UNIVERSITAS INDONESIA K KERJA PROFESI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366960-PR-Puteri...

144

Click here to load reader

Transcript of UNIVERSITAS INDONESIA K KERJA PROFESI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366960-PR-Puteri...

Page 1: UNIVERSITAS INDONESIA K KERJA PROFESI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366960-PR-Puteri Isabella-Laporan... · universitas indonesia. laporan prakt. e. k kerja profesi apoteker.

UNIVERSITAS INDONESIA

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER

DI APOTEK ERRA MEDIKA

JL. TOLE ISKANDAR No. 4 - 5 DEPOK

PERIODE 17 JUNI–12 JULI DAN 29 JULI–16 AGUSTUS 2013

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER

PUTERI ISABELLA NAULI TAMPUBOLON, S. Far

1206329985

ANGKATAN LXXVII

FAKULTAS FARMASI

PROGRAM PROFESI APOTEKER

UNIVERSITAS INDONESIA

DEPOK

JANUARI 2014

Laporan praktek…., Puteri Isabella, FFUI, 2014

Page 2: UNIVERSITAS INDONESIA K KERJA PROFESI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366960-PR-Puteri Isabella-Laporan... · universitas indonesia. laporan prakt. e. k kerja profesi apoteker.

UNIVERSITAS INDONESIA

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER

DI APOTEK ERRA MEDIKA

JL. TOLE ISKANDAR No. 4 – 5 DEPOK

PERIODE 17 JUNI–12 JULI DAN 29 JULI–16 AGUSTUS 2013

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Apoteker

PUTERI ISABELLA NAULI TAMPUBOLON, S. Far

1206329985

ANGKATAN LXXVII

FAKULTAS FARMASI

PROGRAM PROFESI APOTEKER

UNIVERSITAS INDONESIA

JANUARI 2014

Laporan praktek…., Puteri Isabella, FFUI, 2014

Page 3: UNIVERSITAS INDONESIA K KERJA PROFESI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366960-PR-Puteri Isabella-Laporan... · universitas indonesia. laporan prakt. e. k kerja profesi apoteker.

iii

Laporan praktek…., Puteri Isabella, FFUI, 2014

Page 4: UNIVERSITAS INDONESIA K KERJA PROFESI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366960-PR-Puteri Isabella-Laporan... · universitas indonesia. laporan prakt. e. k kerja profesi apoteker.

iv

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini adalah hasil karya saya sendiri,

dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah

saya nyatakan dengan benar.

Nama : Puteri Isabella Nauli Tampubolon,S.Far

NPM : 1206329985

Tanda Tangan :

Tanggal : 10 Januari 2014

Laporan praktek…., Puteri Isabella, FFUI, 2014

Page 5: UNIVERSITAS INDONESIA K KERJA PROFESI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366960-PR-Puteri Isabella-Laporan... · universitas indonesia. laporan prakt. e. k kerja profesi apoteker.

v

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil‘alamin, penulis memanjatkan puji dan syukur

kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, nikmat dan karunia-Nya,

sehingga penulis dapat menyelesaikan Praktek Kerja Profesi Apoteker di Apotek

Erra Medika yang berlokasi di Ruko Sukmajaya No. 4 – 5 Jalan Tole Iskandar,

Depok yang pada semester ini berlangsung berlangsung pada tanggal 17 Juni –

12 Juli dan 29 Juli – 16 Agustus 2013.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan rasa terima kasih kepada pihak-

pihak yang dengan penuh ketulusan hati memberikan bimbingan, arahan, dan

dukungan kepada penulis selama menjalankan PKPA dan ketika menyusun

laporan PKPA dan Tugas Umum ini. Ucapan terima kasih penulis sampaikan

kepada:

1. Bapak Dr. Mahdi Jufri, M.Si., Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi

Universitas Indonesia.

2. Ibu Prof. Dr. Yahdiana Harahap MS., selaku Pejabat Sementara Dekan

Fakultas Farmasi Universitas Indonesia sampai dengan 20 Desember 2013.

3. Bapak Dr. Harmita, Apt., selaku Ketua Program Pendidikan Profesi

Apoteker Fakultas Farmasi Universitas Indonesia.

4. Ibu Dra. Alfina Rianti, M.Pharm., Apt selaku Apoteker Pengelola Apotek

dan Pembimbing I, yang telah memberikan kesempatan, bimbingan,

pengarahan serta nasehat kepada penulis selama kegiatan PKPA di Apotek

Erra Medika.

5. Ibu Dra. Juheini Amin, M.Si., Apt selaku pembimbing II dari Fakultas

Farmasi Universitas Indonesia, yang telah bersedia memberikan

bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan laporan ini.

6. Karyawan dan karyawati Apotek Erra Medika yang telah banyak

membantu penulis dalam membantu dalam pelaksanaan Praktek Kerja

Profesi Apoteker.

Laporan praktek…., Puteri Isabella, FFUI, 2014

Page 6: UNIVERSITAS INDONESIA K KERJA PROFESI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366960-PR-Puteri Isabella-Laporan... · universitas indonesia. laporan prakt. e. k kerja profesi apoteker.

vi

7. Seluruh staf pengajar dan sekretariat Fakultas Farmasi Universitas

Indonesia yang telah memberikan banyak ilmu, berbagi pengalaman, dan

pengetahuan kepada penulis selama masa studi di Fakultas Farmasi.

8. Keluarga tercinta, atas kasih sayang dan doa yang tak pernah putus

mengiringi setiap langkah perjalanan hidup penulis.

9. Seluruh teman-teman Apoteker angkatan 77 Universitas Indonesia atas

kebersamaan, kerjasama dan kesediaan berbagi suka dan duka, dukungan

dan semangat yang diberkan kepada Penulis.

10. Seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah

memberikan bantuan dan dukungannya kepada penulis

Penulis menyadari bahwa laporan PKPA ini jauh dari sempurna. Semoga

pengetahuan dan pengalaman yang penulis dapatkan selama kegiatan PKPA ini

dapat berguna dan bermanfaat bagi para pembaca.

Penulis

2014

Laporan praktek…., Puteri Isabella, FFUI, 2014

Page 7: UNIVERSITAS INDONESIA K KERJA PROFESI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366960-PR-Puteri Isabella-Laporan... · universitas indonesia. laporan prakt. e. k kerja profesi apoteker.

vii

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan di

bawah ini:

Nama : Puteri Isabella Nauli Tampubolon, S.Far

NPM : 1206329985

Program Studi : Apoteker

Fakultas : Farmasi

Jenis karya : Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker

demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada

Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive Royalty

Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul:

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI

APOTEK ERRA MEDIKA JL. TOLE ISKANDAR No. 4 – 5

DEPOK PERIODE 17 JUNI–12 JULI DAN 29 JULI–16

AGUSTUS 2013 beserta perangkat yang ada (bila diperlukan) dengan Hak Bebas Royalti

Noneksklusif ini Universitas Indonesia berhak menyimpan,

mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk basis data, merawat, dan

mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya

sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.

Dibuat di : Depok

Pada Tanggal : 10 Januari 2014

Yang menyatakan

(Puteri Isabella Nauli Tampubolon, S.Far)

Laporan praktek…., Puteri Isabella, FFUI, 2014

Page 8: UNIVERSITAS INDONESIA K KERJA PROFESI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366960-PR-Puteri Isabella-Laporan... · universitas indonesia. laporan prakt. e. k kerja profesi apoteker.

viii

ABSTRAK

Nama : Puteri Isabella Nauli Tampubolon, S.Far

NPM : 1206329985

Program Studi : Apoteker

Judul : Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker di Apotek Erra

Medika Jl. Tole Iskandar No. 4 - 5 Depok Periode

17 Juni – 12 Juli dan 29 Juli – 16 Agustus 2013

Pelayanan kefarmasian merupakan bagian dari sistem pelayanan kesehatan,

termasuk didalamnya pelayanan kefarmasian di apotek. Dalam mengelola apotek,

diperlukan seorang Apoteker Pengelola Apotek (APA) yang bertanggung jawab

untuk mengelola apotek baik secara teknis kefarmasian maupun non teknis

kefarmasian. Untuk dapat melaksanakan kegiatan pelayanan kefarmasian ini,

seorang calon apoteker tidak hanya membutuhkan bekal pendidikan dan

pengetahuan, akan tetapi juga penerapan ilmu yang telah didapatkan selama masa

kuliah dalam hal pengelolaan apotek. Oleh sebab itu, dilakukan Praktek Kerja

Profesi Apoteker di Apotek Erra Medika pada 17 Juni – 12 Juli dan 29 Juli – 16

Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi Obat Sediaan Selain

Sediaan Padat Oral di Apotek Erra Medika” bertujuan untuk mengetahui

informasi tambahan yang harus diberikan kepada pasien yang menggunakan obat

sediaan selain sediaan padat oral di Apotek Erra Medika.

Kata Kunci : Apotek, Apotek Erra Medika, Label Informasi Obat

Tugas umum : xiii + 53 halaman, 19 lampiran

Tugas Khusus : iii + 19 halaman, 33 lampiran

Daftar Acuan Tugas Umum : 11 (1978 – 2009)

Daftar Acuan Tugas Khusus : 9 (1999 – 2013)

Laporan praktek…., Puteri Isabella, FFUI, 2014

perpustakaanui
Inserted Text
Page 9: UNIVERSITAS INDONESIA K KERJA PROFESI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366960-PR-Puteri Isabella-Laporan... · universitas indonesia. laporan prakt. e. k kerja profesi apoteker.

ix

ABSTRACT

Name : Puteri Isabella Nauli Tampubolon, S.Far

NPM : 1206329985

Study Program : Apothecary

Title : Report of Pharmacist Internship Program at Erra Medika

Pharmacy Jl. Tole Iskandar No. 4 - 5 Depok Period of June

17th

- July 12th

and July 29th

- August 16th

, 2013

Pharmaceutical services are part of the health care system, including pharmacy

services in pharmacies. In managing the pharmacy, needed a pharmacists

pharmacy manager that responsible for managing both technical and non-technical

pharmacy activity. To be able to carry out the activities of the pharmacy services,

a pharmacist not only requires the provision of education and knowledge, but also

the application of knowledge that has been acquired during times of study in

Pharmacy Management. Therefore, Pharmacist Internship Program was conducted

in Erra Medika Pharmacy on 17th

- July 12th

and July 29th

- August 16th

, 2013.

Special task with the title "Label Drug Information Oral Solid dosage form

preparations in addition to pharmacy Erra Medika" aims to find out additional

information that should be given to patients who use the drug dosage in addition

to solid oral dosage in Pharmacy Erra Medika.

Keywords : Pharmacy, Erra Medika Pharmacy, Label Drug Information

General Assignment : xiii + 53 pages, 19 appendices

Specific Assignment : iii + 19 pages, 33 appendices

Bibliography of General Assignment : 11 (1978 – 2009)

Bibliography of Specific Assignment : 9 (1999 – 2013)

Laporan praktek…., Puteri Isabella, FFUI, 2014

Page 10: UNIVERSITAS INDONESIA K KERJA PROFESI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366960-PR-Puteri Isabella-Laporan... · universitas indonesia. laporan prakt. e. k kerja profesi apoteker.

x

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL .......................................................................................... i

HALAMAN JUDUL ............................................................................................. ii

HALAMAN ORISINALITAS ............................................................................. iii

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... iv

KATA PENGANTAR ........................................................................................... v

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA

ILMIAH ................................................................................................................. vii

ABSTRAK ............................................................................................................. viii

ABSTRACT ........................................................................................................... ix

DAFTAR ISI ....................................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xii

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xiii

1. PENDAHULUAN .................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang .................................................................................. 1

1.2. Tujuan .............................................................................................. 2

2. TINJAUAN UMUM ................................................................................ 3

2.1 Definisi Apotek ................................................................................ 3

2.2 Landasan Hukum Apotek ................................................................. 3

2.3 Tugas dan Fungsi Apotek ................................................................ 4

2.4 Persyaratan Pendirian Apotek .......................................................... 4

2.5 Persyaratan Apoteker Pengelola Apotek (APA) .............................. 7

2.6 Tata Cara Perizinan Apotek ............................................................. 9

2.7 Pelanggaran Apotek .......................................................................... 10

2.8 Pencabutan Surat Izin Apotek .......................................................... 12

2.9 Tenaga Kerja di Apotek .................................................................... 14

2.10 Golongan Obat ................................................................................. 16

2.10.1 Obat Bebas ............................................................................... 17

2.10.2 Obat Bebas Terbatas ................................................................. 17

2.10.3 Obat Keras Daftar G .................................................................. 18

2.10.3.1 Psikotropika .................................................................... 19

2.10.3.2 Obat Wajib Apotek (OWA) ........................................... 21

2.10.4 Narkotika .................................................................................. 22

2.11 Pengelolaan Apotek ......................................................................... 25

2.12 Pelayanan Apotek ............................................................................. 26

2.13 Swamedikasi ..................................................................................... 29

3. TINJAUAN KHUSUS APOTEK ERRA MEDIKA ............................ 31

3.1 Sejarah Singkat Apotek Erra Medika ............................................... 31

3.2 Lokasi, Bangunan, dan Tata Ruang Apotek Erra Medika ............... 31

Laporan praktek…., Puteri Isabella, FFUI, 2014

Page 11: UNIVERSITAS INDONESIA K KERJA PROFESI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366960-PR-Puteri Isabella-Laporan... · universitas indonesia. laporan prakt. e. k kerja profesi apoteker.

xi

3.2.1 Lokasi ........................................................................................ 31

3.2.2 Bangunan ................................................................................... 31

3.2.3 Tata Ruang ................................................................................ 32

3.3 Perlengkapan Apotek ....................................................................... 33

3.4 Struktur Organisasi Apotek Erra Medika ......................................... 33

3.5 Kegiatan-Kegiatan di Apotek ............................................................ 36

3.5.1 Kegiatan Teknis Kefarmasian .................................................... 36

3.5.2 Kegiatan Teknis Non Kefarmasian ........................................... 39

3.6 Pengelolaan Psikotropika ................................................................. 39

3.7 Pengelolaan Narkotika ..................................................................... 40

4. PEMBAHASAN ...................................................................................... 42

4.1 Lokasi dan Tata Ruang Apotek ........................................................ 42

4.2 Sumber Daya Manusia ..................................................................... 44

4.3 Pengelolaan dan Pelayanan Resep .................................................... 46

4.4 Pelayanan Swamedikasi .................................................................... 47

4.5 Pembeliaan dan Pengadaan Barang .................................................. 48

4.6 Pengelolaan Narkotika dan Psikotropika ......................................... 49

4.7 Pengelolaan Administrasi Keuangan ................................................ 51

4.8 Pengelolaan Kartu Stok ..................................................................... 51

5. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 52

5.1. Kesimpulan ...................................................................................... 52

5.2. Saran ................................................................................................. 52

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 53

LAMPIRAN .................................................................................................... 54

Laporan praktek…., Puteri Isabella, FFUI, 2014

Page 12: UNIVERSITAS INDONESIA K KERJA PROFESI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366960-PR-Puteri Isabella-Laporan... · universitas indonesia. laporan prakt. e. k kerja profesi apoteker.

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Penandaan Obat Bebas .................................................................... 17

Gambar 2.2 Penandaan Obat Bebas Terbatas ................................................... 17

Gambar 2.3 Tanda Peringatan pada Obat Bebas Terbatas ............................... 18

Gambar 2.4 Penandaan Obat Keras ................................................................. 19

Gambar 2.5 Penandaan Narkotika ................................................................... 22

Laporan praktek…., Puteri Isabella, FFUI, 2014

Page 13: UNIVERSITAS INDONESIA K KERJA PROFESI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366960-PR-Puteri Isabella-Laporan... · universitas indonesia. laporan prakt. e. k kerja profesi apoteker.

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Denah Lokasi Apotek Erra Medika ................................................ 54

Lampiran 2 Desain Eksterior Apotek Erra Medika .......................................... 55

Lampiran 3 Desain Interior Apotek Erra Medika ............................................. 56

Lampiran 4 Denah Ruangan Apotek Erra Medika ........................................... 57

Lampiran 5 Kartu Stok ..................................................................................... 58

Lampiran 6 Contoh Resep ................................................................................ 59

Lampiran 7 Salinan Resep ................................................................................ 60

Lampiran 8 Struktur Organisasi Apotek Erra Medika ...................................... 61

Lampiran 9 Etiket Obat .................................................................................... 62

Lampiran 10 Plastik Pembungkus Obat & Pembungkus Pulveres ..................... 63

Lampiran 11 Bon Kontan Pembelian Obat ....................................................... 64

Lampiran 12 Surat Pemesanan Obat .................................................................... 65

Lampiran 13 Surat Pesanan Narkotika ............................................................. 66

Lampiran 14 Surat Pesanan Psikotropika ........................................................... 67

Lampiran 15 Kuitansi ......................................................................................... 68

Lampiran 16 Faktur Pembelian Obat .................................................................. 69

Lampiran 17 Lemari Narkotika & Psikotropika ................................................. 70

Lampiran 18 Contoh Pelaporan Narkotika ........................................................ 71

Lampiran 19 Contoh Pelaporan Psikotropika .................................................... 72

Lampiran 20a Laporan Penggunaan Narkotika .................................................... 73

Lampiran 20b Laporan Penggunaan Psikotopika ................................................. 73

Laporan praktek…., Puteri Isabella, FFUI, 2014

Page 14: UNIVERSITAS INDONESIA K KERJA PROFESI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366960-PR-Puteri Isabella-Laporan... · universitas indonesia. laporan prakt. e. k kerja profesi apoteker.

1 Universitas Indonesia

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan sebagai hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan

yang menjadi tanggung jawab setiap orang, keluarga dan masyarakat serta

didukung oleh pemerintah. Undang-undang RI Nomor 36 Tahun 2009 tentang

Kesehatan, mengamanatkan Pembangunan Kesehatan ditujukan untuk

meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang

agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai

investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial

dan ekonomis. Untuk itu upaya kesehatan harus ditingkatkan secara terus menerus

untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dalam bentuk

pencegahan penyakit (preventif), peningkatan kesehatan (promotif), pengobatan

penyakit (kuratif) dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif).

Pelayanan kesehatan dapat diselenggarakan oleh pemerintah ataupun

swasta, dalam bentuk pelayanan kesehatan perorangan atau masyarakat.

Peningkatan kesejahteraan di bidang kesehatan dapat diupayakan melalui

penyediaan obat - obatan yang bermutu, terjangkau oleh masyarakat, dan

dengan jumlah yang cukup, serta aman untuk digunakan. Satu diantara sarana

yang memperoleh izin dari pemerintah untuk mendistribusikan obat-obatan

kepada masyarakat yaitu apotek.

Apotek turut berperan dalam membantu mewujudkan tercapainya derajat

kesehatan yang optimal bagi masyarakat sehingga keberadaan apotek turut

membantu pemerintah dalam memelihara dan menjaga kesehatan masyarakat.

Apotek juga merupakan tempat pengabdian dan praktek profesi apoteker dalam

melakukan pekerjaan kefarmasian, meliputi menyediakan obat-obatan dan

perbekalan farmasi lainnya serta memberikan informasi, konsultasi, dan evaluasi

mengenai obat yang dibutuhkan .

Dalam mengelola apotek, diperlukan seorang Apoteker Pengelola Apotek

(APA) yang bertanggung jawab untuk mengelola apotek baik teknis dan non-

teknis farmasi. Dalam menjalankan fungsinya, selain aspek sosial kemanuasiaan

Laporan praktek…., Puteri Isabella, FFUI, 2014

Page 15: UNIVERSITAS INDONESIA K KERJA PROFESI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366960-PR-Puteri Isabella-Laporan... · universitas indonesia. laporan prakt. e. k kerja profesi apoteker.

2

Universitas Indonesia

(social oriented) apotek juga memiliki aspek bisnis (profit oriented). Dengan

demikian, selain menguasai ilmu kefarmasian, apoteker juga harus memiliki

pengetahuan mengenai manajemen untuk pengelolaannya sehingga dapat

mendapatkan keuntungan bagi apotek tersebut (Umar, 2007). Dalam hal ini

kemampuan manajerial tersebut meliputi pengelolaan administrasi, persediaan,

sarana, keuangan dan pengelolaan sumber daya manusia.

Adanya perubahan paradima dari drug oriented menjadi patient oriented,

menjadikan pelayanan kefarmasian yang awalnya hanya terfokus pada

pengelolaan persediaan farmasi sekarang juga dituntut untuk menerapkan

pelayanan kepada pasien. Perubahan ini menuntut apoteker untuk meningkatkan

pengetahuan dan keterampilan dalam berinteraksi langsung dengan pasien selain

ilmu kefarmasiannya. Apoteker harus mampu berkomunikasi dengan pasien

secara baik dan jelas dalam memberikan informasi (drug informer), dan

memonitor penggunaan obat (drug monitoring). Apoteker harus memahami dan

menyadari kemungkinan terjadinya kesalahan pengobatan (medication error)

dalam proses pelayanan apotek.

Untuk dapat melaksanakan kegiatan pelayanan kefarmasian ini, seorang

calon apoteker tidak hanya membutuhkan bekal pendidikan dan pengetahuan,

akan tetapi juga penerapan ilmu yang telah didapatkan selama masa kuliah

dalam hal pengelolaan apotek. Atas dasar pemikiran tersebut, maka Program

Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas Indonesia telah bekerja sama

dengan Apotek Erra Medika untuk menyelenggarakan Praktek Kerja Profesi

Apoteker (PKPA) Pada semester ini kegiatan tersebut berlangsung dari tanggal

17 Juni – 12 Juli Dan 29 Juli -16 Agustus 2013.

1.2 Tujuan

Praktek Kerja Profesi Apoteker di Apotek Erra Medika bertujuan untuk:

a. Mengetahui dan memahami peran dan tanggung jawab apoteker di

apotek.

b. Memahami cara pengelolaan apotek dalam kegiatan teknis dan

non-teknis kefarmasian.

Laporan praktek…., Puteri Isabella, FFUI, 2014

Page 16: UNIVERSITAS INDONESIA K KERJA PROFESI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366960-PR-Puteri Isabella-Laporan... · universitas indonesia. laporan prakt. e. k kerja profesi apoteker.

3 Universitas Indonesia

BAB 2

TINJAUAN UMUM

2.1 Definsi Apotek

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

No. 1332/Menkes/SK/X/2002, apotek adalah suatu tempat tertentu, tempat

dilakukan pekerjaan kefarmasian dan penyaluran sediaan farmasi, perbekalan

kesehatan lainnya kepada masyarakat. Sediaan farmasi yang dimaksud adalah

obat, bahan obat, obat asli Indonesia, alat kesehatan, dan kosmetika, sedangkan

perbekalan kesehatan adalah semua bahan dan peralatan yang diperlukan untuk

menyelenggarakan upaya kesehatan. Menurut Peraturan Pemerintah No. 51 Tahun

2009, pekerjaan kefarmasian adalah pembuatan termasuk pengendalian mutu

sediaan farmasi, pengamanan, pengadaan, penyimpanan, dan pendistribusian atau

penyaluran obat, pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan

informasi obat, serta pengembangan obat, bahan obat, dan obat tradisional.

2.2 Landasan Hukum Apotek

Apotek memiliki landasan hukum yang diatur dalam:

a. Undang-undang Negara, yaitu :

1) Undang-Undang No. 5 tahun 1997 tentang Psikotropika.

2) Undang-Undang No. 35 tahun1997 tentang Narkotik.

3) Undang-Undang No. 36 tahun 1997 tentang Kesehatan

b. Peraturan pemerintah (PP), yaitu :

1) PP No. 25 tahun 1980 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah No.

26 tahun 1965 tentang Apotek.

2) PP No. 51 tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian

c. Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes), yaitu :

1) Permenkes RI No. 922/Menkes/Per/X/1993 tentang Ketentuan dan Tata

Cara Pemberian Izin Apotek.

2) Permenkes RI No. 889/Menkes/Per/V/2011 tentang Registrasi, Izin

Praktek, dan Izin Kerja Tenaga Kefarmasian.

Laporan praktek…., Puteri Isabella, FFUI, 2014

Page 17: UNIVERSITAS INDONESIA K KERJA PROFESI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366960-PR-Puteri Isabella-Laporan... · universitas indonesia. laporan prakt. e. k kerja profesi apoteker.

4

Universitas Indonesia

d. Keputusan Menteri Kesehatan (Kepmenkes), yaitu :

1) Kepmenkes RI No. 1332/Menkes/SK/X/2002 tentang Perubahan atas

Permenkes RI No. 922/Menkes/Per/X/1993 tentang Ketentuan dan Tata

Cara Pemberian Izin Apotek.

2) Kepmenkes RI No. 1027/Menkes/SK/X/2004 tentang Standar Pelayanan

Kefarmasian di Apotek.

2.3 Tugas dan Fungsi Apotek

Berdasarkan PP No. 25 Tahun 1980 Pasal 2, tugas dan fungsi apotek

adalah:

a. Tempat pengabdian profesi seorang apoteker yang telah mengucapkan

sumpah jabatan.

b. Sarana farmasi yang melaksanakan peracikan, pengubahan bentuk,

pencampuran, dan penyerahan obat atau bahan obat.

c. Sarana penyalur perbekalan farmasi yang harus mendistribusikan obat

yang diperlukan masyarakat secara meluas dan merata.

d. Sebagai sarana tempat pelayanan informasi mengenai perbekalan

farmasi kepada masyarakat dan tenaga kesehatan lainnya.

2.4 Persyaratan Pendirian Apotek

Persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi oleh apotek menurut

Permenkes RI No. 922/Menkes/Per/X/1993, yaitu:

a. Untuk mendapatkan izin apotek, apoteker, atau apoteker yang bekerja sama

dengan pemilik sarana yang telah memenuhi persyaratan harus siap dengan

tempat, perlengkapan, termasuk sediaan farmasi dan perbekalan farmasi

lainnya yang merupakan milik sendiri atau milik pihak lain.

b. Sarana apotek dapat didirikan pada lokasi yang sama dengan kegiatan

pelayanan komoditi lainnya diluar sediaan farmasi.

c. Apotek dapat melakukan kegiatan pelayanan komoditi lainnya diluar

sediaan farmasi.

Laporan praktek…., Puteri Isabella, FFUI, 2014

Page 18: UNIVERSITAS INDONESIA K KERJA PROFESI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366960-PR-Puteri Isabella-Laporan... · universitas indonesia. laporan prakt. e. k kerja profesi apoteker.

5

Universitas Indonesia

Berdasarkan Kepmenkes RI No. 1027/Menkes/SK/IX/2004 disebutkan

bahwa :

a) Sarana apotek berlokasi pada daerah yang dengan mudah dikenali oleh

masyarakat.

b) Pada halaman terdapat papan petunjuk yang dengan jelas tertulis kata

apotek.

c) Apotek harus dapat dengan mudah diakses oleh anggota masyarakat.

d) Pelayanan produk kefarmasian diberikan pada tempat yang terpisah dari

aktivitas pelayanan dan penjualan produk lainnya, hal ini berguna untuk

menunjukkan integritas dan kualitas produk serta mengurangi risiko

kesalahan penyerahan.

e) Masyarakat harus diberi akses secara langsung dan mudah oleh apoteker

untuk memperoleh informasi dan konseling.

f) Lingkungan apotek harus dijaga kebersihannya, bebas dari hewan pengerat,

serangga.

g) Apotek memiliki suplai listrik yang konstan, terutama untuk lemari

pendingin.

Beberapa persyaratan yang harus diperhatikan dalam pendirian

sebuah apotek adalah:

a. Lokasi dan Tempat

Persyaratan jarak antara apotek tidak lagi dipermasalahkan tetapi tetap

mempertimbangkan segi pemerataan dan pelayanan kesehatan, jumlah penduduk,

dokter praktek, dan sarana pelayanan kesehatan lain.

b. Bangunan dan Kelengkapan

Bangunan apotek harus memenuhi persyaratan teknis sehingga dapat

menjamin kelancaran pelaksanaan tugas dan fungsi apotek serta memelihara

mutu perbekalan farmasi. Apotek harus mempunyai papan nama yang terbuat

dari bahan yang memadai dan memuat nama apotek, nama Apoteker Pengelola

Apotek (APA), nomor Surat Izin Apotek (SIA) dan alamat apotek. Luas

bangunan apotek tidak dipermasalahkan, bangunan apotek terdiri dari ruang

tunggu, ruang administrasi, ruang peracikan, ruang penyimpanan obat, dan toilet.

Bangunan apotek harus dilengkapi dengan sumber air yang memenuhi syarat

Laporan praktek…., Puteri Isabella, FFUI, 2014

Page 19: UNIVERSITAS INDONESIA K KERJA PROFESI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366960-PR-Puteri Isabella-Laporan... · universitas indonesia. laporan prakt. e. k kerja profesi apoteker.

6

Universitas Indonesia

kesehatan, penerangan yang cukup, alat pemadam kebakaran yang berfungsi

dengan baik, ventilasi, dan sistem sanitasi yang baik.

1) Ruang tunggu

Ruang tunggu seyogyanya dibuat senyaman mungkin, bersih,

segar, terang, tidak terdapat nyamuk atau serangga sehingga pasien atau

konsumen merasa betah dan nyaman menunggu. Beberapa apotek bahkan

menyediakan majalah, minuman mineral atau dispenser dan majalah

kesehatan ilmiah. Bagian penerimaan resep haruslah dibuat sebaik mungkin,

karena berhubungan langsung dengan pelanggan.

2) Ruang peracikan

Ruang peracikan sebaiknya diatur agar persediaan dapat dijangkau

dengan mudah pada saat persiapan, peracikan, dan pengemasan.

3) Bagian penyerahan obat

Untuk pelayanan profesional di apotek, seyogyanya apotek

menyediakan ruang/tempat khusus untuk menyerahkan obat dan dapat juga

digabung dengan ruang konsultasi atau pemberian informasi. Jika tidak bisa

dibuat ruang terpisah, dapat juga dilakukan pembatasan dengan

menggunakan dinding penyekat, sehingga dapat memberikan atau

menyediakan kesempatan berbicara secara pribadi dengan pelanggan atau

pasien.

4) Ruang administrasi

Merupakan ruangan yang terpisah dari ruang pelayanan ataupun ruang

lainnya. Walaupun tidak terlalu besar, namun disesuaikan dengan kebutuhan

kegiatan manajerial. Ruangan ini juga digunakan untuk menerima tamu

dari supplier industri/pabrik farmasi.

c. Perlengkapan Apotek

Semua peralatan yang dipergunakan untuk melaksanakan pengelolaan

apotek disebut perlengkapan Apotek. Perlengkapan Apotek yaitu :

1) Alat pembuatan, pengolahan, dan peracikan seperti timbangan, mortir, dan

gelas ukur.

2) Perlengkapan dan alat penyimpanan perbekalan farmasi seperti lemari obat

dan lemari pendingin.

Laporan praktek…., Puteri Isabella, FFUI, 2014

Page 20: UNIVERSITAS INDONESIA K KERJA PROFESI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366960-PR-Puteri Isabella-Laporan... · universitas indonesia. laporan prakt. e. k kerja profesi apoteker.

7

Universitas Indonesia

3) Wadah pengemas dan pembungkus seperti etiket dan plastik pengemas.

4) Tempat penyimpanan khusus narkotika, psikotropika, dan bahan beracun.

5) Alat dan perlengkapan laboratorium untuk pengujian sederhana seperti

erlenmeyer, dan gelas ukur.

6) Alat administrasi seperti blanko pesanan obat, faktur, kuitansi, dan salinan

resep.

7) Buku standar yang diwajibkan antara lain Farmakope Indonesia edisi

terbaru.

2.5 Persyaratan Apoteker Pengelola Apotek (APA)

Berdasarkan Kepmenkes RI No. 1332/Menkes/SK/X/2002, disebutkan

bahwa Apoteker adalah Sarjana Farmasi yang telah lulus dan telah mengucapkan

sumpah jabatan Apoteker, yang berdasarkan peraturan perundang-undangan yang

berlaku berhak melakukan pekerjaan kefarmasian di Indonesia sebagai Apoteker.

Setiap tenaga kefarmasian yang menjalankan pekerjaan kefarmasian harus telah

terdaftar dan memiliki izin kerja atau praktek. Sebelumnya, Apoteker yang

melakukan pekerjaan kefarmasian harus memiliki surat izin berupa Surat

Penugasan (SP) atau Surat Izin Kerja (SIK) bagi Apoteker.

Sejak tanggal 1 Juni 2011, diberlakukan Permenkes RI

No. 889/Menkes/Per/V/2011 tentang Registrasi, Izin Praktek, dan Izin Kerja

Tenaga Kefarmasian. Berdasarkan Permenkes ini, setiap Tenaga Kefarmasian

wajib memiliki surat tanda registrasi. Untuk tenaga kefarmasian yang merupakan

seorang Apoteker, maka wajib memiliki Surat Tanda Registrasi Apoteker

(STRA). Setelah memiliki STRA, Apoteker wajib memiliki surat izin sesuai

tempat kerjanya. Surat izin tersebut dapat berupa Surat Izin Praktek Apoteker

(SIPA) untuk Apoteker yang bekerja di fasilitas pelayanan kefarmasian atau

Surat Izin Kerja Apoteker (SIKA) untuk Apoteker yang bekerja di fasilitas

produksi atau distribusi farmasi.

Apoteker yang telah memiliki SP atau SIK wajib mengganti SP atau SIK

dengan STRA dan SIPA/SIKA dengan cara mendaftar melalui website Komite

Farmasi Nasional (KFN). Setelah mendapatkan STRA, Apoteker wajib mengurus

SIPA dan SIKA di Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota tempat pekerjaan

kefarmasian dilakukan. STRA dikeluarkan oleh Menteri, dimana Menteri akan

Laporan praktek…., Puteri Isabella, FFUI, 2014

Page 21: UNIVERSITAS INDONESIA K KERJA PROFESI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366960-PR-Puteri Isabella-Laporan... · universitas indonesia. laporan prakt. e. k kerja profesi apoteker.

8

Universitas Indonesia

mendelegasikan pemberian STRA kepada KFN. STRA berlaku selama lima tahun

dan dapat diregistrasi ulang selama memenuhi persyaratan.

Untuk memperoleh SIPA atau SIKA, Apoteker mengajukan permohonan

kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota tempat pekerjaan kefarmasian

dilaksanakan. Permohonan SIPA atau SIKA harus melampirkan:

a. Fotokopi STRA yang dilegalisir oleh KFN;

b. Surat pernyataan mempunyai tempat praktek profesi atau surat keterangan dari

pimpinan fasilitas pelayanan kefarmasian atau dari pimpinan fasilitas produksi

atau distribusi/penyaluran;

c. Surat rekomendasi dari organisasi profesi;

d. Pas foto berwarna ukuran 4 x 6 cm sebanyak dua lembar dan 3 x 4 cm

sebanyak dua lembar.

