UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20320150-S-Imma Nurma...
Transcript of UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20320150-S-Imma Nurma...
UNIVERSITAS INDONESIA
ANALISIS PENGARUH KEPEMILIKAN PEMERINTAH TERHADAP
KINERJA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK
INDONESIA PERIODE 2005-2010
SKRIPSI
IMMA NURMA SARI
0806397585
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI
PROGRAM SARJANA PARALEL
PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NIAGA
DEPOK
JUNI, 2012
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
UNIVERSITAS INDONESIA
ANALISIS PENGARUH KEPEMILIKAN PEMERINTAH TERHADAP
KINERJA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK
INDONESIA PERIODE 2005-2010
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana
IMMA NURMA SARI
0806397585
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI
PROGRAM SARJANA PARALEL
PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NIAGA
DEPOK
JUNI, 2012
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
iv
Universitas Indonesia Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
v
Universitas Indonesia
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat,
hidayah, dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
―Analisis Pengaruh Kepemilikan Pemerintah terhadap Kinerja Perusahaan yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2005-2010‖ sebagai salah satu syarat
untuk mencapai gelar Sarjana pada Program Studi Ilmu Administrasi Niaga,
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia. Skripsi ini tidak
dapat terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak yang telah memberikan
perhatian, waktu, tenaga, dan buah pikirannya.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini.
Oleh karena itu, penulis terbuka terhadap segala kritik dan masukan. Pada
kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam pengerjaan skripsi ini, diantaranya:
1. Prof. Dr. Bambang Shergi Laksmono, M.Sc, selaku Dekan Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia.
2. Dr. Roy Valiant Salomo, M.Soc. Sc., selaku Ketua Departemen Ilmu
Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia.
3. Prof. Dr. Irfan Ridwan Maksum, M.Si, selaku Ketua Program Sarjana
Reguler dan Kelas Paralel Departemen Ilmu Administrasi Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia.
4. Umanto Eko P., S.Sos, M.Si, selaku Sekretaris Program Sarjana Reguler
dan Kelas Paralel Departemen Ilmu Administrasi.
5. Ixora Lundia, S.Sos, M.S, selaku Ketua Program Studi Ilmu Administrasi
Niaga.
6. Ir. Bernardus Yuliarto Nugroho, MSM, Ph.D, selaku pembimbing skripsi
yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan masukan dan arahan
kepada penulis selama proses pembuatan skripsi ini.
7. Prof. Dr. Chandra Wijaya, M.Si., MM, selaku Penasehat Akademik yang
telah memberikan masukan dan arahan untuk penulis selama menjalani
masa kuliah.
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
vi
Universitas Indonesia
8. Tim Dosen Departemen Ilmu Administrasi, khususnya dosen Ilmu
Administrasi Niaga konsentrasi keuangan, yaitu Prof. Dr. Ferdinand D.
Saragih, MA, Dra. Retno Kusumastuti, M.Si, serta Fibria Indriati, S.Sos.,
M.Si.
9. Kedua orang tua, Ir. Putu Adi Priyatna dan RR Nurhayati K. Priyatna,
serta adik penulis, Dani Dwi Darmawan, dan juga seluruh keluarga besar
di Bali maupun Yogyakarta, atas doa dan dukungannya yang luar biasa
sehingga dapat membangkitkan semangat penulis untuk mengerjakan
skripsi ini.
10. Jaza Robbani yang selalu menjadi happer dan helper beserta dukungan
keluarganya dalam pengerjaan skripsi ini.
11. Teman-teman satu bimbingan, teman-teman Bale Squad, dan semua
teman-teman Ilmu Administrasi Niaga 2008, khususnya konsentrasi
keuangan yang banyak membantu dan memberikan dukungan serta
semangat kepada penulis baik dalam penyelesain skripsi ini maupun
selama perkuliahan.
12. Teman-teman sepermainan, yaitu Aria, Pinti, Titis, Zahra, Dany, Pandu,
Chita, Risang, Pita, Qeqe, Uyun, Ludi, Oliv, Ipit, Gadis, Anggi, Lintang,
Rima, Abi, Dessy, Desty, Tika, Noni, Nisa, Zahra, Hesti, Syifa, Tiara, Ijul.
13. Pak Bari, selaku pegawai PRPM BEI yang telah memberikan bantuan
dalam mengakses data penelitian.
14. Seluruh karyawan Departemen Ilmu Administrasi FISIP UI yang telah
membantu segala keperluan perkuliahan.
15. Pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu baik secara
langsung maupun tidak langsung membantu penyelesaian penulisan
skripsi ini.
Dengan segala keterbatasan dan kekurangan yang ada, penulis berharap agar
skripsi ini mampu memberikan manfaat dan pengetahuan bagi pembacanya.
Untuk semua kesalahan yang penulis lakukan, penulis memohon maaf yang
sebesar-besarnya.
Depok, 15 Juni 2012
Penulis
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
viii
Universitas Indonesia
ABSTRAK
Nama : Imma Nurma Sari
Program Studi : Ilmu Administrasi Niaga
NPM : 0806397585
Judul : Analisis Pengaruh Kepemilikan Pemerintah terhadap Kinerja
Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode
2005-2010
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kepemilikan pemerintah
terhadap kinerja perusahaan BUMN yang diproksikan dengan Tobin’s Q. Kinerja
perusahaan yang diukur dengan Tobin’s Q ini kemudian dibandingkan antara
perusahaan BUMN dengan non BUMN. Penelitian ini menggunakan data panel
sejumlah 1716 observasi dari sampel perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2005-2010. Analisis regresi dari penelitian ini menggunakan
Random Effect Model (REM) dan untuk menunjukkan perbedaan kinerja
perusahaan digunakan Uji Beda T-Test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1)
kepemilikan pemerintah tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja
perusahaan BUMN, (2) kinerja perusahaan yang diukur dengan Tobin’s Q
memiliki perbedaan yang signifikan antara BUMN dengan non BUMN.
Kata kunci: kepemilikan pemerintah, BUMN, kinerja perusahaan
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
ix
Universitas Indonesia
ABSTRACT
Name : Imma Nurma Sari
Study Program : Business Administration
NPM : 0806397585
Title : Analysis of the Effect of Government Ownership on Firm
Performance for the Listed Companies in Indonesia Stock
Exchange during 2005-2010 Period
The main objective of this research is to analyze the effect of government
ownership on state-owned enterprise performance proxied by Tobin’s Q. Firm
performance as measured by Tobin’s Q is compared between state-owned
enterprise and non state-owned enterprise. This research uses a panel data
sample of 1716 observations of the listed companies in Indonesia Stock Exchange
during 2005-2010 period. The Random Effect Model (REM) is used to determine
regression analysis of government ownership and firm performance, meanwhile
the T-Test to distinguish the performance differences. The results show: (1)
government ownership doesn’t have a significant effect on state-owned enterprise
performance, (2) firm performance as measured by Tobin’s Q has a significant
difference between state-owned enterprise and non state-owned enterprise.
Keywords: government ownership, state-owned enterprise, firm performance
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
x
Universitas Indonesia
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................... ii
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS ...... Error! Bookmark not defined.
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ............................................................................................ v
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAHError! Bookmark
not defined.
ABSTRAK ........................................................................................................... viii
DAFTAR ISI ........................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiv
DAFTAR PERSAMAAN ..................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xvi
BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1
1.2 Perumusan Masalah............................................................................ 10
1.3 Tujuan Penelitian................................................................................ 11
1.4 Manfaat Penelitian.............................................................................. 11
1.5 Batasan Penelitian .............................................................................. 11
1.6 Sistematika Penulisan ......................................................................... 11
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 13
2.1 Penelitian Terdahulu .......................................................................... 13
2.2 Kerangka Teori ................................................................................... 17
2.2.1 Corporate Governance ................................................................. 17
2.2.1.1 Definisi Corporate Governance .............................................. 17
2.2.1.2 Tujuan Corporate Governance ................................................ 18
2.2.1.3 Prinsip-Prinsip Corporate Governance ................................... 18
2.2.2 Kepemilkan Saham ........................................................................ 20
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
xi
Universitas Indonesia
2.2.2.1 Kepemilikan Pemerintah (Government Ownership)................ 20
2.2.3 Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ............................................ 21
2.2.3.1 Pengertian BUMN ................................................................... 21
2.2.3.2 BUMN dan Corporate Governance ........................................ 22
2.2.4 Kinerja Perusahaan (Firm Performance) ..................................... 24
BAB 3 METODE PENELITIAN........................................................................ 28
3.1 Pendekatan Penelitian ........................................................................ 28
3.2 Jenis Penelitian ................................................................................... 29
3.2.1 Tujuan Penelitian ........................................................................... 29
3.2.2 Manfaat Penelitian ......................................................................... 30
3.2.3 Dimensi Waktu .............................................................................. 30
3.2.4 Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 31
3.3 Pengolahan Data ................................................................................. 32
3.4 Populasi dan Sampel .......................................................................... 32
3.5 Variabel dan Model Penelitian ........................................................... 34
3.5.1 Variabel Penelitian ........................................................................ 34
3.5.2 Model Penelitian ............................................................................ 38
3.6 Hipotesis Penelitian ............................................................................ 40
3.7 Teknik Analisis Data .......................................................................... 42
3.7.1 Statistik Deskriptif ......................................................................... 42
3.7.2 Uji T-Test Dua Sampel .................................................................. 42
3.7.3 Uji Asumsi Klasik ......................................................................... 42
3.7.3.1 Uji Normalitas.......................................................................... 42
3.7.3.2 Uji Multikolinearitas ................................................................ 43
3.7.3.3 Uji Heteroskedastisitas ............................................................ 44
3.7.3.4 Uji Autokorelasi ....................................................................... 44
3.7.4 Pengujian Data Panel ..................................................................... 45
3.7.5 Kriteria Statistik Model ................................................................. 48
3.7.5.1 R2 dan Adjusted R
2 (Koefisien Determinasi) ........................... 48
3.7.5.2 Signifikansi Linear Berganda (F-stat) ..................................... 49
3.7.5.3 Signifikansi Parsial (t-stat) ...................................................... 49
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
xii
Universitas Indonesia
3.8 Tahapan Penelitian ............................................................................. 50
BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN ........................................................ 51
4.1 Gambaran Umum dan Deskriptif Data............................................... 51
4.1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian............................................... 51
4.1.2 Deskriptif Data .............................................................................. 52
4.1.2.1 Kinerja Perusahaan (Firm Performance) ................................. 54
4.1.2.2 Kepemilikan Pemerintah (Government Ownership)................ 55
4.1.2.3 Profitability, Firm Size, Leverage, dan Foreign Ownership ... 55
4.2 Uji T-Test Dua Sampel ....................................................................... 58
4.3 Pengujian Asumsi Klasik ................................................................... 59
4.3.1 Uji Normalitas ............................................................................... 59
4.3.2 Uji Multikolinearitas ..................................................................... 61
4.3.3 Uji Heteroskedastisitas .................................................................. 62
4.3.4 Uji Autokorelasi ............................................................................ 63
4.4 Pengujian Data Panel ......................................................................... 64
4.4.1 Uji Chow ....................................................................................... 64
4.4.2 Uji Hausman .................................................................................. 65
4.5 Uji Statistik Model ............................................................................. 65
4.5.1 R2 dan Adjusted R
2 (Koefisien Determinasi) ................................. 65
4.5.2 Signifikansi Linear Berganda (F-stat) ........................................... 66
4.5.3 Signifikansi Parsial (T-stat) ........................................................... 67
4.6 Interpretasi Hasil ................................................................................ 69
4.6.1 Pengaruh Kepemilikan Pemerintah Kinerja Perusahaan BUMN .. 69
4.6.2 Perbedaan Kinerja Perusahaan BUMN dengan Non BUMN ........ 71
4.7 Ringkasan Hasil.................................................................................. 73
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN .................................................................... 75
5.1 Simpulan............................................................................................. 75
5.2 Saran ................................................................................................... 76
DAFTAR REFERENSI ........................................................................................ 77
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
xiii
Universitas Indonesia
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Kepemilikan Saham pada Perusahaan yang terdaftar di BEI 2010 ........ 5
Tabel 1.2 Perkembangan Harga Saham beberapa BUMN yang Diprivatisasi........ 7
Tabel 2.1 Perbandingan Penelitian Terdahulu ...................................................... 15
Tabel 3.1 Variabel Penelitian ................................................................................ 38
Tabel 3.2 Aturan Membandingkan DW-stat dengan Tabel DW........................... 45
Tabel 4.1 Pemilihan Sampel ................................................................................. 52
Tabel 4.2 Statistik Deskriptif Seluruh Sampel ...................................................... 52
Tabel 4.3 Statistik Deskriptif Sampel BUMN ...................................................... 53
Tabel 4.4 Statistik Deskriptif Sampel Non BUMN ............................................... 53
Tabel 4.16 Ringkasan Rata-rata Tobin‘s Q BUMN dan Non BUMN ................. 59
Tabel 4.5 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov............................................................ 60
Tabel 4.6 Nilai Matriks Korelasi ........................................................................... 61
Tabel 4.7 Statistik Kolinearitas ............................................................................. 62
Tabel 4.8 Nilai SSR .............................................................................................. 62
Tabel 4.9 Nilai Durbin-Watson ............................................................................. 63
Tabel 4.10 Nilai DW Tabel ................................................................................... 63
Tabel 4.11 Hasil Uji Chow.................................................................................... 64
Tabel 4.12 Hasil Uji Hausman .............................................................................. 65
Tabel 4.13 Ringkasan R2 dan Adjusted R2 .......................................................... 66
Tabel 4.14 Ringkasan F-Stat dan Prob. F-Stat ...................................................... 66
Tabel 4.15 Hasil Regresi Model............................................................................ 67
Tabel 4.17 Ringkasan Kesimpulan Hipotesis Penelitian ...................................... 73
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
xiv
Universitas Indonesia
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Grafik Privatisasi BUMN Tahun 2004-2009 ...................................... 8
Gambar 1.2 Kapitalisasi Pasar BUMN Terbuka Tahun 2003-2009 ....................... 9
Gambar 3.1 Proses Penentuan Sampel .................................................................. 34
Gambar 3.2 Model Penelitian ............................................................................... 40
Gambar 3.3 Alur Penelitian................................................................................... 50
Gambar 4.1 Normal Probability Plot Variabel Q .................................................. 60
Gambar 4.2 Grafik Rata-rata Tobin‘s Q BUMN dan non BUMN ........................ 71
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
xv
Universitas Indonesia
DAFTAR PERSAMAAN
Persamaan 3.1 Tobin’s Q Performance Measurement .......................................... 35
Persamaan 3.2 Firm Size ....................................................................................... 36
Persamaan 3.3 Leverage........................................................................................ 37
Persamaan 3.4 Profitability ................................................................................... 37
Persamaan 3.5 Model Penelitian ........................................................................... 39
Persamaan 3.6 Pooled Least Squares.................................................................... 45
Persamaan 3.7 Fixed Effect Model ........................................................................ 46
Persamaan 3.8 Fixed Effect Model Dummy .......................................................... 46
Persamaan 3.9 Random Effect Model ................................................................... 47
Persamaan 3.10 Uji Chow ..................................................................................... 47
Persamaan 3.11 F-Statistic .................................................................................... 47
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
xvi
Universitas Indonesia
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Daftar Sampel Perusahaan BUMN .................................................... 87
Lampiran 2 Daftar Sampel Perusahaan Non BUMN ............................................ 88
Lampiran 3 Uji Beda T-Test .................................................................................. 97
Lampiran 4 Pengujian Data Panel Uji Pemilihan Model (Uji Chow) ................. 101
Lampiran 5 Pengujian Data Panel Uji Pemilihan Model (Uji Hausman) ........... 102
Lampiran 6 Pengujian Data Panel Random Effect Model (REM)....................... 103
Lampiran 7 Daftar Riwayat Hidup ...................................................................... 105
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
Universitas Indonesia
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tata Kelola Perusahaan atau yang biasa dikenal dengan Corporate
Governance muncul kembali sebagai salah satu topik bisnis yang paling
signifikan pada awal abad ke-21. Banks (2003, hal. 3) menyatakan bahwa
Governance dapat diartikan sebagai struktur dan fungsi dari suatu perusahaan
dalam kaitannya dengan pemangku kepentingan (stakeholders) pada umumnya,
dan pemegang saham (shareholders) khususnya. Topik ini sudah banyak dibahas,
diperdebatkan, dan dianalisa selama beberapa dekade terakhir sejak banyaknya
saham gabungan perusahaan mulai bergerak ke dalam arus utama ekonomi global.
Hal ini juga menjadi fokus dari proposal reformasi selama tiga dekade terakhir
sebagai masalah perusahaan, baik yang muncul karena adanya isolasi, maupun
yang jelas terjadi karena masa ekonomi sulit, dan hal ini tentunya telah
menghasilkan banyak rekomendasi dari berbagai pihak.
Krisis keuangan yang melanda Asia di tahun 1997 dan tekanan keuangan
global tahun 2008 serta isu-isu kegagalan governance seperti yang terjadi di
Amerika Serikat (Enron, Tyco, Andersen, and WorldCom), Swiss (Swissair),
Jerman (Kirch Media), Jepang (Daiwa Bank, Sumitomo Corporation) menjadi
titik awal perhatian akan pentingnya praktek corporate governance (Solomon,
2007; Erik Banks, 2003; Liang et al., 2011). Sharman dan Copnell (2002) dalam
Beyond Governance: Creating Corporate Value through Performance,
Conformance and Responsibility menyatakan bahwa Corporate Governance
merupakan suatu sistem dan proses untuk mengarahkan dan mengendalikan
organisasi dengan tujuan untuk meningkatkan kinerja dan nilai pemegang saham.
Hal ini menyangkut efektivitas struktur manajemen, termasuk peran direksi,
kecukupan dan keandalan laporan perusahaan, dan efektivitas sistem manajemen
risiko.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh konsultan McKinsey, saat ini
praktek corporate governance yang baik sangat terikat pada keputusan investasi
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
2
Universitas Indonesia
di seluruh dunia. The group’s 2002 Global Investor Opinion Survey menunjukkan
banyaknya jumlah investor yang bersedia membayar premi untuk perusahaan
dengan standar governance yang tinggi. Pembelian premi ini di Amerika Utara
dan Eropa Barat rata-rata mencapai 12% hingga 14%, di Asia dan Amerika Latin
mencapai 20% hingga 25%, sedangkan di Eropa Timur dan Afrika bisa mencapai
30%. Investor institusional juga mulai melihat laporan corporate governance pada
perusahaan yang ingin mereka masuki.
Indonesia’s Code of Good Corporate Governance 2006 menyatakan Good
Corporate Governance (GCG) merupakan pilar penting ekonomi pasar yang
berkaitan dengan kepercayaan investor baik di perusahaan maupun di lingkungan
bisnis secara keseluruhan. Penerapan GCG mendorong persaingan yang sehat dan
iklim usaha yang kondusif menuju pertumbuhan dan stabilitas ekonomi yang
berkelanjutan. Selain itu penerapan GCG mendukung upaya pemerintah dalam
menerapkan tata pemerintahan yang baik menuju pemerintahan yang bersih dan
kredibel.
Dunia bisnis Indonesia perlu berbagai instrumen untuk meningkatkan daya
saingnya. Salah satu kunci instrumen dari sudut pandang pemegang saham adalah
corporate governance yang baik. Perusahaan yang menerapkan corporate
governance secara benar dan berkesinambungan memiliki keuntungan lebih
dibandingkan perusahaan lain yang tidak melaksanakan atau belum melaksanakan
corporate governance yang baik (Tjager, 2001).
Ahli ekonomi pasar berpendapat bahwa perusahaan-perusahaan di tangan
pemerintah lebih rendah dalam kinerjanya dibandingkan dengan perusahaan-
perusahaan di tangan swasta (Boycko, Shleifer dan Vishny, 1996; Shleifer, 1997;
Dewenter dan Malatesta, 2001). Argumen ini muncul terkait hubungan
kelembagaan dengan pemerintah, struktur pasar di mana mereka beroperasi, atau
sistem manajemen yang diterapkan dalam diri mereka (Shleifer, 1997).
Perusahaan pemerintah tersebut juga dikritik karena terlalu menghindari risiko
dan kurang memadai dorongan kewirausahaannya. Ada juga tuduhan bahwa
motivasi investasi di perusahaan pemerintah bersifat politis dan bukan komersial,
dengan demikian akan berakibat pada tidak efisiennya sistem keuangan dan
memberikan interpretasi buruk kepada pemegang saham.
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
3
Universitas Indonesia
Dalam konteks situasi di Malaysia, Government-Linked Companies (GLCs)
Transformasi Manual melaporkan bahwa sebagian besar GLCs memiliki kinerja
lebih buruk dalam hal operasi dan indikator keuangan sejak tahun 1990. Sebuah
studi yang dilakukan oleh CIMB (Juni 2004), juga menemukan bahwa GLCs
Malaysia adalah pengguna modal yang kurang produktif, lebih terarah dan secara
signifikan tertinggal dalam hal pengembalian total pemegang saham. Hasil ini
sangat mengejutkan karena GLCs merupakan bagian penting dari struktur
ekonomi Malaysia. Media telah berulang kali melaporkan bahwa sebagian besar
GLCs menimbulkan sejumlah besar kerugian dan terlibat dalam kegiatan atau
proyek yang tidak terkait dengan bisnis inti mereka. Hal ini menghasilkan kinerja
portofolio yang buruk dari beberapa bisnis GLCs.
Kepemilikan pemerintah dapat membantu mengatasi masalah informasi
asimetris sebagai hasil dari informasi yang tidak sempurna yang diberikan kepada
investor tentang nilai perusahaan. Secara umum, pemerintah dapat memperoleh
informasi dari sumber lain dan lebih dimungkinkan untuk mendapatkan akses
yang lebih mudah dibandingkan perusahaan bukan milik negara (Eng dan Mak,
2003). Ang dan Ding (2006) menemukan bahwa GLCs Singapura memiliki
penilaian yang lebih tinggi dibandingkan dengan non-GLCs. Hal ini terjadi karena
kemampuan mereka untuk mendapatkan keuntungan yang lebih tinggi atas
investasi termasuk menjalankan operasi dengan biaya rendah dan lebih efisien
dibandingkan dengn non-GLCs. Hasil penelitian menunjukkan bahwa GLCs
memiliki kinerja yang lebih baik dibandingkan dengan non-GLCs, baik penilaian
pasar maupun penilaian dari segi akuntansi perusahaan. Temuan ini konsisten
dengan Singh dan Siah (1998) yang menyatakan bahwa GLCs mampu mencapai
tingkat profitabilitas yang setidaknya sama dan seefisien non-GLCs. Tujuan
pemerintah terutama terkait dengan kesejahteraan bangsa.
Temuan dari penelitian yang dilakukan oleh Najid dan Rahman (2011)
terhadap GLCs di Malaysia menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan
antara kinerja pasar dan kinerja keuangan GLCs dengan non-GLCs. Meskipun
secara umum kajian ini menemukan bahwa sebagian besar kinerja perusahaan
GLCs lebih rendah dari non-GLCs, namun kesenjangan terlihat dari tahun 2005
dan seterusnya. Alasan yang mungkin untuk situasi ini adalah karena adanya
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
4
Universitas Indonesia
pengenalan GLCs Transformation Manual pada tahun 2005 dimana pemerintah
memberlakukan GLCs Malaysia untuk melaksanakan beberapa bentuk inisiatif
peningkatan operasional.
Sebagian besar peneliti berpendapat bahwa adanya kepemilikan pemerintah
menimbulkan inefisiensi dan mengakibatkan kinerja yang buruk (Megginson,
Nash dan Randenborgh, 1994; dan Megginson dan Netter, 2001). Konflik
keagenan dalam hal partisipasi negara dalam kepemilikan saham lebih rumit
karena pemerintah bukan pemilik akhir perusahaan melainkan publik. Literatur
teoritis (Laffont dan Tirole, 1991; Hart, Shleifer dan Vishny, 1997) menunjukkan
bahwa pemerintah akan memberi perhatian khusus untuk tujuan politik seperti
harga output yang rendah, pengaruh eksternal, sehingga banyak yang mungkin
berkorelasi negatif dengan kinerja keuangan perusahaan. Bahkan perilaku tidak
memaksimalkan keuntungan adalah alasan utama bagi kepemilikan pemerintah di
bidang kesejahteraan ekonomi (Xu dan Wang, 1999). Temuan serupa
dikemukakan oleh Paskelian (2006) yang berpendapat bahwa hasil inefisiensi dari
konflik keagenan sebagai tujuan maksimalisasi kekayaan dapat dikompromikan
oleh agenda sosial dan politik pemerintah.
Sun, Tong, dan Tong (2002) mengungkapkan bahwa kepemilikan
pemerintah dan kinerja perusahaan Cina benar-benar berhubungan positif, terlepas
apakah kepemilikan pemerintah merupakan proksi oleh kepemilikan saham
negara atau dengan kepemilikan saham badan hukum. Selain itu, Sablok (2001)
dan Ang dan Ding (2006) melakukan studi untuk menyelidiki hubungan antara
penilaian perusahaan, kepemilikan pemerintah, dan berbagai faktor governance
antara GLCs dan non-GLCs di Singapura. Mereka menemukan bahwa nilai
perusahaan secara positif dan signifikan berhubungan dengan kepemilikan
pemerintah. Keterbukaan ekonomi Singapura untuk persaingan asing yang
intensif serta pasar yang berfungsi dengan baik mungkin menjadi alasan GLCs
mereka menjadi sebanding dengan perusahaan yang dikelola secara pribadi.
