TUGAS PRESENTASI KASUS PARU-FLU BURUNG.pptx
-
Upload
nahiyah-isnanda -
Category
Documents
-
view
50 -
download
7
description
Transcript of TUGAS PRESENTASI KASUS PARU-FLU BURUNG.pptx
TUGAS PRESENTASI KASUS“FLU BURUNG”
Tutor: dr. Mohamad Fakih, M.M
Kelompok H3
Nahiyah Isnanda G1A010098Hesti Putri Anggraeni G1A010099
Handika Reza A. G1A010100Anggita Setiadi R. G1A010049
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU – ILMU KESEHATANJURUSAN PENDIDIKAN DOKTER
PURWOKERTO2013
• Penyakit flu burung atau flu unggas (Avian Influenza) penyakit menular, disebabkan oleh virus influenza tipe A & ditularkan oleh unggas.
• Tingkat kematian akibat flu burung sangat tinggi. • Hasil penelitian atas 10 orang yang terinfeksi virus
flu burung di Vietnam, WHO menemukan bahwa 8 orang meninggal, seorang sembuh dan seorang lagi dalam kondisi kritis
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
• Flu burung (Avian Influenza/AI) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus influenza yang menyerang burung/ unggas/ayam.
• disebabkan oleh virus influenza dengan kode genetic H5N1
• dapat menular dari burung ke burung dan dapat pula menular dari burung ke manusia.
Definisi
• Penyebab Flu burung atau AI virus influenza H5N1,
• dimana virus H5N1 lebih patogen daripada subtype lainnya sehingga disebut dengan Highly Pathogenic H5N1 Avian Influenza (HPAI)
• Virus H5N1 termasuk virus RNA famili Orthomyxoviridae
Etiologi
1. Pekerja peternakan / pemrosesan unggas2. Petugas kesehatan3. Pekerja laboratorium yang memproses bahan /
hewan terjangkit4. Pengunjung peternakan / pemrosesan unggas
dalam 1 minggu terakhir5. Kontak dengan penderita flu burung
Faktor Risiko
6. Kontak dengan kotoran unggas / pupuk7. Kendaraan pengangkut unggas8. Rumah potong unggas9. Kios daging unggas10. Penjual produk unggas11. Pengepul (pooler)12. Lingkungan yang terdapat unggas tidak
dikandangkan13. Individu yang terpapar dengan penderita infeksi
pernapasan tanpa diketahui penyebabnya.
1. kontak langsung dengan sekret/lendir atau tinja binatang yang terinfeksi melalui saluran pernafasan atau mukosa konjungtiva (selaput lendir mata).
2. melalui udara yang tercemar yang berasal dari tinja atau sekret/lendir unggas
3. kontak dengan benda yang terkontaminasi virus Avian influenza (H5N1)
Cara penularan ke manusia:
• Juni 2007 sebanyak 313 orang di seluruh dunia terjangkit virus AI dengan 191 di antaranya meninggal dunia
• Kasus meningkat cepat dari tahun ke tahun• Tahun 2003 4 kasus, menjadi 46 kasus (2004), 97
kasus (2005), 116 kasus (2006), dan tahun 2007 dilaporkan angka kematian 50 kasus (66%).
