Tugas Periodonsia 1 Yon Aditama
-
Upload
yon-aditama -
Category
Documents
-
view
28 -
download
1
description
Transcript of Tugas Periodonsia 1 Yon Aditama
Tugas Periodonsia 1
Disusun Oleh :
Yon Aditama
NIM : 04031181419018
Dosen Pembimbing : drg. Asti Rosmala Dewi, Sp.Perio, MARS, MM
Program Studi Pendidikan Dokter Gigi
Fakultas Kedokteran
Universitas Sriwijaya
2015
1. BIOFILM
a. Apa yang dimaksud dengan biofilm?
Jawaban : Biofilm merupakan kumpulan dari sel-sel mikrobial yang melekat
secara ireversibel pada suatu permukaan dan terbungkus dalam matriks
Extracellular Polymeric Substances (EPS) yang dihasilkannya sendiri serta
memperlihatkan adanya perubahan fenotip seperti perubahan tingkat pertumbuhan
dan perubahan transkripsi gen dari sel planktonik atau sel bebasnya.
b. Bagaimana mekanisme terbentuknya biofilm dalam rongga mulut?
Jawaban : Pembentukan dimulai dari kolonisasi Streptococcus mutans pada gigi.
Bakteri ini menguraikan karbohidrat terutama sukrosa (gula tebu) sebagai sumber
nutrien dan untuk pembentukan glikokaliks. Sukrosa diuraikan menjadi
monosakarida sebagai sumber energi sel, dengan bantuan enzim. Enzim kedua
yang dikeluarkan oleh sel berupa rantai polisakarida yang tidak larut untuk
menguraikan fruktosa, yang disebut sebagai molekul glukan (seperti matriks
glikokaliks yang mengelilingi sel). Adanya glukan ini akan melekatkan
Streptococcus mutans pada gigi, menyediakan tempat bagi spesies bakteri mulut
lain dan menjerat partikel nutrien. Suatu biofilm kini telah terbentuk.
c. Apa fungsi biofilm bagi bakteri?
Jawaban : Alasan bakteri membentuk biofilm adalah karena daya tahan
hidup/sintasan (survival) meningkat dan pertumbuhan menjadi lebih baik.
Setidaknya ada empat alasan yang mendasari hal tersebut:
Pertahanan
Biofilm berfungsi sebagai mekanisme pertahanan bagi bakteri dengan cara
meningkatkan resistensi terhadap gaya fisik yang dapat menyapu berssih
sel-sel yang tidak menempel, fagositosis oleh sel-sel sistem imun
(kekebalan) tubuh, dan penetrasi dari senyawa beracun seperti
antibiotik. Bakteri di dalam biofilm lebih resisten 10-1.000 kali
dibandingkan bila tidak di dalam biofilm.
Pelekatan pada relung
Dengan menggunakan biofilm, bakteri dapat melekat pada permukaan
yang kaya akan nutrisi seperti jaringan sel hewan, atau permukaan substrat
pada sistem yang mengalir contohnya permukaan batu di dalam aliran air.
Kolonisasi
Pembentukan biofilm membantu sel-sel bakteri untuk hidup berdekatan
dan membentuk koloni. Contohnya adalah Pseudomonas aeruginosa yang
berkoloni dengan biofilm sehingga memfasilitasi komunikasi antar sel
dengan molekul sinyal, dan meningkatkan peluang pertukaran materi
genetik.
Cara hidup alami bakteri
Di alam, biofilm adalah cara hidup alami bagi beberapa bakteri tertentu
dengan alasan terbatasnya nutrisi, tidak seperti medium buatan yang kaya
akan nutrisi bagi bakteri.
2. PLAK
a. Apa yang dimaksud dengan plak?
Jawaban : Plak dental adalah suatu lapisan lunak yang tidak terkalsifikasi terdiri
dari bakteri yang melekat pada permukaan gigi atau objek lainnya di rongga mulut
seperti restorasi, gigi tiruan dan kalkulus. Plak tampak sebagai suatu massa
deposit berwarna kekuning-kuningan atau keabu-abuan yang hanya dapat
dihilangkan dengan penyikatan gigi.
b. Bagaimana mekanisme terbentuknya plak dalam rongga mulut?