Dalam mengajukan permohonan SIPA sebagai Apoteker pendamping

harus dinyatakan permintaan SIPA untuk tempat pekerjaan kefarmasian pertama,

kedua, atau ketiga. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota harus menerbitkan

SIPA atau SIKA paling lama dua puluh hari kerja sejak surat permohonan

diterima dan dinyatakan lengkap.

Apoteker Pengelola Apotek (APA) adalah Apoteker yang telah diberi

Surat Izin Apotek (SIA). Seorang Apoteker Pengelola Apotek harus memenuhi

kualifikasi sebagai berikut:

a. Memiliki ijazah yang telah terdaftar pada Kementerian Kesehatan Republik

Indonesia.

b. Telah mengucapkan sumpah atau janji sebagai Apoteker.

c. Memiliki SIK dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

d. Memenuhi syarat-syarat kesehatan fisik dan mental untuk melaksanakan

tugasnya sebagai Apoteker.

e. Tidak bekerja di suatu perusahaan farmasi secara penuh dan tidak menjadi

APA di apotek lain.

Apabila APA berhalangan melakukan tugasnya pada jam buka apotek,

APA harus menunjuk Apoteker Pendamping. Apabila APA dan Apoteker

Pendamping karena hal-hal tertentu berhalangan melakukan tugasnya, APA

menunjuk Apoteker Pengganti. Penunjukan tersebut harus dilaporkan kepada

Laporan praktek…., Puteri Isabella, FFUI, 2014

Page 22: UNIVERSITAS INDONESIA K KERJA PROFESI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366960-PR-Puteri Isabella-Laporan... · universitas indonesia. laporan prakt. e. k kerja profesi apoteker.

9

Universitas Indonesia

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dengan tembusan kepada Kepala Dinas

Kesehatan Provinsi setempat. Apabila APA berhalangan melakukan tugasnya

lebih dari 2 (dua) tahun secara terus menerus, SIA atas nama Apoteker

bersangkutan dicabut.

2.6 Tata Cara Perizinan Apotek (Kementerian Kesehatan RI, 2002)

Izin apotek diberikan oleh Menteri, kemudian Menteri melimpahkan

wewenang pemberian izin apotek kepada Kepala Dinas Kesehatan

Kabupaten/Kota. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota wajib melaporkan

pelaksanaan pemberian izin, pembekuan izin, pencairan izin, dan pencabutan izin

apotek sekali setahun kepada Menteri dan tembusan disampaikan kepada Kepala

Dinas Kesehatan Provinsi. Izin apotek berlaku untuk seterusnya selama apotek

yang bersangkutan masih aktif melakukan kegiatan dan APA dapat

melaksanakan pekerjaannya serta masih memenuhi persyaratan.

Ketentuan dan tata cara pemberian izin apotek sesuai dengan

Kepmenkes RI No. 1332/Menkes/SK/X/2002 tentang perubahan atas Permenkes

RI No. 922/Menkes/Per/X/1993 yang tertera pada pasal 7 dan 9, yaitu:

a. Permohonan izin apotek diajukan kepada Kepala Dinas Kesehatan

Kabupaten/Kota dengan menggunakan contoh formulir APT-1.

b. Dengan menggunakan formulir APT-2 Kepala Dinas Kesehatan

Kabupaten/Kota selambat-lambatnya 6 (enam) hari kerja setelah menerima

permohonan dapat meminta bantuan teknis kepada Kepala Balai POM

untuk melakukan pemeriksaan terhadap kesiapan apotek melakukan

kegiatan.

c. Tim Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota atau Kepala Balai POM selambat-

lambatnya 6 (enam) hari kerja setelah permintaan bantuan teknis dari

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota melaporkan hasil pemeriksaan

setempat dengan menggunakan formulir APT-3.

d. Dalam hal pemeriksaan sebagaimana dimaksud di dalam (poin b) dan

(poin c) tidak dilaksanakan, apoteker pemohon dapat membuat surat

pernyataan siap melakukan kegiatan kepada Kepala Dinas Kesehatan

Kabupaten/Kota setempat dengan tembusan kepada Kepala Dinas Provinsi

dengan menggunakan formulir APT-4.

Laporan praktek…., Puteri Isabella, FFUI, 2014

Page 23: UNIVERSITAS INDONESIA K KERJA PROFESI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366960-PR-Puteri Isabella-Laporan... · universitas indonesia. laporan prakt. e. k kerja profesi apoteker.

10

Universitas Indonesia

e. Dalam jangka waktu 12 (dua belas) hari kerja setelah diterima laporan

hasil pemeriksaan sebagaimana dimaksud ayat (3), atau pernyataan ayat

(4) Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat mengeluarkan

Surat Izin Apotek (SIA) dengan menggunakan formulir APT-5.

f. Dalam hal hasil pemeriksaan, Tim Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota

atau Kepala Balai POM dimaksud (poin c) masih belum memenuhi syarat,

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota terdapat dalam waktu 12 (dua

belas) hari kerja mengeluarkan Surat Penundaan dengan menggunakan

formulir APT-6.

g. Terhadap Surat Penundaan sebagaimana dimaksud dalam (poin f), apoteker

diberi kesempatan untuk melengkapi persyaratan yang belum dipenuhi

selambat-lambatnya dalam jangka waktu satu bulan sejak tanggal Surat

Penundaan.

h. Apabila apoteker menggunakan sarana pihak lain, maka penggunaan

sarana dimaksud wajib didasarkan atas perjanjian kerja sama antara

apoteker dan pemilik sarana.

i. Pemilik sarana yang dimaksud (poin h) harus memenuhi persyaratan tidak

pernah terlibat dalam pelanggaran peraturan perundang-undangan di

bidang obat sebagaimana dinyatakan dalam surat pernyataan yang

bersangkutan.

j. Terhadap permohonan izin apotek dan Apoteker Pengelola Apotek (APA)

atau lokasi tidak sesuai dengan pemohon, maka Kepala Dinas Kesehatan

Kabupaten/Kota dalam jangka waktu selambat-lambatnya 12 hari kerja

wajib mengeluarkan surat penolakan disertai dengan alasannya dengan

menggunakan formulir APT-7.

2.7 Pelanggaran Apotek

Pelanggaran apotek dapat dikategorikan berdasarkan berat atau ringannya

pelanggaran tersebut. Kegiatan yang termasuk dalam pelanggaran berat, yaitu:

a. Melakukan kegiatan tanpa ada tenaga teknis farmasi.

b. Terlibat dalam penyaluran atau penyimpanan obat palsu atau gelap.

c. Pindah alamat apotek tanpa izin.

d. Menjual narkotika tanpa resep dokter.

Laporan praktek…., Puteri Isabella, FFUI, 2014

Page 24: UNIVERSITAS INDONESIA K KERJA PROFESI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366960-PR-Puteri Isabella-Laporan... · universitas indonesia. laporan prakt. e. k kerja profesi apoteker.

11

Universitas Indonesia

e. Kerja sama dengan PBF dalam menyalurkan obat kepada pihak yang tidak

berhak dalam jumlah besar.

f. Tidak menunjuk apoteker pendamping atau apoteker pengganti pada

waktu APA keluar daerah selama tiga bulan berturut-turut.

Kegiatan yang termasuk dalam pelanggaran ringan yaitu:

1. Tidak menunjuk apoteker pendamping pada waktu APA tidak dapat hadir

pada jam buka apotek.

2. Mengubah denah apotek tanpa izin.

3. Menjual obat daftar G kepada yang tidak berhak.

4. Melayani resep yang tidak jelas dokternya.

5. Menyimpan obat rusak, tidak mempunyai penandaan atau belum

dimusnahkan.

6. Obat dalam kartu stok tidak sesuai dengan jumlah yang ada.

7. Salinan resep yang tidak ditanda tangani oleh Apoteker.

8. Melayani salinan resep narkotika dari apotek lain.

9. Lemari narkotika tidak memenuhi syarat.

10. Resep narkotika tidak dipisahkan.

11. Buku harian narkotika tidak diisi atau tidak bisa dilihat atau diperiksa.

12. Tidak mempunyai atau tidak mengisi kartu stok hingga tidak dapat

diketahui dengan jelas asal-usul obat tersebut.

Setiap pelanggaran apotek terhadap ketentuan yang berlaku dapat

dikenakan sanksi, baik bersifat administratif ataupun sanksi pidana. Sanksi

administratif yang diberikan menurut Permenkes RI No. 1332/Menkes/SK/X/2002

dan Permenkes RI No. 992/Menkes/Per/X/1993 adalah:

a. Peringatan secara tertulis kepada APA secara tiga kali berturut-turut

dengan tenggang waktu masing-masing dua bulan.

b. Pembekuan izin apotek untuk jangka waktu selama-lamanya enam bulan

sejak dikeluarkannya Penetapan Pembekuan Izin Apotek. Keputusan

Pencabutan SIA disampaikan langsung oleh Kepala Dinas Kesehatan

Kabupaten/Kota dengan tembusan kepada Kepala Dinas Kesehatan

Provinsi dan Balai/Balai Besar POM setempat.

Laporan praktek…., Puteri Isabella, FFUI, 2014

Page 25: UNIVERSITAS INDONESIA K KERJA PROFESI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366960-PR-Puteri Isabella-Laporan... · universitas indonesia. laporan prakt. e. k kerja profesi apoteker.

12

Universitas Indonesia

c. Pembekuan izin apotek tersebut dapat dicairkan kembali apabila apotek

tersebut dapat membuktikan bahwa seluruh persyaratan yang ditentukan

dalam Keputusan Menteri Kesehatan dan Peraturan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia tersebut telah dipenuhi. Pencairan izin apotek

dilakukan setelah menerima laporan pemeriksaan dari Tim Dinas

Kesehatan Kabupaten/Kota setempat.

Sanksi pidana berupa denda maupun hukuman penjara diberikan bila

terdapat pelanggaran terhadap:

a. Undang-Undang Kesehatan No. 23 tahun 1992

b. Undang-Undang Narkotika No. 22 tahun 1997

c. Undang-Undang Psikotropika No. 5 tahun 1997

2.8 Pencabutan Surat Izin Apotek (Kementerian Kesehatan RI, 2002)

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat wajib melaporkan

pemberian izin, pembekuan izin, pencairan izin, dan pencabutan izin apotek

dalam jangka waktu setahun sekali kepada Menteri dan tembusan disampaikan

kepada Kepala Dinas Kesehatan Provinsi. Kepala Dinas Kesehatan

Kabupaten/Kota dapat mencabut surat izin apotek apabila :

a. Apoteker tidak lagi memenuhi kewajibannya untuk menyediakan,

menyimpan dan menyerahkan sediaan farmasi yang bermutu baik dan

keabsahannya terjamin. Sediaan farmasi yang sudah dikatakan tidak bermutu

baik atau karena sesuatu hal tidak dapat dan dilarang untuk digunakan,

seharusnya dimusnahkan dengan cara dibakar atau ditanam atau dengan

cara lain yang ditetapkan oleh Menteri.

b. Apoteker Pengelola Apotek (APA) berhalangan melakukan tugasnya lebih

dari 2 (dua) tahun secara terus menerus.

c. Terjadi pelanggaran terhadap Undang-Undang No. 9 tahun 1976 tentang

Narkotika, Undang-Undang Obat Keras No. St. 1973 No. 541, Undang-

Undang No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan.

d. Surat Ijin Kerja Apoteker Pengelola Apotek dicabut.

e. Pemilik Sarana Apotek terbukti terlibat dalam pelanggaran perundang-

undangan di bidang obat.

Laporan praktek…., Puteri Isabella, FFUI, 2014

Page 26: UNIVERSITAS INDONESIA K KERJA PROFESI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366960-PR-Puteri Isabella-Laporan... · universitas indonesia. laporan prakt. e. k kerja profesi apoteker.

13

Universitas Indonesia

f. Apotek tidak dapat lagi memenuhi persyaratan mengenai kesiapan tempat

pendirian apotek serta kelengkapan sediaan farmasi dan perbekalan lainnya

baik merupakan milik sendiri atau pihak lain.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota sebelum melakukan pencabutan

surat izin apotek berkoordinasi dengan Kepala Balai POM setempat. Pelaksanaan

pencabutan Surat Izin Apotek dilaksanakan setelah dikeluarkan:

a. Peringatan secara tertulis kepada Apoteker Pengelola Apotek sebanyak 3

(tiga) kali berturut-turut dengan tenggang waktu masing-masing 2 (dua)

bulan dengan menggunakan contoh Formulir Model APT-12.

b. Pembekuan izin apotek untuk jangka waktu selama-lamanya 6 (enam)

bulan sejak dikeluarkannya penetapan pembekuan kegiatan Apotek dengan

menggunakan Formulir Model APT-13.

Pembekuan Izin Apotek sebagaimana dimaksud dalam huruf (b) di atas,

dapat dicairkan kembali apabila apotek telah membuktikan memenuhi seluruh

persyaratan sesuai dengan ketentuan dalam peraturan ini dengan menggunakan

contoh formulir Model APT-14. Pencairan Izin Apotek dimaksud di atas

dilakukan setelah menerima laporan pemeriksaan dari Tim Pemeriksaan Dinas

Kesehatan Kabupaten/Kota setempat.

Apabila Surat Izin Apotek dicabut, Apoteker Pengelola Apotek atau

Apoteker Pengganti wajib mengamankan perbekalan farmasi sesuai peraturan

perundang-undangan yang berlaku. Pengamanan yang dimaksud wajib mengikuti

tata cara sebagai berikut :

a. Dilakukan inventarisasi terhadap seluruh persediaan narkotika, obat keras

tertentu dan obat lain serta seluruh resep yang tersedia di apotek.

b. Narkotika, psikotropika, dan resep harus dimasukkan dalam tempat yang

tertutup dan terkunci.

c. Apoteker Pengelola Apotek wajib melaporkan secara tertulis kepada Kepala

Wilayah Kantor Kementerian Kesehatan atau petugas yang diberi wewenang

olehnya, tentang penghentian kegiatan disertai laporan inventarisasi yang

dimaksud dalam huruf (a).

Laporan praktek…., Puteri Isabella, FFUI, 2014

Page 27: UNIVERSITAS INDONESIA K KERJA PROFESI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366960-PR-Puteri Isabella-Laporan... · universitas indonesia. laporan prakt. e. k kerja profesi apoteker.

14

Universitas Indonesia

2.9 Tenaga Kerja di Apotek

Peraturan Pemerintah RI No. 51 tahun 2009 menyebutkan bahwa tenaga

kefarmasian adalah tenaga yang melakukan pekerjaan kefarmasian, yang terdiri dari

Apoteker dan tenaga teknis kefarmasian. Tenaga teknis kefarmasian adalah tenaga

yang membantu Apoteker dalam menjalani pekerjaan kefarmasian, yang terdiri atas

sarjana farmasi, ahli madya farmasi, analis farmasi dan tenaga menegah

farmasi/Asisten Apiteker. Tenaga pendukung untuk menjamin kelancaran kegiatan

pelayanan kefarmasian di apotek yaitu Apoteker Pengelola Apotek (APA), Asisten

Apoteker, juru resep, kasir dan pegawai adminstrasi/tata usaha.

Apoteker adalah tenaga profesi yang memiliki dasar pendidikan serta

keterampilan di bidang farmasi dan diberi wewenang serta tanggung jawab untuk

melaksanakan pekerjaan kefarmasian. APA adalah Apoteker yang telah diberi

Surat Izin Apotek. APA bertanggung jawab penuh terhadap semua kegiatan yang

berlangsung di apotek, juga bertanggung jawab kepada pemilik modal (jika

bekerja sama dengan Pemilik Sarana Apotek). Tugas dan kewajiban APA di

apotek adalah sebagai berikut:

a. Memimpin seluruh kegiatan apotek, baik kegiatan teknis maupun non-teknis

kefarmasian sesuai dengan ketentuan maupun perundangan yang berlaku.

b. Pengelolaan sediaan farmasi dalam hal menyediakan, menyimpan, dan

menyerahkan sediaan farmasi yang bermutu baik dan yang keabsahannya

terjamin.

c. Melaksanakan fungsi administrasi dalam hal mengatur, melaksanakan, dan

mengawasi administrasi di apotek.

d. Melaksanakan fungsi kewirausahaan yaitu mengusahakan agar apotek yang

dipimpinnya dapat memberikan hasil yang optimal sesuai dengan rencana

kerja dengan cara meningkatkan omset, mengadakan pembelian yang sah dan

penekanan biaya serendah mungkin.

e. Melakukan pengembangan apotek.

Menurut Kepmekes RI No. 1332/Menkes/SK/X/2002 Pasal 19 disebutkan

mengenai ketentuan beberapa pelimpahan tanggung jawab apoteker pengelola

apotek:

Laporan praktek…., Puteri Isabella, FFUI, 2014

Page 28: UNIVERSITAS INDONESIA K KERJA PROFESI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366960-PR-Puteri Isabella-Laporan... · universitas indonesia. laporan prakt. e. k kerja profesi apoteker.

15

Universitas Indonesia

a. Apabila APA berhalangan melakukan tugasnya pada jam buka apotek,

APA harus menunjuk Apoteker Pendamping. Apoteker Pendamping adalah

apoteker yang bekerja di apotek di samping Apoteker Pengelola Apotek

dan/atau menggantikan pada jam-jam tertentu pada hari buka apotek.

b. Apabila APA dan Apoteker Pendamping karena hal-hal tertentu berhalangan

melakukan tugasnya, APA menunjuk Apoteker Pengganti. Apoteker

Pengganti yaitu apoteker yang menggantikan APA selama APA tersebut

tidak berada di tempat lebih dari tiga bulan secara terus-menerus, telah

memiliki Surat Ijin Kerja (SIK) dan tidak bertindak sebagai APA di apotek

lain.

c. Penunjukkan tersebut harus dilaporkan kepada Kepala Dinas Kesehatan

Kabupaten/Kota dengan tembusan kepada Kepala Dinas Kesehatan Provinsi

setempat dengan menggunakan formulir model APT-9.

d. Apoteker Pendamping dan Apoteker Pengganti wajib memenuhi persyaratan

yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan.

e. Apabila Apoteker Pengelola Apotek berhalangan melakukan tugasnya lebih

dari dua tahun secara terus-menerus, Surat Izin Apotek atas nama Apoteker

yang bersangkutan dapat dicabut.

Selanjutnya, menurut Permenkes No. 922/Menkes/Per/X/1993 pasal

20 – 23 dijelaskan bahwa Apoteker Pengelola Apotek bertanggung jawab atas

pelaksanaan kegiatan yang dilakukan oleh Apoteker Pendamping maupun

Apoteker Pengganti, dalam pengelolaan apotek. Apoteker Pendamping

bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas pelayanan kefarmasian selama yang

bersangkutan bertugas menggantikan APA. Pada setiap pengalihan tanggung

jawab kefarmasian yang disebabkan karena penggantian APA oleh Apoteker

Pengganti, harus diikuti dengan serah terima resep, narkotika, dan perbekalan

farmasi lainnya, serta kunci-kunci tempat penyimpanan narkotika dan

psikotropika. Serah terima ini harus diikuti dengan pembuatan berita acara.

Untuk mendukung kegiatan di apotek apabila apotek yang dikelola cukup

besar dan padat diperlukan tenaga kerja lain seperti Asisten Apoteker yang

berdasarkan peraturan perundang-undangan berhak melakukan pekerjaan

kefarmasian sebagai Asisten Apoteker di bawah pengawasan Apoteker, juru

Laporan praktek…., Puteri Isabella, FFUI, 2014

Page 29: UNIVERSITAS INDONESIA K KERJA PROFESI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366960-PR-Puteri Isabella-Laporan... · universitas indonesia. laporan prakt. e. k kerja profesi apoteker.

16

Universitas Indonesia

resep yaitu petugas yang membantu pekerjaan asisten apoteker, kasir yaitu orang

yang bertugas mencatat penerimaan dan pengeluaran uang yang dilengkapi

dengan kwitansi dan nota, pegawai tata usaha yaitu petugas yang melaksanakan

administrasi apotek dan membuat laporan pembelian, penjualan, dan

keuangan apotek.

Pada Pasal 24, dijelaskan apabila APA meninggal dunia, maka ahli waris

APA wajib melaporkan kejadian tersebut dalam waktu 2 x 24 jam kepada

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Apabila pada apotek tersebut tidak

terdapat Apoteker Pendamping, maka laporan wajib disertai penyerahan resep,

narkotika, psikotropika, obat keras dan kunci tempat penyimpanan narkotika

dan psikotropika. Penyerahan dibuat Berita Acara Serah Terima sebagaimana

dimaksud Pasal 23 ayat (2) kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota

dengan menggunakan formulir model APT-11 dengan tembusan kepada

Kepala Balai POM setempat.

2.10 Golongan Obat

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1332/Menkes/SK/X/2002,

sediaan farmasi adalah obat, bahan obat, obat asli Indonesia, alat kesehatan dan

kosmetika. Obat merupakan satu di antara sediaan farmasi yang dapat ditemui di

Apotek. Menurut Undang-undang No. 36 Tahun 2009, obat adalah bahan atau

paduan bahan termasuk produk biologi yang digunakan untuk mempengaruhi atau

menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka penetapan

diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan dan

kontrasepsi untuk manusia.

Obat-obatan yang beredar di Indonesia digolongkan oleh Badan

Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) dalam 4 (empat) kategori, yaitu obat

bebas, obat bebas terbatas, obat keras dan obat golongan narkotika. Penggolongan

inibedasarkan tingkat keamanan dan dimaksudkan untuk memudahkan

pengawasan terhadap peredaran dan pemakaian obat-obat tersebut. Pemerintah

menetapkan beberapa peraturan mengenai “Tanda” untuk membedakan jenis-jenis

obat yang beredar di wilayah Republik Indonesia agar pengelolaan obat menjadi

mudah. Beberapa peraturan tersebut antara lain yaitu:

Laporan praktek…., Puteri Isabella, FFUI, 2014

Page 30: UNIVERSITAS INDONESIA K KERJA PROFESI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366960-PR-Puteri Isabella-Laporan... · universitas indonesia. laporan prakt. e. k kerja profesi apoteker.

17

Universitas Indonesia

a. UU RI No. 35 tahun 2009 tentang Narkotika.

b. Kepmenkes RI No. 2380/A/SK/VI/83 tentang Tanda Khusus Obat Bebas dan

Obat Bebas Terbatas.

c. Kepmenkes RI No. 2396/A/SK/VIII/86 tentang Tanda Khusus Obat Keras

Daftar G.

d. Kepmenkes RI No. 347/Menkes/SK/VIII/90 tentang Obat Wajib Apotek.

e. Permenkes RI No. 688/Menkes/Per/VII/1997 tentang Peredaran Psikotropika.

Berdasarkan ketentuan peraturan tersebut, maka obat dapat dibagi menjadi

beberapa golongan yaitu (Umar, 201; Kementerian Kesehatan RI, 1997):

2.10.1 Obat Bebas

Obat tanpa peringatan, yang dapat diperoleh tanpa resep dokter disebut

obabt bebas. Tandanya berupa lingkaran bulat berwarna hijau dengan garis tepi

hitam. Contohnya adalah parasetamol.

Gambar 2.1. Penandaan Obat Bebas

2.10.2 Obat Bebas Terbatas

Obat dengan peringatan, yang dapat diperoleh tanpa resep dokter disebut

obat bebas terbatas. Tandanya berupa lingkaran bulat berwarna biru dengan garis

tepi hitam.

Gambar 2.2. Penandaan Obat Bebas Terbatas

Contoh dari obat bebas terbatas yaitu, obat batuk, obat influenza, obat

penghilang rasa sakit dan penurun panas, obat-obat antiseptik, dan obat tetes mata

untuk iritasi ringan. Obat golongan ini termasuk obat keras namun dapat dibeli

tanpa resep dokter.

Komposisi obat bebas terbatas merupakan obat keras sehingga dalam

wadah atau kemasan perlu dicantumkan tanda peringatan (P1-P6). Tanda

peringatan tersebut berwarna hitam dengan ukuran panjang 5 cm dan lebar 2 cm

Laporan praktek…., Puteri Isabella, FFUI, 2014

Page 31: UNIVERSITAS INDONESIA K KERJA PROFESI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366960-PR-Puteri Isabella-Laporan... · universitas indonesia. laporan prakt. e. k kerja profesi apoteker.

18

Universitas Indonesia

(disesuaikan dengan warna kemasannya) dan diberi tulisan peringatan

penggunaannya dengan huruf berwarna putih.

Tanda-tanda peringatan ini sesuai dengan golongan obatnya yaitu:

a. P No.1: Awas! Obat keras. Baca aturan memakainya. Contoh: Neozep®.

b. P No.2: Awas! Obat keras. Hanya untuk dikumur, jangan ditelan. Contoh:

Minosep gargle®.

c. P No.3: Awas! Obat keras. Hanya untuk bagian luar dari badan. Contoh:

Canesten®.

d. P No.4: Awas! Obat keras. Hanya untuk dibakar.

e. P No.5: Awas! Obat keras. Tidak boleh ditelan. Contoh: Dulcolax®

(supositoria untuk laksatif)

f. P No.6: Awas! Obat keras. Obat wasir, jangan ditelan. Contoh: Anusol®

Supositoria untuk wasir.

Gambar 2.3. Tanda Peringatan pada Obat Bebas Terbatas

2.10.3 Obat Keras Daftar G

Obat keras merupakan obat yang hanya bisa didapatkan dengan resep

dokter dan dapat diulang tanpa resep baru bila dokter menyatakan pada resepnya

“boleh diulang“. Obat-obat golongan ini antara lain obat jantung, obat diabetes,

hormon, psikotropika, antibiotika, beberapa obat ulkus lambung, dan semua obat

injeksi. Obat keras mempunyai khasiat mengobati, menguatkan, mendesinfeksi,

dan lain-lain, pada tubuh manusia, baik dalam bungkusan atau tidak yang

ditetapkan oleh Menteri Kesehatan. Tanda khusus obat keras yaitu lingkaran

merah dengan garis tepi hitam dan huruf K di dalamnya yang ditulis pada etiket

dan bungkus luar. Contohnya adalah Propanolol, Amoksisilin.

P. No. 3

Awas! Obat Keras

Hanya untuk bagian luar

dari badan

P. No. 4

Awas! Obat Keras

Hanya untuk dibakar

P. No. 5

Awas! Obat Keras

Tidak boleh ditelan

P. No. 6

Awas! Obat Keras Obat wasir, jangan

ditelan

P. No. 2

Awas! Obat Keras

Hanya untuk kumur,

Jangan ditelan

P. No. 1

Awas! Obat Keras

Baca aturan memakainya

Laporan praktek…., Puteri Isabella, FFUI, 2014

Page 32: UNIVERSITAS INDONESIA K KERJA PROFESI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366960-PR-Puteri Isabella-Laporan... · universitas indonesia. laporan prakt. e. k kerja profesi apoteker.

19

Universitas Indonesia

Gambar 2.4. Penandaan Obat Keras

2.10.3.1 Psikotropika

Zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika yang

berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang

menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku disebut

Psikotropika. Penggolongan dari psikotropika adalah (Undang-Undang No. 5

tahun 1997 tentang Psikotropika, 1997):

a. Psikotropika golongan I adalah Psikotropika yang hanya dapat digunakan

untuk tujuan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta

mempunyai potensi amat kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan.

Contoh: meskalin (kaktus amerika), metilendioksi metilamfetamin (MDMA).

b. Psikotropika golongan II adalah psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan

dapat digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta

mempunyai potensi kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh:

amfetamin, metakualon, dan metifedinat. Sekarang obat Psikotropika

golongan I dan II dikategorikan narkotika golongan I.

c. Psikotropika golongan III adalah psikotropika yang berkhasiat pengobatan

dan banyak digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan ilmu pengetahuan

serta mempunyai potensi sedang mengakibatkan sindroma ketergantungan.

Contoh: amobarbital, pentobarbital, siklobarbital.

d. Psikotropika golongan IV adalah psikotropika yang berkhasiat pengobatan

dan sangat luas digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan ilmu

pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan sindroma

ketergantungan. Contoh: diazepam, estazolam, etilamfetamin, alprazolam.

Pabrik obat dapat menyalurkan psikotropika kepada PBF, apotek, sarana

penyimpanan sediaan farmasi pemerintah, rumah sakit, dan lembaga penelitian

dan atau lembaga pendidikan. PBF dapat menyalurkan sediaan psikotropika

kepada PBF lainnya, apotek, sarana penyimpanan sediaan farmasi pemerintah,

rumah sakit, dan lembaga penelitian dan atau lembaga pendidikan.

Laporan praktek…., Puteri Isabella, FFUI, 2014

Page 33: UNIVERSITAS INDONESIA K KERJA PROFESI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366960-PR-Puteri Isabella-Laporan... · universitas indonesia. laporan prakt. e. k kerja profesi apoteker.

20

Universitas Indonesia

Penyerahan psikotropika kepada pasien dalam rangka peredaran hanya

dapat dilakukan oleh apotek, rumah sakit, puskesmas, balai pengobatan, dan

dokter, sedangkan penyerahan psikotropika oleh apotek hanya dapat dilakukan

kepada apotek lain, rumah sakit, puskesmas, balai pengobatan, dokter, dan

kepada pasien. Penyerahan psikotropika kepada pasien dilaksanakan berdasarkan

resep dokter. Khusus penyerahan psikotropika oleh dokter dapat dilakukan pada

kondisi jika pelaksanaan tugas dilakukan di daerah terpencil yang tidak ada

apotek. Tugas pengaturan psikotropika adalah:

1. Menjamin ketersediaan psikotropika guna kepentingan pelayanan kesehatan

dan ilmu pengetahuan.

2. Mencegah terjadinya penyalahgunaan psikotropika.

3. Memberantas peredaran gelap narkotika.

Pengelolaan psikotropika di apotek meliputi :

a. Pemesanan Psikotropika

Apoteker melakukan pemesanan psikotropika ke PBF menggunakan

surat pesanan (SP) psikotropika yang ditandatangani oleh APA dengan

mencantumkan nama jelas, nama apotek, nomor SIK, nomor SIA, dan stempel

apotek. Satu surat pesanan dapat digunakan untuk memesan lebih dari satu

jenis obat psikotropika dan dibuat 2 rangkap, aslinya diberikan pada

distributor dan salinannya untuk apotek sebagai arsip.

b. Penyimpanan Psikotropika

Penyimpanan belum diatur dalam satu peraturan khusus sebagaimana

penyimpanan narkotika. Namun, psikotropika memiliki potensi untuk

disalahgunakan, maka disarankan agar menyimpan dalam suatu rak atau

lemari khusus dan membuat kartu persediaan psikotropika.

c. Pelaporan Psikotropika

Apotek wajib membuat dan menyimpan catatan mengenai kegiatan yang

berhubungan dengan penggunaan psikotropika. Berdasarkan Undang-Undang

No. 5 tahun 1997 tentang Psikotropika, disebutkan bahwa pabrik obat,

pedagang besar farmasi, rumah sakit, puskesmas, lembaga penelitian dan atau

pendidikan wajib melaporkan catatan mengenai kegiatan yang berhubungan

dengan penggunaan psikotropika kepada Kepala Dinas Kesehatan

Laporan praktek…., Puteri Isabella, FFUI, 2014

Page 34: UNIVERSITAS INDONESIA K KERJA PROFESI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366960-PR-Puteri Isabella-Laporan... · universitas indonesia. laporan prakt. e. k kerja profesi apoteker.

21

Universitas Indonesia

Kabupaten/Kota setempat dengan tembusan kepada Balai Besar/Balai POM,

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi setempat dan juga disimpan sebagai arsip.

Laporan psikotropika dibuat secara berkala sesuai kebijakan Dinas

Kesehatan Kabupaten/Kota.

2.10.3.2 Obat Wajib Apotek (OWA)

Obat keras yang dapat diserahkan kepada pasien tanpa resep dokter oleh

apoteker di apotek disebut ObatWajib Apotek (Kementerian Kesehatan RI,

1990). Obat yang dapat diserahkan tanpa resep dokter harus memenuhi kriteria :

a. Tidak dikontraindikasikan untuk penggunaan pada wanita hamil, anak di

bawah usia 2 tahun dan orang tua di atas usia 65 tahun.

b. Pengobatan sendiri dengan obat dimaksud tidak memberikan risiko pada

kelanjutan penyakit.

c. Penggunaan tidak memerlukan cara dan atau alat khusus yang harus

dilakukan oleh tenaga kesehatan.

d. Penggunaan diperlukan untuk penyakit yang prevalensinya tinggi di

Indonesia.

e. Obat dimaksud memiliki rasio khasiat keamanan yang dapat

dipertanggungjawabkan untuk pengobatan sendiri.

Obat-obat yang termasuk ke dalam Daftar Obat Wajib Apotek antara lain :

1. Daftar Obat Wajib No. 1 (Kepmenkes RI No. 347/Menkes/SK/VII/1990)

mengalami perubahan pada Daftar Obat Wajib menurut Kepmenkes RI

No. 925/Menkes/Per/X/1993 yaitu memuat perubahan golongan obat

terhadap daftar OWA No. 1, beberapa obat yang semula OWA atau Obat

Keras berubah menjadi Obat Bebas Terbatas atau Obat Bebas, disertai

keterangan batasannya. Contohnya Ibuprofen semula golongan OWA

menjadi golongan Obat Bebas Terbatas dengan pembatasan tablet 200 mg,

kemasan tidak lebih dari 10 tablet.

2. Daftar Obat Wajib No. 2 menurut Kepmenkes RI

No. 924/Menkes/SK/X/1993, antara lain:

a. Obat luar untuk infeksi jamur pada kulit, inflamasi 1 tube

b. Obat inhalasi 1 tabung

Laporan praktek…., Puteri Isabella, FFUI, 2014

Page 35: UNIVERSITAS INDONESIA K KERJA PROFESI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366960-PR-Puteri Isabella-Laporan... · universitas indonesia. laporan prakt. e. k kerja profesi apoteker.

22

Universitas Indonesia

3. Daftar Obat Wajib No. 3 menurut Kepmenkes RI

No. 1176/Menkes/SK/X/1999 antara lain:

a. Obat saluran pecernaan dan metabolisme maksimal 10 tablet

(pemberian obat hanya atas dasar pengobatan ulang dari dokter)

b. Obat kulit, makimal 1 tube

c. Obat antiifeksi umum, kategori I, II dan III : 1 paket

d. Obat dengan sistem Muskuloskeletal (pemberian obat hanya atas dasar

pengobatan ulang dari dokter) : maksimal 10 tablet untuk antigout, anti

inflamasi dan antirematik, 1 tube obat mata serta1 botol untuk obat

telinga.

2.10.4 Narkotika (Undang-Undang No. 35 tahun 2009 tentang Narkotika, 2009).

Merupakan zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman

baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau

perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa

nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan, yang dibedakan ke dalam

golongan-golongan.

