Tutorial Inderaja
-
Upload
thonas-indra-m -
Category
Documents
-
view
236 -
download
1
Transcript of Tutorial Inderaja
-
7/23/2019 Tutorial Inderaja
1/43
Pengamatan dan Pemetaan
Permukaan Bumi Dengan Teknologi
Penginderaan Jauh
Ketut Wikantika
Pusat Penginderaan Jauh
Institut Teknologi Bandung (ITB)
-
7/23/2019 Tutorial Inderaja
2/43
KERANGKA PEMBAHASAN
1. Pendahuluan
2. Sejarah Penginderaan Jauh
3. Prinsip Dasar Penginderaan Jauh
4. Sensor5. Gelombang Mikro
6. Interpretasi Citra dan Analisis
7. Aplikasi Penginderaan Jauh
-
7/23/2019 Tutorial Inderaja
3/43
Saat kini, inventarisasi sumberdaya alam,pengamatan dan pemetaan permukaan bumi, serta
monitoring perubahan lingkungan menggunakanteknologi penginderaan jauh.
Penginderaan Jauh merupakan salah satu teknologi
geoinformasi yang memberikan informasi/karakteristiksuatu obyek.
Peningkatan kualitas dan pengembangansumberdaya manusia dan improvisasi teknologipenginderaan jauh.
Implementasi, aplikasi dan inovasi.
1. PENDAHULUAN
-
7/23/2019 Tutorial Inderaja
4/43
2. SEJARAH PENGINDERAAN JAUH
Tahun 1860 pemotretan dengan sukses dilakukan dari CAPTIVE BALLOONS,
militer pertama kali menggunakan foto udara ketika perang Sipil Amerika.
Tahun 1900 teknologi fotografi berkembang dengan ditemukannya kamera lebih
kecil, lensa lebih cepat dan fi lm. 1909 Wilbur Wright is credited with taking the firstphotographs from an airplane.
Tahun 1918 dapat diproduksi foto udara sebanyak 56,000 prints dalam waktu 4
hari.
Tahun 1920 misi foto udara dengan amphibious bushplane di Kanada.
Tahun 1939 Jerman menunjukkan betapa pentingnya interpretasi foto. Sesudah perang dunia ke-2, teknik-teknik interpretasi foto udara dikembangkan
lebih luas lagi untuk keperluan sipi l.
Pemetaan topografi, geologi dan pemetaan untuk rekayasa secara terus menerus
dilakukan sampai saat kini menggunakan foto udara.
Tahun 1970 teknologi radar mulai digunakan untuk keperluan sipil .
Teknik infrared dikembangkan selama perang untuk mengidentif ikasi kamuflasefasilitas mili ter.
Satelit non-mili ter pertama yang didisain untuk mengumpulkan informasi tentang
bumi di luncurkan, diberinama ERTS-1, kemudian berubah menjadi Landsat.
Beberapa sensor berwahana satelit diluncurkan untuk keperluan komunitas
internasional sepert i, SPOT, NOAA-AVHRR, ERS-1, JERS-1, IKONOS, Quickbird d ll.
-
7/23/2019 Tutorial Inderaja
5/43
3. PRINSIP DASAR PENGINDERAAN JAUH
Apa penginderaan jauh ? : Penginderaan jauh adalah ilmu dan teknologi
pengumpulan informasi tentang permukaan bumi tanpa melakukan kontak
langsung dengan obyek bersangkutan . Hal ini dilakukan dengan
penginderaan dan perekaman enerji pantul dan pancaran obyek, pemrosesan,
a n a l i s i s d a n p e n g a p l i k a s i a n i n f o r m a s i t e r s e b u t .
A
B
C
B
D
E
F
G
H
(A) Sumber enerji atau iluminasi (E) Transmisi, penerimaan dan pengolahan
(B) Radiasi dan atmosfer (F) Stasiun bumi dan penyimpanan data
(C) Interaksi dengan obyek (G) Interpretasi dan analisis
(D) Perekaman enerji oleh sensor (H) Apl ikasi
-
7/23/2019 Tutorial Inderaja
6/43
3.1. RADIASI GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK
Radiasi elektromagnetikterdiri dari medan listrik
(E) yang bervariasi dalam magnitud yang
arahnya tegak lurus dengan medan magnet (M).Kedua medan menjalar pada kecepatan cahaya
(c).