Jawaban : Mekanisme pembentukan plak dibagi menjadi tiga fase, antara lain:
pembentukan pelikel, kolonisasi awal serta kolonisasi sekunder, dan pematangan
plak.
Pembentukan Pelikel
Beberapa detik setelah dilakukan pembersihan gigi, terdapat selapis tipis protein
saliva, terutama glikoprotein yang melekat ke permukaan gigi dan dapat pula melekat
pada restorasi dan gigi tiruan. Lapisan ini disebut pelikel saliva yang merupakan
lapisan tipis berukuran 0.5µm, halus, tidak berwarna, dan translusen. Lapisan ini
melekat erat pada permukaan gigi dan hanya dapat dihilangkan dengan gesekan.
Pelikel bekerja seperti perekat dua sisi, satu sisi melekat pada permukaan gigi dan sisi
lainnya melekatkan bakteri ke permukaan gigi. Pelikel berfungsi sebagai pelindung
dan menghambat demineralisasi pada permukaan enamel.
Gambar 2: Pembentukan Pelikel
Pada awalnya pelikel bebas dari kontaminasi bakteri. Pelikel juga
mengandung berbagai faktor antibakteri seperti: IgG, IgA, IgM, komplemen, dan
lisozim. Pelikel gigi yang telah terbentuk menyediakan substrat di mana bakteri
menumpuk dan akan membentuk plak. Telah diyakini bahwa plak terbentuk atas
beberapa bantuan komponen saliva yang terlibat dalam aglutinasi bakteri atau dengan
bertindak sebagai substrat nutrisi, sementara komponen saliva yang lain dapat
menghalangi adhesi mikroba pada permukaan gigi penjamu.
Komponen saliva dapat berfungsi sebagai sumber nutrisi bagi bakteri.
Sedangkan beberapa komponen saliva yang merugikan bagi bakteri rongga mulut
dapat melisiskan membran sel bakteri. Bakteri dapat melekat ke reseptor pada pelikel
melalui adhesin. Namun komponen yang sama dalam saliva juga dapat berikatan
dengan adhesin bakteri dan dengan demikian bakteri dapat melekat pada permukaan
gigi. Komponen saliva dapat berikatan dengan bakteri sehingga menyebabkan
aglutinasi yang dapat meningkatkan jumlah bakteri di rongga mulut.
Kolonisasi Awal
Segera setelah atau bahkan dalam beberapa menit setelah pelikel terbentuk,
pelikel dihuni oleh bakteri. Bakteri dapat langsung melekat pada permukaan enamel
tetapi biasanya bakteri berikatan dengan pelikel terlebih dahulu dan agregat bakteri
yang dilapisi oleh glikoprotein saliva.
Perlekatan pertama bakteri rongga mulut adalah langsung ke protein dan
komponen karbohidrat dari pelikel saliva pada permukaan gigi dan epitel rongga
mulut. Perlekatan bakteri terjadi pada permukaan yang terdapat adhesin atau fimbriae
yang berinteraksi dengan molekul target spesifik atau ligand. Fimbriae atau pili dapat
dijelaskan sebagai protein filamen perlekatan pada permukaan bakteri. Adhesin
bakteri berinteraksi dengan ligand penjamu yang dapat berupa protein, glikoprotein
atau glikolipid yang disekresikan atau berada pada permukaan sel pejamu.
Gambar 3: Kolonisasi Bakteri Membentuk Plak
Dalam waktu beberapa jam spesies Streptococcus dan beberapa spesies
Actinomyces melekat pada pelikel, bakteri tersebut merupakan pengkoloni awal.
Selama beberapa hari pertama, populasi bakteri tumbuh bersama dan menyebar ke
seluruh permukaan gigi. Sehingga di bawah mikroskop elektron dapat terlihat
tumpukan mikroorganisme mirip gedung pencakar langit dan satu lapisan menumpuk
di atas lapisan yang lain. Koloni bakteri ini terpisah oleh celah yang sempit dan
spesies baru yang tumbuh pada plak mengisi celah tersebut. Spesies yang baru
berikatan dengan bakteri perintis dengan sistem kunci molekul spesifik dan
mekanisme kunci. Dalam hal ini, bakteri baru yang berasal dari saliva atau di sekitar
membran mukosa muncul ke permukaan gigi dan diikat oleh interaksi bakteri-bakteri
plak yang telah ada sebelumnya.
