Tugas Teknologi Petrokimia
Transcript of Tugas Teknologi Petrokimia
Tugas Teknologi Petrokimia dan Gas
Bahan Baku Utama Industri Kimia dan Cara Memperolehnya
Disusun Oleh
IRA ELITA (03091003063)
Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik
Universitas Sriwijaya
2013
LATAR BELAKANG
Industri petrokimia secara umum dapat didefinisikan sebagai ”industri
yang berbahan baku utama produk migas (naphta, kondensat yang merupakan
produk samping eksploitasi gas bumi, gas alam), batubara, gas metana batubara,
serta biomassa yang mengandung senyawa-senyawa olefin, aromatik, n-parrafin,
gas sintesa, asetilena dan menghasilkan beragam senyawa organik yang dapat
diturunkan dari bahan-bahan baku utama tersebut, untuk menghasilkan produk-
produk yang memiliki nilai tambah lebih tinggi daripada bahan bakunya.” Kondisi
ketersediaan bahan baku dari produk migas yang makin terbatas dan mahal
mengakibatkan mulai munculnya pencarian-pencarian bahan baku pengganti,
diantaranya gas etana, batubara, gas dari coal bed methane, dan limbah refinery
(coke).
Indonesia mempunyai sumber yang potensial untuk pengembangan klaster
industri petrokimia yang terkait dengan pemenuhan kebutuhan dasar manusia
seperti sandang, papan dan pangan. Produk-produk petrokimia merupakan produk
strategis karena merupakan bahan baku bagi industri hilirnya (industri tekstil,
plastik, karet sintetik, kosmetik, pestisida, bahan pembersih, bahan farmasi, bahan
peledak, bahan bakar, kulit imitasi).
PEMBAHASAN
2.1. Bahan Baku Industri Petrokimia
Proses petrokimia umumnya melalui tiga tahapan, yaitu:
a. Mengubah minyak dan gas bumi menjadi bahan dasar petrokimia
b. Mengubah bahan dasar petrokimia menjadi produk antara, dan
c. Mengubah produk antara menjadi produk akhir yang dapat
dimanfaatkan.
Pada dasarnya hampir semua produk petrokimia umumnya berasal dari
tiga jenis bahan baku dasar, yaitu : olefin, aromatika, dan gas – sintesis(syn-gas).
1. Olefin (alkena – alkena)
Olefin merupakan bahan dasar petrokimia paling utama. Produksi olefin di
seluruh dunia mencapai miliaran kg per tahun. Di antara olefin yang terpenting
(paling banyak diproduksi) adalah etilena (etena), propilena (propena), butilena
(butena), dan butadiena.
Olefin pada umumnya dibuat dari etena, propana, nafta, atau minyak gas
( gas- oil) melalui proses perengkahan (cracking). Etana dan propana dapat
berasal dari gas bumi atau dari fraksi minyak bumi; nafta berasal dari fraksi
minyak bumi dengan molekul C-6 hingga C-10 ; sedangkan gas oil berasal dari
fraksi minyak bumi dengan molekul dari C- 10 hingga C – 30 atau C-40.
CH2 = CH2 CH2 = CH - CH3
Etilena Propilena
CH3 - CH = CH - CH3 CH2 = CH - CH = CH2
Butilena Butadiena
2. Aromatika (benzena dan turunannya)
Aromatika adalah benzena dan turunanaya. Aroamatika dibuat dari nafta
melalui proses yang disebut reforming. Di antara aromatika yang terpenting
adalah benzene (C6H6), toluene (C6H6CH3), dan xilena (C6H4(CH3)2). Ketiga jenis
senyawa ini secara kolektif disebut BTX.
3. Gas Sintetis
Gas sintetis (syn-gas) adalah campuran dari karbon monoksida (CO) dan
hidrogen (H). Syn – gas dibuat dari reaksi gas bumi atau LPG melalui proses yang
disebut steam reforming atau oksidasi parsial. Steam reforming adalah campuran
metana (gas bumi) dan uap air dipanaskan pada suhu dan ekanan tinggi dengan
bantuan katalis ( bahan pemercepat reaksi). Sedangkan, oksidasi parsial yaitu
metana direaksikan dengan sejumlah terbatas oksigen pada suhu dan tekanan
tinggi.
