Tugas Mata Kuliah Drainae
-
Upload
luthfie-uphien-avian -
Category
Documents
-
view
620 -
download
3
Transcript of Tugas Mata Kuliah Drainae
5/13/2018 Tugas Mata Kuliah Drainae - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-mata-kuliah-drainae 1/32
TUGAS MATA KULIAH
DRAINASE LINGKUNGAN
(DITUJUKAN UNTUK PENGGANTI DAN PERBAIKAN NILAI KUIS)
DISUSUN OLEH :
PURWO SETYADI YUSMAN L2J 309 002
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2010
5/13/2018 Tugas Mata Kuliah Drainae - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-mata-kuliah-drainae 2/32
I. PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Seiring dengan pertumbuhan perkotaan yang amat pesat di Indonesia,
permasalahan drainase perkotaan semakin meningkat pula. Pada umumnya
penanganan drainase di banyak kota di Indonesia masih bersifat parsial, sehingga
tidak menyelesaikan permasalahan banjir dan genangan secara tuntas. Pengelolaan
drainase perkotaan harus dilaksanakan secara menyeluruh, dimulai dari tahap
perencanaan, konstruksi, operasi dan pemeliharaan, serta ditunjang dengan
peningkatan kelembagaan, pembiayaan serta partisipasi masyarakat. Peningkatan
pemahaman mengenai drainase kepada pihak yang terlibat baik bagi pelaksana
maupun masyarakat perlu dilakukan secara berkesinambungan agar penanganan
drainase dapat dilakukan dengan sebaik-baiknya.
1.2.Maksud dan Tujuan
Makalah ini dimaksudkan sebagai pengganti dan perbaikan nilai kuis mata
kuliah drainase lingkungan. Dan tujuan dari makalah ini adalah membahas fungsi
drainase, faktor-faktor berpengaruh yang harus diperhatikan dalam pembangunan
drainase serta untuk mewujudkan penanganan drainase perkotaan yang dilaksanakan
sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku.
1.3. Pengertian
1. Drainase adalah prasarana yang berfungsi mengalirkan air permukaan ke badan
air atau ke bangunan resapan buatan
2. Drainase perkotaan adalah sistem drainase dalam wilayah administrasi kota
dan daerah perkotaan (urban). Sistem tersebut berupa jaringan pembuangan air
yang berfungsi mengendalikan atau mengeringkan kelebihan air permukaan di
daerah permukiman yang berasal dari hujan lokal, sehingga tidak mengganggu
masyarakat dan dapat memberikan manfaat bagi kegiatan manusia
3. Sistem drainase terpisah adalah sistem drainase yang mempunyai jaringan
saluran pembuangan yang terpisah dengan saluran pembuang air limbah
domestik
5/13/2018 Tugas Mata Kuliah Drainae - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-mata-kuliah-drainae 3/32
4. Sistem drainase gabungan adalah sistem drainase yang mempunyai jaringan
saluran pembuangan yang sama untuk air hujan dan air limbah
5. Drainase berwawasan lingkungan adalah pengelolaan drainase yang tidak
menimbulkan dampak yang merugikan bagi lingkungan. Terdapat 2 pola yang
dipakai :
a. Pola detensi (menampung air sementara), misalnyua dengan membuat
kolam penampungan
b. Pola retensi (meresapkan), antara lain dengan membuat sumur resapan atau
taman
6. Pengendali banjir adalah bangunan untuk mengendalikan tinggi muka air agar
tidak terjadi limpasan dan atau genangan yang menimbulkan kerugian
7. Badan penerima air adalah sungai, danau atau laut yang menerima aliran dari
sistem drainase perkotaan
5/13/2018 Tugas Mata Kuliah Drainae - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-mata-kuliah-drainae 4/32
II. SISTEM DRAINASE PERKOTAAN
2.1. Fungsi Drainase Perkotaan
Fungsi drainase perkotaan antara lain :
Mengeringkan bagian wilayah kota dari genangan sehingga tidak
menimbulkan dampak negatif
Mengalirkan air permukaan ke badan air terdekat secepatnya
Mengendalikan kelebihan air permukaan yang dapat dimanfaatkan untuk
persediaan air dan kehidupan akuatik
Meresapkan air permukaan untuk menjaga kelestarian air tanah.
2.2. Sistem Berdasarkan Fungsi Pelayanan
Berdasarkan fungsi pelayanan, sistem drainase kota dibagi menjadi dua
bagian pokok, yaitu :
y Sistem drainase lokal :
Yang termasuk dalam sistem drainase lokal adalah sistem saluran awal
yang melayani suatu kawasan kota tertentu seperti kompleks permukiman,
areal pasar, perkantoran areal industri dan komersial. Sistem ini melayani
area < dari 10 ha. Pengelolaan sistem drainase lokal menjadi tanggung jawab
masyarakat, pengembang atau instansi lainnya.
y Sistem drainase utama :
Yang termasuk dalam sistem drainase utama adalah saluran drainase
primer, sekunder, tersier beserta bangunan kelengkapannya yang melayani
kepentingan sebagian besar warga masyarakat. Pengelolaan sistem drainase
utama merupakan tanggung jawab pemerintah kota.
y Pengendalian banjir (flood control) :
Adalah sungai yang melintasi wilayah kota yang berfunsi melintasi
wilayah kota yang berfungsi mengendalikan air sungai, sehingga tidak
mengganggu masyarakat dan dapat memberikan manfaat bagi kegiatan
kehidupan manusia. Pengelolaan pengendalian banjir merupakan tanggung
jawab Direktorat Jenderak SDA.
