UJI ABU

33
I Love Chemist.. Kamis, 11 April 2013 LAPORAN UJI KANDUNGAN ABU PADA SAMPAH ORGANIK PERCOBAAN DASAR-DASAR PENDIDIKAN MIPA Uji Kandungan Abu Hasil Pembakaran Sampah Organik Oleh : Nama : Siti Susanti NIM : ACC 112 026 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN PENDIDIKAN MIPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PALANGKARAYA

description

UJI ABU

Transcript of UJI ABU

Page 1: UJI ABU

I Love Chemist..Kamis, 11 April 2013

LAPORAN UJI KANDUNGAN ABU PADA SAMPAH ORGANIK

PERCOBAAN DASAR-DASAR PENDIDIKAN MIPA

Uji Kandungan Abu Hasil Pembakaran Sampah Organik

Oleh :

Nama    : Siti SusantiNIM        : ACC 112 026                                                                                                                        

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIAJURUSAN PENDIDIKAN MIPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS PALANGKARAYA

2013

Page 2: UJI ABU

I.       TOPIK DAN TUJUAN

A.     TopikUJI KANDUNGAN ABU HASIL PEMBAKARAN SAMPAH ORGANIK

B.     TujuanTujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui kandungan dari sampah organik.

II.      DASAR TEORIA.     Sampah

Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya

suatu proses. Sampah didefinisikan oleh manusia menurut derajat

keterpakaiannya, dalamproses-proses alam sebenarnya tidak ada konsep

sampah, yang ada hanya produk-produk yang dihasilkan setelah dan selama

proses alam tersebut berlangsung. Sampah dibedakan menjadi 2 golongan

berdasarkan jenisnya, yaitu sampah organik dan sampah anorganik.

1.     Sampah organik - dapat diurai (degradable)

Sampah Organik, yaitu sampah yang mudah membusuk seperti sisa makanan,

sayuran, daun-daun kering, dan sebagainya. Sampah ini dapat diolah lebih lanjut

menjadi kompos.

2.     Sampah anorganik - tidak terurai (undegradable)

Sampah Anorganik, yaitu sampah yang tidak mudah membusuk, seperti plastik

wadah pembungkus makanan, kertas, plastik mainan, botol dan gelas minuman,

kaleng, kayu, dan sebagainya. Sampah ini dapat dijadikan sampah komersil atau

sampah yang laku dijual untuk dijadikan produk laiannya. Beberapa sampah

anorganik yang dapat dijual adalah plastik wadah pembungkus makanan, botol

dan gelas bekas minuman, kaleng, kaca, dan kertas, baik kertas koran, HVS,

maupun karton.

Page 3: UJI ABU

Sampah apa pun jenis dan sifatnya, mengandung senyawa kimia yang

sangat diperlukan manusia baik secara langsung maupun tidak langsung. Namun

yang terpenting, bagaimana kita dapat menggunakan dan memanfaatkan sampah

tersebut. Pemanfaatan sampah antara lain sebagai sumber pupuk organik,

misalnya kompos yang sangat dibutuhkan oleh petani, selain itu juga berfungsi

sebagai sumber humus.

Berdasarkan beberapa data analisis yang telah dilakukan peneliti,

kandungan kimia yang terdapat di dalam sampah sisa tanaman (Sulistyo P, 2003)

adalah sebagai berikut :

Kandungan Persentase

Air 10 – 60 %

Senyawa Organik 15 – 35 %

Nitrogen 0,4 – 1,2 %

Fosfor 0,2 – 0,6 %

Kalium 0,8 – 1,5 %

Kapur 4 – 7 %

Karbon 12 – 17 %

B.     Abu

Abu adalah zat anorganik sisa hasil pembakaran suatu bahan organic. Jadi

apabila bahan anorganik dibakar tidak akan menghasilkan abu.

Reaksi pembakaran :

Sempurna               : bahan organik + O2             CO2 + H2O

Tidak sempurna     : bahan organik + O2              CO + H2O

Abu dapat ditelusuri karena adanya senyawa yang tidak terbakar yang

mengandung unsur-unsur seperti kalsium, kalium, magnesium, mangan, dan

silikon. Unsur seperti kalsium, kalium, magnesium, mangan, dan silikon

merupakan unsur anorganik yang cenderung berikatan ion, sedangkan kita tahu

bahwa titik leleh senyawa ion sangat tinggi.

Tabel perbedaan senyawa karbon organik dan anorganik.

No. Senyawa Karbon Organik Senyawa Karbon Anorganik

1 Berasal dari makhluk hidup Berasal dari benda mati

2 Tidak tahan panas Tahan panas

Page 4: UJI ABU

3 Berikatan kovalen Berikatan kovalen atau ion

4Sebagian besar tidak larut dalam

air

Larut dalam air

5 Reaksinya lambat Reaksinya cepat

6 Memiliki rantai yang panjang Tidak memiliki rantai

7 Mempunyai isomer Tidak mempunyai isomer

8Jika dibakar menghasilkan arang

atau CO2

Jika dibakar tidak menghasilkan

arang

C.     Asam – Basa

           Teori asam-basa :

1.     Asam dan Basa Arrhenius

Asam : zat yang menghasilkan ion H+ apabila dilarutkan.

Basa  : zat yang menghsilkan ion OH- apabila dilarutkan.

2.     Asam dan Basa Bronsted-Lowry

Asam : donor proton.

Basa   : penerima proton.

3.     Asam dan Basa Lewis

Asam : penerima elektron.

Basa  : donor elektron.

