Uji Protein
-
Upload
nurul-nasir -
Category
Documents
-
view
16 -
download
0
description
Transcript of Uji Protein
I. Judul : Pengendapan dengan Garam
II. Tujuan : Untuk mengidentifikasi sifat dan struktur protein melalui
reaksi uji Pengendapan dengan Garam
III. Dasar Teori
Protein adalah sekelompok senyawa organik yang nyaris keseluruhannya terdiri atas
karbon, hidrogen, oksigen, dan nitrogen. Protein biasanya suatu polimer yang tersusun atas
banyak subunit (monomer) yang dikenal sebagai asam amino. Asam amino yang biasanya
ditemukan dalam protein menunjukkan struktur sebagai berikut (Fried dan Hademenos,
2006).
Pembentukan senyawa tak larut antara protein dengan ammonium sulfat. Apabila
terdapat garam-garam anorganik dalam konsentrasi tinggi dalam larutan protein(albumin dan
gelatin), maka kelarutan protein akan berkurang sehingga terjadi pengendapan protein. Teori
menyebutkan bahwa sifat tersebut terjadi karena ion garam mampu mengikat air(terhidrasi)
sehingga berkompetisi dengan molekul protein dalam mengikat air. Pengendapan dengan
garam : pembentukan senyawa tak larut antara protein dan ammonium sulfat.
Banyak protein yang telah dapat diperoleh dalam bentuk kristal. Meskipun demikian
proses kristalisasi untuk berbagai jenis protein tidak selalu sama, artinya ada yang dengan
mudah dapat terkristalisasi, tetapi ada pula yang sukar. Beberapa enzim antara lain pepsin,
tripsin, katalase dan urease telah dapat diperoleh dalam bentuk kristal. Albumin pada serum
atau telur sukar dikristalkan. Proses kristalisasi protein sering dilakukan dengan jalan
penambahan garam amoniumsulfat atau NaCl pada larutan dengan pengaturan pH pada titik
isolistriknya. Kadang dilakukan penambahan aseton atau alkohol dalam jumlah tertentu
(Poedjiadi, 2012).
Pada pengendapan protein oleh garam larutan telur mengendap. Proses yang terjadi
adalah kelarutan protein yang berkurang karena larutan protein ditambahkan oleh garam-
garam anorganik, akibatnya protein akan terpisah sebagai endapan. Peristiwa pemisahan
protein ini disebut salting out. Bila garam netral yang ditambahkan berkonsentrasi tinggi,
maka protein akan mengendap. Pengendapan terus terjadi karena kemampuan ion garam
untuk menghidrasi, sehingga terjadi kompetisi antara garam anorganik dengan molekul
protein untuk mengikat air. Karena garam anorganik lebih menarik air maka jumlah air yang
tersedia untuk molekul protein akan berkurang. Hal ini disebabkan oleh ion-ion garam
berkompetisi dengan molekul-molekul protein untuk mengikat air. Karena kemampuan
garam terhidrasi lebih besar daripada molekul protein, maka molekul-molekul protein akan
mengendap. Protein yang diendapkan tidak mengalami perubahan kimia sehingga dapat
dilarutkan kembali melalui penambahan air.
Protein juga mengendap bila terdapat garam-garam anorganik dengan konsentrasi
yang tinggi dalam larutan protein. Berbeda dengan logam berat, garam-garam anorganik
mengendapkan protein karena kemampuan ion garam terhidrasi sehingga berkompetisi
dengan protein untuk mengikat air. Pada percobaan, endapan yang direaksikan dengan
pereaksi millon memberikan warna merah muda, dan filtrat yang direaksikan dengan biuret
berwarna biru muda. Hal ini berarti ada sebagian protein yang mengendap setelah
ditambahkan garam (Sri, 2012).
Sifat-sifat protein berbeda-beda saat berhidrolisis dengan air, beberapa reagen dengan
pemanasan serta beberapa perlakuan lainya. Kelarutan protein akan berkurang bila
kedalaman larutan protein ditambahkan garam-garam anorganik. Pengendapan terus terjadi
karena kemampuan ion garam untuk menghidrasi, sehingga terjadi kompetisi antara garam
anorganik dengan molekul protein untuk menngikat air. Garam anorganik lebih menarik air
maka jumlah air yang tersedia untuk molekul protein akan berkurang (Hamdan. 2007).
