Tugas Kelompok 4 Kasus 3&4 Rch

24
Kelompok 4 (kasus 3 dan 4) Nama kelompok : 1. Dewi Nina Arifa (09110765) 2. Fertiana Sari (09110773) 3. Hervina (09110777) 4. Maulida Wulansari (09110793) 5. Maximus Manuel (09110794) 6. Richardus M.Anapah (09110804) 7. Ridha Rachmathiany (09110806) Scenario Kasus 3 “Seorang anak perempuan,9 Tahun,diantar oleh Ibunya ke Poliklinik Mata dengan keluhan sulit membaca tulisan di papan tulis.kakak dan ibunya memakai kaca mata” MIOPI PENDAHULUAN Jumlah penderita rabun jauh (miopi/myopia) semakin meningkat. Penyebabnya adalah pola hidup yang salah dan faktor keturunan.Biasanya rabun jauh lebih banyak menyerang orang kota daripada orang desa. Hal itu terkait dengan aktivitas keseharian yang berbeda. Orang kota cenderung berkutat dengan televisi, computer, game dan sebagainya yang tidak menuntut daya akomodasi mata yang besar sedangkan di desa masih belum banyak hal seperti itu dan kebanyakan bekerja sebagai petani yang mana daya akomodasi mata jauh diperlukan untuk mengolah dan mengawasi lahan , sehingga resiko rabun jauh pun kecil.

Transcript of Tugas Kelompok 4 Kasus 3&4 Rch

Page 1: Tugas Kelompok 4 Kasus 3&4 Rch

Kelompok 4

(kasus 3 dan 4)

Nama kelompok :

1. Dewi Nina Arifa (09110765)2. Fertiana Sari (09110773)3. Hervina (09110777)4. Maulida Wulansari (09110793)5. Maximus Manuel (09110794)6. Richardus M.Anapah (09110804)7. Ridha Rachmathiany (09110806)

Scenario Kasus 3

“Seorang anak perempuan,9 Tahun,diantar oleh Ibunya ke Poliklinik Mata dengan keluhan sulit membaca tulisan di papan tulis.kakak dan ibunya memakai kaca mata”

MIOPI

PENDAHULUAN

Jumlah penderita rabun jauh (miopi/myopia) semakin meningkat. Penyebabnya adalah pola hidup yang salah dan faktor keturunan.Biasanya rabun jauh lebih banyak menyerang orang kota daripada orang desa. Hal itu terkait dengan aktivitas keseharian yang berbeda. Orang kota cenderung berkutat dengan televisi, computer, game dan sebagainya yang tidak menuntut daya akomodasi mata yang besar sedangkan di desa masih belum banyak hal seperti itu dan kebanyakan bekerja sebagai petani yang mana daya akomodasi mata jauh diperlukan untuk mengolah dan mengawasi lahan , sehingga resiko rabun jauh pun kecil.

Page 2: Tugas Kelompok 4 Kasus 3&4 Rch

Bagian-bagian mata

Mata mempunya 3 lapisan dinding, yaitu sklera, koroid dan retina. Sklera mempunyai fungsi melindungi bola mata dari gangguan. Koroid berwarna coklat kehitaman yang berisi banyak pembuluh darah sebagai nutrisi dan oksigen untuk retina. Sedangkan retina sangat peka terhadap sinar, dan mempunyai sel-sel saraf yang berhubungan langsung dengan otak.

A. Pengertian Miopi Miopia disebut rabun jauh karena berkurangnya kemampuan melihat jauh tapi dapat melihat

dekat dengan lebih baik. Miopia terjadi jika kornea (terlalu cembung) dan lensa (kecembungan kuat) berkekuatan lebih atau bola mata terlalu panjang sehingga titik fokus sinar yang dibiaskan akan terletak di depan retina.