Berdasarkan Report on the Observance of Standards and Codes (ROSC) :
Corporate Governance Country Assessment Indonesia April 2010, dari saham
yang dimiliki PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), lebih dari 67%
dimiliki oleh entitas dan individu asing (foreign). Sebagian besar pemegang
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
5
Universitas Indonesia
saham dalam negeri (domestic) terdaftar sebagai perusahaan (menunjukkan
struktur kelompok) atau individu. Investor institusi dalam negeri memiliki saham
sekitar 11% dari pasar. Dalam hal ini kustodian berperan aktif terhadap pasar,
baik bagi investor asing maupun investor institusi lokal.
Tabel 1.1 Kepemilikan Saham pada Perusahaan yang terdaftar di BEI pada
31 Desember 2010
Sumber : Data KSEI, dalam Report on the Observance of Standards and Codes
(ROSC): Corporate Governance Country Assessment Indonesia 2011.
Fenomena privatisasi, deregulasi pensiun, pergerakan modal, dan integrasi
pasar menciptakan budaya investasi yang lebih besar di seluruh dunia. Hal ini
dapat meningkatkan frekuensi dan tingkat keparahan masalah perusahaan,
sehingga membuat governance kembali menjadi pusat perhatian. Privatisasi
adalah proses pengalihan sebagian kepemilikan perusahaan dari pemerintah
kepada swasta dengan tujuan mengurangi intervensi berlebih dari pemerintah
sehingga meningkatkan kinerja, efisiensi, dan nilai perusahaan melalui pasar.
Dengan dilakukannya privatisasi pada BUMN, persentase saham yang dimiliki
pemerintah akan menjadi berkurang (Kusumawati, 2007). Menurut Megginson,
dkk (1994), hampir semua pemerintah di seluruh belahan dunia yang melakukan
privatisasi BUMN setidaknya mengharapkan bahwa privatisasi akan dapat
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
6
Universitas Indonesia
meningkatkan profitabilitas perusahaan, efisiensi operasional dan output
perusahaan, serta memungkinkan perusahaan untuk meningkatkan belanja modal.
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) merupakan pelaku bisnis yang
dominan di banyak negara berkembang, termasuk di Indonesia. Meskipun rata-
rata kinerja operasionalnya memprihatinkan, namun perannya dalam perkonomian
masih sangat besar. Kebutuhan masyarakat akan listrik, bahan bakar, air bersih,
telekomunikasi, bahan pangan, perbankan sebagian besar masih dikerjakan
BUMN (Pranoto, 2010).
Dewasa ini kegiatan privatisasi BUMN terus bergulir di seluruh dunia.
Berdasarkan studi Kikeri da Fatima Kolo (2005) ditemukan bahwa sepanjang
periode 1990-2003 telah dilakukan 7.860 transaksi privatisasi BUMN di 120
negara berkembang yang menghasilkan nilai transaksi sebesar US$ 410 milyar.
Studi tersebut menunjukkan tren privatisasi yang meningkat dan makin
melibatkan BUMN skala besar, terutama pada sektor infrastruktur seperti
telekomunikasi, energi dan tenaga listrik, transportasi, dan sektor lain seperti
perbankan dan sektor manufaktur. Meskipun privatisasi berlangsung dengan
gencar, penelitian Kikeri tersebut menunjukkan bahwa kepemilikan negara masih
tetap besar pada BUMN, terutama di negara berkembang. Di Cina, BUMN masih
mendominasi, dimana aset sektor industri hampir 57% dikuasai terutama pada
sektor keuangan, pembangit listrik, dan telekomunikasi. Sementara di Meksiko
pada tahun 2003 masih tersisa 210 BUMN dengan penguasaan utama pada bidang
migas, listrik, transportasi, dan telekomunikasi.
Savas (1987) memberikan definisi privatisasi sebagai tindakan mengurangi
peran pemerintah atau meningkatkan peran swasta atas penguasaan aset negara.
Definisi ini sejalan dengan pendapat Butler (1991) yang menyatakan bahwa
privatisasi adalah penggantian fungsi dari sektor publik menuju sektor swasta,
baik secara keseluruhan maupun sebagian. Asumsi dasar penyerahan pengelolaan
pelayanan publik kepada sektor swasta adalah peningkatan efisiensi sumber daya.
Dlam prakteknya, privatisasi tidak dilaksanakann dengan satu tujuan yang jelas
dan koheren (Veljanovski, 1987; Bishop dan Kay, 1993; Vickers dan Wright,
1988). Berbagai tujuan dan motivasi yang berada di belakang privatisasi meliputi
upaya untuk memacu pada pendapatan, mengurangi beban utang negara,
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
7
Universitas Indonesia
memperoleh dana segar dari pasar modal, mengurangi peran pemerintah dalam
bisang bisnis, dan meningkatkan penyebaran kepemilikan saham.
Sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan Megginson (2000) terhadap
kinerja BUMN pasca privatisasi yang menunjukkan adanya perbaikan efisiensi,
penelitian terhadap BUMN di Indonesia yang sudah diprivatisasi dan terdaftar di
bursa menunjukkan harga saham yang meningkat, artinya nilai perusahaan
menunjukkan perningkatan di mata investor. Hal ini diperlihatkan pada tabel
berikut.
Tabel 1.2 Perkembangan Harga Saham beberapa BUMN yang Diprivatisasi
Sumber : Masterplan Revitalisasi BUMN 2005-2010
Berbicara mengenai kepemilikan saham pada perusahaan milik negara
(BUMN), pemerintah juga merupakan pemain utama dalam perekonomian
Indonesia. Sementara beberapa BUMN telah berhasil go public, BUMN lain
masih berjuang dengan kinerja yang lemah. Hal ini ditandai dengan profitabilitas
yang rendah, operasi yang tidak fokus, kerumitan birokrasi, kurangnya pelanggan
dan orientasi pasar, serta rendahnya produktivitas dan pemanfaatan aset (Mochtar,
Syahriel, 1999).
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
8
Universitas Indonesia
Mengadopsi model yang sukses pada BUMN atau korporasi negara lainnya,
tidak menjamin hal yang sama akan dapat tercapai jika diterapkan di Indonesia.
Tabalujan (2002) berpendapat bahwa faktor budaya akan menjadi sangat kritikal
di dalam mempengaruhi efektivitas pelaksanaan hukum dan aturan main di suatu
negara jika praktik governance diadopsi tanpa memperhatikan kondisi lokal
penerapannya. Sebagaimana diakui oleh OECD, Organization for Economic
Cooperation and Development (1999) dengan slogan terkenalnya ―no-one-size-
fits-all-approach‖ mengindikasikan perlunya kajian faktor spesifik di setiap
negara dalam mengadopsi perangkat governance. Untuk itu akan sangat
memungkinkan terdapatnya berbagai model governance yang berbeda untuk
BUMN di setiap negara.
Penelitian lanjutan dari Megginson, D‘Souza, dan Nash (2005) juga
menunjukkan bahwa privatisasi BUMN telah mampu membangun praktek GCG
lebih baik yang pada akhirnya mampu memicu perbaikan kinerja. Kecenderungan
utama yang terjadi setelah privatisasi adalah perubahan kepemilikan (ownership),
dimana semakin besar saham pemerintah dilepaskan maka manajemen BUMN
lebih leluasa dan akan lebih fokus pada tujuan profit maximization. Apabila
privatisasi dilakukan dengan cara terdaftar di pasar modal, maka kewajiban
transparansi dan disklosur harus dilakukan sehingga GCG semakin kuat untuk
dilaksanakan.
Sampai dengan tahun 2009 telah dilakukan privatisasi terhadap 15 BUMN.
Gambaran hasil privatisasi 2004-2009 sebagaimana terlihat pada grafik di bawah
ini.
Gambar 1.1 Grafik Privatisasi BUMN Tahun 2004-2009
Sumber : Masterplan Badan Usaha Milik Negara Tahun 2010-2014
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
9
Universitas Indonesia
Peran 15 BUMN terbuka dalam pasar modal cukup besar, hal ini dapat
dilihat dari penguasaan kapitalisasi pasar per 30 Desember 2009 yang mencapai
31,57% atau senilai Rp 637,48 triliun dari total kapitalisasi pasar BEI. Gambaran
kapitalisasi pasar BUMN terbuka 2003-2009 dapat dilihat pada grafik dibawah
ini:
Gambar 1.2 Kapitalisasi Pasar BUMN Terbuka Tahun 2003-2009
Sumber : Data Olahan Bapepam-LK dalam Masterplan Badan Usaha Milik
Negara Tahun 2010-2014
Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kinerja
perusahaan. Kinerja perusahaan merupakan suatu gambaran yang merefleksikan
terlaksana dan tercapainya suatu kegiatan/program/kebijakan/dan atau target yang
berkaitan dengan tujuan perusahaan, yaitu meningkatkan nilai perusahaan.
Sebagaimana yang diketahui bahwa tujuan dari perusahaan adalah memperoleh
laba sebanyak-banyaknya. Dengan demikian, ketika perusahaan telah mencapai
tujuannya, maka dapat dikatakan bahwa kinerja perusahaan adalah baik. Ketika
berinvestasi, perusahaan yang memiliki kinerja yang baik akan memberikan
tingkat pengembalian yang lebih tinggi dibandingkan perusahaan yang memiliki
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
10
Universitas Indonesia
kinerja yang kurang baik. Untuk itu diperlukan suatu penilaian kinerja pada
perusahaan yang akan dijadikan sebagai tempat investasi.
Selain itu berdasarkan data yang disampaikan Kementerian BUMN
mengenai laporan ‗Kinerja BUMN Tengah Tahun 2011, nilai kapitalisasai pasar
BUMN terbuka yang terdaftar di bursa menyentuh angka Rp 862 triliun hingga 30
Juni 2011. Angka tersebut meningkat 26,16% jika dibandingkan dengan
kapitalisasi pasar BUMN terbuka pada semester yang sama tahun sebelumnya
yakni hanya Rp 683 triliun. Kapitalisasi pasar BUMN mencapai 25,9% meski
baru ada 18 BUMN dari total sebanyak 428 emiten yang terdaftar di BEI.
Penelitian Ang dan Ding (2006) menemukan bahwa kepemilikan
pemerintah mempengaruhi kinerja dari perusahaan GLCs di Singapura. Kinerja
perusahaan secara positif dan signifikan berhubungan dengan kepemilikan
pemerintah. Keterbukaan ekonomi Singapura untuk persaingan asing yang
intensif serta pasar yang berfungsi dengan baik mungkin menjadi alasan GLCs
mereka menjadi sebanding dengan perusahaan yang dikelola secara pribadi.
Berdasarkan penelitian Ang dan Ding (2006), yang melakukan studi untuk
menyelidiki hubungan antara kinerja perusahaan, kepemilikan pemerintah, dan
berbagai faktor governance antara GLCs dan non-GLCs di Singapura tersebut, hal
inilah yang membuat penulis tertarik melakukan penelitian mengenai pengaruh
kepemilikan pemerintah terhadap kinerja perusahaan, dengan membandingkan
kinerja pada perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan kinerja
perusahan yang bukan BUMN (non BUMN), dengan judul penelitian “Analisis
Pengaruh Kepemilikan Pemerintah terhadap Kinerja Perusahaan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2005-2010.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang ada di dalam latar belakang di atas, penelitian ini
dilakukan untuk menjawab pertanyaan penelitian :
1. Apakah terdapat pengaruh kepemilikan pemerintah terhadap kinerja
perusahaan BUMN?
2. Apakah terdapat perbedaan kinerja perusahaan yang diukur dengan Tobin’s Q
antara BUMN dengan non BUMN?
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
11
Universitas Indonesia
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan untuk :
1. Menganalisis pengaruh kepemilikan pemerintah terhadap kinerja perusahaan
BUMN.
2. Menganalisis perbedaan kinerja perusahaan yang diukur dengan Tobin’s Q
antara BUMN dengan non BUMN.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi para akademisi, perusahaan,
investor, pemerintah serta pihak-pihak lain yang berkepentingan. Manfaat dari
penelitian ini antara lain:
1. Manfaat Akademis
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan oleh para akademisi sebagai
bahan pembantu untuk penelitian selanjutnya dan juga memperdalam
pembahasan materi akademis yang berhubungan dengan kepemilikan
pemerintah dan kinerja perusahaan.
2. Manfaat Praktis
Terdapat dua manfaat praktis yang diharapkan dalam penelitian ini, yaitu:
(a) memberikan bukti empiris tentang pengaruh kepemilikan pemerintah
terhadap kinerja perusahaan, dan (b) memperkaya wawasan pengetahuan dalam
bidang corporate governance, yaitu meningkatkan pemahaman lebih mendalam
mengenai bagaimana menyingkapi permasalahan antara pemegang saham
pemerintah dalam hubungannya memaksimalkan kinerja perusahaan, khususnya
BUMN.
1.5 Batasan Penelitian
Penelitian ini terbatas pada perusahan-perusahaan yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia periode tahun 2005-2010. Perusahaan-perusahaan yang terdaftar
tersebut kemudian dikelompokkan menjadi perusahaan BUMN dan non BUMN.
1.6 Sistematika Penulisan
Sistematika penelitian ini dibagi menjadi beberapa bab, yaitu:
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
12
Universitas Indonesia
Bab 1 PENDAHULUAN
Bagian ini membahas latar belakang permasalahan, perumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan penelitian,
sistematika penulisan mengenai Analisis Pengaruh Kepemilikan
Pemerintah terhadap Kinerja Perusahaan yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia periode 2005-2010.
Bab 2 TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisi teori-teori dan kajian literatur yang berkaitan dengan
kepemilikan pemerintah dan kinerja perusahaan, termasuk di
dalamnya temuan-temuan dari penelitian terdahulu.
Bab 3 METODE PENELITIAN
Bab ini menjelaskan metode penelitian seperti karakteristik data
dan sampel yang akan dianalisis, pengolahan data, variabel dan
model penelitian, hipotesis penelitian, serta teknik analisis data
yang digunakan.
Bab 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Bab ini menjelaskan hasil penelitian yang diperoleh dari metode
penelitian yang telah dijelaskan dalam bab 2 dan 3.
Bab 5 SIMPULAN DAN SARAN
Bab ini merupakan bab penutup yang terdiri atas simpulan akhir
dari penelitian dan rekomendasi kepada pihak-pihak yang
berkepentingan.
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
Universitas Indonesia
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu
Bahan rujukan dalam penelitian ini diambil dari beberapa penelitian
sebelumnya yang bahasan penelitiannya hampir sama dengan penelitian ini.
Diharapkan dengan bahan-bahan rujukan ini terbentuk koridor berpikir yang
sama. Berikut ini jurnal, ataupun penelitian sebelumya sebagai bahan rujukan
penelitian.
Ang dan Ding (2006) melakukan penelitian yang berjudul Government
Ownership and The Performance of Government-Linked Companies: The Case of
Singapore. Penelitian ini menyelidiki struktur governance dari government-linked
companies (GLCs) di Singapura dibawah kontrol Temasek Holdings. Tujuan dari
penelitian ini adalah membandingkan kinerja keuangan dan kinerja pasar antara
GLCs dengan non-GLCs, dimana keduanya memiliki struktur governance yang
berbeda, dan kunci perbedaaanya ada pada kepemilikan pemerintah. Penelitian ini
menguji GLCs dan non-GLCs di Singapura yang terdaftar di Singapore Exchange
dengan periode penelitian selama 11 tahun mulai dari tahun 1990 sampai 2000.
Variabel independen dari penelitian ini adalah kepemilikan pemerintah,
sedangkan variabel dependennya adalah kinerja perusahaan yang diwakili dengan
Tobin’s Q. Variabel kontrol dari penelitian ini adalah perbedaan karakteristik
perusahaan seperti profitabilitas dan risiko (firm size dan leverage), dan variabel
dummy yaitu status perusahaan, non-dualitas, kepemilikan asing, dan industri.
Teknik analisis data yang digunakan adalah Multivariat Regression yang berupa
Fixed Effect Panel Regression dan Pooled OLS Regression.
Hasil dari penelitian ini adalah terdapat pengaruh yang signifikan positif
kepemilikan pemerintah terhadap kinerja perusahaan, bahkan setelah diukur
dengan ukuran governance seperti non-dualitas dan kepemilikan asing, perbedaan
karakteristik perusahaan seperti profitabilitas dan risiko, serta industri, dan
periode waktu. Penelitian ini menemukan bahwa GLCs cenderung menunjukkan
penilaian lebih tinggi dibandingkan non-GLCs, karena kemampuan mereka untuk
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
14
Universitas Indonesia
mendapatkan pengembalian yang lebih tinggi pada investasi mereka, termasuk
menjalankan kegiatan yang lebih efisien dan mengeluarkan biaya operasi yang
lebih rendah dibandingkan non-GLCs. Hasil penelitian ini mendukung hipotesis
bahwa GLCs mengungguli non-GLCs tidak hanya diukur berdasarkan penilaian
pasar, tetapi juga diukur berdasarkan metode akuntansi di dalam perusahaan.
Lihui Tian dan Saul Estrin (2008) dalam penelitiannya yang berjudul
Retained State Shareholding in Chinese PLCs: Does Government Ownership
Always Reduce Corporate Value?, menjelaskan mengenai pengaruh government
ownership terhadap company performance pada perusahaan yang terdaftar di Cina
selama periode 1994-2004. Penelitian ini menemukan bahwa hubungan
government ownership terhadap corporate value berbentuk U-shaped, dimana
ketika government’s shareholding meningkat, corporate performance pada
awalnya mengalami penurunan tapi kemudian meningkat.
Variabel independen dari penelitian ini adalah Government Ownership,
sedangkan variabel dependennya adalah Corporate Value yang diwakili dengan
Tobin’s Q dan ROA. Variabel kontrol dari penelitian ini adalah Managerial
Ownership, Foreign Ownership, Firm Size, Fixed Asset Ratio, Total Liabilities to
Total Assets. Teknik analisis data yang digunakan adalah Fixed Effect Model dan
Random Effect Model.
Selain itu, Najid dan Rahman (2011) melakukan penelitian yang berjudul
Government Ownership and Performance of Malaysian Government-Linked
Companies dibawah kontrol Khazanah Holdings. Tujuan dari penelitian ini adalah
membandingkan kinerja keuangan dan kinerja pasar antara GLCs dengan non-
GLCs, dimana keduanya memiliki struktur governance yang berbeda, dan kunci
perbedaaanya ada pada kepemilikan pemerintah. Penelitian ini menguji GLCs dan
non-GLCs di Malaysia yang terdaftar di Bursa Malaysia dengan periode
penelitian selama 6 tahun mulai dari tahun 2001 sampai 2006.
Variabel independen dari penelitian ini adalah kepemilikan pemerintah,
sedangkan variabel dependennya adalah kinerja pasar yang diwakili dengan
Tobin’s Q, P/E, dan P/B, dan kinerja keuangan perusahaan yang diwaikli dengan
ROA, ROE, Expense to Assets, Expense to Sales, Sales to Assets, Cash to Assets.
Variabel kontrol dari penelitian ini adalah Non-Duality (dummy), Independence of
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
15
Universitas Indonesia
the Board, Foreign Ownership (dummy), Firm Size, Leverage, Firm Age, GLC
(dummy). Teknik analisis data yang digunakan adalah Multiple Regression.
Hasil dari penelitian ini adalah terdapat pengaruh yang signifikan positif
kepemilikan pemerintah terhadap kinerja perusahaan, bahkan setelah diukur
dengan ukuran corporate governance seperti non-dualitas, boards composition,
foreign ownership, leverage, firm size, firm age. Penelitian ini mengungkapkan
kinerja perusahaan pada GLCs lebih rendah dari non-GLCs, baik secara financial
maupun market. Hal ini dikarenakan pada tahun 2005 (periode penelitian 2001-
2006) dilakukan pengenalan GLCs Transformation Manual, dimana pemerintah
mengusahakan GLCs di Malaysia untuk mengimplementasikan beberapa bentuk
inisiatif peningkatan operasional. Dengan adanya program transformasi secara
berkelanjutan tersebut, lebih lanjut hal ini akan memperkuat pola pikir GLCs
untuk melakukan peningkatan operasional dari hari ke hari. Bahkan tujuan utama
dari program ini adalah untuk menciptakan perusahaan yang kompetitif dan
berkelanjutan, yang dalam hal ini GLCs di Malaysia, dalam menghadapi cepatnya
peningkatan globalisasi, liberalisasi, dan kompetisi internasional.
Tabel 2.1 Perbandingan Penelitian Terdahulu
No. Nama Peneliti dan
Judul Penelitian Variabel Metode Hasil
1. James S. Ang dan
David K.Ding
(2006).
Government
Ownership and The
Performance of
Government-Linked
Companies: The
Case of Singapore.
Variabel Independen:
Government ownership,
GLC (dummy), Non-duality
(dummy), Foreign ownership
(dummy), serta Industry
(dummy)
Variabel Dependen:
Firm performance (Tobin‘s
Q
Variabel Kontrol:
Profitability, Firm Size,
Leverage
Multivariat
Regression
(Fixed
Effect
Panel
Regression,
Pooled
OLS
Regression)
Terdapat pengaruh yang
signifikan positif
kepemilikan pemerintah
terhadap kinerja perusahaan,
bahkan setelah diukur
dengan ukuran governance
seperti non-dualitas dan
kepemilikan asing,
perbedaan karakteristik
perusahaan seperti
profitabilitas dan risiko, serta
industri, dan periode waktu.
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
16
Universitas Indonesia
No. Nama Peneliti dan
Judul Penelitian Variabel Metode Hasil
2. Lihui Tian dan Saul
Estrin (2008).
Retained State
Shareholding in
Chinese PLCs:
Does Government
Ownership Always
Reduce Corporate
Value?
Variabel Independen:
Government Ownership
Variabel Dependen:
Corporate Value (Tobin’s Q
dan ROA)
Variabel Kontrol:
Managerial Ownership,
Foreign Ownership,
Firm Size, Fixed Asset Ratio,
Total Liabilities to Total
Assets
Fixed
Effect
Model,
Random
Effect
Model
Terdapat hubungan yang
signifikan positif antara
government ownership
dengan Corporate Value
3. Nurul Afzan Najid
dan Rashidah
Abdul Rahman
(2011).
Government
Ownership and
Performance of
Malaysian
Government-Linked
Companies.
Variabel Independen:
Government Ownership
Variabel Dependen:
Market Performance
(Tobin’s Q, P/E, P/B) dan
Financial Performance
(ROA, ROE, Expense to
Assets, Expense to Sales,
Sales to Assets, Cash to
Assets)
Variabel Kontrol:
Non-Duality (dummy),
Independence of the Board,
Foreign Ownership (dummy),
Firm Size, Leverage, Firm
Age, GLC (dummy)
Multiple
Regression
Terdapat pengaruh yang
signifikan positif
kepemilikan pemerintah
terhadap kinerja perusahaan,
bahkan setelah diukur
dengan ukuran corporate
governance seperti non-
dualitas, boards composition,
foreign ownership, leverage,
firm size, firm age.
Sumber: Olahan Penulis (2012)
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
17
Universitas Indonesia
2.2 Kerangka Teori
2.2.1 Corporate Governance
2.2.1.1 Definisi Corporate Governance
Organizational for Economic Cooperation and Development (OECD)
mendefinisikan corporate governance sebagai berikut:
“Corporate governance is the system by which business corporations are
directed and controlled. Corporate governance structure specifies the
distribution of the right and responsibilities among different participants
in the corporation, such as the board, managers, shareholders, and other
stakeholders, and spells out the rules and procedures for making decisions
on corporate affairs. By doing this, it also provides this structure through
which the company objectives are set, and the means of attaining those
objectives and monitoring performance”.
Sedangkan Forum for Corporate Governance in Indonesia (FCGI)
mendefinisikannya sebagai:
"a set of rules that define the relationship between shareholders,
managers, creditors, the government, employees and other internal and
external stakeholders in respect to their rights and responsibilities, or the
system by which companies are directed and controlled."
Berbagai definisi good corporate governance (GCG) yang diungkapkan
oleh Cadburry Committee (1992), Center for European Policy Studies (CEPS),
OECD, ADB, Finance Committee - Corporate Governance Malaysia, kemudian
disimpulkan oleh Daniri (2005) dalam (Rahadian, 2007):
Suatu struktur yang mengatur pola hubungan harmonis tentang peran dewan
komisaris, direksi, RUPS dan stakeholders lainnya
Suatu sistem check and balance mencakup perimbangan kewenangan atas
pengendalian perusahaan yang dapat membatasi munculnya dua peluang, yaitu
pengelolaan yang salah dan penyalahgunaan aset perusahaan
Suatu proses yang transparan atas penentuan tujuan perusahaan,
pencapaian dan pengukuran kinerjanya.
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
18
Universitas Indonesia
2.2.1.2 Tujuan Corporate Governance
Forum for Corporate Governance in Indonesia menjelaskan tujuan dari
corporate governance adalah untuk menciptakan nilai tambah bagi semua pihak
yang berkepentingan (stakeholders). Secara lebih rinci, terminology corporate
governance dapat dipergunakan untuk menjelaskan peranan dan perilaku dari
dewan direksi, dewan komisaris, pengurus (pengelola) perusahaan, dan para
pemegang saham.
Komite Nasional Kebijakan Governance menjelaskan bahwa corporate
governance merupakan acuan bagi perusahaan dalam rangka, sebagai berikut:
1. Mendorong tercapainya kesinambungan perusahaan melalui pengelolaan yang
didasarkan pada asas transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, independensi
serta kewajaran dan kesetaraan.
2. Mendorong pemberdayaan fungsi dan kemandirian masing – masing organ
perusahaan, yaitu dewan komisaris, direksi, dan Rapat Umum Pemegang
Saham.
3. Mendorong pemegang saham, angota dewan komisaris, dan anggota direksi
agar dalam membuat keputusan dan menjalankan tindakannya dilandasi oleh
nilai moral yang tingi dan kapatuhan terhadap peraturan perundang –
undangan.
