Tugas Kuliah Ke 2
-
Upload
exel-dua-cincin -
Category
Documents
-
view
64 -
download
14
Transcript of Tugas Kuliah Ke 2
TUGAS KULIAH KE 2
BAHAN BAKU UTAMA INDUSTRI PETROKIMIA
DAN CARA MEMPEROLEHNYA
TUGAS UNTUK MEMENUHI PERSYARATAN MATA KULIAH
TEKNOLGI PETROKIMIA DAN GAS
NAMA : MUHAMMAD HERMANTO
NIM : 3081003008
JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2013
1
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohim
Segala puji syukur kita haturkkan kepada Allah S.W.T yang telah memberi anugrah
berupa ilmu pengetahuan yang sangat luas bagi umat manusia. Serta rahmat-Nya berupa
penciptaan alam semesta yang penuh dengan manfaat bagi kehidupan manusia.
Salah satu anugrah Tuhan adalah betapa melimpahnya sumber daya alam didunia ini
untuk digunakan sebagaimana mestinya untuk kesejahteraan umat manusia. Manusia diberi
akal dan ilmu uneuk mengolah sumber daya alam tersebut. Industri kimia yang merupakan
indutri yang bergerak dalam mengolah sumber daya alam. Jadi hampir semua bahan baku
untuk pembuatan produk-produk petrokimia adalah berasal dari alam seperti minyak bumi.
Kali ini penulis akan membahas tentang industri petrokimia khususnya tentang
penyediaan bahan baku dan asalnya untuk industri petrokimia terutama diindonesia. Semoga
makalah ini bisa menjadi rujukan dan referensi tentang petrokimia. Kritik dan saran yang
membagun sangat diperlukan untuk kemajuan tulisan ini.
Palembang, Februari 2013
Penyusun
2
DAFTAR ISI
Halaman judul…………………………………………………………………………1
Kata pengantar…………………….…………………………………………………..2
Daftar isi………………………………………………………………………………3
Bab I. PENDAHULUAN……………………………………………………………4
I.I. LATAR BELAKANG………………………………………………………4
I.II. TUJUAN …………………………………………………………………..5
I.III. RUANG LINGKUP………………………………………………………5
Bab II. PEMBAHASAN……………………………………………………………6
I.I. PENGERTIAN BAHAN BAKU UTAMA INDUSTRI PETROKIMIA…6
I.II KLASIFIKASI BAHAN BAKU UTAMA INDUSTRI PETROKIMIA...7
I.III. CARA MEMPEROLEH BEBERAPA BAHAN BAKU PETROKIMIA
Bab.III. KESIMPULAN DAN SARAN………………………………………….17
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………...18
3
BAB I
PENDAHULUAN
I.I. LATAR BELAKANG
Industri petrokimia adalah industri yang bergerak dalam proses pembuatan produk
kimia yang berasal dari minyak bumi sebagai bahan utamanya. Secara umum memang bahan
baku industri petrokimia merupakan hasil dari fraksi-fraksi minyak bumi. Hal ini
menandakan bahwa industrI petrokimia tidak bisa lepas kaitannya dengan proses eksplorasi
dan pengolahan minyak bumi.
Industri petrokimia di Indonesia sudah sangat pesat perkembangannya. Hal ini
didukung oleh tersedianya sumber daya alam sebagai bahan baku industri petrokimia.
Indonesia dikarunia sumber alam berupa minyak dan gas bumi. Tidak seluruh negara di muka
bumi ini mendapatkan karunia tersebut. Meskipun tidak dapat dikatakan melimpah, sumber
daya migas yang ada di bumi Indonesia sebenarnya cukup untuk menjadi tulang punggung
pertumbuhan perekonomian nasional. Sebenarnya sayang sekali jika migas hanya dibakar
begitu saja. Kekayaan dari dalam bumi ini dapat ditingkatkan nilainya menjadi berbagai
produk yang terus meningkat kebutuhannya, baik secara nasional, regional maupun
internasional. Hal inilah yang mendukung akan perkembangan industri petrokimia di
Indonesia.
