Tugas Produksi 2

33
TUGAS MATA KULIAH PRAKTEK PRODUKSI 1 PEMBUATAN RAK BESI DISUSUN OLEH : 1. SUYATNO, NPM : 6411500012 2. SONY APRIYANTO, NPM : 6411500046 3. ACHMAD JAMALUDIN, NPM : 6411500052 4. GUNAWAN, NPM : 6411500058 PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN S1 ( B ) FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PANCASAKTI TEGAL 2011 1

description

vfbfg

Transcript of Tugas Produksi 2

Page 1: Tugas Produksi 2

TUGAS MATA KULIAH PRAKTEK PRODUKSI 1

PEMBUATAN RAK BESI

DISUSUN OLEH :

1. SUYATNO, NPM : 6411500012

2. SONY APRIYANTO, NPM : 6411500046

3. ACHMAD JAMALUDIN, NPM : 6411500052

4. GUNAWAN, NPM : 6411500058

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN S1 ( B )

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS PANCASAKTI TEGAL

2011

1

Page 2: Tugas Produksi 2

LEMBAR PENGESAHAN

Pembuatan rak besi dengan menggunakan las busur listrik, untuk menyambung

atau menggabungkan komponen – komponen yang terbuat dari logam pada rak tersebut.

Dikerjakan oleh :

1. SUYATNO, NPM : 6411500012

2. SONY APRIYANTO, NPM : 6411500046

3. ACHMAD JAMALUDIN, NPM : 6411500052

4. GUNAWAN, NPM : 6411500058

Laporan praktek ini telah disetujui dan disahkan pada :

Hari :

Tanggal :

Kepala Program Studi Pembina Praktek

Ahmad Farid, ST, MT Waryono, ST

2

Page 3: Tugas Produksi 2

DAFTAR ISI

Halaman

SAMPUL DEPAN / SAMPUL JUDUL ………………………………………………………………………. 1

DAFTAR ISI ………………………………………………………………………………………………………….. 2

KATA PENGANTAR ………………………………………………………………………………………………. 3

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar belakang ………………………………………………………………………………...... 4

2. Tujuan ……………………………………………………………………………………………….. 4

BAB II PERENCANAAN

1. Gambar desain …………………………………………………………………………………… 5

2. Kebutuhan bahan ………………………………………………………………………………. 6 - 8

3. Kebutuhan alat …………………………….……………………………………………………. 8 - 9

4. Estimasi ongkos produksi (modal) ……………………………………………………… 9 - 12

BAB III PROSES PRODUKSI

1. Pengukuran ……………………………………………………………………………………….. 13 - 14

2. Pemotongan ………………………………………………………………………………………. 14 - 15

3. Pengelasan ………………………………………………………………………………………… 15 - 16

4. Finishing …………………………………………………………………………………………….. 16 - 17

BAB IV RENDEMEN PROSES PRODUKSI

1. Perhitungan ulang ongkos produksi .………………………………………………….. 18 - 20

2. Penentuan besar harga jual produk dipasaran …………………………………… 21

BAB V PENUTUP

1. Kesimpulan ………………………………………………………………………………………… 22

2. Saran …………………………………………………………………………………………………. 22

3

Page 4: Tugas Produksi 2

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat dan hidayah Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas praktek produksi ini.

Disini kami akan menerangkan kembali apa yang sudah kami laksanakan dalam

kegiatan praktek. Adapun produk yang kami buat dalam kegiatan praktek ini adalah sebuah

rak dari bahan besi siku. Mulai dari :

I. Perencanaan (desain, bahan, alat dan perhitungan harga ongkos produksi / modal).

II. Proses pembuatan (pengukuran, pemotongan, pengelasan dan finishing).

III. Rendemen proses produksi (penentuan harga jual produk).

Tahapan proses tersebut diatas akan kami rinci satu persatu, dengan harapan kami

akan lebih bagus dalam menganalisa, merencanakan dan melaksanakan proses pengerjaan

suatu produk untuk masa yang akan datang, sehingga bisa dijadikan sebagai bahan kajian

untuk mengembangkan keahlian yang sangat bermanfaat dalam mengembangkan usaha

sendiri (wiraswasta). Karena itu tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada yang

terhormat :

1. Bapak dan Ibu tercinta.

2. Bapak Ahmad Farid, ST, MT selaku Kepala program studi Teknik Mesin S1, Fakultas

Teknik, Universitas Pancasakti Tegal.

3. Bapak Slamet Subejo, ST selaku Kepala laboratorium proses produksi Fakultas Teknik,

Universitas Pancasakti Tegal.

