Tugas Kasus 2 Aml
-
Upload
chandra-wijaya -
Category
Documents
-
view
167 -
download
31
description
Transcript of Tugas Kasus 2 Aml
Pendahuluan
Salah satu upaya untuk mencapai tujuan perusahaan adalah mempertimbangkan dan
menerapkan berbagai strategi dan metode yang digunakan oleh perusahaan secara tepat.
Namun dalam kenyataan, banyak perusahaan yang kurang tepat dalam memilih dan
menetapkan strategi serta metode yang digunakan. Akibatnya perusahaan tersebut dapat
mengalami kemunduran dalam menjalankan bisnisnya. Contohnya dapat dilihat pada
perusahaan John Deere Component Works.
John Deere Compenent Works adalah perusahaan yang tidak up to date dalam menggunakan
metode cost dan salah satu divisinya yaitu Equipment Division bertindak lebih sebagai profit
center dan bukan cost center. Dengan demikian keuntungan untuk perusahaan secara
keseluruhan diabaikan.
Oleh karena itu, perusahaan harus memahami situasi dan perkembangan lingkungan bisnis
agar mampu memilih dan menerapkan strategi dan metode dengan tepat demi kelangsungan
hidup perusahaannya.
Profil
Deere & Company
John Deere, didirikan pada tahun 1837 oleh John Deere pandai besi yang mengembangkan
alat bajak baja pertama yang sukses secara komersial. Selama tahun 1970, Deere
menghabiskan lebih dari satu miliar dollar pada modernisasi pabrik, perluasan usaha dan
perkakas. Selama tiga dekade, Deere mengembangkan lini produknya, membangun pabrik
baru dan menjalankan usaha sesuai dengan kapasitas pabrik, namun tetap tidak mampu
untuk memenuhi permintaan.
Dalam periode yang sama, Deere melakukan diversifikasi terhadap peralatan industri
lainnya seperti konstruksi, utility, dan pertambangan. Pada tahun 1962 Deere mulai
membangun gedung dan traktor perkebunan dan peralatan lainnya.
Pada pertengahan tahun 1980 Deere menjadi perusahaan yang bergerak dalam bidang
pertanian dan perkebunan terbesar di dunia. Di tahun 1980, komoditas pertanian
1 | J o h n D e e r e C o m p o n e n t W o r k s
mengalami penurunan dan oleh karena itu, Deere mengambil beberapa kebijakan yaitu
menurunkan level operasinya, memotong biaya yang memungkinkan, meningkatkan
tekanan untuk mendorong pengambilan keputusan, dan melakukan restrukturisasi. Untuk
meningkatkan volume produksi, Deere ingin agar produksi komponennya memasok untuk
perusahaan dan industri lain.
John Deere Components Works
Selama beberapa tahun, komponen traktor dibuat dan dirakit di pabrik traktor, Waterloo.
Untuk menghasilkan produk lain, pada tahun 1970 Deere berhasil memisahkan komponen
produksi traktor menjadi mesin dan perakitan. Untuk perakitan traktor dan mesin
dipindahkan ke pabrik baru di area Waterloo. Pada akhir tahun ke 10, gedung lama untuk
produksi traktor digunakan untuk memproduksi komponen traktor yang dinamakan John
Deere Component Works (JDCW). JDCW memiliki 3 divisi, yaitu divisi hydraulics, drive trains
division, dan gear dan divisi produk spesial. JDCW didesain untuk menjadi bagian dari
produsen peralatan yang diproduksi Deere, terutama traktor.
Selama tahun 1970, kegiatan operasi dan peralatan JDCW telah dirancang untuk membantu
divisi traktor sebesar 150 unit per hari. Pada pertengahan tahun 1980, JDCW memproduksi
suku cadang kurang dari kebutuhan. Aktivitas volume yang rendah merupakan efek yang
sangat merugikan mesin dan bisnis karena mesin tersebut lebih efisien untuk produksi
bervolume tinggi.
Pembahasan Masalah
Permasalahan yang terjadi di perusahaan yaitu:
1. Penggunaan Standard Costing System yang tidak sesuai dengan nature perusahaan
yang besar dan memproduksi barang yang sangat bervariasi dan tidak mencerminkan
actual cost per unit. Perusahaan menyadari adanya kesalahan dalam menentukan
biaya dengan penggunaan Standard Costing dan beralih menggunakan Activity Based-
Costing, namun hasil yang diperoleh sangat bervariasi, ada yang biayanya menjadi
lebih kecil dan menjadi lebih besar. Sebaiknya John Deere menggunakan system 2 | J o h n D e e r e C o m p o n e n t W o r k s
Activity Based Costing (ABC) karena metode konvesional (tarif tunggal dan
departemental) cenderung kurang akurat dalam membebankan biaya overhead ke
dalam produk ini. Pendekatan konvensional terlalu menyederhanakan proses produksi
suatu produk atau jasa. Produk yang berbeda-beda diasumsikan hanya menggunakan
satu aktivitas pada keseluruhan proses produksi atau pada satu departemen tertentu.