Epidemiologi
• Negara yang terjangkit sebagian besar adalah negara-negara di Asia (Thailand, Vietnam, Kamboja, China, dan Indonesia), saat ini sudah menyebar ke Irak dan Turki
• Di Indonesia, propinsi terbanyak yang terjangkit infeksi AI adalah Jawa Barat, DKI Jakarta, dan Banten
Con’t…
Patogenesis
virus H5N1
penempelan (attachment) spike virion hemaglutinin (HA) dengan reseptor spesifik yang mengandung sialic acid (SA) di permukaan sel hospes
virus H5N1 memasuki sel hospes
virion menyusup ke sitoplasma sel
mengintegrasikan materi genetik virus di dalam inti sel hospes
virus bereplikasi
virus H5N1 dapat bereplikasi di dalam sel nasofaing, sel gastrointestinal
membentuk virion-virion baru
virion-virion baru menginfeksi sel-sel sekitarnya
Patofisiologi virus Avian influenza (H5N1) di sal. pencernaan unggas dikeluarkan bersama
tinja/saliva mengering hancur jadi semacam bubuk
virus terhirup manusia melalui droplet virus tertanam di membran mukosa sal. napas masuk alveoli
di epitel sal napas, virus mengalami replikasi selama 4 - 6 jam, kemudian menyebar ke sel - sel didekatnya
masa inkubasi (18 jam-4 hari), lokasi utama infeksi di sel - sel kolmnar bersilia
sel - sel yang terinfeksi akan membengkak, intinya berkerut, kemudian mengalami piknosis
bersamaan dengan terjadinya disintegrasi dan hilangnya silia kemudian terbentuk badan inklusi
Kasus AI H5N1 pada manusia diklasifikasikan dalam 3 jenis kasus sesuai perkembangan diagnosis, yaitu:1. Kasus Suspek AI H5N1
Seseorang yang menderita demam panas ≥380C disertai dengan satu atau lebih gejala berikut :a. batuk b. sakit tenggorokan c. pilek d. sesak nafas (nafas pendek) ditambah dengan satu atau lebih keadaan di bawah ini :
Penegakan Diagnosis
• kontak dengan unggas sakit/mati mendadak yang belum diketahui penyebabnya serta produk mentahnya (telur, jeroan) termasuk kotoran dalam 7 hari terakhir sebelum timbul gejala di atas.
• tinggal di lokasi yang terdapat kematian unggas yang tidak biasa
• kontak dengan penderita AI konfirmasi• kontak dengan spesimen AI H5N1• lekopenia (< 5000/µl) • ditemukan adanya antibodi terhadap H5 dengan
pemeriksaan Hemaglutinase Inhibition (HI) test menggunakan eritrosit kuda
atau Seseorang yang menderita Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS) dengan satu atau lebih keadaan di bawah ini : a. Leukopenia (<5000) atau limfositopeniab. Foto toraks menggambarkan pneumonia atipikal atau
infiltrat baru di kedua sisi paru yang makin meluas pada serial foto
Adalah kasus yang memenuhi kriteria kasus suspek dengan satu atau lebih keadaan di bawah ini:a. kenaikan titer antibodi 4 kali terhadap H5
dengan pemeriksaan uji HI menggunakan eritrosit kuda atau uji ELISA
b. Hasil laboratorium terbatas untuk Influenza H5 (terdeteksinya antibody spesifik H5 dalam spesimen serum tunggal) menggunakan neutralisasi test.
2. Kasus Probable AI H5N1
kasus suspek atau kasus probabel dengan satu atau lebih keadaan di bawah ini:a. Kultur (biakan) virus Influenza A/ H5N1 positif b. PCR Influenza A/ H5N1 positif c. Pada Imunofluorescence (IFA) test ditemukan
antibodi positif dengan menggunakan antigen monoklonal Influenza A/H5N1
d. Kenaikan titer antibodi spesifik Influenza/H5N1 pada fase konvalesen sebanyak 4 kali atau lebih dibandingkan dengan fase akut dengan microneutralization test.
3. Kasus Confirmed AI H5N1
Obat antiviral• amantadine, rimantadine, zanamivir, dan
oseltamivir (tamiflu).• Mekanisme kerja amantadine dan rimantadine
adalah menghambat replikasi virus• zanamivir dan oseltamivir merupakan inhibitor
neuraminidase• zanamivir dan oseltamivir belum ada uji klinik
pada manusia yang resmi dilakukan untuk mengevaluasi efektifitas
Penatalaksanaan
• oksigenasi• pemberian cairan parenteral (infus)• Obat lain antibiotika berspektrum luas dan
kortikosteroid
Terapi suportif
• Profilaksis 75 mg oseltamivir sekali sehari, selama 7 sampai 10 hari orang-orang berisiko tinggi
• jaga kebersihan lingkungan• jaga kebersihan diri: gunakan penutup hidung,
sarung tangan• Segera cari perhatian medis bila timbul gejala-gejala
demam, infeksi mata, dan/atau ada gangguan pernafasan
Pencegahan
Terima Kasih