UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA...
Transcript of UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA...
-
1 Universitas Indonesia
UNIVERSITAS INDONESIA
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA IBU R DENGAN
KETIDAKEFEKTIFAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DIRI PADA
MASALAH KESEHATAN DIABETES MELITUS DI RW 05
KELURAHAN CISALAK PASAR, CIMANGGIS, DEPOK
KARYA ILMIAH AKHIR NERS
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ners
PUTRI CHAIRIAH
1006823482
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI PROFESI KEPERAWATAN
DEPOK JULI 2013
Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013
-
Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013
-
Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013
-
Universitas Indonesia
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas limpahan rahmat-Nya,
saya dapat menyelesaikan penulisan karya ilmiah akhir dengan judul Asuhan
keperawatan keluarga Ibu R dengan ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan diri pada
masalah kesehatan diabetes mellitus di RW 05 Kelurahan Cisalak Pasar, Cimanggis,
Depok tepat pada waktunya. Karya ilmiah ini banyak mendapat bantuan dan dukungan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini kami mengucapkan terima
kasih kepada yang terhormat :
1. Dewi Irawaty, MA.,PhD., selaku Dekan Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas
Indonesia
2. Ibu Ns. Henny Permatasari, S.Kep., M.Kep., Sp. Kep. Kom, sebagai koordinator
mata ajar Praktik Klinik Keperawatan Kesehatan Masyarakat Perkotaan sekaligus
pembimbing penulis yang telah memberikan ide, bimbingan, semangat, arahan
dengan penuh kesabaran pada kami selama praktik di Lapangan.
3. Seluruh dosen komunitas Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia yang
telah memberikan arahan dan bimbingan selama melakukan praktik di lapangan
4. Ibu Ns. Diah Ratnawati, S.Kep., M.Kep yang sudah membantu membimbing kami
selama di lapangan
5. Ketua RW 05 yang telah mengijinkan kami melakukan praktik asuhan keperawatan
keluarga pada warga yang memiliki masalah kesehatan
6. Ibu Een selaku ketua kader untuk masalah kesehatan DM di RW 05 yang telah
banyak membantu dalam mencari keluarga kelolaan dan membantu selama
pelaksanaan praktik komunitas di lapangan
7. Keluarga Ibu Ropiah sebagai klien kelolaan utama
8. Ibu-ibu kader RW 05 yang semangatnya luar biasa dalam mengikuti rangkaian
kegiatan selama praktik di RW 05
Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013
-
Universitas Indonesia
9. Semua teman-teman seperjuangan program profesi angkatan 2012/2013 khususnya
teman-teman di peminatan keperawatan komunitas yang telah banyak membantu,
memberikan dorongan dan semangat untuk terus maju.
10. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini, tanpa
mengurangi rasa terimakasih
Layaknya pepatah mengatakan tak ada gading yang tak retak. Penulis menyadari bahwa
laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran sangat penulis
harapkan demi kesempurnaan penelitian ini.
Depok, Juli 2013
Penulis
Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013
-
Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013
-
Universitas Indonesia
ABSTRAKNama : Putri ChairiahProgram Studi : Profesi KeperawatanJudul : Asuhan Keperawatan Keluarga Ibu R dengan Ketidakefektifan
Pemeliharaan Kesehatan Diri Pada Masalah Kesehatan DiabetesMelitus di RW 05 Kelurahan Cisalak Pasar, Cimanggis, Depok
Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan diri pada penderita DM terjadikarena ketidaktahuan dan ketidakpatuhan klien untuk melakukan manajemenperawatan DM terutama pada manajemen diet. Karya ilmiah akhir ners inimemberikan gambaran asuhan keperawatan keluarga yang telah diberikankepada keluarga Ibu R dengan masalah keperawatan ketidakefektifanpemeliharaan kesehatan pada diabetes melitus. Intervensi keperawatan unggulanyang dilakukan manajemen diet dengan menerapkan prinsip 3 J dan kepatuhan.Evaluasi yang didapat adalah keluarga menerapkan pola makan sesuai denganprinsip 3 J dan berdasarkan kebutuhan kalori yang dibutuhkan klien. Saran yangdiberikan adalah keluarga memonitor dan mengevaluasi pola makan klien sehari-hari.
Kata Kunci: manajemen diet, prinsip 3 J
Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013
-
Universitas Indonesia
ABSTRACT
Name : Putri Chairiah
Study Program : Faculty of Nursing
Title : Family Nursing Mrs. R with Ineffective
Personal Health Care In Diabetes Health Problems Mellitus in
RW 05 Kelurahan Cisalak Pasar, Cimanggis, Depok
Ineffectiveness of self health care in people with diabetes occurs due to ignorance andpoor adherence to treatment DM client. Ners end of this scientific work gives anoverview of family nursing care that has been given to the family of Mrs. R with nursingissues ineffectiveness of health care in diabetes mellitus. Superior nursing interventionsperformed by applying the principles of dietary management 3 J. Evaluation is obtainedapplying family diet in accordance with the principle of 3 J. Advice given is the familymonitor and evaluate the client's diet everyday.
Keywords: dietary management, principle 3 J
Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013
-
Universitas Indonesia
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... iPERNYATAAN ORISINALITAS ................................................................ iiHALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iiiKATA PENGANTAR .................................................................................... ivLEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ................... viABSTRAK ....................................................................................................... viiABSTRACT...................................................................................................... viiiDAFTAR ISI ................................................................................................... ixDAFTAR LAMPIRAN................................................................................... xiBAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ......................................................................... 11.2 Tujuan Penulisan ..................................................................... 71.3 Manfaat Penulisan .................................................................... 8
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA2.1 Masyarakat Perkotaan.................................................................. 102.2 Diabetes Mellitus Sebagai Penyakit Degeneratif Pada Masyarakat
Perkotaan ..................................................................................... 112.3 Peran Perawat Dalam Konsep Masalah Kesehatan DM.............. 112.4 Konsep Keluarga Dewasa............................................................ 122.5 Proses Keperawatan Keluarga ..................................................... 16
BAB 3 LAPORAN KASUS KELUARGA KELOLAAN3.1 Pengkajian ................................................................................... 233.2 Rencana Keperawatan ................................................................. 253.3 Implementasi Keperawatan ......................................................... 303.4 Hasil dan Evaluasi ....................................................................... 35
BAB 4 ANALISA SITUASI4.1 Profil Lahan Praktik..................................................................... 404.2 Analisis Masalah Keperawatan dengan Konsep KKMP dan Teori
Terkait KKMP ............................................................................ 424.3 Analisis Program Inovasi Implementasi Keperawatan dengan
Konsep dan Penelitian Terkait..................................................... 484.4 Alternatif Pemecahan yang Dapat Dilakukan ............................. 50
BAB 5 PENUTUP5.1 Simpulan...................................................................................... 525.2 Saran ............................................................................................ 54
Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013
-
Universitas Indonesia
DAFTAR PUSTAKALAMPIRAN
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Pengkajian Keluarga Kelolaan
Lampiran 2 : Rencana Keperawatan Keluarga Kelolaan
Lampiran 3 : Implementasi dan Evaluasi Keluarga Kelolaan
Lampiran 4 : Leaflet Diabetes Melitus
Lampiran 5 : Leaflet Aktivitas Fisik dan Olahraga
Lampiran 6 : Lembar Balik Diet DM
Lampiran 7 : Evaluasi Tingkat Kemandirian Keluarga
Lampiran 8 : Jadwal Aktivitas Sehari-hari dan Makan
Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013
-
Universitas Indonesia
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kota adalah sebuah pemukiman yang menyusun sebuah wilayah dan menciptakan
ruang-ruang efektif melalui pengorganisasian sebuah daerah pedalaman yang lebih
besar berdasarkan hierarki-hierarki tertentu (Rapoport dalam Zahnd, 2006). Kota
dicirikan oleh adanya prasarana perkotaan seperti bangunan besar bagi
pemerintahan, rumah sakit, sekolah, pasar, dan sebagainya. Secara umum ada dua
faktor yang menyebabkan terjadinya perpindahan dari desa ke kota, yaitu faktor
daya tarik kota dan daya dorong dari desa (Muhi, 2011). Terbentuknya sebuah kota
bervariasi tetapi memiliki inti yang sama. Terbentuknya kota juga bisa dikatakan
dengan diawali sebuah tempat pertemuan antara penduduk sebuah desa dengan
penduduk sekitar desa itu baik untuk transaksi keperluan di sekitar tempat itu dan
kemudian pemukiman itu menjadi besar. Proses urbanisasi dapat terjadi dengan
lambat atau cepat. Proses perpindahan ini disebabkan oleh daerah yang termasuk
menjadi pusat pemerintahan atau menjadi ibukota, tempat tersebut letaknya sangat
strategis untuk membuka usaha atau melakukan usaha perekonomian, dan
munculnya industri-industri yang memproduksi barang-barang atau jasa.
Daya tarik kehidupan perkotaan dan tuntutan kehidupan yang semakin tinggi
menyebabkan semakin banyak penduduk Indonesia yang beralih untuk tinggal dan
beraktivitas di kawasan perkotaan. Kota menjadi tempat pusat penyediaan barang
dan jasa di wilayah sekelilingnya yang mengakibatkan potensi daya tarik daerah-
daerah kecil disekelilingnya untuk datang ke kota. Keterbelakangan pembangunan
di daerah pedesaan yang merupakan daya dorong dari desa turut berkontribusi
terhadap perpindahan penduduk pedesaan ke perkotaan. Adanya pemusatan dan
penambahan jumlah penduduk perkotaan ini perlu disikapi dan diantisipasi lebih
awal mengingat akan adanya beberapa persoalan wilayah perkotaan yang akan
muncul. Daerah perkotaan menjadi kewalahan menghadapi tingginya arus
perpindahan tersebut sehingga timbul berbagai macam permasalahan. Permasalahan
Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013
-
Universitas Indonesia
yang ditimbulkan akibat dari dampak migrasi tersebut adalah munculnya masalah
sosial seperti peningkatan pengangguran, peningkatan masyarakat miskin,
gelandangan, masalah transportasi yaitu kemacetan, peningkatan masalah kesehatan,
tingginya angka kejadian kriminal, dan sebagainya (Muhi, 2011).
Kehidupan yang serba modern dan adanya fenomena budaya konsumerisme
akhirnya membentuk budaya tersendiri masyarakat perkotaan. Budaya tersebut
membuat masyarakat perkotaan untuk beralih dari makanan keluarga tradisional
menjadi makanan cepat saji dan berlemak (Anderson & McFarlane, 2007). Tingkat
kesehatan masyarakat perkotaan belum tentu lebih baik dilihat dari budaya yang
dimiliki mereka selain itu juga disebabkan karena terdapatnya pola makan buruk,
tekanan lingkungan sanitasi yang buruk, dan perilaku hidup yang tidak sehat.
Peningkatan pendapatan dan perubahan gaya hidup seperti pola makan buruk,
perilaku hidup yang tidak sehat tersebut terutama di kota-kota besar
menyebabkan peningkatan prevalensi penyakit degeneratif seperti Penyakit Jantung
Koroner (PJK), hipertensi, hiperlipidemia, Diabetes Mellitus (DM), dan lain-lain.
Perubahan gaya hidup terutama dalam hal pola makan dari pedesaan yang banyak
mengandung sayuran dan serat ke pola makan perkotaan yang cepat saji dengan tinggi
karbohidrat dan kolesterol. Perubahan pola makan ini berpotensial menimbulkan
berbagai macam penyakit degeneratif seperti yang dijelaskan diatas. Fenomena tersebut
malah menimbulkan masalah kesehatan salah satu diantaranya adalah penyakit
diabetes melitus.