           Indikator Asam-Basa

Indikator adalah alat untuk mengetahui apakah suatu larutan bersifat asam

atau basa. Sedangkan indikator asam basa adalah suatu senyawa organik yang

dipakai untuk mengetahui titik akhir titrasi asam basa. Beberapa indikator asam

basa antara lain :

Indikator Rentang

pH

Asam Basa

Timol biru 1,2-2,8 merah kuning

Pentametoksi merah 1,2-2,3 merah-ungu tak berwarna

Tropeolin OO 1,3-3,2 merah kuning

2,4-Dinitrofenol 2,4-4,0 tak berwarna kuning

Metil kuning 2,9-4,0 merah kuning

Metil oranye 3,1-4,4 merah oranye

Bromfenol biru 3,0-4,6 kuning biru-ungu

Page 5: UJI ABU

Tetrabromfenol biru 3,0-4,6 kuning biru

Alizarin natrium sulfonat 3,7-5,2 kuning ungu

α-Naftil merah 3,7-5,0 merah kuning

p-Etoksikrisoidin 3,5-5,5 merah kuning

Bromkresol hijau 4,0-5,6 kuning biru

Metil merah 4,4-6,2 merah kuningBromkresol ungu 5,2-6,8 kuning unguKlorfenol merah 5,4-6,8 kuning merahBromfenol biru 6,2-7,6 kuning birup-Nitrofenol 5,0-7,0 tak berwarna kuningAzolitmin 5,0-8,0 merah biruFenol merah 6,4-8,0 kuning merahNeutral merah 6,8-8,0 merah kuningRosolik acid 6,8-8,0 kuning merahKresol merah 7,2-8,8 kuning merahα-Naftolftalein 7,3-8,7 merah mawar hijauTropeolin OOO 7,6-8,9 kuning merah mawarTimol biru 8,0-9,6 kuning biruFenolftalein (pp) 8,0-10,0 tak berwarna merahα-Naftolbenzein 9,0-11,0 kuning biruTimolftalein 9,4-10,6 tak berwarna biruNile biru 10,1-11,1 biru merahAlizarin kuning 10,0-12,0 kuning lilacSalisil kuning 10,0-12,0 kuning oranye-coklatDiazo ungu 10,1-12,0 kuning unguTropeolin O 11,0-13,0 kuning oranye-coklatNitramin 11,0-13,0 tak berwarna oranye-coklatPoirrier's biru 11,0-13,0 biru ungu-pinkAsam trinitrobenzoat 12,0-13,4 tak berwarna oranye-merah

Indikator Asam Basa Alami

Senyawa alam banyak yang digunakan sebagai indikator asam basa alami.

Beberapa tumbuhan yang bisa dijadikan sebagai bahan pembuatan indikator

asam basa alami antara lain adalah kubis ungu, sirih, kunyit, dan bunga yang

mempunyai warna (anggrek, kamboja jepang, bunga sepatu, asoka, bunga

kertas). Cara membuat indikator asam basa alami adalah:

1.     Menumbuk bagian bunga yang berwarna pada mortar.

2.     Menambahkan sedikit akuades pada hasil tumbukan sehingga didapatkan ekstrak

cair.

Page 6: UJI ABU

3.     Ekstrak diambil dengan pipet tetes dan dan diteteskan dalam keramik.

4.     Menguji dengan meneteskan larutan asam  dan basa pada ekstrak, sehingga

ekstrak dapat berubah warna.

Beberapa indikator alami :

Warna

Bunga

Nama

Bunga

Warna Air

Bunga

Warna Air

Bunga

Keadaan

Asam

Warna Air

Bunga

Keadaan Basa

MerahKembang

sepatuUngu muda Merah Hijau tua

Kuning TerompetKuning

keemasanEmas muda Emas tua

Ungu Anggrek Ungu tua Pink tuaHijau

kemerahan

Merah Asoka Coklat muda Oranye muda Coklat

Kuning Kunyit Oranye Oranye cerahCoklat

kehitaman

Ungu Bougenville Pink tua Pink muda Coklat teh

Pink EuphorbiaPink keputih-

putihanPink muda Hijau lumut

Merah Kamboja Coklat tua Coklat oranyeCoklat

kehitaman

D.      Uji Nyala

Uji nyala digunakan untuk mengidentifikasi keberadaan ion logam dalam

jumlah yang relatif kecil pada sebuah senyawa. Tidak semua ion logam

menghasilkan warna nyala. Untuk senyawa-senyawa Golongan 1, uji nyala

biasanya merupakan cara yang paling mudah untuk mengidentifikasi logam mana

yang terdapat dalam senyawa. Untuk logam-logam lain, biasanya ada metode

mudah lainnya yang lebih dapat dipercaya – meski demikian uji nyala bisa

memberikan petunjuk bermanfaat seperti metode mana yang akan dipakai

Asal-usul warna nyala

Page 7: UJI ABU

Warna nyala dihasilkan dari pergerakan elektron dalam ion-ion logam yang

terdapat dalam senyawa.Sebagai contoh, sebuah ion natrium dalam keadaan

tidak tereksitasi memiliki struktur 1s22s22p6.

Jika dipanaskan, elektron-elektron akan mendapatkan energi dan bisa

berpindah ke orbital kosong manapun pada level yang lebih tinggi – sebagai

contoh, berpindah ke orbital 7s atau 6p atau 4d atau yang lainnya, tergantung

pada berapa banyak energi yang diserap oleh elektron tertentu dari nyala.

Karena sekarang elektron-elektron berada pada level yang lebih tinggi dan

lebih tidak stabil dari segi energi, maka elektron-elektron cenderung turun

kembali ke level dimana sebelumnya mereka berada – tapi tidak musti sekaligus.

Sebuah elektron yang telah tereksitasi dari level 2p ke sebuah orbital pada

level 7 misalnya, bisa turun kembali ke level 2p sekaligus. Perpindahan ini akan

melepaskan sejumlah energi yang dapat dilihat sebagai cahaya dengan warna

tertentu.

Akan tetapi, elektron tersebut bisa turun sampai dua tingkat/ lebih dari

tingkat sebelumnya. Misalnya pada awalnya di level 5 kemudian turun sampai ke

level 2.

 Masing-masing perpindahan elektron ini melibatkan sejumlah energi

tertentu yang dilepaskan sebagai energi cahaya, dan masing-masing memiliki

warna tertentu.

Sebagai akibat dari semua perpindahan elektron ini, sebuah spektrum garis

yang berwarna akan dihasilkan. Warna yang anda lihat adalah kombinasi dari

semua warna individual.Besarnya lompatan/perpindahan elektron dari segi

energi, bervariasi dari satu ion logam ke ion logam lainnya. Ini berarti bahwa

setiap logam yang berbeda akan memiliki pola garis-garis spektra yang berbeda,

sehingga warna nyala yang berbeda pula.

