Tugas komdat 1
-
Upload
erlin-kencanawati -
Category
Education
-
view
570 -
download
4
description
Transcript of Tugas komdat 1
Tugas
Komunikasi Data
“Komunikasi Data dan Jenis-jenis Sensor”
Oleh :
Andy Rivai (12/330353/TK/39527)
Hery Irdiantoro (12/330419/TK/39578)
Irham Rosyadi (12/333365/TK/39742)
Sigit Arif A. (12/333365/TK/39742)
Teguh Setiawan (12/333365/TK/39742)
JURUSAN TEKNIK FISIKA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS GADJAH MADA
2014
KOMUNIKASI DATA
Komunikasi data adalah merupakan bagian dari telekomunikasi yang secara khusus
berkenaan dengan transmisi atau pemindahan data dan informasi diantara
komputerkomputerdan piranti-piranti yang lain dalam bentuk digital yang dikirimkan
melaluimedia komunikasi data. Data berarti informasi yang disajikan oleh isyarat digital.
Komunikasi data merupakan baguan vital dari suatu masyarakat informasi karena sistem ini
menyediakan infrastruktur yang memungkinkan komputer-komputer dapat berkomunikasi
satu sama lain.
Komponen Komunikasi Data
1. Pengirim, adalah piranti yang mengirimkan data
2. Penerima, adalah piranti yang menerima data
3. Data, adalah informasi yang akan dipindahkan
4. Media pengiriman, adalah media atau saluran yang digunakan untuk mengirimkan data
5. Protokol, adalah aturan-aturan yang berfungsi untuk menyelaraskan hubungan.
Gambar. Komunikasi data
Tujuan dari komunikasi data adalah sebagai berikut :
1. Memunkinkan pengiriman data dalam jumalh besar efisien, tanpa kesalahan dan ekomis
dari suatu tempat ketempat yang lain.
2. Memungkinkan penggunaan sistem komputer dan perlatan pendukung dari jarak jauh
(remote computer use).
3. Memungkinkan penggunaan komputer secara terpusat maupun secara tersebar sehingga
mendukung manajemen dalam hal kontrol, baik desentralisasi ataupu sentralisasi.
4. Mempermudah kemungkinan pengelolaan dan pengaturan data yang ada dalam berbagai
mcam sistem komputer.
5. Mengurangi waktu untuk pengelolaan data.
6. Mendapatkan da langsung dari sumbernya.
7. Mempercepat penyebarluasan informasi.
Berikut beberapa tipe jaringan Komunikasi:
1. LAN (Local Area Network)
LAN digunakan untuk menghubungkan komputer yang berada di dalam suatu area yang
kecil, misalnya di dalam suatu gedung perkantoran atau kampus. Jarak antar komputer yang
dihubungkan bias mencapai 5 sampai 10 km. Suatu LAN biasnya bekerja pada kecepatan
mulai 10 Mbps sampi 100 Mbps. LAN menjadi populer karena memungkinkan banyak
pengguna untuk memakai sumber daya yang dapat digunakan itu misalnya suatu mainframe,
file server, printer, dan sebagainya.
2. MAN (Metropolitan Area Network)
MAN merupakan suatu jaringan yang cakupannya meliputi suatu kota. MAN
menghubungkan LAN-LAN yang lokasinya berjauhan. Jangkauan MAN mencapai 10 km
sampai beberapa ratus km. Suatu MAN biasanya bekerja pada kecepatan 1,5 sampai 150
Mbps.
3. WAN (Wide Area Network)
WAN dirancang untuk menghubungkan komputer-komputer yang terletak pada suatu
cakupan geografis yang luas,seperti hubungan dari suatu kota ke kota yang lain didalm
suatu Negara. Cakupan WAN bias meliputi 100 km sampai 1.000 km, dan kecepatan antar
kota bias bervariasi antara 1,5 Mbps sampai 2,4 Gbps. Dalam WAN, biaya untuk peralatan
untuk transmisi sangat tinggi,dan biasanya jaringan WAN dimiliki dan dioperasikan sebagai
suatu jaringan public.
4. GAN (Global Area Network)
GAN merupakan suatau jarinagn yang menghubungkan Negara-negara diseluruh dunia.
Kecepatan GAN bervariasi mulai dari 1,5 Mbps sampai dengan 100 Gbps dan cakupannya
mencakupi ribuan kilometer.
Jenis-Jenis Komunikasi Data
Secara umum jenis-jenis komunikasi data dibagi atau digolongkan menjadi dua macam
yaitu :
1. Infrakstruktur Terrestrial
Aksesnya dengan menggunakan media kabel dan nirkabel. Untuk membangun infrakstuktu r
terrestrial ini membutuhkan biaya yang tinggi, kapasitas bandwitch yang terbatas, biaya
yang tinggi dikarenakan dengan menggunakan kabel tidak dipengaruhi oleh factor cuaca jadi
sinyal yang diguakan cukup kuat.
2. Melalui satelit
Menggunakan satelit sebagai aksesnya. Biasanya wilayah yang dicakup akses satelit lebih
luas dan mampu menjangkau lokasi yang tidak memungkinkan dibangunnya infrastruktur
terestrial namun membutuhkan waktu yang lama untuk melangsungnkan proses komunikasi.
Kelemahan lain dari komunikasi via satelit adalah adanya gangguan yang disebabkan oleh
radiasi gelombang matahari (Sun Outage) dan yang paling parah terjadi setiap 11 tahun
sekali. Walaupun ada sistem komunikasi bergerak selular teresterial, sistem ini hanya efisien
untuk melayani daerah berpenduduk padat. Sistem selular konvensional, secara ekonomis
tidak memungkinkan untuk komunikasi bergerak di daerah pedesaan, dimana kepadatan
populasi dan kebutuhan akan komunikasi bergerak sangat rendah. Pemanfaatan sistem
komunikasi satelit telah memberikan kemampuan bagi manusia untuk berkomunikasi dan
mendapatkan informasi dari berbagai penjuru dunia secara simultan tanpa memperhatikan
jarak . Komponen dasar dari transmisi satelit adalah stasiun bumi, yang digunakan untuk
mengirim dan menerima data, satelit kadang-kadang disebut transponder. Satelit menerima
sinyal dari stasiun bumi (up-link), memperkuatsinyal tersebut, mengubah frekuensi, dan
mentransmisikan kembali data kestasiun bumi penerima yang lain (down-link). Bila
perubahan dalam frekuensi terjadi maka up-link tidak akan menganggu down-link. Dalam
transmisi satelit, terjadi penundaan atau delay, karena sinyal harus berjalan keluar ke ruang
angkasa dan kembali lagi ke bumi. Waktu delay biasanya adalah 0,5 detik. Ada juga delay
tambahan yang disebabkan oleh waktu yang dibutuhkan sinyal untuk berjalan ke sepanjang
stasiun bumi. Seperti telah dijelaskan sebelumnya, satelit menggunakan frekuensi yang
berbeda untuk menerima dan mentransmisi. Jangkauan frekuensi adalah antara 4 sampai 6
GHz, yang juga disebut C-band; 12 sampai 14 GHz disebut Ku-band dan 20 sampai 30 GHz.