Page 3: Tugas Kelompok 4 Kasus 3&4 Rch

B. Etiologi Miopi1.Lensa mata tidak dapat menipis2. Terjadi karena sistem optik yang sangat kuat pembiasannya, sehingga fokus bayangan benda yang dilihat akan jatuh di depan retina3. Jarak terlalu dekat membaca buku, menonton televisi, bermain video games, main komputer, main hp ponsel, dll. Mata yang dipaksakan dapat merusak mata. Pelajari jarak aman aktivitas mata kita agar selalu terjaga kenormalannya.4. Terlalu lama beraktifitas pada jarak pandang yang sama seperti bekerja di depan komputer, di depan layar monitor, di depan mesin, di depan berkas, dan lain-lain. Mata butuh istirahat yang teratur dan sering agar tidak terus berkontraksi yang monoton.5. Tinggal di tempat yang sempit penuh sesak karena mata kurang berkontraksi melihat yang jauh-jauh sehingga otot mata jadi tidak normal. Atur sedemikian rupa ruang rumah kita agar kita selalu bisa melihat jarak pandang yang jauh.6. Kebiasaan buruk yang dapat mengganggu kesehatan mata kita seperti membaca sambil tidur-tiduran, membaca di tempat yang gelap, membaca di bawah sinar matahari langsung yang silau, menatap sumber cahaya terang langsung, dan lain sebagainya.7. Terlalu lama mata berada di balik media transparan yang tidak cocok untuk mata dapat mengganggu kesehatan mata seperti sering kelamaan memakai helm, lama memakai kacamata yang tidak sesuai dengan mata normal kita,dsb.8. Kekurangan gizi. Kekurangan gizi yang dibutuhkan mata juga bisa memperlemah mata sehingga kurang mampu bekerja keras dan mudah untuk terkena rabun jika mata bekerja terlalu diporsir. Vitamin A, betakaroten, ekstrak billberry, alpukat, dan lain sebagainya bagus untuk mata.9. Faktor keturunan dan lingkungan.Jika orang tua mengalami miopi dan menggunakan kacamata, kemungkinan besar keturunannya juga akan terkena miopi. Kalau faktor lingkungan, salah satu penyebabnya adalah terlalu banyak menonton televisi.10. Peningkatan tekanan intraokoler Para ahli yakin bahwa pemanjangan bola mata bukan sebagai akibat dari melemahnya lapisan bola mata, tapi sebagai akibat dari peningkatan tekanan intraokuler.11. Pencahayaan yang kurang

C. Patofisiologi Miopi1.Sumbu aksial mata lebih panjang dari normal (diameter antero-posterior yang lebih

panjang, bola mata yang lebih panjang ) disebut sebagai miopia aksial

2.Kurvatura kornea atau lensa lebih kuat dari normal (kornea terlalu cembung atau lensa

mempunyai kecembungan yang lebih kuat) disebut miopia kurvatura/refraktif

3.Indeks bias mata lebih tinggi dari normal, misalnya pada diabetes mellitus. Kondisi ini

disebut miopia indeks

Page 4: Tugas Kelompok 4 Kasus 3&4 Rch

4. Miopi karena perubahan posisi lensa

Posisi lensa lebih ke anterior, misalnya pasca operasi glaukoma

D. Tanda dan gejala Miopi Kabur melihat benda yang jauh Sakit kepala Cenderung memicingkan mata bila melihat benda yang jauh (untuk mendapatkan efek

pinhole) Selalu ingin melihat dengan mendekatkan benda pada mata, Suka membaca terlalu dekat

E. Macam – Macam MiopiBerdasarkan besar kelainan refraksi, miopi dibagi menjadi 3 yaitu :1. Miopi Ringan : ∫-0,25 D s/d ∫-3,00 D2. Miopi sedang : ∫-3,25 D s/d ∫-6,00 D3. Miopi berat : ∫-6,25 D atau lebih

Berdasarkan perrjalanan klinis , miopi dibagi:1. Miopi simpleks : dimulai pada usia 7 – 9 tahun dan akan bertambah sampai anak berhenti

tumbuh(± 20 tahun).2. Miopi progresif maligna: miopi bertambah secara cepat (± 4,0 D/ tahun) dan sering disertai perubahan vitero-retinal

Ada satu tipe miopi pada anak dengan miopi 10 D atau lebih yang tidak berubah sampai dewasa.

