UNIVERSITAS INDONESIA FAKTOR YANG MEMENGARUHI...
Transcript of UNIVERSITAS INDONESIA FAKTOR YANG MEMENGARUHI...
UNIVERSITAS INDONESIA
FAKTOR YANG MEMENGARUHI DUKUNGAN PEMILIH LATINO
TERHADAP DONALD TRUMP PADA PEMILU PRESIDEN AS 2016
TUGAS KARYA AKHIR
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana ilmu politik
NUNGKY KUSUMAWARDHANI
1306384454
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI ILMU POLITIK
DEPOK
NOVEMBER 2017
Faktor yang memengaruhi..., Nungky Kusumawardhani, FISIP, 2017
ii
Faktor yang memengaruhi..., Nungky Kusumawardhani, FISIP, 2017
iii
Faktor yang memengaruhi..., Nungky Kusumawardhani, FISIP, 2017
iv
UCAPAN TERIMA KASIH
Dalam kesempatan kali ini, saya berkenan mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu saya menyelesaikan Tugas Karya Akhir ini. Pertama
dan yang paling utama, terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa, Allah SWT.
Karena berkat rahmat, karunia dan cintaNya, saya diberikan kekuatan sehingga dapat
menyelesaikan TKA ini. Ini adalah kado terindah yang saya dapatkan dariNya
menjelang usia hampir 22 tahun. Selanjutnya, terima kasih kepada kedua orang tua
saya; yaitu Usman selaku Bapak, dan Lestari sebagai Ibu. Saya ucapkan terima kasih
atas kebaikan dan cinta kasih serta segalanya yang pernah diberikan kepada saya dari
sejak saya lahir dan sampai saat ini. Tidak akan pernah mampu saya membalas
kebaikan yang telah diberikan, tapi semoga Tuhan memberikan saya kesempatan dan
waktu yang cukup untuk membahagiakan Ibu dan Bapak. Tidak lupa, terima kasih
kepada dua saudara laki-laki saya; Agung Yudha Prawira selaku kakak dan Hafiz Ragil
Ramadhan selaku adik. Terima kasih telah menjadi saudara yang baik untuk saya dan
semoga Tuhan merahmati kalian selalu.
Selanjutnya, terima kasih kepada kedua Dosen pembimbing saya yang rela
membantu dan membimbing saya hingga menyelesaikan TKA ini. Terima kasih saya
sampaikan dari lubuk hati yang paling dalam atas kesediaan Mba Anna dan Mba
Yolanda menjadi pembimbing saya. Kepada Mba Yolanda, terima kasih yang setinggi-
tingginya atas kesediaan waktu, bimbingan dan arahan Mba Yola dalam membimbing
saya. Semoga Tuhan senantiasa melimpahkan cinta kasihNya kepada Mba Yola atas
kebaikan dan kesabaran yang Mba Yola berikan kepada saya. Terima kasih juga untuk
Mba Anna atas bimbingan dan dukungan yang telah diberikan kepada saya. Semoga
Tuhan memberkahi Mba Anna selalu.
Berikutnya, terima kasih kepada teman-teman seperjuangan yang telah
memberikan dukungan tak ternilai untuk saya agar tidak patah semangat menyelesaikan
TKA ini. Terima kasih kepada Devi Saufa atas kemurahan hati yang diberikan selama
menjalin pertemanan kurang lebih sepuluh tahun lamanya. Tidak menyangka bahwa
saya menyelesaikan TKA ini dengan bantuan pinjaman laptop darimu. Terima kasih
banyak ya! Semoga Tuhan memberikan jalan dan kemudahan bagimu mencapai cita dan
cinta. Lalu, terima kasih kepada Fauzia Fadila atas kebaikan, pengertian dan perhatian
selama ini. Terima kasih telah mengajarkan menjadi seorang yang selalu berbagi dalam
Faktor yang memengaruhi..., Nungky Kusumawardhani, FISIP, 2017
v
kesulitan maupun kebahagiaan. Terima kasih kepada Rahma, Dana, Alfa, Neng Endah,
Monica, Qoy, Rizqa, Sulis, Irma dan Zulfa atas kebaikan dalam pertemanan selama ini.
Terima kasih juga kepada Bethanovia Gloria, teman saya sejak SMA yang sedang
sama-sama berjuang mencapai kelulusan dan semoga Tuhan selalu memberikan
kemudahan untukmu dan untukku.
Faktor yang memengaruhi..., Nungky Kusumawardhani, FISIP, 2017
vi Universitas Indonesia
Faktor yang memengaruhi..., Nungky Kusumawardhani, FISIP, 2017
vii Universitas Indonesia
ABSTRAK
Nama :Nungky Kusumawardhani
Program Studi :Ilmu Politik
Judul :Faktor-Faktor yang Memengaruhi Dukungan Latino Terhadap
Donald Trump Pada Pemilu Presiden AS Tahun 2016.
Penelitian ini meneliti faktor-faktor yang menyebabkan dukungan pemilih Latino
terhadap Donald Trump pada Pemilu Presiden AS tahun 2016. Pemilu AS 2016 tidak
bisa dilepaskan dari hegemoni neoliberal. Masyarakat AS tersegmentasi ke dalam kelas
penguasa dan subaltern, begitu juga dengan kelompok Latino. Lebih jauh, penelitian ini
menjabarkan secara kualitatif dua faktor yang memengaruhi dukungan pemilih Latino
terhadap Trump yaitu faktor identifikasi partai dan orientasi isu dengan mengacu
kepada kerangka teori perilaku memilih oleh Hugh Bone dan Austin Ranney. Penelitian
ini menemukan bahwa dalam faktor identifikasi partai, Latino Evangelikal Protestan
dan Mainline menunjukkan identifikasi kuat dengan Partai Republik. Selain itu, terdapat
dukungan Latino konservatif terhadap Trump pada Pemilu Presiden AS 2016.
Kemudian berdasarkan segmentasi kelas ditemukan bahwa kelas elit Latino di AS
adalah orang-orang Kuba yang melarikan diri ke AS dan memiliki identifikasi yang kuat
dengan Partai Republik. Sedangkan masyarakat Latino kelas bawah yang mendukung
Trump berasal dari daerah pedesaan dan menderita false consciousness. Kemudian
dalam faktor orientasi isu, terdapat tiga isu yang secara signifikan memengaruhi
dukungan Latino terhadap Trump yaitu isu ekonomi, imigrasi dan aborsi.
Kata Kunci: Latino, Identifikasi Partai, Isu, Trump, Pemilu Presiden AS 2016.
Faktor yang memengaruhi..., Nungky Kusumawardhani, FISIP, 2017
viii Universitas Indonesia
ABSTRACT
Name :Nungky Kusumawardhani
Study program :Political Science
Title :Factors Affecting Latino Support for Donald Trump in the U.S.
Presidential Election of 2016
This study aims to examine the factors that led to the support of Latino voters for
Donald Trump in the U.S. Presidential Election of 2016. The 2016 US election can not
be separated from neo-liberal hegemony. The US society is segmented into the ruling
class and subaltern, as well as the Latino group. This study describes qualitatively two
factors that affect latino voter support for Trump, i.e. party identification and issue-
orientation factors with reference to the framework of voters behavior theory by Hugh
Bone and Austin Ranney. This study found that in the party identification factor, Latino
Evangelical Protestant and Mainline showed strong identification with the Republican
Party. In addition, there is conservative Latino support for Trump in the U.S.
Presidential Election of 2016. Then based on class segmentation this study found that
the elite Latino class in the US were Cubans who fled to the US and had strong
identification with the Republican Party. While lower-class Latino who support Trump
are from rural areas and suffer from false consciousness. In the issue-orientation factor,
there are three issues that significantly affect Latino support for Trump: economic,
immigration, and abortion issues.
Keyword: Latino, Party Identification, Issue, Trump, U.S Presidential Election of 2016.
Faktor yang memengaruhi..., Nungky Kusumawardhani, FISIP, 2017
ix Universitas Indonesia
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................................... i HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ............ Error! Bookmark not defined.
HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................................... ii UCAPAN TERIMA KASIH ...................................................................................... iv HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... Error! Bookmark not
defined. TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS......... Error! Bookmark not
defined.
ABSTRAK .................................................................................................................. vi
ABSTRACT ............................................................................................................. viii DAFTAR ISI .............................................................................................................. ix
DAFTAR TABEL ..................................................................................................... xii DAFTAR SINGKATAN .......................................................................................... xiii
BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................................ 1 1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 1
1.2. Rumusan Permasalahan .................................................................................... 10
1.3. Tujuan dan Signifikansi Penelitian .................................................................... 11
1.4. Tinjauan Pustaka .............................................................................................. 11
1.5. Kerangka Teori ................................................................................................. 14
1.5.1. Teori Perilaku Memilih .......................................................................................... 14
1.6.Kerangka Berpikir Penelitian ............................................................................. 17
1.7. Metode Penelitian ............................................................................................. 18
1.8. Sistematika Penelitian ....................................................................................... 19
BAB 2 FAKTOR IDENTIFIKASI PARTAI KELOMPOK LATINO PADA
PEMILU PRESIDEN AS TAHUN 2016 .................................................................. 17 2.1. Hubungan Agama Dengan Identifikasi Partai Kelompok Latino ....................... 17
2.2. Identifikasi Partai Kelompok Latino Tahun 2016 .............................................. 26
2.3 Identifikasi partai kelompok Latino dengan Partai Republik Tahun 2016 ........... 28
2.4 Segmentasi Kelas dan Identifikasi Partai Latino Serta Kaitannya Dengan False
Consciousness………………………………………………………………………..28
BAB 3FAKTOR ORIENTASI ISU KELOMPOK LATINO PADA PEMILU
PRESIDEN AS TAHUN 2016 .................................................................................. 42 3.1. Isu-Isu yang Dianggap Penting Oleh Kelompok Latino Pada Pemilu 2016 ........ 42
3.2. Isu Ekonomi Sebagai Faktor Yang Memengaruhi Dukungan Latino Terhadap
Trump ..................................................................................................................... 44
3.3. Isu Imigrasi Sebagai Isu Yang Memengaruhi Kelompok Latino Dalam
Mendukung Trump .................................................................................................. 51
Faktor yang memengaruhi..., Nungky Kusumawardhani, FISIP, 2017
x Universitas Indonesia
3.4. Isu Aborsi Sebagai Isu Yang Memengaruhi Kelompok Latino Dalam Mendukung
Trump ..................................................................................................................... 56
BAB 4 KESIMPULAN ............................................................................................. 62
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 64
Faktor yang memengaruhi..., Nungky Kusumawardhani, FISIP, 2017
xi Universitas Indonesia
Daftar Gambar
Gambar 1.1 Grafik Persentase Pemilih Clinton Berdasarkan Asal Ras Pada
Pemilu 2016……………..………………………………..……..1
Gambar 1.2 Grafik Persentase Pemilih Trump Berdasarkan Asal Ras Pada
Pemilu
2016……………….…………………………………….…….. 2
Gambar 1.3 Grafik Perbandingan Persentase Pemilih Clinton dan Trump
Berdasarkan Asal
Ras……………………………………………..…………..…….3
Gambar 1.4 Kerangka Berpikir Penelitian…………………………….….…15
Gambar 2.1 Grafik Afiliasi Partai Latino Dengan Partai Politik Tahun 1999-
2016………………………………..…………………………..23
Gambar 2.2 Populasi Latino Terbesar Berdasarkan Negara Bagian Tahun
2015………………………………………..……………..…….26
Gambar 2.3. Peta Persebaran Orang Latino Kuba di AS Tahun
2010………………………………………………….…….…...28
Gambar 2.4 Grafik Dukungan Latino Kuba dan Latino Non-Kuba Di Florida
Terhadap Clinton dan Trump Pada Pemilu Presiden AS
2016…………………………………………………………….29
Gambar 3.1 Diagram Top Issues Kelompok Latino Tahun 2016……...…….35
Faktor yang memengaruhi..., Nungky Kusumawardhani, FISIP, 2017
xii Universitas Indonesia
Daftar Tabel
Tabel 1.1 Proporsi Penduduk AS Tahun 1960-2015 Berdasarkan Asal
Ras………………………………………...……………….…….5
Tabel 2.1 Afiliasi Agama dan Identifikasi Partai Latino Tahun 1999-
2000…………………………………………………………....19
Tabel 2.2 Afiliasi Keagamaan Latino dan Preferensi Kandidat Pada Pemilu
Presiden AS Tahun 2004………………………………………22
Tabel 2.3. Negara Bagian dengan Populasi Latino Terbesar Tahun
2011…………………………………………………………….28
Tabel 3.1 Agenda Kebijakan Ekonomi Clinton dan Trump……...……….36
Tabel 3.2 Preferensi Pemilih Latino Dalam Memandang Kemampuan
Kandidat……………………………………………………......38
Tabel 3.3 Agenda Kebijakan Imigrasi Clinton dan Trump…….................43
Tabel 3.4 Agenda Kebijakan Terkait Isu Aborsi Clinton dan Trump...…..49
Faktor yang memengaruhi..., Nungky Kusumawardhani, FISIP, 2017
xiii Universitas Indonesia
Daftar Singkatan
OMB : The federal Office of Management and Budget
NAFTA : North American Free Trade Agreement
TPP : Trans Pacific Partnership
Faktor yang memengaruhi..., Nungky Kusumawardhani, FISIP, 2017
1
1 Universitas Indonesia
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Amerika Serikat (AS) telah melaksanakan pemilihan presiden pada 8 November
2016 lalu. Pemilu Presiden AS 2016 melibatkan kandidat Hillary Cliinton dari Partai
Demokrat dan Donald Trump dari Partai Republik. Trump berhasil memenangkan
pemilihan dengan perolehan 279 suara elektoral (electoral vote), sementara Clinton hanya
mendapatkan 228 suara elektoral. Sedangkan untuk perolehan suara nasional, Clinton
mengumpulkan lebih besar dari Trump yaitu sebesar 65.853.625 (48.0%) suara. Sementara
Trump mengumpulkan 62.985.106 (45.9%) suara. Sistem pemilu AS yaitu Electoral
College, memungkinkan Trump memenangkan Pemilu Presiden AS 2016 dengan perolehan
suara elektoral lebih besar daripada Clinton.1 Gambar 1.1 dan 1.2 menampilkan diagram
persentase jumlah pemilih untuk Clinton dan Trump pada Pemilu 2016. Sementara pada
gambar 1.3 menampilkan perbandingan pemilih kulit putih, kulit hitam, Latino/Hispanik,
Asia dan lainnya untuk Clinton dan Trump pada Pemilu 2016.
Gambar 1.1 Grafik Persentase Pemilih Clinton Berdasarkan Asal Ras Pada Pemilu
2016
Sumber: Diolah penulis dari beberapa artikel berita New York Times, “Presidential Election Results: Donald J.
Trump Wins”, (9 Agustus 2017), https://www.nytimes.com/elections/results/president dan “Election 2016:
Exit Polls”, Interactive data election 1972-2016, (8 November 2016),
https://www.nytimes.com/interactive/2016/11/08/us/politics/election-exit-polls.html (diakses tanggal 15
September 2017.
1 “Presidential Election Results: Donald J. Trump Wins,” New York Times, (9 Agustus 2017),
https://www.nytimes.com/elections/results/president (diakses tanggal 7 September 2017).
12
2821 21
18
05
1015202530
Faktor yang memengaruhi..., Nungky Kusumawardhani, FISIP, 2017
2
Universitas Indonesia
Gambar 1.1 menunjukkan grafik persentase pemilih Clinton pada Pemilu 2016. Clinton
memeroleh 65.853.625 popular vote pada Pemilu 2016. Dari total pemilih Clinton, pemilih
kulit putih Clinton sebesar 12 persen. Kemudian pemilih kulit hitam sebesar 28 persen.
Sementara pemilih Latino dan Asia masing-masing sebesar 21 persen dan lainnya sebesar
18 persen.
Gambar 1.2 Grafik Persentase Pemilih Trump Berdasarkan Asal Ras Pada Pemilu
2016
Sumber: Diolah penulis dari beberapa artikel berita New York Times, “Presidential Election Results: Donald J.
Trump Wins,” (9 Agustus 2017), https://www.nytimes.com/elections/results/president dan “Election 2016:
Exit Polls”, Interactive data election 1972-2016, (8 November 2016),
https://www.nytimes.com/interactive/2016/11/08/us/politics/election-exit-polls.html (diakses tanggal 15
September 2017).
Gambar 1.2 merupakan grafik persentase pemilih Trump pada Pemilu 2016. Trump
memeroleh 62.985.106 popular vote pada Pemilu 2016. Dari total pemilih Trump, pemilih
kulit putih sebesar 36 persen. Kemudian pemilih kulit hitam sebesar 5 persen. Sementara
pemilih Latino dan Asia masing-masing sebesar 18 persen dan lainnya sebesar 23 persen.
36
5
18 1823
0
10
20
30
40
Faktor yang memengaruhi..., Nungky Kusumawardhani, FISIP, 2017
3
Gambar 1.3 Grafik Perbandingan Persentase Pemilih Clinton dan Trump
Berdasarkan Asal Ras
Sumber: New York Times, “Election 2016: Exit Polls,” 8 November 2016,
https://www.nytimes.com/interactive/2016/11/08/us/politics/election-exit-polls.html (diakses tanggal 15
September 2017).
Gambar 1.3 menunjukkan grafik perbandingan persentase pemilih kulit putih, kulit hitam,
Latino, Asia dan lainnya untuk Clinton dan Trump. Dari total pemilih kulit putih, sebesar
37 persen mendukung Clinton dan 58 persen mendukung Trump. Dari total pemilih kulit
hitam, sebesar 88 persen mendukung Clinton dan 8 persen mendukung Trump. Dari total
pemilih Asia, sebesar 65 persen mendukung Clinton dan 29 persen mendukung Trump.
Dari total pemilih Latino, sebesar 65 persen mendukung Clinton dan 29 persen mendukung
Trump.
Pemilih Latino menjadi kelompok minoritas yang menarik untuk diamati pada
Pemilu 2016. Penelitian ini menggunakan terminologi “Latino” oleh David E. Hayes
Bautista dan John Chapa dalam “Latino Terminology: Conceptual Bases for Standardized
Terminology”. Latino merujuk kepada orang-orang asal Amerika Latin atau keturunan
mereka. Hayes dan Chapa berpendapat bahwa mereka lebih memilih istilah “Latino” karena
mencakup semua negara Amerika Latin. Bagi mereka, “Hispanik” menghubungkan
identitas Hispanik atau Latino ke Spanyol dan mereka dengan benar berpendapat bahwa
beberapa masyarakat Amerika Latin, seperti Brazil, tidak memiliki hubungan dengan
0102030405060708090
100
37
88
65 6556
58
8
29 2937
Trump
Clinton
Faktor yang memengaruhi..., Nungky Kusumawardhani, FISIP, 2017
4
negara Spanyol. Lebih jauh lagi, “Latino” terlihat tidak hanya mencakup imigran, tapi juga
keturunan mereka, yang dalam beberapa kasus pernah tinggal di AS selama tiga atau empat
generasi. Istilah “Latino” diterapkan pada semua orang dari latar belakang negara Amerika
Latin terlepas dari etnisitas (Hispanik atau non-Hispanik), bahasa (Spanyol, Portugis, atau
lainnya).2
Dalam analisisnya, Hayes dan Chapa menjelaskan bahwa sifat utama yang dimiliki
bersama oleh semua negara Amerika Latin bukan bahasa, ras, atau budaya, melainkan
politik secara sepihak yang pertama kali dikenal ketika kemunculan Doktrin Monroe pada
1823. Doktrin Monroe menyatakan bahwa seluruh belahan bumi berada di wilayah
pengaruh AS, dan bahwa prinsip non-intervensi oleh kekuatan Eropa diterapkan untuk
semua bekas koloni dari semua kekuatan Eropa, bukan hanya orang-orang Spanyol. Konsep
dasar utama. Doktrin Monroe secara historis digunakan untuk mengidentifikasi “Latin”,
secara politik dan geografis. Penggunaan dasar ini telah mengakibatkan identifikasi
kewarganegaraan individu dari negara-negara di Amerika Latin.3 Sedangkan istilah
“hispanik” muncul pada dekade 1970-an yang dikeluarkan oleh The federal Office of
Management and Budget (OMB). Istilah “Hispanik” dioperasionalkan sebagai seseorang
dari Meksiko,Puerto Rico, Kuba, Amerika Tengah atau Amerika Selatan atau budaya
Spanyol lainnya atau budaya asal (origin), tanpa memandang ras.4 Istilah “hispanik”,
bagaimanapun, tidak bisa mencakup semua individu yang berasal dari negara-negara
Amerika Latin sebagaimana argumen Hayes dan Chapa bahwa beberapa masyarakat
Amerika Latin, seperti Brazil, tidak memilikihubungan dengan negara Spanyol. Oleh
karenanya istilah “Latino” dapat dianggap lebih mewakili identitas orang-orang Latin
dibandingkan Hispanik.
Hayes dan Chapa menyimpulkan beberapa hal terkait definisi Latino. Pertama
bahwa “Latino” adalah istilah yang paling tepat dari referensi yang digunakan untuk
merujuk kepada orang yang berada di Amerika Serikat asal Amerika Latin atau
2Baia Larissa, “Hispanic” – “Latino”: True Representations of Emerging Identity,”diperoleh
darihttp://lasa.international.pitt.edu/Lasa2001/BaiaLarissa.pdf (diakses tanggal 17 Oktober 2017), hlm. 12. 3David E. Hayes Bautista dan John Chapa, “Latino Terminology: Conceptual Bases for Standardized
Terminology,” American Journal of Public Health 77, (1987): 61-68. 4Ibid., hlm. 64.
