TUGAS RANGKUMAN CIRI-CIRI KAYU

16
RANGKUMAN PERTEMUAN I (22 APRIL 2015) HASIL HUTAN Secara umum hasil hutan mencakup: Kayu Non kayu, HNBK (Hasil Nabati Bukan Kayu) contohnya: hasil hewani, jamur, obat, pangan, serta hasil kimia lain Carbon sink, trade Hasil jasa lingkungan (wisata) Air bersih Udara bersih (oksigen) Di Indonesia ada kurang lebih 4000 jenis pohon. Lebih dari 2500 di antaranya masih anonim atau tidak bernama. Masing-masing kayu memiliki umur yang berbeda-beda. Ada yang berumur sekitar 80 tahun seperti Pohon Jati, Pohon Eboni bahkan berumur 100 tahun (1 abad). Kayu memiliki banyak manfaat. Biasanya kayu digunakan untuk: 1. Bahan dasar pembuatan kertas. Biasayan digunakan serat kayu dari pohon Akasia. Di Indonesia ada 56 pabrik kertas dan dapat menggunakan hingga 3000 ton kayu tiap kali produksinya. 2. Rayon. Misalnya sebagai bahan pakaian dan dulu pernah digunakan sebagai bahan dasar pembuatan film. 3. Bahan bangunan. Untuk pemanfaatan kayu sebagai bahan bangunan sudah dikenal sejak dulu. Hanya saja dulu, kayu yang digunakan adalah solid. Sedangkan sekarang mulai bermunculan kayu unsolid atau tidak utuh.

Transcript of TUGAS RANGKUMAN CIRI-CIRI KAYU

RANGKUMAN PERTEMUAN I (22 APRIL 2015)

HASIL HUTANSecara umum hasil hutan mencakup: Kayu Non kayu, HNBK (Hasil Nabati Bukan Kayu) contohnya: hasil hewani, jamur, obat, pangan, serta hasil kimia lain Carbon sink, trade Hasil jasa lingkungan (wisata) Air bersih Udara bersih (oksigen)

Di Indonesia ada kurang lebih 4000 jenis pohon. Lebih dari 2500 di antaranya masih anonim atau tidak bernama. Masing-masing kayu memiliki umur yang berbeda-beda. Ada yang berumur sekitar 80 tahun seperti Pohon Jati, Pohon Eboni bahkan berumur 100 tahun (1 abad).Kayu memiliki banyak manfaat. Biasanya kayu digunakan untuk:1. Bahan dasar pembuatan kertas. Biasayan digunakan serat kayu dari pohon Akasia. Di Indonesia ada 56 pabrik kertas dan dapat menggunakan hingga 3000 ton kayu tiap kali produksinya.2. Rayon. Misalnya sebagai bahan pakaian dan dulu pernah digunakan sebagai bahan dasar pembuatan film.3. Bahan bangunan. Untuk pemanfaatan kayu sebagai bahan bangunan sudah dikenal sejak dulu. Hanya saja dulu, kayu yang digunakan adalah solid. Sedangkan sekarang mulai bermunculan kayu unsolid atau tidak utuh. Seperti kayu remukan yang dipres membentuk kesatuan kembaliTeknologi kayu diusahakan agar memanfaatkan 100% dari 1 pohon. Hal ini agar pemanfaatannya lebih efisien karena selama ini biasanya 1 pohon hanya bisa digunakan 60% dan 40% nya dibuang. SUMBER KAYUIstilah yang tidak tepat yang sering digunakan saat ini adalah sebutan kayu keras dan kayu lunak. Seharusnya: Kayu daun (hardwood): jati, sengon, meranti, keruing, kapur, bengkirai dll. Kayu jarum (softwood): pinus, agatis, melur,dll. Kayu monokotil : bambu, rotan, kelapa dll. Semua disebut bahan berkayu

KEUNTUNGAN DAN KEKURANGAN KAYUKeuntunganKerugian

Bisa ditanam (renewable) Bisa diiris (dibagi/dipotong) Dengan berat jenis yang ringan, kuat tekannya tinggi Tidak berkarat Aesthetic Dapat terbakar Bisa mengalami pembusukan, karena bahan organik Dapat menyerap air Volume dan dimensi tidak stabil Sifat kayu yang bervariasi karen tidak homogen

