ulkus kornea

download ulkus kornea

of 21

description

ulkus kornea

Transcript of ulkus kornea

BAB I

PENDAHULUAN

Kornea adalah salah satu bagian mata yang sangat penting dalam proses pengliatan. Jika terjadi kerusakan atau penyakit yang menyerang kornea maka mata tidak bisa menjalankan fungsinya lagi.Kornea merupakan tempat masuknya cahaya jadi jika terjadi kerusakan pada kornea cahaya tidak bisa masuk ke retina dan diproses selanjutnya.Kekeruhan pada kornea terutama disebabkan oleh infeksi mikroorganisme berupa bakteri, jamur, dan virus dan bila terlambat didiagnosis atau diterapi secara tidak tepat akan mengakibatkan kerusakan stroma dan meninggalkan jaringan parut yang luas.Ulkus kornea merupakan hilangnya sebagian permukaan kornea akibat kematian jaringan kornea.Terbentuknya ulkus pada kornea mungkin banyak ditemukan oleh adanya kolagenase yang dibentuk oleh sel epitel baru dan sel radang. Terdapat 2 bentuk ulkus pada kornea yaitu sentral dan marginal atau perifer.(1)Data WHO tahun 2004 menyebutkan bahwa ulkus kornea merupakan masalah kesehatan masyarakat yang utama dalam pembangunan dunia yang dapat menyebabkan morbiditas berkepanjangan, kehilangan penglihatan, dan dibanyak kasus menyebabkan kehilangan kedua mata.BAB II

PEMBAHASAN

A. ANATOMI DAN FISIOLOGI KORNEA

Gambar 1. Anatomi Mata

Kornea atau dalam bahasa Latin disebut cornum yang berarti seperti tanduk, adalah selaput bening mata, bagian selaput mata yang tembus cahaya, merupakan lapis jaringan yang menutup bola mata sebelah depan, kornea memiliki ketebalan 0,5 mm dan terdiri atas lapis:(1)

Gambar 2. Lapisan Kornea1. Epitel

Tebalnya 50 m, terdiri atas 5 lapis sel epitel tidak bertanduk yang saling tumpang tindih; satu lapis sel basal, sel polygonal dan sel gepeng.

Pada sel basal sering terlihat mitosis sel, dan sel muda ini terdorong ke depan menjadi lapis sel sayap dan semakin maju ke depan menjadi sel gepeng, sel basal berkaitan erat dengan sel basal di sampingnya dan sel polygonal di depannya melalui desmosome dan macula okluden; ikatan ini menghambat pengaliran air, elektrolit, dan glukosa yang merupakan barrier.

Sel basal menghasilkan membrane basal yang melakat erat kepadanya. Bila terjadi gangguan akan mengakibatkan erosi rekuren.

2. Membrane Bowman

Terletak di bawah membrane basal epitel kornea yang merupakan kolagen yang tersusun tidak teratur seperti stroma dan berasal dari bagian depan stroma..

Lapisan ini tidak mempunyai daya regenerasi

3. Stroma

Menyusun 90% ketebalan kornea

Terdiri atas lamel yang merupakan susunak kolagen yang sejajar satu dengan lainnya, pada permukaan terlihat anyaman yang teratur sedang di bagian perifer serat kolagen ini bercabang; terbentuknya kembali serat kolagen memakan waktu lama yang kadang-kadang sampai 15 bulan. Keratosit merupakan sel stroma kornea yang merupakan fibroblast terletak di antara serat kolagen stroma. Diduga keratosit membentuk bahan dasar dan serat kolagen dalam perkembangan embrio atau sesudah trauma.4. Membrane Descement

Merupakan membrane aselular dan merupakan batas belakang stroma kornea dihasilkan sel endotel dan merupakan membrane basalnya

Bersifat sangat elastic dan berkembang terus seumur hidup, mempunyai tebal 40 m.