Gambar 2.5 Penandaan Narkotika

Narkotika dibagi menjadi 3 golongan, yaitu:

a. Narkotika Golongan I adalah narkotika yang hanya dapat digunakan untuk

tujuan pengembangan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi,

serta mempunyai potensi sangat tinggi mengakibatkan ketergantungan.

Contoh: kokain, opium, heroin, ganja.

b. Narkotika Golongan II adalah narkotika yang berkhasiat pengobatan,

digunakan sebagai pilihan terakhir dan dapat digunakan dalam terapi

dan/atau untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai

potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan. Contoh: morfin, petidin,

normetadon, metadon.

c. Narkotika Golongan III adalah narkotika yang berkhasiat pengobatan dan

banyak digunakan dalam terapi dan atau tujuan pengembangan ilmu

Laporan praktek…., Puteri Isabella, FFUI, 2014

Page 36: UNIVERSITAS INDONESIA K KERJA PROFESI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366960-PR-Puteri Isabella-Laporan... · universitas indonesia. laporan prakt. e. k kerja profesi apoteker.

23

Universitas Indonesia

pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan

ketergantungan. Contoh: kodein, norkodein, etilmorfin.

Berdasarkan Kepmenkes RI No. 199/Menkes/SK/X/1996, PT. Kimia

Farma Tbk merupakan satu–satunya perusahaan yang diizinkan oleh pemerintah

untuk mengimpor dan mendistribusikan narkotika di wilayah Indonesia, guna

kepentingan pengobatan dan ilmu pengetahuan dengan penanggung jawab yang

ditetapkan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan. Hal ini dimaksudkan untuk

mempermudah pengendalian dan pengawasan narkotika oleh pemerintah karena

narkotika adalah bahan berbahaya yang sifatnya dapat menyebabkan

ketergantungan serta dapat mengakibatkan kerusakan organ.

Pengelolaan narkotika di apotek meliputi:

a. Pemesanan Narkotika

Berdasarkan Undang-Undang No. 9 tahun 1976, dinyatakan bahwa

Menteri Kesehatan memberikan izin kepada apotek untuk menguasai, meracik,

dan menjual narkotika untuk kepentingan pengobatan. Pemesanan narkotika di

apotek dilakukan dengan surat pemesanan narkotika kepada Pedagang Besar

Farmasi (PBF) PT. Kimia Farma Tbk. Surat pesanan narkotika harus

ditandatangani oleh Apoteker Pengelola Apotek dengan mencantumkan nama

jelas, nama apotek, nomor SIK, SIA, dan stempel apotek. Surat pesanan dibuat

rangkap empat, tiga rangkap termasuk aslinya diserahkan ke PBF Kimia Farma

sementara sisanya disimpan oleh apotek sebagai arsip dimana untuk 1 lembar

SP hanya dapat untuk memesan satu jenis narkotika.

b. Penyimpanan Narkotika

Berdasarkan Permenkes RI No. 28/Menkes/Per/I/1978 pada pasal 5 dan 6,

disebutkan bahwa Apotek memiliki tempat khusus penyimpanan narkotika yang

harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:

1) Harus dibuat seluruhnya dari kayu atau bahan yang lain yang kuat.

2) Harus mempunyai kunci yang kuat.

3) Dibagi dua masing-masing dengan kunci yang berlainan; bagian

pertama dipergunakan untuk menyimpan morfin, petidin dan garam-

garamnya serta persediaan narkotika dan bagian kedua untuk

penyimpanan narkotika lainnya yang digunakan sehari-hari.

Laporan praktek…., Puteri Isabella, FFUI, 2014

Page 37: UNIVERSITAS INDONESIA K KERJA PROFESI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366960-PR-Puteri Isabella-Laporan... · universitas indonesia. laporan prakt. e. k kerja profesi apoteker.

24

Universitas Indonesia

4) Apabila tempat khusus tersebut berupa lemari berukuran kurang dari

40x80x100 cm, maka lemari tersebut harus dibaut pada tembok atau

lantai.

5) Lemari khusus tidak dipergunakan untuk menyimpan bahan lain

selain narkotika, kecuali ditentukan oleh Menteri Kesehatan.

6) Anak kunci lemari khusus harus dipegang oleh pegawai yang diberi

kuasa.

7) Lemari khusus harus ditempatkan pada tempat yang aman dan

tidak terlihat oleh umum.

c. Pelayanan Resep yang Mengandung Narkotika

Berdasarkan UU No. 35 tahun 2009 tentang Narkotika, disebutkan bahwa:

1) Narkotika hanya dapat digunakan untuk kepentingan pelayanan

kesehatan dan/atau pengembangan IPTEK.

2) Narkotika hanya dapat diserahkan pada pasien berdasarkan resep dokter.

Berdasarkan Surat Edaran Direktorat Jenderal Pengawas Obat dan

Makanan (sekarang BPOM) No. 366/E/SE/1977, disebutkan pula bahwa:

a) Untuk resep narkotika yang baru dilayani sebagian atau belum

dilayani sama sekali, apotek boleh membuat salinan resep tetapi salinan

resep tersebut hanya boleh dilayani di apotek yang menyimpan resep asli.

b) Salinan resep dari narkotika dengan tulisan iter tidak boleh dilayani

sama sekali. Dengan demikian dokter tidak boleh menambahkan tulisan

iter pada resep – resep yang mengandung narkotika.

d. Pelaporan Narkotika

Sesuai Undang-Undang No. 22 Tahun 1997 pasal 11 ayat 2, dinyatakan

bahwa importir, eksportir, pabrik obat, Pedagang Besar Farmasi, apotek, rumah

sakit, puskesmas, balai pengobatan, dokter, dan lembaga ilmu pengetahuan wajib

membuat, menyampaikan dan menyimpan laporan narkotika secara berkala

setiap bulannya dan paling lambat dilaporkan tanggal 10 bulan berikutnya.

Laporan ditujukan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dengan

tembusan Kepala Balai Besar/Balai Pengawas Obat dan Makanan, Kepala Dinas

Kesehatan Provinsi setempat, serta sebagai arsip.

Laporan praktek…., Puteri Isabella, FFUI, 2014

Page 38: UNIVERSITAS INDONESIA K KERJA PROFESI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366960-PR-Puteri Isabella-Laporan... · universitas indonesia. laporan prakt. e. k kerja profesi apoteker.

25

Universitas Indonesia

e. Pemusnahan Narkotika yang Rusak atau Tidak Memenuhi Syarat

Berdasarkan Permenkes RI No. 28/Menkes/Per/1978 pasal 9, disebutkan

bahwa Apoteker Pengelola Apotek (APA) dapat memusnahkan narkotika yang

rusak, kadaluarsa atau tidak memenuhi syarat lagi untuk digunakan dalam

pengobatan dan atau pengembangan penelitian.

Pelaksanaan pemusnahan narkotika di apotek, diatur sebagai berikut:

1) Apotek yang berada di tingkat provinsi disaksikan oleh Balai

Pengawas Obat dan Makanan setempat.

2) Apotek yang berada di tingkat kabupaten/kota disaksikan oleh Kepala

Dinas Kesehatan tingkat II.

Apoteker Pengelola Apotek (APA) yang memusnahkan narkotika harus

membuat berita acara pemusnahan (BAP) narkotika paling sedikit rangkap tiga,

yang memuat:

1) Hari, tanggal, bulan, dan tahun pemusnahan.

2) Nama pemegang izin khusus, APA, atau dokter pemilik narkotika.

3) Nama seorang saksi dari pemerintah dan seorang saksi dari apotek

tersebut.

4) Nama dan jumlah narkotika yang dimusnahkan.

5) Cara pemusnahan.

6) Tanda tangan APA/pemegang izin khusus, dokter pemilik narkotika dan

para saksi.

Berita acara tersebut dikirimkan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota

dengan tembusan:

1) Kepala Balai Besar/Balai Pengawas Obat dan Makanan setempat.

2) Kepala Dinas Kesehatan Provinsi setempat.

3) Arsip.

2.11 Pengelolaan Apotek

Kegiatan pengelolaan apotek merupakan segala upaya dan kegiatan yang

dilakukan oleh Apoteker untuk memenuhi tugas dan fungsi pelayanan

apotek. Pengelolaan apotek dapat dibagi menjadi 2, yaitu pengelolaan teknis

kefarmasian dan pengelolaan non-teknis kefarmasian. Pengelolaan non-teknis

Laporan praktek…., Puteri Isabella, FFUI, 2014

Page 39: UNIVERSITAS INDONESIA K KERJA PROFESI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366960-PR-Puteri Isabella-Laporan... · universitas indonesia. laporan prakt. e. k kerja profesi apoteker.

26

Universitas Indonesia

kefarmasian tersebut meliputi kegiatan administrasi, keuangan, pajak, personalia,

kegiatan bidang material dan bidang lain yang berhubungan dengan apotek.

Menurut Permenkes RI No. 922/Menkes/Per/X/1993, pengelolaan teknis

kefarmasian Apotek meliputi:

a. Peracikan, pengolahan, pengubahan bentuk, penyimpanan, dan penyerahan

obat atau bahan obat.

b. Pengadaan, penyimpanan, penyaluran, dan penyerahan perbekalan farmasi

lainnya.

c. Pelayanan informasi mengenai perbekalan farmasi, meliputi:

1) Pelayanan informasi tentang obat dan perbekalan farmasi lainnya yang

diberikan baik kepada dokter dan tenaga kesehatan lainnya maupun

kepada masyarakat.

2) Pengamatan dan pelaporan informasi mengenai khasiat, keamanan,

bahaya atau mutu suatu obat dan perbekalan farmasi lainnya.

3) Pelayanan informasi tersebut di atas wajib didasarkan pada kepentingan

masyarakat.

2.12 Pelayanan Apotek

Menurut Kepmenkes RI No. 1027/Menkes/SK/X/2004 tentang Standar

Pelayanan Kefarmasian di Apotek, pelayanan kefarmasian yang ada di apotek

terdiri atas:

1. Pelayanan Resep

a. Skrining Resep

Apoteker melakukan skrining resep meliputi:

1) Persyaratan administratif: nama, SIP dan alamat dokter; tanggal

penulisan resep; tanda tangan/paraf dokter penulis resep; nama,

alamat, umur, jenis kelamin dan berat badan pasien; cara pemakaian

yang jelas; dan informasi lainnya.

2) Kesesuaian farmasetik: bentuk sediaan, dosis, potensi, stabilitas,

inkompatibilitas, cara dan lama pemberian.

3) Pertimbangan klinis: adanya alergi, efek samping, interaksi,

kesesuaian (dosis, durasi, jumlah obat dan lain lain). Jika ada keraguan

terhadap resep hendaknya dikonsultasikan kepada dokter penulis resep

Laporan praktek…., Puteri Isabella, FFUI, 2014

Page 40: UNIVERSITAS INDONESIA K KERJA PROFESI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366960-PR-Puteri Isabella-Laporan... · universitas indonesia. laporan prakt. e. k kerja profesi apoteker.

27

Universitas Indonesia

dengan memberikan pertimbangan dan alternatif seperlunya bila perlu

menggunakan persetujuan setelah pemberitahuan.

b. Penyiapan Obat

1) Peracikan

Kegiatan menyiapkan, menimbang, mencampur, mengemas dan

memberikan etiket pada wadah disebut peracikan. Dalam melaksanakan

peracikan obat, harus dibuat suatu prosedur tetap dengan memperhatikan

dosis, jenis dan jumlah obat serta penulisan etiket yang benar.

2) Etiket

Obat diberikan etiket harus jelas dan dapat dibaca.

3) Kemasan obat yang diserahkan

Obat hendaknya dikemas dengan rapi dalam kemasan yang cocok

sehingga terjaga kualitasnya.

4) Penyerahan obat

Sebelum obat diserahkan kepada pasien, harus dilakukan

pemeriksaan akhir terhadap kesesuaian antara obat dengan resep.

Penyerahan obat dilakukan oleh apoteker disertai pemberian informasi obat

dan konseling kepada pasien.

5) Informasi obat

Apoteker harus memberikan informasi yang benar, jelas dan mudah

dimengerti, akurat, tidak bias, etis, bijaksana, dan terkini. Informasi obat

pada pasien sekurang-kurangnya meliputi cara pemakaian obat, cara

penyimpanan obat, jangka waktu pengobatan, aktivitas serta makanan dan

minuman yang harus dihindari selama terapi.

6) Konseling

Apoteker harus memberikan konseling, mengenai sediaan farmasi,

pengobatan dan perbekalan kesehatan lainnya, sehingga dapat

memperbaiki kualitas hidup pasien atau yang bersangkutan terhindar dari

bahaya penyalahgunaan atau penggunaan obat yang salah. Untuk

penderita penyakit tertentu seperti kardiovaskular, diabetes, TBC, asma

dan penyakit kronis lainnya, apoteker harus memberikan konseling secara

berkelanjutan.

Laporan praktek…., Puteri Isabella, FFUI, 2014

Page 41: UNIVERSITAS INDONESIA K KERJA PROFESI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366960-PR-Puteri Isabella-Laporan... · universitas indonesia. laporan prakt. e. k kerja profesi apoteker.

28

Universitas Indonesia

7) Monitoring penggunaan obat

Setelah penyerahan obat kepada pasien, apoteker harus melaksanakan

pemantauan penggunaan obat, terutama untuk pasien tertentu seperti

kardiovaskular, diabetes, TBC, asma, dan penyakit kronis lainnya.

2. Promosi dan Edukasi

Dalam rangka pemberdayaan masyarakat, apoteker harus berpartisipasi

secara aktif dalam promosi dan edukasi. Apoteker ikut membantu diseminasi

informasi, antara lain dengan penyebaran leaflet/brosur, poster, penyuluhan dan

lain lainnya.

3. Pelayanan residensial (Home Care)

Apoteker sebagai pemberi pelayanan (care giver) diharapkan juga dapat

melakukan pelayanan kefarmasian yang bersifat kunjungan rumah, khususnya

untuk kelompok lansia dan pasien dengan pengobatan penyakit kronis lainnya.

Untuk aktivitas ini Apoteker harus membuat catatan berupa catatan pengobatan

(medication record).

Sedangkan pelayanan apotek sebagaimana diatur oleh Permenkes RI

No. 922/Menkes/Per/X/1993 disebutkan sebagai berikut :

a. Apotek wajib melayani resep dokter, dokter gigi, dan dokter hewan.

Pengelolaan resep menjadi tanggung jawab APA.

b. Apoteker tidak diizinkan untuk mengganti obat generik yang tertulis

dalam resep dengan obat paten. Apabila pasien tidak mampu menebus

obat, apoteker dapat menghubungi dokter untuk pemilihan obat yang lebih

tepat.

c. Apoteker memberikan informasi penggunaan obat yang tepat, rasional, dan

aman kepada pasien.

d. Apabila apoteker menganggap ada kekeliruan dalam resep yang ditulis

dokter, apoteker harus memberitahukan kepada dokter penulis resep.

e. Namun, jika pada kejadian di atas dokter tetap pada pendiriannya, maka

dokter harus menyatakan secara tertulis dan membubuhkan tanda tangan di

atas resep.

f. Salinan resep harus ditandatangani oleh apoteker, dirahasiakan dan disimpan

dalam jangka waktu tiga tahun. Resep atau salinan resep hanya boleh

Laporan praktek…., Puteri Isabella, FFUI, 2014

Page 42: UNIVERSITAS INDONESIA K KERJA PROFESI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366960-PR-Puteri Isabella-Laporan... · universitas indonesia. laporan prakt. e. k kerja profesi apoteker.

29

Universitas Indonesia

diperlihatkan kepada dokter penulis resep atau yang merawat penderita,

penderita yang bersangkutan, petugas kesehatan, atau petugas lain yang

berwenang menurut perundang-undangan yang berlaku.

2.13 Swamedikasi

Pengobatan sendiri atau swamedikasi adalah tindakan yang dilakukan

untuk mengatasi masalah kesehatan dengan menggunakan obat-obatan yang dapat

dikonsumsi tanpa pengawasan dari dokter. Obat untuk swamedikasi meliputi obat-

obat yang dapat digunakan tanpa resep yang meliputi obat wajib apotek (OWA),

obat bebas terbatas (OBT) dan obat bebas (OB). Obat wajib apotek terdiri dari

kelas terapi oral kontrasepsi, obat saluran cerna, obat mulut serta tenggorokan,

obat saluran nafas, obat yang mempengaruhi sistem neuromuskular, anti parasit

dan obat kulit topikal.

Pelayanan obat tanpa resep merupakan pelayanan yang penting di apotek

sehubungan dengan perkembangan pelayanan farmasi komunitas yang

berorientasi pada asuhan kefarmasian. Pasien mengemukakan keluhan atau gejala

penyakit, selanjutnya apoteker menginterpretasikan penyakitnya dan memilihkan

alternatif obat atau merujuk ke pelayanan kesehatan lain.

Untuk meningkatkan kemampuan pasien dalam menolong dirinya

sendiri dan untuk mengatasi masalah kesehatan perlu ditunjang dengan sarana

yang dapat meningkatkan pengobatan sendiri secara tepat, aman dan rasional.

Sarana tersebut berupa ketersediaan obat dan peningkatan peran apoteker di

apotek dalam pelayanan komunikasi, informasi dan edukasi.

Kewajiban apoteker dalam melayani obat wajib apotek yaitu:

1) Memenuhi ketentuan dan batasan tiap jenis obat perpasien yang

disebutkan dalam daftar obat wajib apotek yang bersangkutan.

2) Membuat catatan pasien serta obat yang telah diserahkan.

3) Memberi informasi meliputi dosis dan aturan pakai, kontraindikasi, efek

samping, dan lain-lain yang diperlukan oleh pasien.

Menurut WHO, fungsi atau tanggung jawab apoteker dalam swamedikasi

adalah sebagai komunikator, penyedia obat yang berkualitas, pengawas dan

pelatih, kolaborator dan promotor kesehatan.

Laporan praktek…., Puteri Isabella, FFUI, 2014

Page 43: UNIVERSITAS INDONESIA K KERJA PROFESI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366960-PR-Puteri Isabella-Laporan... · universitas indonesia. laporan prakt. e. k kerja profesi apoteker.

30

Universitas Indonesia

Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan saat melakukan

swamedikasi, antara lain :

a. Membaca secara teliti informasi yang tertera pada kemasan atau brosur di

dalam kemasan. Informasi yang diberikan meliputi komposisi zat aktif,

indikasi, kontraindikasi, efek samping, interaksi obat, dosis dan cara

penggunaan.

b. Memilih obat dengan jenis kandungan zat aktif sesuai keperluan, misalnya

apabila gejala penyakit hanya batuk maka obat yang dipilih hanya mengatasi

batuk saja, tidak perlu obat penurun demam.

c. Penggunaan obat hanya jangka pendek (seminggu), jika gejala menetap atau

memburuk maka segera konsultasikan ke dokter.

d. Memperhatikan aturan pemakaian, bagaimana cara memakainya, berapa

jumlahnya, berapa kali sehari, dipakai sebelum atau sesudah makan atau

menjelang tidur, serta berapa lama pemakaiannya.

e. Perlu diperhatikan masalah kontraindikasi (pada keadaan mana obat tidak

boleh digunakan) dan bagaimana cara penyimpanan obat (obat disimpan

dimana dan apakah sisa obat yang disimpan dapat digunakan lagi).

Laporan praktek…., Puteri Isabella, FFUI, 2014

Page 44: UNIVERSITAS INDONESIA K KERJA PROFESI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366960-PR-Puteri Isabella-Laporan... · universitas indonesia. laporan prakt. e. k kerja profesi apoteker.

31 Universitas Indonesia

BAB 3

TINJAUAN KHUSUS APOTEK ERRA MEDIKA

3.1 Sejarah Singkat Apotek Erra Medika

Apotek Erra Medika di bawah naungan Yayasan Sangkakala yang berdiri

pada tanggal 2 Agustus 1977 di Depok.

Maksud dan tujuan dari yayasan adalah :

a. Menyelenggarakan pendidikan, latihan dan pembangunan jasmani

maupun rohani pada masyarakat.

b. Menyelenggarakan, memelihara, membina dan memajukan kesehatan

masyarakat.

Apotek Erra Medika diprakarsai oleh dr. Erlang Setiawan, Sp.PA, Ny.

Cora Laurens dan Ny. Istiana yang didirikan pada tanggal 13 Juli 1998

berdasarkan akta notaris B. Wirastuti Puntaraksma, SH No. 6 tahun 1997. Pada

tahun 2009 didirikan PBF (Pedagang Besar Farmasi) Erra Medika.

3.2 Lokasi, Bangunan dan Tata Ruang Apotek Erra Medika

3.2.1 Lokasi

Apotek Erra Medika berlokasi di Ruko Sukmajaya No. 4 – 5 Jl. Tole

Iskandar Depok (Lampiran 1). Lokasi tersebut cukup strategis dan mudah

dijangkau karena berada di tepi jalan raya yang dilalui kendaraan dalam dua arah

dan mudah dijangkau, dekat dengan pemukiman masayarakat, dan dekat dengan

RSIA Hermina. Desain eksterior Apotek Erra Medika tampak dari depan dapat

dilihat pada lampiran 2 dan desain Interior pada lampiran 3.

3.2.2 Bangunan

Bangunan Apotek Erra Medika terdiri dari dua ruko, dua lantai dan

berdampingan dengan Klinik Erra Medika. Lantai satu terdiri dari ruang

penjualan, ruang peracikan, loket penerimaan resep dan loket penyerahan obat

berdampingan dengan ruang praktek dokter umum, dokter spesialis kandungan,

spesialis THT, ruang administrasi, kasir, laboratorium, radiologi, ruang tunggu

dan toilet. Lantai dua terdiri dari gudang penyimpanan resep dan arsip. Denah

Ruangan Apotek Erra Medika dapat dilihat pada lampiran 4.

Laporan praktek…., Puteri Isabella, FFUI, 2014

Page 45: UNIVERSITAS INDONESIA K KERJA PROFESI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366960-PR-Puteri Isabella-Laporan... · universitas indonesia. laporan prakt. e. k kerja profesi apoteker.

32

Universitas Indonesia

3.2.3 Tata Ruang

Apotek memiliki ruang tunggu apotek yang tidak terlalu besar karena

biasanya pasien menunggu di ruangan tunggu klinik. Resep-resep umumnya

berasal dari Klinik Erra Medika sehingga terdapat celah pada dinding di sebelah

komputer yang berhubungan langsung dengan kasir klinik. Pembayaran

dilakukan di kasir klinik. Semua produk yang telah dibayar dan telah selesai

disiapkan akan diserahkan ke bagian penyerahan obat. Bagian penyerahan obat

terletak di depan, di sekitar etalase produk OTC (Over the Counter) dan

Perbekalan Kesehatan dan Rumah Tangga (PKRT), seperti kosmetika,

perlengkapan bayi, dan perlengkapan sehari-hari (sabun, shampoo, dan lain-lain)

yang dikelompokkan berdasarkan jenisnya. Pada bagian penerimaan resep juga

menerima pembelian resep yang berasal dari luar klinik, pembelian obat tanpa

resep, dan PKRT.

Di bagian dalam, terdapat ruang peracikan yang terpisah dengan ruang

tunggu sehingga terhindar dari pandangan langsung konsumen. Ruang peracikan

cukup luas sehingga karyawan dapat leluasa bergerak dan juga dilengkapi

pendingin ruangan untuk menyimpan dan menjaga semua obat di Apotek serta

menjaga kenyamanan para karyawan. Pada ruang peracikan, obat disusun

berdasarkan bentuk sediaan (padat, ca i r , se tengah padat , obat suntik) dan

disusun secara alfabetis di lemari dan rak untuk memudahkan pengambilan obat.

Obat-obat paten dan generik diletakkan secara terpisah pada lemari yang berbeda

di dalam ruang peracikan. Narkotika dan psikotropika diletakkan terpisah dari

obat lainnya, disimpan dalam lemari khusus yang terbuat dari kayu yang

menempel pada dinding. Obat-obat yang harus disimpan pada kondisi dingin

seperti supositoria, insulin, vaksin, dan sebagian obat-obat suntik diletakkan pada

lemari pendingin.

Di ruang peracikan terdapat meja untuk peracikan resep. Untuk

memudahkan peracikan, terdapat timbangan di dekat meja peracikan. Di samping

meja peracikan terdapat meja kecil tempat alat pembungkus puyer. Selain itu,

terdapat meja untuk pemeriksaan obat dan penulisan salinan resep.

Laporan praktek…., Puteri Isabella, FFUI, 2014

Page 46: UNIVERSITAS INDONESIA K KERJA PROFESI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366960-PR-Puteri Isabella-Laporan... · universitas indonesia. laporan prakt. e. k kerja profesi apoteker.

33

Universitas Indonesia

3.3 Perlengkapan Apotek

Apotek Erra Medika memiliki beberapa perlengkapan apotek, antara lain :

1. Alat pembuatan, pengolahan dan peracikan seperti timbangan, mortir,

blender. Wadah pengemas dan pembungkus, etiket dan plastik pengemas.

2. Perlengkapan dan alat penyimpanan, dan perbekalan farmasi seperti lemari

obat dan lemari pendingin.

3. Lemari penyimpanan khusus psikotropika dan narkotika.

4. Buku standar Farmakope Indonesia Edisi IV, ISO, MIMS, IONI, kumpulan

peraturan perundang-undangan yang berhubungan dengan apotek dan buku-

buku kefarmasian.

5. Alat administrasi, seperti blanko pemesanan obat, faktur, kuitansi, salinan

resep, etiket obat dan lain-lain.

3.4 Struktur Organisasi Apotek Erra Medika

Apotek Erra Medika berada di bawah Yayasan Sangkakala yang dikepalai

oleh dr. Erlang Setiawan, Sp.PA, selaku Pemilik Sarana Apotek dan seorang

Apoteker Pengelola Apotek yaitu Dra. Alfina Rianti, M.Pharm., Apt. Apotek Erra

Medika mempunyai 4 orang tenaga ahli yang terdiri dari 3 asisten apoteker dan 1

orang juru resep, sedangkan tenaga kerja kasir, keuangan dan petugas kebersihan

digabung menjadi satu dengan klinik.

Tenaga kerja di Apotek Erra Medika secara bergantian bekerja

berdasarkan shift-shift yang telah dibagi, yaitu shift pagi hingga sore (pukul

08.00-15.00) dan shift siang hingga malam (pukul 15.00-22.00). Adapun

tugas dan fungsi tiap karyawan yang ada di apotek Erra Medika adalah sebagai

berikut :

a. Pimpinan Apotek

Pimpinan bertanggung jawab atas kelangsungan perusahaan dengan

kewenangan sebagai berikut :

1) Mempertahankan kontinuitas hidup dan laju perkembangan

perusahaan yang dipimpinnya.

2) Memberikan penilaian prestasi kerja seluruh karyawan yang

dipimpinnya.

Laporan praktek…., Puteri Isabella, FFUI, 2014

Page 47: UNIVERSITAS INDONESIA K KERJA PROFESI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366960-PR-Puteri Isabella-Laporan... · universitas indonesia. laporan prakt. e. k kerja profesi apoteker.

34

Universitas Indonesia

3) Menganalisa permasalahan intern maupun ekstern yang berpengaruh

terhadap jalannya perusahaan.

b. APA (Apoteker Pengelola Apotek)

Apoteker Pengelola Apotek memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai

berikut :

1) Menyelenggarakan pelayanan kefarmasian yang sesuai dengan

fungsinya (apotek sebagai tempat pengabdian profesi) dan memenuhi

segala kebutuhan perundang-undangan di bidang perapotekan yang

berlaku.

2) Memimpin seluruh kegiatan manajerial apotek termasuk

mengkoordinasikan dan mengawasi dinas kerja karyawan lainnya

antara lain mengatur daftar giliran kerja, menetapkan pembagian

beban kerja, dan tanggung jawab masing-masing karyawan.

3) Bertanggung jawab terhadap kelancaran administrasi dan

penyimpanan dokumen penting.

4) Secara aktif berusaha sesuai dengan bidang tugasnya untuk

meningkatkan omset penjualan dan mengembangkan hasil usaha

apotek dengan mempertimbangkan masukan dari karyawan lainnya

untuk perbaikan pelayanan dan kemajuan apotek.

5) Memberikan Pelayanan Informasi Obat (PIO) kepada pasien untuk

mendukung penggunaan obat yang rasional. Dalam hal ini apoteker

harus memberikan informasi yang benar, jelas dan mudah dimengerti,

akurat, tidak bias, etis, dan bijaksana serta terkini.

6) Melaksanakan pelayanan swamedikasi

7) Memeriksa kebenaran obat yang akan diserahkan kepada

pasien meliputi bentuk sediaan obat, jumlah obat, nama obat, nomor

resep, nama pasien kemudian menyerahkan obat kepada pasien dan

memberikan informasi tentang penggunaan obat tersebut serta

informasi tambahan lain yang diperlukan.

8) Mengatur dan mengawasi pengamanan hasil penjualan tunai harian.

Laporan praktek…., Puteri Isabella, FFUI, 2014

Page 48: UNIVERSITAS INDONESIA K KERJA PROFESI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366960-PR-Puteri Isabella-Laporan... · universitas indonesia. laporan prakt. e. k kerja profesi apoteker.

35

Universitas Indonesia

c. Asisten Apoteker (AA)

Tugas dan kewajiban asisten apoteker adalah sebagai berikut:

1) Mendata kebutuhan barang

2) Mengatur, mengontrol, dan menyusun obat pada tempat penyimpanan

obat di ruang peracikan.

3) Melayani permintaan obat bebas dan resep dokter, mulai dari

penerimaan resep, menyiapkan obat, meracik, menulis etiket,

mengemas, sampai dengan menyerahkan obat.

4) Memberi harga-harga untuk resep-resep yang masuk dan memeriksa

kelengkapan resep.

5) Memeriksa kebenaran obat yang akan diserahkan kepada pasien

meliputi bentuk sediaan obat, nama obat, jumlah obat, nama obat,

nomor resep, nama pasien.

6) Mencatat keluar masuk barang dalam kartu stok

7) Melakukan pengecekan terhadap obat-obat yang mempunyai

kadaluarsa

8) Menyusun daftar masuknya barang dan menandatangani faktur obat

yang masuk setiap harinya.

9) Membuat salinan resep dan kuitansi bila dibutuhkan.

d. Juru Resep

Tenaga yang membantu asisten apoteker dalam meracik obat di apotek.

Tugas dan kewajiban juru resep adalah:

1) Membantu tugas apoteker dan asisten apoteker dalam penyediaan atau

pembuatan obat jadi maupun obat racikan.

2) Menyiapkan dan membersihkan alat-alat peracikan serta

melaporkan hasil sediaan yang sudah jadi kepada asisten apoteker.

3) Membuat obat-obat racikan standar di bawah pengawasan asisten

apoteker.

Laporan praktek…., Puteri Isabella, FFUI, 2014

Page 49: UNIVERSITAS INDONESIA K KERJA PROFESI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366960-PR-Puteri Isabella-Laporan... · universitas indonesia. laporan prakt. e. k kerja profesi apoteker.

36

Universitas Indonesia

3.5 Kegiatan – kegiatan di Apotek

Apotek Erra Medika memulai kegiatan dari pukul 08.00 sampai pukul

22.00 dari senin sampai minggu, yang dibagi menjadi dua shift. Kegiatan yang

dilakukan di Apotek Erra Medika terbagi menjadi dua bagian, yaitu kegiatan

teknis kefarmasian dan kegiatan non-teknis kefarmasian.

3.5.1 Kegiatan Teknis Kefarmasian

Kegiatan ini berhubungan langsung dengan pengelolaan perbekalan

farmasi, yang meliputi :

1. Pengadaan barang

Hal yang perlu diperhatikan dalam pengadaan antara lain :

a. Sebelum dilakukan pengadaan obat terlebih dahulu dilakukan perencanaan

pengadaan obat berdasarkan kebutuhan Apotek Erra Medika dan

berdasarkan buku defecta atau buku pesanan berdasarkan stok minimum.

b. Harus sesuai dengan kemampuan atau kondisi yang ada.

c. Sistem atau pengadaan harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Pengadaan perbekalan farmasi menjadi tugas dan wewenang Apoteker

Pengelola Apotek (APA). APA dan Asisten Apotker (AA) bekerja sama untuk

menjaga kelancaran dan ketepatan persediaan barang. Pengadaan atau pemesanan

barang di Apotek Erra Medika biasanya dilakukan pada pagi hari, setiap hari

Senin dan Kamis menggunakan Surat pesanan (SP).Untuk pemesanan cito

disampaikan melalui telepon, dimana SP menyusul ketika barang diantar.

Pembelian dilaksanakan oleh asisten apoteker yang bertanggung jawab

langsung terhadap APA. Pembelian dan pemesanan obat ditandatangani oleh

apoteker.

Dalam melakukan pemesanan barang kepada Pedagang Besar Farmasi

(PBF), perlu diperhatikan kriteria-kriteria sebagai berikut :

a. Pedagang Besar Farmasi (PBF) yang resmi.

b. Besarnya potongan harga (diskon) dan tenggang waktu pembayaran.

c. Pelayanan yang baik, cepat dan tepat waktu.

d. Kelengkapan dan kualitas barang terjamin.

Laporan praktek…., Puteri Isabella, FFUI, 2014

Page 50: UNIVERSITAS INDONESIA K KERJA PROFESI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366960-PR-Puteri Isabella-Laporan... · universitas indonesia. laporan prakt. e. k kerja profesi apoteker.

37

Universitas Indonesia

2. Penerimaan barang

Barang-barang yang dipesan, kemudian diantar dan disertai dengan faktur

sebagai tanda bukti penyerahan barang. Barang -barang yang telah diterima

dari PBF kemudian diperiksa meliputi :

a. Kesesuaian jenis dan jumlah barang yang dipesan dalam SP (Surat

Pesanan).

b. Tanggal kadaluwarsa barang.

c. Spesifikasi obat dan keadaan fisik obat.

Apabila barang yang diterima sesuai dengan pesanan, petugas akan

menandatangani dan memberikan stempel apotek pada faktur asli dan faktur kopi.

Terdapat empat lembar faktur, faktur yang asli dikembalikan kepada distributor

atau PBF dan kopi faktur disimpan sebagai dokumen untuk apotek dan dicatat

dalam buku. Seminggu setelah penyerahan barang, PBF melakukan tukar faktur

dimana faktur asli akan diberikan kepada apotek serta menentukan tanggal

pembayaran.

3. Penyimpanan barang

Penyimpanan barang di apotek dibedakan berdasarkan bentuk sediaan dan

obat generik, kemudian disusun secara alfabetis dengan sistem FIFO (First In

First Out). Setiap jenis obat yang disimpan disertai dengan kartu stok.

Obat dan alat kesehatan disimpan di rak, sedangakan untuk obat yang

membutuhkan suhu rendah segera dimasukkan dalam lemari pendingin.

Penyimpanan obat bebas diletakkan di etalase ruang depan pada bagian OTC.