1. Dua karakteristik radiasi elektromagnetik secara
khusus penting untuk dimengerti kaitannyadengan penginderaan jauh yaitu panjang
gelombang dan frekuensi.
2. c = .
3. Lebih pendek panjang-gelombang maka
frekuensi semakin tinggi begitu sebaliknya.
Memahami karakteristik radiasi elektromagnetik dalam terminologi panjang
gelombang dan frekuensinya adalah sangat penting karena berkaitan erat
dengan informasi yang akan diekstrak dari data penginderaan jauh.
-
7/23/2019 Tutorial Inderaja
7/43
3.2. SPEKTRUM GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK
Spektrum gelombang elektromagnetik mempunyai
rentang dari panjang-gelombang lebih pendek
(termasuk gamma dan sinar-X) sampai
panjang-gelombang lebih panjang (termasukgelombang mikro dan radio).
Panjang-gelombang cahaya tampak (visible)
mencakup rentang dari 0.4 to 0.7 m. Cahaya
tampak yang paling panjang adalah merah
sedangkan terpendek adalah violet.Spektrum selanjutnya adalah infra-red yang
mencakup panjang gelombang dari 0.7 m
sampai 100 m, yang mana dipakai untuk
aplikasi penginderaan jauh dan mempunyai
kemiripan proses radiasi dengan spektrumcahaya tampak.
Sedangkan spektrum gelombang elektromagnetik
yang akhir-akhir ini banyak digunakan adalah
pada rentang gelombang mikro dari 1 m
sampai 1 m.
Violet: 0.4 - 0.446 m
Blue: 0.446 - 0.500 m
Green: 0.500 - 0.578 m
Yellow: 0.578 - 0.592 m
Orange: 0.592 - 0.620 m
Red: 0.620 - 0.7 m
-
7/23/2019 Tutorial Inderaja
8/43
-
7/23/2019 Tutorial Inderaja
9/43
3.4. INTERAKSI RADIASI DAN TARGET (OBYEK)
A
B
C
B
D
E
F
G
H
Absorption (A)terjadi ketika radiasi (enerji)
diserap kedalam target dimanatransmission
(T)terjadi ketika target meneruskan radiasi.
SedangkanReflection (R)terjadi ketika
radiasi dipantulkan oleh target.
-
7/23/2019 Tutorial Inderaja
10/43
DIFFUSE REFLECTION
3.5. JENIS REFLEKTANSI
Jika permukaan halus maka karakterist ik permukaan tersebut adalah seperti cermin
dimana hampir semua enerji dipantulkan dengan arah yang sama (specularreflection). Sedangkan diffuse reflection terjadi jika permukaan kasar dimana
enerji dipantulkan secara merata ke semua arah.
Hampir semua permukaan bumi mempunyai karakteristik antara perfectly specular
atau perfectly diffuse reflectors.
Apakah target tertentu memantulkan secara specular maupun diffuse tergantung
pada sifat permukaan itu sendir i (surface roughness) dan perbandingannya dengan
panjang gelombang radiasi datang. Jika panjang gelombang jauh lebih kecil/pendek
daripada variasi permukaan atau ukuran partikel pembentuk permukaan tersebut
maka pantulan diffuse yang akan dominan.
Sebagai contoh, fine-grained sand akan tampak agak halus pada gelombang mikro,
tetapi agak kasar pada gelombang cahaya tampak.
SPECULAR REFLECTION
-
7/23/2019 Tutorial Inderaja
11/43
3.6. POLA RESPON SPEKTRAL
Dengan pengukuran enerji
yang dipantulkan atau dipancarkan oleh
target di permukaan bumi maka dapat dibuat
respon spektral target tersebut.
Dengan membandingkan pola respon dari
beberapa target berbeda maka dapat
diidentifikasi karakteristik masing-masing
target.Sebagai contoh, air dan vegetasi (tumbuh-
tumbuhan) kemungkinan mempunyai sifat
pantulan yang mirip pada rentang cahaya
tampak tetapi akan sangat berbeda pada
rentang gelombang infra-red.
