Uji protein

7
I. Judul : Uji Biuret II. Tujuan : Untuk mengidentifikasi bahan uji yang mengandung protein (ikatan peptida) III. Dasar Teori Protein merupakan makromolekul yang paling melimpah di dalam sel dan menyusun lebih dari setengah berat kering pada semua organisme. Sebagai makro molekul, protein merupakan senyawa organik yang mempunyai berat molekul tinggi dan berkisar antara beberapa ribu sampai jutaan dan tersusun dari C, H, O dan N serta unsur lainnya seperti S yang membentuk asam-asam amino. Semua protein pada semua makhluk, dibangun oleh susunan dasar yang sama, yaitu 20 macam asam amino baku yang molekulnya sendiri tidak mempunyai aktivitas biologis sedang protein sebagai enzim dan hormon mempunyai fungsi khusus. Disamping itu protein dapat berfungsi sebagai pembangun struktur, sumber energi, penyangga racun, pengatur pH dan bahkan sebagai pembawa sifat turunan dari generasi ke generasi (Patong, dkk., 2012). Dalam kehidupan protein memegang peranan yang penting pula. Proses kimia dalam tubuh dapat berlangsung dengan baik karena adanya enzim, suatu protein berfungsi sebagai biokatalis. Di samping itu, hemoglobin dalam butir-butir darah merah atau eritrosit yang berfungsi sebagai pengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh bagian tubuh, adalah salah satu jenis protein. Demikian pula zat-zat yang berperan untuk melawan bakteri penyakit atau yang disebut antigen, juga suatu protein (Kuchel dan Ralston 2006).

description

Biokimia uji Biuret

Transcript of Uji protein

Page 1: Uji protein

I. Judul : Uji Biuret

II. Tujuan : Untuk mengidentifikasi bahan uji yang mengandung protein

(ikatan peptida)

III. Dasar Teori

Protein merupakan makromolekul yang paling melimpah di dalam sel dan menyusun

lebih dari setengah berat kering pada semua organisme. Sebagai makro molekul, protein

merupakan senyawa organik yang mempunyai berat molekul tinggi dan berkisar antara

beberapa ribu sampai jutaan dan tersusun dari C, H, O dan N serta unsur lainnya seperti S

yang membentuk asam-asam amino. Semua protein pada semua makhluk, dibangun oleh

susunan dasar yang sama, yaitu 20 macam asam amino baku yang molekulnya sendiri tidak

mempunyai aktivitas biologis sedang protein sebagai enzim dan hormon mempunyai fungsi

khusus. Disamping itu protein dapat berfungsi sebagai pembangun struktur, sumber energi,

penyangga racun, pengatur pH dan bahkan sebagai pembawa sifat turunan dari generasi ke

generasi (Patong, dkk., 2012).

Dalam kehidupan protein memegang peranan yang penting pula. Proses kimia dalam

tubuh dapat berlangsung dengan baik karena adanya enzim, suatu protein berfungsi sebagai

biokatalis. Di samping itu, hemoglobin dalam butir-butir darah merah atau eritrosit yang

berfungsi sebagai pengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh bagian tubuh, adalah salah

satu jenis protein. Demikian pula zat-zat yang berperan untuk melawan bakteri penyakit atau

yang disebut antigen, juga suatu protein (Kuchel dan Ralston 2006).

Protein merupakan molekul yang dikenal mempunyai struktur yang paling rumit.

