam penelitian ini
menyangkut perihal pemakaian dan pemaknaan praanggapan yang tersirat dalam sebuah
tuturan. Interaksi langsung antara penduduk setempat dengan wisatawan asing ini
dipilih sesuai dengan sifat keunikan yang mencirikan kedua partisipan. Berdasarka hasil
penelitian ini maka telah terjawab seluruh komponen pertanyaan pada bab sebelumnya.
Hal ini kembali diuraikan secara singkat seperti di bawah ini.
Pertama yang menanyakan jenis dan makna praanggapan yang dapat
direalisasikan dalam setiap tuturan wisatawan tersebut adalah terdapat tujuh jenis
praanggapan yang berperan dalam peristiwa tutur ini. Ketujuh jenis praanggapan
tersebut adalah praanggapan eksistensial, praanggapan faktual, praanggapan leksikal,
praanggapan struktural, praanggapan pengandaian, praanggapan implikatif, dan
praanggapan temporal. Praanggapan struktural memperoleh data paling besar sebanyak
74 buah (35.7%) dari rekapitulasi pemakaian praanggapan pada keseluruhan peristiwa
tutur. Hal ini dapat disimpulkan bahwa praanggapan struktural sangat mendominasi.
Kemudian, tidak hanya jenis praanggapannya saja yang dapat diuraikan namun
juga satuan lingual yang mengikutinya. Seperti pada praanggapan leksikal akan sering
ditemukan satuan-satuan lingual seperti start, finish, give, come dan go. Selanjutnya,
pada praanggapan implikatif cenderung ditemukan satuan-satuan lingual seperti see dan
get, kemudian pada praanggapan temporal ditemukan satuan lingual before, after dan
untill. Pada praanggapan pengandaian hanya memiliki satu penanda pasti yakni satuan
lingual if. Pada praanggapan faktual hampir keseluruhannya dibantu oleh pemerolehan
praanggapan dari teori yang dirumuskan oleh Grundy. Pada praanggapan eksistensial
tidak memiliki penanda yang khas namun selalu menujukan keadaan dan keberadaan
yang sebenarnya. Inilah kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian dan analisis
yang telah dilakukan sebelumnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
102
Jawaban atas rumusan masalah kedua yakni praanggapan struktural merupakan
jenis praanggapan yang berperan paling dominan dalam ketiga peristiwa tutur tersebut.
Praanggapan struktural dapat dinyatakan melalui tuturan dalam bentuk kalimat tanya
seperti: Yes/No Question, WH-Question dan Alternative Question.
Jawaban atas rumusan masalah ketiga mengenai pola yang dapat digambarkan
dari setiap peristiwa tutur yaitu diawali dengan pemakaian praanggapan struktural,
kemudian dilanjutkan dengan praanggapan eksistensial dan diakhiri dengan pemakaian
praanggapan leksikal. Pola ini menjelaskan bahwa praanggapan struktural merupakan
praanggapan yang paling berperan aktif dalam setiap peristiwa tutur yang telah terjadi.
Kemudian dilanjutkan dengan praanggapan eksistensial sebagai bukti dari keberadaan
objek wisata, hotel, pergelaran seni dan lain sebagainya yang berkaitan dengan konteks
situasi yang ada. Praanggapan leksikal merupakan jenis praanggapan terakhir yang
berperan aktif dalam ketiga peristiwa tutur ini. Susunan ketiga jenis praanggapan ini
terjadi disebabkan karena faktor keingin tahuan antara penutur dan mitratutur mengenai
sebuah informasi yang akurat.
B. Saran
Berdasarkan simpulan penelitian yang telah dilakukan di atas, berikut disampaikan
beberapa saran yang berkorelasi dengan hasil penelitian ini maupun bagi keperluan
penelitian lanjutan. Saran-saran yang dimaksud adalah sebagai berikut:
a. Tujuan penelitian ini diharapkan mampu menjadi masukan pengembangan dan
pengajaran ilmu pragmatik, terutama pada teori praanggapan (presupposition).
Penggunaan temuan dalam penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan dan
selanjutnya dilakukan penyempurnaan teori praanggapan dalam berbahasa dan ilmu
pragmatik itu sendiri.
b. Kajian mengenai praanggapan di kalangan para wisatawan asing dan penduduk Bali
pada saat berinteraksi ternyata telah memiliki praanggapan satu sama lain. Ini
diharapkan dapat semakin diperkuat dan dipertahankan agar tidak terjadi kesalah
pahaman antara kedua penutur dan mitra tutur yang pada dasarnya memiliki
kewarganegaraan dan bahasa ibu yang berbeda. Mereka hendaknya menyadari
bahwa setiap individu di dunia ini memiliki tolak ukur tersendiri dalam
menginterpretasikan tuturan kedalam sebuah praanggapan. Oleh karena itu sikap
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
103
terbaik dalam berinteraksi antar warganegara ataupun suku adalah saling
menghormati dan menghargai setiap tanggapan ataupun tuturan-tuturan yang
dihasilkan dan berusaha untuk memberikan asumsi-asumsi yang positif.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
104
DAFTAR PUSTAKA
Austin, J.L. 1962. How to Do Things with Words, New York: Oxford University Press
Benny, Lee. 2001. ‘Mutual Knowledge, Background Knowledge and Shared Belief; Their Roles in Establishing Common Ground. Elsevier’. Journal of Pragmatics, vol.33, no.9, hlm 21-44.
Clark, H and Eve V. C. 1997. Philosophy and Language: An Introduction to Psycholinguistics. Harcourt Brace Jovanovich: USA
Cruse, A. D. 2002. Meaning in Language: An Introduction to Semantics and
Pragmatics. New York: University of Manchester Cummings, Louise. 1999. Pragmatics: A Mulitidiciplinary Perspective, New York:
Oxford University Press
Enfield, N. 2009. ‘Relationship Thingking and Human Pragmatics’. Elsevier, Journal of Pragmatics, vol.41, no. 11, hlm. 60-78.
Grundy, Peter. 2000. Doing Pragmatics, New York: Oxford University Press
Guest, Greg & Emily. 2013. Collecting Qualitative Data: Afield Manual for Applied Research, USA: Sage Publication
Hans, Jorg Schmid. 2003. ‘Presupposition Can be A Bluff: How Abstract Nouns Can be Used as Presupposition Triggers’. Elsevier, Journal Of Pragmatics, vol. 3, no. 68, hlm, 155-163.
Haryanti, Sri. 2001. ‘Implikatur Percakapan Dalam Prosa Fiksi Bahasa Inggris (Suatu Kajian Pragmatik)’. Tesis. UNS.
Hassan, Hamid Lubis. 2010. Analisis Wacana Pragmatik, Bandung: Penerbit Angkasa
Hornby, A. S. 1995. Oxford Advanced Leaner’s Dictionary of Current English. New York: Oxford University
Huang, Yan. 2007. Pragmatics, New York: Oxford University Press
Hurford, J and Heasly, B. 1984. Semantics: A Course book. London: Cambridge University Press
Hye, Kyung Lee. 2005. ‘Presupposition and Implicature Under Negation’. Elsevier,
Journal of Pragmatics, vol.37, no. 50, hlm. 595-609.
Leech, G. 1983. The Principles of Pragmatics. Essex. England. Longman Group Ltd.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
105
Levinson, S. C. 1983. Pragmatics. Cambridge: Cambridge University
Lincoln, Yvona S. & Egon G. Guba. 1985. Natruralistic Inqury, Beverly Hills: Sage Publications
Lofland, John & Lyn H. Lofland. 1984. Analyzing Social Settings: A Guide to Qualitative Observation and Analysis, Belmont, Cal: Wadsworth Publish Company
Mc Dowell, John & Evans, Gareth. 2012. Truth and Meaning: Essay in Semantics, New York: Oxford University Press
Moleong, L. J. 1989. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Remaja Karya
Nababan, PWJ. 1987. Ilmu Pragmatik: Teori dan Penerapannya, Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Nadya, Gaya Tri. 2009. ‘Praanggapan Dalam Adegan Film Janji Joni’. Skripsi. UI.
Raharjo, Berliana. 2012. ‘Bahasa Pada Dialog Iklan Produk-Produk PT. Unilever Tbk di Televisi Swasta Indonesia (Kajian Pragmatik)’. Tesis. UNS.
Rivai, Dona. 2000. ‘Peranan Alat-Alat Kohesi dan Praanggapan Dalam Mengikat Tema Lagu Cinta Berbahasa Jerman’. Tesis. UI.
Rosenberg, J & Travis, C (Eds). 1971. Reading in the Philosophy of Language. New Jersey: Prentice Press
Silverman, David. 1998. Doing Qualitative Research: A Practical Handbook, New
Delhi: Sage Publication
Sulistiyo, Edi. 2013. Pragmatik: Suatu Kajian Awal, Surakarta: UNS Press
Suryabrata, Sumadi. 1983. Metodologi Penelitian, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Sutopo, H, B. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif: Dasar-Dasar dan Terapannya Dalam Penelitian, Surakarta: UNS Press
Yule, G. 1996. Pragmatics. Oxford: Oxford University Press.
Wahyuni, Sri. 2012. Qualitative Research Method Theory and Practice, Jakarta: Salemba Empat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
106
Lam
pira
n 1
1.A
gen
Perja
lana
n 1
N o D
ata
Jeni
s Pra
angg
apan
K
eter
anga
n PE
PF
PL
PS
PN
F PC
F PI
T
PIM
PT
PC
1.
H
ello
, I w
ant t
o go
to
Kin
tam
ani f
or
tom
orro
w.
√
PE
: K
inta
man
i is a
tour
ist d
estin
atio
n in
Bal
i.
4 W
e ha
ve to
che
ck a
nd
if it
is d
eal,
we
mus
t ha
ve tw
o pe
ople
so if
yo
u on
ly o
ne p
eopl
e, I
have
to c
all m
y fr
ont
offic
e, if
ther
e is
so
meo
ne w
ill b
ook,
w
e w
ill g
o.
√
√
P L:
Som
eone
wou
ld b
e bo
okin
g th
e tic
ket s
o th
ey c
ould
go
to
Kin
tam
ani.
PCF
: - P
roba
bly,
som
eone
will
boo
k th
e tic
ket.
-T
here
are
/are
not
mor
e pe
ople
will
boo
k th
e tic
ket.
6.
Ya.
. I h
ave
to c
heck
fir
st, i
f the
re is
mor
e pe
ople
alre
ady,
you
ca
n do
it. I
f the
re is
no
t mor
e pe
ople
, for
on
e pe
ople
we
can’
t go
.
√
√
PL :
They
wou
ld b
e go
ing
to K
inta
man
i dep
ends
on
ther
e is
a p
erso
n or
no
t boo
ks th
e tic
ket i
n fr
ont o
f the
trav
el a
gent
. PC
F : T
here
are
/ are
not
mor
e pe
ople
will
boo
k th
e tic
ket.
7.
Yes
, yes
I se
e.
May
be, y
ou c
an c
heck
no
w.
√
PI
: Sh
e ha
s alre
ady
unde
rsto
od a
bout
trav
el a
gent
’s e
xpla
natio
n.
8.
Wha
t’s ti
me
do y
ou
like?
√
PS :
The
tour
ist’s
tim
e w
ants
to g
o to
her
jour
ney.
9.
At n
ine.
You
pic
k fr
om th
is p
lace
?
√
PS :
He
(TA
) can
/can
’t pi
ck u
p th
e to
uris
t fro
m th
e of
fice
of tr
avel
ag
ent.