Pembentukan plak dipelopori oleh bakteri yang memiliki kemampuan untuk
membentuk polisakarida ekstraseluluer sehingga bakteri-bakteri tersebut dapat
melekat ke permukaan gigi dan melekat dengan bakteri satu sama lain meliputi
Streptococcus mitis, Streptococcus sanguins, Actinomyces viscosus dan Actinomyces
naeslundii. Fase kolonisasi awal ini terbentuk dalam waktu 2 hari.
Kolonisasi Sekunder dan Pematangan Plak
Gambar 4: Pematangan Plak
Bakteri pengkoloni sekunder turut melekat ke plak setelah kolonisasi awal dan
memanfaatkan keuntungan atas perubahan lingkungan yang terjadi sebagai akibat
pertumbuhan dan metabolisme plak. Pertama sekali dalam proses ini, tempat
kolonisasi awal yang masih tersedia terbentuk melalui interaksi bakteri ditempati oleh
bakteri kokus gram negatif seperti spesies Neisseria dan Veilonella. Kedua, setelah 4-
7 hari pembentukan plak, akan terjadi inflamasi gingiva. Selama proses ini
berlangsung, keadaan lingkugan akan berubah secara perlahan. Hal ini
memungkinkan bakteri lain dengan kemampuan metabolik yang berbeda dapat turut
melekat ke plak, meliputi bakteri batang gram negatif seperti bakteri spesies
Prevotella, Prophyromonas, Capnocytophaga, Fusobacterium dan Bacteroides.
Pada hari 7-11, kompleksitas plak meningkat lebih jauh lagi dengan
munculnya bakteri motil seperti spirochaetes dan vibrio. Interaksi bakteri selanjutnya
terjadi antara sejumlah spesies yang berbeda. Pengkoloni sekunder juga membentuk
kelompok utama bakteri plak. Plak yang telah matang dipenuhi oleh segudang bakteri
awal pembentukan plak dan hal ini mengakibatkan spesies bakteri luar lainnya
menjadi sulit untuk turut berkolonisasi lagi.
c. Apa fungsi plak bagi bakteri?
Jawaban : Bagi bakteri, plak dapat digunkan sebagai media untuk berkolonisasi
antar bakteri dan sebagai media untuk mendapatkan nutrisi. Dengan kata lain
untuk tujuan survival/ bertahan hidup dan meningkatkan pertumbuhan bakteri itu
sendiri.
3. Kalkulus
a. Apa yang dimaksud dengan kalkulus?
Jawaban : Karang Gigi atau Calculus adalah kumpulan plak termineralisasi yang
menempel pada permukaan gigi.
b. Bagaimana mekanisme terbentuknya kalkulus dalam rongga mulut?
Jawaban : Umumnya kalkulus terbentuk karena plak dibiarkan saja dalam rongga
mulut dan tidak dibersihkan. Plak yang dibiarkan, lama kelamaan akan
terkalsifikasi (berikatan dengan kalsium) dan mengeras sehingga menjadi karang
gigi. Mineralisasi plak mulai di dalam 24-72 jam dan rata-rata butuh 12 hari untuk
matang.
Beberapa teori dikemukakan mengenai pembentukan kalkulus ini, antara lain :
Teori CO
Menurut teori ini pengendapan garam kalsium fosfat terjadi akibat adanya
perbedaan tekanan CO dalam rongga mulut dengan tekanan CO dari duktus
saliva, yang menyebabkan pH saliva meningkat sehingga larutan menadi
jenuh. (Disajikan pada seminar Perkembangan Pedodontik dan Periodontik
Masa Kini, yang diselenggarakan oleh PDGI Cabang Bekasi pada tanggal 10
Juli 1993)
Teori Protein
Pada konsentrasi tinggi, protein klorida saliva bersinggungan dengan
permukaan gigi maka protein tersebut akan keluar dari saliva, sehingga
mengurangi stabilitas larutannya da teradi pengendapan garam kalsium
fosfat.