4. Bapak Waryono, ST selaku Pembina praktek proses produksi Program Studi Teknik

Mesin S 1, Fakultas Teknik, Universitas Pancasakti Tegal.

5. Teman – teman seangkatan dan seperjuangan di Program Studi Teknik Mesin S1

( kelas sore ), Fakultas Teknik, Universitas Pancasakti Tegal.

Tegal, 28 Desember 2011

Tim penyusun

4

Page 5: Tugas Produksi 2

BAB I

PENDAHULUAN

1.Latar belakang

Proses produksi 1 adalah salah satu mata kuliah yang di ajarkan kepada mahasiswa

Fakultas Teknik Program Studi Teknik Mesin Universitas Pancasakti Tegal semester 1. Proses

pengelasan adalah salah satu materi dari proses produksi 1. Dengan kegiatan praktek

mahasiswa diharapkan dapat memahami dan mampu melakukan proses pengelasan

2.Tujuan

Selain sebagai syarat memperoleh nilai, pembuatan makalah ini merupakan latihan

agar mahasiswa Fakultas Teknik Program Studi Teknik Mesin Universitas Pancasakti Tegal

mampu menghasilkan suatu produk mulai dari perencanaan sampai dengan proses finishing,

dimana proses produksi tersebut melibatkan proses pengelasan.

5

Page 6: Tugas Produksi 2

BAB II

PERENCANAAN

Dalam perencanaan pembuatan rak besi ini, terdapat beberapa langkah utama

antara lain :

1.Gambar Desain

Desain dari rak yang akan kami buat adalah seperti dalam gambar desain atau pun

gambar foto, dengan konstruksi utama yang mempunyai ukuran :

- Panjang = 150 cm →1,5 m.

- Lebar = 30 cm →0,3 m.

- Tinggi (kaki) = 115 cm → 1,15m.

6

Page 7: Tugas Produksi 2

2.Kebutuhan bahan

Bahan utama yang digunakan adalah : Besi siku, dg ukuran lebar : 30 mm → 0.03 m,

tebal : 3 mm → 0,003 m, yang di gunakan sebagai rangka utama. Jika dilihat dari

konstruksinya kebutuhan besi siku adalah sebagai berikut :

A. Besi siku ukuran panjang adalah : 1,5 x 6 = 9 m.

B. Besi siku ukuran lebar adalah : 0,3 x 6 = 1,8 m.

C. Besi siku ukuran tinggi ( kaki ) adalah : 1,15 x 4 = 4,6 m.

D. Total kebutuhan besi siku : 9 + 1,8 + 4,6 = 1,54 m.

Sebagai acuan dalam mementukan jumlah kebutuhan bahan besi siku dalam satuan

berat, untuk besi siku sepanjang satu meter ( per meter ), yang akan di bahas pada sub bab

berikutnya. Jika kita teliti lebih jauh, maka bentuk besi siku tersebut sama juga dengan dua

buah besi plat strip (balok), yang di gabungkan dengan membentuk huruf L, Maka

perhitungannya adalah sebagai berikut :

- Volume balok : ( Panjang x lebar x tinggi ).

- Volume besi siku ( dua buah balok ) : 2 x ( Panjang x lebar x tinggi )

2 x ( 1 x 0,03 x 0,003 ) = 0,00018 m³.

- Massa jenis = Massa / Volume, massa jenis besi : 7860 Kg / m³.

- Maka massa ( berat ) besi siku per meter : Massa jenis besi x Volume besi siku.

7860 x 0,00018 = 1,4 Kg.

Untuk bahan pendukung, yang dibutuhkan antara lain :

A. Besi puntir dengan ukuran panjang x lebar penampang : 10 mm x 10 mm → 0,01 m x

0,01 m, sebagai penguat dan penahan triplex kayu, sebanyak : 6 (ruas) x 30 cm = 180

cm → 1,8 m.

Jika kita teliti lebih jauh, maka bentuk besi siku tersebut sama juga dengan sebuah

balok dengan panjang = 1m, lebar = 0,01 m dang tinggi = 0,01 m, maka

perhitungannya adalah sebagai berikut :

- Volume balok : ( Panjang x lebar x tinggi ).

7

Page 8: Tugas Produksi 2

- Volume besi puntir ( balok ) : ( Panjang x lebar x tinggi )

( 1 x 0,01 x 0,001) = 0,0001 m³.

- Massa jenis = Massa / Volume, massa jenis besi : 7860 Kg / m³.

