Tugas Kel 1_plh
-
Upload
yusron-ayang -
Category
Documents
-
view
71 -
download
0
Transcript of Tugas Kel 1_plh
TUGAS KELOMPOK
MATA KULIAH
PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP Dosen Pengampu: Drs. R Ading Pramadi, M.S.
MAKALAH
“PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP”
Disusun oleh :
KELOMPOK 1 PGMI
NO NAMA NIM
1 Dadan Hamdan 1122090150
2 Emi Suhaemi (B) 1122090153
3 Ima Lismayanti 1122090163
4 Lilis Juhaerah 1122090167
5 Utik Nurdiani 1122090177
6 Yuni Ayu Fatimah 1122090183
7 Asep Muslih 1122090146
8 Ahmad Yani 1122090144
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI)
DUAL MODE SYSTEM WILAYAH BANDUNG BARAT FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
2013
Tugas Kelompok 1
"Pendidikan Lingkungan Hidup"
"PGMI_DMS_Wil. Bandung Barat" 2
UIN BANDUNG 2013
JUDUL:
Makalah Presentasi:
“PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP”
Disusun oleh :
KELOMPOK 1 PGMI
NO NAMA NIM
1 Dadan Hamdan 1122090150
2 Emi Suhaemi (B) 1122090153
3 Ima Lismayanti 1122090163
4 Lilis Juhaerah 1122090167
5 Utik Nurdiani 1122090177
6 Yuni Ayu Fatimah 1122090183
7 Asep Muslih 1122090146
8 Ahmad Yani 1122090144
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI) DUAL MODE SYSTEM WILAYAH BANDUNG BARAT
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG 2013
DAFTAR ISI
Tugas Kelompok 1
"Pendidikan Lingkungan Hidup"
"PGMI_DMS_Wil. Bandung Barat" 3
UIN BANDUNG 2013
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT Tuhan semesta alam yang telah memberikan kemudahan dan
kelancaran. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada baginda kita nabi besar
Muhammad SAW beserta keluarga dan para Sohabatnya. Amin.
Dalam kesempatan ini kami mengucapkan trimakasih kepada rekan-rekan yang telah bekerja
sama dalam menyelesaikan Makalah Presentasi ini yang berjudul Pendidikan Lingkungan
Hidup yang insya Allah akan berguna bagi kita semua yang sedang belajar mata kuliah
Pendidikan Lingkungan Hidup. Mudah-mudahan makalah presentasi ini bermanfaat bagi kita
semua amin.
Penulis,
Kelompok 1
Tugas Kelompok 1
"Pendidikan Lingkungan Hidup"
"PGMI_DMS_Wil. Bandung Barat" 4
UIN BANDUNG 2013
DAFTAR ISI JUDUL: ........................................................................................................................................... 2
KATA PENGANTAR .................................................................................................................... 3
DAFTAR ISI ................................................................................................................................... 4
PEMBAHASAN MATERI ............................................................................................................. 5
A. KEPENDUDUKAN DAN PERMASALAHANNYA..................................................... 5
1. Kependudukan .............................................................................................................. 5
Informasi Berita: ..................................................................................................................... 5
2. Permasalahan Penduduk Indonesia .............................................................................. 6
3. Dampak Permasalahan Penduduk Terhadap Pembangunan ....................................... 10
4. Upaya-Upaya Mengatasi Permasalahan Kependudukan ............................................ 11
B. SUMBER DAYA ALAM .............................................................................................. 12
1. Sumber Daya Alam Hutan dan Permasalahannya ...................................................... 13
2. Sumber Daya Alam Laut dan Permasalahannya ........................................................ 14
3. Energi & Sumber Daya Mineral dan Permasalahannya ............................................ 18
C. KESEHATAN LINGKUNGAN HIDUP ....................................................................... 25
1. Pengertian Kesehatan Lingkungan ............................................................................ 25
2. Ruang Lingkup Kesehatan Lingkungan ...................................................................... 25
3. Sasaran Kesehatan Lingkungan ................................................................................. 26
4. Hubungan dan Pengaruh Kondisi Lingkungan Terhadap Kesehatan Masyarakat di
Perkotaan dan Pemukiman ................................................................................................... 31
5. Indikator Peduli Kesehatan Lingkungan .................................................................... 31
D. STRATEGI DAN KEBIJAKAN LINGKUNGAN HIDUP .......................................... 33
1. Kebijakan Kependudukan ........................................................................................... 33
2. Kebijakan Pengelolaan Lingkungan Hidup ............................................................... 33
3. Cakupan Agenda 21 Indonesia: ................................................................................. 34
PENUTUP..................................................................................................................................... 36
DAFTAR ISI
Tugas Kelompok 1
"Pendidikan Lingkungan Hidup"
"PGMI_DMS_Wil. Bandung Barat" 5
UIN BANDUNG 2013
PEMBAHASAN MATERI
A. KEPENDUDUKAN DAN PERMASALAHANNYA
1. Kependudukan
Informasi Berita: 2013 Penduduk Indonesia Diperkirakan 250 Juta Jiwa
REPUBLIKA. Rabu, 17 Juli 2013, 15:58 WIB
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Nasional (BKKBN) Fasli Jalal mengungkapkan pada 2013 ini diperkirakan jumlah penduduk
Indonesia akan bertambah menjadi 250 juta jiwa dengan pertumbuhan penduduk 1,49 persen per
tahun.
"Bertambahnya jumlah penduduk tersebut disebabkan masih tingginya tingkat fertilitas," kata
Fasli pada pembukaan Parenting Education Dalam Rangka Hari Anak Nasional Tahun 2013
Rabu (17/7) di Auditorium BKKBN Jakarta Timur.
Fasli mengungkapkan berdasarkan sensus penduduk tahun 2010 jumlah anak usia dibawah lima
tahun mencapai 22.678.702 jiwa. Angka tersebut merupakan angka yang cukup besar dalam
struktur penduduk Indonesia usia dini.
Keadaan ini, menurut Fasli, tentu memerlukan perhatian yang cukup besar dari seluruh sector
dan lapisan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan anak agar bertambahnya jumlah penduduk
diiringi dengan meningkatnya kualitas generasi bangsa.
"Anak merupakan awal mata rantai manusia yang menentukan kondisi bangsa di masa depan,"
ujar Fasli.
Fasli mengungkapkan saat ini struktur penduduk Indonesia dipengaruhi oleh triple burden di
mana persentase usia sekolah dan balita sebesar 28,87 persen, angkatan kerja 63,54 persen, dan
lansia mencapai 7,59 persen. Dari segi persebaran penduduk belum merata karena masih terpusat
di Pulau Jawa.
Tugas Kelompok 1
"Pendidikan Lingkungan Hidup"
"PGMI_DMS_Wil. Bandung Barat" 6
UIN BANDUNG 2013
Oleh sebab itu ia mengatakan perlu ada langkah konkrit dalam mengatasi permasalahan
demografi tersebut. Salah satunya yaitu dengan mengintensifkan program KB dan bekerja sama
dengan lintas sector. "Dua anak cukup," tuturnya.
Reporter : Fenny Melisa
Redaktur : Djibril Muhammad
2. Permasalahan Penduduk Indonesia
Penduduk adalah mereka yang bertempat tinggal atau berdomisili di dalam suatu wilayah
negara. Penduduk merupakan komponen yang sangat penting dalam suatu wilayah atau negara
Penduduk merupakan potensi, tetapi sekaligus beban bagi suatu daerah.
Jumlah penduduk di Indonesia menempati urutan ke empat didunia. Tingkat pertumbuhan
penduduknya terlalu tinggi. Sebenarnya jumlah penduduk yang tinggi bukanlah suatu masalah,
sebab apabila semua penduduknya memiliki kualitas SDM yang baik maka justru akan
memberikan konstribusi kepada negara.
Masalah kependudukan di Indonesia adalah sebagai berikut:
A. Masalah Penduduk Yang Bersifat Kuantitatif
a. Jumlah penduduk besar
penduduk dalam suatu negara menjadi faktor terpenting dalam pelaksanaan
pembangunan karena menjadi subjek dan objek pembangunan.
manfaat jumlah penduduk yang besar:
1. penyediaan tenaga kerja dalam masalah Sumber Daya Alam
2. mempertahankan keutuhan negara dari ancaman yang berasal dari bangsa lain.
Selain manfaat yang diperoleh ternyata negara Indonesia yang berpenduduk besar, yaitu 4
di dunia menghadapi masalah yang cukup rumit yaitu:
Tugas Kelompok 1
"Pendidikan Lingkungan Hidup"
"PGMI_DMS_Wil. Bandung Barat" 7
UIN BANDUNG 2013
1. Pemerintah harus menjamin terpenuhinya kebutuhan hidupnya. Dengan kemampuan
pemerintah yang masih terbatas masalah ini sulit diatasi sehingga berakibat penduduk yang
mengalami gizi buruk, timbulnya pemukiman kumuh.