Bila nilai frekuensi turun, maka ukuran dish-antena yang dibutuhkan untuk menerima dan
mentransmisi sinyal harus bertambah besar. Ku-band digunakan untuk mentransmisi
program televisi antara jaringan dan stasiun televisi perseorangan. Karena sinyal yang ada
dalam Ku-band mempunyai frekuensi yang lebih tinggi maka panjang gelombangnya
diperpendek. Hal ini memungkinkan stasiun penerima dan transmisi untuk
mengkonsentrasikan sinyal dan menggunakan dish-antena yang lebih kecil Keamanan
merupakan masalah bagi komunikasi satelit, sebab sangat mudah untuk menangkap
transmisinya, karena ia berjalan melalui udara terbuka. Dalam beberapa hal, pengurai
(scrambler) digunakan untuk mendistorsi sinyal sebelum ia dikirimkan ke satelit dan
penyusun (descrambler) yang ada pada stasiun penerima digunakan untuk menghasilkan
kembali sinyal asli
Jenis Sistem Komunikasi Data
1. Sistem komunikasi offline
Sistem komunikasi offline adalah proses pengiriman data dengan menggunakan
telekomunikasi ke pusat pengolahan data tetapi akan diproses dulu oleh terminal
kemudian dengan menggunakan modem dikirim melalui telekomunikasi dan langsung dip
roses oleh CPU data disimpan pada disket, magnetik tape dn lain-lain. Peralatan yang
diperlukan dalam sistem komunikasi ini antara lain :
A. Terminal
Merupakan suatu 1/0 device untuk mengirim data dan menerima data jarak jauh
dengan fasilitas telekomunikasi. Peralatan terminal adalah magnetic tape unit, disk
dirivepaper tape.
B. Jalur komunikasi
Jalurnya merupakan fasilitas komunikasi seperti telepon, telegraf, telex dll.
C. Modem
Suatu alat yang mengalihkan data dari sistem kode digital kedalam sistem kode
analog.
2. Sistem Komunikasi Online
Data yang dikirim melalui terminal computer bisa langsung diperoleh dan diproses oleh
computer. Sistem komunikasi on line ini memungkinkan untuk mengirimkan data ke
pusat computer, diproses satu pusat computer. Perusahaan yang pertama mempelopori
yaitu American Airlines berlaku komunikasi dua arah. Merupakan komunikasi data degan
kecepatan tinggi. Sistm ini memerlukan suatu teknik dalam hal sistem disain dan
pemrograman karena pusat computer dibutuhkan suatu bank data atau database.
Time sharing sistem
Tekhnik online sistem oleh beberapa pemakai secara bergantian menurut waktu yang
diperlukan pemakai karena perkembangan proses CPU lebihcepat sedangkan input dan
output tidak dapat mngimbangi.
Distributed data processing sistem
Merupakan sistem yang sering digunakan sekarang sebagai perkembangan dari time
sharing sistem. Sebagai sistem dapat didefinisikan sebagai sistem computer interaktf
secara geogrfis dan dengan jalur komunikasi dan mampu memproses data dengan
computer lain dalam suatu sistem.
Jenis-jenis Transmisi Data
1. Line Configuration (Konfigurasi Jalur)
Line configuration mengacu pada bagaimana dua piranti terhubung pada suatu jalur/link.
Jalur/link adalah saluran komunikasi fisik yang mentransmisikan data dari satu piranti ke
piranti lainnya. Bayangkan saat anda harus melewati jalan raya untuk mencapai tujuan
dari rumah anda. Jalan yang anda lewati dapat dianalogikan sebagai jalur/link dalam
komunikasi data. Jenis-jenis line configuration antara lain :
Point to Point
Suatu konfigurasi point to point menyediakan jalur tertentu antara dua piranti. Seluruh
kapasitas jalur tersebut didedikasikan untuk transmisi antara dua piranti tersebut.
Misalnya saat anda merubah saluran TV menggunakan gelombang infrared dari remote
control, anda menggunakan konfigurasi point to point antara remote control dan system
kontrol televisi.
Multipoint
Yaitu saat lebih dari satu piranti berbagi jalur yang sama.
2. Duplexity
Duplexity mengacu kepada arah dari aliran sinyal antara dua piranti yang saling
berhubungan. Ada dua mode transmisi yaitu half-duplex dan full-duplex.
Half Duplex
Dalam mode half-duplex tiap piranti dapat mengirim dan menerima data, tapi tidak pada
waktu yang sama. Saat suatu piranti mengirim, piranti yang lain dapata menerima dan
begitu pula sebaliknya. Mode half-duplex adalah seperti suatu jalan sempit 2 arah. Saat
suatu mobil sedang melewatinya, mobil dari arah yang berlawanan harus menunggu.
Pada half-duplex semua kapasitas saluran digunakan oleh salah satu piranti yang sedang
mengirimkan data. Contoh sistem half-duplex misalnya walkie-talkie.
Full Duplex
Pada full-duplex setiap piranti dapat mengirim dan menerima data secara bersamaan.
Analoginya adalah jalan lebar 2 arah. Kendaraan dari 2 arah yang berlawanan dapat lewat
pada saat yang sama. Pada mode ini, sinyal menuju arah yang berlawanan saling berbagi
kapasitas jalur. Contoh sistem full-duplex adalah jalur telepon. Saat menggunakan
telepon kita dapat berbicara dan mendengarkan pada saat yang bersamaan.
3. Multiplexing
Saat kapasitas transmisi (yaitu bandwidth a.ka. jumlah bit yang dapat dikirim per detik)
dari suatu media yang menghubungkan dua piranti lebih besar dari yang dibutuhkan,
jalur tersebut dapat digunakan bersama. Bayangkan suatu saluran air yang dapat
membawa volume air untuk dibagikan ke banyak pelanggan pada satu waktu.
Multiplexing adalah suatu cara yang digunakan untuk melakukan transmisi lebih dari satu
sinyal secara bersamaan melewati satu jalur data. Jenis-jenis dari multiplexing antara
lain :
Frequency Division Multiplexing (FDM)
FDM adalah suatu teknik analog yang dapat diaplikasikan saat bandwidth dari suatu jalur
lebih besar dari total bandwidth dari sinyal yang ditransmisikan. Dalam FDM, sinyal yang
dibangkitkan tiap piranti dimodulasi oleh frekuensi pembawa yang berbeda-beda. Sinyal
termodulasi ini kemudian dikombinasi ke dalam satu sinyal yang kompleks yang dapat
dikirimkan via jalur tersebut.