10 . W
here
is y
ou st
ay in
U
bud?
√
√
PS
: Sh
e st
ays i
n U
bud.
PE
: U
bud
exis
ts.
12 . If
it’s
not
so fa
r you
ca
n co
me
here
, sta
rt fr
om h
ere.
√
√
PL :
She
wou
ld b
e co
min
g to
trav
el a
gent
for s
tarti
ng h
er jo
urne
y to
K
inta
man
i. PC
F : H
er h
omes
tay
may
not
be
far f
rom
trav
el a
gent
.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
107
15 . Sa
usen
a √
PE :
Saur
sena
is a
hom
e st
ay in
Ubu
d.
(Pem
erol
ehan
pra
angg
apan
ini d
ises
uaik
an d
enga
n pe
mer
oleh
an
praa
ngga
pan
Gru
ndy
pada
prin
sip
kehe
mat
an (P
rinc
iple
of E
cono
my)
17 .
Poss
ible
tom
orro
w w
e ge
t mor
e pe
ople
.
√
PI :
-X (T
A) w
as e
xpec
ted
to g
et m
ore
peop
le.
- Th
ere
will
/will
not
be
mor
e pe
ople
. 18 .
Ya.
. Whe
re ?
A
t nin
e o’
cloc
k. H
ow
I can
be
here
.
√
PS
: - T
he tr
avel
age
nt w
ill p
ick
up th
e to
uris
t.
-
The
tour
ist w
ill b
e in
the
trave
l age
nt.
19 . Y
ou
can
com
e he
re
poss
ible
, w
e pi
ck u
p in
Sau
rsen
a po
ssib
le.
√
PL
: Sh
e w
ould
be
com
ing
to tr
avel
age
nt fo
r sta
rting
her
jour
ney
to
Kin
tam
ani.
20 . N
o. I
go
ther
e. W
ait
for
the
othe
r pe
ople
be
caus
e on
ly
me,
I
will
go
ther
e.
√
PL
: Sh
e w
ould
be
goin
g to
trav
el a
gent
.
21 . Y
ou
have
al
read
y ha
ve so
meo
ne th
ere.
√
22 . H
ow m
any
peop
le g
o th
ere
for t
omor
row
?
√
√
PL
: Th
ere
are
a nu
mbe
r of t
ouris
ts w
ould
be
goin
g to
Kin
tam
ani.
PS :
ther
e ar
e m
ore
than
one
peo
ple
go to
Kin
tam
ani.
23 . Tw
o pe
ople
al
read
y.
So y
ou h
ave
to b
ook
now
, so
it
is p
ossi
ble
yo c
an g
o to
mor
row
al
read
y.
√
PL
: Sh
e is
an
oblig
atio
n of
boo
king
the
ticke
t to
go to
Kin
tam
ani.
She
will
go
to K
inta
man
i tom
orro
w.
25 . If
yo
u co
me
tom
orro
w,
we
go
dire
ct.
√
√
PL :
She
mig
ht b
e go
ing
to K
inta
man
i dire
ctly
. PC
F : S
he p
ossi
bly
will
com
e to
the
trave
l age
nt.
26 . Y
es. I
go.
. I g
o.. A
t 9
I wou
ld b
e th
ere.
√
PL :
She
wou
ld b
e in
the
trave
l age
nt a
t 9 o
’clo
ck.
27 . If
out
of
book
ing,
we
don’
t gua
rant
ee.
√
PC
F : -
The
re is
boo
king
pol
icy
in th
e tra
vel a
gent
.
-Sh
e pr
obab
ly d
on’t
get t
he g
uara
ntee
of t
he ti
cket
. ( P
emer
oleh
an p
raan
ggap
an in
i dip
erol
eh d
enga
n ba
ntua
n sh
ared
as
sum
ptio
n (p
enge
tahu
an b
eres
ama)
ole
h P.
Gru
ndy.
) 31 .
If w
e ar
e bo
okin
g to
day,
I
give
you
the
ticke
t and
then
to
mor
row
you
com
e at
9
o’cl
ock.
√
√
PL :
She
mig
ht b
e co
min
g to
trav
el a
gent
to st
art h
er jo
urne
y to
K
inta
man
i. PC
F : T
he to
uris
t pro
babl
y w
ill b
ook
the
ticke
t in
the
day.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
108
2.A
gen
Perja
lana
n 2
No
Dat
a Je
nis P
raan
ggap
an
Ket
eran
gan
PE
PF
PL
PS
PNF
PCF
PIT
PI
M
PT
PC
1.
Is th
ere
rent
car
to
mor
row
? √
√
PE
: Th
e tra
vel a
gent
rent
s car
. PS
: Th
ere
is a
rent
car
in th
e tra
vel a
gent
. 2.
Fo
r whe
n?
√
PS :
Ther
e is
a p
artic
ular
day
for u
sing
that
car
. 4.
Sm
all o
ne o
r big
one
?
√
PS
: Th
ere
are
a bi
g on
e an
d a
smal
l one
. 6.
H
ow m
any
days
, you
ne
ed?
√
8.
How
man
y da
ys?
√
9- 10
Fo
ur d
ays,
smal
l one
, to
mor
row
. To
mor
row
in th
e ev
enin
g I h
ave,
to
mor
rrow
mor
ning
I do
n’t h
ave,
sorr
y. N
ot
yet.
Tom
orro
w in
the
mor
ning
I ha
ve o
nly
the
big
one.
√
PL :-
The
tour
ist n
eeds
a sm
all c
ar.
- Th
e tra
vel a
gent
has
not
a sm
all c
ar to
mor
row
.
-
Ther
e is
a b
ig c
ar fo
r tom
orro
w m
orni
ng.
(Den
gan
men
ggun
akan
pem
erol
ehan
pra
angg
apan
P.G
rund
y pa
da
Shar
e as
sum
ptio
n : d
efin
ite d
escr
iptio
n)
11.
The
big
one?
√
PS :
Ther
e is
a b
ig c
ar.
12.
Toyo
ta A
vanz
a √
13.
How
muc
h?
√
PS :
Ther
e is
a p
rice
for r
ent c
ar.
14.
Toyo
ta A
vanz
a fo
r 4
days
, the
bes
t pric
e is
to
eig
ht h
undr
ed
thou
sand
rupi
ah.
√
PE
: Th
ere
are
othe
r pric
e fo
r ren
t car
.
15.
Smal
l one
is c
heap
er?
√
PS
: Th
e sm
all c
ar is
che
aper
. 16
. Y
a.. t
he sm
all o
ne is
ch
eape
r but
we
will
ha
ve to
mor
row
in th
e af
tern
oon.
√
PF
: Th
ey h
ave
the
smal
l one
in th
e af
tern
oon.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
109
3. A
gen
Perja
lana
n 3
No
Dat
a Je
nis P
raan
ggap
an
Ket
eran
gan
PE
PF
PL
PS
PNF
PCF
PIT
PI
M
PT
PC
1.
Wha
t can
I he
lp y
ou
may
be?
√
PS
: Th
ere
is so
meo
ne c
an g
ive
a he
lp to
som
eone
els
e.
2.
Yes
, We
like
to d
o to
ur, w
e ar
e in
tere
sted
for t
his
one.
√
PF
: Th
ey li
ke to
do
a to
ur to
Bed
ugul
.
3.
Bed
ugul
Sun
set
√
PE
: B
edug
ul is
a la
ke m
ount
aino
us re
sort
area
in B
ali a
nd it
exi
sts.
5-6
And
then
pos
sibl
e fo
r pr
ivat
e?
Priv
ate
tour
?
√
PS
: Th
ere
is a
priv
ate
tour
eith
er.
7.
Priv
ate
tour
pos
sibl
e H
ow m
any
peop
le
agai
n?
√
PS
: A
tour
ist w
ants
to g
o to
Bed
ugul
.
11.
You
can
do
it on
pr
ivat
e. S
o yo
u ca
n do
it a
nytim
e an
d th
en o
ne o
f pro
gram
yo
u lik
e yo
u ca
n sp
lit. W
e ha
ve a
new
pr
ogra
m y
ou c
an
com
e. P
ossi
ble
priv
ate
prog
ram
.
√
√
PE :
Ther
e is
a n
ew p
rogr
am in
the
trave
l age
nt.
PL :
They
cou
ld jo
in in
thei
r pro
gram
.
12.
And
if w
e do
to g
o to
B
esak
ih.
√
PC
F : T
hey
prob
ably
will
go
to B
esak
ih.
12-
13.
And
if w
e do
to g
o to
B
esak
ih.
Bes
akih
√
PE
: B
esak
ih is
the
bigg
est H
indu
tem
ple
in B
ali l
ocat
ed in
K
aran
gase
m re
genc
y, e
ast o
f Bal
i and
it is
one
of t
he p
opul
ar to
uris
t de
stin
atio
n in
the
Isla
nd.
15.
Kin
tam
ani -
Bes
akih
ne
xt c
ombi
natio
n be
twee
n nu
mbe
r 4
and
num
ber 8
. We
put t
oget
her r
eady
in
√
PE
: Th
ere
is a
new
com
bina
tion
prog
ram
bet
wee
n K
inta
man
i and
B
esak
ih a
s tou
rist d
estin
atio
n in
Bal
i.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
110
one
prog
ram
. We
will
vis
it K
inta
man
i V
olca
no a
nd th
en
visi
t the
mot
her
tem
ple.
16
. O
k. A
nd H
ow lo
ng is
it
last
for t
our?
√
PS :
The
tour
has
the
last
des
tinat
ion.
17.
Kin
tam
ani –
Bes
akih
to
ur, w
hen
you
are
in
shar
ing
tour
, we
star
t at
9 o
’clo
ck u
ntil
5 o’
cloc
k. A
t 5 o
’clo
ck
we
finis
h to
ur.
√
√
PL :
The
shar
ing
tour
for K
inta
man
i-Bes
akih
wou
ld st
art a
t 9 A
.M
until
5 P
.M
PT :
They
will
do
thei
r jou
rney
for 9
hou
rs.
18.
How
man
y pe
ople
?
√
PS :
A to
uris
t joi
ns K
inta
man
i-Bes
akih
tour
. 18
-21
. H
ow m
any
peop
le?
In sh
arin
g to
ur,
max
imum
ya.
. m
axim
um si
x pe
ople
. Si
x
Ya.
. We
do it
by
six
peop
le.
√
PF
: Th
ere
are
six
pers
ons i
n sh
arin
g to
ur.
(Jen
is p
raan
ggap
an in
i dip
erol
eh d
enga
n m
engg
unak
an te
ori
pem
erol
ehan
pra
angg
apan
P.G
rund
y : S
hare
d A
ssum
ptio
n)
22.
And
how
long
do
we
stay
in th
e te
mpl
e?
√
PS
: Th
ey w
ill st
ay a
t the
tem
ple.
23.
In th
is p
lace
mor
e le
ss a
bout
45
min
ute
until
one
hou
r. Ex
cept
Bes
akih
, B
esak
ih is
the
big
one
is a
bout
one
hal
f ho
ur.
√
24.
Two
hour
s?
√
25.
Ya.
. Bes
akih
it
betw
een
one
hour
√
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
111
four
ty fi
ve m
inut
es
until
two
hour
s m
axim
um.
26.
We
are
inte
rest
ed to
ad
verti
sem
ent
num
ber t
wo,
but
m
axim
um p
rice
is
Rp.
422
.000
.
√
PF
: Th
ey c
hose
Kin
tam
ani-
Bes
akih
with
the
cost
was
Rp.