Respon spektral bisa bervariasi bahkan pada target yang sama, waktu dan lokasi.
Untuk itu perlu mengetahui dan memahami karakteristik spektral suatu target
sehingga dapat melakukan koreksi-koreksi terhadapnya.
-
7/23/2019 Tutorial Inderaja
12/43
3.7. KARAKTERISTIK CITRA (I)
1. Enerji elektromagnetik dapat dideteksi secara fotografis maupun elektronis.
Proses fotografis menggunakan reaksi-reaksi kimia pada permukaan film
untuk mendeteksi dan merekam variasi enerji.
2. Adalah hal penting untuk membedakan antara citra dan foto dalam
penginderaan jauh. Citra mengacu kepada representasi segala pictorialtanpa memperhatikan alat atau gelombang elektromagnetik inderaja yang
dipakai untuk mendeteksi dan merekam enerji elektromagnetik.
3. Sedangkan foto mengacu secara khusus kepada citra yang mendeteksi dan
merekam pada film fotografi. Foto hitam-putih dibawah diambil pada
spektrum cahaya tampak (kiri) dan berwarna (kanan).4. Berdasarkan definisi diatas maka dapat dikatakan bahwa foto adalah citra
tetapi bukan berarti semua citra adalah foto.
-
7/23/2019 Tutorial Inderaja
13/43
3.8. KARAKTERISTIK CITRA (II)
Foto dapat dipresentasikan dan disajikandalam format diji tal dengan cara membagi-
baginya menjadi bagian kecil yang disebut
dengan piksel (picture-element). Piksel ini
merepresentasikan nilai kecerahan
target/obyek dalam bentuk angka numerik atau
DN (digital number). Mata dapat melihat warna
karena mata dapat mendeteksi cahaya tampak
kemudian diproses lebih lanjut oleh otak. Bisa
dibayangkan jika mata hanya dapat mendeteksi
hanya sebagian kecil gelombang cahaya
tampak ?
Informasi dari rentang panjang gelombang
yang berdekatan disimpan dalam bentuk
channel/band. Kita dapat melakukan
kombinasi penyajian dengan menggunakanpanjang gelombang/band yang berbeda
secara diji tal. Kombinasi warna primer
misal biru, hijau dan merah.
-
7/23/2019 Tutorial Inderaja
14/43
4. S E N S O R
A
B
C
B
D
E
F
G
H
-
7/23/2019 Tutorial Inderaja
15/43
4.1. KARAKTERISTIK ORBIT SATELIT
Garis edar yang diikuti oleh satelit disebut dengan orbit. Satelit mengorbit sesuai dengankemampuan dan tujuan sensor yang dibawa. Pemilihan orbit dapat bervariasi dalam
terminologi ketinggian, yaitu ketinggian di atas permukaan bumi, arah dan rotasi yang relatifterhadap bumi.
Satelit dengan orbit yang sangat tinggi, yang mana dapat mencakup porsi yang sama untuk
permukaan bumi pada saat kapanpun, maka dikatakan satelit ini mempunyai orbit
geostasioner. Satelit geostasioner mempunyai ketinggian hampir 36.000 km dengankecepatan rotasi yang hampir sama dengan kecepatan rotasi bumi sehingga tampak satelit
seperti diam (stationary) terhadap permukaan bumi.
Banyak wahana satelit yang didisain mengikuti orbit utara-selatan bersamaan dengan rotasi
bumi (barat-timur) sehingga dapat mencakup hampir seluruh permukaan bumi dalam waktu
tertentu. Orbit ini dinamakan orbit polar.
Orbit geostasioner :
Satelit cuaca dan komunikasi
36,000 km
Near-polar orbitsAscending-descending
-
7/23/2019 Tutorial Inderaja
16/43
4.2. LUAS SAPUAN (SWATH) DAN RESOLUSI
Satelit yang mengitari bumi akan dapat melihat bagian tertentu
dari permukaan bumi. Daerah yang dapat direkam oleh sensor
tersebut didefinisikan sebagai luas sapuan (swath). Luas sapuan
untuk sensor berwahana satelit pada umumnya berkisar antara
puluhan sampai ratusan kilometer.