Wave-Division Multiplexing (WDM)
WDM memiliki konsep yang sama seperti FDM, tetapi proses multipleksing dan
demultipleksingnya dilakukan pada sinyal cahaya yang ditransmisikan melalui jalur fiber-
optic (serat kaca). Perbedaannya adalah frekuensi yang digunakan sangat tinggi.
Time Division Multiplexing (TDM)
TDM adalah suatu proses digital yang dapat diaplikasikan saat data-rate maksimal
medium transmisi lebih besar daripada data-rate yang dibutuhkan oleh piranti pengirim
dan penerima.
Jenis-jenis Kabel pada Komunikasi Data
Media kabel lebih baik dari media nirkabel, karena media kabel mampu membawa data
dalam jumlah besar tanpa terganggu oleh cuaca, sehingga menghasilkan komunikasi data
yang cepat, Contoh: penggunaan transmisi kabel sebagai Backbone yang menghubungkan
komunikasi data/Internet antar sebuah pulau, negara di seluruh dunia. Dalam hal ini media
nirkabel tidak bisa digunakan, karena kondisi geofrafis bumi yang tidak memungkinkan,
seperti cuaca, ombak, air pasang, angin, dll.
1. Twisted Pair (kabel dua kawat)
Media Transmisi Twisted Pair dikelompokkan menjadi 2 jenis : UTP (Unsheilded Twisted
Pair) dan STP (Shielded Twisted Pair)
a. Kabel UTP (Unshielded Twisted Pair)
Unshielded twisted-pair (disingkat UTP) adalah sebuah jenis kabel jaringan yang
menggunakan bahan dasar tembaga, yang tidak dilengkapi dengan shield internal
seperti kabel STP. UTP merupakan jenis kabel yang paling umum yang sering
digunakan di dalam jaringan lokal (LAN), karena memang harganya yang murah,
fleksibel dan kinerja yang ditunjukkannya relatif bagus. Dalam kabel UTP, terdapat
pelindung satu lapis yang melindungi kabel dari ketegangan fisik atau kerusakan tapi,
tidak seperti kabel Shielded Twisted-pair (STP), pelindung tersebut tidak melindungi
kabel dari interferensi elektromagnetik.
Kabel UTP dikelompokan menjadi beberapa kategori, mulai kategori 1 sampai 7,
masing-masing dengan karakteristik tertentu. Secara singkat kategori-kategori
tersebut adalah sebagai berikut.
Category 1: dengan kualitas suara analog sebelumnya dipakai untuk POST (Plain
Old Telephone Service) telephone dan ISDN.
Category 2: dengan Transmisi suara digital hingga 4 megabit per detik dipakai
untuk token ring network dengan bw 4mbps
Category 3: dengan transmisi data digital hingga 10 megabit per detik dipakai
untuk data network dengan frequensi up to 16Mhz dan lebih populer untuk
pemakaian 10mbps
Category 4: dengan transmisi data digital hingga 16 megabit per detik frequensi
up to 20Mhz dan sering dipakai untuk 16mbps token ring network.
Category 5: dengan transmisi data digital hingga 100 megabit per detik Frequensi
up to 100Mhz dan biasa dipakai untuk network dengan kecepatan 100Mbps tetap
kemungkinan tidak cocok untuk gigabyte ethernet network.
Category 5e: transmisi data digital hingga 250 megabit per detik Frequensi dan
kecepatan sama dengan cat-5 tetapi lebih support gigabyte ethernet network.
Category 6: Memiliki kecepatan up to 250Mbps atau lebih dari dua kali cat-5 dan
cat-5e
Category 6a: Kabel masa depan untuk kecepatan up to 10Gbps
Category 7: di design untuk bekerja pada frequensi up to 600Mhz.
b. Kabel STP (Shielded Twisted Pair)
Shielded Twisted Pair/STP adalah kabel tembaga yang memiliki pembungkus pada
masing-masing pasangan kabelnya. Pelindung tersebut terdapat pada setiap pasang
kabelnya yang dilindungi oleh timah dan setiap pasang kabel tersebut masing-masing
dilapisi dengan pelindung. Kabel ini sama dengan UTP, perbedaannya hanya dilapisan
pelindungnya, lapisan pelindung tersebut berfungsi untuk melindungi dari
interferensi gelombang elektromagnetik baik dari dari dalam maupun dari luar.
2. Coaxial Cable (kabel koaksial)
Kabel Koaksial adalah media penyalur atau transmitor yang bertugas menyalurkan setiap
informasi yang telah diubah menjadi sinyal – sinyal listrik. Kabel ini memiliki kemampuan
yang besar dalam menyalurkan bidang frekuensi yang lebar, sehingga sanggup
mentransmisi kelompok kanal frekuensi percakapan atau program televisi. Kabel koaksial
biasanya digunakan untuk saluran interlokal yang berjarak relatif dekat yakni dengan
jarak maksimum 2.000 km. Kabel jenis ini mempunyai kemampuan dalam menyalurkan
sinyal – sinyal listrik yang lebih besar dibandingkan saluran transmisi dari kawat biasa.
Selain itu kabel koaksial memiliki ketahanan arus yang semakin kecil pada frekuensi yang
lebih tinggi. Perambatan energi elektromagnetiknya dibatasi dalam pipa dan juga sekat
dari pengaruh interfensi atau gangguan percakapan silang luar karena bentuknya yang
sedemikan rupa.
Dari sisi ekonomi, sistem penyaluran informasi menggunakan kabel ini memiliki
kelemahan yakni dalam hal investasi dan biaya pemeliharaan yang mahal. Kabel Coaxial
dikelompokan menjadi beberapa tipe sebagai berikut:
a. Kabel Coaxial Thinnet ( Kabel RG-58 )
Kabel Coaxial Thinnet atau Kabel RG-58 disebut juga thin coaxial merupakan kabel
yang menggunakan satu penghantar luar. Diameter kabel sebesar 5 milimeter. Atau
kabel ini biasa disebut dengan kabel BNC (British Naval Connector), dimana BNC
adalah nama konektor yang dipakai, bukan nama kabelnya.
b. Kabel Coaxial Thicknet ( Kabel RG-8 )
Kabel Coaxial Thicknet atau Kabel RG-8 disebut juga thick coaxial merupakan kabel
yang menggunakan dua penghantar luar, sehingga kabel ini cukup tebal. Diameter
kabel sebesar 10 milimeter. Biasanya dipakai untuk instalasi antar gedung, Spesifikasi
kabel ini sama dengan dengan Kabel Coaxial Thinnet, hanya bentuk fisiknya lebih
besar. Karena lebih besar, kabel ini dapat menampung data yang lebih banyak
sehingga cocok untuk instalasi sebagai backbone jaringan.
3. Optic Fiber (kabel serat optic)
Secara garis besar kabel serat optik terdiri dari 2 bagian utama, yaitu cladding dan core.