Menurut jenis kelainannya, Vaughan membagi miopi menjadi :

Miopi aksial, dimana diameter antero-posterior dari bola mata lebih panjang dari normal.

Miopi kurvatura, yaitu adanya peningkatan curvatura kornea atau lensa. Miopi indeks, terjadi peningkatan indeks bias pada cairan mata.

Menurut perjalanan penyakitnya, miopia di bagi atas (Ilyas, 2005) :

Miopia stasioner yaitu miopia yang menetap setelah dewasa. Miopia progresif, yaitu miopia yang bertambah terus pada usia dewasa akibat bertambah panjangnya bola mata. Miopia maligna, yaitu keadaan yang lebih berat dari miopia progresif, yang dapat mengakibatkan ablasi retina dan kebutaan.

Berdasarkan penyebab miopia, menurut Sidarta Ilyas :

Page 5: Tugas Kelompok 4 Kasus 3&4 Rch

Miopia refraktif adalah bertambahnya indeks bias media penglihatan, seperti pada katarak. Miopia aksial adalah akibat panjangnya sumbu bola mata, dengan kelengkungan kornea dan lensa yang normal.

Berdasarkan ukuran derajat dapat dibagi atas (Ilyas, 2006):

- Miopia ringan 1-3 dioptri- Miopia sedang 3-6 dioptri- Miopia berat > 6 dioptri

Menurut timbulnya oleh Lendner dibagi atas (Rahman,1992) :

- Kongenital- Infantil- Yuvenil

Secara klinik dan  berdasarkan perkembangan patologi yang timbul pada mata, maka miopi dibagi atas (Ilyas, 2003) :

~ Miopi simple

~ Miopi patologi

F. Penatalaksanaan1.Kacamata Koreksi dengan lensa sferis negatif terlemah yang menghasilkan tajam penglihatan terbaik2.Lensa kontak Untuk : anisometropia Myopia tinggi 3.Bedah refrakstif a. bedah refraktif kornea : tindakan untuk mengubah kurvatura permukaan anterior kornea ( Excimer laser, operasi lasik ) b. bedah refraktif lensa : tindakan ekstraksi lensa jernih, biasanya diikuti dengan implantasi lensa intraokuler

G.Komplikasi 1.Ablatio retina terutama pada miopi tinggi 2.Strabismus

a.esotropia bila miopi cukup tinggi bilateral b.bexotropia pada miopi dengan anisometropia

3.Ambliopia terutama pada miopi dan anisometropia

Page 6: Tugas Kelompok 4 Kasus 3&4 Rch

H.Diagnosa/Cara Pemeriksaan

Refraksi Subyektif Metoda ‘trial and error’ Jarak pemeriksaan 6 meter/ 5 meter/ 20 kaki Digunakan kartu Snellen yang diletakkan setinggi mata penderita Mata diperiksa satu persatu Ditentukan visus / tajam penglihatan masing-masing mata Bila visus tidak 6/6 dikoreksi dengan lensa sferis negatif

Refraksi Obyektifa.Retinoskopi : dengan lensa kerja ∫+2.00 pemeriksa mengamati refleks fundus yang bergerak berlawanan arah dengan arah gerakan retinoskop (against movement) kemudian dikoreksi dengan lensa sferis negatif sampai tercapai netralisasib.Autorefraktometer (komputer)

I.Pencegahan Miopi Pencegahan Miopi meliputi : ~Membaca pada jarak yang benar, 30 cm ~Membaca dalam ruangan yang terang ~Istirahatkan mata anda bila mata anda lelah.

Scenario Kasus 4

Page 7: Tugas Kelompok 4 Kasus 3&4 Rch

“Seorang Laki-laki ,55 Tahun datang ke Poli Mata RSU Gambiran mengeluh penglihatan semakin

kabur disertai penglihatan Kabur,tidak perih,tidak nyeri dan mata tidak merah dari wawancara

pasien dapat membaca dengan jarak dekat sedikit membaik ,dai observasi ada bercak putih

dimanik-manik Mata dan tidak terdapat kotoran pada Mata”

KATARAK

A. Pengertian

Katarak adalah keadaan kekeruhan yang terjadi pada lensa mata yang dapat terjadi akibat hidrasi

(penambahan cairan lensa), denaturasi protein lensa atau dapat juga akibat dari keduanya.