- Maka massa ( berat ) besi puntir per meter : Massa jenis besi x Volume besi siku.

7860 x 0,0001 = 0,8 Kg.

B. Triplex kayu, dg tebal : 5 mm, sebagai deck untuk setiap tingkat rak dengan ukuran

panjang x lebar : 148 cm → 1,48 m x 28 cm → 0,28 m = 0,4144 m².

Total kebutuhan triplex kayu : 0,4144 m² x 3 (tingkat) = 1,2432 m².

C. Elektroda las listrik, sebagai bahan untuk mengelas. Elektroda yang akan di gunakan

mempunyai klasifikasi E 6013.

D. Mata / batu gerinda tangan (universal), sebagai alat untuk merapihkan hasil

sambungan las yang masih kasar.

E. Energi listrik, sebagai sumber energi untuk bekerjanya alat – alat saat proses

produksi berlangsung.

F. Cat minyak (universal), sebagai pelindung rak dari karat / korosi sekaligus sebagai

pemanis tampilan.

G. Pengencer cat / thinner (universal), sebagai zat pengencer cat, agar cat lebih cepat

kering dan lebih mengkilap.

8

Page 9: Tugas Produksi 2

Untuk lebih jelasnya bisa dilihat dalam gambar:

3.Kebutuhan alat

Alat dibutuhkan dalam beberapa tahapan proses produksi, antara lain :

A. Pengukuran, alat yang dibutuhkan adalah : meteran, mistar siku, penggores dan

kapur.

B. Pemotongan, alat yang dibutuhkan adalah : tanggem, gergaji dan gerinda tangan.

C. Pengelasan, alat yang dibutuhkan adalah : mesin las listrik, topeng las, palu terak dan

tang.

D. Finishing, alat yang dibutuhkan adalah : gerinda tangan, wadah cat dan kuas.

Untuk lebih jelasnya bisa dilihat dalam gambar:

9

Page 10: Tugas Produksi 2

Dari kiri : Sarung tangan las, Gergaji besi dan Misatar siku, Mesin las, Meja + Tanggem.

Dari kiri : Gerinda tangan, Palu terak, Topeng dan kaca mata las, Misatar baja.

4.Perhitungan harga ongkos produksi (modal)

Perhitungan ongkos produksi ( modal ) Dipertimbangkan atas dua faktor :

A. Dengan satuan apa bahan dapat dibeli.

Maksudnya adalah ketika kita membutuhkan suatu bahan, dengan jumlah

aktual yang terpakai hanya sedikit, tapi satuan jual dari bahan tersebut dipasaran

lebih besar dari apa yang kita butuhkan (tidak tersedia dalam satuan yang lebih kecil

atau eceran ). Maka, mau tidak mau kita harus tetap membelinya. Contohnya ketika

kita membutuhkan cat minyak sebanyak ± ¼ Kg, tapi dipasaran cat tersebut dijual

paling sedikit sebanyak 1 Kg. Mau tidak mau kita tetap harus membelinya sebanyak 1

Kg. Sehingga, kita mempunyai resiko akan menyisakan bahan cat sebanyak ¾ Kg .

Oleh karena itu, kita harus dapat menghitung berapakah jumlah unit yang tepat dari

barang yang kita produksi dalam satu kali proses produksi, agar semua bahan yang

10

Page 11: Tugas Produksi 2

kita beli bisa habis terpakai. Kalaupun masih ada sisa, diusahakan agar jumlahnya

hanya sedikit. Kebutuhan bahan antara lain :

- Kebutuhan besi siku = Rp 9.000,00 per Kg.

- Kebutuhan besi puntir = Rp 9.000,00 per Kg.

- Kebutuhan triplex kayu = Rp 55.000,00 Per lembar.

- Kebutuhan elektroda las listrik = Rp 75.000,00 per box atau Rp

1000,00 per batang.

- Kebutuhan cat minyak = Rp 30.000,00 per Kg.

- Kebutuhan thinner cat = Rp 18.000,00 per liter.

- Kebutuhan mata atau batu gerinda = Rp 10.000,00 per buah.

- Kebutuhan energy listrik atau harga sewa listrik + tempat = Rp

20.000,00 per hari.