IV. Alat dan Bahan
Alat :
1. Pipet tetes
2. Gelas ukur
3. Beker gelas
4. Tabung reaksi
5. Rak tabung reaksi
Bahan:
1. Larutan Albumin
2. Larutan Putih telur 1-5%
3. Larutan (NH4OH)2SO4
4. Reagen Millon
V. Prosedur
Ke dalam dua tabung reaksi,jenuhkan 1 mL larutan protein dengan amonium sulfat
sampai terbentuk endapan. Pisahkan endapan dari larutannya. Endapan pada tabung pertama
di uji kelarutannya dengan air dan untuk tabung kedua di uji dengan reagen Millon.
VI. Hasil Pengamatan
NO LARUTAN PENAMBAHAN(NH4)2SO4
PENGAMATAN
AIR REAGEN MILLON
1 Putih Telur 1% 5 ml Larut Endapan merah bata
2 Putih Telur 2% 5 ml Larut Endapan merah bata
3 Putih Telur 3% 5 ml Larut Endapan merah bata
4 Putih Telur 4% 5 ml Larut Endapan merah bata
5 Putih Telur5% 5 ml Larut Endapan merah bata
6 Albumin 5 ml Larut Endapan merah bata
VII. Persamaan Reaksi
Pengendapan dengan Garam
Reaksi yang terjadi pada uji Millon
VIII. Pembahasan
Percobaan tentang reaksi uji protein dengan uji pengendapan dengan garam. Pada Uji
pengendapan dengan garam sampel yang digunakan yaitu larutan larutan putih telur 1%-5%
dan albumin. Larutan protein dijenuhkan dengan cara menambahkan sedikit demi sedikit
ammonium sulfat dan terbentuk endapan. Larutan albumin dalam air dapat diendapkan
dengan penambahan ammonium sulfat hingga jenuh (Poedjiadi 1994). Endapan yang
dihasilkan akan diuji dengan reagen millon. Pengujian endapan yang dihasilkan dengan
pereaksi milon bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya kandungan tirosin dan uji air.
Endapan ini menunjukkan atau merupakan hasil dari garam-garam organik dalam persentase
tinggi yang dapat mempengaruhi sifat kelarutan protein. Pengendapan yang dikarenakan
penambahan ammonium sulfat menyebabkan terjadi dehidrasi protein atau sering dikenal
dengan kehilangan air, sehingga proses dehidrasi ini molekul protein yang mempunyai
kelarutan paling kecil akan mudah mengendap.
Untuk endapan yang dilarutkan dengan air semua sampel yang kami ujikan yaitu larutan
larutan putih telur 1%-5% dan albumin dijenuhkan dengan (NH4)2SO4, uji kelarutan endapan
yang terjadi dengan air menunjukkan hasil positif yaitu endapan larut membentuk butiran,
karena protein kembali larut dalam air.
Dan endapan yang diujikan dengan reagen Millon semua sampel yang diujikan
menghasilkan larutan dengan endapan merah, ini menunjukkan hasil positif,ini menunjukkan
adanya kandungan tirosin,karena tirosin memiliki molekul fenol pada gugus alkilnya dan
albumin mengandung tirosin sebagai salah satu asam penyusunnya.
Dalam praktikum ini digunakan (NH4)2SO4 Hal ini terjadi karena ammonium sulfat
memiliki tingkat kelarutan yang lebih tinggi daripada protein. Sehingga pada saat
penambahan ammonium sulfat, ammounium sulfat akan melarut dalam air atau pelarutnya
dan mendesak protein keluar, kembali dalam bentuk solidnya, sehingga terbentuklah protein
yang terendapkan (Poedjiadi 1994).
IX. Kesimpulan
1. Pengendapan yang terbentuk dikarenakan penambahan ammonium sulfat
menyebabkan terjadi dehidrasi protein atau sering dikenal dengan kehilangan air,
sehingga proses dehidrasi ini molekul protein yang mempunyai kelarutan paling kecil
akan mudah mengendap.
2. Larutan putih telur dan albumin positif terhadap uji pengendapan garam
3. Pada uji pengendapan dengan garam endapan yang diuji dengan Millon menghasilkan
endapan bewarna merah yang menandakan adanya kandungan tirosin pada sampel
tersebut.
4. Endapan pada uji pengendapan dengan garam larut semua pada uji kelarutan