Migas tidak hanya dapat dibakar untuk menghasilkan energi. Namun dari migas dapat
dihasilkan berbagai produk melalui industri pertrokimia. Secara garis besar, industri
petrokimia dapat dibagi menjadi 3 kelompok dari bahan dasarnya, yaitu petrokimia berbahan
dasar C1 (metana), petrokimia berbahan dasar Olefin dan petrokimia berbahan dasar
aromatic. Dari Petrokimia C1 dihasilkan urea, ammonia, methanol dan sebagainya. Produk
terbesar dari petrokimia jenis ini adalah urea yang sangat dibutuhkan dalam pertanian dan
industri. Dari petrokimia olefin dihasilkan berbagai jenis material polimer seperti polietilena,
polipropilena, PVC, PET dan sebagainya. Berbagai jenis bahan polimer ini sangat diperlukan
dalam kebutuhan kita sehari hari dan juga di industri. Sedang petrokimia berbasis aromatic
menghasilkan benzene, toluene, paraxylena dan sebagainya. Dalam kehidupan kita sehari
hari, produk akhirnya diantaranya dalam bentuk obat obatan, pestisida, lem/perekat dan
sebagainya.
4
Secara global permintaan dunia terhadap produk industri petrokimia terus meningkat
karena luasnya jenis dan kegunaannya. Untuk kawasan Asia saja, pada tahun 2009, total
permintaan etilena dan turunannya mencapai 52,8 juta ton. Sedang total produksi asia pada
tahun 2009 baru sebesar 40,8 juta ton. Jadi masih ada selisih mencapai 12 juta ton. Jumlah
permintaan kawasan asia tersebut melonjak tajam dari 35,8 juta ton pada tahun 2003. Sedang
permintaah etilena dan turunannya secara global mencapai 132,8 juta ton. Jumah ini naik dari
sebesar 97,6 juta ton pada tahun 2003.
I.II. TUJUAN
Makalah ini disusun berdasarkan studi literature di internet. Adapun tujuannya adalah
untuk mencari tahu apakah bahan dasar yang digunakan di industri petrokimia. Selain itu
juga untuk mengetahui bagaimana kondisi industri petrokimia di Indonesia terutama dalam
hal asal usul bahan baku yang digunakan di industri petrokimia.
I.III. RUANG LINGKUP
Penyusunan makalah ini dengan metode pengumpulan data dan informasi yang
diperoleh dari dunia internet. Pembahasan tentang dunia industri petrokimia sangat luas,
sehingga dalam makalah ini hanya dibahas tentang bahan-bahan utama dan bagaimana cara
memperoleh banhan utama tersebut.
5
BAB II
PEMBAHASAN
II.I. PENGERTIAN BAHAN BAKU
Dalam proses reaksi kimia dikenal istilah reaktan dan produk. Reaktan merupakan
bahan baku kimia yang ingin direaksikan sehingga bahan baku tersebut berubah semuanya
ataupun sebagian menjadi produk. Reaktan atau bahan baku dalam reaksi kimia sangat
penting. Biasanya dalam satu reaksi , bahan baku terdiri dari satu, dua dan lebih .
Secara umum petrokimia meupakan industri kimia yang mengolah bahan baku yang
berasal dari minyak bumi dan gas untuk menjadi produk jadi ataupun setengah jadi. Ada
berbagai cara untuk memperoleh bahan baku tersebut. Jika bahan baku tersebuat adalah jenis
minyak bumi, artinya bahan baku di dapat dari kilang minyak bumi. Jika bahan bakunya
berupa gas alam, artinya didapat dari eksplorasi sumur-sumur gas. Namun jika bahan baku
utama adalah produk turunan artinya didapat dari proses pembuatan produk tersebut untuk di
ubah menjadi bahan/produk yang lebih bernilai ekonomis.