Cladding adalah selubung dari inti (core). Cladding mempunyai indek bias lebih rendah
dari pada core akan memantulkan kembali cahaya yang mengarah keluar dari core
kembali kedalam core lagi. Dalam aplikasinya serat optik biasanya diselubungi oleh
lapisan resin yang disebut dengan jacket, biasanya berbahan plastik. Lapisan ini dapat
menambah kekuatan untuk kabel serat optik, walaupun tidak memberikan peningkatan
terhadap sifat gelombang pandu optik pada kabel tersebut. Namun lapisan resin ini dapat
menyerap cahaya dan mencegah kemungkinan terjadinya kebocoran cahaya yang keluar
dari selubung inti. Serta hal ini dapat juga mengurangi cakap silang (cross talk) yang
mungkin terjadi.
Ada dua jenis kabel serat optic yang biasa digunakan untuk transmisi data. Jenis -jenis
kabel serat optic yang dimaksud adalah sebagai berikut.
a. SMF (Single-Mode Fiber)
SMF mempunyai diameter serat sangat kecil, sekitar 8-10 mikro meter. Dengan
ukuran core fiber yang sedemikian kecil, sinar yang mampu dilewatkannya hanyalah
satu mode sinar saja. Sinar yang dapat dilewatkan hanyalah sinar dengan panjang
gelombang 1310 atau 1550 nanometer. SMF dapat mendukung transmisi data sampai
5000 meter untuk satu segmen kabel. Kecepatan transmisi data maksimum yang
dapat didukung sebesar 1000 Mbps.
Single mode dapat membawa data dengan lebih cepat dan 50 kali lebih jauh
dibandingkan dengan multi mode dan juga dapat membawa data dengan bandwidth
yang lebih besar. Tetapi harga yang harus Anda keluarkan untuk penggunaannya juga
lebih besar. Core yang digunakan lebih kecil dari multi mode dengan demikian
gangguan-gangguan di dalamnya akibat distorsi dan overlapping pulsa sinar menjadi
berkurang. Inilah yang menyebabkan single mode fiber optic menjadi lebih reliabel,
stabil, cepat, dan jauh jangkauannya.
b. MMF (Multi-Mode Fiber)
MMF punya diameter serat yang lebih besar, ada yang 50 mikrometer, 62,5
mikrometer, dan 100 mikrometer. MMF dapat mendukung jangkau transmisi data
sampai 2000 meter untuk satu segmen kabel untuk kecepatan transmisi data sampai
100 Mbps dan jangkau 550 meter untuk kecepatan transmisi data 1000 Mbps.
Teknologi fiber multimode ini memungkinkan Anda untuk menggunakan LED sebagai
sumber cahayanya, sedangkan single mode mengharuskan Anda menggunakan laser
sebagai sumber cahayanya. Yang perlu diketahui, LED merupakan komponen yang
cukup murah sehingga perangkat yang berperan sebagai sumber cahayanya juga
berharga murah. LED tidak kompleks dalam penggunaan dan penanganan serta LED
juga tahan lebih lama dibandingkan laser. Jadi teknologi ini cukup berbeda jauh dari
segi harga dibandingkan dengan single mode.
Manfaat Komunikasi Data
Beberapa manfaat dari komunikasi data diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Memungkinkan pengiriman data dalam jumlah besar efisien tanpa kesalahan dan
ekonomis dari suatu tempat ke tempat yang lain.
2. Memunginkan penggunaan sistem komputer dan peralatan pendukung dari jarak jauh
(remote computer use). Contohnya: seperti yang Bapak lakukan pada saat mengajar di
kelas, yaitu tanpa menggunakan kabel interface dapat langsung menghubungkan antara
projector dengan Laptop yang kita gunakan.
3. Memungkinkan penggunaan komputer secara terpusat maupun secara tersebar sehingga
mendukung manajemen dalam hal kontrol, baik desentralisasi ataupun sentralisasi.
4. Mempermudah kemungkinan pengelolaan dan pengaturan data yang ada dalam
berbagai macam sistem komputer.
5. Mengurangi waktu untuk pengelolaan data.
6. Mendapatkan data langsung dari sumbernya.
7. Mempercepat perluasan informasi.
JENIS-JENIS SENSOR
1. Sensor Cahaya
A. Fotovoltaic (Solar Cell/Fotocell)
Fotovoltaic atau sel solar adalah alat sensor sinar yang mengubah energi sinar
langsung menjadi energi listrik, dengan adanya penyinaran cahaya akan menyebabkan
pergerakan elektron dan menghasilkan tegangan. Tegangan yang dihasilkan sebanding
dengan intensitas cahaya yang mengenai permukaan solar cell. Semakin kuat sinar
matahari tegangan dan arus listrik Dc yang dihasilkan semakin besar. Bahan pembuat
solar cell adalah silicon, cadmium sullphide, gallium arsenide, dan selenium.
Prinsip kerja: Bila cahaya jatuh pada solar cell, depletion layer akan berkurang
dan elektron berpindah melalui hubungan “pn”. Besarnya arus yang mengalir
sebanding dengan perpindahan elektron yang ditentukan intensitas cahayanya.
B. Fotoconductiv
Berfungsi untuk mengubah intensitas cahaya menjadi perubahan konduktivitas.
Kebanyakan komponen ini terbuat dari bahan cadmium selenoide atau cadmium
sulfide.
LDR (Light Dependent Resistor)
Berfungsi untuk mengubah itensitas cahaya menjadi hambatan listrik.
Semakin banyak cahaya yang mengenai permukaan LDR hambatan listrik semakin
besar.
Fotodiode
Berfungsi untuk mengubah intensitas cahaya menjadi konduktivitas dioda.
Fotodiode sejenis dengan dioda pada umummya, perbedaannya pada fotodiode ini
adalah dipasangnya sebuah lensa pemfokus sinar untuk memfokuskan sinar jatuh
pada pertemuan ”pn”.
Prinsip kerja : Energi pancaran cahaya yang jatuh pada pertemuan “pn”
menyebabkan sebuah elektron berpindah ke tingkat energi yang lebih tinggi.
Elektron berpindah ke luar dari valensi band meninggalkan hole sehingga
membangkitkan pasangan elektron bebas dan hole.
C. Fototransistor
Berfungsi untuk mengubah intensitas cahaya menjadi konduktivitas transistor.
Fototransistor sejenis dengan transistor pada umummya. Bedaannya, pada
fototransistor dipasang sebuah lensa pemfokus sinar pada kaki basis untuk
memfokuskan sinar jatuh pada pertemuan ”pn”.
D. Photo Doida
Photo Dioda adalah sebuah dioda yang apabila dikenai cahaya akan
memancarkan elctron sehingga akan mengalirkan arus listrik.
E. Phototransistor
Phototransistor adalah sebuah transistor yang apabila dikenai cahaya akan
mengalirkan electron sehingga akan terjadi penguatan arus seperti pada sebuah
transistor.