4. Penjualan

Penjualan obat di Apotek Erra Medika dilakukan dengan sistem

pembayaran tunai dan kredit. Adapun pelayanan yang dilakukan adalah sebagai

berikut :

a. Pelayanan obat resep dengan pembayaran tunai

Pelayanan atau penjualan obat dengan resep diberikan kepada pasien yang

membeli obat dengan resep secara tunai. Proses pelayanan resepnya adalah :

Laporan praktek…., Puteri Isabella, FFUI, 2014

Page 51: UNIVERSITAS INDONESIA K KERJA PROFESI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366960-PR-Puteri Isabella-Laporan... · universitas indonesia. laporan prakt. e. k kerja profesi apoteker.

38

Universitas Indonesia

1) Apoteker atau asisten apoteker menerima resep dari pasien, kemudian

diperiksa kelengkapan resepnya dan diberi harga.

2) Setelah pasien setuju dan langsung membayar pada kasir, lalu kasir akan

mencatat alamat pasien di resep.

3) Resep dibawa ke bagian peracikan untuk dikerjakan oleh asisten apoteker

yang dibantu oleh juru resep. Obat yang telah selesai dibuat, diberi etiket

kemudian diperiksa kembali oleh apoteker atau asisten apoteker baik

bentuk sediaan, nama pasien, etiket, dan jumlah obat. Obat diberikan

kepada pasien dengan pemberian informasi penggunaan obat kemudian

dicatat alamat pasien, jumlah, dan harga resep ke dalam buku resep.

b. Pelayanan obat resep dengan pembayaran kredit

Apotek Erra Medika bekerja sama dengan beberapa perusahaan dalam

pelayanan kesehatan, antara lain : Bank Mandiri, PT. Nayaka dan Sudirman

Medical Center. Pelayanan obat dengan resep kredit dilakukan secara gratis.

Klaim pada PT. Nayaka Husada dan Sudiman Medical Center dilakukan 1 bulan

sekali pada awal bulan, sedangkan PT. Mandiri dilakukan dua kali, yaitu pada

awal dan pertengahan bulan. Keuntungan yang didapatkan apotek dari setiap

resep yaitu sekitar 10%. Untuk resep kredit Bank Mandiri pengeluaran obat

dibatasi yaitu sebesar Rp. 55.000/lembar resep, jika melebihi batas maka pasien

harus membayar.

c. Pelayanan atau penjualan obat bebas

Pelayanan obat bebas adalah pelayanan obat kepada konsumen tanpa

melalui resep dokter. Obat-obat yang dapat dijual bebas adalah obat yang

termasuk dalam daftar obat bebas, obat bebas terbatas, kosmetika, dan alat

kesehatan tertentu. Pembayaran dilakukan di kasir, setelah lunas obat diserahkan

kepada konsumen atau pembeli.

d. Pelayanan Obat Wajib Apotek

Pelayanan obat wajib apotek adalah pelayanan obat-obat keras oleh

apoteker yang dapat diberikan kepada pasien tanpa menggunakan resep dokter.

Laporan praktek…., Puteri Isabella, FFUI, 2014

Page 52: UNIVERSITAS INDONESIA K KERJA PROFESI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366960-PR-Puteri Isabella-Laporan... · universitas indonesia. laporan prakt. e. k kerja profesi apoteker.

39

Universitas Indonesia

3.5.2 Kegiatan Teknis Non Kefarmasian

Kegiatan ini meliputi :

1. Bagian Keuangan

Pada prinsipnya kegiatan keuangan adalah mengelola seluruh kegiatan

yang berhubungan dengan uang masuk dan uang keluar. Di apotek arus uang

masuk meliputi arus penjualan tunai dan penagihan piutang (penjualan kredit).

Arus uang keluar berupa biaya operasional apotek (listrik, telepon, PAM, gaji

pegawai), pembelian barang secara tunai dan pembayaran rutin untuk pembelian

barang secara kredit. Pada kegiatan keuangan dikenal buku kas dan buku bank.

Buku kas berisi semua pemasukan dan pengeluaran uang dalam bentuk tunai

yang dilakukan setiap hari sedangkan buku bank berisi semua pemasukan dan

pengeluaran melalui bank.

2. Kegiatan Administrasi

Kegiatan administrasi bertugas mencatat serta membukukan seluruh

kegiatan administrasi di apotek yang merupakan unsur penunjang semua

kegiatan di apotek, selain itu dapat juga memberikan data keuangan secara rinci.

Data tersebut digunakan untuk mengambil keputusan baik yang bersifat

mendadak maupun dalam menyusun rencana jangka panjang.

Pada kegiatan administrasi pembelian, transaksi pembelian dimasukkan ke

dalam komputer oleh Asisten Apoteker berdasarkan faktur pembelian. Transaksi

pembelian kemudian ditampilkan sehingga jumlah barang akan tercatat dan

jumlah uang akan tercatat pada transaksi hutang di komputer.

Pada administrasi penjualan harga resep, OTC, DOWA dilakukan melalui

komputer. Pada saat petugas memasukkan daftar barang yang dibeli dan telah

dibayar, maka stok barang secara otomatis berkurang sesuai dengan transaksi

yang telah dilaksanakan.

3.6 Pengelolaan Psikotropika

Di Apotek Erra Medika, pengelolaan psikotropika secara garis besar

meliputi pemesanan, penyimpanan, pelaporan dan pelayanan resep psikotropika.

Laporan praktek…., Puteri Isabella, FFUI, 2014

Page 53: UNIVERSITAS INDONESIA K KERJA PROFESI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366960-PR-Puteri Isabella-Laporan... · universitas indonesia. laporan prakt. e. k kerja profesi apoteker.

40

Universitas Indonesia

1. Pemesanan Psikotropika

Pembelian psikotropika pada PBF dilakukan dengan surat pesanan

psikotropika. Satu SP boleh lebih dari satu jenis psikotropika. Dengan

mencantumkan nama jelas, nomor SIK, SIA dan stempel apotek yang

ditandatangani oleh APA.

2. Penerimaan dan Penyimpanan Psikotropika

Penerimaan dan penyimpanan psikotropika dilakukan oleh asisten

apoteker yang mempunyai SIK. Psikotropika disimpan di tempat khusus

dalam lemari yang mempunyai kunci yang dipegang oleh AA yang telah

diberi kuasa.

3. Pelayanan Resep Psikotropika

Apotek hanya dapat melayani resep yang mengandung psikotropika dari

resep asli. Resep yang mengandung psikotropika di simpan terpisah dari

resep lain. Psikotropika yang dikeluarkan, dicatat dalam buku penggunaan

psikotropika setiap hari untuk pembuatan laporan penggunaan

psikotropika.

4. Laporan Penggunaan Psikotropika

Laporan penggunaan psikotropika dilaporkan setiap bulan ditujukan

kepada Dinas Kesehatan Depok dan Balai POM Bandung Jawa Barat

paling lambat setiap tanggal 10 setiap bulannya dengan tembusan kepada

balai Besar POM dan untuk arsip.

3.7 Pengelolaan Narkotika

Dalam mencegah dan menanggulangi bahaya yang ditimbulkan oleh efek

samping penggunaan dan penyalahgunaan, memulihkan kembali penderita

kecanduan narkotika, serta untuk memberantas peredaran gelap narkotika maka

pemerintah telah mengatur tata cara ekspor-impor, produk, penanaman, peredaran,

penyediaan, penyimpanan dan penggunaan narkotika menurut UU No. 35 tahun

2009. Secara garis besar pengelolaan narkotika di Apotek Erra Medika meliputi

pemesanan, penyimpanan, pelaporan, dan pelayanan resep narkotika.

Laporan praktek…., Puteri Isabella, FFUI, 2014

Page 54: UNIVERSITAS INDONESIA K KERJA PROFESI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366960-PR-Puteri Isabella-Laporan... · universitas indonesia. laporan prakt. e. k kerja profesi apoteker.

41

Universitas Indonesia

1. Pemesanan Narkotika

Pembelian narkotika pada PBF dilakukan dengan SP narkotika dengan

mencantumkan nama jelas, nomor SIK, SIA dan stempel apotek yang

ditandatangani oleh APA. Satu SP rangkap empat hanya untuk memesan satu

jenis narkotika.

2. Penerimaan dan Penyimpanan Narkotika

Penerimaan narkotika dilakukan oleh asisten apoteker yang mempunyai SIK.

Narkotika disimpan di tempat khusus dalam lemari dengan ukuran tertentu

sesuai aturan dan mempunyai kunci yang dipegang oleh asistan apoteker yang

telah diberi kuasa. Lemari ini tidak boleh digunakan untuk menyimpan obat

atau barang lainnya.

3. Pelayanan Resep Narkotika

Apotek hanya dapat melayani resep yang mengandung narkotika dari resep

asli. Narkotika yang dikeluarkan, dicatat dalam buku penggunaan narkotika

setiap hari untuk pembuatan laporan penggunaan narkotika sesuai jumlahnya.

Resep yang mengandung narkotika harus digaris merah dan disimpan terpisah

dari resep lain.

4. Laporan Penggunaan Narkotika

Laporan penggunaan narkotika di Apotek Erra Medika dilaporkan setiap

bulan ke instasi yang berwenang paling lambat setiap tanggal 10 setiap

bulannya. Laporan narkotika ditandatangani oleh APA, ditujukan kepada

Dinas Kesehatan Depok dan dan Balai POM Bandung Jawa Barat.

Laporan praktek…., Puteri Isabella, FFUI, 2014

Page 55: UNIVERSITAS INDONESIA K KERJA PROFESI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366960-PR-Puteri Isabella-Laporan... · universitas indonesia. laporan prakt. e. k kerja profesi apoteker.

42 Universitas Indonesia

BAB 4

PEMBAHASAN

Apotek Erra Medika merupakan apotek yang dikelola atas dasar kerjasama

antara Dra. Alfina Rianti M.Pharm, Apt. selaku Apoteker Pengelola Apotek

(APA) dengan Bapak dr. Erlang Setiawan, Sp.PA selaku Pemilik Sarana Apotek

(PSA) yang mempunyai dua ruang gerak, yaitu fungsi pengabdian kepada

masyarakat (non profit oriented) dan fungsi bisnis (profit oriented), dan keduanya

harus berjalan bersamaan. Berkenaan dengan fungsi yang pertama, apotek

berperan menyediakan obat-obatan dan perbekalan farmasi lainnya serta

memberi informasi, konsultasi, dan evaluasi mengenai obat yang dibutuhkan oleh

masyarakat sehingga tujuan pembangunan kesehatan dapat terwujud. Fungsi yang

kedua yaitu sebagai suatu unit usaha yang berhubungan dengan obat serta

perbekalan farmasi lain sebagai komoditi untuk disalurkan kepada masyarakat

sehingga apotek memperoleh pendapatan yang nantinya dikelola untuk membuat

apotek tetap dapat bertahan hidup dan berkembang. Apotek Erra Medika

merupakan apotek klinik yang sudah berdiri sejak 15 tahun yang lalu.

Kepercayaan pelanggan menyebabkan apotek ini mampu bertahan hingga

sekarang.

4.1 Lokasi dan Tata Ruang Apotek

Apotek Erra Medika memiliki tempat lokasi yang strategis, karena berada di

tepi jalan raya yang dilalui kendaraan dalam dua arah dan mudah dijangkau, dekat

dengan pemukiman masayarakat, dekat dengan RSIA Hermina dan Rumah Sakit

Hasanah Graha Afiah (HGA). Apotek ini berada dalam satu bangunan dengan

klinik Erra Medika yang menjadi sumber utama resep yang diterima oleh Apotek

Erra Medika. Apotek dan Klinik Erra Medika buka setiap hari sehingga mampu

memberikan pelayanan kesehatan yang optimal kepada masyarakat. Di sekitar

Apotek juga terdapat Apotek pesaing antara lain Apotek Tumbuh Sehat, Apotek

Trinitas, Apotek K-24 dan lain-lain, sehingga terkadang resep obat dari berbagai

sarana kesehatan juga terbagi ke berbagai Apotek tersebut. Apotek Erra Medika

memiliki persediaan obat yang cukup lengkap sehingga dapat bertahan sampai

sekarang.

Laporan praktek…., Puteri Isabella, FFUI, 2014

Page 56: UNIVERSITAS INDONESIA K KERJA PROFESI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366960-PR-Puteri Isabella-Laporan... · universitas indonesia. laporan prakt. e. k kerja profesi apoteker.

43

Universitas Indonesia

Desain tata letak ruang Apotek Erra Medika secara umum sudah sesuai

dengan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

1027/MENKES/IX/2004 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek, yaitu

apotek harus memiliki ruang tunggu, ruang racikan, keranjang sampah, dan

tempat mendisplai informasi. Apotek Erra Medika juga dilengkapi dengan

fasilitas AC dan TV, ruang apotek, toilet, kasir, kamar mandi, ruang istirahat

karyawan, ruang praktek dokter yang terpisah, dan tempat pencucian atau wastafel

serta halaman parkir yang cukup luas sehingga memberikan nilai tambah untuk

apotek. Apotek Erra Medika belum memiliki ruangan khusus untuk konseling.

Untuk ruang pelayanan resep desainnya berdasarkan lay out tipe L, sangat

membantu petugas untuk menyediakan obat yang dibutuhkan lebih efesien dan

efektif. Lay out dapat dilihat pada lampiran 4. Tata letak yang baik dapat

memberikan pelayanan kefarmasian yang tepat dan cepat. Penataan obat-obat bebas

diletakkan di etalase bagian depan dengan tujuan agar lebih mudah terlihat oleh

pasien yang membutuhkan. Obat-obatan tersebut disusun berdasarkan kelas terapi,

bentuk sediaan, kemudian disusun secara alphabetic. Obat-obatan selain yang

diperjualbelikan secara bebas disediakan rak atau etalase yang diletakkan di

bagian dalam apotek, hal tersebut dilakukan untuk memudahkan pengambilan

obat.

Penyimpanan obat-obatan di Apotek Erra Medika ditempatkan berdasarkan

jenis sediaan (obat bebas dan obat bebas terbatas, obat keras, narkotika, dan

psikotropika) dan bentuk sediaan yang kemudian disusun secara alfabet. Obat

bebas dalam bentuk tablet/kapsul dibedakan penyimpanannya dengan obat bebas

dalam bentuk sediaan larutan. Penyimpanan sediaan larutan yang termasuk dalam

produk OTC (over the counter) dibedakan berdasarkan kelas terapi. Penyimpanan

obat bebas diletakkan di etalase terdepan bersama dengan alat kesehatan, produk

bayi dan kosmetik, diurutkan secara rapi dengan memperhatikan estetika warna

dari kemasan sehingga dapat terlihat menarik (eye catching).

Obat ethical diletakkan dalam rak di ruang bagian dalam dan dibedakan

berdasarkan obat generik dan non generik, dan juga menurut bentuk sediaan yang

masing-masingnya disusun secara alfabetis. Untuk mempermudah pencariaan

obat, sebaiknya dibedakan berdasarkan kelas terapi. Obat disimpan sesuai dengan

Laporan praktek…., Puteri Isabella, FFUI, 2014

Page 57: UNIVERSITAS INDONESIA K KERJA PROFESI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366960-PR-Puteri Isabella-Laporan... · universitas indonesia. laporan prakt. e. k kerja profesi apoteker.

44

Universitas Indonesia

spesifikasinya masing-masing, misalnya untuk obat-obatan yang harus disimpan

pada kondisi dingin maka disimpan di kulkas pada suhu tertentu, contohnya

supositoria, injeksi dan juga sediaan kapsul atau tablet yang memang

penyimpanannya didalam kulkas. Kartu stok produk ethical disimpan terpisah dari

sediaan agar penyusunannya terlihat lebih menarik dan tidak terganggu oleh

adanya kartu stok lainnya. Dalam penulisan kartu stok, perlu dibedakan agar

mempermudah pencarian, baik dalam tulisan ataupun warna dari kartu stok itu

sendiri, seperti pada kartu stok untuk golongan psikotropik dan narkotik, dapat

ditulis dengan tinta merah ataupun kartu stok berwarna selain putih, agar

mempermudah pembedaan dan pencariannya. Kartu stok Apotek Erra Medika

dapat dilihat pada lampiran 5.

Apotek Erra Medika memiliki sarana dan prasarana yang lengkap sesuai

standar suatu apotek, sebagaimana yang dipersyaratkan dalam peraturan perundang-

undangan, misalnya lemari narkotika, buku standar Farmakope Indonesia, ISO,

MIMS, serta kumpulan peraturan yang berkaitan dengan hukum farmasi dan

perlengkapan administrasi seperti blanko pemesanan obat, buku defekta, buku

penerimaan obat, faktur, kwitansi, dan salinan resep. Resep dan salinan resep Apotek

Erra Medika dapat dilihat pada lampiran 6 dan lampiran 7.

4.2 Sumber Daya Manusia

Struktur organisasi Apotek Erra Medika yaitu, apotek berada di bawah

Yayasan Sangkakala yang diketuai oleh dr. Erlang Setiawan, Sp.PA, selaku

Pemilik Modal Apotek, dan sebagai penanggung jawab apotek yaitu Dra. Alfina

Rianti, M.Pharm, Apt serta 3 (tiga) asisten apoteker dan 1 (satu) orang juru resep,

sedangkan tenaga kerja kasir, keuangan dan petugas kebersihan digabung menjadi

satu dengan klinik. Sebaiknya keuangan apotek dan klinik dibuat terpisah untuk

memperjelas perputaran keuangannya. Apotek buka setiap hari mulai dari jam

09.00 – 22.00 WIB dengan 2 (dua) shift. Struktur organisasi dapat dilihat pada

lampiran 8.

Kedisiplinan setiap karyawan di Apotek Erra Medika sudah cukup baik,

jam kerja yang dijalankan sesuai jadwal, karyawan datang dan pulang tepat

waktu. Karyawan yang berhalangan hadir akan memberi kabar terlebih dahulu

dengan alasan yang tepat dan dapat diterima. Hubungan antar karyawan di Apotek

Laporan praktek…., Puteri Isabella, FFUI, 2014

Page 58: UNIVERSITAS INDONESIA K KERJA PROFESI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366960-PR-Puteri Isabella-Laporan... · universitas indonesia. laporan prakt. e. k kerja profesi apoteker.

45

Universitas Indonesia

Erra Medika terjalin baik, memiliki rasa kebersamaan dan kekeluargaan yang

tinggi. Hal ini terlihat dari cara karyawan dalam menjalankan tugas dan

kewenangannya. Pekerjaan yang dilakukan tidak terbatas pada tugas pokok

masing-masing karyawan, tetapi bersifat fleksibel dan saling membantu satu sama

lain. Keterampilan karyawan sudah cukup baik dan cekatan dalam menyelesaikan

suatu masalah yang berhubungan dengan resep dan obat-obatan yang ada di

apotek.

Berkaitan dengan pengelolaan apotek maka secara keseluruhan

pengelolaan Apotek Erra Medika telah memenuhi ketentuan yang dipersyaratkan

pada Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 992/MENKES/PER/X/1993 tepatnya

pada pasal 10 sampai dengan pasal 13. Mengacu pada pasal 19 ayat 1 yang

menyatakan bahwa apabila Apoteker Pengelola Apotek berhalangan melakukan

tugasnya pada jam buka Apotek, maka Apoteker pengelola Apotek dapat

menunjuk Apoteker Pendamping. Apoteker Pengelola Apotek Erra Medika belum

sepenuhnya memenuhi peraturan tersebut karena tidak dapat hadir setiaap saat,

sehingga diperlukan apoteker pendamping.

Sebagai Apoteker di apotek diharapkan dapat mengendalikan dan

mengawasi seluruh kegiatan di apotek serta dapat memotivasi dan mengkoordinir

setiap pegawai agar dapat menjalankan tugasnya masing-masing dengan

maksimal, sehingga dapat meningkatkan pelayanan dan pendapatan apotek.

Apoteker diharapkan mampu untuk menjamin peningkatan kualitas hidup manusia

dengan hasil yang optimal melalui pengobatan yang efektif, rasional dan aman.

Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan informasi dan konsultasi kepada

pasien. Sejauh ini apotek Erra Medika telah berupaya untuk memberikan

pelayanan informasi obat walaupun hanya sebatas penggunaan obat kepada pasien

yang dilakukan oleh Apoteker atau Asisten Apoteker. Kepuasan pelayanan yang

diberikan oleh Apotek Erra Medika diharapkan dapat mempertahankan pelanggan

lama dan menarik pelanggan baru. Pasien merupakan sasaran utama pelayanan

yang dilakukan apotek. Dengan demikian, diperlukan pelayanan yang memuaskan

misalnya memberikan informasi obat atau solusi alternatif obat agar dapat

menumbuhkan kepercayaan pada pasien.

Laporan praktek…., Puteri Isabella, FFUI, 2014

Page 59: UNIVERSITAS INDONESIA K KERJA PROFESI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366960-PR-Puteri Isabella-Laporan... · universitas indonesia. laporan prakt. e. k kerja profesi apoteker.

46

Universitas Indonesia

4.3 Pengelolaan dan Pelayanan Resep

Pengelolaan resep di apotek dilakukan dengan baik. Semua resep yang

sudah dibuat, disimpan dan diurutkan berdasarkan nomor resep setiap harinya.

Untuk resep narkotika dan resep psikotropika disimpan terpisah. Dicatat pula

informasi mengenai tanggal pembuatan resep, nomor resep, nama obat dan jumlah

obat yang diberikan pada sistem komputer.

Dalam hal pelayanan apotek, apotek Erra Medika melakukan pelayanan

obat dengan resep, pelayanan/ penjualan obat bebas dan pelayanan obat wajib

apotek. Apotek Erra Medika menerima resep umum dan resep Klinik Erra

Medika. Pertama dilihat persediaan obat yang diminta ada atau tidak kemudiaan

dilakukan skrining resep dan kemudian resep dihargai. Setelah dilakukan skrining

resep, pasien yang tidak cocok dengan harga yang diberikan maka resepnya

dikembalikan dan bila cocok pasien akan melakukan pembayaran, diberi struk

pembayaran sekaligus nomor antrian resep, setelah dilakukan pembayaran maka

obat disiapkan, jika perlu diracik terlebih dahulu. Peralatan meracik yang

digunakan di apotek Erra Medika diantaranya adalah alat pengisi kapsul,

penyerbuk tablet (Pulverized Machine), dan alat pengemas serbuk obat/puyer.

Peralatan-peralatan ini sangat membantu pegawai dalam penyiapan obat-obat

racikan sehingga dapat meningkatkan mutu dan kecepatan di dalam pelayanan,

namun ada yang perlu diperhatikan mengenai kebersihan alat yang digunakan,

setelah menggunakan alat pengisi kapsul, penyerbuk tablet (Pulverized Machine),

dan alat pengemas serbuk obat/puyer dalam pengerjaan suatu resep hendaknya

dibersihkan terlebih dahulu sebelum alat-alat tersebut digunakan pada pengerjaan

resep selanjutnya. Setelah obat siap, lalu pemberian etiket dan dilakukan

pengecekan akhir oleh asisten apoteker sebelum obat diserahkan kepada pasien.

Untuk obat oral menggunakan etiket berwarna putih, sedangkan untuk obat yang

ditujukan untuk selain pemakaian oral menggunakan etiket berwarna biru. Pada

saat penyerahan obat, pasien menunjukkan struk pembayaran serta nomor antrian,

kemudian obat diserahkan serta diberikan petunjuk penggunaan obat (pelayanan

informasi obat) oleh asisten apoteker. Contoh etiket dan kemasan dapat dilihat

pada lampiran 9 dan Lampiran 10.

Pada etiket harus ditulis secara lengkap nomor resep, tanggal, nama pasien,

Laporan praktek…., Puteri Isabella, FFUI, 2014

Page 60: UNIVERSITAS INDONESIA K KERJA PROFESI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366960-PR-Puteri Isabella-Laporan... · universitas indonesia. laporan prakt. e. k kerja profesi apoteker.

47

Universitas Indonesia

dan aturan pakainya. Etiket harus dituliskan dengan jelas agar tidak menimbulkan

persepsi yang salah bagi pasien. Selanjutnya, obat-obat yang telah dikemas diberi

etiket dan diperiksa kembali kesesuaian obat yang diminta konsumen, jumlah,

kekuatan obat, aturan pakai, penulisan kopi resep, dan kuitansi pembelian oleh

Asisten Apoteker. Pengerjaan resep di apotek dapat dikatakan cukup cepat. Pasien

yang mendapat resep racikan hanya perlu menunggu 10-15 menit dan pasien yang

tidak mendapatkan resep yang memerlukan peracikan hanya perlu menunggu 5-10

menit untuk mengambil obat.

Pada saat penyerahan obat, pasien menunjukkan struk pembayaran serta

nomor antrian kemudian obat diserahkan oleh Asisten Apoteker dengan disertai

pemberiaan informasi mengenai indikasi dan cara penggunaan obat.

Pembayaran dilakukan di kasir secara tunai. Apotek juga mengadakan kerja

sama dengan perusahaan asuransi kesehatan seperti Asuransi Bank Mandiri,

Asuransi Sudirman dan Nayaka sehingga pembayaran akan dilakukan asuransi

tersebut kepada pihak Erra Medika pada tempo waktu yang telah disepakati.

4.4 Pelayanan Swamedikasi

Swamedikasi atau pengobatan sendiri berdasar PerMenKes

No.919/MENKES/PER/ X/1993 adalah upaya seseorang dalam mengobati gejala

penyakit tanpa konsultasi dengan dokter terlebih dahulu. Lebih dari 60% dari

masyarakat melakukan swamedikasi dan 80% di antaranya mengandalkan obat

modern. Meningkatnya tingkat pendidikan dan kesadaran masyarakat akan

pentingnya arti sehat, serta mahalnya biaya kesehatan yang harus ditanggung oleh

pasien merupakan penyebab meningkatnya praktik swamedikasi. Akibatnya,

penggunaan obat bebas maupun obat bebas terbatas oleh masyarakat juga semakin

meningkat.

Apotek Erra Medika melayani pelayanan obat tanpa resep dokter, yaitu

obat bebas dan obat bebas terbatas. Tidak adanya tenaga kefarmasian (Asisten

Apoteker maupun Apoteker) berada di tempat serta memiliki pengetahuan dan

ketrampilan klinis dalam menanggapi gejala penyakit, termasuk ketrampilan

berkomunikasi sehingga menjadi hambatan bagi Apotek Erra Medika untuk

melakukan swamedikasi kepada pasien yang membeli obat tanpa resep dokter.

Laporan praktek…., Puteri Isabella, FFUI, 2014

Page 61: UNIVERSITAS INDONESIA K KERJA PROFESI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366960-PR-Puteri Isabella-Laporan... · universitas indonesia. laporan prakt. e. k kerja profesi apoteker.

48

Universitas Indonesia

Sebelum melakukan pembayaran obat tanpa resep, pembeli diberikan satu

lembar bon kontan untuk dibayar di kasir. Bon kontan sebaiknya di tulis dalam

dua rangkap sehingga apotek dan pasien sama-sama memiliki arsip. Contoh Bon-

kontan pembelian obat dapat dilihat pada lampiran 11.

4.5. Pembelian dan Pengadaan Barang

Pemesanan dapat dilakukan secara langsung ketika karyawan Pedagang

Besar Farmasi (PBF) datang ke apotek ataupun melalui telepon. Pengadaan

barang hanya dilakukan melalui pembelian dan pemesanan barang pada Senin dan

Kamis. Pembelian dilaksanakan oleh asisten apoteker yang bertanggung jawab

langsung terhadap Apoteker Pengelola Apotek (APA). Jika ada obat yang bersifat

mendesak (cito) atau bersifat fast moving mendadak habis persediaannya apotek

Erra Medika tidak melakukan pemesanan di luar hari tersebut (Senin dan Kamis)

melalui pembelian langsung. Cara pemesanan ini kurang efektif karena sering kali

terjadi kekosongan obat yang dikarenakan pengiriman dari PBF terlambat atau

kurang terkontrolnya stok pengaman (buffer stock). Surat pemesanan obat non

narkotik dan psikotropik dapat dilihat pada lampiran 12.

Setiap pekerjaan yang dilakukan harus ada fungsi pengawasan dan

pengendalian sedini mungkin agar tidak terjadi kesalahan yang berlarut-larut. Jika

rencana yang telah ditetapkan terjadi penyimpangan maka perlu diambil tindakan

pencegahannya. Untuk mengendalikan suatu apotek, maka setiap saat perlu

diadakan pengawasan terhadap kas, resep-resep, perbekalan farmasi, laporan

perbekalan serta biaya-biaya yang telah dikeluarkan. Pemilik Sarana Apotek dan

APA juga bertugas untuk mengawasi dan menilai prestasi kerja setiap staf atau

karyawan.

Untuk pembelian resep Narkotika dilakukan pada PBF Kimia Farma sesuai

peraturan yang berlaku. Surat Pesanan narkotika ditandatangani oleh APA dengan

mencantumkan nama jelas, nomor SIKA, SIA dan stempel apotek. Hal yang perlu

diperhatikan sebelum melakukan pemesanan obat antara lain stok minimum dan

maksimum barang, waktu tunggu (lead time), stok pengaman (buffer stock) dan

parameter lain sehingga waktu pemesanan tepat dan tidak terjadi stok kosong

ataupun stok mati. Surat pemesanan narkotik dan psikotropik dapat dilihat pada

lampiran 13 dan lampiran 14.

Laporan praktek…., Puteri Isabella, FFUI, 2014

Page 62: UNIVERSITAS INDONESIA K KERJA PROFESI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366960-PR-Puteri Isabella-Laporan... · universitas indonesia. laporan prakt. e. k kerja profesi apoteker.

49

Universitas Indonesia

Barang pesanan yang datang akan dilakukan beberapa pemeriksaan, yaitu

pemeriksaan antara barang yang datang dengan daftar barang yang dipesan di

buku pemesanan dan dengan faktur pembeliannya terhadap jenis barang, merk,

jumlah, harga satuan, jumlah harga per barang dan jumlah harga keseluruhan obat

yang tertera di dalam faktur dan tanggal kadaluarsa. Jika obat sudah sesuai, faktur

ditandatangani oleh petugas apotek dan distempel dengan cap apotek. Faktur yang

asli dikembalikan kepada distributor atau PBF yang bersangkutan dan copy

fakturnya disimpan sebagai dokumen untuk apotek dan dicatat dalam buku dan

komputer. Seminggu setelah penyerahan barang, PBF melakukan tukar faktur

dimana faktur asli diberikan kepada apotek serta menentukan tanggal

pembayaran. Pembayaran biasanya dilakukan pada tanggal 10 dan 20. Contoh

kwitansi pembayaran pada lampiran 15. Jika penerimaan obat telah selesai

dilakukan, obat diletakkan pada etalase atau lemari obat sesuai dengan jenis

obatnya. Contoh faktur Apotek Erra Medika dapat dilihat pada lampiran 16.

Apotek Erra Medika tidak mempunyai gudang, data barang-barang yang

masuk dimasukkan ke dalam stok di komputer dan kartu stok secara manual yang

disimpan dalam rak penyimpanan dokumen. Pada ruang racik terdapat lemari dan

rak untuk menyimpan obat dimana penyimpanan obat berdasarkan FIFO (First In

First Out) dan FEFO (First Expire First Out) artinya obat yang masuk terlebih

dahulu dan obat yang memiliki waktu kadaluarsa (expire date) lebih dekat akan

dikeluarkan terlebih dahulu, sehingga mengurangi terjadinya obat rusak dan

kadaluarsa. Stok opname apotek Erra Medika dilakukan setiap sebulan sekali.

4.6 Pengelolaan Narkotika dan Psikotropika

Resep narkotika dan psikotropika pengerjaannya sama seperti pengerjaan

resep umumnya, namun terdapat hal-hal yang penting untuk diperhatikan yaitu,

pada saat penerimaan resep, resep diperiksa secara teliti keaslian/kebenarannya,

resep tidak boleh berupa copy resep dari apotek lain, tidak boleh diberikan copy

resep kepada pasien kecuali untuk resep yang belum habis ditebus dan harus

ditebus kembali di apotek yang sama, resep tidak boleh di iter (diulang), resep

diberi tanda berupa garis merah pada narkotika/ psikotropika dan resep dipisahkan

secara khusus serta dimasukkan dalam catatan harian narkotika dan psikotropika

untuk kemudian dibuatkan laporan bulanan narkotika dan psikotropika.

Laporan praktek…., Puteri Isabella, FFUI, 2014

Page 63: UNIVERSITAS INDONESIA K KERJA PROFESI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366960-PR-Puteri Isabella-Laporan... · universitas indonesia. laporan prakt. e. k kerja profesi apoteker.

50

Universitas Indonesia

Psikotropika dan narkotika disimpan di lemari khusus yang terdiri dari dua

susun lemari, pintu dan kunci yang berbeda-beda. Dimana lemari psikotropika

terletak diatas dan narkotika dibawah, lemari narkotik terdiri dari dua pintu, satu

bagian untuk menyimpan persediaan narkotika, dan satu bagian yang lain untuk

menyimpan narkotika untuk keperluan sehari-hari. Hal ini dilakukan untuk

memberikan kemudahan bagi petugas apotek, bahwa golongan obat ini berbeda

dari obat dalam (ethical) lainnya, sehingga meningkatkan kewaspadaan mereka

agar berhati-hati dalam memilihkan atau memberi obat tersebut, karena obat

tersebut tidak boleh diserahkan tanpa resep dokter. Lemari khusus penyimpanan

narkotik dan psikotropik dapat dilihat pada Lampiran 17.

Resep-resep yang masuk tersebut disimpan dan dikelompokkan setiap

bulannya berdasarkan bulan penerimaan resep dan diurutkan sesuai dengan

nomornya. Nomor resep yang mengandung narkotika dan psikotropika,

dipisahkan untuk mempermudah penyusunan laporan ke instansi yang berwenang.

Administrasi Pelaporan dan Pencatatan Apotek Erra Medika bergabung

dengan Klinik Erra Medika, sehingga apotek hanya melakukan pelayanan

kefarmasian di mana di dalamnya melakukan pemesanan, penyimpanan,

peracikan serta penyampaian obat kepada pasien. Laporan yang dibuat pun hanya

sebatas kegiatan tersebut, tidak melakukan laporan keuangan yang berkaitan

dengan penjualan dan pembayaran hutang dagang, neraca keuangan, laporan laba-

rugi, pembelian, karena laporan tersebut telah dilakukan oleh bagian administrasi

dan keuangan.