5/13/2018 Tugas Mata Kuliah Drainae - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-mata-kuliah-drainae 5/32
2.3. Berdasarkan fisiknya, sistem drainase terdiri atas saluran primer,
sekunder, tersier dan seterusnya
y Sistem saluran primer :
Adalah saluran utama yang menerima masukan aliran dari saluran
sekunder. Dimensi saluran relatif besar. Akhir saluran primer adalah badan
penerima air
y Sistem saluran sekunder :
Adalah saluran terbuka atau tertutup yang berfungsi menerima aliran air
dari saluran tersier dan limpasan air permukaan sekitarnya dan meneruskan
aliran ke saluran primer. Dimensi saluran bergantung pada debit yang
dialirkan.
y Sistem saluran tersier :
Adalah saluran drainase yang menerima air dari saluran drainase lokal
2.3. Pembangunan Sistem Drainase Perkotaan
Pembangunan sistem drainase perkotaan perlu memperhatikan fungsi
drainase sebagai prasarana kota yang dilandaskan pada konsep berwawasan
lingkungan. Konsep ini antara lain berkaitan dengan usaha konservasi sumber
daya air, yang pada prinsipnya adalah mengendalikan air hujan supaya lebih
banyak meresap ke dalam tanah yang dan tidak banyak terbuang sebagai aliran
permukaan antara lain dengan membuat bangunan resapan buatan, kolam
retensi dn penataan lansekap.
a. Rencana Induk
R encana induk sitem drainase perkotaan adalah perencanaan
menyeluruh sistem drainase pada satu wilayah perkotaan, untuk
perencanaan 25 tahun. Lingkupnya adalah sistem drainase utama saja yang
berada dalam satu daerah administrasi kota/perkotaan.
b. Studi Kelayakan
Studi kelayakan sistem drainase perkotaan adalah perencanaan sistem
drainase pada satu atau lebih daerah pengaliran air, untuk waktu
5/13/2018 Tugas Mata Kuliah Drainae - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-mata-kuliah-drainae 6/32
perencanaan 5 atau 10 tahun. Lingkupnya diarahkan pada daerah prioritas
yang telah ditentukan dalam rencana induk drainasse perkotaan. Kajian
yang dilakukan meliputi kelayakan teknis, kelayakan keuangan/sosial
ekonomi, kelayakan kelembagaan seta kelayakan lingkungan.
c. Perencanaan Teknis
Perencanaan teknis dibuat untuk daerah prioritas yang telah
mempunyai studi kelayakan atau rencana kerangka (outline plan). Jangka
waktu perencanaan untuk 2 sampai 5 tahun. R encana teknis harus membuat
persyaratan teknis dan gambar teknis, kriteria perencanaan dan langkah-
langkah perencanaan konstruksi sistem drainase perkotaan.
d. P
rinsip-P
rinsip Utama
Beberapa prinsip utama yang harus diletakkan sebagai dasar
pembangunan sistem drainase perkotaan, antara lain :
y Kapasitas sistem harus mencukupi, baik untuk melayani air hujan yang
akan dialirkan ke badan penerima air (laut, sungai) atau diresapkan ke
dalam tanah. Bilamana kapasitas tidak mencukupi, maka sistem akan
menemui kegagalan dan terjadilah banjir atau genangan. Untuk mencapai
kapasitas sistem yang memadai, dilakukan berdasarkan prinsip hidrologi
dan hidrolika
y Tata letak sistem memenuhi kriteria perkotaan dan memiliki kesempatan
untuk perluasan sistem. Dalam pelaksanaannya harus diperhatikan segi
hidraulik dan tata letak dalam kaitannya dengan prasarana lain.
y Stabilitas sistem harus terjamin, baik dari segi struktural, keawetan
sistem dan kemudahan dalam operasi dan pemeliharaannya. Dalam
pelaksanaannya diperlukan prinsip-prinsip struktural yang harus
dipenuhi, termasuk bentuk struktur yang memudahkan operasi dan
pemeliharaan.
y Mengalirkan secara gravitasi, sistem drainase perkotaan sedapat mungkin
menggunakan sistem pengaliran secara gravitasi, mengingat cara ini lebih
ekonomis dalam pengoperasian dan pemeliharaannya
5/13/2018 Tugas Mata Kuliah Drainae - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-mata-kuliah-drainae 7/32
y Minimalisasi pembebasan tanah, pengembangan sistem drainase
perkotaan harus diusahakan mencari jalur terpendek ke badan penerima
air. Hal ini agar pembebasan tanah dapat ditekan sekecil mungkin.
2.4. Faktor yang Berpengaruh dalam Sistem Drainase Perkotaan
1. Intensitas Hujan
Intensitas hujan adalah derasnya hujan yang jatuh pada luas daerah
tadah hujan tertentu. Ukuran deras hujan yaitu akumulasi tinggi hujan pada
jangka waktu (menit) tertentu dinyatakan dalam satuan mm per menit.
Data curah hujan di Indonesia dikumpulkan oleh Lembaga Meteorologi
dan Geofisika Dep. Perhubungan. Jika dikaitkan dengan perencanaan
drainase, maka penggunaan data curah hujan adalah untuk :
a. Perhitungan dimensi saluran drainase
b. Perhitungan dimensi bangunan-bangunan drainase
Air hujan sebagian meresap ke dalam tanah, menguap dan sebagian lagi
dialirkan ke permukaan yang lebih rendah. Hal ini tergantung dari porositas
tanah tadah hujannya (kondisi geologi setempat), disamping kerapatan
vegetasi/tanaman. Besarnya aliran dinyatakan dalam istilah debit air (Q)
dalam satuan volume per satuan waktu.
2. Catchment Area
Catchment area atau daerah tangkapan air adalah kesatuan area dimana
air permukaannya mengalir ke badan air yang sama baik berupa sungai atau
danau, mengikuti arah contour topografi area tersebut.
3. Pertumbuhan Daerah Perkotaan
Pertumbuhan fisik kota : Pertumbuhan fisik kota dipengaruhi oleh laju
pertumbuhan penduduk dan urbanisasi, yang pada akhirnya mempengaruhi
ketersediaan lahan. Makin sempitnya ruang terbuka menyebabkan makin
besarnya pengaliran (koefisien run-off) air permukaan sehingga beban sistem
drainase perkotaan semakin berat. Dengan demikian pembangunan sistem
drainase perkotaan harus mengantisipasi laju pertumbuhan penduduk, sejalan
dnegan arahan R encana Tata R uang Kota maupun pentahapan
pelaksanaannya.
5/13/2018 Tugas Mata Kuliah Drainae - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-mata-kuliah-drainae 8/32
K eseimbangan pembangunan antarkota dan dalam kota : Pertumbuhan suatu
kota harus didukung oleh daerah belakang yang menunjang pertumbuhan kota
tersebut. Pertumbuhan daerah belakang yang tidak terkendali atau tidak
sesuai dengan peruntukannya dapat mengakibatkan bertambahnya potensi
banjir dan genangan di wilayah perkotaan, karena penurunan fungsi daerah
tersebut sebagai daerah resapan air. Sebagai contoh adalah pertumbuhan
kawasan Bogor Puncak Cianjur (Bopunjur) yang tidak terkendali telah
mengakibatkan banjir kiriman di kota Jakarta.