Indonesia sangat kaya akan minyak bumi dan gas alam. Bahkan sangat berlimpah
akan batubara, karena akhir-akhir ini batubara juga merupakan bahan baku untuk industry
petrokimia. Namun walaupun demikian Indonesia tetap memasok bahan baku industri
petrokimia dari kegiatan impor dari luar negeri. Seperti yang dilansi di media elektronik
akhir-akhir ini. Pemerintah memproyeksikan industri petrokimia masih akan tergantung pada
bahan baku impor hingga 2016. Panggah Susanto, Direktur Jenderal Basis Industri
Manufaktur Kementerian Perindustrian, mengatakan belum terealisasi pembangunan kilang
minyak yang menjadi bahan baku utama petrokimia membuat industri masih akan tergantung
produk impor.“Kami berharap pembangunan tiga kilang terintegrasi yang masing-masing
berkapasitas 300 ribu barel per hari yang berlokasi di Balongan, Plaju dan Tuban bisa segera
terealisasi,” kata beliau.
6
II.II. KLASIFIKASI BAHAN BAKU INDUSTRI PETROKIMIA
Bahan baku utama dalam proses industri kimia sangat luas sekali cakupannya. Namun
kita harus mengklasifikasikannya berdasarkan jenisnya dan asal usulnya. Terdapat tiga bahan
dasar yang digunakan dalam industri petrokimia, yaitu olefin, aromatika, dan gas sintetis
(syn-gas). Untuk memperoleh produk petrokimia dilakukan dengan tiga tahapan, yaitu:
a. Mengubah minyak dan gas bumi menjadi bahan dasar petrokimia.
b. Mengubah bahan dasar menjadi produk antara.
c. Mengubah
produk antara
menjadi produk
akhir.
Gambar 2.1 : proses untuk memperoleh bahan baku utama petrokimia
Diagram skematis yang berdekatan menggambarkan sumber hidrokarbon utama yang
digunakan dalam memproduksi petrokimia.
Metana, etana, propana dan butana: Meraih terutama dari pabrik pengolahan gas
alam.
Nafta diperoleh dari kilang minyak bumi.
7
Benzena, toluena dan xilena, secara keseluruhan disebut sebagai BTX dan
terutama diperoleh dari kilang minyak bumi dengan cara ekstraksi dari reformate
diproduksi di reformis katalitik.
Minyak gas yang diperoleh dari kilang minyak bumi.
Metana dan BTX digunakan secara langsung sebagai bahan baku untuk memproduksi
petrokimia. Namun, etana, propana, butana, nafta dan minyak gas menjadi bahan baku
opsional untuk uap dibantu pabrik perengkahan termal disebut sebagai perengkah uap yang
memproduksi bahan baku petrokimia menengah.
Petrokimia utama dibagi menjadi tiga kelompok tergantung pada struktur kimianya:
Olefin termasuk ethylene, propylene, dan butadiena. Ethylene dan propylene merupakan
sumber penting bahan kimia industri dan produk plastik. Butadiene digunakan dalam
pembuatan karet sintetis.
Aromatik meliputi benzena, toluena, dan silena. Benzene adalah bahan baku untuk
pewarna dan deterjen sintetik, dan benzena dan toluena untuk isosianat MDI dan TDI
digunakan dalam pembuatan poliuretan. Produsen menggunakan xilena untuk
memproduksi plastik dan serat sintetis.
Gas sintesis adalah campuran karbon monoksida dan hidrogen digunakan untuk membuat
amonia dan metanol. Amonia digunakan untuk membuat pupuk urea dan metanol
digunakan sebagai pelarut dan bahan kimia perantara.
Secara umum bahan baku untuk pembuatan produk-produk petrokimia adalah berasal
dari minyak bumi. Berikut ini jenis-jenis bahan baku petrokimia dan asalnya
1. Bahan baku yang berasal dari kilang minyak bumi
Minyak bumi merupakan senyawa kimia yang kompleks berupa cairan berwarna
coklat kehitaman dengan komposisi terbesar senyawa hidrokarbon dan senyawa lain dalam
jumlah relatif kecil seperti sulfur, logam-logam nikel, vanadium, arsenit, serta impuritis
lainnya. Baik senyawa hidrokarbon maupun bukan senyawa hidrokarbon keduanya akan
berpengaruh dalam menentukan cara-cara pengolahan yang dilakukan dalam kilang minyak.