Pemerintah berupaya mengendalikan DM di Indonesia dengan cara seperti edukasi
(pendidikan kesehatan), terapi gizi medis (diet), latihan jasmani dan intervensi
farmakologis merupakan upaya dalam pengendalian DM yang didasarkan pada 5
pilar penatalaksanaan DM (PERKENI, 2011). Salah satu dari upaya pemerintah
menanggulangi masalah diabetes mellitus di Indonesia adalah dengan membentuk
organisasi PERKENI dan mengikuti program WHO untuk menjadikan tanggal 14
November sebagai hari DM. Pendidikan kesehatan atau edukasi terkait DM terus
Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013
-
Universitas Indonesia
dilakukan melalui berbagai media, seperti penyuluhan, penyebaran leaflet.
Pengelolaan diet dan senam DM juga tak luput dalam upaya mengendalikan DM.
Penanganan DM di Indonesia belum berjalan secara optimal sehingga upaya-upaya
tersebut tidak menunjukkan hasil yang signifikan melainkan menambah angka
kejadian baru. Masih banyaknya penderita diabetes yang belum teridentifikasi. Hal
ini disebabkan banyak faktor yang menjadi kendala salah satunya adalah
ketidakpatuhan pasien DM terhadap manajemen pola makan. Ketidakpatuhan ini
merupakan salah satu kendala pada pelayanan diabetes karena penanganan
manajemen pola makan merupakan bagian utama keberhasilan penatalaksanaan
diabetes.
Peran perawat komunitas dalam menangani masalah DM adalah memberdayakan
masyarakat dalam pelayanan promotif dan preventif yang berkesinambungan
dengan pelayanan kuratif dan rehabilitatif ditujukan kepada individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat. Perawat berfokus pada primary health care atau
pelayanan kesehatan primer pada masalah DM. Landasan primary health care
adalah prinsip sehat dimulai dari tempat tinggal dan lingkungan kerja mereka
sendiri, yaitu mulai dari rumah, sekolah, masyarakat, dan tempat kerja (Anderson &
McFarlane, 2007). Asas pelayanan kesehatan primer perawat komunitas adalah
memberdayakan keluarga dan masyarakat untuk membentuk suatu komunitas yang
sehat. Model asuhan keperawatan yang diberikan berbasis comunity as partner.
Disini komunitas dijadikan sebagai mitra dalam meningkatkan taraf kesehatan
masyarakat perkotaan.
Secara epidemiologi, diperkirakan bahwa pada tahun 2030 prevalensi Diabetes
Melitus (DM) di Indonesia mencapai 21,3 juta orang. Riskesdas (2007) mencatat
bahwa 6 dari 100 orang dewasa di Indonesia mengidap diabetes (5,7%) yang
bervariasi di beberapa kota besar di Indonesia. Hasil Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) tahun 2007, diperoleh bahwa proporsi penyebab kematian akibat
DM pada kelompok usia 45-54 tahun di daerah perkotaan menduduki ranking ke-
2 yaitu 14,7% dan daerah pedesaan, DM menduduki ranking ke-6 yaitu 5,8%. Kota
Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013
-
Universitas Indonesia
Depok merupakan salah satu kota berkembang yang memberikan daya tarik pada
masyarakat pedesaan di sekitarnya. Salah satu masalah sosial yang akibat dari
dampak itu adalah masalah kesehatan, yaitu prevalensi angka kejadian diabetes
mellitus di Kota Depok.
Kota Depok mempunyai angka kejadian diabetes yang tinggi. Prevelansi kesakitan
diabetes di Kota Depok pada rentang usia 25-64 tahun adalah sebesar 8% dengan
prevalensi untuk kadar rentang usia 55-64 tahun adalah sebesar 21,5%. Sedangkan
prevelansi untuk kadar glukosa darah puasa diatas normal adalah sebesar 6,1%
pada rentang usia 25-64 tahun. Prevelansi tertinggi diperoleh pada rentang usia 55-
64 tahun yakni sebesar 15,2%. Sedangkan untuk prevelansi gula darah sewaktu
diatas normal mencapai 3,2% pada rentang usia 25-64 tahun, dengan prevalensi
tertinggi pada rentang usia 55-64 tahun yakni sebesar 7% (Kemenkes & WHO,
2007 dalam Wibisono, 2012). Beberapa faktor resiko yang telah teridentifikasi
berkaitan dengan tingginya prevalensi diabetes di Kota Depok, yaitu tingginya
angka harapan hidup, kurangnya kesadaran akan pemeriksaan kesehatan,
kurangnya kesadaran akan faktor resiko, persepsi yang salah tentang pola makan,
indeks massa tubuh, dan gaya hidup sedenter (Wibisono, 2012).
Wilayah RW 05 Kelurahan Cisalak Pasar Kecamatan Cimanggis Kota Depok
didapatkan jumlah penderita diabetes mellitus sebanyak 20 orang yang tak
teridentifikasi dengan usia antara 40-60 tahun (Profesi, 2013). Sebelumnya ada 18
orang yang ditemukan menderita DM (Ratnawati, 2013). Jumlah penderita diabetes
di RW 05 menjadi 48 orang Hasil kuesioner menunjukkan bahwa 70% warga
memiliki kebiasaan makan makanan yang berisiko terhadap diabetes melitus.
Makanan yang beresiko tersebut adalah makanan yang mengandung kadar gula
tinggi seperti nasi, gula pasir dan gula jawa, dan roti. Terdapat 38,75% responden
mengakui mengkonsumsi teh manis dan kopi lebih dari tiga kali sehari. Hasil
penelitian juga menunjukkan 50% warga tidak dapat mengatur porsi dan jenis
makanan yang dikonsumsi. 36% warga tidak melakukan olah raga secara rutin.
Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013
-
Universitas Indonesia
Salah satu keluarga di wilayah RW 05, yaitu keluarga Ibu R teridentifikasi sebagai
salah satu penemuan kasus baru DM dimana Ibu R sebagai penderita DM baru.
Hasil pengkajian didapatkan data bahwa Ibu R teridentifikasi DM baru pada bulan
Mei 2013 ini diyakinkan dengan hasil kadar gula darah sewaktu pada tanggal 22
Mei 2013 sebesar 263 mg/dl, 156 mg/dl pada tanggal 25 Mei 2013 dan 200 mg/dl
pada tanggal 29 Mei 2013. Ibu R mengakui mempunyai kebiasaan mengemil
makanan dan minuman manis seperti gorengan dan teh manis pada pagi dan sore
hari dengan gula pasir 2 sendok makan untuk satu cangkir, memiliki pola makan
yang tidak teratur dimana jumlah makan bisa 3-4 x/hari. Begitu pula dengan
aktivitas fisik sehari-hari yang dilakukan Ibu R adalah hanya rutinitas semata tidak
adanya aktivitas fisik khusus atau olah raga yang terjadwal untuk kebugaran dirinya.
Ibu R mengatakan bahwa ibu dan kakaknya mengidap sakit ini juga namun dirinya
tidak tahu jika Ibu R juga beresiko terkena penyakit ini. Tanda-tanda vital pada Ibu
R masih dalam rentang normal, yaitu tekanan darah 120/80 mmHg, heart rate 80
x/menit, pernafasan 18 x/menit, dan suhu tubuh 36C. Ibu R dilakukan pengukuran
berat badan (BB), tinggi badan (TB) dan lingkar perut (LP). BB: 52 kg, TB: 148 cm,
dan LP: 90 cm. Ibu R menjelaskan bahwa dirinya dan keluarga tidak mempunyai
pengetahuan tentang penyakit ini.
Hasil dari identifikasi data-data tersebut penulis melakukan perencanaan
keperawatan dengan diawali penegakkan masalah keperawatan yang terjadi pada
keluarga Ibu R, yaitu ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan diri pada Ibu R
dengan DM. Kemudian dilakukan intervensi keperawatan, yaitu pemberian
pendidikan kesehatan mengenai pengertian, penyebab, tanda dan gejala, pencegahan
dan perawatan di rumah bagi penderita diabetes mellitus; berperan sebagai fasilitator
keluarga dalam pengambilan keputusan untuk merawat anggota keluarga yang sakit,
yaitu dengan penyediaan leaflet DM, lembar balik diet DM, dan pengukuran kadar
gula darah sewaktu tiap pertemuan. Cara perawatan di rumah yang dilakukan adalah
pengaktifan kehadiran Ibu R untuk mengikuti senam lansia dan DM di lingkungan
RW 05, pengaturan pola makan/diet, dan perawatan kaki dengan menggunakan
sandal atau rendam air hangat. Intervensi unggulan perawat yang dilakukan pada Ibu
Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013
-
Universitas Indonesia
R adalah mengenai manajemen diet. Keluarga diberi penjelasan terlebih dahulu
mengenai gizi seimbang, triguna makanan, makanan yang dianjurkan dan tidak
dianjurkan, dan jenis makanan pengganti. Selanjutnya bersama-sama menyusun
menu sehari berdasarkan kebutuhan kalori perhari dengan mempertimbangkan
makanan yang biasa dikonsumsi sehari-hari dan mampu dibeli oleh keluarga.
Data-data yang ditemukan pada keluarga Ibu R membuat perawat menerapkan
manajemen DM pada Ibu R. Rekomendasi American Diabetes Association (ADA)
2003 menyatakan bahwa kontrol metabolik yang baik perlu dukungan dari dokter,
perawat, pasien sendiri dan keluarga. Perawat memberikan asuhan keperawatan
sesuai dengan lima tugas kesehatan keluarga yaitu mengenal masalah, memutuskan
untuk merawat anggota keluarga, merawat angota keluarga dengan perawatan
sederhana, mampu memodifikasi lingkungan serta menggunakan fasilitas pelayanan
kesehatan yang ada. Perawat berperan sebagai pendidik kesehatan, konsuler,
fasilitator dan pemberi asuhan keperawatan bagi keluarga sehingga diharapkan
masalah diabetes mellitus mampu diatasi oleh keluarga (Helvie, 1998 dalam
penelitian Badriah, 2011). Manajemen DM yang diunggulkan untuk intervensi pada
keluarga Ibu R adalah manajemen diet dengan menggunakan pendekatan lima tugas
kesehatan keluarga. Manajemen diet yang diberikan berdasarkan pedoman
PERKENI (2011). Perencanaan pola makan yang baik dan sehat merupakan kunci
sukses manajemen DM. Seluruh penderita harus melakukan diet dengan pembatasan
kalori, terlebih untuk penderita dengan kondisi kegemukan. Menu dan jumlah kalori
yang tepat umumnya dihitung berdasarkan kondisi individu pasien. Perencanaan
makan merupakan salah satu pilar pengelolaan DM, meski sampai saat ini tidak ada
satupun perencanaan makan yang sesuai untuk semua pasien, namun ada standar
yang dianjurkan yaitu makanan dengan komposisi yang seimbang dalam
karbohidrat, protein, dan lemak sesuai dengan kecukupan gizi baik sebagai berikut:
karbohidrat = 60-70 %, protein = 10-15 %, dan lemak = 20-25 % (Arjatmo, 2006).
Modifikasi lingkungan yang diberikan perawat dan disepakati oleh keluarga dalam
hal mencegah peningkatan kadar gula darah adalah dengan menghindari pembelian
Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013
-
Universitas Indonesia
makanan ringan goreng-gorengan, pembatasan konsumsi teh manis dengan kadar
gula pasir tinggi, mengganti jenis makanan ngemil yang tinggi karbohidrat dengan
buah-buahan yang dianjurkan untuk penderita DM. Keluarga juga ditinggalkan
catatan berupa buku yang memuat tentang Activity Daily Living (ADL), jenis,
jumlah, jadwal makan Ibu R. Catatan ini dipantau oleh anak-anak Ibu R, dengan
adanya catatan ini keluarga dan Ibu R patuh terhadap manajemen dietnya. Pelayanan
kesehatan yang dilakukan adalah menghubungkan keluarga dengan kader Posbindu
di RW 05 dan petugas kesehatan Puskesmas.
