UJI ASUMSI KLASIK

83
UJI ASUMSI KLASIK

description

UJI ASUMSI KLASIK. Tujuan Pengajaran :. Mengerti apa yang dimaksud dengan uji asumsi klasik Mengerti item-item asumsi Menjelaskan maksud item-item asumsi Menyebutkan nama-nama asumsi yang harus dipenuhi Mengerti apa yang dimaksud dengan autokorelasi. - PowerPoint PPT Presentation

Transcript of UJI ASUMSI KLASIK

Page 1: UJI ASUMSI KLASIK

UJI ASUMSI KLASIK

Page 2: UJI ASUMSI KLASIK

Tujuan Pengajaran:

• Mengerti apa yang dimaksud dengan uji asumsi klasik

• Mengerti item-item asumsi• Menjelaskan maksud item-item asumsi• Menyebutkan nama-nama asumsi

yang harus dipenuhi • Mengerti apa yang dimaksud dengan

autokorelasi

Page 3: UJI ASUMSI KLASIK

• Mengerti apa yang dimaksud dengan Multikolinearitas

• Mengerti apa yang dimaksud dengan Heteroskedastisitas

• Mengerti apa yang dimaksud dengan Normalitas

• Menjelaskan timbulnya masalah-masalah dalam uji asumsi klasik

Page 4: UJI ASUMSI KLASIK

• Menjelaskan dampak dari autokorelasi, heteroskedastisitas, multikolinearitas, normalitas

• Menyebutkan alat deteksi dari masalah-masalah tersebut

Page 5: UJI ASUMSI KLASIK

• Menggunakan sebagian alat-alat deteksi

• Menjelaskan keterkaitan asumsi-asumsi

• Menjelaskan konsekuensi-konsekuensi dari Asumsi

Page 6: UJI ASUMSI KLASIK

asumsi-asumsi klasik

• Jika hasil regresi telah memenuhi asumsi-asumsi regresi maka nilai estimasi yang diperoleh akan bersifat BLUE: (Best, Linear, Unbiased, Estimator.)

Page 7: UJI ASUMSI KLASIK

Gauss-Markov Theorem.

• BLUE: (Best, Linear, Unbiased, Estimator.)

Adalah asumsi yang dikembangkan oleh Gauss dan Markov, yang kemudian teori tersebut terkenal dengan sebutan Gauss-Markov Theorem.

Page 8: UJI ASUMSI KLASIK

Best dimaksudkan sebagai terbaik

• Hasil regresi dikatakan Best apabila garis regresi yang dihasilkan guna melakukan estimasi atau peramalan dari sebaran data, menghasilkan error yang terkecil.

Page 9: UJI ASUMSI KLASIK

Linear

• Linear dalam model artinya model yang digunakan dalam analisis regresi telah sesuai dengan kaidah model OLS dimana variabel-variabel penduganya hanya berpangkat satu.

• Sedangkan linear dalam parameter menjelaskan bahwa parameter yang dihasilkan merupakan fungsi linear dari sampel

Page 10: UJI ASUMSI KLASIK

• Unbiased atau tidak bias, Suatu estimator dikatakan unbiased jika nilai harapan dari estimator b sama dengan nilai yang benar dari b. Artinya, nilai rata-rata b = b. Bila rata-rata b tidak sama dengan b, maka selisihnya itu disebut dengan bias.

Page 11: UJI ASUMSI KLASIK

10 asumsi yang menjadi syarat penerapan OLS,

• Gujarati (1995):

• Asumsi 1: Linear regressionModel.

• Model regresi merupakan hubungan linear dalam parameter.

• Y = a + bX +e•

Page 12: UJI ASUMSI KLASIK

• Untuk model regresi:• Y = a + bX + cX2 + e

• Walaupun variabel X dikuadratkan, ini tetap merupakan regresi yang linear dalam parameter sehingga OLS masih dapat diterapkan.