5. Endotel

Berasal dari mesoteliu, berlapis satu, bentuk heksagonal, besar 20 40 m. Endotel melekat pada membrane descement melalui hemidesmosom dan zonula okluden. Kornea dipersarafi oleh banyak saraf sensoris terutama berasal dari saraf siliar longus, saraf nasosiliar, saraf ke V saraf siliar longus berjalan suprakoroid, masuk ke dalam stroma kornea, menembus membrane bowman melepaskan selubung Schwannya.Daya regenerasi saraf sesudah dipotong didaerah limbus terjadi dalam waktu 3 bulan. Trauma atau penyakit yang merusak endotel akan mengakibatkan sistem pompa endotel terganggu sehingga terjadi dekompensasi endotel dan terjadi edema kornea.(1)Fungsi kornea adalah:(2)1. Merefraksikan cahaya dan bersama lensa memfokuskan cahaya ke retina

2. Melindungi struktur mata internalB. ULKUS KORNEA

1. Definisi

Ulkus kornea merupakan hilangnya sebagian permukaan kornea akibat kematian jaringan kornea.2. Epidemiologi

Di Amerika insiden ulkus kornea bergantung pada penyebabnya. Insidensi ulkus kornea tahun 1993 adalah 5,3 per 100.000 penduduk di Indonesia, sedangkan predisposisi terjadinya ulkus kornea antara lain terjadi karena trauma, pemakaian lensa kontak, dan kadang-kadang tidak di ketahui penyebabnya.Singapuramelaporkan selama 2.5 tahun dari 112 kasus ulkus kornea 22 beretiologi jamur. Mortalitas atau morbiditas tergantung dari komplikasi dari ulkus kornea seperti parut kornea, kelainan refraksi, neovaskularisasi dan kebutaan. Berdasarkan kepustakaan di USA, laki-laki lebih banyak menderita ulkus kornea, yaitu sebanyak 71%, begitu juga dengan penelitian yang dilakukan di India Utara ditemukan 61% laki-laki.

3. EtiologiPenyebab ulkus kornea adalah bakteri, jamur, akantamuba, dan herpes simpleks. Bakteri yang sering menyebabkan ulkus kornea adalah Streptococcus sp., Stafilococcus sp, Moraxella sp, Pseudomanas aeruginosa, dll.1Ulkus kornea perifer dapat disebabkan oleh reaksi toksik, alergi, autoimun dan infeksi pada kornea perifer biasanya oleh kuman Stafilococcus aureus, N. lnfluenzadan M. lacunata. Untuk ulkus kornea oleh jamur dapat Disebabkan olehCandida, Fusarium, Aspergilus, Cephalosporium, dan spesies mikosis fungoides.14. Patogenesis Apabila kerusakan atau cedera pada epithelium telah dimasuki oleh agen-agen asing, terjadilah sekuel perubahan patologik yang muncul saat perkembangan ulkus kornea dan proses ini dapat dideskripsikan dalam empat stadium, yaitu infiltrasi, ulkus aktif, regresi, dan sikatrik.3 Hasil akhir dari ulkus kornea tergantung kepada virulensi agen infektif, mekanisme daya tahan tubuh, dan terapi yang diberikan. Bergantung kepada tiga faktor tersebut, maka ulkus kornea dapat menjadi :a. Ulkus terlokalisir dan sembuh

b. Penetrasi lebih dalam sampai dapat terjadi perforasi, atau

c. Menyebar secara cepat pada seluruh kornea dalam bentuk ulkus kornea.5a) Patologi Ulkus Kornea yang Terlokalisir1) Stadium infiltrasi progresif. (3)Karakteristik yang menonjol adalah infiltrasi dari polimorphonuklear dan/atau limfosit ke epithelium dari suplementasi sirkulasi perifer melalui stroma jika jaringan ini juga terkena.Nekrosis pada jaringan juga dapat terjadi, tergantung pada virulensi agen dan ketahanan daya tahan tubuh pasien.

Gambar 4. Stadium infiltrasi progresif (3)2) Stadium ulkus aktif. (3)Ulkus aktif adalah suatu hasil dari nekrosis dan pelepasan epithelium.Lapisan Bowman dan stroma.Dinding dari ulkus aktif membengkak pada lamella dengan menginhibisi cairan dan sel-sel leukosit yang ada diantara lapisan bowman dan stroma.Zona infiltrasi memberikan jarak antara jaringan sekitar dan tepi ulkus.Pada stadium ini, sisi dan dasar ulkus tampak infiltrasi keabu-abuan dan pengelupasan. Pada stadium ini, akan menimbulkan hiperemia pada pembuluh darah jaringan circumcorneal yang menimbulkan eksudat purulen pada kornea. Muncul juga kongesti vaskular pada iris dan badan silier dan beberapa derajat iritis yang disebabkan oleh absorbsi toksin dari ulkus.Eksudasi menuju kamera okuli anterior melalui pembuluh darah iris dan badan silier dapat menimbulkan hipopion. Ulserasi mungkin terjadi kemajuan dengan penyebaran ke lateral yang ditunjukkan pada ulkus superfisial difus atau kemajuan itu lebih ke arah dalam dan dapat menyebabkan pembentukan desmetocele dan dapat menyebabkan perforasi. Bila agen infeksius sangat virulen dan/atau daya tahan tubuh menurun maka dapat penetrasi ke tempat yang lebih dalam pada stadium ulkus aktif.