Faktor sosial ekonomi budaya : Kurangnya kesadaran masyarakat terhadap
sanitasi lingkungan dapat menimbulkan permasalahan dalam pembangunan
drainase. Sebagai contoh adalah masyarakat yang membuang sampah ke
dalam saluran, atau kecenderungan masyarakat berpenghasilan rendah untuk
membuat bangunan hunian dalam garis sempadan sungai atau saluran.
Kesemuanya menyebabkan penyempitan saluran disamping menghambat
pembangunan sistem drainase.
4. Faktor Medan dan Lingkungan
T opografi : Pembangunan sistem drainase harus memperhatikan topografi,
keberadaan jaringan saluran drainase, jalan, sawah, perkampungan dan
keberadaan badan air. Pembangunann drainase pada daerah datar harus
memperhatikan sistem aliran dan ketersediaan air penggelontor untuk
mengatasi kemungkinan pengendapan dan pencemaran.
K estabilan tanah : Pembangunann drainase di daerah lereng pegunungan
harus memperhatikan masalah longsor yang disebabkan oleh kandungan air
tanah.
Pengempangan : Pada daerah yang terkena pengaruh pengempangan dari
waduk, laut atau waduk perlu memperhatikan pembendungan atau
pengempangan yang diakibatkan oleh aliran balik (back water).
5/13/2018 Tugas Mata Kuliah Drainae - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-mata-kuliah-drainae 9/32
III. TINJAUAN SISTEM DRAINASE
Kajian hidrologi untuk menentukan besarnya debit banjir rencana yang mungkin
terjadi dan perlu diantisipasi dengan perencanaan sistem drainase yang memadai
3.1. Analisis Hidrologi
Data hidrologi dalam bentuk pencatatan curah hujan memegang peranan
yang penting dalam memperkirakan jumlah air yang jatuh ke lokasi pekerjaan
yang harus dapat diakomodasi dalam perencanaan. Pengolahan data dilakukan
dengan menghimpun nilai-nilai besarnya curah hujan untuk beberapa akumulasi
harian dan diperhitungan untuk curah hujan rencana dengan beberapa perioda
ulang dalam hitungan tahun.
Selain data hujan data yang lebih penting ladi adalah Peta catchment area
daerah aliran dari sungai-sungai yang ada di sekitar wilayah kajian.
3.1.1. Analisis Curah Hujan R encana
Curah hujan rencana yang dalam hal ini adalah curah hujan harian diperoleh dari data
curah hujan harian maksimum tahunan dengan metode analisis frekuensi. Analisis
frekuensi data curah hujan rencana dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa
distribusi probabilitas yang banyak digunakan dalam Hidrologi, yaitu : Distibusi
Normal, Distribusi Log Normal 2 Parameter, Distribusi Log Normal 3 Parameter,
Distribusi Gumbel Tipe I, Distribusi Pearson III dan Distribusi Log Pearson III.
3.1.2. Distribusi Normal
Persamaan Fungsi Kerapatan Probabilitas ( Probability Density Function, PDF)
Normal adalah:
2
2
2- x
-
e21 p( x ) W
Q
TW!
Dimana Q dan W adalah parameter dari Distribusi Normal. Secara umum, parameter
distribusi dapat ditentukan dengan 4 metode, yaitu:
5/13/2018 Tugas Mata Kuliah Drainae - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-mata-kuliah-drainae 10/32
(a) Metoda Momen (method of moments)
(b) Metoda Maximum Likelihood
(c) Metoda Kuadrat Terkecil (least squares)
(d) Metoda Grafis
Yang banyak digunakan adalah metoda momen dan ma ximum likelihood . Dari
analisis penentuan paramater Distribusi Normal, diperoleh nilai Q adalah nilai rata-
rata dan W adalah nilai simpangan baku dari populasi, yang masing-masing dapat
didekati dengan nilai-nilai dari sample data. Dengan subtitusiW
Q- x t ! , akan
diperoleh Distribusi Normal Standar dengan Q = 0 dan W = 1. Persamaan Fungsi
Kerapatan Probabilitas Normal Standar adalah:
2
2t -
e2
1 P(t)
T!
Ordinat Distribusi Normal Standar dapat dihitung dengan persamaan di atas.
Persamaan Fungsi Distribusi Komulatif (C umulative Distribution Function, C DF)
Normal Standar adalah:
dt e2
1 P(t) 2
t 1
-
2
g´!
T
dimana:
t =W
Q- x, standard normal deviate
x = Variabel acak kontinyu
Q = Nilai rata-rata dari x
W = Nilai simpangan baku (standar deviasi) dari x.
Persamaan ini dapat diselesaikan dengan bantuan tabel luas di bawah kurva distribusi
normal yang banyak terdapat di buku-buku matematika. Untuk menghitung variabel
acak x dengan periode ulang tertentu, digunakan rumus umum yang dikemukakan
oleh Ven Te Chow (1951) sebagai berikut:
5/13/2018 Tugas Mata Kuliah Drainae - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-mata-kuliah-drainae 11/32
W K X X T
!
dimana:
XT = Variabel acak dengan periode ulang T tahun
X = Nilai rata-rata dari sampel variabel acak X
W = Nilai simpangan baku dari sampel variabel acak X
K = Faktor frekuensi, tergantung dari jenis distribusi dan periode
ulang T
Untuk distribusi normal, nilai K sama dengan t ( standard normal deviate).
3.1.2.1. Distribusi Log Normal 2 Parameter
Bila logaritma dari variabel acak x, Ln (x), terdistribusi normal, maka dikatakan
bahwa variabel acak x tersebut mengikuti distribusi log normal 2 parameter.
Persamaan PDF dari distribusi Log Normal 2 Parameter adalah :
y
2 y
2
) x(ln
y
e2 x
1 ) x( P
W
Q
TW
!
dimana:
Qy = Nilai rata-rata dari logaritma sampel data variabel x (ln x)
Qy = Nilai simpangan baku dari logaritma sampel data variabel x (ln x)
Faktor frekuensi K untuk Distribusi Log Normal 2 Parameter dapat dihitung dengan
2 cara sebagai berikut:
i) Sama seperti Distribusi Normal di atas, hanya saja sebelumnya semua data di
logaritma lebih dahulu (ln x).
ii) Menggunakan data asli (tanpa di logaritmakan), faktor frekuensi dihitung
dengan rumus berikut (Kite, 1988):
z
1e K
) zln( 1 ) zln( 1t 22
!