Detail/informasi yang terlihat pada citra tergantung pada resolusi
spasial sensor yang mengacu pada ukuran terkecil kemungkinan
obyek/target terdeteksi oleh sensor tersebut. Untuk sensor pasif,
resolusi spasial tergantung pada IFOV. Daerah ini pada
permukaan tanah disebut dengan sel resolusi dan menentukan
resolusi spasial maksimum dari sensor.
Citra dimana hanya target/obyek besar saja yang
yang tampak dikatakan mempunyai resolusi spasial
rendah. Dalam citra dengan resolusi spasial tinggimaka obyek/target kecil-pun dapat dideteksi.
Sebagai contoh sensor untuk keperluan militer,
didisain untuk memandang sebanyak mungkin
detail yang ada sehingga mempunyai resolusi yang
sangat tinggi. Satelit komersial memberikan resolusi
spasial dari sub-meter sampai kilometer.
-
7/23/2019 Tutorial Inderaja
17/43
4.3. SATELIT CUACA
Monitoring dan peramalan cuaca merupakan salah satu aplikasipenginderaan jauh pertama untuk masyarakat sipi l, yaitu TIROS-1
(Television and Infrared Observation Satell ite - 1), yang
diluncurkan tahun 1960 oleh Amerika. Beberapa satelit cuaca
kemudian diluncurkan kembali pada orbit near polar agar bisa
memberikan cakupan dan repetisi untuk keperluan cuaca bersifat
global. Tahun 1966 NASA (the U.S. National Aeronautics and
Space Administration) meluncurkan satelit geostasioner yaitu
ATS-1 (Applications Technology Satel lite (ATS-1) yang dapat
memberikan citra permukaan bumi dan cakupan awan setiap
setengah jam.
Seri lanjut dari satelit ATS adalah GOES (Geostationary
Operational Environmental Satelli te) yang didisain oleh NASA
untuk NOAA (National Oceanic and Atmospheric Administration)
yang memberikan pelayanan cuaca skala nasional dengan sistem
pencitraan skala kecil untuk deteksi permukaan bumi dan
cakupan awan.
AVHRR merupakan sensor yang mempunyai resolusi spasial
yang lebih rendah dibanding sensor pengamat bumi lainnya tetapi
secara ekstensif digunakan untuk monitoring area dengan skala
kecil termasuk suhu permukaan laut, karakteristik vegetasi dankondis i area pertanian.
-
7/23/2019 Tutorial Inderaja
18/43
4.4. SATELIT OBSERVASI LAHAN
Didorong oleh keberhasilan satelit meteorologi pada era
1960-an termasuk perekaman citranya, maka kemudian
didisain satelit pertama yang secara khusus memonitor
keadaan permukaan bumi, yaitu ERTS-1 (Earth
Resources Technology Satelli te). ERTS kemudian
berubah nama menjadi Landsat yang didisain untukpengumpulan data tentang permukaan bumi secara
multispektral. Landsat berhasil karena beberapa faktor
termasuk kombinasi sensor dengan band-band dan
mempunyai cakupan area yang cukup luas serta repetisi
perekaman yang relatif t idak terlalu lama.
SPOT (Systeme Pour lObservation de la Terre)
merupakan seri satelit observasi bumi yang didisain
dan diluncurkan oleh CNES (Centre National dEtudes
Spatiales), Perancis, dan didukung oleh Swedia dan
Belgia. SPOT-1 diluncurkan tahun 1986. Semua orbitsatelit SPOT adalah near polar dengan ketinggian 830
km di atas permukaan bumi yang berulang merekam
obyek yang sama pada setiap 26 hari.
-
7/23/2019 Tutorial Inderaja
19/43
4.5. SATELIT OBSERVASI LAUT
Satelit Nimbus-7 diluncurkan pada tahun 1978 membawa
sensor Coastal Zone Colour Scanner (CZCS), secara
khusus memonitor laut dan air permukaan. Tujuan utama
sensor ini adalah mengamati warna laut dan suhu,
khususnya di wilayah pesisir dengan resolusi spasial danspektral yang cukup bagus untuk mendeteksi polutan di
atas muka laut dan menentukan karakteristik materialnya.
Ketinggian orbit satelit Nimbus adalah 955 km di atas
permukaan bumi.