III.    ALAT DAN BAHAN

A.     Alat

Peralatan yang digunakan dalam praktikum ini antara lain :

1.    Plat tetes

2.    Pengaduk

3.    Gelas

4.    Sendok

5.    Kaleng

Page 8: UJI ABU

6.    Saringan teh

B.     Bahan

Bahan-bahan yang digunakan antara lain :

1.    Daun-daun tumbuhan kering

2.    Larutan kunyit

3.    Larutan kembang sepatu

4.    Larutan

5.    Asam jeruk nipis

6.    Asam belimbing

7.    Cuka

8.    Air sabun

9.    Soda api

IV.   PROSEDUR KERJA

1.      Daun-daun kering diambil secukupnya kemudian dibakar.

2.      Abu hasil pembakaran daun-daun kering tersebut diambil dan dimasukkan

kedalam kaleng hingga setengahnya, kemudian ditambahkan air hingga penuh.

3.      Campuran abu dan air di dalam kaleng diaduk dan ditutup, kemudian didiamkan

atau diendapkan selama satu malam.

4.      Endapan abu dalam kaleng kemudian disaring menggunakan saringan teh.

5.      Setelah didapatkan filtratnya, filtrat tersebut dibagi menjadi dua bagian.

6.      Filtrat 1 diuji menggunakan kunyit, kembang sepatu, dan bunga karamunting

secara bergantian dengan cara :

a.    Ambil plat tetes

b.    Masukkan sample filtrat, sabun, soda api, jeruk nipis, cuka, dan asam belimbing

pada sisi yang berbeda di plat tetes.

c.    Teteskan kunyit pada masing-masing sisi plat, ganti dengan kembang sepatu,

kemudian bunga karamunting.

d.    Amati apa yang terjadi.

7.      Filtrat 2 dipanaskan atau dijemur di bawah sinar matahari hingga habis menguap

airnya (kering).

Page 9: UJI ABU

8.      Endapan keringnya dicolek menggunakan pantat sendok kemudian dibakar ke

dalam api biru.

9.      Amati warna api dan beri kesimpulan !

V.     HASIL PENGAMATAN

A.     Uji dengan larutan kunyit

Warna larutan kunyit : orange

Sampel Warna AwalWarna setelah ditetesi

Kunyit

Filtrat Hitam

Abu yang mengendap

tetap hitam, namun

larutannya orange

kecokelatan.

Air sabun Bening Orange kecokelatan

Soda api Bening Orange kecokelatan

Jeruk nipis Kekuningan Kuning

Cuka Bening Kuning

Belimbing Kuning kehijauan Kuning

B.     Uji dengan Kembang Sepatu

Warna larutan kembang sepatu : merah muda

Sampel Warna AwalWarna setelah ditetesi

Kembang Sepatu

Filtrat Hitam

Endapannya hitam, tapi

larutannya bening, abu

dan larutannya tidak

menyatu (seperti minyak

dan air)

Air sabun Bening Hijau tua

Soda api Bening Hijau muda

Jeruk nipis Kekuningan Merah muda

Cuka Bening Merah muda

Belimbing Kuning kehijauan Merah muda

Page 10: UJI ABU

C.     Uji dengan Bunga Karamunting

Warna larutan bunga karamunting : cokelat gelap

Sampel Warna AwalWarna setelah ditetesi

laruta bunga karamunting

Filtrat Hitam Endapan berwarna hitam,

namun larutannya kuning.

Air sabun Bening Cokelat kekuningan

Soda api Bening Cokelat kekuningan

Jeruk nipis Kekuningan Merah muda

Cuka Bening Merah muda

Belimbing Kuning kehijauan Merah muda

Hasil pengamatan pembakaran filtrat kering pada api biru :

Perlakuan Hasil Pengamatan

Filtrat 2 dipanaskan atau dijemur di

bawah sinar matahari hingga habis

menguap airnya (kering). Endapan

keringnya dicolek menggunakan

pantat sendok kemudian dibakar ke

dalam api biru. Amati warna nyala api.

Ketika abu kering dibakar pada api

biru, terlihat bahwa nyala api berwarna

kuning dan terdapat sedikit percikan

api. Selain itu, terlihat bahwa

pembakaran abu kering tersebut tidak

menghasilkan residu, dia hanya

terbakar namun bentuknya tetap, hal

tersebut mirip seperti ketika kita

membakar besi (dia terbakar, namun

bentuknya tetap).

VI.   PEMBAHASAN

Pembakaran sampah organik atau bahan organik pasti akan

menghasilkan arang atau CO2. Arang ini mengandung karbon dan abu. Abu

merupakan bentuk serbuk dari arang. Abu adalah zat anorganik hasil pembakaran

suatu bahan organik.

Pada percobaan ini kami menggunakan sampah organik yang berupa

sampah dedaunan. Pembakaran sampah dedaunan ini menghasilkan arang

Page 11: UJI ABU

serasah. Arang serasah sendiri adalah arang yang terbuat dari serasah atau

deaunan. Karena bentuk arang serasah ini yang mudah hancur menjadi serbuk,

maka arang ini disebut abu. Selain abu, digunakan juga indikator ekstrak kunyit,

ekstrak kembang sepatu, dan ekstrak bunga karamunting, serta air jeruk nipis, air

belimbing, cuka, soda api, dan air sabun.

Ketika indikator ekstrak kunyit diteteskan pada enam sampel, diantaranya

filtrat, air jeruk nipis, air belimbing, cuka, soda api, dan air sabun. Tampak adanya

perubahan warna, air jeruk nipis yang semula berwarna kuning pudar berubah

menjadi kuning, air belimbing yang awalnya hijau pudar berubah menjadi kuning,

cuka yang bening berubah menjadi kuning, soda api yang awalnya bening

berubah menjadi orange kecokelatan sama dengan yang terjadi pada air sabun,

sedangkan filtrat juga berubah menjadi orange kecokelatan. Disini terlihat bahwa

air jeruk nipis, air belimbing, dan cuka ketiganya berubah warna  menjadi kuning,

ini menunjukka bahwa air jeruk nipis, air belimbing, dan cuka merupakan asam.