Hasil evaluasi dari tujuh kali kunjungan ke keluarga Ibu R tercatat bahwa asuhan
keperawatan yang dilakukan baru tercapai keberhasilannya sebahagian. Indikator
keberhasilan manajemen diet dilihat dari hasil pemeriksaan gula darah sewaktu yang
dilakukan setiap kali pertemuan dan prinsip 3 J yang dilakukan. Kadar gula darah
awal Ibu R adalah 263 mg/dl pada tanggal 22 Mei 2013 lalu mengalami penurunan
dan peningkatan yang pada akhir kunjungan yaitu pada tanggal 22 Juni 2013
didapatkan hasil gula darah sewaktu 189 mg/dl. Fluktuasi ini disebabkan banyak
faktor salah satunya adalah kepatuhan. Keluarga belum mengubah pola hidup
dengan menghindari makanan yang mengandung banyak gula dan lemak.
Perencanaan pola makan Ibu R teratur namun Ibu R masih mudah tergoda atas
kebiasaannya, yaitu mengemil makanan tinggi karbohidrat seperti gorengan. Tanda-
tanda vital Ibu R berada pada rentang normal selama intervensi, yaitu tekanan darah:
110/70 mmHg, heart rate: 80 x/menit, pernafasan: 20 x/menit, dan suhu: 36C.
Berat badan dan lingkar perut Ibu R tidak mengalami penurunan atau peningkatan.
1.2 Tujuan penulisan
1.2.1 Tujuan umum
Memberikan gambaran tentang asuhan keperawatan yang telah diberikan
pada keluarga Ibu R dengan masalah keperawatan ketidakefektifan
pemeliharaan kesehatan pada diabetes mellitus.
Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013
-
Universitas Indonesia
1.2.2 Tujuan khusus
a. Memberikan gambaran proses pengkajian pada keluarga Ibu R di RT 07
RW 05 Kelurahan Cisalak Pasar, Cimanggis, Depok
b. Memberikan gambaran perencanaan keperawatan keluarga yang
dilakukan pada keluarga Ibu R di RT 07 RW 05 Kelurahan Cisalak
Pasar, Cimanggis, Depok
c. Memberikan gambaran penerapan asuhan keperawatan keluarga dengan
intervensi unggulan pengelolaan diet yang dilakukan pada keluarga Ibu
R di RT 07 RW 05 Kelurahan Cisalak Pasar, Cimanggis, Depok
d. Memberikan gambaran hasil dan evaluasi atas penerapan asuhan
keperawatan yang dilakukan pada keluarga Ibu R di RT 07 RW 05
Kelurahan Cisalak Pasar, Cimanggis, Depok
1.3 Manfaat penulisan
1.3.1 Keluarga
Diharapkan dengan tersusunnya laporan asuhan keperawatan ini keluarga
dapat meningkatkan kemandiriannya dengan masalah ketidakefektifan
pemeliharaan kesehatan diri dengan mengenal penyakit diabetes mellitus,
mengatur pola makan atau diet untuk penderita DM, dan olahraga khusus
untuk penderita DM dengan tujuan peningkatan kualitas hidup anggota
keluarga yang menderita DM.
1.3.2 Kader
a. Teridentifikasinya penderita DM baru, yaitu keluarga Ibu R dalam hal ini
Ibu R yang mempunyai masalah kesehatan tersebut dapat menjadi
perhatian khusus para kader untuk menindaklanjuti kemandirian keluarga
atas asuhan keperawatan yang telah diberikan kepada keluarga Ibu R.
b. Diharapkan para kader dapat memotivasi dan memberikan
penyuluhan kesehatan pada keluarga yang mempunyai anggota
keluarga yang menderita DM pada khususnya dan warga secara
Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013
-
Universitas Indonesia
umum untuk meningkatkan taraf hidup dan kesehatannya dengan
melakukan tindakan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.
1.3.3 Perawat Puskesmas
a. Mengetahui angka kejadian dan penyebab diabetes mellitus di
lingkungan Kelurahan Cisalak Pasar khususnya RW 05 bagi pemegang
program PERKESMAS dengan melakukan antisipasi atas peningkatan
angka kejadian penyakit diabetes mellitus di wilayah kerja Puskesmas
Cimanggis khususnya di lingkungan Kelurahaan Cisalak Pasar dengan
mengaktifkan para kader, melakukan penyuluhan baik di dalam
Puskesmas atau di luar Puskesmas, pengaktifan leaflet diabetes mellitus
di Puskesmas
b. Laporan asuhan keperawatan ini dapat sebagai rekomendasi perawat
untuk memberikan asuhan keperawatan individu dan keluarga pada
masalah ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan diri dengan diabetes
mellitus yang dijumpai di puskesmas.
1.3.4 Keilmuan
Penyusunan laporan atas hasil pemberian asuhan keperawatan dengan
masalah ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan diri dengan masalah
kesehatan diabetes mellitus dapat dijadikan referensi bagi perawat atau
mahasiswa keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga di
komunitas.
Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013
-
Universitas Indonesia
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Masalah Perkotaan
Kota merupakan hasil peradaban manusia dimana peradaban ini mengalami sejarah
pertumbuhan, perkembangan kemudian menjadi kota besar kemudian kota ini yang
menunjukkan pula dinamika masyarakat atau manusi (Rapoport dalam Zahnd,
2006). Sebuah kota memiliki ciri-ciri yang membedakan antara kota dan pedesaan.
Perbedaan ini dapat dilihat dari bentuk fisik, ekonomi, jumlah penduduk, aspek
sosial dan aspek hukum (Allender, J. A., Rector, C., & Warner, K.D., 2010). Bentuk
fisik dari perkotaan adalah munculnya gedung-gedung bertingkat, bentuk rumah
modern, dan alat transportasi canggih. Kota dapat dipandang sebagai suatu gaya
hidup, yang mengalami aneka perubahan yang pesat, dan perubahan mobilitas
sosial. Akibat aneka perubahan yang pesat itu menimbulkan masalah-masalah sosial
seperti masalah keamanan, ekonomi, pendidikan, politik, tenaga kerja dan
kesehatan. Masalah kesehatan yang menjadi fokus dari penulisan laporan ini
disebabkan oleh gaya hidup, kurang aktifitas fisik atau olah raga, pola makan yang
tidak sehat, pencemaran atau polusi udara, polusi air, dan polusi tanah.
Pada penulisan laporan ini hanya memfokuskan pada masalah kesehatan perkotaan
sehingga menimbulkan diabetes mellitus. Faktor genetik, gaya hidup, tingkat polusi,
stres psikososial merupakan penyebab utama terjadinya penyakit ini. Selain itu, gaya
hidup dan struktur sosial yang semakin kompetitif tentu mengakibatkan tingkat stres
psikis yang juga semakin tinggi dan ini juga dapat memicu akselerasi penambahan
jumlah penyandang diabetes. Faktor genetik, gaya hidup, tingkat polusi, stres
psikososial merupakan penyebab utama terjadinya penyakit ini. Selain itu, gaya
hidup dan struktur sosial yang semakin kompetitif tentu mengakibatkan tingkat stres
psikis yang juga semakin tinggi dan ini juga dapat memicu akselerasi penambahan
jumlah penyandang diabetes. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007 dalam
Kemenkes (2012) menyatakan bahwa hampir 80% prevalensi diabetes melitus
adalah DM tipe 2 dengan penyebabnya yaitu gaya hidup yang tidak sehat atau
Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013
-
Universitas Indonesia
terkait pola makan. Diet atau pola makan yang sehat, aktivitas fisik secara teratur,
menjaga berat badan normal dan menghindari penggunaan tembakau dapat
mencegah atau menunda timbulnya diabetes tipe 2.
2.2 Diabetes Melitus Sebagai Penyakit Degeneratif Pada Masyarakat Perkotaan
Diabetes mellitus (DM) adalah kelainan metabolik yang ditandai dengan
hiperglikemia yang diakibatkan dari kurangnya sekresi insulin, gangguan
metabolisme insulin, atau keduanya (Smeltzer, 2010). Seseorang dikatakan terkena
DM jika didapatkan hasil kadar gula sewaktu diatas 200 mg/dl dan gula darah puasa
diatas 140 mg/dl (PERKENI, 2011). Diabetes mellitus dibagi menjadi 3 tipe, yaitu
diabetes mellitus tipe 1, diabetes mellitus tipe 2, dan diabetes mellitus gestasional
(WHO, 2008). Penyebab dari DM adalah keturunan/genetik, usia, pola makan, stress,
obesitas, kurangnya aktifitas fisik/olah raga, dan infeksi. Tanda dan gejala dari DM
adalah cepat lapar, sering haus, cepat lelah dan mengantuk, terjadi penurunan berat
badan, pandangan kabur, gairah seks menurun, baal atau kesemutan di ekstremitas
terutama kaki, luka sukar sembuh dan sering BAK di malam hari. DM jika tidak
ditangani lebih lanjut akan menyebabkan komplikasi berupa penyakit jantung
koroner, stroke, hipertensi, mata rabun atau kebutaan, gagal ginjal, sepsis, dan
kematian.
Penyakit DM ini mudah terjadi di masyarkat perkotaan karena faktor-faktor berikut
ini, yaitu faktor genetik, gaya hidup, tingkat polusi, dan stres psikososial. Tuntutan
dan mobilitas pada masyarakat perkotaan yang tinggi menyebabkan gaya hidup
yang tidak sehat sehingga rentan terkena penyakit degeneratif seperti DM.
2.3 Peran Perawat Dalam Konsep Masalah Kesehatan DMMasalah diabetes pada masyarakat perkotaan diperlukan penanganan dari perawat
komunitas. Sebagai perawat komunitas, perannya dibutuhkan untuk mengatasi masalah
kesehatan masyarakat perkotaan baik pada keluarga atau komunitas besar khususnya DM.
Perawat komunitas mempunyai banyak peran dalam melakukan intervensi keperawatan.
Helvie (1998) dalam Badriah (2011) menjelaskan peran perawat komunitas, dua
Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013
-
Universitas Indonesia
diantaranya adalah sebagai pemberi asuhan keperawatan (care provider) dan sebagai
pendidik kesehatan. Sebagai pemberi asuhan keperawatan, perawat berperan dalam
melakukan asuhan keperawatan mulai dari pengkajian, perencanaan, implementasi
dan evaluasi. Pada peran pendidik kesehatan, perawat mengkaji kebutuhan dan
memotivasi pembelajaran klien berdasarkan rencana dari model pendidikan yang
akan diterapkan dan melakukan rencana yang telah ditetapkan. Peran perawat dalam
hal ini membantu klien dalam memberikan informasi agar klien mampu membuat
pilihan dan memelihara atau mendapatkan autonomi.
2.4 Konsep Keluarga Dewasa
Keluarga dewasa ini dimulai dari anak berusia 19 atau 20 tahun atau saat anak telah
menyelesaikan SMU atau kuliahnya namun dapat juga lebih cepat jika anak sudah
menikah dan meninggalkan orang tua. Lama tahap ini biasanya enam atau tujuh
tahun, bebarapa tahun belakangan ini tahap VI dalam keluarga menjadi lebih lama
karena lebih banyak anak yang telah dewasa tinggal di rumah setelah mereka
menyelesaikan sekolahnya dan mulai bekerja. Pada umumnya anak yang telah
dewasa ini mempunyai motif untuk mengurangi pengeluaran karena tingginya biaya
hidup mandiri. Permulaan fase kehidupan keluarga ini ditandai dengan perginya
anak pertama meninggalkan rumah orang tua dan berakhir dengan kosongnya
rumah, ketika anak terakhir juga telah meninggalkan rumah. Lamanya tahap ini
tergantung dari jumlah anak dalam keluarga, atau jika ada anak yang belum
berkeluarga dan tetap tinggal bersama orang tua (Friedman, Bowden, & Jones,
2003).