4. Mendorong timbulnya kesadaram dan tanggung jawab sosial perusahaan
terhadap masyarakat dan kelestaraian lingkungan terutama di sekitar
perusahaan.
5. Mengoptimalkan nilai perusahaan bagi pemegang saham dengan tetap
memperhatikan pemangku kepentingan lainnya.
Meningkatkan daya saing perusahaa secara nasional maupun internasional,
sehingga meningkatkan kepercayan pasar yang dapat mendorong arus investasi
dan pertumbuhan ekonomi nasional yang berkesinambungan.
2.2.1.3 Prinsip-Prinsip Corporate Governance
Setiap perusahaan harus memastikan bahwa asas Good Corporate
Governance (GCG) diterapkan pada setiap aspek bisnis dan di semua jajaran
perusahaan. Asas GCG menurut Komite Nasional Kebijakan Governance
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
19
Universitas Indonesia
(KNKG, 2006) yaitu transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, independensi
serta kewajaran dan kesetaraan diperlukan untuk mencapai kesinambungan usaha
(sustainability) perusahaan dengan memperhatikan pemangku kepentingan
(stakeholders).
1. Transparansi (Transparency)
Untuk menjaga obyektivitas dalam menjalankan bisnis, perusahaan harus
menyediakan informasi yang material dan relevan dengan cara yang mudah
diakses dan dipahami oleh pemangku kepentingan. Perusahaan harus
mengambil inisiatif untuk mengungkapkan tidak hanya masalah yang
disyaratkan oleh peraturan perundang-undangan, tetapi juga hal yang penting
untuk pengambilan keputusan oleh pemgang saham, kreditur, dan pemangku
kepentingan lainnya.
2. Akuntabilitas (Accountability)
Perusahaan harus dapat mempertanggungjawabkan kinerjanya secara
transparan dan wajar. Untuk itu perusahaan harus dikelola secara benar,
terukur, dan sesuai dengan kepentingan perusahaan dengan teap
meperhitungkan kepentingan pemegang saham dan pemangku kepentingan
lain. Akuntabilitas merupakan prasyarat yang diperlukan untuk mencapai
kinerja yang bekesinambungan.
3. Responsibilitas (Responsibility)
Perusahaan harus mematuhi peraturan perundang - undangan serta
melaksanakan tanggung jawab terhadap masyarakat dan lingkungan sehingga
dapat terpelihara kesinambungan usaha dalam jangka panjang dan mendapat
pengakuan sebagai good corporate citizen.
4. Independensi (Independency)
Untuk melancarkan pelaksanaan asas GCG, perusahaan harus dikelola secara
independen sehingga masing – masing organ perusahaan tidak saling
mendominasi dan tidak dapat diintervensi oleh pihak lain.
5. Kewajaran dan Kesetaraan (Fairness)
Dalam melaksanakan kegiatannya, perusahaan harus senantiasa
memperhatikan kepentingan pemegang saham dan pemangku kepentingan
lainnya berdasarkan asas kewajaran dan kesetaran.
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
20
Universitas Indonesia
2.2.2 Kepemilkan Saham
1. Kepemilikan Manajerial (Managerial Ownership)
Kepemilikan saham manajerial adalah kepemilikan sahan oleh manajemen
perusahaan, contohnya kepemilikan saham oleh anggota Board of Directors
(BOD) perusahaan. Kepemilikan saham manajerial sering digunakan oleh
pemegang saham untuk mengurangi konflik agensi di dalam perusahaan
(Herlambang, 2004).
2. Kepemilikan Keluarga (Family Ownership)
Kepemilikan saham oleh keluarga atau sekelompok orang yang masih
memiliki relasi kerabat umumya terdapat ada perusahaan keluarga yang
sudah diwariskan turun-temurun. Perusahaan keluarga memiliki ciri khas
yaitu umumnya memiliki struktur piramida yang menunjukkan hubungan
antara perusahaan induk (parent) dengan beberapa perusahaan anak
(subsidiary) (Morck dan Yeung, 2003)
3. Kepemilikan Pemerintah (Government Ownership)
Kepemilikan saham oleh pemerintah suatu negara umumnya terdapat pada
perusahaan milik negara atau Badan Usaha Milik Negara (BUMN), maupun
perusahaan milik negara yang sudah go public. Dalam hal hal ini BUMN
tersebut melakukan privatisasi. Privatisasi dari sudut pandang kebijakan
politik dann ekonomi didefinisikan oleh Megginson dan Netter (2001)
sebagai cara penjualan yang digunakan oleh pemerintah dalam menjual
beberapa persen saham perusahaan milik negara kepada pribadi atau pihak
swasta.
4. Kepemilikan Asing (Foreign Ownership)
Kepemilikan daham oleh pihak asing adalah kepemilikan saham yang
dimiliki oleh pihak-pihak dari luar negeri baik individu maupun institusional
(Lee, 2008)
2.2.2.1 Kepemilikan Pemerintah (Government Ownership)
Pembahasan masalah kepemilikan pemerintah di negara maju telah
berlangsung sejak dekade 1930-1950-an seiring terjadinya krisis keuangan (inflasi
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
21
Universitas Indonesia
yang tinggi, jatuhnya pasar modal tahun 1929 dan krisis perbankan) pasca Perang
Dunia I yang berakibat pada keinginan adanya kontrol negara atas pasar.
Sementara di negara berkembang baru mulai muncul pada periode pasca Perang
Dunia II akibat banyak berdiri negara yang baru merdeka setelah dekolonisasi. Di
negara maju, kepemilikan pemerintah digunakan sebagai cara mengatasi
kegagalan pasar sementara di negara berkembang selain untuk mengatasi
kegagalan pasar juga digunakan sebagai agen pembangunan (Shirley dan Walsh :
2000).
Dalam penelitian Eckel dan Vermaelen (1986) terhadap perusahaan-
perusahaan yang dimiliki pemerintah di Amerika Utara, disebutkan keterlibatan
pemerintah dalam aktifitas bisnis dapat mengakibatkan beberapa pengaruh bagi
pelaku bisnis. Keterlibatan pemerintah dalam bisnis dapat mengakibatkan barang-
barang yang tersedia lebih murah, lebih bagus kualitasnya dan terjamin
ketersediaannya. Selain itu dari segi pekerja, bayaran yang diperoleh juga lebih
baik. Untuk biaya-biaya yang timbul itu kemudian akan diserap oleh kepemilikan
lainnya yang non-pemerintah sehingga dapat menurunkan nilai perusahaan.
Namun di sisi lain, perusahaan yang sebagian sahamnya juga dimiliki pemerintah
dapat menikmati kebijakan-kebijakan yang menguntungkan.
2.2.3 Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
2.2.3.1 Pengertian BUMN
BUMN menurut Undang-Undang nomor 19 tahun 2003 adalah badan usaha
yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara melalui
penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan negara. Maksud dan
tujuan pendirian BUMN adalah :
a. Memberikan sumbangan bagi perkembangan perekonomian nasional pada
umumnya dan penerimaan negara pada khususnya;
b. Mengejar keuntungan;
c. Menyelenggarakan kemanfaatan umum berupa penyediaan barang
dan/atau jasa yang bermutu tinggi dan memadai bagi pemenuhan hajat
hidup orang banyak;
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
22
Universitas Indonesia
d. Menjadi perintis kegiatan-kegiatan usaha yang belum dapat dilaksanakan
oleh sektor swasta dan koperasi;
e. Turut aktif memberikan bimbingan dan bantuan kepada pengusaha
golongan ekonomi lemah, koperasi, dan masyarakat.
Sehubungan dengan penerapan praktik GCG pada BUMN maka
Kementerian BUMN mengeluarkan Surat keputusan No. KEP-117/M-MBU/2002
mengenai hal-hal yang mengatur praktik GCG di BUMN termasuk peraturan
mengenai RUPS, komisaris dan direksi. Komisaris/dewan pengawas bertanggung
jawab dan berwenang mengawasi tindakan direksi dan memberi nasihat kepada
direksi jika dipandang perlu dan komisaris harus membantu efektifitas praktik
GCG yang diterapkan BUMN.
Sedangkan direksi bertugas untuk mengelola BUMN dan wajib
mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada pemegang saham/
pemilik modal. Direksi juga hares memastikan agar BUMN melaksanakan
tanggung jawab sosialnya serta memperhatikan kepentingan stakeholders sesuai
dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
Komposisi komisaris dan direksi juga diatur sehingga memungkinkan
pengambilan keputusan yang efektif, cepat, tepat serta bertindak secara
independen. Komposisi tersebut jumlahnya tidak ditentukan, hanva baik komisaris
maupun direksi paling sedikit 20% dari jumlah anggota harus berasal dari luar
BUMN yang bersangkutan dan bebas dari pengaruh komisaris, direksi, serta
pemegang saham pengendali.
2.2.3.2 BUMN dan Corporate Governance
Syakhroza (2005) membagi governance di BUMN dalam pengertian
sempit dan luas. Struktur governance di BUMN relatif spesifik, bila dibandingkan
dengan perusahaan swasta penuh, karena terlibatnya beberapa stakeholders kunci
dalam menjaga kepentingan publik. Secara struktural, tata kelola di BUMN dibagi
menjadi internal dan eksternal.
Dalam pengertian internal, sama halnya seperti pada perusahaan pada
umumnya, struktur BUMN membentuk tripod Rapat Umum Pemegang Saham
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
23
Universitas Indonesia
(RUPS), yang diwakili oleh kementerian BUMN, dewan komisaris, dan dewan
direksi. Sedangkan secara ekstemal, struktur tata kelola BUMN dilihat dari
fungsinya sebagai "pengelola kekayaan negara". Tripod governance yang ada
dalam hal ini terdiri dari Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) sebagai pihak yang
mewakili kepentingan publik, kementerian BUMN (serta departemen keuangan
dan departemen teknis sebagai pendukungnya), pihak pengawas (dewan
komisaris), dan pihak pengelola (dewan direksi).
Dilihat dari struktur BUMN yang disebutkan di atas, dalam hal ini peranan
governance adalah sebagai jembatan untuk mengimbangi fungsi BUMN sebagai
pelayan kepentingan publik dan juga sebagai entitas bisnis. Konflik kepentingan
yang mungkin terjadi dalam hal ini adalah peranan departemen keuangan BUMN
sebagai shareholder yang melibatkan kementerian BUMN dan departemen teknis
terkait untuk operasionalisasinya. Dengan adanya keterlibatan minimal tiga
departemen tersebut, dapat menimbulkan efek positif dan negatif terhadap
keberadaan BUMN. Di satu sisi, dengan adanya keterliban departemen-
departemen tersebut berarti ada sistem "check and balance" sebagai alat kontrol
untuk menjaga supaya operasionalisasi BUMN tetap berjalan efektif dan efisien.
Namun, di satu sisi lainnya, keberadaaan departemen yang berbeda tersebut
sebagai pengelola BUMN seringkali berusaha untuk mengedepankan
kepentingannnya masing-masing sebagai departemen yang berdiri sendiri dan
mengorbankan kepentingan dan kinerja oraganisasi BUMN secara keseluruhan
(Syakhroza, 2005).
Oleh karena itu pentingnya pemisahan tugas dan wewenang antar
departemen-departemen yang bertugas mengelola BUMN untuk menghindari
konflik kepentingan yang mungkin timbul. Perwakilan dari tiap departemen
ditunjuk oleh komisaris. Solusi lain yang mungkin dapat menghindari konflik
kepentingan ini adalah dengan menunjuk kementerian BUMN untuk mengelola
sepenuhnya keberadaan BUMN sebagai entitas bisnis yang juga melayani
kepentingan publik. Namun, apabila ini terjadi maka tidak berjalan mekanisme
kontrol yang cukup baik yang dapat memastikan bahwa operasionalisasi BUMN
telah berjalan efektif.
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
24
Universitas Indonesia
2.2.4 Kinerja Perusahaan (Firm Performance)
Kinerja perusahaan merupakan suatu gambaran yang merefleksikan
terlaksana dan tercapainya suatu kegiatan/program/kebijakan/dan atau target yang
berkaitan dengan tujuan perusahaan, yaitu meningkatkan nilai perusahaan. Kinerja
perusahaan dapat diukur baik secara non finansial dan finansial. Secara non
finansial, kinerja perusahaan dapat terlihat pada pencapaian yang telah dilakukan
atas pemanfaat sumberdaya non finansial, seperti sumberdaya manusia. Sementara
secara finansial, kinerja perusahaan dapat terlihat pada laporan keuangan
perusahaan, khususnya pada laporan laba rugi. Sebagaimana yang diketahui
bahwa tujuan dari perusahaan adalah memperoleh laba sebanyak-banyaknya.
Dengan demikian, ketika perusahaan telah mencapai tujuannya, maka dapat
dikatakan bahwa kinerja perusahaan adalah baik.
Kinerja perusahaan yang paling sering dan umum digunakan adalah kinerja
keuangan, sebab kinerja keuangan dapat dikuantifikasikan sehingga lebih mudah
dalam proses pengukuran. Kinerja keuangan dapat dinilai dengan alat ukur
analisis laporan keuangan. Quiry et al., (2005) menyatakan bahwa analisis
keuangan adalah alat yang digunakan oleh pemegang saham, manager dan
kreditur atau agen pemeringkat dalam menilai apakah perusahaan dapat
menciptakan nilai. Analisis aporan keuangan juga digunakan untuk memantau
kemajuan dari suatu perusahaan (Brealey, 2007). Dengan demikan bahwa melalui
analisis laporan keuangan, maka kinerja perusahaan dapat dinilai.
Analisis laporan keuangan mencakup analisis rasio keuangan. Sartono
(2000) menjelaskan bahwa analisis rasio keuangan merupakan dasar untuk
menilai dan menganalisis prestasi operasi perusahaan. Rasio keuangan bagi
manajer dimanfaatkan untuk perencanaan dan mengevaluasi performance
(kinerja/prestasi) manajemen dikaitkan dengan prestasi rata-rata industri.
Sementara bagi investor, analisis rasio keuangan dipergunakan untuk mengvaluasi
saham dan obligasi perusahaann serta mengukur jaminan atas keamanan dana
yang ditanamkan dalam perusahaan. Analisis rasio keuangan mencakup hubungan
antar item-item pada laporan keuangan—neraca dan laporan laba/rugi, (Saragih et
al., 2005).Secara umum, analisis rasio keuangan mencakup:
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
25
Universitas Indonesia
1. Rasio Likuiditas
Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban
keuangan jangka pendek tepat pada waktunya. Rasio ini mencakup Rasio Kas
(cash ratio), Rasio Lancar (current ratio), dan Rasio Cepat (quick ratio).
2. Rasio Leverage
Rasio ini mengukur seberapa besar perusahaan dibiayai dengan utang. Rasio
ini terdiri dari rasio utang terhadap total aset (Debt to Total Assets Ratio), rasio
laba sebelum bunga dan pajak (EBIT) dengan beban bunga (Time Interest Earned
Ratio), rasio antara laba sebelum bunga dan pajak (EBIT) ditambah pembayaran
bunga dengan beban bungan dan pembayaran bunga (Fixed Charge Coverage),
serta rasio antara aliran kas masuk dengan beban tetap setelah ditambah dengan
dividen dan pembayaran angsuran utang atas dasar sebelum pajak (Cash Flow
Coverage).
3. Rasio Aktivitas (efficiency/turnover/asset management)
Yaitu rasio yang mengukur sejauh mana efektivitas perusahaan dalam
menggunakan sumberdayanya. Rasio ini terdiri dari Inventory Turnover Ratio,
Days Sales Outstanding, Fixed Asset Turnover, Serta Total Asset Turnover.
4. Rasio Profitabilitas
Merupakan rasio yang mengukur efektivitas manajemen secara keseluruhan
yang ditunjukkan oleh besar kecilnya tingkat keuntungan yang diperoleh dalam
hubungannya dengan penjualan maupun investasi. Rasio ini mencakup Gross
Profit Margin, Net Profit Margin, Return On Investment (ROI)/ Return On Assets
(ROA), Return On Net Worth (return on stockholders)/ Return On Equity (ROE).
5. Rasio Pertumbuhan
Rasio ini mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan dalam
mempertahankan posisinya di dalam industri dan dalam perkembangan ekonomi
secara umum. Rasio ini meliputi ukuran: penjualan, laba setelah pajak, laba per
lembar saham, dividen per lembar saham, dan harga pasar per lembar saham.
6. Rasio Penilaian
Rasio ini merupakan rasio yang mencerminkan kombinasi pengaruh rasio
risiko (risk ratio) dan rasio pengembalian (return ratio). Rasio ini juga juga
dinamakan Market-Value Ratios, yaitu rasio penilaian investor terhadap
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
26
Universitas Indonesia
perusahaan pada pasar modal. Rasio ini mencakup PER (price earning ratio),
Dividend Yield, dan DPR (Dividend Payout Ratio).
Analisis rasio keuangan memiliki beberapa keterbatasan, yaitu:
1. Rasio keuangan didasarkan atas data laporan keuangan akuntansi sehingga
perlu dipertimbangkan atas adasr apakah data tersebut dikembangkan.
2. Pembandingan dengan data-data atau standar industri tidak menjamin bahwa
prestasi perusahaan telah memuaskan dan beroperasi (dikelola) dengan baik.
3. Apabila terdapat penyimpangan antara rasio yang telah dicapai oleh
perusahaan dengan rasio rata-rata atau standar industri, maka perlu
dipertanyakan lebih jauh faktor yang menyebabkan penyimpangan tersebut.
Hal ini disebabkan karena tidak jarang sistem akuntansi yang dipergunakan
dalam industri tersebut berbeda antara satu perusahaan dengan perusahaan
lainnya.
4. Pemilihan metode penilaian persediaan memberikan dampak yang besar
terhadap tingkat profitabilitas perusahaan.
Pada penelitian ini penulis menggunakan analisis rasio keuangan sebagai
variabel kontrol. Rasio yang digunakan adalah rasio profitabilitas (ROE), dan
rasio leverage. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kinerja perusahaan (firm performance). Pemilihan Tobin‘s Q sebagai proksi
pengukuran kinerja perusahaan berdasarkan nilai pasar mengikuti variabel
penelitian-penelitian terdahulu, yakni penelitian oleh McConnell dan Servaes,
(1990) dan Morck et al, (1988) yang menyatakan bahwa Tobin‘s Q adalah ukuran
penting dan diterima secara luas untuk kinerja perusahaan. Chung dan Pruitt
(1994) juga menyatakan bahwa Tobin‘s Q secara implisit mengasumsikan bahwa
replacement value dari pabrik, peralatan, dan persediaan perusahaan sama dengan
nilai bukunya. Selain itu, Anderson and Reeb (2003), dan Demsetz dan Villalonga
(2002) memilih Tobin‘s Q sebagai ukuran utama dari kinerja untuk mengestimasi
nilai pasar perusahaan. Tobin‘s Q dinilai bisa memberikan informasi paling baik,
karena memasukkan semua unsur hutang dan modal saham perusahaan, tidak
hanya saham biasa saja dan tidak hanya ekuitas perusahaan yang dimasukkan
namun seluruh asset perusahaan. Dengan memasukkan seluruh asset perusahaan
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
27
Universitas Indonesia
berarti perusahaan tidak hanya terfokus pada satu tipe investor saja yaitu investor
dalam bentuk saham namun juga untuk kreditur karena sumber pembiayaan
operasional perusahaan bukan hanya dari ekuitasnya saja tetapi juga dari pinjaman
yang diberikan oleh kreditur (Sukamulja, 2004). Brealey dan Myers (2000) dalam
Sukamulja (2004) menyebutkan bahwa perusahaan dengan Tobin‘s Q yang tingi
biasanya memiliki brand image perusahaan yang kuat.
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
Universitas Indonesia
BAB 3
METODE PENELITIAN
Metode adalah suatu prosedur atau cara untuk mengetahui sesuatu, yang
mempunyai langkah-langkah sistematis. Metode penelitian adalah suatu
pengkajian dalam mempelajari peraturan-peraturan yang terdapat dalam penelitian
(Usman & Akbar, 1996).
Penelitian memiliki kedudukan yang signifikan dalam perkembangan suatu
ilmu pengetahuan. Penelitian sosial diperlukan untuk memahami berbagai gejala
atau realitas sosial. Namun, suatu realitas sosial akan menghasilkan pemahaman
yang berbeda karena dipengaruhi oleh perbedaan cara pandang dan asumsi yang
digunakan oleh peneliti. Dengan kata lain, perbedaan cara pandang berimplikasi
pada pilihan metodologi yang tercermin dalam tujuan penelitian, penggunaaan
kerangka teori, metode penelitian, dan analisa data.
Pada bab ini akan diuraikan mengenai data yang akan digunakan penulis.
Selain itu dijelaskan pula teknik pengumpulan data dan metodologi penelitian
yang digunakan untuk menguji hipotesis sehingga menghasilkan suatu
kesimpulan.
3.1 Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan didasari tiga
asumsi dasar (Prasetyo & Jannah, 2005). Asumsi dasar tersebut terbagi secara
ontologi, epistemologi, dan aksiologi. Secara ontologi (hakekat dasar gejala
sosial), pendekatan kuantitatif yang diterapkan pada penelitian sosial ini
disebabkan karena peneliti melihat bahwa analisis kepemilikan pemerintah pada
perusahaan di Indonesia adalah hal yang dapat diterima oleh panca indera manusia
(riil) dan dapat diukur.
Dari segi epistemologi, penelitian ini menggunakan logika pemikiran ilmiah
yang mencakup proses pembentukan ide dan gagasan diberlakukan secara ketat
dengan memakai prinsip nomotetik dan menggunakan pola deduktif. Prinsip
nomotetik menggarisbawahi bahwa dalam melihat keterkaitan antara suatu gejala
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
29
Universitas Indonesia
sosial dengan gejala sosial yang lain, difokuskan kepada beberapa faktor
atau gejala yang krusial saja, dan mengesampingkan gejala atau faktor sosial
yang lain. Gejala sosial yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
bagaimana pengaruh kepemilikan pemerintah tersebut terhadap kinerja
perusahaan di Indonesia.
Dari segi aksiologi, tujuan dari penelitian ini adalah mencoba menjelaskan
bagaimana pengaruh kepemilikan pemerintah tersebut terhadap kinerja
perusahaan di Indonesia. Atas pengaruh yang didapat dalam penelitian ini
diharapkan dapat menambah bukti-bukti secara empiris sesuai dengan penelitian-
penelitian sebelumnya.
3.2 Jenis Penelitian
Jenis penelitian dapat dilihat dari empat aspek, yaitu dari sisi tujuan,
manfaat, dimensi waktu, dan teknik pengumpulan data (Neuman, 2007 hal. 71).
Berdasarkan keempat aspek tersebut, berikut adalah uraian dari jenis penelitian
ini:
3.2.1 Tujuan Penelitian
Berdasarkan tujuannya penelitian ini tergolong sebagai penelitian
eksplanatif. Penelitian eksplanatif merupakan penelitian yang melakukan
pengujian terhadap sebuah prediksi teori atau prinsip (Neuman, 2007) dan juga
menguji hubungan antar variabel. Hal ini dikarenakan penelitian ini bertujuan
untuk menggambarkan dan menjelaskan bagaimana pengaruh kepemilikan
pemerintah tersebut terhadap kinerja perusahaan Indonesia. Penelitian ini
mencoba menjelaskan pola hubungan antara variabel independen, yaitu
kepemilikan pemerintah (government ownership) dengan variabel dependen, yaitu
kinerja perusahaan. Pada penelitian ini terdapat variabel kontrol yang meliputi
profitabilitas (profitability), ukuran perusahaan (firm size), rasio utang (leverage),
dan variabel dummy yaitu kepemilikan asing (foreign ownership).
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
30
Universitas Indonesia
3.2.2 Manfaat Penelitian
Penelitian ini termasuk ke dalam penelitian murni. Saunders et al., (2009)
menyatakan bahwa penelitian dasar atau fundamental atau murni bertujuan untuk
memperluas pengetahuan, menghasilkan prinsip umum, dan menemukan
signifikansi atau nilai bagi masyarakat secara umum. Selain itu, peneliti juga
bebas memilih permasalahan dan subjek penelitian, yaitu analisis pengaruh
kepemilikan pemerintah terhadap kinerja perusahaan di Indonesia. Hal-hal
tersebut jelas mendukung bahwa jenis penelitian ini adalah penelitian murni.
Penelitian murni umumnya dilakukan dalam konteks agenda akademis.
3.2.3 Dimensi Waktu
Berdasarkan dimensi waktu, penelitian ini termasuk dalam penelitian pooled
cross-section dan time series (data panel). Data panel adalah data yang
menggabungkan antara data kerat lintang atau cross section dan data deret waktu
atau time series (Gujarati, 2004: 27). Menurut Nachrowi dan Usman (2006), untuk
mengestimasi parameter model dengan data panel, maka dapat digunakan
beberapa teknik, yaitu Ordinary Least Square (OLS), Fixed Effect Model (FEM),
dan Random Effect Model (REM). Pada penelitian ini akan diuji variabel
independen kepemilikan pemerintah terhadap kinerja perusahaan yang terdaftar
pada Bursa Efek Indonesia selama periode tahun 2005-2010 (enam tahun).
Berkaitan dengan data panel, Hsiao (2003) dan Klevmarken (1989) dalam
Baltagi (2005) mengemukakan beberapa kelebihan data panel, yaitu:
1. Pengontrolan terhadap heterogenitas individual (controlling for individual
heterogeneity). Data panel memberikan masukan bahwa individu,
perusahaan, kota, atau negara adalah bersifat heterogen. Studi time series dan
cross-section yang tidak mengontrol heterogenitas ini menanggung risiko
perolehan hasil yang bias. Metode estimasi data panel dapat memanfaatkan
heterogenitas tersebut berdasarkan variabel yang spesifik.