B. Estimasi Jumlah nyata harga ongkos produksi ( modal ).

Adalah berapa banyak modal produksi yang diperlukan meliputi bahan yang

dibutuhkan dan berapa orang yang terlibat dalam proses produksi, yaitu :

1. Estimasi Jumlah nyata harga bahan yang dibutuhkan, antara lain:

- Kebutuhan Besi siku = (berat besi siku per meter x total

kebutuhan besi siku x harga besi siku per Kg). Jika kebutuhan

besi siku = 15,4 m. Besi siku sepanjang 1 m memiliki berat =

1,4 Kg. Harga besi = Rp 9.000,00 per Kg. Maka estimasi harga

belanja untuk besi siku adalah : ( 1,4 x 15,4 x Rp 9.000, 00) =

Rp 194.040,00 → Rp 194.000,00.

- Kebutuhan besi puntir = (berat besi puntir per meter x total

kebutuhan besi puntir x harga besi puntir per Kg). Jika

kebutuhan besi puntir = 1,8 m. Besi puntir sepanjang 1 m

memiliki berat = 0,8 Kg. Harga besi = Rp 9.000,00 per Kg. Maka

estimasi harga belanja untuk besi puntir adalah : ( 0, 8 x 1, 8 x

Rp 9.000,00 ) = Rp 12.960,00 → Rp 13.000,00. .

- Kebutuhan triplex kayu = (luas kebutuhan triplex kayu x Harga

satu lembar utuh triplex kayu) / luas satu lembar utuh triplex

kayu. Jika jumlah triplex kayu yang dibutuhkan adalah seluas

= 1,2432 m². Jika luas untuk satu lembar utuh triplex kayu

11

Page 12: Tugas Produksi 2

adalah = 2,88 m², dan harga satu lembar utuh triplex kayu

( panjang : 2,4 m x lebar : 1,2 m ) = Rp 55.000,00. Maka

estimasi harga belanja untuk triplex kayu adalah : ( 1,2432 x Rp

55.000,00 ) / 2,88 = Rp 23.741,00 → Rp 23.750,00.

- Kebutuhan elektroda las listrik = ( jumlah elektroda yang

dibutuhkan x harga elektroda per batang ) atau (Jumlah

elektroda yang dibutuhkan x Harga satu box elektroda) /

Jumlah elektroda dalam satu box . Jika estimasi jumlah

elektroda las listrik yang dibutuhkan kira – kira sebanyak = 20

buah. Harga satu box elektroda ( isi ± 80 buah ) adalah : Rp

75.000,00. Maka estimasi harga belanja untuk elektroda las

listrik adalah : ( 20 x Rp 75.000,00 ) / 80 = Rp 18.750,00.

- Kebutuhan cat minyak = ( jumlah cat minyak yang di butuhkan

x harga cat minyak per Kg ) . Jika estimasi jumlah cat minyak

yang di butuhkan kira – kira sebanyak ½ Kg. Harga 1 kg cat

minyak adalah : Rp 20.000,00. Maka estimasi harga belanja

untuk cat minyak adalah : ( 0,5 x Rp 20.000,00 ) = Rp

10.000,00.

- Kebutuhan Thinner cat = ( Jumlah thinner cat yang di butuhkan x harga thinner cat per liter ). Jika estimasi jumlah thinner cat yang di butuhkan sebanyak ½ liter. Harga satu liter thinner cat : Rp 18.000,00. Maka estimasi harga belanja untuk thinner cat adalah : ( 0,5 x Rp 18.000,00 ) = Rp 9.000,00.

- Kebutuhan mata atau batu gerinda = ( Jumlah mata / batu

gerinda yang di butuhkan x harga mata atau batu gerinda per

buah ). Jika estimasi jumlah batu gerinda yang di butuhkan

sebanyak : 1 ( satu ) buah. Harga satu buah batu gerinda

adalah : Rp 10.000,00. Maka estimasi harga belanja untuk batu

gerinda adalah : ( 1 x Rp 10.000 ) = Rp 10.000,00.

- Kebutuhan energy listrik = ( Jumlah kebutuhan energy listrik

per satuan waktu x harga energi listrik per satuan waktu) atau

Harga sewa listrik + tempat = Rp 20.000,00 per hari.

- Biaya transportasi = Rp 10.000,00.

12

Page 13: Tugas Produksi 2

Jadi estimasi jumlah nyata harga bahan = estimasi harga

belanja besi siku + estimasi harga belanja besi puntir + estimasi harga

belanja triplex kayu + estimasi harga belanja elektroda las listrik +

estimasi harga belanja cat minyak + estimasi harga belanja thinner

cat + estimasi harga belanja mata / batu gerinda + estimasi harga

sewa listrik + tempat + biaya transportasi belanja.

Maka besar estimasi jumlah nyata harga bahan : Rp

194.000,00 + Rp 13.000,00 + Rp 23.750,00 + Rp 18.750,00 +

Rp 10.000,00 + Rp 9.000,00 + Rp 10.000,00 + Rp 20.000,00 +

Rp 10.000,00 = Rp 308.500,00.

