Uji protein
-
Upload
nurul-nasir -
Category
Documents
-
view
4 -
download
5
description
Transcript of Uji protein
I. Judul : Uji Biuret
II. Tujuan : Untuk mengidentifikasi bahan uji yang mengandung protein
(ikatan peptida)
III. Dasar Teori
Protein merupakan makromolekul yang paling melimpah di dalam sel dan menyusun
lebih dari setengah berat kering pada semua organisme. Sebagai makro molekul, protein
merupakan senyawa organik yang mempunyai berat molekul tinggi dan berkisar antara
beberapa ribu sampai jutaan dan tersusun dari C, H, O dan N serta unsur lainnya seperti S
yang membentuk asam-asam amino. Semua protein pada semua makhluk, dibangun oleh
susunan dasar yang sama, yaitu 20 macam asam amino baku yang molekulnya sendiri tidak
mempunyai aktivitas biologis sedang protein sebagai enzim dan hormon mempunyai fungsi
khusus. Disamping itu protein dapat berfungsi sebagai pembangun struktur, sumber energi,
penyangga racun, pengatur pH dan bahkan sebagai pembawa sifat turunan dari generasi ke
generasi (Patong, dkk., 2012).
Dalam kehidupan protein memegang peranan yang penting pula. Proses kimia dalam
tubuh dapat berlangsung dengan baik karena adanya enzim, suatu protein berfungsi sebagai
biokatalis. Di samping itu, hemoglobin dalam butir-butir darah merah atau eritrosit yang
berfungsi sebagai pengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh bagian tubuh, adalah salah
satu jenis protein. Demikian pula zat-zat yang berperan untuk melawan bakteri penyakit atau
yang disebut antigen, juga suatu protein (Kuchel dan Ralston 2006).
Protein merupakan molekul yang dikenal mempunyai struktur yang paling rumit.
Sesuai dengan fungsinya yang beragam itu, molekul protein sangat beragam itu, molekul
protein sangat beragam bentuknya, setiap jenis protein memiliki bentuk tiga dimensi atau
konfirmasi yang unik. Meskipun protein beragam, semua molekul protein merupakan polimer
yang dibangun dari kumpulan 20 asam amino yang sama. Polimer asam amino disebut
polipeptida. Suatu protein terdiri atas satu atau lebih polipeptida yang terlipat dan terbelit
membentuk suatu kesesuaian yang spesifik (Anwar Dkk. 1994)
Dalam ilmu Kimia, pencampuran atau penambahan suatu senyawa dengan senyawa
yang lain dikatakan bereaksi bila menunjukkan adanya tanda terjadinya reaksi, yaitu: adanya
perubahan warna, timbul gas, bau, perubahan suhu, dan adanya endapan. Pencampuran yang
tidak disertai dengan tanda demikian, dikatakan tidak terjadi reaksi kimia. Ada beberapa
reaksi khas dari protein yang menunjukkan efek/tanda terjadinya reaksi kimia, yang berbeda-
beda antara pereaksi yang satu dengan pereaksi yang lainnya. Semisal reaksi uji protein
(albumin) dengan Biuret test yang menunjukkan perubahan warna, belum tentu sama dengan
pereaksi uji lainnya (Ariwulan, 2011).
Biuret adalah senyawa dengan dua ikatan peptida yang terbentuk pada pemanasan dua
mulekul urea. Ion Cu2+ dari pereaksi Biuret dalam suasana basa akan berekasi dengan
polipeptida atau ikatan-ikatn peptida yang menyusun protein membentuk senyawa kompleks
berwarna ungu atau violet.
Pada uji biuret, ketika beberapa tetes larutan CuSO4 yang sangat encer ditambahkan
pada alkali kuat dari peptida atau protein dihasilkan warna ungu, adalah test yang umum
untuk protein dan diberikan oleh peptida yang berisi dua atau lebih rantai peptida. Biuret
dibentuk dengan pemanasan urea dan mempunyai struktur mirip dengan struktur peptida dari
protein(Routh, 1969)
Dalam uji biuret ini, sampel harus dalam suasana basa agar polipeptida sampel dapat
bereaksi dengan Cu2+ dari biuret. Uji ini sendiri didasarkan pada reaksi pembentukan
kompleks Cu2+ yang dihasilkan oleh CuSO4, dengan gugus –CO dan –Na pada ikatan peptida
dalam larutan bersuasana basa dan menghasilkan senyawa kompleks berwarna biru hingga
ungu. Setelah direaksikan dengan sampel, warna yang terbentuk mudah pudar, hal ini
dikarenakan ion Cu2+ mengikat 2 ikatan peptida dan jika lama dibiarkan ikatan tersebut
semakin lemah (tidak stabil) sehingga itu yang menyebabkan warnanya jika dibiarkan lama
akan memudar (Azhar, 2010).
Pada uji biuret, ion Cu2+ (dari pereaksi biuret) dalam suasana basa akan bereaksi dengan
polipeptida atau ikatan-ikatan peptide yang menyusun protein membentuk senyawa kompleks
berwarna ungu (violet). Reaksi biuret positif terhadap dua buah ikatan peptide atau lebih,
tetapi negative untuk asam amino bebas atau dipeptida. Reaksi pun positif terhadap senyawa-
senyawa yang mengandung dua gugus: -CH2NH2, -CSNH2, -C(NH)NH2, dan –CONH2.