2. Data panel memberikan lebih banyak data yang informatif, lebih
variabilitas/banyak variabel, lebih sedikit kolinieritas di antara variabel, lebih
banyak derajat kebebasan (degree of freedom) dan lebih efisien.
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
31
Universitas Indonesia
3. Data panel dapat lebih baik untuk mempelajari penyesuaian yang bersifat
dinamik. Data panel juga penting untuk mengestimasi hubungan
intertemporal, siklus hidup dan model intergenerational.
4. Data panel dapat lebih baik dalam mengidentifikasi dan mengukur pengaruh
yang secara sederhana tidak dapat terditeksi oleh data murni cross-section
dan time-series.
5. Model data penel memperbolehkan untuk mengkosntruksi dan menguji model
perilaku yang lebih kompleks dibandingkan data cross-section dan time-
series.
6. Data panel mikro yang terkumpul pada individu, perusahaan dan rumah
tangga bisa lebih akurat diukur dibandingkan variabel yang sama diukur pada
level makro. Bias yang dihasilkan dari agregasi antar perusahaan atau
individu dapat dikurangi atau dihilangkan.
Baltagi (2005) juga mengemukakan bahwa data panel memiliki
keterbatasan, seperti (1) permasalahan rancangan dan kumpulan data, (2) distorsi
kesalahan pengukuran, (3) permasalahan selektivitas/pemilihan, (4) dimensi deret
waktu yang pendek (short time-series dimension), serta dependensi cross-section.
3.2.4 Teknik Pengumpulan Data
Berdasarkan teknik pengumpulan data, penelitian ini termasuk ke dalam
teknik pengumpulan data kuantitatif, yaitu existing statistics (Neuman, 2007)
berupa laporan keuangan perusahaan. Selain itu, penelitian ini menggunakan dua
studi dalam pengumpulan data, yaitu melalui studi kepustakaan dan studi
lapangan.
a. Studi Kepustakaan
Dalam melakukan studi kepustakaan, penulis membaca literatur yang ada
hubungannya dengan mekanisme corporate governance, khususnya yang terkait
dengan kepemilikan pemerintah, kinerja perusahaan, dan BUMN di Indonesia.
Studi kepustakaan diperoleh dari buku, jurnal, disertasi, karya akademis, artikel
ilmiah, maupun situs yang berhubungan dengan penelitian. Dari literatur ini
penulis dapat menggunakan metode atau konsep yang digunakan untuk membantu
dalam mengolah data.
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
32
Universitas Indonesia
b. Studi Lapangan
Dalam studi lapangan, penulis mengadakan penelitian lapangan dengan
menggunakan data sekunder. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini
adalah data laporan keuangan dan laporan tahunan yang diperoleh dari situs Bursa
Efek Indonesia (BEI), yaitu www.idx.co.id dan dilengkapi dengan data dari
Indonesian Capital Market Directory (ICMD), dimana dari data tersebut akan
diolah untuk dianalisis.
3.3 Pengolahan Data
Pengolahan data dalam penelitian ini akan dilakukan dengan beberapa
software yaitu:
1. Microsoft Excel 2007 yang digunakan untuk input data dan penghitungan
variabel, serta merapihkan tampilan agar sesuai dengan tampilan untuk olah
data pada software SPSS dan Eviews.
2. SPSS versi 17.0 untuk melakukan beberapa uji asumsi.
3. Eviews 6.0 yang digunakan untuk menghasilkan analisis regresi data panel.
3.4 Populasi dan Sampel
Levine et al., (2006) menyatakan bahwa populasi adalah keseluruhan
anggota dari suatu kelompok yang akan digambarkan kesimpulannya, sedangkan
sampel adalah bagian dari populasi yang dipilih untuk dianalisis. Populasi dalam
penelitian ini adalah semua perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
dari tahun 2005-2010. Sementara sampel dipilih dengan menggunakan teknik non
probabilitas, yaitu purposive sampling. Saunders et al., (2009) menyatakan bahwa
purposive atau judgemental sampling memperbolehkan penggunaan penilaian
peneliti dalam pemilihan sampel guna menjawab pertanyaan penelitian dan juga
menyesuaikan dengan tujuan penelitian yang akan dicapai. Purposive sampling
dilakukan dengan menggunakan kriteria tertentu dalam pemilihan sampel
(Neuman, 2007).
Melalui teknik purposive sampling, maka sampel yang diambil adalah
perusahaan yang memiliki kriteria sebagai berikut:
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
33
Universitas Indonesia
1. Perusahaan telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebelum tahun 2005 dan
hingga akhir tahun 2010 juga masih terdaftar.
2. Perusahaan melaporkan laporan tahunan dan laporan keuangan secara
berturut-turut dalam periode 2005-2010.
3. Perusahaan memiliki laporan keuangan yang lengkap dan telah diaudit serta
mencantumkan keterangan modal saham dan kepemilikan saham.
4. Dalam penelitian ini menggunakan variabel independen kepemilikan
pemerintah. Kepemilikan saham oleh pemerintah suatu negara umumnya
terdapat pada perusahaan milik negara atau Badan Usaha Milik Negara
(BUMN), maupun perusahaan milik negara yang sudah go public. Dalam
hal ini BUMN tersebut melakukan privatisasi. Privatisasi dari sudut
pandang kebijakan politik dan ekonomi didefinisikan oleh Megginson dan
Netter (2001) sebagai cara penjualan yang digunakan oleh pemerintah
dalam menjual beberapa persen saham perusahaan milik negara kepada
pribadi atau pihak swasta.
5. Selanjutnya untuk menganalisis perbedaan kinerja yang diukur dengan
Tobin’s Q antara perusahaan BUMN dengan non BUMN, perusahaan yang
telah dipilih sesuai kriteria diatas kemudian dikelompokkan menjadi
perusahaan BUMN dan non BUMN.
Berdasarkan keterangan diatas maka yang menjadi unit analisis dari
penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
2005-2010 sedangkan unit observasinya adalah perusahaan milik negara (BUMN)
dan non BUMN. Proses penentuan sampel dapat secara ringkas dilihat pada
Gambar 3.1
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
34
Universitas Indonesia
Gambar 3.1 Proses Penentuan Sampel
Sumber: Olahan Penulis (2012)
3.5 Variabel dan Model Penelitian
3.5.1 Variabel Penelitian
Terdapat 4 jenis variabel dalam penelitian ini, yaitu variabel dependen
(terikat), variabel independen (bebas), variabel dummy dan variabel kontrol.
Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel independen,
sedangkan variabel independen adalah variabel yang menjelaskan atau
mempengaruhi variabel lain (dependen). Sementara itu, variabel kontrol adalah
variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga pengaruh variabel
independen terhadap dependen tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak
diteliti (Sugiyono, 2002).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh And dan Ding (2006), dan
Najid dan Rahman (2011), pengukuran kinerja perusahaan dapat dilakukan
Perusahaan yang tercatat di Bursa Efek
Indonesia sebelum tahun 2005 dan masih
terdaftar hingga 31 Desember 2010
Memiliki laporan keuangan yang lengkap dan
telah diaudit serta mencantumkan keterangan
modal saham dan kepemilikan saham.
Perusahaan milik negara (BUMN)
Sampel Penelitian
Melaporkan laporan keuangan secara
berturut-turut selama periode tersebut
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
35
Universitas Indonesia
dengan menggunakan Tobin‘s Q. Berikut ini masing-masing variabel dari
penelitian ini:
1. Variabel Dependen
Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kinerja perusahaan
(firm performance). Pemilihan Tobin‘s Q sebagai proksi pengukuran kinerja
perusahaan berdasarkan nilai pasar mengikuti variabel penelitian-penelitian
terdahulu, yakni penelitian oleh McConnell dan Servaes, (1990) dan Morck et al,
(1988) yang menyatakan bahwa Tobin‘s Q adalah ukuran penting dan diterima
secara luas untuk kinerja perusahaan. Selain itu, Anderson and Reeb (2003), dan
Demsetz dan Villalonga (2002) memilih Tobin‘s Q sebagai ukuran utama dari
kinerja untuk mengestimasi nilai pasar perusahaan. Tobin‘s Q dinilai bisa
memberikan informasi paling baik, karena memasukkan semua unsur hutang dan
modal saham perusahaan, tidak hanya saham biasa saja dan tidak hanya ekuitas
perusahaan yang dimasukkan namun seluruh asset perusahaan. Dengan
memasukkan seluruh asset perusahaan berarti perusahaan tidak hanya terfokus
pada satu tipe investor saja yaitu investor dalam bentuk saham namun juga untuk
kreditur karena sumber pembiayaan operasional perusahaan bukan hanya dari
ekuitasnya saja tetapi juga dari pinjaman yang diberikan oleh kreditur (Sukamulja,
2004). Brealey dan Myers (2000) dalam Sukamulja (2004) menyebutkan bahwa
perusahaan dengan Tobin‘s Q yang tinggi biasanya memiliki brand image
perusahaan yang kuat. Perhitungan Tobin‘s Q adalah sebagai berikut:
Persamaan 3.1 Tobin’s Q Performance Measurement
Sumber: Ang, J.S. dan Ding D.K. (2006)
Dimana MV(CS) adalah market value dari common shares, BV(LTD)
adalah book value dari long term debt, BV(CL) adalah book value dari current
liabilities, BV(CA) adalah book value dari current assets, dan BV(TA) adalah
book value dari total assets.
BV(TA)
(CA)V(CL) - BVV(LTD) + BMV(CS) + BQ =
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
36
Universitas Indonesia
2. Variabel Independen
Variabel independen dalam penelitian ini adalah kepemilikan pemerintah
(government ownership). Sesuai dengan penelitian And dan Ding (2006), dan
Najid dan Rahman (2011) besarnya kepemilikan pemerintah dilihat dari
presentase yang dimiliki pemerintah atas saham BUMN.
3. Variabel Kontrol
Variabel kontrol merupakan variabel yang menunjukkan karakteristik
masing-masing perusahaan yang digunakan dalam model persamaan. Variabel
kontrol adalah variabel yang faktornya dikontrol untuk menetralisir pengaruhnya
yang dapat menganggu hubungan antara variabel independen dengan variabel
dependen. Variabel kontrol yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Firm size
Firm size mampu menjelaskan secara signifikan distribusi kontrol di berbagai
tipe kepemilikan perusahaan (Claessens et al., 1999). Besar ukuran perusahaan
dapat dinyatakan dalam bentuk total aset, penjualan, dan kapitalisasi pasar (Ardi,
2007, dalam Arviza, 2011). Semakin besar aset, penjualan, dan kapitalisasi pasar
dari perusahaan, maka dapat dikatakan semakin besar pula ukuran perusahaan.
Ketiga variabel dapat digunakan untuk mengukur ukuran perusahaan. Dari ketiga
variabel ini, nilai aset merupakan nilai yang realtif paling stabil, sehingga paling
sering dijadikan sebagai acuan untuk menentukan ukuran perusahaan.
Firm size didefinisikan sebagai ukuran perusahaan yang dihitung
berdasarkan logaritma natural dari total aset.
Persamaan 3.2 Firm Size
Sumber: Ang, J.S. dan Ding D.K. (2006)
b. Leverage
Rasio leverage digunakan untuk mengukur seberapa besar perusahaan
dibiayai dengan utang. Kreditur akan melihat proporsi modal sendiri untuk
menentukan margin of safety. Tetapi bagi pemilik perusahaan, pemenuhan
kebutuhan dana dengan menarik utang akan memberikan manfaat (a) kontrol
assets)ln (total = Firm Size
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
37
Universitas Indonesia
perusahaan tidak berkurang dan (b) jika perusahaan memperoleh tingkat
keuntungan yang jauh lebih besar daripada bunga yang harus dibayarkan kepada
kreditur, maka pemilik perusahaan akan memperoleh manfaat yang besar.
Pengukuran rasio leverage terkait juga dengan teori agency cost yang mendasari
penelitian mengenai struktur kepemilikan perusahaan. Perusahaan dengan
leverage tinggi, cenderung dapat mengurangi agency cost. Leverage dapat
diukur dengan membandingkan total utang dengan total aset.
Persamaan 3.3 Leverage
Sumber: Ang, J.S. dan Ding D.K. (2006)
c. Profitability
Profitabilitas dalam penelitian ini diukur melalui return on equity (ROE).
Penelitian And dan Ding (2006), dan Najid dan Rahman (2011) menyatakan
bahwa ROE berhubungan dengan profitabilitas dari perusahaan. Selain itu, ROE
adalah rasio income terhadap equity, rasio ini menghitung seberapa besar
kemampuan perusahaan menghasilkan income dari ekuitas yang dimiliki
perusahaan.
Persamaan 3.4 Profitability
Sumber: Ang, J.S. dan Ding D.K. (2006)
d. Kepemilikan Asing/ foreign ownership (dummy)
Variabel akan bernilai 1 apabila terdapat presentase kepemilikan asing
minimal 5% dari modal saham yang diterbitkan perusahaan, dan nilai 0
sebaliknya. Abor dan Biekpe (2006) menyatakan bahwa pemegang blok saham
adalah pemegang saham yang memegang minimal lima persen (5%) dari seluruh
modal atau perusahaan. Pemegang blok saham memiliki kemampuan untuk
mengendalikan perusahaan. Menurut Craswell et al., (1997), dengan mengacu
tsTotal Asse
ilityTotal Liab Leverage =
tyTotal Equi
Net IncomeROE =
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
38
Universitas Indonesia
pada hipotesis efficient-monitoring, pemegang saham besar (pemegang blok
saham) mampu menciptakan insentif yang lebih besar dalam memonitor
manajemen sehingga dapat mencapai biaya yang efisien terkait dengan
keahliannya memonitor manajemen. Dengan demikian, pemegang blok saham
dapat memastikan bahwa manajer telah memaksimalkan nilai pemegang saham.
Selanjutnya La Porta et al., (1999) menyatakan bahwa pemegang blok saham
perusahaan mampu mengurangi masalah agensi antara manajemen perusahaan
dengan investor eksternal serta mampu memonitor manajer dengan lebih baik
sehingga dapat memaksimalkan nilai perusahaan.
Tabel 3.1 Variabel Penelitian
Variabel Simbol Deskripsi Variabel
Variabel Dependen
Kinerja Perusahaan Q Tobin’s Q performance
measurement
Variabel Independen
Kepemilikan Pemerintah GOVOWN Presentase kepemilikan pemerintah
atas saham BUMN
Variabel Kontrol
Firm size SIZE Logaritma natural asset
Leverage LEV Rasio utang terhadap ekuitas
Profitability
PROF Rasio income terhadap equity
(ROE)
Kepemilikan Asing
Dummy
FOROWN Presentase kepemilikan asing pada
perusahaan tersebut, bernilai ―1‖
jika kepemilikan ≥5% atau 0
sebaliknya.
Sumber: Olahan Penulis (2012)
3.5.2 Model Penelitian
Penulis terinspirasi dari tema penelitian yang telah dilakukan oleh Ang dan
Ding (2006). Sesuai dengan penelitian yang pernah dilakukanya tersebut, maka
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
39
Universitas Indonesia
penelitian ini akan menggunakan model multiple regression (regresi berganda)
dengan metode Generalized Least Square (GLS) yang menggunakan data panel
untuk mengetahui apakah ada pengaruh variabel independen (kepemilikan
pemerintah) terhadap variabel dependen kinerja perusahaan (Tobin‘s Q) dengan
mempertimbangkan variabel kontrol (firm size, leverage, profitability, foreign
ownership dummy). GLS sebagai salah satu bentuk estimasi least square
merupakan bentuk estimasi yang dibuat untuk mengatasi sifat heterokedastisitas
yang memiliki kemampuan untuk mempertahankan sifat efisiensi estimatornya
tanpa harus kehilangan sifat tidak bias dan konsistensinya.
Adapun estimasi model yang digunakan untuk mengetahui apakah
kepemilikan pemerintah mempengaruhi kinerja perusahaan BUMN adalah
sebagai berikut:
Persamaan 3.5 Model Penelitian
ε(FOROWN)β(LEV)β(SIZE)β(PROF)β(GOVOWN)βQ 1 5432
Sumber: Ang, J.S. dan Ding D.K. (2006)
Dimana nilai Q merupakan Tobin’s Q performance measurement yang
mewakili kinerja perusahaan BUMN (variabel dependen), GOVOWN mewakili
presentase kepemilikan pemerintah (government ownership), PROF mewakili
profitabilitas perusahaan yang dihitung berdasarkan rasio income terhadap equity
(ROE), SIZE mewakili firm size yang dihitung dari logaritma natural asset, LEV
mewakili leverage yang dihitung dari rasio utang terhadap ekuitas, FOROWN
mewakili kepemilikan asing (foreign ownership) yang merupakan variabel dummy
yang bernilai ―1‖ jika kepemilikan ≥5% atau bernilai ―0‖ jika sebaliknya, dan
ε merupakan error. Model penelitian dapat dilihat pada gambar berikut ini:
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
40
Universitas Indonesia
Gambar 3.2 Model Penelitian
Sumber: Ang, J.S. dan Ding D.K. (2006)
3.6 Hipotesis Penelitian
Penelitian-penelitian sebelumnya yang terkait dengan kepemilikan
pemerintah oleh Ang dan Ding (2006), Najid dan Rahman (2011), serta Tian dan
Estrin (2008), mencatat bahwa kepemilikan pemerintah memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap kinerja perusahaan. Dengan merujuk pada ketiga penelitian
tersebut, serta kerangka teoritis dan uraian mengenai kepemilikan pemerintah
terhadap kinerja perusahaan, maka dalam penelitian ini akan dilakukan pengujian
terhadap dua hipotesis yang diajukan oleh penulis. Berikut adalah hipotesis dalam
penelitian ini:
Hipotesis 1
H0 : Tidak terdapat pengaruh kepemilikan pemerintah terhadap kinerja
perusahaan BUMN
H1 : Terdapat pengaruh kepemilikan pemerintah terhadap kinerja perusahaan
BUMN
Variabel Dependen:
Kinerja Perusahaan
(Tobin’s Q)
Variabel Independen:
Kepemilikan Pemerintah
Variabel Kontrol:
Firm Size
Leverage
Profitability
Kepemilikan Asing Dummy
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
41
Universitas Indonesia
Hipotesis 2
Penelitian terdahulu menunjukkan bahwa kinerja perusahaan, baik financial
performance maupun market performance, memiliki perbedaan yang signifikan
antara BUMN dengan non BUMN, seperti yang dikemukakan oleh Ang dan Ding
(2006) dan Najid dan Rahman (2011). Dalam penelitian Najid dan Rahman (2011)
yang membandingkan financial performance maupun market performance antara
GLCs dan non-GLCS di Malaysia, ditemukan bahwa kinerja perusahaan pada
GLCs lebih rendah dari non-GLCs, baik secara financial maupun market. Hal ini
dikarenakan pada tahun 2005 (periode penelitian 2001-2006) dilakukan
pengenalan GLCs Transformation Manual, dimana pemerintah mengusahakan
GLCs di Malaysia untuk mengimplementasikan beberapa bentuk inisiatif
peningkatan operasional. Dengan adanya program transformasi secara
berkelanjutan tersebut, lebih lanjut hal ini akan memperkuat pola pikir GLCs
untuk melakukan peningkatan operasional dari hari ke hari. Bahkan tujuan utama
dari program ini adalah untuk menciptakan perusahaan yang kompetitif dan
berkelanjutan, yang dalam hal ini GLCs di Malaysia, dalam menghadapi cepatnya
peningkatan globalisasi, liberalisasi, dan kompetisi internasional.
Lain halnya dalam penelitian Ang dan Ding (2006), yang menemukan
bahwa GLCs cenderung menunjukkan penilaian lebih tinggi dibandingkan non-
GLCs, karena kemampuan mereka untuk mendapatkan pengembalian yang lebih
tinggi pada investasi mereka, termasuk menjalankan kegiatan yang lebih efisien
dan mengeluarkan biaya operasi yang lebih rendah dibandingkan non-GLCs.
Hasil penelitian ini mendukung hipotesis bahwa GLCs mengungguli non-GLCs
tidak hanya diukur berdasarkan penilaian pasar, tetapi juga diukur berdasarkan
metode akuntansi di dalam perusahaan.
H0 : Tidak terdapat perbedaan kinerja perusahaan yang diukur dengan Tobin’s
Q antara BUMN dengan non BUMN
H2 : Terdapat perbedaan kinerja perusahaan yang diukur dengan Tobin’s Q
antara BUMN dengan non BUMN
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
42
Universitas Indonesia
3.7 Teknik Analisis Data
3.7.1 Statistik Deskriptif
Analisis statistik deskriptif digunakan untuk mendapatkan gambaran umum
sampel penelitian, yang meliputi mean, median, modus, nilai maksimum, nilai
minimum, dan standar deviasi (σ) dari tiap variabel dalam model (Siagian, 2006).
Hasil analisis data deskriptif akan ditampilkan ke dalam bentuk tabel dan grafik.
3.7.2 Uji T-Test Dua Sampel
Uji T dua sampel ini tergolong uji perbandingan (uji komparatif). Tujuan
dari uji ini adalah untuk membandingkan (membedakan) apakah kedua sampel
(variabel) tersebut sama atau berbeda. Uji komparatif ini berguna untuk menguji
kemampuan generalisasi signifikansi hasil penelitian yang berupa perbandingan
keadaan variabel dari dua rata-rata sampel (Riduwan, 2004 hal. 34).
Kepemilikan saham oleh pemerintah suatu negara umumnya terdapat pada
perusahaan BUMN. Oleh karena itu, pengujian-pengujian selanjutnya untuk
menganalisis pengaruh kepemilikan pemerintah terhadap kinerja perusahaan
hanya dilakukan pada sampel BUMN.
3.7.3 Uji Asumsi Klasik
3.7.3.1 Uji Normalitas
Uji normalitas merupakan uji yang dilakukan untuk melihat apakah data
penelitian berasal dari populasi yang sebarannya normal atau tidak. Uji ini perlu
dilakukan karena semua perhitungan statistik parametrik memiliki asumsi sebaran
yang normal. Untuk melihat normalitas data dilakukan dengan mengamati normal
probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif residual dengan
distribusi kumulatif dari distribusi normal. Jika residual berasal dari distribusi
normal, maka nilai-nilai distribusi data akan terletak di sekitar garis lurus yang
merupakan garis dari distribusi normal (Sarwoko, 2005; dalam Wasef 2010).
Gujarati (2004) menyatakan bahwa uji normalitas dapat dilakukan dengan
beberapa pengujian, yaitu (1) histogram residuals, (2) normal probability plot
(NPP)—a graphical device, dan (3) uji Jarque-Bera—skewness dan kurtosis.
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
43
Universitas Indonesia
Apabila terjadi kemungkinan data yang digunakan ternyata sebarannya tidak
normal maka dapat dilakukan beberapa hal berikut ini (Fitri, 2008; dalam Wasef,
2010):
1. Jika ketidaknormalannya tidak terlalu parah, maka analisis dapat tetap
digunakan. Ada beberapa analisis statistik yang dapat bertahan dengan
kondisi ketidaknormalan ini (disebut memiliki sifat robust), misalnya F-stat
dan t-stat.
2. Menghilangkan nilai-nilai yang ekstrim, baik atas atau bawah. Nilai ekstrim
ini disebut outlier. Pertama perlu dibuat grafik, dengan sumbu x sebagai
frekuensi dan y sebagai semua nilai yang ada dalam data. Dari grafik tersebut
akan terlihat nilai mana yang sangat jauh dari kelompoknya. Nilai tersebut
yang kemudian perlu dihilangkan dari data, dengan asumsi nilai ini muncul
akibat situasi yang tidak biasa. Untuk mendapatkan outlier ini dapat
digunakan SPSS 17.0 dengan menggunakan Casewise Diagnostics.
3. Tindakan lain yang dapat dilakukan adalah dengan mentransform data yang
akan digunakan ke dalam bentuk yang lain, misalnya dengan transformasi
dalam bentuk akar kuadrat dan log 10.
3.7.3.2 Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas adalah hubungan linear yang pasti ada di antara beberapa
atau seluruh explanatory variables (variabel bebas) dari model regresi (Gujarati,
2004). Menurut Nachrowi dan Usman (2006 hal. 94), dalam membuat regresi
berganda, variabel bebas yang baik adalah variabel bebas yang mempunyai
hubungan dengan variabel terikat, tetapi tidak mempunyai hubungan dengan
variabel bebas lainnya. Multikolinearitas dapat diatasi dengan beberapa hal, yaitu
(1) melihat informasi sejenis yang ada, (2) mengeluarkan variabel bebas yang
kolinear dari model, (3) mentransformasikan variabel, serta (4) mencari data
tambahan atau dengan menggunakan data panel karena dengan digabungkannya N
(jumlah data cross-sectional) dan T (jumlah data time-series) maka akan tercipta
kombinasi individu yang berbeda-beda. Multikolinearitas dapat dideteksi
berdasarkan gejala sebagai berikut (Nachrowi dan Usman, 2006 hal. 94):
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
44
Universitas Indonesia
a. Nilai koefisien determinasi R2
besar, nilai Uji-F yang signifikan, tetapi
banyak koefisien regresi dalam Uji-t yang tidak signifikan.
b. Apabila dalam persamaan regresi nilai Eigenvalues mendekati 0.
c. Koefisien korelasi antar variabel independen mendekati 1. Hal ini dilakukan
dengan menggunakan SPSS pada bagian Colinearity Statistic, yaitu nilai
Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF). Jika Tolerance nilainya
mendekati 1 dan VIF nilainya sedikit melebihi 1 maka tidak terdapat
multikolinearitas.