Gambar 5. Stadium ulkus aktif (3)3) Stadium regresi. (3)Regresi dipicu oleh daya tahan tubuh natural (produksi antibodi dan immune selular) dan terapi yang dapat respon yang baik.Garis demarkasi terbentuk disekeliling ulkus, yang terdiri dari leukosit yang menetralisir dan fagosit yang menghambat organisme dandebris sel nekrotik. Proses ini didukung oleh vaskularisasi superfisial yang meningkatkan respon imun humoral dan sesuler. Ulkus pada stadium ini mulai membaik dan epithelium mulai tumbuh pada sekeliling ulkus.

Gambar 6.Stadium regresi (3) 4) Stadium sikatrik. (3)Stadium ini, proses penyembuhan berlanjut dengan semakin progresifnya epithelisasi yang membentuk lapisan terluar secara permanen.Selain epithelium, jaringan fibrous juga mengambil bagian dengan membentuk fibroblast pada kornea dan sebagian sel endotelial untuk membentuk pembuluh darah baru. Stroma yang menebal dan mengisi lapisan bawah epithelium , mendorong epithel ke anterior. Derajat jaringan parut (scar) pada penyembuhan bervariasi. Jika ulkus sangat superfisial dan hanya merusak epithelium saja, maka akan sembuh tanpa ada kekaburan pada kornea pada ulkus tersebut. Bila ulkus mencapai lapisan Bowman dan sebagian lamella stroma, jaringan parut yang terbentuk disebut dengan nebula. Makula dan leukoma adalah hasil dari proses penyembuhan pada ulkus yang lebih dari 1/3 stroma kornea.

Gambar 7.Stadium sikatrik.(3)b) Patologi Ulkus Kornea yang PerforasiPerforasi ulkus kornea dapat terjadi bila proses ulkus lebih dalam dan mencapai membrana descement. Membran ini keluar sebagai descemetocele, (lihat gambar 8). Pada stadium ini, tekanan yang meningkat pada pasien secara tiba-tiba seperti batuk, bersin, mengejan, dan lain-lain akan menyebabkan perforasi, kebocoran humor aqueous, tekanan intraokuler yang menurun dan diafragma iris-lensa akan bergerak depan. Efek dari perforasi ini tergantung pada posisi dan ukuran perforasi. Bila perforasi kecil dan bertentangan dengan tisu iris, dapat terjadi proses penyembuhan dan pembentukan sikatrik yang cepat. Leukoma adheren adalah hasil akhir setelah tejadinya cedera.

Gambar 8. Descemetocele(3)5. Gejala Klinis

Gejala klinis pada pasien ulkus kornea bervariasi tergantung pada penyebab dari ulkus itu sendiri. Gejala pada ulkus kornea adalah mata merah ringan hingga berat, fotofobia, visus menurun, disertai sekret. Ulkus kornea akan memberikan kekeruhan berwarna putih pada kornea dengan defek epitel yang apabila diberi pewarnaan fluoresein akan berwarna hijau ditengahnya. Iris sukar dilihat karena keruhnya kornea akibat edema dan infiltrasi sel radang pada kornea. KondisiSakitFotofobiaVisus

Ulkus kornea karena bakteri atau jamur Tak ada sampai hebatBervariasi Biasanya menurun

Ulkus kornea karena virusRasa benda asingSedang Menurun ringan

Kokus gram (+), staf aureus dan treptokok pnemoni.PseudomonasjamurVirus

Tukak yang terbatas,

Berbentuk bulat atau lonjong,

Berwarna putih abu-abu pada anak tukak yang supuratif.Tukak akan melebar dengan cepat, bahan purulen berwarna kuning hijau terlihat melekat pada permukaan tukak.Infiltrat akan berwarna abu-abu dikelilingi infiltrat halus disekitarnya (fenomena satelit).Bila tukak berbentuk dendrit akan terdapat hipestesi pada kornea.