2. Penyediaan lapangan kerja, sarana dan prasarana kesehatan dan pendidikan serta fasilitas
sosial lainnya. Dengan kemampuan dana yang terbatas seperti masih banyaknya masalah ini
cukup sulit diatasi, oleh karena itu pemerintah menggalakkan peran serta sektor swasta untuk
mengatasi masalah ini.
b. Pertumbuhan penduduk cepat
Secara nasional pertumbuhan penduduk Indonesia masih relatif cepat, walaupun ada
kecenderungan menurun. Antara tahun 1961 – 1971 pertumbuhan penduduk sebesar 2,1 %
pertahun, tahun 1971 – 1980 sebesar 2,32% pertahun, tahun 1980 – 1990 sebesar 1,98%
pertahun, dan periode 1990 – 2000 sebesar 1,6% pertahun.
Keluarga berencana merupakan suatu usaha untuk membatasi jumlah anak dalam
keluarga, demi kesejahteraan keluarga. Dalam program ini setiap keluarga dianjurkan
mempunyai dua atau tiga anak saja atau merupakan keluarga kecil. Dengan terbentuknya
keluarga kecil diharapkan semua kebutuhan hidup anggota keluarga dapat terpenuhi sehingga
terbentuklah keluarga sejahtera.
Dua tujuan pokok Program Keluarga Berencana yaitu:
Menurunkan angka kelahiran agar pertambahan penduduk tidak melebihi kemampuan
peningkatan produksi.
Meningkatkan kesehatan ibu dan anak untuk mencapai keluarga sejahtera.
c. Persebaran penduduk tidak merata
Persebaran penduduk di Indonesia tidak merata baik persebaran antarpulau, provinsi,
kabupaten, maupun perkotaan dan perdesaan. Akibat dari tidak meratanya penduduk, yaitu luas
lahan pertanian di Jawa semakin sempit. Lahan bagi petani sebagian dijadikan pemukiman dan
industri. Sebaliknya, banyak lahan di luar pulau Jawa belum dimanfaatkan secara optimal karena
kurangnya sumber daya manusia. Sebagian besar tanah di luar pulau jawa dibiarkan begitu saja
Tugas Kelompok 1
"Pendidikan Lingkungan Hidup"
"PGMI_DMS_Wil. Bandung Barat" 8
UIN BANDUNG 2013
tanpa ada kegiatan pertanian. Keadaan demikian tentunya sangat tidak menguntungkan dalam
melaksanakan pembangunan wilayah dan bagi peningkatan keamanan negara.
Faktor-faktor yang menyebabkan tingkat migrasi ke pulau Jawa, antara lain:
1. Sebagai pusat pemerintahan
2. Sebagian besar tanahnya merupakan tanah vulkanis yang subur
3. Merupakan pusat kegiatan dan industri banyak tersedia lapangan kerja
4. Tersedia berbagai jenjang dan jenis pendidikan
5. Memiliki sarana komunikasi yang lancar
Urbanisasi yang terus terjadi menyebabkan terjadinya pemusatan penduduk di kota yang
luas wilayahnya terbatas. Pemusatan penduduk di kota-kota seperti: Jakarta, Medan, Surabaya,
dan kota-kota besar lainnya menimbulkan dampak buruk terhadap lingkungan hidup seperti:
1. Munculnya pemukiman liar
2. Sungai-sungai tercemar karena dijadikan tempat pembuangan sampah baik dari masyarakat
maupun industri.
3. Terjadinya pencemaran udara dari kendaraan dan industri
4. Timbulnya berbagai masalah seperti: kerampokan, pelacuran dan lain-lain.
Oleh karena dampak yang dirasakan cukup besar maka perlu ada upaya untuk meratakan
penyebaran penduduk di tiap-tiap daerah.
Upaya-upaya tersebut adalah:
1.Pemerataan pembangunan
2. Penciptaan lapangan kerja di tiap-tiap daerah yang jarang penduduknya dan perdesaan.
3. Pemberian penyuluhan kepada masyarakat tentang pengelolaan lingkungan alamnya.
B. Masalah Penduduk Yang Bersifat Kualitatif
a) Tingkat kesehatan penduduk yang rendah
Meskipun telah mengalami perbaikan, tetapi kualitas kesehatan penduduk Indonesia masih
tergolong rendah. Indikator untuk melihat kualitas kesehatan penduduk adalah dengan melihat:
angka kematian dan angka harapan hidup.
Tugas Kelompok 1
"Pendidikan Lingkungan Hidup"
"PGMI_DMS_Wil. Bandung Barat" 9
UIN BANDUNG 2013
Angka kematian yang tinggi menunjukan tingkat kesehatan penduduk yang rendah. Angka
harapan hidup yang tinggi menunjukan tingkat kesehatan pendudukan yang baik. Kualitas
kesehatan penduduk tidak terlepas dari pendapatan penduduk. Semakin tinggi pendapatan
penduduk maka pengeluaran untuk membeli pelayanan kesehatan semakin tinggi. Penduduk
yang pendapatannya tinggi dapat menikmati makanan yang memenuhi kualitas standar makanan
yang sehat.
b) Tingkat pendidikan yang rendah
Tingkat pendidikan bukanlah satu-satunya indikator untuk mengatur kualitas SDM suatu
negara. Kualitas SDM berhubungan dengan produktifitas kerja, orang yang pendidikannya tinggi
diharapkan punya produktivitas yang tinngi. Kenyataan yang terjadi di Indonesia adalah banyak
orang yang berpendidikan tinggi tapi menganggur. Keadaan demikian sungguh sangat
memprihatinkan. Orang yang menganggur menyebabkan bagi orang lain (keluarganya). Tingkat
pendidikan diharapkan berbanding lurus dengan tingkat kesejahteraan. Sehingga pembangunan
dalam bidang pendidikan yang dibangun oleh pemerintah membawa dampak posotif yang
signifikan. terhadap kesejahteraan penduduk.
c). Tingkat kemakmuran yang rendah
Meskipun tidak termasuk negara miskin, jumlah penduduk Indonesia yang hidup dibawah
garis kemiskinan cukup besar. Sebanyak 37,5 juta penduduk Indonesia hidup dibawah garis
kemiskinan menurut standar yang ditetapkan PBB. Kemakmuran berbanding lurus dengan
kualitas SDM semakin tinggi kualitas SDM penduduk. Semakin tinggi pula tingkat
kemakmurannya. Banyak negara yang miskin Sumber Daya Alam tetapi tingkat kemakmuran
penduduknya tinggi. Indonesia dikenal sebagai negara kaya Sumber Daya Alam. Mengapa
banyak penduduk Indonesia yang hidup miskin.
DAFTAR ISI
Tugas Kelompok 1
"Pendidikan Lingkungan Hidup"
"PGMI_DMS_Wil. Bandung Barat" 10
UIN BANDUNG 2013
3. Dampak Permasalahan Penduduk Terhadap Pembangunan
Penduduk adalah objek dan subyek pembangunan. Sebagai objek, penduduk adalah sasaran
pembangunan. Sebagai subyek, penduduk adalah pelaku pembangunan. Peranan penduduk
sebagai subyek menentukan arah dan keberhasilan pembangunan. Potensi dan tantangan
pembangunan ditentukan oleh keadaan riil kependudukan dan Sumber Daya Alam yang dimiliki
oleh suatu negara. Bagaimana potensi dan tantangan pembangunan di Indonesia? Kekayaan
Sumber Daya Alam yang ada di bumi Indonesia sangat besar. Ini merupakan suatu potensi.
Masalahnya adalah sanggupkah penduduk Indonesia mengeksploitasi dan mengelola Sumber
Daya Alam yang melimpah itu? Fakta menunjukkan bahwa eksploitasi Sumber Daya Alam
(penambangan) di Indonesia banyak dilakukan oleh perusahaan asing. Proyek-proyek
pembangunan oleh pemerintah juga sering menggunakan bantuan (assistance) perusahaan asing.
Hal ini disebabkan oleh keterbatasan modal dan teknologi yang dimiliki penduduk Indonesia.