3.7.3.3 Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas terjadi ketika taksiran dalam model regresi yang bersifat
BLUE memiliki varian tidak konstan atau berubah-ubah (Nachrowi dan Usman,
2006 hal. 109). Untuk mendeteksi heteroskedastisitas, maka dapat dilakukan
dengan berbagai uji formal, yang meliputi (1) Uji Breusch-Pagan-Godfrey, (2)
Uji Park, (3) Uji Glejser, (4) Spearmen’s Rank Correlation Test, (5) Uji
Goldfeld-Quandt, serta (6) Uji White. Penelitian ini nantinya akan menggunakan
Uji White melalui program Eviews dalam mendeteksi heteroskedastisitas.
Menurut, Gujarati (2004), salah satu perlakuan yang dapat dilakukan untuk
mengatasi masalah heteroskedastisitas adalah dengan menggunakan metode GLS
karena dapat di adjusted dengan cross section weight.
3.7.3.4 Uji Autokorelasi
Gujarati (2004) menjelaskan bahwa autokorelasi adalah korelasi antar
anggota dari serangkaian obervasi baik dalam waktu (data time-series) atau ruang
(data cross-sectional). Dalam menduga parameter dalam regresi berganda, OLS
mengasumsikan bahwa error merupakan variabel acak yang independen (tiidak
berkorelasi) agar penduga bersifat BLUE. Untuk mendeteksi autokorelasi, salah
satunya dengan melakukan uji Durbin-Watson (DW). Pada uji ini nantinya akan
menghasilkan: (1) jika statistik DW bernilai 2 berarti tidak ada autokorelasi, (2)
jika statistik DW bernilai 0 berarti ada autokorelasi positif, dan (3) jika statistik
DW bernilai 4 berarti ada autokorelasi negatif (Nachrowi dan Usman, 2006
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
45
Universitas Indonesia
hal.189). Berikut ini aturan membandingkan Uji Durbin-Watson (DW Stat)
dengan Tabel Durbin-Watson.
Tabel 3.2 Aturan Membandingkan DW-stat dengan Tabel DW
Autokorelasi
Positif
Tidak
tahu
Tidak ada autokorelasi Tidak
tahu
Autokorelasi
Negatif
0 dL dU 2 4-dU 4-dL 4
Sumber: Nachrowi dan Usman (2006, hal. 189)
3.7.4 Pengujian Data Panel
Penelitian ini akan menggunakan model penelitian regresi berganda dengan
metode Generalized Least Square (GLS). Menurut Gujarati (2004), GLS adalah
Ordinary Least Square (OLS) pada variabel tertransformasi yang memenuhi
asumsi least-square standar dengan estimator bersifat BLUE (Best Linear
Unbiased Estimation). Berikut ini teknik yang digunakan untuk melakukan
estimasi pada data panel:
1. Pooled Least Squares (PLS) adalah jenis data panel yang menggunakan
metode OLS dalam melakukan estimasi koefisien regresi. Pada model OLS
memperlihatkan bahwa baik intercept maupun slope tidak berubah baik
antara individu maupun antar waktu (Nachrowi dan Usman, 2006 hal. 311).
Persamaannya sebagai berikut:
Persamaan 3.6 Pooled Least Squares
Sumber: Nachrowi dan Usman (2006, hal. 312)
2. Fixed Effect Model (FEM). Dasar pemikiran FEM adalah adanya kelemahan
pada model PLS, yaitu model PLS menghasilkan α konstan untuk setiap
individu dan waktu sehingga dinilai kurang realistis (Nachrowi dan Usman,
2006 hal. 313). Menurut Gujarati (2004), FEM menggunakan asumsi bahwa
intercept bisa bebeda antar individu, setiap intercept individu tidak berubah
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
46
Universitas Indonesia
dari waktu ke waktu atau time invariant. Hal ini terlihat pada persamaan
berikut:
Persamaan 3.7 Fixed Effect Model
Sumber: Nachrowi dan Usman (2006, hal. 313)
Penggunaan subscript i pada intercept menjelaskan bahwa intercept dari
individu berbeda-beda, perbedaan bisa disebabkan karena karakteristik khas
dari individu. Jika intercept , maka menyatakan bahwa intercept individu
adalah berubah dari waktu ke waktu (time variant). Hal ini menunjukkan
bahwa FEM berasumsikan koefisien (slope) dari regressor tidak berubah
antar individu atau dari waktu ke waktu. Untuk mengakomodasi perbedaan
intercept dari setiap individu pada FEM, maka cara yang dapat dilakukan
adalah dengan menggunakan teknik variabel dummy (differential intercept
dummies) sehingga persamaannya menjadi:
Persamaan 3.8 Fixed Effect Model Dummy
Sumber: Nachrowi dan Usman (2006, hal. 313)
3. Random Effect Model (REM) merupakan jenis data panel yang menggunakan
error untuk mengakomodasi perbedaan antar individu dan atau waktu
(Nachrowi dan Usman, 2006 hal.315). Teknik REM memperhitungkan bahwa
error mungkin berkorelasi sepanjang time-series dan cross-section. Nacrowi
dan Usman menjelaskan bahwa ada dua komponen yang mempunyai
kontribusi pada pembentukan error, yaitu individu dan waktu, maka random
error pada REM juga perlu diurai menjadi error untuk komponen individu,
error komponen waktu, dan error gabungan. Dengan demikian, persamaan
REM adalah sebagai berikut:
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
47
Universitas Indonesia
Persamaan 3.9 Random Effect Model
Sumber: Nachrowi dan Usman (2006, hal. 316)
di mana: = composite error
= cross-section or individual-specific error component
= combined time series and cross section error component
Untuk memilih pendekatan antara FEM dan REM dapat menggunakan
metode informal yaitu pemilihan berdasarkan jumlah data time series (T) dan
cross sectional (N). Jika data panel yang dimiliki mempunyai jumlah waktu (T)
lebih besar dibandingkan individu (N), maka lebih baik menggunakan FEM.
Sebaliknya, jika N lebih besar daripada T, maka sebaiknya menggunakan REM
(Gujarati, 2004; Nachrowi dan Usman, 2006 hal.317).
Selain uji informal dapat juga menggunakan uji statistik formal yaitu Uji
Chow dan Uji Hausman (Nachrowi dan Usman, 2006; dalam Wasef, 2010):
1. Uji Chow
Uji Chow bertujuan untuk memilih antara model PLS dan FEM. Uji ini
dilakukan dengan membandingkan nilai Chow dengan F-stat. Jika nilai Chow
lebih besar dari F-stat maka model yang dipilih adalah FEM. Untuk menghitung
nilai Chow menggunakan rumus:
Persamaan 3.10 Uji Chow
Sumber: Nachrowi dan Usman (2006, hal. 315)
Sedangkan F-stat dapat dihitung dengan menggunakan Microsoft Excel yaitu:
Persamaan 3.11 F-Statistic
Sumber: Nachrowi dan Usman (2006, hal. 315)
Chow = (rrss - urss) / (n-1) : urss /(nt-n-k)
FINV (α, n – 1, nt – n – k)
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
48
Universitas Indonesia
di mana:
2. Uji Hausman
Uji formal berikutnya adalah Uji Hausman yaitu untuk memilih antara FEM
dan REM. Hipotesanya:
H0 : REM
H1 : FEM
Pada Eviews 6, Uji Hausman dapat langsung dilakukan dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
1. Mengestimasi model dengan menggunakan REM.
2. Melakukan uji dengan Correlated Random Effects-Hausman Test.
3. Jika pada hasil output nilai probabilitas Chi-Sq Stat. < 0,05 maka hipotesis
nol ditolak (gunakan FEM).
3.7.5 Kriteria Statistik Model
Kriteria statistik digunakan untuk melihat seberapa baik model atau variabel
yang digunakan dalam suatu penelitian. Kriteria statistik tergantung dari beberapa
nilai atau parameter yang diuji dengan uji statistik. Berikut ini adalah kriteria
statistik yang digunakan:
3.7.5.1 R2 dan Adjusted R
2 (Koefisien Determinasi)
Menurut Nachrowi dan Usman (2006, hal.125), R2 sangat berguna untuk
mengukur ‗kedekatan‘ antara nilai prediksi dan nilai sesuangguhnya dari variabel
terikat. Semakin besar R2, maka semakin ‗kuat‘ pula hubungan antara variabel
terikat dengan satu atau banyak variabel bebas. Nilai R2 berada dalam kisaran 0 <
R2 < 1. Apabila mendekati nol atau 0, maka variabel terikat semakin tidak bisa
dijelaskan oleh variabel-variabel bebas yang digunakan dalam penelitian.
Rrss
urss
n
k
t
= sum squared resid pada PLS
= sum squared resid pada FEM
= jumlah cross section
= jumlah variabel
= time series
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
49
Universitas Indonesia
Sebaliknya, jika mendekati 1, maka model regresi yang digunakan semakin baik.
Penggunaaan adjusted R2
mampu memperkuat daya prediksi suatu model
(Pratomo, 2009).
3.7.5.2 Signifikansi Linear Berganda (F-stat)
Nachrowi dan Usman (2006, hal. 315) menyatakan bahwa Uji-F
diperuntukkan guna melakukan uji hipotesis koefisien (slope) regresi secara
bersamaan. Pengambilan keputusan diambil berdasarkan hipotesis sebagai
berikut:
H0:
H1:
Variabel bebas secara bersama-sama tidak mempengaruhi secara
signifikan kinerja perusahaan.
Variabel bebas secara bersama-sama mempengaruhi secara signifikan
kinerja perusahaan.
Berdasarkan ketentuan:
1. Perbandingan F-stat dan F-table
bila F-stat > Fα;(k,n-k-1) maka H0 ditolak
bila F-stat < Fα;(k,n-k-1) maka H0 tidak ditolak
2. Probabilitas
Prob. (p-value) > significance level, maka H0 tidak ditolak
Prob. (p-value) < significance level, maka H0 ditolak
3.7.5.3 Signifikansi Parsial (t-stat)
Uji t digunakan untuk melihat tingkat signifikansi masing-masing variabel
bebas terhadap variabel terikat dengan mengasumsikan varaibel bebas lainnya
konstan (Pratomo, 2009). Hipotesis yang digunakan dalam uji t adalah:
Berdasarkan ketentuan:
1. Perbandingan t-stat dan t-table
bila t-stat > t-table maka H0 ditolak
bila t-stat < t-table maka H0 tidak ditolak
2. Probabilitas
Prob. (p-value) > significance level, maka H0 tidak ditolak
Prob. (p-value) < significance level, maka H0 ditolak
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
50
Universitas Indonesia
3.8 Tahapan Penelitian
Gambar 3.3 Alur Penelitian
Sumber: Olahan Penulis (2012)
Sumber data Perusahaan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI)
Proses pemilihan sampel sesuai kriteria
Hasil sesuai kriteria Disisihkan
Perumusan
Hasil Perumusan
Uji Asumsi Klasik (Heterokedastisitas,
Autokorelasi, dan Multikolinearitas) Best Linear
Unbiased Estimator
(BLUE) Pemilihan Model Estimasi (Chow dan
Hausman Test)
Pengujian Hipotesis
Interpretasi & Analisis Hasil Empiris
Penarikan Kesimpulan
Deskriptif Data dan T-Test Sampel BUMN
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
Universitas Indonesia
BAB 4
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum dan Deskriptif Data
Pada bab ini penulis akan memaparkan hasil penelitian berdasarkan metode
yang sudah dijelaskan pada bab sebelumnya. Penelitian ini bertujuan menganalisis
pengaruh kepemilikan pemerintah terhadap kinerja perusahaan BUMN dan
mengetahui ada atau tidaknya perbedaan kinerja perusahaan antara BUMN dengan
non BUMN. Melalui pengujian yang akan dijelaskan pada bab ini, penulis akan
melakukan analisis atas hasil penelitian yang diperoleh secara mendalam.
4.1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
Jumlah populasi awal untuk seluruh sektor perusahaan yang tercatat di
Bursa Efek Indonesia (BEI) sejak 1 Januari 2005 sampai dengan 31 Desember
2010 adalah 452 perusahaan berdasarkan sumber data yang diperoleh dari website
BEI, www.idx.co.id. Pemilihan sampel dilakukan secara manual dilihat
berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga
Keuangan (BAPEPAM-LK) dan BEI, untuk perusahaan yang melaporkan laporan
keuangan berturut-turut selama periode tersebut dan diperoleh 308 perusahaan.
Kemudian pemilihan sampel dilakukan dengan melihat perusahaan yang memiliki
data laporan keuangan lengkap selama periode tersebut dan diperoleh 286
perusahaan. Dari hasil proses pengumpulan data tersebut terdapat 13 perusahaan
BUMN dan 273 perusahaan non BUMN. Dengan demikian jumlah sampel
menjadi 286 perusahaan selama periode pengamatan enam tahun (2005-2010).
Sehingga diperoleh 1.716 data observasi perusahaan (286 perusahaan x 6 tahun).
Tabel berikut ini merangkum pemilihan sampel yang dilakukan:
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
52
Universitas Indonesia
Tabel 4.1 Pemilihan Sampel
Kriteria Sampel
Perusahaan yang terdaftar di BEI periode 2005-2010 452
Perusahaan yang melaporkan laporan keuangan
perusahaan berturut-turut selama periode 2005-2010 308
Perusahaan yang memiliki data laporan keuangan
lengkap periode 2005-2010 286
Perusahaan yang merupakan BUMN 13
Perusahaan non BUMN 273
Jumlah sampel 286
Data observasi perusahaan 1716
Sumber: Olahan penulis (2012)
4.1.2 Deskriptif Data
Tabel 4.2 merangkum statistik deskriptif dari setiap variabel yang
dibutuhkan dalam model, yaitu nilai rata-rata (mean), nilai maksimum dan
minimum, nilai tengah (median), modus, standar deviasi, atau dengan kata lain
merangkum ukuran pemusatan dan penyebaran data yang digunakan.
Tabel 4.2 Statistik Deskriptif Seluruh Sampel
Mean Minimum Median Maximum Modus Std. Dev.
Q 1.256 0.120 0.999 9.720 0.980 0.949
GOVOWN 0.613 0.140 0.650 0.990 0.650 0.185
PROF 0.105 -92.000 0.079 70.870 0.030 3.131
SIZE 27.653 23.560 27.536 33.740 25.920 1.836
LEV 0.552 0.000 0.541 2.520 0.330 0.312
FOROWN 0.585 0.000 1.000 1.000 1.000 0.493
Q = Tobin’s Q performance measurement
GOVOWN = kepemilikan pemerintah atas saham BUMN
PROF = rasio income terhadap equity (ROE)
SIZE = total aset perusahaan (logaritma natural dari total asset)
LEV = utang perusahaan
FOROWN = kepemilikan asing dengan menggunakan dummy
Sumber: Olahan penulis menggunakan Eviews 6.0 (2012)
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
53
Universitas Indonesia
Dari Tabel 4.2 kemudian dikelompokkan berdasarkan perusahaan BUMN
dan non BUMN. Berikut Tabel 4.3 dan Tabel 4.4 yang menunjukkan statistik
deskriptif untuk masing-masing sampel perusahaan.
Tabel 4.3 Statistik Deskriptif Sampel BUMN
Mean Minimum Median Maximum Modus Std. Dev.
Q 1.961 0.260 1.286 7.750 0.260 1.392
GOVOWN 0.613 0.140 0.650 0.990 0.650 0.185
PROF 0.205 0.01 0.211 0.590 0.040 0.134
SIZE 30.466 26.980 30.130 33.740 26.980 1.931
LEV 0.572 0.180 0.552 0.920 0.180 0.254
FOROWN 0.474 0.000 0.000 1.000 0.000 0.503
Observations 78 78 78 78 78 78
Q = Tobin’s Q performance measurement
GOVOWN = kepemilikan pemerintah atas saham BUMN
PROF = rasio income terhadap equity (ROE)
SIZE = total aset perusahaan (logaritma natural dari total asset)
LEV = utang perusahaan
FOROWN = kepemilikan asing dengan menggunakan dummy
Sumber: Olahan penulis menggunakan Eviews 6.0 (2012)
Tabel 4.4 Statistik Deskriptif Sampel Non BUMN
Mean Minimum Median Maximum Modus Std. Dev.
Q 1.222 0.120 0.987 9.720 0.980 0.910
PROF 0.100 -92.000 0.100 70.870 0.030 3.205
SIZE 27.519 23.560 27.434 33.410 25.920 1.721
LEV 0.551 0.000 0.541 2.520 0.330 0.314
FOROWN 0.590 0.000 1.000 1.000 1.000 0.492
Observations 1638 1638 1638 1638 1638 1638
Q = Tobin’s Q performance measurement
PROF = rasio income terhadap equity (ROE)
SIZE = total aset perusahaan (logaritma natural dari total asset)
LEV = utang perusahaan
FOROWN = kepemilikan asing dengan menggunakan dummy
Sumber: Olahan penulis menggunakan Eviews 6.0 (2012)
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
54
Universitas Indonesia
Mengenai gambaran umum proksi-proksi variabel yang digunakan
berdasarkan Tabel 4.2, Tabel 4.3, dan Tabel 4.4 diuraikan pada sub bab berikut
ini:
4.1.2.1 Kinerja Perusahaan (Firm Performance)
Kinerja perusahaan diproksikan oleh variabel Q. Berdasarkan Tabel 4.2,
rata-rata Q untuk seluruh sampel perusahaan adalah 1,256. Jika dilihat
berdasarkan sampel BUMN, maka rata-rata Q untuk perusahaan BUMN adalah
1,961, dan untuk perusahaan non BUMN adalah 1,222. Brealey dan Myers (2000)
dalam Sukamulja (2004) menyebutkan bahwa perusahaan dengan Tobin’s Q yang
tinggi biasanya memiliki prospek pertumbuhan yang baik. Jika dilihat berdasarkan
rata-rata Tobin’s Q nya, perusahaan pada sampel BUMN memiliki nilai yang
lebih besar dibandingkan dengan perusahaan pada sampel non BUMN.
Pada sampel BUMN, nilai Q minimum dan maksimum masing-masing
adalah sebesar 0,260 dan 7,750. Sedangkan pada sampel non BUMN nilai Q
minimum dan maksimum masing-masing adalah sebesar 0,120 dan 9,720. Untuk
nilai Q minimum dan maksimum pada seluruh sampel perusahaan dimiliki oleh
perusahaan pada sampel non BUMN.
Besarnya median untuk seluruh sampel perusahaan adalah sebesar 0,999,
sedangkan jika dikelompokkan nilainya sebesar 1,286 untuk sampel BUMN dan
sebesar 0,987 untuk sampel non BUMN. Untuk nilai modus seluruh sampel
perusahaan adalah sebesar 0.980 sedangkan jika dikelompokkan nilainya sebesar
0,260 untuk sampel BUMN dan sebesar 0,980 untuk sampel non BUMN. Hal ini
berarti besarnya nilai modus tersebut adalah nilai yang sering muncul untuk
variabel kinerja perusahaan yang diproksikan dengan Tobin’s Q.
Standar deviasi pada variabel Q untuk seluruh sampel perusahaan adalah
sebesar 0,949. Hal ini berarti terdapat penyimpangan sebesar 0,949 terhadap rata-
rata hitungnya. Sedangkan jika dikelompokkan, standar deviasi untuk sampel
BUMN adalah sebesar 1,392 dan sebesar 0,910 untuk sampel non BUMN.
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
55
Universitas Indonesia
4.1.2.2 Kepemilikan Pemerintah (Government Ownership)
Kepemilikan pemerintah adalah kepemilikan saham suatu perusahaan oleh
pemerintah. Sesuai dengan penelitian And dan Ding (2006), dan Najid dan
Rahman (2011) besarnya kepemilikan pemerintah dilihat dari presentase yang
dimiliki oleh pemerintah atas saham BUMN. Berdasarkan Tabel 4.3 terlihat
bahwa nilai maksimum kepemilikan pemerintah (GOVOWN) adalah 0,990 yaitu
pada PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Jika nilai kepemilikan mendekati
1 maka perusahaan cenderung terkonsentrasi, sehingga dapat dikatakan PT Bank
Indonesia (Persero) Tbk ini memiliki kepemilikan saham yang terkonsentrasi pada
kepemilikan pemerintah. Sedangkan untuk nilai minimum kepemilikan
pemerintah adalah sebesar 0,140 yaitu pada PT Indosat Tbk. Kepemilikan saham
pada PT Indosat Tbk ini lebih banyak dimiliki oleh publik yang dominan pada
institusi maupun individu asing. Untuk rata-rata kepemilikan pemerintah adalah
sebesar 0,613. Besarnya median dan modus untuk variabel kepemilikan
pemerintah ini adalah sebesar 0,650 yaitu pada PT Aneka Tmabang (Persero)
Tbk., PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk, dan PT Timah (Pereso) Tbk. Hal
ini berarti nilai tengah dan nilai yang sering muncul dalam variabel kepemilikan
pemerintah ini adalah sama. Standar deviasi pada variabel kepemilikan
pemerintah ini adalah sebesar 0,185. Hal ini berarti terdapat penyimpangan
sebesar 0,185 terhadap rata-rata hitungnya.
4.1.2.3 Profitability, Firm Size, Leverage, dan Foreign Ownership
Variabel kontrol dalam penelitian ini mencakup firm size, leverage,
profitability, dan foreign ownership dummy. Rata-rata profitability (PROF) untuk
seluruh sampel perusahaan adalah 0,105 dengan nilai maksimum sebesar 70,870
dan minimum -92,000. Sedangkan jika dikelompokkan, rata-rata profitability
untuk sampel BUMN adalah sebesar 0,205 dengan nilai maksimum sebesar 0,590
dan minimum sebesar 0,01. Untuk perusahaan pada sampel non BUMN, rata-rata
profitability nya adalah sebesar 0,100 dengan nilai maksimum sebesar 70,870 dan
minimum sebesar -92,000. Nilai profitability maksimum dan minimum ini
dimiliki oleh perusahaan pada sampel non BUMN yang dihitung berdasarkan
rasio income terhadap equity (ROE).
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
56
Universitas Indonesia
Besarnya median untuk seluruh sampel perusahaan adalah sebesar 0,079,
sedangkan jika dikelompokkan nilainya sebesar 0,211 untuk sampel BUMN dan
sebesar 0,100 untuk sampel non BUMN. Besarnya median dan rata-rata untuk
variabel profitability pada sampel non BUMN menunjukkan nilai yang sama. Hal
ini berarti rata-rata untuk variabel profitability pada sampel non BUMN berada
pada nilai tengah (median) dari data tersebut.
Untuk nilai modus seluruh sampel perusahaan pada variabel profitability ini
adalah sebesar 0,030 sedangkan jika dikelompokkan nilainya sebesar 0,040 untuk
sampel BUMN dan sebesar 0,030 untuk sampel non BUMN. Hal ini berarti
besarnya nilai modus tersebut adalah nilai yang sering muncul untuk variabel
profitability.
Standar deviasi pada variabel profitability untuk seluruh sampel perusahaan
adalah sebesar 3,131. Hal ini berarti terdapat penyimpangan sebesar 3,131
terhadap rata-rata hitungnya. Sedangkan jika dikelompokkan, standar deviasi
untuk sampel BUMN pada variabel profitability ini adalah sebesar 0,134 dan
sebesar 3,205 untuk sampel non BUMN.
Rata-rata firm size (SIZE) untuk seluruh sampel perusahaan adalah 27,653
dengan nilai maksimum sebesar 33,740 dan minimum 23,560. Sedangkan jika
dikelompokkan, rata-rata firm size untuk sampel BUMN adalah sebesar 30,466
dengan nilai maksimum sebesar 33,740 dan minimum sebesar 26,980. Untuk
perusahaan pada sampel non BUMN, rata-rata firm size nya adalah sebesar 27,519
dengan nilai maksimum sebesar 33,410 dan minimum sebesar 23,560. Firm size
maksimum dimiliki oleh perusahaan pada sampel BUMN dan firm size minimum
dimiliki oleh perusahaan pada sampel non BUMN. Nilai firm size perusahaan
tersebut dihitung berdasarkan nilai logaritma natural dari total aset perusahaan.
Besarnya median untuk seluruh sampel perusahaan adalah sebesar 27,536,
sedangkan jika dikelompokkan nilainya sebesar 30,130 untuk sampel BUMN dan
sebesar 27,434 untuk sampel non BUMN. Untuk nilai modus seluruh sampel
perusahaan pada variabel firm size ini adalah sebesar 25,920 sedangkan jika
dikelompokkan nilainya sebesar 26,980 untuk sampel BUMN dan sebesar 25,920
untuk sampel non BUMN. Besarnya nilai modus untuk seluruh sampel
perusahaan menunjukkan nilai yang sama dengan sampel pada non BUMN, hal
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
57
Universitas Indonesia
ini berarti nilai yang sering muncul untuk variabel firm size ini berada pada data
pada sampel non BUMN.
Standar deviasi pada variabel firm size untuk seluruh sampel perusahaan
adalah sebesar 1,836. Hal ini berarti terdapat penyimpangan sebesar 1,836
terhadap rata-rata hitungnya. Sedangkan jika dikelompokkan, standar deviasi
untuk sampel BUMN pada variabel firm size ini adalah sebesar 1,931 dan sebesar
1,721 untuk sampel non BUMN.
Nilai leverage (LEV) untuk seluruh sampel perusahaan rata-ratanya sebesar
0,552. Sedangkan nilai leverage untuk masing-masing sampel tidak jauh berbeda
dengan nilai rata-rata dari seluruh sampel, yaitu sebesar 0,572 untuk sampel
BUMN dan 0,551 untuk sampel non BUMN. Nilai leverage tersebut terhitung
tinggi baik BUMN maupun non BUMN dan menunjukkan bahwa perusahaan
cenderung lebih menggunakan utang daripada modal sendiri. Untuk nilai leverage
maksimum dan minimum seluruh sampel perusahaan masing-masing adalah
sebesar 2,520 dan 0,000. Sedangkan jika dikelompokkan, nilai leverage
maksimum dan minimum masing-masing sebesar 0,920 dan 0,180 untuk sampel
BUMN dan untuk sampel non BUMN masing-masing sebesar 2,520 dan 0,000.