Reaksi stean reforming : CH4(g) + H2O → CO(g) + 3H2(g)
Reaksi oksidasi parsial : 2CH4(g) + O2 → 2CO(g) + 4H2(g)
Petrokimia dari Ofelin
Berikut adalah beberapa produk petrokimia yang berbahan dasar etilena :
a) Polietilena
Polietilena adalah plastik yang paling banyak diproduksi. Plastik
polietilena antara lain digunakan sebagai kantong plastik dan plastik
pembungkus / sampul. Plastik polietilena ( maupun plastik lainya) yang
kita kenal, selain mengandung polietilena juga menggandung berbagai
bahan tambahan, misalnya bahan pengisi, plasticer,dan pewarna.
b) PVC
PVC atau polivinilklorida juga merupakan plasik, yang antara lain
digunakan untuk membuat pipa (paralon) dan pelapis lantai.
c) Etanol
Etanol adalah bahan yang sehari – hari biasa kita kenal sebagai alkohol.
Etanol digunakan untuk bahan bakar atau bahan antara untuk berbagai
produk lain, misalnya asam asetat.
Alkohol dibuat dari etilena:
CH2 = CH2 + H2O → CH3 – CH2OH
d) Etilena glikol atau glikol
Glikol digunakan sebagai bahan anti beku dalam radiator mobil di daerah
beriklim dingin.
Berikut adalah beberapa produk petrokimia yang berbahan dasar propilena:
a) Polipropilena
Plastik polipropilena lebih kuat dibandingkan dengan plastik polietilena.
Polipropilena antara lain digunakan untuk karung plastik dan tali plastik.
b) Gliserol
Zat ini antara lain digunakan sbagai bahn kosmetik ( pelembab ) industri
makanan, dan bahn peledak ( nitrogliserin).
c) Isopropil alkohol
Zat ini digunakan sebagai bahan – antara untuk berbagai produk
petrokimia lainya, misalnay aseton( bahan pelarut, digunakan sebagai
pelarut pelais kuku / kutek).
Berikut adalah beberapa produk petrokimia yang berbahan dasar butadiena:
a) Karet sintetis , seperti SBR ( styrene-butadiene-rubber) dan neoprena
b) Nilon, yaitu nilon 6,6
Petrokimia dari Aromatika
Pada industri petrokimia berbahan dasar benzena, umumnya benzena diubah
menjadi stirena,kumena,dan sikloheksena.
a) Stirena digunakan untuk membuat karet sintetis, seperti SBR dan
polistirena.
b) Kumena digunakan untuk membuat fenol, selanjutnya fenol digunakan
untuk membuat perekat dan resin.
c) Sikloheksena digunakan terutama untuk membuat nilon, misalnya nilon-
6,6 dan nilon-6.
Selain itu, sebagian benzena digunakan sebagi bahan dasar untuk membuat
detergen, misalnya ABS dan LAS.
Beberapa contoh produk petrokimia berbahan dasar totulen dan xilena antara lain:
a) Bahan peledak, yaitu trinitrotoluena (TNT)
b) Asam tereftalat yang merupakn bahan dasar untuk membuat serat seperti
metiltereftalat.
Petrokimia dari Gas-Sintetis(Syn-Gas)
Seperti telah disebutkan, gas- sintetik (sn-gas) merupakn campuran dari
karbon monoksida (CO) dan hidrogen(H2). Berbagai contoh petrokimia dari syn-
gas adalah :
a) Amonia (NH3)
N2(g) + 3H2(g) → 2NH3(g)
Amonia dibuat dari nitrogen dan hidrogen. Pada industri petrokimia gas
nitrogen diperoleh dari udar, sedangkan gas hidrogen dari syn-gas.
Sebagian besar produk amonia digunakan untuk membuat pupuk seperti
[CO(NH2)2] urea, [(NH4)2SO4]; pupuk ZA, dan (NH4NO3); amonium nitrat.
Sebagian lainya digunakan untuk membuat berbagai senyawa nitrogen
lain, seperti asam nitrat dan berbagai bahan untuk membuat resin dan
plastik.
b) Urea [CO(NH2)2]
CO2(g) + 2NH3(g) → NH2COH4(S)
NH2CONH4(S) → CO(NH2)2(S) + H2O(g)
Sebagian besar urea digunakan sebagai pupuk. Kegunaan yang lain yaitu
untuk makanan ternak,industri perekat, plastik, dan resin.
c) Metanol (CH3OH)
CO(g) + 2H3(g) → CH3OH(g)
Metanol dibuat dari syngas melalaui perpanasan suhu dan tekanan tinggi
dengan bantuan katalis. Sebagian besar metanol diubah menjadi
formaldehida. Sebagian yang lain digunakan untuk membuat serat , dan
campuran bahan bakar.
d) Formaldehida (HCHO)
CH3OH(g) → HCHO(g) + H2(g)
Formaldehida dibuat melalui oksidasi metanol dengan bantuan katalis.