Faktor yang memengaruhi..., Nungky Kusumawardhani, FISIP, 2017
5
keturunannya. Kedua, istilah “Latino” mencerminkan kebangsaan dan bukan bahasa, ras,
atau budaya. Ketiga, istilah “Latino” harus diterapkan hanya untuk orang dengan keturunan
atau asal di negara-negara belahan bumi bagian Barat. Orang-orang keturunan Spanyol di
luar Belahan Barat tidak harus dianggap Latino.5
Latino merupakan kelompok etnis minoritas dengan pertumbuhan tercepat yang
tinggal di AS tahun 2016. Undang-undang Imigrasi dan Naturalisasi tahun 1965
mengeluarkan kuota imigrasi dan membuka pintu bagi gelombang imigran dari Amerika
Latin. Biro Sensus AS memperkirakan bahwa pada tahun 2060, 119 juta orang Latin akan
tinggal di AS dan melebihi seperempat dari populasi AS.6 Pada tahun 2016, populasi Latino
sebesar 57,5 juta jiwa.7
Tabel 1.1. Proporsi Penduduk AS Tahun 1960-2015 Berdasarkan Asal Ras
Tahun Kulit
putih
Kulit
hitam
Hispanik
/Latino
Asia Lain-lain
1960 85,2% 10,5% 3,5% 0,6% 0,2%
1970 83,1% 10,9% 4,7% 0,9% 0,4%
1980 79,6% 11,6% 6,5% 1,5% 0,8%
1990 75,8% 11,8% 8,8% 2,7% 1,0%
2000 69,1% 12,0% 12,5% 3,6% 2,8%
2006 66,2% 12,2% 14,8% 4,3% 2,5%
2007 65,8% 12,1% 15,0% 4,3% 2,6%
2008 65,4% 12,1% 15,4% 4,4% 2,7%
2009 64,9% 12,1% 15,7% 4,4% 2,8%
2010 63,7% 12,3% 16,4% 4,7% 3,0%
2011 63,3% 12,3% 16,7% 4,8% 3,1%
2012 62,8% 12,3% 16,9% 4,9% 3,1%
2013 62,4% 12,3% 17,1% 5,0% 3,2%
2014 61,9% 12,3% 17,3% 5,2% 3,2%
2015 61,5% 12,3% 17,6% 5,3% 3,3%
Sumber: Antonio Flores, “Facts on U.S. Latinos 2015 – Statiscal Portrait of Hispanics in The United
States,”Pew Research Center Hispanic, (18 September 2017), http://www.pewhispanic.org/2017/09/18/facts-
on-u-s-latinos/#hispanic-rising-share (diakses tanggal 28 September 2017).
5Ibid., hlm. 66-67. 6 Aaron T. Bell, “The Role of the Latino Vote in the 2016 Elections”, Annual Latino Public Affairs Forum,”
CLALs Working Paper Series, Vol.13, Mei 2016, https://www.american.edu/spa/ccps/upload/CLALS-
working-paper.pdf (diperoleh tanggal 30 September 2017). 7 Antonio Flores, “How the U.S. Hispanic population is changing,” Pew Research Center, (18 September
2017), http://www.pewresearch.org/fact-tank/2017/09/18/how-the-u-s-hispanic-population-is-changing/
(diakses tanggal 30 September 2017).
Faktor yang memengaruhi..., Nungky Kusumawardhani, FISIP, 2017
6
Tabel 1.1 menunjukkan proporsi penduduk di AS sejak tahun 1960-2015. Secara umum,
tabel di atas menunjukkan bahwa jumlah penduduk Latino di AS terus mengalami
peningkatan populasi sejak tahun 1960-2015. Tercatat sejak tahun 1960-1990, proporsi
penduduk Latino lebih kecil dibandingkan dengan proporsi jumlah penduduk kulit hitam.
Namun, mulai tahun 2000, orang Latino telah mencapai 12,5 persen dan menjadi kelompok
minoritas yang jumlah penduduknya paling besar dibandingkan dengan orang kulit hitam
dan Asia. Pada tahun 2015 jumlah penduduk Latino telah mencapai 17,6 persen dari total
populasi di AS.
Berdasarkan data yang telah dipaparkan di atas, penduduk Latino menempati
proporsi terbesar di antara kelompok minoritas lainnya. Tidak hanya itu, proporsi Latino
sebagai pemilih juga paling besar sebesar 17 persen dari kurun waktu 2012-2016 apabila
dibandingkan dengan pertumbuhan pemilih kulit putih (2 persen), kulit hitam (6 persen),
Asia (16 persen).8 Oleh karena itu, dukungan pemilih Latino menjadi penting bagi kandidat
dan partai politik di AS. Pemilu 2016 menjadi waktu yang tepat untuk menampakkan
dukungan kelompok Latino terhadap kandidat presiden AS. Dari total pemilih Trump,
dukungan Latino untuk Trump mencapai 18 persen. Sedangkan dari total pemilih Clinton,
dukungan Latino untuk Clinton sebesar 21 persen. Dengan demikian, hal ini menunjukkan
perbedaan dengan selisih yang hanya sebesar 3 persen di antara perolehan suara yang
diperoleh oleh Trump dan Clinton. Lebih lanjut, dari total pemilih Latino, Trump
memeroleh dukungan pemilih Latino sebesar 29 persen pada Pemilu 2016.
Data-data di atas menunjukkan signifikansi Latino sebagai kantong suara. Dalam
hal ini, Trump memeroleh dukungan yang signifikan dari kelompok Latino. Padahal Trump
banyak melontarkan pernyataan-pernyataan yang melecehkan orang-orang Latino di AS
pada kampanyenya. Setelah mengumumkan pencalonan dirinya sebagai presiden AS pada
tanggal 16 Juni 2015, Trump mengawali pidatonya dengan menyerang imigran Meksiko.
Trump menyebut imigran Meksiko sebagai “pemerkosa” dan menganggap mereka
8Sumber: Pew Research, “2016 electorate will be the most diverse in U.S. history,” (3 Februari 2016),
http://www.pewresearch.org/fact-tank/2016/02/03/2016-electorate-will-be-the-most-diverse-in-u-s-history/
(diakses tanggal 19 Oktober 2017).
Faktor yang memengaruhi..., Nungky Kusumawardhani, FISIP, 2017
7
membawa banyak permasalahan bagi AS, sebagaimana pernyataan Trump pada Juni 2015
bersamaan dengan pengumuman pencalonan dirinya pada pemilu AS 2016 berikut:9
“When Mexico sends its people, they're not sending the best. They're sending people
that have lots of problems and they're bringing those problems. They're bringing
drugs, they're bringing crime. They're rapists and some, I assume, are good people,
but I speak to border guards and they're telling us what we're getting.”10
(Ketika Meksiko mengirim orang-orangnya, mereka tidak mengirimkan yang terbaik.
Mereka mengirim orang-orang yang memiliki banyak masalah dan mereka membawa
masalah itu. Mereka membawa narkoba, mereka membawa tindakan kriminal. Mereka
adalah pemerkosa dan beberapa dari mereka, saya kira, adalah orang baik, tetapi saya
berbicara dengan penjaga perbatasan dan mereka memberi tahu apa yang kita
dapatkan).
Pernyataan Trump mengenai imigran Meksiko menimbulkan ketidaksukaan pemilih
Latino terhadap Trump. Sebagaimana dilaporkan oleh berbagai hasil survei sepanjang
tahun 2016, tingkat keterpilihan atau elektabilitas Trump sebagai kandidat presiden di
antara pemilih Latin cukup rendah. Terdapat sebuah polling cepat oleh lembaga Latino
Decisions for the Latino Victory Project terhadap orang Latino yang telah terdaftar menjadi
pemilih. Polling tersebut dilakukan setelah pembukaan Konvensi Partai Republik pada
tanggal 19 Juli 2016. Berdasarkan polling tersebut, 80 persen dari orang Latin yang
diwawancarai memandang Trump sebagai kandidat yang tidak disukai. Selain itu, sebesar
72 persen mengatakan mereka akan memilih Hillary Clinton, sementara hanya 17 persen
mengatakan mereka akan memilih Trump.11 Survei serupa dilakukan oleh America's Voice
and Latino Decisions terhadap pemilih Latino. Dari hasil survei tersebut, sebesar 79 persen
9 Carolina Moreno, “9 Outrageous Things Donald Trump Has Said About Latinos,”Huffington Post, 31
Agustus 2015, http://www.huffingtonpost.com/entry/9-outrageous-things-donald-trump-has-said-about-
latinos_us_55e483a1e4b0c818f618904b (diakses tanggal 15 September 2017). 10 Loc. Cit. 11 Stephan A. Nuno, “Poll: Latinos Overwhelmingly Negative On Trump After Convention 1st Day,”NBC
News, 19 Juli 2016, https://www.nbcnews.com/news/latino/poll-latinos-overwhelmingly-negative-trump-
after-convention-1st-day-n612666 (diakses tanggal 27 September 2017).
Faktor yang memengaruhi..., Nungky Kusumawardhani, FISIP, 2017
8
mengatakan bahwa mereka memandang Trump sebagai kandidat yang paling tidak disukai.
Sedangkan 78 persen mengatakan bahwa pandangan Trump tentang imigrasi membuat
mereka cenderung memilih kandidat Partai Republik lainnya selain Trump pada pemilu
pendahuluan 2016.12
Pembahasan mengenai Pemilu AS 2016 tidak bisa dilepaskan dari hegemoni
neoliberal. Sejak tahun 1970-an, kerangka ekonomi AS bergeser ke arah neoliberalisme.
Pergeseran ini ditandai dengan peran pasar yang menjadi lebih besar karena pemerintah
tidak boleh mencampuri mekanisme pasar .Pergeserah Keynesianime ke arah
neoliberalisme mengalami perubahan yang pesat pada masa pemerintahan presiden Ronald
Reagan tahun 1980-an. Reagan menerapkan sejumlah kebijakan untuk meningkatkan
pertumbuhan ekonomi.
Menurut David Harvey neoliberalisme adalah paham yang menekankan jaminan
terhadap kemerdekaan dan kebebasan individu melalui pasar bebas, perdagangan bebas,
dan penghormatan terhadap sistem kepemilikan pribadi. Peran negara di dalam ideologi
neoliberal adalah untuk menciptakan dan menjaga kerangka institusional yang pantas untuk
praktik-praktik yang demikian.13
Keberhasilan digesernya Keynesianisme menjadi neoliberalisme dapat dijelaskan
melalui konsep hegemoni yang dikembangkan oleh Antonio Gramsci. Konsep hegemoni
dipakai untuk menjelaskan relasi kekuasaan antara kelas penguasa dan kelas subaltern.
Dalam bukunya yang berjudul Selections of the Prison Notebooks, Gramsci mengatakan
bahwa untuk menjadi pemegang hegemon, maka dominasi saja tidak cukup, melainkan
juga dibutuhkan perpaduan antara kepemimpinan intelektual dan moral.14
Kelas penguasa AS menggunakan institusi-institusi masyarakat sipil untuk
menyebarkan ideologi yang mereka bawa. Kekuatan kelas penguasa terhadap kelas ataupun
kelompok lainnya dijalankan melalui negara, sehingga negara menjadi satu-kesatuan
dengan kelas penguasa. Aktor-aktor kelas penguasa yang dimaksud yaitu pemerintah serta
12 Daniel White, “Poll: Latino Voters 'Enthusiastic' to Vote Against Trump,”TIME, (21 April 2016),
http://time.com/4303895/trump-latino-vote-poll/ (diakses tanggal 27 September 2017). 13 David Harvey, A Brief History of Neoliberalism (New York: Oxford University Press. Inc.,2005), hlm. 33. 14 Antonio Gramsci, Selections from the Prison Notebooks of Antonio Gramsci, Trans. Quentin Hoare &
Nowell Smith, (London: Elecbook, 1999), hlm. 212-213.
Faktor yang memengaruhi..., Nungky Kusumawardhani, FISIP, 2017
9
elit-elit politik dan ekonomi atau kelompok pengusaha yang berada di jajaran atas penerima
pendapatan dan kekayaan. Sementara yang dimaksud dengan kelompok-kelompok
subaltern adalah kelompok yang selalu tunduk terhadap aktivitas para kelompok penguasa,
bahkan ketika mereka memberontak dan bangkit: hanya keberhasilan “permanen” yang
dapat memutuskan subordinasi mereka, dan itupun tidak dengan cepat. Realitasnya, bahkan
ketika mereka terlihat menang, kelompok subaltern sekadar gelisah untuk membela diri
mereka sendiri.15
Kelompok sub-altern atau masyarakat kelas bawah dapat menderita apa yang
disebut sebagai “false consciousness” yaitu kekeliruan sistematis hubungan sosial yang
dominan dalam kesadaran kelas bawah (subordinate class). Anggota dari kelompok kelas
bawah seperti pekerja, petani hingga budak menderita false consciousness karena
representasi mental mereka terhadap hubungan sosial di sekitar mereka secara sistematis
menyembunyikan atau mengaburkan kenyataan subordinasi, eksploitasi, dan dominasi yang
dilakukan oleh hubungan tersebut.
Konsep false consciousness yang telah disebutkan sebelumnya dapat digunakan
untuk menjelaskan fenomena terpilihnya Donald Trump sebagai presiden pada Pemilu AS
2016. Trump merupakan calon presiden yang berasan dari Partai Republik, yaitu partai
yang berada dalam spektrum politik kanan AS atau konservatisme. Secara umum, partai
Republikan menjunjung tinggi nilai-nilai kekeluargaan, kerja keras, religi, dan konsep
minimalist government yaitu pemerintahan yang sebisa mungkin sedikit mencampuri
urusan ekonomi. Partai ini memilili basis pendukung yang garis besar memercayai bahwa
kaum elit (millionaires dan billionaires) adalah mereka yang telah bekerja keras meraih
keberuntungan mereka. Kaum tersebut merupakan top contributor ekonomi yang bila
memiliki kesempatan mendapatkan potongan pajak (tax cut), mereka akan menstimulus
ekonomi dengan lebih banyak investasi. Ini dikenal dengan nama trickle-down economics,
yang meyakini bahwa kekayaan akan bergulir dari atas yaitu para kalangan elit kepada
mereka di bawah yang bekerja dengan keras.
15 Gramsci, Trans. Hoare & Smith, op. cit., hlm. 2017 dalam Alwiyah Shah Banu, Alwiya Shahbanu, Analisis
Peran Occupy Wall Street Sebagai Hegemoni Tandingan Terhadap Hegemoni Kelas Penguasa Tahun 2011-
2014. Skripsi UI. (Depok, UI, 2015). hlm. 2-20.
Faktor yang memengaruhi..., Nungky Kusumawardhani, FISIP, 2017
10
Secara umum, para simpatisan Partai Republik dan terutama pendukung Trump
yang berasal dari daerah rural (bukan perkotaan) dan dari daerah yang kurang maju secara
ekonomi memercayai hal yang telah dijabarkan di atas. Mereka yakin bahwa suatu hari,
dengan kerja keras dan keuletan mereka maka mereka akan dapat menjadi masyarakat kelas
atas yaitu kaum elit (millionaires dan billionaires) yang disebutkan di atas. Dari sudut
pandang ini terlihat bahwa Donald Trump yang merupakan kalangan elit AS tidak hanya
didukung oleh sesama kalangan elit-nya, namun juga dapat mungkin didukung oleh
masyarakat AS kelas bawah sekalipun yang meyakini bahwa mereka suatu hari akan dapat
menjadi bagian dari masyarakat elit sebagaimana Donald Trump; bila mereka bekerja
dengan ulet. Masyarakat AS kelas bawah yang mendukung Trump tidak hanya berasal dari
mayoritas masyarakat pedesaan kulit putih saja, melainkan juga masyarakat pedesaan dari
etnis Latino.
1.2. Rumusan Permasalahan
Latino merupakan kelompok minoritas yang jumlah populasinya paling besar di
antara kelompok minoritas lainnya seperti kelompok kulit hitam dan Asia. Oleh karenanya,
penting untuk mengamati perilaku memilih Latino sebagai sebuah kelompok yang suaranya
menjadi signifikan bagi kandidat dari Partai Demokrat dan Partai Republik. Dari total
pemilih Latino, perolehan suara Trump sebesar 29 persen. Selain itu, dari total jumlah
pemilih Trump, perolehan suara Latino untuk Trump sebesar 18 persen. Selisihnya cukup
rendah dibandingkan dengan total perolehan suara Latino untuk Clinton sebesar 21 persen.
Hal ini menjadi menarik diamati, mengingat Trump banyak melontarkan pernyataan-
pernyataan yang melecehkan orang-orang Latino di AS pada masa kampanyenya, namun
tetap berhasil meraih dukungan signifikan dari kelompok Latino. Trump menghina imigran
Meksiko dengan sebutan “pemerkosa” (rapist) dan menganggap mereka membawa masalah
seperti narkoba dan tindak kriminal. Trump juga menyampaikan agenda kebijakan imigrasi
untuk membangun tembok perbatasan yang melintasi AS-Meksiko sebagai langkah untuk
membendung imigran gelap dari Meksiko. Dengan demikian, penelitian ini berfokus untuk
menjawab sebuah pertanyaan berikut; “faktor apa saja yang memengaruhi dukungan
pemilih Latino terhadap Donald Trump pada Pemilu AS 2016?”
Faktor yang memengaruhi..., Nungky Kusumawardhani, FISIP, 2017
11
1.3. Tujuan dan Signifikansi Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi
perilaku pemilih Latino dalam mendukung Donald Trump pada Pemilu AS 2016. Penelitian
ini diharapkan dapat menyajikan temuan dan analisis mengenai perilaku memilih Latino
menjadi kelompok minoritas yang signifikan pada Pemilu`AS 2016. Penting untuk melihat
perilaku memilih Latino karena Latino merupakan kelompok minoritas dengan jumlah
populasi paling besar di AS dibandingkan kelompok minoritas lain. Lebih lanjut
signifikansi penelitian ini dapat menjadi bahan rujukan selanjutnya untuk melihat faktor-
faktor yang dapat memengaruhi perilaku memilih Latino di AS.
1.4. Tinjauan Pustaka
Berikut merupakan literatur mengenai perilaku pemilih di AS yang dapat
memberikan informasi terkait faktor-faktor yang dapat memengaruhi perilaku memilih.
Literatur yang pertama ditulis oleh Jae Eun Kim tahun 2014 yang menganalisa perilaku
memilih kelompok minoritas di AS. Jae membandingkan Pemilu AS tahun 2008 dan 2012
untuk melihat kecenderungan perilaku pemilih minoritas yaitu kelompok kulit hitam,
Latino dan Asia. Penelitian Jae berfokus pada latar belakang setiap motivasi kelompok
minoritas untuk berpartisipasi dalam pemilihan. Jae menganalisis tiga faktor utama yaitu
faktor sosial ekonomi, faktor budaya, dan faktor partisipasi organisasi politik. Literatur ini
memberikan informasi bahwa faktor sosial-ekonomi merupakan faktor yang paling
dominan bagi perilaku memilih kelompok Latino. Karena masalah ekonomi dianggap
paling penting bagi kelompok Latino, mereka mendukung kandidat yang mereka pikir
dapatmempertimbangkan situasi mereka dengan sebaik-baiknya.16 Secara umum, literatur
ini memiliki beberapa temuan penting sebagai berikut.Pertama, bahwa mayoritas dari
populasi minoritas memilih Obama pada tahun 2008 dan 2012. Kedua, bahwa tidak ada
perbedaan signifikan antara Pemilu 2008 dan 2012 karena pada Pemilu 2008 dan 2012
kecenderungan populasi minoritas mendukung Obama.
16 Jae Eun Kim, “Minority Voting Factors,”Carnegie Mellon University, 2014,
http://repository.cmu.edu/cgi/viewcontent.cgi?article=1206&context=hsshonors (diakses tanggal 7 Oktober
2017), hlm. 34.
Faktor yang memengaruhi..., Nungky Kusumawardhani, FISIP, 2017
12
Di saat Jae menganalisis tentang faktor sosial ekonomi, budaya dan organisasi
politik dalam perilaku memilih minoritas di AS, penulis akan menganalisis faktor
identifikasi partai dan orientasi isu dalam perilaku memilih Latino di AS. Penelitian ini
akan menjadi salah satu pelengkap dalam memahami perilaku memilih Latino sebagai salah
satu kelompok minoritas.
Satu hal yang menjadi catatan penting, penelitian Jae memberikan informasi bahwa
pada Pemilu 2008 dan 2012, faktor sosial ekonomi memengaruhi dukungan kelompok
minoritas terhadap Obama yang merupakan kandidat dari Partai Demokrat. Meskipun
demikian, Jae mengabaikan faktor orientasi isu pemilih yang juga dapat menjadi faktor
yang memengaruhi perilaku memilih kelompok minoritas. Kekurangan tersebut menjadi hal
yang diupayakan oleh penulis dengan melihat faktor orientasi isu sebagai faktor yang
berpengaruh dalam perilaku memilih Latino sebagai sebuah kelompok minoritas. Sehingga
diharapkan dapat tercipta analisis yang saling melengkapi mengenai perilaku memilih
kelompok minoritas khususnya kelompok Latino di AS.
Literatur selanjutnya berjudul “The Hispanic Vote in the 2004 Presidential
Election:Insecurity and Moral Concerns” oleh Abrajano, Alvarez dan Nagler. Literatur ini
berisi analisa mengenai perilaku memilih Latino pada Pemilu AS 2004. Secara garis besar,
literatur ini menitikberatkan isu keamanan nasional dan isu-isu yang memiliki nilai moral
(moral values) sebagai faktor penting perilaku memilih pemilih Latino. Kemudian isu
ekonomi, kesehatan dan pendidikan juga dianggap penting bagi pemilih Hispanik. Secara
spesifik, penelitian ini menekankan isu keamanan nasional dan isu nilai moral seperti pro
life sebagai isu-isu yang menguntungkan bagi peningkatan suara George W. Bush dari
Pemilu 2000 ke Pemilu 2004. Dalam literatur ini disebutkan bahwa isu-isu yang secara
tradisional menguntungkan Partai Demokrat seperti pendidikan dan kesehatan memainkan
peran kecil pada Pemilu 2008. Sehingga dinilai mengejutkan karena biasanya kelompok
Latino cenderung memusatkan perhatian hanya pada masalah ekonomi dan secara umum
kurang memerhatikan masalah kebijakan luar negeri. Pada Pemilu 2008 pula, bagaimana
calon mendefinisikan isu-isu utama secara signifikan memengaruhi keputusan yang dibuat
oleh pemilih Latino. Dengan demikian, isu yang berkaitan dengan nilai moral dan terorisme
mendominasi bagaimana pemilih Latino memberikan suaranya. Dalam hal ini, Bush
Faktor yang memengaruhi..., Nungky Kusumawardhani, FISIP, 2017
13
dianggap lebih menguasai isu keamanan nasional dibandingkan dengan lawannya dari
Partai Demokrat yaitu John Kerry.17
Penelitian oleh Abrajano, Alvarez dan Nagler membuktikan bahwa tidak hanya isu
ekonomi, pendidikan saja yang dapat memengaruhi perilaku memilih Latino. Oleh
karenanya, penelitian Abrajano, Alvarez dan Nagler memberikan terobosan baru bahwa isu
seperti aborsi dan keamanan nasional juga dapat memengaruh perilaku memilih Latino
bahkan secara spesifik meningkatkan suara untuk Bush pada Pemilu 2004. Berkaitan
dengan penelitian ini, penulis bersepakat dengan temuan Abrajano, Alvarez dan Nagler
bahwa isu-isu lain selain ekonomi pun memberikan kontribusi dalam pemungutan suara
Latino. Oleh sebab itu, penelitian ini memasukkan isu aborsi sebagai orientasi isu
kelompok Latino yang akan dianalisis sebagai sebuah faktor yang memengaruhi dukungan
Latino terhadap Trump pada 2016.