Biasanya mengenai kedua mata dan berjalan progresif. Katarak menyebabkan penderita tidak

bisa melihat dengan jelas karena dengan lensa yang keruh cahaya sulit mencapai retina dan akan

menghasilkan bayangan yang kabur pada retina. Jumlah dan bentuk kekeruhan pada setiap lensa

bervariasi. Katarak dapat terjadi pada saat perkembangan serat lensa berhenti dalam

perkembangan dan telah memulai proses degenerasi.

Katarak merupakan penurunan progresif kejernihan lensa, sehingga ketajaman penglihatan

berkurang (Corwin, 2000).

Page 8: Tugas Kelompok 4 Kasus 3&4 Rch

B.Etiologi

1. Ketuaan ( Katarak Senilis )

Sebagian besar katarak terjadi karena proses degeneratif atau bertambahnya usia seseorang.

Usia rata-rata terjadinya katarak adalah pada usia 60 tahun ke atas.Akan tetapi katarak dapat

terjadi pada bayi karena sang ibu terinfeksi virus pada saat hamil muda.

2. Trauma

Cedera mata dapat mengenai semua umur seperti pukulan keras, tusukan benda, terpotong,

panas yang tinggi, dan bahan kimia dapat merusak lensa mata dan keadaan ini disebut katarak

traumatik.

3. Penyakit mata lain ( Uveitis )

4. Penyakit sistemik ( Diabetes Mellitus )

5. Defek kongenital

C. Manifestasi Klinik Katarak

Page 9: Tugas Kelompok 4 Kasus 3&4 Rch

Biasanya gejala berupa keluhan penurunan tajam pengelihatan secara progresif (seperti rabun jauh memburuk secara progresif). Pengelihatan seakan-akan melihat asap dan pupil mata seakan akan bertambah putih. Pada akhirnya apabila katarak telah matang pupil akan tampak benar-benar putih ,sehingga refleks cahaya pada mata menja di negatif (-).

Bila Katarak dibiarkan maka akan mengganggu penglihatan dan akan dapat menimbulkan komplikasi berupa Glaukoma dan Uveitis. tanda dan Gejala umum penyakit katarak meliputi :

Penglihatan tidak jelas, seperti terdapat kabut menghalangi objek. Peka terhadap sinar atau cahaya.

Dapat melihat dobel pada satu mata.

Memerlukan pencahayaan yang terang untuk dapat membaca.

Lensa mata berubah menjadi buram seperti kaca susu.

D. Fisiologi lensa mata

sesuai dengan kebutuhan sehingga sinar dapat difokuskan pada retina. Perubahan kekuatan

retraksi disebut akomodasi.

2 (dua) faktor yang menentukan dalam akomodasi yaitu:

a.Kemampuan lensa untuk berubah bentuk (menjadi lebih cembung)

b.Kekuatan Fungsi lensa mata memfokuskan sinar pada retina. Pada saat itu kekuatan refraksi

lensa berubah dari muskulus siliaris.

Bila muskulus siliaris relaks, zonula zinn menjadi tegang, diameter antara posterior lensa

menjadi lebih pendek dan kekuatan refraksi berkurang.

Sebaliknya bila muskulus siliaris kontraksi maka ketegangan zonula zinn berkurang, sehingga

bentuk lensa menjadi lebih cembung dan kekuatan refraksi bertambah.

E. Patofisiologi

Dalam keadaan normal transfaransi lensa terjadi karena adanya keseimbangan antara protein

yang dapat larut dengan protein yang tidak dapat larut dalam membran semi permeable.

Apabila terjadi peningkatan jumlah protein yang tidak dapat diserap, mengakibatkan jumlah

protein dalam lensa melebihi jumlah protein pada bagian lain sehingga membentuk massa

transparan ataubbintik kecil di sekitar lensa, membentuk suatu kapsul yang dikenal dengan

katarak.