Larutan Formaldehida dalam air dikenal dengan nama formalin. Formalin
digunakan untuk mengawetkan preparat biologi (termasuk mayat). Akan
tetapi, penggunaan utama dari Formaldehida adalah untuk membuat resin
urea- Formaldehida dan lem. Lem Formaldehida banyak digunakan untuk
industri kayu lapis.
2.2.2. Cara-Cara Mendapatkan Bahan Baku Industri Petrokimia
Gas alam merupakan campuran gas hidrokarbon jenuh (CnH2n+2)
yang ditemukan dibawah permukaan bumi. Gas alam dapat ditemukan bersama-
sama dengan minyak bumi (non associated gas).
Komponen-komponen gas alam yang dapat dipergunakan sebagai
bahan baku petrokimia yang berasal lapangan gas bumi adalah:
a. Metana (CH4), Gas ini sekitar 60%-80% volume gas bumi yang dihasilkan
sesuatu lapangan gas, dan dapat dipergunakan sebagai bahan baku gas
sintetis CO dan H2, yang selanjutnya dapat dipergunakan untuk pembuatan
amonia/urea, metanol, “carbon black”, dll.
b. Etana (C2H6), dapat dijadikan bahan baku untuk industri olefin untuk
menghasilkan bahan-bahan sintetik seperti plastik, sabun deterjen, bahan
kosmetik, dll.
c. Propan (C3H8), yang dalam industri olefin dapat dijadikan bahan baku
untuk menghasilkan polipropilen, suatu bahan plastik sintetik.
d. Butan yang merupakan bahan baku untuk pembuatan karet sintetik
butadiena.
e. Kondesat yang disebut juga sebagai “natural gasoline” yang mempunyai
sifat-sifat seperti minyak atau nafta dan dapat dipergunakan untuk bahan
baku dalam industri olefin atau industri aromatik.
Disamping gas hidrokarbon di gas alam, ditemukan juga senyawa-
senyawa lain, yang disebut impurities (kotoran) berupa :
a. Unsur-unsur kimia seperti mercury (Hg), Helium (He), Argon (Ar),
Nitrogen (N2).
b. Acid seperti : CO2, H2S
c. Persenyawaan-persenyawaan sulphur disebut mercaptans.
d. Moisture (H2O)
Kotoran yang ada didalam gas ini umumnya tidak disenangi, oleh karena
sifatnya korosif (Hg, acid, mercaptans, air) atau dapat juga oleh karena kotoran
tersebut tidak memiliki nilai ekonomis, seperti gas CO2.
Oleh karena itu kotoran tersebut harus dipisahkan dari gas alam dengan
mengunakan bermacam-macam teknologi yang ada. Campuran gas hidrokarbon
yang sudah bersih inin kemudian dapat dipisahkankedalam tiga kelompok:
e. Campuran methane dan ethane
f. LPG (propane dan butane)
g. Condensate (pentane plus)
Kondensat ini kemudian dicampurkan kedalam minyak bumi untuk
kemudia dijual sebagai minyak bumi, sedangkan LPG dan campuran metane dan
etane dapat dijual sebagai bahan bakar atau dijual sebagai bahan baku industri
petrokimia.
2.2.3. Penyediaan Bahan Baku Industri Petrokimia di Indonesia
Berikut ini akan di uraikan ketersediaan bahan baku Industri Petrokimia
yang ada di Indonesia, diantaranya gas bumi, bahan baku kondesat, bahan baku
nafta, dan bahan baku residu.
1. Ketersediaan Cadangan Gas Bumi (C1-C4)
Ketersediaan cadangan gas bumi 60%-80% kandungannya adalah gas
metana. Ketersediaan tersebut hampir merata dan menjangkau dareah
padat penduduk dan pusat industri.