Sesuai dengan fungsinya yang beragam itu, molekul protein sangat beragam itu, molekul

protein sangat beragam bentuknya, setiap jenis protein memiliki bentuk tiga dimensi atau

konfirmasi yang unik. Meskipun protein beragam, semua molekul protein merupakan polimer

yang dibangun dari kumpulan 20 asam amino yang sama. Polimer asam amino disebut

polipeptida. Suatu protein terdiri atas satu atau lebih polipeptida yang terlipat dan terbelit

membentuk suatu kesesuaian yang spesifik (Anwar Dkk. 1994)

Dalam ilmu Kimia, pencampuran atau penambahan suatu senyawa dengan senyawa

yang lain dikatakan bereaksi bila menunjukkan adanya tanda terjadinya reaksi, yaitu: adanya

perubahan warna, timbul gas, bau, perubahan suhu, dan adanya endapan. Pencampuran yang

tidak disertai dengan tanda demikian, dikatakan tidak terjadi reaksi kimia. Ada beberapa

reaksi khas dari protein yang menunjukkan efek/tanda terjadinya reaksi kimia, yang berbeda-

Page 2: Uji protein

beda antara pereaksi yang satu dengan pereaksi yang lainnya. Semisal reaksi uji protein

(albumin) dengan Biuret test yang menunjukkan perubahan warna, belum tentu sama dengan

pereaksi uji lainnya (Ariwulan, 2011).

Biuret adalah senyawa dengan dua ikatan peptida yang terbentuk pada pemanasan dua

mulekul urea. Ion Cu2+ dari pereaksi Biuret dalam suasana basa akan berekasi dengan

polipeptida atau ikatan-ikatn peptida yang menyusun protein membentuk senyawa kompleks

berwarna ungu atau violet.

Pada uji biuret, ketika beberapa tetes larutan CuSO4 yang sangat encer ditambahkan

pada alkali kuat dari peptida atau protein dihasilkan warna ungu, adalah test yang umum

untuk protein dan diberikan oleh peptida yang berisi dua atau lebih rantai peptida. Biuret

dibentuk dengan pemanasan urea dan mempunyai struktur mirip dengan struktur peptida dari

protein(Routh, 1969)

Dalam uji biuret ini, sampel harus dalam suasana basa agar polipeptida sampel dapat

bereaksi dengan Cu2+ dari biuret. Uji ini sendiri didasarkan pada reaksi pembentukan

kompleks Cu2+ yang dihasilkan oleh CuSO4, dengan gugus –CO dan –Na pada ikatan peptida

dalam larutan bersuasana basa dan menghasilkan senyawa kompleks berwarna biru hingga

ungu. Setelah direaksikan dengan sampel, warna yang terbentuk mudah pudar, hal ini

dikarenakan ion Cu2+ mengikat 2 ikatan peptida dan jika lama dibiarkan ikatan tersebut

semakin lemah (tidak stabil) sehingga itu yang menyebabkan warnanya jika dibiarkan lama

akan memudar (Azhar, 2010).

Pada uji biuret, ion Cu2+ (dari pereaksi biuret) dalam suasana basa akan bereaksi dengan

polipeptida atau ikatan-ikatan peptide yang menyusun protein membentuk senyawa kompleks

berwarna ungu (violet). Reaksi biuret positif terhadap dua buah ikatan peptide atau lebih,

tetapi negative untuk asam amino bebas atau dipeptida. Reaksi pun positif terhadap senyawa-

senyawa yang mengandung dua gugus: -CH2NH2, -CSNH2, -C(NH)NH2, dan –CONH2.

Biuret adalah senyawa denga dua ikatan peptide yang terbentuk pada pemanasan dua molekul

urea (Yazid, 2006).

IV. Alat dan Bahan

Alat :

Page 3: Uji protein

1. Pipet tetes

2. Gelas ukur

3. Beker gelas

4. Tabung reaksi

5. Rak tabung reaksi

Bahan:

1. Larutan Albumin

2. Larutan Putih telur 1-5%

3. Larutan Kuning telur 1-5%

4. CuSO4 0,01 N

5. NaOH 2,5 N

V. Prosedur

Tambahkan 1 mL NaOH ke dalam 3 mL larutan protein dan aduk. Tambahkan setetes

CuSO4 0,01 M. Aduk,jika tidak timbul warna tambahkan lagi setetes atau 2 tetes CuSO4.