Page 10: Tugas Kelompok 4 Kasus 3&4 Rch

Terjadinya penumpukan cairan atau degenasi dan desintegrasi pada serabut tersebut

menyebabkan jalannya cahayanya terhambat dan mengakibatkan gangguan penglihatan.

F. Pembagian Katarak

1.Katarak Congenital

Pada umumnya bilateral. Banyak disebabkan oleh virus rubella pada trimester I kehamilan bila

pada pemeriksaan positif rubella, maka operasi sebaiknya ditunda sampai umur 2 tahun karena

Perubahan KumanDegeneratifTrauma

Jumlah proteinKompresi sentral (serat)Perubahan serabut

Membentuk massaDensitas Keruh

Keruh

Pembedahan Katarak

Pre Operasi

- Kecemasan

meningkat

- Kurang

pengetahuan

Post Operasi

- Gangguan rasa

nyaman (nyeri)

- Resiko tinggi

terjadinya infeksi

- Resiko tinggi

terjadinya injuri :

Peningkatan TIO.

Perdarahan

Menghambat jalan cahaya

Penglihatan /Buta

- Gangguan sensori persepsi visual

- Risiko tinggi cidera fisik

Page 11: Tugas Kelompok 4 Kasus 3&4 Rch

virus masih aktif di dalam lensa. Kalau dioperasi akan terjadi endoftalmitis dan mata akan

menjadi rusak. Bila kekeruhan bilateral segera lakukan operasi satu mata dulu kurang dari 6

bulan untuk membentuk visus normal. Sedangkan mata satunya dapat dioperasi setelah umur 2

tahun.

2.Katarak Jevenil

Katarak yang terjadi pada anak-anak sesudah lahir. Katarak ini termasuk ke dalam development

cataract, yaitu kekeruhan lensa yang terjadi pada saat masih terjadi perkembangan serat - serat

lensa sehingga biasanya konsistensinya lembek seperti bubur dan disebut soft cataract.

Biasanya katarak juvenil merupakan bagian dari suatu kejadian penyakit keturunan lain.

3.Katarak Senilis

Katarak senilis ada hubungannya dengan pertambahan umur dan berkaitan dengan proses

ketuaan yang terjadi di dalam lensa. Perubahan yang tampak adalah bertambah tebalnya

nucleus dengan berkembangnya lapisan kortek lensa.

Secara klinik atau proses ketuaan lensa sudah tampak pada pengurangan kekuatan akomodasi

lensa akibat terjadinya skelerosa lensa yang timbul pada decade 4 yang dimanifestasi dalam

bentuk presbiopia:

a. Katarak insipien

Katarak yang tidak seperti bercak-bercak yang membentuk gerigi dengan dasar perifer dan

daerah jernih diantaranya. Kekeruhan biasanya terletak di korteks anterior atau posterior.

Kekeruhan ini pada permulaan hanya tampak bila pupil dilebarkan. Pada stadium ini terdapat

keluhan polidiopia oleh karena indeks refraksi yang tidak sama pada semua bagian lensa. Bila

dilakukan tes bayangan iris (shadow test) akan negatif.

b. Katarak imatur

Pada stadium yang lebih lanjut maka akan terjadi kekeruhan yang lebih tebal. Tetapi tidak atau

belum mengenal seluruh lensa sehingga masih terdapat bagian-bagian yang jernih pada lensa.

Pada stadium ini terjadi hydras korteks yang mengakibatkan lensa menjadi bertambah

cembung. Pencembungan lensa ini akan memberikan perubahan indeks refraksi dimana mata

akan menjadi myopia. Kecembungan ini akan mengakibatkan pendorongan iris ke depan

sehingga bilik mata depan dan sudut bilik mata depan akan lebih sempit.

Page 12: Tugas Kelompok 4 Kasus 3&4 Rch

Pada stadium ini akan mudah terjadi glaucoma sebagai penyulit. Stadium imatur dimana terjadi

kecembungan lensa akibat menyerap air disebut stadium intumesen. Shadow test pada keadaan

ini positif.

c. Katarak matur

Bila proses degenerasi berjalan terus maka akan terjadi pengeluaran air bersama-sama hasil

desintegrasi melalui kapsul. Lensa kehilangan cairan sehingga mengkerut lagi dan kamera okuli

anterior menjadi normal kembali. Kekeruhan lensa sudah menyeluruh warna putih keabu-

abuan. Pada pemeriksaan iris shadow negatif dan fundus refleks negatif.