Fase kehidupan keluarga ini ditandai oleh puncak tahun-tahun persiapan bagi anak
yang telah siap untuk kehidupan dewasa yang mandiri. Orang tua, pada saat mereka
melepaskan anak-anaknya pergi, melepaskan peran mereka sebagai orang tua yang
telah dijalankan selama 20 tahun atau lebih dan mereka kembali ke pasangan hidup
mereka. Orang tua lebih berkonsentrasi pada kehidupan pribadi bersama pasangan
hidupnya. LeShan (1973) dalam Friedman, Bowden, & Jones (2003) memandang
tahap ini sebagai suatu tantangan terhadap hubungan pernikahan orang tua. Ketika
Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013
-
Universitas Indonesia
anak pergi, pernikahan menghadapi masa krisis. Masa krisis yang dimaksud adalah
perasaan orang tua yang merasa dirinya apakah sudah tidak menjadi orang tua bagi
anak-anaknya yang telah keluar dari rumah. Namun di sisi lain, mereka juga merasa
puas bahwa anak-anaknya telah melaksanakan tanggung jawab sebagai orang
dewasa dan tetap berhubungan dekat dengan mereka.
Fase ini juga menjadi waktu yang tersulit bagi orang tua wanita dimana mereka
merasa telah kehilangan peran sebagai pengasuh anak yang telah meninggalkannya
sehingga timbul perasaan hampa. Sebagian besar orang tua wanita tetap melanjutkan
kehidupannya dalam pekerjaan dan dalam menjalankan peran sebagai seorang
pasangan (Aldous, 1996 dalam Friedman, Bowden, & Jones, 2003). Bagi orang tua
pria pada tahap ini merasakan kehilangan kemaskulinannya seperti rendahnya
tingkat energi dan kepuasan seksual, kekhawatiran akan gambaran dirinya seperti
tanda-tanda penuaan, dan kekhawatiran yang berkaitan dengan keuangan. Di tahap
ini, keluarga berperan sebagai bangunan yang membentuk kebersamaan hidup yang
baru. Orang tua wanita dan pria bersama-sama menjaga kehidupan pernikahan yang
kadar perselisihannya berkurang dibandingkan sewaktu tahun-tahun perawatan anak
yang belum mandiri (Aldous, 1996 dalam Friedman, Bowden, & Jones, 2003).
2.4.1 Tugas Perkembangan Keluarga Dewasa
Tahap siklus kehidupan keluarga dewasa berada pada tahap ke VI, yaitu
keluarga melepaskan anak dewasa muda. Keluarga membantu anak tertua untuk
terjun ke dunia luar, disamping itu orang tua mempunyai keterlibatan dengan
anak terkecilnya untuk membuat mereka mandiri. Keluarga dipandang sebagai
penanggung jawab utama sebagai generasi mendatang, untuk keturunan, dan
secara sekunder hanya bertanggung jawab pada generasi sebelumnya, yaitu
orang tua (Roth, 1996 dalam Friedman, Bowden, & Jones, 2003).
Di tahap ini terdapat tugas perkembangan keluarga, yaitu memperluas lingkaran
keluarga terhadap anak dewasa muda, termasuk memasukkan anggota keluarga
baru yang berasal dari pernikahan anak-anaknya, melanjutkan untuk
Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013
-
Universitas Indonesia
memperbaharui dan menyesuaikan kembali hubungan pernikahan, dan
membantu orang tua suami dan istri yang sudah menua dan sakit. Tugas
perkembangan keluarga sangat penting jika keluarga berpindah dari rumah
tangga dengan anak ke rumah tangga dengan pasangan suami-istri. Tujuan
utama keluarga adalah menata ulang keluarga dalam unit berkelanjutan ketika
melepaskan dewasa muda yang telah dewasa ke dalam kehidupan mereka sendiri
(Duvall & Miller, 1985 dalam Friedman, Bowden, & Jones, 2003). Selama tahap
ini, pasangan baru (orang tua yang ditinggal oleh anaknya) memikul peran
sebagai kakek/nenek, perubahan lain dalam peran dan citra diri mereka.
Tugas perkembangan keluarga lainnya adalah memfokuskan kembali hubungan
pernikahan. Pada saat anak telah dilepas oleh keluarga, orang tua harus
mempelajari kemandirian kembali. Orang tua harus menyesuaikan kembali
hubungan mereka, yaitu dengan berhubungan satu sama lain sebagai pasangan
baru dan terutama bukan hanya sebagai orang tua. Agar tahap ini dipenuhi,
anak-anak harus mandiri, sementara pada saat yang sama, mereka harus
mempertahankan ikatan dan pertalian dengan orang tua. Membantu orang tua
suami dan istri yang sakit merupakan tugas perkembangan selanjutnya. Tugas
perkembangan ini melakukan aktivitas seperti menelepon, memberikan
dukungan, membantu finansial, menyediakan transportasi, dan mengunjungi
serta merawat orang tua mereka di rumah.
2.4.2 Kemungkinan Masalah Kesehatan Pada Keluarga Dewasa
Perhatian masalah kesehatan utama yang terjadi pada tahap siklus kehidupan
keluarga dewasa tahap VI adalah komunikasi isu antara orang tua dan anak
dewasa muda, masalah transisi peran bagi suami dan istri, kedaruratan masalah
kesehatan kronik faktor-faktor predisposisi seperti tingginya kadar kolesterol,
obesitas, dan tekanan darah tinggi, perencanaan keluarga bagi anak dewasa
muda, perhatian terhadap menopause, efek yang berkaitan dengan meminum
alkohol, merokok, dan praktik diet yang buruk yang telah berlangsung dalam
jangka panjang, dan gaya hidup sehat.
Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013
-
Universitas Indonesia
Masalah kesehatan keluarga dewasa akan muncul jika ada tugas perkembangan
yang belum terpenuhi. Hal ini dapat menjadi sumber stressor bagi keluarga yang
beresiko terhadap timbulnya berbagai masalah degeneratif seperti jantung,
hipertensi diabetes melitus. Aktivitas yang minim dan pola makan yang tidak
tidak teratur diduga menjadi penyebab utama banyaknya angka kejadian DM
pada keluarga. Kurang pengetahuan keluarga dalam mengenal masalah
kesehatan, memutuskan serta melakukan perawatan sederhana didalam keluarga
berdampak pada munculnya berbagai komplikasi.
2.4.3 Peran Perawat Dalam Tumbuh Kembang Keluarga Dewasa
Disini perawat berperan sebagai pemberi edukasi atau pendidik tentang masalah
kesehatan kronik, masalah menopause pada wanita, fasilitator dalam komunikasi
orang tua dan anak dewasa muda, konsultan bagi anak dewasa muda yang akan
membina hubungan berkeluarga. Pada tahap ini adanya masalah kesehatan
kronik dapat menimbulkan berbagai macam penyakit seperti diabetes mellitus.
Penyakit ini umumnya muncul pada usia dewasa untuk diabetes tipe 2. Perawat
juga berperan sebagai konsultan keluarga mengenai masalah kesehatan diabetes
mellitus dan pemberi asuhan keperawatan masalah diabetes mellitus.
2.4.3.1 Pendidik
Pemberian informasi kesehatan sangat penting kepada keluarga. Dengan
mengetahui informasi kesehatan yang benar maka keluarga memiliki
pengetahuan yang tinggi tentang masalah kesehatan terutama tentang
diabetes.
2.4.3.2 Pemberi asuhan keperawatan
Perawat memberikan asuhan secara langsung kepada klien dan keluarga
dalam bentuk perawatan langsung. Perawat mendemonstrasikan secara
langsung bagaimana cara perawatan sederhana dirumah bagi penderita
diabetes dan memandirikan keluarga.
Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013
-
Universitas Indonesia
2.4.3.3 Fasilitator
Perawat melakukan kerja sama dengan lintas layanan kesehatan yang
lain. Disini perawat melakukan kerjasama dengan fasilitas pelayanan
kesehatan dimana ada anggota atau keluarga yang membutuhkan
pelayanan fasilitas kesehatan lanjutan.
2.4.3.4 Koordinator
Perawat melakukan koordinasi terhadap asuhan keperawatan keluarga
dengan keluarga dan kader.
2.4.3.5 Pengawas Kesehatan
Perawat berperan melakukan pengawasan selama memberikan asuhan
keperawatan keluarga. Dengan pemantauan secara terus menerus
diharapkan keluarga mampu meningkatkan perawatan terhadap anggota
keluarga yang sedang sakit. Pengawasan ini bertujuan untuk mengetahui
rencana yang telah dibuat sudah berjalan lancar atau tidak.
2.5 Proses Keperawatan Keluarga
2.5.1 Pengkajian
Pengkajian dimulai dari data umum, tahap perkembangan, lingkungan,
struktur keluarga, fungsi keluarga, dan stress dan koping keluarga.
Pengkajian data umum menyangkut nama kepala keluarga, jumlah
anggota keluarga, tipe keluarga, pendidikan, suku, agama, status sosial
ekonomi dan aktivitas rekreasi keluarga, riwayat dan tahap
perkembangan keluarga seperti tahap tumbuh kembang keluarga saat ini,
tugas perkembangan keluarga, riwayat keluarga inti apakah ada anggota
keluarga yang saat ini mengalami masalah kesehatan DM dan riwayat
keluarga sebelumnya apakah anggota keluarga memiliki riwayat
keturunan DM.
Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013
-
Universitas Indonesia
Lingkungan menjadi tahap pengkajian selanjutnya meliputi karakteristik
rumah, karakteristik tetangga dan komunitas, mobilitas geografis
keluarga, perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat serta
sistem pendukung keluarga. Begitu pula dengan pangkajian terhadap
pola komunikasi keluarga, struktur kekuatan keluarga, struktur peran dan
nilai dan norma keluarga merupakan bagian dari struktur keluarga. Stress
dan koping keluarga, harapan keluarga dan pemeriksaan fisik,
pemeriksaan tanda-tanda vital dan pemeriksaan penunjang seperti
pemeriksaan kadar gula darah sewaktu juga penting dilakukan untuk
menunjang penegakan masalah keperawatan.
Pengkajian selanjutnya adalah tentang fungsi perawatan keluarga yang
seringkali dikaitkan dengan 5 tugas kesehatan keluarga yaitu kemampuan
dalam mengenal masalah kesehatan, kemampuan dalam memutuskan,
kemampuan dalam merawat, memodifikasi lingkungan, dan pemanfaatan
pelayanan kesehatan. Tugas kesehatan pertama mengkaji sejauh mana
pengetahuan keluarga tentang DM (pengertian, tanda dan gejala,
penyebab, akibat dan cara perawatan). Kedua, pengkajian tugas
kesehatannya adalah kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan
untuk mengatasi masalah kesehatan DM. Kemampuan keluarga dalam
melakukan perawatan anggota keluarga yang sakit menjadi pengkajian
tugas kesehatan ketiga dimana perawat mengkaji seberapa jauh
kemampuan keluarga dapat melakukan perawatan anggota keluarga
dengan masalah kesehatan DM yang meliputi manajemen diet, motivasi
minum obat secara teratur, perawatan kaki, motivasi olahraga teratur
(senam DM dan senam kaki) dan kontrol gula darah. Pengkajian
modifikasi lingkungan dilakukan dengan melihat dan menanyakan usaha
apa saja yang sudah lakukan oleh keluarga untuk mengatasi masalah
kesehatan DM dengan memanfaatkan sumber daya lingkungan rumah.
Terakhir yang perlu dikaji adalah kemampuan keluarga dalam
memanfaatkan fasilitas kesehatan. Apakah keluarga mengetahui fasilitas
Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013
-
Universitas Indonesia
kesehatan yang terdekat dengan tempat tinggalnya dan menggunakan
fasilitas kesehatan untuk mengatasi masalah kesehatan yang dialami oleh
anggota keluarganya dengan masalah kesehatan DM.