Sedangkan untuk filtrat, soda api, dan air sabun ketiganya sama orange atau

orange kecokelatan yang menunjukkan bahwa ketiga sampel tersebut adalah

basa.

Hal tersebut juga terbukti menggunakan indikator kembang sepatu. Air

jeruk nipis berubah warna menjadi merah muda ketika ditetesi dengan ekstrak

kembang sepatu, begitu pula dengan air belimbing dan cuka yang keduanya

berubah warna menjadi merah muda. Ini menunjukkan bahwa air jeruk nipis, air

belimbing, dan cuka adalah asam. Sedangkan untuk soda api dan air sabun

keduanya mengalami perubahan warna menjadi hijau ketika ditetesi dengan

ekstra kembang sepatu. Untuk filtrat mengalami perubahan warna menjadi

bening. Ini berarti soda api dan air sabun termasuk basa. Pada saat filtrat ditetesi

dengan ekstrak kembang sepatu, terlihat bahwa filtrat dan larutan kembang

sepatu terpisah seperti minyak dan air. Ini terjadi karena tekstur larutan kembang

sepatu yang seperti jelly sehingga susah untuk menyatu dengan filtrat.

Dengan menggunakan indikator bunga karamunting, hasil yang diperoleh

juga sama, yaitu untuk air jeuk nipis, air belimbing, dan cuka ketiganya

mengalami perubahan warna menjadi merah muda, yang menunjukkan bahwa

ketiganya termasuk asam. Sedangkan untuk soda api dan air sabun keduanya

berubah warna menjadi cokelat kekuningan. Untuk filtrat warnanya menjadi

kuning. Ini berarti soda api, air sabun, dan filtrat termasuk basa.

Pada kegiatan kedua, yaitu filtrat 2 di keringkan dan dibakar pada nyala

api biru, terlihat bahwa nyala api menjadi kuning dan terdapat sedikit percikan

Page 12: UJI ABU

api. Hal ini dikarenakan abu tanaman mengandung Karbon dan Kalium. Kalium

adalah unsur yang terletak pada golongan IA yang disebut golongan logam

Alkali. Logam alkali memiliki sifat sangat reaktif. Logam alkali mempunyai

spektrum emisi warna. Karena itulah ketika abu tanaman dipanaskan di atas

nyala api, maka akan tampak warna kuning. Selain itu, terlihat bahwa pembakaran

abu kering tersebut tidak menghasilkan residu, abu kering hanya terbakar namun

bentuknya tetap, hal tersebut mirip seperti ketika kita membakar besi (dia

terbakar, namun bentuknya tetap). Ini disebabkan karena abu merupakan zat

anorganik, dan kita tahu bahwa pembakaran zat anorganik tidak menghasilkan

arang.

VII.  KESIMPULAN

Berdasarkan pada percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan

bahwa abu bersifat basa karena abu berubah warna menjadi  orange kecokelatan

ketika ditetesi dengan indikator kunyit dan berubah warna menjadi kuning ketika

ditetesi dengan indikator bunga karamunting. Selain itu, dari percobaan yang

telah dilakukan juga didapat bahwa abu mengandung Karbon dan Kalium. Ini

ditunjukkan dengan adanya nyala api berwarna kuning ketika abu tersebut

dibakar.

VIII.    DAFTAR PUSTAKA

Achmad, Hiskia.1996.Kimia Larutan.Bandung : PT Citra Aditya Bakti

Anonim. 2013. ”Indikator Asam Basa”. Ilmu

Kimia.http://www.ilmukimia.org/2013/01/indikator-asam-basa.html (diakses pada 9

April 2013)

Clark, Jim. 2007. “Uji Nyala”. Chem-is-

try.org. http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia_anorganik1/unsur-

unsur_golongan_1/uji_nyala/  (diakses tanggal 9 April 2013)

Keenan, Charles W..1980.Kimia untuk Universitas. Jakarta : Erlangga

Page 13: UJI ABU

percobaan uji abuAPRIL 8, 2013 NOVIKONTESA  KIMIA LEAVE A COMMENT

LAPORAN PRAKTIKUM

DASAR-DASAR PENDIDIKAN MIPATOPIK:UJI BAKAR ABU

 

 

 

 

OLEH :

NAMA                  :NOVI KONTESA

                                                 NIM                      :ACC 112 021

                                          

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

JURUSAN MIPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

TAHUN 2013

LAPORAN PRAKTIKUM

DASAR-DASAR PENDIDIKAN MIPA1. Topik : UJI ABU2. Dasar Teori:3. A.  Asam

Page 14: UJI ABU

Asam berasal dari bahasa latin, yaitu Denfan Ktaacidus yang artinya masam. Asam menurut Arrhenius adalah senyawa yang menghasilkan ion hidrogen ketika larut dalam pelarut air. Kekuatan asam ditentukan oleh banyak sedikitnya ion hidrogen yang dihasilkan. Semakin banyak ion H+ yang dihasilkan, semakin kuat sifat asamnya.  Suatu zat dapat dikatakan asam apabila zat tersebut memiliki sifat-sifat sebagai berikut:

Memiliki rasa asam/masam/kecut jika dikecap. Menghasilkan ion H+ jika dilarutkan dalam air. Memiliki pH kurang dari 7 (pH < 7). Bersifat korosif, artinya dapat menyebabkan karat pada logam. Jika diuji dengan kertas lakmus, mengakibatkan perubahan warna sebagai berikut:

-       Lakmus biru berubah menjadi warna merah.

-       Lakmus merah tetap berwarna merah.

Menghantarkan arus listrik. Bereaksi dengan logam menghasilkan gas hidrogen.

 

 

 

 

 

 

 

Berdasarkan kekuatannya, asam terbagi menjadi 2 kelompok, yaitu:

Asam kuat yaitu asam yang banyak menghasilkan ion yang ada dalam larutannya (asam yang terionisasi sempurna dalam larutannya).

Asam lemah yaitu asam yang sedikit menghasilkan ion yang ada dalam larutannya (asam yang hanya terionisasi sebagian dalam larutannya).