F. Optocoupler
Optocoupler adalah sebuah komponen kopling berbasis optik.
2. Sensor Tekanan
Sensor ini memiliki transduser yang mengukur ketegangan kawat, dimana
mengubah tegangan mekanis menjadi sinyal listrik. Dasar penginderaannya pada
perubahan tahanan pengantar (transduser) yang berubah akibat perubahan panjang dan
luas penampangnya.
3. Sensor Proximity
Sensor proximity merupakan sensor atau saklar yang dapat mendeteksi adanya
target jenis logam dengan tanpa adanya kontak fisik. Biasanya sensor ini tediri dari alat
elektronis solid-state yang terbungkus rapat untuk melindungi dari pengaruh getaran,
cairan, kimiawi, dan korosif yang berlebihan. Sensor proximity dapat diaplikasikan pada
kondisi penginderaan pada objek yang dianggap terlalu kecil atau lunak untuk
menggerakkan suatu mekanis saklar.
4. Sensor Ultrasonik
Sensor ultrasonik bekerja berdasarkan prinsip pantulan gelombang suara,
dimana sensor ini menghasilkan gelombang suara yang kemudian menangkapnya
kembali dengan perbedaan waktu sebagai dasar penginderaannya. Perbedaan waktu
antara gelombang suara dipancarkan dengan ditangkapnya kembali gelombang suara
tersebut adalah berbanding lurus dengan jarak atau tinggi objek yang memantulkannya.
Jenis objek yang dapat diindera diantaranya adalah: objek padat, cair, butiran maupun
tekstil.
Sensor ultrasonic banyak digunakan di berbagai perangkat pengukur jarak.
sebagai contoh di dunia robotika sensor ini digunakan sebagai indra utama untuk navigasi
robot. sebagai contoh tipe ultra sonic yang banyak digunakan adalah tipe SRF, dan PING
pada perinsipnya sensor jarak ultra sonic menggunakan prinsip kerja yang sama, yaitu
pngirim sinyal dan penerima sinyal (transmitter and receiver). sensor ini bekerja pada
frequency 40 Khz.
5. Sensor Kecepatan (RPM)
Sensor ultrasonik bekerja berdasarkan prinsip pantulan gelombang suara,
dimana sensor ini menghasilkan gelombang suara yang kemudian menangkapnya
kembali dengan perbedaan waktu sebagai dasar penginderaannya. Perbedaan waktu
antara gelombang suara dipancarkan dengan ditangkapnya kembali gelombang suara
tersebut adalah berbanding lurus dengan jarak atau tinggi objek yang memantulkannya.
Jenis objek yang dapat diindera diantaranya adalah: objek padat, cair, butiran maupun
tekstil.
6. Sensor Magnet
Sensor Magnet atau disebut juga relai buluh, adalah alat yang akan
terpengaruh medan magnet dan akan memberikan perubahan kondisi pada keluaran.
Seperti layaknya saklar dua kondisi (on/off) yang digerakkan oleh adanya medan magnet
di sekitarnya. Biasanya sensor ini dikemas dalam bentuk kemasan yang hampa dan bebas
dari debu, kelembapan, asap ataupun uap.
7. Sensor Penyandi (Encoder)
Sensor Penyandi (Encoder) digunakan untuk mengubah gerakan linear atau
putaran menjadi sinyal digital, dimana sensor putaran memonitor gerakan putar dari
suatu alat. Sensor ini biasanya terdiri dari 2 lapis jenis penyandi, yaitu; Pertama, Penyandi
rotari tambahan (yang mentransmisikan jumlah tertentu dari pulsa untuk masing-masing
putaran) yang akan membangkitkan gelombang kotak pada objek yang diputar. Kedua,
Penyandi absolut (yang memperlengkapi kode binary tertentu untuk masing-masing
posisi sudut) mempunyai cara kerja sang sama dengan perkecualian, lebih banyak atau
lebih rapat pulsa gelombang kotak yang dihasilkan sehingga membentuk suatu
pengkodean dalam susunan tertentu.
Salah satu aplikasi rotary encoder sebagai sensor posisi digunakan pada Mouse
Analog (Mouse yang menggunakan Bola). Kurang lebih Tiga buah Rangkaian Sensor Posisi
menggunakan Rotary Encoder.
8. Sensor Suhu
Terdapat 4 jenis utama sensor suhu yang umum digunakan, yaitu
thermocouple (T/C), resistance temperature detector (RTD), termistor dan IC sensor.
Thermocouple pada intinya terdiri dari sepasang transduser panas dan dingin yang
disambungkan dan dilebur bersama, dimana terdapat perbedaan yang timbul antara
sambungan tersebut dengan sambungan referensi yang berfungsi sebagai
pembanding.Resistance Temperature Detector (RTD) memiliki prinsip dasar pada
tahanan listrik dari logam yang bervariasi sebanding dengan suhu. Kesebandingan variasi
ini adalah presisi dengan tingkat konsisten/kestabilan yang tinggi pada pendeteksian
tahanan. Platina adalah bahan yang sering digunakan karena memiliki tahanan suhu,
kelinearan, stabilitas dan reproduksibilitas. Termistor adalah resistor yang peka terhadap
panas yang biasanya mempunyai koefisien suhu negatif, karena saat suhu meningkat
maka tahanan menurun atau sebaliknya. Jenis ini sangat peka dengan perubahan tahan
5% per C sehingga mampu mendeteksi perubahan suhu yang kecil. Sedangkan IC Sensor
adalah sensor suhu dengan rangkaian terpadu yang menggunakan chipsilikon untuk
kelemahan penginderanya. Mempunyai konfigurasi output tegangan dan arus yang
sangat linear.
A. Thermokopel
Berfungsi sebagai sensor suhu rendah dan tinggi, yaitu suhu serendah 3000F
sampai dengan suhu tinggi yang digunakan pada proses industri baja, gelas dan
keramik yang lebih dari 30000F. Thermokopel dibentuk dari dua buah penghantar
yang berbeda jenisnyadan dililit bersama.
Prinsip Kerja :
Jika salah satu bagian pangkal lilitan dipanasi, maka pada kedua ujung
penghantar yang lain akan muncul beda potensial (emf). Thermokopel ditemukan
oleh Thomas Johan Seebeck tahun 1820 dan dikenal dengan Efek Seebeck.
Efek Seebeck:
Sebuah rangkaian termokopel sederhana dibentuk oleh 2 buah penghantar
yang berbeda jenis (besi dan konstantan), dililit bersama-sama. Salah satu ujung T
merupakan measuring junction dan ujung yang lain sebagai reference junction.
Reference junction dijaga pada suhu konstan 320F (00C atau 680F (200C). Bila ujung T
dipanasi hingga terjadi perbedaan suhu terhadap ujung Tr, maka pada kedua ujung
penghantar besi dan konstantan pada pangkal Tr terbangkit beda potensial (electro
motive force/emf) sehingga mengalir arus listrik pada rangkaian tersebut.