Penguasaan teknologi dan kepemilikan modal terkait dengan kualitas sumber daya manusia
(SDM) penduduk Indonesia. Rendahnya kualitas sumber daya manusia penduduk Indonesia
ditunjukkan dengan GDP perkapita yang relatif rendah. Kualitas sumber daya manusia
penduduk Indonesia yang rendah merupakan penghambat pembangunan. Secara terperinci faktor
kependudukan yang menghambat pembangunan adalah:
1. Rendahnya kualitas SDM penduduk Indonesia
Salah satu indikator kemakmuran suatu negara adalah volume barang dan jasa yang
dihasilkan oleh penduduknya. Untuk memproduksi barang dan jasa diperlukan penguasaan
teknologi dan ilmu pengetahuan. Penguasaan teknologi dan ilmu pengetahuan terkait dengan
kualitas SDM penduduk suatu negara. Jadi kualitas SDM merupakan faktor penentu
kemakmuran. Apa yang dapat dilakukan oleh orang yang tidak memiliki keterampilan dan ilmu
pengetahuan?
2. Pertumbuhan penduduk yang tinggi
Penduduk merupakan potensi sekaligus beban pembangunan. Penduduk yang berkualitas
(produktif) merupakan potensi/kekuatan pembangunan. Sedangkan penduduk dengan kualitas
rendah (non produktif) merupakan beban pembangunan. Pertumbuhan penduduk bagi suatu
Tugas Kelompok 1
"Pendidikan Lingkungan Hidup"
"PGMI_DMS_Wil. Bandung Barat" 11
UIN BANDUNG 2013
negara dapat menjadi kekuatan sekaligus beban. Ini tergantung bagaimana kualitas penduduknya.
Bagi Indonesia, pertumbuhan penduduk yang tinggi merupakan beban pembangunan. Mengapa?
Jumlah penduduk Indonesi saat ini sudah cukup besar. Tetapi kualitas hidupnya
(kemakmurannya) masih rendah. Apabila pertumbuhan penduduk masih tetap tinggi, maka
kualitas hidup (kemakmuran) akan semakin menurun.
4. Upaya-Upaya Mengatasi Permasalahan Kependudukan
Upaya yang telah dilakukan pemerintah untuk mengatasi masalah-masalah tersebut adalah:
No Masalah Kependudukan Upaya Penanggulangan
1 Jumlah penduduk dan
pertumbuhan yang tinggi program Keluarga Berencana (KB)
2 Persebaran dan kepadatan
penduduk yang tidak merata Program Transmigrasi
Pembangunan lebih intensif di Kawasan
Indonesia Timur
3 Tingkat kesehatan yang rendah Pembangunan fasilitas kesehatan seperti Puskesmas Rumah Sakit
Pelayanan kesehatan gratis bagi penduduk
miskin
4 Tingkat pendidikan yang rendah Penyediaan fasilitas pendidikan yang lebih lengkap dan merata di semua daerah di
Indonesia.
Penciptaan kurikulum pendidikan yang sesuai
dengan kebutuhan pasar tenaga kerja
Peningkatan kualitas tenaga pengajar (guru dan dosen) di lembaga pendidikan milik
pemerintah
Penyediaan program pelatihan bagi para pengajar dan pencari kerja
Mempelopori riset dan penemuan baru dalam
bidang IPTEK di lembaga- lembaga
pemerintah
5 Tingkat pendapatan yang rendah Penciptaan perangkat hukum yang menjamin tumbuh dan berkembangnya usaha/investasi
Optimalisasi peranan BUMN dalam kegiatan
perekonomian, sehingga dapat lebih banyak
menyerap tenaga kerja
Penyederhanaan birokrasi dalam perizinan usaha
Pembangunan/menyediakan fasilitas umum (jalan, telepon) sehingga dapat mendorong
kegiatan ekonomi
DAFTAR ISI
Tugas Kelompok 1
"Pendidikan Lingkungan Hidup"
"PGMI_DMS_Wil. Bandung Barat" 12
UIN BANDUNG 2013
B. SUMBER DAYA ALAM
Sumber Daya Alam adalah semua kekayaan berupa benda mati maupun benda hidup yang
berapa di bumi dan dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia.
Ada beberapa macam Sumber Daya Alam yang dapat dimanfaatkan dengan berbagai cara.
Sumber Daya Alam (SDA) dapat diklasifikasikan menurut beberapa hal.
Berdasarkan jenisnya, Sumber Daya Alam dapat diklasifikasikan sebagai berikut.
Sumber Daya Alam Materi, yaitu bila yang dimanfaatkan adalah materi Sumber Daya Alam
tersebut. contoh : siderit, limonit dapat dilebur jadi besi/ baja
Sumber Daya Alam Hayati, ialah Sumber Daya Alam yang berbentuk makhluk hidup, yaitu
hewan dan tumbuhan. Sumber Daya Alam tumbuhan disebut Sumber Daya Alam Nabati dan
Sumber Daya Alam hewan disebut Sumber Daya Alam Hewani.
Sumber Daya Alam Energi, yaitu bila barang yang dimanfaatkan manusia adalah energi
yang terkandung dalam Sumber Daya Alam tersebut.
Sumber Daya Alam Ruang, adalah ruang atau tempat yang diperlukan manusia dalam
hidupnya.
Sumber Daya Alam Waktu, sebagai Sumber Daya Alam, waktu tidak berdiri sendiri
melainkan terikat dengan pemanfaatan Sumber Daya Alam lainnya.
Berdasarkan ketersediaannya, Sumber Daya Alam dapat diklasifikasikan sebagai berikut.
Sumber Daya Alam Yang Dapat Diperbarui
Disebut demikian, karena alam mampu mengadakan pembentukan baru dalam waktu relatif
cepat, secara reproduksi atau siklus.
1) perbaruan dengan reproduksi. Hal ini terjadi pada Sumber Daya Alam Hayati, karena
hewan dan tumbuhan dapat berkembang biak sehingga jumlahnya selalu bertambah.
2) Perbaruan dengan adanya siklus. beberapa Sumber Daya Alam ,misalnya air dan udara
terjadi dalam proses yang melingkar membentuk siklus.
Sumber Daya Alam Yang Tidak Dapat Diperbarui
Sumber Daya Alam ini terdapat dalam jumlah relatif statis karena tidak ada penambahan
atau waktu pembentukan yang lama.
Tugas Kelompok 1
"Pendidikan Lingkungan Hidup"
"PGMI_DMS_Wil. Bandung Barat" 13
UIN BANDUNG 2013
Contoh : bahan mineral, batu bara dll. berdasarkan daya pakai dan nilai konsumtifnya,
Sumber Daya Alam ini dibagi 2, yaitu:
1) Sumber Daya Alam Yang Tidak Cepat Habis. Karena nilai konsumtifnya kecil.
2) Sumber Daya Alam Yang Cepat Habis. karena nilai konsumtif barang tersebut relatif
tinggi.
1. Sumber Daya Alam Hutan dan Permasalahannya
Hutan adalah salah satu komponen lingkungan yang banyak memberi manfaat kepada
kebutuhan hidup manusia. Kebutuhan akan bahan bakar, kayu-kayu untuk bangunan, sebagai
pengatur tata air, stabilisator iklim, pendapatan negara, penghasil oksigen, filter udara kotor,
pengendali banjir dan lainnya adalah macam-macam manfaat yang dapat diperoleh dari
keberadaan hutan.
Pada saat ini keberadaan hutan telah mengalami gangguan-gangguan. Kerusakan ini akibat
dari adanya perambahan oleh penduduk yang ada di sekitar hutan. Adapun latar belakang mereka
melakukan perambahan dari hasil identifikasi dinas terkait, berhubungan dengan adanya krisis
ekonomi yang menimbulkan tekanan ekonomi yang cukup kuat, terbatasnya kesempatan kerja
diluar sektor pertanian, rata-rata pemilikan lahan yang sempit, penegakan hukum terhadap
pelanggar yang lemah dan adanya pemilik modal yang sengaja membiayai usaha tani para
perambah.
Terhadap masalah ini pemerintah telah melakukan upaya-upaya pengendalian dan
pemulihan kembali dengan cara : melakukan kerjasama dengan instansi terkait, seperti LSM dan
Kopotren, melaksanakan reboisasi, membatasi penebangan, mengikutsertakan masyarakat dalam
pelaksanaan penanaman dan pemeliharaannya, melakukan pembinaan, penegakan hukum,
pemberdayaan.
DAFTAR ISI
Tugas Kelompok 1
"Pendidikan Lingkungan Hidup"
"PGMI_DMS_Wil. Bandung Barat" 14
UIN BANDUNG 2013
2. Sumber Daya Alam Laut dan Permasalahannya
Potensi sumber daya kelautan terdiri atas:
Sumber daya dapat diperbarui (ikan dan biota lainnya, terumbu karang, hutan mangrove,
pulau-pulau kecil).
Sumber daya tidak dapat diperbarui (minyak dan gas, bahan tambang dan mineral).