Biuret adalah senyawa denga dua ikatan peptide yang terbentuk pada pemanasan dua molekul
urea (Yazid, 2006).
IV. Alat dan Bahan
Alat :
1. Pipet tetes
2. Gelas ukur
3. Beker gelas
4. Tabung reaksi
5. Rak tabung reaksi
Bahan:
1. Larutan Albumin
2. Larutan Putih telur 1-5%
3. Larutan Kuning telur 1-5%
4. CuSO4 0,01 N
5. NaOH 2,5 N
V. Prosedur
Tambahkan 1 mL NaOH ke dalam 3 mL larutan protein dan aduk. Tambahkan setetes
CuSO4 0,01 M. Aduk,jika tidak timbul warna tambahkan lagi setetes atau 2 tetes CuSO4.
VI. Hasil Pengamatan
Uji Biuret
NO LARUTAN NaOH CuSO4 PENGAMATAN
1 Putih Telur 1% 1 ml 3 tetes Ungu2 Putih Telur 2% 1 ml 3 tetes Ungu3 Putih Telur 3% 1 ml 3 tetes Ungu4 Putih Telur 4% 1 ml 3 tetes Ungu5 Putih Telur 5% 1 ml 3 tetes Ungu6 Kuning Telur 1% 1 ml 5 tetes Ungu7 Kuning Telur 2% 1 ml 5 tetes Ungu8 Kuning Telur 3% 1 ml 5 tetes Ungu9 Kuning Telur 4% 1 ml 5 tetes Ungu10 Kuning Telur 5% 1 ml 5 tetes Ungu11 Albumin 1 ml 5 tetes Ungu
VII. Persamaan Reaksi
Reaksi yang terjadi pada uji biuret ini adalah :
VIII. Pembahasan
Pada percobaan ini, yaitu reaksi uji protein dengan uji biuret. Pada Uji biuret sampel yang
digunakan yaitu larutan putih telur 1%-5%, larutan kuning telur 1%-5% dan albumin. Uji
biuret ini dilakukan dengan tujuan untuk menentukan adanya senyawa – senyawa yang
mengandung gugus amida asam. Pada uji biuret, awalnya larutan protein berwarna putih
bening, kemudian ketika ditambahkan dengan 2 ml NaOH, larutan tidak berubah tetap
berwarna putih bening, setelah itu ketika ditambahkan dengan 3 tetes CuSO4 untuk putih telur
dan 5 tetes CuSO4 untuk kuning telur dan albumin, larutan berubah menjadi berwarna ungu.
Adapun hasil yang diperoleh dari percobaan ini ialah semua sampel (larutan putih telur 1%-
5%, larutan kuning telur 1%-5% dan albumin ) menunjukkan hasil positif,yaitu mengalami
perubahan menjadi warna ungu.
Reaksi biuret merupakan uji yang dilakukan untuk mengetahui ikatan peptida. Reaksi ini
positif (berwarna ungu) untuk zat yang mengandung 2 atau lebih ikatan peptida. Uji biuret
merupakan uji umum untuk mengetahui ikatan peptida dalam suatu protein. Larutan protein
dibuat alkalis dengan NaOH kemudian ditambahkan larutan CuSO4 encer. Uji ini
memberikan reaksi positif yaitu ditandai dengan timbulnya warna merah violet atau biru
violet (Azhar, 2010).
Pada prinsip kerja biuret, yaitu menguji ada atau tidak adanya protein dalam suatu
senyawa dengan penambahan reagen NaOH dan CuSO4 berdasarkan ada atau tidaknya ikatan
peptida (ikatan peptida harus 2 atau lebih). Dimana ion Cu2+ (dari pereaksi biuret) dalam
suasana basa akan bereaksi dengan polipeptida yang menyusun protein dan membentuk
senyawa kompleks berwarna biru hingga ungu (Azhar, 2010). Pada uji biuret sampel putih
telur 1-5% dan kuning telur 1-5% memiliki kepekatan warna yang berbeda-beda, semakin
pekat warna ungu yang dihasilkan maka semakin tinggi kadar polipeptidanya. Urutan
kepekatan dari rendah ke tinggi larutan tersebut adalah dari larutan 1% sampai 5%.
IX. Kesimpulan
1. Prinsip dari uji biuret adalah menguji ada atau tidak adanya protein dalam suatu
senyawa dengan penambahan NaOH dan CuSO4 berdasarkan ada atau tidaknya ikatan
peptida (ikatan peptida harus lebih dari 2). Dimana ion Cu2+ (dari pereaksi biuret)
dalam suasana basa akan bereaksi dengan polipeptida yang menyusun protein dan
membentuk senyawa kompleks berwarna biru hingga ungu
2. Sampel yang menunjukkan hasil positif terhadap uji biuret akan berwarna ungu
3. Larutan putih telur 1%-5%, larutan kuning telur 1%-5% dan albumin positif terhadap
uji biuret