Satelit pengamat laut pertama, Marine Observation Satelli te (MOS-1) diluncurkan oleh
Jepang pada February, 1987 kemudian diikut i oleh generasi selanjutnya yaitu MOS-1b,
pada February, 1990. Satelit ini membawa tiga jenis sensor berbeda yaitu : 4 band
Multispectral Electronic Self-Scanning Radiometer (MESSR), 4 band Visible and
Thermal Infrared Radiometer (VTIR), dan 2 band Microwave Scanning Radiometer
(MSR).SeaWiFS (Sea-viewing Wide-Field-of View Sensor) ditempatkan pada pesawat ruang
angkasa SeaStar yang mempunyai sensor lanjut yang didisain untuk monitoring
keadaan laut. Sensor ini terdiri dari 8 band yang saling berdekatan yang secara
khusus mendeteksi dan memonitor fenomena laut termasuk produksi primer laut,
proses phytoplankton dan pengaruh laut terhadap proses iklim dan memonitor siklus
karbon, sul fur dan nitrogen. Ketinggian orbitnya adalah 705 km.
-
7/23/2019 Tutorial Inderaja
20/43
4.6. PENERIMAAN, TRANSMISI DAN PENGOLAHAN DATA
Data yang diperoleh dari satelit diki rim ke bumi
secara elektronis dan satelit akan melanjutkan
perekaman data selama operasinya. Pada
dasarnya apa yang dilakukan satelit dalam
merekam data kemudia mengirimkannya ke bumidapat diterapkan pada wahana pesawat terbang.
Ada tiga pi lihan utama untuk mengirimkan data
yang dikumpulkan oleh satelit ke permukaan
bumi. Data dapat secara langsung dik ir im ke
bumi jika stasiun bumi berada pada garis
pandang satelit (A). Jika tidak, maka data dapat
direkam terlebih dahulu oleh satelit , dan
beberapa waktu kemudian dik irim ke stasiun
bumi. Atau data dapat direlay dengan Trackingand Data Relay Satellite System (TDRSS) (C),
yang terdir i dari seri satelit komunikasi yang
selanjutnya dikirim ke stasiun bumi yang dapat
menerimanya.
-
7/23/2019 Tutorial Inderaja
21/43
5. PENGINDERAAN JAUH GELOMBANG MIKRO
Penginderaan jauh gelombang mikro bersifat aktif dan pasif . Seperti
dijelaskan sebelumnya bagian gelombang mikro dari rentang
spektrum gelombang elektromagnetik adalah berkisar dari 1cm
sampai 1m. Karena karakterist ik panjang gelombangnya dan
dibandingkan dengan cahaya tampak dan infrared, maka gelombang
mikro mempunyai karakteristik spesifik yang bermanfaat bagipenginderaan jauh. Radiasi gelombang mikro yang lebih panjang
dapat menembus awan, kabut, debu dan hujan lebat. Sifat ini
bermanfaat dalam mendeteksi fenomena pada kondisi cuaca buruk
dan pada saat kapanpun.
aktifpasif
Enerji gelombang mikro yang direkam oleh sensor
pasif dapat dipancarkan/dihamburkan oleh atmosfer
(1), dipantulkan dari permukaan (2), dipancarkan
dari permukaan (3), atau ditransmisi dari bawah
permukaan tanah (4). Karena gelombang ini
mempunyai panjang gelombang yang terlalupanjang maka enerji yang diterima kecil jikadibandingkan dengan panjang gelombang optik.
Sensor aktif mempunyai sumber enerji sendiri melalui radiasi gelombang mikro untuk
mengiluminasi target/obyek. Sensor gelombang mikro aktif biasanya dibagi menjadi 2
yaitu : RADAR dan non-imaging.
-
7/23/2019 Tutorial Inderaja
22/43
5.1. SISTEM RADAR BERWAHANA PESAWAT DAN SATELIT
Convair-580 C/X SAR
(CANADA)
Sea Ice and Terrain Assessment (STAR)
(CANADA)
AirSAR (USA)
SEASAT(USA) ERS-1(EUROPE)
JERS-1(JAPAN)
RADARSAT(CANADA)
-
7/23/2019 Tutorial Inderaja
23/43
6. INTERPRETASI DAN ANALISIS CITRA
A
B
C
B
D
E
F
G
H
Interpretasi dan analisis
citra inderaja meliputi
identifikasi dan atau
pengukuran bermacam-
macam obyek agar dapat
mengekstrak informasi
yang bermanfaat tentang
obyek tersebut.