2. Estimasi jumlah nyata harga tenaga kerja yang dibutuhkan.

Idealnya, tenaga kerja yang diperlukan dalam proses

pembuatan rak ini butuh sebanyak 2 ( dua ) orang tenaga kerja,

rinciannya adalah :

- Pengukuran dan pemotongan ( tenaga bantuan ) sebanyak : 2

orang, dengan upah = 2 x ( Rp 30.000,00 ) per hari.

- Pengelasan ( tenaga utama ) sebanyak : 1 orang, dengan upah

= Rp 50.000,00 perhari

Jadi estimasi jumlah nyata harga tenaga kerja = harga tenaga utama

+ harga tenaga bantuan.

Maka besar estimasi jumlah nyata harga tenaga

kerja : Rp 50.000,00 + Rp 60.000,00 = Rp 110.000,00.

Jadi estimasi jumlah nyata harga ongkos produksi ( modal ) = estimasi

jumlah nyata harga bahan + estimasi jumlah nyata harga tenaga kerja.

Maka besar estimasi jumlah nyata harga ongkos produksi ( modal )

: Rp 308.500,00 + Rp 110.000,00 = Rp 418.500,00.

13

Page 14: Tugas Produksi 2

BAB III

PROSES PRODUKSI

Dibagi dalam beberapa langkah kerja yang saling berkaitan erat terhadap kualitas

produk, waktu selesainya proses produksi dan besarnya modal produksi.

1.Pengukuran

Pengukuran merupakan langkah yang sangat vital. Sebaiknya pengukuran dilakukan

oleh satu orang saja, agar terjadi kesamaan dari hasil pengukuran. Untuk setiap jenis

pengukuran, misal : panjang dan sudut (kesikuan), sebaiknya kita menggunakan alat yang

tetap sama. Jika kita berganti – ganti alat, dimungkinkan akan terjadi perbedaan dari hasil

pengukuran yang sudah kita lakukan. Alat yang sering digunakan dalam proses pengukuran

antara lain : Meteran (pita), mistar baja panjang dan mistar siku.

Gambar. Proses pengukuran konstruksi Gambar. Pengukuran bahan

keakuratan dari hasil pengukuran akan berpengaruh terhadap kecepatan proses produksi

yang berpengaruh terhadap lama waktu selesainya proses produksi. Kita ambil contoh : jika

kita akan membuat rak (kubus), maka kita membutuhkan paling sedikit 12 ruas batang besi

siku. Jika ada salah satu dari ruas dengan panjang yang berbeda dari ukuran yang

seharusnya (yang sudah ditetapkan), katakan 5 mm saja, yang disebabkan karena

kecerobohan si pengukur. Dan hal ini baru diketahui setelah ruas besi siku tersebut sudah di

potong, maka kita harus menambah proses kerja tambahan untuk menyamakan ukuran dari

ruas yang panjangnya berbeda.

14

Page 15: Tugas Produksi 2

Gambar. Perbaikan karena kesalahan pemotongan.

Hal ini akan semakin menambah waktu pengerjaan, sehingga proses produksi akan semakin

lama. Kesalahan seperti ini juga bias dilakukan oleh si pemotong bahan. Semakin lama

selesainya proses produksi, maka semakin besar perhitungan harga tenaga kerja dan

semakin besar perhitungan harga energi listrik yang kita pakai.

Yang lebih fatal adalah jika kesalahan tersebut baru diketahui setelah rangka rak

selesai di las. Dipastikan, hasil dari rak yang kita buat adalah rak dengan bentuk yang tidak

presisi, miring, tidak karuan dan lain sebagainya. Atau waktu selesainya proses produksi

akan semakin membengkak, karena kita harus membongkar dan mengelas ulang rangka rak

tersebut.

Kesimpulannya : dalam proses pengukuran, keakuratan adalah faktor utama yang

harus diperhatikan, baik pada saat pengukuran panjang, sudut dan yang lainnya .

2.Pemotongan

Dari beberapa proses, yang tidak kalah pentingnya adalah proses pemotongan.

Setelan bahan kita ukur, langkah selanjutnya adalah pemotongan bahan. Sebaiknya yang

melakukan proses pemotongan bahan adalah orang yang melakukan pengukuran. Hal ini

akan mempermudah, karena orang yang mengukur tentulah adalah orang yang lebih tahu

keakuratan pengukuran. Dengan begitu, hasil pemotongan juga akan lebih akurat atau

presisi.