422
.000
34.
But
if w
e do
this
one
. E
ee..
We
have
a..
And
th
is
one
is
poss
ible
for t
omor
row
.
√
PC
F : T
hey
poss
ibly
will
do
Kin
tam
ani –
Bes
akih
pro
gram
.
37.
Whe
n is
w
ith
mor
e pe
ople
, w
hen
is t
wo
peop
le
book
ing
max
imum
on
e da
y be
fore
po
ssib
le
also
. So
you
nee
d bo
okin
g to
day
for
tom
orro
w.
We
have
on
ly
two
peop
le
tom
orro
w
we
still
go.
√
39.
One
day
bef
ore
alw
ays
poss
ible
min
imum
two
peop
le.
This
one
is
the
long
er
trip
ya..
We
star
t at 1
0 o’
cloc
k un
til 8
o’c
lock
in
the
even
ing.
We
see
suns
et y
a..
√
PL
: Th
ey m
ight
be
doin
g th
e jo
urne
y to
Bed
ugul
at 1
0 A
.M.
40.
Unt
il w
hat
time
do
your
shop
ope
n?
√
√
PS :
The
shop
has
the
time
to b
e op
ened
and
clo
sed.
PT
:
43
. K
inta
man
i – B
esak
ih
Whe
re d
o yo
u st
ay i
n U
bud?
√
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
112
44-
45.
Shad
ru
Hou
se,
we
can
pick
up
you
from
Tr
opic
al
Res
taur
ant
ya..o
r fr
om
here
po
ssib
le,
whi
ch
one
you
like?
√
PE
: Th
ere
are
Shad
ru H
ouse
Hot
el a
nd T
ropi
cal R
esta
uran
t in
Ubu
d.
46.
It’s
not
far.
We
can
com
e he
re a
t 9 o
’clo
ck
in th
e m
orni
ng o
r?
√
PL
: Th
ey m
ight
be
com
ing
to tr
avel
age
nt a
t 9 o
’clo
ck in
the
mor
ning
.
47-
51
You
hav
e to
be
here
lik
e te
n to
nin
e.
You
can
pay
now
Rp.
36
0.00
0.
Ok.
Y
ou h
ave
Rp.
10.0
00
may
be?
Hm
mm
..yes
. R
p.10
.000
Y
a.. t
his f
ifty
thou
sand
. So
this
is
your
pro
gram
to
mor
row
Kin
tam
ani-
Bes
akih
tour
.
√
PF
: Th
ey h
ave
chos
en K
inta
man
i-Bes
akih
pro
gram
as t
heir
jour
ney.
(H
al in
i dip
erol
eh d
enga
n m
engg
unak
an p
emer
oleh
an p
raan
ggap
an
P.G
rund
y pa
da p
rinsi
p ke
hem
atan
(prin
cipl
e of
eco
nom
y))
52.
Ok.
We
can
take
it.
Ok.
See
you
.
√
PL :
They
mig
ht b
e ta
king
the
rece
ipt
from
the
trave
l age
nt.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
113
4. A
gen
Perja
lana
n 4
No
Dat
a Je
nis P
raan
ggap
an
Ket
eran
gan
PE
PF
PL
PS
PNF
PCF
PIT
PI
M
PT
PC
1.
Excu
se m
e, w
e w
ant
to g
o to
Giri
for
tom
orro
w.
√
PE
: G
iri is
in B
ali I
slan
d.
3.
You
pic
k to
star
t fr
om e
leve
n?
√
PS
: So
meo
ne p
icks
the
tour
ist f
rom
hot
el a
t 11
o’cl
ock.
5.
Ok.
Ele
ven.
You
pic
k us
from
hot
el a
t el
even
?
√
PS
: So
meo
ne p
icks
the
tour
ist f
rom
hot
el a
t 11
o’cl
ock.
6.
Whe
re d
o yo
u st
ay in
U
bud?
√
√
PE
: Th
ere
is U
bud
villa
ge.
PS :
Som
eone
or t
ouris
t sta
yes i
n U
bud.
8.
R
umah
Ubu
d. W
e’ll
com
e at
10.
45 fr
om
ther
e.
√
√
PE :
Ther
e is
Rum
ah U
bud
as a
hom
esta
y in
Ubu
d.
PL: T
hey
wou
ld b
e th
ere
(Rum
ah U
bud)
at 1
0.45
A.M
.
9.
Ok.
And
then
how
m
uch
is it
?
√
PS :
Ther
e is
som
ethi
ng h
as a
pric
e.
10.
To S
angi
gi y
a, o
ne
way
or t
wo
way
?
√
13.
Up
ther
e. T
hey
sent
R
p. 7
00.0
00 fo
r tw
o pe
ople
. Can
you
do
the
low
er p
rice.
√
14.
Rp.
750.
000
is th
e be
st p
rice.
Whe
n yo
u go
to G
iri, i
t’s h
ard
to g
et th
e lo
w p
rice.
√
PI
: Th
ey tr
ied
to g
et th
e lo
w p
rice.
15.
Do
you
have
the
pict
ure
of th
e bo
at?
√
PS
: So
meo
ne h
as th
e pi
ctur
e of
the
boat
.
16.
Sorr
y, fi
nish
my
bros
ur, w
e ha
ve
bros
ul in
ban
gsal
, I
have
one
com
pany
th
at’s
one
go
to S
an
√
√
PE :
Ther
e ar
e to
ur d
estin
atio
n in
Bal
i lik
e Pa
yang
Bay
and
San
G
igi.
PL :
They
mig
ht b
e go
ing
to S
anG
igi,P
ayan
g B
ayu
and
then
Giri
.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
114
gigi
dire
ct fr
om
Paya
ng B
ayu,
they
go
dire
ct to
San
gig
i an
d th
en G
iri.
17.
How
is th
e bo
at?
The
boat
is g
ood?
√
PS :
Som
eone
ask
s abo
ut th
e co
nditi
on o
f the
boa
t.
19.
Is th
e la
rge
one?
√
PS :
Ther
e is
a la
rge
boat
. 22
. Th
at’s
why
we
go to
B
angs
al o
r Giri
.
√
PL :
They
mig
ht b
e go
ing
to S
angi
gi, P
ayan
g B
ayu
and
then
Giri
.
25.
No.
. No
We
have
to g
iri,
Wah
ana
ya..
Wah
ana
mor
e le
ss li
ke th
is
kind
ya,
the
big
one
like
out s
ide.
√
PE
: Ek
a Ja
ya a
nd W
ahan
a ar
e th
e na
mes
of t
he b
oat.
27.
Ya.
. lik
e th
is o
ne, f
or
the
big
one
out
side
fo
r R
p. 1
86.0
00 o
nly
Eka
Jaya
. Th
ey
didn
’t go
to
Sang
igi,
they
go
until
Giri
and
la
ke
Kon
dem
. Sa
ngig
i on
ly
one
com
pany
.
√
√
√
PE
: Ek
a Ja
ya a
nd W
ahan
a ar
e th
e na
mes
of t
he b
oat.
PL :
Eka
jaya
had
n’t b
een
goi
ng to
San
gigi
PT
: Th
e la
st d
estin
atio
n of
Eka
Jaya
is G
iri a
nd la
ke K
onde
m.
31.
Bec
auas
e G
iri m
ore
com
pany
th
ey
go
ther
e
√
PL
: M
ore
than
one
com
pany
wou
ld b
e go
ing
to G
iri.
33.
To S
angi
gi o
nly
one
com
pany
. So
th
at’s
w
hy m
ore
expe
nsiv
e in
the
pric
es.
√
PF
: Th
ere
is o
nly
one
trave
l age
nt h
as S
angi
gi to
ur.
(Men
ggun
akan
per
oleh
an p
raan
ggap
an G
rund
y : S
hare
ass
umpt
ion)
35.
How
ab
out
Telu
knar
a.
√
PS
: Th
e de
stin
atio
n of
Tel
uk N
ara
has a
val
ue.
40.
How
muc
h is
it?
√
PL
: Th
ere
is so
met
hing
has
a p
rice.
43
. To
giri
, I
give
you
R
p.65
0.00
0
√
PL :
He
mig
ht b
e gi
ving
the
last
cos
t was
Rp.
600.
000
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
115
45.
But
we
have
to g
o to
Te
luk
Naw
a to
geth
er,
right
?
√
PL
: Th
ey w
ould
be
goin
g to
Tel
uk N
awa.
48.
No,
bec
ause
as
I to
ld
to G
iri.
That
’s m
any
go
to
Giri
. Th
at’s
w
hy th
ey g
ive
spec
ial
offe
r fo
r th
e co
mpa
ny
sam
e lik
e Sa
n gi
gi.
√
PL
:The
y w
ere
givi
ng sp
ecia
l off
er to
San
gigi
.
49.
If
we
can
do
this
of
fer
for
Telu
k N
awa?
√
PC
F : T
he p
roba
bly
will
do
that
off
er fo
r Tel
uk N
awa.
50.
No,
bec
ause
I q
uick
m
ore
wha
t we
do th
e jo
b on
ly
for
that
pr
ice.
Th
at’s
w
hy
you
like
to g
o to
Giri
R
p. 6
00.0
00.
I w
ill
give
you
.
√
PL
: H
e w
as w
ould
be
givi
ng th
e la
st c
ost w
as R
p. 6
00.0
00.
55.
50 m
inut
es.
Ok
No
Rp.
65
0.00
0 fo
r to
day
and
it’s
the
sam
e tim
e or
te
mpo
rary
tim
e?
√
PS
: Th
e co
st to
San
gigi
is fo
r sam
e tim
e or
tem
pora
ry ti
me.
57.
Ok.
Let
’s th
ink
abou
t it.
W
e m
ay
com
e ba
ck. T
hank
you
.
√
PL
: Th
ey m
ight
be
com
ing
back
to tr
avel
age
nt.
5. A
gen
Perja
lana
n 5
No
Dat
a Je
nis P
raan
ggap
an
Ket
eran
gan
PE
PF
PL
PS
PNF
PCF
PIT
PI
M
PT
PC
1.
Ther
e is
Kin
tam
ani
Vol
cano
tour
for
√
PE
: Th
ere
is K
inta
man
i Vol
cano
tour
and
it is
ava
ilabl
e.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
116
tom
orro
w is
av
aila
ble?
2.
H
ow m
any
peop
le?
√
PS
: Th
ere
are
a nu
mbe
r of t
ouris
ts w
ill d
o th
e to
ur.
3-4
Onl
y m
e.
One
peo
ple.
K
inta
man
i Vol
cano
.
√
Pr
aang
gapa
n in
i dip
erol
eh d
enga
n m
engg
unak
an p
emer
oleh
an
praa
ngga
pan
Gru
ndy.
8.
Ya.
. Fo
r mom
ent n
ow, n
ot
yet.
But
I ha
ve th
is
one,
the
othe
r one
. A
lread
y ye
t, K
inta
man
i- B
esak
ih.
√
PE
: Th
ere
is K
inta
man
i-Bes
akih
pro
gram
in tr
avel
age
nt.
9.
Ya.
. it’s
mor
e ex
pens
ive.
I am
al
one.
Sor
ry.
√
PF
: Sh
e di
d no
t cho
ose
Kin
tam
ani-B
esak
ih a
s her
nex
t des
tinat
ion.
10.
No.
Thi
s one
we
have
al
read
y, b
ut y
ou c
an
chec
k in
to 7
o’c
lock
in
the
even
ing.