Untuk mendapatkan minyak bumi dilakukan proses sebagai berikut ;
a. Penyulingan Minyak Bumi
Minyak mentah merupakan campuran yang sangat kompleks maka perlu diolah lebih
lanjut untuk dapat dimanfaatkan. Gambar 2.2 merupakan tempat pengolahan minyak mentah
menjadi fraksi-fraksi minyak bumi, seperti yang ada di SPBU dilakukan melalui penyulingan
(distillation) bertingkat.
8
Gambar 2.2 salah satu kilang minyak bumi
Hidrokarbon yang memiliki titik didih paling rendah akan terpisah lebih dulu, disusul
dengan hidrokarbon yang memiliki titik didih lebih tinggi. Jadi, secara bertahap, senyawa
hidrokarbon dapat dipisahkan dari campuran minyak mentah.
Tabel 2.1 Proses Penyulingan Minyak Mentah Menjadi Fraksi-Fraksi Minyak Bumi
Distilat Hasil Jumlah
Atom CAplikasi
Gas
Gasolin
Kerosin
Diesel
Pelumas
Residu
1 – 45 –
1011 – 1516
– 2021 – 40
> 50
Bahan bakar gas, plastik,bahan kimiaBahan bakar
cair (bensin), Bahan kimiaBahan bakar pesawat,
bahan bakar kompor, bahan kimiaBahan bakar
diesel, bahan kimiaPelumas, lilin, malam (wax)
Aspal, zat anti bocor(waterproof)
Fraksi minyak mentah yang pertama keluar dari penyulingan adalah senyawa
hidrokarbon dengan massa molekul rendah, kurang dari 70 sma. Fraksi ini dikemas dalam
tabung bertekanan sampai mencair. Hasil pengolahan pada fraksi ini dikenal dengan LPG
(liquid petroleum gas). Setelah semua fraksi teruapkan, fraksi berikutnya yang keluar adalah
fraksi gasolin. Suhu yang diterapkan untuk mengeluarkan fraksi ini berkisar antara 40 –
200°C. Pada suhu tersebut, hidrokarbon mulai dari pentana sampai oktana dikeluarkan dari
penyulingan (lihat titik didih pentana sampai oktana). Pada suhu kamar, wujud dari fraksi ini
adalah cairan tak berwarna hingga agak kuning dan mudah menguap. Demikian seterusnya
9
hingga semua fraksi dapat dipisahkan secara bertahap berdasarkan perbedaan titik didihnya.
Hasil fraksionasi itu menyisakan residu yang disebut aspal berwarna hitam pekat.
b. Perengkahan Minyak Bumi
Untuk memenuhi kebutuhan produk tertentu, hidrokarbon yang berantai panjang
dapat dipecah menjadi lebih pendek melalui proses perengkahan (cracking). Sebaliknya,
hidrokarbon rantai pendek dapat digabungkan menjadi rantai yang lebih panjang (reforming).
Untuk meningkatkan fraksi bensin dapat dilakukan dengan cara memecah hidrokarbon rantai
panjang menjadi fraksi (C5–C9) melalui perengkahan termal. Proses perengkahan ini
dilakukan pada suhu 500°C dan tekanan 25 atm. Hidrokarbon jenuh rantai lurus seperti
kerosin (C12H26) dapat direngkahkan ke dalam dua buah fragmen yang lebih pendek menjadi
senyawa heksana (C6H14) dan heksena (C6H12).