Energi kelautan (gelombang, pasang surut, Ocean Thermal Energy Conversion, angin).
Jasa lingkungan (media transportasi, komunikasi, iklim, keindahan alam, penyerap
limbah).
2.1 Potensi Kelautan dan Perikanan Indonesia
Indonesia berada di posisi 94o 40' BT – 141o BT dan 6o LU – 11o LS, terletak di antara
Samudera Pasifik dan Samudera Hindia; dan antara Benua Asia dan Benua Australia, serta terletak di
atas tiga lempeng aktif yaitu lempeng Indo Australia, Eurasia, dan Pasifik. Sebagai negara kepulauan
terbesar di dunia, Indonesia memiliki sekitar 17.508 pulau, dan garis pantai sepanjang 81.290 km,
yang disatukan oleh laut seluas 5,8 juta km2, dengan wilayah daratan seluas 1.860.359,67 km2. Luas
laut Indonesia dapat dirinci sebagai berikut :
No Perairan Luas (km2)
1. Perairan Kepulauan/Laut
Nusantara
2,3 juta
2. Perairan Territorial 0,8 juta
3. Perairan ZEE Indonesia 2,7 juta
Jumlah 5,8 juta
Berdasarkan konvensi hukum laut United Nations Convention on the Law of the sea
(UNCLOS), perairan dibagi dalam beberapa zona seperti gambar di bawah.
Tugas Kelompok 1
"Pendidikan Lingkungan Hidup"
"PGMI_DMS_Wil. Bandung Barat" 15
UIN BANDUNG 2013
Sebagai negara kepulauan, Indonesia memliki hak terhadap sumber daya alam laut.
Pemanfaatan sumber daya alam berdasarkan konvensi hukum laut (UNCLOS) 1982 seperti berikut.
Tabel 2.1
Pemanfaatan Sumber Daya Alam Berdasarkan Konvensi Hukum Laut (Unclos) 1982
No Bagian Laut Status Hukum Pemanfaatan Sumber Daya Alam
Hak Kewajban
1. Perairan pedalaman Kedaulatan Pemanfaatan
penuh
Konservasi
2. Perairan kepulauan Kedaulatan Pemanfaatan
penuh
Konservasi
Mengakui hak
perikanan
tradisional negara
tetangga
3. Laut territorial Kedaulatan Pemanfaatan
penuh
Konservasi
4. Zona tambahan Yurisdiksi terbatas Pengawasan (sepanjang
berkaitan)
5. Zona Ekonomi Ekslusif - Hak-hak
berdaulat -
Yuridikasi
Pemanfaatan
ekslusif
Konservasi
memberi
kesempatan negara
lain terhadap
surplus perikanan
6. Laut lepas Kebebasan Kebebasan Konservasi
Menghormati hak
orang lain
7. Landas Kontingen Hak-hak berdaulat Pemanfaatan
ekslusif
Memberi sumbangan
dari hasil produksi LK
di luar 200 mil
8. Kawasan dasar laut
internasional
Warisan bersama
umat
Pemanfaatan
bersama
Pemanfaatan bersama
Sumber : Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup, BAPPENAS, 2004
Indonesia memiliki potensi sumber daya perikanan yang sangat besar baik dari segi kuantitas
maupun keanekaragamannya. Potensi lestari (maximum sustainable yield/MSY) sumber daya
perikanan tangkap diperkirakan sebesar 6,4 juta ton per tahun. Sedangkan potensi yang dapat
dimanfaatkan (allowable catch) sebesar 80% dari MSY yaitu 5,12 juta ton per tahun.
Namun demikian, telah terjadi ketidakseimbangan tingkat pemanfaatan sumber daya perikanan
antar kawasan dan antar jenis sumber daya. Di sebagian wilayah telah terjadi gejala tangkap
lebih (over fishing) seperti di Laut Jawa dan Selat Malaka, sedangkan di sebagian besar wilayah
timur tingkat pemanfaatannya masih di bawah potensi lestari.
DAFTAR ISI
Tugas Kelompok 1
"Pendidikan Lingkungan Hidup"
"PGMI_DMS_Wil. Bandung Barat" 16
UIN BANDUNG 2013
2.2. Pemanfaatan Sumberdaya Ikan di Perairan Laut Indonesia serta Permasalahan yang
Muncul.
Untuk memudahkan pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya perikanan, berdasarkan
kesepakatan para pakar, peneliti dan praktisi perikanan maka telah ditetapkan pembagian
wilayah yang dikenal dengan WPP (Wilayah Pengelolaan Perikanan) dengan
mempertimbangkan aspek biologi dan lingkungan sumberdaya ikan.
Beberapa sumber daya alam di wilayah pesisir dan lautan telah mengalami over exploitasi.
Sumberdaya perikanan laut baru dimanfaatkan sekitar 63,49% dari total potensi lestarinya (MSY,
Maximum Suistainable Yield), namun di beberapa kawasan perairan beberapa stok sumberdaya ikan
telah mengalami kondisi tangkap lebih (over fishing). Jenis stok sumberdaya ikan yang telah
mengalami over fishing adalah jenis udang dan ikan karang konsumsi. Udang (hampir mengalami
over fishing di seluruh perairan Indonesia, kecuali Laut Sulawesi, Laut Arafura dan Samudera
Pasifik, serta Samudera Hindia); ikan karang konsumsi (mengalami over fishing di perairan Selat
Malaka, Laut Jawa, Laut Arafura, dan Samudera Hindia); ikan demersal (mengalami over fishing di
perairan Selat Malaka, Selat Makasar, dan Laut Laut Banda); ikan pelagis kecil (mengalami over
fishing di perairan Laut Jawa dan Laut Banda); ikan pelagis besar (mengalami over fishing di
perairan Selat Malaka dan Laut Jawa). Kondisi over fishing ini tidak hanya disebabkan karena tingkat
penangkapan yang melampaui potensi lestari sumberdaya perikanan, tetapi juga disebabkan karena
kualitas lingkungan laut sebagai habitat hidup ikan mengalami penurunan atau kerusakan akibat
pencemaran dan terjadinya degradasi fisik ekosistem perairan sebagai tempat pemijahan, asuhan, dan
mencari makan bagi sebagian besar biota laut tropis.
Permasalahan ini harus segera diperhatikan agar keberlanjutan sumberdaya perikanan Indonesia
tetap dapat terjamin dengan baik. Hal pertama yang harus dilakukan adalah penataan kembali sistem
perikanan nasional dengan tindakan pengelolalaan sumberdaya ikan secara rasional (pembatasan
hasil tangkapan, dan upaya tangkapan). Pengelolaan sumberdaya ikan secara bertahap dan terkontrol,
diikuti dengan monitoring yang seksama demi keberlanjutan sumberdaya ikan yang lestari. Selain
itu, diadakan kegiatan pengawasan, pengendalian, dan pemantauan seksama terhadap armada, alat
tangkap dan nelayan untuk mengurangi resiko kegiatan IUU Fishing yang merugikan negara.
Tugas Kelompok 1
"Pendidikan Lingkungan Hidup"
"PGMI_DMS_Wil. Bandung Barat" 17
UIN BANDUNG 2013
Kegiatan ini melibatkan stakeholders termasuk elemen masyarakat melalui Sistem Pengawasan
Masyarakat (Siswasmas).
Prospek pembangunan perikanan dan kelautan Indonesia sangat cerah dan menjadi salah satu
kegiatan ekonomi yang strategis karena Bangsa Indonesia terdiri atas 17.502 buah pulau, dan garis
pantai sepanjang 81.000 km dengan Luas wilayah perikanan di laut sekitar 5,8 juta Km2, yang terdiri
dari perairan kepulauan dan teritorial seluas 3,1 juta Km2 serta perairan Zona Ekonomi Eksklusif
Indonesia (ZEEI) seluas 2,7 juta Km2.
Potensi lestari (maximum sustainable yield/MSY) sumber daya perikanan tangkap Indonesia
sebesar 6,4 juta ton per tahun. Sedangkan potensi yang dapat dimanfaatkan (allowable catch) sebesar
80% dari MSY yaitu 5,12 juta ton per tahun. Namun demikian, telah terjadi ketidakseimbangan
tingkat pemanfaatan sumber daya perikanan antar kawasan dan antar jenis sumber daya. Di sebagian
wilayah telah terjadi gejala tangkap lebih (over fishing) seperti di Laut Jawa dan Selat Malaka,
sedangkan di sebagian besar wilayah timur tingkat pemanfaatannya masih di bawah potensi lestari.