But
th
is o
ne w
e do
n’t
have
Kin
tam
ani
Vul
cano
, we
can
do it
th
e ot
her.
Alm
ost
sam
e w
ith th
is o
ne,
poss
ible
we
see
the
bigg
est t
empl
e in
B
ali.
So if
you
nee
d K
inta
man
i Vul
cano
, yo
u ca
n co
me
at 7
o’
cloc
k to
day.
√
√
√
PL
: Sh
e m
ight
be
com
ing
at 7
o’c
lock
in th
e ev
enin
g.
PCF
: May
be sh
e w
ill n
eed
Kin
tam
ani V
olca
no a
t 7 o
’clo
ck.
PI :
They
exp
ecte
d to
see
the
bigg
est t
empl
e in
Bal
i.
11.
At 7
o’c
lock
toda
y?
√
PS
: Sh
e co
mes
at 7
o’c
lock
. 12
. Y
a.. m
aybe
som
eone
ha
s boo
ked
so y
ou
can
do it
toge
ther
. If
no K
inta
man
i-
√
PI
: Th
ey e
xpec
ted
to se
e th
e bi
gges
t tem
ple
in B
ali.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
117
Bes
akih
that
we
have
al
read
y. It
’s a
lmos
t sa
me
just
ext
ra to
see
the
bigg
est t
empl
e.
13.
If I
can,
bef
ore
may
be
som
eone
has
boo
ked.
√
PCF
: Som
eone
pos
sibl
y w
ill b
ook
it.
14.
Ya,
bec
ause
we
join
w
ith o
ther
off
ice,
ya.
So
we
call
my
fron
t of
fice,
som
eone
m
aybe
ask
abo
ut
Kin
tam
ani-
Vul
cano
. So
it is
be
tter,s
omeo
ne a
sk
then
we
can
go.
√
PL
: K
inta
man
i Vol
cano
has
not
bee
n av
aila
ble
yet.
17.
Ok.
I w
ill b
e co
min
g ba
ck
√
PL
: Sh
e w
ould
be
com
ing
back
.
6. A
gen
Perja
lana
n 6
No
Dat
a Je
nis P
raan
ggap
an
Ket
eran
gan
PE
PF
PL
PS
PNF
PCF
PIT
PI
M
PT
PC
2.
Do
you
have
Bes
akih
as
par
k of
Bal
i tou
r fo
r tom
orro
w?
√
√
PE :
Bes
akih
is o
ne o
f the
par
k of
Bal
i and
it e
xist
s. PS
: Th
e tra
vel a
gent
has
Bes
akih
as p
ark
of B
ali t
our.
3.
For t
omor
row
, How
m
any
peop
le?
√
PS
: Th
ere
are
a nu
mbe
r of t
ouris
ts w
ill d
o th
e to
ur.
4- 5 Ju
st o
ne
One
peo
ple,
I ha
ve to
ch
eck.
√
Pr
aang
gapa
n in
i dip
erol
eh d
enga
n m
engg
unak
an p
emer
oleh
an
praa
ngga
pn G
rund
y.
11.
Ya,
but
it le
sss a
fter
4 o’
cloc
k, m
aybe
has
tw
o pe
ople
, afte
r 4
o’cl
ock
we
get t
he
√
√
PI :
She
(WN
A) t
ried
to g
et th
e bu
s. PT
: Sh
e ou
ght t
o co
me
back
to tr
avel
age
nt b
etw
een
4 o’
cloc
k an
d 8
o’cl
ock.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
118
repo
rt fr
om m
y fr
ont
offic
e.
12.
So, h
ave
to c
ome
back
afte
r 4 o
’clo
ck
toda
y?
√
√
PS :
She
has t
o co
me
at 4
and
8 o
’clo
ck.
PT :
She
ough
t to
com
e ba
ck to
trav
el a
gent
bet
wee
n 4
o’cl
ock
and
8 o’
cloc
k.
13.
Ya,
afte
r 4 o
’clo
ck
befo
re 8
o’c
lock
.
√
PT :
She
ough
t to
com
e ba
ck to
trav
el a
gent
bet
wee
n 4
o’cl
ock
and
8 o’
cloc
k.
14.
Ok.
Bef
ore
8 o’
cloc
k to
mor
row
is st
ill
poss
ible
for b
ooki
ng?
√
√
PS :
It is
pos
sibl
e fo
r boo
king
tom
orro
w.
PT :
She
ough
t to
com
e ba
ck to
trav
el a
gent
bet
wee
n 4
o’cl
ock
and
8 o’
cloc
k.
15.
No.
Sta
rt at
4 o
’clo
ck
this
afte
rnoo
n un
til 8
o’
cloc
k to
nigh
t. So
if
you
wan
t, yo
u ca
n co
me
in.
√
√
√
PL
: - T
he jo
uney
will
star
t at 4
o’c
lock
.
-
She
(WN
A) m
ight
be
com
ing
to tr
avel
age
nt.
PCF
: She
pos
sibl
y w
ill c
ome.
PT
: Sh
e ou
ght t
o co
me
back
to tr
avel
age
nt b
etw
een
4 o’
cloc
k an
d 8
o’cl
ock.
18
. O
k. A
nd if
it
happ
ens,
do I
have
to
com
e he
re to
get
the
bus o
r?
√
√
√
PS
: Sh
e ha
s to
com
e to
trav
el a
gent
or s
he is
pic
ked
up b
y gu
ide.
PC
F: P
roba
bly
it w
ill h
appe
n.
PI :
She
(WN
A) t
ried
to g
et th
e bu
s.
19.
Whe
re d
o yo
u st
ay in
U
bud?
√
√
PE
: U
bud
exis
ts.
PS :
Som
eone
stay
es in
Ubu
d.
20.
War
shap
an G
aluh
. √
PE :
War
shap
an G
aluh
is a
hom
esta
y in
Ubu
d.
7.Pu
sat P
ener
anga
n In
form
asi K
epar
iwis
ataa
n 1
No
Dat
a Je
nis P
raan
ggap
an
Ket
eran
gan
PE
PF
PL
PS
PNF
PCF
PIT
PI
M
PT
PC
1.
Yes
, I h
ave
two
ques
tions
and
one
for
danc
e sp
ecta
cula
r for
to
nigh
t.
√
PE
: Th
ere
are
spec
tacu
lar d
ance
and
dan
ce sc
hedu
le.
2.
This
is th
e da
nce
sche
dule
for t
onig
ht.
√
PE
: Th
ere
are
spec
tacu
lar d
ance
s and
dan
ce sh
cedu
le.
5.
One
, tw
o, th
ree,
four
,
√
PS :
One
of t
hat t
empl
e is
the
mos
t im
porta
nt.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
119
five,
six,
seve
n.
Seve
n tic
kets
. For
yo
u w
hat i
s mos
t im
porta
nt p
alac
e?
7.
Ubu
d pa
lace
. √
PE :
Ubu
d pa
lace
exi
sts i
n B
ali.
8- 10
Just
the
clos
e th
is
stre
et.
Just
the
clos
e th
is
stre
et?
Whe
re is
the
map
? Th
is is
the
map
, ya!
W
e ar
e he
re a
nd th
is
tour
ism
info
rmat
ion
and
Ubu
d pa
lace
as
clos
e th
is st
reet
, jus
t in
fron
t.
√
PF
: U
bud
pala
ce is
infr
ont o
f the
tour
ism
info
rmat
ion.
Je
nis p
raan
ggap
an in
i dip
erol
eh d
enga
n m
engg
unak
an
pem
erol
ehan
pra
angg
apan
Gru
ndy.
9.
Just
the
clos
e th
is
stre
et?
Whe
re is
the
map
?
√
PS
: Th
ere
is a
map
.
10.
This
is th
e m
ap, y
a!
We
are
here
and
this
to
uris
m in
form
atio
n an
d U
bud
pala
ce a
s cl
ose
this
stre
et, j
ust
infr
ont.
√
PE
: Th
ere
is a
tour
ism
info
rmat
ion
in U
bud.
11.
And
whe
re is
the
tem
ple?
√
PS :
Ther
e is
a te
mpl
e.
12.
If y
ou w
ant t
o vi
sit
the
tem
ple
you
can
com
e to
mon
gkey
fo
rest
.
√
√
√
PE
: Th
ere
is a
mon
key
fore
stin
Ubu
d, G
iany
ar.
PL :
She
mig
ht b
e co
min
g to
mon
key
fore
st.
PCF:
She
pro
babl
y w
ill w
ant t
o vi
sit t
he te
mpl
e.
13.
Insi
de m
ongk
ey
fore
st, y
ou c
an v
isit
the
tem
ple,
but
√
PT
: Th
ey h
ave
relig
ious
cer
emon
y.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
120
anot
her t
empl
e, th
ey
only
ope
n w
hen
they
go
t cer
emon
y.
15.
No.
So
whe
n th
ey
have
cer
emon
y th
ey
will
allo
w y
ou to
co
me
in to
the
tem
ple.
√
√
PL :
She
mig
ht b
e co
min
g to
thhe
tem
ple.
PT
: Th
ey h
ave
relig
ious
cer
emon
y.
19-
20
Ya,
this
is o
pen
ever
y da
y.
This
is o
pen
ever
y da
y. O
k. H
ere
the
map
like
this
for m
e or
not
.
√
PF
: U
bud
pala
ce is
ope
n ev
ery
day.
Pr
aang
gapa
n in
i dip
erol
eh d
enga
n m
engg
unak
an te
ori
praa
ngga
pan
Gru
ndy.
23.
This
is th
e co
mpl
ete
map
, Bal
i and
all
the
part
of b
ali.
√
PE
: Th
ere
is B
ali I
slan
d as
the
first
des
tinat
ion
in In
done
sia.
24.
But
, we
saty
onl
y on
e da
y. A
fter w
e go
to
Lom
bok.
But
we
are
here
, we
take
this
ro
ad to
go
ther
e.
√
√
PE :
Lom
bok
exis
ts.
PL :
They
mig
ht b
e ta
king
the
stre
et.
28.
So, w
hat d
o yo
u th
ink
that
the
mos
t pa
rticu
lar d
ance
, pl
ease
?
√
PS
: So
meo
ne th
inks
abo
ut th
e m
ost p
artic
ular
dan
ce.
30.
Leng
ong
danc
e, O
k.
And
just
her
e an
d w
here
?
√
√
PE :
Lego
ng d
ance
exi
sts.
PS :
Som
ewhe
re, t
hey
do th
e tra
ditio
nal d
ance
.
32.
Ok.
How
long
?
√
34
. O
k. A
nd I
can
take
th
e tic
ket h
ere.
√
PL :
She
mig
ht b
e ta
king
the
ticke
t fro
m th
e to
uris
m in
form
atio
n.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
121
8. P
usat
Pen
eran
gan
Info
rmas
i Kep
ariw
isat
aan
II
No
Dat
a Je
nis P
raan
ggap
an
Ket
eran
gan
PE
PF
PL
PS
PNF
PCF
PIT
PI
M
PT
PC
1.
Is th
ere
a m
ap o
f B
ali?
√
√
PE
: Th
e m
ap o
f Bal
i exi
sts.
PS :
Ther
e is
a m
ap o
f Bal
i 3.
O
k.
I hav
e on
e qu
estio
n, is
th
ere
rent
a m
otor
bi
ke?
√
PS
: Th
ere
is re
nt c
ar/m
otor
bik
e in
tour
ism
info
rmat
ion.
5.
Wan
t to
vi
sit
som
e pl
aces
in U
bud.
W
hich
one
do
you
like
to v
isit?