Nilai leverage maksimum dan minimum dimiliki oleh perusahaan pada sampel
non BUMN.
Besarnya median leverage untuk seluruh sampel perusahaan adalah sebesar
0,541, sedangkan jika dikelompokkan nilainya sebesar 0,552 untuk sampel
BUMN dan sebesar 0,541 untuk sampel non BUMN. Besarnya median pada
seluruh sampel perusahaan menunjukkan nilai yang sama dengan median pada
sampel non BUMN. Hal ini berarti nilai tengah (median) untuk variabel leverage
berada pada data pada sampel non BUMN.
Untuk nilai modus seluruh sampel perusahaan pada variabel leverage ini
adalah sebesar 0,330 sedangkan jika dikelompokkan nilainya sebesar 0,180 untuk
sampel BUMN dan sebesar 0,330 untuk sampel non BUMN. Besarnya nilai
modus untuk seluruh sampel perusahaan menunjukkan nilai yang sama dengan
nilai modus sampel pada non BUMN, hal ini berarti nilai yang sering muncul
untuk variabel leverage ini berada pada data pada sampel non BUMN.
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
58
Universitas Indonesia
Standar deviasi pada variabel leverage untuk seluruh sampel perusahaan
adalah sebesar 0,312. Hal ini berarti terdapat penyimpangan sebesar 0,312
terhadap rata-rata hitungnya. Sedangkan jika dikelompokkan, standar deviasi
untuk sampel BUMN pada variabel leverage ini adalah sebesar 0,254 dan sebesar
0,314 untuk sampel non BUMN.
Sementara itu nilai rata-rata dari foreign ownership (FOROWN) yang
merupakan variabel dummy untuk seluruh sampel perusahaan sebesar 0,585,
sedangkan sebesar 0,474 untuk 13 sampel BUMN dan 0,590 untuk 273 sampel
non BUMN, dengan nilai maksimum 1 dan minimum 0 untuk masing-masing
sampel perusahaan. Variabel akan bernilai 1 apabila terdapat presentase
kepemilikan asing minimal 5% dari modal saham yang diterbitkan perusahaan,
dan nilai 0 sebaliknya. Abor dan Biekpe (2006) menyatakan bahwa pemegang
blok saham adalah pemegang saham yang memegang minimal lima persen (5%)
dari seluruh modal atau perusahaan. Pemegang blok saham memiliki kemampuan
untuk mengendalikan perusahaan.
Untuk nilai modus seluruh sampel perusahaan pada variabel foreign
ownership dummy ini adalah sebesar 1 sedangkan jika dikelompokkan nilainya
sebesar 0 untuk sampel BUMN dan sebesar 1 untuk sampel non BUMN. Besarnya
nilai modus untuk seluruh sampel perusahaan menunjukkan nilai yang sama
dengan nilai modus sampel pada non BUMN, hal ini berarti perusahaan pada
sampel non BUMN lebih banyak yang memiliki kepemilikan asing minimal 5%
dari modal saham yang diterbitkan perusahaan.
4.2 Uji T-Test Dua Sampel
Uji T dua sampel ini tergolong uji perbandingan (uji komparatif). Tujuan
dari uji ini adalah untuk membandingkan (membedakan) apakah kedua sampel
(variabel) tersebut sama atau berbeda. Uji komparatif ini berguna untuk menguji
kemampuan generalisasi signifikansi hasil penelitian yang berupa perbandingan
keadaan variabel dari dua rata-rata sampel (Riduwan, 2004).
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
59
Universitas Indonesia
Tabel 4.5 Ringkasan Rata-rata Tobin’s Q BUMN dan Non BUMN
Tahun 2005 2006 2007 2008 2009 2010 Sepanjang
Tahun
BUMN 1.5134 1.9610 2.5291 1.4825 2.0858 2.1960 1.9613
Non BUMN 1.0807 1.2079 1.3056 1.0809 1.2285 1.4329 1.2227
T-test 0.007* 0.002* 0.000* 0.062*** 0.001* 0.021** 0.000* Ket: *,**,*** masing-masing menunjukkan tingkat signifikansi pada level 1%, 5%, dan 10%.
Sumber: Olahan penulis menggunakan SPSS 17.0 (2012)
Tabel 4.16 menunjukkan rata-rata Tobin’s Q pada sampel BUMN dan non
BUMN. Berdasarkan tabel tersebut terlihat bahwa rata-rata Tobin’s Q antara
sampel pada perusahaan BUMN dengan sampel pada perusahaan non BUMN
menunjukkan perbedaan yang signifikan. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata
Tobin’s Q pada sampel BUMN yang lebih tinggi dibandingkan dengan sampel
pada non BUMN, dengan nilai T-test yang menunjukkan perbedaan yang
signifikan pada level 10% pada tahun 2008, 5% pada tahun 2010, dan 1% pada
tahun 2005, 2006, 2007, dan 2009. Bahkan setelah dilakukan pengujian seluruh
tahun terlihat perbedaan yang signifikan pada level 1% antara kinerja perusahaan
yang diproksikan dengan Tobin’s Q, antara perusahaan pada sampel BUMN
dengan non BUMN.
Kepemilikan saham oleh pemerintah suatu negara umumnya terdapat pada
perusahaan BUMN. Oleh karena itu, pengujian-pengujian selanjutnya untuk
menganalisis pengaruh kepemilikan pemerintah terhadap kinerja perusahaan
hanya dilakukan pada sampel BUMN.
4.3 Pengujian Asumsi Klasik
4.3.1 Uji Normalitas
Uji normalitas data dapat dilakukan dengan mengamati normal probability
plot. Jika residual berasal dari distribusi normal, maka nilai-nilai distribusi akan
terletak di sekitar garis lurus yang merupakan garis dari distribusi normal
(Sarwoko, 2005, dalam Wasef, 2010).
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
60
Universitas Indonesia
Gambar 4.1 Normal Probability Plot Variabel Q
Sumber: Olahan penulis menggunakan SPSS 17.0 (2012)
Hasil uji normalitas menunjukkan data terdistribusi normal. Hal ini terlihat
pada gambar dimana nilai residual terletak di sekitar garis lurus yang merupakan
garis dari distribusi normal. Untuk lebih meyakinkan dilakukan pengujian
normalitas dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Hasil uji terlihat pada
Tabel 4.5.
Tabel 4.6 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov
Unstandardized
Residual
N 78
Normal Parametersa,,b
Mean 1.9613
Std. Deviation 1.39214
Most Extreme Differences
Absolute .207
Positive .207
Negative -.133
Kolmogorov-Smirnov Z 1.083
Asymp. Sig. (2-tailed) .247
Sumber: Olahan penulis menggunakan SPSS 17.0 (2012)
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
61
Universitas Indonesia
Berdasarkan hasil uji Kolmogorov-Smirnov terlihat bahwa nilai Asymp.Sig
(2-tailed) lebih besar dari 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan data
terdistribusi normal.
4.3.2 Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas adalah hubungan linear yang pasti ada di antara beberapa
atau seluruh explanatory variables (variabel bebas) dari model regresi (Gujarati,
2004). Menurut Nachrowi dan Usman (2006), dalam membuat regresi berganda,
variabel bebas yang baik adalah variabel bebas yang mempunyai hubungan
dengan variabel terikat, tetapi tidak mempunyai hubungan dengan variabel bebas
lainnya. Salah satu cara untuk mendeteksi gejala multikolinearitas adalah melihat
nilai koefisien korelasi antar variabel independen. Menurut Sarwoko (2005, dalam
Wasef 2010) munculnya nilai koefisien yang melebihi +/- 0,8 akan memunculkan
gejala multikolinearitas.
Tabel 4.7 Nilai Matriks Korelasi
Q GOVOWN PROF SIZE LEV FOROWN
Q 1.00 0.18 -0.12 -0.14 -0.09 -0.11
GOVOWN 0.18 1.00 -0.19 -0.29 -0.05 -0.47
PROF -0.12 -0.19 1.00 0.18 -0.24 0.25
SIZE -0.14 -0.29 0.18 1.00 0.57 0.11
LEV -0.09 -0.05 -0.24 0.57 1.00 -0.13
FOROWN -0.11 -0.47 0.25 0.11 -0.13 1.00
Sumber: Olahan penulis menggunakan Eviews 6.0 (2012)
Tabel 4.6 menunjukkan bahwa tidak ada nilai koefisien korelasi antar
variabel independen yang melebihi +/- 0,8. Dengan demikian data terbebas dari
gejala multikolinearitas. Untuk lebih meyakinkan dilakukan pengujian
multikoliearitas dengan mendasarkan pada nilai tolerance dan VIF (variance
inflation factor). Hasil pengujian uji terlihat pada Tabel 4.7.
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
62
Universitas Indonesia
Tabel 4.8 Statistik Kolinearitas
Variable Colinearity Statistics
Tolerance VIF
GOVOWN 0,724 1,381
PROF 0,775 1,290
SIZE 0,527 1,896
LEV 0,539 1,856
FOROWN 0,743 1,347
Sumber: Olahan penulis menggunakan SPSS 17.0 (2012)
Model regresi yang bebas dari multikolinearitas adalah jika tolerance
nilainya mendekati 1 dan VIF nilainya sedikit melebihi 1 (Nachrowi dan Usman,
2006). Berdasarkan Tabel 4.7 yang terlihat bahwa nilai tolerance mendekati 1 dan
nilai VIF sedikit melebihi 1. Maka hasil tersebut mengindikasikan tidak terdapat
gejala multikolinieritas.
4.3.3 Uji Heteroskedastisitas
Pengujian heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan cara membandingkan
besarnya nilai sum square residual/ SSR estimasi yang telah dibobot (Sum
Squared Residual Weighted) dan residual sum square estimasi yang belum
dibobot Sum Squared Residual Unweighted). Jika nilai SSR weighted statistik
lebih besar dari SSR unweighted , maka model tersebut terbebas dari masalah
heteroskedastisitas dan telah homokedastisitas.
Tabel 4.9 Nilai SSR
Sampel
Nilai
SSR
Weighted
SSR
Unweighted
Sampel BUMN 42,76862 68,88496
Sumber: Olahan penulis menggunakan Eviews 6.0 (2012)
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
63
Universitas Indonesia
Berdasarkan Tabel 4.8, nilai SSR Weighted lebih kecil dibandingkan
dengan nilai SSR Unweighted yang artinya terdapat masalah heteroskedastisitas
dalam kedua model tersebut. Untuk mengatasi masalah ini maka dilakukan
treatment, yaitu dengan menggunakan White Heteroskedastisitas-Consistent
Standard Error and Variance. Treatment tersebut telah disediakan pada software
Eviews versi 6.0, dengan demikian output dari model diasumsikan akan terbebas
dari masalah heteroskedastisitas.
4.3.4 Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi dapat dilakukan dengan menggunakan uji Durbin-Watson.
Pengujian Durbin-Watson dapat dilakukan dengan bantuan software Eviews, yaitu
dengan membandingkan nilai Durbin-Watson (DW) stat dan nilai Durbin-Watson
tabel.
Tabel 4.10 Nilai Durbin-Watson
Sampel Nilai Durbin-Watson Model
Sampel BUMN 2,365270 REM
Sumber: Olahan penulis menggunakan Eviews 6.0 (2012)
Tabel 4.9 menunjukkan nilai DW stat. Untuk melihat apakah terdapat gejala
autokorelasi maka perlu dibandingkan dengan nilai DW tabel. Nilai DW Tabel
dapat dilihat dengan cara mengidentifikasi jumlah cross-section (n) dan jumlah
variabel independen (k), di mana n = 13 dan k = 5.
Tabel 4.11 Nilai DW Tabel
Sumber: Olahan penulis (2012)
Berdasarkan Tabel 4.10 terlihat bahwa nilai DW stat berada pada rentang
1,610–2,390. Dengan demikian model terbebas atau tidak ada autokorelasi.
Korelasi
Positif
Tidak tahu Tidak ada
korelasi
Tidak tahu Korelasi
negatif
0 0,444 1,610 2 2,390 3,556 4
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
64
Universitas Indonesia
Gejala autokorelasi merupakan gejala yang wajar pada penggunaan data
runtun waktu atau time series, karena adanya hubungan yang terdapat pada data
yang digunakan. Data yang digunakan merupakan data gabungan antara time
series dengan data cross sectional yang biasa disebut sebagai data panel. Oleh
karena itu, adanya gejala autokorelasi akan relatif sering terjadi karena
―gangguan‖ pada seseorang atau individu atau individu pada seseorang atau
individu/kelompok yaitu cenderung mempengaruhi ―gangguan‖ pada
individu/kelompok yang sama pada periode berikutnya (Ghazali, 2009; dalam
Rahman, 2011). Selain itu, menurut Nachrowi dan Usman (2006), dalam model
estimasi efek random (random effect model/REM) tidak akan dilakukan treatment
apapun untuk mengatasi autokorelasi. Hal ini didasari oleh penggunaan REM
yang telah menggunakan metode generalized least square (GLS), yang merupakan
salah satu cara mengatasi masalah autokorelasi. Selain itu, penggunaan REM
mengasumsikan bahwa error setiap varians pada masing-masing variabel cross
section antar waktu adalah sama dan diasumsikan bahwa antar variabel tidak
terdapat autokorelasi (Gujarati, 2004).
4.4 Pengujian Data Panel
Pengolahan data untuk jenis data panel memiliki tiga macam alternatif
model, seperti yang telah dikemukan pada bab sebelumnya, yaitu:
1. Model Pooled Least Square (PLS)
2. Model pendekatan efek tetap atau Fixed Effect Model (FEM)
3. Model pendekatan efek acak atau Random Effect Model (REM)
4.4.1 Uji Chow
Uji Chow dilakukan untuk memilih pooled least square atau fixed effext
model (FEM). Berikut ini adalah hasil pengujian dari Chow test.
Tabel 4.12 Hasil Uji Chow
Sampel Effect Test Prob. Keputusan
Sampel BUMN Cross-section F 0,0000
Tolak H0 Cross-section Chi-square 0,0000
Sumber: Olahan penulis menggunakan Eviews 6.0 (2012)
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
65
Universitas Indonesia
Berdasarkan Tabel 4.11, nilai p-value lebih kecil dibandingkan dengan nilai
α = 5% yaitu sebesar 0,0000, sehingga diambil keputusan untuk menolak H0 yang
artinya bahwa persamaan tidak dapat dimodelkan dengan pooled least square
(PLS).
4.4.2 Uji Hausman
Uji Hausman dilakukan setelah uji Chow apabila metode FEM digunakan.
Nilai yang harus diperhatikan pada uji Hausman adalah nilai probabilitas dari Chi-
square.
Tabel 4.13 Hasil Uji Hausman
Sampel Effect Test Prob. Keputusan
Sampel BUMN Cross-section random 0,5822 Tidak menolak H0
Sumber: Olahan penulis menggunakan Eviews 6.0 (2012)
Berdasarkan hasil uji Hausman sebagaimana yang terlihat pada Tabel 4.12
di mana jika p-value < 0,05, maka tolak H0 yang berarti model sebaiknya
menggunakan model FEM. Sebaliknya jika p-value > 0,05, maka tidak menolak
H0 yang berarti model sebaiknya menggunakan REM. Pada tabel tersebut terlihat
nilai p-value lebih besar dari 0,05 yaitu sebesar 0,5822, dengan demikian model
pengujian dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan REM.
4.5 Uji Statistik Model
Uji statistik model berkaitan dengan kriteria statistik yang digunakan untuk
melihat seberapa baik model atau variabel yang digunakan dalam suatu penelitian.
Kriteria statistik tergantung dari beberapa nilai atau parameter yang diuji dengan
uji statistik. Berikut ini adalah kriteria statistik yang digunakan:
4.5.1 R2 dan Adjusted R
2 (Koefisien Determinasi)
Nachrowi dan Usman (2006) menjelaskan bawa R2 sangat berguna untuk
mengukur ‗kedekatan‘ antara nilai prediksi dan nilai sesuangguhnya dari variabel
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
66
Universitas Indonesia
terikat. Semakin besar R2, maka semakin ‗kuat‘ pula hubungan antara variabel
terikat dengan satu atau banyak variabel bebas. Nilai R2 berada dalam kisaran 0 <
R2 < 1. Apabila mendekati nol atau 0, maka variabel terikat semakin tidak bisa
dijelaskan oleh variabel-variabel bebas yang digunakan dalam penelitian.
Sebaliknya, jika mendekati 1, maka model regresi yang digunakan semakin baik.
Sementara itu, adjusted R2
ditujukan untuk memperkuat daya prediksi suatu
model.
Tabel 4.14 Ringkasan R2 dan Adjusted R2
Sampel R2 Adjusted R
2
Sampel BUMN 0,3644 0,3203
Sumber: Olahan penulis menggunakan Eviews 6.0 (2012)
Berdasarkan Tabel 4.13, nilai R2 sebesar 36,44% yang berarti bahwa
kinerja perusahaan dengan proksi Tobin’s Q sebagai variabel terikat/dependen
dalam model ini, dapat dijelaskan 36,44% oleh model, sedangkan 63,56%
dijelaskan oleh faktor lain di luar model. Nilai R2
untuk model pada sampel
BUMN ini rekatif kecil. Sepintas nilai terkesan rendah, namun sesungguhnya
tidak ada batasan pasti seberapa batasan R2 dikatakan tinggi. Namun, nilai R
2 ini
menunjukkan bahwa kinerja perusahaan dengan menggunakan proksi Tobin’s Q
disini tidak cukup bisa dijelaskan oleh variabel-variabel bebas yang digunakan
dalam penelitian ini.
4.5.2 Signifikansi Linear Berganda (F-stat)
Nachrowi dan Usman (2006) menyatakan bahwa Uji-F diperuntukkan guna
melakukan uji hipotesis koefisien (slope) regresi secara bersamaan. Berikut ini
pada Tabel 4.16 menyajikan hasil ringkasan uji F:
Tabel 4.15 Ringkasan F-Stat dan Prob. F-Stat
Sampel F-Stat Prob. F-Stat Significant
Sampel BUMN 8,256672 0,000003 Signifikan*
Ket: * menunjukkan tingkat signifikansi pada level 1%
Sumber: Olahan penulis menggunakan Eviews 6.0 (2012)
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
67
Universitas Indonesia
Tabel 4.14 di atas menunjukkan nilai F-stat sebesar 8,256672 dengan
probabilitas sebesar 0, nilai ini berada pada tingkat keyakinan 99% atau dapat
dikategorikan sebagai highly signifikan. Jadi secara bersama-sama kepemilikan
pemerintah, firm size, leverage, profitability, dan kepemilikan asing
mempengaruhi kinerja perusahaan yang diproksikan dengan Tobin’s Q secara
signifikan. Hasil uji F yang signifikan menunjukkan bahwa model yang dibuat
paling tidak mempunyai sebuah koefisien kemiringan/slope sama dengan nol.
Dengan kata lain, paling tidak ada sebuah variabel bebas yang mempunyai
pengaruh nyata terhadap variabel terikat/dependen.
4.5.3 Signifikansi Parsial (T-stat)
Uji t digunakan untuk melihat tingkat signifikansi masing-masing variabel
bebas terhadap variabel terikat dengan mengasumsikan variabel bebas lainnya
konstan (Pratomo, 2009). Berikut Tabel 4.15 yang menyajikan hasil regresi
model.
Tabel 4.16 Hasil Regresi Model
Variabel Dependen: Tobin’s Q
Variabel Independen:
GOVOWN 0,1261
(0,1089)
PROF 3,7509*
(3,7595)
SIZE 0,1109
(0,8563)
LEV -3,0731*
(-3,4139)
FOROWN 0,2729
(1,0196)
Observations 78
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
68
Universitas Indonesia
(Lanjutan)
R2 0,3644
Adj. R2 0,3203
Ket: ε(FOR)β(LEV)β(SIZE)β(PROF)β(GOV)βQ 1 5432
Tabel 4.17 menunjukkan estimasi model persamaan yang mencakup 13 perusahaan dengan 78 data tahun
perusahaan selama periode 2005-2010. Variabel dependennya adalah kinerja perusahaan (Tobin’s Q).
Variabel independen meliputi government ownership (GOVOWN), profitability (PROF), firm size (SIZE),
leverage (LEV), dan foreign ownership (FOROWN). Statistik t berada dibawah nilai koefisien * yang
menunjukkan tingkat signifikansi pada level 1%.
Sumber: Olahan penulis menggunakan Eviews 6.0 (2012)
Berdasarkan Tabel 4.15, nilai koefisien kepemilikan pemerintah
(GOVOWN) yang menjadi variabel independen dalam penelitian ini
menunjukkan tidak signifikan. Hal ini berarti kepemilikan pemerintah tidak
mempengaruhi secara signifikan kinerja perusahaan, meskipun nilai koefisiennya
positif, yaitu sebesar 0,1261 (t-stat = 0,1089). Sama halnya dengan variabel
kontrol firm size (SIZE) dan kepemilikan asing (FOROWN) yang kedua
variabelnya menunjukkan tidak signifikan. Hal ini berarti firm size dan
kepemilikan asing juga tidak mempengaruhi secara signifikan kinerja perusahaan,
meskipun nilai koefisiennya positif, yaitu masing-masing sebesar 0,1109 (t-stat =
0,8563) dan 0,2729 (t-stat = 1,0196).
Sementara itu untuk nilai koefisien variabel kontrol profitability (PROF)
adalah sebesar 3,7509 yang signifikan pada level 1% dan memiliki hubungan
positif terhadap kinerja perusahaan (t-stat = 3,7595). Hal ini berarti profitability
berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja perusahaan. Dimana dapat
dikatakan bahwa ketika profitability perusahaan meningkat, hal ini juga
meningkatkan kinerja (Tobin’s Q) dari perusahan tersebut, dan begitu juga
sebaliknya. Tidak jauh berbeda dengan variabel kontrol leverage, yang
menunjukkan nilai koefisien sebesar -0,0731 yang signifikan pada level 1% dan
memiliki hubungan negatif terhadap kinerja perusahaan (t-stat = -3,4139). Hal ini
berarti leverage berpengaruh negatif signifikan terhadap kinerja perusahaan.
Dimana dapat dikatakan bahwa ketika leverage perusahaan meningkat, hal ini
membuat kinerja (Tobin’s Q) dari perusahan tersebut mengalami penurunan, dan
begitu juga sebaliknya.
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
69
Universitas Indonesia
4.6 Interpretasi Hasil
4.6.1 Pengaruh Kepemilikan Pemerintah terhadap Kinerja Perusahaan
BUMN
Dari hasil pengujian model pada sampel BUMN, variabel kepemilikan
pemerintah (GOVOWN) terhadap kinerja perusahaan yang diproksikan dengan
Tobin’s Q, dapat diketahui bahwa variabel kepemilikan pemerintah tersebut
secara tidak signifikan mempengaruhi kinerja perusahaan. Sehingga hipotesis
pertama yang menyatakan tidak terdapat pengaruh kepemilikan pemerintah
terhadap kinerja perusahaan BUMN (H0) tidak ditolak. Hal ini dibuktikan
dengan uji t yang menunjukkan kepemilikan pemerintah tersebut tidak signifikan.
Kepemilikan pemerintah adalah kepemilikan saham suatu perusahaan oleh
pemerintah. Sesuai dengan penelitian And dan Ding (2006), dan Najid dan
Rahman (2011) besarnya kepemilikan pemerintah dilihat dari presentase yang
dimiliki oleh pemerintah atas saham BUMN. Dilihat berdasarkan statistik
deskriptifnya terlihat nilai kepemilikan pemerintah (GOVOWN) yang paling
besar terletak pada PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. PT Bank Indonesia
(Persero) Tbk ini memiliki kepemilikan saham yang terkonsentrasi pada
kepemilikan pemerintah karena memiliki presentasi kepemilikan pemerintah yang
hampir 100% yaitu sebesar 99%, sedangkan sisanya dimiliki oleh publik. Untuk
nilai kepemilikan pemerintah yang paling sedikit adalah pada PT Indosat Tbk
yaitu sebesar 14%. Kepemilikan saham pada PT Indosat Tbk ini lebih banyak
dimiliki oleh publik yang dominan pada institusi maupun individu asing.
Beberapa perusahaan BUMN memiliki kepemilikan pemerintah sebesar 65%
yaitu pada PT Aneka Tmabang (Persero) Tbk., PT Tambang Batubara Bukit
Asam Tbk, dan PT Timah (Pereso) Tbk. Hal ini menunjukkan bahwa kepemilikan
pemerintah di Indonesia cenderung lebih besar dibandingkan dengan kepemilikan
saham oleh publik.
Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan Sun, Tong,
dan Tong (2002) yang mengungkapkan bahwa kepemilikan pemerintah terhadap
kinerja perusahaan Cina benar-benar berpengaruh positif, terlepas apakah
kepemilikan pemerintah merupakan proksi oleh kepemilikan saham negara atau
dengan kepemilikan saham badan hukum. Hal ini terjadi juga dikarenakan di Cina
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
70
Universitas Indonesia
BUMN masih mendominasi, dimana aset sektor industri sebagian besar dikuasai
terutama pada sektor keuangan, pembangit listrik, dan telekomunikasi.
Selain itu, Sablok (2001) dan Ang dan Ding (2006) yang melakukan studi
untuk menyelidiki pengaruh kepemilikan pemerintah dan berbagai faktor
governance antara GLCs dan non-GLCs di Singapura terhadap kinerja
perusahaan, menemukan bahwa kinerja perusahaan secara positif dan signifikan
dipengaruhi oleh kepemilikan pemerintah. Keterbukaan ekonomi Singapura untuk
persaingan asing yang intensif serta pasar yang berfungsi dengan baik menjadi
alasan kepemilikan pemerintah melalui GLCs memiliki peranan yang penting bagi
perekonomian di Singapura.