 

 

 

 

1. B.  Basa

Page 15: UJI ABU

Basa menurut Arrhenius ialah senyawa yang terlarut dalam air yang sudah menghasilkan ion hidroksida (OH). Semakin banyak jumlah ion OH yang dihasilkan, maka semakin kuat lah sifat basanya. Basa juga dapat menetralisirkan asam (H+) dan menghasilkan air (H2O). Suatu zat dikatakan basa jika zat tersebut mempunyai sifat sebagai berikut:

Rasanya pahit dan terasa licin pada kulit. Apabila dilarutkan dalam air zat tersebut akan menghasilkan ion OH-. Memiliki pH di atas 7 (pH > 7). Bersifat elektrolit. Menetralisirkan sifat asam. Jika diuji dengan kertas lakmus, mengakibatkan perubahan warna sebagai berikut:

-       Lakmus biru tetap berwarna biru.

-       Lakmus merah berubah warna menjadi biru.

 

Berdasarkan kemampuan melepaskan ion OH-, basa dapat terbagi menjadi 2 kelompok, yaitu:

Basa kuat yaitu basa yang bisa menghasilkan ion OH- dalam jumlah yang besar. Basa kuat biasanya disebut dengan  istilah kaustik.

Basa lemah yaitu basa yang menghasilkan ion OH- dalam kecil. 

1. C.  Logam AlkaliLogam alkali sangat reaktif, karena itu harus disimpan dalam minyak. Sifat yang umum dimiliki oleh logam alkali adalah sebagai konduktor panas yang bail, titik didih yang tinggi, permukaan berwarna abu-abu keperakan. Atom logam alkali bereaksi dengan melepaskan 1 elektron membentuk ion bermuatan +1, reaksinya: Na            Na+  + 1e -. Susunan elektron dari 2, 8, 1 menjadi 2, 8 yang menjadi konfigurasi elektron gas mulia. Sifat lain logam alkali yaitu memiliki titik leleh rendah, densitas rendah dan sangat lunak. 

 

Kecenderungan golongan alkali dengan meningkatnya nomor atom adalah:

v Titik leleh dan titik didih menurun.

v Unsur lebih reaktif.

v Ukuran atom membesar (jari-jari makin besar).

v Densitas meningkat proportional dengan meningkatnya massa atom.

v Kekerasan menurun.

Page 16: UJI ABU

v Jika dipanaskan diatas nyala api, memberikan warna yang spesifik (Litium-merah, Natrium-kuning, Kalium-ungu, Cesium-biru).

1. D.  Logan Alkali TanahLogam alkali tanah pada periode yang sama memiliki:

Ø Titik leleh dan titik didih lebih tinggi, lebih keras, lebih kuat dan lebih padat. Hal ini disebabkan karena terdapat 2 delokalisasi elektron per ion dalam kristal yang memberikan gaya elektronik lebih besar dengan muatan ion. M+ yang lebih tinggi.

Ø Sifat kimia sangat mirip misalnya dalam pembentukan senyawa ionic tetapi berbeda dalam rumus dan reaktivitas lebih rendah karena energi ionisasi (IE) pertama lebih tinggi dan terdapatnya energi ionisasi kedua membentuk ion M2+ yang stabil.

Ø Bilangan oksidasi senyawa selalu +2 di dalam senyawa.-       Dua elektron s terluar lepas, sedangkan energi ionisasi ketiga sangat tinggi untuk membentuk ion +3.

-       Golongan 2 yang stabil membentuk konfigurasi elektron gas mulia. Contoh: ion kalsium, Ca2+ = 2, 8, 8 atau 1s2, 2s2, 2p6, 3s2, 3p6 atau [Ar].

Ø Pada umumnya makin ke bawah dalam satu golongan nomor atom cenderung makin meningkat.

Ø Energi ionisasi pertama atau kedua menurun karena jari-jari atom makin besar akibat adanya ekstra kulit yang terisi. Elektron terluar sangat jauh dari inti sehingga tertarik lemah oleh inti sehingga lebih sedikit energi yang diperlukan untuk melepasnya.

Potensial energi ionisasi selalu meningkat dengan urutan ke 3> 2 >1, karena muatan inti yang sama menarik sedikit elektron yang rata-rata lebih dekat dengan inti. Tetapi dengan catatan IE ke 2 untuk golongan 1. IE ke 3 untuk golongan 2 menunjukkan peningkatan yang luar biasa dibandingkan IE  sebelumnya.

Ø Jari-jari atom atau ionik meningkat:-       Disebabkan adanya kulit yang lebih banyak.

-       Jari-jari golongan 2 lebih kecil daripada golongan 1 karena tarikan elektron dengan jumlah kulit yang sama.

-       Biasanya jari-jari ion golongan 2 (M2+) lebih kecil daripada golongan 1 (M+) pada periode yang sama karena muatan inti meningkat.

Ø Pada umumnya (tidak selalu) titik didih dan titik leleh menurun. Hal ini disebabkan karena peningkatan jari-jari ion dan meningkatnya muatan.

Lebih reaktif, karena makin ke bawah makin mudah membentuk ion. Ø Elektronegatifnya cenderung menurun. Ø Pola rumus molekul:

-       Rumus umum dapat ditulis B M2O atau rumus ionik (M+)2O2- diman M adalah B. Li sampai Fr atau Be sampai Ra.-       Jika dipanaskan diatas nyala api memberikan warna: Be = putih, Mg = putih, Ca = oranye, Sr = merah, Ba = hijau.

 

Page 17: UJI ABU

1. Indikator alami         Indikator alami terbuat dari zat warna alami yang didapat dari hasil ekstrak tumbuhan. Indikator alami hanya bisa menunjukkan apakah zat tersebut bersifat asam atau basa saja, tetapi tidak dapat menunjukan nilai pH-nya. Macam-macam indikator alami yang dapat digunakan yaitu seperti  ekstrak bunga mawar, ekstrak kembang sepatu, ekstrak kunyit,ekstrak bunga karamunting.