Apoteker melakukan tugas kefarmasian meliputi pengawasan yang

berkaitan dengan kegiatan apotek dan membuat laporan penggunaan narkotika &

psikotropika serta obat generik. Dalam pelaporan narkotika dan psikotropika,

apoteker di Apotek Erra Medika dibantu oleh seorang asisten apoteker yang

bertanggung jawab untuk mendata narkotika dan psikotropika yang telah

digunakan setiap periodenya. Pembuatan laporan penggunaan narkotika &

psikotropika serta obat generik dilakukan setiap bulan yang ditujukan kepada

instansi yang berwenang. Contoh pelaporan obat golongan narkotika dan

psikotropika dapat di lihat pada lampiran 18 dan lampiran 19. Arsip kegiatan

lainnya yaitu membuat laporan penggunaan obat setiap bulannya untuk dilaporkan

Laporan praktek…., Puteri Isabella, FFUI, 2014

Page 64: UNIVERSITAS INDONESIA K KERJA PROFESI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366960-PR-Puteri Isabella-Laporan... · universitas indonesia. laporan prakt. e. k kerja profesi apoteker.

51

Universitas Indonesia

ke bagian administrasi dan keuangan. Laporan penggunaan narkotika,

psikotropika dapat dilihat pada lampiran 20 dan lampiran 21.

4.7 Pengelolaan Administrasi Keuangan

Pengelolaan keuangan menyangkut kelangsungan jalannya apotek. Semua

kegiatan dan keuangan apotek dicatat pada laporan harian secara rinci dan jelas

sehingga mempermudah pembuatan laporan setiap bulan dan juga laporan

tahunan. Laporan ini kemudian disimpan sebagai arsip dan juga disampaikan

kepada pemilik sarana apotek (PSA).

Pembayaran barang kepada PBF dilakukan setiap tanggal 10 dan 25 tiap

bulannya. Penagihan pembayaran kepada pihak asuransi dilakukan sesuai

kesepakatan. Untuk Asuransi Bank Mandiri, sebulan dilakukan sebanyak dua kali,

penagihan tengah bulan dan akhir bulan. Untuk Asuransi lainnya, yaitu Asuransi

Nayaka dan Sudirman, penagihan dilakukan di awal bulan.

4.8 Pengelolaan Kartu Stok

Untuk mendokumentasikan jumlah obat yang masuk dan keluar, Apotek

Erra Medika memiliki kartu stok yang terdapat di set\iap kotak penyimpanan obat

(blanko kartu stok obat di Apotek Erra Medika dapat dilihat pada lampiran 13).

Pada kenyataannya, kartu stok ini kurang digunakan dengan baik sehingga sering

terjadi kekosongan obat dan dokumentasi expired date suatu obat menjadi tidak

terkontrol. Dengan memanfaatkan kartu stok, pengelolaan obat dapat dilakukan

dengan lebih baik sehingga tidak perlu terjadi penolakan resep akibat kekosongan

barang dan jumlah obat yang telah expired dapat terkontrol.

4.8 Pengelolaan Kartu Stok

Untuk mendokumentasikan jumlah obat yang masuk dan keluar, Apotek

Erra Medika memiliki kartu stok yang terdapat di setiap kotak penyimpanan obat).

Pada kenyataannya, kartu stok ini kurang digunakan dengan baik seatu obat

menjadi tidak terkontrol. Dengan memanfaatkan kartu stok, pengelolaan obat

dapat dilakukan dengan lebih baik sehingga tidak perlu terjadi penolakan resep

akibat kekosongan barang dan jumlah obat yang telah expired dapat terkontrol.

Laporan praktek…., Puteri Isabella, FFUI, 2014

Page 65: UNIVERSITAS INDONESIA K KERJA PROFESI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366960-PR-Puteri Isabella-Laporan... · universitas indonesia. laporan prakt. e. k kerja profesi apoteker.

52 Universitas Indonesia

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Apoteker Pengelola Apotek (APA) dalam melaksanakan tugasnya

memiliki tanggung jawab dalam pelayanan kefarmasian dan

berwenang untuk mengambil keputusan yang berkaitan dengan mutu

pelayanan apotek dan manajemen apotek serta menjamin penggunaan

obat yang rasional.

2. Pengelolaan teknis kefarmasian di apotek meliputi kegiatan peracikan,

pengolahan, pengubahan bentuk, penyimpanan, dan penyerahan obat,

pengadaan, penyimpanan, penyaluran, dan penyerahan perbekalan

farmasi lainnya serta pelayanan informasi mengenai perbekalan

farmasi, sedangkan pengelolaan non-teknis kefarmasian tersebut

meliputi semua kegiatan administrasi, keuangan, keuangan,

personalia, pelayanan komoditas selain perbekalan farmasi dan

lainnya yang berhubungan dengan fungsi apotek.

5.2 Saran

1. Untuk dapat menjalankan tugas apoteker secara optimal sesuai

peraturan pemerintah, maka sebaiknya apotek memiliki Apoteker

Pendamping.

2. Agar persediaan obat dan waktu kadaluarsa obat dapat lebih diawasi

sehingga tidak terjadi kekosongan obat, maka penggunaan kartu stok

obat harus lebih ditingkatkan.

Laporan praktek…., Puteri Isabella, FFUI, 2014

Page 66: UNIVERSITAS INDONESIA K KERJA PROFESI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366960-PR-Puteri Isabella-Laporan... · universitas indonesia. laporan prakt. e. k kerja profesi apoteker.

53 Universitas Indonesia

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2009. Undang-Undang Republik

Indonesia No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan. Jakarta

Badan Pengawasan Obat dan Makanan RI. (1997). Surat Edaran Direktorat

Jenderal POM Nomor 336/E/SE/1997 Tentang Narkotika. Jakarta:

Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan.

Departemen Kesehatan RI. (1978). Peraturan Menteri Kesehatan Nomor

28/MENKES/PER/I/1978 Tentang Penyimpanan Narkotika. Jakarta:

Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Departemen Kesehatan RI. (1980). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

Nomor 25 Tahun 1980 Tentang Perubahan dan Tambahan Atas Peraturan

Pemerintah RI Nomor 26 Tahun 1965 Tentang Apotek. Jakarta:

Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Departemen Kesehatan RI. (1993). Peraturan Menteri Kesehatan Nomor

922/MENKES/PER/X/1993 Tentang Ketentuan dan Tata Cara

Pemberian Izin Apotek. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik

Indonesia.

Departemen Kesehatan RI .(2002). Keputusan Menteri No. 1332/MENKES/

SK/X/2002 Tentang Perubahan tanAtas Peraturan Menteri Kesehatan RI

No. 922/MENKES/PER/X/1993 Tentang Ketentuan dan Tata Cara

Pemberian Izin Apotek. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik

Indonesia.

Departemen Kesehatan RI. (2004). Keputusan Menteri Kesehatan RI No.1027/

Menkes/SK/IX/2004 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek.

Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Departemen Kesehatan RI. (2009). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

Nomor 51 Tahun 2009 Tentang Pekerjaan Kefarmasian. Jakarta: Departemen

Kesehatan Republik Indonesia.

Umar, Muhammad. (2007). Manajemen Apotek Praktis cetakan kedua. Jakarta:

Nyohoka Brothers.

Undang-Undang RI Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika. (2009). Jakarta.

Undang-Undang RI Nomor 5 Tahun 1997 Tentang Psikotropika. (1997). Jakarta

Laporan praktek…., Puteri Isabella, FFUI, 2014

Page 67: UNIVERSITAS INDONESIA K KERJA PROFESI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366960-PR-Puteri Isabella-Laporan... · universitas indonesia. laporan prakt. e. k kerja profesi apoteker.

LAMPIRAN

Laporan praktek…., Puteri Isabella, FFUI, 2014

Page 68: UNIVERSITAS INDONESIA K KERJA PROFESI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366960-PR-Puteri Isabella-Laporan... · universitas indonesia. laporan prakt. e. k kerja profesi apoteker.

54

Universitas Indonesia

Lampiran 1. Denah Lokasi Apotek Erra Medika

Laporan praktek…., Puteri Isabella, FFUI, 2014

Page 69: UNIVERSITAS INDONESIA K KERJA PROFESI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366960-PR-Puteri Isabella-Laporan... · universitas indonesia. laporan prakt. e. k kerja profesi apoteker.

55

Universitas Indonesia

Lampiran 2. Desain Eksterior Apotek Erra Medika

Laporan praktek…., Puteri Isabella, FFUI, 2014

Page 70: UNIVERSITAS INDONESIA K KERJA PROFESI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366960-PR-Puteri Isabella-Laporan... · universitas indonesia. laporan prakt. e. k kerja profesi apoteker.

56

Universitas Indonesia

Lampiran 3. Desain Interior Apotek Erra Medika

Laporan praktek…., Puteri Isabella, FFUI, 2014

Page 71: UNIVERSITAS INDONESIA K KERJA PROFESI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366960-PR-Puteri Isabella-Laporan... · universitas indonesia. laporan prakt. e. k kerja profesi apoteker.

57

Universitas Indonesia

Lampiran 4. Denah Ruangan Apotek Erra Medika

Keterangan :

1. Tempat tunggu pasien

2a. Pintu masuk apotek

2b. Pintu masuk klinik

3. Etalase OTC

4. Lemari OTC

5. Lemari penyimpanan obat tablet &

kapsul bermerek

6. Meja AA

7. Lemari penyimpanan obat sediaan

oral cair & alkes

8. Lemari penyimpanan obat generik,

sediaan semisolid, sediaan steril

cair (tetes mata, tetes telinga)

9. Wastafel

10. Lemari Narkotika & Psikotropika

11. Kulkas penyimpanan obat

12. Tempat membungkus pulveres

13. Meja peracikan & rak penyimpanan

obat-obat untuk racikan

14. Rak penyimpanan obat-obat untuk

racikan

15. Meja pengecekan harga obat

(komputer)

16. Ruang Administrasi PBF Erra

Medika

17. WC

18. Laboratorium

19. Musolah

20. Kasir

21. Ruang Praktek dokter

22. Tangga ke lantai 2

23. Meja keamanan

Laporan praktek…., Puteri Isabella, FFUI, 2014

Page 72: UNIVERSITAS INDONESIA K KERJA PROFESI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366960-PR-Puteri Isabella-Laporan... · universitas indonesia. laporan prakt. e. k kerja profesi apoteker.

58

Universitas Indonesia

Lampiran 5. Kartu Stok

Laporan praktek…., Puteri Isabella, FFUI, 2014

Page 73: UNIVERSITAS INDONESIA K KERJA PROFESI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366960-PR-Puteri Isabella-Laporan... · universitas indonesia. laporan prakt. e. k kerja profesi apoteker.

59

Universitas Indonesia

Lampiran 6. Contoh Resep

Laporan praktek…., Puteri Isabella, FFUI, 2014

Page 74: UNIVERSITAS INDONESIA K KERJA PROFESI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366960-PR-Puteri Isabella-Laporan... · universitas indonesia. laporan prakt. e. k kerja profesi apoteker.

60

Universitas Indonesia

Lampiran 7. Salinan Resep

Laporan praktek…., Puteri Isabella, FFUI, 2014

Page 75: UNIVERSITAS INDONESIA K KERJA PROFESI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366960-PR-Puteri Isabella-Laporan... · universitas indonesia. laporan prakt. e. k kerja profesi apoteker.

61

Universitas Indonesia

Lampiran 8. Struktur Organisasi Apotek Erra Medika

Laporan praktek…., Puteri Isabella, FFUI, 2014

Page 76: UNIVERSITAS INDONESIA K KERJA PROFESI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366960-PR-Puteri Isabella-Laporan... · universitas indonesia. laporan prakt. e. k kerja profesi apoteker.

62

Universitas Indonesia

Lampiran 9. Etiket Obat

Laporan praktek…., Puteri Isabella, FFUI, 2014

Page 77: UNIVERSITAS INDONESIA K KERJA PROFESI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366960-PR-Puteri Isabella-Laporan... · universitas indonesia. laporan prakt. e. k kerja profesi apoteker.

63

Universitas Indonesia

Lampiran 10. Plastik Pembungkus Obat & Pembungkus Pulveres

Laporan praktek…., Puteri Isabella, FFUI, 2014

Page 78: UNIVERSITAS INDONESIA K KERJA PROFESI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366960-PR-Puteri Isabella-Laporan... · universitas indonesia. laporan prakt. e. k kerja profesi apoteker.

64

Universitas Indonesia

Lampiran 11. Bon Kontan Pembelian Obat Tanpa Resep

Laporan praktek…., Puteri Isabella, FFUI, 2014

Page 79: UNIVERSITAS INDONESIA K KERJA PROFESI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366960-PR-Puteri Isabella-Laporan... · universitas indonesia. laporan prakt. e. k kerja profesi apoteker.

65

Universitas Indonesia

Lampiran 12. Surat Pemesanan Obat

Laporan praktek…., Puteri Isabella, FFUI, 2014

Page 80: UNIVERSITAS INDONESIA K KERJA PROFESI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366960-PR-Puteri Isabella-Laporan... · universitas indonesia. laporan prakt. e. k kerja profesi apoteker.

66

Universitas Indonesia

Lampiran 13. Surat Pesanan Narkotika

Laporan praktek…., Puteri Isabella, FFUI, 2014

Page 81: UNIVERSITAS INDONESIA K KERJA PROFESI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366960-PR-Puteri Isabella-Laporan... · universitas indonesia. laporan prakt. e. k kerja profesi apoteker.

67

Universitas Indonesia

Lampiran 14. Surat Pesanan Psikotropika

Laporan praktek…., Puteri Isabella, FFUI, 2014

Page 82: UNIVERSITAS INDONESIA K KERJA PROFESI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366960-PR-Puteri Isabella-Laporan... · universitas indonesia. laporan prakt. e. k kerja profesi apoteker.

68

Universitas Indonesia

Lampiran 15. Kuitansi

Laporan praktek…., Puteri Isabella, FFUI, 2014

Page 83: UNIVERSITAS INDONESIA K KERJA PROFESI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366960-PR-Puteri Isabella-Laporan... · universitas indonesia. laporan prakt. e. k kerja profesi apoteker.

69

Universitas Indonesia

Lampiran 16. Faktur Pembelian Obat

Laporan praktek…., Puteri Isabella, FFUI, 2014

Page 84: UNIVERSITAS INDONESIA K KERJA PROFESI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366960-PR-Puteri Isabella-Laporan... · universitas indonesia. laporan prakt. e. k kerja profesi apoteker.

70

Universitas Indonesia

Lampiran 17. Lemari Narkotika & Psikotropika

Laporan praktek…., Puteri Isabella, FFUI, 2014

Page 85: UNIVERSITAS INDONESIA K KERJA PROFESI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366960-PR-Puteri Isabella-Laporan... · universitas indonesia. laporan prakt. e. k kerja profesi apoteker.

71

Universitas Indonesia

Lampiran 18. Contoh Laporan Narkotika

Laporan praktek…., Puteri Isabella, FFUI, 2014

Page 86: UNIVERSITAS INDONESIA K KERJA PROFESI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366960-PR-Puteri Isabella-Laporan... · universitas indonesia. laporan prakt. e. k kerja profesi apoteker.

72

Universitas Indonesia

Lampiran 19. Contoh Laporan Psikotropika

Laporan praktek…., Puteri Isabella, FFUI, 2014

Page 87: UNIVERSITAS INDONESIA K KERJA PROFESI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366960-PR-Puteri Isabella-Laporan... · universitas indonesia. laporan prakt. e. k kerja profesi apoteker.

73

Universitas Indonesia

Lampiran 20a. Laporan Penggunaan Narkotika

Lampiran 20b. Laporan Penggunaan Psikotropika

Laporan praktek…., Puteri Isabella, FFUI, 2014

Page 88: UNIVERSITAS INDONESIA K KERJA PROFESI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366960-PR-Puteri Isabella-Laporan... · universitas indonesia. laporan prakt. e. k kerja profesi apoteker.

UNIVERSITAS INDONESIA

LABEL INFORMASI OBAT

SEDIAAN SELAIN SEDIAAN PADAT ORAL

DI APOTEK ERRA MEDIKA

TUGAS KHUSUS PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER

DI APOTEK ERRA MEDIKA

PUTERI ISABELLA NAULI TAMPUBOLON, S.Far 1206329985

APOTEKER LXXVII

FAKULTAS FARMASI

PROGRAM PROFESI APOTEKER

DEPOK JANUARI 2014

Laporan praktek…., Puteri Isabella, FFUI, 2014

Page 89: UNIVERSITAS INDONESIA K KERJA PROFESI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366960-PR-Puteri Isabella-Laporan... · universitas indonesia. laporan prakt. e. k kerja profesi apoteker.

ii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL ................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................. ii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. iii

1. PENDAHULUAN .................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang .................................................................................. 1

1.2. Tujuan .............................................................................................. 2

2. TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 3

2.1. Definisi Informasi Obat .................................................................... 3

2.2. Langkah-Lngkah dalam Penyerahan Obat ....................................... 3

2.3. Peran Apoteker dalam Proses Penyerahan Obat .............................. 7

2.4. Informasi Obat yang Perlu Diketahui .............................................. 8

2.5. Sumber Informasi Obat .................................................................... 11

3. METODOLOGI PENGKAJIAN ........................................................... 12

3.1. Lokasi dan Waktu Pelaksanaan ........................................................ 12

3.2. Metode Pengkajian ........................................................................... 12

4. PEMBAHASAN ...................................................................................... 13

5. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 18

5.1. Kesimpulan ...................................................................................... 18

5.2. Saran ................................................................................................. 18

DAFTAR REFERENSI ................................................................................ 19

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. 20

Laporan praktek…., Puteri Isabella, FFUI, 2014

Page 90: UNIVERSITAS INDONESIA K KERJA PROFESI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366960-PR-Puteri Isabella-Laporan... · universitas indonesia. laporan prakt. e. k kerja profesi apoteker.

iii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Informasi Obat ...................................................................... 20

Laporan praktek…., Puteri Isabella, FFUI, 2014

Page 91: UNIVERSITAS INDONESIA K KERJA PROFESI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366960-PR-Puteri Isabella-Laporan... · universitas indonesia. laporan prakt. e. k kerja profesi apoteker.

1 Universitas Indonesia

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam pelayanan kesehatan, obat merupakan komponen yang penting

karena diperlukan dalam upaya kesehatan, selain untuk menghilangkan

gejala/simptom dari suatu penyakit, obat juga dapat mencegah penyakit bahkan

obat juga dapat menyembuhkan penyakit. Kerasionalan penggunaan obat menjadi

penting untuk diperhatikan karena berdampak pada status kesehatan seseorang.

Pemakaian obat yang tidak rasional merupakan masalah serius dalam pelayanan

kesehatan karena kemungkinan terjadinya dampak negatif (Penggunaan Obat

yang Rasional, 2011). Satu diantara penyebab ketidakrasionalan penggunaan obat

adalah kurangnya informasi yang diberikan oleh apoteker mengenai obat yang

dikonsumsi oleh pasien.

Dalam Undang-Undang No.8 Tahun 1999 tentang perlindungan konsumen

disebutkan bahwa setiap konsumen berhak atas informasi yang benar, jelas dan

jujur mengenai kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa. Untuk kategori produk

obat, ini berarti bahwa konsumen atau pasien berhak atas informasi yang benar,

jelas dan jujur mengenai obat yang dikonsumsinya. Dengan mengetahui informasi

penting terkait obat yang akan digunakan, maka konsumen atau pasien dapat

mengetahui dengan pasti tujuan penggunaan dan hal-hal lain yang terkait dengan

obat yang sedang diminum (Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik

Indonesia, 2008).

Sebagai pelaku pelayanan kesehatan, apoteker wajib secara moral dan

hukum berada dalam posisi yang terbaik untuk memberikan informasi yang cukup

dan dapat dimengerti tentang obat yang digunakan oleh pasien untuk

memaksimalkan hasil terapi dan mengatasi masalah yang mungkin timbul selama

terapi. Apoteker memegang peranan yang vital dalam pemberian informasi karena

apoteker merupakan petugas terakhir yang menyerahkan obat kepada pasien.

Informasi yang diberikan oleh apoteker haruslah benar, jelas dan mudah

dimengerti, akurat, tidak bias, etis, bijaksana, dan terkini (Departemen Kesehatan

Republik Indonesia, 2004). Layanan informasi obat di apotek, selain menjadi

Laporan praktek…., Puteri Isabella, FFUI, 2014

Page 92: UNIVERSITAS INDONESIA K KERJA PROFESI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366960-PR-Puteri Isabella-Laporan... · universitas indonesia. laporan prakt. e. k kerja profesi apoteker.

2

Universitas Indonesia

tuntutan profesionalisme seorang apoteker juga dapat dilihat sebagai faktor yang

menarik minat konsumen terhadap pembelian obat di apotek.

Informasi yang diberikan antara lain mengenai cara menggunakan obat,

lama penggunaan obat, waktu penggunaan / konsumsi obat, penyimpanan yang

baik, dan efek samping yang sering dihadapi. Jika penderita patuh pada instruksi

dari dokter dan apoteker, maka keberhasilan terapi dapat diperoleh, namun jika

obat disalah digunakan karena ketidaktahuan atau informasi yang tidak cukup,

dapat mengkibatkan bahaya atau pengobatan yang tidak efektif bagi pasien.

Masalah yang sering dihadapi oleh pasien ketika pemberian informasi adalah

sulitnya mengingat semua informasi yang diberikan oleh apoteker. Hal ini dapat

diatasi dengan pemberian informasi secara lisan dan tertulis berupa label yang

berisikan informasi yang diperlukan dalam penggunaan obat. Dalam rangka

realisasi perencanaan pemberian label tersebut maka penulis melakukan

pendataan pelabelan informasi ini diharapkan dapat mendukung dalam

pemberian pelayanan kesehatan yang lebih baik kepada masyarakat sehingga

dapat meningkatkan kemanfaatan dan keamanan penggunaan obat.

1.2 Tujuan

Pendataan dan pelabelan informasi tambahan dilakukan dengan tujuan

untuk mengetahui informasi tambahan yang harus diberikan kepada pasien yang

menggunakan obat sediaan selain sediaan padat oral di Apotek Erra Medika.

Laporan praktek…., Puteri Isabella, FFUI, 2014

Page 93: UNIVERSITAS INDONESIA K KERJA PROFESI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366960-PR-Puteri Isabella-Laporan... · universitas indonesia. laporan prakt. e. k kerja profesi apoteker.

3 Universitas Indonesia

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Informasi Obat (Siregar dan Kumolosasi, 2006)

Informasi obat adalah setiap data atau pengetahuan objektif, diuraikan

secara ilmiah dan terdokumentasi mencakup farmakologi, toksikologi, dan

farmakoterapi obat. Informasi obat mencakup, tetapi tidak terbatas pada

pengetahuan seperti nama kimia; struktur dan sifat-sifat; identifikasi; indikasi

diagnostik atau indikasi terapi; mekanisme kerja; waktu mulai kerja dan durasi

kerja; dosis dan jadwal pemberian; dosis yang direkomendasikan; absorpsi;

metabolisme; detoksifikasi; ekskresi; efek samping dan reaksi merugikan;

kontraindikasi; interaksi; harga; keuntungan; tanda; gejala; dan pengobatan

toksisitas; efikasi klinik; data komparatif; data klinik; data penggunaan obat; dan

setiap informasi lain yang berguna dalam diagnosis dan pengobatan pasien.

2.2 Langkah-Langkah dalam Penyerahan Obat (Badan Pengawas Obat dan

Makanan Republik Indonesia, 2009)

Menurut WHO, pengobatan yang rasional adalah suatu keadaan di mana

pasien menerima pengobatan sesuai dengan kebutuhan klinis mereka, dengan

dosis, cara pemberian dan durasi yang tepat, dengan cara sedemikian rupa

sehingga meningkatkan kepatuhan pasien terhadap proses pengobatan dan dengan

biaya yang paling terjangkau bagi mereka dan masyarakat pada umumnya. Bila

definisi WHO tersebut diterjemahkan, maka “meningkatkan kepatuhan” berarti

bahwa pemberian pengobatan sebaiknya disertai dengan informasi yang memadai,

karena informasi obat dan pengobatan merupakan bagian yang tidak terpisahkan

dari proses terapi rasional. Umumnya dokter dianggap merupakan pemegang

keputusan terakhir dalam suatu proses terapi, namun dalam hal penggunaan obat,

apoteker dan asisten apoteker merupakan petugas terakhir yang menyerahkan obat

kepada pasien. Proses penyerahan obat seringkali diabaikan oleh para penyusun

kebijakan di bidang kesehatan selama pengembangan proses pemberian pelayanan

kesehatan. Proses ini biasanya dianggap kurang penting dibandingkan proses

Laporan praktek…., Puteri Isabella, FFUI, 2014

Page 94: UNIVERSITAS INDONESIA K KERJA PROFESI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366960-PR-Puteri Isabella-Laporan... · universitas indonesia. laporan prakt. e. k kerja profesi apoteker.

4

Universitas Indonesia

diagnosis, pengadaan, kontrol penyimpanan dan distribusi. Kelalaian ini sangat

merugikan karena proses penyerahan obat yang tidak tepat dan tidak terkontrol

dapat menimbulkan dampak buruk bagi sistem pemberian pelayanan kesehatan.

Semua proses yang telah dilakukan hingga penentuan obat oleh dokter untuk

pasien akan menjadi tidak berguna bila proses penyerahan obat tidak dapat

menjamin ketepatan pemberian obat yang benar kepada pasien, yaitu tepat

dalam dosis dan jumlah yang efektif. Pemberian informasi tersebut disertai dengan

instruksi yang jelas dan penyimpanan obat dalam kemasan yang menjamin

kestabilan obat.

Petugas penyerah obat merupakan orang terakhir yang berkomunikasi

dengan pasien sebelum obat digunakan, maka proses penyerahan obat disertai

informasi merupakan tahap yang sangat penting dalam menentukan penggunaan

obat yang tepat. Dengan demikian, proses ini sebaiknya dimengerti oleh setiap

pelaku proses penyerahan obat. Dalam proses penyerahan obat, ada delapan

langkah penting yang sebaiknya dilakukan untuk menjamin terlaksananya

penyerahan obat yang benar kepada pasien. Setiap langkah membawa tanggung

jawab dan atau pertimbangan yang penting untuk dilakukan. Dalam hal ini,

diasumsikan bahwa pemberi resep telah melakukan diagnosis yang benar serta

memilih obat yang benar dan regimen yang tepat, serta pasien mempunyai akses

terhadap apotek. Langkah tersebut adalah sebagai berikut :

1. Petugas penyerah obat menerima resep yang benar dari pasien atau pemberi

resep (secara tertulis atau lisan) dan melakukan pengkajian resep terhadap

antara lain :

a. Orisinalitas (keaslian resep)

b. Jika diperlukan komunikasi dengan pemberi resep untuk resep yang

meragukan dan tidak jelas

2. Petugas peyerah obat membaca resep dengan benar dan memeriksa ketepatan

instruksi yang tertulis pada resep terhadap :

a. Nama obat

b. Dosis, cara dan lama pemberian

c. Ketersediaan obat

Petugas penyerah obat kemudian mencari obat di tempat penyimpanannya.

Laporan praktek…., Puteri Isabella, FFUI, 2014

Page 95: UNIVERSITAS INDONESIA K KERJA PROFESI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366960-PR-Puteri Isabella-Laporan... · universitas indonesia. laporan prakt. e. k kerja profesi apoteker.

5

Universitas Indonesia

3. Obat yang diresepkan tersedia dalam kondisi layak pakai (tidak kadaluarsa

atau rusak). Petugas penyerah obat sebaiknya :

a. Menjamin obat disimpan pada tempat yang benar

b. Memeriksa tanggal kadaluarsa dan melakukan proses FIFO (First In

First Out)

c. Melakukan proses periksa dan periksa ulang (jika memungkinkan)

terhadap ketepatan nama, kekuatan dan bentuk sediaan obat yang

diberikan

4. Petugas penyerah obat sebaiknya memiliki pengetahuan obat dan cara

penggunaan obat yang tepat dan dapat pula melakukan hal berikut :

a. Penyiapan obat dengan tepat

b. Pengecekan kembali terhadap jenis obat dan dosis

5. Petugas penyerah obat sebaiknya mengkomunikasikan kepada pasien cara

yang tepat untuk menggunakan obat melalui informasi mengenai :

a. Etiket obat yang mencantumkan informasi mengenai nama pasien, nama

obat, petunjuk penggunaan obat, tanggal pemberian obat, identitas

pemberi resep, dan identitas petugas penyerah obat

b. Instruksi berupa simbol untuk pasien yang buta huruf

c. Pemberian label/etiket informasi tambahan untuk obat

6. Pasien mengerti terhadap instruksi dari petugas penyerah obat. Petugas

penyerah obat sebaiknya :

a. Mengulang secara lisan, instruksi yang tertulis pada etiket, jika

memungkinkan dalam bahasa yang jelas dan lugas, yang dimengerti oleh

pasien

b. Meminta pasien untuk mengulang instruksi yang diberikan

c. Menekankan kebutuhan terhadap adanya kepatuhan

d. Menginformasikan peringatan dan perhatian terkait penggunaan obat

e. Memberikan perhatian khusus terhadap kondisi tertentu seperti wanita

hamil, pasien yang memiliki gangguan penglihatan dan pendengaran,

buta huruf, anak dan pasien lansia dan pasien yang mendapatkan lebih

dari satu jenis obat

Laporan praktek…., Puteri Isabella, FFUI, 2014

Page 96: UNIVERSITAS INDONESIA K KERJA PROFESI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366960-PR-Puteri Isabella-Laporan... · universitas indonesia. laporan prakt. e. k kerja profesi apoteker.

6

Universitas Indonesia

7. Meyakinkan pasien untuk mematuhi instruksi dari terapi

Untuk meningkatkan kepatuhan, pemberian obat sebaiknya disertai

dengan pemberian informasi yang memadai. Komunikasi dengan pasien atau

keluarganya seringkali menemui hambatan, sehingga pasien gagal untuk

mengikuti petunjuk pengobatan. Berikut ini beberapa kemungkinan penyebab

kegagalan yang telah teridentifikasi :

a. Ada kesenjangan antar pemberi dan penerima informasi, baik dalam

penggunaan bahasa, cara penuturan, ataupun cara pendekatan

b. Waktu untuk memberikan informasi terbatas

c. Pemberi informasi tidak berhasil menarik perhatian atau keterbukaan

pasien / keluarganya

d. Informasi yang diberikan tidak diartikan secara benar, atau tidak

dimengerti

e. Petunjuk yang diberikan tidak dipahami

f. Petunjuk yang diberikan tidak disepakati

g. Petunjuk yang diberikan tidak dapat dilaksanakan

h. Petunjuk diberikan secara tidak lengkap

i. Hal-hal yang sebaiknya dikerjakan terlupa

j. Pasien tidak suka diajak berdiskusi

k. Pasien / keluarga merasa sudah mengetahui

l. Keyakinan pasien / keluarganya sulit diubah

Tidak tersampaikannya informasi secara baik, mutlak menjadi

tanggung jawab apoteker atau petugas penyerah obat lainnya, walaupun

hambatannya mungkin ada di pihak penerima. Untuk itu, perlu diwaspadai

kemungkinan adanya hambatan di atas agar dapat diantisipasi.

8. Petugas penyerah obat melakukan pendokumentasian terhadap langkah yang

dilakukan, yaitu :

a. Memasukkan detil informasi pada profil pengobatan pasien

b. Memasukkan data resep

c. Melengkapi data inventori

Laporan praktek…., Puteri Isabella, FFUI, 2014

Page 97: UNIVERSITAS INDONESIA K KERJA PROFESI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366960-PR-Puteri Isabella-Laporan... · universitas indonesia. laporan prakt. e. k kerja profesi apoteker.

7

Universitas Indonesia

2.3 Peran Apoteker dalam Proses Penyerahan Obat (Badan Pengawas Obat

dan Makanan Republik Indonesia, 2009)

Apoteker mempunyai fungsi yang penting dalam sistem pelayanan

kesehatan dalam hal :

1 . Pengadaan

Apoteker memastikan tersedianya obat dengan kualitas yang baik pada saat

diperlukan.

2. Distribusi

Apoteker memindahkan obat dengan aman kemanapun obat akan diberikan,

memastikan kondisi perjalanan dan penyimpanan obat tidak mempengaruhi

kondisi obat.

3. Peresepan

Apoteker sering diminta untuk memberikan obat bebas atau obat bebas

terbatas untuk membantu pasien melakukan swamedikasi.

4. Monitoring

Apoteker perlu melakukan monitoring terhadap terapi jangka panjang

pasien penyakit kronis seperti hipertensi, diabetes, dan asma.

Peran lain dari apoteker adalah melakukan :

1. Komunikasi dengan dokter dalam melakukan konfirmasi resep atau

menjawab pertanyaan.

2. Mematuhi standar terapi. Apoteker bertanggung jawab untuk memastikan

kepatuhan resep terhadap standar terapi terutama untuk regimen yang sifatnya

kompleks seperti terapi kanker.

3. Penelitian terhadap pola peresepan dan penggunaan obat. Apoteker memiliki

posisi yang strategis dalam melakukan monitor dan evaluasi terhadap

peresepan dan penggunaan obat.

4. Edukasi pasien. Pada umumnya, apoteker dipercaya oleh pasien dan dapat

memberikan saran yang dihargai oleh pasien serta melakukan edukasi pada

pasien secara individual atau edukasi kepada kelompok pasien dengan

penyakit tertentu.

Laporan praktek…., Puteri Isabella, FFUI, 2014

Page 98: UNIVERSITAS INDONESIA K KERJA PROFESI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366960-PR-Puteri Isabella-Laporan... · universitas indonesia. laporan prakt. e. k kerja profesi apoteker.

8

Universitas Indonesia

2.4 Informasi Obat yang Perlu Diketahui (Badan Pengawas Obat dan Makanan

Republik Indonesia, 2008)

Obat adalah suatu bahan yang sangat berpotensi bila digunakan dengan

tepat, karena obat dapat mencegah, menyembuhkan penyakit atau mengatasi

masalah kesehatan. Dengan menggunakannya secara tepat, bisa didapatkan

manfaat yang optimal dari obat. Penggunaan obat yang tepat, dimulai antara

lain dengan mematuhi semua informasi yang tertera pada kemasan obat atau

aturan pakai yang dituliskan oleh apotek. Jika masih kurang atau belum

dapat memahaminya, konsumen berhak untuk meminta informasi obat kepada

apotek atau kepada Pusat Informasi Obat yang memberikan layanan informasi

kepada mayarakat luas seperti PIO Nas Badan POM (Pusat Informasi Obat

Nasional Badan POM), karena informasi obat merupakan hak konsumen,

sebagaimana tercantum dalam Undang-undang perlindungan konsumen.

Agar dapat memperolah manfaat obat secara optimal dan dapat terhindar

dari efek samping yang tidak diinginkan, pada saat membeli obat di apotek,

konsumen berhak mendapatkan informasi mengenai hal-hal berikut :

1. Nama dagang dan nama generik obat

Nama dagang adalah nama obat yang diberikan oleh pabrik,

sedangkan nama generik adalah nama obat sesuai dengan nama kandungan

zat berkhasiatnya. Beberapa obat dengan nama dagang yang berbeda dapat

mempunyai nama generik yang sama karena mengandung zat berkhasiat yang

sama. Biasanya harga obat dengan nama generik lebih murah daripada obat

dengan nama dagang. Informasi nama generik dari obat yang ingin dibeli

dapat ditanyakan kepada apoteker.