JENIS-JENIS ULKUS KORNEAa. Ulkus Perifer

Ulkus Marginal

Ulkus marginalis merupakan peradangan kornea bagian perifer berbentuk khas yang biasanya terdapat daerah jernih antara limbus kornea dengan tempat kelainannya.Sumbu memanjang daerah peradangan biasanya sejajar dengan limbus kornea. Diduga dasar kelainannya ialah suatu reaksi hipersensitivitas terhadap eksotoksin stafilokokus.(1)Ulkus yang terdapat terutama di bagian perifer kornea, yang biasanya terjadi akibat alergi, toksik, infeksi dan penyakit kolagen vaskular. Ulkus marginal merupakan ulkus kornea yang didapatkan pada orang tua yang sering dihubungkan dengan reumatik.(1)Infiltrat dan ulkus yang terlihat diduga merupakan timbunan kompleks antigen-antibodi.Secara histopatologik terlihat sebagai ulkus atau abses epithelial atau subepithelial.Penglihatan pasien dengan ulkus marginal akan menurun disertai dengan rasa sakit, fotofobia dan lakrimasi.(1)Pengobatan ulkus marginal ini adalah antibiotik dengan steroid lokal dapat diberikan sesudah kemungkinan infesi virus herpes simpleks disingkirkan pemberian steroid sebaiknya dalam waktu yang singkat disertai dengan pemberian Vitamin B dan C dosis tinggi.

Gambar 9. Ulkus MarginalUlkus Mooren

Ulkus Mooren adalah suatu ulkus menahun superficial yang dimulai dari tepi kornea dengan bagian tepinya tergaung dan berjalan progresif tanpa kecenderungan perforasi. Lama kelamaan ulkus ini mengenai seluruh kornea. Penyakit ini lebih sering terdapat pada wanita usia pertengahan dan pada usia lanjut biasanya unilateral dengan rasa sakit dan merah.(1)Penyebab ulkus Mooren sampai sekarang belum diketahui.Banyak teori yang diajukan dan diduga penyebabnya hipersensitivitas terhadap protein tuberculosis, virus, autoimun, dan alergi terhadap toksin ankilostoma.Banyak pengobatan tetapi belum memberikan hasil yang memuaskan seperti steroid, antibiotika, anti virus, anti jamur, kolagenase inhibitor, heparin dan pembedahan keratektomi, lameler keratoplasti dan eksisi konjungtiva.

Gambar 10.Ulkus Moorenb. Ulkus Sentral

Ulkus sentral biasanya merupakan ulkus infeksi akibat kerusakan pada epitel.Lesi terletak di sentral, jauh dari limbus vaskuler.Hipopion biasanya (tidak selalu menyertai ulkus). Hipopion adalah pengumpulan sel-sel radang yang tampak sebagai lapis pucat dibagian bawah kamera anterior dan khas untuk ulkus kornea bakteri dan jamur.(4)Etiologi ulkus kornea sentral biasanya bakteri (Pseudomonas, Pneumococcus, Moraxela liquefaciens, Streptokokkus beta hemolitik), virus (Herpes simpleks, Herpes zoster), jamur (Candida albicans, fusarium, sefalosporium dan aspergilus).(1) Ulkus Kornea Pseudomonas

Infeksi pseudomonas merupakan infeksi yang paling sering terjadi dan paling berat dari infeksi kuman patogen gram negatif pada kornea. Kuman ini mengeluarkan endotoksin dan sejumlah enzim ekstraselular.(1)

Diduga bahwa virulensi pseudomonas pada kornea berhubungan erat dengan produksi intraselular calcium activated protease yang mampu membuat kerusakan besar pada stroma kornea. Dahulu zat ini diduga kologenase, akan tetapi sekarang disebut sebagai enzim proteoglycanolytic.(1)

Lesi pada ulkus ini dimulai dari daerah sentral kornea.ulkus sentral ini dapat menyebar ke samping dan ke dalam kornea. Penyerbukan ke dalam dapat mengakibatkan perforasi kornea dalam waktu 48 jam.gambaran berupa ulkus yang berwarna abu-abu dengan kotoran yang dikeluarkan berwarna kehijauan. Kadang-kadang bentuk ulkus ini seperti cincin. Dalam bilik mata depan dapat terlihat hipopion yang banyak.