Pada umumnya interpretasi dan identifikasi obyek pada citra inderaja dapat
dilakukan secara manual/visual (dengan indera mata). Dalam banyak kasus
ini dilakukan menggunakan citra yang disajikan dalam bentuk pictorial
maupun format foto yang tidak tergantung pada tipe sensor dan bagaimana
data dikumpulkan. Dalam kasus ini dikatakan bahwa data mempunyai format
analog. Citra inderaja dapat dipresentasikan dengan komputer sebagai
kumpulan piksel dimana setiap piksel berkorespondensi dengan angka dijital(digital number) yang menyatakan tingkat kecerahan piksel tersebut pada
citra. Oleh sebab itu dikatakan data tersimpan dalam bentuk dijital.
Interpretasi visual mungkin dapat dilakukan dengan sajian dijital pada layar
komputer. Analog dan dijital dapat ditampilkan dalam hitam-putih (monokrom)
atau berwarna yang merupakan kombinasi beberapa spektral (band).
analog
digital
-
7/23/2019 Tutorial Inderaja
24/43
6.1. INTERPRETASI VISUAL
Pengenalan target/obyek merupakan kunci untuk melakukan interpretasi dan ekstraksiinformasi. Pengamatan perbedaan-perbedaan antara target/obyek dan latar
belakangnya meliput i perbandingan target berbeda berdasarkan beberapa atau semua
elemen-elemen visual seperti derajat keabuan (tone), bentuk (shape), ukuran (size),
pola (pattern), tekstur (texture), bayangan (shadow) dan asosiasi (association).
Interpretasi visual menggunakan elemen-elemen ini yang sering berkaitan dengan
kehidupan sehari-hari secara sadar atau tidak.
TONE SHAPE SIZE PATTERN
TEXTURE SHADOW ASSOCIATION
-
7/23/2019 Tutorial Inderaja
25/43
6.2. PENGOLAHAN CITRA DIJITAL
Sekarang dengan perkembangan teknologi komputer maka hampir semua data inderajadisimpan dalam bentuk dijital sehingga secara virtual semua proses interpretasi dan
analisa citra melingkupi beberapa elemen pengolahan dij ital. Pengolahan citra diji tal
meliputi beberapa prosedur termasuk memformat dan mengkoreksi data, perbaikan
secara dijital untuk memfasilitasi interpretasi v isual lebih baik bahkan mengklasifikasi
seluruh obyek secara otomatis dengan komputer. Agar supaya dapat mengolah citra
inderaja secara dij ital maka data harus disimpan dalam bentuk diji tal.
CD-ROM
DVD
Floppy disk,
Magnetic optical
disk (MO)
Video, tape
computer
Pengolahan citra dijital :
1. Preprocessing
2. Image Enhancement
3. Image Transformation
4. Image Classification and
Analysis
Image Enhancement Image Classification and AnalysisImage Transformation
-
7/23/2019 Tutorial Inderaja
26/43
6.3. INTEGRASI DATA DAN ANALISIS
SPOT OPTIK DAN RADAR 3-D
Integrasi data pada prinsipnya meliputi kombinasi
atau penggabungan data dari beberapa sumber
untuk dapat mengekstrak informasi lebih banyak
dan lebih baik. Hal in i terkait dengan data yang
bersifat multitemporal, multiresolusi, multisensor
dan multi-tipedata. Data yang direkam dengan
waktu perekaman yang berbeda dan selanjutnyadiintegrasi pada umumnya digunakan untuk
melakukan analis is perubahan yang terjadi pada
daerah yang ditelit i.
Deteksi perubahan secara mult i temporal dapat di lakukan misalnya dengan
perbandingan hasil klasifikasi. Penggabungan data yang mempunyai resolusispasial berbeda dapat memberikan citra dengan tampilan yang lebih baik dan dapat
membedakan obyek yang satu dengan lainnya lebih jelas dibanding hanya
m e n g g u n a k a n s a t u j e n i s c i t r a s a j a ( I m a g e f u s i o n ) .