Berikutnya terdapat sebuah penelitian yang membahas tentang agen mobilisasi dan
pilihan pemilih Latin pada Pemilu Presiden AS 2008. Secara garis besar penelitian Watrous
Taylor memiliki kesamaan dengan dua literatur yang telah dicantumkan sebelumnya.
Perbedaannya terletak pada agen mobilisasi politik yang diuji sebagai faktor yang dapat
memengaruhi pilihan pemilih Latino. Penelitian oleh Taylor membahas kemungkinan agen
mobilisasi politik yang dapat memengaruhi pilihan orang Latino untuk memilih Obama.
Bagi orang Latino dalam pemilihan Presiden 2008, agen mobilisasi utama
yangmenyebabkan mereka memilih Obama adalah orientasi politik, terutamakeberpihakan
mereka sebagai Demokrat dan isu ekonomi. Namun perlu digaris-bawahi bahwa tidak
hanya masalah ekonomi yang mendorong orang Latino untuk memilih Obama, tapi juga
sebuah sikap kekecewaan terhadap penanganan ekonomi oleh Partai Republik dan
pemerintahan Bush.Taylor juga menandai bahwa semakin banyak orang Latino yang telah
dinaturalisasi dan mencukupi usia untuk berpartisipasi dalam pemilihan, afiliasi partai
17 Marisa A. Abrajano, R. Michael Alvarez dan Jonathan Nagler, “The Hispanic Vote in the 2004 Presidential
Election: Insecurity and Moral Concerns,” The Journal of Politics, Vol. 70, No. 2, (2008):368–382,
http://citeseerx.ist.psu.edu/viewdoc/download?doi=10.1.1.527.8538&rep=rep1&type=pdf(diakses tanggal 7
Oktober 2017).
Faktor yang memengaruhi..., Nungky Kusumawardhani, FISIP, 2017
14
mereka akan memengaruhi orang Latino secara keseluruhan dan dukungan mereka dari
waktu ke waktu.18
Temuan dalam penelitian Taylor memberikan informasi bahwa isu ekonomi masih
menjadi faktor paling penting bagi pemilih Latino dalam menentukan pilihan pada pemilu.
Dalam hal ini, pemilih Latino memilih kandidat yang dianggap paling mampu memecahkan
masalah ekonomi. Penulis bersepakat bahwa isu ekonomi masih menjadi isu yang paling
dianggap penting di antara Latino. Namun Taylor menganalisis faktor-faktor yang
memengaruhi dukungan Latino terhadap Obama yang merupakan kandidat dari Partai
Demokrat. Sebaliknya, penelitian ini berusaha menganalisis faktor-faktor yang
memengaruhi dukungan Latino terhadap kandidat Partai Republik yaitu Trump pada
Pemilu 2016. Penelitian ini akan menjadi salah satu pelengkap dalam memahami perilaku
memilih Latino. Karena secara historis kelompok Latino secara keseluruhan
diidentifikasikan dekat dengan Partai Demokrat, sehingga pembahasan mengenai dukungan
Latino terhadap kandidat dari Partai Republik akan menjadi sebuah analisis baru dalam
memahami perilaku memilih Latino.
1.5. Kerangka Teori dan Konsep
Penelitian ini menggunakan teori perilaku memilih oleh Bone dan Ranney untuk
menjawab pertanyaan penelitian yaitu faktor identifikasi partai dan faktor orientasi isu.
Selain itu, penulis juga menggunakan konsep false consciousness sebagai faktor pendukung
dalam menjelaskan alasan masyarakat kelas bawah Latino mendukung Trump pada Pemilu
AS 2016.
1.5.1. Teori Perilaku Memilih
Teori perilaku memilih Bone dan Ranney dapat dikategorikan ke dalam pendekatan
psikologi. Pendekatan psikologi dikenal juga sebagai madzab Michigan. Terdapat tiga
fokus utama dari pendekatan psikologis, yaitu identifikasi partai, kandidat dan isu.
Identifikasi partai mencakup hubungan psikologis dengan partai politik. Hubungan tersebut
18 Watrous Taylor, “Latino Mobilizing Agents and Voter Choice in the 2008 Presidential Election,”The
University of New Mexico, (2009),
http://www.unm.edu/~ckbutler/PoliticalScienceHonors/SeniorThesisArchive/WatrousTaylor2009.pdf hlm.
31.
Faktor yang memengaruhi..., Nungky Kusumawardhani, FISIP, 2017
15
tidak harus diterjemahkan ke dalam kaitan nyata, seperti pendaftaran, atau pemungutan
suara secara konsisten dan militansi secara sistematis dengan suatu partai.19 Bone dan
Ranney berpendapat bahwa:
“…perilaku memilih digambarkan melalui dua dimensi. Dimensi pertama adalah
preferensi, yaitu apa yang membuat orang lebih memilih satu partai atau kandidat
daripada partai dan kandidat lainnya. Dan dimensi kedua adalah voting dan non voting,
yaitu apa yang membuat orang memutuskan untuk memilih atau tidak memilih.”20
Bone dan Ranney menjelaskan bahwa terdapat tiga faktor yang memengaruhi dalam
perilaku memilih, yaitu identifikasi partai (party identification), orientasi isu (issues
orientation), dan orientasi kandidat (candidates orientation). Identifikasi partai merupakan
konsep yang sangat melekat dengan pendekatan psikologis. Penjelasan ketiga faktor dalam
perilaku memilih adalah sebagai berikut:21
a. Identifikasi Partai
Pada hasil pemilihan umum dapat ditemukan wilayah yang menunjukkan dukungan
hanya pada satu partai tertentu saja. Oleh karenanya tidak ada suara untuk partai lain di
wilayah tersebut. Terdapat juga kelompok agama yang anggotanya telah bersepakat untuk
hanya mendukung satu partai tertentu. Selain itu, terdapat pula keluarga yang selalu
memilih partai yang sama pada setiap pemilihan. Rangkaian peristiwa tersebut dikenal
sebagai identifikasi partai. Identifikasi partai dapat diartikan sebagai kedekatan psikologis
seseorang yang menunjukkan sebuah partai politik tertentu.22
Lebih lanjut, menurut Pippa Norris terdapat dua komponen dalam identifikasi partai
yaitu direction dan strength.23 Direction adalah pemilih dalam mendukung partai tertentu
memiliki pandangan-pandangan terhadap partai yang dipilihnya. Sedangkan strength dapat
diartikan sebagai ikatan kuat yang dirasakan pemilih pada partai tertentu. Kedua komponen
19Hugh Bone dan Austin Ranney, Politics and Voters (New York: Mc-Graw-Hill Book Company, 1976). 20Ibid. 21 Rick Shenkman, Just How Stupid Are We? Facing The Truth American Voter, (New York: Basuc Book,
2008), hlm. 43. 22 Hugh. A. Bone dan Austin Ranney, Op. Cit., hlm. 6. 23 Pippa Norris, Electoral Engineering: Voting Rules and Political Behavior (Cambridge: Cambridge
University Press, 2004), hlm. 126.
Faktor yang memengaruhi..., Nungky Kusumawardhani, FISIP, 2017
16
tersebut sangat tergantung pada proses sosialisasi partai yang terjadi pada masa kanak-
kanak. Oleh sebab itu keluarga sangat berpengaruh dalam hal sosialisasi partai. Beberapa
studi di Amerika Serikat menunjukkan bahwa anak-anak telah menunjukkan perilaku
politik. Padahal mereka masih berada pada tingkat ketiga dan keempat sekolah dasar.
Sehingga tidak jarang kita temukan anak-anak yang berkata bahwa “kami (keluarga) adalah
Demokrat” dan “kami adalah Republik”.24
b. Orientasi Isu
Dalam studi perilaku memilih orientasi isu menunjukkan tidak terlalu menjadi faktor
penting. Tidak banyak pemilih yang menujukkan kepedulian terhadap suatu isu dalam
menentukan perilaku politiknya. Jikapun ada hanyalah pada isu-isu yang bersifat umum,
misalnya isu resesi ekonomi. Namun, pada akhir tahun 1960-an, orientasi isu menjadi
sangat penting disebabkan pemilih tidak hanya tertarik pada isu-isu umum, tetapi juga pada
isu yang bersifat spesifik. Isu-isu spesifik tersebut misalnya isu tentang kesehatan dan
legalisasi ganja. Akibatnya, faktor orientasi isu harus menjadi perhatian dari para pemimpin
nasional untuk mendapatkan dukungan pemilih. Masalah-masalah nasional dan kebijakan-
kebijakan alternatifnya merupakan faktor yang dapat menjadi pertimbangan oleh pemilih
dalam menentukan pilihan politiknya.25
c. Orientasi Kandidat
Menurut Bone dan Ranney, terdapat dua kualitas dalam memandang kandidat. Dua
kualitas tersebut ada dalam diri seseorang dengan proporsi yang berbeda-beda satu sama
lain. Kualitas pertama ialah kualitas instrumental. Kualitas instrumental ialah kualitas yang
diinginkan oleh pemilih pada kandidat untuk bertindak sesuai dengan harapan pemilih.
Maka dalam hal ini, kandidat diharuskan untuk mampu mewujudkan tindakannya sesuai
dengan keinginan pemilih. Sedangkan kualitas yang kedua adalah kualitas simbolik.
Kualitas simbolik ialah ketika pemilih menginginkan seseorang bertindak dengan tindakan
yang baik, mengetahui apa yang sebaiknya dilakukan dan tidak dilakukan.26
Relevansi Teori Perilaku Memilih dengan penelitian ini terletak pada sejumlah
faktor berupa identifikasi partai, dan orientasi isu yang dianggap sesuai dan dapat
24 Hugh. A. Bone dan Austiin Ranney, Op. Cit., hlm. 6. 25Ibid., hlm. 8. 26Ibid., hlm. 9.
Faktor yang memengaruhi..., Nungky Kusumawardhani, FISIP, 2017
17
membantu menjelaskan perilaku memilih kelompok Latino. Berdasarkan data awal,
terdapat dua faktor determinan yang dapat memengaruhi perilaku memilih kelompok
Latino, yaitu, identifikasi partai dan orientasi isu. Dalam hal identifikasi partai, penelitian
ini akan mengkaji identifikasi partai kelompok Latino pada Pemilu AS 2016. Sementara
mengenai orientasi isu, penelitian ini akan mengkaji isu ekonomi dan isu imigrasi serta isu
aborsi pada Pemilu AS 2016.
1.5.2. Konsep False Consciousness
“False consciousness” adalah sebuah konsep yang diturunkan dari teori kelas sosial
Marxis. Konsep ini mengacu pada kekeliruan sistematis hubungan sosial yang dominan
dalam kesadaran kelas bawah (subordinate class). Marx sendiri tidak menggunakan
ungkapan false consciousness, tapi Marx sangat memperhatikan konsep ideologi dan
fetishisme komoditas yang terkait. Anggota kelas subordinat (pekerja, petani, budak)
menderita false consciousness karena representasi mental mereka terhadap hubungan sosial
di sekitar mereka secara sistematis menyembunyikan atau mengaburkan kenyataan
subordinasi, eksploitasi, dan dominasi yang dilakukan oleh hubungan tersebut.27
Lebih lanjut konsep false consciousness digunakan sebagai faktor pendukung dalam
menganalisa identifikasi partai Latino yang mendukung Partai Republik. Sebagaimana yang
telah dijelaskan pada latar belakang bahwa masyarakat AS tersegmentasi ke dalam kelas
elit dan kelas bawah. Dalam hal ini, dukungan untuk Trump yang berasal dari kelas bawah
yang tinggal di daerah pedesaan dapat dijelaskan melalui false consciousness.
1.6.Kerangka Berpikir Penelitian
27Daniel Little, “False Consciousness”, http://www-
personal.umd.umich.edu/~delittle/iess%20false%20consciousness%20V2.htm University of Michigan (diakss
pada 30 desember 2017).
Perilaku Memilih Latino Dalam Mendukung Trump
Pada Pemilu Presiden AS 2016
1. Identifikasi Partai
Kelompok Latino
2. Orientasi Isu:
- Isu Ekonomi
- Isu Imigrasi
- Isu Aborsi
Faktor yang memengaruhi..., Nungky Kusumawardhani, FISIP, 2017
18
Gambar 1.4 Kerangka Berpikir Penelitian
Secara singkat skema ini menggambarkan keseluruhan penelitian. Penelitian ini ingin
membuktikan bahwa faktor yang memengaruhi dukungan Latino terhadap Trump pada
Pemilu 2016 dengan menggunakan Teori Perilaku Memilih. Penulis akan menganalisa
sejumlah faktor yaitu identifikasi partai dan orientasi isu.
1.7. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Metode penelitian
kualitatif merupakan metode yang mengutamakan interpretasi dan pemaknaan dari penelit i
terhadap data-data yang diperoleh.28 Metode penelitian kualitatif berkembang mengikuti
suatu dalil sebagai sebuah proses yang tidak pernah berhenti (unfinished process). Sehingga
metode kualitatif berkembang dari proses pencarian dan penangkapan makna yang
diberikan oleh suatu realitas dan fenomena sosial.29 Jenis penelitian ini ialah jenis
penelitian analitik dengan mempertanyakan faktor-faktor apa yang memengaruhi dukungan
pemilih Latino AS terhadap Donald Trump pada Pemilu AS 2016.
Salah satu ciri khas metode penelitian kualitatif ialah penggunaan data yang banyak
diperoleh dalam bentuk sumber tertulis sepeti buku, jurnal penelitian, artikel ilmiah, berita,
atau dalam bahasa lainnya ialah studi literatur. Data dari himpunan literatur yang terkumpul
tersebut dapat dianalisis dengan target pembangunan pemaknaan,30 Data sekunder yang
berupa buku, jurnal penelitian, artikel ilmiah, berita dan studi literatur akan menjadi sumber
informasi yang mendasari penelitian ini.
28 John W Creswell, Research Design: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed, (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2010), hlm. 31-32. 29Royce Singleton, Jr, Bruce C. Straits, Margaret M. Straits and Ronald J. McAllister, “Approaches to Social
Research,” (New York: Oxford University Press, 1988), hlm. 28-37. 30Anselm L. Strauss, Qualitative Analysis For Social Scientist (Cambridge: The Press Syndicate of The
University of Cambridge, 1987), hlm. 9-10.
Faktor yang memengaruhi..., Nungky Kusumawardhani, FISIP, 2017
19
1.8. Sistematika Penelitian
BAB 1 Pendahuluan.
Bagian ini berisi, latar belakang, rumusan masalah dan pertanyaan penelitian, tinjauan
pustaka, kerangka teori dan konsep, metode penelitian, kerangka berpikir penelitian serta
sistematika penulisan penelitian.
BAB 2 Faktor Identifikasi Partai Kelompok Latino Pada Pemilu Presiden AS 2016
Bagian ini membahas faktor identifikasi partai kelompok Latino pada Pemilu Presiden AS
2016. Lebih lanjut, pembahasan juga akan difokuskan mengenai bagaimana faktor
identifikasi partai memengaruhi perilaku memilih Latino dalam mendukung Trump pada
Pemilu Presiden AS 2016.
BAB 3 Faktor Orientasi Isu Kelompok Latino Pada Pemilu Presiden AS 2016
Bagian ini membahas faktor orientasi isu kelompok Latino pada Pemilu Presiden AS 2016.
Lebih lanjut, pembahasan juga akan difokuskan mengenai bagaimana faktor orientasi isu
memengaruhi perilaku memilih Latino dalam mendukung Trump pada Pemilu Presiden AS
2016.
Bab 4 Kesimpulan
Bagian akhir ini akan menuliskan hasil penemuan beserta kesimpulan terkait faktor- faktor
yang memengaruhi dukungan Latino AS terhadap Trump pada Pemilu AS 2016.
Faktor yang memengaruhi..., Nungky Kusumawardhani, FISIP, 2017
20 Universitas Indonesia
BAB 2
FAKTOR IDENTIFIKASI PARTAI KELOMPOK LATINO PADA PEMILU
PRESIDEN AS TAHUN 2016
Bab 2 akan melihat bagaimana identifikasi Latino dengan Partai Republik memengaruhi
dukungan mereka terhadap Trump pada Pemilu Presiden AS 2016. Secara khusus
pembahasan bab ini akan menganalisis perihal bagaimana identifikasi partai kelompok
Latino dengan Partai Republik sehingga menyebabkan dukungan terhadap Trump pada
Pemilu Presiden AS 2016. Pembahasan bab ini akan dibagi kedalam empat sub bab yang
mencakup penjelasan mengenai hubungan agama dengan identifikasi partai kelompok
Latino, identifikasi partai kelompok Latino tahun 2016, identifikasi partai kelompok Latino
dengan Partai Republik tahun 2016 dan segmentasi kelas dan identikasi partai Latino serta
kaitannya dengan false consciousness.
2.1. Hubungan Agama Dengan Identifikasi Partai Kelompok Latino
Menurut Bone dan Ranney, identifikasi partai dapat diartikan sebagai hubungan
maupun kedekatan psikologis seseorang yang menunjukkan sebuah partai politik tertentu.
Bone dan Ranney menjelaskan bahwa kelompok agama yang anggotanya telah bersepakat
untuk hanya mendukung satu partai tertentu merupakan salah satu peristiwa yang dikenal
sebagai identifikasi partai.31 Berkaitan dengan hal ini, kedekatan kelompok Latino dengan
Partai Republik dapat ditelusuri melalui afiliasi religius atau keagamaan orang-orang
Latino. Hal ini diperkuat oleh penelitian Nathan Kelly dan Morgan Kelly tahun 2005 yang
membahas identifikasi partai kelompok Latino tahun 1999-2000. Kelly dan Kelly
berargumen bahwa afiliasi keagamaan kelompok Latino memiliki implikasi politik yang
penting. Dalam penelitiannya, Kelly dan Kelly menunjukkan bahwa orang-orang Latino
yang tidak beragama Katolik dan atau yang termasuk beragama dalam kategori non-Katolik
menunjukkan variasi keagamaan dan politis yang cukup besar. Kelly dan Kelly
menekankan bahwa perbedaan afiliasi keagamaan ini penting untuk mengetahui perilaku
31Hugh. A. Bone dan Austin Ranney, Op. Cit., hlm. 6.
Faktor yang memengaruhi..., Nungky Kusumawardhani, FISIP, 2017
21
21 Universitas Indonesia
memilih Latino. Orang-orang Latino yang berafiliasi dengan denominasi berbagai tradisi
keagamaan, menunjukkan perbedaan dalam afiliasi partisan mereka.32
Evangelikal tidak hanya terbatas dalam denominasi gereja, tetapi juga, kelompok
Evangelikal dapat terlihat dalam berbagai organisasi yang memiliki afiliasi atau pun
memiliki sifat Evangelikal.33 “Evangelikal” tidak serta-merta merujuk pada suatu kelompok
yang dimaksud dewasa ini, tetapi juga pada masa awal Protestantisme, kata “Evangelikal”
digunakan untuk membedakan Gereja Protestan (khususnya Luteran) dari Gereja Katolik
Roma.34 “Evangelikal” mewakili sektor pertumbuhan Protestanisme AS pada 25 tahun
terakhir dari abad 20. Kaum fundamentalis dan pantekosta seringkali digolongkan sebagai
“Evangelikal”.35
Sementara kelompok Protestan Mainline memiliki perspektif yang berbeda dari
Evangelikal. Mereka memiliki teologi yang lebih modernis. Jadi, misalnya, mereka akan
membaca Alkitab, bukan sebagai firman Allah yang tidak masuk akal, melainkan sebagai
dokumen sejarah, yang memiliki firman Tuhan di dalamnya dan banyak kebenaran yang
sangat penting, namun perlu ditafsirkan di setiap zaman oleh individu. waktu itu dan tempat
itu.36 Kelompok yang digolongkan ke dalam Protestan Mainline ialah Lutheran, Methodis,
Episkopal, Kongregasionalis, Presbiterian, dan beberapa Baptis.37 Kelompok Protestan
Mainline, yang juga disebut Protestan ‘Old-line’, banyak berpartisipasi dalam gerakan
ekumenis dan politik seperti hak sipil, penentangan terhadap perang di Vietnam, dan
perjuangan hak-hak yang setara bagi perempuan.38
Secara spesifik, Kelly dan Kelly menemukan bahwa afiliasi dengan kelompok
Latino Evangelikal Protestan dan terutama kelompok denominasi Protestan Mainline
32Nathan J. Kelly dan Jana Morgan Kelly, “Religion and Latino Partisanship in the United States,” Political
Research Quarterly, Vol. 58, No. 1 (Maret 2005): total halaman: 87-95, hlm. 93. 33 “Religious Advocacy Sortable Directory,” Pew Research Religion & Public Life Project,
http://projects.pewforum.org/religious-advocacy-directory /(diakses tanggal 16 November 2017). 34 Stephen R. Rock, Faith and Foreign Policy: The Views and Influence of U.S. Christians and Christian
Organizations, (London: Continuum, 2011). 35 Randall Ballmer, “Trading Places: Evangelical and Mainline Protestantism at the Turn of the Twenty-first
Century”, Columbia University, Volume XIX, Number 1, New York, hlm. 4. 36John Green, “Evangelicals v. Mainline Protestants,” PBS,
http://www.pbs.org/wgbh/pages/frontline/shows/jesus/evangelicals/evmain.html diakses tanggal 16
November 2017), hlm. 6. 37Randall Ballmer, Op. Cit.,hlm. 6. 38Loc. Cit.
Faktor yang memengaruhi..., Nungky Kusumawardhani, FISIP, 2017
22
22 Universitas Indonesia
menunjukkan identifikasi yang kuat dengan Partai Republik. Di sisi lain, Latino yang tidak
pergi ke gereja atau tidak berafiliasi dengan denominasi manapun cenderung kuat
diidentifikasi sebagai Demokrat. Tabel 2.1 menunjukkan afiliasi Latino dengan Partai
Republik tahun 1999-2000.
Tabel 2.1. Afiliasi Agama dan Identifikasi Partai Latino Tahun 1999-2000
Identifikasi Partai Evangelikal Mainline Katolik
a.) Semua Latino
Demokrat
Republikan
56%
34%
37%
42%
65%
24%
b.) Kuba
Demokrat
Republikan
25%
75%
0%
100%
37%
53%
c.) Meksiko
Demokrat
Republikan
64%
26%
41%
45%
69%
20%
d.) Puerto Riko Demokrat
Republikan
83%
14%
75%
0%
61%
21%
e.) Latino lainnya
Demokrat
Republikan
43%
47%
29%
43%
64%
25%
f.) Latino yang lahir dan
dibesarkan di luar negeri
Demokrat
Republikan
46%
46%
70%
30%
62%
28%
g.) Latino yang dibesarkan di
luar negeri dan di AS
Demokrat
Republikan
63%
31%
52%
29%
61%
27%
h.) Latino yang lahir dan
dibesarkan di AS Demokrat
Republikan
57%
31%
16%
55%
70%
17%
Sumber: Data diambil dari National Election Studies tahun 1999-2000 kemudian diolah oleh Nathan J. Kelly
dan Jana Morgan Kelly, “Religion and Latino Partisanship in the United States” 2005, Political Research
Quarterly, Vol. 58, No. 1 (Maret 2005), hlm. 90.