Tegangan keluaran emf (elektro motive force) thermokopel masih sangat
rendah, hanya beberapa milivolt. Thermokopel bekerja berdasarkan perbedaan
pengukuran. Oleh karena itu jika ukntuk mengukur suhu yang tidak diketahui,
terlebih dulu harus diketahui tegangan Vc pada suhu referensi (reference
temperature). Bila thermokopel digunakan untuk mengukur suhu yang tinggi makaa
akan muncul tegangan sebesar Vh. Tegangan sesungguhnya adalah selisih antara Vc
dan Vh yang disebut net voltage (Vnet). Besarnya Vnet ditentukan dengan rumus:
Vnet = Vh - Vc
Keterangan :
Vnet = tegangan keluaran thermokopel
Vh = tegangan yang diukur pada suhu tinggi
Vc = tegangan referensi
B. Thermistor (Thermal Resistor/Thermal Sensitive Resistor)
Berfungsi untuk mengubah suhu menjadi resistansi/hambatan l istrik yang
berbanding terbalik dengan perubahan suhu. Semakin tinggi suhu, semakin kecil
resistansi.
C. RTD (Resistance Temperature Detectors)
Berfungsi untuk mengubah suhu menjadi resistansi/hambatan listrik yang
sebanding dengan perubahan suhu. Semakin tinggi suhu, resistansinya semakin besar.
RTD terbuat dari sebuah kumparan kawat platinum pada papan pembentuk dari
bahan isolator. RTD dapat digunakan sebagai sensor suhu yang mempunyai ketelitian
0,03 0C dibawah 5000C dan 0,1 0C diatas 10000C.
D. IC LM 35
Berfungsi untuk mengubah suhu menjadi tegangan tertentu yang sesuai
dengan perubahan suhu.
E. Bimetallic Temperature Sensor
Sensor ini mengubah mampu besaran suhu menjadi gerakan. sensor ini terbuat
dari dua buah logam yang disatukan atau direkatkan menjadi satu. Cara kerja dari
sensor ini adalah setiap logam kan mempunyai koefisien muai yang berbeda-beda
maka jika dua buah logam yang memiliki koefisien muai yang bebeda disatukan maka
gabungan kedua logam itu akan melengkung jika dipanasi. Karena sifatnya yang bisa
melengkung jika terkena panas maka bimetal ini sering dipakai sebagai saklar suhu
otomatis atau sebagai alat ukur suhu yang analog.
Salah satu aplikasi dari Bimetallic temperature sensor ini adalah pada setrikaan
listrik pada setrika jika suhu melebihi batas yang telah ditentukan maka setrika akan
mati sendiri dan akan ada bunyi "tik", itu sebenarnya adalah Bimetallic temperature
sensor yang sedang melengkung. Disini bimetal berfungsi sebagai saklar suhu
otomatis yang akan memutus kontak listrik jika suhu setrika melebihi batas yang
ditentukan.
9. Sensor Suara
Sensor suara adalah sebuah alat yang mampu merubah gelombang Sinusioda
suara menjadi gelombang sinus energi listrik. Sensor suara berkerja berdasarkan
besar/kecilnya kekuatan gelombang suara yang mengenai membran sensor yang
menyebabkan bergeraknya membran sensor yang juga terdapat sebuah kumparan kecil
di balik membran tadi naik & turun. Oleh karena kumparan tersebut sebenarnya adalah
ibarat sebuah pisau berlubang-lubang, maka pada saat ia bergerak naik-turun, ia juga
telah membuat gelombng magnet yang mengalir melewatinya terpotong-potong.
Kecepatan gerak kumparan menentukan kuat-lemahnya gelombang listrik yang
dihasilkannya.Prinsip kerja sensor suara yaitu merubah besaran suara menjadi besaran
listrik. Komponen yang termasuk dalam Sensor suara yaitu:
Microphone
Micropone adalah komponen elektronika dimana cara kerjanya yaitu membran yang
digetarkan oleh gelombang suara akan menghasilkan sinyal listrik.
10. Sensor gerak (PIR)
Sensor gerak atau PIR mempunyai dua bagian utama. Bagian yang pertama
pemancar infrared, sedangkan bagian yang kedua yaitu penerima. Bila alat sensor ini
ada yang melewatinyan bagian pemancar akan mengirim tanda atau sinyal ke bagian
penerima. Selanjutnya, penerima akan memberi perintah pada alat lainnya. Misalnya
membuka pintu atau mengeluarkan suara, tergantung sistem aplikasi yang diterapkan.
11. Sensor Level
A. Silo Pilot
Sensor Level ini akan menurunkan bandulnya dengan timing tertentu
kemudian jika bandul tersebut menyentuh material maka bandul akan naik kembali.
Dan Level ketinggian material bisa diketahui dari Panjang bandul yang diturunkan
tersebut. Bisa juga diperintahkan dari Pusat Kontrol untuk memberikan Command ke
Controller jika ingin melakukan pengukuran material menggunakan SiloPilot ini.
Penggunaan sensor level di pabrik semen biasanya di pasang di bin material,
Silo ataupun untuk mengetahui ketinggian/volume tandon air (water treatment). Silo
pilot cocok untuk pengukuran level di pabrik semen karena selain cukup handal
sensor ini juga baik untuk pengukuran material bulk seperti semen.
B. Level Switch
Sensor level switch ini cukup sederhana, sensor ini hanya melakukan
pensaklaran biasa, apabila material semen kontak dengan sensor sehingga switch
tertekan maka kita cukup menghubungkan kaki NO/NC nya dengan tegangan signal
baik itu 24 VDC atau 220 VAC, yang kemudian signal kita dapat teruskan ke controller
(PLC/DCS). Sama seperti sensor silo pilot, penggunaan sensor level switch ini biasa di
gunakan di pabrik semen.
12. Sensor Getaran
Sensor getaran merupakan salah satu sensor yang dapat mengukur getaran
suatu benda yang nantinya dimana data tersebut akan diproses untuk kepentingan
percobaan ataupun di gunakan untuk mengantisipasi sebuah kemungkinan adanya
mara bahaya. Salah satu jenis sensor getaran yang saat ini sering di gunakan adalah
accelerometer, alat ini merupakan alat yang dapat berfungsi untuk mengukur
percepatan dari sebuah benda. Percepatan tersebut di ukur bukan dengan
menggunakan koordinat dari percepatan tersebut, melainkan dengan mengukur
percepatan berdasarkan fenomena pergerakan benda yang di hubungkan dengan
perubahan massa yang terjadi di dalam alat pengukur tersebut. Berikut akan di ulas
secara singkat dan jelas tentang kegunaan dari accelerometer.