2. Ketersediaan Bahan Baku Kondensat (C5-C11)
Kondensat dalam negeri selama ini diekspor ke luar negeri. Jika
kandungan Produk paraffin dan olefinnya besar à jalur olefin center. Jika
kandungan naftene dan aromatic besar à jalur aromatic center
3. Ketersediaan Bahan Baku Nafta (C6-C12)
Diperoleh dari kilang Cilacap dan Balikpapan dan produksinya diekspor
ke luar negeri.
4. Ketersediaan Bahan Baku Residu / Low Sulfur Waxy Residu (LSWR)
Berasal dari Kilang Dumai, Sungai Pakning, dan Eksor I Balongan.
2.2.4. Jalur-jalur pembuatan industri petrokimia
1. Jalur Gas Sintetik
Dengan pembentukan gas CO dan H2 dari bahan baku gas bumi (CH4)
untuk menghasilkan ammonia, methanol dan carbon black yang melalui 3 cara,
yaitu:
a. Reaksi steam reforming untuk membentuk amonia yang berlangsung
dengan bantuan katalis Ni pada suhu 1.400 – 1.600oF, pada tekanan 400-
500 psi.
b. Reaksi stream reforming pada pembentukan methanol yang menggunakan
2 macam proses yaitu pada tekanan tinggi dan tekanan rendah.
c. Reaksi oksidasi parsial pada pembentukan gas sintetik yang dilanjutkan
dengan reaksi pirolisis pada suhu 1300-1500oC dan tekanan 100-150 atm.
2. Jalur Olefin
Jalur olefin yaitu untuk membentuk gas-olefin (gas etilena, propilena dan
butena/butadiena) adalah suatu senyawa hidrokarbon tidak jenuh, yang
mempunyai ikatan rangkap terbuka yang sangat reaktif , sehingga dengan mudah
dapat berpolimerisasi antara satu dengan yang lainnya membentuk bahan/produk
polimer. Gas olefin dapat dapat diproduksi dengan 2 cara yaitu olefin dengan
bahan baku nafta dan dengan bahan baku etana.
Jalur Aromatik
Jalur aromatik yaitu dengan pembentukan fraksi-fraksi aromatik (benzena,
toulena dan xilena). Senyawa aromatik adalah suatu senyawa hidrokarbon tidak
jenuh yang mempunyai rangkaian ikatan atom C secara siklis berupa ikatan atom
antara C6-C8 yang sangat reaktif sehingga akan mudah bereaksi atau
berpolimerisasi antara satu dengan yang lainnya sehingga membentuk produk
polimer.
Penggunaan dan pemanfaatan industri petrokimia
a. Penggunaan Dalam Industri Pupuk Dan Pestisida
Contohnya : pupuk pertanian, dan adhesive urea formaldehida, senyawa
carbamate, thiocarbamate, surfaktan organik, organoklorida, alkohol
b. Penggunaan dalam Industri Serat Sintetik
Contohnya : TPA (terepthalic acid), DMT (dimethyl terepthalate), PTA
(purified terepthalic acid), dan kaprolaktam.
c. Penggunaan dalam Industri Bahan Plastik
Contohnya : PE (polietilena), PP (polipropilena), PVC (poli vinil klorida),
dan PS (polistirena).
d. Penggunaan Dalam Industri Adhesive Resin
Contohnya : Urea formaldehida, melamin formaldehida dan fenol
formaldehida.
e. Penggunaan dalam Industri Deterjen
Contohnya : Alkil benzena, alkil benzene sulfonat (ABS), dan selulosa
karboksi metil (CMC).
f. Penggunaan dalam Industri Elastomer
Contohnya : Karet sintetik yang digunakan untuk industri ban adalah SBR
dan karet butil sebesar 20%.
g. Penggunaan dalam industri Kimia, Khusus Industri Zat Pewarna (Dyestuff
Industry)
Contohnya : Phthalic anhydride (pewarna tekstil) dan carbon black
Sejarah Pabrik Petrokimia
Tahun 1918
produk kimia organik melalui 3 jalur:
a. Fermentasi bahan organik
b. Ekstraksi dari senyawa yang terdapat di alam terutama batu bara
c. Tranformasi/konversi dari minyak bumi dan lemak nabati
1920-an,
Iso propanol pertama kali dibuat dari kilang gas propilena. Jadi produk
kimia organik sudah mulai dibuat melalui jalur proses petrokimia.