Tabel 2.1 menunjukkan agama dan identifikasi partai Latino tahun 1999-2000. Dari total
Latino, kelompok Latino Mainline menjadi kelompok yang memiliki afiliasi paling kuat
dengan Partai Republik yaitu sebesar 42 persen. Kemudian dari total Latino Kuba, secara
mayoritas memperlihatkan identifikasi yang kuat dengan Partai Republik. Bahkan
Faktor yang memengaruhi..., Nungky Kusumawardhani, FISIP, 2017
23
23 Universitas Indonesia
kelompok Latino Kuba dengan afiliasi agama Protestan Mainline mengidentifikasi diri
sebagai Republikan sebesar 100 persen.
Berdasarkan data di atas, kelompok Latino yang memiliki identifikasi partai paling
kuat dengan Partai Republik adalah Latino Protestan Evangelikal dan Latino Protestan
Mainline. Penelitian Kelly dan Kelly tahun 2005 menunjukkan bahwa afiliasi denominasi
yang spesifik untuk orang Latino dapat memprediksi identifikasi partai kelompok Latino.
Lebih lanjut, Kelly dan Kelly melanjutkan studi tentang hubungan agama dengan
identifikasi partai Latino. Penelitian berjudul “Religious Traditionalism and Latino Politics
In United States” tahun 2008 oleh Kelly dan Kelly membahas mengenai bagaimana dan
mengapa konteks etnis berkaitan dengan tradisionalisme keagamaan dan sikap politik serta
perilaku orang Latino di AS. Penelitian Kelly dan Kelly menunjukkan bahwa dampak
tradisionalisme keagamaan menyebabkan sikap politik yang beragam di antara orang
Latino tergantung pada konteks kebijakan dan agama.39
Dalam penelitiannya, Kelly dan Kelly menggunakan beberapa ukuran aktivitas
keagamaan untuk menilai aspek perilaku tradisionalisme keagamaan orang Latino.
Pertama, tindakan devosi pribadi atau pemujaan kepada Tuhan. Kedua, frekuensi doa dan
pembacaan Alkitab. Ketiga adalah tindakan devosi yang dilakukan secara bersama-sama
yang dilihat dari keteraturan kehadiran pada kegiatan ibadah keagamaan.Mereka yang
memiliki tingkat partisipasi tertinggi dalam ibadah keagamaan dan devosionalisme pribadi
menganut tradisionalisme agama dengan sangat kuat, sedangkan mereka yang menghindari
kegiatan keagamaan menunjukkan penolakan terhadap agama melalui perilaku mereka.40
Tradisionalisme keagamaan di kalangan orang Latino, mengarah pada orientasi
ideologis yang lebih konservatif. Dalam hal ini, agama memiliki dampak penting terhadap
identifikasi partai Latino. Pertama, bahwa dampak Protestanisme Evangelikal dan Protestan
Mainline adalah afiliasi yang kuat dengan Partai Republik. Hal ini berlawanan dengan
orang Latino Katolik yang berafiliasi kuat dengan Partai Demokrat. Sedangkan orang
39Nathan J. Kelly dan Jana Morgan Kelly, “Religious Traditionalism and Latino Politics In United
States,”American Politics Research, Vol. 36, No. 2 (Maret 2008). 40Ibid.,hlm. 292.
Faktor yang memengaruhi..., Nungky Kusumawardhani, FISIP, 2017
24
24 Universitas Indonesia
Latino yang meninggalkan agama Katolik jauh lebih kecil kemungkinannya untuk menjadi
Demokrat yang kuat.41
Kemudian dalam hal dampak tradisionalisme keagamaan terhadap sikap politik
menunjukkan variasi yang beragam. Dampak tradisionalisme keagamaan bagi Latino
Katolik, menunjukkan sikap penolakan terhadap aborsi. Dalam hal ini, tradisionalisme
agama memainkan peran yang jauh lebih lemah dalam pembentukan sikap yang terkait
dengan ranah ekonomi. Sementara Latino Evangelikal menunjukkan sikap lebih
memungkinkan untuk menentang pengeluaran negara untuk lingkungan (environmental
spending) dibandingkan dengan Latino Katolik. Sementara Latino Protestan Mainline
kurang mendukung aborsi danprogram food stamps (program perbaikan gizi pemerintah
AS) dibandingkan orang Latino Katolik.42 Dengan demikian, tradisionalisme keagamaan
memengaruhi sikap politik Latino di beberapa subjek isu dan kebijakan. Secara khusus
pada isu aborsi, Latino Katolik, Protestan Evangelikal dan Protestan Mainline sama-sama
menentang aborsi.
Bagi orang-orang Latino religius tradisionalisme keagamaan merupakan faktor yang
memobilisasi identitas kelompok. Hal ini membuat mereka memiliki sentimen konservatif
dan dukungan untuk Partai Republik dalam berbagai sikap politik seperti masalah moral
seperti isu aborsi dan orientasi ideologis partisan. Sementara bagi orang Latino yang tidak
berafiliasi dengan agama, tradisionalisme agama tidak berpengaruh sehingga hanya sedikit
dari mereka yang mengidentifikasi diri sebagai Republikan.43
Temuan Kelly dan Kelly menunjukkan bahwa tidak hanya tradisionalisme
keagaamaan saja yang dapat memengaruhi identifikasi partai kelompok Latino. Tetapi juga
latar belakang etnis penting dalam memahami posisi politik kelompok Latino. Misalnya,
kelompok Latino Kuba yang secara mayoritas menunjukkan kecenderungan kuat
mendukung Partai Republik terlepas dari ikatan keagamaan mereka. Lebih lanjut, proporsi
dukungan Latino Kuba dapat dilihat lagi berdasarkan afiliasi keagamaan mereka.
Kelompok Latino Kuba yang beragama Protestan Mainline yang mendukung Partai
Republik mencapai angka yang sangat besar yakni mencapai 100 persen. Kemudian
41Ibid.,, hlm. 250. 42Ibid., hlm. 249. 43Ibid.
Faktor yang memengaruhi..., Nungky Kusumawardhani, FISIP, 2017
25
25 Universitas Indonesia
kelompok Latino Kuba Evangelikal memiliki kecenderungan mendukung Partai Republik
sebesar 75 persen. Sementara kelompok Latino Kuba yang beragama Katolik memiliki
kecenderungan mendukung Partai Republik sebesar 53 persen.
Penelitian selanjutnya mengenai agama dan identifikasi partai kelompok Latino
berjudul “Latinos, Religion and the 2004 Presidential Election” oleh David L. Leal.
Penlitian oleh Leal membahas pengaruh agama terhadap suara Latino untuk George W.
Bush dan John Kerry pada Pemilu Presiden AS tahun 2004. Leal menganalisis kategori
“Latino” berdasarkan sejarah historis, kultural dan asal geografi. Tidak hanya melihat
keterkaitan agama dengan dukungan suara Latino, Leal juga menganalisis kelompok
wilayah dan asal kebangsaan (national-origin) mereka. Leal menemukan bahwa Latino
Evangelikal menampilkan dukungan yang signifikan untuk Bush pada Pemilu 2004. Selain
itu, terdapat beberapa perbedaan yang signifikan secara statistik antara Latino Katolik,
Latino non-agama, dan Latino Protestan Mainline yang menghasilkan variasi yang
beragam.44
Tabel 2.2 Afiliasi Keagamaan Latino dan Preferensi Kandidat Pada Pemilu Presiden
AS Tahun 2004
Kandidat Katolik Sekuler Mainline Evangelikal
George W Bush 26,5% 36,5% 43,8% 63,6%
John Kerry 73,5% 63,5% 56,2% 36,4%
Sumber: David L Leal, “Latinos, Religion, and the 2004 Presidential Election”, The University of Texas at
Austin, (December 2-3 2005), (diakses tanggal 15 November 2017), hlm. 25.
Tabel 2.2 menunjukkan afiliasi keagamaan Latini dengan kandidat presiden dari Partai
Republik, George Bush dan kandidat presiden Partai Demokrat, John Kerry pada Pemilu
2004. Kelompok Latino terbesar yang mendukung Bush berasal dari kelompok Latino
Evangelikal. Kelompok Latino Evangelikal yang mendukung Bush sebesar 63,6 persen.
Sementara itu kelompok Latino Protestan Mainline yang mendukung Bush juga
menunjukkan angka yang cukup besar yaitu 43,8 persen. Namun, angka ini masih lebih
44 David L Leal, “Latinos, Religion, and the 2004 Presidential Election,” Paper for the Conference, The
University of Texas at Austin, (2005):1-38, (diakses tanggal 15 November 2017).
Faktor yang memengaruhi..., Nungky Kusumawardhani, FISIP, 2017
26
26 Universitas Indonesia
rendah dibandingkan kelompok Latino Mainline yang mendukung Kerry sebesar 56,2
persen. Dengan demikian apabila dilihat secara agregat, pendukung terbesar Bush berasal
dari kelompok Latino Evangelikal dan Mainline dibandingkan dengan kelompok Latino
yang mendukung Bush lainnya seperti latino Katolik dan sekuler.
2.2. Identifikasi Partai Kelompok Latino Tahun 2016
Secara historis, kelompok Latino secara keseluruhan lebih banyak berafiliasi dengan
Partai Demokrat dibandingkan dengan Partai Republik, begitu juga pada tahun 2016. Dari
total Latino yang terdaftar sebagai pemilih pada Pemilu 2016, sebesar 24 persen
mengidentifikasi diri mereka sebagai Republikan atau cenderung dekat dengan Partai
Republik sebagaimana ditunjukkan grafik berikut.45
Gambar 2.1Grafik Afiliasi Partai Latino Dengan Partai Politik Tahun 1999-2016
Sumber: Mark Hugo Lopez, Ana Gonzalez-Barrera, Jens Manuel Krogstad dan Gustavo López, “Latinos and
the political parties”, Pew Research Center,http://www.pewhispanic.org/2016/10/11/latinos-and-the-political-
parties/ (diakses tanggal 2 November 2017).
Gambar 2.1 menunjukkan grafik afiliasi partai kelompok Latino dengan dua partai
politik di AS yaitu Partai Demokrat dan Partai Republik dari tahun 1999-2016. Identifikasi
partai kelompok Latino dengan Partai Demokrat mencapai tingkat yang paling tinggi di
45 Mark Hugo Lopez, Ana Gonzalez-Barrera, Jens Manuel Krogstad dan Gustavo López, “Latinos and the
political parties,”Pew Research Center,http://www.pewhispanic.org/2016/10/11/latinos-and-the-political-
parties/ (diakses tanggal 2 November 2017).
Faktor yang memengaruhi..., Nungky Kusumawardhani, FISIP, 2017
27
27 Universitas Indonesia
tahun 2012. Pada tahun 2012,sebesar 70 persen mengidentifikasi diri mereka sebagai
seorang Demokrat atau cenderung dekat dengan Partai Demokrat. Sedangkan sebesar 22
persen mengidentifikasi diri mereka sebagai Republikan atau cenderung dekat dengan
Partai Republik. Kemudian pada tahun 2016, sebesar 24 persen Latino mengidentifikasi diri
mereka sebagai seorang Republikan atau cenderung dekat dengan Partai Republik.
Sedangkan sebesar 64 persen mengidentifikasi diri mereka sebagai seorang Demokrat atau
cenderung dekat dengan Partai Demokrat. Secara keseluruhan, identifikasi partai kelompok
Latino dengan Partai Republik pada tahun 2016 cenderung tidak berubah dibandingkan
dengan tahun-tahun sebelumnya.
Lebih lanjut, terdapat kesenjangan yang besar dalam identifikasi partai di antara
pemilih Latino yang mendukung Clinton dan Trump. Di antara pemilih Latino yang
mendukung Clinton, sebesar 91 persen mengidentifikasi diri mereka sebagai seorang
Demokrat atau cenderung dekat dengan Partai Demokrat. Sementara di antara pemilih
Latino yang mendukung Trump, 88 persen mengidentifikasi diri mereka sebagai seorang
Republikan atau cenderung dekat dengan Partai Republik.46
Tingkat kedekatan Latino dengan partai politik, pada tahun 2016 dapat dibagi
berdasarkan jenis kelamin. Dari total pemilih Latinolaki-laki, 55 persen mengidentifikasi
diri mereka sebagai seorang Demokrat atau cenderung dekat dengan Partai Demokrat.
Sedangkan 30 persen mengidentifikasi diri mereka sebagai seorang Republikan atau
cenderung dekat dengan Partai Republik. Kemudian, dari total pemilih Latino perempuan,
73 persen mengidentifikasi diri mereka sebagai Demokrat atau seorang yang memiliki
kecenderungan dekat dengan Partai Demokrat. Sementara 18 persen mengidentifikasi diri
mereka sebagai seorang Republikan atau cenderung dekat dengan Partai Republik.47
Selain jenis kelamin, afiliasi partai Latino dapat ditelusuri berdasarkan tempat
kelahiran yaitu Latino yang lahir di AS dan Latino yang lahir di luar negeri. Dari total
pemilih Latino yang lahir di luar negeri, 70 persen mengidentifikasi diri mereka sebagai
Demokrat atau cenderung dekat dengan Partai Demokrat. Sementara 18 persen
mengidentifikasi diri mereka sebagai Republikan atau cenderung dekat dengan Partai
46Loc. Cit. 47Loc. Cit.
Faktor yang memengaruhi..., Nungky Kusumawardhani, FISIP, 2017
28
28 Universitas Indonesia
Republik. Dari total pemilih Latino yang lahir di AS, 62 persen mengidentifikasi diri
mereka sebagai Demokrat atau cenderung dekat dengan Partai Demokrat. Dan sebesar 26
persen mengidentifikasi diri mereka sebagai Republikan atau cenderung dekat dengan
Partai Republik.48
2.3 Identifikasi partai kelompok Latino dengan Partai Republik Tahun 2016
Pada Pemilu Presiden AS 2016, Trump berhasil mengumpulkan suara elektoral
lebih besar dari Clinton. Clinton memenangkan 18 negara bagian dan District of Columbia.
Clinton mengumpulkan sebesar 222 suara elektoral (electoral vote). Banyak dari negara
bagian yang dimenangkan oleh Clinton secara tradisional merupakan basis dari Partai
Demokrat. Sementara Trump memenangkan 26 negara bagian. Trump mengumpulkan
sebesar 227 suara elektoral. Sebagian besar negara bagian yang dimenangkan oleh Trump
biasanya memilih kandidat Republikan, dengan catatan Iowa dan Ohio yang secara
tradisional mendukung Partai Republik, kecuali pada tahun 2008 dan 2012 yang
dimenangkan oleh Barack Obama dari Partai Demokrat.49`
Pada Pemilu 2016, terdapat enam negara bagian yang dimenangkan dengan selisih
suara kurang dari 2 persen. Dua negara bagian yang dimenangkan oleh Clinton dengan
selisih kurang dari 2 persen adalah New Hampshire dan Minnesota. Sementara empat
negara bagian yang dimenangkan oleh Trump dengan selisih suara kurang dari 2 persen
adalah Michigan, Wisconsin, Pennsylvania dan Florida.50
Florida merupakan salah satu negara bagian kunci yang paling signifikan untuk
dimenangkan oleh kandidat presiden AS dengan jumlah suara elektoral yang cukup besar
yaitu sebesar 29 suara elektoral. Florida termasuk swing states, artinya negara bagian yang
sulit diprediksi dimenangkan oleh kandidat presiden dari Partai Demokrat atau Partai
Republik. Oleh karena itu, kandidat selalu berkampanye keras untuk memenangkan pemilih
48Pew Research, Op. Cit. 49Tim Meko, Denise Lu dan Lazaro Gamio, “How Trump won the presidency with razor-thin margins in
swing states,”New York Times, (11 November 2016),
https://www.washingtonpost.com/graphics/politics/2016-election/swing-state-margins/ (diakses tanggal 12
November 2017). 50Loc. Cit.
Faktor yang memengaruhi..., Nungky Kusumawardhani, FISIP, 2017
29
29 Universitas Indonesia
di Florida.51 Florida merupakan negara bagian dengan populasi Latino paling besar ketiga
di AS sebagaimana yang ditunjukkan oleh gambar 2.4.
Gambar 2.2 Populasi Latino Terbesar Berdasarkan Negara Bagian Tahun 2015
Sumber: Data berdasarkan U.S. Census Bureau, “Population Division, Annual Estimates of the Resident
Population by Sex, Race, and Hispanic Origin for the United States, States, and Counties: April 1, 2010 to
July 1, 2015”,dirilis pada Juni 2016. Diperoleh dari John A. Gutierrez, “Latinos in Central Florida: The
Growing Hispanic Presence in The Sunshine State”, Hispanic Federation, 2016.
Gambar 2.2 menunjukkan populasi terbesar penduduk Latino berdasarkan negara
bagian di AS tahun 2015. California menjadi negara dengan populasi Latino terbesar di AS.
Dari total populasi AS, jumlah penduduk Latino di California mencapai 27 persen atau
sebesar 15.184.548 juta penduduk. Kemudian negara dengan populasi Latino terbesar
kedua adalah Texas. Jumlah Latino di Texas mencapai 19 persen atau sebesar 10.670.101
juta penduduk. Selanjutnya, negara dengan populasi Latino terbesar ketiga adalah Florida.
Jumlah Latino di Florida mencapai 9 persen atau sebesar 4.964.077 juta penduduk.
Pada 2016, terdapat sekitar 4,6 juta anggota Demokrat yang terdaftar dan 4,4 juta
anggota Republik yang terdaftar, ditambah 3 juta Independen di Florida. Hal ini membuat
Florida menjadi negara yang dianggap sulit diprediksi. Pada Pemilu 2016, Trump berhasil
51 Martin Savidge, “Florida: The swingiest swing state,”CNN, (9 Agustus 2016),
http://edition.cnn.com/2016/08/09/politics/election-2016-donald-trump-hillary-clinton-florida/ (diakses
tanggal 11 November 2017).
Faktor yang memengaruhi..., Nungky Kusumawardhani, FISIP, 2017
30
30 Universitas Indonesia
memenangkan Florida dengan perolehan 49,1 persen atau 4.605.515 suara, sementara
Clinton memeroleh 47,8 persen atau 4.485.745 suara.52
Perolehan suara Trump di Florida menarik untuk dibahas lebih lanjut. Hal ini karena
Florida merupakan wilayah dengan penduduk Latino cukup besar. Hubungan Florida
dengan Latino sangat dalam, dimulai sejak berabad-abad sebelum berdirinya AS. Florida
telah lama menjadi tempat bagi gelombang imigran dan pengasingan dari Spanyol dan
Amerika Latin. Sehingga tidak mengherankan, Florida menjadi wilayah dengan populasi
Latino terbesar ketiga di AS. Hampir 5 juta orang Latino tinggal di Florida dan jumlahnya
terus bertambah.53
Lebih lanjut, Florida juga menjadi wilayah dengan populasi penduduk Latino Kuba
paling besar yaitu 30 persen dari total Latino Kuba yang tinggal AS seperti yang
ditunjukkan oleh tabel 2.5. Selain itu, penduduk Latino Kuba paling besar tinggal di
wilayah Southern Florida dengan persentase lebih dari 25 persen sebagaimana yang
ditunjukkan oleh tabel 2.6. Penting untuk melihat dukungan Latino Kuba pada Pemilu
2016. Hal ini karena orang Latino Kuba secara khusus memiliki identifikasi partai yang
kuat dengan Partai Republik, berbeda dengan orang Latino Meksiko dan Puerto Riko yang
cenderung mendukung Partai Demokrat.54 Orang Latino Kuba yang secara khusus
digambarkan mendukung Partai Republik, ialah disebabkan karena posisi Partai Republik
yang menentang Komunisme.55
52 Marcela Valdes, “Florida - ‘We’re Looking at a New Divide Within the Hispanic Community,”New York Times, (15 November 2016), https://www.nytimes.com/interactive/2016/11/20/magazine/donald-trumps-
america-florida-Latino-vote.html(diakses tanggal 29 Oktober 2017). 53Jose Calderon, “Latinos in Central Florida: The Growing Hispanic Presence In The Sunshine
State,”Hispanic Federation, 2016, https://hispanicfederation.org/advocacy/reports/HFFloridaReport2016.pdf
(diakses tanggal 13 November 2017). 54 Julie Pycior, 1997, “LBJ and Mexican Americans”, Austin: University of Texas Press dalam Abrajano,
Alvarez dan Nagler, Op. Cit., hlm. 370. 55 Maria Cristina Garcia, 1996, Havana USA: Cuban Exiles and Cuban Americans in South Florida, 1959-
1994. Los Angeles:University of California Press.dan Dario Moreno, 1997,The Cuban Model: Political
Empowerment in Miami. In Pursuing Power: Latinos and the U.S. Political System, ed. F. Chris Garcia. Notre
Dame: Notre Dame University Press.
Faktor yang memengaruhi..., Nungky Kusumawardhani, FISIP, 2017
31
31 Universitas Indonesia
Tabel 2.3. Negara Bagian dengan Populasi Latino Terbesar Tahun 2011
Negara Bagian
Kelompok Latino
Tebesar Menurut Asal
Kebangsaan
Persentase Populasi
Latino Terbesar
Menurut
AsalKebangsaan di
Negara Bagian
Persentase Latino
Menurut
Kebangsaan dari
Total Populasi
Negara Bagian
California Meksiko 83 32
Texas Meksiko 88 33
Florida Kuba 30 7
New York Puerto Riko 33 6
Illinois Meksiko 80 13
Arizona Meksiko 91 27
New Jersey Puerto Riko 29 5
Colorado Meksiko 78 16
New Mexico Meksiko 63 30
Georgia Meksiko 61 6
Sumber: Anna Brown dan dan Mark Hugo Lopez, “Ranking Latino Populations in the States”, Pew Research
Center, /(29 Agustus 2013), http://www.pewhispanic.org/2013/08/29/ii-ranking-latino-populations-in-the-
states (diakses tanggal 13 November 2017).
Tabel 2.3 menunjukkan kelompok asal Latino terbesar di antara sepuluh negara dengan
jumlah Latino terbesar di AS tahun 2011. Dari total populasi AS, Florida menjadi wilayah
dengan populasi penduduk Latino Kuba paling besar yaitu 30 persen. Dari total Latino yang
ada di Florida, persentase penduduk Kuba di Florida sebesar 9 persen.
Gambar 2.3. Peta Persebaran Orang Latino Kuba di AS Tahun 2010
Sumber: United States Census Buerau, “Data Visualization Gallery-Distribution of Hispanic Population by
Origin”, https://www.census.gov/dataviz/ (diakses tanggal 14 November 2017).