Kesalahan yang sering terjadi dalam proses pemotongan yaitu : hasil pemotongan

dengan panjang yang berbeda dan hasil pemotongan dengan sudut yang tidak sesuai

15

Page 16: Tugas Produksi 2

dengan yang direncanakan (45°, 90°, dll). Kesalahan juga bisa terjadi karena alat yang kita

gunakan (gergaji besi manual) sudah tidak layak : gagang kendur, mata gergaji tumpul dll.

Dalam langkah kerja yang sebelumnya, kita sudah tahu efek / resiko, jika terjadi

kesalahan pemotongan. Oleh karena itu, usahakan agar pemotongan bahan menghasil

ukuran yang sama panjang, untuk setiap kelompok ruas yang panjangnya sudah kita

rencanakan.

Gambar. Proses pemotongan yang dilakukan oleh dua orang yang berbeda.

3.Pengelasan

Ketika semua bahan sudah terpotong, langkah selanjutnya adalah proses

pengelasan. Pengelasan dilakukan minimal oleh 2 (dua) orang, yaitu : pengelas dan

pembantu. Sebaiknya kita menyatukan bagian bagian yang letaknya di dalam, yang lebih

mudah posisinya dan urutan yang lebih memudahkan proses pengelasan.

Yang harus diperhatikan saat kita menggabungkan setiap bagian adalah : agar setiap

bagian itu harus terjalin sesuai dengan sudut yang sudah direncanakan, terutama kesikuan

(tegak lurus). Kita tentu sudah tahu risikonya jika terjadi kesalahan. Kita jangan langsung

mengelas penuh, tapi kita las titik (cantum) terlebih dahulu. Sehingga kita bisa mengatur

kasikuan rangka atau bagian terlebih dahulu, jika kita sudah yakin, barulah kita lakukan

pengelasan secara penuh.

16

Page 17: Tugas Produksi 2

Gambar. Pengecekan sudut

Gambar. Proses las cantum. Gambar. Proses las penuh.

4.Finishing

Ini adalah langkah terakhir, dalam proses pembuatan. Pada umumnya kita

melakukan finishing dengan cara mengecat hasil produk. Tujuannya agar : hasil produk

mempunyai tampilan warna yang menarik dan lebih tahan dari pengaruh kelembaban udara

yang bisa menimbulkan karat / korosi. Cat yang umumnya kita gunakana adalah cat minyak,

karena cat ini lebih mampu menahan kelembaban.

Sebelum melakukan pengecatan, sebaiknya kita periksa lebih dulu apakah masih ada

bagian – bagian dari rangka rak yang masih tajam, kasar dan yang lainnya. Jika masih ada

maka sebaiknya kita rapihkan lebih dulu. Kita bisa menggunakan Gerinda tangan untuk

17

Page 18: Tugas Produksi 2

melakukan proses tersebut. Setelah yakin semua sudut sudah rapih dan aman, maka kita

dapat mengecat rak tersebut.

Gambar. Proses pengerindaan Gambar. Proses Pengecatan

Akan semakin baik jika kita memberikan dasaran cat terlebih dahulu (epoxy, meny

besi dsb), ini akan membuat cat semakin kuat dan dengan warna yang semakin bagus.

Tetapi kita dapat langsung mengecat dengan cat warna, atas dasar pertimbangan sesuai

dengan pangsa pasar yang kita bidik, yang pastinya berhubungan dengan modal ongkos

produksi dan kemapuan / daya beli masyarakat. Dibawah ini adalah gambar contoh rak yang

sudah jadi :

18

Page 19: Tugas Produksi 2

BAB IV

RENDEMEN PROSES PRODUKSI

1.Perhitungan ongkos produksi

Akan terdapat selisih antara jumlah biaya saat kita membeli bahan dengan besarnya

biaya aktual ( nyata ) kebutuhan bahan, hal ini dikarenakan harga bahan yang tersedia

dipasaran tidak akan selalu sama dengan besarnya jumlah kebutuhan aktual bahan yang kita

perlukan atau yang sudah kita hitung.

Dibawah ini ada dua tabel, inti permasalahannya adalah jika kita membeli elektroda

las dengan satuan box ( isi ± 80 buah ) seharga Rp. 75.000,00. Sedangkan kebutuhan

elektroda las untuk satu buah rak adalah sebanyak : 20 buah elektroda ( senilai Rp 18.750,00

), ini akan berakibat tersisanya bahan berupa elektroda sebanyak ± 60 buah, yang jika dinilai

dengan uang, akan setara dengan uang sebanyak Rp 56.250,00. Sangat disayangkan jika

harus ada endapan dana yang cukup besar, dikarenakan ada bahan tidak terpakai.