Teori Fosfatase
Fosfatase berasal dari plak gigi, sel-sel epitel mati atau bakteri. Fosfatase
membantu proses hidrolisa fosfat saliva sehingga terjadi pengendapan garam
kalsium fosfat.
Teori Esterase
Esterase terdapat pada mikrorganisme, membantu proses hidrolisis ester
lemak menjadi asam lemak bebas yang dengan kalsium membentuk
kalsiumfosfat.
Teori Amonia
Pada waktu tidur, aliran saliva berkurang, urea saliva akan membentuk
ammonia sehingga pH saliva naik dan terjadi pengendapan garam kalsium
fosfat.
Teori pembenihan
Plak gigi merupakan tempat pembentukan inti ion-ion kalsium dan fosfor
yang akan membentuk kristal inti hidroksi apatit dan berfungsi sebagai benih
kristal kalsium fosfat dari saliva jenuh.
c. Apa fungsi kalkulus bagi biofilm?
Jawaban : Bagi bakteri, kalkulus dapat digunkan sebagai media untuk
berkolonisasi antar bakteri dan sebagai media untuk mendapatkan nutrisi. Dengan
kata lain untuk tujuan survival/ bertahan hidup dan meningkatkan pertumbuhan
bakteri itu sendiri.
4. Apa perbedaan biofilm, plak, dan kalkulus?
Jawaban :Perbedaan biofilm, plak, dan kalkulus yaitu :
Biofilm merupakan kumpulan dari sel-sel mikrobial yang melekat secara ireversibel
pada suatu permukaan dan terbungkus dalam matriks Extracellular Polymeric
Substances (EPS).
Sedangkan, Plak merupakan salah satu contoh biofilm yang hanya ditemukan pada
bagian rongga mulut. Merupakan lapisan lunak yang tidak terkalsifikasi terdiri dari
bakteri yang melekat pada permukaan gigi atau objek lainnya di rongga mulut seperti
restorasi, gigi tiruan dan kalkulus. Plak tampak sebagai suatu massa deposit berwarna
kekuning-kuningan atau keabu-abuan yang hanya dapat dihilangkan dengan
penyikatan gigi.
Yang terakhir adalah kalkulus atau karang gigi. Merupakan tahap lanjutan dari plak
dimana plak dibiarkan saja dalam rongga mulut dan tidak dibersihkan. Plak yang
dibiarkan, lama kelamaan akan terkalsifikasi (berikatan dengan kalsium) dan
mengeras sehingga menjadi karang gigi. Berbeda dengan plak, kalkulus tidak dapat
dibersihkan dengan penyikatan gigi, dan harus dibersihkan melalui prosedur scaling.
5. Bagaimana mekanisme pembentukan plak?
Jawaban : Mekanisme pembentukan plak dibagi menjadi tiga fase, antara lain:
pembentukan pelikel, kolonisasi awal serta kolonisasi sekunder, dan pematangan
plak.
Pembentukan Pelikel
Beberapa detik setelah dilakukan pembersihan gigi, terdapat selapis tipis protein
saliva, terutama glikoprotein yang melekat ke permukaan gigi dan dapat pula melekat
pada restorasi dan gigi tiruan. Lapisan ini disebut pelikel saliva yang merupakan
lapisan tipis berukuran 0.5µm, halus, tidak berwarna, dan translusen. Lapisan ini
melekat erat pada permukaan gigi dan hanya dapat dihilangkan dengan gesekan.
Pelikel bekerja seperti perekat dua sisi, satu sisi melekat pada permukaan gigi dan sisi
lainnya melekatkan bakteri ke permukaan gigi. Pelikel berfungsi sebagai pelindung
dan menghambat demineralisasi pada permukaan enamel.
Gambar 2: Pembentukan Pelikel
Pada awalnya pelikel bebas dari kontaminasi bakteri. Pelikel juga
mengandung berbagai faktor antibakteri seperti: IgG, IgA, IgM, komplemen, dan
lisozim. Pelikel gigi yang telah terbentuk menyediakan substrat di mana bakteri
menumpuk dan akan membentuk plak. Telah diyakini bahwa plak terbentuk atas
beberapa bantuan komponen saliva yang terlibat dalam aglutinasi bakteri atau dengan
bertindak sebagai substrat nutrisi, sementara komponen saliva yang lain dapat
menghalangi adhesi mikroba pada permukaan gigi penjamu.