C12H26(l)→C6H14(l) + C6H12(l)
Keberadaan heksena (alkena) dari hasil perengkahan termal dapat meningkatkan
bilangan oktan sebesar 10 satuan. Akan tetapi, produk dari proses perengkahan ini umumnya
kurang stabil jika disimpan dalam kurun waktu lama. Oleh karena produk perengkahan
termal umumnya kurang stabil maka teknik perengkahan termal diganti dengan perengkahan
katalitikmenggunakan katalis yang dilakukan pada suhu dan tekanan tinggi. Perengkahan
katalitik, misalnya alkana rantai panjang direaksikan dengan campuran silikon (SiO2) dan
alumina (Al2O3), ditambah gas hidrogen atau katalis tertentu. Dalam reforming, molekul-
molekul kecil digabungkan menjadi molekul-molekul yang lebih besar. Hal ini dilakukan
guna meningkatkan produk bensin. Misalnya, butana dan propana direaksikan membentuk
heptana. Persamaan reaksinya:
C4H10(g) + C3H8(g)→C7H16(l) + H2(g)
c. Bilangan Oktan Minyak Bumi
Fraksi terpenting dari minyak bumi adalah bensin. Bensin digunakan sebagai bahan bakar
kendaraan bermotor (perhatikan Gambar 2.2). Sekitar 10% produk distilasi minyak mentah
adalah fraksi bensin dengan rantai tidak bercabang. Dalam mesin bertekanan tinggi,
pembakaran bensin rantai lurus tidak merata dan menimbulkan gelombang kejut yang
menyebabkan terjadi ketukan pada mesin. Jika ketukan ini dibiarkan dapat mengakibatkan
10
mesin cepat panas dan mudah rusak. Ukuran pemerataan pembakaran bensin agar tidak
terjadi ketukan digunakan istilah bilangan oktan. Bilangan oktan adalah
bilanganperbandingan antara nilai ketukan bensin terhadap nilai ketukan dari
campuranhidrokarbon standar. Campuran hidrokarbon yang dipakai sebagai standar
bilangan oktan adalah n-heptana dan 2,2,4-trimetilpentana (isooktana). Bilangan oktan untuk
campuran 87% isooktana dan 13% n-heptana ditetapkan sebesar 87 satuan. Terdapat tiga
metode pengukuran bilangan oktan, yaitu:
a. pengukuran pada kecepatan dan suhu tinggi, hasilnya dinyatakan sebagai bilangan oktan
mesin
b. pengukuran pada kecepatan sedang, hasilnya dinamakan bilangan oktan penelitian;
c. pengukuran hidrokarbon murni, dinamakan bilangan oktan road index.
Beberapa hidrokarbon murni ditunjukkan pada Tabel 2.2.
Tabel 2.2 Bilangan Oktan Hidrokarbon
Hidrokarbon Bilangan Oktan Road Indeks
n-heptana 0
2-metilheptana 23
n-heksana 25
2-metilheksana 44
1-heptena 60
n-pentana 62
1-pentena 84
1-butena 91
Sikloheksana 97
2,2,4-trimetil pentana 100
Makin tinggi nilai bilangan oktan, daya tahan terhadap ketukan makin kuat (tidak
terjadi ketukan). Ini dimiliki oleh 2,2,4-trimetilpentana (isooktana), sedangkan n-heptana
memiliki ketukan tertinggi. Oleh karena 2,2,4-trimetilpentana memiliki bilangan oktan
tertinggi (100) dan n-heptana terendah (0) maka campuran kedua senyawa tersebut dijadikan
standar untuk mengukur bilangan oktan. Untuk memperoleh bilangan oktan tertinggi, selain
berdasarkan komposisi campuran yang dioptimalkan juga ditambah zat aditif, seperti
tetraetillead (TEL) atau Pb(C2H5)4. Penambahan 6 mL TEL ke dalam satu galon bensin dapat
11
meningkatkan bilangan oktan 15–20 satuan. Bensin yang telah ditambah TEL dengan
bilangan oktan 80 disebut bensin premium. Metode lain untuk meningkatkan bilangan oktan
adalah termal reforming. Teknik ini dipakai untuk mengubah alkana rantai lurus menjadi
alkana bercabang dan sikloalkana. Teknik ini dilakukan pada suhu tinggi (500–600°C) dan
tekanan tinggi (25–50 atm).
d. Penggunaan Minyak Bumi Sebagai Bahan Bakar
Sebagian besar produk minyak bumi digunakan sebagai bahan bakar, baik bahan
bakar di rumah tangga, industri maupun bahan bakar kendaraan. Bahan bakar minyak yang
digunakan di rumah tangga adalah minyak tanah dan gas elpiji. Minyak tanah berasal dari
fraksi kerosin, sedangkan gas elpiji berasal dari fraksi gas. Selain digunakan sebagai bahan
bakar kompor, minyak bumi juga digunakan sebagai bahan bakar kendaraan bermotor.