Dalam periode 2003-2007, produksi perikanan tangkap mengalami peningkatan rata–rata per
tahun sebesar 1.32%, yakni dari 4.691.796 ton pada tahun 2003 menjadi 4.942.430 ton pada tahun
2007. Konstribusinya masih didominasi oleh penangkapan ikan di laut. Dalam periode yang sama,
produksi perikanan tangkap di laut meningkat sekitar 1.49% yakni dari 4.383.103 ton pada tahun
2003 menjadi 4.647.730 ton pada tahun 2007, meskipun pada tahun 2004 pernah mengalami
penurunan menjadi 4.320.241 ton. Sedangkan produksi perikanan perairan umum mengalami
penurunan rata-rata sebesar 0.96%, yakni dari 308.693 ton pada tahun 2003 menjadi 294.700 ton
pada tahun 2007
Walaupun wilayah perairan Indonesia memiliki potensi perikanan yang menjanjikan, namun
pemanfaatannya masih kurang maksimal. Diantaranya disebakan oleh Sebagian besar nelayan masih
merupakan nelayan tradisional, armada perikanan yang masih didominasi oleh skala kecil/tradisional
dengan kemampuan IPTEK yang rendah, sumber data perikanan yang kurang memadai, masih
rendahnya kemampuan penanganan dan pengolahan hasil perikanan dan masih banyak permasalahan
lain yang masih belum mendapatkan penanganan yang serius dari departemen terkait.
DAFTAR ISI
Tugas Kelompok 1
"Pendidikan Lingkungan Hidup"
"PGMI_DMS_Wil. Bandung Barat" 18
UIN BANDUNG 2013
3. Energi & Sumber Daya Mineral dan Permasalahannya
3.1. Energi
Sepanjang sejarah, berbagai macam energi terbarukan telah digunakan.
Kayu adalah bahan bakar biomassa paling tua dalam sejarah manusia, yang digunakan
sebagai sumber energi panas lewat pembakaran, bahkan hingga kini masih digunakan.
Kayu bakar digunakan saat memasak dan menghangatkan ruangan sehingga manusia
dapat bertahan di cuaca dingin. Jenis kayu tertentu digunakan khusus untuk mengawetkan
makanan melalui pengeringan atau pengasapan sehingga makanan tidak cepat basi atau
rusak. Kemudian ditemukan bahwa pembakaran parsial dalam kondisi miskin oksigen
(pirolisis) untuk menghasilkan arang, yang dapat memberikan panas lebih banyak dalam
massa yang relatif lebih sedikit dibandingkan kayu kering. Namun, energi ini kurang
efisien karena membutuhkan bahan baku kayu/pohon dalam jumlah besar untuk membuat
arang.
Tenaga Hewan untuk menarik gerobak/kereta dan alat-alat mekanik tradisional. Hewan
seperti kuda, sapi atau kerbau sejak dulu telah dimanfaatkan sebagai tenaga transportasi
dan penggerak pabrik. Hingga kini, di berbagai belahan dunia masih banyak penggunaan
hewan untuk tujuan ini.
Tenaga air akhirnya menggantikan kekuatan hewan untuk pabrik dengan mengubah
energi air (kinetik maupun gravitasi) menjadi energi kinetik rotasi. Hingga saat ini,
tenaga air menyediakan energi listrik terbarukan di seluruh dunia lebih banyak dari
sumber energi terbarukan lainnya.
Lemak hewani, terutama minyak ikan paus sudah lama dibakar sebagai minyak untuk
lampu.
Energi angin telah digunakan selama beberapa ratus tahun. Pada awalnya digunakan pada
kincir angin berukuran besar bagaikan layar dengan empat hingga enam lengan, seperti
Tugas Kelompok 1
"Pendidikan Lingkungan Hidup"
"PGMI_DMS_Wil. Bandung Barat" 19
UIN BANDUNG 2013
yang terlihat di Belanda. Saat ini, desain kincir angin lebih banyak menyerupai pisau
dengan jumlah lengan hanya tiga pada umumnya, seperti yang terlihat di ladang angin di
pegunungan maupun lepas pantai. Saat ini, tenaga angin merupakan sumber energi
dengan pertumbuhan tercepat di dunia.
Tenaga surya sebagai sumber energi dalam sejarah manusia, lebih banyak ditangkap
secara arsitektural sebagai penerangan dalam bangunan, dan pengeringan bahan
pertanian. Dan pada abad ke-20, matahari telah ditangkap secara mekanis memanfaatkan
pergerakan fluida hingga konversi ke energi listrik secara langsung.
3.1.1. Masalah Energi
Beberapa orang tidak menyukai estetika turbin angin atau mengemukakan isu-isu
konservasi alam ketika panel surya besar dipasang di pedesaan. Pihak yang mencoba
memanfaatkan teknologi terbarukan ini harus melakukannya dengan cara yang disukai, misal
memanfaatkan kolektor surya sebagai penghalang kebisingan sepanjang jalan, memadukannya
sebagai peneduh matahari, memasangnya di atap yang sudah tersedia dan bahkan bisa
menggantikan atap sepenuhnya, juga sel fotovoltaik amorf dapat digunakan untuk menggantikan
jendela.
Beberapa sistem ekstrasi energi terbarukan menghasilkan masalah lingkungan yang unik.
Misalnya, turbin angin bisa berbahaya untuk burung yang terbang, sedangkan bendungan air
pembangkit listrik dapat menciptakan penghalang bagi migrasi ikan - masalah serius di bagian
barat laut pasifik yang telah mengurangi populasi ikan salmon. Pembakaran biomassa dan
biofuel menyebabkan polusi udara yang sama dengan membakar bahan bakar fosil, meskipun
karbon yang dilepaskan ke atmosfer ini dapat diserap kembali jika organisme penghasil biomassa
tersebut secara terus menerus dibudidayakan.
Masalah lain dengan banyak energi terbarukan, khususnya biomassa dan biofuel, adalah
sejumlah besar lahan yang dibutuhkan untuk usaha pembudidayaannya.
Tugas Kelompok 1
"Pendidikan Lingkungan Hidup"
"PGMI_DMS_Wil. Bandung Barat" 20
UIN BANDUNG 2013
Masalah lain adalah variabilitas dan persebaran energi terbarukan di alam, kecuali energi
panas bumi yang umumnya terkonsentrasi pada satu wilayah tertentu namun terdapat pada lokasi
yang ekstrim. Energi angin adalah yang tersulit untuk difokuskan, sehingga membutuhkan turbin
yang besar untuk menangkap energi angin sebanyak-banyaknya. Metode pemanfaatan energi air
bergantung pada lokasi dan karakteristik sumber air sehingga desain turbin air bisa berbeda.
Pemanfaatan energi matahari dapat dilakukan dengan berbagai cara, namun untuk mendapatkan
energi yang banyak membutuhkan luas area penangkapan yang besar.
Sebagai perbandingan, pada kondisi standar pengujian di Amerika Serikat energi yang diterima 1
m2 sel surya yang memiliki efisiensi 20% akan menghasilkan 200 watt. Kondisi standar
pengujian yang dimaksud adalah temperatur udara 20 oC dan irradiansi 1000 W/m
2[14][15].
Keragaman geografis juga menjadi masalah signifikan, karena beberapa sumber energi
terbarukan seperti panas bumi, air, dan angin bisa berada di lokasi yang jauh dari penerima
energi listrik; panas bumi di pegunungan, energi air di hulu sungai, dan energi angin di lepas
pantai atau dataran tinggi. Pemanfaatan sumber daya tersebut dalam skala besar kemungkinan
akan memerlukan investasi cukup besar dalam jaringan transmisi dan distribusi serta teknologi
itu sendiri dalam menghadapi lingkungan terkait.
Salah satu kekurangan yang cukup signifikan adalah ketersediaan energi terbarukan di
alam; beberapa dari mereka hanya ada sesekali dan tidak setiap saat (intermittent). Misal cahaya
matahari yang hanya tersedia ketika siang hari, energi angin yang kekuatannya bervariasi setiap
saat, energi air yang tak bisa dimanfaatkan ketika sungai kering, biomassa memiliki masalah
yang sama dengan yang dihadapi dunia pertanian (misal iklim, hama), dan lain-lain. Sedangkan
energi panas bumi bisa tersedia sepanjang waktu.
3.2. Sumber Daya Mineral
Sumber daya mineral (mineral resource) adalah endapan mineral yang diharapkan dapat
dimanfaatkan secara nyata. Sumber daya mineral dengan keyakinan geologi tertentu dapat
berubah menjadi cadangan setelah dilakukan pengkajian kelayakan tambang dan memenuhi
Tugas Kelompok 1
"Pendidikan Lingkungan Hidup"
"PGMI_DMS_Wil. Bandung Barat" 21
UIN BANDUNG 2013
kriteria layak tambang. Mineral adalah senyawa alami yang terbentuk melalui proses geologis.