Gambar 11. Ulkus Kornea Pseudomonas Ulkus Kornea PneumococcusUlkus kornea pneumococcus biasanya muncul 24-28 jam setelah inokulasi pada kornea yang lecet.Infeksi ini secara khas menimbulkan sebuah ulkus berbatas tegas warna kelabu yang cenderung menyebar secara tak teratur dari tempat infeksi ke sentral kornea.Lapisan superficial kornea adalah yang pertama terlihat, kemudian parenkim bagian dalam.Kornea sekitar ulkus sering bening.Biasanya ada hipopion.

Gambar 12: Ulkus kornea akibat bakteri disertai hipopion. KeratomikosisKeratomikosis adalah suatu infeksi kornea yang disebabkan oleh jamur biasanya dimulai dengan suatu ruda paksa pada kornea oleh ranting pohon, daun dan bagian tumbuh-tumbuhan. Setelah 5 hari ruda paksa atau 3 minggu kemudian pasien akan merasa sakit hebat pada mata dan silau.(1)

Kebanyakan ulkus fungi disebabkan organisme oportunis seperti Candida, Fusarium, Aspergillus, Penicillium, Cephalosporin, dan lain-lain.Sebaiknya dilakukan pemeriksaan mikroskopik dengan KOH 10 % terhadap kerokan kornea menunjukkan adanya hifa.

Gambar 13. Ulkus kornea akibat jamur Ulkus Kornea Virus Ulkus Kornea Herpes Zoster : Biasanya diawali rasa sakit pada kulit dengan perasaan lesu. Gejala ini timbul satu 1-3 hari sebelum timbulnya gejala kulit. Pada mata ditemukan vesikel kulit dan edem palpebra, konjungtiva hiperemis, kornea keruh akibat terdapatnya infiltrat subepitel dan stroma. Infiltrat dapat berbentuk dendrit yang bentuknya berbeda dengan dendrit herpes simplex. Dendrit herpes zoster berwarna abu-abu kotor dengan fluoresin yang lemah. Kornea hipestesi tetapi dengan rasa sakit keadaan yang berat pada kornea biasanya disertai dengan infeksi sekunder.

Ulkus Kornea Herpes simplex : Infeksi primer yang diberikan oleh virus herpes simplex dapat terjadi tanpa gejala klinik. Biasanya gejala dini dimulai dengan tanda injeksi siliar yang kuat disertai terdapatnya suatu dataran sel di permukaan epitel kornea disusul dengan bentuk dendrit atau bintang infiltrasi. terdapat hipertesi pada kornea secara lokal kemudian menyeluruh. Terdapat pembesaran kelenjar preaurikel. Bentuk dendrit herpes simplex kecil, ulceratif, jelas diwarnai dengan fluoresin dengan benjolan diujungnya.

Gambar 14.Ulkus kornea akibat HSV Ulkus NeuroparalitikUlkus yang terjadi akibat gangguan saraf ke V atau ganglion Gaseri yang ditemukan pada Herpes Zoster.

Pada keadaan ini kornea atau mata menjadi anastetik dan reflex mengedip hilang. Benda asing pada kornea bertahan tanpa memberikan keluhan, selain daripada itu kuman dapat berkembang biak tanpa ditahan daya tahan tubuh. Terjadi pengelupasan epitel dan stroma kornea sehingga terjadi ulkus kornea.

Pengobatan dengan melindungi mata dan sering memerlukan tindakan blefarorafi.

6. Pemeriksaan Penunjang Tes fluorescein

Pada ulkus kornea, didapatkan hilangnya sebagian permukaan kornea.Untuk melihat adanya daerah yang defek pada kornea. (warna hijau menunjukkan daerah yang defek pada kornea, sedangkan warna biru menunjukkan daerah yang intak). Pewarnaan gram dan KOH

Untuk menentukan mikroorganisme penyebab ulkus, oleh jamur. Kultur

Kadangkala dibutuhkan untuk mengisolasi organisme kausatif pada beberapa kasus.7. Penatalaksanaan Tujuan pengobatan pada tukak kornea adalah:

Menghalangi hidupnya bakteri dengan antibiotika dan mengurangi reaksi radang dengan steroid.