VI. Hasil Pengamatan

Uji Biuret

NO LARUTAN NaOH CuSO4 PENGAMATAN

1 Putih Telur 1% 1 ml 3 tetes Ungu2 Putih Telur 2% 1 ml 3 tetes Ungu3 Putih Telur 3% 1 ml 3 tetes Ungu4 Putih Telur 4% 1 ml 3 tetes Ungu5 Putih Telur 5% 1 ml 3 tetes Ungu6 Kuning Telur 1% 1 ml 5 tetes Ungu7 Kuning Telur 2% 1 ml 5 tetes Ungu8 Kuning Telur 3% 1 ml 5 tetes Ungu9 Kuning Telur 4% 1 ml 5 tetes Ungu10 Kuning Telur 5% 1 ml 5 tetes Ungu11 Albumin 1 ml 5 tetes Ungu

VII. Persamaan Reaksi

Reaksi yang terjadi pada uji biuret ini adalah :

Page 4: Uji protein

VIII. Pembahasan

Pada percobaan ini, yaitu reaksi uji protein dengan uji biuret. Pada Uji biuret sampel yang

digunakan yaitu larutan putih telur 1%-5%, larutan kuning telur 1%-5% dan albumin. Uji

biuret ini dilakukan dengan tujuan untuk menentukan adanya senyawa – senyawa yang

mengandung gugus amida asam. Pada uji biuret, awalnya larutan protein berwarna putih

bening, kemudian ketika ditambahkan dengan 2 ml NaOH, larutan tidak berubah tetap

berwarna putih bening, setelah itu ketika ditambahkan dengan 3 tetes CuSO4 untuk putih telur

dan 5 tetes CuSO4 untuk kuning telur dan albumin, larutan berubah menjadi berwarna ungu.

Adapun hasil yang diperoleh dari percobaan ini ialah semua sampel (larutan putih telur 1%-

5%, larutan kuning telur 1%-5% dan albumin ) menunjukkan hasil positif,yaitu mengalami

perubahan menjadi warna ungu.

Reaksi biuret merupakan uji yang dilakukan untuk mengetahui ikatan peptida. Reaksi ini

positif (berwarna ungu) untuk zat yang mengandung 2 atau lebih ikatan peptida. Uji biuret

merupakan uji umum untuk mengetahui ikatan peptida dalam suatu protein. Larutan protein

dibuat alkalis dengan NaOH kemudian ditambahkan larutan CuSO4 encer. Uji ini

memberikan reaksi positif yaitu ditandai dengan timbulnya warna merah violet atau biru

violet (Azhar, 2010).

Pada prinsip kerja biuret, yaitu menguji ada atau tidak adanya protein dalam suatu

senyawa dengan penambahan reagen NaOH dan CuSO4 berdasarkan ada atau tidaknya ikatan

peptida (ikatan peptida harus 2 atau lebih). Dimana ion Cu2+ (dari pereaksi biuret) dalam

suasana basa akan bereaksi dengan polipeptida yang menyusun protein dan membentuk

senyawa kompleks berwarna biru hingga ungu (Azhar, 2010). Pada uji biuret sampel putih

telur 1-5% dan kuning telur 1-5% memiliki kepekatan warna yang berbeda-beda, semakin

pekat warna ungu yang dihasilkan maka semakin tinggi kadar polipeptidanya. Urutan

kepekatan dari rendah ke tinggi larutan tersebut adalah dari larutan 1% sampai 5%.

Page 5: Uji protein

IX. Kesimpulan

1. Prinsip dari uji biuret adalah menguji ada atau tidak adanya protein dalam suatu

senyawa dengan penambahan NaOH dan CuSO4 berdasarkan ada atau tidaknya ikatan

peptida (ikatan peptida harus lebih dari 2). Dimana ion Cu2+ (dari pereaksi biuret)

dalam suasana basa akan bereaksi dengan polipeptida yang menyusun protein dan

membentuk senyawa kompleks berwarna biru hingga ungu

2. Sampel yang menunjukkan hasil positif terhadap uji biuret akan berwarna ungu

3. Larutan putih telur 1%-5%, larutan kuning telur 1%-5% dan albumin positif terhadap

uji biuret