Tugas Mikpar p Joko

7
PENGAWASAN DAN PENCEGAHAN INFEKSI NEMATODA DARAH A. TINJAUAN UMUM Loa loa adalah parasit nematoda darah pada manusia. Cacing dewasa mengembara melalui jaringan subkutan tetapi paling jelas saat melintasi konjungtiva mata sehingga menyebabkan nama umum nya, cacing mata Afrika. Seperti semua cacing gelang, Loa loa adalah seksual sehingga cacing jantan dan betina harus ada dalam host yang sama untuk infeksi penuh untuk terjadi. Setelah reproduksi cacing betina menghasilkan telur berselubung disebut mikrofilaria yang beredar dalam aliran darah. Loa loa endemik di bagian Afrika Barat, terutama di hutan hujan di Kongo dan Sudan. Gejala kurang serius dalam penduduk asli daerah-daerah dengan komplikasi yang terjadi kebanyakan di pengunjung dan wisatawan. Infeksi Loa loa disebarkan oleh lalat mangga menggigit, anggota Chysops genus. Lalat rusa Amerika, Chysops Atlanticus, telah dilaporkan menjadi hospes perantara kompeten Loa loa dan dapat menyebarkan worm untuk monyet. Ini adalah beberapa masalah kesehatan masyarakat tapi sejauh Loa loa tetap terisolasi ke Afrika. Loa loa infeksi di daerah endemik merumitkan pengobatan massal dari Onchoceriasis, penyakit nematoda lain, dengan Ivermectin sebagai penggunaannya pada pasien Loa loa dapat menyebabkan ensefalitis. B. MORFOLOGI LOA-LOA

description

Tugas Mikpar p Joko

Transcript of Tugas Mikpar p Joko

Page 1: Tugas Mikpar p Joko

PENGAWASAN DAN PENCEGAHAN INFEKSI NEMATODA DARAH

A. TINJAUAN UMUM

Loa loa adalah parasit  nematoda darah  pada manusia. Cacing dewasa mengembara

melalui jaringan subkutan tetapi paling jelas saat melintasi konjungtiva mata sehingga

menyebabkan nama umum nya, cacing mata Afrika. Seperti semua cacing gelang, Loa loa adalah

seksual sehingga cacing jantan dan betina harus ada dalam host yang sama untuk infeksi penuh

untuk terjadi. Setelah reproduksi cacing betina menghasilkan telur berselubung disebut

mikrofilaria yang beredar dalam aliran darah. Loa loa endemik di bagian Afrika Barat, terutama

di hutan hujan di Kongo dan Sudan. Gejala kurang serius dalam penduduk asli daerah-daerah

dengan komplikasi yang terjadi kebanyakan di pengunjung dan wisatawan. Infeksi Loa loa

disebarkan oleh lalat mangga menggigit, anggota Chysops genus. Lalat rusa Amerika, Chysops

Atlanticus, telah dilaporkan menjadi hospes perantara kompeten Loa loa dan dapat menyebarkan

worm untuk monyet. Ini adalah beberapa masalah kesehatan masyarakat tapi sejauh Loa loa tetap

terisolasi ke Afrika.  Loa loa infeksi di daerah endemik merumitkan pengobatan massal dari

Onchoceriasis, penyakit nematoda lain, dengan Ivermectin sebagai penggunaannya pada pasien

Loa loa dapat menyebabkan ensefalitis.

B. MORFOLOGI LOA-LOA

Cacing jantan dewasa Loa loa jauh lebih kecil daripada

cacing dewasa betina. Panjang cacing dewasa jantan adalah sekitar

30-34 mm dan lebarnya 0,35-0,42 mm. Sementara panjang cacing

dewasa betina 40-70 mm dan lebarnya 0,5 mm. Cacing dewasa

hidup dalam jaringan bawah kulit manusia, di mana mereka kawin

dan menghasilkan telur cacing yang disebut dengan microfilaria.

Microfilaria ini memiliki panjang sekitar 250-300μm, lebar sekitar

6-8μm lebar, dan dapat dibedakan morfologisnya dari filaria lain, karena mereka memiliki

pelindung tubuh saperti sarung dan tubuhnya berisi inti yang meluas sampai ke ujung ekor.

Page 2: Tugas Mikpar p Joko

C. VEKTOR

Chrisops silacea dan C. dimidiata adalah dua spesies lalat Mangga adalah perantara Loa Loa bagi

manusia. Transmisi terjadi ketika gigitan Chrisops manusia. Infektif larva dari lalat mangga

disimpan pada kulit dan masuk melalui tusukan gigitan. Lalat mangga menjadi terinfeksi melalui

penyerapan mikrofilaria Loa Loa dari manusia pada mengambil makan darah. Lalat mangga

lebih suka daerah berhutan dan larvanya memerlukan basah, tempat berlumpur dalam hutan.

D. EPIDEMIOLOGI

Loa Loa endemik hanya pada bagian-bagian Afrika Barat. Studi epidemiologi yang

dilakukan oleh S. Wanji di Universitas bua di Kamerun tampak prevalensi Loa loa di 16 desa-

desa di Kamerun selatan. Mereka menemukan Loa loa prevalensi berkisar antara 2,22% sampai

19,23% dari populasi di dalam desa. Mereka juga mengamati tingkat prevalensi tinggi di antara

laki-laki (10,41%) daripada perempuan (6,45%). Tingkat infeksi meningkat dengan usia untuk

laki-laki dari 15 sampai 45 tahun dan kemudian menurun secara dramatis. Pada wanita, Loa loa

prevalensi meningkat dengan usia 15-65 tahun dan kemudian menurun.