Contohnya :

Tabel ke - 1

Kebutuhan Harga bahan ( harga

satuan barang )

Harga / biaya Nyata

(aktual terpakai)

Selisih ( endapan

dana )

Besi siku Rp 194.000,00 Rp 194.000,00 0

Besi puntir Rp 13.000,00 Rp 13.000,00 0

Triplex kayu Rp 55.000,00 / lembar Rp 23.750,00 Rp 31.250,00

Elektroda las Rp 75.000,00 / box Rp 18.750,00 Rp 56.250,00

Cat minyak Rp 20.000,00 / Kg Rp 10.000,00 Rp 10.000,00

Thinner cat Rp 18.000,00 / liter Rp 9.000,00 Rp 9.000,00

Batu gerinda Rp 10.000,00 / buah Rp 10.000,00 0

Biaya transportasi Rp 10.000,00 / buah Rp 10.000,00 0

Listrik + tempat Rp 20.000,00 / hari Rp 20.000,00 0

Tenaga utama Rp 50.000,00 Rp 50.000,00 0

Tenaga pembantu Rp 60.000,00 Rp 60.000,00 0

Total Rp 525.000,00 Rp 418.500,00 Rp 106.500,00

19

Page 20: Tugas Produksi 2

Untuk menghindari endapan dana, maka kita membeli elektroda dengan harga

satuan. Harga satuan untuk satu buah elektroda sebesar Rp 1.000,00. Maka besar dana yang

dibutuhkan adalah : 20 x Rp 1.000,00 = Rp 20.000,00. Maka denga membeli elektroda

dengan harga satuan, kita dapat menurunkan biaya yang harus dikeluarkan saat belanja

bahan sebesar : Rp 55.000,00. Seperti di ceritakan pada tabel – 2.

Tabel ke - 2

Kebutuhan Harga bahan ( harga

satuan barang )

Harga / biaya Nyata

(aktual terpakai)

Selisih ( endapan

dana )

Besi siku Rp 194.000,00 Rp 194.000,00 0

Besi puntir Rp 13.000,00 Rp 13.000,00 0

Triplex kayu Rp 55.000,00 / lembar Rp 23.750,00 Rp 31.250,00

Elektroda las Rp 20.000,00 / 20 bh Rp 18.750,00 Rp 1.250,00

Cat minyak Rp 20.000,00 / Kg Rp 10.000,00 Rp 10.000,00

Thinner cat Rp 18.000,00 / liter Rp 9.000,00 Rp 9.000,00

Batu gerinda Rp 10.000,00 / buah Rp 10.000,00 0

Biaya transportasi Rp 10.000,00 / buah Rp 10.000,00 0

Listrik + tempat Rp 20.000,00 / hari Rp 20.000,00 0

Tenaga utama Rp 50.000,00 Rp 50.000,00 0

Tenaga pembantu Rp 60.000,00 Rp 60.000,00 0

Total Rp 470.000,00 Rp 418.500,00 Rp 51.500,00

Jika kita perhatikan lebih lanjut, pada tabel – 2 masih terdapat dana endapan lainnya

dari bahan berupa :

- Triplex Kayu seluas : 1,6368 m² atau senilai : Rp 31.250,00 → 1 rak butuh 1,2432

m².

- Cat minyak sebanyak ½ Kg atau senilai : Rp 10.000,00 → 1 rak butuh ½ Kg.

- Thinner cat sebanyak ½ literatau senilai : Rp 9.000,00 → 1 rak butuh ½ liter.

Tapi kita dapat mengefektifkan penggunaan bahan tersebut dengan memproduksi rak

sebanyak 2 unit sekaligus. Sehingga semua bahan bisa di pakai sampai dengan batas

maksimal.

20

Page 21: Tugas Produksi 2

Hal ini bisa kita lihat pada tabel – 3.