1939 – 1945
Kebutuhan untuk perlengkapan perang dikembangkan karet sintetis (Du
Pont Company, USA), karena negara penghasil karet terbesar jatuh ke tangan
Jepang
Faktor lain yang menunjang perkembangan industri petrokimia waktu itu –
tahun 1970 karena harga minyak bumi relatif rendah atau murah.
Industri Petrokimia dapat Dibagi atas 2 Bagian Besar, yaitu:
1. Industri petrokimia hulu atau (upstream petrochemical industry)
Yaitu industri yang menghasilkan produk petrokimia yang masih berupa
produk dasar atau produk primer dan produk antara atau produk setengah jadi
(masih merupakan bahan baku untuk produk jadi).
Beberapa bahan baku yang dapat dipakai untuk industri petrokimia hulu.
Semuanya merupakan atau terdiri dari hidrokarbon yang merupakan produk-
produk industri minyak dan gas bumi. Dari atas sampai kebawah (gas oil)
konsistensinya semakin berat d.p.l. dari gas sampai kecairan.
Disebelah kanan diurutkan beberapa produk-produk industri petrokimia
hulu yang kadang-kadang disebut “first generation petrochemicals” atau juga
“basic petrochemicals” atau “petrochemical building blocks”.
Perlu ditambahkan bahwa LPG dapat berasal dari alam dari perut bumi
dan dapat pula berasal dari operasi pengilangan. LPG juga mengandung senyawa-
senyawa tak jenuh dari C3 dan C4, yakni propylene dan butene atau butadiene.
2. Industri petrokimia hilir atau (downstream petrochemical industry)
Yaitu industri yang menghasilkan produk petrokimia yang sudah berupa
produk akhir dan/atau produk jadi.
2.2.5. Bahan dan Produk Petrokimia dan Polimer
Bahan – Produk petrokimia adalah segala bahan atau produk kimia yang
dibuat/dihasilkan secara sistetik dari bahan baku migas atau komponen-
komponennya/fraksi-fraksi, seperti:
a. Pakaian, produk kosmetik dan parfum yang kita kenakan sehari-hari.
b. Kantong-kantong plastik, botol-botol plastik dan barang¬-barang plastik
lainnya yang sering kita gunakan sehari-hari.
c. Jendela pesawat terbang, payung penerjun, interior dan cat dinding, lapisan
teflon pada penggorengan, Sikat rambut, Sikat gigi, katup jantung untuk
operasi, container, fiber glass, clan loin-lain yang sering kita pakai sehari-
hari.
Bahan – Produk Polimer adalah segala bahan atau produk kimia baik yang
terbentuk secara proses alamiah di alam (yaitu yang disebut polimer alamiah atau
polimer buatan alam) maupun yang terbentuk secara sintetik. Dengan proses
polimerisasi dari migas (yaitu yang disebut polimer sintetik atau polimer buatan
manusia).
Pengertian polimer dalam arti sempit adalah suatu molekul raksasa
(dengan berat molekul berkisar antara 104-107) yang terbentuk melalui proses
polimerisasi. Molekul raksasa ini disebut juga makromolekul. Maka berdasarkan
proses pembenntukannya, bahan atau produk polimer dapat dibagi alas 2 bagian,
Yaitu:
a. Produk polimer alamiah atau polimer alam, misalnya:
b. Polisakarida (pati dan bahan selulosa)
c. Protein alam (serat sutera, serat otot dan enzim)
d. Karel alam dan asam-asam nukleat
e. Produk polimer sintetik atau produk polimer buatan manusia, yang
mencakup semua produk petrokimia yang dihasilkan secara sintetik
dengan proses polimerisasi dari migas, misalnya:
a. Plastik-plastik sintetik
b. Serat-serat sintetik
c. Karet-karet sintetik, dll.
d. Manfaat Produk – Produk Petrokimia
Dalam industri kendaraan bermotor atau transportasi dimana bumper
mobil yang terbuat dari logam diganti dengan plastik poliuretan, propeller
pesawat terbang diganti dengan fiber glass. Dalam industri kemasan, bahan logam
tinplate dan alumunium diganti dengan plastik – plastik produk petrokimia.
Perlu ditambahkan bahwa LPG dapat berasal dari alam dari perut bumi
dan dapat pula berasal dari operasi pengilangan. LPG juga mengandung senyawa-
senyawa tak jenuh dari C3 dan C4, yakni propylene dan butene/butadiene.