Faktor yang memengaruhi..., Nungky Kusumawardhani, FISIP, 2017
32
32 Universitas Indonesia
Gambar 2.3 merupakan peta persebaran Latino Kuba di AS tahun 2010 berdasarkan Biro
Sensus AS. Pada tahun 2010, dari total populasi Kuba di AS, penduduk Latino Kuba paling
besar terdapat di wilayah Southern Florida dengan persentase lebih dari 25 persen. Selain di
Florida, penduduk Latino Kuba juga tersebar di wilayah California, Texas dan New Jersey,
dan di berbagai negara bagian lainnya namun populasinya tidak sebesar di Florida.
Berdasarkan data-data yang telah dipaparkan di atas, Florida merupakan wilayah
dengan penduduk Latino yang cukup signifikan. Oleh karenanya penting untuk melihat
dukungan Latino terhadap kandidat presiden AS tahun 2016 di Florida. Berkaitan dengan
hal ini, orang Latino Kuba di Florida menunjukkan dukungan signifikan kepada Trump
pada Pemilu 2016. Dukungan penduduk Latino Kuba dan Latino Non-Kuba di Florida
terhadap Clinton dan Trump pada Pemilu 2016 dapat dilihat pada tabel berikut.
Gambar 2.4 Grafik Dukungan Latino Kuba dan Latino Non-Kuba Di Florida
Terhadap Clinton dan Trump Pada Pemilu Presiden AS 2016
.
Sumber: Jens Manuel Krogstad dan Antonio Flores, “Unlike other Latinos, about half of Cuban voters in
Florida backed Trump”, 15 November 2016, http://www.pewresearch.org/fact-tank/2016/11/15/unlike-other-
Latinos-about-half-of-cuban-voters-in-florida-backed-trump/ (diakses tanggal 4 November 2017).
Gambar 2.4 menunjukkan grafik dukungan Latino Kuba dan Latino Non-Kuba di
Florida terhadap Clinton dan Trump pada Pemilu Presiden AS 2016. Dari total pemilih
Latino Kuba di Florida, sebesar 54 persen Latino Kuba mendukung presiden terpilih Partai
Republik Donald Trump. Sementara sebesar 41 persen LatinoKuba mendukung Clinton.
020406080
100
Donald Trump
Hillary Clinton
Faktor yang memengaruhi..., Nungky Kusumawardhani, FISIP, 2017
33
33 Universitas Indonesia
Dari total pemilih Latino Non-Kuba, sebesar 26 persen Latino Non-Kuba mendukung
Trump sementara sebesar 71 persen Latino Non-Kuba mendukung Clinton.56
Data di atas menunjukkan bahwa konteks etnis masih berpengaruh dalam
identifikasi partai kelompok Latino. Hal serupa ditunjukkan oleh studi Kelly dan Kelly
yang menemukan bahwa Latino Kuba lebih besar diidentifikasi sebagai Republikan. Tidak
seperti kebanyakan orang Latino lainnya, mayoritas orang Kuba secara tradisional memilih
Republikan, terutama karena sikap kuat Partai Republik melawan diktator Kuba, Fidel
Castro.57
Selain mendapat dukungan dari kelompok Latino Kuba, Trump juga memeroleh
dukungan dari kelompok Latino konservatif yang dapat ditelusuri afiliasi keagamaannya.
Hal ini ditunjukkan oleh beberapa pernyataan orang Latino yang mengaku telah memilih
Trump pada Pemilu AS Presiden 2016 sebagai berikut.
Mario Bramnick merupakan pastor dari gereja New Wine Ministries, di Cooper
City, South Florida. Mario Bramnick juga merupakan pemilih Trump pada Pemilu 2016.
Pastor Mario Brammick berpendapat bahwa:
“For most Latinos, not only Hispanic evangelicals, family values are important,
social values are important…. There was this real skew toward religious liberties in
the last eight years of the Obama administration… And, Mr. Trump said, 'You guys
are losing your right to speak,' and he said, 'If I become president ... you will have
your right to speak like everybody else.”
(Bagi kebanyakan orang Latino, bukan hanya kaum Evangelikal Hispanik, nilai-nilai
keluarga itu penting, nilai-nilai sosial itu penting.... Ada kecurangan yang nyata
menuju kebebasan beragama dalam delapan tahun terakhir pemerintahan Obama...
Dan, Trump berkata, 'Kalian telah kehilangan hak Anda untuk berbicara, 'dan dia
56Jens Manuel Krogstad dan Antonio Flores, “Unlike other Latinos, about half of Cuban voters in Florida
backed Trump,”(15 November 2016), http://www.pewresearch.org/fact-tank/2016/11/15/unlike-other-
Latinos-about-half-of-cuban-voters-in-florida-backed-trump/ (diakses tanggal 4 November 2017). 57Matt Barreto, Rodolfo O. de la Garza, Jongho Lee, Jaesung Ryu; and Harry P. Pachon, “A Glimpse into
Latino Policy and Voting Preferences,”The Tomas Rivera Policy Institute, (Maret 2002), (diakses tanggal 12
November 2017).
Faktor yang memengaruhi..., Nungky Kusumawardhani, FISIP, 2017
34
34 Universitas Indonesia
berkata, ‘Jika saya menjadi presiden... Anda akan memiliki hak Anda untuk
berbicara seperti orang lain’.)
Selanjutnya, Adorno yang berusia 23 tahun yang merupakan seorang Latino kristen
konservatif menjelaskan alasannya memilih Trump. Menurut Adorno, memilih Trump pada
hakekatnya merupakan hak pilih untuk kesetiaan terhadap partai politik dan nilai-nilai
Kristen.58 Pernyataan Adorno terkait dukungannya terhadap Trump sebagai berikut:
“So, I ended up voting for Donald Trump 'cause I thought he was closer to the values
that I have…….. I mean, he's obviously not perfect….
I guess it's more about the Republican Party in a way. You know, the person that was
gonna be elected would nominate a lot of people in power, like the judges, and I felt
[Trump] would nominate more conservative judges.”59
(Jadi, saya akhirnya memberikan suara untuk Donald Trump karena saya pikir dia
mendekati nilai yang saya miliki...... Maksud saya, dia jelas tidak sempurna....
Saya kira ini adalah tentang Partai Republik. Anda tahu, orang yang terpilih akan
mencalonkan banyak orang yang berkuasa, seperti hakim, dan saya merasa [Trump]
akan menunjuk lebih banyak hakim konservatif.)
Selanjutnya, Robert Alvarado yang berprofesi sebagai manajer penjualandari Dallas
berumur 57 tahun mengungkapkan pendapatnya mengenai alasan memilih Trump. Robert
merupakan seorang gay dan telah menikahi pasangan sejenisnya. Robert mengungkapkan
bahwa ketika dirinya menjadi gay, orang berpendapat bahwa dirinya seorang liberal.
Namun menurut Robert hal itu tidak benar bahwa seorang gay adalah liberal. Robert
58Asma Khalid, “Latinos Will Never Vote For A Republican, And Other Myths About Hispanics From
2016,”National Public Radio, (22 Desember 2016), http://www.npr.org/2016/12/22/506347254/Latinos-will-
never-vote-for-a-republican-and-other-myths-about-hispanics-from-20 (diakses tanggal 4 Oktober 2017). 59Loc. Cit.
Faktor yang memengaruhi..., Nungky Kusumawardhani, FISIP, 2017
35
35 Universitas Indonesia
memilih Trump karena sejak kecil dirinya dibesarkan di keluarga Latino yang konservatif
dan selalu memilih Republikan.60 Robert berpendapat bahwa:
“I was as surprised as anyone that he won. I had butterflies in my stomach as the
results came in from Florida and Ohio. Of course I’m nervous. I see how America is
reacting to it, and that’s unnerving. But I’m praying that the right things get done.
I listen to a lot of talk radio. I have a lot of liberal friends who call me brainwashed.
My husband is a liberal, but we don’t talk about politics at home. I have a son from
my previous marriage who is a little more liberal socially, but I don’t think he voted
for Trump or Hillary”.61
(Saya sama terkejutnya dengan semua orang bahwa dia [Trump] menang. Saya
terkejut melihat hasil di Florida dan Ohio. Tentu saja saya gugup. Saya melihat
bagaimana AS bereaksi terhadapnya, dan itu mengerikan. Tapi saya berdoa bahwa
hal yang benar telah selesai.
Saya mendengar banyak pembicaraan di radio. Saya memiliki banyak teman liberal
yang menyebut saya telah dicuci otaknya. Suami saya adalah seorang liberal, tapi
kami tidak membicarakan politik di rumah. Saya memiliki seorang putra dari
perkawinan saya sebelumnya yang sedikit lebih liberal secara sosial, tapi saya rasa
dia tidak memilih Trump atau Hillary.)
Berikutnya, Katherine Vasconez yang berusia 30 tahun merupakan pengacara dari
Los Angeles. Katherine mengakui bahwa dirinya merupakan seorang Republikan sepanjang
hidupnya. Katherine selalu menentang aborsi dan lebih menyukai pemerintahan yang lebih
kecil (small government). Katherine membagi pandangannya tersebut dengan keluarganya
dan mereka semua (keluarganya) juga memilih Trump dan merupakan keluarga
Republikan. Katherine mengungkapkan:
60Independent, “Meet the Latinos who voted for Donald Trump,” (11 November 2016),
http://www.independent.co.uk/news/world/americas/us-elections/Latinos-voted-donald-trump-president-
election-a7412591.html (diakses tanggal 4 November 2017). 61Loc. Cit.
Faktor yang memengaruhi..., Nungky Kusumawardhani, FISIP, 2017
36
36 Universitas Indonesia
“I’ve been very vocal in my support since Day One of his candidacy. I have gay
friends and other minority friends. I don’t believe in shutting down other people’s
views. But three people defriended me on Facebook. I got emails calling me racist
and against women.
Trump really was my first choice. I was attracted to his winning spirit. I’m a hard
worker, and there are times when you really just want to win and you’ll go against
everything else just to achieve that one goal.”62
(Saya sangat vokal dalam dukungan saya sejak Hari Pertama pencalonannya. Saya
memiliki teman gay dan teman minoritas lainnya. Saya tidak percaya untuk
mematikan pandangan orang lain. Tetapi terdapat tiga orang yang menghapus
pertemanan saya di Facebook. Saya mendapat email yang menyebut saya rasis dan
menentang perempuan.
Trump benar-benar pilihan pertama saya. Saya tertarik pada semangat
kemenangannya. Saya pekerja keras, dan ada kalanya Anda benar-benar
menginginkan kemenangan dan Anda akan melawan hal lain hanya untuk mencapai
satu tujuan itu).
Pernyataan-pernyataan di atas menunjukkan bahwa alasan orang-orang Latino
konservatif dalam memilih Trump ialah karena identifikasi partai yang kuat dengan Partai
Republik. Identifikasi partai Latino dengan Partai Republik dapat dijelaskan melalui
komponen direction dan strength yang terdapat dalam teori perilaku memilih oleh Pippa
Norris. Dalam komponen direction, kelompok Latino konservatif memandang Partai
Republik dekat dengan nilai-nilai yang mereka anut terutama nilai-nilai religius. Sementara
pada komponen strength, terdapat ikatan yang kuat di antara Latino konservatif sebagai
seorang Republikan. Banyak di antara mereka mengaku berasal dari keluarga Republikan.
Strength dapat diartikan sebagai ikatan kuat yang dirasakan pemilih pada partai tertentu.
Kedua komponen tersebut sangat tergantung pada proses sosialisasi partai yang terjadi pada
masa kanak-kanak. Oleh sebab itu keluarga sangat berpengaruh dalam hal sosialisasi partai.
62Loc. Cit.
Faktor yang memengaruhi..., Nungky Kusumawardhani, FISIP, 2017
37
37 Universitas Indonesia
2.4. Hubungan Segmentasi Kelas dan Identikasi Partai Latino Serta Kaitannya
Dengan False Consciousness
Kelompok Latino tersegmentasi ke dalam kelas-kelas sebagaimana konsekuensi dari
hegemoni neoliberal di AS. Kelas penguasa meliputi pemerintah serta elit-elit politik dan
ekonomi atau kelompok pengusaha yang berada di jajaran atas penerima pendapatan dan
kekayaan. Kelompok Latino yang menduduki jabatan di pemerintahan ataupun kelompok
pengusaha (millionaires dan billlionaires) dapat digolongkan sebagai kelas elit. Sementara
kelompok Latino lainnya yang bukan merupakan kelas elit dapat digolongkan menjadi
kelas massa atau masyarakat kelas bawah.
Orang-orang Latino mencerminkan tren ekonomi masyarakat AS secara
keseluruhan, walaupun beberapa tren ini mengalami lag sehingga tidak ada satu pun
pengalaman ekonomi Latino yang “authentic” (asli). Secara sederhana segmentasi kelas
Latino sama dengan kelompok demografis lainnya. Dalam hal ini, Latino dapat dibedakan
menjadi Latino kaya dan Latino miskin maupun Latino ultra-liberal dan ultra konservatif
serta hal-hal lain di antaranya.63
Menurut Arlene Davila studi mengenai segmentasi kelas orang Latino masih
terbilang sangat rendah, terlebih apabila dibandingkan dengan studi Afrika-Amerika
semisal studi kelas menengah hitam telah menjadi subjek perhatian ilmiah yang lebih
konsisten. Berbeda dengan pembahasan Latino secara umum, sehingga menyebabkan
Latino kelas pekerja dan Latino miskin telah dianggap sebagai ‘norma’. Lebih lanjut,
menurut Marybeth J. Mattingly, seorang konsultan penelitian di The Stanford Center on
Poverty and Inequality segmentasi kelas orang-orang Latino mengikuti tren yang sama
dengan populasi keseluruhan di AS, tapi tingkatnya jauh lebih rendah. Mattingly
mengungkapkan:64
“Hispanics followed the same trends as the overall population, but the levels are
much lower. The proportions stay close but these are overall national trends……
63 Esther J. Cepeda, “Opinion: Reducing Ourselves to 'True Gente' vs. 'Elite Latino'”, NBC News, (5 Juni
2015), https://www.nbcnews.com/news/latino/voices-true-gente-or-elite-latino-our-growing-fault-line-
n369196 (diakses pada 1 Januari 2018). 64 Ibid.
Faktor yang memengaruhi..., Nungky Kusumawardhani, FISIP, 2017
38
38 Universitas Indonesia
On the ground the stories are more nuanced but the national story speaks to the
broader issue of Hispanic disadvantage: some places do well and other places do
horribly.”65
(Orang-orang Latino (Hispanik) mengikuti tren yang sama dengan populasi
keseluruhan, tapi tingkatnya jauh lebih rendah. Proporsinya tetap dekat tetapi ini
adalah tren nasional secara keseluruhan……
Di lapangan cerita yang ada lebih bernuansa tetapi cerita nasionalnya berbicara
mengenai isu ketidakberuntungan Latino yang lebih luas seperti: beberapa tempat
berjalan dengan baik dan tempat-tempat lain sangat mengerikan.)
Pandangan ahli di atas menunjukkan bahwa kelompok Latino yang miskin telah
dianggap sebagai hal yang ‘biasa diterima’, sebagaimana pernyataan Davila bahwa kelas
pekerja dan orang Latino miskin dianggap sebagai norma. Sementara Mattingly
menegaskan bahwa isu nasional mengenai Latino adalah persoalan ketidakberuntungan
mereka. Meskipun banyak orang-orang Latino yang menderita kemiskinan, tidak bisa
dipungkiri bahwa terdapat orang-orang Latino yang berada di kelas elit.
Beberapa elit Latino di AS adalah orang-orang Kuba yang melarikan diri ke AS.
Pengambilalihan Kuba oleh Fidel Castro membuat banyak orang-orang Kuba melarikan diri
ke AS. Tidak terkecuali beberapa orang Kuba dari kelas elit dan pengusaha juga ikut
melarikan diri dari rezim diktator Kuba Fidel Castro pada tahun 1960. Kelas elit dan
pengusaha Latino memulai pembangunan ekonomi yang pesat di Florida Selatan. Mereka
tidak dapat mengirim uang ke rumah asal mereka di Kuba sehinga mereka berinvestasi di
Miami. Pertumbuhan pendapatan pribadi di Miami rata-rata 11,5 persen per tahun pada
tahun 1970-an dan 7,7 persen per tahun pada tahun 1980-an. Payroll di Miami-Dade
County meningkat tiga kali lipat antara tahun 1970 dan 1995. Dorongan ekonomi orang-
orang Kuba membuat Miami menjadi penggerak ekonomi internasional dengan cara
memperluas perdagangan dan investasi internasional. Orang-orang Kuba mempromosikan
pariwisata internasional, yang pada 1990-an mampu melampaui pariwisata domestik dan
65 Ibid
Faktor yang memengaruhi..., Nungky Kusumawardhani, FISIP, 2017
39
39 Universitas Indonesia
menjadikan Miami sebagai pusat industri pelayaran terkemuka. Hal ini mengakibatkan
perusahaan utama AS yang bergerak di bidang manufaktur, komunikasi, dan produk
konsumen memindahkan kantor pusat mereka ke Miami. Dengan pencapaian tersebut,
orang-orang Kuba secara sah dapat mengklaim keberhasilan mereka, yang dalam perkataan
Prof. Damian Fernández dari Universitas Internasional Florida, “Kami telah membangun
Miami modern,” dan membuat ekonominya lebih besar daripada negara-negara Amerika
Latin lainnya.66
Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa orang-orang Latino Kuba
diidentifikasikan dekat dengan partai Republik karena posisi partai Republik yang
menentang keras pemerintahan Fidel Castro. Dukungan Latino Kuba terhadap Partai
Republik juga dipengaruhi oleh strategi dari Partai Republik untuk mendapatkan kesetiaan
kelompok Latino. Semisal pada masa pemerintahan Presiden Nixon yang mendorong
pembentukan bisnis milik Latino untuk mendorong pasar bebas.67
Berdasarkan data di atas menujukkan bahwa kelas elit dan pengusaha Kuba yang
melakukan pelarian ke AS, setelah sampai di AS status sosial dan ekonomi mereka masih
sama yaitu sebagai kelas penguasa AS. Mereka juga mendukung Partai Republik untuk
mempertahankan kelasnya sendiri sehingga mereka mendukung kelas sesamanya (kelas
elit). Dengan demikian dukungan identifikasi partai Latino Kuba dengan Partai Republik
pada Pemilu 2016 yang ditandai oleh kemenangan Trump di Florida menandakan bahwa
kelas elit dan pengusaha Latino Kuba mendukung kelas penguasa AS.
Lebih lanjut, sebagaimana yang telah disebutkan sebelumnya bahwa tidak hanya elit
Latino yang mendukung Trump, tetapi juga Trump mendapat dukungan dari kelas bawah
Latino. Hal ini dapat dijelaskan melalui konsep false consciousness. False consciousness
yaitu kekeliruan sistematis hubungan sosial yang dominan dalam kesadaran kelas bawah
(subordinate class). Anggota dari kelompok kelas bawah seperti pekerja, petani hingga
budak menderita false consciousness karena representasi mental mereka terhadap hubungan
66 Foreign Policy, http://foreignpolicy.com/2009/10/28/the-hispanic-challenge/ (28 Oktober 2008), diakses
pada 1 Januari 2018. 67 Manuel Pator, “Latinos and the New American Majority”, (29 Maret 2016),
https://www.dissentmagazine.org/article/latinos-new-american-majority-immigration-progressive-politics-
union-labor (diakses tanggal 1 Januari 2018).
Faktor yang memengaruhi..., Nungky Kusumawardhani, FISIP, 2017
40
40 Universitas Indonesia
sosial di sekitar mereka secara sistematis menyembunyikan atau mengaburkan kenyataan
subordinasi, eksploitasi, dan dominasi yang dilakukan oleh hubungan tersebut.
False consciousness dapat membantu menjelaskan mengapa di saat sebagian besar
Latino mendukung Partai Demokrat, tetapi terdapat sebagian lainnya yang merupakan kelas
bawah mendukung Partai Republik. Dalam hal ini, Partai Republik tidak hanya didukung
oleh kelas penguasa. Tetapi masyarakat pedesaan di berbagai daerah di AS juga
mendukung Partai Republik. Seperti halnya pada Pemilu 2016 lalu. Trump mendapat
dukungan dari masyarakat di daerah pedesaan. Bahkan Trump mendapat dukungan jauh
lebih baik di kalangan orang Latino di daerah pedesaan Southwest apabila dibandingkan
dengan Romney tahun 2012. Trump menerima bagian suara yang lebih besar daripada
Romney di lebih dari dua belas counties dengan populasi Latino yang cukup besar. Trump
mendapat enam persen lebih banyak daripada Romney di Starr County, Texas dengan 95,8
persen populasi Latino. Kemudian Trump mendapat 7,5 persen lebih banyak dari Romney
di Costilla County, New Mexico, dengan 63,6 persen populasi Latino. Selain itu Trump
juga mendapat sebesar 9,1 persen lebih banyak dari Romney di Duval County, Texas,
dengan populasi Latino 88,8 persen.68
Data di atas menunjukkan terlepas dari banyak pernyataan anti-imigran dan anti-
Meksikonya, terdapat kelompok Latino yang memilih Trump. Mengacu pada konsep false
consciousness, kelas bawah Latino yang memilih Trump tidak menyadari bahwa mereka
telah terkena subordinasi, eksploitasi, dan dominasi oleh sistem yang ada. Satu-satunya
jawaban mengapa Latino kelas bawah mendukung Trump adalah kemiskinan. Komunitas
Latino yang tinggal di pedesaan Southwest yang mendukung Trump adalah orang-orang
paling miskin di negara mereka.69
Daerah pedesaan yang sangat miskin ialah San Miguel dengan penduduk Latino
sebesar 77,1, Guadalupe dengan penduduk Latino sebesar 79,2, dan Mora County di New
Mexico dengan penduduk Latino sebesar dan 80,2 persen Latino. Ketiga daerah ini
68 Geraldo L. Cadava, “Rural Hispanic voters — like white rural voters — shifted toward Trump. Here’s
why”, (17 November 2016), https://www.washingtonpost.com/news/monkey-cage/wp/2016/11/17/rural-
hispanic-voters-like-white-rural-voters-shifted-toward-trump-heres-why/?utm_term=.492f3a922cf6 (diakses
pada 1 Januari 2018). 69 Ibid.