IDENTIFIKASI KAYU Pith, pusat kayuMerupakan batang yang dibentuk titik apical.Pada irisan titik apikal, pith berasal dari plerome Annual ring, lingkaran tahunPohon tumbuh dengan cara membelah sel. Pada musim hujan, kayu tumbuh dengan cara membelah sel dan membesar dengan kecepatan yang sama. Diameter sel besar tebal dinding sel tipis.Pada musim kering, kemarau, pembelahan sel lebih lambat dari musim hujan. Diameter sel kecil, dengan dinding sel tebal.Pertumbuhan yg konsisten seperti ini memberikan kenampakan yang seragam pada lapis kayu musim hujan dan kering sehingga menghasilkan lingkaran-lingkaran konsentris sebagai lingkaran tahun Kayu teras, heartwood adalah kayu yang tersusun oleh sel2 yg telah mati. Kayu gubal, sapwood adalah kayu yang tersusun oleh sel2 yg masih hidup menjalankan fungsi fisiologis pohon.

IDENTIFIKASIAda dua cara identifikasi, yaitu: Makroskopis; dilakukan dengan sampel kayu ukuran makro kemudian dilihat hanya dg mata telanjang atau bantuan loupe / kaca pembesar maksimum 10x pembesaran Mikroskopis; dilakukan dengan mengiris kayu tipis2 (100 U) diletakkan di atas gelas preparat, dilihat dengan mikroskop pembesaran lebih dari 100xCiri yang diidentifikasi antara lain: Lingkaran tahun Warna Pembuluh Jari-jari Arah serat Tekstur Parenkim Ekstrak: bau, uji kimia Saluran damar Ciri lain

4.

JENIS KAYU DAN CIRI-CIRINYA1. KAYU MAHONILingkaran tahun: adaWarna: kayu teras berwarna coklat muda kemerah-merahan atau kekuning-kuningan sampai coklat tua kemerahan, lambat laun menjadi lebih tuaTekstur: Tekstur kayu agak halusArah serat: arah serat berpadu, kadang-kadang bergelombangKesan raba: permukaan agak licinKilap: permukaan kayu mengkilapGambar: permukaan kayu mempunyai gambar yang bervariasi disebabkan oleh arah serat yang teratur dan lingkaran tumbuh Jari-jari: jari-jari seluruh multiseriat lebar 30-50 , heteroselular, frekuensi 5-10 per mm. Pori: pori soliter dan bergabung 2-3 dalam arah radial, diameter 100-200 , frekuensi 30-65 per mm2, berisi deposit atau gom, bidang eprforasi sederhana.Parenkim: Parenkim terminal merupakan pita-pita panjang pada kayu akhir dalam lingkaran tumbuh.Arah serat:Bergelombang

2. KAYU PULAILingkaran tahun: adaWarna: kayu teras berwarna putih krem, kayu gubal berwarna hampir sama dan sukar dibedakan dengan kayu terasTekstur: Tekstur kayu agak halus sampai agak kasarArah serat: arah serat lurus atau agak bergelombang, kadang-kadang agak berpadu.Kesan raba: permukaan kayu kesat sampai licin. Kilap: permukaan kayu mengkilapJari-jari: jari-jari kayu homogen, lebar 15-50 tinggi 0,1 -1 mm, frekuensi 5-8 per mm, kadang-kadang seluruhnya terdiri dari sel tegak atau sebagian besar sel baring dengan 1-2 baris sel tegak pada bagian atas dan bawah.Gambar: Pada bidang tangensial seringkali terdapat garis-garis berbiku-biku karena pita-pita parenkim. Pori: pori hampir seluruh atau sebagian besar bergabung 2-7 dalam arah radial, diameter 50-300, frekuensi 2-5 per mm2, bidang perforasi sederhana.Parenkim: Parenkim termasuk tipe aparatrakeal berbentuk pita-pita panjang yang jaraknya tidak teratur, kadang-kadang rapat, kadang-kdang jarang, atau merupakan pita bergelombang dan berbiku-biku. Di samping itu terdapat pula paremkin yang berbentuk pita-pita pendek dan parenkim tersebar.Saluran damar: pada bidang tangensial dalam jarak yang teratur terdapat kelompok-kelompok saluran empulur yang mengarah radial dan berbentuk lensa dnegan ukuran tinggi sampai 1,5 cm atau lebih. Serat: panjang serat 1.717 dengan diameter 38,2