√
√
PE :
Ubu
d is
the
exis
ting
plac
e.
PS :
8.
Com
e to
the
north
, th
is a
rea
on th
e w
ay
you
can
visi
t Ric
e Te
rrac
e at
Pe
gala
ngan
, you
go
ing
up y
ou c
an se
e so
me
coff
e pl
anta
tion,
on
the
way
you
can
se
e m
ount
ain
and
dow
n yo
u fin
d Ta
pak
Sirin
g an
d th
e ot
her
one
at B
edug
ul th
e bi
g te
mpl
e
√
√
PE :
Ther
e ar
e so
me
plac
es to
vis
it lik
e R
ice
Terr
ace
in
Pega
lang
an,C
offe
e pl
anta
tion,
Tap
ak S
iring
and
then
Bed
ugul
. PI
: Sh
e tri
ed to
see
like
Ric
e Te
rrac
e in
Peg
alan
gan,
Cof
fee
plan
tatio
n, T
apak
Siri
ng a
nd th
en B
edug
ul.
10.
You
can
com
e to
K
uta.
√
PE :
Kut
a is
the
one
of th
e fa
vorit
e be
ach.
16.
Ya.
. but
I m
ean
not
goin
g by
car
but
like
m
otor
bik
e.
√
PL
: Th
ey w
ere
inte
ndin
g to
go
to so
me
plac
es b
y m
otor
bik
e.
17.
It is
the
arou
nd h
ere
you
can
do it
. Pe
gala
ngan
,Tap
ak
√
PE
: Th
ere
are
som
e pl
aces
to v
isit
like
Ric
e Te
rrac
e in
Pe
gala
ngan
,Cof
fee
plan
tatio
n, T
apak
Siri
ng a
nd th
en B
edug
ul.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
122
Sirin
g, B
edug
ul, i
t is
Ok.
18
. A
nd w
e w
ant t
o go
to
Mas
. √
√
PE
: M
as is
the
villa
ge o
f Han
dy C
raft.
PL
: Th
ey m
ight
be
tryin
g to
go
to M
as.
19.
Mas
? Th
e ha
ve a
sp
ecia
l pla
ce fo
r H
andy
Cra
ft.
√
PE
: M
as is
the
villa
ge o
f Han
dy C
raft.
20.
Is th
ere
a sm
all p
lace
ar
ound
Mas
?
√
PS
: Th
ere
is a
smal
l pla
ce a
roun
d M
as.
21.
You
can
com
e to
w
ater
fall.
Kem
enuh
. Th
is o
ne. T
here
is
wat
erfa
ll.
√
√
PE :
Kem
enuh
is th
e w
ater
fall
in M
as V
illag
e.
PL :
They
mig
ht b
e co
min
g to
com
e to
Kem
enuh
wat
erfa
ll.
9.Pu
sat P
ener
anga
n In
form
asi K
epar
iwis
ataa
n II
I
No
Dat
a Je
nis P
raan
ggap
an
Ket
eran
gan
PE
PF
PL
PS
PNF
PCF
PIT
PI
M
PT
PC
1.
Yes
, I w
ant t
o h
ave
som
e in
form
atio
n on
w
hat t
o do
aro
und
here
.
√
PS
: So
meo
ne w
ants
to d
o so
met
hing
.
6.
Yes
, Ubu
d pa
lace
, art
mar
ket,
you
go d
own
here
, you
hav
e M
ongk
ey F
ores
t. A
nd th
en fo
r eve
ry
nigh
t we
have
da
ncin
g. T
radi
tiona
l da
nce.
√
PE
: Th
ere
are
som
e pl
aces
like
Ubu
d pa
lace
, art
mar
ket,
mon
key
fore
st a
nd tr
aditi
onal
dan
ce.
8.
Ther
e is
Leg
ong.
For
w
hen
is it
? Y
este
rday
?
√
√
PE :
Lego
ng d
ance
exi
sts a
nd it
is st
ory
of M
ahab
rata
PS
: Le
gong
dan
ce w
ill b
e sh
owed
in th
e pa
rticu
lar d
ay.
10.
I mea
n, to
day,
wha
t is
the
danc
e?
√
PS
: Th
ere
is a
kin
d of
the
danc
e.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
123
11-
12
I will
see
the
danc
e a.
.. To
day
is S
atur
day,
so
rry
Sund
ay to
day.
It
is n
ice
to se
e to
nigh
t at 7
.30
o’cl
ock.
√
PI
: Sh
e pl
aned
to se
e th
e da
nce.
12-
13
Toda
y is
Sa
turd
ay,
sorr
y Su
nday
toda
y.
It is
nic
e to
see
toni
ght a
t 7.3
0 o’
cloc
k.
At.
7.30
righ
t.
√
PF
: Le
gong
dan
ce w
ill b
e sh
owed
at 7
.30
P.M
. Pr
aang
gapa
n in
i dip
erol
eh d
enga
n m
engg
unak
an te
ori G
rund
y.
14.
Lego
ng o
f M
ahab
rata
. So
it is
th
e st
ory
of
Mah
abra
ta.
√
PE
: Le
gong
dan
ce e
xist
s and
it is
the
stor
y of
Mah
abra
ta.
10.P
usat
Pen
eran
gan
Info
rmas
i Kep
ariw
isat
aan
IV
No
Dat
a Je
nis P
raan
ggap
an
Ket
eran
gan
PE
PF
PL
PS
PNF
PCF
PIT
PI
M
PT
PC
1.
This
is T
ouris
m
Info
rmat
ion,
Isn’
t it?
√
PE :
The
tour
ism
info
rmat
ion
exis
ts.
3.
Wha
t?
Wha
t do
you
mea
n?
√
PS
: So
meo
ne m
eans
som
ethi
ng.
4.
You
’re
look
ing
for
tour
ism
info
rmat
ion,
ar
en’t
you?
√
PF
: So
meo
ne w
as lo
okin
g fo
r tou
rism
info
rmat
ion.
6.
They
mov
ed.
Yes
, can
I he
lp y
ou?
You
nee
d fo
r so
met
hing
or y
ou
wan
t to
ask
√
PS
: The
tour
ists
nee
d a
help
.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
124
som
ethi
ng?
9.
We
sear
ch fo
r B
unga
low
with
WIF
I an
d sw
imm
ing
pool
.
√
PE
: Th
ere
are
Bun
galo
ws w
ith W
IFI a
nd sw
imm
ing
pool
.
10.
With
swim
min
g po
ol
You
go
dow
n ar
ound
2
or 3
hun
dred
m
eter
s. Th
ere
are
man
y ac
com
mod
atio
n w
ith W
IFI ,
sw
imm
ing
pool
.
√
PE
: The
re a
re B
unga
low
s with
WIF
I and
swim
min
g po
ol.
11. P
usat
Pen
eran
gan
Info
rmas
i Kep
ariw
isat
aan
V
No
Dat
a Je
nis P
raan
ggap
an
Ket
eran
gan
PE
PF
PL
PS
PNF
PCF
PIT
PI
M
PT
PC
1.
Hel
lo, I
wan
t to
know
, Are
ther
e tic
kets
for
perf
orm
ance
? B
uy
ticke
ts p
erfo
rman
ce.
√
PS
: Th
ere
are
the
ticke
ts fo
r per
form
ance
.
4.
You
get
her
e.
√
PI
: Th
e to
uris
t exp
ecte
d to
get
the
ticke
t. 8-
9 Th
is is
the
sche
dule
fo
r tod
ay. S
tart
at
7.30
. 7.
30
√
PF
: Th
e da
nce
will
be
show
ed a
t 7.3
0 P.
M.
Jeni
s pra
angg
apan
ini d
item
ukan
den
gan
men
ggun
akan
pe
mer
oleh
an p
raan
ggap
an G
rund
y.
12.
So, D
o yo
u w
ant t
o bu
y th
e tic
ket?
√
PS: T
he to
uris
t wan
ts to
buy
the
ticke
t.
16.
You
hav
e to
com
e th
ere
30 m
inut
es
befo
re.
√
PE
: Th
e to
uris
t mus
t be
in th
e pa
lace
30
min
utes
bef
ore.
19.
Thirt
y m
inut
es
Ok.
A
nd I
wan
t to
hav
e th
e in
form
atio
n ab
out
√
PE
: U
bud
exis
ts.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
125
Ubu
d.
Onl
y U
bud.
22
. Th
is is
Ubu
d, w
e ar
e he
re.
Do
you
wan
t to
buy
this
map
?
√
PS
: Th
e to
uris
t wan
ts to
buy
the
map
.
26.
So
you
don’
t w
rite
here
, Ya.
W
e ar
e he
re, U
bud.
To
ursi
m In
form
atio
n.
√
27-
28.
Ubu
d pa
lace
. U
bud
pala
ce,
infr
ont
of th
is o
ffic
e.
√
Th
ere
is U
bud
pala
ce in
fron
t of t
ouris
m in
form
atio
n.
30.
Yes
, go
do
wn,
yo
u fin
d th
e m
ongk
ey
fore
st.
√
PE
: M
onke
y fo
rest
exi
sts.
31.
How
man
y w
alki
ng?
√
39.
Yes
, If
I w
ant
to g
o th
ere?
√
PCF:
The
tour
ist p
roba
bly
will
go
ther
e.
47.
Ok.
Is
it
the
Inte
rest
ing?
√
PS :
Ubu
d is
inte
rest
ing.
48-
53
Mus
eum
. Y
es, B
lang
ko, a
nd
then
Mek
a M
useu
m
Arm
a in
Pen
gose
an.
√
PE
: Th
ere
are
tradi
tiona
l Bal
i’s p
aint
ings
and
thre
e m
useu
ms l
ike
Arm
a, B
lang
ko a
nd M
eka.
12.P
usat
Pen
eran
gan
Info
rmas
i Kep
ariw
isat
aan
VI
No
Dat
a Je
nis P
raan
ggap
an
Ket
eran
gan
PE
PF
PL
PS
PNF
PCF
PIT
PI
M
PT
PC
4.
With
the
driv
er. Y
ou
can
com
e or
go
to th
e ne
xt si
de fo
llow
√
√
√
PE
: U
bud
Wis
ata
has r
ent c
ar.
PL :
The
tour
ist m
ight
be
follo
win
g U
bud
mai
n ro
ad a
roun
d 40
0 m
eter
.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
126
Ubu
d m
ain
road
, and
ar
ound
400
met
ers o
n th
e rig
ht si
de, y
ou
can
find
the
nam
e U
bud
Wis
ata.
The
re,
you
can
find
a ca
r for
re
nt. M
ay I
writ
e th
e na
me
for y
ou?
PS: S
omeo
ne m
ay w
rite
the
nam
e of
Ubu
d W
isat
a.
9.
How
do
we
buy
a tic
ket f
rom
you
or
dire
ctly
on
that
side
?
√
PS
: The
y bu
y th
e tic
kets
from
the
tour
ism
info
rmat
ion
or in
the
pala
ce d
irect
ly.
11.
Wha
t is t
he
diff
eren
ce o
f the
da
nce?
√
PS
: Th
ere
is a
diff
eren
ce o
f the
dan
ce.
12.
For e
xam
ple
like
this
on
e. L
egon
g da
nce.
M
ost o
f the
dan
cer
are
fam
ale
danc
er
and
it w
ill b
e fo
llow
ed b
y m
usic
or
we
call
Gam
elan
. But
ke
cak
mos
t of t
he
danc
er a
re m
ale.