Produk-produk minyak bumi yang digunakan sebagai bahan bakar kendaraan bermotor
adalah bensin dan minyak solar. Bensin mengandung sekitar ratusan jenis hidrokarbon
dengan jumlah rantai karbon antara 5 hingga 10. Minyak solar digunakan sebagai bahan
bakar untuk kendaraan bermesin diesel. Ada tiga jenis bensin yang beredar di pasaran, yaitu
premium, pertamax, dan pertamax plus. Apakah perbedaan antara premium dan pertamax?
Kedua jenis bahan bakar ini dibedakan dari bilangan oktannya. Bilangan oktan menyatakan
jumlah ketukan pada mesin yang dihasilkan bensin. Semakin besar nilai bilangan oktannya,
semakin sedikit jumlah ketukannya. Artinya, semakin besar bilangan oktan, semakin baik
kualitas bensin. Nilai bilangan oktan dapat dihitung menggunakan rumus berikut. Bilangan
Oktan = (% isooktana × 100) + (% n-heptana × 100) Pertamax memiliki bilangan oktan yang
lebih besar dari premium. Bilangan oktan pertamax adalah 94, sedangkan premium hanya 88.
Bilangan oktan dapat ditingkatkan melalui berbagai cara, di antaranya dengan menambahkan
TEL (tetra ethyl lead), MTBE (methyl tertier buthyl ether), dan HOMC (high octane mogas
component). Penambahan zat-zat ini dapat meningkatkan bilangan oktan antara 3–5 poin.
e. Penggunaan Minyak Bumi Sebagai Bahan Baku Industri Petrokimia
Selain sebagai bahan bakar, minyak bumi dapat juga dimanfaatkan sebagai bahan
dasar pembuatan produk-produk lainnya. Misalnya, plastik, bahan peledak, detergen, nilon,
urea, dan metanol. Produk-produk dari minyak bumi tersebut dinamakan petrokimia. Suatu
industri petrokimia dapat terbuat dari senyawa alkena (olefin), benzena dan turunannya
12
(aromatik), dan gas sintetis. Bahan baku untuk industri petrokimia ini dihasilkan dari fraksi-
fraksi hasil pengolahan minyak bumi. Untuk lebih jelasnya, amatilah tabel berikut.
Tabel 2.3 Bahan Baku dan Produk yang Dihasilkan Industri Petrokimia
BahanBaku
Petrokimia
Contoh AsalFraksi
Minyak Bumi
Produkyang
Dihasilkan
Senyawa alkena Etena Fraksi gas Polietena, etanol,
polivinilklorida
Propilena Fraksi gas Polipropilena
2-metil propilena Fraksi gas MTBE
Senyawa benzena
dan turunannya
(aromatik)
Benzena Fraksi nafta Detergen, bahan
peledak
Gas sintetis Metana Fraksi gas Metanol, urea
Kelompok senyawa hidrokarbon yang ada didalam minyak dan gas bumi, dibagi
dalam 3 kelompok :
1. Paraffin
Paraffin yang merupakan senyawa alkana (CnH2n+2), kelompok senyawa
paraffin dikarkteristik sebagai senyawa yang sangat stabil dan mempunyai rantai
lurus seperti: methane, ethane, propane, butane, pentane dan lain-lain.
2. Olefin
Olefin merupakan bahan dasar petrokimia yang paling utama. Produksi olefin
seluruh dunia mencapai milyaran kg per tahun. Di antara olefin yang paling
banyak diproduksi adalah etilena (etena), propilena (propena), dan
butadiena.olefin terdiri dari gugus alkena (CnH2n) dan siklo parapin, kelompok
senyawa olefin atau juga disebut etilen terdiri dari senyawa rantai lurus yang tak
jenuh yang mempunyai ikatan rangkap menghubungkan dua atom karbon.
kelompok senyawa olefin antara lain etena, propena, butena, pentena dan lain-lain.