Pengobatan umum untuk tukak kornea adalah

1. Siklopegik

2. Antibiotik yang sesuai topikal dan subkonjungtiva

3. Pasien dirawat bila mengancam perforasi,

4. Pasien tidak dapat memberi obat sendiri,

5. Tidak terdapat reaksi obat

6. Perlu obat sistemik.

7. Penanganannya:

Tidak boleh dibebat, karena akan menaikkan suhu sehingga akan berfungsi sebgai inkubator.

Sekret yang terbentuk dibersihkan 4 kali satu hari.

Diperhatikan kemungkinan terjadinya glaukoma sekunder.

Debridement sangat membantu penyembuhan.

Diberi antibiotika yang sesuai dengan kausa. Biasanya diberi lokal kecuali keadaan berat.

Pengobatan dihentikan bila sudah terjadi epiteliasasi dan mata terlihat tenang kecuali bila penyebabnya pseudomonas yang memerlukan pengobatan ditambah 1 2 munggu.

Pada tukak kornea dilakukan pembedahan atau keratoplasti apabila :

Dengan pengobatan tidak sembuh

Terjadinya jaringan parut yang mengganggu penglihatan

Ulkus kornea adalah keadan darurat yang harus segera ditangani oleh spesialis mata agar tidak terjadi cedera yang lebih parah pada kornea. Pengobatan pada ulkus kornea tergantung penyebabnya, diberikan obat tetes mata yang mengandung antibiotik, anti virus, anti jamur, sikloplegik dan mengurangi reaksi peradangan dengann steroid. Pasien dirawat bila mengancam perforasi, pasien tidak dapat memberi obat sendiri, tidak terdapat reaksi obat dan perlunya obat sistemik.a. Penatalaksanaan ulkus kornea di rumah

1. Jika memakai lensa kontak, secepatnya untuk melepaskannya

2. Jangan memegang atau menggosok-gosok mata yang meradang

3. Mencegah penyebaran infeksi dengan mencuci tangan sesering mungkin dan mengeringkannya dengan handuk atau kain yang bersih

4. Berikan analgetik jika nyerib. Penatalaksanaan medis

1.Pengobatan konstitusi

Oleh karena ulkus biasannya timbul pada orang dengan keadaan umum yang kurang dari normal, maka keadaan umumnya harus diperbaiki dengan makanan yang bergizi, udara yang baik, lingkungan yang sehat, pemberian roboransia yang mengandung vitamin A, vitamin B kompleks dan vitamin C. Pada ulkus-ulkus yang disebabkan kuman yang virulen, yang tidak sembuh dengan pengobatan biasa, dapat diberikan vaksin tifoid 0,1 cc atau 10 cc susu steril yang disuntikkan intravena dan hasilnya cukup baik. Dengan penyuntikan ini suhu badan akan naik, tetapi jangan sampai melebihi 39,5C. Akibat kenaikan suhu tubuh ini diharapkan bertambahnya antibodi dalam badan dan menjadi lekas sembuh.

2.Pengobatan lokal

Benda asing dan bahan yang merangsang harus segera dihilangkan. Lesi kornea sekecil apapun harus diperhatikan dan diobati sebaik-baiknya. Konjungtuvitis, dakriosistitis harus diobati dengan baik. Infeksi lokal pada hidung, telinga, tenggorok, gigi atau tempat lain harus segera dihilangkan.

Infeksi pada mata harus diberikan :

Sulfas atropine sebagai salap atau larutan,

Kebanyakan dipakai sulfas atropine karena bekerja lama 1-2 minggu.

Efek kerja sulfas atropine :

Sedatif, menghilangkan rasa sakit.

Dekongestif, menurunkan tanda-tanda radang.

Menyebabkan paralysis M. siliaris dan M. konstriktor pupil.

Dengan lumpuhnya M. siliaris mata tidak mempunyai daya akomodsi sehingga mata dalan keadaan istirahat. Dengan lumpuhnya M. konstriktor pupil, terjadi midriasis sehinggga sinekia posterior yang telah ada dapat dilepas dan mencegah pembentukan sinekia posterior yang baru

Skopolamin sebagai midriatika.

Analgetik.

Untuk menghilangkan rasa sakit, dapat diberikan tetes pantokain, atau tetrakain tetapi jangan sering-sering.