So
they
are
onl
y da
ncin
g an
d si
ngin
g w
ithou
t B
alin
ese
inst
rum
ent.
It is
the
time
and
the
pric
e of
the
ticke
t and
th
is is
the
plac
e w
here
take
a p
lace
.
√
PE
: Le
gong
, Kec
ak, G
amel
an a
nd B
alin
ese
Inst
rum
ent a
re k
ind
of
tradi
tiona
l dan
ce a
nd In
stru
men
t.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
127
13. P
asar
Sen
i I
No
Dat
a Je
nis P
raan
ggap
an
Ket
eran
gan
PE
PF
PL
PS
PNF
PCF
PIT
PI
M
PT
PC
3.
Wha
t kin
d of
clo
thes
is
it?
√
PS
: Th
ere
is a
kin
d of
clo
thes
.
9.
How
muc
h ?
√
PS
: The
re is
som
ethi
ng w
ith a
cer
tain
pric
e.
17.
Is it
ok?
√
25
. Y
a.. G
ood
smile
. Do
you
have
mor
e co
lor
for t
his?
√
PS
: The
re a
re m
any
colo
rs o
f the
blo
uses
.
14. P
asar
Sen
i II
No
Dat
a Je
nis P
raan
ggap
an
Ket
eran
gan
PE
PF
PL
PS
PNF
PCF
PIT
PI
M
PT
PC
1.
Do
you
wan
t tha
t ta
ng to
p, d
arlin
g?
√
PS
: Th
ere
is so
meo
ne w
ants
to b
uy th
e ta
ng-to
p.
4.
How
muc
h th
is o
ne?
√
9.
You
like
bla
ck?
√
PS
: 11
. D
o yo
u lik
e a
butc
hup
with
a
buth
cup
t-shi
rt?
√
PS
: Th
ere
is a
but
chup
with
a t-
shirt
in th
at sh
op.
14.
How
muc
h fo
r thi
s on
e?
√
15. P
asar
Sen
i III
No
Dat
a Je
nis P
raan
ggap
an
Ket
eran
gan
PE
PF
PL
PS
PNF
PCF
PIT
PI
M
PT
PC
1.
How
muc
h th
is o
ne?
√
PS
: Th
ere
is a
sale
pric
e fo
r som
ethi
ng in
that
shop
. 6.
H
ow m
uch
you
can
give
me?
√
PS: T
here
is a
fixe
d pr
ice
from
the
tour
ist.
18.
Take
a d
ress
?
√
PS: S
omeo
ne p
roba
bly
take
a d
ress
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
128
LAMPIRAN II
1. Agen Perjalanan I
Pada tanggal 14 Agustus pada pukul 13.15 WITA di sebuah agen perjalanan di Ubud, seorang wanita berasal dari Beoulgaria, Eropa sedang memesan tiket untuk perjalannya menuju Kintamani. Dalam proses pembicaraan ini hanya terdapat dua partisipan saja yakni wanita Beoulgaria dan pengurus agen perjalanan tersebut dengan bahasa ragam tak baku dan dalam keadaan santai. WNA :Hello, I want to go to Kintamani for tomorrow. TA :You have to make booking one day before by shuttle bus one day before. WNA :Maybe, there are another people. TA :We have to check and if it is deal, we must have two people so if you only
one people, I have to call my front office, if there is someone will book, we will go.
WNA :No. I want to go with another people. TA :Ya.. I have to check first, if there is more people already, you can do it. If
there is not more people, for one people we can’t go. WNA :Yes, yes I see. Maybe, you can check now. TA :What’s time do you like? WNA :At nine. In nine. At nine. You pick from this place? TA :Where you stay in Ubud? WNA :I’m in this where is the studia the massage. It’s so very near from here. TA :If it’s not so far you can come here, start from here. WNA :San..san.. sanur. TA :Sadu, Sania WNA :Sausena, Sausena TA :Suarsena WNA :Suarsena TA : Possible tomorrow we get more people. WNA : Ya.. Where ? At nine o’clock. How I can be here. TA :You can come here possible, we pick up in Saursena possible. WNA :No. I go there. Yes.. I wait for the other people because only me, I will go
there. TA : You have already have someone there. WNA : How many people go there for tomorrow? TA : Two people already. So you have to book now, so it is possible yo can go
tomorrow already. WNA : Thank you. TA : If you come tomorrow, we go direct. WNA : Yes. I go.. I go.. In 9 I would be there. TA : If out of booking, we don’t garanty. WNA : Ya.. I am sad TA : Tomorrow is full. WNA : Yes... yes TA :Yes, If out of booking, We can’t go. If we are booking today, I give you the
ticket and then tomorrow you come at 9 o’clock. WNA : Thank you.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
129
2. Agen Perjalanan II
Pada tanggal 29 Agustus 2014 pukul 9:58 WITA sepasang kekasih berasal dari Spanyol mendatangi kantor agen perjalanan untuk menyewa sebuah mobil yang akan mereka gunakan untuk berkeliling-keliling daerah Denpasar dan sekitarnya. Pada peristiwa tutur ini hanya terdapat dua partisipan saja yakni wanita mancanegara dan staff agen perjalanan tersebut dengan bahasa ragam tak baku dan dalam keadaan santai. WNA (Pr) : Is there rent car tomorrow? TA : For when? WNA (Pr) : Tomorrow. TA : Tomorrow, small one or big one? WNA (Pr) : Small one. TA : How many days, you need? WNA (Pr) : Ya...? TA : How many days? WNA (Pr) sedang berdiskusi dengan WNA (Lk) mengenai jumlah hari yang mereka perlukan untuk menggunakan mobil tersebut. WNA (Pr) : Four days. TA : Four days, small one, tomorrow.
Tomorrow in the evening I have, tomorrrow morning I don’t have, sorry. Not yet.Tomorrow in the evening I have. Tomorrow in the morning I have only the big one.
WNA (Pr) : The big one TA : Toyota Avanza WNA (Pr) : How much? TA : Toyota Avanza for 4 days, the best price is to eight hundred thousand rupiah. WNA (Pr) sedang berunding kembali dengan WNA (Lk) mengenai harga yang telah disampaikan oleh agen perjalanan tersebut. WNA (Pr) : Small one is cheaper. TA : Ya.. the small one is cheaper but we will have tomorrow in the afternoon. WNA (Pr) : Terimaksih. We are looking for. Thank you very much. TA :You’re welcome.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
130
3.Agen Perjalanan III
Pada tanggal 29 Agustus 2014 pada pukul 10:51 WITA di sebuah kantor agen perjalanan sepasang kekasih yang berasal dari Perancis datang untuk mencari tempat wisata yang dapat mereka kunjungi selama satu hari. Dalam peristiwa tutur ini terdapat tiga partisipan yakni 2 warganegara asing tersebut pria dan wanita kemudian staff agen perjalanan tersebut. Peristiwa tutur ini merupakan kegiatan menanyakan dan memberi informasi dan juga menegosiasikan harga transportasi yang akan dipergunakan oleh kedua wisatawan. TA : What can I help you maybe? WNA ( Pr) : Yes, We like to do tour, we are interested for this one. TA : Bedugul Sunset? WNA ( Pr) : Yes.. and WNA (Lk) : And then possible for private? WNA (Pr) : Private tour? TA : Private tour possible How many people again? WNA (Pr) : Two people. TA : Two people possible, because on private tour, you have paid three people ya..
more less. WNA (Lk) : Hmmm.. Okey. TA : You can do it on private. So you can do it anytime and then one of program
you like you can split and then we have a new program you can come. Possible private program.
WNA (Pr) berdiskusi dengan WNA(Lk) mengenai masalah tersebut. WNA (Pr) : And if we do to go to Besakih? TA : Besakih. WNA (Pr) : All this one is number four? TA : Kintamani – Besakih next combination between number 4 and number 8. We
put together ready in one program. We will visit Kintamani Vulcano and then visit the mother temple.
WNA (Pr) : Ok. And How long is it last for tour? TA : Kintamani –Besakih tour, when you are in sharing tour, we start at 9 o’clock
until 5 o’clock. At 5 o’clock we finish tour. WNA (Pr) : How many people? TA : In sharing tour, maximum ya.. maximum six people. WNA (Pr) : Six TA : Ya.. We do it by six people. WNA (Pr) : And how long do we stay in the temple? TA : In this place more less about 45 minute until one hour. Except Besakih,
Besakih is the big one is about one half hour. WNA (Pr) : Two hours? TA : Ya.. Besakih it between one hour fourty five minutes until two hours
maximum. Kedua wisatawan asing tersebut kembali berdiskusi. WNA (Pr) : We are interested to advertisement number two, but maximum price is Rp.
422.000. TA : For Kintamani -Besakih. WNA (Pr) : Ya.. for this one. TA : For this one Kintamani- Besakih WNA (Pr) : Yes..
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
131
TA : Kintamani – Besakih in private, in private tour the best price we can give you for Kintamani- Besakih only Rp. 500.000 in private.
WNA (Pr) : For this one. TA : For this one Bedugul Sunset, so the best price, you can do it only Rp.
650.000. And two this tourist Rp. 1.150.000 WNA ( Pr) : But if we do this one. Eee.. We have a.. (Berunding kembali) And this one is possible for tomorrow? TA : Possible, When in the private. No problem. WNA (Pr) : And when in more people, Sharing. TA : When is with more people, when is two people booking minimum one day
before possible also. So you need booking today for tomorrow. We have only two people tomorrow we can go but it same day two people I can’t go.
WNA (Pr) : Ok. TA : One day before always possible minimum two people. Kedua wisatawan tersebut kembali berunding. This one is the longer trip ya.. We start at 10 o’clock until 8 o’clock in the
evening. We see sunset ya.. Kedua wisatawan tersebut kembali berdiskusi satu sama lain. WNA (Pr) : Until what time do your shop open? TA : At seven o’clock. WNA (Pr) : Seven o’clock. So for tomorrow, this one in sharing. TA : Kintamani – Besakih Where is you stay in Ubud? WNA ( Pr) : Shadru House. TA : Shadru House, we can pick up you from Tropical Restaurant ya..or from here
possible, which one you like? WNA (Lk) : It’s not far. We can come here at 9 o’clock in the morning or? TA : You have to be here like ten to nine. WNA :Ten to nine, Ok! TA :You can pay now Rp. 360.000 WNA (Lk) : Ok TA : You have Rp. 10.000 maybe? WNA (Lk) : Hmmm.. yes. TA : Rp.10.000 WNA(LK) :Yes..yes TA :Rp.10.000 Ya.. this fifty thousand. So this is your program tomorrow Kintamani-Besakih
tour. WNA(Pr) : Ok. We can take it. Ok. See you. TA : Tomorrow ten to nine. WNA (Pr) : Ok.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
132
4. Agen Perjalanan IV
Pada tanggal 14 Agustus 2014 pada pukul 14.19 WITA, di sebuah agen perjalanan di Ubud, sepasang kekasih datang untuk menanyakan rute perjalanan menuju Giri. Dalam peristiwa tutur ini terdapat tiga orang partisipan yakni, 2 orang wisatawan asing seorang wanita dan seorang pria kemudian seorang staff perjalanan yang sedang berada di kantor tersebut dengan bahasa ragam tak baku dan dalam keadaan santai. WNA (Pr) : Excuse me, we want to go to Giri for tomorrow. TA : We have two times, seven o’clock and eleven o’clock. WNA (Pr) : You pick to start from eleven? TA : Seven or eleven WNA (Pr) : Ok. Eleven. You pick us from hotel at eleven? TA : Where do you stay in Ubud? WNA (Pr) : Rumah Ubud. TA : Rumah Ubud. We’ll come at 10.45 from there. WNA (Pr) : Ok. And then how much is it? TA : To Sangigi ya, one way or two way? WNA (Pr) : One way two person. TA : One way for two people, the best price Rp. 750.000 for two people. WNA (Pr) : Up there. They sent Rp. 700.000 for two people. Can you do the lower price. TA : Rp.750.000 is the best price. When you go to Giri, it;s hard to get the low
price. WNA : Do you have the picture of the boat? Staff agen perjalanan sedang mencari brosur yang ditanyakan oleh kedua wisatawan tersebut. TA : Sorry, finish my brosur, we have brosul in bangsal, I have one company that’s one go to San gigi direct from Payang Bayu, they go direct to San gigi and then Giri. WNA (Lk) : How is the boat? The boat is good? TA : Something like this. WNA (Lk) : Is the large one? TA : No. More small. WNA : Oh.. more small TA : That’s why we go to Bangsal or Giri. WNA (Lk) : Ok. WNA (Pr) : So, it’s not this one. TA : No.. No
We have to giri, that’s one is Wahana ya.. Wahana more less about like this kond ya, the big one like out side.