2/1
dimana:
5/13/2018 Tugas Mata Kuliah Drainae - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-mata-kuliah-drainae 12/32
z = Koefisien variasi = x
W
t = Standard normal deviate
3.1.2.2. Distribusi Log Normal 3 Parameter
Distribusi Log Normal 2 Parameter di atas mempunyai batas bawah = 0, akan tetapi
sering terjadi batas bawah data pengamatan tidak sama dengan 0. Oleh karena itu
perlu dilakukan modifikasi dengan memberikan batas bawah a. Dengan demikian
variabel x ditransformasi menjadi (x-a) dan distribusi dari ln (x-a) disebut distribusi
Log Normal 3 Parameter. Persamaan PDF Log Normal 3 Parameter adalah:
2 y
y
2
] )a x( [ln
y
2
e2 )a x(
1 ) p( x
WQ
TW
!
dimana:
Qy = Nilai rata-rata dari ln (x-a), parameter bentuk
Qy = Simpangan baku dari ln (x-a), parameter skala
A = Parameter batas bawah
Faktor frekuensi K untuk Distribusi Log Normal 3 Parameter dapat dihitung dengan
2 cara sebagai berikut :
i) Menggunakan standard normal deviate t sebagai berikut:
) yt + y ( e+a= X
T
ii) Menggunakan persamaan faktor frekuensi K sebagai berikut:
2
2 / ) ] z1( ln2
1 ) z1( lnt
z
1e K
22
22
!
3 / 1
3 / 2
2
1 z
[
[!
2
4 g g 2 ![
5/13/2018 Tugas Mata Kuliah Drainae - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-mata-kuliah-drainae 13/32
dimana g adalah koefisien skew dari sampel variabel acak x, sebagai berikut :
3
n
1i
3i
s )2n )( 1n(
) x x( n
g
!§
!
dimana: n =Jumlah sampel data variabel acak x
x = Nilai rata-rata dari sampel variabel acak x
S = Simpangan baku dari sampel variabel acak x
3.1.3. Distribusi Gumbel Tipe I
Persamaan PDF dari Distribusi Gumbel Tipe I adalah:
)e ) x(
x(
e ) x( p FE
FEE
!
sedangkan persamaan CDF adalah :
) x( ee ) x( p
FE !
Distribusi ini mempunyai 2 parameter, yaitu
E : Parameter konsentrasi
F : Ukuran gejala pusat
Karakteristik dari distribusi ini adalah:
Koefisien skew (g) : 1,139
Koefisien Kurtosis : 5,4
Parameter distribusi diperoleh dengan menggunakan metoda momen, hasilnya
adalah:
WE2825 ,1
!
WQ F 45 ,0!
Faktor frekuensi K untuk distribusi Gumbel Tipe I adalah:
n
nT
S
)Y Y ( K
!
5/13/2018 Tugas Mata Kuliah Drainae - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-mata-kuliah-drainae 14/32
¹ º
¸©ª
¨ !
T
1T ln( lnY T
dimana: YT = Reduced variabel Y
T = Periode ulang (tahun)Yn = Nilai rata-rata dari reduced variabel Y, merupakan fungsi dari
jumlah data n
Sn = Simpangan baku dari reduced variabel Y, merupakan fungsi dari
jumlah data n
3.1.4. Distribusi Pearson III
Persamaan PDF dari Distribusi Pearson III adalah:
¹ º ¸©
ª¨
¹ º
¸©ª
¨ ! E
K F
E
K
F+E
x1
e x
)(
1 ) x( p
Distribusi ini mempunyai tiga paramater, yaitu skala, bentuk dan letak, sedangkan
)( F+ adalah fungsi gamma. Penentuan parameter distribusi dengan metoda momen
menghasilkan:
F
WE !
2
g
2¹¹ º
¸©©ª
¨! F
FWQK !
Faktor frekuensi K distribusi Pearson III adalah:
543
2
2
32
6
g
3
1
6
g t
6
g )1t (
6
g )t 6 t (
3
1
6
g )1t ( t K ¹
º
¸©ª
¨¹ º
¸©ª
¨¹ º
¸©ª
¨¹
º
¸©ª
¨}
dimana: t : S tandard normal deviate, tergantung oleh periode ulang Tg : Koefisien skew
5/13/2018 Tugas Mata Kuliah Drainae - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-mata-kuliah-drainae 15/32
3.1.4.1. Distribusi Log Pearson III
Persamaan PDF dari Distribusi Log Pearson III adalah:
¼½
»¬-
«
¼½»¬-«
! E
K F
EK
F+E
xln
e xln )( x
1 ) x( p
1
Distribusi ini mempunyai 3 parameter, yaitu:
E = Parameter skala
F = Parameter bentuk
K = Parameter lokasi
Untuk menghitung variabel acak x dengan periode ulang tertentu, digunakan rumus
berikut:
y K ye X
T
WQ !
dimana :
Qy = Nilai rata-rata dari logaritma sampel data variabel x (ln x)
Wy = Nilai simpangan baku dari logaritma sampel data variabel x (ln x)
K = Faktor frekuensi Distribusi Pearson III
3.1.5. Analisis DebitR
encana
Analisis debit banjir rencana dimaksudkan untuk menentukan besarnya debit
banjir rencana di saluran pembuang utama (dalam hal ini adalah pembuang
alam/sungai) serta debit rencana pada saluran pembuang dari fasilitas jalan maupun
stock yard di lingkungan pertambangan.
Untuk memperkirakan debit rencana dapat dilakukan analisis dengan metoda
rasional dan metode hidrograf. Metode rasional yang biasa digunakan untuk DAS
kecil adalah metoda Haspers, metoda Weduwen, dan metodaR
ational jugadievaluasi dengan hidrograf satuan Sintetis Snyder dengan perangkat lunak HEC-
HMS.