Kebutuhan Harga bahan ( harga

satuan barang )

Harga / biaya Nyata

(aktual terpakai)

Selisih ( endapan

dana )

Besi siku Rp 194.000,00 Rp 194.000,00 0

Besi puntir Rp 26.000,00 Rp 26.000,00 0

Triplex kayu Rp 55.000,00 / lembar Rp 47.500,00 Rp 7.500,00

Elektroda las Rp 40.000,00 / 40 bh Rp 37.500,00 Rp 2.500,00

Cat minyak Rp 20.000,00 / Kg Rp 20.000,00 0

Thinner cat Rp 18.000,00 / liter Rp 18.000,00 0

Batu gerinda Rp 10.000,00 / buah Rp 10.000,00 0

Biaya transportasi Rp 10.000,00 / buah Rp 10.000,00 0

Listrik + tempat Rp 20.000,00 / hari Rp 20.000,00 0

Tenaga utama Rp 50.000,00 Rp 50.000,00 0

Tenaga pembantu Rp 60.000,00 Rp 60.000,00 0

Total Rp 503.000,00 Rp 493.000,00 Rp 10.000,00

Untuk di ketahui sebagai catatan, bahwa :

1. Jumlah jam kerja efektif dalam satu hari adalah sebanyak 7,5 jam, dari pukul 08.00

sampai dengan pukul 16.30 (dipotong waktu untuk istirahat sebanyak 1 jam, dari

pukul 12.00 s/d pukul 13.00).

2. Lamanya proses produksi untuk 1 ( satu ) unit rak besi adalah : 3 jam ( 3 x 60 menit ),

dari pukul 14.30 s/d pukul 16.00.

3. Maka, lamanya proses produksi untuk 2 ( dua ) unit rak besi adalah : 6 jam ( 6 x 60

menit ).

4. Banyaknya jumlah tenaga yang di butuhkan, adalah : 3 orang.

5. Banyaknya biaya yang diperlukan untuk belanja bahan dan untuk upah tenaga kerja

untuk memproduksi rak sebanyak 2 unit : Rp 503.000,00.

6. Besarnya estimasi jumlah nyata harga ongkos produksi ( modal ) untuk 2 ( dua ) unit

rak adalah : Rp 493.000,00.

7. Besarnya estimasi jumlah nyata harga ongkos produksi ( modal ) untuk 1 ( satu ) unit

rak adalah : Rp 246.500,00.

21

Page 22: Tugas Produksi 2

2.Penentuan besar harga produk dipasaran

Seperti yang kita ketahui, besarnya estimasi jumlah nyata harga ongkos produksi

(modal ) untuk 2 buah rak adalah : Rp 493.000,00. Maka banyaknya modal untuk

memproduksi satu buah rak : Rp 493.000,00 / 2 = Rp 246.500,00.

Laba ( untung ) = Besarnya estimasi jumlah nyata harga ongkos produksi ( modal ) –

Besar harga jual produk. Jika 1 unit rak kita jual dengan harga Rp 300.000,00. Maka kita

masih bisa meraih laba sebesar : Rp 300.000,00 – Rp 246.500,00 = Rp 53.500,00. Karena ada

endapan dana sebesar Rp 10.000,00 karena ada sisa bahan yang tidak terpakai. Maka laba

kita kurangi lagi : Rp 53.500,00 – Rp 10.000,00 = Rp 43.500,00.

Besar prosentase keuntungan satu buah rak = ( laba x 100 % ) / besarnya

estimasi jumlah nyata harga ongkos produksi. Maka : ( Rp 43.500,00 x 100 ) /

Rp 246.500,00 = 17,65 %.

Saya rasa cukup pantas jika rak tersebut kita jual dengan harga Rp 300.000,00.

Karena dengan harga jual senilai itu, rak besi tersebut dimungkinkan masih terjangkau oleh

daya beli masyarakat. Juga, cukup pantas jika kita mendapat keuntungan sebesar Rp

43.500,00 ( 17,65 % ) atas hasil kreatifitas dan olah pikir dari sebuah disiplin ilmu.

22

Page 23: Tugas Produksi 2

BAB V

PENUTUP

1.Kesimpulan

1. Perencanaan termasuk satu langkah vital dalam menghasilkan suatu produk

2. Kekompakan team atau antar bagian adalah salah satu faktor yang berpengaruh

terhadap hasil akhir sebuah produk.

3. Melakukan semua langkah – langkah dalam proses produksi dengan akurat, efektif

dan dengan sedikit kesalahan, akan memperkecil harga ongkos produksi.

2.Saran

1. Perlu adanya penambahan meja ragum + ragum dalam laboratorium proses

produksi, agar sesuai dengan jumlah mahasiswa yang praktek.

2. Perlu adanya pengadaan alat - alat kerja bangku yang baru, karena jumlah alat

yang ada masih kurang dan alat yang lama sudah ada yang rusak.

Contoh : setang gergaji besi sudah goyang, mata gergaji tumpul, topeng las hanya

ada satu dll.

----- terima kasih -----

23

Page 24: Tugas Produksi 2

24