Pada stadium ini saat yang baik untuk operasi dengan tehnik intra kapsuler (Tehnik Lama).

d. Katarak hipermatur

Merupakan proses degenerasi lanjut lensa sehingga korteks lensa mencair dan dapat keluar

melalui kapsul lensa.

Dapat terjadi 2 kemungkinan :

Lensa menjadi kehilangan cairannya terus sehingga mengkerut dan menipis disebut

SHRUNKEN KATARAK.

Korteks lensa melunak dan mencair, sedangkan nucleus tidak mengalami perubahan,

akibatnya nucleus jatuh disebut MORGANIAN KATARAK. Operasi pada saat ini kurang

menguntungkan karena lebih mudah terjadi komplikasi.

Katarak senilis :

oPaling sering dijumpai

oBiasanya umur lebih dari 50 tahun, tapi kadang-kadang mulai umur 40 tahun

oHampir selalu mengenai kedua mata dengan stadium yang berbeda. Kekeruhan dapat dimulai

dari perifer kortek atau sekitar nucleus.

oGejala utama adalah penglihatan makin lama makin kabur. Sejak mulainya terjadi kekeruhan

sampai matur dibutuhkan waktu beberapa tahun.

oReaksi pupil terhadap cahaya normal.

G. Pemeriksaan

1) Tak ada tanda-tanda radang (hyperemia tak ada)

2) Iluminasi oblik tampak kekeruhan yang keabu-abuan atau putih dengan bayangan hitam

disebut iris shadow.

Page 13: Tugas Kelompok 4 Kasus 3&4 Rch

3) Pemeriksaan dengan optalmoskop tampak warna hitam diatas dasar orange disebut fundus

reflek.

4) Pada katarak yang lebih lanjut, kekeruhan bertambah sehingga iris shadow menghilang dan

fundus reflek menjadi hitam saja (negatif).

H. Pengobatan

Satu-satunya pengobatan untuk katarak adalah pembedahan. Pembedahan dilakukan jika

penderita tidak dapat melihat dengan baik dengan bantuan kaca mata untuk melakukan

kegiatannya sehari-hari. Beberapa penderita mungkin merasa penglihatannya lebih baik hanya

dengan mengganti kaca matanya, menggunakan kaca mata bifokus yang lebih kuat atau

menggunakan lensa pembesar.

Jika katarak tidak mengganggu biasanya tidak perlu dilakukan pembedahan.

Pembedahan katarak terdiri dari pengangkatan lensa dan menggantinya dengan lensa buatan.

1. Pengangkatan lensa

Ada 2 macam pembedahan yang bisa digunakan untuk mengangkat lensa:

- Pembedahan ekstrakapsuler : lensa diangkat dengan meninggalkan kapsulnya.

Untuk memperlunak lensa sehingga mempermudah pengambilan lensa melalui sayatan yang

kecil, digunakan gelombang suara berfrekuensi tinggi (fakoemulsifikasi).

- Pembedahan intrakapsuler : lensa beserta kapsulnya diangkat. Pada saat ini pembedahan

intrakapsuler sudah jarang dilakukan.

2. Penggantian lensa

Penderita yang telah menjalani pembedahan katarak biasanya akan mendapatkan lensa buatan

sebagai pengganti lensa yang telah diangkat.

Lensa buatan ini merupakan lempengan plastik yang disebut lensa intraokuler, biasanya lensa

intraokuler dimasukkan ke dalam kapsul lensa di dalam mata.

Operasi katarak sering dilakukan dan biasanya aman. Setelah pembedahan jarang sekali terjadi

infeksi atau perdarahan pada mata yang bisa menyebabkan gangguan penglihat yang serius.

Untuk mencegah infeksi, mengurangi peradangan dan mempercepat penyembuhan, selama

beberapa minggu setelah pembedahan diberikan tetes mata atau salep.