Page 13: UJI ASUMSI KLASIK

• Asumsi 2: Nilai X adalah tetap dalam sampling yang diulang-ulang (X fixed in repeated sampling).

•  Tepatnya bahwa nilai X adalah nonstochastic (tidak random).

Page 14: UJI ASUMSI KLASIK

• Asumsi 3: Variabel pengganggu e memiliki rata-rata nol (zero mean of disturbance).

Page 15: UJI ASUMSI KLASIK

• Asumsi 4: Homoskedastisitas, atau variabel pengganggu e memiliki variance yangsama sepanjang observasi dari berbagai nilai X. Ini berarti data Y pada setiap X memiliki rentangan yang sama. Jika rentangannya tidak sama, maka disebut heteroskedastisitas

Page 16: UJI ASUMSI KLASIK

• Asumsi 5: Tidak ada otokorelasi antara variabel e pada setiap nilai xi dan ji (No autocorrelation between the disturbance).

Page 17: UJI ASUMSI KLASIK

• Asumsi 6: Variabel X dan disturbance e tidak berkorelasi.

Page 18: UJI ASUMSI KLASIK

• Asumsi 7: Jumlah observasi atau besar sampel (n) harus lebih besar dari jumlah parameter yang

• diestimasi.

Page 19: UJI ASUMSI KLASIK

• Asumsi 8: Variabel X harus memiliki variabilitas. Jika nilai X selalu sama sepanjang observasi maka tidak bisa dilakukan regresi.

Page 20: UJI ASUMSI KLASIK

• Asumsi 9: Model regresi secara benar telah terspesifikasi.

• Artinya, tidak ada spesifikasi yang bias, karena semuanya telahterekomendasi atau sesuai

• dengan teori.

Page 21: UJI ASUMSI KLASIK

• Asumsi 10. Tidak ada multikolinearitas antara variabel penjelas. Jelasnya kolinear antara variabel penjelas tidak boleh sempurna atau tinggi.

•  

Page 22: UJI ASUMSI KLASIK

• meskipun nilai t sudah signifikan ataupun tidak signifikan,

keduanya tidak dapat memberi informasi yang sesungguhnya.

Page 23: UJI ASUMSI KLASIK

• Untuk memenuhi asumsi-asumsi di atas, maka estimasi regresi hendaknya dilengkapi dengan uji-uji yang diperlukan, seperti:

• uji normalitas, autokorelasi, heteroskedastisitas, atupun multikolinearitas.

Page 24: UJI ASUMSI KLASIK

• Secara teoretis model OLS akan menghasilkan estimasi nilai parameter model penduga yang sahih bila dipenuhi asumsi Tidak ada Autokorelasi, Tidak Ada Multikolinearitas, dan Tidak ada Heteroskedastisitas.

Page 25: UJI ASUMSI KLASIK

A. Uji Autokorelasi

Page 26: UJI ASUMSI KLASIK

A.1. Pengertian autokorelasi

• Autokorelasi adalah keadaan dimana variabel gangguan padaperiode tertentu berkorelasi dengan variabel gangguanpada periode lain.

Page 27: UJI ASUMSI KLASIK

• Asumsi terbebasnya autokorelasi ditunjukkan oleh nilai e yang mempunyai rata-rata nol, dan

variannya konstan.

Page 28: UJI ASUMSI KLASIK

A.2. Sebab-sebab Autokorelasi

•  • 1. Kesalahan dalam pembentukan

model, • 2. Tidak memasukkan variabel

yangpenting.• 3. Manipulasi data• 4. Menggunakan data yang tidak

empiris

Page 29: UJI ASUMSI KLASIK

A.3. Akibat Autokorelasi

• Akibatnya adalah nilai t hitung akan menjadi bias pula, karena nilai t diperoleh dari hasil bagi Sb terhadap b (t = b/sb). Berhubung nilai Sb bias maka nilai t juga akan bias atau bersifat tidak pasti (misleading).