Hasil dari penelitian yang dilakukan oleh Najid dan Rahman (2011)
terhadap GLCs di Malaysia juga menemukan bahwa terdapat pengaruh yang
signifikan positif kepemilikan pemerintah terhadap kinerja perusahaan, bahkan
setelah diukur dengan ukuran corporate governance seperti non-dualitas, boards
composition, foreign ownership, leverage, firm size, firm age. Hasil ini terkait
dengan adanya pengenalan GLCs Transformation Manual pada tahun 2005
dimana pemerintah memberlakukan GLCs Malaysia untuk melaksanakan
beberapa bentuk inisiatif peningkatan operasional sehingga membuat kepemilikan
pemerintah menjadi sangat berperan bagi perekonomian di Malaysia pada saat itu.
Tabalujan (2002) berpendapat bahwa faktor budaya akan menjadi sangat
kritikal di dalam mempengaruhi efektivitas pelaksanaan hukum dan aturan main
di suatu negara jika praktik governance diadopsi tanpa memperhatikan kondisi
lokal penerapannya. Sebagaimana diakui oleh OECD, Organization for Economic
Cooperation and Development (1999) dengan slogan terkenalnya ―no-one-size-
fits-all-approach‖ mengindikasikan perlunya kajian faktor spesifik di setiap
negara dalam mengadopsi perangkat governance. Untuk itu akan sangat
memungkinkan terdapatnya berbagai model governance yang berbeda untuk
BUMN di setiap negara. Hal inilah yang menyebabkan hasil penelitian ini berbeda
dengan hasil penelitian-penelitian selanjutnya.
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
71
Universitas Indonesia
4.6.2 Perbedaan Kinerja Perusahaan antara BUMN dengan Non BUMN
Dari hasil pengujian perbedaan rata-rata nilai Tobin’s Q antara sampel
BUMN dengan non BUMN, terlihat bahwa rata-rata Tobin’s Q antara sampel
pada perusahaan BUMN dengan sampel pada perusahaan non BUMN
menunjukkan perbedaan yang signifikan. Oleh karena itu hipotesis kedua yang
menyatakan tidak terdapat perbedaan kinerja perusahaan yang diukur
dengan Tobin’s Q antara BUMN dengan non BUMN (H0) ditolak. Hal ini
dapat dilihat dari nilai T-test Tobin’s Q yang menunjukkan perbedaan yang
signifikan pada level 10% pada tahun 2008, 5% pada tahun 2010, dan 1% pada
tahun 2005, 2006, 2007, dan 2009. Bahkan setelah dilakukan pengujian seluruh
tahun terlihat perbedaan yang signifikan pada level 1% antara kinerja perusahaan
yang diproksikan dengan Tobin’s Q, antara perusahaan pada sampel BUMN
dengan non BUMN, dengan rata-rata Tobin’s Q pada sampel BUMN yang lebih
tinggi dibandingkan dengan sampel pada non BUMN.
Gambar 4.2 Grafik Rata-rata Tobin’s Q BUMN dan non BUMN
Sumber: Olahan penulis menggunakan Ms. Excel (2012)
Nilai rata-rata Tobin’s Q yang lebih tinggi pada perusahaan BUMN ini
memperlihatkan bahwa kinerja perusahaan pada sampel BUMN memiliki
penilaian yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan pada sampel non
2005 2006 2007 2008 2009 2010
Tobin‘s Q
Tahu
n
2,5
2,0
1,5
1,0
0,5
0,0
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
72
Universitas Indonesia
BUMN. Rhoades et. al (2000) berpendapat bahwa kepemilikan pemerintah dapat
membatasi beberapa masalah keagenan, di mana pemerintah yang memiliki saham
di perusahaan mewakili dewan untuk memantau kegiatan manajemen. Selain itu,
kepemilikan pemerintah juga dapat membantu mengatasi masalah informasi
asimetris sebagai hasil dari informasi yang tidak sempurna yang diberikan kepada
investor tentang nilai perusahaan (Eng dan Mak, 2003). Namun hasil dalam
penelitian ini menunjukkan bahwa kepemilikan pemerintah tidak mempengaruhi
secara signifikan kinerja perusaahaan yang diproksikan dengan Tobin’s Q,
sehingga tidak dapat dikatakan adanya perbedaan kinerja perusahaan yang
signifikan ini dipengaruhi oleh kepemilikan pemerintah.
Penelitian dari Megginson, D‗Souza, dan Nash (2005) menunjukkan bahwa
BUMN telah mampu membangun praktek GCG lebih baik yang pada akhirnya
mampu memicu perbaikan kinerja. Hal ini terjadi karena adanya privatisasi pada
BUMN yang terkait dengan perubahan kepemilikan (ownership), dimana semakin
besar saham pemerintah dilepaskan maka manajemen BUMN lebih leluasa dan
akan lebih fokus pada tujuan profit maximization. Apabila privatisasi dilakukan
dengan cara terdaftar di pasar modal, maka kewajiban transparansi dan disklosur
harus dilakukan sehingga GCG semakin kuat untuk dilaksanakan.
Sementara itu, hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian terdahulu
yang dilakukan oleh Ang dan Ding (2006) dan Najid dan Rahman (2011) yang
menunjukkan bahwa kinerja perusahaan, baik financial performance maupun
market performance, memiliki perbedaan yang signifikan antara BUMN dengan
non BUMN, yang dalam hal ini GLCs dan non GLCs. Penelitian Ang dan Ding
(2006) menemukan bahwa GLCs cenderung menunjukkan penilaian lebih tinggi
dibandingkan non-GLCs, karena kemampuan mereka untuk mendapatkan
pengembalian yang lebih tinggi pada investasi mereka, termasuk menjalankan
kegiatan yang lebih efisien dan mengeluarkan biaya operasi yang lebih rendah
dibandingkan non-GLCs.
Namun dalam penelitian yang dilakukan oleh Najid dan Rahman (2011),
ditemukan bahwa kinerja perusahaan pada GLCs lebih rendah dari non-GLCs,
baik secara financial maupun market. Hal ini dikarenakan pada tahun 2005
(periode penelitian 2001-2006) dilakukan pengenalan GLCs Transformation
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
73
Universitas Indonesia
Manual, dimana pemerintah mengusahakan GLCs di Malaysia untuk
mengimplementasikan beberapa bentuk inisiatif peningkatan operasional. Dengan
adanya program transformasi secara berkelanjutan tersebut, lebih lanjut hal ini
akan memperkuat pola pikir GLCs untuk melakukan peningkatan operasional dari
hari ke hari. Bahkan tujuan utama dari program ini adalah untuk menciptakan
perusahaan yang kompetitif dan berkelanjutan, yang dalam hal ini GLCs di
Malaysia, dalam menghadapi cepatnya peningkatan globalisasi, liberalisasi, dan
kompetisi internasional.
4.7 Ringkasan Hasil
Berdasarkan hasil pengujian statistik, maka berikut ini disarikan berkaitan
dengan pengujian hipotesis penelitian.
Tabel 4.17 Ringkasan Kesimpulan Hipotesis Penelitian
Hipotesis Hasil Keputusan H0
H0: Tidak terdapat pengaruh
kepemilikan pemerintah terhadap
kinerja perusahaan BUMN
Tidak Signifikan/
Positif
Tidak ditolak
H0: Tidak terdapat perbedaan
kinerja perusahaan yang diukur
dengan Tobin’s Q antara BUMN
dengan non BUMN
Signifikan
Ditolak
Sumber: Olahan penulis (2012)
Berdasarkan Tabel 4.17 tersebut, pada hipotesis pertama yang menyatakan
tidak terdapat pengaruh kepemilikan pemerintah terhadap kinerja perusahaan
BUMN (H0) tidak ditolak. Hal ini dibuktikan dengan uji t yang menunjukkan
kepemilikan pemerintah tersebut tidak signifikan, meskipun nilai koefisiennya
positif. Hal tersebut menunjukkan bahwa kepemilikan pemerintah (GOVOWN)
tidak signifikan berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan.
Pada hipotesis kedua kedua yang menyatakan tidak terdapat perbedaan
kinerja perusahaan yang diukur dengan Tobin’s Q antara BUMN dengan non
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
74
Universitas Indonesia
BUMN (H0) ditolak. Hal ini dapat dilihat dari nilai T-test Tobin’s Q yang
menunjukkan perbedaan yang signifikan pada level 10% pada tahun 2008, 5%
pada tahun 2010, dan 1% pada tahun 2005, 2006, 2007, dan 2009. Bahkan setelah
dilakukan pengujian seluruh tahun terlihat perbedaan yang signifikan pada level
1% antara kinerja perusahaan yang diproksikan dengan Tobin’s Q, antara
perusahaan pada sampel BUMN dengan non BUMN, dengan rata-rata Tobin’s Q
pada sampel BUMN yang lebih tinggi dibandingkan dengan sampel pada non
BUMN.
Implikasi bagi BUMN dari hasil penelitian ini yang menemukan bahwa
kepemilikan pemerintah tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja
perusahaan BUMN, diharapkan dapat memberikan kontribusi mengenai pengaruh
kepemiilikan pemerintah terhadap kinerja perusahaan BUMN. Adanya perbedaan
yang signifikan antara kinerja perusahaan BUMN dan non BUMN, dengan
penilaian kinerja perusahaan yang lebih tinggi pada BUMN, memperlihatkan
BUMN dapat berhasil menjadi suatu entitas bisnis dan juga sebagai lembaga
yang melayani kepentingan publik. Namun, apabila mekanisme kontrol dari
BUMN terhadap pemisahan kepetingannya ini tidak berjalan dengan baik, maka
perkembangan kinerja BUMN tidak dapat berjalan secara efektif. Maka dari itu,
BUMN harus tetap mempertahankan kinerja perusahaannya, karena kinerja
perusahaan yang baik akan dinilai tinggi oleh masyarakat maupun investor yang
akan menanamkan modalnya.
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
Universitas Indonesia
BAB 5
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Beberapa penelitian terdahulu telah melakukan pengujian terhadap pengaruh
kepemilikan pemerintah terhadap kinerja perusahaan dalam kaitannya dengan
corporate governance. Penelitian ini juga melakukan hal yang sama, yaitu
menguji pengaruh kepemilikan pemerintah terhadap kinerja perusahaan, yang
dalam hal ini perusahaan BUMN. Hal ini ditujukan untuk menganalisis pengaruh
kepemilikan pemerintah terhadap kinerja perusahaan BUMN, dan melihat
perbedaan kinerja dari perusahan BUMN dengan non BUMN.
Pada penelitian ini didapatkan hasil, yaitu:
1. Kepemilikan pemerintah (government ownership) tidak memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap kinerja perusahaan (firm performance). Namun
variabel kontrol profitability dan leverage memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap kinerja perusahaan. Hasil ini berbeda dengan penelitian
terdahulu yang dilakukan oleh Ang dan Ding (2006) di Singapura, Najid
dan Rahman (2011) di Malaysia, yang menemukan bahwa terdapat
pengaruh yang signifikan kepemilikan pemerintah terhadap kinerja
perusahaan.
2. Kinerja perusahaan pada BUMN dengan non BUMN memiliki perbedaan
yang signifikan. Perbedaan yang signifikan ini terlihat setiap tahunnya
maupung sepanjang tahun selama periode 2005 sampai sengan 2010.
BUMN memiliki penilaian kinerja perusahaan yang lebih tinggi
dibandingkan dengan non BUMN. Namun hasil dalam penelitian ini
menunjukkan bahwa kepemilikan pemerintah tidak signifikan
mempengaruhi kinerja perusaahaan, sehingga tidak dapat dikatakan adanya
perbedaan kinerja perusahaan yang signifikan antara BUMN dengan non
BUMN ini dipengaruhi oleh kepemilikan pemerintah.
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
76
Universitas Indonesia
5.2 Saran
Saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Hasil penelitian ini menemukan bahwa kepemilikan pemerintah tidak
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja perusahaan BUMN.
Dengan demikian, hasil ini diharapkan dapat memberikan kontribusi
mengenai pengaruh kepemiilikan pemerintah terhadap kinerja perusahaan
BUMN. Karena tidak adanya pengaruh yang signifikan dari kepemilikan
pemerintah terhadap kinerja perusahaan BUMN, artinya kinerja perusahaan
BUMN dipengaruhi oleh faktor-faktor lain diluar kepemilikan pemerintah.
Maka dari itu penelitian selanjutnya perlu diteliti lebih lanjut mengenai
faktor-faktor lain yang mempengaruhi kinerja perusahaan BUMN. Selain
itu, masih sedikitnya jumlah BUMN yang go public sampai dengan tahun
2005 menjadi salah satu keterbatasan dalam penelitian ini, sehingga untuk
penelitian selanjutnya perlu memasukkan BUMN yang go public sampai
dengan saat ini sehingga diharapkan dapat memperdalam analisis dan
kesimpulan yang dihasilkan memiliki cakupan yang lebih luas terkait
dengan konsistensi pengaruh kepemilikan pemerintah terhadap kinerja
perusahaan BUMN.
2. Adanya perbedaan yang signifikan antara kinerja perusahaan BUMN dan
non BUMN, dengan penilaian kinerja perusahaan yang lebih tinggi pada
BUMN, memperlihatkan BUMN dapat berhasil menjadi suatu entitas bisnis
dan juga sebagai lembaga yang melayani kepentingan publik. Namun,
apabila mekanisme kontrol dari BUMN terhadap pemisahan kepetingannya
ini tidak berjalan dengan baik, maka perkembangan kinerja BUMN tidak
dapat berjalan secara efektif. Maka dari itu, BUMN harus tetap
mempertahankan kinerja perusahaannya, karena kinerja perusahaan yang
baik akan dinilai tinggi oleh masyarakat maupun investor yang akan
menanamkan modalnya, hal ini terkait dengan citra perusahaan. Oleh karena
itu BUMN perlu memperhatikan perkembangan kinerja dari perusahaannya
sehingga mampu bertahan dan unggul dalam persaingan secara global
maupun internasional.
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
Universitas Indonesia
DAFTAR REFERENSI
Buku:
Baltagi, Badi H. 2005. Econometric Analysis of Panel Data (3 ed.). England: John
Wiley & Sons, Ltd..
Bambang, Prasetyo & Jannah, M. Lina. 2005. Metode Penelitian Kuantitatif:
Teori dan Aplikasi. Jakarta: PT Raja Grafindo Jakarta.
Banks, Erik. 2003. Corporate Governance : Financial Responsibility, Controls
and Ethics. Palgrave Macmillan.
Bishop M., J. A. Kay. 1988. Does privatisation work?: lessons from the UK.
Centre for Business Strategy, London Business School.
Bodie, Z., Kane, A., dan Marcus, A. J. 2009. Investments: Investasi (6 ed.). (Z.
Dalimunthe, Trans.) Jakarta: Salemba Empat.
Brealey, Richard A, Stewart C Myers dan Alan J Marcus. 2007. Dasar-Dasar
Manajemen Keuangan Perusahaan. (Yelvi Andri Zaimur, Trans). Jakarta:
Erlangga.
Fahy, M., Roche J., dan Weiner, A. 2005. Beyond Governance: Creating
Corporate Value through Performance, Conformance and Responsibility.
John Wiley & Sons, Ltd..
Gujarati, Damodar N. 2004. Basic Eonometrics (4 ed.). New York: McGraw-Hill.
Levine, David M., Krehbiel, Timothy, C., dan Berenson, Mark L. 2006. Business
Statistics (4 ed.). Pearson Education, Inc.
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
78
Universitas Indonesia
Nachrowi, D. Nachrowi, dan Usman, Hardius. 2006. Pendekatan Populer dan
Praktis Ekonometrika untuk Analisis Ekonomi dan Keuangan. Jakarta:
Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Neuman, W. Lawrence. 2007. Basic of Social Research: Qualitative and
Quantitative Approaches. USA: Pearson Education, Inc.
Osborne, David dan Gaebler, Ted. 1996. Mewirausahakan Birokrasi, terj. Abdul
Rasyid, Jakarta: Pustaka Binaman Pressindo.
Quiry, Pascal, et al. 2005. Corporate Finance: Theory and Practice. West Sussex:
John Wiley
Riduwan. 2004. Statistika untuk Lembaga dan Instansi Pemerintah dan Swasta.
Bandung: ALFABETA.
Ross, Stephen A., Westerfield, Randolph W., dan Jaffe, Jeffrey F. 2002.
Corporate Finance (6th Ed.). The McGraw-Hill Companies.
Saragih, Ferdinand D, Adler H Manurung dan Jonni Manurung. 2005. Dasar-
Dasar Keuangan Bisnis: Teori dan Aplikasi. Jakarta: PT Elex Media
Komputindo.
Sartono, Agus. 2000. Ringkasan Teori Manajemen Keuangan: Soal dan
Penyelesainnya. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.
Saunders, Mark, Lewis, Philip, dan Tornhill, Adrian. 2009. Research Methods for
Business Student (5 ed.). England: Pearson Education Limited.
Savas, E. S. 1987. Privatization: The Key to Better Government. Chatham, NJ:
Chatham House.
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
79
Universitas Indonesia
Siagian, Dergibson, dan Sugiarto. 2006. Metode Statistika. Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama.
Solomon, Jill. 2007. Corporate Governance and Accountability. John Wiley &
Sons, Ltd. West Sussex, England.
Sugiyono. 2002. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: ALFABETA.
Tjager, I Nyoman. 2001. Pedoman GCG, Komite Nasional Kebijakan Corporate
Governance.
Jurnal, Skripsi, Tesis, Karya Ilmiah, serta Disertasi:
Abor, J., dan Biekpe, N. 2006. An Emperical Test of the Agency Problems and
Capital Structure of South African Quoted SMEs. SAJAR, Vol. 20, No. 1,
pp. 51-65.
Anderson, R. C dan Reeb, D. M. 2003. Founding family ownership and firm
performance: Evidence from the S&P 500. Journal of Finance, 58, pp. 1301-
1329.
Ang, J.S. dan Ding D.K. 2006. Government Ownership and the Performance of
Government-Linked Companies: The case of Singapore. Journal of
Multinational Financial Management, pp. 64-68.
Claessens,S., Djankov, S., dan Lang, L. H. P. 1999. Expropriation of Minority
Shareholders: Evidence from East Asia. Policy Research paper 2088. World
Bank, Washington DC.
Dewenter, Kathryn dan Paul H. Malatesta. 2001. State-owned and privately-
owned firms: An empirical analysis of profitability, leverage, and labour
intensity. American Economic Review 91, 320-334.
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
80
Universitas Indonesia
Barberis, Nicholas & Maxim Boycko & Andrei Shleifer & Natalia Tsukanova.
1996. How Does Privatization Work? Evidence from the Russian Shops.
Journal of Political Economy, University of Chicago Press, vol. 104(4),
pages 764-90, August.
Carter, D.A., Simkins, B.J., Simpson,W.G., 2002. Corporate governance, board
diversity, and firm value. Financial Review 38, 33–53.
Chung, K.H. dan Pruitt,S.W. 1994. A Simple Approximation of Tobin's Q.
Financial Management, Vol. 23, No. 3, pp. 70-74.
Craswell, A.T., Taylor, S.L., dan Saywell, R.A. 1997. Ownership Structure and
Corporate Performance: Australian Evidence. Pasific-Basin Finance
Journal, 5, pp. 301-323.
Daniri, Mas Achmad . 2005. Good Corporate Governance, Konsep dan
Penerapannya dalam Konteks Indonesia. PT. Ray Indonesia. Jakarta.
Eckel, C.C &Vermaelen, T. 1986. Internal Regulation: The Effect of Government
Ownership on The Value of The Firm. Journal of Law and Economics, 29,
381-403.
Eng, L. L., dan Y. T. Mak. 2003. Corporate governance and voluntary disclosure.
Journal of Accounting and Public Policy 22: 325-345
.
Fama, E.F., Jensen, M.C., 1983. Separation of ownership and control. Journal of
Law and Economics 26, 301–325.
Fama, E.F. 1980. Agency Problem and The Theory of The Firm. Journal of
Political Economy Vol. 88 No. 3, 288-307.
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
81
Universitas Indonesia
Hermalin, B.,Weisbach, M., 1991. The effects of board composition and direct
incentives on firm value. Financial Management 20, 101–112.
Kikeri, Sunita, dan Aishetu Fatima Kolo. 2005. Privatization: Trends And Recent
Developments. World Bank Policy Research Working Paper 3765,
November 2005
Kusumawati, Dwi Novi, dan Bambang Riyanto LS. 2005. Corporate Governance
dan Kinerja: Analisis Pengaruh Compliance Reporting dan Struktur Dewan
Terhadap Kinerja. Simposium Nasional Akuntansi VIII.
Laffont, Jean-Jacques & Tirole, Jean. 1991. Privatization and Incentives. Working
papers 572, Massachusetts Institute of Technology (MIT). Department of
Economics.
La Porta, Rafael, Lopez-de-Silanes, Florencio, dan Schleifer, Andrei. 1999.
Corporate Ownership around the World. The Journal of Finance, Vol. 54,
No. 2, pp. 471-571.
Lee, Sanghoon. 2008. Ownership Structure and Financial Performance: Evidence
from Panel Data of South Korea. Department of Economics Corporate
Ownership and Control, Vol. 6, No. 2, Winter 2008 University of Utah
Economics Working Paper No. 2008-17
Liang, Chiung-Ju, Lin, Ying-Li, dan Huang, Tzu-Tsang. 2011. Does Multi-
Dimensional Ownership Structure Matter in Firm performance? A Dynamic
Firm’s Life Cycle Perspective. The International Journal of Business and
Finance Research, Vol. 5 No. 2.
Mak Y.T. and Yuan Li. 2001. Determinants of Corporate Ownership and Board
Structure: Evidence from Singapore. Journal of Corporate Finance, pp.
235–256
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
82
Universitas Indonesia
McConnell, John J., dan Servaes, Henri. 1990. Additional Evidence on Equity
Ownership and Corporate Value. Journal of Financial Economics, 27, pp.
595-612.
Megginson, W.L., Nash, R.C., Van Randenborgh, M. 1994. The Financial and
Operating Performance of Newly Privatized Firms: An International
Empirical Analysis. Journal of Finance 49, pp.403–452.
Megginson, William L., dan Jeffrey M. Netter. 2000. From state to market: A
survey of empirical studies on privatization. Journal of Economic Literature
39, 321-389.
Megginson, William L. and Netter, J.M. 2001. From State to Market: A Survey of
Empirical
Studies on Privatization. Journal of Economic Literature Vol. 39.
Morck, R., Shleifer, A., Vishny, R.W., 1988. Management ownership and market
valuation. Journal of Financial Economics 20, 293–316.
Najid, Nurul Afzan, dan Rahman, Rashidah Abdul. 2011. Government Ownership
and Performance of Malaysian Government-Linked Companies.
International Research Journal of Finance and Economics.
Paskelian, G.O.2006. Government Ownership, Firm Value and Choice of SEO
Methods---Evidence from Privatized Chinese SOEs. A Dissertation Doctor
of Philosophy in Financial Economics, University of New Orleans.
Rahadian, Yan. 2007. Investigasi Ulang Hubungan Nilai Perusahaan, Kebijakan
Akrual, Indeks Corporate Governance, Struktur Kepemilikan dan Struktur
Modal: Studi Empiris di Indonesia. Tesis Program Studi Ilmu Akuntansi
FEUI.
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
83
Universitas Indonesia
Rahman, Faizal. 2011. Analisis Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap
Kinerja Perusahaan di Indonesia (Studi Empiris pada Perusahaan dalam
Daftar CGPI Dirilis IICG Periode 2005-2009). Skripsi. Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia.
Rhodes, R.A.W. 2000. Governance and Public Administration, in J. Pierre (ed.),
Debating Governance. Authority, Steering, and Democracy. Oxford: Oxford
University Press.
Sabhlok, A. 2001. The Evolution of Singapore Business: A Case Study Approach.
Working Paper, Institute of Policy Studies, Singapore.
Shirley, M.M.; Walsh, P. 2000. Public versus Private Ownership: The Current
State of The Debate, World Bank Policy Research Working Paper No. 2420.
Social Science Research Network Electronic Paper Collection.
Shleifer, A. dan Vishny, R. 1997. A Survey of Corporate Governance. Journal of
Finance. Vol. 52. Hal.: 737 – 783.
Shleifer, A. 1998. State versus Private Ownership. Journal of Economic
Perspectives, Vol. 12 (Autumn), pp. 133–50.
Singh K., Siah, H.A. 1998. The strategies and success of government linked
corporations in Singapore. Research Paper Series #98-06. Faculty of
Business Administration. National University of Singapore.
Sukamulja, Sukmawati. 2004. Good Corporate Governance di Sektor Keuangan
Dampak GCG terhadap Kinerja Perusahaan (Kasus di Bursa Efek Jakarta).
Benefit Jurnal Manajemen dan Bisnis Vol. 8 No. 1. Juni 2004. 1-25.
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
84
Universitas Indonesia
Sun, Q., Tong, W. and J. Tong, J. 2002. How does Government Ownership Affect
Firm Performance? Evidence from China’s Privatization Experience.
Journal of Business Finance Accounting 29, (1/2), pp.1–28.
Syakhroza, Ahmad. 2005. Corporate Governance Sejarah dan Perkembangan,
Teori, Model dan Sistem Governance serta Aplikasinya pada Perusahaan
BUMN. Pidato Pengukuhan Guru Besar Tetap FEUI, 5 Maret 2005.
Tabalujan, B.S. 2002. Why Indonesian Corporate Governance Failed-Conjectures
Concerning Legal Culture. Columbia Journal of Asia Law, vol. 15, no. 2,
pp. 141-171.