Faktanya, suatu proses produksi membutuhkan banyak aktivitas yang tingkat
konsumsi sumber dayanya juga akan berbeda-beda pada setiap jenis produk, dan
dalam penggunaan aktivitas tersebut belum tentu perbandingannya proposional antar-
aktivitas untuk setiap produk atau jasa. Selain itu, dengan penggunaan system
Activity Based Costing (ABC), juga dapat menunjukkan biaya yang sebenarnya untuk
setiap aktivitas yang dilakukan perusahaan.
2. Perusahaan menggunakan system transfer pricing dimana setiap divisi yang bertindak
sebagai pembeli dari divisi lain harus membeli dengan full cost. Namun salah satu
divisi John Deere yaitu Equipment Division bertindak sebagai profit center bukan cost
center, karena hanya fokus pada keuntungan divisi dibandingkan keuntungan untuk
perusahaan secara keseluruhan. Sehingga dapat menyebabkan permasalahan bagi
divisi yang seharusnya bertindak sebagai penjual ke divisi Equipment Division
dikarenakan Equipment Division lebih memilih membeli dari pihak luar.
3 | J o h n D e e r e C o m p o n e n t W o r k s
Analisis Permasalahan
4 | J o h n D e e r e C o m p o n e n t W o r k s
5 | J o h n D e e r e C o m p o n e n t W o r k s
6 | J o h n D e e r e C o m p o n e n t W o r k s
ABC
No Activityactivity cost
poolcost driver
Cost driver
quantity
Pool
Rate
1Direct labor
support 1,898,000
total direct labor
dollars 1,714,000 111%
2Machine
Operation 4,045,000 Machine Hours 242,000 $16.70
3 setup hours 1,111,000
estimated
number of setup
hours
32,900 $33.80
4Production
order activity 817,000
annual
production
orders
7,150 $114
5Materials
Handling 303,000
the number of
loads 15,600 $19.42
6Parts
Administration 999,000 parts in system 2,050 $487
7General and
administrative 998,000 Value Added 10,887,000 9.10%
Total 10,171,000
STANDARD COST
No Standard Total
Overhead
Overhead
base
Overhead
Rate
1Direct
Labor 3,501,000 1,714,000 205%
2Machine
Hours 6,670,000 242,000 $27.56
Total 10,171,000
7 | J o h n D e e r e C o m p o n e n t W o r k s
STANDARD VERSUS ABC COSTING FOR PART A103
STANDARD METHOD
Total Cost = Direct Labor + Direct Materials + Overhead
Direct Labor = .185 labor hours x 12.76/hr = 2.36
Direct Materials = 6.44
Overhead = Direct + Period
Direct Labor OH = 2.05 x .185 x 12.76 = 4.89
Machine Hours OH = 27.56 x .310 = 8.54
Materials Handling OH = .097 x 6.44 = 0.62
Total Cost (per 100 parts) $22.88
ABC METHOD
Total Cost = Direct Labor + Direct Materials + Overhead
Direct Labor = .185 x 12.76 = 2.36
Direct Materials = 6.44
Overhead:
Labor Support OH = 1.11 x .185 x 12.76 = 2.62
Machine Operation OH = (8.99 + 6.71) x .031 = 5.15
Machine Setup OH = (33.76 x 4.2 x 2) / 80 = 3.54
Production Order OH = (114.27 x 2) / 80 = 2.86
Materials Handling OH = 19.42 x 4 = 0.97
Parts Admin. = (487 x 0.176) / 80 = 1.07
General and Admin. = (.091 x (2.36 + 16.21)= 1.69
Total Cost (per 100 parts) $32.21
8 | J o h n D e e r e C o m p o n e n t W o r k s
Kesimpulan
1. Menggunakan Activity Based Costing untuk perusahaan yang memiliki banyak
produk dan variasinya lebih mencerminkan biaya yang sesungguhnya dibandingkan
Standard Cost.
2. Setiap divisi seharusnya tidak memikirkan keuntungan divisinya sendiri tetapi lebih
memikirkan profit perusahaan secara keseluruhan.
9 | J o h n D e e r e C o m p o n e n t W o r k s
Daftar Pustaka
- Hilton, Ronald and Avid E. Platt, Managerial Accounting: Creating Value in a Dinamyc Business Environment, 9th Edition: McGraw-Hill (2011)
- John Deere Component Works case
10 | J o h n D e e r e C o m p o n e n t W o r k s