 

1. Alat dan Bahan  

6 Sendok Karamunting

7 Piring Soda api

8 air Jeruk nipis

9 Cobek + olekan cuka

10 - sabun

 

No Alat Bahan

1 Toples berukuran sedang Sampah organik(daun)

2 Penyaring Kunyit

3 Gelas akua Bunga Sepatu

4 Kompor Air

5 Korek Api Belimbing wuluh

Page 18: UJI ABU

1. Prosedur Kegiatan Menyiapkan alat dan bahan. Mengambil Sampah organik (berupa daun tumbuhan). Membakar sampah organik sampai menjadi abu. Mengambil abu hasil pembakaran kemudian memasukan abu kedalam toples

(wadah) dan mencampurkan air kedalamnya dengan perbandinggan 1: 2. Mendiamkannya selama 1 malam. Menyaring filtrat dengan endapannya  Memisahkan airnya dalam 2 tempat yang berbeda. menguji dengan indikator alami seperti bunga karamunting, kembang sepatu dan

kunyit. Amati warnanya dan tentukan sifat filtrat abu tersebut. Ø Sebagai perbandingan untuk menentukan sifat larutan, dapat dibuat dengan

membuat larutan asam (cuka),larutan asam(belimbing wuluh),larutan asam(jeruk nipis) dann larutan basa ( sabun),larutan basa (air soda),larutan basa (

Setelah itu Mengambil endapan abu kemudian dibakar dan amati warna pembakaran.

Mencatat hasil pengamatan. 

 

 

 

 

 

 

 

1. Data Hasil Pengukuraan

No Perlakuan Hasil pengamatan

1 Air arang Air cuka Indikator buah

karamunting Indikator kembang sepatu Indikator kunyit

-    Warnanya abu-abu

-    Warnanya bening

-    Warnanya coklat muda

Page 19: UJI ABU

-    Warnanya ungu tua

-    Warnanya orange

2

Air abu (sampel)

-     Air abu + indikator karamunting

-     Air abu + indikator kembang sepatu

-     Air abu + indikator kunyit

-    Warnanya abu-abu

-    Warnanya kuning tua

-    Warnanya hitam

-    Warnanya kuning

3

Air cuka (larutan asam)

-     Air cuka + indikator buah karamunting

-     Air cuka + indikator kembang sepatu

-     Air cuka + indikator kunyit

-    Warnanya bening

-    Warnanya merah bata

-    Warnanya merah

-    Warnanya merah muda

4

Air belimbing(larutan asam)

-air belimbing +indikator buah karamunting

-air belimbing + indikator kembang sepatu

-air belimbing + indikator kunyit

-    Warnanya kuning sedikit bening

-    Warnya  merah muda

-

-    Warnanya kuning

5 Air jeruk nipis(larutan asam)

-Air jeruk nipis + indikator buah karamunting

-warnanya kuning

-warnanya merah

Page 20: UJI ABU

-air jeruk nipis + indikator kembang sepatu

-air jeruk nipis + indikator kunyit

-warnya merah muda

-warnanya kuning

6

Air sabun (larutan basa)

-     Air sabun + indikator buah karamunting

-     Air sabun + indikator kembang sepatu

-    Warnanya putih

-    Warnanya merah muda

-    Warnanya merah muda

-

7

Sabun (larutan basa)

-Air sabun + indikator buah   karamunting

-air sabun + indikator kembang sepatu

-air sabun + indikator kunyit

-    Warnya bening

-    Warnanya ungu tua

-    Warnanya hijau muda

-    Warnanya bening tapi ada sedikit berwarna orange

8

Soda api (larutan basa)

-soda api + indikator buah karamunting

-soda api + indikator kembang sepatu

-soda api + indikator kunyit

-    Warnya putih

-    Warnya orang tapi ada sedikit kehijauan

-    Warnya orange

-    Warnya orange

 

1. PembahasanPada saat pembakaran daun,  terjadi pristiwa  kimia yang ditandai dengan hasil pembakaran daun berupa abu. Kemudian mencampurkannya dengan air dengan skala perbandingan 2 :

Page 21: UJI ABU

1 kemudian didiamkan selama 24 jam diperoleh endapan, endapan tersebut terdapat dibagian atas dan bawah kaleng.

ü  Pembuktian unsur hara pada abu tanaman dilakukan dengan cara membakar sampah organik berupa serpihan kayu hingga serpihan kayu menjadi arang, setelah itu dicampur dengan air, dengan perbandingan 1:2 dan diendapkan selama 1 malam. Setelah 1 malam larutan dipisahkan hingga terpisah antara endapan dan filtratnya. Filtrat kemudian di uji dengan berbagai indikator alami seperti kunyit, bunga karamunting dan kembang sepatu untuk mengetahui sifat dari abu tersebut. Sebagai perbandingan dapat menggunakan larutan cuka,belimbing wuluh,dan jeruk nipis sebagai asam, sabun, dan air soda sebagai basa. Jika air abu ditambahkan dengan indikator warna larutannya berubah menjadi atau mendekati asam maka sifat air abu adalah asam, begitu juga apabila air abu ditambahkan dengan indikator warnanya berubah menjadi atau mendekati basa, maka air abu akan bersifat basa.

ü  Dalam percobaan ini air abu bersifat basa, karena hal ini ditunjukkan dengan warna air abu setelah ditambahkan indikator yang bersifat basa yaitu sabun, maka berubah warnanya berubah menjadi atau mendekati warna dari basa tersebut.

 

 

 

 

ü  Langkah selanjutnya yaitu pengujian unsur hara yang terdapat dalam endapan. Cara mengidentifikasi yaitu dengan menguapkan filtrat sisa, endapan yang terdapat dari penguapan filtrat kemudian dibakar, endapan abu yang sudah kering tersebut kemudian dipanaskan di atas kompor yang apinya sudah berwarna biru dan setelah itu menghasilkan percikan warna orange dan warna Ungu. Hal ini juga menunjukkan bahwa adanya unsur Natrium dan warna Kalium.

 

 

 

 

 

 

Page 22: UJI ABU

1. KesimpulanDari hasil pengamatan dapat ditarik kesimpulan bahwa:

Sifat air abu yaitu basa hal ini ditandai dengan berubahnya warna air abu menjadi atau mendekati warna larutan basa setelah ditambahkan indikator yang bersifat basa.