1. Industri Petrokimia Hilir (Downstream Petrochemical)
Industri petrokimia hilir yaitu industri yang menghasilkan produk petrokimia
yang sudah berupa produk akhir dan/atau produk jadi.
Oleh karena itu, maka produk petrokimia berdasarkan proses
pembentukannya dan pemanfaatannya dapat dibagi atas 4 jenis, yaitu:
1. Produk dasar
Produk dasar terdiri dari gas CO dan H2 sintetik, etilena, propilena,
butadiene, benzene. toluene, xilena, dan n-parafin.
2. Produk antara
Produk antara diantaranya adalah amonia, inetanol, carbon black, urea,
etil alkohol, etilklorida, Rumen (cumene), propilen-oksida, butil
alkohol, isobutilena, nitrobenzene, nitrotoluena, PTA (purified
terephthalic acid), TPA (terephthalic acid), DMT (dimethyl
terephthalate), kaprolaktam (caprolactain), LAB (liner alkyl benzene).
3. Produk akhir
Produk akhir antara lain adalah urea, carbon black, formaldehida,
asetilena, poli etilena, poli propilena, poli vinil klorida, poli stirena,
TNT (trinitro toluene), poli ester, nilon, poli uretan, “LAB-sulfonate”
(Surfactant).
4. Produk jadi
Pada umumnya berupa barang-barang atau bahan-bahan yang dalam
kehidupan kita sehari-hari banyak dipakai di rumah tangga seperti:
plastik-plastik untuk produk-produk elektronik dan telekomunikasi
(radio, tv, film alat-lat komputer, kabel-kabel telefon, kabel-kabel
listrik), plastik-plastik untuk rumah tangga (ember plastik,
kantong/karung plastik, botol-botol kemasan plastik), peralatan plastik
untuk industri mobil dan pesawat terbang (bemper mobil, jok/busa
mobil, jok/busa kapal terbang, ban pesawat terbang). Baju dan kaus
kaki yang kita pakai dibuat dari benang poliester dan nilon, ban mobil
dari bahan campuran karet dan carbon black, sabun bubuk deterjen
dibuat dari “LAB-sulfonate” dan lain sebagainya.
Dengan proses polimerisasi dari migas (yaitu yang disebut polimer sintetik
atau polimer buatan manusia). Pengertian polimer dalam arti sempit adalah
suatu molekul raksasa (dengan berat molekul berkisar antara 104-107 yang
terbentuk melalui proses polimerisasi. Molekul raksasa ini disebut juga
makromolekul. Maka berdasarkan proses pembentukannya, bahan/produk
polimer dapat dibagi alas 2 bagian, yaitu:
1. Produk polimer alamiah atau polimer alam, misalnya:
a) Polisakarida (pati dan bahan selulosa)
b) Protein alam (serat sutera, serat otot dan enzim)
c) Karel alam dan asam-asam nukleat
2. Produk polimer sintetik atau produk polimer buatan manusia, yang
mencakup semua produk petrokimia yang dihasilkan secara sintetik
dengan proses polimerisasi dari migas, misalnya:
a) Plastik-plastik sintetik
b) Serat-serat sintetik
c) Karet-karet sintetik
2.2.6. Penggunaan dan Pemanfaatan Produk-produk Petrokimia
Penggunaan dan Pemanfaatan Menurut Sektor Industri :
1. Penggunaan dalam Industri Pupuk dan Pestisida
Produk amoniak / urea dalam negeri sebagian besar digunakan sebagai
pupuk pertanian, dan adhesive urea formaldehida.
Dalam industri pestisida, sebagaian bahan aktif pestisida, pelarut dan
aditifnya merupakan produk akhir petrokimia seperti senyawa carbamate,
thiocarbamate, surfaktan organik, organoklorida, alkohol, dsb.
2. Penggunaan dalam Industri Serat Sintetik
Produk petrokimia yang digunakan untuk serat sintetik adalah TPA
(terepthalic acid), DMT (dimethyl terepthalate), PTA (purified
terepthalic acid), dan kaprolaktam.
3. Penggunaan dalam Industri Bahan Plastik
PE (polietilena), PP (polipropilena), PVC (poli vinil klorida), dan PS
(polistirena).
4. Penggunaan Dalam Industri Adhesive Resin
Urea formaldehida, melamin formaldehida dan fenol formaldehida.
5. Penggunaan dalam Industri Deterjen
Alkil benzena, alkil benzene sulfonat (ABS), dan selulosa karboksi metil
(CMC).