Untuk melindungi mata dari cedera, penderita sebaiknya menggunakan kaca mata atau pelindung

mata yang terbuat dari logam sampai luka pembedahan benar-benar sembuh.

Page 14: Tugas Kelompok 4 Kasus 3&4 Rch

I. Pencegahan

Pencegahan utama adalah mengontrol penyakit yang berhubungan dengan katarak dan

menghindari faktor-faktor yang mempercepat terbentuknya katarak.

Menggunakan kaca mata hitam ketika berada di luar ruangan pada siang hari bisa mengurangi

jumlah sinar ultraviolet yang masuk ke dalam mata.

Berhenti merokok bisa mengurangi resiko terjadinya katarak.

J. Asuhan keperawatan pada klien dengan katarak

PENGKAJIAN

1 Data Dasar Klien

Neurosensori : gangguan penglihatan (kabur/tidak jelas), sinar terang menyebabkan silau dengan

kehilangan bertahap penglihatan perifer, kesulitan memfokuskan kerja, merasa di ruang gelap,

penglihatan berawan/ kabur, tampak lingkaran cahaya/ pelangi sekitar sinar.

Tanda : tampak kecoklatan atau putih susu pada pupil

peningkatan air mata

Aktivitas/ istirahat : perubahan aktivitas sehubungan dengan gangguan penglihatan

2 Pemeriksaan Diagnostik

Tes ketajaman penglihatan dan sentral penglihatan (kartu Snellen) : mungkin terganggu dengan

kerusakan kornea, lensa, akueus atau vitreus humor, kesalahan refraksi, atau penyakit sistem

saraf atau penglihatan ke retina atau jalan optik.

Lapang penglihatan : menurun

Pengukuran tonografi : mengkaji tekanan intraokuler (Normal : 12-25 mmHg)

Pemeriksaan oftalmoskopi : mengkaji struktur internal okuler, mencatat atrofi lempeng optik,

papiledema, perdarahan retina, mikroaneurisme. Dilatasi dan pemeriksaan belahan-lampu

memastikan diagnosa katarak.

Darah lengkap, laju sedimentasi (LED) : menunjukkan anemia sistemik/ infeksi.

II. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Gangguan Interpretasi terhadap warna berhubungan dengan nukleus okuler menjadi coklat

kekuningan

Resiko Tinggi Infeksi berhubungan dengan prosedur infasiv (pembedahan)

Page 15: Tugas Kelompok 4 Kasus 3&4 Rch

III. PERENCANAAN

1 Tujuan

Mempertahankan penglihatan pada tingkat sebaik mungkin

Pasien mengatasi perubahan situasi dengan tindakan positif

Mencegah infeksi pasca bedah katarak

2 Kriteria Hasil

Pasien dapat meningkatkan ketajaman penglihatan dalam batas situasi individu

Pasien mengenal gangguan sensori dan berkompensasi terhadap perubahan

Pasien dapat meningkatkan penyembuhan luka tepat waktu, bebas drainase purulen, eritema,

demam.

Pasien dapat mengidentifikasi intervensi untuk mencegah/ menurunkan resiko infeksi.

IV. IMPLEMENTASI

Diagnosa 1: Gangguan sensori_perseptual: penglihatan b.d. nukleus okuler menjadi coklat

kekuningan

TINDAKAN/INTERVENSI RASIONAL

Mandiri

Tentukan ketajaman penglihatan, catat apakah satu atau kedua mata terlibat.

Kebutuhan individu dan pilihan intervensi bervariasi sebab kehilangan penglihatan terjadi lambat

dan progresif. Bila bilateral, tiap mata dapat berlanjut pada laju yang berbeda, tetapi biasanya

hanya satu mata diperbaiki perprosedur

Orientasikan pasien terhadap lingkingan, staf, orang lain di areanya. Memberi peningkatan

kenyamanan dan kekeluargaan, menurunkan cemas dan disorientasi pascaoperasi.