Faktor yang memengaruhi..., Nungky Kusumawardhani, FISIP, 2017
41
41 Universitas Indonesia
memiliki pendapatan rumah tangga rata-rata terendah di New Mexico, tingkat
pengangguran tertinggi, dan tingkat partisipasi pasar tenaga kerja terendah. Pendapatan
rata-rata di daerah ini untuk keluarga dengan kepala rumah tangga berusia antara 25 dan 44
adalah antara 25.000 dan 30.000 dolar AS per tahun, atau sekitar setengah dari pendapatan
rata-rata nasional sebesar 55.000 dolar AS untuk keluarga. Daerah ini kehilangan rata-rata
sekitar 5 persen dari populasi mereka antara tahun 2010 dan 2015.70
Dengan kata lain, mereka telah mengalami keadaan ekonomi sulit yang sama seperti
beberapa negara bagian Midwest yang memilih Trump pada pemilihan 2016 lalu.71 Mereka
merupakan orang-orang yang hidupnya menderita dan terlupakan di seluruh Amerika
Serikat. Motivasi yang mereka punya untuk memilih adalah untuk berteriak melawan status
quo. Namun, mereka sendiri tidak menyadari bahwa kelas yang mereka pilih bahkan tidak
membela kepentingan dari kelas mereka sendiri.
70 Ibid. 71 Ibid.
Faktor yang memengaruhi..., Nungky Kusumawardhani, FISIP, 2017
42 Universitas Indonesia
BAB 3
FAKTOR ORIENTASI ISU KELOMPOK LATINO PADA PEMILU PRESIDEN AS
TAHUN 2016
Bab Tiga akan menganalisis bagaimana orientasi isu kelompok Latino memengaruhi
dukungan mereka terhadap Trump pada Pemilu Presiden AS 2016. Secara khusus
pembahasan bab ini akan menganalisis perihal bagaimana orientasi isu kelompok Latino
dengan Partai Republik sehingga menyebabkan dukungan terhadap Trump pada Pemilu
Presiden AS 2016.
3.1. Isu-Isu yang Dianggap Penting Oleh Kelompok Latino Pada Pemilu 2016
Pada Pemilu Presiden AS terdapat beberapa survey mengenai isu-isu yang dianggap
penting bagi kelompok Latino. Berdasarkan data Pew Research Center, sebesar 86 persen
Latino mengatakan bahwa isu ekonomi sangat penting utnuk memengaruhi pemungutan
suara mereka. Sama seperti kelompok etnis dan ras lainnya dari populasi AS yang
menekankan pentingnya ekonomi. Perbedaannya terletak pada orang-orang Latino yang
memandang bahwa kondisi finansial keluarga mereka jauh lebih baik dibandingkan dengan
beberapa kelompok ras dan etnis lainnya.72 Gambar 3.1. menunjukkan isu-isu yang
dianggap penting oleh Latino pada Pemilu 2016.
72 Jen Manuels Krogstad, “The economy is a top issue for Latinos, and they’re more upbeat about it,”Pew
Research Center, (15 Juni 2016), http://www.pewresearch.org/fact-tank/2016/07/15/the-economy-is-a-top-
issue-for-latinos-and-theyre-more-upbeat-about-it/ (diakses tanggal 14 November 2017).
Faktor yang memengaruhi..., Nungky Kusumawardhani, FISIP, 2017
43
Universitas Indonesia
Gambar 3.1 Diagram Top Issues Kelompok Latino Tahun 2016
Sumber: Jens Manuel Krogstad, “The economy is a top issue for Latinos, and they’re more upbeat about it”,
Pew Research Center, (15 Juni 2016), http://www.pewresearch.org/fact-tank/2016/07/15/the-economy-is-a-
top-issue-for-latinos-and-theyre-more-upbeat-about-it/ (diakses tanggal 14 November 2017).
Gambar 3.1. menunjukkan isu-isu yang dianggap penting bagi orang-orang Latino. Dari
total Latino, sebesar 86 persen Latino mengatakan bahwa isu ekonomi menjadi isu yang
paling penting pada tahun 2016. Dari total Latino, sebesar 80 persen Latino mengatakan
bahwa isu imigrasi penting. Dari total Latino sebesar 59 persen mengatakan bahwa isu
aborsi penting.
Lebih lanjut, sebesar 33 persen Latino menilai kondisi ekonomi AS sangat baik atau
bagus. Angka ini sama dengan orang kulit hitam yang menilai kondisi ekonomi AS sangat
baik atau bagus sebesar 35 persen. Sementara jauh lebih tinggi daripada orang kulit putih
yang menilai kondisi ekonomi AS sangat baik atau bagus hanya sebesar 25 persen. Selain
itu, sebesar 45persen orang Latino cenderung tidak mengatakan bahwa pendapatan
keluarga mereka tertinggal di belakang biaya hidup. Angka ini lebih rendah dibandingkan
dengan 55 persen orang kulit putih yang mengatakan bahwa pendapatan keluarga mereka
tertinggal di belakang biaya hidup. Sementara 56 persen orang kulit hitam mengatakan hal
yang sama.73
73Loc. Cit.
Faktor yang memengaruhi..., Nungky Kusumawardhani, FISIP, 2017
44
Universitas Indonesia
Terlepas dari optimisme ekonomi, sebesar 52 persen orang Latino mengatakan
bahwa pekerjaan sulit ditemukan di komunitas mereka. Pada saat yang sama, tingkat
pengangguran untuk orang Latino telah meningkat dari tahun sebelumnya. Tahun 2015
persentase tingkat pengangguran orang Latino sebesar 6,7 persen. Sedangkan pada tahun
2016 tingkat pengangguran Latino sebesar 5,8 persen. Meskipun tingkat pengangguran
Latino tahun 2016 mengalami penurunan dari tahun 2015, tingkat pengangguran Latino
tahun 2016 masih tetap di atas rata-rata nasional yaitu 4,7 persen untuk kelompok non-
Latino.74
3.2. Isu Ekonomi Sebagai Faktor Yang Memengaruhi Dukungan Latino Terhadap
Trump
Isu perekonomian menjadi isu utama yang dianggap paling penting bagi Latino
pada Pemilu Presiden AS 2016. Isu ekonomi selalu menjadi perhatian utama kelompok
Latino. Hal ini diperkuat oleh Abrajano, Alvarez dan Nagler yang mengungkapkan bahwa
isu ekonomi dan pekerjaan merupakan isu domestik yang dianggap sangat penting oleh
pemilih Latino. Selain itu, isu nasional seperti keadaan ekonomi negara juga menjadi
perhatian bagi pemilih Latino dalam menentukan pilihan pada pemungutan suara.75Dengan
demikian, isu ekonomi menjadi pertimbangan pemilih ,Latino dalam memilih kandidat
presiden yang berasal dari Partai Demokrat maupun dari Partai Republik. Berikut
merupakan posisi kandidat presiden AS pada Pemilu 2016 dalam menyikapi isu ekonomi.
Tabel 3.1 Agenda Kebijakan Ekonomi Clinton dan Trump
Isu Clinton Trump
Ekonomi
- Tidak mendukung Trans
Pacific Partnership(TPP)
- Kenaikan pajak untuk rumah
tangga berpenghasilan tinggi
dan
insentif yang kecil untuk
bisnis-bisnis yang berbagi
keuntungan dengan
- Kebijakan proteksionisme untuk
melindungi ekonomi dalam
negeri dan menciptakan
lapangan pekerjaan
- Menegosiasi North American
Free Trade Agreement
(NAFTA) untuk membuka pasar
ekspor
74Loc. Cit. 75Loc. Cit.
Faktor yang memengaruhi..., Nungky Kusumawardhani, FISIP, 2017
45
Universitas Indonesia
Isu Clinton Trump
pekerjanya
- Meningkatkan tingkat
keuntungan modal atas aset
untuk mendorong investasi
jangka panjang.
- Menggunakan “reformasi
pajak bisnis” untuk
membayar 275 miliar dollar
AS untuk belanja
infrastruktur.
- Meningkatkan partisipasi
angkatan kerja perempuan
dengan mendukung
perbaikan cuti yang dibayar
dan akses terhadap perawatan
anak
- Potongan pajak bagi seluruh
kelompok berdasarkan tingkat
pendapatan
- Menjanjikan pengurangan pajak
secara besar-besaran untuk
orang AS yang bekerja dan
orang AS berpenghasilan
menengah.
- Mendukung pajak perusahaan
yang lebih rendah dengan
mengusulkan untuk memotong
tingkat pajak perusahaan dari 35
persen menjadi 15 persen.
Tabel 3.1 menampilkan agenda kebijakan ekonomi Clinton dan Trump. Terdapat
perbedaan signifikan dalam agenda kebijakan ekonomi Clinton dan Trump. Hal ini
terutama terletak pada subjek dari pemotongan pajak. Trump secara umum menjanjikan
program pemotongan pajak bagi seluruh warga AS berdasarkan tingkat pendapatan.
Sementara Clinton menjanjikan kenaikan pajak bagi orang yang berpenghasilan tinggi.
Lebih lanjut, agenda kebijakan Trump berfokus pada proteksionisme untuk melindungi
ekonomi dalam negeri dan untuk menciptakan lapangan pekerjaan.
Tabel 3.3. menampilkan preferensi pemilih Latino dalam memandang kandidat
yang paling dapat menyelesaikan masalah. Melalui tabel ini terlihat bahwa kelompok
Latino yang memandang Trump dapat meningkatkan kondisi ekonomi jumlahnya lebih
besar dibandingkan dengan kelompok yang memandang Trump dapat menyelesaikan
permasalahan lain.
Faktor yang memengaruhi..., Nungky Kusumawardhani, FISIP, 2017
46
Universitas Indonesia
Tabel 3.2 Preferensi Pemilih Latino Dalam Memandang Kemampuan
Kandidat
Sumber: Jens Manuel Krogstad, “The economy is a top issue for Latinos, and they’re more upbeat about it”,
Pew Research Center, (15 Juni 2016), http://www.pewresearch.org/fact-tank/2016/07/15/the-economy-is-a-
top-issue-for-latinos-and-theyre-more-upbeat-about-it/ (diakses tanggal 14 November 2017).
Tabel 3.2 merupakan tabel preferensi pemilih Latino dalam memandang kandidat
yang dianggap paling dapat menyelesaikan masalah. Secara garis besar pemilih Latino
lebih menyukai Clinton dibanding Trump dalam hal penyelesaian masalah. Namun, penting
untuk melihat secara spesifik bahwa dari total pemilih Latino yang menyukai Trump,
sebesar 37 persen kelompok Latino memandang bahwa Trump dapat meningkatkan kondisi
ekonomi. Kelompok ini merupakan kelompok yang paling besar dibandingkan dengan
kelompok Latino lainnya yang menyukai Trump berdasarkan permasalahan isu-isu lainnya
diluar ekonomi. Salah satunya, dari total pemilih yang menyukai Trump, hanya sebesar 14
persen yang menyukai Trump karena alasan yang berhubungan dengan relasi antar ras.
Data di atas menunjukkan bahwa isu ekonomi sangat penting di kalangan Latino.
Dari total Latino yang menyukai Trump, mayoritas Latino memandang Trump dapat
Faktor yang memengaruhi..., Nungky Kusumawardhani, FISIP, 2017
47
Universitas Indonesia
menyelesaikan permasalahan ekonomi. Hal ini diperkuat oleh beberapa wawancara orang-
orang Latino terkait, yaitu sebagai berikut.
Jim Tolentino merupakan salah satu orang Latino yang menganggap bahwa isu
ekonomi sangat penting. Tolentino tinggal di Livesburg, Colorado, dan bekerja sebagai
pengemudi truk. Tolentino mengungkapkan alasannya memilih Trump, salah satunya
disebabkan oleh faktor isu ekonomi. Tolentino secara spesifik mengungkapkan alasannya
memilih Trump karena Trump dianggap dapat mengembalikan lapangan pekerjaan kembali
ke AS. Selain itu, tidak hanya masalah ekonomi, Tolentino juga menilai perlunya
membangun perbatasan yang aman, pendidikan yang baik.76 Tolentino mengungkapkan,
“alasan mengapa saya mendukung Donald Trump ialah kita membutuhkan presiden yang
peduli dengan Amerika Serikat. Kita membutuhkan perbatasan yang aman, pendidikan
yang lebih baik dan kita membutuhkan pekerjaan kita kembali.” Selanjutnya, Tolentino
juga mengemukakan pendapatnya mengenai apakah retorika Trump tentang imigran
Meksiko menganggu dirinya atau tidak. Tolentino mengungkapkan bahwa:
“As far as President-elect Trump’s rhetoric about Mexicans, that doesn’t bother me at
all. It’s the same sentiment that I feel. We do have illegals that cross into our nation that
are troublemakers, but at the same time there are hard-working people who come here
to work for their families. With this being said, we do not know who else is crossing
besides Mexicans, and this poses a serious security risk for the United States. First and
foremost, we need to close our borders temporarily, work on our immigration policy
and have a vetting process in place, then reopen our borders, so immigrants can come
to live and work in a secure nation that is safe from terrorism.”77
(Sepanjang retorika Presiden terpilih Trump tentang orang-orang Meksiko, itu sama
sekali tidak mengganggu saya. Ini sentimen sama yang saya rasakan. Kami memiliki
orang-orang ilegal yang menyeberang ke negara kita yang merupakan pembuat onar,
tapi pada saat yang sama ada orang-orang pekerja keras yang datang ke sini untuk
76 Julio Ricardo Varela, “Why Some Latinos Voted for Donald Trump, Latino USA,” (10 November 2016),
http://latinousa.org/2016/11/10/latinos-voted-donald-trump/ (diakses tanggal 15 November 2017). 77Loc. Cit.
Faktor yang memengaruhi..., Nungky Kusumawardhani, FISIP, 2017
48
Universitas Indonesia
bekerja demi keluarga mereka. Dengan ini dapat dikatakan, kita tidak tahu siapa lagi
yang menyeberang selain orang-orang Meksiko, dan ini menimbulkan risiko keamanan
yang serius bagi Amerika Serikat. Pertama dan terpenting, kita perlu menutup
perbatasan kita sementara, bekerja pada kebijakan imigrasi kita dan melakukan proses
pemeriksaan, kemudian membuka kembali perbatasan kita, sehingga para imigran dapat
hidup dan berkarya di negara yang aman dari terorisme).
Selanjutnya, Josefina Rocabado merupakan seorang manajer perusahaan asuransi yang
berumur 50 tahun. Rocabado berimigrasi ke Miami dari Republik Dominika pada tahun
1979. Menurut Rocabado kebijakan ekonomi Trump jauh lebih penting. Robacardo juga
mengatakan bahwa dirinya merasa terhina oleh “pencucian otak” (brainwashing) oleh
Clinton terhadap orang-orang Latino dengan memberi kesan bahwa mereka yang tidak
mendukung Demokrat mengkhianati leluhur mereka dan bukan termotivasi oleh isu-isu
lainnya.78 Rocabado mengungkapkan alasannya memilih Trump adalah karena
permasalahan ekonomi keluarga, sebagaimana yang diungkapkan sebagai berikut.
“Talk to me about what's happening in my house…
I have three kids, one with special needs. In the past eight years, we went from being in
the middle class to the bottom of the middle class. We need to pay bills.”79
“Katakan padaku tentang apa yang terjadi di rumahku,
Saya memiliki tiga orang anak, satu diantaranya dengan kebutuhan khusus. Dalam
delapan tahun terakhir, kami beralih dari kelas menengah kekelas menengah bawah.
Kami perlu membayar tagihan.”
Selanjutnya, Mayra Orozco, merupakan pemilih Trump dari Oak Cliff di Dallas, Texas.
Orozco mengungkapkan alasannya memilih Trump karena Trump dianggap akan
78Alan Gomez, “Another Election Surprise: Many Hispanics Backed Trump,”USA Today, (9 November
2016), https://www.usatoday.com/story/news/politics/elections/2016/2016/11/09/hispanic-vote-election-2016-
donald-trump-hillary-clinton/93540772/ (diakses tanggal 17 November 2017). 79Loc. Cit.
Faktor yang memengaruhi..., Nungky Kusumawardhani, FISIP, 2017
49
Universitas Indonesia
menolong bisnis-bisnis kecil dan dapat menolong keluarganya. Orozco menganggap bahwa
komentar Trump tentang imigran sama sekali tidak menganggunya.80 Orozco
mengungkapkan:
“I’m very happy today. I tried to maintain a positive attitude because in my heart I
knew that he has potential. He is a very smart guy.
Trump will help small businesses, so that we’ll all be able to help our families…He is
the best for us. Now we can expect more.”81
(Saya sangat senang hari ini. Saya mencoba mempertahankan sikap positif karena di
dalam hati saya tahu bahwa dia [Trump] memiliki potensi. Dia adalah orang yang
sangat cerdas…..Trump akan membantu usaha kecil, sehingga kita semua bisa
membantu keluarga kitaDia adalah yang terbaik untuk kita. Sekarang kita bisa
mengharapkan lebih).
Selanjutnya, William Fernandez yang berumur 37 tahun tinggal Sterling di Colorado.
Fernandez mengungkapkan alasannya memilih Trump karena Trump akan menciptakan
lapangan pekerjaan Fernandez mengungkapkan:82
“I supported Donald Trump because I believe he will try and help out all Latinos by
creating jobs, better pay for all and to protect the law abiding Latinos. I believe he will
create jobs and get Latinos the pay they need or the help they need to make it here in
America.
All the media was showing was how Trump wanted to build a wall and send back all the
Latinos that are over here illegally, but what he actually wants to do is help out and
encourage the Latinos that are here and want to be here to become legal law-abiding
citizens in America. I agree with Trump that if you’re Latino and you’re over here to
cause problems, then yes you need to be deported and never allowed back. My father,
80Taly Krupkin, “Most Latinos Voted for Clinton, but Why Did the Others Go for Trump?,”(14 November
2016), https://www.haaretz.com/world-news/u-s-election-2016/.premium-1.752911 (diakses tanggal 17
November 2017). 81Loc. Cit. 82 Julio Ricardo Varela, Op. Cit.
Faktor yang memengaruhi..., Nungky Kusumawardhani, FISIP, 2017
50
Universitas Indonesia
uncles,aunts, cousins, they all came over to the United States from Mexico to better
their lives, and they have done so. My father retired from the railroad seven years ago
after working for 32 years and he is a Trump supporter. He too believes if Latinos want
to cause problems while over here, they need to be deported.”
(Saya mendukung Donald Trump karena saya yakin dia akan mencoba dan membantu
semua orang Latino dengan menciptakan lapangan kerja, membayar lebih baik untuk
semua orang dan untuk melindungi hukum yang ditaati Latino. Saya percaya dia akan
menciptakan lapangan kerja dan membuat orang Latino mendapatkan gaji yang mereka
butuhkan atau bantuan yang mereka butuhkan untuk mendapatkannya di AS.
Semua media menunjukkan bagaimana Trump ingin membangun tembok dan mengirim
kembali semua orang Latino yang berada di sini secara ilegal, tapi yang sebenarnya
ingin dilakukannya adalah membantu dan mendorong orang Latino yang ada di sini dan
ingin berada di sini untuk menjadi legal dan menjadi warga negara yang taat hukum di
AS. Saya setuju dengan Trump bahwa jika Anda orang Latino dan Anda berada di sini
untuk menimbulkan masalah, maka ya Anda perlu dideportasi dan tidak pernah
diizinkan kembali. Ayah saya, paman, bibi, sepupu, mereka semua datang ke AS dari
Meksiko untuk memperbaiki kehidupan mereka, dan mereka telah melakukannya. Ayah
saya pensiun dari kereta api tujuh tahun yang lalu setelah bekerja selama 32 tahun dan
dia adalah pendukung Trump. Dia juga percaya jika orang Latino ingin menimbulkan
masalah saat berada di sini, mereka perlu dideportasi).
Pernyataan orang-orang Latino di atas menunjukkan bahwa isu ekonomi menjadi faktor
yang menyebabkan pemilih Latino memilih Trump pada Pemilu 2016. Secara garis besar,
mereka menganggap Trump dapat menyelasaikan permasalahan ekonomi yang mereka
hadapi. Menariknya, orang-orang Latino yang memilih Trump karena didasari oleh faktor
isu ekonomi, juga mendukung agenda kebijakan imigrasi Trump yaitu membangun tembok
perbatasan Meksiko-AS untuk membendung arus imigran Meksiko masuk ke AS.
Faktor yang memengaruhi..., Nungky Kusumawardhani, FISIP, 2017
51
Universitas Indonesia
3.3. Isu Imigrasi Sebagai Isu Yang Memengaruhi Kelompok Latino Dalam
Mendukung Trump
Pada Pemilu 2016, isu imigrasi menjadi isu yang cukup signifikan. Pernyataan-
pernyataan Trump yang menghina orang-orang Meksiko menambah urgensi pembahasan
orientasi isu imigrasi di kalangan Latino. Hal ini untuk melihat bagaimana kelompok
Latino merespon isu yang berkaitan langsung dengan kelompoknya. Lebih lanjut, penting
untuk melihat agenda kebijakan imigrasi Clinton dan Trump sebagai berikut.
Tabel 3.3 Agenda Kebijakan Imigrasi Clinton dan Trump
Isu Clinton Trump
Imigrasi - Clinton menggambarkan dirinya
sebagai pendukung kuat hak imigran.
Clinton berjanji untuk membuat kantor
nasional pertama urusan imigran jika
dirinya terpilih menjadi presiden AS.
- Clinton juga ingin memberlakukan
perombakan imigrasi yang akan
menciptakan jalur menuju
kewarganegaraan.83
- Membangun tembok perbatasan
Meksiko-AS untuk membendung arus
imigran Meksiko masuk ke AS dan
pemerintah Meksiko harus membayar
temboknya. (rilis agenda kebijakan
imigrasi Trump, 16 Agustus 2015).84
Trump berjanji untuk mendeportasi 11
juta atau lebih imigran di AS secara
ilegal. 85
Tabel 3.3 menunjukkan agenda kebijakan imigrasi Clinton dan Trump. Terdapat
perbedaan yang sangat tajam di antara agenda kebijakan imigrasi Clinton dan Trump.
Dalam hal ini Clinton sama sekali tidak menunjukkan sikap permusuhan terhadap imigran.
Bahkan Clinton ingin mempermudah sistem atau jalur menuju kewarganegaraan untuk para
imigran dan membuka kantor nasional pertama yang menangani masalah
imigran.Sedangkan Trump menunjukkan sikap permusuhan terhadap imigran dengan
merencanakan pembangunan tembok perbatasan AS-Meksiko dan mendeportasi imigran
tak berdokumen.
83Loc. Cit. 84 Nick Corosaniti, “A Look at Trump’s Immigration Plan, Then and Now”, New York Times, (31 Agustus
2016), https://www.nytimes.com/interactive/2016/08/31/us/politics/donald-trump-immigration-changes.html
(diakses tanggal 15 September 2017). 85 Wall Street Journal, “Where They Stand on Economic Policy Issues,”
http://graphics.wsj.com/elections/2016/donald-trump-hillary-clinton-on-the-economy/ (diakses tanggal 18
November 2017).