6. Penggunaan dalam Industri Elastomer
Karet sintetik yang digunakan untuk industri ban adalah SBR dan karet
butil sebesar 20%.
7. Penggunaan dalam industri Kimia, Khusus Industri Zat Pewarna
(Dyestuff Industry)
Phthalic anhydride (pewarna tekstil) dan carbon black
Pemanfaatan produk Industri Petrokimia lainnya :
1. Aspal
Kegunaan aspal digunakan untuk pelapis tanggul, pelapis tahan air,
sebagai bahan isolasi, pelapisa anti korosi pada logam dan juga sebagai
bahan campuran pada pembuatan briket batubara.
2. Lilin
Kegunaan lilin sebagai cadangan bila lampu dari PLN padam. Lilin jenis
ini oleh pertamina diproduksi dengan nama Hard Semi White Wax dan
Fully Refined White Wax. Selain untuk penerangan, kedua jenis lilin
tersebut dapat digunakan sebagai kertas lilin pembungkus, bahan baku
semir serta pengkilap lantai dan mebel.
3. Polytam PP (Polipropilena Pertamina)
Kantong plastik, karung plastik, film, produk cetakan (moulding) dan tali
rafiaadalah produk yang sangat memasyarakat. Produk tersebut dibuat
dengan menggunakan bahan polytam pp.
4. Methanol
Methanol dapat digunakan sebagai lem untuk industri plywood, bahan
bakar pesawat, bahan bakar jenis methylfuel, bahan pelarut jenis nitro
cellulose, insektisida,dehidrator gas alam, dan sebagai bahan baku untuk
industri protein sintesis dengan fermentasi berkesinambungan.
5. Petrolium Cokes
Bila cokes diproduksi dengan bahan dasar tanaman cola, maka petrlium
cokes tersiri dari dua macam yakni; Green coke merupakan produk
samping dari proses pengolahan residu untuk bahan dasar minyak. Green
coke bermanfaat sebagai bahan baku Calcined coke,yang berfungsi
sebagai reduktor dalam proses peleburan timah,bahan bakar padat atau
bahan penambahan kadar karbon pada industri logam.Satunya lagi adalah
Calcined coke berguna sebagai elektroda dalam proses pengolahan
aluminium pada industri Kalsium Karbida (CaC2), bahan baku industri
elektroda grafit, bahan bakar padat atau bahan penambah kadar karbon
pada industri modern, dan sebagai unsur pengisi pada industri baja
(sebagai karbon).
6. Solvent
Pertamina memproduksi lima macam solvent, yakni;
a) Low Aromatic White Spirit (LAWS) yang berguna sebagai pengencer
cat dan vernis, pelarut untuk warna cetakan, industri tekstil (printing),
bahan pembersih (dry cleaning solvent), bahan baku pestisida.
b) Special Boiling Point (SBP-XX) yang berguna sebagai adhesive dan
pelarut karet, pelarut pada industri (cat dan tinner,tinta cetak,industri
farmasi seperti perekat pada salonpas), industri kosmetika.
c) Special Gas Oil, digunakan pada industri farmasi, khususnya
pembuatan pil kina, sbagai solvent dalam proses ekstraksi kulit kina.
d) Minasil-M, digunakan sebagai industri cat, thinner vernis, industry
tinta cetak, industri karet dan adhesive, dan industri farmasi.
e) Pertasol CA dan CB, petasol CA banyak digunakan sebagai pengencer
pada cat, lacquers, venis, pelarut dan pengencer pada tinta cetak.
7. Processing Oil
Processing Oil terdiri dari dua macam yakni Minarex - B yang berguna,
sebagai processing oil pada industri telapak ban kendaraan bermotor,
bantalan jembatan, sol sepatu kanvas dan sol karet cetak. Paraffinic Oil 60
dan 95 bermanfaat sebagai processing oil pada telapak ban, sepatu dan sol
karet, karpet karet, pipa plastik, pengganti dioktilptalat pada industri tinta
cetak.
8. Kimia Pertanian
Produk kimia pertanian terbagi menjadi dua macam, yakni; Tenac Stiker
yang bermanfaat sebagai bahan perekat dan perata pestisida. Sedangkan
TB 192 berguna untuk menutup luka tanaman / bidang sadap tanaman
karet, mencegah pengeringan bidang sadap.