Komponen saliva dapat berfungsi sebagai sumber nutrisi bagi bakteri.
Sedangkan beberapa komponen saliva yang merugikan bagi bakteri rongga mulut
dapat melisiskan membran sel bakteri. Bakteri dapat melekat ke reseptor pada pelikel
melalui adhesin. Namun komponen yang sama dalam saliva juga dapat berikatan
dengan adhesin bakteri dan dengan demikian bakteri dapat melekat pada permukaan
gigi. Komponen saliva dapat berikatan dengan bakteri sehingga menyebabkan
aglutinasi yang dapat meningkatkan jumlah bakteri di rongga mulut.
Kolonisasi Awal
Segera setelah atau bahkan dalam beberapa menit setelah pelikel terbentuk,
pelikel dihuni oleh bakteri. Bakteri dapat langsung melekat pada permukaan enamel
tetapi biasanya bakteri berikatan dengan pelikel terlebih dahulu dan agregat bakteri
yang dilapisi oleh glikoprotein saliva.
Perlekatan pertama bakteri rongga mulut adalah langsung ke protein dan
komponen karbohidrat dari pelikel saliva pada permukaan gigi dan epitel rongga
mulut. Perlekatan bakteri terjadi pada permukaan yang terdapat adhesin atau fimbriae
yang berinteraksi dengan molekul target spesifik atau ligand. Fimbriae atau pili dapat
dijelaskan sebagai protein filamen perlekatan pada permukaan bakteri. Adhesin
bakteri berinteraksi dengan ligand penjamu yang dapat berupa protein, glikoprotein
atau glikolipid yang disekresikan atau berada pada permukaan sel pejamu.
Gambar 3: Kolonisasi Bakteri Membentuk Plak
Dalam waktu beberapa jam spesies Streptococcus dan beberapa spesies
Actinomyces melekat pada pelikel, bakteri tersebut merupakan pengkoloni awal.
Selama beberapa hari pertama, populasi bakteri tumbuh bersama dan menyebar ke
seluruh permukaan gigi. Sehingga di bawah mikroskop elektron dapat terlihat
tumpukan mikroorganisme mirip gedung pencakar langit dan satu lapisan menumpuk
di atas lapisan yang lain. Koloni bakteri ini terpisah oleh celah yang sempit dan
spesies baru yang tumbuh pada plak mengisi celah tersebut. Spesies yang baru
berikatan dengan bakteri perintis dengan sistem kunci molekul spesifik dan
mekanisme kunci. Dalam hal ini, bakteri baru yang berasal dari saliva atau di sekitar
membran mukosa muncul ke permukaan gigi dan diikat oleh interaksi bakteri-bakteri
plak yang telah ada sebelumnya.
Pembentukan plak dipelopori oleh bakteri yang memiliki kemampuan untuk
membentuk polisakarida ekstraseluluer sehingga bakteri-bakteri tersebut dapat
melekat ke permukaan gigi dan melekat dengan bakteri satu sama lain meliputi
Streptococcus mitis, Streptococcus sanguins, Actinomyces viscosus dan Actinomyces
naeslundii. Fase kolonisasi awal ini terbentuk dalam waktu 2 hari.
Kolonisasi Sekunder dan Pematangan Plak
Gambar 4: Pematangan Plak
Bakteri pengkoloni sekunder turut melekat ke plak setelah kolonisasi awal dan
memanfaatkan keuntungan atas perubahan lingkungan yang terjadi sebagai akibat
pertumbuhan dan metabolisme plak. Pertama sekali dalam proses ini, tempat
kolonisasi awal yang masih tersedia terbentuk melalui interaksi bakteri ditempati oleh
bakteri kokus gram negatif seperti spesies Neisseria dan Veilonella. Kedua, setelah 4-
7 hari pembentukan plak, akan terjadi inflamasi gingiva. Selama proses ini
berlangsung, keadaan lingkugan akan berubah secara perlahan. Hal ini
memungkinkan bakteri lain dengan kemampuan metabolik yang berbeda dapat turut
melekat ke plak, meliputi bakteri batang gram negatif seperti bakteri spesies
Prevotella, Prophyromonas, Capnocytophaga, Fusobacterium dan Bacteroides.