2. Tujuan penggunaan atau indikasi obat

Indikasi adalah suatu keadaan (kondisi penyakit) dimana obat perlu

digunakan. Misalnya, indikasi dari obat golongan antibiotik adalah keadaan

infeksi yang disebabkan oleh bakteri. Sementara itu pada keadaan infeksi

yang disebabkan oleh virus, tidak diperlukan antibiotik.

3. Kekuatan dan dosis

Kekuatan obat adalah jumlah kandungan obat yang berkhasiat.

Sedangkan dosis obat adalah jumlah dan frekuensi obat yang harus diminum

Laporan praktek…., Puteri Isabella, FFUI, 2014

Page 99: UNIVERSITAS INDONESIA K KERJA PROFESI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366960-PR-Puteri Isabella-Laporan... · universitas indonesia. laporan prakt. e. k kerja profesi apoteker.

9

Universitas Indonesia

atau digunakan dalam jangka waktu tertentu. Misalnya obat-obat golongan

antibiotik untuk orang dewasa sering diberikan dengan kekuatan 500 mg dan

dengan dosis sehari tiga kali satu tablet.

4. Efek samping yang timbul dan bagaimana upaya penanganan efek samping

tersebut

Pada dasarnya, semua obat memiliki efek samping. Namun efek

samping bersifat individual, artinya bahwa efek samping belum tentu terjadi

pada semua pasien. Efek tersebut bisa mulai dari yang bersifat ringan seperti

sakit kepala atau gatal-gatal maupun bersifat berat seperti gangguan denyut

jantung. Untuk obat yang sama, efek samping yang muncul pada pasien

pertama belum tentu muncul juga pada pasien kedua. Untuk itu, risiko

timbulnya efek samping, tidak perlu membuat konsumen menjadi cemas

untuk minum obat karena setiap penggunaan obat harus sudah

mempertimbangkan manfaat risiko obat. Informasi mengenai perbandingan

manfaat dan risiko obat serta kemungkinan efek samping dari obat yang

diminum dan tindakan apa yang harus dilakukan jika timbul efek samping

dapat ditanyakan kepada apoteker.

5. Interaksi obat tersebut dengan obat lain atau dengan makanan

Beberapa obat tertentu boleh dikonsumsi bersamaan dengan obat

lain, namun juga ada beberapa obat yang perlu dikonsumsi terpisah beberapa

jam dari obat lain. Beberapa makanan juga dapat mempengaruhi khasiat dari

obat yang diminum, misalnya makanan dengan kandungan kalium yang tinggi

dapat mempengaruhi kegunaan dari obat yang dapat menimbulkan

peningkatan kadar kalium dari darah, seperti misalnya obat yang tergolong

diuretik hemat kalium. Dengan demikian, pasien yang sedang minum obat

yang mengandung spironolakton, sebaiknya mengurangi konsumsi makanan

yang kaya kalium seperti pisang. Informasi tentang obat lain atau makanan

yang harus dihindari pada saat penggunaan obat tertentu dapat ditanyakan pada

apoteker.

6. Lama penggunaan obat dan hasil yang diharapkan dari obat

Obat harus diminum dalam jangka waktu tertentu hingga dicapai

kondisi yang diinginkan. Misalnya obat untuk mengatasi penyakit diabetes

Laporan praktek…., Puteri Isabella, FFUI, 2014

Page 100: UNIVERSITAS INDONESIA K KERJA PROFESI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366960-PR-Puteri Isabella-Laporan... · universitas indonesia. laporan prakt. e. k kerja profesi apoteker.

10

Universitas Indonesia

perlu diminum secara teratur hingga dapat terkontrol kadar gula darah pada

interval kadar gula darah yang normal.

7. Waktu yang baik untuk minum obat

Beberapa obat akan lebih baik efeknya apabila diminum pada malam

hari karena dapat menyebabkan kantuk. Beberapa obat lainnya justru akan

lebih baik diminum pada pagi hari seperti vitamin atau diuretik. Ada pula

obat yang lebih baik diminum setelah makan karena sifat iritasi terhadap

lambung. Sebaliknya ada obat yang lebih baik diminum sebelum makan

karena perut dalam keadaan kosong dapat meningkatkan penyerapan obat.

8. Cara penyimpanan obat

Umumnya cara penyimpanan obat yang paling sesuai adalah dengan

disimpan pada suhu kamar, terlindung dari lembab, dan cahaya matahari

langsung. Namun ada juga obat yang harus disimpan pada lemari es. Cara

penyimpanan obat yang sesuai sangat diperlukan untuk menjaga stabilitas

obat, sehingga mutu obat tetap terjamin. Selain itu obat harus disimpan di

tempat yang tidak dapat dijangkau oleh anak. Penyimpanan obat secara

umum adalah :

a. Ikuti petunjuk penyimpanan pada label / kemasan

b. Simpan obat dalam kemasan asli dan dalam wadah tertutup rapat

c. Simpan obat pada suhu kamar dan hindari sinar matahari langsung

d. Jangan menyimpan obat di tempat panas atau lembab

e. Jangan menyimpan obat bentuk cair dalam lemari pendingin agar tidak

beku, kecuali jika tertulis pada etiket obat

f. Jangan menyimpan obat yang telah kadaluarsa atau rusak

g. Jangan meninggalkan obat di dalam mobil untuk jangka waktu lama

h. Jauhkan obat dari jangkauan anak-anak

9. Tindakan yang diambil jika lupa minum obat

Minumlah dosis yang terlupa segera setelah ingat. Lalu dosis

berikutnya diminum sesuai jadwal biasanya. Hal ini dilakukan jika waktu

teringat tidak berbeda jauh dari jadwal sebenarnya. Tetapi jika baru teringat

saat mendekati dosis berikutnya, abaikan dosis yang terlupa dan kembali ke

jadwal selanjutnya sesuai dengan aturan pakai.

Laporan praktek…., Puteri Isabella, FFUI, 2014

Page 101: UNIVERSITAS INDONESIA K KERJA PROFESI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366960-PR-Puteri Isabella-Laporan... · universitas indonesia. laporan prakt. e. k kerja profesi apoteker.

11

Universitas Indonesia

2.5 Sumber Informasi Obat (Siregar dan Kumolosasi, 2006)

Sumber dari informasi obat meliputi :

1. Tenaga kesehatan

Dokter, apoteker, dokter gigi, perawat, tenaga kesehatan lain.

2. Pustaka

Pustaka sebagai sumber informasi obat, digolongkan dalam 3 (tiga) kategori :

a. Pustaka primer

Sumber pustaka primer adalah karya orisinil yang dipublikasikan atau

tidak dipublikasikan yang memperkenalkan pengetahuan baru atau

peningkatan pengetahuan tentang suatu subjek. Sumber-sumber ini

mencakup hasil penelitian dan laporan kasus, demikian juga studi evaluasi

dan laporan deskriptif. Pustaka primer memberi landasan untuk pustaka

sekunder dan tersier.

b. Pustaka sekunder

Sumber pustaka sekunder menguraikan berbagai abstrak dan sistem

penelusuran untuk pustaka primer dan digunakan untuk menemukan

artikel pustaka primer. Informasi yang diperoleh dari pustaka sekunder

jarang digunakan tersendiri untuk keputusan klinik.

c. Pustaka tersier

Sumber pustaka tersier biasanya adalah buku teks atau referensi umum.

Sumber-sumber ini menyoroti data yang diterima secara luas dari pustaka

primer, mengevaluasi informasi ini, dan mempublikasikan hasil. Sumber

pustaka tersier mencakup buku teks atau data base, artikel kajian,

kompendia, dan pedoman praktis.

3. Sarana

Fasilitas ruangan, peralatan, komputer, internet, dan perpustakaan merupakan

sarana penunjang yang mempengaruhi kualitas sumbet informasi obat.

4. Prasarana

Industri farmasi, Badan POM, pusat informasi obat, pendidikan tinggi

farmasi, organisasi profesi (dokter, apoteker, dan lain-lain.

Laporan praktek…., Puteri Isabella, FFUI, 2014

Page 102: UNIVERSITAS INDONESIA K KERJA PROFESI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366960-PR-Puteri Isabella-Laporan... · universitas indonesia. laporan prakt. e. k kerja profesi apoteker.

12 Universitas Indonesia

BAB 3

METODOLOGI PENGKAJIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Pelaksanaan

Pendataan obat-obat dan pelabelan informasi tambahan yang diperlukan

dalam penggunaan obat dilakukan di Apotek Erra Medika selama Praktek Kerja

Profesi Apoteker (PKPA) berlangsung pada periode 17 Juni – 12 Juli Dan 29

Juli - 16 Agustus 2013. Semua obat selain sediaan padat oral yang tersedia di

Apotek Erra Medika baik obat keras ataupun obat - obat OTC didata guna

mengetahui informasi apa yang diperlukan untuk diberitahukan kepada pasien.

3.2 Metode Pengkajian

Metode yang digunakan dalam pengkajian pelabelan informasi tambahan

yang diperlukan saat penyerahan obat adalah melalui penelusuran literatur (studi

pustaka). Pustaka yang digunakan untuk menyusun kajian bersumber dari :

1. Medication Teaching Manual 3rd

Edition

2. Informatorium Obat Nasional Indonesia 2008

3. Drug Information Handbook 21th

Edition

4. MIMS 12th

Edition

Dari pustaka yang digunakan tersebut dilakukan pelabelan informasi untuk

masing-masing obat sehingga memudahkan apoteker atau asisten apoteker ketika

akan menyerahkan obat kepada pasien.

Laporan praktek…., Puteri Isabella, FFUI, 2014

Page 103: UNIVERSITAS INDONESIA K KERJA PROFESI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366960-PR-Puteri Isabella-Laporan... · universitas indonesia. laporan prakt. e. k kerja profesi apoteker.

13 Universitas Indonesia

BAB 4

PEMBAHASAN

Dalam pelayanan kesehatan penggunaan obat merupakan hal yang sangat

krusial dalam pengobatan penyakit. Dengan demikian, obat yang diberikan harus

tepat, yaitu tepat penyakit, tepat obat, tepat dosis, tepat cara pakai, tepat

pasien. Kalau tidak tepat melakukannya, obat tidak akan memberikan efek yang

diharapkan dan bahkan membahayakan jiwa pasien. Seorang apoteker

berkewajiban untuk menjamin pasien yang berkunjung ke apotek mengerti dan

memahami serta mematuhi cara menggunakan obat sehingga diharapkan

penggunaan obat secara rasional dapat ditingkatkan. Satu diantara komponen

dalam penggunaan obat yang rasional adalah tersedianya informasi yang

memadai mengenai obat yang dikonsumsi dari segi dosis, cara pakai, efek

samping yang mungkin terjadi, perhatian, dan lain sebagainya. Hal ini diperkuat

berdasarkan UU Konsumen (UU No. 8/1999) dimana konsumen berhak

memperoleh informasi mengenai produk yang digunakan dan merupakan hak

konsumen untuk menuntut bila tidak diberikan.

Pelayanan informasi obat adalah kegiatan penyediaan dan pemberian

informasi, rekomendasi obat yang independen, akurat, komprehensif dan terkini

oleh apoteker kepada pasien dan masyarakat yang membutuhkan. Tujuan

informasi obat adalah memperoleh keberhasilan terapi, memaksimalkan efek

terapi dan meminimalkan resiko efek samping. Manfaat pelayanan informasi bagi

apoteker adalah menjaga citra profesi sebagai bagian dari pelayanan kesehatan,

mewujudkan pelayanan kefarmasian sebagai tanggung jawab profesi, menghindari

medication error dan pelayanan untuk menarik pelanggan dalam upaya

memasarkan pelayanan.

Sebagaimana yang telah disebutkan di atas, dalam proses penyerahan obat

kepada pasien dianjurkan selalu disertai dengan informasi tambahan mengenai

peringatan atau hal-hal yang sebaiknya diperhatikan saat menggunakan

obat. Pelayanan informasi bagi pasien sangatlah penting mengingat mereka

(pasien) tidak tahu obat yang mereka minum, kecuali jika dokter

menjelaskan kepada mereka. Apoteker di apotek sering menyerahkan obat

berdasarkan resep dari dokter kepada pasien dalam wadah yang hanya tertulis

Laporan praktek…., Puteri Isabella, FFUI, 2014

Page 104: UNIVERSITAS INDONESIA K KERJA PROFESI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366960-PR-Puteri Isabella-Laporan... · universitas indonesia. laporan prakt. e. k kerja profesi apoteker.

14

Universitas Indonesia

nama pasien dan aturan pakainya tanpa disertai informasi yang memadai.

Informasi yang lebih baik pada pasien akan menggugah minat pasien untuk

berpartisipasi aktif dalam pengobatan yang akan mempercepat penyembuhannya.

Pelayanan kefarmasian yang baik akan mendukung keberhasilan suatu

terapi, termasuk diantaranya pelayanan mengenai informasi obat. Dengan adanya

intervensi pelayanan informasi obat oleh apoteker, penggunaan informasi lisan

dan tertulis pada permulaan terapi obat, menghasilkan perbaikan yang signifikan

dalam kepatuhan pasien mengkonsumsi obatnya. Selama ini para petugas

penyerah obat, dalam hal ini apoteker dan asisten apoteker tidak mempunyai

cukup waktu untuk dapat menguasai dengan baik seluruh informasi mengenai

obat yang beredar dan menjelaskannya kepada pasien. Berdasarkan latar belakang

permasalahan di atas, maka dilakukan upaya pembuatan daftar obat beserta label

informasi tambahan yang diperlukan mengenai obat-obat tersebut. Hal ini

diharapkan akan memberikan kemudahan bagi para petugas penyerah obat di

apotek, khususnya di Apotek Erra Medika dalam memberikan pelayanan kepada

pasien. Label informasi obat yang ada pada Informatorium Obat Nasional

Indonesia 2008 menjadi acuan dalam daftar label informasi yang dibuat untuk

obat sediaan selain sediaan padat oral di Apotek Erra Medika. Adapun daftar label

yang dibuat, antara lain adalah :

1. Peringatan. Menyebabkan rasa kantuk

Label ini digunakan untuk sediaan-sediaan yang digunakan untuk anak

yang mengandung antihistamin, atau sediaan lain untuk anak, yang jika diberi

peringatan no.2 tidak sesuai. Pada Apotek Erra Medika label ini diberikan untuk

pemberian obat Anakonidin Syrup®,

Baby’s Cough Syrup®, Bodrexin Flu Batuk

Syrup®, Decadryl Expect Syrup

®, Hufagrip BP Syrup

®, Hufagrip Flu Syrup

®,

Hufagrip Pilek Syrup®, Ikadryl Expect Syrup

®, Lapisiv Syrup

® , Sanadryl Expect

Syrup®, Ryvell Drop

®, Ryvell Syrup

®.

2. Peringatan. Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan

kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari minum alkohol.

Label ini digunakan pada sediaan untuk dewasa yang dapat menyebabkan

rasa kantuk, sehingga mempengaruhi kemampuan dalam mengemudikan dan

menjalankan mesin yang penuh resiko; label 1 lebih sesuai untuk anak-anak.

Berbahaya jika mengemudikan kendaraan dalam pengaruh minuman atau obat.

Laporan praktek…., Puteri Isabella, FFUI, 2014

Page 105: UNIVERSITAS INDONESIA K KERJA PROFESI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366960-PR-Puteri Isabella-Laporan... · universitas indonesia. laporan prakt. e. k kerja profesi apoteker.

15

Universitas Indonesia

Beberapa sediaan ada yang hanya menyebabkan rasa ngantuk pada beberapa hari

pertama pengobatan dan beberapa ada yang hanya menyebabkan rasa kantuk pada

dosis besar. Dianjurkan untuk menghindari minuman beralkohol, karena efek

depresi obat yang bekerja di obat SSP ditingkatkan oleh alkohol. Larangan yang

tegas dapat mendorong beberapa pasien tidak menggunakan obat tersebut. Oleh

sebab itu Apoteker perlu menerangkan risiko dan manfaat, terutama pada pasien

yang merasa dapat mentoleransi efek dari alkohol.

Pasien epilepsi yang ingin mengemudikan kendaraan sebaiknya

berkonsultasi dengan dokter. Efek samping lain yang tidak berhubungan dengan

rasa kantuk tetapi juga dapat mempengaruhi kemampuan pasien dalam

mengendarai atau menjalankan mesin dengan aman adalah penglihatan kabur,

pusing, mual. Secara umum tidak ada label yang secara khusus diberikan untuk

mengatasi keadaan ini, tetapi sebaiknya pasien diberi konseling dengan tepat.

Pada Apotek Erra Medika label ini diberikan untuk pemberian obat

Anadex Syrup®,

Bisolvon Flu Syrup®,

Bycolen Syrup®, Celestamine Syrup

®,

Cohistan Expect Syrup®, Decadryl Expect Syrup

®, Decolgen Syrup

®, Decolsin

Syrup®, Fludane Syrup

®, Ikadryl Expect Syrup

®, Lapisiv Syrup

® , Sanadryl

Expect Syrup®, Ryvell Syrup

®.

3. Gunakan dengan waktu yang teratur. Minum obat sampai habis kecuali

mengalami efek samping yang tidak diinginkan

Penggunaan obat sampai habis bertujuan untuk mengurangi kasus

kambuhan atau kegagalan terapi. Contohnya antibiotik oral. Sering kali, beberapa

antibiotik dapat menyebabkan efek samping (contoh diare pada pasien yang

minum klindamisin) yang membuat penggunaan obat ini sebaiknya dihentikan

dan pasien sebaiknya kembali ke dokter. Pada Apotek Erra Medika label ini

diberikan untuk pemberian obat Kalmoxillin Syrup®

, Amoxsan Dry Syrup®,

Amoxsan Forte Dry Syrup®, Claneksi Dry Syrup

®, Claneksi Forte Dry Syrup

®,

Viaclav Syrup®.

4. Bahan mudah terbakar: jauhkan dari api atau nyala api

Label ini digunakan pada sediaan yang mengandung bahan pelarut yang

mudah terbakar. Pada Apotek Erra Medika label ini diberikan untuk pemberian

Acid Salicyl Pulv®, Kalpanax Tincture

®, Nosib Salep

®, Rodeca Lotion

®, Salep

24®.

Laporan praktek…., Puteri Isabella, FFUI, 2014

Page 106: UNIVERSITAS INDONESIA K KERJA PROFESI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366960-PR-Puteri Isabella-Laporan... · universitas indonesia. laporan prakt. e. k kerja profesi apoteker.

16

Universitas Indonesia

5. Bersama makanan atau sesudah makan

Label ini digunakan pada sediaan yang mengiritasi lambung, atau yang

akan lebih baik penyerapannya dengan adanya makanan. Pasien disarankan untuk

makan secukupnya, walupun sedikit. Pada Apotek Erra Medika label ini diberikan

untuk pemberian Mucopect, Amoksisilin (Amoxsan®, Intermoxil

®, Kalmoxilin

®,

Lapimox®), Dimenhidrinat (Antimo

®), Ibuprofen (Proris

®, Hufagrip BP

®).

6. Setengah sampai satu jam sebelum makan

Label ini digunakan pada beberapa sediaan yang absorbsinya meningkat

dengan cara ini tetapi sebagian besar antibiotik. Pada Apotek Erra Medika label

ini diberikan untuk pemberian Metoklorpramid ( Primperan®, Damaben

®),

7. Satu jam sebelum makan atau kondisi perut kosong

Label ini digunakan pada sediaan oral dimana absorbsinya akan berkurang

dengan adanya makanan dan kondisi asam pada lambung. Pada Apotek Erra

Medika label ini diberikan untuk pemberian Tiamfenikol (Biothicol®,

Thiamycin®

).

8. Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air

Label ini digunakan pada sediaan yang harus benar-benar larut dalam air

(contoh kloral hidrat), diperlukan minum air dalam jumlah besar (contoh

sulfonamid), atau air dibutuhkan untuk meningkatkan kerja obat (metilselulosa).

Pasien diberitahu bahwa air yang ditambahkan paling sedikit 150 ml (satu gelas

penuh). Umumnya jus buah, teh atau kopi dapat digunakan. Pada Apotek Erra

Medika label ini diberikan untuk pemberian Amoksisilin (Amoxsan®,

Intermoxil®

, Kalmoxilin®

, Lapimox®), Ampisilin, Siprofloksasin (Baquinor

®,

Interflox®, Jayacin

®, Wiaflox

®), Parasetamol, Kalsium laktat, Sefadroksil (Cefat

®,

Pyricef®, Staforin

®), Klindamisin (Albiotin

®, Prolic

®), Kotrimoksazol

(Primadex®

, Sanprima®), Bisakodil (Dulcolax

®), Eritromisin (Erysanbe

®).

9. Disebar/dioleskan tipis-tipis

Label ini digunakan pada sediaan obat luar yang harus digunakan sedikit

demi sedikit (contoh kortikosteroid, ditranol). Pada Apotek Erra Medika label ini

diberikan untuk pemberian obat topikal yaitu Apolar Cream®, Benoson Cream

®,

Betason Cream®, Canesten Cream

®, Chlorampecort Cream

®, Cinolon Cream

®,

Laporan praktek…., Puteri Isabella, FFUI, 2014

Page 107: UNIVERSITAS INDONESIA K KERJA PROFESI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366960-PR-Puteri Isabella-Laporan... · universitas indonesia. laporan prakt. e. k kerja profesi apoteker.

17

Universitas Indonesia

Digenta Cream®, Diprosone Cream

®, Dolones Cream

®, Elocon Cream

®,

Esperson Cream®, Flexasur Cream

®, Garamycin Cream

® dan sediaan topikal

lainnya.

10. Jangan menggunakan lebih dari 2 dosis setiap kali pengulangan. Jangan

menggunakan lebih dari 8 dosis dalam waktu 24 jam

Label ini digunakan pada sediaan mengandung parasetamol untuk dewasa

dengan dosis “jika perlu”. Sebaiknya disebutkan jenis bentuk sediaannya, misal

tablet atau kapsul. Label ini digunakan karena memungkinkan timbulnya resiko

yang bersifat serius pada penggunaan overdosis parasetamol. Pada Apotek Erra

Medika label ini diberikan untuk pemberian obat Sanmol®, Panadol

®, Tempra

®

dan Dumin®

.

11. Jangan digunakan bersamaan dengan sediaan yang mengandung

parasetamol

Label ini digunakan pada semua sediaan yang mengandung parasetamol.

Pada Apotek Erra Medika label ini diberikan untuk pemberian obat Anadex

Syrup®, Baby’s Cough

®, Bodrexin Flu Batuk

®, Bycolen Syrup

®, Decolgen

Syrup®, Decolsin Syrup

®, Fludane Syrup

®, Hufagrip Flu

®, Nellco Spesial OBH

®,

OBH Trpoca Anak®, Sanmol

®, Panadol

®, Tempra

® dan Dumin

®.

Laporan praktek…., Puteri Isabella, FFUI, 2014

Page 108: UNIVERSITAS INDONESIA K KERJA PROFESI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366960-PR-Puteri Isabella-Laporan... · universitas indonesia. laporan prakt. e. k kerja profesi apoteker.

18 Universitas Indonesia

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan buku-buku yang dijadikan sebagai sumber pustaka dalam

penelusuran informasi terhadap obat-obatan yang tersedia di Apotek Erra Medika,

terdapat 11 jenis label yang dapat digunakan untuk memberikan informasi yang

berguna dalam penggunaan sediaan selain sediaan padat oral bagi pasien

dalam menjalankan terapi pengobatannya.

5.2 Saran

Penggunaan label informasi tambahan dalam penyerahan obat sebaiknya

segera diterapkan dalam pelayanan kefarmasian di Apotek Erra Medika agar

proses pengobatan pasien dapat berjalan dengan optimal.

Laporan praktek…., Puteri Isabella, FFUI, 2014

Page 109: UNIVERSITAS INDONESIA K KERJA PROFESI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366960-PR-Puteri Isabella-Laporan... · universitas indonesia. laporan prakt. e. k kerja profesi apoteker.

19 Universitas Indonesia

DAFTAR REFERENSI

American Pharmacists Association (AphA). (2012). Drug Information Handbook. A

Comprehensive Resource for all Clinicians and Healthcare Profesionals 21st Edition.

United States : Lexi Comp.

American Society of Health-System Pharmacists. (2004). Medication Teaching

Manual. The Guide To Patient Drug Information 8th

Edition. American Society of

Health-System Pharmacists.

Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia. (2008). Konsumen

(Obat) yang Berdaya Sadar Akan Haknya Atas Informasi Obat. ISSN 1829-

9334, Vol.9, No.3.

Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia. (2009). Informatorium

Obat Nasional Indonesia 2008. Jakarta: CV. Sagung Seto.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2004). Keputusan Menteri

Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1027/MENKES/SK/IX/2004 Tentang Standar

Pelayanan Kefarmasian di Apotek. Jakarta.

MIMS Indonesia Petunjuk Konsultasi Edisi 12 2012/2013. Jakarta : PT. Bhuana Ilmu

Populer.

Penggunaan Obat yang Rasional. (2011). 23 November 2013.

http://pio.farmasi.asia/penggunaan-obat-yang-rasional/.

Presiden Republik Indonesia. (1999). Undang – undang Republik Indonesia Nomor 8

Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen. Jakarta

Siregar, Charles J.P., & Kumolosasi, Endang. (2006). Farmasi Klinik. Jakarta:

Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Laporan praktek…., Puteri Isabella, FFUI, 2014

Page 110: UNIVERSITAS INDONESIA K KERJA PROFESI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366960-PR-Puteri Isabella-Laporan... · universitas indonesia. laporan prakt. e. k kerja profesi apoteker.

LAMPIRAN

Laporan praktek…., Puteri Isabella, FFUI, 2014

Page 111: UNIVERSITAS INDONESIA K KERJA PROFESI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366960-PR-Puteri Isabella-Laporan... · universitas indonesia. laporan prakt. e. k kerja profesi apoteker.

20

Universitas Indonesia

Lampiran 1. Daftar Informasi Obat

No. Nama Obat Komposisi Label Informasi

1 Acid Boricum Kristal 1 G Asam Borat -

2 Acid Boricum Pulv 1 G Asam Borat -

3 Acid Salicyl Pulv 1 G Asam Salisilat

Bahan mudah terbakar, jauhkan dari api atau nyala api

(IONI)

4 Actifed Plus Expt Syrup 120 ml

Per 5 ml mengandung

tripolidin HCl 1,25 mg; pseudoefedrin HCl

30 mg; guaifenesin 100 mg Digunakan ± makan (MIMS)

5 Actifed Plus Expt Syrup 60 ml

Per 5 ml mengandung

tripolidin HCl 1,25 mg; pseudoefedrin HCl

30 mg; guaifenesin 100 mg Digunakan ± makan (MIMS)

6 Actifed Syrup 120 ml

Per 5 ml mengandung

pseudoefedrin HCl 30 mg;

tripolidine HCl 1,25 mg Digunakan ± makan (MIMS)

7 Actifed Syrup 60 ml

Per 5 ml mengandung

pseudoefedrin HCl 30 mg;

tripolidine HCl 1,25 mg Digunakan ± makan (MIMS)

8 Acyclovir Cream 5% 5G Asiklovir Jangan digunakan disekitar mata (MTM)

9 Albothyl Ovule

Polikresulen(Produk kondensasi dari

asam

metakresolsulfonat & metanal) Untuk dimasukkan ke dalam vagina (MIMS)

10 Albothyl Sol Concentrate 10 ml

Polikresulen (Produk kondensasi dari

asam metakresolsulfonat & metanal) -

11 Allerin Expectorant Syrup 120 ml

Per 5 ml mengandung gliseril guaiakolat

50 mg; Na sitrat 180 mg;

difenhidramin HCl

12,5 mg; fenilpropanolamin HCl 12,5

mg; alkohol 5% Digunakan ± makan (MIMS)

12 Allerin Expectorant Syrup 60 ml Per 5 ml mengandung gliseril guaiakolat Digunakan ± makan (MIMS)

Laporan praktek…., Puteri Isabella, FFUI, 2014

Page 112: UNIVERSITAS INDONESIA K KERJA PROFESI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366960-PR-Puteri Isabella-Laporan... · universitas indonesia. laporan prakt. e. k kerja profesi apoteker.

21

Universitas Indonesia

No. Nama Obat Komposisi Label Informasi

50 mg; Na sitrat 180 mg;

difenhidramin HCl

12,5 mg; fenilpropanolamin HCl 12,5

mg; alkohol 5%

13

Aloclair Plus Spray

Aqua, maltrodekstrin, propilen glikol,

polivinilpirolidon (PVP), ekstr. aloe vera,

K.sorbat,Na benzoat, hydroksietilselulosa,

PEG 40, castor oil terhidrogenasi,

disodium edetat, benzalkonium Cl,

sakarin Na, Na hialuronat, asam glisiretat

-

14 Amoxcicilin Syr Dry 125mg/5ml 60 ml Amoksisilin trihidrat

Gunakan dengan waktu yang teratur. Minum obat sampai

habis kecuali mengalami efek samping yang tidak

diinginkan (IONI, MTM)

Digunakan ± makanan, dapat diberikan bersama makanan

agar diabsorbsi lebih baik & untuk mengurangi rasa tidak

nyaman pada GI (MIMS, MTM, DIH)

Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah; Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (MTM)

15 Amoxsan Drop 100mg/ml 15 ml Amoksisilin trihidrat

Gunakan dengan waktu yang teratur. Minum obat sampai

habis kecuali mengalami efek samping yang tidak

diinginkan (IONI, MTM)

Digunakan ± makanan, dapat diberikan bersama makanan

agar diabsorbsi lebih baik & untuk mengurangi rasa tidak

nyaman pada GI (MIMS, MTM, DIH)

Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah; Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (MTM)

16 Amoxsan Syr Dry 125mg/5ml 60 ml Amoksisilin trihidrat

Gunakan dengan waktu yang teratur. Minum obat sampai

habis kecuali mengalami efek samping yang tidak

diinginkan (IONI, MTM)

Digunakan ± makanan, dapat diberikan bersama makanan

agar diabsorbsi lebih baik & untuk mengurangi rasa tidak

Laporan praktek…., Puteri Isabella, FFUI, 2014

Page 113: UNIVERSITAS INDONESIA K KERJA PROFESI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366960-PR-Puteri Isabella-Laporan... · universitas indonesia. laporan prakt. e. k kerja profesi apoteker.

22

Universitas Indonesia

No. Nama Obat Komposisi Label Informasi

nyaman pada GI (MIMS, MTM, DIH)

Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah; Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (MTM)

17 Amoxsan Syr Dry Forte 250mg 60 ml Amoksisilin trihidrat

Gunakan dengan waktu yang teratur. Minum obat sampai

habis kecuali mengalami efek samping yang tidak

diinginkan (IONI, MTM)

Digunakan ± makanan, dapat diberikan bersama makanan

agar diabsorbsi lebih baik & untuk mengurangi rasa tidak

nyaman pada GI (MIMS, MTM, DIH)

Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah; Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (MTM)

18 Anadex Syrup 60 ml

Per 5 ml mengandung

Parasetamol 120 mg; dekstrometorfan HBr 3,5 mg; klorfeniramin maleat 0,5 mg;

fenilpropanolamin HCl 3,5 Mg Digunakan ± makan (MIMS

19 Anakonidin Syrup 60 ml

Per 5 ml mengandung

dekstrometorfan HBr 5 mg; gliseril

guaiakolat 25 mg; pseudoefedrin HCl 7,5

mg; klorfeniramin maleat 0,5 mg -

21 Antimo Anak Sachet 5 ml Dimenhidrinat -

22 Apialys Drop 10 ml

Per 0,6 ml mengandung vit. A

2000 iu; vit. B1 1 mg; vit. B2 1,2 mg; vit.

B6 1 mg; vit. B 12 2 mcg; vit. C 30 mg;

vit. D 400 iu; nikotinamid 10 mg; lisin

HCl 25 mg; d-pantotenol 5 mg

Digunakan ± makan.

Dapat diberikan bersama makanan agar diabsorbsi lebih

baik atau jika timbul rasa tidak nyaman pada GI (MIMS)

23 Apialys Syrup 100 ml

Per 5 ml mengandung vit. A

5000 iu; vit. B1 3 mg; vit. B2 2 mg; Vit

B6 6 mg; vit. B 12 5 mcg; vit. C 50 mg;

vit. D 400 iu; nikotinamid 20 mg; lisin HCl

250 mg; d-pantotenol 5 mg; asam l-

glutamat 25 mg

Digunakan ± makan.

Dapat diberikan bersama makanan agar diabsorbsi lebih

baik atau jika timbul rasa tidak nyaman pada GI (MIMS)

Laporan praktek…., Puteri Isabella, FFUI, 2014

Page 114: UNIVERSITAS INDONESIA K KERJA PROFESI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366960-PR-Puteri Isabella-Laporan... · universitas indonesia. laporan prakt. e. k kerja profesi apoteker.

23

Universitas Indonesia

No. Nama Obat Komposisi Label Informasi

24 Apolar Cream 10 G Desonid -

25 Apolar-N Cream 10 G

Desonid 0,5 mg; neomisin

sulfat 5 mg -

26 Augentonic Eye Drop 5 ml

Tiap ml mengandung

eskulina 0,09%; air kulit hamamelidis 2%;

vit.A 900 ui/ml; kinikardina0,1%;

fenazone 0,1%; ZnSO4 0,1%; mentol

0,0004%; minyak mawar 0,02%; asam

borat 1,3%; natrium borat 0,04% -

27 Baby's Cough Syrup

Parasetamol 120 mg; guaiafenesin

25 mg; klorfeniramin maleat 1 mg

Dewasa : jangan menggunakan obat ini lebih dari 10

hari tanpa resep dokter.

Anak : jangan menggunakan obat ini lebih dari 5 hari

tanpa resep dokter, dan jangan berikan obat ini lebih dari 5

dosis selama 24 jam (MTM).

28 Batugin Elixir 120 ml

Per 30 ml mengandung ekstr. Daun

strobilanthus crispus yang setara dengan

bubuk daun kering 0,3 g; ekst. daun

sonchus arvensis yang setara dengan

bubuk daun kering 3 g -

29 Batugin Elixir 300 ml

Per 30 ml mengandung ekstr. Daun

strobilanthus crispus yang setara dengan

bubuk daun kering 0,3 g; ekst. daun

sonchus arvensis yang setara dengan

bubuk daun kering 3 g -

30 Becombion Extra Lysin 100 ml

Per 5 ml mengandung vit. B1

5 mg; vit.B2 2 mg; vit.B3 20 mg; vit.B5 3

mg; vit.B6 2,5 mg; vit.B12 3 mcg;L-lysin

HCl 375 mg

Digunakan ± makan. Dapat diberikan

bersama makanan untuk mengurangi rasa tidak nyaman

pada GI (MIMS)

31 Becombion Plus Syrup 100 ml

Per 10 ml mengandung vit. A

4.0000 IU; vit. B1 1,4 mg; vit. B2 1,7 -

Laporan praktek…., Puteri Isabella, FFUI, 2014

Page 115: UNIVERSITAS INDONESIA K KERJA PROFESI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366960-PR-Puteri Isabella-Laporan... · universitas indonesia. laporan prakt. e. k kerja profesi apoteker.