Istilah mineral termasuk tidak hanya bahan komposisi kimia tetapi juga struktur mineral. Mineral
termasuk dalam komposisi unsur murni dan garam sederhana sampai silikat yang sangat
kompleks dengan ribuan bentuk yang diketahui (senyawaan organik biasanya tidak termasuk).
Ilmu yang mempelajari mineral disebut mineralogi.
Klasifikasi Sumber Daya Mineral dan Cadangan adalah suatu proses pengumpulan,
penyaringan serta pengolahan data dan informasi dari suatu endapan mineral untuk memperoleh
gambaran yang ringkas mengenai endapan itu berdasarkan kriteria : keyakinan geologi dan
kelayakan tambang. Kriteria keyakinan geologi didasarkan pada tahap eksplorasi yang meliputi
survai tinjau, prospeksi, eksplorasi umum dan eksplorasi rinci. Kriteria kelayakan tambang
didasarkan pada faktor-faktor ekonomi, teknologi, peraturan/perundang-undangan, lingkungan
dan sosial (economic, technological, legal, environment and social factor ).
Kegiatan eksplorasi Sumber Daya Mineral di Indonesia
1. Eksplorasi Mangan di Sumbawa Besar, Kabupaten Sumbawa, Provinsi Nusa Tenggara Barat
2. Eksplorasi Mangan di Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi
3. Inventarisasi Endapan Besi Primer di Kabupaten Kota Waringin Barat dan Lamandau,
Provinsi Kalimantan Tengah
4. Inventarisasi Mangan di Kabupaten Manggarai dan Manggarai Barat, Provinsi Nusa
Tenggara Timur
5. Eksplorasi Pasir Besi di daerah Kecamatan Galela Utara, Kabupaten Halmahera Utara,
Provinsi Maluku Utara
6. Eksplorasi Pasir Besi di Kabupaten Manggarai, Provinsi Nusa Tenggara Timur
7. Pedoman Teknis Eksplorasi Bijih Besi Primer
8. Eksplorasi Mineral Logam Tipe Sedex di Daerah Rantau Pandan dan Sekitrnya, Kabupaten
Muara Bungo, Provinsi Jambi
9. Penyelidikan Endapan Mangan di Pulau Doi, Kecamatan Loloda Kepulauan, Kabupaten
Halmahera Utara, Provinsi Maluku Utara
Tugas Kelompok 1
"Pendidikan Lingkungan Hidup"
"PGMI_DMS_Wil. Bandung Barat" 22
UIN BANDUNG 2013
10. Inventarisasi dan Evaluasi Mineral Non Logam di Kabupaten Teluk Wondama dan Teluk
Bintuni, Provinsi Irian Jaya Barat
11. Inventarisasi dan Evaluasi Mineral Non Logam di Kabupaten Seruyan dan Kota Waringin
Timur, Provinsi Kalimantan Tengah
12. Inventarisasi dan Evaluasi Bahan Galian Non Logam di Kabupaten Lampung Tengah dan
Lampung Timur, Provinsi Lampung
13. Inventarisasi dan Evaluasi Mineral Non Logam di Kabupaten Landak dan Sanggau, Provinsi
Kalimantan Barat
14. Inventarisasi dan Evaluasi Mineral Non Logam di Kabupaten Buru dan Seram Bagian
Barat, Provinsi Maluku Utara
15. Inventarisasi dan Evaluasi Mineral Non Logam di Kabupaten Aceh Singkil dan Simeulue,
Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam
16. Inventarisasi dan Evaluasi Bahan Galian Non Logam di Kabupaten Nias dan Nias Selatan,
Provinsi Sumatera Utara
17. Inventarisasi dan Evaluasi Mineral Non Logam di Kabupaten Ogan Komering Ilir, Provinsi
Sumatera Selatan dan Kabupaten Tulang Bawang, Provinsi Lampung
18. Inventarisasi dan Evaluasi Bahan Galian Non Logam di Kabupaten Musi Rawas dan Musi
banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan
19. Kajian Potensi Batuan Ultrabasa di Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Untuk
Menanggulangi Emisi Karbondioksida
20. Inventarisasi dan Penyelidikan Mineral Non Logam di Kabupaten Aceh Selatan, Provinsi
Nanggroe Aceh Darussalam
21. Inventarisasi dan Penyelidikan Bahan Galian Non Logam di Kabupaten Katingan, Provinsi
Kalimantan Tengah
22. Inventarisasi dan Penyelidikan Mineral Non Logam di Kabupaten Melawi, Provinsi
Kalimantan Barat
23. Inventarisasi dan Penyelidikan Bahan Galian Non Logam di Kabupaten Raja Ampat,
Provinsi Irian Jaya Barat
Tugas Kelompok 1
"Pendidikan Lingkungan Hidup"
"PGMI_DMS_Wil. Bandung Barat" 23
UIN BANDUNG 2013
24. Inventarisasi dan Penyelidikan Mineral Non Logam di Kabupaten Sarmi, Provinsi Papua
Jenis Jenis Sumber Daya Mineral diantaranya:
> Logam mulia (Prescious metal) : Emas, Perak, Platina dan Air raksa
> Logam besi (Ferrous metal) : Besi, Nikel, Mangan dan Chrom
> Logam bukan besi (Non-Ferrous metal) : Timah putih, Tembaga dan Bauksit
> Bahan galian industri : Aspal, Belerang dan Asbes
3.3 . Pengelolaan Energi & Sumber Daya Mineral:
1) Efisien / Konservasi : Usaha melindungi, memelihara untuk kelangsungan hidup pada
masa yang akan datang
2) Daur Ulang : Mengolah / mengelola kembali SDA yang usang sehingga dapat
bermanfaat lagi
3) Menghemat energi
Berita: Sekjen KESDM Paparkan Kegiatan Sektor ESDM Serta Permasalahannya
JAKARTA. Bertempat di Gedung Lemhanas Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM
memaparkan kegiatan sektor ESDM serta permasalahan yang menyertainya dihadapan para
pimpinan Pemerintah Daerah yang tergabung dalam Forum Konsolidasi Pimpinan Pemerintah
Daerah, Bupati, Walikota, dan Ketua DPRD Kabupaten/Kota Angkatan III Tahun 2010.
Diharapkan dengan pemaparan ini tercipta sinergi antara Pemerintah Pusat dengan Pemerintah
Daerah.
Dalam kesempatan tersebut Sekretaris Jenderal KESDM, Waryono Karno memaparkan kegiatan
Tugas Kelompok 1
"Pendidikan Lingkungan Hidup"
"PGMI_DMS_Wil. Bandung Barat" 24
UIN BANDUNG 2013
sektor ESDM serta permasalahannya seperti produksi dan konsumsi minyak bumi, pasokan gas
untuk domestik, kelangkaan dan harga BBM wilayah Indonesia Timur, program konversi dan
pembangunan Jaringan Gas Kota, penerapan UU No.4 Tahun 2009 serta krisis listrik dan upaya-
upaya yang dilakukan pemerintah untuk mengatasinya.
Usai pemaparan acara dilanjutkan dengan diskusi terkait sektor ESDM berupa tanya jawab.
Dalam sesi ini pimpinan Pemerintah Daerah mengungkapkan beberapa pertanyaan seperti proses
perijinan untuk pembangunan SPBU, energi allternatif untuk mengatasi kelangkaan listrik pada
daerah terisolir serta Pembangkit Listrik Tenaga panas Bumi (PLTP).
Forum Konsolidasi Angkatan III diikuti sebanyak 48 orang yang terdiri 17 orang Bupati, 2 orang
Wakil Bupati, 4 orang Walikota, 2 orang Wakil Wali Kota, 17 orang Ketua DPRD Kabupaten,
dan 6 orang Ketua DPRD Kota. Forum ini diselenggarakan Lemhanas dalam rangka
mempersiapkan dan memantapkan pimpinan tingkat nasional sehingga tercipta hubungan dan
kerjasama yang sinergis antara pusat dan daerah. (SF)
DAFTAR ISI
Tugas Kelompok 1
"Pendidikan Lingkungan Hidup"
"PGMI_DMS_Wil. Bandung Barat" 25
UIN BANDUNG 2013
C. KESEHATAN LINGKUNGAN HIDUP
1. Pengertian Kesehatan Lingkungan
a. Menurut HAKLI (Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia)
“ Suatu kondisi lingkungan yang mampu menopang keseimbangan ekologi yang dinamis antara
manusia dan lingkungannya untuk mendukung tercapainya kualitas hidup manusia yang sehat
dan bahagia.”
b. Menurut WHO (World Health Organization)
“Suatu keseimbangan ekologi yang harus ada antara manusia dan lingkungan agar dapat
menjamin keadaan sehat dari manusia.”
c. Menurut kalimat yang merupakan gabungan (sintesa dari Azrul Azwar, Slamet Riyadi,
WHO dan Sumengen)
“ Upaya perlindungan, pengelolaan, dan modifikasi lingkungan yang diarahkan menuju
keseimbangan ekologi pd tingkat kesejahteraan manusia yang semakin meningkat.”