Accelerometer merupakan sebuah alat sensor getaran yang sering di gunakan
demi kepentingan pada sebuah perusahaan ataupun ilmu pengetahuan. Sebuah
accelerometer yang sangat sensitive dapat di jadikan sebuah komponen dalam alat
peledak seperti misil untuk mengetahui kapan misil itu akan di ledakkan. Alat ini di
gunakan untuk mengukur dan memantau getaran dari sebuah mesin yang berputar.
Alat ini juga biasanya di gunakan dalam sebuah computer dan kamera digital sehingga
memungkinkan gambar pada layar tersebut dapat tetap berposisi seperti yang anda
lihat sekarang, alat ini juga bisa di gunakan pada pesawat drone untuk menstabilkan
terbang dari pesawat tersebut.
13. Flame Sensor
Flame sensor ini dapat mendeteksi nyala api dengan panjang gelombang 760 nm
~ 1100 nm. Dalam banyak pertandingan robot, pendeteksian nyala api menjadi salah
satu aturan umum perlombaan yang tidak pernah ketinggalan. Oleh sebab itu sensor ini
sangat berguna, yang dapat Anda jadikan 'mata' bagi robot untuk dapat mendeteksi
sumber nyala api, atau mencari bola. Cocok digunakan pada robot fire-fighting dan
soccer robot. Sensor nyala api ini mempunyai sudut pembacaan 60 derajat, dan
beroperasi pada suhu 25 -85 derajat Celcius. Dan tentu saja untuk Anda perhatikan,
bahwa jarak pembacaan antara sensor dan objek yang dideteksi tidak boleh terlalu
dekat, untuk menghindari kerusakan sensor.
14. Sensor Flow Meter
Flow Meter merupakan Sensor yang digunakan untuk mengetahui flow dari
suatu material baik solid maupun liquid. Di Dunia Industri terdapat macam-macam jenis
dari Sensor Flow ini. Untuk Yang Liquid biasanya menggunakan jenis Turbin,
Elektromagnetic, VenturiMeter dan lain-lain. Sedangkan untuk Solid material biasanya
digunakan dari kombinasi beberapa peralatan instrument yang dijadikan Flow Meter,
contohnya Weigh Feeder.
15. Sensor Gas
Sensor Gas merupakan sebuah alat untuk membaca keberadaan bermacam jenis
gas dalam suatu tempat, biasanya sensor ini di gunakan dalam sebuah sistem
keselamatan. Jenis alat sensor ini di gunakan untuk membaca kebocoran gas dan
menghubungkan kepada sebuah sistem pengaturan untuk menutup segala proses yang
menyebabkan atau mengalami kebocoran gas tersebut. Sensor gas juga dapat
membunyikan alarm agar di ketahui oleh pangawas yang berada di sekitar kebocoran
gas tersebut terjadi agar para pekerja yang berada di area tersebut dapat segera
mengadakan evakuasi sehingga mencegah sesuatu hal yang lebih buruk. Alat ini sangat
penting untuk menghindari kejadian-kejadian yang dapat mengancam nyawa pekerja
maupun hewan atau tumbuhan yang berada di sekitar area tersebut, karena beberapa
jenis gas bisa sangat membahayakan.
JENIS-JENIS TRANSDUCER
1. Strain Gage (SG)
Strain gage adalah sebuah transduser yang mengubah suatu pergeseran mekanis
menjadi perubahan tahanan. Strain gage merupakan sebuah alat seperti biskuit tipis, yang
disatukan keberbagai bahan guna mengukur renggangan yang diberikan padanya. Strain
gage metalik (logam) dibuat dari kawat tahanan berdiameter kecil seperti halnya constanta
(paduan tembaga dn nikel), atau di-etsa (etched) dari lembaran-lembaran kawat tipis.
Tahanan dari foil kawat atau logam ini berubah terhadap panjang jika bahan pada gage
disatukan mengalami tarikan atau tekanan (kompresi). Perubahan tahanan ini sebanding
dengan renggangan yang diberikan.
Sensitivitas sebuah strain gage dijelaskan dengan suatu karakteristik yang disebut
faktor gage (K) yang didefinisikan sebagai perubahan satuan tahanan dibagi dengan
perubahan satuan panjang, atau
𝑘 =∆𝑅/𝑅
∆𝑙/𝑙
Keterangan :
K = faktor gage
R = tahanan gage nominal
ΔR = perubahan tahan gage
L = panjang nominal bahan percobaan (kondisi tidak
terenggang)
Δl = perubahan panjang bahan percobaan
Suku Δl / l dalam penyebut persamaan diatas adalah renggangan α, sehingga
persamaan diatas dapat dituliskan sebagai
𝑘 =(∆𝑅/𝑅)
𝛼
Hukum hooke memberikan hubungan antara tegangan tegangan geser dan
renggangan untuk sebuah kurva tegangan geser-renggangan (stress-strain curve) yang linier,
dinyatakan dalam modulus kekenyalan (elastisitas) dari bahan yang dipasang persatuan luas
dan renggangan sebagai perpanjangan benda yang tergeser persatuan luas, ditulis sebagai
𝜎 =𝑆
𝐸
Keterangan :
σ = renggangan, Δl / l (tanpa satuan)
S = tegangan geser, kg/cm2
E = modulus young, kg/cm2
Untuk aplikasinya maka sensor tersebut direkatkan pada permukaan yang akan
dimonitor. Jika benda yang dimonitor bertambah panjang karena ditarik maka sensor
tersebut juga akan turut bertambah panjang . Ini dapat terjadi karena bagian benda yang
dimonitor tersebut adalah bagian yang terlemah; dan pada bagian tersebut sensor
direkatkan secara kuat. perpubahan panjang tersebut proporsional dengan perubahan
resistansinya dan berbanding terbalik dengan diameter kawat.
2. Potensiometer
Transduser potensiometrik adalah sebuah alat elektromekanik yang mengandung
elemen tahanan yang dihubungkan oleh sebuah kontak geser yang dapat bergerak. Gerakan
kontak geser menghasilkan suatu perubahan tahanan yang biasa linier, logaritmis,
eksponensial, dan sebagainya, bergantung pada cara dalam mana kawat tahanan tersebut
digulungkan.
Gambar 1. Potensiometer
3. Alat ukur fluksi dan alat ukur Gauss
Alat ukur fluksi (fluxmeter) menggunakan mekanisme kumparan putar khusus yang
tidak
mempunyai magnet dan potongan kutub. Alat ini ditemapatkan di dalam medan magnet
yang tidak diketahui dan arus lewat melalui alat ukur. Defleksi alat ukur fluksi bergantung
pada besarnya arus dan kekuatan medan magnet yang tidsak diketahui. Besarnya arus dapat
dikontrol dengan sebuah tahanan geser dan dibaca pada sebuah alat ukur untuk defleksi
standar pada alat ukur fluksi berbanding dengan kuat medan magnet, dan pembacaan arus
merupakan indikasi langsung dari kuat medan magnet.