3. KAYU BANGKIRAILingkaran tahun: adaWarna: kayu teras berwarna kuning-coklat, kayu gubal coklat muda pucat kekuning-kuningan.Tekstur: Tekstur kayu halus sampai agak kasarArah serat: arah serat lurus atau berpaduKesan raba: permukaan kayu licin atau berganti-ganti antara licin dan kesat karena arah serat yang berpadu.Kilap: permukaan kayu mengkilapJari-jari: ada, pada bidang radial kadang-kadang nampak garis-garis yang berwarna lebih muda.Pori: pori sebagian soliter, sebagian kecil bergabung 2-4 dalam arah radial, kadang bergabung dalam arah tangensial atau miring, berbentuk bundar atau lonjong diameter 100-300, frekuensi 2-10 per mm2, berisi banyak tilosis, bidang perforasi berbentuk sederhanaParenkim: Parenkim termasuk tipe paratrakeal berbentuk selubung lengkap atau tidak lengkap, terdapat pula parenkim apotrakeal berbentuk pita tangensial pendek dan parenkim tersebar.Jari-jari: Jari-jari satu macam, sempit dan pendek, frekuensi 6-8 per mm, kadang-kadang berisi endapan berwarna coklat.Saluran damar: Saluran interselular vertikal hampir selalu lebih kecil daripada pori, kadang-kadang samabesar, tersusun dalam deretan memanjang arah tangensial, kadang-kadang dalam deretan pendek, berisi damar berwarna putihSerat: Serat bolak-balik.panjang serat 1.203 dengan diameter 19,9

4. KAYU SONO KELINGLingkaran tahun: adaWarna: kayu teras berwarna coklat ungu tua dengan garis-garis berwarna lebih tua sampai hitam, kayu gubal berwarna putih, tebal 3-4 cm.Tekstur: Tekstur kayu hampir halusArah serat: arah serat berpaduKesan raba: permukaan kayu licin Gambar: pada bidang radial nampak gambar berupa pita yang dihasilkan oleh arah serat yang berpadu dan dipertegas oleh garis-garis berwarna gelap. Jari-jari: jari-jari kayu homogen, lebar 50-100 , tinggi kurang dari 0,5 mm, frekuensi 7-10 per mm pada beberapa tempat merupakan susunan bertangga 5 susun per mm. Pori: pori sebagian besar soliter atau soliter dan bergabung 2-4 dalam arah radial, kadang terdapat gabungan 2 pori dalam arah tangensial, diameter 100-300 , frekuensi 2-6 per mm2, pori kadang-kadang berisi tilosis atau endapan berwarna merah, coklat hitam atau putih, bidang perforasi sederhana.Parenkim: Parenkim termasuk tipe paratrakeal berbentuk selubung lengkap disamping itu terdapat pula parenkim apotrakeal yang berbentuk pita pendek atau panjang dan tersebar. Kadang-kadang terdapat parenkim terminal yang terputus-putus. Serat: panjang serat rata-rata 858 dengan diameter 28,4