2. Ruang Lingkup Kesehatan Lingkungan
Menurut WHO ada 17 ruang lingkup kesehatan lingkungan :
1) Penyediaan Air Minum
2) Pengelolaan air Buangan dan pengendalian pencemaran
3) Pembuangan Sampah Padat
4) Pengendalian Vektor
5) Pencegahan/pengendalian pencemaran tanah oleh ekskreta manusia
6) Higiene makanan, termasuk higiene susu
7) Pengendalian pencemaran udara
8) Pengendalian radiasi
9) Kesehatan kerja
Tugas Kelompok 1
"Pendidikan Lingkungan Hidup"
"PGMI_DMS_Wil. Bandung Barat" 26
UIN BANDUNG 2013
10) Pengendalian kebisingan
11) Perumahan dan pemukiman
12) Aspek kesling dan transportasi udara
13) Perencanaan daerah dan perkotaan
14) Pencegahan kecelakaan
15) Rekreasi umum dan pariwisata
16) Tindakan-tindakan sanitasi yang berhubungan dengan keadaan epidemi/wabah, bencana
alam dan perpindahan penduduk.
17) Tindakan pencegahan yang diperlukan untuk menjamin lingkungan.
Menurut Pasal 22 ayat (3) UU No 23 tahun 1992 ruang lingkup Kesehatan
Lingkungan ada 8 :
1) Penyehatan Air dan Udara
2) Pengamanan Limbah padat/sampah
3) Pengamanan Limbah cair
4) Pengamanan limbah gas
5) Pengamanan radiasi
6) Pengamanan kebisingan
7) Pengamanan vektor penyakit
8) Penyehatan dan pengamanan lainnya : Misal Pasca bencana.
3. Sasaran Kesehatan Lingkungan
Menurut Pasal 22 ayat (2) UU 23/1992
1) Tempat umum : hotel, terminal, pasar, pertokoan, dan usaha-usaha yang sejenis
2) Lingkungan pemukiman : rumah tinggal, asrama/yang sejenis
3) Lingkungan kerja : perkantoran, kawasan industri/yang sejenis.
Tugas Kelompok 1
"Pendidikan Lingkungan Hidup"
"PGMI_DMS_Wil. Bandung Barat" 27
UIN BANDUNG 2013
4) Angkutan umum : kendaraan darat, laut dan udara yang digunakan untuk umum.
5) Lingkungan lainnya : misalnya yang bersifat khusus seperti lingkungan yang berada dlm
keadaan darurat, bencana perpindahan penduduk secara besar-besaran, reaktor/tempat yang
bersifat khusus.
Masalah-masalah Kesehatan Lingkungan di Indonesia
1. Air Bersih
Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya
memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak. Air minum adalah
air yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum.
Syarat-syarat Kualitas Air Bersih diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Syarat Fisik : Tidak berbau, tidak berasa, dan tidak berwarna
b. Syarat Kimia : Kadar Besi : maksimum yang diperbolehkan 0,3 mg/l, Kesadahan
(maks 500 mg/l)
c. Syarat Mikrobiologis : Koliform tinja/total koliform (maks 0 per 100 ml air)
2. Pembuangan Kotoran/Tinja
Metode pembuangan tinja yang baik yaitu dengan jamban dengan syarat sebagai berikut :
a. Tanah permukaan tidak boleh terjadi kontaminasi
b. Tidak boleh terjadi kontaminasi pada air tanah yang mungkin memasuki mata air atau
sumur
c. Tidak boleh terkontaminasi air permukaan
d. Tinja tidak boleh terjangkau oleh lalat dan hewan lain
Tugas Kelompok 1
"Pendidikan Lingkungan Hidup"
"PGMI_DMS_Wil. Bandung Barat" 28
UIN BANDUNG 2013
e. Tidak boleh terjadi penanganan tinja segar ; atau, bila memang benar-benar
diperlukan, harus dibatasi seminimal mungkin.
f. Jamban harus babas dari bau atau kondisi yang tidak sedap dipandang.
g. Metode pembuatan dan pengoperasian harus sederhana dan tidak mahal.
3. Kesehatan Pemukiman
Secara umum rumah dapat dikatakan sehat apabila memenuhi kriteria sebagai berikut :
a. Memenuhi kebutuhan fisiologis, yaitu : pencahayaan, penghawaan dan ruang gerak
yang cukup, terhindar dari kebisingan yang mengganggu.
b. Memenuhi kebutuhan psikologis, yaitu : privacy yang cukup, komunikasi yang sehat
antar anggota keluarga dan penghuni rumah
c. Memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit antarpenghuni rumah
dengan penyediaan air bersih, pengelolaan tinja dan limbah rumah tangga, bebas
vektor penyakit dan tikus, kepadatan hunian yang tidak berlebihan, cukup sinar
matahari pagi, terlindungnya makanan dan minuman dari pencemaran, disamping
pencahayaan dan penghawaan yang cukup.
d. Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan baik yang timbul
karena keadaan luar maupun dalam rumah antara lain persyaratan garis sempadan
jalan, konstruksi yang tidak mudah roboh, tidak mudah terbakar, dan tidak
cenderung membuat penghuninya jatuh tergelincir.
4. Pembuangan Sampah
Teknik pengelolaan sampah yang baik harus memperhatikan faktor-faktor/unsur :
Tugas Kelompok 1
"Pendidikan Lingkungan Hidup"
"PGMI_DMS_Wil. Bandung Barat" 29
UIN BANDUNG 2013
a. Penimbulan sampah. Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi sampah adalah
jumlah penduduk dan kepadatanya, tingkat aktivitas, pola kehidupan/tk sosial ekonomi,
letak geografis, iklim, musim, dan kemajuan teknologi.
b. Penyimpanan sampah.
c. Pengumpulan, pengolahan dan pemanfaatan kembali.
d. Pengangkutan
e. Pembuangan
Dengan mengetahui unsur-unsur pengelolaan sampah, kita dapat mengetahui hubungan
dan urgensinya masing-masing unsur tersebut agar kita dapat memecahkan masalah-
masalah ini secara efisien.
5. Serangga dan Binatang Pengganggu
Serangga sebagai reservoir (habitat dan suvival) bibit penyakit yang kemudian disebut
sebagai vektor misalnya : pinjal tikus untuk penyakit pes/sampar, Nyamuk Anopheles sp
untuk penyakit Malaria, Nyamuk Aedes sp untuk Demam Berdarah Dengue (DBD),
Nyamuk Culex sp untuk Penyakit Kaki Gajah/Filariasis. Penanggulangan/pencegahan
dari penyakit tersebut diantaranya dengan merancang rumah/tempat pengelolaan
makanan dengan rat proff (rapat tikus), Kelambu yang dicelupkan dengan pestisida untuk
mencegah gigitan Nyamuk Anopheles sp, Gerakan 3 M (menguras mengubur dan
menutup) tempat penampungan air untuk mencegah penyakit DBD, Penggunaan kasa
pada lubang angin di rumah atau dengan pestisida untuk mencegah penyakit kaki gajah
dan usaha-usaha sanitasi.
Binatang pengganggu yang dapat menularkan penyakit misalnya anjing dapat
menularkan penyakit rabies/anjing gila. Kecoa dan lalat dapat menjadi perantara
perpindahan bibit penyakit ke makanan sehingga menimbulakan diare. Tikus dapat
Tugas Kelompok 1
"Pendidikan Lingkungan Hidup"
"PGMI_DMS_Wil. Bandung Barat" 30
UIN BANDUNG 2013
menyebabkan Leptospirosis dari kencing yang dikeluarkannya yang telah terinfeksi
bakteri penyebab.
6. Makanan dan Minuman
Sasaran higene sanitasi makanan dan minuman adalah restoran, rumah makan, jasa boga
dan makanan jajanan (diolah oleh pengrajin makanan di tempat penjualan dan atau
disajikan sebagai makanan siap santap untuk dijual bagi umum selain yang disajikan jasa
boga, rumah makan/restoran, dan hotel).