Faktor yang memengaruhi..., Nungky Kusumawardhani, FISIP, 2017
52
Universitas Indonesia
Lebih lanjut pada kampanye 2016, Trump melakukan klaim bahwa tindak kriminal
di AS berakar dari imigran ilegal. Trump membawa keluarga dari korban pembunuhan
yang tersangkanya adalah imigran ilegal pada saat kampanye di California tanggal 28 April
2016. Trump meminta Jamiel Shaw untuk menceritakan kisah anaknya yang berumur 17
tahun yang dibunuh oleh imigran ilegal. Shaw sebelumnya telah muncul dalam sebuah
iklan untuk Trump dan mendukung usulan Trump untuk mendeportasi semua yang disebut
sebagai “penjahat asing” (criminal aliens) yaitu ilegal imigran yang dihukum karena tindak
kriminal.86
Kasus lain yang sering ditunjukkan oleh Trump adalah kasus Kate Steinle, seorang
perempuan muda di San Francisco yang ditembak dan dibunuh oleh seorangimigran ilegal
dan seorang penjahat yang telah dideportasi lima kali ke Meksiko.87 Trump juga
memandang pemerintah Meksiko bertindak licik karena mengirimkan orang-orang yang
jahat ke AS sebagaimana pernyataan Trump pada Debat Partai Republik tanggal 6 Agustus
2015 sebagai berikut:
“Our politicians are stupid. And the Mexican government is much smarter, much
sharper, much more cunning, and they send the bad ones over because they don't want
to pay for them, they don't want to take care of them.”88
(Politisi kita bodoh. Dan pemerintah Meksiko jauh lebih pintar, jauh lebih curang, jauh
lebih licik, dan mereka mengirim orang-orang yang lebih buruk karena mereka tidak
mau membiayai mereka, mereka tidak mau mempedulikan mereka).
Selain pernyataan-pernyataan yang menyerang imigran Meksiko, Trump berulang kali
menyampaikan gagasan pembangunan tembok di sepanjang perbatasan dengan Meksiko.
Tujuan dari pembangunan tembok ini guna menangkal arus imigran ilegal dari Meksiko.
86Loc. Cit. 87 Michelle Ye He Lee, “Donald Trump’s unsupported claim that crime is ‘through the roof’ because of illegal
immigration,”The Washington Post, (13 Mei 2016), https://www.washingtonpost.com/news/fact-
checker/wp/2016/05/13/donald-trumps-unsupported-claim-that-crime-is-through-the-roof-because-of-illegal-
immigration/?utm_term=.078e5f5f3527 (diakses tanggal 16 Oktober 2017). 88Carolina Moreno, “9 Outrageous Things Donald Trump Has Said About Latinos,”Huffington Post, 31
Agustus 2015, http://www.huffingtonpost.com/entry/9-outrageous-things-donald-trump-has-said-about-
latinos_us_55e483a1e4b0c818f618904b (diakses tanggal 15 September 2017).
Faktor yang memengaruhi..., Nungky Kusumawardhani, FISIP, 2017
53
Universitas Indonesia
Slogan “Build The Wall!” (“Bangun Temboknya!”) sering dilontarkan oleh Trump saat
kampanye di sejumlah negara bagian. Gagasan tersebut juga dituangkan dalam rilis agenda
kebijakan imigrasi Trump tanggal 16 Agustus 2015 yang berbunyi “harus ada tembok
yang melintasi perbatasan selatan…Meksiko harus membayar tembok tersebut”89
Berkaitan dengan agenda kebijakan imigrasi Trump, terdapat Latino yang
mendukung adanya tembok perbatasan yang melintangi AS-Meksiko. Salah satu yang
mendukung adalah orang-orang Latino yang tinggal di wilayan perbatasan. Jay Fielden
yang merupakan kepala editor dari Esquire mewawancarai orang-orang yang tinggal di
perbatasan. Fielden mengungkapkan bahwa mereka yang tinggal di perbatasan, terlepas
dari etnisitasnya, menginginkan adanya sebuah dinding perbatasan. Kemudian temuan yang
paling menonjol adalah bahwa penduduk perbatasan Latino kurang bersimpati kepada
imigran yang tidak berdokumen daripada orang kulit putih yang mereka kenal. Fielden
mengungkapkan bahwa mereka menganggap hal ini tidak adil karena mereka datang ke AS
dengan cara yang legal, tetapi sekarang mereka harus bersaing untuk mendapatkan
pekerjaan dengan imigran yang tidak berdokumen. Analisa ini ditulis oleh John H.
Richardson yang merupakan ahli arsitektur dari Dallas yang telah sering bekerjasama
dengan pemerintah untuk proyek perencanaan, perancangan dan pembangunan seperti
kompleks penjara federal terbesar di Beaumont dan proyek desain pembangunan General
Service Administration, serta Markas Besar Biro Sensus AS di Suitland, Maryland.
Menurut Ricahrdson orang kulit putih lebih bersimpati kepada imigran yang melintasi
perbatasan dan sering berbicara tentang belas kasih. Sementara tujuh dari sepuluh orang
Latino menginginkan penegakan hukum yang ketat. Bahkan hal tersebut diutarakan oleh
Latino yang tidak berbicara bahasa Inggris.90 Selain orang-orang Latino yang tinggal di
perbatasan, berikut merupakan orang-orang Latino yang mendukung Trump dan
menyetujui agenda kebijakan imigrasi yang akan dijalankan oleh Trump.
89Nick Corosaniti, “A Look at Trump’s Immigration
Plan, Then and Now,”New York Times, https://www.nytimes.com/interactive/2016/08/31/us/politics/donald-
trump-immigration-changes.html (31 Agustus 2016), (diakses tanggal 15 September 2017). 90 A.J. Delgado, “Why Latinos should vote for Trump,” The Washington Post, (22 Agustus 2016),
https://www.washingtonpost.com/posteverything/wp/2016/08/22/why-latinos-should-vote-for-
trump/?utm_term=.d8fadd4ea7a9 (diakses tanggal 22 November 2017).
Faktor yang memengaruhi..., Nungky Kusumawardhani, FISIP, 2017
54
Universitas Indonesia
Pertama, Juan Carlos Gomez yang berumur 50 tahun. Carlos lahir di Chile dan
pindah ke AS bersama orang tuanya tahun 1969. Carlos bekerja sebagai ahli komputer
untuk Hewlett-Packard di Virginia. Pada waktu muda, Carlos mengakui bahwa dirinya
merupakan seorang Demokrat. Namun seiring berjalannya waktu, arah politiknya telah
berubah dengan mendukung kandidat Republikan. Carlos mengungkapkan alasannya
memilih Trump dan menyampaikan pendapatnya terkait kebijakan pembangunan tembok
perbatasan AS-Meksiko.91 Carlos mengungkapkan bahwa:
“A lot of Mr Trump’s immigration platform was just noise. That wall already exists; it
may not be a hugh brick wall, exactly, but a dividing wall does exist and has for
decades. I don’t know of any country in the world that doesn’t have some of law that
enforces border crossing.
I agree with him that unprotected borders lead to the possibility of infiltration by
foreign warriors. I have mixed feelings on mass deportation. There are challenges in
just uprooting 11 million people, some of whom have lived here their entire lives.
Mr Trump is focused on levelling the playing field in the global market. The only way
to stabilise our economy is to bring jobs back home. I’ve been more and more indignant
at policymakers making it easy for corporations to hire workers from abroad to take
jobs here, predominantly in the IT market–while in the manufacturing space, they
export all the work to overseas labour.92
(Banyak platform imigrasi Trump hanya merupakan kebisingan saja. Tembok itu sudah
ada; Mungkin bukan tembok bata yang besar, tapi dinding pemisah memang ada dan
sudah berpuluh-puluh tahun. Saya tidak tahu negara mana pun di dunia ini yang tidak
memiliki beberapa undang-undang yang memberlakukan perbatasan.
91The Independent, “Meet the Latinos who voted for Donald Trump”, (11 November 2016),
http://www.independent.co.uk/news/world/americas/us-elections/latinos-voted-donald-trump-president-
election-a7412591.html (diakses tanggal 15 November 2017). 92Loc. Cit.
Faktor yang memengaruhi..., Nungky Kusumawardhani, FISIP, 2017
55
Universitas Indonesia
Saya setuju dengan dia bahwa perbatasan yang tidak dilindungi menyebabkan
kemungkinan infiltrasi oleh prajurit asing. Saya memiliki perasaan campur aduk
mengenaideportasi massal. Terdapat tantangan dengan mendeportasi 11 juta orang,
beberapa di antaranya telah tinggal di sini seumur hidup mereka.
Trump fokus pada pemerataan kondisi lapangan persaingan di pasar global. Satu-
satunya cara untuk menstabilkan ekonomi kita adalah membawa pekerjaan kembali ke
AS. Saya semakin marah pada pembuat kebijakan sehingga memudahkan perusahaan
mempekerjakan pekerja dari luar negeri untuk mengambil pekerjaan di sini, terutama di
pasar IT (Teknologi Informasi)–sementara pada ruang manufaktur, mereka mengekspor
semua pekerjaan untuk tenaga kerja luar negeri).)
Mereka yang mendukung Trump menampilkan secara eksplisit dukungannya
terhadap Trump. Berkaitan dengan hal ini, menurut Roberto Rodríguez Tejera dukungan
terhadap Trump tidak bersifat rahasia. Rodriguez menuturkan bahwa setiap hari terdapat
orang-orang yang menghubungi acara “Contacto Directo”. Acara tersebut adalah sebuah
Talk Show di radio dengan cakupan wilayan Florida Selatan. Pada acara Talk Show
“Contacto Directo”, mereka mengungkapkan dukungan mereka terhadap Trump. Lebih
lanjut, Rodriguez menjelaskan bahwa pemilih kulit putih pedesaan, bukan satu-satunya
yang takut dengan momok feminisme, imigran Muslim dan hak LGBT. Hal tersebut juga
dirasakan oleh orang-orang Latino, bagi mereka perubahan budaya dalam 15 tahun terakhir
telahbegitu sulit. Perubahan budaya yang dimaksud mencakup masuknya nilai-niilai asing
seperti feminisme dan hak LGBT ke lingkungan mereka. Hal ini bagi komunitas Latino
tidak mudah untuk diterima begitu saja dan butuh waktu untuk menyesuaikannya.93
Di saat mayoritas Latino secara jelas memberikan suara mereka untuk Clinton,
banyak Latino lainnya yang menanggapi permusuhan Trump terhadap imigran yang tidak
berdokumen. Mereka mengeluhkan kehadiran imigran ilegal di AS yang berpeluang akan
93 Marcela Valdes, “We’re Looking at a New Divide Within the Hispanic Community,”New York Times, (15
November 2016), https://www.nytimes.com/interactive/2016/11/20/magazine/donald-trumps-america-florida-
latino-vote.html, (diakses tanggal 21 November 2017).
Faktor yang memengaruhi..., Nungky Kusumawardhani, FISIP, 2017
56
Universitas Indonesia
mengambil pekerjaan mereka.94Setiap hari “Contacto Directo” mendapat versi keluhan
yang sama dari pendengar mereka yaitu sebagai berikut:
“I waited so many years to be allowed to enter the United States; why should others get
amnesty? I finally have my work permit; I don’t want an undocumented person to take
my job for less money”.95
(Saya menunggu bertahun-tahun untuk diizinkan memasuki Amerika Serikat; Mengapa
orang lain harus mendapat amnesti? Akhirnya saya memiliki izin untuk bekerja; Saya
tidak ingin orang yang tidak berdokumen mengambil pekerjaan saya untuk gaji yang
kecil).
Berdasarkan temuan yang telah dipaparkan di atas, terdapat orang-orang Latino
yang mendukung agenda kebijakan imigrasi Trump. Mereka menyetujui agenda kebijakan
imigrasi Trump yang akan mendeportasi 11 juta imigran yang tak berdokumen. Mereka
merasa tidak adil apabila imigran ilegal dapat memasuki AS dengan cara yang tidak resmi,
sementara mereka harus menunggu bertahun-tahun untuk dapat diizinkan memasuki AS.
Selain itu, satu hal yang perlu digaris-bawahi bahwa ekonomi juga menjadi alasan mereka
mendukung agenda kebijakan imigrasi Trump. Mereka khawatir apabila lahan pekerjaan
mereka diambil dengan imigran ilegal yang bersedia dibayar murah. Dengan demikian, hal
ini sejalan dengan pendapat Camarillo, bahwa faktor yang menyebabkan Latino datang ke
AS adalah karena ingin mencari lapangan pekerjaan.
3.4. Isu Aborsi Sebagai Isu Yang Memengaruhi Kelompok Latino Dalam Mendukung
Trump
Isu Aborsi memainkan peranan cukup penting di kalangan Latino pada Pemilu
2016. Berdasarkan tabel 3.1 dari total Latino, sebesar 53 persen mengatakan bahwa isu
aborsi dianggap penting pada Pemilu 2016. Meski angkanya tidak begitu besar
dibandingkan dengan isu ekonomi sebagai prioritas di kalangan pemilih Latino, penting
94Loc. Cit. 95Loc. Cit.
Faktor yang memengaruhi..., Nungky Kusumawardhani, FISIP, 2017
57
Universitas Indonesia
untuk melihat isu aborsi pada Pemilu 2016. Pentingnya isu aborsi di antara pemilih Latino
diperkuat oleh argumentasi Abrajano, Alvarez dan Nagler. Isu aborsi yang dimaknai
sebagai “eassy voting” yaitu isu yang dapat dengan mudah dipahami oleh masyarakat. Isu
aborsi dapat digunakan untuk memprediksi pemilih Latino dalam menentukan kandidat dan
partai politik.96 Oleh karena itu penting untuk melihat agenda kebijakan ekonomi Clinton
dan Trump terkait isu aborsi yaitu sebagai berikut:
Tabel 3.4 Agenda Kebijakan Terkait Isu Aborsi Clinton dan Trump
Isu Clinton Trump
Aborsi - Clinton mengungkapkan
dukunganya atas ‘Roe v.
Wade’97 atas legalisasi aborsi di
negara bagian dan akan
mendukungnya sampai berlaku
di seluruh AS. ‘Roe v. Wade’
dengan sangat jelas menetapkan
bahwa terdapat peraturan
tentang aborsi asalkan
kehidupan dan kesehatan ibu
diperhitungkan.98
- Trump berjanjiakan mencalonkan
Hakim Agung yang mendukung
pro-life.
- Trump juga memilih Mike Pence
yang sangat keras menentang
aborsi sebagai pasangannya
dalam Pemilu 2016 sehingga
menyebabkan pandangan bahwa
Trump merupakan kandidat yang
menunjukkan sikap paling anti-
aborsi.99
Tabel 3.5 menunjukkann agenda kebijakan terkait isu aborsi Clinton dan Trump. terkait isu
aborsi, Trump tidak secara eksplisit mengatakan dirinya mendukung atau menentang isu
aborsi. Trump menjanjikan akan mencalonkan hakim agung yang mendukung pro-life (pro
terhadap kehidupan). Selain itu Trump memilih Mike Pence sebagai pasangannya dalam
96 Abrajano, Alvarez dan Nagler, Op. Cit., hlm. 375. 97 Pada tahun 1971, Mahkamah Agung setuju untuk mendengar kasus yang diajukan oleh Norma McCorvey,
yang lebih dikenal dalam dokumen pengadilan sebagai Jane ROE, melawan Henry WADE, jaksa dari wilayah
Dallas Countyyang menerapkan undang-undang Texas yang melarang aborsi, kecuali untuk menyelamatkan hidup seorang perempuan. Pada 22 Januari 1973, Mahkamah Agung memutuskan bahwa pemerintah tidak
dapat mengganggu hak perempuan untuk melakukan aborsi. Pengadilan berpihak pada Jane Roe, seorang
perempuan Texas yang belum menikah, yang ingin secara aman dan sah melakukan aborsi dalam keadaan di
mana ia dilarang kecuali jika kehidupan perempuan tersebut berada dalam bahaya. Kasus ini kemudian
dikenal sebagai ‘Roe v. Wade’ 98Irin Carmon, “2016 Debate: On Abortion, Trump and Clinton Give Passionate Answers,” NBC News, (20
Oktober 2016), https://www.nbcnews.com/storyline/2016-presidential-debates/abortion-trump-clinton-let-it-
all-hang-out-n669586 (diakses tanggal 18 November 2017). 99 Molly Reden, “How Mike Pence wrote the Republican Planned Parenthood attack playbook,”The
Guardian, https://www.theguardian.com/world/2016/jul/19/mike-pence-republicans-defund-planned-
parenthood-abortion, (diakses tanggal 15 September 2017).
Faktor yang memengaruhi..., Nungky Kusumawardhani, FISIP, 2017
58
Universitas Indonesia
Pemilu 2016.. Hal ini menyebabkan timbulnya anggapan bahwa Trump adalah kandidat
yang bersikap anti-aborsi. Sejak terpilih sebagai Gubernur Indiana pada tahun 2012, Pence
telah menandatangani upaya-upaya anti-aborsi. Misalnya seperti mempersulit klinik aborsi
untuk beroperasi dan memberlakukan tuntutan baru pada perempuan yang mencari
prosedur melakukan aborsi. Pence merupakan seorang Kristen Evangelikal yang dikenal
sebagai tokoh yang sangat menentang aborsi.100 Sementara Clinton secara eksplisit
mengatakan dirinya mendukung aborsi yang diterapkan di negara bagian sampai berlaku di
seluruh AS.
Lebih lanjut, terdapat penelitian mengenai kaitan antara isu aborsi dan kelompok
Latino religius. Penelitian yang berjudul “Faith, Race-Ethnicity, and Public Policy
Preferences: Religious Schemes and Abortion Attitudes among U.S Latinos” tahun 2012
oleh John P. Bartowski mengenai hubungan agama dan ras-etnis dengan preferensi
kebijakan aborsi di kalangan kelompok Latino. Penelitian oleh Bartowski menunjukkan
bahwa Latino Kristen Protestan yang konservatif lebih menentang aborsi dibandingkan
dengan Latino Katolik. Penentangan aborsi dengan signifikan ditunjukkan oleh Latino
Protestan konservatif yang taat. Sementara Latino Katolik yang menganut ajaran yang
berpusat pada Gereja Katolik di Roma, dan tradisi keagamaan yang sangat dilembagakan
di antara kelompok Latino, menghasilkan sikap anti-aborsi yang lebih lemah dari yang
ditunjukkan oleh Latino Protestan. Dalam menganalisis, Bartowski menganalisis
bagaimana kombinasi ras etnis (berkaitan dengan pembagian sejarah Latino) dan
kearagaman agama (Katolik dan Protestan Konservatif).101
Temuan Bartowski menunjukkan beberapa hal terkait isu aborsi di kalangan Latino
Protestan Konservatif. Pertama, bahwa Latino Protestan Konservatif yang berapartisipasi
dalam afiliasi keagamaan dalam sub-kultur Evangelis yang lebih luas menghasilkan sikap
anti-aborsi yang kuat, tidak hanya di kalangan kulit putih Protestan Konservatif, tapi juga
100 Monica Davey dan Michael Barbaro, “How Mike Pence Became a Conservative Hero: Unwavering
Opposition to Abortion,”New York Times, (16 Juli 2016),
https://www.nytimes.com/2016/07/17/us/politics/mike-pence-conservative-abortion.html (diakses pada
tanggal 22 November 2017). 101 John P. Bartowski, “Faith, Race-Ethnicity, and Public Policy Preferences: Religious Schemas and
Abortion Attitudes among U.S. Latinos.”Journal for the Scientific Study of Religion, 51(2), (2012):343–358,
hlm. 14.
Faktor yang memengaruhi..., Nungky Kusumawardhani, FISIP, 2017
59
Universitas Indonesia
di kalangan Latino Protestan Konservatif. Sementara untuk Latino Katolik tidak begitu
menunjukkan sikap yang kuat terhadap anti-aborsi. Meskipun para pemimpin di Gereja
Katolik telah mengecam aborsi dan terkadang menyamakannya dengan pembunuhan,
orang-orang Katolik cenderung mengikuti pernyataan Gereja Vatikan di Roma mengenai
aborsi yang mempertimbangkan aspek moralitas.102 Dalam hal ini, pernyataan Gereja
Vatikan memandang bahwa aborsi merupakan sebuah dosa yang dapat diampuni. Gereja
Katolik Roma telah mengizinkan para imam di seluruh dunia memberikan pengampunan
untuk aborsi dan membuat sebuah kebijakan yang diumumkan Paus Fransiskus tahun 2015
lalu.Paus memperpanjang sebuah kebijakan yang mengizinkan para imam dan uskup untuk
memberikan pengampunan atas aborsi yang dianggap gereja sebagai sebuah dosa.
Pengumuman tersebut merupakan bentuk nyata dari visi paus akan sebuah gereja yang
lebih ramah, penuh kasih dan inklusif.103
Sementara dalam Protestan konservatif, aborsi dipandang sebagai penghinaan
terhadap ibu, pro-natalisme, nilai-nilai keluarga tradisional, dan, bahkan lebih mendasar,
fatwa kitab suci tentang “ciptaan Allah” (God’s handiwork) dalam menciptakan kehidupan
pada saat pembuahan.104 Dengan demikian, baik orang kulit putih Protestan konservatif
dan Latino Protestan konservatif, afiliasi agama yang lebih luas menghasilkan sikap anti-
aborsi yang kuat.
Temuan kedua Bartowski yaitu penentangan terhadap aborsi yang ditunjukkan oleh
kalangan Latino Protestan adalah sebagai bentuk perluasan atau penguatan sikap ‘pro-life’
yang telah melemah di kalangan Latino Katolik. Latino Protestan konservatif berafiliasi
dengan “niche”, tradisi iman yang sangat sukarela, yang sangat bertentangan dengan
agama Katolik. Ilmuwan agama dan Latino menyebutnya sebagai “marginalitas ganda”
karena Protestan Latino, secara agama berbeda dari Latino Katolik dan secara etnis
102 William V. D’Antonio,, James D. Davidson, Dean R. Hoge, and Mary L. Gautier. 2007. American
Catholics today: New realities of their faith and their church. Lanham, MD: Rowman and Littlefield
Publishers. Dalam Bartowski, Op. Cit., hlm. 13. 103 Elizabeth Povoledo dan Liam Stack, “ope Francis Extends Priests’ Ability to Forgive Abortion,”New York
Times, (21 November 2016), https://www.nytimes.com/2016/11/21/world/europe/pope-francis-abortion-
priests.html (diakses tanggal 22 November 2017). 104Bartowski, Op. Cit., hlm. 16.