5/13/2018 Tugas Mata Kuliah Drainae - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-mata-kuliah-drainae 16/32
3.1.5.1. Metode Hasper
Persamaan yang digunakan dalam perhitungan debit rencana dengan menggunakan
metoda Hasper adalah sebagai berikut:
Q = f x x x q
(T e 2 jam)
(2 e T e 19 jam)
(19 e T e 30 hari)
dimana:
Q = debit banjir (m3/dtk).
= koefisien runoff (pengaliran).
f = luas daerah pengaliran (km2).
= koefisien reduksi.
r T = intensitas hujan (mm).
q = hujan maksimum (m3/km
2/dtk).
R = curah hujan maksimum (mm).
E !
1 0 012
1 0 075
.
.
x f
x f
0.7
0.7
11
15 122
3 4
F!
T
Tx
f + 3.7 x 10-0.4xT /
T ! 01. x L x i0.8 -0.3
r T
T T T !
x R
x (260 - R
Tr
Tr 1 0 0008 2 2. )( )
r T
T T !
x RTr
1
r T ! 0 707. x R x T +1Tr
qr T!
3 6. x T
5/13/2018 Tugas Mata Kuliah Drainae - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-mata-kuliah-drainae 17/32
Metode Haspers adalah salah satu metode perhitungan banjir dengan dasar metode
rasional. Tahapan perhitungan adalah sebagai berikut :
a. Koefisien aliran (C) dihitung dengan rumus :
C 7,0
7,0
075,01012,01
A
A
!
Dimana :
C = koefisien aliran
A =luas DPS (km2)
b. Koefisien reduksi ( F) dihitung dengan rumus :
1215
107,31
75,0
2
4,0 A
t
t I t
v
v!
F
Dimana :
F = koefisien reduksi
t = waktu konsentrasi (jam)
c. Waktu konsentrasi (t) dihitung dengan rumus :
t = 0,1 L0,9 I-0,3
Dimana :
t = waktu konsentrasi (jam)
L = panjang sungai (km)
I = landai sungai rata-rata
d. Hujan maksimum menurut Haspers dihitung dengan rumus :
Qt
Rt
6,3!
R t = R + Sx U
Dimana
t = waktu curah hujan (jam)
q = hujan maksimum/ debit modul (m3/det/km2)
R = curah hujan maksimum rata-rata (mm)
Sx = simpangan baku
U = variabel simpangan untuk kala ulang T tahun
R t = curah hujan dengan kala ulang T tahun (mm)
5/13/2018 Tugas Mata Kuliah Drainae - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-mata-kuliah-drainae 18/32
e. Berdasarkan Haspers curah hujan dengan periode tertentu ditentukan :
i. Untuk t < 2 jam
R t2
24
24
)2()260(0008,01 t Rt
Rt
!
ii. Untuk 2 jam < t < 19 jam
R t1
24
!
t
Rt
iii. Untuk 19 jam < t < 30 hari
R t = 0,707 . R 24 t + 1
Dimana :
t = waktu curah hujan (jam)
R 24
= curah hujan maksimum dalam 24
jam (mm)R t = curah hujan dengan waktu t jam (mm)
3.1.5.2. Metode R asional
Persamaan yang digunakan dalam metoda R asional adalah sebagai berikut:
dimana:
Q = debit banjir (m3/dtk).
= koefisien pengaliran.
f = luas daerah pengaliran (km2).
r = intensitas hujan (mm/jam).
V = kecepatan aliran (km/jam).
R = curah hujan maksimum (mm).
Q =x r x f
3.6
E
VH
L!
¨
ª©
¸
º¹72
0 6(
.
t LV!
r R
T!
¨
ª©
¸
º¹
24
242 3/
5/13/2018 Tugas Mata Kuliah Drainae - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-mata-kuliah-drainae 19/32
3.1.5.3. Metode Hidrograf Satuan
Debit banjir rencana dapat ditransformasi dari curah hujan rencana menggunakan
hidrograf satuan. Perhitungan dapat dilakukan dengan program HEC-1 yang diupdate
menjadi HEC-HMS.
§!
!
i
j
j i j i X U Q1
1*
dimana
Q(i) : Debit run off dari sub basis pada akhir titik perhitungan dengan
interval i
U(j) : Ordinat ke j dari hidrograf satuan
X(i) : Curah hujan rata-rata pada interval i
Metode Hidrograf Satuan Sintetis Snyder
Metode hidrograf satuan sintetis ini dikembangkan oleh Snyder di Amerika. Untuk
menganalisis hidrograf satuan sintetis dengan metode ini dibutuhkan parameter-
parameter yang dibagi menjadi parameter fisik dan non-fisik. Parameter fisik adalah
luas DPS (A), panjang sungai (L), panjang sungai terhadap titik berat DPS (Lc).
Sedangkan parameter non-fisik adalah Ct, C p, dan n. Tiga parameter non-fisik
tersebut pada umumnya diestimasi melalui proses kalibrasi apabila data hidrograf
aktual di DPS tersedia. Persamaan-persamaan yang digunakan dalam metode ini
antara lain:
c t p LLC t ***75,0!
dimana
t p : time lag, jam
Ct : koefisien, 1,1 - 1,2
L : panjang sungai, km
5/13/2018 Tugas Mata Kuliah Drainae - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-mata-kuliah-drainae 20/32
Lc : panjang sungai dari titik pengamatan ke titik berat DPS
n : koefisien, dapat dipakai 0,3
Jika te> t
r (1 jam) t
p¶ = t
p+ 0,25 ( t
r - t
e)
T p = t p + 0,5 . tr
Jika te < tr (1 jam) T p = t p + 0,5 . tr
dimana
te : lamanya curah hujan efektif, jam
T p : waktu mencapai puncak hidrograf satuan, jamtr : time duration, biasanya 1 jam
p
p
pT
AC Q
**275,0!
dimana
Q p : debit puncak hidrograf, m3/det
C p : koefisien, 0,4 - 0,8
A : luas DPS, km2.
Untuk menggambarkan lengkung hidrograf digunakan metode Alexeyev sebagai
berikut:
t f Q ! , p
Q
QY ! ,
pT
t X !
±À
±¿¾
±°
±¯®
! X-1
exp102
X
aY
045,015,032,1 2 ! PPa
Ah
T Q p p
*
*!P
5/13/2018 Tugas Mata Kuliah Drainae - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-mata-kuliah-drainae 21/32
dimana
h : tinggi hujan efektif, mm
A : luas daerah aliran, km2
3.1.6. Penetapan Debit R encana
Berdasarkan hasil analisis debit banjir dengan berbagai metode seperti diuraikan
pada sub bab sebelumnya, maka perlu ditetapkan atau dipilih besaran banjir yang
kiranya sesuai dengan kondisi setempat.