Observasi tanda-tanda dan gejala-gejala disorientasi: partahankan pagar tempat tidur sampai

benar-benar sembuh dari anestesia. Terbangun dalam lingkungan yang tidak dikenal dan

mengalami keterbatasan penglihatan dapat mengakibatkan bingung pada orang tua. Menurunkan

resiko jatuh bila pasien bingung/ tak kenal ukuran tempat tidur.

Pendekatan dari sisi yang tak dioperasi, bicara dan menyentuh sering; dorong orang terdekat

tinggal dengan pasien. Memberkan rangsang sensori tepat terhadap isolasi dan menurunkan

bingung.

Perhatikan tentang suram atau penglihatan kabur dan iritasi mata, dimana dapat terjadi bila

menggunakan tetes mata. Gangguan penglihatan/iritasi dapat berakhir 1-2 jam setelah tetesan

Page 16: Tugas Kelompok 4 Kasus 3&4 Rch

mata tetapi secara bertahap menurun dengan penggunaan. Catatan: Iritasi lokal harus dilaporkan

ke dokter, tetapi jangan hentikan penggunaan obat sementara.

Ingatkan pasien menggunakan kacamata katarak yang tujuannya mmemperbesar kurang lebih

25%, penglihatan perifer hilang dan buta titik mungkin ada. Perubahan ketajaman dan kedalaman

persepsi dapat menyebabkan bingung penglihatan/meningkatkan risiko cedera sampai pasien

belajar untuk mengkompensasi.

Letakkan barang yang dibutuhkan/ posisi bel pemanggil dalam jangkauan pada sisi yang tak

dioperasi. Memungkinkan pasien melihat objek lebih mudah dan memudahkan panggilan untuk

penolongan bila diperlukan.

Diagnosa 2: Resti infeksi b. d. proses invasif (pembedahan)

TINDAKAN/INTERVENSI RASIONAL

Mandiri

Diskusikan pentingnya mencuci tangan sebelum menyentuh/mengobati mata.

Menurunkan jumlah bakteri pada tangan, mencegah kontaminasi area operasi.

Gunakan/tunjukkan teknik yang tepat untuk membersihkan mata dari dalam ke luar dengan tisu

basah/bola kapas untuk tiap usapan, ganti balutan, dan masukan lensa kontak bila menggunakan.

Tenik aseptik manurunkan resiko penyebaran bakteri dan kontaminasi silang.

Tekankan pentingnya tidak menyentuh/ menggaruk mata yang dioperasi. Mencegah kontaminasi

dan kerusakan sisi operasi.

Obsrvasi/diskusikan tanda terjadinya infeksi contoh kemerahan, kelopak bengkak, drainase

purulen. Identifikasi tindakan kewaspadaan bila terjadi ISK. Infeksi mata terjadi 2-3 hari setelah

prosedur dan memerlukan upaya intervensi. Asana ISK meningkatkan risiko kontaminasi silang.

Kolaborasi

Berikan obat sesuai indikasi:

Antibiotik (topikal, parenteral, atau subkonjungtival.)

Steroid

Sediaan topikal digunakan secara profilaksis, dimana terapi lebih agresif diperlukan bila terjadi

infeksi. Catatan: Steroid mungkin ditambahkan pada antibiotik topikal bila pasien mengalami

implantasi IOL.

Digunakan untuk menurunkan inflamasi.

Page 17: Tugas Kelompok 4 Kasus 3&4 Rch

Daftar pustaka

James,Bruce, dkk.2006.Oftalmologi.Jakarta:PT. Erlangga

http://www.adipedia.com/rabun-jauh-miopi-penyebab-dan-metode-pengobatannya/

http://exdeath-health.blogspot.com/

http://www.medicalera.com/index.php?option=com_kunena&Itemid=355&func=view&catid=60&id=17#1276

http://arsanasv.co.cc/jenis-katarak-cara-pengobatan

http://optikonline.info/search/macam+macam+katarak

http://putrisayangbunda.blog.com/2010/02/10/askep-katarak/

http://www.indonesiaindonesia.com/f/13178-katarak/

http://repository.ui.ac.id/contents/koleksi/11/01ea47f0778c3774e5f6613aa366998eeb5ec744.pdf.

Page 18: Tugas Kelompok 4 Kasus 3&4 Rch