Persyaratan hygiene sanitasi makanan dan minuman tempat pengelolaan makanan
meliputi :
a. Persyaratan lokasi dan bangunan;
b. Persyaratan fasilitas sanitasi;
c. Persyaratan dapur, ruang makan dan gudang makanan;
d. Persyaratan bahan makanan dan makanan jadi;
e. Persyaratan pengolahan makanan;
f. Persyaratan penyimpanan bahan makanan dan makanan jadi;
g. Persyaratan peralatan yang digunakan.
7. Pencemaran Lingkungan
Pencemaran lingkungan diantaranya pencemaran air, pencemaran tanah, pencemaran
udara. Pencemaran udara dapat dibagi lagi menjadi indoor air pollution dan out door air
pollution. Indoor air pollution merupakan problem perumahan/pemukiman serta gedung
umum, bis kereta api, dll. Masalah ini lebih berpotensi menjadi masalah kesehatan yang
sesungguhnya, mengingat manusia cenderung berada di dalam ruangan ketimbang berada
Tugas Kelompok 1
"Pendidikan Lingkungan Hidup"
"PGMI_DMS_Wil. Bandung Barat" 31
UIN BANDUNG 2013
di jalanan. Diduga akibat pembakaran kayu bakar, bahan bakar rumah tangga lainnya
merupakan salah satu faktor resiko timbulnya infeksi saluran pernafasan bagi anak balita.
Mengenai masalah out door pollution atau pencemaran udara di luar rumah, berbagai
analisis data menunjukkan bahwa ada kecenderungan peningkatan. Beberapa penelitian
menunjukkan adanya perbedaan resiko dampak pencemaran pada beberapa kelompok
resiko tinggi penduduk kota dibanding pedesaan. Besar resiko relatif tersebut adalah 12,5
kali lebih besar. Keadaan ini, bagi jenis pencemar yang akumulatif, tentu akan lebih
buruk di masa mendatang. Pembakaran hutan untuk dibuat lahan pertanian atau sekedar
diambil kayunya ternyata membawa dampak serius, misalnya infeksi saluran pernafasan
akut, iritasi pada mata, terganggunya jadual penerbangan, terganggunya ekologi hutan.
4. Hubungan dan Pengaruh Kondisi Lingkungan Terhadap Kesehatan Masyarakat di
Perkotaan dan Pemukiman
Contoh hubungan dan pengaruh kondisi lingkungan terhadap kesehatan masyarakat di
perkotaan dan pemukiman diantaranya sebagai berikut :
1. Urbanisasi >>>kepadatan kota >>> keterbatasan lahan >>>daerah slum/kumuh>>>sanitasi
kesehatan lingkungan buruk
2. Kegiatan di kota (industrialisasi) >>> menghasilkan limbah cair >>>dibuang tanpa
pengolahan (ke sungai) >>>sungai dimanfaatkan untuk mandi, cuci, kakus>>>penyakit
menular.
3. Kegiatan di kota (lalu lintas alat transportasi)>>>emisi gas buang (asap) >>>mencemari
udara kota>>>udara tidak layak dihirup>>>penyakit ISPA.
5. Indikator Peduli Kesehatan Lingkungan
1. Menggunakan Air Bersih untuk kebutuhan sehari-hari
2. Menggunakan jamban yang memenuhi syarat kesehatan
Tugas Kelompok 1
"Pendidikan Lingkungan Hidup"
"PGMI_DMS_Wil. Bandung Barat" 32
UIN BANDUNG 2013
3. Membuang sampah pada tempat yang disediakan
4. Membuang air limbah pada saluran yang memenuhi syarat
5. Mencuci tangan sebelum makan dan sesudah buang air besar.
6. Rumah Tangga Sehat (rumah secara fisik : luas, pencahayaan, ventilasi, memenuhi sarat)
DAFTAR ISI
Tugas Kelompok 1
"Pendidikan Lingkungan Hidup"
"PGMI_DMS_Wil. Bandung Barat" 33
UIN BANDUNG 2013
D. STRATEGI DAN KEBIJAKAN LINGKUNGAN HIDUP
Berdasarkan hasil konferensi Stockholm tahun 1972 maka Strategi Pengembangan
Lingkungan Hidup di Indonesia dituangkan dalam dua kebijakan utama yaitu kebijakan
kependudukan dan kebijakan pengelolaan lingkungan hidup.
1. Kebijakan Kependudukan
Kebijakan kependudukan antara lain:
•Jumlah penduduk
•Kualitas penduduk
•Peningkatan dalam pendidikan, kesehatan, kesejahteraan
•Pemukiman penduduk daerah perkotaan maupun pedesaan
•Peningkatan pengetahuan dan kesadaran terhadap pelestarian lingkungan hidup melalui
pendekatan:-monolitik-integartif
2. Kebijakan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Kebijakan pengelolaan lingkungan hidup meliputi:
•Pengelolaan pertanian
•Pertambangan dan industri
•Pendayagunaan kekayaan laut
•Kegiatan penunjang (ilmu, teknologi, peraturan, sanksi)
Kebijakan tersebut digariskan pelakasanaannya untuk tahap periode pembangunan yaitu dalam
Repelita I –VI.
Untuk strategi pengelolaan dan kebijakan lingkungan hidup mulai Repelita VII hingga 2020
dituangkan dalam Agenda 21 Indonesia.
DAFTAR ISI
Tugas Kelompok 1
"Pendidikan Lingkungan Hidup"
"PGMI_DMS_Wil. Bandung Barat" 34
UIN BANDUNG 2013
3. Cakupan Agenda 21 Indonesia:
Bagian I : Pelayanan Masyarakat, meliputi berbagai aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan
hidup untuk meningkatkan kualitas masyarakat, antara lain :
●pengentasan kemiskinan
●perubahan pola konsumsi
●dinamika kependudukan
●pengelolaan dan peningkatan kesehatan
●pengembangan perumahan dan pemukiman
●sistem perdagangan global dan lingkungan terpadu
Bagian II : Pengelolaan Limbah, berisi strategi perlindungan global yang ditimbulkan oleh
limbah global dan nasional, meliputi :
● perlindungan atmosfer
● pengelolaan bahan kimia beracun
● pengelolaan limbah B3
● pengelolaan limbah radioaktif
● pengelolaan limbah padat dan cair
Bagian III : Pengelolaan Sumber Daya Lahan, mencakup pengelolaan sumber daya lahan, hutan,
pertanian, dan air secara berkelanjutan yang meliputi:
● penatagunaan sumber daya tanah
● pengelolaan hutan
● pengembangan pertanian dan pedesaan
● pengelolaan sumber daya air
Bagian IV : Pengelolaan Sumber Daya Alam, yang menguraikan strategi untuk melestarikan
keanekaragaman hayati, bioteknologi dan sumber daya pesisir dan laut
Tugas Kelompok 1
"Pendidikan Lingkungan Hidup"
"PGMI_DMS_Wil. Bandung Barat" 35
UIN BANDUNG 2013
● konservasi keanekaragaman hayati
● pengembangan bioteknologi
● pengelolaan terpadu wilayah pesisir dan lautan
Pada setiap program kebijakan tersebut dijelaskan tentang :
● dasar tindakan yang mengacu pada isue global dan nasional
● tujuan yang akan dicapai
● kegiatan yang direncanakan untuk mencapai tujuan
● sarana untuk pelaksanaan
Disamping itu dibahas pula peranan dan sumbangsih kelompok masyarakat Agenda 21
Indonesia merupakan acuan strategi pembangunan ekonomi, sosial, dan lingkungan hidup hingga
periode tahun 2020.
DAFTAR ISI
Tugas Kelompok 1
"Pendidikan Lingkungan Hidup"
"PGMI_DMS_Wil. Bandung Barat" 36
UIN BANDUNG 2013
PENUTUP
Berbagai kasus lingkungan hidup yang terjadi saat ini sebagian besar bersumber dari
perilaku manusia. Kasus-kasus pencemaran dan kerusakan, seperti di laut, hutan, atmosfer, air
dsb. bersumber dari perilaku manusia yang tidak bertanggung jawab, tidak peduli dan
hanya mementingkan diri sendiri.
Aktivitas manusia dapat menimbulkan dampak utama terhadap lingkungan dan kerusakan
lingkungan mengakibatkan penurunan kualitas kehidupan manusia dan makhluk hidup hidup
lainnya. Manusia perlu memahami pengertian lingkungan hidup, masalah lingkungan hidup,
kependudukan dan permasalahannya, ekologi sebagai dasar pengetahuan lingkungan, asas-asas
lingkungan, sumber daya alam, pencemaran lingkungan, kesehatan dan lingkungan, serta strategi
pengembangan lingkungan hidup
Demikianlah Makalah Presentasi ini mudah-mudahan makalah ini bermanfaat bagi kita
semua amin.
DAFTAR ISI