5. KAYU JATISering dianggap sebagai kayu dengan serat dan tekstur paling indah. Karakteristiknya yang stabil, kuat dan tahan lama membuat kayu ini menjadi pilihan utama sebagai material bahan bangunan. Termasuk kayu dengan Kelas Awet I, II dan Kelas Kuat I, II. Kayu jati juga terbukti tahan terhadap jamur, rayap dan serangga lainnya karena kandungan minyak di dalam kayu itu sendiri. Tidak ada kayu lain yang memberikan kualitas dan penampilan sebanding dengan kayu jati.Pohon Jati bukanlah jenis pohon yang berada di hutan hujan tropis yang ditandai dengan curah hujan tinggi sepanjang tahun. Sebaliknya, hutan jati tumbuh dengan baik di daerah kering dan berkapur di Indonesia, terutama di pulau Jawa.Ciri-ciri kayu jati adalahLingkaran tahun: adaWarna: kayu teras berwarna coklat muda, coklat kelabu sampai coklat-merah tua atau merah coklat. Kayu gubal berwarna putih atau kelabu kekuning-kuningan.Tekstur: Tekstur kayu agak kasar dan tidak merataSerat : padat dan tekstur indahArah serat: arah serat lurus atau kadang-kadang agak terpaduKesan raba: permukaan kayu licin atau agak licin, kadang-kadang seperti berminyakGambar: lingkaran tumbuh nampak jelas, baik pada bidang transversal maupun radial. Jari-jari: jari-jari homogen, lebar 50-100 , tinggi 500-2.000 , frekuensi 4-6 per mm. Pori: pori sebagian besar atau hampir seluruhnya soliter dalam susunan tata lingkar, diameter 20-40 , frekuensi 3-7 per mm2.Parenkim: Parenkim termasuk tipe paratrakeal berbentuk selubung lengkap atau tidak lengkap, terdapat pula parenkim apotrakeal berbentuk pita tangensial pendek atau panjang. Parenkim terminal terdapat pada batas lingkaran tumbuh. Saluran damar: Saluran interselular vertikal hampir selalu lebih kecil daripada pori, kadang-kadang samabesar, tersusun dalam deretan memanjang arah tangensial, kadang-kadang dalam deretan pendek, berisi damar berwarna putihSerat: panjang serat rata-rata 1.316 dengan diameter 24,8 Bau: kayu jati beru bahan penyamak yang mudah hilang.Ciri lain: kuat; tahan lama; tahan dari jamur, rayap dan serangga; Mudah dikerjakan; tidak mudah memuai akibat perubahan suhu

6. KAYU SONOKEMBANGLingkaran tahun: adaWarna: kayu teras berwarna sangat bervariasi dari kuning jerami, coklat karat muda sampai coklat karat tua, merah muda, salem dan merah darah serta berurat tidak teratur dengan warna lebih gelap. Kayu gubal berwarna putih, jerami muda, kuning atau coklat muda dan mempunyai batas yang jelas dengan kayu teras, tebal 3-8 cm.Tekstur: Tekstur kayu agak halus sampai agak kasarArah serat: arah serat lurus atau bergelombang tidak teratur, seringkali berpadu.Kesan raba: permukaan kayu licin, kadang-kadang terdapat bagian-bagian yang kesat. Gambar: pada bidang radial nampak gambar berupa pita sedang pada bidang tangensial terdapat gambar berbiku-biku karena susunan pori pada lingkaran tumbuh. Jari-jari: jari-jari halus, lebih kurang 50, dan sangat rendah, frekuensi 12 per mm membentuk susunan bertingkat. Pori: pori-pori berbentuk bundar dan hampir seluruhnya soliter, dalam susunan tata lingkar, sebagian kecil berpasangan dan bergabung 2-4 dalam arah radial, diameter sangat bervariasi, di dalam lingkaran tumbuh 200-300 dan di luar lingkaran tumbuh 50-200 .Parenkim: Parenkim termasuk tipe paratrakeal berbentuk selubung lengkap disamping itu terdapat pula parenkim apotrakeal yang berbentuk pita memanjang yang berkumpul pada akhir lingkaran tumbuh. Serat: panjang serat rata-rata 858 dengan diameter 28,4

