TUGAS KESENIAN

download TUGAS KESENIAN

of 5

Transcript of TUGAS KESENIAN

TUGAS KESENIAN(Sejarah Tari)

Nama : Nyoman Adiwiguna DeniNo.Absen : 02Kelas: XI IPS1

SMA NEGERI 2 MENGWI

Tari Trunajaya termasuk tarian tunggal yang dipentaskan oleh satu orang penari. Gerakan-gerakan tangan dan tubuh yang ditampilkan gerakan yang bersemangat dan keras, layaknya karakter seorang Teruna (Pemuda) yang beranjak dewasa, penuh emosional dan tingkah lakunya yang ingin menarik hati seorang wanita. Tarian ini berasal dari Buleleng wilayah Bali Utara, digagas oleh Pak Wandres dan disempurnakan oleh I Gede ManikGerakan-gerakan tarian cukup komplek, perlu pemahaman dasar-dasar seni tari, tarian yang lincah dan energik dan agak keras ini biasanya ditarikan oleh seorang wanita. Kreasi tarian ini diciptakan untuk sebuah tari hiburan yang bisa dinikmati saat-saat perayaan tertentu. Bali memang kaya dengan beraneka ragam seni tari, baik itu tarian yang bersifat sakaral, yang dinamakan tari wali, bebali dan balih-balihan (hiburan) termasuk tarian Trunajaya ini. Harapan kita semua tentu menjaga warisan budaya ini dijaga dan dilestarikan dengan baik, agar tidak dimanfaatkan oleh bangsa lain. Definisi Tari Kakebyaran dan perkembangan Tari TerunajayaKakebyaran berasal dari kata kebyar yang mengandung banyak pengertian dan merupakan rangkaina kata dari bahasa Bali yaitu ka-kebyar-an, yang berasal dari kata kebyar, mendapat awalan ka dan akhiran an yang berarti berhubungan dengan. Dengan demikian, kekebyaran dimaksud berhubungan dengan kebyar. Tari kekebyaran meliputi berbagai jenis tarian tunggal, duet, trio, kelompok, dan sendratari. Tari tarian ini dikelompokkan sebagai kekebyaran bukan hanya karena diiringi dengan gamelan Gong Kebyar, namun karena gerakannya yang dinamis dan bernafas kebyar. Secara umum tari kekebyaran dikelompokkan menjadi tari tarian lepas dan sendratari. Yang pertama meliputi tari tarian yang berdurasi pentas relatif pendek, tidak berkaitan antara yang satu dengan lainnya, baik yang bercerita maupun tanpa cerita. Yang kedua meliputi sejumlah seni drama tari, tarian berlakon, yang berdurasi pentas relatif lebih panjang, dan dimainkan oleh banyak orang. (Dibia, 1999 : 46)Tentang kebyar, Moerdowo menyatakan bahwa perkembangan baru dalam seni sudah dimulai sejak tahun 1920, dengan diciptakannya Gong Kebyar. Irama Gong Kebyar lebih dinamis dan sudah mulai bercorak modern. Kemudian I Maria dari Tabanan menciptakan suatu koreografi yang disebut tarian Kebyar. Tarian ini sangat digemari masyarakat, terutama golongan muda dan menyebar keseluruh Bali dengan cepat (Moerdowo,1985:201). Munculnya Gong Kebyar di Kabupaten Buleleng sangat digemari dan mendapat perhatian khusus dari pemerintah Kolonial Belanda. Gong Kebyar yang sangat digemari masyarakat luas telah mendorong munculnya berbagai bentuk tari tarian baru yang mempergunakan gamelan ini sebagai musik iringan tari. Contohnya seperti munculnya tari Trunajaya yang diciptakan oleh Pan Wandres, kemudian disempurnakan kembali oleh I Gede Manik dari Kabupaten Buleleng (Dibia, 1999: 51). Sebagian masyarakat ada yang menyebutkan Tari Terunajaya atau Tari Trunajaya. Namun dikalangan masyarakat umumnya menyebut Tari Trunajaya. Tari yang menggambarkan emosional seorang pemuda ini ditata sangat dinamis dan ekspresif, sesuai dengan karakteristik Gamelan Gong Kebyar tersebut. Kesuksesan Tari Trunajaya yang mampu memikat hati penonton diikuti oleh munculnya beberapa tari baru yang juga diiringi Gamelan Gong Kebyar, seperti Tari Margapati dan Tari Panji Semirang yang diciptakan oleh I Nyoman Kaler pada tahun 1942. Kedua tarian ini merupakan tari bebancihan, yakni tari putra halus yang ditarikan oleh penari perempuan. (Bandem, 1996: 56). Munculnya tari Trunajaya ini mendapat sambutan luar biasa dari masyarakat maupun wisatawan. Hal itu dibuktikan bahwa sejak awal perkembangannya hingga kini tari ini tetap digemari oleh masyarakat maupun wisatawan manca negara.