Didalam abu tanaman terdapat unsur Na (Narium) dengan ditandai adanya warna orange pada saat uji pembakaran endapan abu.

Pada analisis data gelas 1 dan 2, menunjukkan adanya reaksi antara asam dan basa sehingga sifatnya saat ditambahkan indikator kunyit dan bunga sepatu sama-sama bersifat asam, sedangkan pada endapan yang dibakar diatas bagian kompor terdapat unsur hara.

1. VII.     Lampiran 

-       Foto-foto kegiatan dalam melakukan percobaan:

1. Membakar sampah organik (daun)      

 

 

 

 

 

 

 

 

 

1. Proses pengendapan arang dari pembakaran daun dan hasil filtratnya       

1. Gambar bahan-bahannya serta indikator alaminya             

Page 23: UJI ABU

 

 

 

 

1. Hasil pengamatan

               

Air abu+kembang sepatu Air abu+karamunting  Air abu+kunyit

 

 

                      

Air cuka+kembang sepatu Air cuka+karamunting  Air cuka+kunyit

Page 24: UJI ABU

Sabun+kembang sepatu  air sabun+kunyit  air sabun+karamunting

   

Belimbing+kembang sepatu belimbing+kunyit   belimbing+karamunting

 

    

Soda api+kembang     sepatu soda api+kunyit   soda api+karamunting

 

 

           

Jeruk nipis+kembang sepatu jeruk nipis+kunyit  jeruk nipis+karamuntin

1. Uji gas dan uji nyala pada abu/arang      

 

VII.Penutup

 

UNSUR HARA PADA ABU TANAMANData Hasil Percobaan

Setelah Diendapkan Satu malam

Setelah  Larutan di Filtrat, Diuapkan terdapat Endapan,

kemudian Hasil Endapan Dibakar

Abu yang dicampurkan dengan Bunga sepatu yang sedah

Page 25: UJI ABU

indicator bunga sepatu terdapat endapan, berwarna hitam pekat dan berlendir.

Abu yang dicampurkan dengan indicator kunyit terdapat endapan, dan berwarna orange.

diuapkan, dan dibakar terjadi perubahan menjadi abu dan berwarna hitam.

Kunyit yang sudah dibakar menjadi kering dan warnanya tetap yaitu warna orange agak kemerah-merahan.

Kesimpulan

Air abu bersifat basa karena di tandai dengan perubahan warna pada indicator percobaan.

Pembahasan

Derajat keasaman atau pH merupakan suatu indeks kadar ion hidrogen (H+) yang mencirikan keseimbangan asam

dan basa. Disamping itu larutan penyangga merupakan larutan yang dibentuk oleh reaksi suatu asam lemah dengan

basa konjugatnya ataupun oleh basa lemah dengan asam konjugatnya. Reaksi ini disebut sebagai reaksi asam-basa

konjugasi, yaitu Larutan ini mempertahankan pH pada daerah asam (pH < 7). Untuk mendapatkan larutan ini dapat

dibuat dari asam lemah dan garamnya yang merupakan basa konjugasi dari asamnya.

Cara aman untuk mengetahui zat asam dam basa yaitu dengan bantuan indicator yang menunjukkan sifat suatu zat.

Indicator adalah suatu zat yang mempunyai warna berbeda dalam larutan asam dan basa.

Bahan indicator pada percobaan ini menggunakan jenis indikator alami yang berasal dari tumbuhan atau bunga

berwarna yang ada di lingkungan. Ekstrak atau sari dari bunga atau tumbuhan tersebut memberikan warna berbeda

dalam larutan asam dan basa.

Pada abu tanaman yang kami peroleh mengandung karbon karena pada saat pengendapan berwarna hitam.Abu

tanaman juga bersifat basa karena pada percobaan kami terjadi perubahan warna.

Air abu yang dicampurkan dengan indicator bunga sepatu mengalami perubahan dari warna merah menjadi warna

hitam pekat. Air abu yang dicampurkan dengan indicator kunyit mengalami perubahan dari warna hitam menjadi

warna orange agak kemerahan.

Beberapa kegiatan mengenai pembuatan indikator asam dan basa dari bahan-bahan alami telah banyak dilakukan.

Misalnya, menggunakan bunga kembang sepatu dan kulit manggis untuk indikator asam dan basa, daun-daunan

sebagai indikator alami, umbi-umbian sebagai indikator asam dan basa, dan sebagainya.

Kelemahan penggunaan indikator asam dan basa alami seperti yang telah dilakukan terdahulu adalah memerlukan

persiapan awal sebelum digunakan. Selain itu, indikator asam dan basa dalam bentuk cairan tersebut juga kurang

stabil dan pelarutnya mudah menguap sehingga tidak dapat disimpan lama.

Kunyit (Curcuma domestica Vahl) merupakan tanaman tahunan dengan tinggi batang satu meter, terdiri atas

susunan pelepah daun yang rapat membentuk batang semu. Rimpangnya berbentuk bulat panjang dikelilingi

rimpang samping, bulat-bulat kecil dan banyak jumlahnya, pendek, tebal, lurus atau melengkung. Rimpang-

rimpangnya bergerombol dalam satu rumpun bila dikupas berwarna jingga/kuning tua, rasa pahit dan getir, berbau

aromatis.

Indikator alami kunyit merupakan indikator yang digunakan untuk menguji sifat kebasaan suatu larutan. Trayek pH

indikator kunyit yaitu (8-9), sehingga ekstrak kunyit dapat digunakan untuk menggantikan indikator phenolphtalein.

Kunyit mengandung senyawa yang disebut kurkuminoid yang terdiri atas kurkumin desmetoksikumin dan

bisdesmetoksikurkumin dan zat-zat manfaat lainnya.