7. KAYU KERUINGLingkaran tahun: adaWarna: kayu teras berwarna coklat-merah, coklat, kelabu-coklat atau merah-coklat-kelabu. Kayu gubal berwarna kuning atau coklat muda semu-semu kelabu dan mempunyai batas yang jelas dengan kayu teras, lebar 2-10 cm.Tekstur: Tekstur kayu kasar, kadang-kadang agak kasarArah serat: arah serat lurus kadang-kadang berpadu. Kesan raba: permukaan kayu agak licin atau licin, seringkali melengket.Bau: Kayu keruing mempunyai bau damar yang agak menyolok. Jari-jari: jari-jari uniserat dan multiserat, sebar 50-100, frekuensi 5-7 per mm, tinggi kurang dari 2 mm, berisi damar.Saluran damar: Saluran interselular hanya terdapat dalam arah aksial berupa deretan tangensial 1-7 berisi endapan berwarna putih atau hampir hitam.Pori: pori-pori hampir seluruhnya soliter, sebagian kecil bergabung 2-3 dalam arah radial atau tangensial, berbentuk lonjong, cenderung berkelompok membentuk garis-garis pendek dalam arah diagonal, frekuensi 2-5 per mm, kadang-kadang sampai 10 per mm, bidang perforasi sederhana.Parenkim: Parenkim termasuk tipe paratrakeal berbentuk selubung tidak lengkap disamping itu terdapat pula parenkim apotrakeal yang berbentuk pita halus di antara pembuluh atau sekeliling saluran damar, terdapat pula parenkim tersebar berupa bintik-bintik. Serat: panjang serat 1.452-1.765 dengan diameter 18,5-20,3

8. KAYU TUSAM / PINUSPinus Radiata termasuk jenis pohon yang cepat tumbuh dan berbatang lurus.Kayunya banyak mengandung damar. Garis lingkaran tahun pinus radiata lumayan jelas terlihat sehingga garis serat kayu pada pembelahan tangensial bisa terlihat jelas pula. Biasanya digunakan untuk bahan cat,kusen, daun pintu, jendela, dan perabot rumah tangga.Lingkaran tahun: adaWarna: krem keputihan, gubal putihDaun: seperti jarumPembuluh : tidak adaJari-jari: ada berwarna putihSerat kayu : Cenderung lurus tapi terdapat banyak mata kayu karena pohon pinus radiata memiliki banyak cabang kecil pada batangnya. Arah serat: lurusTekstur: Kulit kasarParenkim: melingkari saluran damarSaluran damar: adaKesan raba: licin Pohon: Antara 15 - 25 tahun kayu Pinus Radiata Batang : mengandung minyak/getah. Dimensi 30 - 80 cm dan tinggi antara 15 - 30 meter Pengeringan: sekitar 12 - 15 hari untuk mendapatkan MC level 12%. Proses mesin: Mudah pengerjaan, termasuk lunak untuk pisau. Ciri lain: Tidak mudah pecah.

9. KAYU SENGONKayu yang masih segar berbau petai, tetapi bau tersebut lambat laun hilang jika kayunya menjadi kering. Kayunya lunak dan mempunyai nilai penyusutan dalam arah radial dan tangensial berturut-turut 2,5 persen dan 5,2 persen (basah sampai kering tanur). Kayunya mudah digergaji, tetapi tidak semudah kayu meranti merah dan dapat dikeringkan dengan cepat tanpa cacat yang berarti. Cacat pengeringan yang lazim adalah kayunya melengkung atau memilin. Ciri ciri kayu albasia yang lain adalah :Lingkaran tahun: adaWarna: putih sampai putih kecoklatanPembuluh : soliter dan ganda radial 2 sampai 3, agak kecil sampai agak besar, jarangJari-jari: sangat sempitParenkim: parenkim baur Ciri lain : Ringan, mudah dibentuk atau dipahat, tahan lama, umur pendek/cepat besar, mudah patah

10. KAYU EBONY/KAYU HITAMKayu hitam Sulawesi (Diospyros celebica) atau yang biasa disebut sebagai eboni adalah sejenis pohon penghasil kayu kelas I dari keluarga eboni (suku Ebenaceae). Pohonnya: lurus dan tegak dengan tinggi sampai dengan 40 mWarna pepagan : coklat muda dan di bagian dalamnya berwarna putih kekuning-kuningan.Tekstur: kasarlingkaran tahun: adaBatang: diameter batang bagian bawah dapat mencapai 1 mKulit: mengelupas kecil-kecil dan berwarna coklat hitam.serat kayu: rapat dan halus serta sejajar