Antibiotik

Antibiotik yang sesuai dengan kuman penyebabnya atau yang berspektrum luas diberikan sebagai salap, tetes atau injeksi subkonjungtiva. Pada pengobatan ulkus sebaiknya tidak diberikan salap mata karena dapat memperlambat penyembuhan dan juga dapat menimbulkan erosi kornea kembali.

Anti jamur

Terapi medika mentosa di Indonesia terhambat oleh terbatasnya preparat komersial yang tersedia berdasarkan jenis keratomitosis yang dihadapi bisa dibagi :

1. Jenis jamur yang belum diidentifikasi penyebabnya : topikal amphotericin B 1, 2, 5 mg/ml, Thiomerosal 10 mg/ml, Natamycin > 10 mg/ml, golongan Imidazole

2. Jamur berfilamen : topikal amphotericin B, thiomerosal, Natamicin, Imidazol

3. Ragi (yeast) : amphotericin B, Natamicin, Imidazol

4. Actinomyces yang bukan jamur sejati : golongan sulfa, berbagai jenis anti biotik

Anti Viral

Untuk herpes zoster pengobatan bersifat simtomatik diberikan streroid lokal untuk mengurangi gejala, sikloplegik, anti biotik spektrum luas untuk infeksi sekunder analgetik bila terdapat indikasi.

Untuk herpes simplex diberikan pengobatan IDU, ARA-A, PAA, interferon inducer.

Perban tidak seharusnya dilakukan pada lesi infeksi supuratif karena dapat menghalangi pengaliran sekret infeksi tersebut dan memberikan media yang baik terhadap perkembangbiakan kuman penyebabnya. Perban memang diperlukan pada ulkus yang bersih tanpa sekret guna mengurangi rangsangan.

Untuk menghindari penjalaran ulkus dapat dilakukan :

1. Kauterisasi

a) Dengan zat kimia : Iodine, larutan murni asam karbolik, larutan murni trikloralasetat

b) Dengan panas (heat cauterisasion) : memakai elektrokauter atau termophore. Dengan instrumen ini dengan ujung alatnya yang mengandung panas disentuhkan pada pinggir ulkus sampai berwarna keputih-putihan.

2. Pengerokan epitel yang sakit

Parasentesa dilakukan kalau pengobatan dengan obat-obat tidak menunjukkan perbaikan dengan maksud mengganti cairan coa yang lama dengan yang baru yang banyak mengandung antibodi dengan harapan luka cepat sembuh. Penutupan ulkus dengan flap konjungtiva, dengan melepaskan konjungtiva dari sekitar limbus yang kemudian ditarik menutupi ulkus dengan tujuan memberi perlindungan dan nutrisi pada ulkus untuk mempercepat penyembuhan. Kalau sudah sembuh flap konjungtiva ini dapat dilepaskan kembali.

Bila seseorang dengan ulkus kornea mengalami perforasi spontan berikan sulfas atropine, antibiotik dan balut yang kuat. Segera berbaring dan jangan melakukan gerakan-gerakan. Bila perforasinya disertai prolaps iris dan terjadinya baru saja, maka dapat dilakukan :

Iridektomi dari iris yang prolaps

Iris reposisi

Kornea dijahit dan ditutup dengan flap konjungtiva

Beri sulfas atripin, antibiotic dan balut yang kuat

Bila terjadi perforasi dengan prolaps iris yang telah berlangsung lama, kita obati seperti ulkus biasa tetapi prolas irisnya dibiarkan saja, sampai akhirnya sembuh menjadi leukoma adherens. Antibiotik diberikan juga secara sistemik.

Ulkus kornea perforasi, jaringan iris keluar dan menonjol, infiltrat pada kornea ditepi perforasi.3. Keratoplasti

Keratoplasti adalah jalan terakhir jika urutan penatalaksanaan diatas tidak berhasil. Indikasi keratoplasti terjadi jaringan parut yang mengganggu penglihatan, kekeruhan kornea yang menyebabkan kemunduran tajam penglihatan, serta memenuhi beberapa kriteria yaitu :

1. Kemunduran visus yang cukup menggangu aktivitas penderita

2. Kelainan kornea yang mengganggu mental penderita.

3. Kelainan kornea yang tidak disertai ambliopia.

Gambar 14. Keratoplasti8. Komplikasi

Komplikasi ulkus kornea antara lain: a. Iridosiklitis toksik : seringkali dikaitkan dengan ulkus kornea yang purulen karena terjadinya absorbs toksin dari segmen anterior.