• ( Karena adanya masalah korelasi dapat menimbulkan adanyabias pada hasil regresi.)

Page 30: UJI ASUMSI KLASIK

1. Uji Durbin-Watson (DW Test).

Page 31: UJI ASUMSI KLASIK

dapat pula ditulis dalam rumus sebagai berikut:

Page 32: UJI ASUMSI KLASIK

DW test ini terdapat beberapa asumsi penting

• • 1. Terdapat intercept dalam model

regresi.• 2. variabel penjelasnya tidak

random (nonstochastics).

Page 33: UJI ASUMSI KLASIK

3. Tidak ada unsur lag dari variabel dependen di dalam model.

4. Tidak ada data yang hilang.

5. υ t = ρυ t −1 + ε t

Page 34: UJI ASUMSI KLASIK

Langkah-langkah pengujian autokorelasi menggunakan uji Durbin Watson (DW test) dapat dimulai dari menentukan hipotesis.

• (H◦)erdapat autokorelasi positif, atau, terdapat autokorelasi negatif.

•  

Page 35: UJI ASUMSI KLASIK

• Terdapat beberapa standar keputusan yang perlu dipedomani ketika

menggunakan DW test, yangsemuanya menentukan lokasi dimana

nilai DW berada.

Page 36: UJI ASUMSI KLASIK

Jelasnya adalah sebagai berikut:

•  DW < dL = terdapat atokorelasi positif

• dL< DW <dU = tidak dapat disimpulkan• (inconclusive)• dU > DW >4-dU = tidak terdapat

autokorelasi• 4-dU < DW <4-dL = tidak dapat

disimpulkan• (inconclusive)• DW > 4-dL = terdapat autokorelasi

negatif

Page 37: UJI ASUMSI KLASIK

• Dimana:• DW = Nilai Durbin-Watson d statistik• dU = Nilai batas atas (didapat dari

tabel)• dL = Nilai batas bawah

(didapat dari tabel)•  

Page 38: UJI ASUMSI KLASIK

• Ketentuan-ketentuan daerah hipotesis pengujian DW dapat diwujudkan dalam bentuk gambar sebagai berikut:

Page 39: UJI ASUMSI KLASIK

Gambar 3.3.: Daerah Uji Durbin Watson

Page 40: UJI ASUMSI KLASIK

• Bantuan dengan spss: 109-110

Page 41: UJI ASUMSI KLASIK

• (α)=5%,• N = 22• Prediktor : 2• batas atas (U) =1,54 • sedang batas bawah (L) = 1,15.• DW = 0,883

Page 42: UJI ASUMSI KLASIK

• 0,883 yang berarti lebih kecil dari nilai batas bawah, maka koefisien autokorelasi lebih kecil dari nol.

• Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hasil regresi tersebut belum terbebas dari masalah autokorelasi positif.

Page 43: UJI ASUMSI KLASIK

• Dengan katalain, Hipotesis nol (H◦) yang menyatakan tidak terdapat masalah autokorelasi dapat ditolak,

• sedang hipotesis nol (H◦) yang menyatakan terdapat masalah autokorelasi dapat diterima

Page 44: UJI ASUMSI KLASIK

Uraian di atasdapat pula dijelaskan dalam bentuk

gambar sbb

Page 45: UJI ASUMSI KLASIK

B. Uji Normalitas

• Tujuan dilakukannya uji normalitas adalah untuk menguji apakah variabel penganggu (e) memiliki distribusi normal atau tidak.