Olefin tidak terdapat dalam minyak mentah, tetapi terbentuk dalam distilasi
minyak mentah atau dalam proses perengkahan, oleh karena itu dalam bensin
rengkahan banyak mengandung senyawa olefin. Olefin merupakan bahan dasar
utama dalam industri petrokimia, misalnya etilena (C2H4) dan propilena (C3H6).
Beberapa produk petrokimia yang menggunakan bahan dasar etilena adalah:
13
1) Polietilena, merupakan plastik yang paling banyak diproduksi, plastik ini
banyak digunakan sebagai kantong plastik dan plastik pembungkus (sampul). Di
samping polietilena sebagai bahan dasar, plastik dari polietilena ini juga
mengandung beberapa bahan tambahan, yaitu bahan pengisi, plasticer, dan
pewarna.
2) PVC atau polivinilklorida, juga merupakan plastik yang digunakan pada
pembuatan pipa pralon dan pelapis lantai.
3) Etanol, merupakan bahan yang sehari-hari dikenal dengan nama alkohol.
Digunakan sebagai bahan bakar atau bahan antara untuk pembuatan produk lain,
misalnya pembuatan asam asetat.
4) Etilena glikol atau glikol, digunakan sebagai bahan antibeku dalam radiator
mobil di daerah beriklim dingin.
Beberapa produk petrokimia yang menggunakan bahan dasar propilena adalah:
1) Polipropilena, digunakan sebagai karung plastik dan tali plastik. Bahan ini lebih
kuat dari polietilena.
2) Gliserol, digunakan sebagai bahan kosmetika (pelembab), industri makanan,
dan bahan untuk membuat peledak (nitrogliserin).
3) Isopropil alkohol, digunakan sebagai bahan-bahan produk petrokimia yang lain,
misalnya membuat aseton.
Beberapa produk petrokimia yang menggunakan bahan dasar butadiena adalah:
1) Karet sintetis
2) Nilon
3. aromatik
Pada industri petrokimia, bahan aromatika yang terpenting adalah benzena,
toluena, dan xilena. Beberapa produk petrokimia yang menggunakan bahan dasar
benzena adalah:
1) Stirena, digunakan untuk membuat karet sintetis.
2) Kumena, digunakan untuk membuat fenol.
3) Sikloheksana, digunakan untuk membuat nilon.
14
Beberapa produk petrokimia yang menggunakan bahan dasar toluena dan
xilena adalah ;
1) Bahan peledak, yaitu trinitrotoluena (TNT)
2) Asam tereftalat, merupakan bahan dasar pembuatan serat.
2. Bahan baku petrokimia yang berasa dari gas alam
Gas alam merupakan campuran gas hidrokarbon jenuh (CnH2n+2) yang ditemukan
dibawah permukaan bumi. Gas alam dapat ditemukan bersama-sama dengan minyak bumi
(non associated gas). Komponen-komponen gas alam yang dapat dipergunakan sebagai
bahan baku petrokimia yang berasal lapangan gas bumi adalah:
Metana (CH4) Gas ini sekitar 60%-80% volume gas bumi yang dihasilkan sesuatu
lapangan gas, dan dapat dipergunakan sebagai bahan baku gas sintetis CO dan H2,
yang selanjutnya dapat dipergunakan untuk pembuatan amonia/urea, metanol, “carbon
black”, dll.
Etana (C2H6), dapat dijadikan bahan baku untuk industri olefin untuk menghasilkan
bahan-bahan sintetik seperti plastik, sabun deterjen, bahan kosmetik, dll.
Propane (C3H8), yang dalam industri olefin dapat dijadikan bahan baku untuk
menghasilkan polipropilen, suatu bahan plastik sintetik.
Butane yang merupakan bahan baku untuk pembuatan karet sintetik butadiene.
Kondesat yang disebut juga sebagai “natural gasoline” yang mempunyai sifat-sifat
seperti minyak/nafta dan dapat dipergunakan untuk bahan baku dalam industri olefin
atau industri aromatik.