Page 26: UJI ABU

Hukum Minimum Liebiq yaitu hasil tanaman ditentukan oleh faktor pertumbuhan yang berada dalam kondisi

minimum. Hukum ini didasarkan pada hasil analisa abu tanaman. Rumusan hukum minimum Liebiq dilukiskan

sebagai mata rantai yang kekuatannya saling berbeda untuk menghasilkan produksi tertentu. Secara teoritis hukum

ini atau dalam berbagai hal rangkaian matarantai Liebiq masih dapat dibenarkan. Tetapi mengingat kondisi alam

yang hidup dan rangkaian matarantai bersifat mati, maka terjadi keterbatasan (tidak dapat berlangsung terus

menerus). Misal pada pertukaran kation antara fosfor dan kalium, rangkaian matarantai Liebiq tidak sesuai lagi.

INDIKATOR ALAMI08.29 |

INDIKATOR ALAMI

I.LATAR BELAKANGIndikator asam-basa yang baik adalah zat warna yang memberi warna berbeda dalam larutan asam dan larutan basa. Indikator adalah suatu zat penunjuk yang dapat membedakan larutan, asam atau basa, atau netral.Setiap indicator dilengkapi dengan pita warna yang menunjukkan skala pH.Contoh indicator adalah Kertas Lakmus dan Fenolftalein,keduanya dapat membedakan asam dan basa tetapi tidak dapat digunakan untuk memastikan nilai pH,hal tersebut karena perubahan warna yang terjadi tidak cukup berarti di pH tertentu.Senyawa asam mempunyai rasa yang masam, sedangkan rasa basa mempunyai rasa pahit. Akan tetapi kita tidak boleh mencicipi rasa suatu zat kimia untuk untuk mengetahui sifat asam atau basanya. Hal ini disebabkan senyawa kimia tersebut mungkin beracun. Untuk itu, kita membutuhkan alat bantu seperti kertas lakmus atau indicator alami Penjelasan disini bukan mengenai kertas lakmus tetapi adalah bagaimana Jika orang-orang yang bersekolah dipedesaan ingin membuktikan apakah bahan-bahan seperti sampo,deterjen ataupun yang lainnya tersebut bersifat asam atau basa? Tidak mungkin mereka akan menggunakan kertas lakmus dikarenakan harganya yang sangat mahal. Untuk itu perlu kita tahu bahwa ternyata bahan-bahan disekitar kita seperti bunga mawar,kunyit,wortel,bunga kembang sepatu bisa kita jadikan indicator alami. Indicator alami dengan indicator buatan sangat berbeda. Contohnya adalah sabun, kita mencelupkan kertas lakmus dengan sabun hasilnya sabun bersifat basa,tetapi setelah kita mencampur air sabun dengan kunyit,hasilnya sabun bersifat asam. Letak perbedaan disanalah yang menyebabkan kita menjadi bingung dan berpikir “apakah sabun itu bersifat asam atau basa?”. Sebenarnya kita tak perlu bingung dengan semua itu. Kita mencampurkan sabun itu pada indicator alami dan indicator buatan pabrik,dan hasilnya semua benar tidak ada yang salah dengan percobaan pada kedua indicator tersebut.Tetapi disini saya akan menjelaskan tentang indicator alami agar kita mengetahui bahan-bahan apa sajakah yang bisa kita jadikan indicator alami.

Page 27: UJI ABU

II.RUMUSAN MASALAH-bahan apa sajakah yang bisa kita jadikan sebagai indicator alami?

-apakah perbedaan antara indicator alami dengan indicator buatan?

III.TUJUAN-Untuk mengamati perubahan warna indikator pada larutan asam dan basa.

-memprediksi warna dengan indicator alami

IV.MANFAATDapat menjelaskan bahan apa sajakah yang bisa kita jadikan indicator alami.

IV.ALAT DAN BAHAN1.  Bit                                                                   6. Wortel

2. Bunga kembang sepatu                                       7. Sampo

3. kunyit                                                              8. Sabun

4. Air aqua murni                                                 9. Deterjen

5. kulit buah manggis                                           10. Dan bahan-bahan lainnya

V.CARA PEMBUATAN1.Bit,kunyit dan kulit buah manggis diparut lalu diambil airnya. Sedangkan bunga kembang sepatu dan bunga mawar digerus lalu diberi sedikit air aqua murni dan diambil airnya.

2.Siapkan bahan-bahan seperti sampo,sabun,jeruk atau bahan-bahan lainnya yang bersifat asam ataupun basa.

Page 28: UJI ABU

3.Bahan-bahan seperti sampo,sabun,jeruk dan lain-lain diberi sedikit air aqua murni. Setelah itu air dari Bit,Bunga kembang sepatu,kunyit,kulit buah manggis dan bunga  mawar.

4.Tunggu hingga terjadi perubahan warna

VI.KESIMPULANSelain kertas lakmus merah dan biru,ternyata tanpa kita sadari banyak disekitar kita yang bisa kita gunakan sebagai indikator alami seperti kulit buah manggis,bunga mawar,bunga kembang sepatu,buah bit dan kunyit. Itu berguna bagi anak-anak yang bersekolah dipedesaan yang ingin membuktikan suatu bahan bersifat asam atau basa.

HASIL PERCOBAAN OLEH INDIKATOR ALAMI

BAHAN EKSTRAK SIFAT

KUNYIT KEMBANG SEPATU

MANGGIS BIT WORTEL

PEPSODENT kuning merah jingga Merah muda

jingga Asam

SABUN COLEK merah Merah muda jingga Merah jingga

Merah jingga Asam

SABUN PADAT jingga Merah muda merah Merah muda

jingga Asam

SABUN CAIR Merah jingga jingga jingga Merah muda

jingga Asam

KAPUR SIRIH merah merah jingga merah Merah muda Asam

Page 29: UJI ABU

AIR KAPUR kuning kuning jingga Merah ungu jingga Asam

JERUK kuning Merah jingga jingga Merah muda

jingga Asam

SODA KUE merah merah merah merah merah Asam

MINUMAN SODA

merah merah merah merah merah Asam

ALKOHOL 70% jingga kuning jingga merah jingga Asam

SAMPO Kuning hijau Hijau biru hijau Hijau biru Hijau biru Basa

AIR CUKA merah jingga jingga merah kuning asam

DETERJEN Hijau Hijau biru hijau hijau biru basa

GARAM DAPUR

kuning jingga merah Merah jingga

merah asam

AIR SUSU BASI jingga jingga Merah muda merah jingga asam