Page 46: UJI ASUMSI KLASIK

Beberapa cara untuk melakukan uji normalitas, antara lain:

• 1. tendesi sentral (mean – median = 0)• 2. Menggunakan formula Jarque Bera

(JB test),

Page 47: UJI ASUMSI KLASIK

formula Jarque Bera (JB test),

Page 48: UJI ASUMSI KLASIK

• dimana:• S = Skewness (kemencengan)

distribusi data• K= Kurtosis (keruncingan)

Page 49: UJI ASUMSI KLASIK

Skewness

Page 50: UJI ASUMSI KLASIK

Kurtosis

Page 51: UJI ASUMSI KLASIK

• Bantuan SPSS : Hal 115 - 116

Page 52: UJI ASUMSI KLASIK

•  • 3) Mengamati sebaran data, dengan

melakukan hitungan-hitungan berapa prosentase data observasi dan berada di area mana.

Page 53: UJI ASUMSI KLASIK

Untuk menentukan posisi normal dari sebaran data, langkahawal yang dilakukan adalah menghitung standar deviasi.

Page 54: UJI ASUMSI KLASIK

• SD1 = 68 %• SD2 = 95%• SD3 = 99,7 %

Page 55: UJI ASUMSI KLASIK

Penentuan area ini penting, karena sebaran data yang dikatakan normal apabila

tersebar sebagai berikut:

• Sebanyak 68% dari observasi berada pada area SD1

• Sebanyak 95% dari sisanya berada pada area

• SD2• Sebanyak 99,7% dari sisanya berada

pada area SD3

Page 56: UJI ASUMSI KLASIK

sebaran data yang dikatakan normal

Page 57: UJI ASUMSI KLASIK

• Apabila data tidak normal, maka

• diperlukan upaya untuk mengatasi seperti: memotong data yang out liers, memperbesar sampel, atau melakukan transformasi data.

Page 58: UJI ASUMSI KLASIK

• Data yang tidak normal juga dapat dibedakan dari tingkat kemencengannya (skewness). Jika data cenderung

• menceng ke kiri disebut positif skewness, dan jika data cenderung menceng ke kanan disebut negatif skewness. Data dikatakan normal jika datanya simetris.

Page 59: UJI ASUMSI KLASIK

Lihat gambar berikut: 

Page 60: UJI ASUMSI KLASIK
Page 61: UJI ASUMSI KLASIK
Page 62: UJI ASUMSI KLASIK

• Ilustrasi:• Mean : 46 kg• Sd = 5 kg

• 68% x 30 = 10: (41-46) kg»10 : (46-52) kg »4 (36 – 41 ) kg»5 (51 – 56 ) kg»1 (> 36) Kg)

Page 63: UJI ASUMSI KLASIK
Page 64: UJI ASUMSI KLASIK

C. Uji Heteroskedastisitas

•  • C.1. Pengertian Heteroskedastisitas• Model akan menghadapi masalah

heteroskedastisitas. Heteroskedastisitas muncul apabila kesalahan (e) atau residual dari model yang diamati tidak memiliki varians yang konstan dari satu observasi ke observasi lainnya

Page 65: UJI ASUMSI KLASIK

• rumus regresi diperoleh dengan asumsi bahwa variabel pengganggu (error) atau e, diasumsikan memiliki variabel yang konstan (rentangan e kurang lebih sama). Apabila terjadi varian e tidak konstan, maka kondisi tersebut dikatakan tidak homoskedastik atau mengalami heteroskedastisitas

Page 66: UJI ASUMSI KLASIK

C.2. Konsekuensi Heteroskedastisitas

1. Sb menjadi bias

2. nilai b bukan nilai yang terbaik.

3. Munculnya masalah heteroskedastisitas yang mengakibatkan nilai Sb menjadi bias, akan berdampak pada nilai t dan nilai F yang menjadi tidak dapat ditentukan.

Page 67: UJI ASUMSI KLASIK

• Lain halnya, jika asumsi ini tidak terpenuhi, sehingga variance residualnya berubah-ubah sesuai perubahan observasi, maka akan mengakibatkan nilai Sb yang diperoleh dari hasil regresi akan menjadi bias.