E. PATOGENESIS

Cacing dewasa yang mengembara dalam jaringan subkutan dan mikrofilaria yang beredar

dalam darah seringkali tidak menimbulkan gejala. Cacing dewasa dapat ditemukan di seluruh

tubuh dan seringkali menimbulkan gangguan di konjungtiva mata dan pangkal hidung dengan

menimbulkan iritasi pada mata, mata sembab, sakit, pelupuk mata menjadi bengkak sehingga

mengganggu penglihatan. Secara psikis pasien menderita. Pada saat-saat tertentu penderita

menjadi hipersensitiv terhadap zat sekresi yang dikeluarkan oleh cacing dewasa dan

menyebabkan reaksi radang bersifat temporer.

Kelainan yang khas ini dikenal dengan calabar swelling  atau fugitif swelling.

Pembengkakan jaringan yang tidak sakit dan non pitting ini dapat menjadi sebesar telur ayam.

Lebih sering tedapat ditangan atau lengan dan sekitarnya. Timbulnya secara spontan dan

menghilang setelah beberapa hari atau seminggu sebagai manifestasi supersensitif hospes

Page 3: Tugas Mikpar p Joko

terhadap parasit. Masalah utama adalah bila cacing nasuk ke otak menyebabkan ensefalitis.

Cacing dewasa  dapat pula ditemukan dalam cairan serebrospinal pada orang yang menderita

meningoensefalitis

F. KOMPLIKASI

Cacing dewasa yang merusak pembuluh limfe serta mekanisme inflamasi dari tubuh

penderita yang mengakibatkan proliferasi jaringan ikat di sekitar pembuluh. Respon inflamasi ini

juga diduga sebagai penyebab granuloma dan proliferatif yang mengakibatkan obstruksi limfe

secara total. Ketika cacing masih hidup, pembuluh limfe akan tetap paten, namun ketika cacing

sudah mati akan terjadi reaksi yang memicu timbulnya granuloma dan fibrosis sekitar limfe.

Kemudian akan terjadi obstruksi limfe total karena karakteristik pembuluh limfe bukanlah

membentuk kolateral (seperti pembuluh darah), namun akan terjadi malfungsi drainase limfe di

daerah tersebut.

G. PENCEGAHAN

1. Melakukan pengendalian vektor dengan penggunaan insektisida, insect repellents.

2. Pemutusan kontak antara vektor dan hospes dengan menggunakan kelambu saat malam

hari.

3. Pakaian tebal dan repellant.

4. Pencegahan dilakukan selama 3 hari berturut-turut

5. Pemberantasan vector dengan larvisida sedapat-dapatnya.

6. Menghilangkan hospes yang mengandung parasite dengan pengobatan dietil karbamasin.

7. Membersihkan dan mengeringkan tempat-tempat berkembangbiaknya vektor.

8. Menjaga kebersihan di lingkungan sekitar tempat tinggal dan tidak membuang sampah

organik sembarangan.

H. PROMOSI KESEHATAN

1. Pengeringan lahan basah untuk mengurangi populasi serangga dan vektor lainnya.

2. Aplikasi insektisida dan / atau penolak serangga) pada permukaan strategis seperti:

pakaian, kulit, bangunan, habitat serangga, dan kelambu.

Page 4: Tugas Mikpar p Joko

3. Penggunaan air sumur, dan / atau penyaringan air, filter air, atau air pengobatan dengan

tablet air untuk menghasilkan air minum bebas dari parasit.

4. Pengembangan dan penggunaan vaksin untuk mempromosikan kekebalan penyakit.

5. Farmakologis pra-pajanan (untuk mencegah penyakit sebelum pajanan terhadap

lingkungan dan / atau vektor).

6. Farmakologis profilaksis pasca pajanan (untuk mencegah penyakit setelah terpapar

lingkungan dan / atau vektor).

7. Terapi farmakologis (untuk mengobati penyakit setelah infeksi atau infestasi).

8. Pengobatan penderita dengan dithylcarbamazine untuk membunuh microfilaria dalam

darah. Pengobatan pada penderita juga dapat memutus siklus hidup loa loa.

9. Membantu dengan pembangunan ekonomi di daerah endemik. Misalnya dengan

memberikan kredit mikro untuk memungkinkan investasi di bidang pertanian lebih

efisien dan produktif. Hal ini pada gilirannya dapat membantu subsisten pertanian

menjadi lebih menguntungkan, dan ini keuntungan dapat digunakan oleh penduduk

setempat untuk pencegahan penyakit dan pengobatan, dengan manfaat tambahan

mengurangi angka kemiskinan.

Page 5: Tugas Mikpar p Joko

DAFTAR RUJUKAN

Brown, H. 1983. Dasar Patologi Klinis. Jakarta: PT Gramedia.

Medical News. 2013. Penyakit Tropis, (http://www.news-medical.net/health/What-are-Tropical-

Diseases.html), diakses 15 Mei 2013.

Muchlas, F. 2010. Loa-Loa, (http://crocodilusdaratensis.wordpress.com/2010/10/22/loa-loa/),

diakses 16 Mei 2013.

Nesha. 2012. Loa-Loa, (http://www.neshanalis.blogspot.com/2012/04/loa-loa.html), diakses 15

Mei 2013.

Nurhasanah, T. 2010. Loa-loa Si Cacing Mata, (http://vivalapharmacy.blogspot.com

/2010/04/loa-loa-si-cacing-mata.html), diakses 15 Mei 2013.

Onggowaluyo, J. S. 2002. Parasitologi Medik I. Jakarta: EGC.