a) Sinopsis Tari TrunajayaTari Trunajaya adalah suatu tarian yang berasal dari daerah Bali Utara (Buleleng) yang melukiskan gerak gerak seorang pemuda yang menginjak dewasa, sangat emosional, tingkah serta ulahnya senantiasa untuk untuk menarik / memikat hati wanita. Tari Trunajaya termasuk tari putra keras yang biasa ditarikan oleh penari putri. Tari ini semula diciptakan Pan Wandres dalam bentuk kebyar Legong dan kemudian disempurnakan oleh I Gede Manik.

b) Struktur dan Ragam Gerak Tari TrunajayaPEPESON Berjalan kedepan dengan tangan kiri memegang kancut, tangan kanan sirang susu dan memegang kipas Agem pokok Trunajaya(tangan kiri mapah biu dengan jari jari ditekuk kebawah, dan tangan kanan sirang susu) Sledet capung Ngoyod, sambil tangan kanan nabdab gelung Agem kanan dan agem kiri Nyerigsig, nyegut (tangan kiri sirang susu dan tangan kanan nepuk dada), sogok kanan-kiri, ngeseh, tayung kanan Nyegut kiri, (tangan kanan sirang susu dan tangan kiri nepuk dada), sogok kiri-kanan,ngeseh, tayung kanan Agem kanan, ngelayak Tanjek 2x dengan posisi tangan agem pokok Agem kanan, sledet Agem kiri (tangan kiri sirang susu, tangan kanan nepuk dada), sledet Agem kanan (tangan kanan sirang susu, tangan kiri nepuk dada), sledet Maju kaki kiri-kanan, putar penuh Ngeliput, agem kanan, ngeseh, sledet (2x) Ngenjet, nyeregseg, ngepik (arah pojok kanan) Gerakan tangan ke kanan-kiri diikuti mata nyeledet dan hentakan kaki, tangan ngeliput Ngangsel, ngeseh, ngepik, ngocok langse Ngegol diikiti dengan mengambil kancut serta kipas ngeliput Tayog Agem kanan, kaki diangkat bergantian Milpil ke kanan dan ke kiri Buang kipas

PENGAWAK Agem kiri Trunajaya Nyerigsig ke kanan, pindah agem kanan Tayog kanan kiri, ngenjet Nyeregseg kanan kiri, ngumbang Bersimpuh Tangan ke kanan- ke kiri dengan kipas ngeliput, sledet (3x)

PENGECET Berdiri sambil ngeliput, piles kiri-kanan, agem kanan Berjalan ke depan,tutup kipas,putar sambil membuka kipas Ambil kancut, kipas ngeliput, ngegol, sledet, mekecos, agem kanan, sledet ( 3x)

PEKAAD Ngenjet, nyeregseg kanan kiri Ngumbang sambil memegang kancut Agem kanan, sambil memegang kancut

c) Penari Tari TrunajayaTari Trunajaya termasuk tari babancihan merupakan istilah yang dipakai menyebutkan sekelompok tari tarian Bali yang memiliki karakter antara laki laki dan perempuan. Disamping itu mengandung ungkapan kelaki lakian dengan posisi kaki berjarak dua genggam serta gerak tari dinamis dan gagah. Bentuk tari babancihan yang diciptakan sebagai tarian tunggal ini dapat memperluas wawasan kaum perempuan dalam memilih tarian yang akan dipertunjukkan sesuai dengan tuntutan gender, dalam arti bahwa penari perempuan tidak hanya terbatas membawakan peran jenis perempuan saja, namun peran lawan jenisnya pun cocok pula dibawakannya. Seiring perkembangannya, Tari Trunajaya dapat juga ditarikan oleh lebih dari satu orang penari. Misalnya dalam suatu perlombaan atau acara ngayah di pura.