Page 68: UJI ASUMSI KLASIK

C.3. Pendeteksian Heteroskedastisitas

• Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas, dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti uji grafik, uji Park, Uji Glejser, uji Spearman’s Rank Correlation, dan uji Whyte menggunakan Lagrange Multiplier

• Membandingkan sebaran data pada scatter plot

Page 69: UJI ASUMSI KLASIK

menggunakan uji Arch,

• e ² = a + bỶ ² + u .• Cari R ² • Kalikan R ² dengan n (sampel)/ R ² x n.

Page 70: UJI ASUMSI KLASIK

• Jika R2 x N lebih besar dari chi-square (χ2) tabel, maka standar error mengalami heteroskedastisitas.

• Sebaliknya, jika R2 x N lebih kecil dari chi-square (χ2) tabel, maka standar error telah bebas dari masalah

• heteroskedastisitas, atau telah homoskedastis.

Page 71: UJI ASUMSI KLASIK

• Masalah heteroskedastisitas lebih sering muncul dalam data cross section dari pada data time series

• Karena dalam data cross section menunjukkan obyek yang berbeda dan

• waktu yang berbeda pula. Antara obyek satu dengan yang lainnya tidak ada saling keterkaitan, begitu pula dalam hal waktu.

Page 72: UJI ASUMSI KLASIK

• Sedangkan data time series, antara observasi satu dengan yang lainnya saling mempunyai kaitan. Ada trend yang cenderung sama. Sehingga variance residualnya juga cenderung sama.

Page 73: UJI ASUMSI KLASIK

D. Uji Multikolinieritas

• D.1. Pengertian Multikolinearitas• Multikolinearitas: Multikolinieritas

adalah suatu keadaan dimana terjadi korelasi linear yang ”perfect” atau eksak di antara variabel penjelas yang dimasukkan ke dalam model.

Page 74: UJI ASUMSI KLASIK

Sebagai gambaranpenjelas,

Page 75: UJI ASUMSI KLASIK
Page 76: UJI ASUMSI KLASIK
Page 77: UJI ASUMSI KLASIK

D.2. Konsekuensi Multikolinearitas

• Apabila belum terbebas dari masalah multikolinearitas akan menyebabkan nilai koefisien regresi

(b) masing-masing variabel bebas dan nilai standar error-nya (Sb) cenderung bias, dalam arti tidak dapat ditentukan kepastian nilainya, sehingga akan berpengaruh pula terhadap nilai t

•  

Page 78: UJI ASUMSI KLASIK

D.3. Pendeteksian Multikolinearitas

• Terdapat beragam cara untuk menguji multikolinearitas, di antaranya: menganalisis matrix korelasi dengan Pearson Correlation atau dengan Spearman’s Rho Correlation, melakukan regresi partial dengan teknik auxilary regression,

Page 79: UJI ASUMSI KLASIK

• pendapat Gujarati (1995:335) yang mengatakan bahwa bila korelasi antara dua variabel bebas melebihi 0,8 maka multikolinearitas menjadi masalah yang serius.

Page 80: UJI ASUMSI KLASIK

• Gujarati juga menambahkan bahwa, apabila korelasi antara variabel penjelas tidak lebih besar dibanding korelasi variabel terikat dengan masing-masing variabel penjelas, maka dapat dikatakan tidak terdapat masalah yang serius.

Page 81: UJI ASUMSI KLASIK

• Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa apabila angka korelasi lebih kecil dari 0,8 maka dapat dikatakan telah terbebas dari masalah multikolinearitas.

Page 82: UJI ASUMSI KLASIK

• Dalam kaitan adanya kolinear yang tinggi sehingga menimbulkan tidak terpenuhinya asumsi terbebas dari masalah multikolinearitas, dengan smempertimbangkan sifat data dari cross section, maka bila tujuan persamaan hanya sekedar untuk keperluan prediksi, hasil regresi dapat ditolerir, sepanjang nilai t signifikan.

Page 83: UJI ASUMSI KLASIK