Pada hari 7-11, kompleksitas plak meningkat lebih jauh lagi dengan
munculnya bakteri motil seperti spirochaetes dan vibrio. Interaksi bakteri selanjutnya
terjadi antara sejumlah spesies yang berbeda. Pengkoloni sekunder juga membentuk
kelompok utama bakteri plak. Plak yang telah matang dipenuhi oleh segudang bakteri
awal pembentukan plak dan hal ini mengakibatkan spesies bakteri luar lainnya
menjadi sulit untuk turut berkolonisasi lagi.
6. Bagaimana mekanisme pembentukan kalkulus?
Jawaban : Umumnya kalkulus terbentuk karena plak dibiarkan saja dalam rongga
mulut dan tidak dibersihkan. Plak yang dibiarkan, lama kelamaan akan
terkalsifikasi (berikatan dengan kalsium) dan mengeras sehingga menjadi karang
gigi. Mineralisasi plak mulai di dalam 24-72 jam dan rata-rata butuh 12 hari untuk
matang.
Beberapa teori dikemukakan mengenai pembentukan kalkulus ini, antara lain :
Teori CO
Menurut teori ini pengendapan garam kalsium fosfat terjadi akibat adanya
perbedaan tekanan CO dalam rongga mulut dengan tekanan CO dari duktus
saliva, yang menyebabkan pH saliva meningkat sehingga larutan menadi
jenuh. (Disajikan pada seminar Perkembangan Pedodontik dan Periodontik
Masa Kini, yang diselenggarakan oleh PDGI Cabang Bekasi pada tanggal 10
Juli 1993)
Teori Protein
Pada konsentrasi tinggi, protein klorida saliva bersinggungan dengan
permukaan gigi maka protein tersebut akan keluar dari saliva, sehingga
mengurangi stabilitas larutannya da teradi pengendapan garam kalsium
fosfat.
Teori Fosfatase
Fosfatase berasal dari plak gigi, sel-sel epitel mati atau bakteri. Fosfatase
membantu proses hidrolisa fosfat saliva sehingga terjadi pengendapan garam
kalsium fosfat.
Teori Esterase
Esterase terdapat pada mikrorganisme, membantu proses hidrolisis ester
lemak menjadi asam lemak bebas yang dengan kalsium membentuk
kalsiumfosfat.
Teori Amonia
Pada waktu tidur, aliran saliva berkurang, urea saliva akan membentuk
ammonia sehingga pH saliva naik dan terjadi pengendapan garam kalsium
fosfat.
Teori pembenihan
Plak gigi merupakan tempat pembentukan inti ion-ion kalsium dan fosfor
yang akan membentuk kristal inti hidroksi apatit dan berfungsi sebagai benih
kristal kalsium fosfat dari saliva jenuh.
7. Apa dampak plak dan kalkulus terhadap jaringan keras dan jaringan lunak?
Jawaban:
Dampak pada jaringan keras : Mengurangi estetika, dan dapat memicu
terjadinya karies.
Dampak pada jaringan lunak : mengurangi estetika, menimbulkan
peradangan pada gusi dan jaringan periodontal lainnya seperti Gingivitis dan
Periodontitis.
8. Apa dampak rokok terhadap pembentukan plak & kalkulus?
Jawaban : Tar dalam asap rokok dapat diendapkan pada permukaan gigi dan akar gigi
sehingga permukaan ini menjadi kasar dan mempermudah perlekatan plak. Dari
berbagai penelitian yang telah dilakukan plak dan karang gigi lebih banyak terbentuk
pada rongga mulut perokok dibandingkan bukan perokok. Jadi merokok berdampak
terhadap meningkatnya pembentukan plak dan kalkulus.
Referensi
1. Kidd, Edwina A.M. Essentials of Dental Caries: The Disease and It’s Management
3rd ed. 2005. London:Oxford.
2. Meyer-Lueckel, Hendrik, Sebastian Paris, Kim R.Ekstrand. Caries Management -
Science and Clinical Practice. 2013. Germany.
3. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/39001/3/Chapter%20ll.pdf