Dari hasil perhitungan luas DAS yang dihitung pada setiap alur sungai diketahui sub
DAS yang ada sangat kecil. Hasil dari metode rational baik Weduwen, Haspers
maupun R ational cenderung memberikan besaran debit yang sangat besar
dibandingkan dengan luas DAS yang ada. Sedangkan hasil dari metode hidrograf
satuan sintetis Snyder memberikan nilai besaran debit yang cukup realistis.
3.1.7. Perencanaan Lay-Out Sistem Drainase
Dari hasil-hasil pengumpulan data yang telah dilakukan seperti data-data hasil survei,
hasil studi terdahulu, kunjungan lapangan dan data-data lainnya dapat dilakukan
penentuan layout sistem drainase dan lokasi tailing pond. Hasil kegiatan ini adalah
berupa layout sistem drainase. Dalam menentukan layout sistem drainase ini
tentunya mempertimbangkan rencana jalan akses atau jalan raya serta alur pembuang
alam yang ada
3.1.8. Perhitungan Debit Buangan Saluran Drainase
Untuk luas daerah pengaliran sungai (DPS) yang kecil, maka besarnya debit buangan
air hujan bisa dihitung menggunakan Metode R ational, dengan persamaan seperti
berikut :
Q = 0,278 C. I. A.
dimana:
Q = debit buangan (m3/det)
C = koefisien limpasan
I = Intensitas hujan (mm/jam)
A = luas lahan (km2)
5/13/2018 Tugas Mata Kuliah Drainae - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-mata-kuliah-drainae 22/32
Batasan DPS kecil agak sulit, namun sebagai landasan ada kriteria dimana:
j Waktu konsentrasi (tc) kurang dari atau sama dengan satu jam
j Luas DPS kurang dari 2,5 km2
j Mengingat wilayah studi yang relatif kecil, maka pemakaian Metode
R ational
dirasa paling tepat. Metode R ational tidak memperhitungkan hal-hal berikut :
variasi hujan (total atau efektif) dalam waktu dan ruang
waktu konsentrasi jauh lebih kecil dari durasi hujan
limpasan terutama berupa aliran dalam saluran.
Dalam Metode R ational untuk perhitungan debit puncak menggunakan intensitas
curah hujan yang sebanding dengan waktu pengaliran curah hujan dari titik paling
atas sampai di bagian hilir daerah pengaliran yang ditinjau. Intensitas curah hujan
tersebut diperoleh dari Kurva frekuensi intensitas-lamanya (Intensity Duration
Frequency IDF), yang merupakan diagram dari hubungan t sebagai absis dan I
sebagai ordinat. Kurva ini menunjukkan besarnya kemungkinan terjadinya intensitas
curah hujan yang berlaku untuk lamanya curah hujan sembarang, sesuai dengan
periode ulang atau kemungkinan kejadiannya.
3.1.9. Perhitungan Dimensi Saluran Drainase
Untuk menetukan dimensi saluran didasarkan pada besarnya debit buangan serta
kondisi topografi yang ada. Parameter dimensi saluran antara lain adalah kecepatan
aliran dan luas penampang. Sehingga dengan adanya debit buangan serta kemiringan
dasar saluran yang ada maka bisa dihitung penampang salurannya.
Untuk menentukan dimensi saluran menggunakan persamaan kontinuitas :
Q = A x V
dimana:
Q = debit buangan (m3/det)
A = luas penampang basah saluran (m2)
V = kecepatan aliran pada saluran (m/detik)
5/13/2018 Tugas Mata Kuliah Drainae - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-mata-kuliah-drainae 23/32
Besarnya kecepatan pada saluran dihitung dengan persamaan Manning :
V = 1/n. R 2/3
. S1/2
dimana:
n = koefisien kekasaran Manning (besarnya tergantung material saluran yang
digunakan
R = jari-jari hidrolis saluran (A/P) (m)
A = luas penampang (m2)
P = keliling basah saluran (m)
S = kemiringan dasar saluran
a. Koefisien Kekasaran
Besarnya koefisien kekasaran saluran dalam studi ini digunakan n = 0,015,
dimana bahan saluran terbuat dari pasangan batu yang diplester.
b. Dimensi Saluran
Untuk menentukan dimensi saluran dilakukan pendekatan terhadap
perbandingan antara lebar dasar saluran (b) dan dalam saluran (h) yang
dihubungkan dengan kapasitas saluran. Menurut Imam Subarkah, untuk
kapasitas saluran yang kurang dari 0,5 m3/detik maka perbandingan antara b
dan h adalah 1:1, atau lebar dasar saluran sama dengan kedalaman air di
saluran.
c. Kecepatan Aliran
Besarnya kecepatan aliran yang diijinkan tergantung bahan saluran yang
digunakan, kondisi fisik dan sifat-sifat hidrolisnya. Berdasarkan hal
tersebut,maka kecepatan aliran yang diijinkan dibagi atas dua bagian, yaitu
saluran yang tahan erosi yang kecepatan aliran didasarkan pada kecepatan
minimum yang diperbolehkan dan untuk saluran yang tidak tahan erosi
kecepatan alirannya didasarkan pada kecepatan maksimum yang
diperbolehkan.
5/13/2018 Tugas Mata Kuliah Drainae - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-mata-kuliah-drainae 24/32
Kecepatan minimum pada saluran tahan erosi biasanya berkisar antara 0,60 -
0,90 m/det. Sedangkam kecepatan maksimum yang diijinkan pada saluran
tahan erosi menurut USBR sebesar 15 ftps atau 4,5 m/detik.
d. Kemiringan Saluran
Yang dimaksud kemiringan saluran disini adalah kemiringan dasar saluran.
Kemiringan dasar saluran adalah kemiringan saluran arah memanjang yang
pada umumnya dipengaruhi oleh kondisi topografi serta tinggi tekanan yang
diperlukan untuk adanya pengaliran sesuai dengan kecepatan yang diijinkan.
Oleh karena itu kemiringan dasar saluran sedapat mungkin sesuai dengan
kemiringan medan dan harus menyebabkan kecepatan yang "self cleaning".