WNA (Pr) : Ok.. like this. TA : Ya.. like this one, for the big one out side for Rp. 186.000 only Eka Jaya.
They didn’t go to Sangigi, they go until Giri and lake Kondem. Sangigi only one company.
WNA (Pr) : Ya.. So you can not complete the price under Rp. 700.000? TA : No. WNA(Pr) : Rp. 650.000 TA : No. Rp 700.000 that’s to San gigi already below prices, if Giri I can do it. WNA (Pr) : But Giri as further TA : Becauase Giri more company they go there. WNA (Pr) : Ou.. Ok. Ta : To Sangigi only one company. So that’s why more expensive in the prices. WNA (Pr) : But, Let’s think about it.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
133
WNA (Lk) : How about Teluknara. TA : Teluknawa, possible cheaper. WNA (Pr & Lk): Oh.. Yes. WNA (Lk) : Cheaper. Oh.. that’s good. WNA(Pr) :Ok.How much... TA : Teluknawa is 30 minutes more to Sangigi by car, on car. WNA (Pr) : How much is it? TA : For two people Rp.650.000. WNA (Pr) : Rp.650.000 TA : To giri, I give you Rp.650.000 WNA (Lk) : To teluk Nawa? WNA (Pr) : But we have to go to Teluk Nawa together, right? TA : Ya.. WNA (Pr) : So, I minute should be less to Teluk Nawa. TA : No, because as I told you to Giri. That’s many go to Giri. That’s why they
give special offer for the company same like San gigi. WNA (Lk) : What? When we can do for Teluk Nawa? TA : No, because I quick more what we do the job only for that price. That’s why
you like to Giri Rp.600.000 WNA ( Pr) : And to teluk Nawa has the same boat?is it? TA : The Teluk Nawa same boat, but the price more expensive, they have Gili the
best offer Teluk Nawa and San Gigi the more expensive. WNA (Pr) : Ok. I need 30 minutes more to Teluk Nawa. TA : No. 50 minutes. WNA (Pr) : 50 minutes. Ok so and then Rp. 650.000 for today and it’s the same time or
temporary time? TA : Same time. WNA (Pr) : Ok. Let’s think about it. We’ll be coming back. Thank you.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
134
5. Agen Perjalanan V
Pada tanggal 15 Agustus 2014 pada pukul 11: 16 WITA, di sebuah agen perjalanan seorang wanita berasal dari Austria datang untuk meminta sebuah informasi tentang perjalanan ke Kintamani Vulcano. Dalam peristiwa tutur ini hanya terdapat dua partisipan yakni wanita asing dan salah satu staff agen perjalanan tersebut. WNA : There is Kintamani Volcano tour for tomorrow is available? TA : How many people? WNA : Only me. TA : One people. Kintamani Volcano. WNA : Ya... TA : Kintamani Volcano, the favorite tour we have every day. WNA : For tomorrow. TA : Ya.. (Sedang Menelepon)
For moment now, not yet. But I have this one, the other one. Already yet, Kintamani- Besakih.
WNA : Ya.. it’s more expensive. I am alone. Sorry. TA : No. This one we have already, but you can check into 7 o’clock in the
evening. But this one we don’t have Kintamani Vulcano, we can do it the other. Almost same with this one, possible we see the biggest temple in Bali. So if you need Kintamani Vulcano, you can come at 7 o’clock today.
WNA : Before 7 o’clock today? TA : Ya.. maybe someone has booked so you can do it together. If no Kintamani-
Besakih that we have already. It’s almost same just extra to see the biggest temple.
WNA : If I can, before maybe someone has booked. TA : Ya, because we join with other office, ya. So we call my front office,
someone maybe ask about Kintamani- Vulcano. So it is better,someone ask, we can go.
WNA : OK TA :So that’s why Kintamani- Besakih is the one of favorite tour, every day we
have, just maybe someone book. WNA : Ok. I will be coming back. TA : Ya.. at 7 o’clock.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
135
6. Agen Perjalan VI
Pada tanggal 31 Agustus 2014 pada pukul 10:06 WITA seorang wanita berwarganegarakan Perancis ingin melakukan perjalanan ke Besakih dan kemudian dia mengunjungi sebuah agen perjalanan dan menanyakan jadwal perjalanan untuk lokasi wisata tersebut. Dalam peristiwa tutur ini terdapat dua partisipan saja, yang pertama adalah wanita tersebut dan satu staff agen perjalanan. Peristiwa tutur ini menggunakan ragam bahasa tak baku dan dalam keadaan santai. TA : Hello WNA : Do you have Besakih pas park of Bali tour for tomorrow? TA : For tomorrow, How many people? WNA : Just one. TA : One people, I have to check. WNA : Ok. TA : Besakih as park. WNA : Ya.. TA : For tomorrow not yet. WNA : Not yet? TA : Ya, but it lesss after 4 o’clock, maybe has two people, after 4 o’clock we get
the report from my front office. WNA : So, have to come back after 4 o’clock today? TA : Ya, after 4 o’clock before 8 o’clock. WNA : Ok. Before 8 o’clock tomorrow still possible for booking? TA : No. Start at 4 o’clock this afternoon until 8 o’clock tonight. So if you want,
you can come in. WNA : So, it means 4 and 8? TA : Ya.. WNA : Ok. And if it happens, do I have to come here to get the bus or? TA : Where do you stay in Ubud? WNA : Warshapan Galuh TA : Warsha possible, pick up from Warsha. WNA : Ya.. Ok. TA : We have service pick up. WNA : Ok. Thanks.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
136
7. Pusat Penerangan Informasi Kepariwisataan I
Pada tanggal 16 Agustus 2014 pada pukul 14.24 WITA, sekumpulan wanita mancanegara mendatangi sebuah Pusat Penerangan Informasi daerah wisata (Tourism Information) di Ubud, Bali. Pada peristiwa tutur tersebut terdapat dua partisipan aktif yaitu seorang wisatwan asing dan satu pegawai torism information tersebut. Dengan tujuan hendak mengunjungi Pura di ubud dan menanyakan mengenai tarian- tarian tradisional mana yang lebih populer pada hari itu. Dalam keadaan santai mereka saling menanyakan dan memberi informasi yang dibutuhkan pada saat itu. WNA : Yes, I have two questions and one for dance spectacular for tonight. TI : This is the dance schedule for tonight. WNA : Ok TI : They are same every ticket, today is Saturday. The last one for? WNA : One, two, three,four, five, six, seven. Seven tickets. For you what is most
particular palace? TI : I think, my oponion the first one is the good one. WNA : Ubud palace? TI : Just the close this street. WNA : Just the close this street? Where is the map? TI : This is the map, ya! We are here and this tourism information and Ubud
palace as close this street, just infront. WNA : And where is the temple? TI : If you want to visit the temple you can come to mongkey forest. WNA : Inside mongkey forest, you can visit the temple, but another temple, they only open when they got ceremony. WNA : There are not ceremony now? TI : No. So when they have ceremony so they will allow you to come in to the temple. WNA : Ok. But there is no ceremony, we can’t visit. TI : Ya.. The temple is close. WNA : Ok. But it is not like a.... TI : Ya, this is open every day. WNA : This is open every day. Ok. Here the map like this for me or not? TI : Ya, we sell the map sixty thousand. WNA : Sixty thousand. Ok. TI : This is the complete map, Bali and all the part of bali. WNA : But, we stay only one day. After we go to Lombok. But we are here, we take this road to go there. TI : Just go down and then keep following mongkey forest street around fifteen minutes. You will arrived at mongkey forest. WNA : Fifty minutes? TI : Fifteen minutes. Ya alright at mongkey forest. WNA : So, you think that the most particular dance, please? TI : Lengong dance. WNA : Lengong dance, Ok. And just here and where? TI : They stop at 7.30 P.M WNA : Ok. How long? TI : One and half hour. WNA : Ok. And you can take the ticket here? TI : Yes, you can buy the ticket here.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
137
WNA : Ok. Thanks TI : You’re welcome. Have a nice day ya.. 8. Pusat Penerangan Informasi Kepariwisataan II
Pada tanggal 30 Agustus 2014 pada pukul 9: 35 WITA, sepasang kekasih yang berasal dari Perancis datang mengunjungi Tourism Information untuk menanyakan mengenai tempat- tempat menarik yang dapat dikunjungi dengan menggunakan sepeda motor. Dalam peristiwa tutur ini terdapat 3 partisipan yang berperan yakni, 2 orang yang berwarganerakan perancis tersebut kemudian salah satu staff di Tourism Informastion tersebut. WNA (Pr) : Is there the map of Bali? TI : Yes, we sell sixty thousand. Kedua wisatawan tersebut berunding mengenai pertanyaan akan ditanyakan selanjutnya. WNA (Pr) : Ok. I have one question, is there rent a motor bike? TI : Yes. WNA (Pr) : Want to visit some places in Ubud. Which one do you like to visit? TI : You are here. WNA (Pr) : Ya. TI : Come to the north, this area on the way you can visit Rice Teras at
Pegalangan, you going up you can see some coffe transition, on the way you can see mountain and down you find Tapak Siring and the other one at Bedugul the big temple.
WNA (Pr) : Ok. And like.. TI : You can come to Kuta. WNA (Pr) : Oh.. no.. no.. WNA (Lk) : It is so far from here. TI : This area is the same place. WNA (Lk) : More places. TI : Come here? WNA (Pr) : Ya.. but I mean not going by car but like motor bike. TI : It is the around here you can do it. Pegalangan,Tapak Siring, Bedugul, it is
Ok. WNA (Pr) : And we want to go to Mas. TI : Mas? The have a special place for Handy Craft. WNA (Pr) : Is there a small place around Mas ? TI : You can come to waterfall. Kemenuh. This one. There is waterfall. WNA (Pr) : And Mas is around with Ubud, right? TI : Ya, around 25 minutes by motor bike. WNA (Pr) : Ok. Thank you.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
138
9. Pusat Penerangan Informasi Kepariwisataan III Pada tanggal 31 Agustus 2014 pada pukul 10:56 WITA di pusat penerangan informasi
kepariwisataan (Toursim Information ), seorang wanita yang berasal dari Paris datang mengunjungi tempat tersebut dengan tujuan ingin mendapatkan saran ataupun informasi mengenai apa-apa saja yang dapat dilakukan dan di kunjungi di sekitaran daerah tersebut. Dalam peristiwa tutur tersebut hanya terdapat 2 partisipan saja yakni, wanita yang berasal dari Paris dan salah satu pegawai di Tourism Information tersebut. WNA : Yes, I want to have some information on what to do around here. TI : Around here. Walking with me. WNA : Ok TI : Good Idea? WNA : Why not? TI : Yes, Ubud palace, art market, you go down here, you have Mongkey Forest.