Disamping gas hidrokarbon di gas alam, ditemukan juga senyawa senyawa lain, yang
disebut impurities (kotoran) berupa :
Unsur-unsur kimia seperti mercury (Hg), Helium (He), Argon (Ar), Nitrogen (N2).
Acid seperti : CO2, H2S
Persenyawaan-persenyawaan sulphur disebut mercaptans.
Moisture (H2O) Kotoran yang ada didalam gas ini umumnya tidak disenangi, oleh
karena sifatnya korosif (Hg, acid, mercaptans, air) atau dapat juga oleh karena kotoran
tersebut tidak memiliki nilai ekonomis, seperti gas CO2. Oleh karena itu kotoran
tersebut harus dipisahkan dari gas alam dengan mengunakan bermacam-macam
teknologi yang ada.
Campuran gas hidrokarbon yang sudah bersih ini kemudian dapat dipisahkan kedalam tiga
kelompok:
15
Campuran methane dan ethane
LPG (propane dan butane)
Condensate (pentane plus)
Kondensat ini kemudian dicampurkan kedalam minyak bumi
untuk kemudia dijual sebagai minyak bumi, sedangkan LPG dan
campuran methane dan ethane dapat dijual sebagai bahan bakar atau dijual sebagai
bahan baku industri petrokimia.
II.III. CARA MEMPEROLEH BAHAN BAKU PETROKIMIA
a. Gas Metana (CH4)diperoleh Dari pengeboran gas di lapangan. Gas metana dari kilang
BBM (off gases)dijadikan gas buangan.
b. Gas Etana (C2H6)diperoleh Dari lapangan gas bumi
c. Gas Etilena (C2H4)diperolehdari Cracking gas etana, nafta dan kondensat.
d. Gas Propana (C3H8)diperolehdari Absorpsi dan ekstraksi.
e. Gas Propilena (C3H6)diperolehdari Cracking gas etana, propane, nafta dan kondensat
f. Gas Butana (n-C4H10)diperolehdari Ekstraksi dan absorpsi.
g. Kondensat (C5H12 – C11H24)diperolehdariEkstraksi dan absorpsi. Selain itu, juga
dapat diperoleh dari kilang BBM.
h. Benzena, Toluena dan Xilena (BTX Aromatik)diperolehdari catalytic reforming.
i. Nafta (C6H14 – C12H26)diperolehdari Proses distilasi.
j. Kerosin (C12H26)diperolehdariDistilasi atmosferik.
k. Short Residue/ waxy residue
16
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
III.I. KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas ada beberapa hal yang dapat di simpulkan yaitu sebagai
berikut ;
1. Industri petrokimia merupakan industri kimia yang memanfaatkan bahan baku utama
yang berasal dari minyak bumi dan gas alam.
2. Bahan baku petrokimia yang berasal dari minyak bumi seperti paraffin,olefin, dan
aromatic
3. Bahan baku dari gas alam seperti metana dan etanan yang akan di ubah menjadi syn-
gas.
4. Secara garis besar proses industri petrokimia adalah :
- Mengubah minyak dan gas bumi menjadi bahan dasar petrokimia.
- Mengubah bahan dasar menjadi produk antara.
- Mengubah produk antara menjadi produk akhir.
III.II SARAN
Makalah ini disusun untuk memenuhi referensi kita yang ingin mendalami tentang
industri . masih banyak sekali kesalahan disana- sini. Jadi perlu di beri saran yang dapat
memperbaiki makalah ini.
17
DAFTAR PUSTAKA
http://www.indonesiafinancetoday.com/read/37895/Industri-Petrokimia-Masih-Tergantung-Bahan-Baku-Impor-hingga-2016
http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-sma-ma/penggunaan-residu-dalam-industri-petrokimia/
http://coretanguesendiri.blogspot.com/2012/07/bahan-dasar-petrokimia.html
http://iswahyudi8962.blogspot.com/2011/12/petrokimia.html
http://en.wikipedia.org/wiki/Petrochemical
18