24

Universitas Indonesia

No. Nama Obat Komposisi Label Informasi

mg; vit. B3 118 mg; vit. B6 0,7 mg; vit.

C 35 mg; vit. D 400 IU; vit. E 3 mg;

minyak hati ikan kod 200 mg

32 Benoson Cream 10% 15 G Betametason 0,1% -

33 Benoson cream 10% 5 G Betametason 0,1% -

34 Benoson N Cream 15 G

Betametason 0,1%; neomisin

sulfat 0,5% -

35 Benoson N Cream 5 G

Betametason 0,1%; neomisin

sulfat 0,5%

-

36 Bepanthen Oint 5% 20 G Dekspantenol -

38 Betadine Gargle 1% 100 ml Povidon iodin -

39 Betadine Gargle 1% 190 ml Povidon iodin -

40 Betadine Oint 10% 10 G Povidon iodin -

41 Betadine Oint 10% 20 G Povidon iodin -

42 Betadine Oint 10% 5 G Povidon iodin -

43 Betadine Sol 1 ml Povidon iodin -

44 Betadine Sol 15 ml Povidon iodin -

45 Betadine Sol 30 ml Povidon iodin -

46 Betadine Sol 5 ml Povidon iodin -

47 Betadine Sol 60 ml Povidon iodin -

48 Betadine Vaginal Douche (TA)100 ml Povidon iodin -

49 Betadine Vaginal Douche Plus Alat 100 ml Povidon iodin -

50 Betason Cream 5 G Betametason -

51 Biolysin Smart Syrup 60 ml

Per 5 ml mengandung asam

arakhidonat 60 mg; DHA 20 mg;

vit. A 1500 iu; vit. B1 1 mg; vit. B2 0,8

mg; vit. B6 0,8 mg; vit. B12 3 mcg; vit.

Digunakan ± makan : Dapat diberikan

bersama makanan agar diabsorbsi lebih baik atau jika

timbul rasa tidak nyaman pada GI (MIMS)

Laporan praktek…., Puteri Isabella, FFUI, 2014

Page 116: UNIVERSITAS INDONESIA K KERJA PROFESI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366960-PR-Puteri Isabella-Laporan... · universitas indonesia. laporan prakt. e. k kerja profesi apoteker.

25

Universitas Indonesia

No. Nama Obat Komposisi Label Informasi

C 50 mg; vit. D3 400 iu; D-pantenol

3 mg;

niacinamide 10 mg; L-lisin HCl

100 mg

52 Biolysin Syrup 60 ml

Per 5 ml mengandung vit. A

5000 iu; vit. B1 3 mg; vit. B2 2 mg;

vit. B6 1 mg; vit. B12 5

mcg; vit. C 50 mg; vit. D3 1000 iu; d-pantenol 3 mg; L-lisin HCl

200 mg; niasinamid 20 mg

Digunakan ± makan : Dapat diberikan

bersama makanan agar diabsorbsi lebih baik atau jika

timbul rasa tidak nyaman pada GI (MIMS)

53 Bioplacenton Gel 15 G Neomisin sulfat 0,5%; extr.plasenta 10% -

54 Biothicol Syr Dry 125 mg/5ml 60 ml Tiamfenikol -

55 Bisolvon Antitusive Syrup 60 ml Dekstrometorfan HBr

Digunakan ± makan (MIMS).

Jangan minum obat ini lebih dari 120 mg selama 24 jam.

Sebaiknya tidak digunakan pada anak dibawah 2 tahun

(MTM)

56 Bisolvon Drops 50 ml Bromheksin HCl Digunakan bersama makan (MIMS)

57 Bisolvon Extra Elixir 125 ml

Per 5 ml mengandung bromheksin

HCl 4 mg; guaifenesin 100 mg Digunakan bersama makan (MIMS)

58 Bisolvon Extra Elixir 60 ml

Per 5 ml mengandung bromheksin

HCl 4 mg; guaifenesin 100 mg Digunakan bersama makan (MIMS).

59 Bisolvon Elixir 4 mg/5 ml 125 ml Bromheksin HCl Digunakan bersama makan (MIMS).

60 Bisolvon Elixir 4 mg/5 ml 60 ml Bromheksin HCl Digunakan bersama makan (MIMS).

61 Bisolvon Flu Syrup 60 ml

Per 5 ml mengandung

bromheksin HCl 4 mg; parasetamol 150

mg; klorfeniramin malet 2 mg; fenilefrin

HCl 5 mg Digunakan bersama makan (MIMS).

62 Bisolvon Kid Syr 60ml Bromheksin HCl Digunakan bersama makan (MIMS).

63 Bodrexin Flu Batuk Syrup 60 ml

Parasetamol 100 mg;

pseudoefedrin HCl 7,5 mg; gliseril Digunakan ± makan (MIMS).

Laporan praktek…., Puteri Isabella, FFUI, 2014

Page 117: UNIVERSITAS INDONESIA K KERJA PROFESI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366960-PR-Puteri Isabella-Laporan... · universitas indonesia. laporan prakt. e. k kerja profesi apoteker.

26

Universitas Indonesia

No. Nama Obat Komposisi Label Informasi

guaiakolat 20 mg; bromheksin HCl 2 mg;

klorfeniramin maleat 0,5 mg

64 Borax Glycerin Liquid 8 ml Boraks gliserin -

65 Bufect Suspensi 100mg/5ml 60 ml Ibuprofen

Jangan diberikan kepada anak dibawah 12 tahun dan

jangan digunakan lebih dari 3- 10 hari untuk pengobatan

demam tanpa rekomendasi dokter (DIH).

66 Bycolen Syrup 100 ml

Per 5 ml mengandung

parasetamol 125 mg; gliseril guaiakolat

30 mg; ammonium Cl 90 mg; Na sitrat

50 mg; klorfeniramin maleat 2 mg; vit. C

30 mg Digunakan ± makan (MIMS)

67 Caladine Lotion 60 ml

Calamin 5%; Zn oksida 10%;

Difenhidramin HCl 2% -

68 Caladine Lotion 95 ml

Calamin 5%; Zn oksida 10%;

Difenhidramin HCl 2% -

69 Callusol Liquid 10 ml

Asam salisilat 0,2 g; asam laktat

0,05 g; polidocanol 0,02 g -

70 Candistin Drop 100k/ml 12 ml Nistatin

Biarkan di dalam rongga mulut selama mungkin

sebelum ditelan (MIMS)

71 Canesten Cream 10 G Klotrimazol -

72 Canesten Cream 5 G Klotrimazol -

73 Carbo Glicerin 15 ml Karbol gliserin -

74 Catarlent Eye Drop 15 ml

K-iodida 5 mg; K-klorida 5

mg; Na tiosulfat 0.5 mg;

tiomerosal 0.002 mg -

75 Catarlent Eye Drop 5 ml

K-iodida 5 mg; K-klorida 5

mg; Na tiosulfat 0.5 mg;

tiomerosal 0.002 mg -

76 Cefadroxil Dry Syr 125mg/5ml 60ml Cefadroksil

Digunakan ± makan : dapat diberikan

bersama makanan untuk mengurangi rasa tidak nyaman

Laporan praktek…., Puteri Isabella, FFUI, 2014

Page 118: UNIVERSITAS INDONESIA K KERJA PROFESI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366960-PR-Puteri Isabella-Laporan... · universitas indonesia. laporan prakt. e. k kerja profesi apoteker.

27

Universitas Indonesia

No. Nama Obat Komposisi Label Informasi

pada GI (MIMS)

77 Cefat Dry Syrup 125mg/5ml 60 ml Cefadroksil monohidrat

Digunakan ± makan : dapat diberikan

bersama makanan untuk mengurangi rasa tidak nyaman

pada GI (MIMS)

78 Cefat Forte 250 mg Syrup Cefadroksil monohidrat

Digunakan ± makan : dapat diberikan

bersama makanan untuk mengurangi rasa tidak nyaman

pada GI (MIMS)

79 Cefspan Dry Syr 100mg/5ml 30 ml Cefiksim

Gunakan dengan waktu yang teratur. Minum obat sampai

habis kecuali mengalami efek samping yang tidak

diinginkan(IONI, DIH)

Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (MIMS,

DIH)

80 Celestamine Syrup 30 ml

Betametason 0,25 mg;

deksklorfeniramin maleat 2 mg -

81 Celestamine Syrup 60 ml

Betametason 0,25 mg;

deksklorfeniramin maleat 2 mg -

82 Cendo Eyefresh 0,6 ml MiniDose HPMC 3 mg; dextran 70 1 mg -

83 Cendo Fenicol Eye Drop 0,25% 5 ml Kloramfenikol -

84 Cendo Fenicol Eye Drop 0,50% 5 ml Kloramfenikol -

85 Cendo Fenicol Eye Oint 35 G Kloramfenikol -

86 Cendo Lyteers Eye Drop 15 ml Ion Na & K dengan Benzalkonium Cl -

87 Cendo Tobroson 0,6 ml

Tiap ml mengandung tobramisin

3 mg; Deksametason sodium fosfat setara

dengan Deksametason 1 mg -

88 Cendo Tobroson MiniDose

Tiap ml mengandung tobramisin

3 mg; Deksametason sodium fosfat

setara dengan Deksametason 1 mg -

89 Cendo Xitrol Eye Drop 5 ml

Polimiksin B sulfat 6.000

iu/ml; neomisin sulfat 3.5mg/ml;

deksametason 0.1% -

Laporan praktek…., Puteri Isabella, FFUI, 2014

Page 119: UNIVERSITAS INDONESIA K KERJA PROFESI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366960-PR-Puteri Isabella-Laporan... · universitas indonesia. laporan prakt. e. k kerja profesi apoteker.

28

Universitas Indonesia

No. Nama Obat Komposisi Label Informasi

90 Cendo Xitrol Eye Oint 3,5 G

Polimiksin B sulfat 6.000

iu/ml; neomisin sulfat

3.5mg/ml; deksametason

0.1% -

91 Cendo Xitrol MiniDose

Polimiksin B sulfat 6.000

iu/ml; neomisin sulfat

3.5mg/ml; deksametason

0.1% -

92 Cenfresh MiniDose

Dekstran 0.1%; Hidroksi

metil selulosa 0.3 % -

93 Cerebrofort Gold Syrup 100 ml

Asam arakhidonat 15 mg;

DHA 10 mg; EPA 2 mg; asam L-

glutamat 50 mg; asam folat 100

mcg; biotin 0,2 mg; L-lisin HCl 50

mg; vit. B1 1,5 mg; vit. B2 1,5 mg;

vit. B6 1,5 mg; vit. B12 2 mcg; vit. A

2000 iu; vit. C

50 mg; vit. D 200 iu

Digunakan ± makan : dapat dicampur dengan susu,

jus buah atau makanan lain (MIMS)

94 Cerebrofort Gold Syrup 200 ml

Asam arakhidonat 15 mg;

DHA 10 mg; EPA 2 mg; asam L-

glutamat 50 mg; asam folat 100

mcg; biotin 0,2 mg; L-lisin HCl 50

mg;

vit. B1 1,5 mg; vit. B2 1,5 mg; vit. B6 1,5 mg; vit. B12 2 mcg; vit. A 2000

iu; vit. C

50 mg; vit. D 200 iu

Digunakan ± makan : dapat dicampur dengan susu,

jus buah atau makanan lain (MIMS)

95 Cerebrofort plus DHA Syrup 100 ml

Per 5 ml mengandung DHA

10 mg; asam amino 15 mg; EPA 2 mg; asam L-glutamat 50 mg; asam folat 100

mcg; vit. B1 1,5 mg; vit. B2 1,5 mg; -

Laporan praktek…., Puteri Isabella, FFUI, 2014

Page 120: UNIVERSITAS INDONESIA K KERJA PROFESI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366960-PR-Puteri Isabella-Laporan... · universitas indonesia. laporan prakt. e. k kerja profesi apoteker.

29

Universitas Indonesia

No. Nama Obat Komposisi Label Informasi

vit. B6 1,5 mg; vit. B12 2 mcg; vit. A

2000 iu; vit. C

50 mg; vit. D 200 iu

96 Chloramphecort Cream 10 G

Hidrokortison asetat 25 mg;

kloramfenikol 20 mg -

97 Chloramphecort-H Cream 10 G

Hidrokortison asetat 25 mg;

kloramfenikol 20 mg; prednisolon

2,5 mg -

98 Cinolon Cream 10 G Flusinolon asetonid -

99 Cinolon-N Cream 10 G

Flusinolon asetonid 0,025%; neomisin

sulfat 0,5% -

100 Citocetin Syrup 60 ml -

101 Claneksi Dry Syrup 60 ml

Per 5 ml mengandung amoksisilin

trihidrat 125 mg; asam klavulanat 25 mg

Gunakan dengan waktu yang teratur. Minum obat sampai

habis kecuali mengalami efek samping yang tidak

diinginkan (IONI, MTM)

Digunakan ± makanan, dapat diberikan tanpa

memperhatikan makanan. Pemberian terbaik digunakan

pada saat memulai makan untuk penyerapan yang lebih

baik dan untuk mengurangi rasa tidak nyaman pada GI

(MIMS, MTM, DIH)

102 Claneksi Dry Syrup Forte 60 ml

Per 5 ml mengandung amoksisilin trihidrat

250 mg; asam klavulanat 62,5 mg

Gunakan dengan waktu yang teratur. Minum obat sampai

habis kecuali mengalami efek samping yang tidak

diinginkan (IONI, MTM)

Digunakan ± makanan, dapat diberikan tanpa

memperhatikan makanan. Pemberian terbaik digunakan

pada saat memulai makan untuk penyerapan yang lebih

baik dan untuk mengurangi rasa tidak nyaman pada GI

(MIMS, MTM, DIH)

103 Claritin Syrup 30 ml Loratadin Digunakan ± makan (MIMS)

104 Claritin Syrup 60 ml Loratadin Digunakan ± makan (MIMS)

Laporan praktek…., Puteri Isabella, FFUI, 2014

Page 121: UNIVERSITAS INDONESIA K KERJA PROFESI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366960-PR-Puteri Isabella-Laporan... · universitas indonesia. laporan prakt. e. k kerja profesi apoteker.

30

Universitas Indonesia

No. Nama Obat Komposisi Label Informasi

105 Codipront Cum Expektorant Syrup 60 ml

Per 5 ml mengandung kodein 11.11

mg; feniltoloksamin 3.67 mg;

guaifenesin 55.55 mg; extr.thyme Liquid

55.55 mg -

106 Codipront Syrup 60 ml

Per 5 ml mengandung kodein

11.11 mg; feniltoloksamin3.67 mg -

107 Cohistan Expectorant 100 ml

Per 5 ml mengandung gliseril guaiakolat

50 mg; klorfeniramin maleat 1 mg Digunakan ± makan (MIMS)

108 Cohistan Expectorant 60 ml

Per 5 ml mengandung gliseril guaiakolat

50 mg; klorfeniramin maleat 1 mg Digunakan ± makan (MIMS)

109 Combantrin Susp Orange 10 ml Pirantel pamoat -

110 Comtusi Syrup 100 ml

Per 5 ml mengandung

Oksomemazin 1.65 mg; gliseril

guaiakolat 33.3 mg -

111 Comtusi Syrup 60 ml

Per 5 ml mengandung

Oksomemazin 1.65 mg; gliseril

guaiakolat 33.3 mg -

112 Conver Eye Drop 2% 15 ml Sodium kromoglikat 2% -

113 Counterpain Cool Cream 4% 15 G Mentol -

114 Counterpain Cool Cream 4% 30 G Mentol -

115 Counterpain Cream 15 G

Metil salisilat 102 mg;

mentol 54.4 mg; eugenol 13.6 mg -

116 Counterpain Cream 30 G

Metil salisilat 102 mg;

mentol 54.4 mg; eugenol 13.6 mg -

117 Counterpain Cream 60 G

Metil salisilat 102 mg;

mentol 54.4 mg; eugenol 13.6 mg -

118 Curcuma Plus Emulsi Orange 200 ml

Per 5 ml mengandung ekstr.

curcuma xanthorrhiza 10 mg; minyak ikan

kod; vit. A 850 iu; vit. B1 3 mg; vit. B2

2 mg; vit. B6 5 mg; vit. B12 5 mcg; vit. B5 Digunakan sesudah makan (MIMS)

Laporan praktek…., Puteri Isabella, FFUI, 2014

Page 122: UNIVERSITAS INDONESIA K KERJA PROFESI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366960-PR-Puteri Isabella-Laporan... · universitas indonesia. laporan prakt. e. k kerja profesi apoteker.

31

Universitas Indonesia

No. Nama Obat Komposisi Label Informasi

3 mg; vit. D 100 iu; kalsium hipofosfit 500

mg

119 Curcuma Plus Syrup 120 ml

Per 5 ml mengandung vit. B1

3 mg; vit. B2 2 mg; vit. B6 5 mg; vit.

B12 5 mcg; β- karoten 10% 4 mg;

dekspantenol 3 mg;

kurkuminoid 2 mg Digunakan sesudah makan (MIMS)

120 Curcuma Plus Syrup 60 ml

Per 5 ml mengandung vit. B1

3 mg; vit. B2 2 mg; vit. B6 5 mg; vit.

B12 5 mcg; β- karoten 10% 4 mg;

dekspantenol 3 mg;

kurkuminoid 2 mg Digunakan sesudah makan (MIMS)

121 Curvit Cl Emulsi 175 ml

Per 5 ml mengandung minyak

hati ikan kod 7,5 mg; ekstr.

curcuma 10 mg; asam arakhidonat 15

mg; DHA 10 mg; frukto-oligosakarida

(FOS) 500 mg; Ca hipopospit 500 mg;

vit. D

100 iu; dekspantenol 3 mg; vit. A

850 mg; vit. B1 3 mg; vit. B2 2

mg; vit B6 5 mg; vit. B12 5 mcg Digunakan sesudah makan (MIMS)

122 Curvit Syrup 120 ml

Per 5 ml mengandung vit. B1

3 mg; vit. B2 2 mg; vit. B6 5 mg; vit.

B12 5 mcg; β- karoten 4 mg;

dekspantenol 3 mg; Ca gluconate 300

mg;

curcuminoid 2 mg Digunakan sesudah makan (MIMS)

123 Curvit Syrup 60 ml

Per 5 ml mengandung vit. B1

3 mg; vit. B2 2 mg; vit. B6 5 mg; vit.

B12 5 mcg; β- karoten 4 mg;

dekspantenol 3 mg; Ca gluconate 300 Digunakan sesudah makan (MIMS)

Laporan praktek…., Puteri Isabella, FFUI, 2014

Page 123: UNIVERSITAS INDONESIA K KERJA PROFESI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366960-PR-Puteri Isabella-Laporan... · universitas indonesia. laporan prakt. e. k kerja profesi apoteker.

32

Universitas Indonesia

No. Nama Obat Komposisi Label Informasi

mg;

curcuminoid 2 mg

124 Cyclofem Vial IM 50 ml

Per ml mengandung

medroksiprogesteron asetat

50 mg; estradiol sipionat 10 mg

Pastikan kecukupan asupan kalsium dan vit. D

jika digunakan unuk mencegah osteoporosis (DIH).

Rokok dapat meningkatkan efek samping obat. Tidak

dianjurkan pada wanita hamil trimester pertama (MTM)

125 Damaben Drop 4mg/ml 10 ml Metoklopramid HCl

Berikan ½ jam sebelum makan (MIMS). Digunakan

sebelum tidur (MTM)

126 Damaben Oral Sol 5mg/5ml 60 ml Metoklopramid HCl

Berikan ½ jam sebelum makan (MIMS)Digunakan

sebelum tidur (MTM)

127 Decadryl Expect Syrup 60 ml

Per 5 ml mengandung

difenhidramin HCl USP 13,5 mg;

amonium klorida USP 131,5 mg; sodium

sitrat USP 55 mg; mentol USP 1 mg -

128 Decadryl Vial 10 mg/ml 15ml Difenhidramin HCl -

129 Decolgen Liquid 60 ml

Per 15 ml mengandung

parasetamol 300 mg; fenilpropanolamin

12,5 mg; klorfeniramin maleat 1 mg Digunakan ± makan (MIMS)

130 Decolsin Susp 60 ml

Per 5 ml mengandung

parasetamol 150 mg;

fenilpropanolamin HCl 6,25 mg;

etilefedrin HCl 12,5 mg; klorfeniramin

maleat 0,75 mg; dekstrometorfan HBr 5

mg; guaifenesin 50 mg Digunakan ± makan (MIMS)

131 Depo-Progestin Vial 50mg/ml 1 ml Medroksiprogesteron asetat

Rokok dapat meningkatkan efek samping obat. Tidak

dianjurkan pada wanita hamil trimester pertama (MTM)

132 Dettol Liquid 100 ml -

133 Dettol Liquid 60 ml -

134 Digenta Cream 10 G

Betametason dipropionat

0,05%; gentamisin sulfat -

Laporan praktek…., Puteri Isabella, FFUI, 2014

Page 124: UNIVERSITAS INDONESIA K KERJA PROFESI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366960-PR-Puteri Isabella-Laporan... · universitas indonesia. laporan prakt. e. k kerja profesi apoteker.

33

Universitas Indonesia

No. Nama Obat Komposisi Label Informasi

0,1%

135 Diprogenta Cream 10 G

Betametason dipropionat

0,05%; gentamisin sulfat

0,1% -

136 Diprosone OV Cream 10 G Betametason Dipropionat -

137 Diprosone OV Cream 5 G Betametason Dipropionat -

138 Dolones Cream Lidocaine,prilocaine -

139 Dulcolactol Syrup 335mg/5ml 60 ml Laktulose 10 g/ 15 ml

Digunakan ± makan : Dapat diberikan bersama

makanan untuk mengurangi rasa tidak nyaman

pada GI. Juga dapat dicampur dengan jus buah, air, atau

susu untuk memperbaiki rasa (MIMS)

140 Dulcolax Suppos 10 mg Adult Bisacodyl -

141 Dulcolax Suppos 5 mg Paed Bisacodyl -

142 Dumin Syrup 120mg/5ml 60 ml Parasetamol

Digunakan ± makan (MIMS)

Dewasa : jangan menggunakan obat ini lebih dari 10

hari tanpa resep dokter.

Anak : jangan menggunakan obat ini lebih dari 5

hari tanpa resep dokter, dan

jangan berikan obat ini lebih dari 5 dosis selama 24 jam

(MTM)

143 Elkana Syrup 60 ml

Per 5 ml mengandung vit. A

2400 IU; vit. B1 4 mg; vit. B2

1.2 mg; vit. B6 1.2 mg; vit. B12

4 mcg; vit. C 60 mg; vit. D3 400

IU; Ca Pantotenat 6 mg; L-lisin HCl

200 mg; Ca glukonat 300 mg;

Nikotinamid 16 mg; kolin

12 mg; inositol 12 mg; Ca hipofosfit 20 mg; Na hipofosfit

20 mg -

Laporan praktek…., Puteri Isabella, FFUI, 2014

Page 125: UNIVERSITAS INDONESIA K KERJA PROFESI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366960-PR-Puteri Isabella-Laporan... · universitas indonesia. laporan prakt. e. k kerja profesi apoteker.

34

Universitas Indonesia

No. Nama Obat Komposisi Label Informasi

144 Elocon Cream 10 G Mometason Furoat

Hindari kontak dengan mata dan jangan

membalut luka (DIH)

145 Elocon Cream 5 G Mometason Furoat

Hindari kontak dengan mata dan jangan

membalut luka (DIH)

146 Enervon C Plus Syrup 120 ml

Per 5 ml mengandung vit. A

1500 u; vit. B1 8,33 mg; vit. B2

4,16 mg; vit. B6 1,67 mg; vit. B12 8,33

mcg; vit. C 83,33 mg; vit. D 100 u;

niasinamid 8,33 mg; pantenol 3,33 mg

Digunakan ± makan : dapat diberikan bersama

makanan agar diabsorbsi lebih baik (MIMS)

147 Enkasari Liquid 120 ml

Per 45 ml mengandung Ekst.

abrus precatorius folia setara dengan

bubuk daun kering 75 mg; ekstr.

liquiritae radix setara dengan bubuk akar

kering 20 mg; ekstr. piper betle folia setara

dengan daun segar 450 mg; mentol 10 mg -

148

Encephabol 100 ml Piritinol HCl Diberkan dengan makanan , berikan dengan segelas besar air

(MIMS)

149 Episan Suspensi Sucralfat

150 Erysanbe Dry Syrup 200mg/5ml 60 ml Eritromisin

Digunakan ± makan (MIMS).

Jangan minum obat ini bersama atau setelah minum jus

atau minuman yang mengandung karbonat (MTM)

151 Esperson Cream 15 Gr Desoksimetason -

152 Esperson Cream 5 Gr Desoksimetason -

153 Faktu Suppos

Polikresulen (produk kondensasi

dari asam metakresolsulfonat & metanal) -

154 Feldene Gel 15 G Piroksikam -

155 Fenistil Drop 0,10% 10 ml Dimenthindene maleat

Digunakan ± makan .Dapat diberikan sebelum atau

sesudah makan. Pada pasien yang sensitif dan terlihat

apatis sepanjang hari berikan 40 tetes sebelum tidur, 20

tetes sebelum makan pagi (MIMS)

Laporan praktek…., Puteri Isabella, FFUI, 2014

Page 126: UNIVERSITAS INDONESIA K KERJA PROFESI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366960-PR-Puteri Isabella-Laporan... · universitas indonesia. laporan prakt. e. k kerja profesi apoteker.

35

Universitas Indonesia

No. Nama Obat Komposisi Label Informasi

156 Fixef Dry Syrup 100mg/5ml 30 ml Sefiksim Diberikan bersama makanan (MIMS)

157 Flagyl Oral Susp 125mg/5ml 60 ml Metronidazol

Gunakan dengan waktu yang teratur. Minum obat sampai

habis kecuali mengalami efek samping yang tidak

diinginkan; Diminum dengan menambahkan sejumlah

besar air (IONI), Hindari kulit dari paparan cahaya

matahari atau cahaya lampu secara langsung (MTM)

Hindari minuman beralkohol (IONI, MIMS, MTM, DIH)

Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (IONI,

MIMS, DIH), Obat ini menyebabkan urin berwarna gelap

atau coklat (MTM, DIH)

158 Flagystatin Ovule Metronidazole,nystatin -

159 Flamar Emulgel 20 G Na diklofenak -

160 Flexasur Cream 30 G

Setil miristoleat pada kompleks

asam lemak teresterifikasi 0,34 g; metil

salisilat IP 1,5 g; mentol IP 0,45 g -

161 Fludane Plus Syrup 60 ml

Per 5 ml mengandung

parasetamol 125 mg;

fenilpropanolamin HCl 3,125 mg;

klorfeniramin maleat 0,5 mg;

dekstrometorfan HBr 3,75 mg Digunakan ± makan (MIMS)

162 Fludane Syrup 60 ml

Per 5 ml mengandung parasetamol 125 mg; fenilpropanolamin HCl

3,125

mg; klorfeniramin maleat 0,5 mg Digunakan ± makan (MIMS)

163 Forinfec gargle 1% 200 ml Povidon iodin -

164 Formyco Cream2% 10 G Ketokonazol -

165 Fudan Syrup Fucoidan -

166 Fungiderm Cream 1% 10 G Klotrimazol -

167 Fungiderm Cream 1% 5 G Klotrimazol -

Laporan praktek…., Puteri Isabella, FFUI, 2014

Page 127: UNIVERSITAS INDONESIA K KERJA PROFESI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366960-PR-Puteri Isabella-Laporan... · universitas indonesia. laporan prakt. e. k kerja profesi apoteker.

36

Universitas Indonesia

No. Nama Obat Komposisi Label Informasi

168 Garamycin Cream 15 G Gentamisin -

169 Garamycin Cream 5 G Gentamisin -

170 Gentasolon Cream 5 G

Fluosinolon asetonid 0,025%;

gentamisin sulfat 0.1%

Hindari penggunaan jangka panjang pada wajah atau alat

vital (MTM). Untuk anak- anak jangan digunakan

lebih dari 4 minggu

171 Hufagrip BP Syrup 60 ml

Per 5 ml mengandung

dekstrometorfan HBr 7,5 mg;

pseudoefedrin HCl 15 mg; klorfeniramin

maleat 0,5 mg -

172 Hufagrip Flu Syrup 60 ml

Per 5 ml mengandung

parasetamol 120 mg; efedrin HCl 5 mg;

klorfeniramin maleat 2 mg; gliserin

guaiakolat 50 mg -

173 Hufagrip Pilek Syrup 60 ml

Per 5 ml mengandung

pseudoefedrin HCl 15 mg;

klorfeniramin maleat 1 mg Digunakan sebelum tidur. (MTM)

174 Hufagrip Susp TMP Syrup 60 ml

Per 5 ml mengandung ibuprofen

100 mg

Jangan diberikan kepada anak dibawah 12

tahun dan jangan digunakan lebih dari 3-10 hari untuk

pengobatan demam tanpa rekomendasi dokter (DIH).

175 Hydrocortisone Cream 1% 5G Hidrokortison asetat -

176 Hydrocortisone Cream 2,5% 5G Hidrokortison asetat -

177 Ikadryl Expect Syrup Apple 100 ml

Per 5 ml mengandung

Difenhidramin HCl 12.5 mg; ammonium

Cl 125 mg; Na sitrat 50 mg; mentol 1 mg Digunakan ± makan (MIMS)

178 Ikadryl Expect Syrup Apple 60 ml

Per 5 ml mengandung

Difenhidramin HCl 12.5 mg; ammonium

Cl 125 mg; Na sitrat 50 mg; mentol 1 mg Digunakan ± makan (MIMS)

179 Iliadin Nasal Spray 0,25% 10ml Oksimetazolin HCl

180 Iliadin Nasal Spray 5% 10ml Oksimetazolin HCl

Laporan praktek…., Puteri Isabella, FFUI, 2014

Page 128: UNIVERSITAS INDONESIA K KERJA PROFESI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366960-PR-Puteri Isabella-Laporan... · universitas indonesia. laporan prakt. e. k kerja profesi apoteker.

37

Universitas Indonesia

No. Nama Obat Komposisi Label Informasi

181 Imboost Force Syrup 120 ml

Per 5 ml mengandung echinacea

purpurea 250 mg; black elderberry extr

400 mg; Zn picolinate 10 mg Diberikan sesudah makan (MIMS)

182 Imboost Force Syrup 60 ml

Per 5 ml mengandung echinacea

purpurea 250 mg; black elderberry extr

400 mg; Zn picolinate 10 mg Diberikan sesudah makan (MIMS)

183 Imboost Syrup 120 ml

Per 5 ml mengandung Echinaceae

250 mg; Zn picolinate 5 mg Diberikan sesudah makan (MIMS)

184 Imboost Syrup 60 ml

Per 5 ml mengandung Echinaceae

250 mg; Zn picolinate 5 mg Diberikan sesudah makan (MIMS)

185 Imunos Syrup 60 ml

Per 5 ml mengandung Echinacea (EFLA

894) 500 mg; Zn pikolinat 5 mg; selenium

15 mcg Diberikan sesudah makan (MIMS)

186 Inerson Oint 15 G Desoximetasone -

187 Insto Eye Drop 15 ml

Tetrahidrozolin HCl 0,05%;

benzalkonium Cl 0,01%; asam borat

1,5% -

188 Insto Eye Drop 7,5 ml

Tetrahidrozolin HCl 0,05%;

benzalkonium Cl 0,01%; asam borat

1,5% -

189 Insto Moist

Hidroksipropil metilselulosa 3 m;

benzalkonium klorida 0,1 mg -

190 Interzol Cream 2% 5 G Ketokonazol -

191 Isoprinosine Syr 250mg/5ml 60 ml Metisoprinol -

192 Isprinol Syr 250mg/5ml 60 ml Metisoprinol -

193 Kalcinol-N Cream 5 G Fluocinolone,acetonide,neomycin -

194 Kalmicetine Oint 2% 15 G Chloramphenicol -

195 Kalmoxillin Syr 125mg/5m 60 ml Amoksisilin trihidrat

Gunakan dengan waktu yang teratur. Minum obat sampai

habis kecuali mengalami efek samping yang tidak

diinginkan (IONI, MTM)

Laporan praktek…., Puteri Isabella, FFUI, 2014

Page 129: UNIVERSITAS INDONESIA K KERJA PROFESI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366960-PR-Puteri Isabella-Laporan... · universitas indonesia. laporan prakt. e. k kerja profesi apoteker.

38

Universitas Indonesia

No. Nama Obat Komposisi Label Informasi

Digunakan ± makanan, dapat diberikan bersama makanan

agar diabsorbsi lebih baik & untuk mengurangi rasa tidak

nyaman pada GI (MIMS, MTM, DIH)

Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah; Diminum dengan

menambahkan sejumlah besar air (MTM)

196 Kalmoxillin Syr 250mg/5m 60 ml Amoksisilin trihidrat

Gunakan dengan waktu yang teratur. Minum obat sampai

habis kecuali mengalami efek samping yang tidak

diinginkan (IONI, MTM)

Digunakan ± makanan, dapat diberikan bersama makanan

agar diabsorbsi lebih baik & untuk mengurangi rasa tidak

nyaman pada GI (MIMS, MTM, DIH)

Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah; Diminum dengan

menambahkan sejumlah besar air (MTM)

197 Kalpanax Cream 2% 5 G Mikonazol nitrat

198 Kalpanax Tincture 15 ml

Asam salisilat 4%; asam

benzoat 4%; total iodin 0,5%

Bahan mudah terbakar, jauhkan dari api

atau nyala api (IONI)

199 Kaltrofen Suppos 100 mg Ketoprofen

200 Kamillosan Oint 10 G Ekstr. kering camomile 0,01 g

201 Kanamycin Vial Dry 1 G Kanamycin

202 Kandistatin Susp 12 ml Nistatin

tDigunakan ± makan. Biarkan di dalam

rongga mulut selama mungkin sebelum ditelan (MIMS)

203 Kenacort A cream 10% 10 G Triamsinolon asetonid Jangan digunakan pada luka menganga (DIH)

204 Kenalog In Orabase Paste 5 g Triamsinolon asetonid Jangan digunakan pada luka menganga (DIH)

205 Komix OBH Sachhet

Succus liquiritae 167 mg;

guaiafenesin 100 mg; efedrin

HCl 4 mg; klorfeniramin maleat 2 mg -

206 Lafalos Plus Cream 20 G

Per g krim mengandung

mentol 55 g; eugenol 14 mg; metil salisilat

102 mg; capsicum oleoresin setara dengan

capsaicin 0,3 mg; vit. E asetat 30 mg -

Laporan praktek…., Puteri Isabella, FFUI, 2014

Page 130: UNIVERSITAS INDONESIA K KERJA PROFESI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366960-PR-Puteri Isabella-Laporan... · universitas indonesia. laporan prakt. e. k kerja profesi apoteker.