2.5.2 Rencana Keperawatan Keluarga dengan DM
Perencanaan dapat dirancang setelah ditemukan masalah-masalah
keperawatan yang muncul. Masalah keperawatan tersebut kemudian
dirumuskan menjadi diagnosa keperawatan. Diagnosa keperawatan yang
sering muncul pada keluarga dengan DM adalah ketidakefektifan
pemeliharaan kesehatan diri, ketidakefektifan manajemen kesehatan
diri, kesiapan meningkatkan manajemen kesehatan diri, ketidakefektifan
regimen terapeutik, dan ketidakseimbangan kadar glukosa darah, dan
lain-lain (NANDA, 2012-2014).
Rencana keperawatan diberikan berdasarkan tujuan untuk mencapai 5
tugas kesehatan keluarga yang sudah dikaji seperti diatas. Keluarga
diberikan pengenalan dan penjelasan mengenai DM (pengertian,
penyebab, tanda dan gejala, akibat lebih lanjut). Keluarga difasilitasi
untuk memutuskan melakukan perawatan anggota keluarga yang
mengalami masalah kesehatan DM. Kemudian keluarga diajarkan cara
perawatan anggota keluarga dengan masalah kesehatan DM. PERKENI
(2011) menyebutkan lima pilar manajemen perawatan DM, meliputi
pengaturan diet, pendidikan kesehatan/edukasi, aktifitas fisik dan olah
raga, pengobatan, dan pengukuran gula darah dan HbA1c secara
berkala.
Intervensi yang dilakukan keluarga meliputi semua unsur lima pilar
manajemen tersebut namun intervensi perawatan anggota keluarga
unggulan yang dilakukan adalah pengaturan diet. Intervensi dilakukan
berawal dengan menyebutkan arti penting diet, gizi seimbang, triguna
makanan, jenis-jenis makanan yang dianjurkan dan dibatasi, jenis
Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013
-
Universitas Indonesia
makanan pengganti dan prinsip 3 J. Kemudian pengaturan diet ini
dikembangkan cara pemantauannya untuk klien dan keluarga. Disini
keluarga diberikan buku yang berisi daftar aktivitas sehari-hari dan
jadwal makan. Keluarga berperan aktif dalam perawatan anggota
keluarga yang sakit.
Pengaturan diet makanan meliputi pengendalian diet dan pengendalian
berat badan yang merupakan dasar penatalaksanaan diabetes. Pengaturan
nutrisi pada penderita diabetes dimaksudkan untuk mencapai tujuan
mencapai dan mempertahankan kadar glukosa darah mendekati normal,
mencapai dan mempertahankan kadar serum lipid dan lipoprotein yang
optimal untuk mengurangi resiko penyakit kardiovaskuler, mencapai dan
mempertahankan tekanan darah mendekati normal, mencegah atau
memperlambat perkembangan komplikasi kronik dari diabetes,
meningkatkan kesehatan secara menyeluruh untuk meningkatkan kualitas
hidup, dan mempertahankan kemampuan untuk dapat menikmati
makanan dengan hanya pembatasan makanan tertentu (PERKENI, 2011).
Prinsip pengaturan diet makanan pada penderita diabetes hampir sama
dengan anjuran makan untuk masyarakat umum yaitu makanan yang
mengandung gizi seimbang dan sesuai dengan kebutuhan kalori dan zat
gizi masing-masing individu (PERKENI, 2011). Pada penderita diabetes
perlu ditekankan pentingnya keteraturan makan dalam hal jenis, jadwal
makan, dan jumlah makanan terutama pada mereka yang menggunakan
obat penurun glukosa darah atau insulin (PERKENI, 2011). Prinsip
makan ini dikenal dengan istilah 3 J.
Komposisi jenis makanan untuk diabetesi yang dianjurkan terdiri dari
triguna makanan dimana mengandung zat tenaga (karbohidrat), zat
pengatur (sayur dan buah) dan zat pembangun (protein) (Almatsier,
2004). Zat tenaga (karbohidrat) yang dianjurkan adalah beras, jagung,
Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013
-
Universitas Indonesia
kentang, roti, gandum, talas, sagu, ubi kayu, ubi jalar, dan mie. Ada pula
zat tenaga yang tidak dianjurkan terlebih lagi dikonsumsi terlalu
berlebihan, misalnya gula pasir, gula merah, permen, dodol, coklat, selai,
madu, sirup, limun, minuman ringan, susu kental manis, es krim, kue,
dan buah kalengan. Lemak boleh dikonsumsi namun harus dibatasi
jumlahnya, misalnya kuning telur, jeroan, dan goreng-gorengan. Zat
pembangun (protein) yang dianjurkan adalah seperti kacang-kacangan,
tempe, dan tahu, ikan, ayam, daging, dan susu. Zat pengatur hampir
semua dianjurkan karena mengandung vitamin dan mineral yang
dibutuhkan tubuh. Ada pula buah-buahan yang perlu dibatasi karena
buah-buahan ini yang terlalu manis misalnya durian, rambutan, nangka,
alpukat, sawo, jeruk, nanas, dan anggur (Tjokroprawiro, 2007).
PERKENI (2011) menjelaskan komposisi makanan yang dianjurkan
untuk diabetesi mengandung 45-60% karbohidrat, 20-25 % lemak, 10-
20% protein.
Jadwal makan atau frekuensi makan diabetesi umumnya dibagi menjadi
6, yaitu 3 porsi besar dan 3 porsi kecil, yaitu sarapan, selingan pagi,
makan siang, selingan sore, makan malam dan selingan malam dengan
jeda waktu tiap 3 jam sekali (Tjokroprawiro, 2007). Ini dilakukan dengan
tujuan untuk membagi secara merata pemsukan kalori sepanjang harinya,
sehingga menghindari kenaikan kadar gula darah yang terlalu tinggi.
Jumlah makanan yang dibutuhkan penderita diabetes berbeda-beda, hal
ini dapat ditentukan berdasarkan berat badan (obesitas, kurus atau ideal),
jenis kelamin, usia, dan cara hidup atau aktifitas fisik. Jumlah makanan
diabetesi tergantung dari kebutuhan energi atau kalorinya sehari-hari.
Jumlah makanan dalam bentuk kalori dikonversi kedalam ukuran rumah
tangga (ukuran gelas, potongan, sendok).
Kebutuhan energi/kalori seseorang adalah konsumsi energi dari makanan
yang diperlukan untuk menutupi pengeluaran energi seseorang bila ia
Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013
-
Universitas Indonesia
mempunyai ukuran dan komposisi tubuh dengan tingkat aktivitas yang
sesuai dengan kesehatan jangka panjang, dan yang memungkinkan
pemeliharaan aktivitas fisik yang dibutuhkan secara sosial dan ekonomi
(WHO, 1985 dalam Almatsier, 2004). Ada beberapa cara untuk
menentukan jumlah kalori yang dibutuhkan penderita diabetes.
1. Tentukan Indeks Massa Tubuh (IMT)
IMT = Berat Badan (kg)
Tinggi Badan (meter)2
a. Berat badan kurang, jika IMT kurang dari 18,5 kg/m2
b. Berat badan normal, jika IMT antara 18,5 22,9 kg/m2
c. Berat badan lebih, jika IMT lebih atau sama dengan 23 kg/m2
2. Menentukan Status Gizi
Dengan cara menentukan berat badan ideal, dengan rumus:
Berat badan ideal = 90% x (TB-100) x 1 kg (catatan: untuk wanita dengan
tinggi badan kurang dari 150 cm atau pria dengan tinggi badan kurang dari
160 cm, maka tidak dikurangi 100). Makna hasil penghitungan:
a. Berat badan kurang, jika kurang dari 90% berat badan ideal
b. Berat badan normal, jika antara 90-110% berat badan ideal
3. Menentukan Kebutuhan Kalori Perhari
Kalori basal
Pria : Berat badan ideal (kg) x 30 kal/kg
Wanita : Berat badan ideal (kg) x 25 kal/kg
Koreksi (penyesuian)
a) Umur
Lebih dari 40 tahun: - 5% x kalori basal
b) Aktivitas
Ringan: + 10% x kalori basal
Sedang: + 20% x kalori basal
Berat: + 37% x kalori basal
Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013
-
Universitas Indonesia
2.5.3 Implementasi Keperawatan Keluarga dengan DM
Mendiskusikan bersama keluarga mengenai DM (pengertian, penyebab,
tanda dan gejala). Membantu keluarga mengidentifikasi anggota keluarga
dengan masalah DM. Memberikan informasi mengenai akibat lanjut atau
komplikasi dari DM. Memotivasi dan membantu keluarga untuk
memutuskan merawat anggota keluarga yang mengalami DM.
Mendiskusikan bersama keluarga mengenai cara merawat anggota
keluarga dengan DM. Mendiskusikan bersama keluarga tentang
pengaturan diet makanan seperti cara menyusun menu sehari-hari,
menyajikan makanan, dan cara menyimpan bahan makanan yang
mengandung tinggi gula jauh dari tempat memasak. Mendiskusikan
bersama keluarga mengenai fasilitas kesehatan yang ada disekitar tempat
tinggal
2.5.4 Evaluasi
Evaluasi dilakukan setiap kali selesai memberikan tindakan keperawatan.
Evaluasi digunakan untuk mengetahui sejauh mana pencapaian intervensi
yang sudah dilakukan oleh perawat. Evaluasi yang dilakukan dilihat dari
sudah sejauh mana pengetahuan keluarga dan klien mengenai pengertian,
tanda dan gejala, penyebab, akibat dan cara perawatan DM. Sementara
itu, untuk pengaturan diet makanan sendiri evaluasi hasil dilakukan
berdasarkan salah satu tujuan penatalaksanaan diet DM yaitu mencapai
atau mendekati kadar gula darah sewaktu normal dan kepatuhan pasien
DM terhadap prinsip gizi dan pengaturan makan. Hal ini sesuai dengan
pendapat Purba (2008), yaitu kepatuhan pasien DM terhadap prinsip gizi
dan perencanaan makan merupakan kunci keberhasilan sekaligus kendala
dalam penatalaksanaan DM.
Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013
-
Universitas Indonesia
BAB III
LAPORAN KASUS KELUARGA KELOLAAN
3.1 Pengkajian
3.1.1 Data Umum
Keluarga Ibu R (50 tahun) merupakan tipe keluarga extended yang terdiri dari
ibu, anak, dan cucu. Ibu R mempunyai jumlah anak 7 orang dari hasil kedua
perkawinannya. Enam orang dari suami pertama dan 1 orang dari suami kedua.
Saat ini anak Ibu R yang tinggal bersama adalah An.M (34 tahun), An.Ad (30
tahun), dan An.R (9 tahun). Cucu yang tinggal bersama dengan Ibu R adalah
cucu dari anak pertamanya, yaitu An.Ar (7 tahun). Pendidikan terakhir Ibu R
adalah SD. Tahap pertumbuhan dan perkembangan keluarga Ibu R berada pada
tahap VI perkembangan keluarga. Ada 2 orang anaknya yang belum menikah
meskipun usia mereka sudah berumur diatas 30 tahun.
3.1.2 Data Terfokus
Pengkajian dilakukan pertama kali tanggal 22 mei 2013 disaat ada implementasi
1 dengan masyarakat RW 05, yaitu senam DM di rumah salah satu warga RT 02
RW 05. Saat itu Ibu R dilakukan pemeriksaan gula darah sewaktu ternyata
didapat hasil 263 mg/dl. Ibu R kaget saat hasil gula darahnya tinggi karena saat
bulan Maret dan April Ibu R melakukan pengecekan gula darah saat
pemeriksaan kesehatan gratis yang digelar oleh mahasiswa praktik profesi
keperawatan Universitas Indonesia. Hasil gula darahnya adalah 130 mg/dl dan
140 mg/dl.
Pengkajian kedua dan ketiga dilakukan pada tanggal 23 dan 25 Mei 2013.