Kemiringan minimum agar terjadi self cleaning biasanya sesuai dengan
kecepatan minimum yang diijinkan atau kira-kira 0,005 sampai 0,008
tergantung bahan saluran yang digunakan.
Berdasarkan karakteristik lahan dan persyaratan teknis tersebut di atas dihitung
besarnya debit buangan dan dimensi saluran pada masing-masing ruas saluran seperti
disajikan pada tabel-tabel berikut .
Tabel 4.17.P
erhitungan Debit Buangan Saluran Drainase Sal-1
PERHITUNGAN DEBIT BANJIR METODE RASIONAL
Q = 0.278 * C * I * A B. jalan + Lereng 0.035 km
I = 66.598 mm/jam
CATCHM. KOEF. INTENSITAS
RUAS AREA LIMPASAN HUJAN ( I )
km2 C mm/jam m /det
A-B 0.004 0.95 66.60 0.06
B-C 0.007 0.95 66.60 0.12
C-D 0.011 0.95 66.60 0.18
D-E 0.004 0.95 66.60 0.06
E-F 0.007 0.95 66.60 0.12
F-G 0.009 0.95 66.60 0.16
G-H 0.013 0.95 66.60 0.22
H-I 0.016 0.95 66.60 0.28
I-J 0.020 0.95 66.60 0.35
SALURAN 1
Q
5/13/2018 Tugas Mata Kuliah Drainae - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-mata-kuliah-drainae 25/32
Dengan intensitas hujan yang sama, dan luas daerah layanan yang tergantung
dari panjang ruas saluran dan kelerengan lahan di hulunya maka besarnya
debit buangan setiap ruas saluran bisa dihitung.
3.1.10. Penentuan Konstruksi
Sebelum merencanakan dimensi saluran, langkah pertama yang harus
diketahui adalah berapa debit rencananya. Untuk menghitung debit rencana perlu
diketahui berapa luas daerah yang harus dikeringkan oleh saluran tersebut.
Perhitungan besar air yang dibuang adalah berdasarkan tata guna lahan. Langkah
pertama adalah merencanakan tata letak. Tata letak direncanakan berdasarkan peta
kota dan peta topografi. Menetukan letak saluran ± saluran, kemudian menghitung
beban saluran ± saluran tersebut, dari yang terkecil sampai ke saluran induk. Setelah
debit masing - masing saluran diketahui, barulah dilakukan perhitungan dimensi
saluran.
Bentuk penampang saluran drainase dapat merupakan saluran terbuka
maupun saluran tertutup tergantung pada kondisi daerahnya. R umus kecepatan rata ±
rata pada perhitungan dimensi penampang saluran menggunakan rumus Manning,
karena rumus ini mempunyai bentuk yang sangat sederhana.
1. Penampang saluran segi empat
Dalam hal ini maka digunakan persamaan:
vQ Ac
S Rhn
v
/
12
13
2
!
!
dimana :
Nilai V ditentukan terlebih dahulu apakah memakai Vd atau Vt, jika Vt > Vd
maka dalam menghitung Ac menggunakan nilai Vt, begitu sebaliknya. Angka
kekasaran (n) dapat ditentukan berdasarkan jenis permukaan tanah pada DPS yang
ditinjau.
Kemiringan tanah asli = kemiringan dasar saluran (S) dapat diketahui berdasarkan
kondisi topografi.
5/13/2018 Tugas Mata Kuliah Drainae - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-mata-kuliah-drainae 26/32
Jari ± jari hidrolis R h =
2/3
2/1¹ º
¸©ª
¨
S
v xn
Lebar saluran : B = (Ac Rh Rh Ac Ac .2/)).8( 2/122s (m)
Tinggi saluran : h = Ac / B (m)
Keliling basah : P = B + 2h
Tinggi jagaan : FB = 30 % h
Tinggi saluran : H = h + tinggi jagaan
Atau jika dimensi saluran yang diperoleh tidak wajar, maka dibuat kaskade
dengan syarat So < S. Dimensi kaskade dicari dengan rumus :
h = ( Ac /2 )1/2
B = 2h
S o =
2
3/2)
2(
.
±À
±¿¾
±°
±¯®
h
vn
2. Penampang Saluran Trapesium
Dalam hal ini maka digunakan persamaan:
V Q A
S Rhn
v
c /
12
13
2
!
!
Angka kekasaran ditentukan berdasarkan jenis bahan yang digunakan.Kemiringan dasar saluran (S) ditentukan berdasarkan topografi (atau disebut S =
0,0006).
Kemiringan dinding saluran berdasarkan bahan yang digunakan
Luas Penampang : A = (b + mh)h
Keliling Basah : P = b +2h 21 m
Jari jari hidrolis : Rh = A / P
Tinggi jagaan : FB =25 %
5/13/2018 Tugas Mata Kuliah Drainae - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-mata-kuliah-drainae 27/32
Dalam perancangan drainase , diperlukan bermacam ± macam bangunan yang
berfungsi sebagai sarana untuk :
a. Memperlancar surutnya genangan yang mungkin timbul di atas permukaan jalan
karena debit (Q) hujan rencana.
b. Memperlancar arus saluran
c. Mengamankan dari bahaya degradasi pada dasar saluran
d. Mengatur saluran terhadap pasang surut, khususnya di daerah pantai
Adapun bangunan ± bangunan sebagaimana tersebut di atas adalah :
a. Inlet tegak
Ditempatkan pada jarak ± jarak tertentu di sepanjang tepi jalan (KER B) atau pada
pertemuan KER B di perempatan jalan.
b. Inlet datar Ditempatkan di pertigaan jalan, dimana pada arah melintang jalan terdapat
saluran.
c. Grill
Ditempatkan pada perempatan jalan, dimana di bawahnya terdapat saluran,
yang berfungsi menerima air yang melewatinya. Berada pada tempat yang terendah
dari jalan yang menurun.
d. Manhole
Bangunan ini diletakkan pada jarak ± jarak tertentu di sepanjang trotoar,
berfungsi untuk pemeliharaan saluran.
e. Gorong - gorong
Bangunan ini dibuat untuk menghubungkan saluran di kaki bukit melintang
jalan di bawahnya dan berakhir di sisi bawah dari bangunan penahan tanah yang
mendukung struktur jalan tersebut.