Alat ukur gauss (gaussmeter) bekerja dengan prinsip berbeda. Torsi yang dikeluarkan
oleh induksi magnet terhadap sebuah magnet kecil disetimbangkan oleh torsi pemulih dari
sebuah pegas spiral. Magnet kecil ini dibawa ke dalam pengaruh medan magnet yang tidak
diketahui dan diputar untuk penunjukan maksimal sebuah jarum penunjuk yang tersambung
ke pegas spiral pemulih. Skala instrumen dikalibrasi agar langsung membaca kuat medan
medan magnet dalam gauss ataupun weber.
4. Galvanometer balistik
Defleksi sebuah galvanometer balistik berbanding langsung dengan muatan listrik
yang mengalir melalui kumparannya. Karena muatan dan fluksi dihubungkan oleh sebuah
konstanta kesebandingan, defleksi galvanomewter merupakan ukuran fluksi, sehingga untuk
memeriksa sifat-sifat bahan magnetic, biasanya satu pengukuran fluksi tunggal tidak cukup.
Susunan pengukuran pada gambar 22 memperbolehkan penetuan lup histerisis dari sebuah
sample cincin bahan magnetic dengan mengukur fluksi m dengan sebuah galvanometer
balistik pada nilai gaya magnetisasi yang berlawanan. Lup histerisis diukur dengan cara
berikut :
Sakelar mula-mula ditutup dan arus di dalam kumparan primer disetel oleh R1 ke
suatu nilai maksimal H yang diinginkan. Sakelar S1 dibalik beberapa kali sehingga sample
berada dalam keadaan berputaer dan defleksi galvanometer balistik terbaca. Nilai ratarata
dari pengulangan peengukuran memberikan nilai untuk kerapatan fluksi maksimal B.
sekarang sakelar S2 dibuka yang membuat R2 paralel dengan rangkaian arus dan
menurunkan gaya magnetisasi dalam jumlah yang kecil. Pengurangan dala kerapatan fluksi B,
diperoleh dari defleksi galvanometer dan nilai H yang baru diperoleh dari pembacaan alat
ukur.
Beberapa pengukuiran dilakukan dengan memanipulasi pembalikan sakelar S1
sehingga rata-rata B diperoleh. Sekarang S2 ditutup lagi dan sample dikembalikan ke posisi
mulamula dari magnetisasi maksimal. Sekarang tahanan geser R2 diatur sedikit untuk
mengurangi arus magnetisasi total, dan suatu susunan pengukuran dilakukan, dimulai dari
titik awal dari H paling besar.
5. Transducer induktif
Dalam transducer induktif pengukuran gaya dilakukan dengan mengubah
perbandingan induktansi dari sepasang kumparan atau dengan mengubah induktansi
kumparan tunggal. Dalam masing-masing hal, jangkar feromagenetik yang digerakkan/
digeser oleh gaya yang akan diukur mengubah reluktansi rangkaian magnetik. Perubahan
induktansi yang dihasilkan merupakan ukuran bagi besarnya gaya yang diberikan. Gambar 2
memperlihatkan variasi senjang udara dengan mengubah posisi jangkar. Perubahan
induktansi yang dihasilkan merupakan ukuran bagi besarnya gaya yang diberikan.
(a) Kumparan dobel (b) Kumparan tunggal
Gambar 2. Transducer induktif
6. Linear Variable Difeferntial Transformer (LVDT)
LVDT terdiri dari satu kumparan primer dan dua kumparan skunder yang ditempatkan
pada kedua sisi kumparan primer. Kumparan skunder mempunyai jumlah gulungan yang
sama tetapi mereka dihubungkan secara seri secara berlawanan sehingga gaya gerak listrik
(ggl) yan diindusir didalam kumparan skunder tersebut salin berlawanan LVDT
memanfaatkan perubahan induksi magnit dari kumparan primer ke dua kumparan sekunder.
Dalam keadaan setimbang, inti magnet terletak ditengah dan kedua kumparan sekunder
menerima fluks yang sama. dalam keadaan tidak setimbang, Fluks pada satu kumparan naik
dan yang lainnyaturun. Tegangan yang dihasilkan pada sekunder sebading dengan
perubahan posisi inti magnetic.
Gambar 3. (a). Penampang Transformer Differensial. (b)Diagram Skematik LVDT
Transduser Pasif dan Transduser Aktif
Transduser Pasif (daya dari luar)
Parameter listrik dan
kelas transduser Prinsip kerja dan sifat alat Pemakaian alat
Potensiometer Perubahan nilai tahanan karena posisi kontak bergeser
Tekanan, pergeseran/posisi
Strain gage Perubahan nilai tahanan akibat perubahan
panjang kawat oleh tekanan dari luar Gaya, torsi, posisi
Transformator selisih
(LVDT)
Tegangan selisih dua kumparan primer
akibat pergeseran inti trafo
Tekanan, gaya,
pergeseran
Gage arus pusar Perubahan induktansi kumparan akibat
perubahan jarak plat Pergeseran, ketebalan
Transduser Aktif (tanpa daya luar)
Parameter listrik dan
kelas transduser Prinsip kerja dan sifat alat Pemakaian alat
Sel fotoemisif Emisi elektron akibat radiasi yang masuk pada permukaan fotemisif
Cahaya dan radiasi
Photomultiplier Emisi elektron sekunder akibat radiasi yang masuk ke katode sensitif cahaya
Cahaya, radiasi dan relay sensitif cahaya
Termokopel Pembangkitan ggl pada titik sambung dua logam yang berbeda akibat dipanasi
Temperatur, aliran panas, radiasi
Generator kumparan
putar (tachogenerator)
Perputaran sebuah kumparan di dalam medan magnet yang membangkitkan
tegangan || Kecepatan, getaran
Piezoelektrik Pembangkitan ggl bahan kristal piezo akibat gaya dari luar
Suara, getaran, percepatan, tekanan
Sel foto tegangan Terbangkitnya tegangan pada sel foto akibat rangsangan energi dari luar
Cahaya matahari
Termometer tahanan (RTD)
Perubahan nilai tahanan kawat akibat perubahan temperatur || Temperatur, panas
Hygrometer tahanan Tahanan sebuah strip konduktif berubah terhadap kandungan uap air
Kelembaban relatif
termistor
Penurunan nilai tahanan logam akibat kenaikan temperatur
Suhu
Sumber :
http://electrozone94.blogspot.com/2013/08/jenis-jenis-sensor.html
http://goodarif.wordpress.com/elektronika-dasar/sensor/
http://rezha-19.blogspot.com/2013/11/sensor-gerak-pir-carakerja-sensor-gerak.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Sensor
http://martinciptayogimanurung.blogspot.com/2014/04/jenis -jenis-sensor-dan-
penjelasannya.html
http://wahyudinrempas.blogspot.com/2013/06/makalah-komunikasi-data.html