Tanggal 23 Mei 2013 TD: 110/70 mmHg, HR: 88 x/menit, RR: 20 x/menit, S:
36C. Disini didapat data bahwa Ibu R mempunyai riwayat kesehatan keluarga
dengan DM. Penyakit ini juga diderita oleh ibu dan kakak laki-lakinya. namun ia
tidak tahu jika ia juga beresiko terkena penyakit ini. Ibu R mengatakan ibunya
sudah lama menderita DM, pernah mengalami koma karena penyakit ini. Kakak
Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013
-
Universitas Indonesia
Ibu R saat ini juga sedang dalam pengobatan DM dengan minum obat setiap
hari.
Ibu R mempunyai pola makan yang tidak sehat. Ibu R suka sekali mengemil
makanan manis dan gorengan. Pola makan Ibu R adalah 3x sehari. Sarapan
biasanya dengan membeli nasi uduk dengan gorengan bakwan atau tempe.
Makan siang dengan apa yang dimasaknya atau jika tidak masak Ibu R akan
membeli lauk matang. Jadwal makan Ibu R tidak teratur hanya mengandalkan
situasi perut dengan maksud akan makan disaat dirinya lapar. Namun biasanya
sarapan dilakukan pada pukul 06.30, makan siang pukul 12.00-13.00 dan makan
malam pukul 19.00. Ibu R tidak mengetahui kalau pola hidup dan makannya
akan membuatnya terkena penyakit gula. Ibu R tidak tahu tentang pola makan
yang teratur, jenis makanan apa saja yang boleh dimakan untuk orang seperti
dirinya yang mempunyai gula darah tinggi. Pemeriksaan fisik yang ditemukan
pada Ibu R adalah BB: 52 kg, TB: 148 cm LP: 90 cm, IMT: 23,7 kg/m2
(normal), BBI: 43,2 52,8 kg. Tidak ada luka. Turgor kulit baik. Konjungtiva
tidak anemis. Tidak ada edema di ekstremitas.
Di hari ini didapatkan data bahwa An.Ad sedang mengalami sakit ISPA dengan
keluhan demam, batuk dan pilek. Suhu tubuh An.Ad adalah 38C. Batuk
berdahak dan suka mengeluarkan cairan bening dari hidung (ingus).
Tanggal 25 Mei 2013 didapatkan data bahwa keluarga Ibu R tidak pernah
berolahraga. Ibu R mengatakan tidak tahu ada kegiatan senam atau olahraga
yang diadakan oleh masyarakat RW 05. Ibu R mengatakan jika dirinya sudah
cukup mengeluarkan keringat karena bekerja sebagai ibu rumah tangga.
Pekerjaan rumah yang banyak dan menguras tenaganya membuat Ibu R merasa
tidak perlu secara khusus untuk berolahraga. Ibu R ingin mengatasi masalah ini
dengan pencegahan dan pengobatan alternatif tanpa minum obat sepanjang
hidupnya.
Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013
-
Universitas Indonesia
Pada saat pengkajian juga didapatkan data bahwa An.M mempunyai kebiasaan
kesehatan yang beresiko, yaitu merokok dengan jumlah rokok 1-2 bungkus
perhari, minum kopi dan begadang. An.M mengakui kebiasaannya itu buruk dan
dapat menyebabkan masalah kesehatan namun sulit untuk dihentikan karena ini
bisa jadi salah satu hiburan bagi dirinya. Keluarga terutama Ibu R juga sudah
mencoba mengingatkan An. M.
3.2 Rencana Keperawatan
Rencana keperawatan terdiri dari penegakkan masalah keperawatan yang
dirumuskan menjadi diagnosa keperawatan dan intervensi keperawatan.
3.2.1 Diagnosis Keperawatan
Berdasarkan hasil pengkajian diatas, didapatkan masalah keperawatan
pada keluarga Ibu R adalah hipertermia pada Anak Ad, ketidakefektifan
pemeliharaan kesehatan diri pada Ibu R, dan perilaku kesehatan
cenderung beresiko pada Anak M.
3.2.2 Intervensi Keperawatan
Rencana keperawatan yang akan dibahas dibawah ini adalah mengenai
masalah keperawatan ketidekefektifan pemeliharaan kesehatan diri pada
Ibu R dengan masalah DM yang merupakan menjadi intervensi
keperawatan unggulan penulis.
3.2.2.1 Tujuan Umum
Tujuan umumnya adalah setelah dilakukan kunjungan sebanyak delapan
kali selama 45-60 menit, keluarga mampu mengenal, memutuskan, dan
merawat anggota keluarga dengan DM pada Ibu R.
3.2.2.2 Tujuan Khusus
Tujuan khusus yang akan diharapkan adalah keluarga mampu mengenal
DM yang diderita Ibu R, memutuskan untuk merawat Ibu R dengan DM,
melakukan cara perawatan DM terutama diet untuk Ibu R, memodifikasi
Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013
-
Universitas Indonesia
lingkungan untuk Ibu R dengan DM, dan memanfaatkan fasilitas
pelayanan kesehatan untuk mengatasi masalah DM pada Ibu R.
a. Tujuan Khusus 1
Keluarga mampu mengenal DM dengan menyebutkan definisi
diabetes mellitus. DM adalah hasil kadar gula sewaktu diatas 200
mg/dl dan gula darah puasa diatas 140 mg/dl. Keluarga mampu
menyebutkan 4 dari 6 penyebabnya, yaitu keturunan, pola makan
yang tidak teratur, virus, stress, obesitas, kurangnya aktifitas fisik
atau olah raga, dan infeksi. Keluarga mampu menyebutkan 7 dari 9
tanda dan gejala diabetes mellitus, yaitu sering kencing, sering lapar
sering haus, rasa gatal, mudah lelah, luka yang sulit sembuh atau
infeksi pada kulit, pandangan kabur, dan kesemutan atau baal.
Setelah mengetahui pengertian, penyebab, dan tanda dan gejala DM,
kemudian keluarga bersama perawat mengidentifikasi anggota
keluarga yang mengalami masalah diabetes mellitus.
b. Tujuan Khusus 2
Keluarga mampu memutuskan untuk merawat anggota keluarga
untuk mengatasi masalah DM dengan menyebutkan 4 dari 6 akibat
diabetes melitus : penyakit jantung, penyakit jantung, penyakit ginjal,
penyakit stroke, penyakit gangguan penglihatan pada mata, luka sulit
sembuh, dan kematian. Setelah mengetahui akibatnya, keluarga
memutuskan untuk merawat anggota keluarga dengan masalah DM.
c. Tujuan Khusus 3
Keluarga mampu merawat anggota keluarga dengan DM
menyebutkan 3 dari 5 cara mengatasi masalah diabetes melitus:
manajemen diet, aktivitas dan olah raga (senam DM dan senam kaki),
pengobatan, manajemen stress, dan pemeriksaan berkala kadar gula
darah dan HbA1c. Menyebutkan 6 dari 8 cara pencegahan DM untuk
Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013
-
Universitas Indonesia
jangka panjang, yaitu penanganan faktor resiko (kadar gula darah
dalam batas normal, mengendalikan tekanan darah dan kadar lemak
darah) dengan cara diet seimbang DM, olah raga, minum obat,
perawatan kebersihan umum (kulit, mulut), kontrol ulang
(pemeriksaan rutin), mengurangi frekuensi makan makanan yang
manis dan berlemak, memperbanyak konsumsi sayuran dan buah-
buahan dalam jumlah gizi seimbang (diet DM), perawatan kaki dan
senam kaki dengan rutin, senam DM, dan mempertahankan berat
badan ideal.
Pada TUK 3 ini, intervensi keperawatan unggulan yang dilakukan
adalah mengenai manajemen diet. Keluarga mampu menyebutkan
definisi dari diet. Diet adalah jumlah makanan yang dikonsumsi oleh
seseorang berdasarkan kebutuhan tubuhnya sesuai dengan gizi yang
seimbang. Gizi seimbang adalah susunan makanan sehari-hari yang
mengandung zat gizi dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan
tubuh dengan memperhatikan prinsip keanekaragaman dan variasi
makanan. Susunan makanan yang dianjurkan dengan memenuhi
triguna makanan, yaitu zat tenaga, pembangun, dan pengatur.
Menyebutkan prinsip perencanaan makanan bagi penderita diabetes,
yaitu makanan yang seimbang dengan komposisi karbohidrat 45-
65%, protein 10-15%, dan lemak 20-25%, makan teratur, meliputi
Jadwal, Jumlah, dan Jenis makanan (3 J), dan pengaturan makanan
harus memperhatikan kebutuhan kalori sehari, yang didasarkan pada
tinggi badan, berat badan, jenis aktivitas serta umur. Makanan dapat
diganti dengan bahan makanan penukar yang memiliki kadar gula
yang rendah.
Keluarga juga mengetahui contoh makanan yang dianjurkan dan
tidak dianjurkan untuk penderita diabetes. Jenis zat tenaga atau
karbohidrat yang dianjurkan adalah beras, jagung, gandum, ubi kayu,
Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013
-
Universitas Indonesia
ubi jalar, kentang, talas, sagu, roti, dan mie. Karbohidrat yang tidak
dianjurkan adalah gula pasir, gula merah, permen, dodol, coklat,
selai, madu, sirop, limun, minuman ringan, susu kental manis, es
krim, kue manis, kue tart, buah kalengan, dendeng, dan abon. Lemak
hewani harus dibatasi bagi penderita diabetes, misalnya kuning telur
dan jeroan, serta goreng-gorengan.
Zat pembangun (protein) yang dianjurkan adalah seperti kacang-
kacangan, tempe, dan tahu, telur, ikan, ayam, daging, susu dan hasil
olahnya. Zat pengatur yang dianjurkan adalah buah dan sayur
mengandung vitamin dan mineral yang dibutuhkan tubuh. Selain itu
buah dan sayuran juga mengandung serat menjaga kebiasaan buang
air besar yang sehat dan teratur. Buah yang perlu dibatasi adalah
buah yang terlalu manis misalnya durian, nangka, rambutan, sawo,
jeruk, alpukat, nanas, dan anggur.
Menyusun jadwal menu seimbang sehari-hari dan menyediakan
menu seimbang sesuai dengan bahan makanan yang ada di keluarga
berdasarkan :
a. IMT Ibu R adalah 23,73 kg/m2 yang artinya berat badan Ibu R mengalami
kelebihan
b. Status gizi
Berat badan ideal = 90% x (148-100) x 1 kg
= 43,2 kg
BBI = 43,2 52,8 kg
c. Kebutuhan kalori
Kalori basal wanita
Berat badan ideal (kg) x 25 kal/kg = 43,2 x 25 = 1080
Umur lebih dari 40 tahun: - 5% x kalori basal = -5% x 1080 = -54
Aktivitas ringan : + 10% x kalori basal = + 10% x 1080 = +108
Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013
-
Universitas Indonesia
Total kebutuhan kalori Ibu R sehari-hari adalah 1080-54+108 = 1134 kalori
Setelah mengetahui kebutuhan kalori, keluarga mengkonversi jumlah kebutuhan
kedalam ukuran rumah tangga (ukuran gelas, potongan, sendok). Menentukan
jadwal makan :
- Sarapan : pukul 06.00
- Selingan 1 : pukul 09.00
- Makan siang : pukul 12.00
- Selingan 2 : pukul 15.00
- Makan malam : pukul 18.00
- Selingan 3 : pukul 21.00
Mampu meredemonstrasikan cara memilih dan mengolah bahan makanan
sesuai dengan ukuran rumah tangga
d. Tujuan Khusus 4
Keluarga mampu memodifikasi lingkungan untuk merawat anggota
keluarga dengan masalah diabetes melitus dengan menyajikan
makanan yang sedikit menggandung gula, makanan tinggi serat,
makanan sayuran dan buah-buahan, melakukan olahraga senam DM
dengan teratur, melakukan perawatan kaki dan senam kaki dengan
teratur, memelihara kebersihan rumah (jangan meletakkan barang
sembarang), menggunakan alas kaki saat berjalan keluar dari rumah,
melakukan pemeriksaan kadar gula darah dengan teratur. Keluarga
mengemil buah sebagai pengganti makanan bergoreng namun jika
masih ingin mengkonsumsi makanan bergoreng, keluarga tidak
makan didepan Ibu R. Ibu R diberikan buku atau catatan yang
dipantau oleh anak-anaknya berisi jumlah, jadwal, jenis makanan,
aktivitas sehari-hari, dan pemantau kadar gula darah.
Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013
-
Universitas Indonesia
e. Tujuan Khusus 5
Keluarga mampu menggunakan fasilitas kesehatan yang ada untuk
menjaga kadar gula tetap stabil dengan menyebutkan 3 dari 4 fasilitas
kesehatan yang ada disekitar tempat tinggal keluarga Ibu R, yaitu
puskesmas, rumah sakit, poswindu dan dokter praktik. Ibu R
mengunjungi Poswindu untuk mengecek kesehatan dan kadar gula
darahnya setiap bulan.
3.3 Implementasi
Implementasi keperawatan yang dilakukan adalah dengan melakukan pendidikan
kesehatan tentang diabetes melitus dan cara merawat anggota keluarga yang
sedang sakit. Implementasi diterapkan berdasarkan lima tugas kesehatan
keluarga. Implementasi dilakukan pertama kali pada tanggal 22 Mei 2013.
Implementasi ini dilakukan selama 20 menit setelah senam DM selesai
dilaksanakan pada pukul 08.30-08.50. Implementasi ini bertujuan untuk
mencapai tujuan khusus satu dan dua. Implementasi yang diberikan pertama kali
berupa pengenalan tentang DM yang meliputi definisi, tanda dan gejala,
penyebab dan akibat yang ditimbulkan oleh diabetes mellitus, cara perawatan
DM di rumah, pengidentifikasi anggota keluarga yang mengalami DM.
Pengenalan ini dengan menggunakan media leaflet. Implementasi dihadiri oleh
Ibu R dan anak keenam Ibu R. Implementasi dilakukan dengan cara diskusi,
tanya jawab, dan demonstrasi.
Pada tujuan khusus kedua, keluarga memutuskan merawat salah satu anggota
keluarga yang mempunyai masalah DM, maka perawat memberikan informasi
mengenai akibat lebih lanjut atau komplikasi dari diabetes melitus dan
memotivasi keluarga Ibu R untuk memutuskan merawat anggota keluarga yang
mengalami diabetes melitus. Implementasi TUK 1 dan 2 dilakukan selama 2 kali
pertemuan, yaitu pada tanggal 22 dan 24 Mei 2013. Hal ini disebabkan dari daya
tangkap dan tingkat pendidikan Ibu R yang harus dilakukan secara berulang-
ulang.
Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013
-
Universitas Indonesia
Setelah ada keputusan keluarga untuk merawat anggota keluarga yang menderita
DM, maka tujuan khusus ketiga dilakukan pertama kali pada tanggal 25 Mei
2013 pada pukul 10.00-11.00 dan dilakukan pengulangan terkait materi yang
sudah diberikan. Perawatan DM yang pertama dijelaskan adalah tentang
aktivitas fisik dan olahraga. Disini perawat menjelaskan perbedaan dari aktivitas
fisik dan olahraga, manfaat dari olahraga, dan senam DM. Keluarga dimotivasi
untuk mengingatkan Ibu R untuk ikut senam DM yang sedang dicanangkan
bersama kader setiap Sabtu dan senam lansia di Posbindu setiap hari Kamis
pagi. Saat implementasi dilakukan pemeriksaan gula darah Ibu R, yaitu 156
mg/dl.
Intervensi unggulan yang dilakukan pada keluarga Ibu R adalah manajemen diet.
Perencanaan diet ini dititikberatkan pada pengaturan makan berdasarkan prinsip
3 J dan kepatuhan. Perawat menjelaskan perawatan anggota keluarga yang
menderita DM dengan diet pada tanggal 29 Mei 2013. Perawat menjelaskan
pengertian diet DM, jenis-jenis zat makanan yang harus ada dalam makanan
(triguna makanan), jenis-jenis makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan.
Setelah itu dilakukan perhitungan kalori Ibu R dan penyusunan menu sehari-
hari. Media yang digunakan adalah lembar balik, food models dan gambar-
gambar makanan. Pemeriksaan gula darah sewaktu Ibu R adalah 200 mg/dl.
Didapatkan hasil perhitungan kalori untuk Ibu R adalah:
a. IMT Ibu R adalah 23,73 kg/m2 yang artinya berat badan Ibu R mengalami
kelebihan
b. Status gizi
Berat badan ideal = 90% x (148-100) x 1 kg
= 43,2 kg
BBI = 43,2 52,8 kg
c. Kebutuhan kalori
Kalori basal wanita
Berat badan ideal (kg) x 25 kal/kg = 43,2 x 25 = 1080
Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013
-
Universitas Indonesia
Umur, lebih dari 40 tahun: - 5% x kalori basal = -5% x 1080 = -54
Aktivitas, ringan : + 10% x kalori basal = + 10% x 1080 = +108
Total kebutuhan kalori Ibu R sehari-hari adalah 1080-54+108 = 1134 kalori
Implementasi selanjutnya pada tanggal 31 Mei 2013 tentang penyusunan menu
sehari-hari bersama keluarga Ibu R sesuai dengan kemampuan daya beli
keluarga dan makanan yang dikonsumsi sehari-hari. Media yang digunakan pada
saat melakukan implementasi berupa lembar balik, daftar makanan pengganti
dan contoh makanan. Hasil gula darah sewaktu Ibu R pada hari ini adalah 212
mg/dl. Ibu R mengaku saat ini pikirannya sedang pusing karena masalah anak
pertamanya. Implementasi pengaturan makanan menggunakan prinsip 3 J yaitu
jenis, jumlah, dan jadwal. Perawat mendiskusikan contoh makan yang
dianjurkan dan tidak dianjurkan bagi Ibu R yang sedang mengalami diabetes.
Setelah mengetahui jenis makanan yang mengandung triguna makanan, perawat
bersama keluarga menyusun menu seimbang Jenis makanan yang disusun sesuai
dengan daya beli keluarga, dan terjangkau baik dari ketersediaan, kualitas dan
kuantitas makanan.
Setelah mengetahui jenis makanan, perawat mengganti jumlah dari kebutuhan
kedalam ukuran rumah tangga (ukuran gelas, potongan, sendok). Diharapkan
setelah penggantian jumlah kebutuhan, keluarga dengan mudah mampu
mengatur diet makanan bagi penderita diabetes. Keluarga Ibu R memahami
ukuran konversi rumah tangga. Ibu R ditanyakan tentang jadwal makan sehari-
harinya kemudian dilakukan penentuan jadwal sesuai dengan prinsip 3 J. Jadwal
makanan Ibu R terdiri dari sarapan pukul 06.00, selingan 1 pukul 09.00, makan
siang pukul 12.00, selingan 2 pukul 15.00, makan malam pukul 18.00, dan
selingan 3 pukul 21.00.
Pada tanggal 1 Juni 2013 dilakukan implementasi lanjutan tentang pengaturan
diet. Setelah keluarga memahami mengenai jumlah, jenis, dan jadwal, perawat
bersama keluarga Ibu R mendemonstrasikan langsung cara menyediakan makan
Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013
-
Universitas Indonesia
dengan menggunakan ukuran rumah tangga. Perawat menggunakan sendok nasi
milik keluarga Ibu R untuk mengukur jumlah nasi yang harus dikonsumsi oleh
Ibu R setelah itu ditimbang, yaitu sebanyak 1 sendok nasi penuh. Perawat
meminta keluarga untuk mendemonstraasikan langsung jumlah makanan yang
harus dikonsumsi dalam sehari dengan menggunakan ukuran rumah tangga.
Menu yang disusun pun sederhana salah satu contohnya adalah nasi 1 sendok
penuh, ikan kembung goreng ukuran sedang 1 ekor, tempe goreng 1 potong,
sayur tumis kangkung satu mangkuk, dan pisang satu buah.
Pada tanggal 4 Juni 2013 dilakukan kunjungan rumah yang tidak terjadwalkan,
dilakukan evaluasi mengenai pola makan Ibu R. Disini didapatkan data bahwa
Ibu R mulai mengatur pola makannya menjadi 3 porsi besar dan 2 porsi kecil. 1
porsi kecil pada malam hari tidak dilakukan dikarenakan Ibu R tidak terbiasa
makan setelah pukul 19.00. Jadwal makan Ibu R setiap harinya belum disiplin
masih berubah-ubah jam namun sudah dilakukan setiap 3 jam sekali. Prinsip 3 J
mulai dilaksanakan.
Tanggal 7 Juni 2013 dilakukan kunjungan rumah untuk diet pada penderita DM,
Didapatkan hasil pemeriksaan gula darah 198 mg/dl. Pengulangan makanan
yang telah dimakan selama 24 jam yang ditanyakan kepada Ibu R didapat data
bahwa Ibu R masih belum patuh pada pengaturan diet yang telah dianjurkan dan
disepakati bersama. Ibu R masih mengemil gorengan walaupun jumlahnya tidak
seperti dulu lagi. Jadwal makan Ibu R masih berubah-ubah jamnya meskipun
sudah tiap 3 jam setiap harinya. Kepatuhan Ibu R masih kurang dan Ibu R
mudah tergoda dengan lingkungan sekitar. Hal ini membuat tujuan khusus tiga
belum tercapai sepenuhnya dimana salah satu evaluasi standarnya adalah
mengubah pola hidup dengan menghindari makanan yang mengandung banyak
gula dan lemak serta makan secara teratur atau terjadwal.
Perawat bersama keluarga melakukan kesepakatan bersama untuk lebih menaati
anjuran pengaturan diet yang telah ditentukan. Negosiasi yang dilakukan adalah
Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013
-
Universitas Indonesia
dengan mencontoh ulang jumlah makanan yang harus dikonsumsi tidak hanya
kepada anak Ibu R nomor 5 dan 6 tetapi pada anak nomor 1 dan 4 yang tinggal
bersama Ibu R. Dibuatlah buku atau catatan diet dan aktivitas sehari-hari.
Disepakati adanya salah seorang anak Ibu R yang bertanggung jawab
sepenuhnya untuk mengisi buku atau catatan diet dan ADL. Setelah itu dilihat
perubahan keluhan antara sebelum dan setelah diatur pola makannya, dengan
hasil GDS. Keluarga diberikan waktu selama seminggu untuk mengatur pola
makan Ibu R. Setelah 7 hari keluarga mengatur pola makan, didapatkan hasil
GDS menurun dan keluhan lemas, kesemutan, pusing tidak dirasakan lagi oleh
Ibu R. Keadaan ini mendorong Ibu R bertekad untuk cepat sembuh.
Tujuan khusus keempat perawat bersama keluarga mencoba modifikasi
lingkungan bagi penderita diabetes ini dilakukan tanggal 13 Juni 2013. Perawat
mendiskusikan bersama keluarga bagaimana cara menyajikan makanan yang
sedikit menggandung gula, makanan tinggi serat, makanan sayuran dan buah-
buahan, melakukan olahraga senam DM dengan teratur, melakukan perawatan
kaki dan senam kaki dengan teratur, memelihara kebersihan rumah (jangan
meletakkan barang sembarang), menggunakan alas kaki saat berjalan keluar dari
rumah, melakukan pemeriksaan kadar gula darah dengan teratur.
Keluarga mengemil buah sebagai pengganti makanan bergoreng namun jika
masih ingin mengkonsumsi makanan bergoreng, keluarga tidak makan didepan
Ibu R. Makanan yang disajikan harus hangat, menarik, dan pemilihan bahan
makan yang sehat dalam hal ini bahan makanan terhindar dari zat-zat kimia,
kuman ataupun bakteri. Perawat menganjurkan saat membeli makanan
perhatikan penampilan bahan makanan apakah masih baik atau sudah buruk.