And then for every night we have dancing. Traditional dance. WNA : Ok. I go in one dance tonight here. TI : There is Legong. For when is it? Yesterday? WNA : Today.Today TI : I mean, today, what is the dance? WNA : I will see the dance a... TI : Today is Saturday, sorry Sunday today. It is nice to see tonight at 7.30 o’clock. WNA : At 7.30 right. TI : Legong of Mahabrata. So it is the story of Mahabrata. WNA : Ok. Thank you. TI : You’re welcome. Anything else? WNA : It’s okey. Thank you very much. TI : Have a nice day.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
139
10.Pusat Penerangan Informasi Kepariwisataan IV
Pada tanggal 16 Agustus 2014 pada pukul 14 : 01 WITA sekumpulan gadis- gadis yang berasal dari Perancis datang ke pusat penerangan kepariwisataan untuk mendapatkan informasi mengenai penginapan yang memiliki fasilitas seperti WIFI dan kolam berenang di ubud dan sekitarnya. Dalam peristiwa tutur tersebut hanya terdapat dua partisipan yakni, salah satu dari gadis tersebut kemudian salah satu staff dari Tourism Information setempat. WNA : This is Tourism Information, Isn’t it? TI : They moved already. WNA : What? TI : They moved already. WNA : What do you mean? TI : You’re looking for tourism information, aren’t you? WNA : Ya TI : They moved. Yes, can I help you? You need for something or you want to ask something? WNA : Yes TI : Yes, What? WNA : We search for Bungalow with WIFI and swimming pool. TI : With swimming pool
You go down around 2 or 3 hundred meters. There are many accommodation with WIFI with swimming pool.
WNA : Ok. Thank you. TI : You’re welcome.
11. Pusat Penerangan Informasi Kepariwisataan V
Pada tanggal 20 Agustus 2014 pada pukul 08:40 WITA di sebuah Pusat penerangan kepariwisataan atau Tourism Information, sepasang kekasih yang berasal Switzerland datang untuk menanyakan pertunjukan tari traditional yang selalu diselenggarakan setiap malam dan kemudian meminta informasi mengenai tempat wisata yang dapat di kunjungi. Dalam peristiwa tutur ini hanya terdapat dua partisipan saja yakni, Wanita yang berasal dari Swiss dan salah satu staff Tourism Information tersebut. WNA : Hello, I want to know, Are there tickets for performance? Buy tickets
performance. TI : Ticket performance in the house. WNA : Ticket performance in palace. TI : You get here. WNA : Here? TI : Yes. WNA : What time is it? TI : This is the schedule for today. Start at 7.30 WNA : 7.30 Ok. And the price is? TI : Eighty thousand for one tickets. WNA : For one. TI : So, Do you want to buy the ticket?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
140
WNA : Yes. TI : One hundred sixty, Ya.. for two tickets. Ok. Thank you. Staff TI tersebut sedang mencari kembalian uang wisatawan tersebut. WNA : We should be here at.. TI : You have to come there 30 minutes before. WNA : How many? TI : Thirty minutes before. WNA : Thirty minutes. Ok. And I want to have the information about Ubud. But only Ubud. Staff TI mencari dan menunjukan peta. TI : Ubud, yes. The other side. ( sambil menunjukan peta ) WNA : Ok. TI : This is Ubud, we are here. Do you want to buy this map? WNA : What? TI : You want to buy this map. WNA : No. Because It completes. TI : So you don’t write here, Ya. We are here, Ubud. Toursim Information. Wisatawan tersebut memperhatikan peta sejenak. WNA : Ubud palace? TI : Ubud palace, infront of this office. WNA : Yes, the market also. TI : Yes, go down, you find the mongkey forest. WNA : How many walking? TI : Fifteen minutes. WNA : Fifty? TI : Fifteen. WNA : Fifteen. TI : Yes. WNA : Ok. They walk here to see? TI : Yes, rice field. WNA : Yes, If I want to go there? TI : Just follow that road. WNA : Follow the road? TI : Yes, first street, turn right. WNA : First street, turn right. TI : Start from jalan. Pajas. WNA : We are here. TI : Yes, we are here. WNA : Ok. Is it the Interesting? TI : It is interesting , because there is traditional Bali’s painting. We also have
another 3 museum. WNA : Museum? TI : Yes, Blangko, and then Meka Museum. WNA : And the other museum is? TI : Arma in Pengosean.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
141
WNA : Arma. Ok. Thank you very much.
12. Pusat Penerangan Informasi Kepariwisataan VI
Pada tanggal 16 Agustus 2014 pada pukul 13:48 WITA sepasang kekasih yang berasal dari Perancis. datang mengunjungi Pusat pelayanan kepariwisataan untuk menanyakan rentalan mobil dan juga menanyakan beberapa jenis tarian tarian traditional dan jadwalnya. Dalam peristiwa tutur ini hanya terdapat dua partisipan yakni, Pria yang berasal dari Perancis tersebut kemudian salah satu staff tourism information. WNA : Yes, for information about a car rent. TI : Car rent, car for rent. WNA : With the driver. TI : With the driver. You can come or go to the next side follow Ubud main road,
and around 400 meters on the right side, you can find the name Ubud Wisata. There, you can find a car for rent. May I write the name for you?
WNA : Ok. TI : Ubud wisata ya.. 400 meters from here on the right side ya. WNA : Ok. Thank you. And how for this one. TI : Specta, ya this one. Today are same every evening, so this one for tonight. WNA : How we buy a ticket from you or directly on that side? TI : You can buy the ticket here or directly to the place. Because they are same
price. Kedua wisatawan tersebut sedang berdiskusi. WNA : What is the difference of the dance? TI : For example like this one. Legong dance. Most of the dancer are famale
dancer and it will be followed by music or we call Gamelan. But kecak most of the dancer are male. So they are only dancing and singing without Balinese instrument. It is the time and the price of the ticket and this is the place where take a place.
WNA : Ok. Thank you.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
142
13. Pasar Seni I
Pada tanggal 12 Agustus 2014 pada pukul 11.40 WITA, disalah satu kios penjual baju yang terletak di areal pasar seni Sukawati lantai dua, yang pemiliknya bernama bapak Wayang Sudanang. Dalam peristiwa tutur ini terdapat 1 orang penjual (WNI) dan 3 orang pembeli (WNA) yang berasal dari Perth, Australia. Pada saat itu si tourist mancanegara tersebut hendak membeli sebuah selendang atau sarung khas Bali. Penjual : Hei mam, it is beautiful, and this nice color. WNA (Pr I) : Oh no. Thank you. WNA (Pr II) : What kind of clothes is it? Penjual : Cotton WNA (Pr II) : Cotton Penjual : Hai.. We same ( it means that twins) WNA (Lk) : She is my wife at home. Penjual : Look at, and this many-many color. WNA (Lk) : How much ? Penjual : And this sixty five. WNA (Lk) : I buy one, two, three, four, five, and I need special price. Penjual : Special price? No. Special price, bangkrut.. bangkrut. WNA (Lk) : Bangkrut..bangkrut. Penjual : Ok. Special price. It’s okey. Good my husband, good wife. WNA (Lk) :Good wife? She is my wife. Penjual :Oh.. sorry..sorry two wives. Two wives. It’s good for all okey. (sambil
menggeluarkan kalkulator). WNA (Lk) : Is it Ok? ( sambil mengetik angka di kalkulator) Penjual : More my husband, more. WNA (Lk) : Ok. Penjual : Thank you. Thank you, ya. This plastic ya. WNA (Lk) : Plastic, Ok. Penjual : More.. more.. one two three, pieces. Sorry for the joke. WNA (Lk) : Ya.. it’s ok. Penjual : Smile good ya.. WNA (Pr II) : Ya.. Good smile. You have more color for this? Penjual : No. Finish color. Ya thank you very much. WNA : Thank you.. bye.. Good bye..
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
143
14. Pasar Seni II
Pada tanggal 05 Agustus 2014 pada pukul 13:46 WITA dua orang wanita dan seorang anak remaja yang berasal dari Perth Australia datang mengunjungi pasar seni di daearah Pantai Kuta. Didalam peristiwa tutur ini terdapat enam partisipan yakni tiga wisatwan asing dan tiga penjaga kios. P1 : Do you want that tang top,darling? WNA1 : No. P1 : Take alook. WNA2 : How much this one? P2 : This for you just ok, ninety. WNA2 : Ok. P3 : Hei, I have white and black. WNA1 : This one? P3 : You like black? WNA1 : Yes. P3 : Do you like a butchup with a butchup t-shirt? WNA2 : No. Just this one. P3 : Just black also. WNA2 : How much for this one? P3 : This one, one hundred twenty.
Ya. How much you can buy? It is not the best price. You will give me.This good material.
WNA3 : Fourty. P3 : One more price ya. Fourty can not get. Excuse me, fifty. Ok. Last price ya. In the middle ya. Fifty ok. WNA2 : Fourty. P3 : Ya.. Ok WNA2 : Fourty. Ok. Just four dollars. P3 : Thank you. Good luck ya. 15. Pasar Seni III
Pada tanggal 5 Agustus 2014 pada pukul 13 : 08 WITA seorang wanita yang berasal dari Australia datang mengunjungi sebuah pasar seni yang terdapat disalh satu kawasan P. Bali. Dalam hal ini wanita tersebut awalnya hanya ingin melihat seperti apa pasar seni yang ada di Bali tersebut. Tidak terlalu mendetailkan apa yang ingin mereka dapat dan cari dari tempat tersebut, semuanya akan mengalir sesuai apa yang membuat mereka tertarik baik dalam bentuk barang. Dalam peristiwa tutur ini terdapat 4 partisipan yakni 2 wanita yang berasal dari Australia kemudian 2 lagi penjual Kaos atau pun baju.
WNA1 : Hei how much this one? P1 : Which one? WNA1 : Another price for this one in another shop. P1 : Best price ya, I give you hundred twenty. WNA1 : Hundred twenty... No.. No.. P1 : How much you could give me? WNA1 : No, You give me cheap, she have got some but I have been going now in a
minute. P1 : Sharing with me, little price, the tourist already very busy. Sharing with me.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
144
WNA1 :No. Just take a look. P2 : One hundred. Ok. Best price. Ten dollar for this one. WNA1 : I have looked my friend. P2 :Excuse me, I think I take some price with me. WNA1 : I have looked my friend now. WNA1 : We will come back. Ok. P2 : Please. Not take alook. Take now, Madam for my good luck. I have more color for that one. This nice, this one. Ya.. I do best price for you. WNA1 : Oh.. No. It’s alright. It’s alright. Kemudian teman wisatawan tersebut kembali bergabung bersama. WNA2 : This one here another. WNA1 : This one a dress not top. WNA2 : This one not dress. WNA1 : For me is short. P2 : Take now ya... Please ya, for my good luck. WNA1 : All have a look and coming back for five dollar. Take dress. I will come back
this color. Color here. P2 : Some price with this took. WNA2 : Take a dress? P2 : Don’t tell us, with the same price already. Please take now, because for my good luck. Very- very quite in the market. WNA2 : Ok.Ok
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user