b. Glaukoma sekunder : timbul karena adanya blok dari eksudat yang fibrinous pada sudut segmen anterior (inflamatori glaukoma).

c. Descemetocele : Beberapa ulkus disebabkan oleh agen virulen yang menembus kornea dengan cepat menuju membran descemet, yang dapat menimbulkan resistensi yang hebat, tetapi karena terdapat tekanan intraokuler, maka terjadi herniasi sebagai vesikel yang transparan yang disebut dengan descemetocele. Ini adalah tanda dari perforasi yang mengancam dan sering kali menimbulkan nyeri hebat.

d. Perforasi ulkus kornea : tekanan tiba-tiba seperti batuk, bersin atau spasme otot orbikularis dapat membuat perforasi yang mengancam menjadi perforasi yang sebenarnya. Pada saat terjadi perforasi, nyeri berkurang dan pasien merasakan adanya cairan hangat (aqueous) yang keluar dari mata.

Sekuel dari perforasi ulkus kornea, termasuk:

Prolaps iris: muncul segera mengikuti perforasi.

Subluksasi atau dislokasi anterior dari lensa dapat muncul karena adanya peregangan dan ruptur zonula secara tiba-tiba.

Anterior capsular katarak: terbentuk saat terjadi kontak antara lensa dan ulkus pada saat perforasi pada area pupillary.

Fistula kornea : terbentuk saat perforasi pada area pupillary tidak diikuti oleh iris dan dibatasi oleh epithelium yang membuat jalan secara cepat. Terjadinya kebocoran aqueous secara terus menerus melalui fistula ini.

Uveitis purulen, endoftalmitis, bahkan panoftalmitis yang berkembang karena penyebaran infeksi secara intraokular.

Perdarahan intraokuler dalam bentuk perdarahan vitreus atau perdarahanchoroid yang muncul pada beberapa pasien karena terjadinya penurunan tekanan bola mata secara mendadak.

e. Jaringan parut kornea: Merupakan hasil akhir dari penyembuhan ulkus kornea. Jaringan parut kornea menyebankan gangguan penglihatan secara permanen mulai dari penurunan penglihatan ringan sampai dengan buta total. Tergantung pada gambaran klinis dari ulkus kornea, jaringan parut mungkin dapat seperti nebula, makula, leukoma, kerectesia (ektatik sikatrik), lekoma adheren atau staphyloma.9. Prognosis

Prognosis ulkus kornea tergantung pada tingkat keparahan dan cepatlambatnya mendapat pertolongan, jenis mikro organisme penyebabnya, dan adatidaknya komplikasi yang timbul.Dengan pengobatan yang adekuat, ulkuskornea akan terus membaik dan sembuh. Oleh karena jaringan kornea bersifatavaskuler, ulkus kornea yang luas memerlukan waktu penyembuhan yang lama.DAFTAR PUSTAKA1. Ilyas S. 2008. Anatomi dan Fisiologi Mata :Pemeriksaan anatomi dan fisiologi mata serta kelainan pada pemeriksaan mata. Dalam Ilmu Penyakit Mata. Edisi ketigaHal. 27-30. Jakarta :FKUI.2. James, Bruce, dkk. 2006. Lecture Notes on Ophthalmology, Edisi 9. Surabaya : EMS3. Khurana AK. Comprehensive Opthalmology. Fourth Edition. New Age International: New Delhi. 2007. Pg. 80-82; 90-110; 170-34. Biswell R. Kornea. In : Vaughan DG, Asbury T, Riodan-Eva P. General Ophthalmology. Edisi 14. Jakarta : Widya Medika; 2000 : Hal.129-425. Liesegang TJ, Skuta GL, Cantor LB. Microbial and Parasitic Infection of Cornea and Sclera. In : Basic and Clinical Science Cource. External Disease and Cornea. Section 8. USA : AAO; 2011-2012 : 158-71.6. D, Vaughan. 2000. Opthalmologi Umum. Edisi 14. Jakarta : Widya Medika

7. Lang K Gerhard. Cornea. In: Ophtalmology A Pocket Textbook Atlas. New York. Thieme Stuttgart. 2000. P;130-34Gambar 3. Ulkus Kornea