Data baru
Multitemporal
Multiresolusi
Multisensor
Multidata
-
7/23/2019 Tutorial Inderaja
27/43
7. APLIKASI :Meteorologi, Oseanografi dan Iklim (1)
Prediksi karakteristik gelombang pada operasirekayasa lepas pantai
KECEPATAN GELOMBANG TINGGI GELOMBANG
-
7/23/2019 Tutorial Inderaja
28/43
Meteorologi, Oseanografi dan Iklim (2)
Monitoring wilayah pesisir
Temperatur permukaan air laut
-
7/23/2019 Tutorial Inderaja
29/43
Meteorologi, Oseanografi dan Ikl im (3)
Monitoring lingkungan delta
-
7/23/2019 Tutorial Inderaja
30/43
Meteorologi, Oseanografi dan Ikl im (4)
KEBAKARAN HUTAN
-
7/23/2019 Tutorial Inderaja
31/43
KEBAKARAN HUTAN GLOBAL 1999-2000
Dec
1999
Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov
2000
Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov
Dec
Dec
-
7/23/2019 Tutorial Inderaja
32/43
GEOLOGI
Pemetaan Geomorfologi dan Geologi
-
7/23/2019 Tutorial Inderaja
33/43
MITIGASI BENCANA
Monitoring kebakaran hutan dan area terbakar SEBELUM
SESUDAH
KLASIFIKASI CITRA AREA TERBAKAR
WARNA KUNING: HOT SPOT
-
7/23/2019 Tutorial Inderaja
34/43
SUMBER DAYA ALAM YANG DAPATDIPERBAHARUI DAN LINGKUNGAN (1)
Inventarisasi Hutan Tropik
Penggundulan hutan
-
7/23/2019 Tutorial Inderaja
35/43
SUMBER DAYA ALAM YANG DAPATDIPERBAHARUI DAN LINGKUNGAN (2)
Prediksi daerah tangkapan ikan
-
7/23/2019 Tutorial Inderaja
36/43
SUMBER DAYA ALAM YANG DAPATDIPERBAHARUI DAN LINGKUNGAN (3)
Analisis Perubahan Tata Guna Lahan Wilayah Pesisir
1984 1989 Analisis Tata Guna Lahan
-
7/23/2019 Tutorial Inderaja
37/43
SUMBER DAYA ALAM YANG DAPATDIPERBAHARUI DAN LINGKUNGAN (4)
IKONOS satellite image
-
10
20
30
40
50
60
70
80
90
400 425 450 475 500 525 550 575 600 625 650 675 700 750 850 950 1050
Wavelength (nm)
Spectralreflectan
ce(%)
potato
cabbage
tomato
long chilitea
fallow land
Pemetaan Lahan Sayur Mayur
A B
PERENCANAAN DAN INFRASTRUKTUR (1)
-
7/23/2019 Tutorial Inderaja
38/43
PERENCANAAN DAN INFRASTRUKTUR (1)
PETA PARIWISATA
-
7/23/2019 Tutorial Inderaja
39/43
PERENCANAAN DAN INFRASTRUKTUR (2)
TATA GUNA LAHAN
-
7/23/2019 Tutorial Inderaja
40/43
PERENCANAAN DAN INFRASTRUKTUR (3)
PEMETAAN KADASTER
-
7/23/2019 Tutorial Inderaja
41/43
Launched on :
September 24, 1999Altitude : 681 km
Res. : 1m (PAN), 4m
(Multi)
Washington D.C., USAFirst image of IKONOS
-
7/23/2019 Tutorial Inderaja
42/43
CITRA QUICKBIRD : 60 CM !
-
7/23/2019 Tutorial Inderaja
43/43
TERIMA KASIH
Working Group on Spatial Environmental Dynamics Monitor ing
Dr. Ketut Wikantika
Associate Professor in Environmental Remote Sensing
Departemen Teknik Geodesi
Institut Teknologi Bandung
Jl. Ganesha 10, Bandung (40132)
Telp. 022-2530701 Ext. 3644, Fax. 022-2530702
Email : [email protected], [email protected]