d) Musik Iringan Tari TrunajayaIringan dalam tari bukan hanya sekedar iringan, tetapi merupakan patrner tari yang tidak boleh ditinggalkan, sehingga harus betul betul digarap agar tercapai keharmonisan. Tari Trunajaya biasanya diiringi oleh gamelan Gong Kebyar. Lamanya waktu sangat berpengaruh pada lamanya iringan musik. Tari Trunajaya dapat ditarikan dengan waktu yang pendek dan panjang. Waktu yang di gunakan dalam sajian Tari Trunajaya pendek kurang lebih 11 menit dari awal mulainya Tari Trunajaya sampai dengan berakhirnya. Waktu yang berkaitan dengan tempo (cepat dan lambat ) dibuat bervariasi, artinya tempo iringan disesuaikan dengan tempo gerak atau sebaliknya. Tempo meliputi tempo lambat, sedang, dan tempo cepat.

e) Tata Busana dan Properti Tari TrunajayaTata Busana sangat memberikan ciri khas bagi tarian tersebut. Busana di buat semenarik mungkin agar dapat memikat daya tarik penonton. Jenis tarian ini menggunakan busana adat laki-laki inovatif dalam bentuk udeng udengan sehingga wajah penari nampak bagus. Properti yang digunakan dalam tarian ini adalah kepet, yang sekarang ini sering disebut dengan kipas.

Tata busana pada Tari Trunajaya adalah sebagai berikut: Kamen/kancut berwarna unggu prada dengan motif wajik Cara penggunaan kamen pada Tari Trunajaya sama halnya seperti pemakaian kain bebancihan pada umumnya yaitu ada sisa kamen di sebelah kiri yang nantinya akan dipakai sebagai kancut. Baju panjang berwarna unggu prada dengan motif mas - masanBaju pada Tari Trunajaya ini sebenarnya hampir sama dengan tari Legong Kuntul yaitu memakai warna unggu, namun perbedaannya terdapat pada motif. Pada Trunajaya memakai motif mas masan, sedangkan pada Legong Kuntul memakai motif bun bunan. Sabuk berwarna kuning pradaPenggunaan sabuk pada Tari Trunajaya, sama dengan penggunaan sabuk pada tari tarian pada umumnya, yaitu dililitkan pada badan penari. Biasanya penggunaan sabuk ini dimulai dari bawah (pinggang) sampai atas (dada). Memakai Ampok ampokAmpok ampok yang dipakai dalam Tari Trunaja ini sama dengan ampok ampok yang dipakai dalam tari tarian lainnya. Ampok ampok dipasang pada pinggang penari. Memakai simping kulitPenggunaan simping pada Tari Trunajaya sama halnya dengan penggunaannya pada Tari Legong, yaitu dipasang untuk menutupi bahu kanan dan kiri. Tutup dada berwarna hitamTutup dada dipasang diatas simping, yang berfungsi untuk mengikat simping agar tidak lepas. Memakai badongDalam tarian ini menggunakan badong lancip dan penggunaannya sama dengan tari lainnya yaitu dipasang pada leher penari. Memakai gelang kana atas Pemakaian gelang kana ini dipasang pada bagian atas tangan (lengan) Memakai gelang kana bawahPemakaian gelang kana ini dipasang pada bagian bawah tangan (pergelangan tangan)

UdengPemakaian udeng pada Tari Trunajaya berbeda dari tari tarian lainnya. Pemakaiannya dikemas sedemikian rupa oleh penggarap sehingga mempunyai ciri khas tersendiri.

f) Tata Rias Tari TrunajayaTata rias pada dasarnya diperlukan untuk memberikan tekanan atau aksentuasi bentuk dan garis-garis muka sesuai dengan karakter tarian. Tari Trunajaya ini menggunakan rias wajah putra halus. Pada Tari Trunajaya ini sudah menggunakan rias pentas atau panggung dengan menggunakan eyeshadow berwarna kuning, merah dan biru serta pemakaian alis yang agak tinggi dari riasan tari putri serta menggunakan taling kidang.

Hiasan kepala yang dipakai dalam Tari Trunajaya ini adalah Memakai Udeng Memakai garuda mungkur (dibagian belakang) Memakai satu bunga sandat Memakai bunga kuping (bunga merah dan bunga putih) Menggunakan rumbing

g) Tempat Pementasan Tari Trunajaya termasuk kedalam jenis tari hiburan sehingga dapat dipentaskan dimana saja. Misalnya di halaman pura, di lapangan atau panggung tertutup/terbuka, dan di tempat tempat lainnya.