Faktor yang memengaruhi..., Nungky Kusumawardhani, FISIP, 2017
60
Universitas Indonesia
berbeda dari Protestantisme Latino non-Latino dari AS.105 Keyakinan terhadap sikap-anti
aborsi yang kuat menjadikan mereka berbeda dengan kelompok agama lain. Pada saat yang
bersamaan tercipta keyakinan di kalangan Protestan konservatif untuk bersama-sama
menentang aborsi.106
Lebih lanjut menurut Michael Bird, seorang pendeta Anglikan dan Dosen Teologi
di Ridley College di Melbourne Australia, mengungkapkan analisisnya tentang dukungan
kaum Evangelikal terhadap Trump. Pertama, kaum Evangelikal menunjukkan kehadiran
tidak begitu besar pada ibadah keagamaan, misalnya seperti di Gereja. Namun terlepas dari
keyakinan Protestanisme yang mereka anut, mereka mengidentifikasi diri sebagai orang
yang beragama konservatif sebagai bagian yang tak terpisah dari konservatisme budaya
yang secara keseluruhan mereka taati. Kedua, kaum Evangelikal menunjukkan
kekhawatiran terhadap Hillary Clinton yang akan menunjuk Hakim yang mendukung
aborsi ke Mahkamah Agung, memperluas dana federal untuk aborsi dan menyerang
kebebasan beragama. Serangkaian hal ini menyebabkan mereka merasa perlu mendukung
Trump.107
Salah satu Latino konservatif yang menentang aborsi ialah Jaime yang berusia 20
tahun asal Dallas yang mengaku memilih Trump pada Pemilu 2016. Jaime mengatakan
bahwa dia memilih Trump karena alasan agama. Jaime mengatakan bahwa semua
temannya adalah orang Kristen Evangelikal yang juga memilih kandidat dari Partai
Republik.Berkaitan dengan isu aborsi, Jaime mengungkapkan alasannya memilih Trump
karena dirinya menganggap Hillary mendukung aborsi. Meskipun Jaime mengetahui
bahwa isu aborsi bukan merupakan prioritas utama dalam agenda kebijakan Trump, Jaime
tetap mendukung Trump karena nilai-nilai religius yang di anut seperti pro-life. Jaime
mengatakan:
“I wish there had been a different candidate, neither Clinton nor Trump, but Hillary is
pro-abortion and pro-gay. I don’t have anything against gays but God said marriage is
105Ibid. 106Ibid., hlm, 17. 107 Michael Bird, “US election: Why did evangelicals vote for Donald Trump?”, ABC Net(16 November
2016), http://www.abc.net.au/news/2016-11-16/why-did-evangelicals-vote-for-donald-
trump/8028932(diakses tanggal 20 November 2017).
Faktor yang memengaruhi..., Nungky Kusumawardhani, FISIP, 2017
61
Universitas Indonesia
between a man and a woman. Clinton thinks a fetus is just a cell even though in the New
Testament it says that God knows us and is with us from the moment we are created,
from the moment the fetus is in the woman’s belly. I don’t think Trump is really against
abortion—it’s not first place on his agenda, but Clinton and Obama took active
measures for abortions. Trump will presumably work only on fixing the economy, and
that’s good for everyone.”108
Saya berharap ada kandidat yang berbeda, baik Clinton maupun Trump, tapi Hillary
pro-aborsi dan pro-gay. Aku tidak punya apapun untuk melawan kaum gay, tapi Tuhan
mengatakan bahwa pernikahan itu antara pria dan perempuan. Clinton menganggap
janin hanyalah sebuah sel meskipun dalam Perjanjian Baru dikatakan bahwa Tuhan
mengenal kita dan bersama kita sejak kita diciptakan, sejak janin berada di perut
perempuan itu. Saya tidak berpikir Trump benar-benar menentang aborsi—hal ini bukan
hal utama dalam agendanya, namun Clinton dan Obama mengambil tindakan aktif
untuk aborsi. Trump mungkin akan bekerja hanya pada memperbaiki ekonomi, dan itu
bagus untuk semua orang.”
Data yang telah dipaparkan di atas, sebagaimana temuan oleh Bartowski menunjukkan
bahwa kelompok Latino Protestan konservatif menunjukkan sikap anti-aborsi yang sangat
kuat dibandingkan Latino Katolik. Kelompok Protestan konservatif yang secara khusus
dimaksud oleh Bartowski adalah kelompok Latino Protestan Evangelikal dan orang kulit
putih Protestan Evangelikal yang sama-sama menunjukkan kecenderungan kuat dalam
menentang legalisasi aborsi.
108 Taly Krupkin, “Most Latinos Voted for Clinton, but Why Did the Others Go for Trump?,” (14 November
2016), https://www.haaretz.com/world-news/u-s-election-2016/.premium-1.752911 (diakses tanggal 17
November 2017).
Faktor yang memengaruhi..., Nungky Kusumawardhani, FISIP, 2017
62 Universitas Indonesia
BAB 4
KESIMPULAN
Faktor-faktor yang memengaruhi dukungan pemilih Latino terhadap Donald Trump
pada Pemilu Presiden AS tahun 2016 dapat dideskripsikan melalui dua faktor yaitu
identifikasi partai dan orientasi isu kelompok Latino. Pertama, identifikasi partai kelompok
Latino sebagai faktor yang memengaruhi dukungan terhadap Trump dapat ditelusuri
melalui dua hal yaitu afiliasi keagaamaan dan latar belakang etnis. Kedua, orientasi isu
kelompok Latino sebagai faktor yang memengaruhi dukungan terhadap Trump dapat
dianalisis melalui tiga isu yaitu isu ekonomi, isu imigrasi dan isu aborsi.`
Berdasarkan afiliasi keagamaan, kelompok yang memiliki identifikasi partai paling
kuat dengan Partai Republik adalah kelompok Latino Protestan Evangelikal dan Latino
Protestan Mainline. Pada Pemilu 2016, orang-orang Latino konservatif memperlihatkan
dukungan terhadap Trump. Berdasarkan temuan, orang-orang Latino konservatif yang
mendukung Trump berasal dari keluarga Republikan. Identifikasi Latino konservatif
dengan Partai Republik dipengaruhi oleh nilai-nilai keluarga dan nilai-nilai religius yang di
dapat dari lingkungan keluarga. Dalam hal ini, keluarga berperan menjadi agen sosialisasi
partai yang terjadi sejak masa kanak-kanak sebagaimana yang dikatakan oleh Pippa Norris.
Sehingga hal ini menyebabkan perilaku politik yang menunjukkan identifikasi partai
terhadap Partai Republik.
Sementara berdasarkan latar belakang etnis, kelompok yang memiliki identifikasi
partai paling kuat dengan Partai Republik adalah kelompok Latino Kuba. Kelompok Latino
Kuba merupakan kelompok yang secara historis diidentifikasikan kuat mendukung Partai
Republik. Pada Pemilu 2016 kelompok Latino Kuba menampilkan dukungan yang
signifikan terhadap Trump. Hal ini dibuktikan dengan kemenangan Trump di Florida yang
Faktor yang memengaruhi..., Nungky Kusumawardhani, FISIP, 2017
63
Universitas Indonesia
merupakan negara bagian dengan penduuduk Latino Kuba paling besar di AS. Dengan
demikian, identifikasi partai kelompok Latino Kuba dengan partai Republik masih sangat
kuat dan konsisten hingga pemilu 2016 lalu.
Lebih lanjut penting untuk memperhatikan bahwa segmentasi kelas juga berperan
dalam memahami identifikasi partai Latino. Kelompok Latino Kuba yang tergolong sebagai
kelas elit dan pengusaha mendukung Partai Republik untuk mempertahankan kelas mereka
sendiri. Sementara Latino kelas bawah yang mendukung Trump berasal dari masyarakat
miskin yang tinggal di daerah pedesaan Southwest. Mereka menjadi kelompok yang
menderita dan terabaikan. Mereka memilih Trump karena masalah utama kemiskinan.
Mereka mengalami false consciousness yang mendorong mereka untuk memilih kelas elit
yang bahkan mungkin tidak memerjuangkan kepentingan kelas mereka.
Orientasi isu kelompok Latino tahun 2016 memperlihatkan bahwa isu ekonomi
masih menjadi isu yang dianggap sangat penting bagi kelompok Latino. Isu ekonomi
menjadi faktor yang menyebabkan Latino mendukung Trump pada Pemilu 2016. Hal ini
dibuktikan melalui pernyataan-pernyataan Latino yang memandang Trump dapat
memecahkan permasalahan ekonomi mereka dan memperbaiki perekonomian di AS.
Selain isu ekonomi, isu imigrasi menjadi isu yang dianggap penting bagi kelompok
Latino pada Pemilu 2016. Pentingnya isu imigrasi di kalangan Latino tidak terlepas dari
sejarah orang-orang Latino yang bermigrasi ke AS untuk mencari lapangan pekerjaan.
Bukan hanya itu saja, isu imigrasi menjadi penting disebabkan juga oleh agenda kebijakan
imigrasi Trump yang akan membangun tembok perbatasan Meksiko dan mendeportasi 11
juta undocumented immigrant. Berdasarkan temuan, orang-orang Latino yang mendukung
Trump adalah orang-orang yang mendukung agenda kebijakan imigrasi Trump.
Isu aborsi menunjukkan bahwa kelompok Latino Protestan konservatif
menunjukkan sikap yang kuat dalam menentang legalisasi aborsi. Kelompok Protestan
konservatif yang secara khusus dimaksud oleh Bartowski adalah kelompok Latino
Protestan Evangelikal. Trump mendapatkan dukungan dari Latino konservatif yang
menentang aborsi karena dipengaruhi oleh nilai-nilai religius. Latino konservatif yang
mendukunng pro-life dan memerjuangkannya sebagai keyakinan, mengkhawatirkan
tindakan Clinton yang secara jelas mendukung aborsi.
Faktor yang memengaruhi..., Nungky Kusumawardhani, FISIP, 2017
64
Daftar Pustaka
Buku
Bone, Hugh. Ranney, Austin. Politics and Voters. (New York: Mc-Graw-Hill
Book Company, 1976).
Creswell, John W. Research Design: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed.
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), hlm. 31-32.
Gramsci, Antonio. Selections from the Prison Notebooks of Antonio Gramsci,
Trans. Quentin Hoare & Nowell Smith. London: Elecbook.1999.
Garcia, Maria Cristina. 1996.Havana USA: Cuban Exiles and Cuban Americans in
South Florida, 1959-1994. Los Angeles: University of California Press.
Harvey, David. A Brief History of Neoliberalism. New York: Oxford University
Press. Inc. 2005.
Moreno, Dario. 1997. The Cuban Model: Political Empowerment in Miami. In
Pursuing Power: Latinos and the U.S. Political System, ed. F. Chris Garcia. Notre
Dame: Notre Dame University Press.
Norris, Pippa. Electoral Engineering: Voting Rules and Political Behavior.
(Cambridge: Cambridge University Press, 2004).
Shenkman, Rick. Just How Stupid Are We? Facing The Truth AmericanVoter. (New
York: Basuc Book, 2008).
Strauss, Anselm L. Qualitative Analysis For Social Scientist. (Cambridge: The Press
Syndicate of The University of Cambridge, 1987)
Rock, Stephen R. Faith and Foreign Policy: The Views and Influence of U.S.
Christians and Christian Organizations.(London: Continuum, 2011).
Portal Berita
ABC News. “A History of Donald Trump and Megan Kelly Feud.” (26 Oktober
2016), http://abcnews.go.com/Politics/history-donald-trump-megyn-kelly-
feud/story?id=36526503 (diakses tanggal 15 September 2017).
Bird, Michael. “US election: Why did evangelicals vote for Donald Trump?.” ABC
Net (16 November 2016). http://www.abc.net.au/news/2016-11-16/why-did-
evangelicals-vote-for-donald-trump/8028932 (diakses tanggal 20 November 2017).
Bunch, Joey dan Paul, Jesse. “Donald Trump stumps in Colorado, promises “No
more Mr. Nice Guy”. The Denver Post (29 Juli 2016),
http://www.denverpost.com/2016/07/29/trump-colorado-springs-denver/ (diakses
tanggal 15 September 2017).
Carmon, Irin. “2016 Debate: On Abortion, Trump and Clinton Give Passionate
Answers.” NBC News, (20 Oktober 2016),
https://www.nbcnews.com/storyline/2016-presidential-debates/abortion-trump-
clinton-let-it-all-hang-out-n669586 (diakses tanggal 18 November 2017).
Faktor yang memengaruhi..., Nungky Kusumawardhani, FISIP, 2017
65
CBS News. “Donald Trump Insults Carly Florinas Appearance”. (10 September
2016), https://www.cbsnews.com/news/donald-trump-insults-carly-fiorinas-
appearance/ (diakses tanggal 15 September 2017).
Corosaniti,Nick. “A Look at Trump’s ImmigrationPlan, Then and Now.”New York Times,
https://www.nytimes.com/interactive/2016/08/31/us/politics/donald-trump-
immigration-changes.html (31 Agustus 2016), (diakses tanggal 15 September
2017).
Davey, Monica dan Michael Barbaro, “How Mike Pence Became a Conservative
Hero: Unwavering Opposition to Abortion.” New York Times, (16 Juli 2016),
https://www.nytimes.com/2016/07/17/us/politics/mike-pence-conservative-
abortion.html (diakses pada tanggal 22 November 2017).
Delgado, A.J. “Why Latinos should vote for Trump.” The Washington Post, (22
Agustus 2016),
https://www.washingtonpost.com/posteverything/wp/2016/08/22/why-latinos-
should-vote-for-trump/?utm_term=.d8fadd4ea7a9 (diakses tanggal 22 November
2017).
Green, John. “Evangelicals v. Mainline Protestants.” PBS,
http://www.pbs.org/wgbh/pages/frontline/shows/jesus/evangelicals/evmain.html
diakses tanggal 16 November 2017).
Gomez, Alan. “Another Election Surprise: Many Hispanics Backed Trump.” USA
Today.(9 November 2016),
https://www.usatoday.com/story/news/politics/elections/2016/2016/11/09/hispanic-
vote-election-2016-donald-trump-hillary-clinton/93540772/ (diakses tanggal 17
November 2017).
Independent, “Meet the Latinos who voted for Donald Trump.” (11 November 2016).
http://www.independent.co.uk/news/world/americas/us-elections/Latinos-voted-
donald-trump-president-election-a7412591.html (diakses tanggal 4 November
2017).
Khalid, Asma. “Latinos Will Never Vote For A Republican, And Other Myths About
Hispanics From 2016.”National Public Radio, (22 Desember 2016),
http://www.npr.org/2016/12/22/506347254/latinos-will-never-vote-for-a-
republican-and-other-myths-about-hispanics-from-20 (diakses tanggal 16
September 2017).
Krupkin, Taly. “Most Latinos Voted for Clinton, but Why Did the Others Go for
Trump?.” (14 November 2016). https://www.haaretz.com/world-news/u-s-election-
2016/.premium-1.752911 (diakses tanggal 17 November 2017).
Meko,Tim, Denise Lu dan Lazaro Gamio, “How Trump won the presidency with
razor-thin margins in swing states.” New York Times, (11 November 2016),
https://www.washingtonpost.com/graphics/politics/2016-election/swing-state-
margins/ (diakses tanggal 12 November 2017).
Moreno, Carolina. “9 Outrageous Things Donald Trump Has Said About Latinos.”
Faktor yang memengaruhi..., Nungky Kusumawardhani, FISIP, 2017
66
Huffington Post, (31 Agustus 2015), http://www.huffingtonpost.com/entry/9-
outrageous-things-donald-trump-has-said-about-
latinos_us_55e483a1e4b0c818f618904b (diakses tanggal 15 September 2017).
National Public Radio. “FACT CHECK: Donald Trump's Republican Convention
Speech, Annotated.”http://www.npr.org/2016/07/21/486883610/fact-check-donald-
trumps-republican-convention-speech-annotated (diakses tanggal 15 September
2017).
New York Times. “Presidential Election Results: Donald J. Trump Wins.” (9 Agustus
2017), https://www.nytimes.com/elections/results/president diakses pada (7
September 2017).
Nuno,Stephan A. “Poll: Latinos Overwhelmingly Negative On Trump After
Convention 1st Day.”NBC News, (19 Juli
2016).https://www.nbcnews.com/news/latino/poll-latinos-overwhelmingly-
negative-trump-after-convention-1st-day-n612666 (diakses tanggal 27 September
2017).
Povoledo, Elizabeth dan Liam Stack, “ope Francis Extends Priests’ Ability to Forgive
Abortion.” New York Times. (21 November 2016),
https://www.nytimes.com/2016/11/21/world/europe/pope-francis-abortion-
priests.html (diakses tanggal 22 November 2017).
Reden, Molly. “How Mike Pence wrote the Republican Planned Parenthood attack
playbook.” The Guardian, https://www.theguardian.com/world/2016/jul/19/mike-
pence-republicans-defund-planned-parenthood-abortion, (diakses tanggal 15
September 2017).
Savidge, Martin. “Florida: The swingiest swing state.” CNN. (9 Agustus 2016),
http://edition.cnn.com/2016/08/09/politics/election-2016-donald-trump-hillary-
clinton-florida/ (diakses tanggal 11 November 2017).
Valdes, Marcela. “Florida - ‘We’re Looking at a New Divide Within the Hispanic
Community.” New York Times. (15 November 2016).
https://www.nytimes.com/interactive/2016/11/20/magazine/donald-trumps-america-
florida-Latino-vote.html (diakses tanggal 29 Oktober 2017).
Vitali, Ali. ”In His Words: Donald Trump on the Muslim Ban, Deportations.” (27
Juni 2016), https://www.nbcnews.com/politics/2016-election/his-words-donald-
trump-muslim-ban-deportations-n599901 (diakses tanggal 15 September 2017).
Wall Street Journal, “Where They Stand on Economic Policy Issues.”
http://graphics.wsj.com/elections/2016/donald-trump-hillary-clinton-on-the-
economy/ (diakses tanggal 18 November 2017).
White,Daniel. “Poll: Latino Voters 'Enthusiastic' to Vote Against Trump.”TIME, (21
April 2016).http://time.com/4303895/trump-latino-vote-poll/ (diakses tanggal 27
September 2017).
Ye He Lee, Michelle. “Donald Trump’s unsupported claim that crime is ‘through the
Faktor yang memengaruhi..., Nungky Kusumawardhani, FISIP, 2017
67
roof’ because of illegal immigration.” The Washington Post. (13 Mei 2016).
https://www.washingtonpost.com/news/fact-checker/wp/2016/05/13/donald-trumps-
unsupported-claim-that-crime-is-through-the-roof-because-of-illegal-
immigration/?utm_term=.078e5f5f3527 (diakses tanggal 16 Oktober 2017).
Jurnal
Abrajano, Marisa A., Alvarez,R. Michael dan Nagler,Jonathan. “The Hispanic Vote
in the 2004 Presidential Election: Insecurity and Moral Concerns.”The Journal of
Politics,Vol. 70, No. 2, April (2008):368–382.f
Alvarez, R. Michael., Lisa Garcia Bedolla.“Similar Yet Different? Latino and Anglo
Party Identification”. Journal of Politics 63 (1).(2003): 31–49.
Antunes,Rui. “Theoritical Models of Voting Behavior.”Instituto Politécnico de
Coimbra. 2010. (diakses tanggal 27 September 2017).
Ballmer, Randall. “Trading Places: Evangelical and Mainline Protestantism at the
Turn of the Twenty-first Century”. Columbia University, Volume XIX, Number 1,
New York. (1998-1999):1-9.
Bartowski, John P. “Faith, Race-Ethnicity, and Public Policy Preferences: Religious
Schemas and Abortion Attitudes among U.S. Latinos.” Journal for the Scientific
Study of Religion, 51(2), (2012):343–358.
Bautista, David E Hayes dan Chapa, John, “Latino Terminology: Conceptual Bases
for Standardized Terminology.” American Journal of Public Health 77. (1987).
Bell, Aaron T. “The Role of the Latino Vote in the 2016 Elections.”Annual Latino
Public Affairs Forum. CLALs Working Paper Series, Vol.13. (2016).
Kelly, Nathan J. dan Jana Morgan Kelly. “Religion and Latino Partisanship in the
United States” Political Research Quarterly, Vol. 58, No. 1. (2005): 87-95.
Kelly, Nathan J. dan Jana Morgan Kelly. “Religious Traditionalism and Latino
Politics In United States.” American Politics Research, Vol. 36,No. 2 . (2008). Taylor, Watrous . “Latino Mobilizing Agents and Voter Choice in the 2008
Presidential Election.” The University of New Mexico. (2009): 1-41.
Artikel dan Karya Ilmiah
American Government and Politics In The Information Age, “Political Culture”,
The University of Minnesota,
http://open.lib.umn.edu/americangovernment/chapter/6-1-political-culture/ (diakses
tanggal 20 Oktober 2017).
Faktor yang memengaruhi..., Nungky Kusumawardhani, FISIP, 2017
68
Flores,Antonio. “How the U.S. Hispanic population is changing.”Pew Research
Center, (18 September 2017), http://www.pewresearch.org/fact-
tank/2017/09/18/how-the-u-s-hispanic-population-is-changing/ (diakses tanggal 30
September 2017).
Tesis
Kim,Jae Eun. “Minority Voting Factors.”Thesis:Carnegie Mellon University,
(2014): 1-82.
Laporan Publikasi Data
Barreto, Matt, Rodolfo O. de la Garza, Jongho Lee, Jaesung Ryu; and Harry P.
Pachon, “A Glimpse into Latino Policy and Voting Preferences.” The Tomas
Rivera Policy Institute. (Maret 2002), (diakses tanggal 12 November 2017).
Lopez, Mark Hugo, Ana Gonzalez-Barrera, Jens Manuel Krogstad dan Gustavo
Lovez. “Latinos and the political parties.” Pew Research
Center,http://www.pewhispanic.org/2016/10/11/latinos-and-the-political-parties/
(diakses tanggal 2 November 2017).
Krogstad, Jen Manuels. “The economy is a top issue for Latinos, and they’re more
upbeat about it.” Pew Research Center. (15 Juni 2016).
http://www.pewresearch.org/fact-tank/2016/07/15/the-economy-is-a-top-issue-for-
latinos-and-theyre-more-upbeat-about-it/ (diakses tanggal 14 November 2017).
Krogstad, Jens Manuel dan Antonio Flores, “Unlike other Latinos, about half of
Cuban voters in Florida backed Trump.” (15 November 2016).
http://www.pewresearch.org/fact-tank/2016/11/15/unlike-other-Latinos-about-half-
of-cuban-voters-in-florida-backed-trump/ (diakses tanggal 4 November 2017).
Pew Research Religion & Public Life Project. Religious Advocacy Sortable
Directory.http://projects.pewforum.org/religious-advocacy-directory (diakses
tanggal 16 November 2017).
Varela, Julio Ricardo., “Why Some Latinos Voted for Donald Trump, Latino USA.”
(10 November 2016), http://latinousa.org/2016/11/10/latinos-voted-donald-trump/
(diakses tanggal 15 November 2017).
Makalah Seminar
Leal, David L. “Latinos, Religion, and the 2004 Presidential Election.” Paper for the
Conference, The University of Texas at Austin. (2005):1-38. (diakses tanggal 15
November 2017).
Faktor yang memengaruhi..., Nungky Kusumawardhani, FISIP, 2017