Tian, L., & Estrin, S. 2008. Retained State Shareholding in Chinese PLCs: Does
Government Ownership Always Reduce Corporate Value?. Journal of
Comparative Economics 36, 74-89.
Vickers, J. dan V. Wright. 1988, The politics of industrial privatisation in western
Europe: an overview. West European Politics, 11(4), p. 1-30.
Wasef, Raden M. 2010. Pengaruh Variabel-Variabel Pembentuk Struktur
Kepemilikan terhadap Profitabilitas Perusahaan. Skripsi: Departemen Ilmu
Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Tidak Diterbitkan.
Wei, Z., Varela, O., Hassan, M.K., D‘souza, J., 2003. The financial and operating
performance of China’s newly privatized firms. Financial Management 32,
107–126.
Xu, X. dan Wang, Y. 1999. Ownership Structure and Corporate Performance in
Chinese Stock Companies. Chinese Economic Review, Vol. 10, pp. 75-9.
Yermack, D. 1996. Higher Market Valuation of Companies with a Small Board of
Directors. Journal of Financial Economics 40, pp.185–211.
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
85
Universitas Indonesia
Website:
www.bapepam.go.id
www.bumn.go.id
www.idx.co.id
Sumber Lain:
Forum Corporate Governance in Indonesia (FCGI). 2002. Peranan Dewan
Komisaris dan Komite Audit dalam Pelaksanaan Corporate Governance
Jilid II.
Komite Nasional Kebijakan Governane. 2006. Pedoman Umum Good Corporate
Governance Indonesia.
Kementerian Badan Usaha Milik Negara. 2009. Masterplan Badan Usaha Milik
Negara Tahun 2010-2014.
Kementerian Badan Usaha Milik Negara. 2004. Masterplan Revitalisasi BUMN
2005-2010
Keputusan Menteri BUMN No. Kep/M.MBU/117/2002 tanggal 1 Agustus 2002
tentang Penerapan Praktek Good Corporate Governance pada BUMN.
OECD Principles of Corporate Governance. 2004. Organisation for Economic
Co-Operation and Develovment
The World Bank. 2010. Report on the Observance of Standards and Codes
(ROSC) : Corporate Governance Country Assessment Indonesia April 2010.
Undang-undang Republik Indonesia No.19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha
Milik Negara.
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
Universitas Indonesia
DAFTAR LAMPIRAN
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
87
Universitas Indonesia
Lampiran 1
Daftar Sampel Perusahaan BUMN
No. Kode Nama Perusahaan
1 ADHI PT Adhi Karya (Persero) Tbk
2 ANTM PT Aneka Tambang (Persero) Tbk
3 BBNI PT Bank Negara Indonesia (Persero)Tbk
4 BBRI PT Bank Rakyat Indonesia (Persero)Tbk
5 BMRI PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
6 INAF PT Indofarma (Persero) Tbk
7 ISAT PT INDOSAT Tbk
8 KAEF PT Kimia Farma (Persero) Tbk
9 PGAS PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk
10 PTBA PT Tambang Batu Bara Bukit Asam (Persero) Tbk
11 SMGR PT Semen Gresik (Persero) Tbk
12 TINS PT Timah (Persero) Tbk
13 TLKM PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
88
Universitas Indonesia
Lampiran 2
Daftar Sampel Perusahaan Non BUMN
No. Kode Nama Perusahaan
1 AALI PT Astra Agro Lestari Tbk
2 ABBA PT Mahaka Media Tbk
3 ABDA PT Asuransi Bina Dana Arta Tbk
4 ADES PT Akasha Wira International Tbk
5 ADMF PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk
6 ADMG PT Polychem Indonesia Tbk
7 AHAP PT Asuransi Harta Aman Pratama Tbk
8 AIMS PT Akbar Indo Makmur Stimec Tbk
9 AISA PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk
10 AKKU PT Aneka Kemasindo Utama Tbk
11 AKPI PT Argha Karya Prima Industry Tbk
12 AKRA PT AKR Corporindo Tbk
13 AKSI PT Majapahit Securities Tbk
14 ALFA PT Alfa Retalindo Tbk
15 ALKA PT Alakasa Industrindo Tbk
16 ALMI PT Alumindo Light Metal Industry Tbk
17 AMFG PT Asahimas Flat Glass Tbk
18 ANTA PT Anta Express Tour & Travel Tbk
19 APIC PT Pan Pacific International Tbk
20 APLI PT Asiaplast Industries Tbk
21 ARGO ARGO PT Argo Pantes Tbk
22 ARNA PT Arwana Citramulia Tbk
23 ARTA PT Arthavest Tbk
24 ARTI PT Ratu Prabu Energy Tbk
25 ASBI PT Asuransi Bintang Tbk
26 ASDM PT Asuransi Dayin Mitra Tbk
27 ASGR PT Astra‐Graphia Tbk
28 ASIA PT Asia Natural Resources Tbk
29 ASII PT Astra International Tbk
30 ASJT PT Asuransi Jasa Tania (Persero) Tbk
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
89
Universitas Indonesia
Lampiran 2 (Lanjutan)
No. Kode Nama Perusahaan
31 ASRM PT Asuransi Ramayana Tbk
32 ATPK PT ATPK Resources Tbk
33 AUTO PT Astra Otoparts Tbk
34 BABP PT Bank ICB Bumiputera Tbk
35 BATA PT Sepatu Bata Tbk
36 BAYU PT Bayu Buana Tbk
37 BBCA PT Bank Central Asia Tbk
38 BBLD PT Buana Finance Tbk
39 BBNP PT Bank Nusantara Parahyangan Tbk
40 BCAP PT Bhakti Capital Indonesia Tbk
41 BCIC PT Bank Mutiara Tbk
42 BDMN PT Bank Danamon Tbk
43 BEKS PT Bank Pundi Indonesia Tbk
44 BFIN PT BFI Finance Indonesia Tbk
45 BHIT PT Bhakti Investama Tbk
46 BIPP PT Bhuwanatala Indah Permai Tbk
47 BKSL PT Sentul City Tbk
48 BKSW PT Bank Kesawan Tbk
49 BLTA PT Berlian Laju Tanker Tbk
50 BMSR PT Bintang Mitra Semestaraya Tbk
51 BMTR PT Global Mediacom Tbk
52 BNBR PT Bakrie & Brothers Tbk
53 BNII PT Bank Internasional Indonesia Tbk
54 BNLI PT Bank Permata Tbk
55 BRAM PT Indo Kordsa Tbk
56 BRNA PT Berlina Tbk
57 BRPT PT Barito Pacific Tbk
58 BSWD PT Bank Swadesi Tbk
59 BTEK PT Bumi Teknokultura Unggul Tbk
60 BTON PT Betonjaya Manunggal Tbk
61 BUDI PT Budi Acid Jaya Tbk
62 BUMI PT Bumi Resources Tbk
63 BVIC PT Bank Victoria International Tbk
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
90
Universitas Indonesia
Lampiran 2 (Lanjutan)
No. Kode Nama Perusahaan
64 CEKA PT Cahaya Kalbar Tbk
65 CENT PT Centrin Online Tbk
66 CFIN PT Clipan Finance Indonesia Tbk
67 CITA PT Cita Mineral Investindo Tbk
68 CKRA PT Citra Kebun Raya Agri Tbk
69 CLPI PT Colorpak Indonesia Tbk
70 CMNP PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk
71 CMPP PT Centris Multi Persada Pratama Tbk
72 CNKO PT Exploitasi Energi Indonesia Tbk.
73 CNTX PT Century Textile Industry (CENTEX) Tbk
74 CPDW PT Cipendawa Tbk
75 CPIN PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk
76 CTBN PT Citra Tubindo Tbk
77 CTRA PT Ciputra Development Tbk
78 CTRS PT Ciputra Surya Tbk
79 CTTH PT Citatah Industri Marmer Tbk
80 DART PT Duta Anggada Realty Tbk
81 DAVO PT Davomas Abadi Tbk
82 DEFI PT Danasupra Erapacific Tbk
83 DILD PT Intiland Development Tbk
84 DLTA PT Delta Djakarta Tbk
85 DNET PT Dyviacom Intrabumi Tbk
86 DOID PT Delta Dunia Makmur Tbk
87 DPNS PT Duta Pertiwi Nusantara Tbk
88 DSFI PT Dharma Samudra Fishing Industries Tbk
89 DUTI PT Duta Pertiwi Tbk
90 DVLA PT Darya‐Varia Laboratoria Tbk
91 DYNA PT Dynaplast Tbk
92 EKAD PT Ekadharma International Tbk
93 ELTY PT Bakrieland Development Tbk
94 ENRG PT Energi Mega Persada Tbk
95 EPMT PT Enseval Putera Megatrading Tbk
96 ERTX PT Eratex Djaja Tbk
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
91
Universitas Indonesia
Lampiran 2 (Lanjutan)
No. Kode Nama Perusahaan
97 ESTI PT Ever Shine Textile Industry Tbk
98 ETWA PT Eterindo Wahanatama Tbk
99 FAST PT Fast Food Indonesia Tbk
100 FASW PT Fajar Surya Wisesa Tbk
101 FISH PT FKS Multi Agro Tbk
102 FMII PT Fortune Mate Indonesia Tbk
103 FORU PT Fortune Indonesia Tbk
104 FPNI PT Titan Kimia Nusantara Tbk
105 GDYR PT Goodyear Indonesia Tbk
106 GEMA PT Gema Grahasarana Tbk
107 GGRM PT Gudang Garam Tbk
108 GJTL PT Gajah Tunggal Tbk
109 GMTD PT Gowa Makassar Tourism Development Tbk
110 GSMF PT Equity Development Investment Tbk
111 HADE PT HD Capital Tbk
112 HDTX PT Panasia Indosyntec Tbk
113 HERO PT Hero Supermarket Tbk
114 HEXA PT Hexindo Adiperkasa Tbk
115 HITS PT Humpuss Intermoda Transportasi Tbk
116 HMSP PT HM Sampoerna Tbk
117 IDKM PT Indosiar Karya Media Tbk
118 IGAR PT Champion Pasific Indonesia Tbk
119 IIKP PT Inti Agri Resources Tbk
120 IKAI PT Intikeramik Alamasri Industry Tbk
121 IKBI PT Sumi Indo Kabel Tbk
122 IMAS PT Indomobil Sukses Internasional Tbk
123 INAI PT Indal Aluminium Industry Tbk
124 INCI PT Intanwijaya Internasional Tbk
125 INDF PT Indofood Sukses Makmur Tbk
126 INDR PT Indorama Syntetics Tbk
127 INDS PT Indospring Tbk
128 INKP PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk
129 INTA PT Intraco Penta Tbk
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
92
Universitas Indonesia
Lampiran 2 (Lanjutan)
No. Kode Nama Perusahaan
130 INTD PT Inter Delta Tbk
131 INTP PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk
132 JECC PT Jembo Cable Company Tbk
133 JIHD PT Jakarta International Hotel & Development
Tbk
134 JPFA PT JAPFA Comfeed Indonesia Tbk
135 JPRS PT Jaya Pari Steel Tbk
136 JRPT PT Jaya Real Property Tbk
137 JSPT PT Jakarta Setiabudi Internasional Tbk
138 JTPE PT Jasuindo Tiga Perkasa Tbk
139 KARK PT Dayaindo Resources International Tbk
140 KARW PT Karwell Indonesia Tbk
141 KBLI PT KMI Wire and Cable Tbk
142 KBLM PT Kabelindo Murni Tbk
143 KDSI PT Kedawung Setia Industrial Tbk
144 KICI PT Kedaung Indah Can Tbk
145 KIJA PT Kawasan Industri Jababeka Tbk
146 KKGI PT Resource Alam Indonesia Tbk
147 KLBF PT Kalbe Farma Tbk
148 KONI PT Perdana Bangun Pusaka Tbk
149 KPIG PT Global Land Development Tbk
150 KREN PT Kresna Graha Sekurindo Tbk
151 LAMI PT Lamicitra Nusantara Tbk
152 LAPD PT Leyand International Tbk
153 LION PT Lion Metal Works Tbk
154 LMAS PT Limas Centric Indonesia Tbk
155 LMPI PT Langgeng Makmur Industry Tbk
156 LMSH PT Lionmesh Prima Tbk
157 LPCK PT Lippo Cikarang Tbk
158 LPGI PT Lippo General Insurance Tbk
159 LPIN PT Multi Prima Sejahtera Tbk
160 LPKR PT Lippo Karawaci Tbk
161 LPLI PT Star Pacific Tbk
162 LPPF PT Matahari Department Store Tbk
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
93
Universitas Indonesia
Lampiran 2 (Lanjutan)
No. Kode Nama Perusahaan
163 LPPS PT Lippo Securities Tbk
164 LSIP PT PP London Sumatra Tbk
165 LTLS PT Lautan Luas Tbk
166 MAMI PT Mas Murni Indonesia Tbk
167 MAPI PT Mitra Adiperkasa Tbk
168 MAYA PT Bank Mayapada Tbk
169 MBAI PT Multibreeder Adirama Indonesia Tbk
170 MDLN PT Modernland Realty Tbk
171 MDRN PT Modern Internasional Tbk
172 MEDC PT Medco Energi International Tbk
173 MEGA PT Bank Mega Tbk
174 MERK PT Merck Tbk
175 META PT Nusantara Infrastructure Tbk
176 MIRA PT Mitra International Resources Tbk
177 MLBI PT Multi Bintang Indonesia Tbk
178 MLPL PT Multipolar Tbk
179 MPPA PT Matahari Putra Prima Tbk
180 MRAT PT Mustika Ratu Tbk
181 MREI PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk
182 MTDL PT Metrodata Electronics Tbk
183 MTFN PT Capitalinc Investment Tbk
184 MTSM PT Metro Supermarket Realty Tbk
185 MYOR PT Mayora Indah Tbk
186 MYTX PT Apac Citra Centertex Tbk
187 NIPS PT Nipress Tbk
188 OMRE PT Indonesia Prima Property Tbk
189 PAFI PT Panasia Filament Inti Tbk
190 PANR PT Panorama Sentrawisata Tbk
191 PANS PT Panin Sekuritas Tbk
192 PBRX PT Pan Brothers Tex Tbk
193 PICO PT Pelangi Indah Canindo Tbk
194 PJAA PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk
195 PLAS PT Polaris Investama Tbk
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
94
Universitas Indonesia
Lampiran 2 (Lanjutan)
No. Kode Nama Perusahaan
196 PLIN PT Plaza Indonesia Realty Tbk
197 PNBN PT Bank Pan Indonesia Tbk
198 PNIN PT Panin Insurance Tbk
199 PNLF PT Panin Financial Tbk
200 PNSE PT Pudjiadi & Sons Tbk
201 POOL PT Pool Advista Indonesia Tbk
202 PRAS PT Prima Alloy Steel Tbk
203 PSDN PT Prasidha Aneka Niaga Tbk
204 PTRO PT Petrosea Tbk
205 PTSP PT Pioneerindo Gourmet International Tbk
206 PUDP PT Pudjiadi Prestige Limited Tbk
207 PWON PT Pakuwon Jati Tbk
208 PYFA PT Pyridam Farma Tbk
209 RALS PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk
210 RBMS PT Ristia Bintang Mahkotasejati Tbk
211 RDTX PT Roda Vivatex Tbk
212 RICY PT Ricky Putra Globalindo Tbk
213 RIGS PT Rig Tenders Indonesia Tbk
214 RIMO PT Rimo Catur Lestari Tbk
215 RODA PT Royal Oak Development Asia Tbk
216 SAFE PT Steady Safe Tbk
217 SAIP PT Surabaya Agung Industry Pulp & Kertas Tbk
218 SCCO PT Supreme Cable Manufacturing & Commerce
Tbk
219 SCMA PT Surya Citra Media Tbk
220 SCPI PT Schering‐Plough Indonesia Tbk
221 SDPC PT Millennium Pharmacon International Tbk
222 SHID PT Hotel Sahid Jaya International Tbk
223 SIIP PT Suryainti Permata Tbk
224 SIMA PT Siwani Makmur Tbk
225 SIMM PT Surya Intrindo Makmur Tbk
226 SIPD PT Sierad Produce Tbk
227 SLKT PT Sekar Laut Tbk
228 SMAR PT SMART Tbk
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
95
Universitas Indonesia
Lampiran 2 (Lanjutan)
No. Kode Nama Perusahaan
229 SMCB PT Holcim Indonesia Tbk
230 SMDM PT Suryamas Dutamakmur Tbk
231 SMDR PT Samudera Indonesia Tbk
232 SMMA PT Sinar Mas Multiartha Tbk
233 SMRA PT Summarecon Agung Tbk
234 SMSM PT Selamat Sempurna Tbk
235 SOBI PT Sorini Agro Asia Corporindo Tbk
236 SONA PT Sona Topas Tourism Industry Tbk
237 SPMA PT Suparma Tbk
238 SQBI PT Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk
239 SQMI PT Renuka Coalindo Tbk
240 SRSN PT Indo Acidatama Tbk
241 SSIA PT Surya Semesta Internusa Tbk
242 SSTM PT Sunson Textile Manufacture Tbk
243 STTP PT Siantar Top Tbk
244 SUGI PT Sugih Energy Tbk
245 SULI PT Sumalindo Lestari Jaya Tbk
246 TBLA PT Tunas Baru Lampung Tbk
247 TBMS PT Tembaga Mulia Semanan Tbk
248 TCID PT Mandom Indonesia Tbk
249 TFCO PT Tifico Fiber Indonesia Tbk
250 TGKA PT Tigaraksa Satria Tbk
251 TIRA PT Tira Austenite Tbk
252 TIRT PT Tirta Mahakam Resources Tbk
253 TKIM PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk
254 TMAS PT Pelayaran Tempuran Emas Tbk
255 TMPI PT AGIS Tbk
256 TMPO PT Tempo Inti Media Tbk
257 TOTO PT Surya Toto Indonesia Tbk
258 TRIM PT Trimegah Securities Tbk
259 TRST PT Trias Sentosa Tbk
260 TRUS PT Trust Finance Indonesia Tbk
261 TSPC PT Tempo Scan Pacific Tbk
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
96
Universitas Indonesia
Lampiran 2 (Lanjutan)
No. Kode Nama Perusahaan
262 TURI PT Tunas Ridean Tbk
263 ULTJ PT Ultra Jaya Milk Tbk
264 UNIC PT Unggul Indah Cahaya Tbk
265 UNIT PT Nusantara Inti Corpora Tbk
266 UNSP PT Bakrie Sumatra Plantations Tbk
267 UNTR PT United Tractor Tbk
268 VOKS PT Voksel Electric Tbk
269 WAPO PT Wahana Phonix Mandiri Tbk
270 WICO PT Wicaksana Overseas International Tbk
271 WOMF PT Wahana Ottomitra Multiartha Tbk
272 YULE PT Yulie Sekurindo Tbk
273 ZBRA PT Zebra Nusantara Tbk
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
97
Universitas Indonesia
Lampiran 3
Uji Beda T-Test
2005
Group Statisticsa
13 1.5134 .64440 .17872273 1.0807 .56140 .03398
KelompokBUMNNON BUMN
TOBIN'S QN Mean Std. Dev iat ion
Std. ErrorMean
TAHUN = 2005a.
Independent Samples Testa
2.697 284 .007 .43266 .16043TOBIN'S Qt df Sig. (2-tailed)
MeanDif f erence
Std. ErrorDif f erence
t-test for Equality of Means
TAHUN = 2005a.
2006
Group Statisticsa
13 1.9610 1.05541 .29272273 1.2079 .81793 .04950
KelompokBUMNNON BUMN
TOBIN'S QN Mean Std. Dev iat ion
Std. ErrorMean
TAHUN = 2006a.
Independent Samples Testa
3.199 284 .002 .75311 .23543TOBIN'S Qt df Sig. (2-tailed)
MeanDif f erence
Std. ErrorDif f erence
t-test for Equality of Means
TAHUN = 2006a.
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
98
Universitas Indonesia
Lampiran 3 (Lanjutan)
2007
Group Statisticsa
13 2.5291 2.22194 .61626273 1.3056 1.15649 .06999
KelompokBUMNNON BUMN
TOBIN'S QN Mean Std. Dev iat ion
Std. ErrorMean
TAHUN = 2007a.
Independent Samples Testa
3.531 284 .000 1.22349 .34646TOBIN'S Qt df Sig. (2-tailed)
MeanDif f erence
Std. ErrorDif f erence
t-test for Equality of Means
TAHUN = 2007a.
2008
Group Statisticsa
13 1.4825 .73390 .20355273 1.0809 .75475 .04568
KelompokBUMNNON BUMN
TOBIN'S QN Mean Std. Dev iat ion
Std. ErrorMean
TAHUN = 2008a.
Independent Samples Testa
1.877 284 .062 .40162 .21401TOBIN'S Qt df Sig. (2-tailed)
MeanDif f erence
Std. ErrorDif f erence
t-test for Equality of Means
TAHUN = 2008a.
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
99
Universitas Indonesia
Lampiran 3 (Lanjutan)
2009
Group Statisticsa
13 2.0858 1.39240 .38618273 1.2285 .84474 .05113
KelompokBUMNNON BUMN
TOBIN'S QN Mean Std. Dev iat ion
Std. ErrorMean
TAHUN = 2009a.
Independent Samples Testa
3.452 284 .001 .85730 .24835TOBIN'S Qt df Sig. (2-tailed)
MeanDif f erence
Std. ErrorDif f erence
t-test for Equality of Means
TAHUN = 2009a.
2010
Group Statisticsa
13 2.1960 1.61273 .44729273 1.4329 1.13549 .06872
KelompokBUMNNON BUMN
TOBIN'S QN Mean Std. Dev iat ion
Std. ErrorMean
TAHUN = 2010a.
Independent Samples Testa
2.318 284 .021 .76319 .32919TOBIN'S Qt df Sig. (2-tailed)
MeanDif f erence
Std. ErrorDif f erence
t-test for Equality of Means
TAHUN = 2010a.
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
100
Universitas Indonesia
Lampiran 3 (Lanjutan)
2010
Group Statistics
78 1.9613 1.39214 .157631638 1.2227 .91021 .02249
KelompokBUMNNON BUMN
TOBIN'S QN Mean Std. Dev iat ion
Std. ErrorMean
Independent Samples Test
6.800 1714 .000 .73856 .10861TOBIN'S Qt df Sig. (2-tailed)
MeanDif f erence
Std. ErrorDif f erence
t-test for Equality of Means
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
101
Universitas Indonesia
Lampiran 4
Pengujian Data Panel
Uji Pemilihan Model (Uji Chow)
Redundant Fixed Effects Tests
Pool: BUMN
Test cross-section fixed effects
Effects Test Statistic d.f. Prob.
Cross-section F 4.049778 (12,60) 0.0001
Cross-section Chi-square 46.277580 12 0.0000
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
102
Universitas Indonesia
Lampiran 5
Pengujian Data Panel
Uji Pemilihan Model (Uji Hausman)
Correlated Random Effects - Hausman Test
Pool: BUMN
Test cross-section random effects
Test Summary
Chi-Sq.
Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.
Cross-section random 3.775086 5 0.5822
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
103
Universitas Indonesia
Lampiran 6
Pengujian Data Panel
Random Effect Model (REM)
Dependent Variable: ?TOBINSQ
Method: Pooled EGLS (Cross-section random effects)
Date: 06/10/12 Time: 19:10
Sample: 2005 2010
Included observations: 6
Cross-sections included: 13
Total pool (balanced) observations: 78
Swamy and Arora estimator of component variances
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C -0.637934 3.944160 -0.161742 0.8720
?GOV 0.126111 1.157798 0.108923 0.9136
?PROF 3.750943 0.997732 3.759472 0.0003
?SIZE 0.110922 0.129536 0.856303 0.3947
?LEV -3.073136 0.900187 -3.413888 0.0011
?FOROWN 0.272890 0.267653 1.019569 0.3113
Random Effects (Cross)
_ADHI--C 0.107458
_ANTM--C -0.545191
_BBNI--C 0.013733
_BBRI--C -0.202599
_BMRI--C 0.022994
_INAF--C 0.185945
_ISAT--C -0.192477
_KAEF--C -0.655501
_PGAS--C 1.110728
_PTBA--C 1.038242
_SMGR--C 0.021375
_TINS--C -0.525553
_TLKM--C -0.379154
Effects Specification
S.D. Rho
Cross-section random 0.685209 0.4372
Idiosyncratic random 0.777360 0.5628
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
104
Universitas Indonesia
Lampiran 6 (Lanjutan)
Weighted Statistics
R-squared 0.364426 Mean dependent var 0.824268
Adjusted R-squared 0.320289 S.D. dependent var 0.934833
S.E. of regression 0.770720 Sum squared resid 42.76862
F-statistic 8.256672 Durbin-Watson stat 2.365270
Prob(F-statistic) 0.000003
Unweighted Statistics
R-squared 0.538398 Mean dependent var 1.961304
Sum squared resid 68.88496 Durbin-Watson stat 1.468526
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
105
Universitas Indonesia
Lampiran 7
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Imma Nurma Sari
Tempat dan Tanggal Lahir : Denpasar, 25 Maret 1990
Alamat : Jalan Purwa I Kavling DKI Blok J 20-21
Cipedak, Jagakarsa Jakarta Selatan 12630
Nomor Telepon : +6285710057522
Surat Elektronik : [email protected]
Nama Orang Tua: Ayah : Ir. Putu Adi Priyatna
Ibu : RR Nurhayati K. Priyatna
Riwayat Pendidikan Formal:
SD : SD Negeri 12 Denpasar, SD Kasih Ananda Jakarta
SMP : SMP Negeri 41 Jakarta
SMA : SMA Negeri 34 Jakarta
S1 : Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/ Keuangan, FISIP,
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012