39

Universitas Indonesia

No. Nama Obat Komposisi Label Informasi

207 Lapifed DM Syrup 100 ml

Per 5 ml mengandung triprolidin

HCl 1,25 mg; pseudoefedrin HCl

30 mg; dekstrometorfan HBr 10 mg Digunakan ± makan (MIMS)

208 Lapisiv Syrup 100 ml

Per 5 ml mengandung

difenhidramin HCl 12,5 mg;

dekstrometorfan HBr 7,5 mg;

fenilpropanolamin HCl 6 mg; ammon Cl

100 mg; gliseril guaiakolat 75 mg; Na

sitrat 50 mg; mentol 0,75 mg Digunakan ± makan (MIMS)

209 Lasal Expectorant Syrup 100 ml

Per 5 ml mengandung gliseril guaiakolat

75 mg; salbutamol sulfat 2 mg

Berikan 1 jam sebelum atau 2 jam sesudah makan

(MIMS)

210 Laserin Madu Syrup 110 ml

Per 15 ml mengandung

Euphorbia hirta herba 0,15 g;

zingiberis rhizoma 6 g; cinnamomum

cortex 0,6 g; cardamomum fructus 0,15

g; caryophyllum flos 0,6 mg; piperis

folium 1,8 g; abri folium

0,3 g; mentha arvensis folium

0,015 g; hibiscus tilliaceus folium 0,15

g; oleum mentha piperitae 0,015 g; mel

depuratum 1 ml -

211 Laserin Madu Syrup 60 ml

Per 15 ml mengandung

Euphorbia hirta herba 0,15 g;

zingiberis rhizoma 6 g; cinnamomum

cortex 0,6 g; cardamomum fructus 0,15

g; caryophyllum flos 0,6 mg; piperis

folium 1,8 g; abri folium

0,3 g; mentha arvensis folium

0,015 g; hibiscus tilliaceus folium 0,15

g; oleum mentha piperitae 0,015 g; mel

depuratum -

Laporan praktek…., Puteri Isabella, FFUI, 2014

Page 131: UNIVERSITAS INDONESIA K KERJA PROFESI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366960-PR-Puteri Isabella-Laporan... · universitas indonesia. laporan prakt. e. k kerja profesi apoteker.

40

Universitas Indonesia

No. Nama Obat Komposisi Label Informasi

1 ml

212 Laserin Syrup 110 ml

Per 15 ml mengandung

Euphorbia hirta herba 0,15 g;

zingiberis rhizoma 6 g; cinnamomum

cortex 0,6 g; cardamomum fructus 0,15 g;

caryophyllum flos 0,6 mg; piperis folium

1,8 g; abri folium 0,3 g; mentha arvensis

folium 0,015 g; hibiscus tilliaceus folium

0,15 g; oleum mentha piperitae 0,015 g;

succus liquid 0,015 ml -

213 Laserin Syrup 60 ml

Per 15 ml mengandung

Euphorbia hirta herba 0,15 g;

zingiberis rhizoma 6 g; cinnamomum

cortex 0,6 g; cardamomum fructus 0,15 g;

caryophyllum flos 0,6 mg; piperis folium

1,8 g; abri folium 0,3 g; mentha arvensis

folium 0,015 g; hibiscus tilliaceus folium

0,15 g; oleum mentha piperitae 0,015 g;

succus liquid 0,015 ml -

214 Laxadine Syrup 110 ml

Fenolftalein 55 mg; parafin liq 1200 mg;

gliserin 378 mg -

215 Laxadine Syrup 60 ml

Fenolftalein 55 mg; parafin liq 1200 mg;

gliserin 378 mg -

Laporan praktek…., Puteri Isabella, FFUI, 2014

Page 132: UNIVERSITAS INDONESIA K KERJA PROFESI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366960-PR-Puteri Isabella-Laporan... · universitas indonesia. laporan prakt. e. k kerja profesi apoteker.

41

Universitas Indonesia

No. Nama Obat Komposisi Label Informasi

216 Lidocaine Hcl Ampul 2% 2ml Lidokain -

217 Lotasbat Cream 10 G Klobetasol propionat -

218 Lotion Cacar 100 ml

Mentol 0,5 g; fenol 0,5 g; Zn oksida 2 g;

talk venet 25 g; gliserin 15 g -

219 Lotion Keringat 100 ml

Resochin 2 g; dermatol 2 g; asam borat 2

g; talk venet 25 g; sulfur presipatum 2 g -

220 Lysin Ku Syrup Orange 100 ml

Per 5 ml mengandung

kurkuminoid 2 mg; lisin HCl 250 mg; vit.

B1 3 mg; vit. B2 2 mg; vit. B6 5 mg; vit.

B12 5 mcg; niasinamid 5 mg; asam

pantotenat 3 mg -

221 Madecassol Oint 1% 10 G

Ekstr. centella asiatica yang sudah

dititrasi (Asiatikosida 40%; asam

asiatik 30%; asam madekasik 30%) -

222 Melanox Cream 2% 15 G Hidrokuinon

Hindari kontak mata. Gunakan krim tabir surya

jika obat ini digunakan pada siang hari (MIMS)

223 Meptin Swinghaler 10Y/Dos 200 Prokaterol HCl hemihidrat -

224 Mercotin Drop 10mg/ml 20 ml Noskapin -

225 Miconazole Cream 2% 10 G Mikonazol nitrat -

226 Microlax Enema 5 ml

Na lauril sulfoasetat 45 mg; Na sitrat

450 mg; asam sorbat 5 mg; PEG 400 625

mg; sorbitol 4.465 mg -

227 Mucopect Drop 15mg/ml 20 ml Ambroksol HCl Diberikan bersama makanan (MIMS)

228 Mucopect Elixir 30mg/5ml 60 ml Ambroksol HCl Diberikan bersama makanan (MIMS)

229 Mucopect Elixir Paed 60 ml Ambroksol HCl Diberikan bersama makanan (MIMS)

230 Mycorine Cream 15 G Mikonazol nitrat 2% -

231 Mycorine Powder 25 G Mikonazol nitrat 2% -

232 Mycospor Cream 1% 15 G Bifonazol -

233 Mycospor Cream 1% 5 G Bifonazol

Laporan praktek…., Puteri Isabella, FFUI, 2014

Page 133: UNIVERSITAS INDONESIA K KERJA PROFESI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366960-PR-Puteri Isabella-Laporan... · universitas indonesia. laporan prakt. e. k kerja profesi apoteker.

42

Universitas Indonesia

No. Nama Obat Komposisi Label Informasi

234 Mycostatin Oral Susp 12 ml Nistatin

Dapat digunakan ± makan. Biarkan di dalam

rongga mulut selama mungkin sebelum ditelan (MIMS)

235 Myco-Z Oint 10 G Nistatin 100.000 u; Zn oksida 200 mg -

236 Mylanta Liquid 150 ml

Per 5 ml mengandung

Al(OH)3 200 mg; Mg(OH)2

200 mg; simetikon 20 mg -

237 Mylanta Liquid 50 ml

Per 5 ml mengandung

Al(OH)3 200 mg; Mg(OH)2

200 mg; simetikon 20 mg -

238 Nebacetin Powder 5 G Bacitracin,neomycin -

239 Nellco Spesial OBH Syrup 100 ml

Per 5 ml mengandung

glycyrrhizae succus 100 mg;

efedrin HCl 2,5 mg; parasetamol

135 mg; ammonium klorida 40 mg;

klorfeniramin maleat 1,3 mg -

240 Nellco Spesial OBH Syrup 55 ml

Per 5 ml mengandung

glycyrrhizae succus 100 mg;

efedrin HCl 2,5 mg; parasetamol 135 mg; ammonium klorida 40 mg;

klorfeniramin maleat 1,3 mg -

241 Neo Kaolana Syrup Kaolin 700 mg; pektin 66 mg Dapat digunakan ± makan (MIMS)

242 Neo Ultracilin Oint 10 G Klotrimazol 1% -

243 Neo-Rheumacyl Cream 30 G Camphor,eugenol,menthol,methylsalisilate -

244 Nerisona Fatty Oint 10 G Diflukortolon Valerat -

245 Neurobion 5000 injeksi

Vit. B1 100 mg; vit. B6 100 mg; vit. B12

5000 mcg -

246 Nifural Syrup 250mg/5ml 60 ml Nifuroksazid Berikan sesudah makan (MIMS)

247 Nipe Drop Paed 15 ml

Per ml mengandung isotifendil HCl 1

mg; asetaminofen 120 mg; fenilefrin HCl 1 Berikan bersama atau tanpa makanan (MIMS)

Laporan praktek…., Puteri Isabella, FFUI, 2014

Page 134: UNIVERSITAS INDONESIA K KERJA PROFESI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366960-PR-Puteri Isabella-Laporan... · universitas indonesia. laporan prakt. e. k kerja profesi apoteker.

43

Universitas Indonesia

No. Nama Obat Komposisi Label Informasi

mg

248 Nipe Syrup 100 ml

Per 5 ml mengandung

isotifendil HCl 2 mg; asetaminofen 120

mg; fenilefrin HCl 5 mg Berikan bersama atau tanpa makanan (MIMS)

249 Nosib Salep

Asam salisilat 0,08 g; asam benzoat

0,08 g; sulfur presipatum 0,09 g;

mentol 0,003 g

Bahan mudah terbakar, jauhkan dari api atau nyala api

(IONI).

250 Nymiko Suspensi 100k/ml 12 ml Nystatin

Digunakan ± makan. Biarkan di dalam

rongga mulut selama mungkin sebelum ditelan (MIMS)

251 OB Herbal Syrup 100 ml

Ekstr. zingiberis rhizoma 4,5 g; ekstr.

kaempferiae rhizoma 1,5 g; ekstr. citrus

aurantifolii fructus 1,5 g; ekstr. thymi

herba 1,5 g; ekstr. menthae folia 0,75 g;

ekstr. myristicae semen; ekstr. licorice -

252 OB Herbal Syrup 60 ml

Ekstr. zingiberis rhizoma 4,5 g; ekstr.

kaempferiae rhizoma 1,5 g; ekstr. citrus

aurantifolii fructus 1,5 g; ekstr. thymi

herba 1,5 g; ekstr. menthae folia 0,75 g;

ekstr. myristicae semen; ekstr. licorice -

253 Obat Batuk Hitam Syrup 100 ml

Succus liquiritiae 500 mg; ammon Cl

300 mg; anise oil 0.015 mL;

peppermint oil 0.01 mL per 15 ml -

254 Obat Batuk Hitam Syrup 60 ml

Succus liquiritiae 500 mg; ammon Cl

300 mg; anise oil 0.015 mL;

peppermint oil 0.01 mL per 15 ml -

255 Obat Batuk Ibu Anak 150 ml

Per 100 g mengandung bulbus

fritillariae cirrhosae 852 mg; folium

eriobotryae 195 mg; radix adenophorae

27 mg; poria 27 mg;exocarpium citri

grandis 120 mg; radix platycodonis 72

mg; rhizoma pinelliae praeparatum 27 mg; -

Laporan praktek…., Puteri Isabella, FFUI, 2014

Page 135: UNIVERSITAS INDONESIA K KERJA PROFESI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366960-PR-Puteri Isabella-Laporan... · universitas indonesia. laporan prakt. e. k kerja profesi apoteker.

44

Universitas Indonesia

No. Nama Obat Komposisi Label Informasi

fructus schisandrae chinensis 5 mg; semen

trichosanthis 27 mg;

flos farfarae 120 mg; radix polygalae 120

mg; semen armeniacea amarum 21 mg;

rhizoma zingiberis recens 27 mg; radix

glycyrrhizae 780 mg; menthol 35 mg

256 Obat Batuk Ibu Anak 75 ml

Per 100 g mengandung bulbus

fritillariae cirrhosae 852 mg; folium

eriobotryae 195 mg; radix adenophorae

27 mg; poria 27 mg;exocarpium citri

grandis 120 mg; radix platycodonis

72 mg; rhizoma pinelliae praeparatum 27 mg; fructus schisandrae chinensis 5 mg;

semen trichosanthis 27 mg; flos farfarae

120 mg; radix polygalae 120 mg; semen

armeniacea amarum 21 mg; rhizoma

zingiberis recens 27 mg; radix

glycyrrhizae 780 mg; menthol 35 mg -

257 OBH Tropica Anak 60 ml

Per 5 ml mengandung succus liquiritae

150 mg; parasetamol 120 mg; ammonium

klorida 50 mg; pseudoefedrin HCl 7,5 mg;

klorfeniramin malet 1 mg -

258 Otolin Ear Drop 10 ml

Kloramfenikol 5%; polimiksin B sulfat

10.000 iu; benzokain 1% nipagin 1% -

259 Otopain Ear Drop 8 ml

Per 5 ml mengandung polimiksin B

sulfat 50.000 iu; neomisin sulfat 25

mg; fludrokortison asetat 5 mg;

lidokain HCl 200 mg -

260 Otopraf Ear Drop 10 ml

Fludrokortison asetat 1 mg;

polimiksin B sulfat 10.000 iu; neomisin

sulfat 5 mg; lidokain HCl 40 mg -

Laporan praktek…., Puteri Isabella, FFUI, 2014

Page 136: UNIVERSITAS INDONESIA K KERJA PROFESI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366960-PR-Puteri Isabella-Laporan... · universitas indonesia. laporan prakt. e. k kerja profesi apoteker.

45

Universitas Indonesia

No. Nama Obat Komposisi Label Informasi

261 Otrivin Nasal Drop 10 ml Xylometazolin HCl -

262 Pabanox Cream 20 G Oxybenzone,padimate O,titanium dioxide -

263 Panadol Drops 15 ml Parasetamol

Digunakan ± makan (MIMS).

Dewasa : jangan menggunakan obat ini lebih dari 10 hari

tanpa resep dokter.

Anak : jangan menggunakan obat ini lebih dari

5 hari tanpa resep dokter, dan jangan berikan obat ini

lebih dari 5 dosis selama 24 jam (MTM)

264 Panadol Syrup 160 mg/5ml 30 ml Parasetamol

Digunakan ± makan (MIMS).

Dewasa : jangan menggunakan obat ini lebih dari 10hari

tanpa resep dokter.

Anak : jangan menggunakan obat ini lebih dari

5 hari tanpa resep dokter, dan jangan berikan obat ini

lebih dari 5 dosis selama 24 jam (MTM)

265 Panadol Syrup 160 mg/5ml 60 ml Parasetamol

Digunakan ± makan (MIMS).

Dewasa : jangan menggunakan obat ini lebih dari 10 hari tanpa resep dokter.

Anak : jangan menggunakan obat ini lebih dari

5 hari tanpa resep dokter, dan jangan berikan obat ini

lebih dari 5 dosis selama 24 jam (MTM)

266 Paracetamol Syrup 120mg/5ml 60 ml Parasetamol

Digunakan ± makan (MIMS).

Dewasa : jangan menggunakan obat ini lebih dari 10 hari

tanpa resep dokter.

Anak : jangan menggunakan obat ini lebih dari

5 hari tanpa resep dokter, dan jangan berikan obat ini

lebih dari 5 dosis selama 24 jam (MTM)

267 Pedialyte Sol Steril 500 ml

Na 22,5 meq; K 10 meq; Cl 17,5 meq;

sitrat 15 meq; dekstrosa 25 g Digunakan ± makan (MIMS)

268

Phisohex Reformulated

Emulsi 2% 60 ml

Triklosan

-

Laporan praktek…., Puteri Isabella, FFUI, 2014

Page 137: UNIVERSITAS INDONESIA K KERJA PROFESI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366960-PR-Puteri Isabella-Laporan... · universitas indonesia. laporan prakt. e. k kerja profesi apoteker.

46

Universitas Indonesia

No. Nama Obat Komposisi Label Informasi

269 Pirofel Gel 20 G Piroksikam -

270 Plantacid Forte Suspensi 100 ml

Per 5 ml mengandung AI(OH)3 400

mg; Mg(OH)2 400 mg; simetikon 100 mg Berikan 1 jam sesudah makan dan

menjelang tidur (MIMS)

271 Plantacid Suspensi 100 ml

Per 5 ml mengandung AI(OH)3 300

mg; Mg(OH)2 300 mg; simetikon 30

mg

Berikan 1 jam sesudah makan dan

menjelang tidur (MIMS)

272 Polidemisin Eye Drop 5 ml

Deksametason 1 mg; neomisin sulfat 3,5

mg; polimiksin B sulfat 6.00 iu -

273 Polycrol Gel 100 ml

Per 5 ml mengandung

metilpolisiloksan 25 mg; Mg(OH)2 100

mg; Al(OH)3 compressed gel (setara

dengan Al(OH)3 306 mg) 1.55 g Berikan 1 jam sesudah makan dan

menjelang tidur (MIMS)

274 Polycrol Gel Forte 100 ml

Per 5 ml mengandung metilpolisiloksan

teraktivasi 125 mg; Mg(OH)2 100 mg;

Al(OH)3 Compressed gel (setara dengan

Al(OH)3 200 mg) 1.55 g Berikan 1 jam sesudah makan dan

menjelang tidur (MIMS)

275 Polydex Eye Drop 6 ml

Deksametason sodium fosfat 1 mg;

neomisin sulfat 3,5 mg; polimiksin B sulfat

5.000 iu -

276 Polygran Eye Drop 5 ml

Polimiksin B sulfat 2,5 mg, gramisidin

0,025 mg -

277 Polysilane Suspensi 100 ml

Per 5 ml mengandung Al(OH)3 200 mg;

Mg(OH)2 200 mg; dimetikon 80 mg -

278 Polysilane Suspensi 180 ml

Per 5 ml mengandung Al(OH)3 200

mg; Mg(OH)2 200 mg; dimetikon 80 mg -

279 Primperan Ampul 10mg/2ml 2ml Metoklopramid HCl

Berikan ½ jam sebelum makan (MIMS). Digunakan

sebelum tidur (MTM)

280 Primperan Drop Paed 10 ml Metoklopramid HCl

Berikan ½ jam sebelum makan (MIMS).Digunakan

sebelum tidur (MTM)

Laporan praktek…., Puteri Isabella, FFUI, 2014

Page 138: UNIVERSITAS INDONESIA K KERJA PROFESI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366960-PR-Puteri Isabella-Laporan... · universitas indonesia. laporan prakt. e. k kerja profesi apoteker.

47

Universitas Indonesia

No. Nama Obat Komposisi Label Informasi

281 Primperan Syrup 50 ml Metoklopramid HCl

Berikan ½ jam sebelum makan (MIMS).Digunakan

sebelum tidur (MTM)

282 Profenid Suppos 100 mg Ketoprofen -

283 Proris Suppos 125 mg Ibuprofen

Jangan diberikan kepada anak dibawah 12 tahun dan

jangan digunakan lebih dari 3-

10 hari untuk pengobatan demam tanpa rekomendasi

dokter (DIH)

284 Proris Susp 100mg/5ml 50 ml Ibuprofen

Jangan diberikan kepada anak dibawah 12 tahun dan

jangan digunakan lebih dari 3-10 hari untuk pengobatan

demam tanpa rekomendasi dokter (DIH)

285 Proris Syrup Forte 50 ml Ibuprofen

Jangan diberikan kepada anak dibawah 12 tahun dan

jangan digunakan lebih dari 3- 10 hari untuk

pengobatan demam tanpa rekomendasi dokter (DIH)

286 Protagenta Eye Drop 20mg/ml 10 ml

Per ml mengandung polivinilpirolidon 20

mg; vit. A; Na hyaluronat; Na klorida; Na

hidrogen fosfat; Na dihidrogen fosfat -

287 Pyravit Syrup 225 ml

Per 5 ml mengandung INH 100 mg;

piridoksin 10 mg -

288 Pyricef Forte Syrup 60 ml Cefadroxil

Digunakan ± makan, Dapat diberikan bersama makanan

untuk mengurangi rasa tidak nyaman paga GI (MIMS)

289 Pyricef Syrup 60 ml Cefadroxil

Digunakan ± makan, Dapat diberikan bersama makanan

untuk mengurangi rasa tidak nyaman paga GI (MIMS)

290 Ranitidine Ampul 25mg/ml 2 ml Ranitidin HCl -

291 Refaquin Cream 15 G

Fluocinolone

acetonide,hydroquinon,tretinoin -

292 Rhinatiol Adult Syrup 100 ml Karbosistein -

293 Rhinatiol Infant Syrup 100 ml Karbosistein -

294 Rhinatiol Prometh Syrup 100 ml Karbosistein -

295 Rhinofed Syrup 60 ml

Per 5 ml mengandung pseudoefedrin

15 mg; terfenadin 20 mg -

Laporan praktek…., Puteri Isabella, FFUI, 2014

Page 139: UNIVERSITAS INDONESIA K KERJA PROFESI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366960-PR-Puteri Isabella-Laporan... · universitas indonesia. laporan prakt. e. k kerja profesi apoteker.

48

Universitas Indonesia

No. Nama Obat Komposisi Label Informasi

296 Ringer Lactate Infusion 500 ml

Per L mengandung Na laktat 3,1 g; NaCl

6 g; KCl 0,3 g; CaCl2 0,2 g; aqua pro

injeksi -

297 Rivanol Sol 100 ml Rivanol -

298 Rivanol Sol 300 ml Rivanol -

299 Rodeca Lotion 60ml

Asam salisilat 20 mg; Zn oksida 20

mg; mentol 1 mg; kampora 2,5 mg

Bahan mudah terbakar, jauhkan dari api atau nyala api

(IONI)

300 Rohto Cool Eye Drop 10 ml

Nafazolin hidroklorida 0,012%;

asam borat; Na borat; dinatrium edetat;

polisorbat 80; benzalkonium klorida;

klorbutanol; l- menthol -

301 Romilar Expectorant 100 ml

Dekstrometorfan HBr

Sebaiknya tidak digunakan pada anak dibawah 2 tahun

(MTM)

302 Ryvell Drop 10mg/ml 10 ml Setirizin HCl Digunakan ± makan (MIMS, DIH, MTM)

303 Ryvell Syrup 60 ml Setirizin HCl Digunakan ± makan (MIMS, DIH, MTM)

304 Ryzen Drop 1mg/ml 20 ml Setirizin HCl Digunakan ± makan (MIMS, DIH, MTM)

305 Sagestam Cream 10 G Gentamisin sulfat -

306 Sagestam Eye Drop 5 ml Gentamisin sulfat -

307 Sakatonik Liver Syrup 330 ml

Per 5 ml mengandung vit. B1

1,76 mg; vit. B2 0,15 mg; vit. B6 0,21 mg; vit. B12 0,3 mcg; vit. C 15 mg;

nikotinamid 3 mg; Ca pantotenat 0,5

mg; Na

hipofosfit 15 mg; Mangan sulfat 0,12

mg; Ferro sulfat 1,18 mg -

308 Salep 24 15 G

Asam salisil 2%; sulfur presipitum

4%

Bahan mudah terbakar, jauhkan dari api

atau nyala api (IONI)

309 Sanadryl DMP Syrup 120 ml

Per 5 ml mengandung

dekstrometorfan HBr 10 mg; Digunakan ± makan (MIMS)

Laporan praktek…., Puteri Isabella, FFUI, 2014

Page 140: UNIVERSITAS INDONESIA K KERJA PROFESI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366960-PR-Puteri Isabella-Laporan... · universitas indonesia. laporan prakt. e. k kerja profesi apoteker.

49

Universitas Indonesia

No. Nama Obat Komposisi Label Informasi

difenhidramin HCl 12,5 mg; ammon Cl

100 mg; Na sitrat 50 mg; mentol 1 mg

310 Sanadryl Expect Syrup 120 ml

Per 5 ml mengandung

difenhidramin HCl 12,5 mg; amoon Cl

100 mg; K guaiakolsulfonat 30 mg; Na

sitrat 50 mg; mentol 1 mg Digunakan ± makan (MIMS)

311 San-B Plex Drop 15 ml

Per 0,6 ml mengandung vit A 5.000 iu,vit

D 400 iu,vit B1 1 mg,vit B2 1,2 mg,vit B6

1 mg,nicotinamide 10 mg,dexapanthenol 5

mg, vit C 50 mg Diberikan bersama makanan (MIMS)

312 Sanbe Tears ED 8 ml Dextran,hypromellose -

313 Sangobion Syrup 100 ml

Per 5 ml mengandung besi (II) glukonat

125.5 mg; vit. B1 1 mg; vit. B2 1 mg;

vit. B6 1.5 mg; nikotinamida 15 mg;

biotin 300 mcg -

314 Sanmag Suspensi 120ml

Per 5 ml mengandung Mg

trisilikat 245 mg; koloid Al(OH)3

245 mg; simetikon 25 mg -

315 Sanmol Drop 15 ml Parasetamol

Digunakan ± makan (MIMS).

Dewasa : jangan menggunakan obat ini lebih dari 10

hari tanpa resep dokter.

Anak : jangan menggunakan obat ini lebih dari

5 hari tanpa resep dokter, dan jangan berikan obat ini

lebih dari 5 dosis selama 24 jam (MTM)

316 Sanmol Syrup 120mg/5ml 60 ml Parasetamol

Digunakan ± makan (MIMS).

Dewasa : jangan menggunakan obat ini lebih dari 10

hari tanpa resep dokter.

Anak : jangan menggunakan obat ini lebih dari

5 hari tanpa resep dokter, dan jangan berikan obat ini lebih dari 5 dosis selama 24 jam (MTM)

Laporan praktek…., Puteri Isabella, FFUI, 2014

Page 141: UNIVERSITAS INDONESIA K KERJA PROFESI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366960-PR-Puteri Isabella-Laporan... · universitas indonesia. laporan prakt. e. k kerja profesi apoteker.

50

Universitas Indonesia

No. Nama Obat Komposisi Label Informasi

317 Sanorine Hijau 0,1% 200 ml Asam hialuronat -

318 Sanoskin M Derm+ gel 20G

Eeco honey; gliserin; propilen glikol;

PEG 4000 -

319 Sanprima Syrup 60 ml

Per 5 ml mengandung sulfametoksazol

200 mg; trimetoprim 40 mg

Gunakan dengan waktu yang teratur. Minum obat sampai

habis kecuali mengalami efek samping yang tidak

diinginkan (IONI, MTM); Diberikan bersama makanan

atau segera sesudah makan; Tidak dianjurkan pada wanita

hamil/menyusui (MIMS, MTM, DIH)

Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air;

Hindari kulit dari paparan cahaya matahari atau cahaya

lampu secara langsung (MTM, DIH)

320 Scott Emulsi 200 ml

Per 15 ml mengandung minyak hati

ikan kod 2,94 g; vit. A 850 iu; vit. D

85 iu; Ca hipofosfit 144 mg; Na

hipofosfit 72 mg -

321 Scott Emulsi 400 ml

Per 15 ml mengandung minyak hati

ikan kod 2,94 g; vit. A 850 iu; vit. D

85 iu; Ca hipofosfit 144 mg; Na

hipofosfit 72 mg -

322 Seven Seas Orange Syrup

Minyak hati ikan kod; konsentrat

jus jeruk; vit. A; vit. D; Vit. E; Vit. C;

Vit. B6; asam sitrat; gom akasia -

323 Sofradex Eye Drop 8 ml

Per ml mengandung framisetin

sulfat 5 mg; gramisidin 0,05 mg;

dekametason 0,5 mg -

324 Sporetik Dry Syrup 100mg/5ml 30 ml Sefiksim trihidrat Diberikan bersama makanan (MIMS)

325 Stesolid Rektal 5 mg 2 ml Diazepam -

326 Stesolid Sol Rektal 10 mg 250 ml Diazepam -

327 Stimuno Syrup 100 ml Ekstr. kering phyllanthus niruri L. -

328 Stimuno Syrup 60 ml Ekstr. kering phyllanthus niruri L. -

Laporan praktek…., Puteri Isabella, FFUI, 2014

Page 142: UNIVERSITAS INDONESIA K KERJA PROFESI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366960-PR-Puteri Isabella-Laporan... · universitas indonesia. laporan prakt. e. k kerja profesi apoteker.

51

Universitas Indonesia

No. Nama Obat Komposisi Label Informasi

329 Tantum Verde Oral Sol 750mg/5ml 120 ml Benzidamin HCl -

330 Tantum Verde Oral Sol 750mg/5ml 60 ml Benzidamin HCl -

331 Tarivid Otic Sol 5 ml Ofloksasin -

332 Tempra Drop 15 ml Parasetamol

Digunakan ± makan (MIMS) Dewasa : jangan menggunakan obat ini lebih

dari 10 hari tanpa resep dokter.

Anak : jangan menggunakan obat ini lebih dari

5 hari tanpa resep dokter, dan jangan berikan

obat ini lebih dari 5 dosis selama 24 jam (MTM)

333 Tempra Forte Syrup 60 ml Parasetamol

Digunakan ± makan (MIMS).

Dewasa : jangan menggunakan obat ini lebih

dari 10 hari tanpa resep dokter.

Anak : jangan menggunakan obat ini lebih dari

5 hari tanpa resep dokter, dan jangan berikan

obat ini lebih dari 5 dosis selama 24 jam (MTM)

334 Tempra Syrup 100 ml Parasetamol

Digunakan ± makan (MIMS).

Dewasa : jangan menggunakan obat ini lebih

dari 10 hari tanpa resep dokter.

Anak : jangan menggunakan obat ini lebih dari

5 hari tanpa resep dokter, dan jangan berikan

obat ini lebih dari 5 dosis selama 24 jam (MTM)

335 Tempra Syrup 50 ml Parasetamol

Digunakan ± makan (MIMS).

Dewasa : jangan menggunakan obat ini lebih

dari 10 hari tanpa resep dokter.

Anak : jangan menggunakan obat ini lebih dari

5 hari tanpa resep dokter, dan jangan berikan

obat ini lebih dari 5 dosis selama 24 jam (MTM)

336 Thiamycin Syrup 100mg/5ml 60 ml Tiamfenikol -

337 Thiamycin Syrup 250mg/5ml 60 ml Tiamfenikol -

338 Thrombophob Gel 20 G Per 100g gel mengandung heparin Jangan melalui rute im karena menimbulkan nyeri dan

Laporan praktek…., Puteri Isabella, FFUI, 2014

Page 143: UNIVERSITAS INDONESIA K KERJA PROFESI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366960-PR-Puteri Isabella-Laporan... · universitas indonesia. laporan prakt. e. k kerja profesi apoteker.

52

Universitas Indonesia

No. Nama Obat Komposisi Label Informasi

20.000 iu himatoma. Tempat injeksi sebaiknya dilakukan rotasi

pada bagian kiri/kanan perut. Penggunaan melalui sub

kutan, hanya pada jaringan sub kutan (bukan jaringan

otot) (DIH)

339 Tobroson Eye Drop

Tiap ml mengandung

tobramisin 3 mg; Deksametason sodium

fosfat setara dengan Deksametason 1 mg -

340 Toplexil Syrup 60 ml

Per 5 ml mengandung oksomemazin

1,65 mg; guaiafenesin 33,3 mg -

341 Transpulmin Syrup 100 ml

Per 5 ml mengandung pipazetat 10

mg; isotipendil HCl 2 mg; ekstr. liquorice

50 mg; gliseril guaiakolat 25 mg Berikan bersama atau tanpa makanan (MIMS)

342 Transpulmin Syrup 60 ml

Per 5 ml mengandung pipazetat 10

mg; isotipendil HCl 2 mg; ekstr. liquorice

50 mg; gliseril guaiakolat 25 mg Berikan bersama atau tanpa makanan (MIMS)

343 Tremenza Syrup 60 ml

Per 5 ml mengandung

pseudoefedrin HCl 30 mg; triprolidin

HCl 1,25 mg Digunakan ± makan (MIMS)

344 Ultraproct N Cream 10 G

Flukortolon pivalat 1 mg; lidokain

HCl 20 mg -

345 Ultraproct N Suppos

Flukortolon pivalat 1 mg;

lidokain HCl 40 mg -

346 Upixon 10 ml Pyrantel palmoat Digunakan ± makan (MIMS)

347 Vagistin Ovule Metronidazole,nystatin -

348 Vectrine Dry Syrup 175mg/5ml 60 ml Erdostein Berikan sebelum atau sesudah makan (MIMS)

349 Ventolin Expectorant Syrup 100 ml

Salbutamol sulfat 1 mg; guaiafenesin

50 mg

Berikan 1 jam sebelum atau 2 jam sesudah makan

(MIMS)

350 Ventolin Inhaler C/Fr 100Y 200 Dose Salbutamol sulfat -

351 Ventolin Nebules 250 mg Salbutamol sulfat -

352 Viaclav Syrup 60 ml Amoksisilin,asam klavulanat Gunakan dengan waktu yang teratur. Minum obat sampai

Laporan praktek…., Puteri Isabella, FFUI, 2014

Page 144: UNIVERSITAS INDONESIA K KERJA PROFESI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366960-PR-Puteri Isabella-Laporan... · universitas indonesia. laporan prakt. e. k kerja profesi apoteker.

53

Universitas Indonesia

No. Nama Obat Komposisi Label Informasi

habis kecuali mengalami efek samping yang tidak

diinginkan(IONI, MTM)

Digunakan ± makanan, dapat diberikan bersama makanan

agar diabsorbsi lebih baik & untuk mengurangi rasa tidak

nyaman pada GI (MIMS, MTM, DIH)

Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah; Diminum dengan

menambahkan sejumlah besar air (MTM)

353 Viru-Merz Serol Cream 1% 5 G Tromantadin HCl -

354 Vitacid Cream 20 G Tretinoin -

355 Vitaquin Cream 15 G Hydroquinone -

356 Voltaren Emulgel 1% 10 G Diklofenak dietilamin -

357 Voltaren Emulgel 1% 20 G Diklofenak dietilamin -

358 Voltaren Emulgel 1% 5 G Diklofenak dietilamin -

359 Voltaren Emulgel 1% 50 G Diklofenak dietilamin -

360 Vometa Drop 5mg/ml 10 ml Domperidon Berikan 15-30 menit sebelum makan (MIMS)

361 Vometa Suspensi 5mg/5ml 60 ml Domperidon Berikan 15-30 menit sebelum makan (MIMS)

362 Vosedon Suspensi 5mg/5ml 60 ml Domperidon Berikan 15-30 menit sebelum makan (MIMS)

363 Zinkid 10mg/5ml Syrup Zinc sulfat

Berikan setiap hari selama 10 hari

berturut-turut bahkan ketika diare telah berhenti

(kemasan obat)

364 Zoter Cream 5 G Asiklovir Jangan digunakan disekitar mata (MTM)

Laporan praktek…., Puteri Isabella, FFUI, 2014