Pengolahan makanan yang dianjurkan pada keluarga Ibu R adalah tidak
digoreng melainkan direbus atau dikukus. Selain itu catatan atau buku diet dan
ADL Ibu R diisi oleh anak-anak Ibu R. Disamping itu keluarga Ibu R terutama
Ibu R yang masak untuk seluruh anggota keluarga dianjurkan untuk masak
berbeda dengan anggota keluarga lain saat akan memberikan bumbu masak
Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013
-
Universitas Indonesia
seperti gula, kecap dan penyedap lainya untuk diri Ibu R. Ibu R sudah memakai
alas kaki baik di luar atau dalam rumah untuk menghindari luka yang tidak
terasa di kaki. Kadar GDS pada tanggal ini adalah 200 mg/dl.
Pada tujuan khusus kelima keluarga berencana mengunjungi pelayanan
kesehatan dan menjelaskan kapan Ibu R segera ke pelayanan kesehatan.
Implementasi ini dilakukan disela-sela intervensi modifkasi lingkungan. Saat ini
pelayanan kesehatan yang keluarga Ibu R percaya untuk mengatasi masalah DM
Ibu R adalah Posbindu. Ibu R tidak ingin ke pelayanan kesehatan lainnya
dikarenakan takut akan diberikan obat-obat anti diabetes. Ibu R tidak ingin
minum obat sepanjang hidupnya. Posbindu dikunjungi setiap bulan dengan
penanggung jawab pemberi pelayanan kesehatan adalah bidan wilayah. Disini
Ibu R dicek kesehatan dan pemeriksaan kadar glukosa. Ibu R mengikuti terapi
alternatif ceragem untuk mengatasi keluhan fisik. Hal ini menurut Ibu R sangat
manjur dirasakan untuk mengatasi keluhan tersebut.
Pada tanggal 22 Juni 2013 perawat melakukan evaluasi sumatif pada keluarga
Ibu R. Disini dilakukan pengecekan gula darah pada Ibu R didapatkan hasil gula
darahnya adalah 189 mg/dl, menganjurkan ibu R untuk tetap menerapkan diet
yang diberikan dan diajarkan oleh perawat, mengikuti senam setiap minggu,
mengikuti terapi alternatif, melakukan modifikasi lingkungan, dan ke fasilitas
pelayanan kesehatan jika mengalami gangguan pada kesehatan Ibu R.
3.4 Hasil dan Evaluasi
Asuhan keperawatan keluarga pada keluarga Ibu R khususnya Ibu R dengan DM
dilakukan sebanyak 8 kali pertemuan, terdiri dari tahap pengkajian keluarga
selama 2 kali pertemuan dan tahap implementasi untuk mengatasi masalah DM
sebanyak 6 kali pertemuan. Hasil dan evaluasi pada implementasi pertama
didapatkan bahwa Ibu R diketahui belum sepenuhnya mengerti tentang DM
sehingga selalu dilakukan penjelasan tentang DM dari pengertian sampai cara
perawatan di rumah setiap kunjungan. Pengenalan sampai pemutusan merawat
Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013
-
Universitas Indonesia
anggota keluarga yang sakit baru tercapai selama 2 kali kunjungan. Pemeriksaan
kadar gula darah sewaktu yang dilakukan mengalami ketidakstabilan, ini dapat
dilihat dari daftar hasil kadar gula darah Ibu R selama kunjungan.
Pada tanggal 31 Mei 2013, setelah dilakukan intervensi keperawatan tentang diet
berupa perhitungan kebutuhan kalori dan penyusunan menu untuk penderita
DM, didapatkan hasil gula darah sewaktu Ibu R pada hari itu adalah 212 mg/dl.
Selain dilakukan intervensi untuk diet disini Ibu R diajarkan tentang tehnik
relaksasi tarik nafas dalam dan guided imagery untuk mengatasi masalah yang
sedang berlangsung didalam keluarga.
Perawat kemudian mengevaluasi kembali pengaturan diet yang diberikan pada
Ibu R. Hasilnya didapatkan bahwa Ibu R masih mengkonsumsi gorengan yang
dibeli dari luar walaupun jumlahnya tidak sebanyak sebelumnya. Ibu R juga
mengatakan sudah mengurangi minum teh manis. Kemudian perawat
memotivasi kembali Ibu R dan keluarga untuk mematuhi pengaturan diet yang
diberikan dengan menjelaskan kembali jenis makanan pengganti yang dapat
dikonsumsi oleh Ibu R agar tidak merasa bosan dengan menu yang diberikan.
Perawat meminta keluarga sebagai pengawas makan Ibu R, terutama dalam hal
ini adalah anak nomor 5 dan 6 yang selalu ada di rumah. Perawat memberikan
dukungan positif atas usaha yang dilakukan oleh Ibu R dan keluarga, dan
perawat tetap menyarankan Ibu R untuk mengunjungi pelayanan kesehatan
sesegera mungkin untuk mengantisipasi kadar gula darah Ibu R yang tidak
stabil.
Pada tanggal 7 Juni 2013 didapatkan hasil pemeriksaan kadar gula darah Ibu R
mengalami penurunan, yaitu 198 mg/dl. Hasil ini menggembirakan Ibu R
meskipun hasil dari pengulangan jenis makanan yang telah dimakan sebelumnya
menjelaskan tentang pengaturan diet yang belum sepenuh hati dilakukan Ibu R.
Saat ditanyakan alasannya bahwa Ibu R masih mudah tergoda atau mudah
teralih. Perawat juga memberikan buku pintar DM untuk aktivitas sehari-hari
Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013
-
Universitas Indonesia
Ibu R agar mempunyai aktifitas padat sehingga tidak sempat untuk memikirkan
lapar dan pengontrol diet Ibu R.
Perawat melakukan evaluasi sumatif kepada keluarga Ibu R. Keluarga
mengatakan bahwa penyakit diabetes mellitus adalah penyakit gula dimana
kadar gula darahnya tinggi melebihi normal. Kadar gula darah yang normal
adalah 120 140 mg/dl Keluarga juga mengatakan penyebabnya adalah makan
tidak teratur dimana jadwal dan jumlahnya asal saja, banyak makan yang manis-
manis, keturunan, stress dan jarang berolahraga. Keluarga mengatakan tanda dan
gejalanya adalah mata mulai kabur, kesemutan, mudah lapar, cepat lelah, dan
penurunan berat badan. Kemudian keluarga mengatakan bahwa penyakit gula ini
dapat menyebabkan kebutaan, stroke, penyakit ginjal dan penyakit jantung jika
tidak diobati dengan segera. Cara merawat yang dapat dilakukan di rumah
adalah dengan diet, olahraga dan memeriksakan ke pelayanan kesehatan.
Keluarga mendemonstrasikan pembuatan menu sehari dengan bantuan perawat.
Keluarga mampu menyebutkan fasilitas kesehatan mana saja yang dapat
digunakan untuk memeriksakan kesehatannya terutama bagi anggota keluarga
yang menderita DM. Kadar gula darah Ibu R mengalami penurunan setelah Ibu
R patuh mengikuti aturan manajemen diet yang diterapkan. Diharapkan setelah
pelepasan Ibu R dari mahasiswa ke keluarga dan kader, tidak terjadi peningkatan
kadar gula darah.
Keluarga mengatasi masalah DM pada Ibu R dengan mengatur pola makan,
senam, perawatan kaki serta manajemen stress. Pengaturan pola makan keluarga
Ibu R menggunakan prinsip 3 J. Hasil yang diperoleh bahwa jadwal makan dari
3-4 kali sehari porsi besar perlahan menurun menjadi 3 kali sehari dan 2 kali
porsi kecil (selingan) meski jam makan kadang teratur namun keluarga Ibu R
akan berusaha mengikuti jadwal makan. Pemeriksaan kadar gula darah sewaktu
mengalami fluktuasi akibat ketidakpatuhan Ibu R, yaitu 263 mg/dl 156 mg/dl
200 mg/dl212 mg/dl198 mg/dl189 mg/dl.
Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013
-
Universitas Indonesia
Setelah dilakukan asuhan keperawatan kepada keluarga Ibu R khususnya Ibu R
selama enam minggu didapatkan data bahwa Ibu R tidak mudah lelah, kadar
gula darah mulai mengalami penurunan kearah normal, dan pola makan mulai
berubah. Dapat dilihat bahwa keluarga sudah mandiri dalam mengatur pola
makan, sehingga tingkat kemandirian dari tingkat mandiri II menjadi
mandiri III. Tingkat kemandirian II adalah selama praktek dan melakukan
kunjungan rumah, keluarga selalu menerima kehadiran perawat dengan sikap
ramah dan terbuka sesuai dengan kontrak yang telah disepakati bersama.
Keluarga dan mahasiswa selalu menyepakati kontrak yang telah ditentukan.
Apabila keluarga ada acara dan kegiatan pada saat kontrak yang telah disepakati,
keluarga memberitahukan kepada mahasiswa terlebih dahulu dan keluarga
dengan terbuka mau membicarakan masalah kesehatan yang ada dengan
mahasiswa.
Setelah dilakukan asuhan keperawatan tingkat kemandirian keluarga meningkat
menjadi III, yaitu keluarga menerima pelayanan kesehatan yang diberikan sesuai
dengan rencana keperawatan. Keluarga bersama mahasiwa menganalisis
masalah yang ditemukan. Masalah atau diagnosa keperawatan yang ada disusun
secara prioritas bersama keluarga dan direncanakan intervensi untuk
mengatasinya. Keluarga belum mampu sepenuhnya melakukan pencegahan dan
tindakan promosi kesehatan secara aktif.
Pencapaian hasil asuhan keperawatan yang dilakukan pada keluarga Ibu R
dinilai tercapai atau berhasil sebahagian, hal ini diperlihatkan pada TUK 3 yang
belum tercapai sepenuhnya, yaitu pada perubahan pola hidup dengan
menghindari makanan yang mengandung banyak gula dan lemak dan jadwal
makan yang teratur belum dapat dipatuhi sepenuhnya oleh Ibu R.
Rencana tindak lanjut untuk keluarga Ibu R adalah menganjurkan dan
memotivasi Ibu R untuk mengunjungi pelayanan kesehatan minimal sekali
dalam sebulan, memotivasi keluarga untuk selalu menyajikan makan dengan
Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013
-
Universitas Indonesia
porsi yang sesuai, jenis yang dianjurkan dan makan sesuai dengan jadwal yang
telah diatur, dan memonitring Ibu R melalui buku atau catatan diet dan ADL.
Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013
-
Universitas Indonesia
BAB IV
ANALISA SITUASI
4.1 Profil Lahan Praktik
Kelurahan Cisalak Pasar masuk dalam wilayah kecamatan Cimanggis, Depok.
Kelurahan ini memiliki 8 rukun warga (RW). RW 08 merupakan kompleks
perumahan yang mayoritas dihuni oleh warga dengan status ekonomi menengah
keatas sedangkan 7 RW lainnya merupakan kampung yang mayoritas status
ekonomi warganya adalah menengah kebawah. Kelurahan Cisalak Pasar belum
memiliki puskesmas kelurahan, sehingga fasilitas pelayanan kesehatan tingkat
pertama yang dapat dijangkau oleh warganya adalah puskesmas kecamatan
Cimanggis yang berjarak kurang lebih 1,5 km dari kelurahan Cisalak Pasar.
Terdapat satu pasar di kelurahan ini yang terletak di RW 04 dan jaraknya dekat
dengan rumah warga.
RW 05 yang merupakan salah satu bagian dari kelurahan Cisalak Pasar mempunyai
batasan di jalan Radar AURI, jalan Soka, jalan Gadog, jalan Anggrek dan jalan
Masjid. Wilayah RW 05 dapat dibilang luas. Kawasan RW 05 berbatasan langsung
dengan RW 06. RW 05 terdiri dari 9 RT dengan 2 RT masuk pada komplek
perumahan AURI dan perumahan anggrek, yaitu pada RT 03 dan RT