Perhitungan dimensi gorong ± gorong :
v An
gz AnQ
..
2.
!
!
5/13/2018 Tugas Mata Kuliah Drainae - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-mata-kuliah-drainae 28/32
Dimana:
Q = debit aliran (m3/det)
n = koefisien debit (dapat dilihat pada tabel 4.5)
A = luas gorong ± gorong (m2)
g = percepatan gravitasi (= 9,81 m/det2)
z = kehilangan tinggi energi pada gorong ± gorong
Tabel 5. Koefisien Debit
S umber : Modul Prinsip ± Prinsip Dasar S istem Drainase
Kehilangan tinggi tenaga
Hmasuk = koefisien masuk . (va ± v)2/2g
Keterangan :
Koefisien masuk = 0,8
va = kecepatan aliran pada saluran
v = kecepatan dalam gorong ± gorong
g = percepatan gravitasi (= 9,81 m/det2)
Kecepatan dalam gorong ± gorong 1 ± 2 m/det
f. Jembatan
Bangunan ini dimaksudkan untuk mendukung pipa (saluran air/minyak) atau
jalan yang melintang saluran drainase.
g. Bangunan Terjun
Bangunan ini diperlukan bila penempatan saluran terpaksa harus melewati
jalur dengan kemiringan dasar (S) yang cukup besar.
Tinggi dasar
dibangun sama
dengan saluran
Tinggi dasar dibangun lebih tinggi dari dasar
saluran
Sisi N Ambang Sisi n
Segi
empat
Bulat
0,8
0,9
Segi empat
Bulat
Bulat
Segi empat
Segi empat
Bulat
0,72
0,76
0,85
5/13/2018 Tugas Mata Kuliah Drainae - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-mata-kuliah-drainae 29/32
h. Ground Sill
Bangunan ini ditempatkan melintang saluran pada jarak ± jarak tertentu sehingga
dapat berfungsi sebagai pengaman terhadap bahaya degradasi terhadap dasar saluran.
i. Pintu Air
Bangunan pintu air dapat berupa manual maupun otomatis, berfungsi sebagai
penahan air pasang atau banjir.
3.1.11. Analisa Perencanaan
Perencanaan jaringan sistem drainase dimulai dengan penentuan blok-blok
wilayah perencanaan. Blok Wilayah perencanaan ditentukan berdasarkan jalan yang
ada sehingga saluran drainase dibuat mengikuti sisi-sisi jalan yang ada. Hal ini dapat
menghemat biaya pembuatan saluran baru.Selanjutnya dibuat lay-out rencana sistem drainase dengan arah pengaliran
mengikuti pola topografi yaitu dari daerah berelevasi tinggi menuju daerah
berelevasi rendah sehinga pengaliran dapat dilakukan dengan cara gravitasi.
Pada daerah perencanaan, pengaliran dimulai dari bagian barat dan utara
menuju sungai yang ada di bagian selatan wilayah. Lay-out aliran sistem drainase
dibuat dengan prinsip saluran terpendek dan dibuang (disalurkan) menuju sungai
terdekat.
Saluran drainase yang direnanakan mengikuti yang saluran drainase eksisting
yaitu menggunakan saluran terbuka dengan bentuk segi empat. Bentuk saluran ini
dapat menyalurkan air hujan dengan debit yang cukup besar yang sifat alirannya
terus menerus dengan fluktuasi kecil.
Besarnya debit buangan (debit rencana) diperoleh berdasarkan luas blok yang
akan didrain, intensitas hujan yang telah dihitung serta koefisien limpasan masing-
masing blok. Dalam perencanaan ini, dimensi saluran drainase ditentukan dengan
pertimbangan bahwa dimensi tersebut dapat mengalirkan debit puncak (debit desain).
Pada perencanaan kali ini saluran terbuka yang dipilih yaitu, saluran terbuka
segi empat karena saluran drainase yang berbentuk segi empat tidak banyak
membutuhkan ruang dan berfungsi untuk saluran air hujan, air rumah tangga maupun
air irigasi.
5/13/2018 Tugas Mata Kuliah Drainae - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-mata-kuliah-drainae 30/32
Sistem jaringan drainase selain sistem tertutup juga bisa berupa sistem
terbuka dengan pertimbangan bahwa pada saluran tertutup tidak terlalu banyak
memakan lahan karena lahan di atasnya masih dapat digunakan untuk keperluan
yang lain seperti jalan atau trotoar di samping itu dari segi estetika dan kesehatan
lingkungan pada saluran tertutup diharapkan tidak menimbulkan bau dan
meningkatkan populasi nyamuk. Namun pada kenyataannya saluran drainase
perkotaan banyak yang memakai sistem terbuka dengan pertimbangan untuk
memudahkan dalam operasional dan pemeliharaan.
5/13/2018 Tugas Mata Kuliah Drainae - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-mata-kuliah-drainae 31/32
IV. KESIMPULAN
Sistem drainase sangat penting dan harus diperhatikan dalam kehidupan kita
sehari. Karena fungsi drainase dapat mengeringkan bagian wilayah kota dari
genangan sehingga tidak menimbulkan dampak negatif, mengalirkan air permukaan
ke badan air terdekat secepatnya, mengendalikan kelebihan air permukaan yang
dapat dimanfaatkan untuk persediaan air dan kehidupan akuatik dan meresapkan air
permukaan untuk menjaga kelestarian air tanah.
Untuk merencanakan desain sistem drainase harus memperhatikan faktor-
faktor berpengaruh antaralain, curah hujan, topografi wilayah, debit air hujan dan
sebagainya serta untuk untuk mewujudkan sistem drainase yang baik harus
disesuaikan dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku.
5/13/2018 Tugas Mata Kuliah Drainae - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-mata-kuliah-drainae 32/32
DAFTAR PUSTAKA
Hardjoyosuprapto, Masduki. 1990. Drainase Perkotaan (volume I). Unoversitas
Gajah Mada; Yogyakarta
R SJDT (R encana Sistem Jaringan Drainase Tersier), BAPPEKO Surabaya
Suripin, M.Eng. Dr. Ir. 2004. Drainase Perkotaan yang Berkelanjutan. ANDI
OFFSET: Yogyakarta.
Wesli. 2008. Drainase Perkotaan. Graha Ilmu: Yogyakarta